A. PENGENALAN MULTIMETER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. PENGENALAN MULTIMETER"

Transkripsi

1 A. PENGENALAN MULTIMETER III. Alat alat 1. Multitester sanwa I. Kompetisi 1. Mengukur tengan DC dengan mengunakan multitester 2. Mengukur tegangan AC dengan menggunakan multitester 3. Mengukur arus DC dengan menggunakan multitester 2. bateray D 1,5 Volt 4 buah 3. Trafo step down 220/12 volt 4. Tahanan 10 ohm, 47 ohm, 510 ohm, 680 ohm, dan 15 K ohm 5. Papan rangkaian, saklar, dan kabel penghubung II. Teori Pendukung Multitester adalah alat untuk mengukur tegangan AC/DC, arus DC dan tahanan. Untuk mengukur tegangan, saklar pilih multitester dikembalikan pada posisi ACV atau DCV dan alat ukur dipasang secara paralel dengan beban ( yang akan diukur). Bila yang diukur adalah arus DC maka saklar pemilih diatur pada posisi DC ma dan alat ukur di pasang seri dengan beban. Sedangkan untuk mengukur tahanan, saklar pemilih di atur pada posisi Ohm dan alat ukur dipasang secara paralel dengan beban ( perlu diingat beban dalam keadaan tidak berarus listrik). Hasil pengukuran dapat diketahui dengan membaca skala yang sesuai dengan penempatan posisi skala pemilih. IV. Petunjuk Kerja A. Mengukur tegangan DC 1 Pasang kabel multitester (Lead) yang merah pada terminal positif dan kabel yang hita pada terminal negatif multitester 2 Atur skalar pemilih multitester pada posisi DCV dengan batas ukur Hubungan lead merah ke terminal positif bateray dan lead hitam pada negatifnya 4 Baca angka yang ditunjuk olej jarum multitester pada skala 0 10 DCV 5 Ukur tegangan bateray yang diberikan pada tabel

2 B. Mengukur tegangan AC 1 Atur skala pemilih multitester pada posisi AC V dengan batas ukur 50 ACV. Hubungan trafo step down ke sumber tegangan 220 v. 2 Hubungan lead multitester ke bagian sekunder trafo pada terminal yang terlihat pada tabel 2 3 Baca angka yang ditunjuk oleh multitester pada skala 0 50 ACV (skala merah) C. Mengukur arus DC 1 Atur skala pemilih multitester pada posisi DcmA dengan batas ukur 0,25 A. 2 Buat rangkaian seperti gambar tiga ( E= 1,5 V, R = 150 ohm). Perhatikan polaritas alat ukur. 3 Baca angka yang ditunjuk oleh jarum multitester pada skala 0 10 DcmA. 4 Lanjutkan percobaan dengan menambahkan bateray sesuai dengan tabel 3. D. Mengukur tahanan 1 Atur skala pemilih multitester pada posisi ohm x10 ohm 2 Kalibrasi alat ukur dengan cara menghubungkan singkat kedua lead multitester, atur ADJ sampai jarum menunjuk angka nol pada skala ohm. 3 Hubungkan lead pada masing masing kaki tahanan 4 Baca apa yang ditunjuk pada skala oleh jarum pada skala ohm 5 Ukur nilai tahanan yang diberikan dalam tabel 4. V. Gambar Rangkaian VI. Tabel Pengukuran Tabel 1 Jumlah Baterai Tegangan 3 4

3 Tabel 2 2. Perhatikan tabel 2. Ukur tegangan pada terminal terminal Terminal CT 6 CT Tegangan transformator step down seperti terlihat pada kolom terminal. Kemudian isikan tegangan yang terukur dari multitester tersebut. 3. Perhatikan tabel 3. Ukur arus bateray sesuai dengan jumlah yang ditunjukkan. Kemudian isikanlah pada pada kolom Tabel 3 arus. 4. Perhatikan tabel 4. Ukur tahanan dari nilai nilai yang telah Jumlah Baterai Arus ditetapkan. Kemuidan isikan hasil pengukuran tersebut ke kolom pengukuran. 5. Silahkan amati apakah nilai yang terukur dengan nilai yang tertera pada peralatan sama? Jika sama berikan alasanya dan jika berbeda terangkan penyebabnya. Tabel 4 6. Setelah melakukan pratikum, jelaskan kegunaan Tahanan (ohm) K Pengukuran multitester pada saat mengukur tegangan AC, tegangan DC, Arus DC dan tahanan. Dan tunjukkan apa perbedaan mengukur arus dan tegangan? 7. Jelaskan juga cara mengkalibrasi multitester untuk mengukur tegangan AC, tegangan DC, arus DC dan tahanan. VII Eksplorasi 1. Perhatikan tabel 1. Ukurlah tegangan bateray tersebut sesuai dengan jumlahnya. Isikan pada kolom tegangan 5 6

4 B. Pengukuran Nilai Tahanan Pita D= Toleransi Nilai tahanan untuk kode warna tertentu ditentukan I. Kompetensi 1. Mahasiswa dapat membaca nilai tahanan dari kode warna. 2. Mahasiswa mengetahui dan memahami cara pengukuran nilai bermacam macam tahanan (Tahanan karbon, tahanan geser, potensiometer). dengan menggunakan tabel berikut: Tabel Kode Warna Tahanan Warna Pita A Pita B Pita C Pita D Hitam 0 1 Coklat ± 1 % Merah ± 2 % II. Teori Pendukung 1. Tahanan Karbon Nilai dari tahanan karbon dapat diketahui dengan membaca kode warna yang tercantum pada tahanan tersebut. Kode warna pada tahanan terdiri atas empat pita warna seperti pada gambar 5 berikut: A B C D Orange Kuning Hijau Biru Ungu Abu abu Putih Emas 10 1 ± 5 % Pita A= Angka Pertama (puluhan) Pita B= Angka Kedua (satuan) Perak 10 2 ± 10 % Catatan: Tahanan tanpa kode warna mempunyai toleransi ± 20 % Pita C= Faktor Pengali 7 8

5 Sebagai contoh, suatu tahanan dengan kode warna kuning, ungu, merah, emas maka nilai tahanannya 4700 ohm toleransi ± 5 %. 2. Tahanan Geser kontak geser D C A B 3. Potensiometer B A C D Nilai tahanan geser dapat dirobahrobah dengan menggeser kontak geser D. Terminal A dan B digunakan untuk mengukur nilai tahanan dari minimum ke maksimum. Nilai tahanan dari suatu potensiometer dapat diubah dengan cara memutar saklar pemilih D dari kiri ke kanan. Tahanan ini memiliki tiga terminal yaitu terminal A dan C sebagai terminal maksimum dan minimum tahanan, dan terminal B sebagai terminal pengatur vaiabel tahanan. 4. Tahanan Dekade Nilai tahanan dekade dapat diatur A dengan memutar sakelar pemilih ke BC x1 x10 x10 2 x10 3 posisi x1, x10, x100 dan x 1000 sesuai dengan kebutuhan. Tahanan ini memiliki tiga terminal dimana tempat pengukuran adalah terminal A dan terminal B. III. Alat dan Bahan 1. Multitester 2. Tahanan karbon senilai 10 ohm, 47ohm, 220 ohm, 1 kohm, dan 10 kohm 3. Tahanan geser 4. Tahanan dekade 5. Potensiometer IV. Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Tentukan nilai tahanan karbon yang tersedia berdasarkan kode warnanya dan tabulasikan kedalam tabel

6 3. Atur sakelar pada multitester pada posisi ohm x10 dan kalibrasikan alat ukur. 4. Ukur nilai tahanan yang digunakan pada langkah 2 dan tabulasikan hasil pengukuran ke tabel Ukur nilai tahanan geser dan tahanan potensiometer untuk posisi sakelar yang diberikan pada tabel Ukur nilai tahanan dekade untuk posisi sakelar pemilihan yang diberikan tabel 3. Tabel 2 No Posisi Sakelar Tahanan Geser 1 Minimum 2 Setengah 3 Maksimum Tabel 3 Potensiometer V. Tabel No Posisi Sakelar Hasil Pengukuran Tabel 1 X1000 x100 x10 x1 No Warna Nilai Tahanan Hasil Pengukuran 1 Coklat Hitam Orange Emas 2 Coklat Hitam Hitam Emas 3 Coklat Hitam Merah Emas 4 Merah Merah Coklat Emas Kuning Ungu Hitam Emas 11 VI. Kesimpulan 1. Jelaskanlah cara membaca kode warna pada tahanan. 2. Tahanan tahanan yang digunakan dalam percobaan ini dapat dibedakan atas dua macam, jelaskanlah. 12

7 3. Jelaskanlah cara kerja tahanan tahanan variabel yang digunakan dalam percobaan ini. C. RANGKAIAN TAHANAN VII. Eksplorasi 1. Bandingkan hasil pembacaan tahanan berdasarkan kode warna dengan hasil pengukuran dan buatlah analisanya. 2. Bandingkan hasil pembacaan tahanan dekade berdasarkan skala dengan hasil pengukuran dan buatlah analisanya. I. Kompetensi 1. Mengunakan cara menggunakan multitester untuk mengukur tahanan 2. Menguasai cara memasang tahanan pada papan rangkaian untuk membuat rangkaian seri, paralel dan campuran (seriparalel). 3. Menguasai penerapan konsep rangkaian seri, paralel, dan transformasi segitiga bintang untuk menganalisis rangkaian tahanan. II. Teori Pendukung 1. Rangkaian Seri, Paralel, dan Campuran Ada tiga komponen dasar listrik yaitu tahanan (resistor), lilitan (induktor) dan kapasitor. Ada tiga rangkaian dasar yang digunakan yaitu rangkaian seri, paralel dan campuran (seri dan paralel). Jika diberi ujung awal tahanan dengan aw dan akhir dengan ak maka dapat dijelaskan cara menyambung rangkaian seri, paralel dan campuran. Perhatikan gambar 1.a. ada dua 13 14

8 tahan R1 dan R2 masing masing diberi tanda aw dan ak pada ujung ujungnya. Rangkaian seri adalah rangkaian yang menghubungkan akhir (ak) tahanan R1 dengan awal (aw) tahanan R2. Perhatikan gambar 1.b merupakan rangkaian seri. Apabila tahanannya lebih dari dua dengan cara yang sama sambungkan akhir R2 dengan awal tahan yang lain, begitu seterusnya. Rangkaian paralel adalah menyambungkan antara awal (aw) R1 dangan awal (aw) R2 dan akhir (ak) R1 dengan akhir (ak) R2. Perhatiakan gambar 1.c merupakan rangkaian paralel. Jika tahanan yang akan diparalel lebih dari dua maka tinggal dipasang awal tahanan lain dengan awal tahan R1 dan R2 serta akhir tahanan lain dengan akhir R1 dan R2 begitu seterusnya. Gambar 1. rangkaian seri, paralel dan campuran 2. Rangkaian Segitiga Bintang Rangakain campuran adalah pengabungan antara rangkaian seri dan paralel Rangkaian segitiga adalah tiga tahanan yang dirangkai menyerupai bentuk segitiga dan rangkaian bintang adalah tiga tahanan yang dirangkai menyerupai bintang. Perhatikan gambar 2. Rangkain segitiga dapat dikonversi kebentuk rangkaian bintang dan rangkaian bintang dapat juga dikonversi ke bentuk segitiga. Rangkaian segitiga dilambangkan dengan Δ dan rangkaian bintang dilambangkan dengan Y. Lambang konversi dari bintang ke segitiga adalah Y Δ dan lambang konversi segitiga ke bintang adalah Δ Y. Untuk

9 melakukan konversi digunakan persamaan bintang segitiga dan persamaan segitiga bintang seperti pada persamaan 1 dan persamaan Papan Rangkaian Papan rangkaian digunakan untuk memasang komponen dalam membuat suatu rangkaian listrik. Pada papan rangkaian terdapat 32 terminal (lubang) tempat pemasangan komponen. Setiap 4 terminal yang sebaris dihubungkan oleh kawat (konduktor), sehingga pada papan rangkaian terdapat delapan (8) baris terminal yang saling berhubungan. Jangan memasang memasang komponen pada jalur terminal yang sudah dihubungkan kawat. Hal ini akan menimbulkan arus hubungan Gambar 2. bintang segitiga singkat. Cara pemasangan yang benar adalah sebagai berikut. Persamaan 1. Y Δ R1 = R12. R31 R12 + R23 + R3 R2 = R12. R23 R12 + R23 + R31 R3 = R23. R31 R12 + R23 + R3 Gambar 3. Rangkaian seri Persamaan 2. Δ Y R1R 2 + R2R3 + R3R1 R12 = R3 R1 R2 + R2R3 + R3R1 R23= R31 = R1 R1R 2 + R2R3 + R3R1 R2 Gamabar 4. Rangkaian paralel 17 18

10 VII. Gambar Rangkaian Gambar 5. Rangkaian seri paralel III. Alat alat 1. Multitester 2. Tahanan 100 ohm, 330 ohm, 470 ohm, 1K ohm dan 2,2 K ohm 3. Papan rangkaian dan konektor (kabel) IV. Petunjuk Kerja 1. Buatlah rangkaian tahanan seperti pada gambar rangkaian (dibawah ini) pada papan rangkaian (rangkailah sesuai dengan contoh pada gambar 3, gambar 4 dan gambar Ukur tahanan total masing masing rangkaian pada titik pengukuran A dan B

11 VI. Tabel D. PENGARUH SUHU TERHADAP TAHANAN No Rangkaian Hasil Ukur R AB Hasil Hitung R AB 1 Rangkaian 6 2 Rangakian 7 3 Rangakian 8 4 Rangkaian 9 5 Rangkaian 10 I. Komptensi 1. Membuat rangkaian jembatan Wheatstone untuk menentukan nilai tahanan. 2. Menghitung nilai tahanan setiap kenaikan suhu II. Teori Pendukung VII. Eksplorasi 1. Hasil pengukuran diletakkan kembali dengan rangkaian 2. Hitung kembali nilai tahanan total dititik A dan B pada masing masing rangkaian (Rangkaian 6 sampai dengan rangkaian 10) 3. Amati dan bandingkan hasil keduanya. Jika sama antara hasil pengukuran dan perhitungan maka tuliskan alasannya. Jika ternyata berbeda antara keduanya maka jelaskan apa penyebabnya? 4. Jelaskan perbedaan rangkaian seri dan paralel 5. Jelaskan tentang rangkaian campuran 6. Jelaskan kegunaan konversi Δ Y dan Y Δ 7. Jelaskan pengaruh titik pengukuran dengan hasil pengukuran. 21 Perhatikan rangkaian jembatan Wheatstone pada gambar 1. Terlihat seperti wajik. Ditengah tengahnya ada sebuah alat ukur yang disebut galvanometer. Galvanometer mengukur pada titik A dan B. Galvanometer adalah untuk mengukur tengan positif dan negatif. Jika tidak digunakan maka jarum penunjuk berada pada posisi tengah tengah atau menunujuk nilai nol (0). Pada rangkaian Wheatstone, galvanometer mengukur tengan pada titik A dan B untuk mengetahui apakah tahanan tahanan dalam rangkaian pada kondisi setimbang? Jika dalam keadaan setimbang galvanometer menunjuk angka nol kembali. 22

12 Rt1 = tahanan pada t1, Rt2 = tahanan pada t2 T1 = suhu mula mula, T2 = suhu akhir α = koefisien suhu (0,0037) III. Alat alat 1. satu unit lampu TL 220V, 10 W Perhatikan tahanan R1 adalah tahanan decade yang dapat diatur besarannya. R1 bertujuan untuk mencari tahanan dalam rangkaian dalam keadaan setimbang. 2. Galvanometer 3. Sumber tegangan DC 3 volt 4. Tahanan decade, tahanan 150 ohm ( 2 bh) 5. Papan rangkaian dan kabel 6. Termometer Rangkaian Wheatstone setimbang bila terjadi kondisi R1.R3 sama dengan R2. R4 atau dengan persamaan matematis (persamaan 1). R1. R3 = R2. R4.(1) Kenaikan suhu semakin bertambah jika konduktor dipanaskan. Pertambahan panas pada konduktor dapat dihitung berdasarkan persamaan 2. Rt2 = Rt1(1 + α ( t2 t1)) (2) IV. Petunjuk Kerja 1. Buat rangkaian jembatan Wheatstone seperti pada gambar 2 (rangkain kerja). 2. Ukur besar tahanan ballast dengan mengunakan rangkaian jembatan Wheatstone. 3. Ukur suhu ballast lampu TL 4. Lepaskan rangkaian Jembatan Wheatstone dengan ballast lampu TL Dimana : 23 24

13 5. Hidupkan lampu TL selama 5 menit, kemudian matikan. Dan ukur kembali tahanan ballast seperti langkah 2 dan ukur suhu ballast (langkah 3). 6. Hudupkan kembali lampu TL 5 menit lagi dan seterusya. Ulangi sampai mencapai panas maksimum termometer. V. Gambar Rangkaian VI. Tabel Tabel VII. Eksplorasi 1. Isikan hasil pengukuran pada kolom R1 untuk besar tahanan ballast dan kolom T untuk setiap kenaikan suhu. 2. Perhatikan setiap kenaikan tahanan ballat dan suhu. Bandingkan dengan mengunakan persamaan 2. apakah sebanding kenaikannya tahanan terhadap perubahan suhu. Jika ya maka jelaskan dengan rinci, kejadian apa yang menyebabkanya. Jika tidak maka jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhinya. 3. Buatlah grafik kenaikan tahanan terhadap suhu 4. Apakah grafik yang dihasilkan linier?, jelaskan dengan rinci! 5. Jelaskanlah pengunaan galvanometer pada rangkaian Jembatan Wheatstone 6. Apakah yang menyebabkan galvanometer menunjuk nol ketika rangkaian Jembatan Wheatstone setimbang? Jelaskan dengan rinci! No R1 (Ω) T ( o C)

14 R = Nilai tahanan. E. Hukum Ohm 2. Tegangan dan Arus Rangkaian Seri dan Paralel Rangkaian Paralel I. Kompetensi 1. Menguasai cara mengukur arus dan tegangan dalam suatu rangkaian listrik. 2. Menguasai penerapan hukum Ohm untuk menghitung besar arus dan tegangan pada rangkaian. II. Teori Pendukung 1. Hukum Ohm Hukum ohm menyatakan hubungan antara arus, tegangan dan tahanan pada sebuah rangkaian listrik, dimana besar tegangan yang mengalir pada sebuah hambatan (tahanan murni) akan sebanding dengan besar arus yang mengalir dikalikan dengan nilai tahanan yang dialiri arus tersebut. Hal ini dirumuskan: Pada rangkaian paralel, tegangan pada setiap tahanan besarnya sama sehingga arus pada tiap tahanan dapat dirumuskan: V I 1 =, R1 V I 2 = R2 Sehingga arus total yang mengalir pada rangkaian: V = I R I = I1+ I 2 Dimana: V = Tegangan. I = Arus yang mengalir pada tahanan

15 Rangkaian Seri Pada rangkaian seri, arus yang mengalir pada setiap tahanan besarnya sama sehingga tegangan pada tiap tahanan dapat dirumuskan: IV. Petunjuk Kerja 1. Buat rangkaian seperti pada gambar 4, teliti pemasangan rangkaian pada tanda (+) dan ( ). 2. Ukur tegangan sumber (E), tegangan antara titik A dan B (V AB ) dan arus total (I) yang ditunjukkan oleh miliamperemeter (ma). 3. Lanjutkan percobaan untuk rangkaian seperti pada gambar 5, 6 dan 7. V. Gambar Rangkaian V1 = I R1, V 2 = I R2 Sehingga tegangan total yang mengalir pada rangkaian: V = V1+ V 2 III. Alat dan Bahan 1. Multitester Gambar 4 2. Miliamperemeter 3. Tahanan 100 ohm, 330 ohm, 470 ohm, 1000 ohm 4. Sumber tegangan DC 6 V 5. Papan rangkaian dan kabel 29 30

16 E Dimana: R1 = 100 ohm, R2 = 330 ohm, R3 = 470 ohm, R4 = 1000 ohm ma A R1 R2 B VI. Tabel Pengamatan No Rangkaian E V AB V BC I R3 1 Gambar 4 Gambar 5 2 Gambar 5 3 Gambar 6 4 Gambar 7 VII. Eksplorasi 1. Hitung besar arus total dalam masing masing rangkaian. Gambar 6 2. Hitung tegangan V AB dan V AC pada setiap rangkaian. 3. Bandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan untuk setiap percobaan. 4. Jelaskan batasan berlakunya hukum Ohm. Gambar

17 E. Hukum Arus Kirchoff I. Kompetensi 1. Menguasai cara mengukur arus total dan arus cabang dalam suatu rangkaian listrik. 2. Menguasai penerapan hukum arus Kirchoff analisis rangkaian. II. Teori Pendukung Hukum Kirchoff menyatakan bahwa besar arus yang memasuki suatu simpul percabangan dalam rangkaian listrik akan sama dengan besar arus yang meninggalkan percabangan tersebut. Misalkan suatu percabangan pada rangkaian listrik sebagai berikut: Gambar 1. Konsep Arus Kirchoff Maka arus yang memasuki dan meninggalkan simpul dirumuskan: I T = I1 + I 2 + I I III. Alat dan Bahan 1. Multitester 2. Miliamperemeter 3. Tahanan 100 ohm, 330 ohm, 470 ohm, 1000 ohm 4. Sumber tegangan DC 6 V 5. Papan rangkaian dan kabel IV. Petunjuk Kerja 1. Buat rangkaian seperti pada Gambar Ukur tegangan sumber (E), arus total (I), arus cabang I 1, I 2, I 3 dan I Lanjutkan percobaan untuk rangkaian seperti pada gambar 3 dan Jumlahkan nilai arus cabang (hasil pengukuran) dalam setiap rangkaian, bandingkan dengan arus totalnya (hasil pengukuran). 5. Hitung nilai tahanan total dan arus total dalam setiap rangkaian. n = n n= 1 I n 33 34

18 6. Hitung semua arus cabang dalam setiap rangkaian. Dimana: R1 = 100 ohm, R2 = 330 ohm, R3 = 470 ohm, R4 = 1000 ohm V. Gambar Rangkaian VI. Tabel Pengamatan No Rangkaian E I t I 1 I 2 I 3 I 4 1 Gambar 1 2 Gambar 2 Gambar 2. 3 Gambar 3 Gambar 3. VII. Eksplorasi 1. Hitung besar arus total dalam masing masing rangkaian. 2. Bandingkan hasil pengukuran dengan hasil perhitungan untuk setiap percobaan. 3. Jelaskan batasan berlakunya hukum kirchoff. Gambar

19 Untuk menentukan tegangan antara dua titik, misalkan A dan B dalam suatu rangkaian tertutup dapat digunakan persamaan : F. HUKUM TEGANGAN KIRCHOFF I. KOMPETENSI 1. Menguasai cara mengulcur arus dan tegangan dalam rangkaian listrik satu loop. dua loop, dan tiga loop. 2. Menguasai penerapan hukum tegangan Kirchhoff dalam analisis rangkaian. II. TEORI PENDUKUNG Hukum tegangan Kirchoff berbunyi, dalam suatu rangkaian tertutup, jumlah gaya gerak listrik (GGL) sama dengan jumlah hasil kali arus dan tahanan. Hukum kirchoff ini dapat dinyatakan dengan persamaan : V AB = I.R E Dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Arah positif dari A dan B 2. I dan E diberi tanda positif jika searah dengan arah loop dan sebaliknya 3. R selalu diberi tanda positif III. ALAT ALAT 1. Multitester 2. Milliamperemeter 3. Sumber tegangan DC 3 V dan 6 V 4. Tahanan 100 ohm, 330 ohm, 470 ohm 5. pagan ranqkaian, kabel Dengan aturan aturan yang harus dipenuhi : 1. Semua tahanan (R),diberi tanda positif 2. Arus (I) diberi tanda positif jika searah loop dan sebaliknya 3. Tegangan sumber (E) diberi tanda positif jika searah dengan arah loop dan sebaliknya. IV. PETUNJUK KERJA 1. Ukur tegangan sumber E 1, dan E 2, di luar rangkaian, dan catatlah hasil pengukuran tersebut. 2. Buat rangkaian seperti pada Gb.1 3. Ukur tegangan V AB dan arus dalam rangkaian

20 4. Lakukan langkah yang sama (1 dan 2) untuk percobaan untuk Gb2 dan 3. Ukur tegangan V AB, dan arus dalam setiap cabang rangkaian. V. GAMBAR RANGKAIAN E 1 = 6 V E 2 = 3 V Gambar 1. Rangkaian Percobaan 1 R 1 = 100 Ohm R 2 = 330 Ohm E 1 = 6 V E 2 = 3 V R 1 = 100 Ohm R 2 = 330 Ohm R 3 = 470 Ohm VI. TABEL PENGUKURAN Tabel untuk Gambar 1. E 1 E 2 V AB I Tabel untuk Gambar 2. E 1 E 2 V AB I 1 I 2 I 3 Tabel untuk Gambar 3. E 1 E 2 V AB I 1 I 2 I 3 I 4 I 5 I 6 Gambar 2. Rangkaian Percobaan 2 E 1 = 6 V E 2 = 3 V R 1 = 330 Ohm R 2 = 150 Ohm R 3 = 68 Ohm R 4 = 330 Ohm R 5 = 150 Ohm 39 VII. EXPLORASI 1. Hitunglah besar arus dalam masing masing rangkaian dengan menggunakan hukum regangan Kirchhoff. 40

21 2. Hitung besar tegangan V AB, untuk setiap rangkaian dengan menggunakan hukum Ohm. 3. Bandingkanlah hasil pengukuran saudara dengan hasil penghitungan, dan bagaimana menurut saudara hasil perbandingan tersebut. H. GARIS GAYA MAGNET DAN ARUS LISTRIK INDUKSI I. KOMPETENSI 1. Mengamati dan menggambarkan garis gaya maknit 2. Mengukur arus dan gaya gerak listrik industri II. TEORI PENDUKUNG Garis gaya magnit : Garis gaya magnit berupa garis garis lengkung dari kutub utara ke kutub selatan magnit. Garis gaya magnit dapat diamati melalui percobaan dengan mengunakan serbuk besi. Setiap magnit mempunyai sejumlah garis gaya magnit yang disebt dengan fluks magnet. Sebuah kumparan (gulungan kawat) dapat bersifat sebagai sebuah magnit bila diberi arus listrik. Magnit yang dibentuk ini disebt magnet listrik. Garis gaya magnet listrik akan lebih banyak bila kedalam kumparan itu dimasukkan inti besi. Hukum Faraday : Menurut ahli fisika, Michael Faraday : Jika anatara konduktor dan medan magnet terdapat gerakan maka dalam konduktor timbul gaya gerak listrik induksi, yang besarnya sebandig dengan 41 42

22 kecepatan perubahan fluks magnet yang dipotong setiap saat. Hukum ini dapat dinyatakan dengan rumus : 3. Lukis garis gaya magnet yang dibentuk oleh serbuk besi. 4. Ulangi percobaan ini untuk mengamati garis gaya antara dua Dimana : III. ALAT ALAT dθ e = N dt e = ggl induksi (volt) N = Jumlah lilitan kawat θ = Fluks magnet (weber) t = waktu (detik) kutub magnet. B. Percobaan Pada Magnet Listrik 1. Buatlah rangkaian seperti pada gb.1 (dalam kumparan ada inti besi). 2. Taburkan serbuk besi secara merata dan tipis pada kertas yang diletak di atas fiberglas pada kumparan. 3. Lukis garis gaya magnet yang dibentuk oleh serbuk besi. C. Percobaan Arus Listrik Induksi 1. Buat rangkaian seperti pada gb.2 (dalam kumparan ada inti 1. multitester 6. serbuk besi 2. galvanometer 7. inti besi 3. magnet batang 8. dinamo 4. kumparan 9. saklar 5. sumber tegangan DC 6 V 10. kabel besi). 2. Gerakkan kutub utara magnet batang ke ujung kumparan dengan arah mendekati, kemudian menjauhi dengan gerakn lambat. 3. Catat angka maksimum yang ditunjuk oleh galvanometer untuk gerakan mendekati dan menjauhi. IV. PETUNJUK KERJA A. Percobaan Pada Magnet Batang 1. Letakkan kertas diatas sebuah magnet batang (kertas tidak menempel pada magnet) 4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk data yang diberikan dalam tabel Buat rangkaian seperti pada gb.3 (dalam kedua kumparan ada inti besi). 2. Taburkan serbuk besi secara merata dan tipis di atas kertas

23 6. Catat angka maksimum yang ditunjuk oleh galvanometer pada saat saklar ditutup (ON) dan dibuka (OFF), masukkan ke tabel 2. Ditutup Dibuka Saklar I ( µ A) V. GAMBAR RANGKAIAN. VI. TABEL. Tabel 1. Magnet Listrik Kutub Arus Induksi untuk Arah Gerak Gerakan Magnet Mendekati Menjauhi VII. EKSPLORASI 1. Jelaskan cara untuk menentukan kutub magnet dari sebuah magnet batang. 2. Jelaskan cara untuk menentukan pembentukan kutub kutub magnet pada sebuah magnet listrik. 3. Apa sebabnya bila sebuah kumparan sebagai magnet listrik diberi inti besi akan menghasilkan garis gaya yang lebih banyak. 4. Bagaimana GGL induksi yang timbul dalam kumparan bila gerakan magnet dipercepat, dan bagaimana pula jika lilitan kumparan diperbanyak. lembut Utara Cepat Utara Lambat Selatan Cepat Selatan Tabel 2. Arus Induksi 45 46

24 I. TRANSFORMATOR I. KOMPETENSI 1. Menguasai prinsip kerja transformator. 2. Menguasai cara mengukur tegangan primer dan sekunder pada transformator step up dan step down. II. TEORI PENDUKUNG Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya arus bolak balik dari suatu rangkaian kerangkaian yang lain secara elektromagnet disertai dengan perubahan tegangan dan arus. Perbandingan antara jumlah lilitan kumparan sekunder dengan kumparan primer disebut perbandingan transformasi, dapat dinyatakan dengan rumus : a = N 2 / N 1 atau a = E 2 / E 1 dimana : E 1 = tegangan primer E 2 = tegangan sekunder N 1 = jumlah lilitan primer N 2 = jumlah lilitan sekunder Tegangan input dan output pada trafo adalah tegangan AC. III. ALAT ALAT 1. multitester 2. slide regulator 3. trafo KIT (inti U dan T, kumparan 1000 dan 2500) 4. kabel IV. PETUNJUK KERJA 1. Buat rangkaian seperti pada Gambar Atur saklar pilih slide regulator pada angka nol, dan hubungkan ke sumber 220 Volt. 3. Atur saklar pemilih multitester pada posisi ACV dengan batas ukur 50 V atau 250 V. 4. Hubungkan kabel (merah dan hitam) multitester pada bagian primer trafo. 5. ON kan slide regulator, putar saklar pilih sehingga tegangan E 1 = 10 V. 6. Ukur tegangan sekunder E Lanjutkan percobaan untuk nilai E 1 yang diberikan pada tabel Ulangi percobaan untuk melengkapi tabel Hitung nilai tegangan sekunder E 2 untuk seluruh percobaan

25 V. GAMBAR RANGKAIAN VI. TABEL Gambar 1. Tabel 1 N1 N2 E1 E Bandingkan hasil pengukuran dan hasil perhitungan tegangan sekunder untuk setiap percobaan. Jelaskan bila ada perbedaan. 3. Hitunglah besar transformasi dengan menggunakan rumus a = E 2 / E 1 untuk seluruh percobaan ( E 2 yang dipakai adalah hasil pengukuran). 4. Bandingkan hasil perbandingan transformasi dengan menggunakan rumus a = N 2 / N Jelaskan perbedaan transformator step up dan transformator step down, berdasarkan perbandingan transformasi. Tabel 2 N1 N2 E1 E VII. EKSPLORASI 1. Hitung nilai tegangan sekunder E 2 untuk seluruh percobaan

26 J. GAYA MAGNET I. KOMPETENSI 1. Menguasai konsep gaya magnet. 2. Menguasai cara menghitung gaya dan medan magnet. Bagian bagian CFB dapat dilihat pada gb.4. Konduktor yang mengalami gaya adalah konduktor yang berarus listrik. Sehingga dengan memindahkan hubungan pada terminal konduktor, panjang konduktor yang memperoleh gaya dapat divariasikan. II. TEORI PENDUKUNG Current Force Ballance (CFB) Gaya Lorentz dapat diamati dengan menggunakan CFB. Konduktor dan medan magnet pada CFB berada pada posisi tegak lurus ( θ = 90 0 ) sehingga, F = 0,1 BIL dyne (dalam satuan cgs) Jadi medan magnet pada CFB adalah : F B = gauss (dalam satuan cgs) 0,1IL Perhitungan gaya pada CFB menggunakan prinsipkesetimbangan gaya. Bila CFB dalam keadaan setimbang maka berlaku, LB F = x 981 m dyne L F L B = lengan beban (cm), L F = lengan gaya (10 cm), m= massa anak timbangan (gr). Keterangan Gb.1: 1. konduktor (ditempatkan dalam medan magnet) 2. terminal konduktor (setiap terminal berjarak 2 cm) 3. beban (massa beban adalah 1 gram) 4. batang lengan beban (mempunyai garis garis yang berjarak 0,5 cm) 5. lengan gaya (panjangnya 10 cm) 6. tiang pedoman kesetimbangan III. ALAT ALAT 1. CFB 2. amperemeter DC 3. power supply DC 6V, 5A 51 52

27 IV. 4. tahanan 5 ohm, 5W 5. papan rangkaian, saklar dan kabel PETUNJUK KERJA 1. Buat rangkaian seperti pada gambar 2 (R = 5 ohm, m= 1 gram, L = 8 cm). 2. Setimbangkan CFB dengan anak timbangan pada nol (garis pertama), dengan cara memutar baut yang ada di bagian tengah CFB. 3. Tekan saklar sehingga konduktor bergerak kebawah. 4. Setimbangkan CFB kembali dengan menggeser anak timbangan. 5. Ukur jarak L B, pindahkan terminal konduktor CFB untuk memperoleh panjang konduktor yang diinginkan. 6. Lanjutkan percobaan untuk panjang konduktor (L) yang diberikan pada tabel VI. TABEL Terminal Konduktor CFB L (cm) L B (cm) I (A) VII. EKSPLORASI 1. Hitunglah besar gaya Lorentz F dengan rumus kesetimbangan gaya. 2. Hitunglah besar medan magnet B dengan rumus gaya Lorentz. 3. Bandingkanlah hasil pengukuran saudara dengan hasil penghitungan 4. Kemukakanlah pendapat saudara tentanga hasil perbandingan tersebut V. GAMBAR RANGKAIAN 53 54

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c. Listrik Dinamis A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR A. PENDAHULUAN Listrik bergerak dalam bentuk arus listrik. Arus listrik adalah gerakan muatan-muatan listrik berupa gerakan elektron dalam suatu rangkaian listrik dalam waktu tertentu karena adanya tegangan

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 SMA NEGERI 2 BOGOR Jl. Keranji Ujung No.1 Budi Agung, Bogor 16165; No Telp: (0251)

Lebih terperinci

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC

KELOMPOK 4 JEMBATAN DC KELOMPOK 4 JEMBATAN DC Latar Belakang Masalah Dalam umumnya Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil

Lebih terperinci

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET BAB 7 INDUKSI ELEKTROMAGNET Induksi Elektromagnetik Hasil Yang harus anda capai Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi Setelah mempelajari Bab ini

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter

Rangkaian Listrik. Modul Praktikum. A. AVO Meter Modul Praktikum Rangkaian Listrik A. AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER PENGERTIAN Multimeter adalah suatu alat yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen disebut juga Avometer, dapat dipakai untuk mengukur ampere, volt dan ohm meter.

Lebih terperinci

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan MAGNET JARUM Besi lunak saklar kumparan kumparan lampu Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA Jika arus listrik dapat menimbulkan medan magnet, apakah medan magnet juga dapat menimbulkan arus listrik?

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II TRANSFORMATOR Transformator digunakan untuk mengubah tegangan. Penggunaan di Laboratorium umumnya untuk menurunkan tegangan listrik PLN 110 atau 220 volt

Lebih terperinci

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari mempelajari tentang muatan listrik bergerak (arus listrik) arus listrik aliran muatan positif yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah besar arus listrik dinyatakan dengan kuat arus listrik

Lebih terperinci

Gambar Berbagai bentuk benda

Gambar Berbagai bentuk benda 133 BAB XI KEMAGNETAN 1 Apa yang dimaksud dengan magnet? 2 Bagaimana sifat-sifat kutub magnet? 3 Bagaimana cara membuat magnet? 4 Bagaimana sifat medan magnet di sekitar kawat berarus? 5 Apa faktor yang

Lebih terperinci

Diktat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran serta kritik yang membangun akan penulis terima dengan sengan hati.

Diktat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran serta kritik yang membangun akan penulis terima dengan sengan hati. PRAKATA Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas selesainya Diktat ini sesuai waktunya. Diktat ini disusun untuk melengkapi materi praktek Laboratorium Pengukuran dan Rangkaian Listrik yang dapat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG ELK-DAS.17 40 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana 1. Tujuan Untuk mengetahui cara mengukur arus dan tegangan listrik 2. Alat dan bahan a. Amperemeter b. Voltmeter c. Hambatan d. Sumber

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik GGL induksi Generator Dinamo Trafo Cara kerja Trafo Jenis-jenis Trafo Persamaan pada Trafo Efisiensi Trafo Kegunaan Trafo A. GGL induksi Hubungan Pergerakan garis medan magnetik

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM

FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM FISIKA DASAR II & PRAKTIKUM Kode MK: 15WP03102 ( 2 sks Teori + 1 sks praktikum) GGL Induksi dan Induktansi Dept. of Mechanical Enginering Faculty of Engineering Muhammadiyah University of Surabaya Ahmad

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet

BAB 5 KEMAGNETAN. A. SIFAT MAGNET 1. Garis Gaya Magnet BAB 5 KEMAGNETAN STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep kemagnetan Menguasai hukum magnet dan elektromagnet Menggunakan magnet Menggunakan elektromagnet

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu : ULANGAN MID SEMESTER GENAP Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika Kelas : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu : Soal : Utama PETUNJUK UMUM. 1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum kamu mengerjakan soal. 2.

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik. Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan

Induksi Elektromagnetik. Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan VIII Induksi Elektromagnetik Tenaga listrik dapat dibangkitkan dengan generator. Apa hubungannya generator dengan induksi elektromagnetik? Arus listrik bagaimana yang dapat dihasilkan beberapa tiang listrik

Lebih terperinci

JEMBATAN WHEATSTONE. I. TUJUAN Menentukan besarnya suatu hambatan dengan metode jembatan Wheatstone.

JEMBATAN WHEATSTONE. I. TUJUAN Menentukan besarnya suatu hambatan dengan metode jembatan Wheatstone. JEMBATAN WHEATSTONE I. TUJUAN Menentukan besarnya suatu hambatan dengan metode jembatan Wheatstone. I. DASAR TEORI I.1 Arus Listrik - Arus listrik adalah aliran partikel-partikel bermuatan listrik - Arah

Lebih terperinci

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Alat Ukur Listrik K PENDAHULUAN Drs. Purwanto Fadjar, H.M. Dwa Desa Warnana, M.Si. ita sudah biasa menggunakan peralatan teknik, yang sebagian besar terdiri dari alat-alat listrik. Listrik yang

Lebih terperinci

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ

5.5. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-11 CAKUPAN MATERI 1. ARAH GGL INDUKSI; HUKUM LENZ 2. GENERATOR LISTRIK 3. GENERATOR AC 4. GGL BALIK PADA MOTOR

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC

A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 8 A. Kompetensi Mengukur beban R, L, C pada sumber tegangan DC dan AC B. Sub Kompetensi 1. Mengukur besarnya arus dan daya pada beban RLC pada sumber tenaga tegangan

Lebih terperinci

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ARUS LISTRIK Tiga hal tentang arus listrik Arus listrik didefinisikan sebagai aliran partikel-partikel bermuatan positif (walaupun sesungguhnya yang bergerak adalah

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 2. Kegiatan Belajar 2 INDUKSI ELEKTROMAGNETIK a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini Anda dapat 1. Menjelaskan kaitan antara medan magnet dan arus listrik. 2. Menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4 Hukum Ohm Fisika Dasar 2 Materi 4 Arus Listrik Pada listrik statis, kita selalu membahas muatan yang diam. Pada listrik dinamik muatan dipandang bergerak pada suatu bahan yang disebut konduktor Muatan-muatan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMP Kelas / Semester : IX (Sembilan) / Semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Standar Kompetensi 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnetik

Induksi Elektromagnetik Induksi Elektromagnetik Induksi elektromagnetik adalah gejala munculnya ggl induksi dan arus listrik induksi pada suatu penghantar akibat perubahan jumlah garis gaya magnet yang memotong kumparan Apa yang

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC BAB X DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC Tujuan Pembelajaran : - Memahami Dasar-dasar listrik AC - Mengetahui prinsip kerja dan kontruksi Generator A. PERBEDAAN AC DAN DC Perbedaan arus bolak-balik dan arus searah

Lebih terperinci

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

BAB VIII LISTRIK DINAMIS BAB VIII LISTRIK DINAMIS STANDAR KOMPETENSI : 7. Menerapkan konsep-konsep kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi. Kompetensi

Lebih terperinci

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik

Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik Materi Peggunaan Alat Ukur Listrik 2 1 3 5 4 6 Keterangan: 1. Pointer 2. Pengatur skala 3. Posisi jarum 4. 0 Ω adjuster 5. Selektor batas ukur 6. Terminal 7. Probe 7 7 AVOmeter berasal dari AVO dan meter,

Lebih terperinci

GGL Induksi Michael Faraday ( ), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya

GGL Induksi Michael Faraday ( ), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya GGL Induksi Michael Faraday (1791-1867), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya dapatmenimbulkan arus listrik. Untuk membukikan kebenaran hipotesis

Lebih terperinci

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK HUKUM FARADAY DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Setelah dalam tahun 1820 Oersted memperlihatkan bahwa arus listrik dapat mempengaruhi jarum kompas, Faraday mempunyai kepercayaan

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

RESISTOR DAN HUKUM OHM

RESISTOR DAN HUKUM OHM MODUL I RESISTOR DAN HUKUM OHM I. Tujuan Praktikum 1. Mampu mengenali bentuk dan jenis resistor. 2. Mampu menghitung nilai resistansi resistor melalui urutan cincin warnanya. 3. Mampu merangkai resistor

Lebih terperinci

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik.

LISTRIK STATIS. Listrik statis adalah energi yang dikandung oleh benda yang bermuatan listrik. KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN SITI MAESYAROH STKIP INVADA 2015 LISTRIK adalah adalah sesuatu yang memiliki muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron) yang mengalir melalui penghantar (konduktor)

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

1. Multimeter sebagai Ohmmeter

1. Multimeter sebagai Ohmmeter 1. Multimeter sebagai Ohmmeter Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini anda diharapkan dapat: 1. Menggunakan pengukur multimeter untuk mengukur resistansi/hambatan yaitu multimeter sebagai ohmmeter;

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada LISTRIK DINAMIS Merlina.pdf Coba kalian tekan saklar listrik di ruang kelas pada posisi ON kemudian kalian amati lampu listriknya. Apa yang terjadi? Tentunya lampu tersebut akan menyala bukan? Mengapa

Lebih terperinci

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m)

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m) INDUKSI MAGNETIK Hans Christian Oersted pada tahun 18 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat penghantar dapat menghasilkan efek magnetik. Efek magnetik yang ditimbulkan oleh arus tersebut dapat

Lebih terperinci

Penggunaan Alat Bantu dan Alat Ukur Sederhana

Penggunaan Alat Bantu dan Alat Ukur Sederhana KODE MODUL EL.002 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO Penggunaan Alat Bantu dan Alat Ukur Sederhana I. BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

Lebih terperinci

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA

III. TEORI PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA PRAKTIKUM FISIKA - LISTRIK PERCOBAAN L1 RANGKAIAN LISTRIK SEDERHANA I. MAKSUD 1. Mempelajari hukum Ohm dan Kirchoff pada rangkaian listrik sederhana 2. Mampu merangkai rangkaian listrik sederhana 3. Mampu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1

SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1 SMA/MA IPA kelas 12 - FISIKA IPA BAB 7 GAYA GERAK LISTRIK INDUKSILatihan Soal 7.1 1. Sebuah kumparan lawat dengan luas 50 cm 2 terletak dalam medan magnetik yang induksi magnetiknya 1,4 T. Jika garis normal

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor

Lebih terperinci

TUGAS FISIKA DASAR 2

TUGAS FISIKA DASAR 2 TUGAS FISIKA DASAR 2 RANGKUMAN MAGNET Dosen Pengampu: Bachrun Sutrisno Ir. M.Sc. Oleh: Nama : RIFQI ARIGHI FAHMI NIM : 13522121 Kelas : B UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A. Pengertian Magnet Magnet atau magnit

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut.

Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. Pilih satu jawaban yang paling benar dari dengan cara memberikan tanda silang (X) pada huruf di depan pilihan jawaban tersebut. 1. Muatan-muatan listrik yang sejenis tolak menolak dan mauatan-muatan listrik

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

MENU PENGERTIAN HUKUM KIRCHHOFF HUKUM OHM RANGKAIAN LISTRIK ALAT UKUR TEGANGAN DC DAN AC GGL DAN TEGANGAN JEPIT ENERGI DAN DAYA LISTRIK

MENU PENGERTIAN HUKUM KIRCHHOFF HUKUM OHM RANGKAIAN LISTRIK ALAT UKUR TEGANGAN DC DAN AC GGL DAN TEGANGAN JEPIT ENERGI DAN DAYA LISTRIK DINAMIS CREATED BY: Deodatus Vito L Dywa Claudya C Elbert Evan Farhan Ramadzan N Felicia Tjokro Ghea Aprillia Haniina Fathimiyyah Kenty Lieanda Khalidian G Fiqri Kiara Puspa Dhirgantara M Rifki Putra MENU

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 EBTA-SMK-05-01 Bahan dimana satu arah berfungsi sebagai konduktor dan pada arah yang lain berfungsi sebagai isolator A. konduktor B. isolator C. semi

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLATIHAN SOAL BAB 3 1. assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/bab3%20no%2015%20fisika9.png Jika batang besi AB disentuhkan dengan batang

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

Lebih terperinci

Magnet Rudi Susanto 1

Magnet Rudi Susanto 1 Magnet Rudi Susanto 1 MAGNET Sifat kemagnetan telah dikenal ribuan tahun yang lalu ketika ditemukan sejenis batu yang dapat menarik besi Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, orang telah dapat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN SERI PARALEL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN SERI PARALEL LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR LISTRIK PENGUKURAN ARUS PADA RANGKAIAN SERI PARALEL NAMA PELAPOR : Muhammad Arif H. NAMA PARTNER : 1. Maulana Fatkhurrahman (KE-1D/17) (KE-1D/16) 2. Ova Imam Aditya (KE-1D/18)

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam

Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13. Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Olimpiade Sains Nasional 2009 Eksperimen Fisika Hal 1 dari 13 Olimpiade Sains Nasional Eksperimen Fisika Agustus 2009 Waktu 4 Jam Petunjuk umum 1. Hanya ada satu soal eksperimen, namun terdiri atas tiga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

INDUKTANSI DIRI OLEH: Riza Riano : Uzi Fauziah : Temperatur Tekanan Sebelum 26,5±0,25 68,69±0,005 Sesudah 26,5±0,25 68,68±0,005

INDUKTANSI DIRI OLEH: Riza Riano : Uzi Fauziah : Temperatur Tekanan Sebelum 26,5±0,25 68,69±0,005 Sesudah 26,5±0,25 68,68±0,005 INDUKTANSI DII OEH: iza iano : 0605635 Uzi Fauziah : 060076 Temperatur Tekanan Sebelum 6,5±0,5 68,69±0,005 Sesudah 6,5±0,5 68,68±0,005 JUUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKUTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Pada saat magnet bergerak terhadap kumparan, pada ujung-ujung kumparan timbul tegangan listrik dan pada penghantar timbul arus listrik. peristiwa tersebut dinamakan induksi elektromagnetik. generator AC

Lebih terperinci

E = = (1,80 x 10 5 N/C )( 4π )(0,50 m) 2 = 5,652 x 10 5 Nm 2 /C

E = = (1,80 x 10 5 N/C )( 4π )(0,50 m) 2 = 5,652 x 10 5 Nm 2 /C PERTEMUAN KE 5 1. Fluks listrik melalui sebuah bola Sebuah muatan titik positif q = 5,0 μc dikelilingi oleh sebuah bola dengan jari-jari 0,50 m yang berpusat pada muatan itu. Berapa fluks listrik yang

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet

Gambar 2.1. Kecenderungan posisi sebuah magnet Kemagnetan Prinsip kemagnetan mempunyai peranan yang sangat penting dalam prinsip kerja suatu mesin listrik (sebutan untuk generator, transformator dan motor). Magnet mempunyai dua karakteristik. Pertama,

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK13AR12FIS01PAS Version: 2016-11 halaman 1 01. Perhatikan rangkaian hambatan listrik berikut. Hambatan pengganti

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Laporan Praktikum Fisika Dasar 2 Rangkaian Hambatan Paralel Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Disusun Oleh : Asri Arum Sari 12222014 Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Konsep kemagnetan dan induksi elektromagnetik untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2 1. Agar medan magnet yang dihasilkan menjadi lebih besar, maka kawat kumparan yang digunakan adalah kawat yang diameternya

Lebih terperinci

Medan Magnetik. Sumber Tegangan

Medan Magnetik. Sumber Tegangan Medan Magnetik INDUKSI ELEKTROMANETIK PENDAHULUAN Dalam pembahasan mengenai medan magnet telah dijelaskan bahwa : - Arus listrik dapat menghasilkan medan magnetik - Medan magnetik mengerjakan gaya pada

Lebih terperinci

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika Listrik Dinamis - Soal Pilihan Ganda Doc. Name: K13AR09FIS0201 Doc. Version : 2015-11 halaman 1 01. Arus listrik yang mengalir di dalam sebuah kawat penghantar disebabkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem tenaga listrik DC Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya listrik arus searah itu mengalir ke satu jurusan saja dalam

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK FISIK KELS XII IP - KUIKULUM GUNGN 06 Sesi NGN NGKIN US SEH. US LISTIK rus listrik adalah aliran muatan-muatan positif (arus konvensional) yang apabila makin banyak muatan positif yang mengalir dalam selang

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET

BAB 6 INDUKSI ELEKTROMAGNET Lab lektronika Industri Fisika 2 A 6 INDUKSI LKTROMAGNT 1. GGL INDUKSI Pada ab 5 telah dibicarakan bahwa arus yang mengalir pada penghantar akan menimbulkan medan magnet. Setelah itu para ilmuwan juga

Lebih terperinci

RANGKAIAN PARAREL DAN KOMBINASI

RANGKAIAN PARAREL DAN KOMBINASI JOB SHEET 4 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR RANGKAIAN PARAREL DAN KOMBINASI OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS

Lebih terperinci

menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik.

menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi elektromagnetik. Bab 11 Sumber: Ensiklopedia Iptek 2007 Induksi Elektromagnetik Hasil yang harus kamu capai: memahami konsep kemagnetan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah mempelajari bab ini, kamu harus

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci