BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Hasil Belajar IPA Kelas 4 SD Hasil belajar adalah kemampuan - kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2011:22). Sedangkan menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011:7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Gagne dalam Agus Suprijono (2011:5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap. Senada dengan Gagne, Bloom dalam Agus Suprijono (2011:6-7) mengemukakan bahwa: Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan atau pikiran), pemahaman, menjelaskan, meringkas, menerapkan, menguraikan, mengorganisasikan, merencanakan, dan menilai. Domain afektif adalah sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi, dan karakterisasi. Domain psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, dan intelektual. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa dari kemampuan, sikap, keterampilan dan pengetahuan yang di peroleh dari guru setelah melakukan kegiatan belajar dalam bentuk nilai melalui tindakan tes. Hasil belajar siswa dapat diketahui, apabila ada pengukuran. Pengukuran adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberi angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda (Wardani Naniek Sulistya, dkk 2012: 47) Penetapan angka dapat dilakukan apabila ada alat ukur (instrumen) yang terstandar. Hasil dari pengukuran pencapaian KD dipergunakan sebagai dasar penilaian atau evaluasi. Menurut BSNP (2007:9) penilaian adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses 7

2 8 dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi. Berdasarkan beberapa pengertian dan uraian tentang hasil belajar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan khusus yang sudah direncanakan setelah menerima pengalaman belajar dan dapat diukur melalui tes yang diberikan guru, serta dapat dilihat dari perubahan perilakunya Pembelajaran IPA Kelas 4 SD Menurut Permendiknas nomor 22 tahun 2006, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi sarana bagi peserta didik dalam mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di dalam kehidupan sehari sehari. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pendidikan dan pengajaran dari berbagai disiplin ilmu, salah satunya adalah IPA. Dengan pengajaran IPA diharapkan siswa akan dapat: 1) Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya 2) Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA, berupa keterampilan proses atau metode ilmiah yang sederhana 3) Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran Penciptanya 4) Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3 9 Menurut Samatowa (2010:6), tujuan dimasukkannya mata pelajaran IPA ke dalam kurikulum Sekolah Dasar yaitu: (1) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi; (2) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang melatih/mengembangkan kemampuan berpikir kritis untuk dapat mencari dan menyelidiki suatu permasalahan; (3) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan ynag dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA merupakan bukanlah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka; (4) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi memuat tujuan pelajaran IPA di SD/MI. Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antar lain: 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-nya. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep konsep IPA yang memiliki manfaat serta dapat di terapkan dalam kehidupan sehari hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 4) Mengembangkan keterampilan proses yang di miliki oleh peserta didik untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah serta membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran peserta didik untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep serta keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP/MTs

4 10 Dalam kurikulum 2006 (KTSP) bahan kajian untuk mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar meliputi beberapa aspek yaitu : a) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, meliputi perkembangan dan pertumbuhan makhluk hidup b) Benda dan sifatnya, meliputi materi benda padat, cair dan gas yang dilihat dari sifat masing masing materi c) Energi dan perubahannya, meliputi berbagai macam jenis gaya, gerak, pesawat sederhana, cahaya d) Bumi dan alam semesta, meliputi planet planet, dan usaha manusia dalam menjaga bumi dan alam semesta. Dalam hal ini aspek IPA yang digunakan dalam penerapan sekolah dasar yaitu memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit yang telah di jabarkan dalam Standar Kompetensi 9 kelas IV semester 2. Dapat di lihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran IPA Kelas IV SD Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 9. Memahami perubahan 9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan permukaan bumi kenampakan bumi. dan benda langit. 9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari. Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (Depdiknas, 2003: 2) adalah sebagai berikut : (1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah, (3) Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains dan teknologi, (4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

5 Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) refleksi. Sugiyanto (2010:37) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang termasuk dalam model pembelajaran structural adalah (Think Pair Share) TPS. Think Pair Share (TPS) merupakan strategi pembelajaran yang di kembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di University of Maryland pada 1981 dan diadopsi oleh banyak penulis di bidang pembelajaran kooperatif pada tahun tahun selanjutnya. Strategi ini memperkenalkan gagasan tentang waktu tunggu atau berfikir (wait or think time) pada elemen interaksi pembelajaran kooperatif yang saat ini menjadi salah satu factor ampuh dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan. Menurut Jacobsen dkk (2009:234), Think Phair Share adalah salah satu strategi kerja kelompok di mana guru mengajukan pertanyaan rutin, daripada memanggil satu per satu siswa, guru meminta seluruh kelas untuk berpikir tentang jawabannya (aspek berpikir /think) dan mendiskusikannya dengan rekan atau pasangan mereka (aspek berpasangan /pair), setelah beberapa saat, guru meminta satu orang dari tiap pasangan atau beberapa dari pasangan untuk mendiskusikan pemikirannya dengan seluruh siswa yang ada di kelas (aspek berbagi /share). Menurut Mulyatiningsih (2011:233) TPS merupakan model pembelajaran yang dilakukan dengan cara sharing pendapat antar siswa. Model ini dapat digunakan sebagai umpan balik materi yang diajarkan guru. Pada awal, pembelajaran guru menyampaikan materi pembelajaran seperti biasa guru kemudian menyuruh dua orang peserta didik untuk duduk berpasangan dan saling berdiskusi membahas materi yang disampaikan oleh guru. Pasangan peserta didik saling mengoreksi kesalahan masing masing dan menjelaskan hasil diskusinya didepan kelas. Guru menambahkan materi yang belum dikuasai peserta didik berdasarkan penyajian hasil diskusi.

6 12 Menurut Eggen & Kauchak (2012:134), Think Phair Share merupakan model pembelajaran yang efektif karena : (1) Strategi ini mengandung respon dari semua orang di dalam kelas dan menempatkan semua siswa ke dalam peran-peran yang aktif secara kognitif. (2) Strategi ini mengurangi kecenderungan penumpangan gratisan, yang bisa menjadi masalah saat menggunakan kerja kelompok karena setiap anggota dari pasangan diharapkan untuk berpartisipasi. (3) Strategi ini mudah direncanakan dan ditetapkan. Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran TPS (Think Phair Share) adalah model pembelajaran yang menggunakan metode diskusi berpasangan yang dilanjutkan dengan diskusi pleno yang diadakan oleh guru. Dengan penggunaan model pembelajaran TPS siswa dilatih bagaimana cara menyampaikan pendapat yang dimiliki siswa dan siswa juga dilatih untuk belajar menghargai pendapat orang lain terutama pendapat temannya dengan tetap mengacu pada materi/tujuan pembelajaran yang sudah di tetapkan. Manfaat TPS antara lain adalah 1) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain, 2) mengoptimalkan partisipasi siswa dan 3) memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Skill-skill yang umumnya di butuhkan dalam strategi ini adalah sharing informasi, bertanya, meringkas gagasan orang lain, dan paraphrasing Langkah-langkah Model TPS (Think Phair Share) Langkah-langkah model pembelajaran TPS yang di kemukakan oleh Wardani Naniek Sulistya (2010:32) dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut : a) Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai b) Peserta didik diminta untuk berpikir tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru c) Peserta didik diminta untuk berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikirannya masing-masing d) Guru memimpin pleno kecil diskusi, setiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya

7 13 e) Berawal dari kegiatan tersebut mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa f) Guru memberi kesimpulan g) Penutup. Trianto (2011:61) langkah langkah model pembelajaran TPS pada intinya memiliki tahapan pelaksanaan sebagai berikut : Langkah 1 : Berpikir (Thinking) Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau masalah yang terkait dengan pelajaran dan meminta siswanya untuk menggunakan waktu satu menit untuk memikiran sendiri tentang jawaban untuk isu tersebut. Siswa perlu diajari bahwa berbicara tidak menjadi bagian dari waktu berpikir. Langkah 2 : Berpasangan (Pairing) Setelah itu guru meminta siswa untuk berpasang-pasangan dan mendiskusikan segala yang sudah mereka pikirkan. Interaksi selama periode ini dapat berupa saling berbagi jawaban bila pertanyaan yang diajukan atau berbagi ide bila sebuah isu tertentu diidentifikasi. Biasanya, guru memberikan waktu lebih dari empat atau lima menit untuk berpasangan. Langkah 3 : Berbagi (Sharing): Pada langkah akhir ini, guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah dibicarakan bersama pasangannya masing-masing dengan seluruh kelas. Lebih efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi ruangan, dari satu pasangan ke pasangan lain sampai sekitar seperempat atau separuh pasangan berkesempatan melaporkan hasil diskusi mereka.

8 Komponen Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Sebagaimana dipaparkan Joyce, Weil dan Calhoun (2009: ) setiap model pembelajaran mengandung beberapa unsur yaitu, sintakmatik (tahap-tahap kegiatan), sisem sosial (situasi atau suasana), prinsip reaksi (perilaku guru terhadap siswa), sistem pendukung (sarana dan alat), dan dampak insruksional dan pengiring. Unsur-unsur yang yang terkandung dalam model TPS adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Sintagmatis atau Sintaks Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Tahap Tingkah Laku Guru Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Fase 2 : Think ( berfikir individu) Fase 3 : Pair (berpasangan dengan teman sebangku) Fase 4 : Share ( berbagi/presentasi) Fase 5 : Evaluasi Fase 6 : Memberi penghargaan Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru memberi umpan siswa dengan pertanyaan dan membimbing mereka untuk berfikir secara mandiri. Guru membentuk kelompok belajar dengan memasangkan siswa dengan teman sebangkunya serta membimbing mereka untuk berdiskusi. Guru membimbing kelompok belajar yang berpasangan untuk presentasi di depan kelas. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

9 15 1. Prinsip Reaksi Pada prinsip reaksi ini menggambarkan pola tingkah laku guru dalam memperlakukan siswa ketika belajar. Peran guru dalam pembelajaran TPS adalah guru menjelaskan materi dengan seksama dan detail kepada seluruh siswa dikelas. Guru juga harus berperan aktif sebagai pembimbing dalam kelas. Guru harus menguasai setiap karakter siswa sehingga guru lebih mudah menyampaikan materi yang diajarkan. Setelah guru menjelaskan materi pelajaran guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada seluruh siswa kemudian menyuruh siswa untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan, masing masing siswa dapat mencari jawaban sendiri. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk salingnmenshare jawaban masing masing keteman sebangku. Kemudian guru memfasilitasi siswa untuk mengemukakan pendapatnya di depan kelas sehingga semua siswa mendapat informasi atau pengetahuan dari teman teman lain. Peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu setiap siswa yang kesulitan dalam belajar. 2. Sistem Sosial Sistem sosial/norma yang terdapat dalam model ini berlandaskan pada proses demokrasi dan keputusan kelompok. Guru dan siswa memiliki status yang sama, namun menduduki peran yang berbeda (Joyce, Weil dan Calhoun, 2009: 323). Guru tidak sepenuhnya menjadi pusat perhatian, namun ada kalanya perhatian tersebut tertuju pada siswa. Sistem sosial dalam pembelajaran ini berupa sikap saling membantu antarteman dalam kelompok. Siswa saling bahu-membahu dalam mecari jawaban yang paling tepat atas pertanyaan yang diterima. Ketika belangsungnya diskusi untuk mencari jawaban yang tepat, setiap anggota kelompok pasti mempunyai jawaban atau gagasan yang berbeda-beda. Dalam hal ini tentu saja harus ada pendapat yang diterima dan ditolak. Disinilah siswa akan belajar saling menghargai pendapat yang dikemukakan oleh teman.

10 16 3. Daya Dukung Sistem pendukung yang diperlukan dalam pembelajaran kooperatif TPS salah satunya adalah karakteristik siswa yang memang kurang dalam merespon pembelajaran, kondisi lingkungan fisik yang sesuai kebutuhan siswa dalam pembelajaran seperti kebersihan dan kenyamanan ruang kelas, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran yang berupa meja, kursi, papan tulis, dll. Selain itu, guru harus mempersiapkan bahan ajar yang digunakan yaitu berupa materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) atau berupa pertanyaan yang siap diajukan kepada siswa dan sumber belajar (buku dan lingkungan sekitar siswa) gambar gambar yang berkaitan dengan materi kenampakan bumi. Tidak lupa guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. 4. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Dampak instruksional merupakan hasil belajar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan-kemampuan siswa setelah menerima atau menyelesaikan pengalaman belajarnya. Secara umum, dampak instruksional setelah siswa mengikuti pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yaitu proses pembentukan kemandirian siswa dan pengelolaan kelompok dapat dilakukan secara efisien sesuai minat siswa namun masih dalam kontrol guru; sehingga proses pembelajaran secara berkelompok dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini, diharapkan dapat membiasakan siswa untuk lebih mandiri dan membangun pengetahuannya melalui diskusi kelompok, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Melalui proses kerjasama dalam kelompok, siswa berlatih untuk disiplin dan tanggung jawab dari masing-masing anggota kelompok. Sehingga semua anggota kelompok dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi.

11 17 Berani Kemandirian Percaya Diri Kerjasama Tekun Sportif Toleransi Think Pair Share (TPS) Mendiskripsikan perubahan kenampakan bumi Mendiskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari Demokratis Keterangan : Dampak Instruksional Dampak Pengiring.. Bagan 2.1 Dampak Pengiring dan Dampak Insruksional Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Secara khusus, dampak instruksional yang terdapat dalam pembelajaran IPA dengan materi Perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit melalui model TPS adalah siswa mampu mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi dan mendeskripsikan benda benda langit. Dampak pengiring adalah hasil belajar lain yang muncul dari suasana pembelajaran yang dialami siswa diluar arahan dari guru. Secara umum, dampak pengiring yang timbul dari pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah siswa lebih mandiri dalam mengerjakan tugas yang di berikan dan mampu berdiskusi dengan teman kelompoknya atau teman sebangkunya, sehingga timbul rasa percaya diri dan saling menerima kemampuan yang berbeda-beda dan tidak ada

12 18 rasa saling meremehkan. Adanya rasa tanggungjawab atas tugas yang diberikan kepada kelompoknya. Secara khusus, dampak pengiring yang akan didapatkan siswa dalam pembelajaran IPA materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dengan menggunakan model pembelajaran TPS adalah menumbuhkan rasa saling menghargai pendapat teman/demokratis, tanggung jawab, berpikir kritis, menumbuhkan jiwa kerja sama, tekun dalam mencari jawaban, melatih siswa untuk sportif, dan konsentrasi ketika guru mengajukan pertanyaan. Menumbuhkan rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat dan memaparkan jawaban keseluruh kelas. Dampak instruksional dan dampak pengiring dalam model Think Pair Share (TPS) digambarkan dalam bagan Strategi Pelaksanaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Dari penjelasan yang telah dipaparkan dengan menggunakan model pembelajaran TPS maka strategi yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang terjadi antara interaksi guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran TPS. Dapat di lihat pada tabel 2.3 dibawah ini tentang strategi pelaksanaan model pembelajaran TPS yaitu sebagai berikut: Tabel 2.3 Strategi Pelaksanaan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Aktifitas Guru Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin di capai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar Guru memberi siswa pertanyaan dan membimbing siswa untuk berfikir mandiri Guru membentuk kelompok belajar Sintaks Pembelajaran TPS Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Think ( berfikir individu) Pair ( berpasangan dengan teman sebangku) Aktifitas Siswa Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru dan siswa merespon tindakan guru saat memberikan motivasi Siswa mencari dan mengerjakan sendiri tugas yang diberikan guru Siswa melakukan diskusi dengan teman

13 19 dengan memasangkan siswa dengan teman sebangkunya untuk berdiskusi Guru membimbing kelompok belajar untuk melakukan presentasi di depan kelas Guru mengadakan evaluasi belajar tentang materi yang telah dipelajari Guru memberi penghargaan berupa pujian kepada siswa yang hasil belajarnya bagus Share (berbagi/presentasi) Evaluasi Memberi penghargaan sebelahnya dengan saling berbagi jawaban Siswa dapat melakukan presentasi didepan kelas Siswa mengerjakan soal evaluasi yang di berikan guru Siswa menerima dengan senang dan bangga atas prestasi yang didaptkan 2.3 Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian Tindakan Kelas terhadap pembelajaran IPA telah banyak dilakukan oleh pakar peneliti dan praktisi-praktisi pendidikan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. Berikut ini, peneliti menyertakan beberapa hasil penelitian tindakan kelas yang berhubungan dengan perbaikan pembelajaran IPA dan penggunaan media atau model pembelajaran. Hal itu dilakukan sebagai rujukan kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Siti Nurcholifah. (2013). Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dengan Media Audiovisual pada Siswa Kelas IV SDN Kalibanteng Kidul 02. Menurut hasil penelitian yang dilakukan dapat di lihat dari perolehan skor keterampilan guru siklus I pertemuan 1 yaitu 23 (cukup), siklus I pertemuan 2 yaitu 31 (baik), siklus II pertemuan 1 yaitu 32 (baik), siklus II pertemuan 2 yaitu 34 (sangat baik), pada siklus III pertemuan 1 yaitu 35 (sangat baik), dan siklus III pertemuan 2 yaitu 36 (sangat baik). Perolehan skor aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 yaitu 12,06 (cukup), siklus I pertemuan 2 yaitu 14,32 (cukup), siklus II pertemuan 1 yaitu 15,53 (baik), siklus II pertemuan 2 yaitu 16,25 ( baik), siklus III pertemuan 1 yaitu 17,33 (baik), dan siklus III pertemuan 2 yaitu 18,75 (baik). Ketuntasan hasil

14 20 belajar kognitif siswa meningkat yaitu pada siklus 1 diperoleh rata-rata 63,47dengan ketuntasan belajar 55,56%, siklus II diperoleh rata-rata 74,16 dengan ketuntasan belajar 83,33%, dan siklus III diperoleh rata-rata 77,76 dengan ketuntasan belajar 88,89%. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran IPA melalui pendekatan kooperatif tipe Think-Pair-Share dengan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Wahyuni. (2013). Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share Siswa Kelas 5 SDN Tondokerto Kabupaten Pati Semester 1 Tahun Dengan Kompetensi Dasar 1.5 mengenal jenisjenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia setelah menggunakan model pembelajaran TPS. Hal tersebut nampak dari hasil perbandingan skor maksimal yang dicapai pada pra siklus 90, naik menjadi 100 pada siklus 1 dan siklus 2. Skor minimal dari pra siklus, siklus I dan siklus II tetap yakni 60. Skor rata-rata dari 74,76 pada pra siklus, naik menjadi 82,38 pada siklus 1 dan 89,05 pada siklus 2. Demikian juga ketuntasan belajar (hasil belajar) antar siklus mengalami kenaikan yang signifikan yaitu pra siklus mencapai 33,33%, siklus I sebesar 76,19%, kemudian siklus II sebesar 90,48 %. Peningkatan ketuntasan hasil belajar IPS dari pra siklus ke siklus I mengalami kenaikan sebesar 128,57%, kemudian dari pra siklus ke siklus II sebesar 171,42 %. Ketuntasan hasil belajar IPS dalam siklus II mencapai sebesar 90,48 % dari seluruh siswa, ini berarti ketuntasan belajar siklus II telah memenuhi kriteria keberhasilan PTK yang ditentukan yakni 90 %. Jadi PTK ini telah mencapai keberhasilan. Tetty Andriani. (2012). Dengan judul Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ( Think Pair Share) Pada Kelas VI SD Negeri Medan Estate T.A 2011 / Dalam penelitiannya melalui hasil angket dapat diketahui motivasi belajar siswa pada kondisi awal menunjukkan bahwa skor motivasi belajar siswa yaitu pada kondisi awal diperoleh data bahwa dari 40 orang siswa yang memiliki tingkat motivasi rendah ada 22 orang siswa, yang mendapat tingkat motivasi sedang ada 12 orang siswa dan yang mendapat tingkat motivasi tinggi ada 6 orang siswa. Lalu

15 21 mengalami peningkatan saat dilaksanakan siklus I. Dari hasil angket motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh data yang memiliki tingkat motivasi rendah ada 10 orang siswa, yang mendapat tingkat motivasi sedang ada 22 orang siswa dan yang mendapat tingkat motivasi tinggi ada 8 orang siswa. Dan semakin mengalami perubahan setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II diperoleh data yang memiliki tingkat motivasi rendah ada 1 orang siswa, yang mendapat tingkat motivasi sedang ada 2 orang siswa dan yang mendapat tingkat motivasi tinggi ada 37 orang siswa. Setelah perbaikan tindakan siklus II diperoleh hasil motivasi meningkat menjadi 80,15 % dengan rata rata angket 88,47 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran IPA dengan materi Gerakan Bumi dan Bulan di kelas VI SD Negeri Medan Estate Tahun Ajaran 2011 / Dari beberapa peneliti terdahulu telah membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share dapat membantu proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Membandingkan pada beberapa peneliti terdahulu telah berhasil maka peneliti ingin melakukan penelitian yang sama dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar IPA secara khusus kelas IV SDN Tegalrejo 05 Salatiga. Meskipun ada beberapa persamaan yang telah di teliti seperti variabel hasil belajar dan variabel model pembelajaran Think Pair Share yang di gunakan tetapi di sisi lain ada perbedaan yang terdapat seperti yang pertama, subyek penelitian yang dilakukan di SDN Tegalrejo 05 Salatiga untuk kelas IV, yang kedua materi yang di gunakan, peneliti menggunakan SK 9 tentang memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dimana penulis ingin meningkatkan hasil belajar IPA menggunakan model TPS, dan yang ketiga karakteristik pada masing masing siswa. Oleh karena itu peneliti sangat tertarik ingin melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran Think Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Tegalrejo 05 Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2015/2016

16 Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Tegalrejo 05 Semester 2 mengalami kegagalan. Hal tersebut terlihat dari hasil ulangan tes tengah semester yang mereka peroleh. Hal itu disebabkan karena proses pembelajaran yang dilakukan guru secara konvensional atau hanya berpusat pada guru sehingga siswa mudah jenuh dan kurang aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Agar hasil belajar IPA kelas 4 SDN Tegalrejo 05 Semester 2 dapat meningkat maka yang harus dilakukan guru adalah memilih model dan metode yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran nanti. Salah satu model yang tepat adalah menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) adalah salah satu strategi mengajar yang diawali dengan guru memberikan sebuah pertanyaan untuk dipikirkan siswa kemudian meminta siswa untuk mendiskusikan jawaban dengan pasangannya, setelah itu meminta salah satu dari kelompok atau beberapa siswa dari kelompok untuk berbagi jawaban yang mereka sepakati kepada siswa sekelas. Model pembelajaran ini dianggap efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA karena strategi ini mengandung respons dari semua orang di dalam kelas dan menempatkan semua siswa ke dalam peran-peran yang aktif secara kognitif; mengurangi kecenderungan penumpangan gratisan, yang bisa menjadi masalah saat menggunakan kerja kelompok karena setiap anggota dari pasangan diharapkan untuk berpartisipasi; dan mudah direncanakan dan ditetapkan. Melalui Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi pada mata pelajaran IPA. SK 9. Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dan KD 9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi dan 9.2 Mendeskripsiskan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari kehari. Dapat di lihat pada langkah langkah pembelajran TPS Keterlibatan siswa dalam pembelajaran nampak melalui langkah-langkah pembelajaran TPS yakni

17 23 1. Siswa menyimak materi pembelajaran 2. Secara individu siswa menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru 3. Siswa menerima tugas berupa LKS 4. Siswa berpasangan saling mendiskusikan tugas yang di berikan 5. Masing-masing pasangan melaporkan hasil diskusi dalam diskusi pleno 6. Pasangan yang lain memberikan tanggapan 7. Siswa melakukan penegasan materi yang telah dipelajari dengan bimbingan dari guru. 8. Tes formatif Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS pada mata pelajaran IPA tentang Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit, diharapkan nantinya siswa tidak mudah jenuh dan aktif sehingga hasil belajar IPA kelas 4 SDN Tegalrejo 05 Salatiga Semester 2 dapat meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan 2.2.

18 24 Pemilihan model pembelajaran kurang efektif dan masih menggunakan metode ceramah Kurangnya sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran di kelas Siswanya sangat hiperaktif, masih senang dalam bermain. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA Hasil belajar IPA dibawah nilai KKM 75 SK.9 Memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit Diterapkan Model Pembelajaran TPS (Think Phair Share) : 1. Menyimak materi tentang perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit 2. Siswa berfikir menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru 3. Mengerjakan LKS yang di berikan guru 4. Berpasangan dengan teman sebangku menyelesaikan tugas yang di berikan 5. Mempresentasikan hasil diskusi yang telah di kerjakan oleh kelompok 6. Guru menambahkan materi yang kurang jelas ke pada semua siswa 7. Guru dan siswa membuat kesimpulan Tes Formatif Hasil belajar IPA meningkat 75 KKM 2.2 Skema Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran TPS

19 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan presentase belajar IPA Kelas 4 SDN Tegalrejo 05 Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Negeri Tondokerto Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum diadakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar. Nana Sudjana (1989:5) berpendapat: Belajar adalah sustu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran IPA a. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan haanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: FRIDA IKA YUHASTUTI A54E111072 PROGAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

Lebih terperinci

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan Kelas adalah model Picture and Picture.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat membantu pencapaian keberhasialn pembelajaran. Ditegaskan oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Sekolah Dasar (SD)/Madrasah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam Permen Diknas RI No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA merupakan salah satu mata pelajaran bagian dari kurikulum yang harus dikuasai siswa sesuai tingkat sekolah dari jenjang dasar sampai tingkat lanjutan. Semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa siswa menuju pada keadaan yang lebih baik. Susanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi manusia untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Seperti yang diuraikan pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Pra siklus Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas V SD 4 Bulungkulon Kecamatan Jekulo Kabupaten Kudus tahun ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pairs Share) Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Matematika Belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang akademik maupun non

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa adalah penentu terjadinya atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Dalam kajian teori akan disajikan teori tentang variable X yaitu model pembelajaran kooperatif tipe think pair square dan teori tentang variable Y yaitu hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Berikut ini akan dijelaskan mengenai kajian teori yang digunakan pada penelitian ini, antara lain Tinjauan Tentang Belajar IPA di SD, Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori 2.1.1. Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pada bagian ini peneliti akan membahas beberapa kajian-kajian teori diantaranya ialah tentang hakikat matematika serta pembelajaran matematika dan tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA Kelas V Nana Sudjana (2002: 22) mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan 01 semester II tahun pelajaran 2015/2016, yaitu sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sekolah dasar. IPA berguna untuk memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai fenomena-fenomena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan mempunyai pandangan

Lebih terperinci

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI BANYUANYAR II SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar (2008:41) Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pendidikan merupakan permasalahan yang masih menjadi bahan kajian dan perhatian sampai sekarang ini. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran kooperatif tipe TPS TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor Frank Lyman di Universitas Meryland pada tahun 1981 dan diadopsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan rohani kepada orang yang belum dewasa agar mencapai kedewasaan (Syaripudin, T: 2009, 5).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Istilah belajar menurut beberapa ahli, di antaranya oleh Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka

BAB II Kajian Pustaka BAB II Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, pembahasan landasan teori dalam penelitian ini berisi tinjauan pustaka yang merupakan variabel dari penelitian ini. Kajian

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Oleh: N U R D I N ABSTRAK Pada umumnya, proses pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) masih bersifat klasikal,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah

Lebih terperinci

536 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017

536 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017 536 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 5, Juli 2017 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DAN THINK PAIR SHARE (TPS) Oleh Dea Komala Sari deakomalasari1994@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan di sekolah dasar bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan cerdas sehingga dapat melanjutkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Kajian Teori 1.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan

TINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan potensi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal. Adapun tujuan pendidikan Sekolah Dasar adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) Menurut Suprijono Contextual Teaching and Learning (CTL)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Snowball throwing menurut asal katanya berarti bola salju bergulir dapat diartikan sebagai metode pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Hasil Belajar IPA 2.2.1 Hakekat Hasil Belajar Dimyati dan Mudjiono (2009:20) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses hasil belajar. Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam 4 langkah, diantaranya perencanaan, pelaksanan, observasi dan refleksi.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share

ABSTRAK. Kata kunci: hasil belajar, model pembelajaran Think-Pair-Share PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-8 SMA NEGERI 2 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Linda Ismiyanti 1, MH. Sukarno 2 dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang motivasi untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang sangat besar, terutama pendidikan di tingkat dasar dan menengah. Pendidikan ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kajian Teori Model Pembelajaran Kooperatif 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Model Pembelajaran Kooperatif BAB II KAJIAN TEORI Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanan dan observasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Rasa Tanggung Jawab a. Pengertian Rasa Tanggung Jawab Rasa tanggung jawab merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang terjadi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu dari 5 mata pelajaran utama yang diajarkan dari di sekolah dasar.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut dengan Classroom Action Research (CAR). Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kooperatif 1. Teori Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Sardiman (1986: 22), secara

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci