PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II"

Transkripsi

1 PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II TRANSFORMATOR Transformator digunakan untuk mengubah tegangan. Penggunaan di Laboratorium umumnya untuk menurunkan tegangan listrik PLN 110 atau 220 volt menjadi tegangan AC 6 atau 12 volt, dipakai step down transformator. Untuk menaikkan tegangan sebelum tegangan listrik dikirim ketempat yang pemakaiannya digunakan transformator step up. Maksud dari menaikkan tegangan adalah untuk mengurangi kehilangan energi karena melalui tahanan yang besar. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Kehilangan energi adalah = i. R, dengan menaikkan tegangan V, arus i kehilangan energi akan berkurang. VOLT-METER DAN AMPERE-METER Yang perlu diperhatikan adalah memperbesar jangkauan ukur. Dengan jangkauan ukur tertentu suatu pengukuran tahanan dapat diperbesar. Misalkan tahanan dalam pengukuran tegangan = r Ohm dan bahwa dengan tahanan muka R akan diperbesar a kali: L R V V V V L Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 1

2 MEMPERBESAR JANGKAUAN UKUR VOLT-METER Ohm: Buat simpangan yang sama, maka arus i melalui pengukuran sama dengan hukum R r R i V R a R ( a 1) r a V R r Misalkan r = 100 Ohm dan jangkauan ukur akan diperbesar a = 1000 kali, maka tahanan muka R yang diperlukan adalah 999 r = Ohm dengan suatu tahanan sejajar, maka jangkauan ukur suatu pengukur arus dapat diperbesar a kali. A A 1. V R MEMPERBESAR JANGKAUAN UKUR AMPERE-METER Buat simpangan yang sama, maka arus i melalui pengukuran sama dengan hukum Ohm: i r ( a 1) i R R r a 1 Misalka r = 10 Ohm dan jangkauan amperemeter hendak diperbesar a = 100 kali dengan jajar R, maka R 1 99 r Ohm. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 2

3 TEORI KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN DALAM PERCOBAAN I. PENDAHULUAN Pada percobaan Fisika hasil yang diperoleh biasanya tidak dapat langsung diterima karena harus dipertanggungjawabkan keberhasilan dan kebenarannya. Hal ini disebabkan oleh kemampuan manusia yang terbatas dan ketelitian alat-alat yang digunakan serta mempunyai batas kemampuan tertentu. Dengan kata lain peralatan dan sarana (termasuk waktu) yang tersedia bagi kita membatasi tujuan dan hasil yang dapat dicapai. Hasil percobaan baru dapat diterima apabila harga besaran yang diukur dilengkapi dengan batas-batas penyimpangan dari hasil tersebut, yang disebut sesatan (ketidakpastian). Jika hasil tersebut diketahui penyimpangan terlalu besar maka bila diperlukan percobaan harus diulang kembali dengan berbagai cara misalnya : Mengulang pengukuran beberapa kali yang lebih teliti atau mengganti alat-alat percobaan dengan alat yang lebih baik ketelitiannya. Jadi jelaslah untuk keperluan ini mutlak diperlukan teori sesatan (ketidakpastian). Dengan demikian dapat ditentukan sesatan pada hasil percobaan agar dapat memberi penilaian yang baik. II. KETIDAKPASTIAN PADA PENGUKURAN Kesalahan atau Error dalam suatu percobaan dapat dibagi atau dua golongan yaitu : II.1. Kesalahan Bersistem (Systematic Error) Kesalahan yang bersumber pada alat pengukuran yang dipakai besarannya, kesalahan biasanya konstant sehingga sering sekali dinamakan sebagai kesalahan konstan (Constant Error). Kesalahan Bersistem ini dapat terjadi karena : a. Kesalahan titik nol (Zero Error). b. Kesalahan pada kalibrasi pengukuran. c. Kesalahan orangnya (pengamat), kesalahan ini disebabkan oleh kebiasaan seorang pengamat. Misalnya seorang pengamat sering kali membuat kesalahan karena kedudukan matanya terlalu rendah atau terlalu tinggi sewaktu membaca tinggi kolam air didalam pipa yang tegak. Kesalahan ini disebut : Parallak. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 3

4 d. Terjadinya gesekan dan fatiqua (kesalahan) pada alat karena sering dipakai. e. Kondisi percobaan, jika sebuah alat digunakan dengan kondisi percobaan yang berbeda dengan kondisi sewaktu kalibrasi, akan menghasilkan kesalahan. f. Gangguan teknis : misalnya pada waktu pengukuran terjadi gangguan seperti adanya kebocoran-kebocoran yang akan mengganggu system dan menyebabkan kesalahan. II.2. Kesalahan Random Karena pengulangan pengukuran selalu memberikan hasil yang berbeda-beda, maka harga tersebut juga akan berbeda dengan harga yang sebenarnya. Kesalahan ini dinamakan kesalahan Random atau kesalahan kebetulan, yang terjadi atas : a. Kesalahan penafsiran, kebanyakan alat pengukuran memerlukan suatu penafsiran pada bagian skala tertentu dan penafsiran ini dapat berubah dari waktu kewaktu yang lain. b. Keadaan penyimpangan, seperti suhu, tekanan udara, atau tegangan listrik. c. Gangguan, misalnya : adanya getaran mekanis atau pengaruh putaran motor dari alat listrik. d. Definisi, walaupun proses pengukuran telah sempurna, pengulangan pengukuran yang sama selalu akan memberikan penyimpangan, besaran yang diamati tidak didefinisikan secara tetap. Misalnya : Panjang suatu meja persegi bukanlah suatu besaran yang terdefinisi secara eksak. Hal ini disebabkan bahwa kalau kita teliti, sisi meja tidaklah rata ataupun mungkin tidak tepat sejajar. Sehingga walaupun kita menggunakan alat ukur yang sangat baik untuk mengukur meja tersebut, harga yang diperolah selalu berubah-ubah tergantung penampang panjang yang kita ukur. II.3. Kesalahan-Kesalahan Lain adalah : Kesalahan lain yang tidak termasuk bahasan 1 dan 2 yang perlu diperhatikan Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 4

5 a. Kekeliruan membaca alat atau skala alat dan mengatur kondisi percobaan. Kesalahan ini dapat diatasi dengan cara melakukan percobaan seteliti mungkin atau bila memungkinkan mengulangi percobaan tersebut. b. Kesalahan perhitungan, yaitu kesalahan memasukkan harga atau angka-angka perhitungan, menggunakan kalkulator, menggunakan daftar logaritma dan sebagainya. III. PERHITUNGAN KESALAHAN III.1. Sesatan Taksiran Bila pengukuran dilakukan hanya satu kali biasanya sesatan diambil setengah kali skala terkecil dari alat ukur yang digunakan. Contoh : Menggunakan mistar yang skala terkecil 1 mm, bila tebal plat diukur menghasilkan 50 mm, maka hasilnya dapat ditulis : t = ( 50 0,5 ) mm atau = ( 5,0 0,05 ) x 10 mm t = 0,5 adalah sesatan mutlak (absolut), sedangkan sesatan relatifnya dapat dinyatakan dengan : t = x 100% t 0,5 = x 100% 50 = 1 % III.2. Menentukan Harga Rata-rata (nilai terbaik) dan Sesatannya Misalkan kita melakukan N kali pengukuran didapat hasil sebagai berikut : X 1, X 2, X 3,, X N Untuk mendapatkan nilai yang terbaik (benar) dari pengukuran tersebut adalah merataratakan hasil pengukuran tersebut, yaitu : X N X 1 X X N... ( X N = rata-rata = nilai terbaik), maka simpangan atau deviasi untuk : 2 3 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 5 X N X N N (III.2.1)

6 Harga sesatan rata-rata adalah : X X 1 adalah X 1 = X 1 - X X 2 adalah X 2 = X 2 - X X N adalah X N = X N - X X 1 X X 2 X X N 3 X... X N X X X (III.2.2) N Persamaan (III.2.2) ini disebut deviasi rata-rata. Sedangkan deviasi standar atau simpangan baku semesta X( x ) : didefinisikan sebagai : x V x Dimana V x adalah variasi yang didefinisikan V dengan N menuju tak hingga. Sehingga x dapat dituliskan : dengan N menuju tak hingga. x ( X N N X 2 N ) 2 ( X N X N ) x Vx (III.2.3) N Harga x berada pada pengukuran tak terhingga yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan suatu pendekatan teori samping x dapat diganti dengan S N dinamakan simpangan baku contoh (sample standard deviation). gambaran tentang simpangan X terhadap X o. Sedangkan S N menggambarkan simpangan X terhadap X N maka : X N X yang N memberikan S N ( X N ( N X 1) 2 ) yang dapat diubah menjadi, Dimana N 8 (untuk N = 1 S N tidak mempunyai arti). 2 2 ( X N N X ) S N (III.2.4) ( N 1) Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 6

7 Menurut teori percobaan S N sebenarnya adalah S X N yaitu ketidakpastian pada nilai ratarata contoh X N yang mempunyai harga S X N S N (III.2.5) N Penggantian S N menjadi S X hal ini disebabkan kurva sebaran nilai rata-rata contoh X lebih sempit dari pada kurva sebaran pengukuran tunggal (X 1 ) berarti X yaitu x kita mengulangi pengukuran N kali dengan hasil rata-rata, misalnya X 1 maka ada kepastian 66% X 1 terletak dalam selang X N X didalam praktek percobaan tak terhingga, tak mungkin kita lakukan, jadi X dan X tidak dapat diketahui dan sebagai pengganti terbaik dipakai S N dan Untuk pemakaian selanjutnya digunakan, S seperti diatas. X N X S X N S N N X 2 N N X N( N 1) 2 N (III.2.6) dengan N 8. Apabila X diukur N kali, ada kemungkinan 68% bahwa simpangan nilai rata-rata contoh X terhadap nilai benar X o tidak lebih dari S dengan kata lain ada jaminan 68% X N bahwa X o ada dalam interval X S X N dengan demikian persoalan selesai. Kita tidak dapat mengetahui nilai benar X o dari eksperimen, tetapi dengan mengadakan pengulangan cukup banyak, kita dapat menyodorkan sebagai penggantinya nilai contoh X dan dapat memberikan pernyataan sampai berapa jauh X menyimpang dari X o. Contoh : X = 10,0; 10,2; 10,0; 10,0; 9,8; 10,1; 9,8; 10,3; 9,8; 10,0 Maka nilai terbaik X dan sesatannya ( X X) dapat dicari sebagai berikut : N X N 2 X N 1 10,0 100, ,2 104, ,0 100, ,0 100,00 5 9,8 96, ,1 102,01 7 9,8 96, ,3 106,09 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 7

8 X 9 9,8 96, ,0 100,00 X N = 100,0 X 2 = 1000,26 N X N 100,0 N N 10 10,0 ( X N ) 2 (10,0) 2 100,0 X S X N X 2 N N X N( N 1) 2 N 1000,26 10x100,0 10(10 1) 0, ,05 maka nilai terbaik X = ( 10,00 0,05 ) III.3. Contoh Perhitungan III.3.1. Ketelitian Pengukuran Suatu amperemater mempunyai skala 0 5 A, dengan pembagian skala terkecil 0,1 A. (a). Berapa ketelitian alat itu bila skala pada pengukuran, skala penuh? (b). Dan pada setengah skala? Jawab : (a). I = ½ skala terkecil = ½ x 0,1 A, dan I = 5 A I 0,05 Ketelitian x 100% 1% I 5 (b). I = ½ skala terkecil = ½ x 0,1 A = 0,05 A, dan I = 2,5 A I 0,05 Ketelitian x 100% 2% I 2,5 III.3.2. Sesatan Yang Ditentukan Oleh Skala Alat 1. Tahanan sepotong kawat ditentukan menurut hokum ohm. Hasilnya adalah V = ( 1,0 0,05 ) volt dan I = ( 5,0 0,05 ) ma atau I = ( 5,0 0,05 ) x 10-3 A. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 8

9 Berapakah R? Jawab : V 1,0 R 200ohm 3 I 5,0 x10 R R V V I I R 200 0,05 1,0 0,05 5 R ( 0,05 0,01) x ohm Jadi R = ( ) ohm 2. Pada percobaan tegangan permukaan air digunakan rumus : h 2 g r Bila : r = ( 0,30 0,005 ) mm g = ( 980 2% ) cm/det 2 = 1,0 g/cm 3 dan h = ( 50,0 0,05 ) mm Tentukan : dan Jawab : h 2 g r h g r 2 50,0 x 1,0 x x 0,30 73,50 h h g g r r (tidak mempunyai sesatan) 73,50 0, , ,005 0,30 0,0018 0,0018 x 73,50 0,13 Jadi ( 73,50 0,13) dyne. 3. Sesatan yang paling mempengaruhi S S' Rumus lensa tipis (Gauss) : f S S' Bila S = ( 8,0 0,05 ) cm dan S = ( 24,0 0,05 ) cm Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 9

10 Berapakah ( f f )? Jawab: f S S' S S' 1 f 1 S 1 S' 1 f 1 8,0 f 6,0 cm 1 24,0 f f S S S' S' f (6,0) 0,05 (8,0) 0,05 (24,0) , f 0, x (6,0) 2 0,0312 Jadi f ( 6,00 0,03) cm. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 10

11 I. ELEKTROLISA 1.1. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan tara kimia listrik dan muatan elementer dengan cara elektrolisa ALAT DAN BAHAN 1. Sel elektrolisa larutan CuSO Elektroda tembaga (Cu) Catu daya Amperemeter Pengering elektroda tembaga (Cu) Amplas Neraca Analitis.... Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 11

12 1.3. DASAR TEORI A. Menentukan Tara Kimia Listrik Bila arus listrik (DC) dialirkan melalui sel elektrolit yang berisi larutan garam AB, maka garam tersebut akan terurai sebagai berikut: AB A + + B - Ion yang bermuatan positif akan menempel pada elektroda negatif (katoda). Dengan menimbang katoda sebelum dan sesuadah dialiri arus listrik, maka dapat diketahui jumlah logam yang menempel pada elektroda tersebut, yaitu: W = z. i. t... (1) dimana: W = jumlah massa yang diendapkan (kg) z = tara kimia listrik [kg/(amp)(jam)] i = kuat arus (ampere) t = waktu pengaliran arus (jam) B. Menghitung Besar Muatan Elementer Percobaan elektrolisa tersebut dapat digunakan untuk menghitung muatan elementer dari percobaan Millikan. Setiap ion tembaga menerima dua muatan elektron dari katoda yang mengakibatkan ion itu menjadi atom netral dan menempel pada elektroda tersebut. Apabila terdapat N atom Cu yang dipindahkan, jumlah muatan listrik yang pindah adalah 2eN. Maka muatan elementer dapat dihitung: A i t e... (2) 2W N o dimana: e = muatan elementer (Coulomb) A = berat atom Cu (63,5 gram/mole) W = Jumlah massa yang diendapkan (gram) N o = Bilangan Avogadro (6,02 x atom/mole) Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 12

13 Gambar 1. Skema rangkaian elektrolisa 1.4. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Bersihkan plat katoda dan timbang dengan neraca. 2. Pasang katoda ekstra seperti pada Gambar 1. dan tentukan besar arus (sekitar 2A) dengan mengatur besar hambatan geser. 3. Ganti katoda ekstra dengan katoda yang sudah ditimbang. 4. Setelah elektrolisa selesai, katoda dicelupkan ke dalam air, supaya larutan CuSO 4 yang menempel hilang (jangan digosok supaya Cu yang menempel pada katoda tidak berkurang). Kemudian keringkan dengan alat pengering (hair dryer). 5. Timbang katoda tersebut dan catat jumlah massa yang diendapkan. 6. Lakukan percobaan berturut-turut selama 5, 10, dan 20 menit. Perhatian: - Jaga arus listrik agar tetap konstan. - Menimbang katoda harus dalam keadaan kering. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 13

14 1.5. TUGAS PENDAHULUAN 1. Bagaimana pernyataan hukum Faraday untuk elektrolisa. 2. Apa hubungan tara kimia listrik dengan muatan elementer. 3. Mengapa dua sel elektrolit pada percobaan ini di hubungkan secara seri? 4. Tulis definisi tara kimia listrik. 5. Samakah harga tara kimia listrik perak (Ag) dengan tembaga (Cu). Larutan apakah yang dapat digunakan untuk mengukur tara kimia listrik perak. 6. Buktikan rumus (2). 7. Jelaskan maksud dari tegangan elektrolisa pada sel elektrolit. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 14

15 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 15

16 1.6. DATA HASIL PENGAMATAN No. t (menit) i (A) G o (gram) G 1 (gram) Catatan: G o = massa awal katoda G 1 = massa akhir katoda W = G 1 - G o Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 16

17 1.7. PENGOLAHAN DATA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 17

18 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 18

19 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 19

20 1.8. ANALISA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 20

21 1.9. TUGAS AKHIR 1. Hitung besar tara kimia listrik (z) pada percobaan anda dengan menggunakan persamaan (1). 2. Hitung besar muatan elementer (e) dengan menggunakan persamaan (2), bandingkan hasil yang didapatkan dengan literatur (e = 1,602 x C). Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 21

22 1.10. KESIMPULAN Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 22

23 LAMPIRAN GAMBAR Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 23

24 II. HUKUM OHM 2.1. TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami pengertian tentang hukum Ohm. 2. Mempelajari dan memahami sistem rangkaian tunggal, seri dan paralel ALAT DAN BAHAN 1. Amperemeter DC Voltmeter DC/ Multimeter Catu daya arus searah Resistor... Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 24

25 2.3. DASAR TEORI Seorang ahli fisika bangsa Jerman yaitu George Ohm menyatakan bahwa antara arus, ggl (tegangan) dan resistansi ada hubungan sebagai berikut: E I R... (1) dimana: E = ggl (volt) I = Arus yang mengalir pada rangkaian (Ampere) R = Resistansi (Ohm) Dalam suatu rangkaian, ada yang membutuhkan tegangan pada beban selalu tetap dan atau agar arus yang sampai juga tetap, untuk maksud tersebut harus diatur suatu sistem rangkaian seri dan paralel. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 25

26 2.4. PROSEDUR PERCOBAAN A. Rangkaian Tunggal 1. Susun rangkaian percobaan seperti Gambar 1 dibawah ini. 2. Dengan menatur Rg, maka kita dapatkan harga arus yang sesuai, dengan terlebih dahulu menentukan harga Rs. 3. Catat besar tegangan (V) dan arus (A) pada rangkaian. 4. Ulangai untuk harga E yang berbeda. 5. Kemudian untuk E yang tetap, catat tegangan (V) dan arus (A) pada rangkaian, untuk harga Rs yang berbeda. Gambar 1. Rangkaian Tunggal B. Untuk Rangkaian Seri 1. Susun rangkaian percobaan seperti Gambar 2, seperti berikut: Gambar 2. Rangkaian Seri Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 26

27 2. Dengan harga R 1, R 2 dan R 3 tertentu, atur arus yang mengalir dengan pengaturan Rg (tahanan geser). 3. Ukur tegangan pada masing-masing tahanan. 4. Ulangi untuk harga arus yang berbeda. C. Untuk Rangkaian Paralel 1. Susun rangkaian percobaan seperti Gambar 3, seperti berikut: Gambar 3. Rangkaian Paralel 2. Dengan harga R 1, R 2 dan R 3 tertentu, atur arus yang mengalir dengan pengaturan Rg (tahanan geser). 3. Ukur tegangan pada masing-masing tahanan. 4. Ulangi untuk harga arus yang berbeda. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 27

28 2.5. TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan pengertian Hukum Ohm menurut Anda jika ditinjau dari persamaan : V = I.R 2. Beda potensial 15 V harus diberikan pada ujung-ujung seutas kawat agar arus 2,5 A mengalir melalui kawat tersebut. Berapa hambatan listrik kawat? 3. Ceritakan awal mula ditemukannya Hukum Ohm? Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 28

29 2.6. DATA HASIL PENGAMATAN A. Rangkaian Tunggal: No. E (volt) R () V (Volt) I (A) B. Rangkaian Seri: R (Ohm) V (Volt) No. E (volt) R 1 R 2 R 3 V 1 V 2 V I (A) C. Rangkaian Paralel: R (Ohm) I (A) No. E (volt) R 1 R 2 R 3 I 1 I 2 I V (Volt) Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 29

30 2.7. PENGOLAHAN DATA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 30

31 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 31

32 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 32

33 2.8. ANALISA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 33

34 2.9. TUGAS AKHIR 1. Apa kelebihan dan kekurangan dari rangkaian yang disusun secara seri? 2. Apa kelebihan dan kekurangan dari rangkaian yang disusun secara paralel? 3. Sebutkan contoh penggunaan Hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari? 4. Apa perbedaan percobaan Hukum Ohm dengan Hukum Kirchoff? Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 34

35 2.10. KESIMPULAN Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 35

36 LAMPIRAN GAMBAR Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 36

37 III. JEMBATAN WHEATSTONE 3.1. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mengukur besar hambatan, kapasitas dan membuktikan hukum hubungan seri dan parallel. 2. Menentukan hambatan jenis suatu kawat penghantar. 3.2 ALAT DAN BAHAN 1. Kawat geser (L) Hambatan, kapasitor dan kawat penghantar Galvanometer (G) Catu daya arus searah Generator nada.... Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 37

38 3.3. DASAR TEORI Jembatan Wheatstone adalah rangkaian yang terdiri atas empat buah hambatan seperti terlihat pada Gambar 1. berikut: Gambar 1. Skema Jembatan Wheatstone R 1, R 2 dan R 3 merupakan hambatan-hambatan yang sudah diketahui harganya, sedangkan R x besar hambatan yang akan dicari. Pada keadaan galvanometer (G) menunjukkan angka nol, berlaku hubungan: R 1 R x R3... (1) R2 Jika R x diganti dengan C x dan R 3 diganti dengan C 3, maka diperoleh hubungan: R 1 C x C3... (2) R2 Dalam percobaan, harga R 1 dan R 2 sebanding dengan l 1 dan l 2 (lihat Gambar 2), sedangkan R 3 dan C 3 diganti dengan hambatan standard R S dan kapasitor standard C S, sehingga persamaan (1) menjadi: l1 Rs... (3) l R x 2 Sedangkan persamaan (2) menjadi: l1 Cs... (4) l C x 2 Untuk menentukan hambatan jenis suatu kawat penghantar, digunakan persamaan: L R... (5) A dengan : Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 38

39 R = hambatan kawat L = Panjang kawat A = Luas penampang kawat = Hambatan jenis kawat Gambar 2. Rangkaian Jembatan Wheatstone Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 39

40 3.4. PROSEDUR PERCOBAAN A. Mengukur Besar Hambatan. 1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar Atur kontak geser K sehingga galvanometer menunjukkan angka nol. 3. Catat panjang l 1 dan l Ganti R x dengan R y dan lakukan langkah 2. dan 3. Ulangi untuk R x dan R y yang dihubungkan secara seri dan paralel. 5. Lakukan masing-masing minimal 3 kali. B. Menentukan Hambatan Jenis Kawat Penghantar. 1. Dari Gambar 2, ganti R x dengan kawat penghantar. 2. Catat panjang dan diameter kawat penghantar. 3. Lakukan seperti prosedur kerja A.2. dan A.3. untuk panjang kawat yang berbedabeda. (Sekurang-kurangnya 3 panjang kawat). Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 40

41 3.5. TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan cara lain untuk mengukur hambatan. 2. Buktikan persamaan (1), (2), (3) dan (4). 3. a. Apakah syarat agar R 1 dan R 2 sebanding dengan I 1 dan I 2. b. Bagaimana pengaruh pengukuran jika kawat geser tidak homogen. 4. Apakah satuan hambatan jenis (satuan SI) Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 41

42 3.6. DATA HASIL PENGAMATAN A. Mengukur Besar Hambatan (R X ) E No. (volt) R S l 1 (cm) l 2 (cm) (Ohm) B. Menentukan Hambatan Jenis Kawat Penghantar () No. E (volt) R (Ohm) Panjang Kawat, L (cm) Diameter Kawat, D (cm) Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 42

43 3.7. PENGOLAHAN DATA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 43

44 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 44

45 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 45

46 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 46

47 3.8. ANALISA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 47

48 3.9. TUGAS AKHIR 1. a. Hitung besar R x, R y dan hambatan pengganti R x dan R y yang dihubungkan secara seri dan paralel. b. Berdasarkan hasil percobaan, tentukan hukum hubungan seri dan paralel pada hambatan. 2. a. Hitung hambatan jenis kawat penghantar dari grafik antara R terhadap panjang kawat. b. Dengan melihat literatur, tentukan jenis bahan kawat penghantar tersebut. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 48

49 3.10. KESIMPULAN Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 49

50 LAMPIRAN GAMBAR Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 50

51 IV. HUKUM KIRCHHOFF 4.1. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari hukum tegangan Kirchhoff dan hukum arus Kirchhoff. 2. Mempelajari rangkaian loop banyak (multiloop circuit) ALAT DAN BAHAN 1. Papan rangkaian terdiri atas Hambatan... Catu daya Alat ukur arus dan tegangan listrik... Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 51

52 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II DASAR TEORI Arus yang mengalir pada setiap bagian rangkaian yang rumit dapat diselesaikan dengan menggunakan hukum Kirchhoff yaitu: 1. Pada rangkaian tertutup jumlah sumber tegangan akan sama dengan jumlah penurunan potensial. 2. Jumlah arus yang masuk suatu sambungan akan sama dengan jumlah arus yang melewati dari sambungan tersebut. Gambar 1. Rangkaian Multiloop Penggunaan hukum Kirchhoff pada Gambar 1, menghasilkan: I I I R I R I E R I R I E... (1) Dari ketiga persamaan tersebut dapat diperoleh: ) ( R R R R R R E R E E R I... (2) R R R R R R E R E R I

53 4.4. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Mempelajari Hukum Tegangan Kirchhoff. A.1. Hukum Kirchhoff Pada Rangkaian Seri: 1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar Ukurlah tegangan sumber (E). 3. Ukur tegangan pada ujung-ujung R 1, R 2 dan R Ulangi percobaan ini untuk harga R yang lain. Gambar 2. Rangkaian Hambatan Seri dan Baterai A.2. Hukum Kirchhoff Pada Rangkaian Paralel: 1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar Ukurlah tegangan sumber (E). 3. Ukur tegangan pada ujung-ujung R 1, R 2, R 3 dan R Ulangi percobaan ini untuk harga R yang lain. Gambar 3. Rangkaian Hambatan Seri dan Paralel 2. Mempelajari Hukum Arus Kirchhoff. 1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar Tentukan besar tegangan E yang digunakan. 3. Ukur arus yang melewati hambatan R 1, R 2, R 3, R 4, dan R Ulangi langkah 3, jika polaritas sumber tegangan dibalik. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 53

54 Gambar 4. Rangkaian Hambatan Seri dan Paralel 4.5. TUGAS PENDAHULUAN 1. Buktikan persamaan (2). 2. Gunakan hukum tegangan Kirchhoff untuk menjelaskan rangkaian pada Gambar 2 dan Gunakan hukum arus Kirchhoff untuk menjelaskan rangkaian pada Gambar 4. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 54

55 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 55

56 4.6. DATA HASIL PENGAMATAN A. Mempelajari Hukum Tegangan Kirchhoff. A.1. Hukum Kirchhoff Pada Rangkaian Seri: No. E R (Ohm) V (Volt) (Volt) R 1 R 2 R 3 V 1 V 2 V A.2. Hukum Kirchhoff Pada Rangkaian Paralel: No. E R (Ohm) V (Volt) (Volt) R 1 R 2 R 3 R 4 V 1 V 2 V 3 V B. Mempelajari Hukum Arus Kirchhoff. No. E R (Ohm) I (Ampere) (Volt) R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 I 1 I 2 I 3 I 4 I Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 56

57 4.7. PENGOLAHAN DATA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 57

58 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 58

59 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 59

60 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 60

61 4.8. ANALISA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 61

62 4.9. TUGAS AKHIR 1. Buktikan bahwa hukum tegangan Kirchhoff berlaku untuk rangkaian seri dan paralel. 2. Buktikan bahwa hukum arus Kirchhoff berlaku untuk arus dipersambungan. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 62

63 4.10. KESIMPULAN Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 63

64 LAMPIRAN GAMBAR Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 64

65 V. INDUKSI MAGNET 5.1. TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami prinsip kuat medan magnet (induksi magnet). 2. Menentukan induksi magnet (B) pada solenoida (lilitan kawat) yang dialiri arus, tanpa dan dengan pengaruh medan magnet luar ALAT DAN BAHAN 1. Catu daya Amperemeter Solenoida Magnet Batang Batang logam (Paku)... Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 65

66 5.3. DASAR TEORI Jika sebuah kumparan kawat (selenoida) dialiri arus, I maka akan terjadi induksi magnet seperti Gambar (1), B L I N Gambar 1. Induksi magnet kuat medan magnet (induksi magnet, B) dengan satauan Tesla (T) yang terjadi dapat dihitung dengan persamaan (1), berikut: N B o I... (1) L dimana: o = momen magnet = 4 x 10-7 T.m / A I = Arus yang mengalir pada lilitan (Ampere) N = Banyaknya lilitan L = Panjang lilitan (m) Sedangkan besar fluks magnet ( B ) dengan sataun Weber (Wb = T.m 2 ) pada kumparan kawat tersebut dapat dihitung dengan persamaan (2), berikut: B A... (2) B dimana : B = kuat medan magnet (induksi magnet), (Tesla, T). A = Luas Penampang kumparan (m 2 ) Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 66

67 5.4. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Susun peralatan percobaan seperti Gambar 2, berikut: L I E N Gambar 2. Rangkaian percobaan 2. Tentukan jumlah dan panjang lilitan kawat yang digunakan. 3. Tentukan besar arus yang mengalir pada lilitan kawat dengan dan tanpa medan magnet luar. 4. Ulangi langkah 1 sampai 3 dengan masing-masing minimal 5 kali pengukuran. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 67

68 5.5. TUGAS PENDAHULUAN 1. Apa yang disebut dengan kuat medan magnet (induksi magnet). 2. Apa yang disebut dengan momen magnet () dan harganya dipengaruhi oleh apa. 3. Buktikan persamaan (1) dan (2). Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 68

69 5.6. DATA HASIL PENGAMATAN 1. Tanpa Bahan didalam lilitan. No. E Diameter Jumlah lilitan, (volt) lilitan, N (lilitan) D(cm) Panjang lilitan, L (cm) I (Ampere) No. E Diameter Jumlah lilitan, (volt) lilitan, N (lilitan) D(cm) Panjang lilitan, L (cm) I (Ampere) 2. Dengan Magnet Batang didalam lilitan. No. E Diameter Jumlah lilitan, (volt) lilitan, N (lilitan) D(cm) Panjang lilitan, L (cm) I (Ampere) Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 69

70 No. E Diameter Jumlah lilitan, (volt) lilitan, N (lilitan) D(cm) Panjang lilitan, L (cm) I (Ampere) 3. Dengan batang logam didalam lilitan. No. E Diameter Jumlah lilitan, (volt) lilitan, N (lilitan) D(cm) Panjang lilitan, L (cm) I (Ampere) No. E Diameter Jumlah lilitan, (volt) lilitan, N (lilitan) D(cm) Panjang lilitan, L (cm) I (Ampere) Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 70

71 5.7. PENGOLAHAN DATA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 71

72 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 72

73 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 73

74 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 74

75 5.8. ANALISA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 75

76 5.9. TUGAS AKHIR 1. Tentukan kuat medan magnet (induksi magnet) B dari masing-masing percobaan.. 2. Tentukan besar fluks magnetnya ( B ). 3. Jelaskan hubungan antara kuat medan magnet (induksi magnet) (B) dengan fluks magnet ( B ). Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 76

77 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 77

78 5.10. KESIMPULAN Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 78

79 LAMPIRAN GAMBAR Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 79

80 VI. TRANSFORMATOR 6.1. TUJUAN PERCOBAAN 3. Mempelajari perbandingan tegangan dengan banyaknya lilitan. 4. Mempelajari perbandingan arus dengan banyaknya lilitan. 5. Mempelajari Transformator dengan beban (karakteristik tegangan-arus, karakteristik daya arus). 6. Menghitung kerugian dan efisiensi transformator ALAT DAN BAHAN 5. Papan panel soket Potensiometer Kumparan 500 lilitan dan 1000 lilitan Kabel penghubung Catu daya Multimeter Besi transformer... Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 80

81 6.3. DASAR TEORI Transformer adalah sebuah alat yang terdiri dari lilitan primer, lilitan sekunder dan inti yang berfungsi untuk merubah besaran listrik. Hubungan antara tegangan V, arus I dan lilitan N adalah: V V P S N N P S... (1) S I I P Kerugian daya pada transformer terjadi pada inti material dan lilitan kawat primer dan sekunder. Kerugian lilitan (kerugian tembaga), dapat dihitung dari tahanan lilitan R dan arus dengan persamaan (2): Kerugian tembaga = I 2 P R P I R... (2) Kerugian inti dapat dihitung dari rangkaian tanpa beban, dengan persamaan (3): 2 S S Kerugian inti = daya primer - I 2 R P P... (3) Untuk menghitung efisiensi transformer dapat dilakukan dengan persamaan (4): Efisiensi = daya keluaran daya keluaran... (4) kerugian tembaga kerugian inti Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 81

82 6.4. PROSEDUR PERCOBAAN A. Perbandingan Tegangan (Step Up dan Step Down) 1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar Ukurlah tegangan primer dan sekunder untuk beberapa harga tegangan. 3. Tukarlah kumparan primer dan sekunder, kemudian lakukan pengukuran seperti langkah 2. Gambar 1. Skema percobaan perbandingan Tegangan B. Perbandingan Arus (Step Up dan Step Down) 1. Susunlah rangkaian percobaan seperti Gambar Ukurlah arus primer dan sekunder untuk beberapa harga arus. 3. Tukarlah kumparan primer dan sekunder, kemudian lakukan pengukuran seperti langkah 2. Gambar 2. Skema percobaan perbandingan Arus Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 82

83 6.5. TUGAS PENDAHULUAN 1. Mengapa transformer dapat merubah tegangan dan arus. 2. Apa yang disebut dengan transformer step-up dan transformer step-down. 3. Mengapa terjadi kerugian inti dan bagaimana cara mereduksinya. 4. Apa yang anda ketahui tentang isolating, auto transformer dan variable auto transformer. 5. Sebutkan yang dapat memanfaatkan transformer. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 83

84 6.6. DATA HASIL PENGAMATAN A. Perbandingan Tegangan (Step Up dan Step Down) No. Step Up Np (lilitan) Ns (lilitan) Vp (volt) Vs (volt) No. Step Down Np (lilitan) Ns (lilitan) Vp (volt) Vs (volt) B. Perbandingan Arus (Step Up dan Step Down) No. Step Up Np (lilitan) Ns (lilitan) Ip (Ampere) Is (Ampere) No. Step Down Np (lilitan) Ns (lilitan) Ip (Ampere) Is (Ampere) Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 84

85 6.7. PENGOLAHAN DATA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 85

86 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 86

87 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 87

88 6.8. ANALISA Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 88

89 6.9. TUGAS AKHIR 1. Tentukan hubungan tegangan dengan kumparan transformer. 2. Tentukan hubungan arus dengan kumparan transformer. 3. Gambarkan karakteristik tegangan-arus transformer. 4. Gambarkan karakteristik daya-arus transformer. 5. Hitung efisiensi transformer. Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 89

90 Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 90

91 6.10. KESIMPULAN Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 91

92 LAMPIRAN GAMBAR Penuntun Praktikum Fisika Dasar II 92

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 SMA NEGERI 2 BOGOR Jl. Keranji Ujung No.1 Budi Agung, Bogor 16165; No Telp: (0251)

Lebih terperinci

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 EBTA-SMK-05-01 Bahan dimana satu arah berfungsi sebagai konduktor dan pada arah yang lain berfungsi sebagai isolator A. konduktor B. isolator C. semi

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 1. Agar medan magnet yang dihasilkan menjadi lebih besar, maka kawat kumparan yang digunakan adalah kawat yang diameternya

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik GGL induksi Generator Dinamo Trafo Cara kerja Trafo Jenis-jenis Trafo Persamaan pada Trafo Efisiensi Trafo Kegunaan Trafo A. GGL induksi Hubungan Pergerakan garis medan magnetik

Lebih terperinci

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC KELOMPOK 4 JEMBATAN DC Latar Belakang Masalah Dalam umumnya Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Pada saat magnet bergerak terhadap kumparan, pada ujung-ujung kumparan timbul tegangan listrik dan pada penghantar timbul arus listrik. peristiwa tersebut dinamakan induksi elektromagnetik. generator AC

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK Dalam konduktor logam terdapat elektron-elektron yang bebas dan mudah untuk bergerak sedangkan pada konduktor elektrolit, muatan bebasnya berupa ion-ion positif dan negatif

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Judul Percobaan : NAMA : YONATHAN ANDRIANTO SUROSO NIM : 12300041 Jurusan Fisika Universitas Negeri Manado Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi Geothermal A. TUJUAN PERCOBAAN Laporan

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Transformator. Disusun Oleh : 1 Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (13) 4 Mutiara Salsabella.

Laporan Praktikum Fisika Transformator. Disusun Oleh : 1 Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (13) 4 Mutiara Salsabella. Laporan Praktikum Fisika Transformator Disusun Oleh : Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (3) 4 Mutiara Salsabella. (6) Kelas/Tahun Ajaran : XII IPA 2 205/206 LANDASAN TEORI Transformator

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM (PERCOBAAN V) TRANSFORMATOR

LAPORAN PRAKTIKUM (PERCOBAAN V) TRANSFORMATOR LAPORAN PRAKTIKUM (PERCOBAAN V) TRANSFORMATOR OLEH NAMA : IRWAN WAHYUDDIN L STAMBUK : F1H1 14 009 FAKULTAS/JURUSAN KELOMPOK ANGGOTA : FITK/TEKNIK GEOFISIKA : 1 (SATU) : 1. MUHLIS 2. WAWAN ANGGRIAWAN 3.

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium menghambat arus listrik. Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode AKTIF, yaitu pengukuran dengan memberikan

Lebih terperinci

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m)

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m) INDUKSI MAGNETIK Hans Christian Oersted pada tahun 18 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat penghantar dapat menghasilkan efek magnetik. Efek magnetik yang ditimbulkan oleh arus tersebut dapat

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014 TRANSFORMATOR Ayu Deshiana(12010210008) Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014 1. Pendahuluan Transformator atau trafo adalah komponen pasif yang terbuat

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik Induksi elektromagnetik adalah gejala munculnya ggl induksi dan arus listrik induksi pada suatu penghantar akibat perubahan jumlah garis gaya magnet yang memotong kumparan Apa yang

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2

SOAL SOAL TERPILIH 1 SOAL SOAL TERPILIH 2 SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Sebuah kumparan mempunyai 50 lilitan dalam waktu 0,02 s kumparan dimasuki fluks 310 mwb, yang kemudian turun hingga 100 mwb. Berapakah GGL induksi rata rata yang dibangkitkan oleh

Lebih terperinci

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ARUS LISTRIK Tiga hal tentang arus listrik Arus listrik didefinisikan sebagai aliran partikel-partikel bermuatan positif (walaupun sesungguhnya yang bergerak adalah

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

A. PENGENALAN MULTIMETER

A. PENGENALAN MULTIMETER A. PENGENALAN MULTIMETER III. Alat alat 1. Multitester sanwa I. Kompetisi 1. Mengukur tengan DC dengan mengunakan multitester 2. Mengukur tegangan AC dengan menggunakan multitester 3. Mengukur arus DC

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik. Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan

Induksi Elektromagnetik. Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan VIII Induksi Elektromagnetik Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan induksi elektromagnetik? Arus listrik bagaimana yang dapat dihasilkan beberapa tiang listrik

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET Induksi Elektromagnetik Hasil Yang harus anda capai Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi Setelah mempelajari Bab ini

Lebih terperinci

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan MAGNET JARUM Besi lunak saklar kumparan kumparan lampu Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA Jika arus listrik dapat menimbulkan medan magnet, apakah medan magnet juga dapat menimbulkan arus listrik?

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL PTS SEMESTER 1 KELAS 9 TAHUN PELAJARAN

LATIHAN SOAL PTS SEMESTER 1 KELAS 9 TAHUN PELAJARAN LATIHAN SOAL PTS SEMESTER 1 KELAS 9 TAHUN PELAJARAN 2017-2018 1. Daerah di sekitar benda bermuatan listrik yang dipengaruhi oleh muatan listrik pada benda disebut... 2. Lengkapi table berikut! No Benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2) 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar

Lebih terperinci

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik Bab 3. Teknik Tenaga Listrik Teknik Tenaga Listrik ialah ilmu yang mempelajari konsep dasar kelistrikan dan pemakaian alat yang asas kerjanya berdasarkan aliran elektron dalam konduktor (arus listrik).

Lebih terperinci

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis IV. Arus Listrik Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis listrik alam kilat Pada tahun 1800: Alessandro Volta menemukan baterai listrik

Lebih terperinci

menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik.

menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Bab 11 Sumber: Ensiklopedia Iptek 2007 Induksi Elektromagnetik Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus

Lebih terperinci

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative BB II L I S T I K. ELEKTOSTTIK. Muatan () F Materi Molekul tom Muatan ada 3 :. Proton : muatan positif Benda bermuatan ada 3 :. Benda bermuatan positif 2. Benda bermuatan negatif 3. Benda bermuatan netral

Lebih terperinci

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6 DAFTA ISI DAFTA ISI... BAB 9. ANGKAIAN DC... 9. angkaian esistor... 9. Hukum Kirchoff...4 9. angkaian Kapasitor...7 9.4 angkaian esistor-kapasitor...9 9.5 Bahaya Listrik : Kebocoran Arus...0 9.6 Alat-Alat

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak. LISTRIK STATIS Kata listrik berasal dari kata Yunani elektron yang berarti ambar. Ambar adalah suatu damar pohon yang telah membatu, dan jika digosok dengan kain wol akan diperoleh sifat yang dapat menarik

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Konsep kemagnetan dan induksi elektromagnetik untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB LISTRIK DINAMIS I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Jika arus 4 ampere mengalir dalam kawat yang ujung-ujungnya berselisih potensial 12 volt maka besar muatan per menit yang mengalir melalui kawat yang sama..

Lebih terperinci

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA I. MAKSUD 1. Mempelajari hukum Ohm dan Kirchoff pada rangkaian listrik sederhana 2. Mampu merangkai rangkaian listrik sederhana 3. Mampu

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.2 Kuat arus yang mengalir melalui hambatan R 1, R 2, dan R 3 secara berturut-turut adalah.

Lebih terperinci

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Konsep Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik LISTRIK DINAMIS Daftar isi Mengukur Kuat Arus dan Beda Potensial Listrik Hukum Ohm Hambatan kawat penghantar Penghantar listrik Hukum Kirchoff Rangkaian Seri Rangkaian Paralel Rangkain campuran Keluar

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 FISIKA

Antiremed Kelas 10 FISIKA Antiremed Kelas 10 FISIKA Listrik Dinamis - Latihan Soal Doc Name : AR10FIS0601 Version : 2012-08 halaman 1 01. Suatu kawat tembaga dengan luas penampang 8. 10-7 m 2 mengalirkan arus listrik sebesar 2

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3 1. assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/bab3%20no%2015%20fisika9.png Jika batang besi AB disentuhkan dengan batang

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK. dq dt

Listrik Dinamis 1 ARUS LISTRIK. dq dt Listrik Dinamis 1 AUS LISTIK Dalam konduktor logam terdapat elektron-elektron yang bebas dan mudah untuk bergerak sedangkan pada konduktor elektrolit, muatan bebasnya berupa ion-ion positif dan negatif

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada LISTRIK DINAMIS Merlina.pdf Coba kalian tekan saklar listrik di ruang kelas pada posisi ON kemudian kalian amati lampu listriknya. Apa yang terjadi? Tentunya lampu tersebut akan menyala bukan? Mengapa

Lebih terperinci

ARUS SEARAH (ARUS DC)

ARUS SEARAH (ARUS DC) ARUS SEARAH (ARUS DC) Bahan Ajar Pernahkah Anda melihat remot televisi? Tahukah anda kenapa remot tersebut dapat digunakan untuk mengganti saluran televisi? Apa yang menyebabkan remot dapat digunakan?

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2. Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal. No.

Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2. Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal. No. LAMPIRAN 1 Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2 Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal No. No. Absen Nilai Keterangan 1 1 47 TT 2 2 52 TT 3

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR12FIS01UTS Doc. Version: 2016-09 halaman 1 01. Suatu kawat penghantar ohmik dihubungkan paralel dengan ggl variabel (sumber

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Kelistrikan 8/14/2007 Pendahuluan Pengetahuan kelistrikan sudah diamati pada zaman yunani kuno (700 SM). Dimulai dengan pengamatan bahwa batu amber (fosil( fosil) ketika

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

Bab V Kelistrikan. Fisika SMA/MA X

Bab V Kelistrikan. Fisika SMA/MA X Bab V Kelistrikan Sumber : www.picture.newsletter.com Kebutuhan manusia akan energi banyak ditopang oleh listrik, seperti contoh: lampu, alat-alat rumah tangga dan elektronik serta pabrik-pabrik. Listrik

Lebih terperinci

Materi Listrik. LISTRIK STATIS Hukum Coulomb Medan Listrik Potensial Listrik Kapasitor Contoh Soal

Materi Listrik. LISTRIK STATIS Hukum Coulomb Medan Listrik Potensial Listrik Kapasitor Contoh Soal Materi Listrik LISTRIK STATIS Hukum Coulomb Medan Listrik Potensial Listrik Kapasitor Contoh Soal LISTRIK DINAMIS Arus Listrik Hukum Ohm Rangkaian hambatan Rangkaian Sumber tegan Hukum Kirchoff I.II Sumber

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat) 1. Syarat mengalirnya arus listrik adalah adanya selisih.... waktu B. Hambatan C. Tegangan D. kuat arus 2. Sekering (pengaman) dalam rangkaian listrik berfungsi

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Rangkaian Hambatan Paralel Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Disusun Oleh : Asri Arum Sari 12222014 Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah

Lebih terperinci

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

BAB VIII LISTRIK DINAMIS BAB VIII LISTRIK DINAMIS STANDAR KOMPETENSI : 7. Menerapkan konsep-konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Kompetensi

Lebih terperinci

UN SMA IPA Prediksi 2 UN SMA IPA Fisika

UN SMA IPA Prediksi 2 UN SMA IPA Fisika UN SMA IPA Prediksi 2 UN SMA IPA Fisika Doc. Version : 2011-06 halaman 1 51. Sepotong kawat konduktor mempunyai resistansi R. Apabila kawat ini kemudian direnggangkan sehingga panjangnua menjadi dua kali

Lebih terperinci

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. 1. Muatan-muatan listrik yang sejenis tolak menolak dan mauatan-muatan listrik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Standar Kompetensi 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya

Lebih terperinci

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving

Lebih terperinci

BAB LISTRIK DINAMIS Arus Listrik. Listrik dinamis adalah pelajaran fisika mengenai listrik dengan memperhitungkan situasi muatan yang bergerak.

BAB LISTRIK DINAMIS Arus Listrik. Listrik dinamis adalah pelajaran fisika mengenai listrik dengan memperhitungkan situasi muatan yang bergerak. BAB LSTK DNAMS Listrik dinamis adalah pelajaran fisika mengenai listrik dengan memperhitungkan situasi muatan yang bergerak.. Arus Listrik Arus listrik adalah gerakan atau aliran muatan listrik. Pergerakan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb.

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal coulomb. 50 coulomb. 180 coulomb. SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.1 1. Sebuah kawat penghantar mengalir arus listrik sebesar 500 m Besar muatan listrik yang melalui kawat itu selama

Lebih terperinci

LEMBAR VALIDASI SOAL

LEMBAR VALIDASI SOAL LEMBAR VALIDASI SOAL PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PROBLEM POSING TIPE FREE-PROBLEM POSING DAN TIPE STRUCTURED-PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL LISTRIK DINAMIS SISWA KELAS X SMAN I NGAGLIK

Lebih terperinci

TRAFO. Induksi Timbal Balik

TRAFO. Induksi Timbal Balik DASAR TENAGA LISTRIK 23 TRAFO Induksi Timbal Balik Trafo adalah alat elektromagnetik yang memindahkan tenaga listrik dari satu sirkuit ke sirkuit lainnya dengan induksi timbal balik. Trafo satu fasa mempunyai

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM Kode MK: 15WP03102 ( 2 sks Teori + 1 sks praktikum) GGL Induksi dan Induktansi Dept. of Mechanical Enginering Faculty of Engineering Muhammadiyah University of Surabaya Ahmad

Lebih terperinci

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR Disusun oleh : Zahra Dhiyah Nafisa Kelas : XII IPA MADRASAH MULTITEKNIK ASIH PUTERA Jl. Muhammad Daeng Ardiwinata No. 199, Cimahi PEMBAHASAN A. INDUKTANSI I. SEJARAH

Lebih terperinci

Magnet Rudi Susanto 1

Magnet Rudi Susanto 1 Magnet Rudi Susanto 1 MAGNET Sifat kemagnetan telah dikenal ribuan tahun yang lalu ketika ditemukan sejenis batu yang dapat menarik besi Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, orang telah dapat

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1 SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1 1. Sebuah kumparan lawat dengan luas 50 cm 2 terletak dalam medan magnetik yang induksi magnetiknya 1,4 T. Jika garis normal

Lebih terperinci

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT.

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Tujuan Mata Kuliah : Konsep dasar Rangkaian Elektrik, Hulum Hukum dasar rangkaian Listrik serta teknik dasar yang di pakai untuk

Lebih terperinci

TUGAS FISIKA DASAR 2

TUGAS FISIKA DASAR 2 TUGAS FISIKA DASAR 2 RANGKUMAN MAGNET Dosen Pengampu: Bachrun Sutrisno Ir. M.Sc. Oleh: Nama : RIFQI ARIGHI FAHMI NIM : 13522121 Kelas : B UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A. Pengertian Magnet Magnet atau magnit

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran : SMA Negeri 16 Surabaya : XII/I : Fisika Standar Kompetensi 2. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Free-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA Negeri

Lebih terperinci

Bab. Listrik Dinamis. Hasil yang harus Anda capai: menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi.

Bab. Listrik Dinamis. Hasil yang harus Anda capai: menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Bab 8 Sumber: Young Scientist,1994 Nyala lampu pada malam hari, selain berfungsi sebagai penerangan juga menjadi bagian dari keindahan kota. Listrik Dinamis Hasil yang harus nda capai: menerapkan konsep

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci