UNIVERSITAS INDONESIA. Audit Internal. Performing Effective Internal Audit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA. Audit Internal. Performing Effective Internal Audit"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA Audit Internal Performing Effective Internal Audit Disusun Oleh: IRENA VANIA MARGARET ( ) LANA MEUTIA FIRDAUS ( ) PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA 2016

2 Statement of Authorship Saya/kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlamppir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makaah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menyatakan menggunakannya. Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme. Mata ajaran Judul makalah/tugas Tanggal Dosen : Audit Internal : Performing Effective Internal Audit : 29 September 2016 : Elok Tresnaningsih M.S.Ak Nama : Irena Vania Margaret NPM : Tanda Tangan : Nama : Lana Meutia Firdaus NPM : Tanda Tangan :

3 Performing Effective Internal Audit Chapter ini berfokus pada tahapan dasar dan proses yang dibutuhkan untuk merencanakan, melaksanakan, dan memenuhi individual internal audit. Hampir semua audit internal dimulai dengan pembentukan sebuah program audit internal yang telah disetujui, penegasan kembali tentang tujuan audit awal, pengembangan rencana audit secara rinci, dan kemudian program audit internal yang pada dasarnya termasuk review awal dan dokumentasi control internal, tes untuk menentukan mereka bekerja seperti yang diharapkan, dan laporan hasil audit. Auditor internal yang efektif berfungsi sebagai garis depan untuk komite audit dan manajer senior, dan harus melakukan lebih dari sekedar meninjau kepatuhan perusahaan dengan dokumentasi dan prosedur dipublikasikan. Auditor internal mengunjungi fasilitas di mana pekerjaan yang sebenarnya perusahaan itu dilakukan, mengamati operasi dan menyediakan laporan. I. Organizing and Planning Internal Audits Keseluruhan tahap dan proses untuk mengatur dan merencanakan audit internal membutuhkan pemahaman dari IIA International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing. Internal Audit membutuhkan skill dan pengetahuan yang luas yang tidak bisa dideskripsikan dalam tahap tertentu tetapi termasuk keseluruhan aktifitas. Sebelum fungsi audit internal dimulai, diperlukan sebuah sarana untuk membangun fungsi audit internal yang efektif, yaitu: Sebuah rencana organisasi yang efektif dan piagam untuk meluncurkan kegiatan audit internal. Sebuah rancana jangka panjang atau rencana audit tahunan. Setiap individu audit internal harus didasarkan pada rencana jangka panjang dari berbagai kegiatan audit. Standard dan pendekatan yang efektif untuk melakukan semua audit internal. Tujuannya adalah untuk menunjukkan serangkaian prosedur audit internal untuk melakukan review. Sebagai seorang individu yang profesional, audit internal lebih efektif jika semua anggota staf audit mengikuti prosedur profesional yang konsisten dalam II. melakukan review karena mereka merupakan sumber daya yang kuat di mata manajemen. Internal Audit Preparatory Activities Seorang audit internal harus merencanakan setiap kegiatan secara matang sebelum dijalankan. Proses audit harus dimulai dari elemen-elemen dalam perencanaan sampai proses penilaian risiko audit internal tahunan, melalui manajemen atau permintaan khusus komite audit, atau dalam peristiwa yang tidak direncanakan; seperti penemuan penipuan, peraturan baru, atau peristiwa ekonomi yang tak terduga. Walaupun elemen kecil dari persiapan dapat dilakukan bersamaan dengan audit itu sendiri, umumnya harus dilakukan sebelum mengunjungi lokasi audit. Kegiatan persiapan yang penting adalah menentukan tujuan, ruang lingkup, dan prosedur program audit yang

4 akan digunakan dalam individual audit. Gambar dibawah menunjukkan dokumen memo to files yang menjelaskan mengenai audit plan yang akan datang. Dokumen ini yang akan dipersiapkan oleh manajer audit internal. a. Determine the Audit Objectives Sebuah tujuan High-End harus ditetapkan untuk setiap audit yang direncanakan secara individu. Laporan Tujuan Audit ini tidak harus berupa daftar persyaratan rinci, namun harus memiliki informasi yang cukup untuk memberitahu auditee, manajemen, dan orang yang berkepentingan mengenai apa yang ingin dicapai. Berikut adalah beberapa contoh dari pernyataan tujuan audit internal:...untuk memperbarui proses dokumentasi dan menguji pengendalian internal yang diperlukan, untuk proses manajemen aset tetap demi memenuhi persyaratan SOx bagian untuk meninjau kontrol internal di lokasi selama pemeliharaan konfigurasi IT manajemen database dan prosedur pendukungnya. Dari setiap pernyataan di atas, dijelaskan rencana apa yang akan dicapai oleh audit internal dalam review mendatang. Pernyataan tujuan audit internal tersebut akan memulai audit internal. Selama pemeriksaan yang direncanakan disetujui, pernyataan tujuan harus selalu dilihat sebagai gambaran besar yang menggambarkan tujuan audit internal untuk review yang diberikan.

5 b. Audit Scheduling and Time Estimates Skedul audit dan estimasi waktu audit tergantung dari seperti apa dan ukuran dari audit yang dilakukan. jadwal individu dapat mencakup satu bulan, seperempat, atau bahkan waktu yang lebih lama. Untuk kelompok audit internal yang lebih besar, jadwal audit rinci harus disiapkan untuk seluruh departemen audit dan setidaknya review bulanan untuk mencerminkan perubahan atau penyesuaian. c. Preliminary Surveys Apabila akan melakukan audit di area yang sebelumnya pernah dilakukan audit, langkah pertama ialah melakukan survei, mengumpulkan bahan latar belakang mengenai entitas yang akan diaudit. Survei ini seringkali menjadi tanggung jawab manajer audit atau auditor in-charge. Item-item di bawah ini harus ditinjau, selama Preliminary Surveys internal audit: Review of prior workpapers Hasil dari review yang sebelumnya harus ditinjau kembali; apa harus dikurangi, dihilangkan, diperluas, atau dilakukan secara bergilir di audit yang akan datang. Sebagai contoh pada kertas kerja sebelumnya menunjukkan bahwa sampel tes perhitungan dimasukkan sebagai bagian dari review persediaan, namun karena prosedur pengendalian internalnya baik, beberapa kendala dapat ditemui. Perencanaan audit yang mendatang harus focus kepada apakah prosedur pengendalian yang sama dapat memungkinkan pengurangan ukuran sampel. Review of prior audit reports Ditemukannya temuan audit yang signifikan di masa lalu juga harus dipertimbangkan, serta sejauh mana komitmen manajemen untuk memperbaiki hal tersebut. Untuk mendapatkan pengarahan ke area lainnya, auditor juga harus mempelajari laporan tentang entitas atau fungsi dalam organisasi. Review kertas kerja khusus diberikan jika tindakan perbaikan substansial diperlukan dalam pemeriksaan terakhir. Perencanaan audit mendatang harus mencakup pemeriksaan mengenai hal ini juga. Meskipun manajemen audit internal harus memiliki tujuan untuk membersihkan semua item yang disengketakan dalam laporan audit, mungkin ada situasi di mana auditor dan auditee setuju untuk tidak setuju. Auditor harus mencatat saran untuk audit yang direncanakan dalam periode yang akan datang. Organization of entity Auditor harus memperoleh bagan organisasi dari entitas yang diaudit untuk memahami struktur dan tanggung jawabnya. Perhatian khusus harus diberikan kepada area di mana mungkin ada potensi masalah pemisahan tugas. Misi entitas atau deskripsi fungsional serupa juga harus diperoleh supaya auditor lebih memahami

6 tujuannya. Anggaran dan data kinerja keuangan juga harus ditinjau sebagai bahan latar belakang. Area audit ketika mendapatkan pemahaman tentang organisasi entitas akan bervariasi tergantung pada jenis audit yang direncanakan. Contohnya dalam audit operasional area manufaktur, internal auditor mungkin ingin memperoleh pemahaman keseluruhan proses manufaktur, informasi latarbelakang tentang lingkungan operasi, jaringan telekomunikasi, dan aplikasi yang diproses. Other related audit materials Data pendukung lain harus dipelajari. Data ini mungkin termasuk masalah yang diidentifikasi oleh auditor eksternal dalam periode sebelumnya pada SOx Pasal 404 oleh governmental regulatory auditor. Hasil tinjauan internal dengan pejabat departemen atau organisasi lainnya, siaran pers, dan laporan terkait lainnya memberikan tambahan latar belakang material yang berguna. III. Starting the Internal Audit Langkah pertama dalam memulai internal audit ialah menginformasikan organisasi yang akan di audit bahwa mereka akan di audit pada jadwal yang telah ditentukan walaupun internal audit sudah mempersiapkan planning memo seperti gambar diatas sebagai dokumentasi. Pemberitahuan dari pihak audit internal berupa Engagement Letter. Surat ini merupakan dokumen perencanaan yang berfungsi untuk menginformasikan kepada auditee tentang rencana audit, siapa yang akan melaksanakannya, dan alasan mengapa audit tersebut dilaksanakan Berikut merupakan hal yang harus ada dalam Engagement Letter: Penerima Tujuan dan ruang lingkup audit Tanggal dimulai dan durasi audit Orang yang akan bertanggung jawab dalam proses audit Pengajuan untuk persiapan audit Salinan dari Engagement Letter Laporan lain Berikut merupakan contoh dari management letter:

7 Ketika jadwal audit sudah terbentuk, dan manajemen sudah di informasikan, tim audit siap untuk mengaudit organisasi tersebut. Fase ini bisa juga disebut dengan fieldwork. a. Internal Audit Field Survey Field survey merupakan fase yang penting, dalam fase ini akan menentukan tujuan, jangkauan, dan meningkatkan hasil audit. Berikut adalah informasi yang harus dikumpulkan oleh auditor in charge dalam field survey: Organisasi Auditor harus mengkonfirmasi bagan organisasi, termasuk nama-nama personil kunci, benar. Auditor harus akrab dengan tanggung jawab fungsional dan orangorang kunci yang terlibat dalam operasi. Pedoman dan Arahan Salinan kebijakan yang berlaku dan manual prosedur, penggalian data yang menarik untuk kertas kerja audit, mungkin tersedia melalui sistem online, dan akses yang sesuai harus diperoleh. Laporan Laporan manajemen yang relevan dan risalah rapat yang meliputi daerah sesuai dengan audit-seperti penganggaran, operasi, studi biaya, dan masalah personel,

8 dan hasil dari setiap inspeksi eksternal atau ulasan manajemen serta tindakan yang diambil harus dianalisis Observasi Pribadi Sebuah walkthrough membiasakan auditor internal dengan entitas, operasi dasar, personil, dan pemanfaatan ruang. Diskusi dengan Staff kunci Diskusi di daerah yang diaudit untuk menentukan masalah daerah yang diketahui. b. Documenting the Internal Audit Field Survey Pekerjaan yang dilakukan, dan ringkasan dari data yang dikumpulkan melalui survey lapangan didokumentasikan di kertas kerja audit. Salinan laporan yang penting dan prosedur yang pubilikasikan harus diperoleh, ringkasan catatan dan pengamatan direkam dari semua wawancara dan kunjungan, dengan diagram alur disiapkan untuk semua system atau proses. c. Field Survey Auditor Conclusions Tujuan dari survei lapangan audit internal adalah untuk mengkonfirmasi asumsi diperoleh dari perencanaan audit awal, dalam rangka mengembangkan pemahaman tentang pentingnya suatu sistem dan proses. Karena informasi yang mendukung audit awal perencanaan sering tidak sempurna, ini merupakan titik penting dimana tim audit yang ditugaskan dapat membuat penyesuaian terhadap lingkup tujuan audit yang direncanakan. Untuk audit yang lebih besar, ide yang baik untuk manajemen audit internal mengunjungi tim untuk melakukan survey lapangan dan meninjau hasilhasilnya. Berikut contoh internal audit report dalam hasil field survey:

9 IV. Developing and Preparing Audit Programs Internal audit harus terorganisir dan dilakukan dengan cara yang konsisten dengan tujuan meminimalkan prosedur audit yang tidak perlu. Untuk mencapai konsistensi audit, auditor internal harus menggunakan apa yang disebut program audit untuk melaksanakan prosedur audit secara konsisten dan efektif untuk jenis yang sama dari audit. Program audit adalah alat untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan audit dengan menspesifikasi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan audit. Internal audit yang efektif adalah mereka yang memiliki audit program yang tergeneralisasi yang dipersiapkan untuk sebagian besar aktifitas audit yang dilakukan secara berulang. Untuk mempersiapkan program ini, internal audit harus memiliki pemahaman tentang apa yang merupakan program audit yang memadai. a. Audit Program Formats and Their Preparation Program audit adalah prosedur yang menjelaskan langkah-langkah dan tes yang akan dilakukan oleh auditor internal saat melakukan kerja lapangan. Program audit harus sudah final setelah selesai preliminary dan field survey, dan juga sebelum memulai aktifitas audit yang sebenarnya. Audit program harus dapat mengidentifikasi area yang nantinya akan diperiksa lebih lanjut dan daerah sensitif yang memerlukan

10 penekanan Audit. Tujuan program audit ini juga untuk membimbing para auditor yang berpengalaman maupun yang tidak. Tergantung pada jenis audit yang direncanakan, audit program biasanya mengikuti salah satu dari tiga format umum: (1) satu set umum prosedur audit, (2) prosedur audit dengan petunjuk rinci untuk auditor, atau (3) checklist untuk review kepatuhan. Exhibit 7.5 adalah contoh satu set umum prosedur audit untuk review direct expenditure cycle, proses pembelian di perusahaan. Exhibit 7.6 berikut ini adalah contoh untuk audit program yang lebih rinci mengenai petunjuk langkah-angkah untuk review petty cash controls di branch unit. Sementara Exhibit 7.7 menyajikan internal audit program format checklist untuk review ethics and business compliance policies

11

12 Internal auditor dalam mengembangkan program audit harus mencoba untuk memilih langkah audit yang bermakna dan yang akan menghasilkan bentuk bukti audit yang reliable. Sebagai contoh, program audit lebih sering melakukan detailed-tes pada daerah kritis dan berisiko tinggi daripada melalui wawancara. b. Types of Audit Evidence Auditor internal harus mengumpulkan bukti audit untuk mendukung evaluasi audit. Bukti audit harus sufficient, competent, relevant, and useful. Exhibit 7.8 menyediakan beberapa bukti audit terbaik untuk tiap-tiap klasifikasi material. V. Performing the Internal Audit a. Internal Audit Fieldwork Initial Procedures Proses audit internal dapat saja mengganggu rutininas operasi bisnis auditee, sehingga auditor perlu mengkomunikasikan tentang jadwal dan tujuan pelaksanaan audit internal ini dengan pihak auditee. Selain itu, auditor juga harus mendapatkan komitmen dari auditee terhadap pelaksanaan audit internal dimaksud, terutama dalam hal penyediaan data dan laporan yang dibutuhkan oleh auditor internal. Jika pada pelaksanaannya terdapat key person yang tidak kooperatif, maka auditor dapat membahasnya dengan pihak yang berwenang dari auditee, atau merevisi strategi auditnya antara lain dengan: Merevisi program dan prosedur audit yang akan dilakukan, misalkan dengan melakukan uji tambahan di area lain, dsb. Melengkapi proses audit tanpa menyelesaikan audit di area yang bermasalah, tetapi pendekatan ini harus mendapatkan persetujuan dari manajemen internal audit. Menyelesaikan program audit yang telah direncanakan, dan menyusun kembali uji ulang terhadap area yang bermasalah untuk dilakukan dikemudian hari. Audit fieldwork harus mengikuti program audit yang ditetapkan. Saat tiap selesai melakukan langkah-langkah, auditor yang bertanggung jawab harus paraf dan mencantumkan tanggal program audit. Dokumentasi dikumpulkan dari setiap langkah audit, serta analisis audit yang ada, harus diorganisir dan diteruskan ke auditor in-charge untuk melakukan review awal dari pekerjaan audit. Auditor in-

13 charge memonitor kinerja pekerjaan audit yang sedang berlangsung dan review worksheet mereka di tiap prosedur. Exhibit 7.9 audit program untuk review petty cash. b. Audit Fieldwork Technical Assistance Pada audit fieldwork dapat timbul permasalahan yang bersifat teknis, dimana auditor internal tidak berkompetensi dalam bidang teknis dimaksud, harus diatasi dengan melaksanakan asistensi dari orang-orang yang memiliki kompetensi pada bidang dimaksud. Segala biaya dan waktu tambahan pada permasalahan tersebut juga harus selalu didokumentasikan dalam kertas kerja audit, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pendukung penyusunan rencana audit berikutnya. c. Audit Management Fieldwork Monitoring Jika audit internal dilakukan pada jangka waktu yang panjang atau tingkat sumber daya yang diperlukan luas, manajemen audit internal harus sering meninjau kemajuan audit ini dan memberikan arahan teknis melalui kunjungan dan komunikasi. Tujuan dari kunjungan ini untuk meninjau pekerjaan yang sedang berlangsung dan untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi. Review comment pada workpaper harus didokumentasikan ketika manajemen reviewer memiliki pertanyaan atau mengidentifikasi item yang hilang dari dokumentasi audit. Berdasarkan review comment ini, staf auditor harus melakukan pekerjaan audit tambahan yang diperlukan dan membuat perubahan yang diperlukan pada kertas kerja, menunjukkan tindakan yang diambil pada review sheet. Setelah

14 selesai internal audit comment ini, pekerjaan tambahan dilakukan, atau koreksi, supervisor mengisi pada lembaran review comment nya serta tindakan lebih lanjut yang akan diambil. d. Potential Audit Findings Kapanpun auditor menemukan hal yang berpotensi sebagai temuan/ kelemahan dari sistem pengendalian, maka uraian kondisi dimaksud dan rekomendasi perbaikan harus segera dipersiapkan. Summary kondisi diatas biasa disebut audit preliminary finding sheet. Berikut exhibit 7.10 adalah audit preliminary findings sheet untuk sample audit atas accounts payable processes pada Global Computer Products operations di Minneapolis.

15 Uraian dimaksud sering dimuat dalam audit preliminary finding sheet yang berisikan antara lain: Identifikasi temuan Kondisi yang terjadi Referensi kondisi/temuan pada dokumentasi kerja Usulan/rekomendasi perbaikan dari auditor Hasil diskusi tentang temuan dengan pihak manajemen Rekomendasi yang telah disepakati untuk dilaksanakan oleh manajemen e. Audit Program and Schedule Modification Kebutuhan modifikasi program audit yang paling umum dibutuhkan ketika audit internal telah mengembangkan program audit umum untuk digunakan dalam review unit yang sama tetapi tidak identik. Misalnya intuk pengendalian internal fungsi pembelian dimana audit program nya pada satu area bisa dijalankan dengan baik, namun pada area spesifik lain tidak dapat diterapkan walaupun sama-sama pada unit atau fungsi pembelian. Selama melakukan field audit bisa muncul masalah yang tak terduga yang membutuhkan modifikasi program audit. Proper approval oleh internal audit manajemen dibutuhkan untuk modifikasi perubahan-perubahan ini. f. Reporting Preliminary Audit Findings to Management Temuan saat melakukan audit harus di review. In-charge auditor harus menyisihkan jadwal untuk meeting dengan unit manajemen untuk mengkomunikasikan temuantemuan yang ada sebelum meninggalkan lokasi/field.

16 VI. Wrapping Up the Field Engagement Internal Audit Hasil akhir dari aktivitas pengauditan internal adalah Laporan Departemen Audit Internal kepada Dewan dan Komite Audit. Laporan berisi temuan audit selama dilakukan pekerjaan lapangan dan rekomendasi yang diberikan agar proses bisnis organisasi menjadi efektif dan efisien. Untuk memberikan laporan yang valid perlu dilakukan perencanaan pekerjaan lapangan internal audit. Departemen Internal Audit harus membuat perhitungan yang cermat agar tujuan dari internal audit dapat tercapai dan sejalan dengan anggaran yang telah direncanakan. Departemen Internal Audit harus memperhitungkan berapa jumlah personel yang dibutuhkan, siapa saja personelnya, berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan berapa biaya yang akan dikeluarkan secara mendetail. Perencanaan yang telah dibuat sebelumnya harus dibandingkan dengan anggaran yang disediakan. Hal ini penting dilakukan untuk mengukur kinerja dari personel internal audit dan mengetahui varian yang terjadi antara anggaran dan pelaksanaan dilapangan, untuk itu setiap personel internal auditor harus memiliki laporan mengenai perkembangan pekerjaan lapangan mereka. Laporan ini berisi informasi berupa anggaran, estimasi waktu dibandingkan waktu sesungguhnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan, deskripsi perkembangan audit dibandingkan program audit. Auditor in-charge harus dapat menjelaskan varian yang terjadi antara anggaran dan kenyataan. VII. Performing an Individual Internal Audit Konsep di balik tema CBOK adalah untuk menyorot bidang pengetahuan yang penting bagi setiap auditor internal. Sementara laporan audit internal merupakan produk kerja yang penting, kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan audit internal individu adalah key knowledge requirement. Apakah anggota staf senior audit internal, atau anggota tim manajemen audit internal, secara profesional harus memiliki pemahaman yang memadai untuk menilai risiko dan rencana audit internal, untuk mempersiapkan kertas kerja, untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan audit, dan untuk meringkas hasil dalam persiapan untuk menyimpulkan laporan audit internal. Karena begitu banyak jenis audit internal yang dilakukan, kami tidak mencoba menguraikan langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan satu audit internal yang generik. Namun, auditor internal harus memiliki pemahaman yang baik tentang International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing, serta nternal audit planning and performance Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan internal audit pada exhibit 7.11.

17 Nilai paling penting pada proses internal audit terhadap komite audit dan manajemen adalah hasil yang dilaporkan atas audit rinci yang dilakukan di lapangan atau sebagai bagian dari operasi keseluruhan. Mengumpulkan bukti awal, melakukan audit, dan pelaporan temuan awal kepada manajemen adalah bagian dari proses audit internal. VIII. Standar IIA Perencanaan Penugasan Auditor Internal harus menyusun dan mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan yang mencakup tujuan penugasan, ruang lingkup, waktu, dan alokasi sumber daya Pertimbangan Perencanaan Dalam merencanakan penugasan, auditor internal harus mempertimbangkan: Sasaran dari kegiatan yang sedang diperiksa dan mekanisme yang digunakan dalam mengendalikan kinerjanya; Risiko signifikan atas kegiatan, sasaran, sumber daya, dan operasi yang diperiksa, dan bagaimana menurunkan dampak risiko tersebut sampai pada tingkat yang dapat diterima; Kecukupan dan efektivitas tata kelola, manajemen risiko dan proses pengendalian dibandingkan dengan kerangka atau model yang relevan; dan Peluang untuk meningkatkan secara signifikan tata kelola, manajemen risiko, dan proses pengendalian A1 Sewaktu menyusun rencana penugasan yang akan diberikan kepada pihak di luar organisasi, auditor internal harus membuat kesepahaman dengan mereka tentang tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab masingmasing pihak, dan

18 harapan lainnya, termasuk pembatasan distribusi hasil penugasan dan akses terhadap catatan penugasan C1 Auditor Internal harus membuat nota kesepahaman dengan klien penugasan konsultansi yang memuat tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab masingmasing pihak, dan harapan lain klien. Untuk penugasan yang signifikan, nota kesepahaman ini harus didokumentasikan Tujuan Penugasan Tujuan harus ditetapkan untuk setiap penugasan A1 Auditor Internal harus melakukan penilaian pendahuluan terhadap risiko yang relevan atas kegiatan yang dikaji. Tujuan penugasan harus mencerminkan hasil penilaian tersebut A2 Auditor Internal harus mempertimbangkan kemungkinan timbulnya kesalahan yang signifikan, kecurangan, ketidaktaatan, dan eksposur lain pada saat menyusun tujuan penugasan A3 Kriteria yang memadai diperlukan untuk mengevaluasi tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian. Auditor Internal harus memastikan seberapa jauh manajemen dan/atau Dewan telah menetapkan kriteria memadai untuk menilai apakah tujuan dan sasaran telah tercapai. Apabila memadai, auditor internal harus menggunakan kriteria tersebut dalam evaluasinya. Apabila tidak memadai, auditor internal harus bekerja dengan manajemen dan/atau Dewan untuk membangun kriteria evaluasi yang sesuai C1 Tujuan penugasan konsultansi harus diarahkan pada proses tata kelola, risiko, dan pengendalian, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat dengan klien C2 Tujuan penugasan konsultansi harus konsisten dengan nilai, strategi, dan tujuan organisasi Ruang Lingkup Penugasan Ruang lingkup penugasan yang ditetapkan harus memadai untuk dapat mencapai tujuan penugasan A1 Ruang lingkup penugasan harus mempertimbangkan sistem, catatan, personel dan properti fisik yang relevan, termasuk yang berada dibawah pengelolaan pihak ketiga A2 Jika timbul peluang dilakukannya jasa konsultansi yang signifikan pada saat penugasan asurans, nota kesepahaman tertulis khusus yang mencakup tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab masing-masing pihak, dan harapan lain harus

19 dibuat dan hasil penugasan konsultansi dikomunikasikan berdasarkan standar penugasan konsultansi C1 Dalam penugasan konsultansi, auditor internal harus memastikan bahwa ruang lingkup penugasan telah memadai untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Jika Auditor Internal merasa berkeberatan tentang ruang lingkup selama penugasan, keberatan tersebut harus didiskusikan dengan klien untuk menentukan kelanjutan penugasan C2 Selama penugasan konsultansi, auditor internal harus memperhatikan pengendalian yang terkait dengan tujuan penugasan serta waspada terhadap berbagai permasalahan pengendalian yang signifikan Alokasi Sumber Daya Penugasan Auditor Internal harus menentukan sumber daya yang sesuai dan memadai untuk mencapai tujuan penugasan, berdasarkan evaluasi atas sifat dan tingkat kompleksitas setiap penugasan, keterbatasan waktu, dan sumber daya yang dapat digunakan Program Kerja Penugasan Auditor Internal harus menyusun dan mendokumentasikan program kerja untuk mencapai tujuan penugasan A1 Program kerja harus mencakup prosedur untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi selama penugasan. Program kerja ini harus memperoleh persetujuan sebelum dilaksanakan dan apabila terjadi perubahan harus segera dimintakan persetujuan C1 Program kerja penugasan konsultansi berbeda dalam bentuk dan isinya, tergantung pada sifat setiap penugasan Pelaksanaan Penugasan Auditor Internal harus mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasikan informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan Pengidentifikasian Informasi Auditor Internal harus mengidentifikasi informasi yang memadai, handal, relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan penugasan. Interpretasi: Informasi yang memadai adalah informasi yang faktual, cukup, dan meyakinkan sehingga seseorang yang memiliki sifat kehati-hatian (prudent) akan mencapai kesimpulan yang sama dengan auditor. Informasi yang handal adalah informasi terbaik yang dapat diperoleh melalui penggunaan teknik-teknik penugasan yang tepat. Informasi yang relevan adalah informasi yang mendukung observasi dan rekomendasi penugasan dan

20 konsisten dengan tujuan penugasan. Informasi yang berguna membantu organisasi mencapai tujuannya Analisis dan Evaluasi Auditor Internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil penugasannya pada analisis dan evaluasi yang sesuai Pendokumentasian Informasi Auditor Internal harus mendokumentasikan informasi yang relevan untuk mendukung kesimpulan dan hasil penugasan Supervisi Penugasan Setiap penugasan harus disupervisi dengan tepat untuk memastikan bahwa sasaran tercapai, kualitas terjamin, dan staf teredukasi. Interpretasi: Tingkat supervisi yang diperlukan tergantung kepada kemampuan dan pengalaman Auditor Internal dan kompleksitas penugasan. Kepala Audit Internal bertanggungjawab secara menyeluruh untuk melakukan supervisi penugasan, baik dilaksanakan oleh atau untuk aktivitas audit internal, namun dapat juga menunjuk anggota aktivitas audit internal yang berpengalaman untuk melaksanakan pemeriksaan tersebut. Bukti yang sesuai harus didokumentasikan dan disimpan Komunikasi Hasil Penugasan Auditor Internal harus mengomunikasikan hasil penugasannya Kriteria Komunikasi Komunikasi harus mencakup tujuan, dan ruang lingkup penugasan, serta kesimpulan, rekomendasi, dan rencana tindak lanjutnya A1 Komunikasi akhir hasil penugasan, bila memungkinkan harus memuat pendapat dan/atau kesimpulan. Apabila dikeluarkan, maka pendapat atau kesimpulan umum tersebut harus mempertimbangkan ekspektasi Manajemen Senior dan Dewan, serta pemangku kepentingan lain, dan harus didukung dengan informasi yang cukup, handal, relevan dan bermanfaat. Interpretasi: Pendapat dapat berupa tingkat rating, kesimpulan, atau uraian hasil audit dalam bentuk lain. Penugasan tersebut dapat mencakup pengendalian terhadap proses tertentu, risiko atau unit bisnis. Formulasi pendapat tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan hasil penugasan dan tingkat signifikansinya A2 Auditor Internal didorong untuk dapat mengakui kinerja yang memuaskan dalam laporan hasil penugasannya.

21 2410.A3 Bilamana hasil penugasan disampaikan kepada pihak di luar organisasi, maka harus disebutkan pembatasan distribusi dan penggunaan hasil penugasan C1 Bentuk dan isi komunikasi progres dan hasil akhir penugasan konsultansi bervariasi dalam bentuk dan isinya, tergantung pada sifat penugasan dan kebutuhan klien.

22 Daftar Referensi Moeller, Robert R, Brink s Modern Internal Auditing, 2009 Edisi 7, John Wiley & Sons, Inc, Hoboken, New Jersey. The IIA : Standards for the Professional Practice of Internal Auditing and related IIA publication.

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR)

STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR) STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR) Direvisi: Oktober 2012 Halaman 1 DAFTAR ISI PENDAHULUAN... 4 STANDAR ATRIBUT... 7 1000 - Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung Jawab... 7 1010

Lebih terperinci

PERENCANAAN AUDIT. Audit Berbasis Risiko Perencanaan Audit Program Audit. tedi last 02/17

PERENCANAAN AUDIT. Audit Berbasis Risiko Perencanaan Audit Program Audit. tedi last 02/17 PERENCANAAN AUDIT Audit Berbasis Risiko Perencanaan Audit Program Audit tedi last 02/17 Audit Berbasis Risiko International Standards for Professional Practice of Internal Auditing ; Statement 2010 Performance

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN SA Seksi 322 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN Sumber: PSA No. 33 PENDAHULUAN 01 Auditor mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup

Lebih terperinci

STANDAR INTERNATIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERN (STANDAR) PENGANTAR

STANDAR INTERNATIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERN (STANDAR) PENGANTAR STANDAR INTERNATIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERN (STANDAR) PENGANTAR Audit intern diselenggarakan pada berbagai lingkungan hukum, dan budaya; pada berbagai organisasi yang memiliki beraneka ragam

Lebih terperinci

STANDAR PERIKATAN AUDIT

STANDAR PERIKATAN AUDIT EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT STANDAR PERIKATAN AUDIT ( SPA ) 300 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Profesi Institut Akuntan Publik Indonesia

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT. Planning and Performing Internal Audit

INTERNAL AUDIT. Planning and Performing Internal Audit RMK PENGAUDITAN INTERNAL INTERNAL AUDIT Planning and Performing Internal Audit ANDI SYAHRUL CIBU ( A31111311 ) MUHAMMAD HIDAYAT ( A31111280 ) A. MUHAMMAD ATTHARIQ ( A31111902 ) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

PROSES AUDIT. Titien S. Sukamto

PROSES AUDIT. Titien S. Sukamto PROSES AUDIT Titien S. Sukamto TAHAPAN AUDIT Proses audit terdiri dari tahapan berikut : 1. Planning (Perencanaan) 2. Fieldwork and documentation (Kunjungan langsung ke lapangan dan Dokumentasi) 3. Issue

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI

AUDIT SISTEM INFORMASI. Pertemuan 2 Standar Audit SI AUDIT SISTEM INFORMASI Pertemuan 2 Standar Audit SI STANDAR PROFESIONAL Standar Audit SI tidak lepas dari standar professional seorang auditor SI Standar professional adalah ukuran mutu pelaksanaan kegiatan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

RINGKASAN CHAPTER 23 (BRINK S): BOARD AUDIT COMMITTEE COMMUNICATIONS

RINGKASAN CHAPTER 23 (BRINK S): BOARD AUDIT COMMITTEE COMMUNICATIONS RINGKASAN CHAPTER 23 (BRINK S): BOARD AUDIT COMMITTEE COMMUNICATIONS Hubungan auditor internal dengan board of audit committee menjadi tantangan tersendiri bagi tim auditor internal. Auditor internal bertanggungjawab

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

Brink s Modern Internal Auditing

Brink s Modern Internal Auditing Brink s Modern Internal Auditing A Common Body of Knowledge ROBERT R. MOELLER John Wiley & Sons, Inc. Changing Definitions of Internal Auditing 1947 1981 1999 Independent appraisal activity within an organization

Lebih terperinci

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci tedi last 09/17 TINJAUAN KONSEPTUAL PERENCANAAN AUDIT Alasan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENUGASAN

PELAKSANAAN PENUGASAN PELAKSANAAN PENUGASAN STANDAR KINERJA STANDAR 2300 PELAKSANAAN PENUGASAN Auditor internal harusmengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mendokumentasi informasi yang memadai untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

SUMMARY CHAPTER 9-10

SUMMARY CHAPTER 9-10 SUMMARY CHAPTER 9-10 Aloysius Aryayuda Kendratama I Gusti Ngurah Rayi Bhimantara W. Muhammad Naufal Z.R. Rayhan Baradi Yunita Orchideni Panuju FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2016

Lebih terperinci

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal Piagam Audit Intern 1.0 PENDAHULUAN 2.0 VISI 3.0 MISI 1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal a. Peraturan Bank Indonesia No.1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang agar mampu bersaing dengan negaranegara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil pembicaraan dengan top manajemen KAP Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan sebagaimana

Lebih terperinci

MAKALAH INTERNAL AUDITING

MAKALAH INTERNAL AUDITING MAKALAH INTERNAL AUDITING SURVEY PENDAHULUAN (PRELIMINARY SURVEY) OLEH : KEVIANTO JESSICA ALAMANDA KWIK KIAN GIE SCHOOL OF BUSINESS 2014 PENDAHULUAN Kompleksitas operasi dalam perusahaan menuntut auditor

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL

BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL BATASAN, STANDAR, DAN KODE ETIK AUDIT INTERNAL Latar Belakang Definisi dan Ruang Lingkup Standar Atribut dan Standar Kinerja Kode Etik tedi last 01/17 LATAR BELAKANG. Faktor yang mendorong Manajemen membentuk

Lebih terperinci

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. tedi last 09/16

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. tedi last 09/16 Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan tedi last 09/16 TINJAUAN KONSEPTUAL PERENCANAAN AUDIT Alasan utama auditor harus merencanakan penugasannya dengan tepat: 1. Memudahkan

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL Halaman 1 dari 5 1. TUJUAN Tujuan utama dari Piagam Audit Internal ( Piagam ) ini adalah untuk menguraikan kewenangan dan cakupan dari fungsi Audit Internal di

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus terus ditingkatkan. Indonesia memiliki sumber daya dan kekayaan alam yang cukup banyak dan potensial

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK 2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 :0: AM STANDAR AUDIT 0 Pengendalian mutu untuk audit atas laporan keuangan (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

8/29/2014. IS Audit Process. CDG4I3 / Audit Sistem Informasi. Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE Agenda

8/29/2014. IS Audit Process. CDG4I3 / Audit Sistem Informasi. Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE Agenda IS Audit Process CDG4I3 / Audit Sistem Informasi Angelina Prima K Gede Ary W. KK SIDE - 2014 Agenda 1. Introduction to IS audit process 2. Risk analysis 3. Internal controls 4. Performing an IS audit 5.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

CHAPTER 12 INTERNAL AUDIT CHARTER AND BUILDING THE INTERNAL AUDIT FUNCTION

CHAPTER 12 INTERNAL AUDIT CHARTER AND BUILDING THE INTERNAL AUDIT FUNCTION CHAPTER 12 INTERNAL AUDIT CHARTER AND BUILDING THE INTERNAL AUDIT FUNCTION Materi ini memperkenalkan beberapa praktek yang diperlukan untuk membangun fungsi audit internal yang efektif, dimulai dengan

Lebih terperinci

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Agustus 2016 PIAGAM AUDIT INTERNAL I. Visi & Misi Visi Misi Visi 2020 Menjadi Kebanggaan Bangsa Grup Astra diakui memiliki standar kelas dunia dalam hal tata kelola perusahaan,

Lebih terperinci

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) Dosen: Christian Ramos K Materialitas, dan Risiko AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1 Materialitas 11-2 FASB definisi

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA 0 Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 MATERIALITAS DALAM TAHAP PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan

Lebih terperinci

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas

SPR Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SPR 0 Reviu atas Informasi Keuangan Interim yang Dilaksanakan oleh Auditor Independen Entitas SA Paket 000.indb //0 0:: AM STANDAR PERIKATAN REVIU 0 REVIU ATAS INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DILAKSANAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

SURAT PERIKATAN AUDIT

SURAT PERIKATAN AUDIT SA Seksi 320 SURAT PERIKATAN AUDIT Sumber: PSA No. 55 Lihat Seksi 9320 untuk Interpretasi Seksi ini PENDAHULUAN 01 Tujuan Seksi ini adalah untuk memberikan panduan tentang: a. Persetujuan dengan klien

Lebih terperinci

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev

Apa Tujuan ISO. Material SDM. Resource. Alat. Metode. Output 3 C. Input Proses. Procedure IK Control. Monev Apa Tujuan ISO Material Alat Resource SDM Metode Input Proses Output 3 C Procedure IK Control Monev 3.C Adalah : 1. Comply to requirement (customer & regulation) 2. Consistency of product/service 3. Continual

Lebih terperinci

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI Semarang, 15 Desember 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai bahan pembahasan isu terkait,

Lebih terperinci

STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR)

STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR) STANDAR INTERNASIONAL PRAKTIK PROFESIONAL AUDIT INTERNAL (STANDAR) Efektif : Januari 2017 Halaman 1 DAFTAR ISI PENDAHULUAN... 4 STANDAR ATRIBUT... 7 1000 - Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung Jawab... 7 1010

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN INTERNAL AUDIT (333455/AK30)

KONTRAK PERKULIAHAN INTERNAL AUDIT (333455/AK30) KONTRAK PERKULIAHAN INTERNAL AUDIT (333455/AK30) Pengajar: 1. Dr.H.Widi Hidayat, SE., M.Si., Ak., CA., CMA. (PJMK) 2. Drs. Hendarjatno, M.Si., Ak., CMA. 3. Dra. Yustrida Bernawati, M.Si., Ak., CMA. 4.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada subbab ini akan dibahas mengenai perencanaan dalam melaksanakan audit sistem dan teknologi informasi. Pembahasan mencakup semua aktivitas dari awal kegiatan hingga hasil

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

COSO ERM (Enterprise Risk Management)

COSO ERM (Enterprise Risk Management) Audit Internal (Pertemuan ke-4) Oleh: Bonny Adhisaputra & Herbayu Nugroho Sumber: Brink's Modern Internal Auditing 7 th Edition COSO ERM (Enterprise Risk Management) COSO Enterprise Risk Management adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Auditing dan Atestasi Oleh : Robert Renovan (NIM. 2015250974) Yoga Pradana (NIM. 2015250975)

Lebih terperinci

MODUL-8 INTERNAL AUDITING

MODUL-8 INTERNAL AUDITING 2007 MODUL-8 INTERNAL AUDITING Oleh : Muh. Arief Effendi,SE, MSi, Ak, QIA STIE TRISAKTI JAKARTA CH. 9 WORKING PAPERS INTRODUCTION DOCUMENTATION WORKING PAPERS SUMMARIES PRO FORMA WORKING PAPERS ELECTRONIC

Lebih terperinci

MODUL-7 INTERNAL AUDITING

MODUL-7 INTERNAL AUDITING 2007 MODUL-7 INTERNAL AUDITING Oleh : Muh. Arief Effendi,SE, MSi, Ak, QIA STIE TRISAKTI JAKARTA CH. 8 AUDIT FINDINGS THE NATURE OF AUDIT FINDINGS. APPROACH TO FINDING CONTRUCTION. ADDING VALUE. DEGREES

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi

Lebih terperinci

Keterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti:

Keterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti: Keterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti: Sumber daya Informasi Teknologi sangat memengaruhi kemampuan perusahaan dalam memasuki dan/atau mempertahankan pasar yang telah dikuasai. Hal ini mengharuskan

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP PEDOMAN PELAKSANAAN KERJA PIAGAM KOMITE AUDIT TELKOM GROUP (Keputusan Dewan Komisaris No. 07/KEP/DK/2013 tanggal 22 Juli 2013) I. LATAR BELAKANG DAN TUJUAN 1. LATAR BELAKANG Perusahaan Perseroan (Persero)

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

PT Wintermar Offshore Marine Tbk PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perusahaan ) Piagam Audit Internal I. Pembukaan Sebagaimana yang telah diatur oleh peraturan, yaitu Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca

5. Memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yang belum dicatat per tanggal neraca Subsequent Event Subsequent Events adalah : Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Laporan Audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan keuangan

Lebih terperinci

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014

CHAPTER VI. Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA. Politeknik Negeri Bali 2014 CHAPTER VI Nyoman Darmayasa, Ak., CPMA., CPHR., BKP., CA., CPA Politeknik Negeri Bali 2014 SPAP Pekerjaan Lapangan 1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

Lebih terperinci

FORMULIR VERIFIKASI SELF IMPROVEMENT KAPABILITAS APIP PADA LEVEL 2 (INFRASTRUCTURE)

FORMULIR VERIFIKASI SELF IMPROVEMENT KAPABILITAS APIP PADA LEVEL 2 (INFRASTRUCTURE) Lampiran 4.a Pedoman Teknis Peningkatan Kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Secara Mandiri (Self Improvement) FORMULIR VERIFIKASI SELF IMPROVEMENT KAPABILITAS APIP PADA LEVEL 2 (INFRASTRUCTURE)

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) Piagam Audit Internal ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 Tahun 2015 tanggal

Lebih terperinci

MANAJEMEN AUDIT. (disebut juga operational audit, functional audit, systems audit ) Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA.

MANAJEMEN AUDIT. (disebut juga operational audit, functional audit, systems audit ) Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA. MANAJEMEN AUDIT (disebut juga operational audit, functional audit, systems audit ) Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA. 1.1 PENGERTIAN MANAJEMEN AUDIT Manajemen audit atau audit operasional adalah proses

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

NOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV /2006 TENTANG

NOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV /2006 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN PELAKSANA BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR: 1 7/PER/BP-BRR/IV

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN PEMERIKSAAN PERENCANAAN SA yang berlaku umum mengenai pekerjaan lapangan yang pertama mengharuskan dilakukannya perencanaan yang memadai. Auditor harus melakukan perencanaan kerja yang memadai

Lebih terperinci

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi

Audit Teknologi Sistem Informasi. Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi Audit Teknologi Sistem Informasi Pertemuan 1 Pengantar Audit Teknologi Sistem Informasi CAPAIAN PEMBELAJARAN Sikap Ketrampilan Umum Pengetahuan Ketrampilan Khusus Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of

BAB II LANDASAN TEORI. menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut The Institute of BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit Internal, SPFAIB, dan SKAI Berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pemeriksaan menurut para ahli. Adapun pengertian audit internal menurut

Lebih terperinci

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika

Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika KAJIAN TEORITIS PERANAN INTERNAL AUDITOR Jeanne Asteria W. Martinus Sony Ersetiawan Universitas Katolik Darma Cendika ABSTRACT Internal auditor as internal examination which evaluating all the operation

Lebih terperinci

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan

Lebih terperinci

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh auditor independen dalam

Lebih terperinci

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Konsep Dasar Audit Sistem Informasi Sifat Pemeriksaan Asosiasi akuntansi Amerika mendefinisikan auditing sebagai berikut : Auditing adalah sebuah proses sistemeatis untuk secara obyektif mendapatkan dan

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter) PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2011 Piagam Internal Audit ini merupakan salah satu penjabaran dari pedoman pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL. Bab I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Tujuan PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi

Auditing. Obyektif. 3.1 Phase Audit Sistem Informasi HOME DAFTAR ISI B3 Auditing Obyektif Mengetahui phase-phase dalam audit sistem informasi Mengetahui proses evaluasi dan pengujian dalam audit sistem informasi 3.1 Phase Audit Sistem Informasi Dalam melakukan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar 1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar negeri yang kualitasnya lebih baik. Seiring dengan hal

Lebih terperinci

Salah satu alat evaluasi Adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap manajemen proyek: metodologi, prosedur, anggaran, pengeluaran dan progress pekerjaan

Salah satu alat evaluasi Adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap manajemen proyek: metodologi, prosedur, anggaran, pengeluaran dan progress pekerjaan Salah satu alat evaluasi Adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap manajemen proyek: metodologi, prosedur, anggaran, pengeluaran dan progress pekerjaan Tujuan: jika ada masalah cepat diketahui, dan jika ada

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem 130 BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem Pengendalian Internal Pemerintah pada Badan Kantor Pertanahan Nasional

Lebih terperinci

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit. SA Seksi 722 INFORMASI KEUANGAN INTERIM Sumber : PSA No. 73 PENDAHULUAN 01. Seksi ini memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan lingkup prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & SARAN. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya berdasarkan dari data primer dan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & SARAN. Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya berdasarkan dari data primer dan BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN & SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya berdasarkan dari data primer dan sekunder yang didapatkan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa: 1. Internal

Lebih terperinci

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA 0 Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau

Lebih terperinci

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3 AUDIT LAPORAN KEUANGAN Pertemuan 3 HUBUNGAN ANTARA AKUNTANSI DAN AUDITING Akuntansi Auditing MANFAAT EKONOMI SUATU AUDIT Akses ke pasar modal Biaya Modal yang Rendah Penangguhan infesiensi dan kecurangan

Lebih terperinci

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk Piagam Audit Internal PT Astra International Tbk Desember 2010 PIAGAM AUDIT INTERNAL 1. Visi dan Misi Visi Mempertahankan keunggulan PT Astra International Tbk dan perusahaanperusahaan utama afiliasinya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv

DAFTAR ISI v. ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii. DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR ISI ABSTRAK i KATA PENGANTAR. ii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL viii DAFTAR LAMPIRAN xiv BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian. 1 2 Identifikasi Masalah.. 3 3 Maksud dan Tujuan Penelitian.. 4

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

?},i h,- PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG

?},i h,- PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHTIN 2016 TENTANG STANDAR AUDIT BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DI LEMBAGA KEMAHASISWAAN

Lebih terperinci

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit )

2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) 2.1 Standar Audit 200 ( Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ) Standar Audit ini mengatur tanggung jawab keseluruhan auditor independen ketika melaksanakan

Lebih terperinci

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN INTERNAL CONTROL

PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN INTERNAL CONTROL PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN INTERNAL CONTROL 1 Pengertian Pengendalian Intern Internal control adalah suatu proses, dijalankan oleh dewan komisaris, managemen, dan karyawan lain dari suatu entitas, dirancang

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas intern untuk menunjukkan kontribusinya pada perbaikan kinerja organisasi. Laporan juga

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN SA Seksi 360 KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN Sumber : PSA No. 68 PENDAHULUAN 01 Beberapa pernyataan standar auditing telah memberikan panduan tentang hubungan antara auditor dengan manajemen. Seksi ini menguraikan,

Lebih terperinci