BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian tentang alur pikir dan perkembangan keilmuan topik kajian. Pada bab ini dipaparkan seputar perkembangan keilmuan dan hasil penelitian sebelumnya untuk memberikan gambaran perkembangan pengetahuan yang mendasari Tesis. Pada bab ini dibahas mengenai perkembangan musik, perkembangan dalam klasifikasi mood serta pembahasan terkait melodi. II.1 Musik Penginderaan suara terjadi ketika getaran yang merambat melalui udara bersentuhan dengan gendang telinga. Getaran yang tidak teratur dan kompleks terdengar sebagai derau/noise, sedangkan getaran teratur menghasilkan nada [JON74]. Frekuensi getaran yang menghasilkan nada disebut dengan pitch. Kekuatan atau amplitudo dari getaran tersebut mempengaruhi intensitas dari suara tersebut; semakin besar amplitudo maka semakin keras pula suara yang dihasilkan. Semua karakteristik suara tersebut menempel di setiap nada. Tabel II.1 memuat beberapa istilah untuk properti dan karakteristik yang dikhususkan untuk nada. Tabel II.1. Istilah-istilah mengenai karakteristik/properti suatu nada [JON74] Pitch Durasi Intensitas Perasaan relatif terhadap tinggi atau rendah nya nada Panjang suara atau ritme Tingkat kerasnya suara Secara umum, musik adalah seni, hiburan dan aktivitas manusia yang melibatkan getaran bunyi yang teratur. Secara khusus, musik diartikan sebagai ilmu dan seni suara, yaitu ilmu dan seni untuk membentuk dan mensinkronisasi suara-suara sehingga membentuk harmoni nada-nada yang terdengar estetik [KLE07]. Musik berkembang dalam berbagai budaya di seluruh dunia. Pada setiap budaya, musik pada akhirnya hanya terdiri atas suara-suara teratur dengan frekuensi tertentu saja. Nada-nada tersebut dipilih berdasarkan konsep harmoni. Pada setiap budaya, dikenal konsep oktaf, yaitu kesamaan rasa suara antara dua nada dengan jarak frekuensi tertentu. Dalam jarak frekuensi satu tersebut, setiap budaya mendefinisikan nada-nada yang berbeda-beda. Kumpulan nada yang berulang dalam setiap oktaf tersebut disebut dengan tangga nada. II 1

2 II 2 Tangga nada musik pada budaya barat (musik klasik Eropa) dibagi menjadi tujuh nada utama ditambah lima nada sisipan. Terdapat dua macam interval (jarak frekuensi) antara dua nada utama yang bersebelahan pada tangga nada musik barat, sehingga tangga nada tersebut disebut juga dengan tangga nada diatonis. Tangga nada musik lainnya, misalnya tangga nada musik tradisional sunda, jawa dan bali dibagi menjadi lima nada. Interval antara lima nada tersebut berbeda-beda, terdapat lima macam interval, karena itu tangga nada tersebut disebut juga dengan tangga nada pentatonis. Tangga nada yang digunakan dalam Tesis ini adalah tangga nada diatonis musik barat. Tangga nada tersebut dibangun atas dasar harmoni nada antara satu dengan yang lain. Dalam perkembangan musik barat, berbagai tuning system sempat dipakai secara luas. Tuning system yang sekarang dipakai pada musik barat adalah equal tempered artinya jarak antara satu nada dengan nada di sebelahnya dalam tangga nada tersebut berukuran sama. Tangga nada barat terdiri atas tujuh nada utama, yaitu C (do), D (re), E (mi), F (fa), G (sol), A (la) dan B (si), dengan interval antara C D, D E, F G, G A dan A B adalah 1, dan interval antara E F dan B C (B dengan C pada oktaf yang lebih tinggi) adalah 1/2 (jarak frekuensi setengah dari jarak frekuensi interval 1). Pada titik tengah kelima interval yang berjarak 1 tersebut terdapat masing-masing satu nada sisipan, yaitu C#(Db) pada interval C D, D#(Eb) pada interval D E, F#(Gb) pada interval F G, G#(Ab) pada interval G A, dan A#(Bb) pada interval A B (lihat Gambar II.1). Dalam perkembangan budaya musik barat, musik kemudian dituliskan secara formal dalam partitur. Dalam partitur, nada-nada dituliskan sebagai not-not pada garis paranada (staff ). Posisi not secara vertikal pada garis paranada merepresentasikan pitch dari nada, bentuk not merepresentasikan nilai durasi dari not, sedangkan posisi horizontal merepresentasikan timing kemunculan nada tersebut. Gambar II.1 menggambarkan posisi setiap not pada partitur, dan nada yang bersesuaian dengan not tersebut. Penjelasan lebih lanjut mengenai notasi musik dapat dilihat pada Lampiran A. II.2 Mood pada Musik Musik berkaitan erat dengan psikologi manusia. Karena itu, wajar saja muncul pernyataan bahwa setiap musik dapat terkait dengan mood tertentu. Penelitian-penelitian dilakukan untuk meneliti pernyataan ini, dan menghasilkan

3 II 3 Gambar II.1. Tangga nada diatonis musik barat dan notasinya [QUA08a] hasil yang mendukung kenyataan ini [CTV02]. Dari sudut pandang teori psikologi musik, berdasarkan fungsi utama musik, yaitu fungsi sosial dan fungsi psikologis, maka mood termasuk dalam empat cara pengelompokan musik yang paling penting, selain style, genre dan similarity [HUR00]. Pengelompokan musik berdasarkan mood tidak dapat dilakukan sembarangan. Tanpa pembagian label mood yang tepat dan hati-hati, mudah terjadi pembagian klasifikasi mood yang saling beririsan satu sama lain, sehingga sulit untuk mengklasifikasikan musik ke dalam label-label tersebut. Dari berbagai penelitian sebelumnya yang merumuskan pembagian mood ini, terdapat dua hasil penelitian yang dapat dijadikan model utama, yaitu klasifikasi Hevner dan model mood Thayer. II.2.1 Klasifikasi Hevner Dalam psikologi musik, pendekatan tradisional pelabelan mood adalah dengan menggunakan label sifat, seperti sedih, suram dan murung. Hevner mengumpulkan label-label mood tersebut, kemudian merumuskan satu set label mood yang disampaikannya dalam makalahnya [HEV36]. Klasifikasi mood yang

4 II 4 dikemukakannya, yang dikenal sebagai klasifikasi Hevner, menjadi basis bagi banyak penelitian selanjutnya. Hevner membagi klasifikasi mood menjadi 64 kata sifat, yang dikelompokkan menjadi 8 cluster berdasarkan kemiripannya, yaitu sober, gloomy, longing, lyrical, sprightly, joyous, restless dan robust [LIU03a]. Kemudian pengelompokan tersebut diperbaiki oleh Farnsworth dan dikelompokkan ulang menjadi 10 cluster, seperti dapat dilihat pada Tabel II.2. Tabel II.2. Klasifikasi mood Farnsworth [LI03] A B C D E F G H I J cheerful, gay, happy fanciful, light delicate, graceful dreamy, leisurely longing, pathetic dark, depressing sacred, spiritual dramatic, emphatic agitated, exciting frustated Karena sistem klasifikasi seperti klasifikasi Hevner/Farnsworth dan pengembangannya masih saling tumpang tindih antara satu cluster, maka klasifikasi tersebut susah untuk diaplikasikan. Sebagai contoh, AMG (All Music Guide), yang memakai daftar kata sifat turunan dari Hevner, memiliki sekitar 200 buah label mood musik [ALL08]. Seperti yang disimpulkan oleh J. Skowronek, dkk. pada penelitiannya, pada pengaplikasian klasifikasi musik, lebih baik memakai sistem klasifikasi mood yang sederhana, terdiri atas sedikit cluster yang dapat dengan mudah dibedakan [SKO06]. Banyak peneliti yang akhirnya mengikuti saran Skowronek, dan menyederhanakan pelabelan mood-nya menjadi hanya beberapa cluster [LI03][MAN06][COR06]. Misalnya, dalam MIREX 2007 bagian Automatic Mood Detection, label mood yang digunakan hanya dibagi lima cluster [MIR07] (lihat Tabel II.3), atau MoodLogic yang hanya membaginya menjadi lima: aggresive, upbeat, happy, romantic, mellow dan sad[moo08].

5 II 5 Tabel II.3. Cluster mood yang digunakan pada MIREX 2007 [MIR07] Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 Cluster 4 Cluster 5 passionate, rousing, confident,boisterous, rowdy rollicking, cheerful, fun, sweet, amiable/goodnatured literate, poignant, wistful, bittersweet, autumnal, brooding humorous, silly, campy, quirky, whimsical, witty, wry aggressive, fiery, tense/anxious, intense, volatile, visceral II.2.2 Model Mood Thayer Selain masalah ambiguitas, kategorisasi berdasarkan Hevner memiliki kekurangan lain, yaitu bahwa kategorisasi ini sama sekali tidak menunjukkan stimulus terkait yang menimbulkan suatu mood tertentu. Keterkaitan ini dapat sangat membantu dalam pemodelan komputasi. Pada sekitar tahun 90an, Thayer mengajukan pendekatan lain terhadap kategorisasi mood musik [THA89]. Thayer mengajukan model dua dimensi yang memetakan mood pada musik. Tidak seperti Hevner yang mempergunakan kata sifat yang secara kolektif membentuk suatu pola mood, pendekatan dua dimensi ini mengadopsi teori yang menyatakan bahwa mood dibangun oleh dua faktor: stress (senang/cemas) dan energi (kalem/energetik). Thayer membaginya menjadi empat cluster, yaitu contentment(kepuasan), depression (depresi), exuberance(gembira) dan anxious/frantic (cemas/kalut), seperti dapat dilihat pada Gambar II.2. Gambar II.2. Model mood yang dirumuskan oleh Thayer [LIU03a] Model Thayer ini juga banyak diadopsi pada penelitian mengenai mood dalam musik. Istilah yang digunakan utuk menyebut dua dimensi mood musik seringkali berlainan, tetapi esensinya sama seperti model Thayer ini. Misalnya, Pohle dkk. dalam [POH05] menggunakan istilah mood, dari senang, netral sampai sedih dan istilah mood (dari lembut, netral sampai agresif). Y.H. Yang dalam beberapa makalahnya yang berkenaan dengan klasifikasi mood menyebutnya arousal (tingkat mood) dan valence (lihat Gambar II.3) [YAN07b][YAN07a][YAN06].

6 II 6 Gambar II.3. Model mood adaptasi Y.H. Yang [YAN07b] Kelemahan dari model-model yang mengadopsi Thayer dibandingkan dengan Hevner adalah pembagian yang kaku, pasti 4 cluster. Dengan begitu, model ini tidak dapat dikembangkan untuk kebutuhan yang lebih spesifik, yang membutuhkan pembagian cluster yang berbeda. Walaupun begitu, hal ini dapat sedikit diatasi dengan menggeser batas antara valence positif-negatif dan arousal tinggi-rendah. Karena model Thayer ini sederhana untuk dipahami, terdapat beberapa sistem yang menerapkan model ini, diantaranya situs eksplorasi musik Musicovery/Spodtronic dan sistem SenseMe pada Sonny Ericsson Walkman (lihat Gambar II.4). Kedua produk ini dapat mengelompokkan musik berdasarkan mood, dengan menggunakan analisis otomatis dari musik tersebut, tanpa pelabelan manual oleh manusia [LIS08][MOB09]. (a) (b) Gambar II.4. (a) Mood Map dari Musicovery/Spodtronic [MUS07] (b) Pilihan mood pada fitur SenseMe Sonny Ericsson Walkman [MOB09].

7 II 7 II.3 Melodi Sebagai Elemen Musik Melodi adalah salah satu elemen dasar dari suatu musik. Bersinergi dengan harmoni dan ritme, melodi membentuk musik secara utuh. Ketiga elemen tersebut adalah hal-hal yang dipertimbangkan oleh komposer musik dalam membuat musik, juga oleh pemain musik ketika memainkan musik. Sebuah nada adalah suatu suara yang memiliki pitch (frekuensi) dan durasi tertentu. Rentetan not yang bersambung membentuk melodi. Tapi, melodi dari suatu musik bukan sembarang rentetan nada, melainkan nada-nada yang mengarahkan pendengaran, garis musik yang terdengar paling penting di dalam suatu musik [SCH07] [PRI08]. Terdapat beberapa istilah yang biasa digunakan seputar melodi. Pertama, melodic line (garis melodis) dari suatu musik adalah runtutan not yang membentuk melodi. Not-not tambahan, seperti trill atau slide, yang bukan bagian dari melodi, tetapi ditambahkan baik oleh komposer atau pemain musik untuk membuat melodi menjadi lebih kompleks dan menarik, disebut dengan ornamen. Perlu diketahui bahwa dalam sebuah musik, pada saat tertentu terdapat lebih dari satu garis melodi. Nada-nada yang mengiringi melodi utama dapat berangkaian menjadi melodi tersendiri. Bahkan, dalam lagu-lagu yang sangat contrapunctal, seperti lagu-lagu klasik zaman Barok (misalnya karya Bach, Pachelbel), atau lagu-lagu untuk paduan suara/koor, lagu tersebut memang terdiri dari banyak melodi yang ditumpuk satu sama lain. Melodi seringkali dilihat sebagai elemen musik yang terpisah dari harmoni dan ritme. Akan tetapi, ketiganya sebenarnya saling bergantung satu sama lain [RES08]. Sebuah akor, yang merupakan sebuah struktur harmoni, dapat dipecah menjadi nada-nada pembentuknya, dan dibunyikan satu persatu menjadi suatu frasa melodi [BUT99]. Sedangkan elemen ritme berupa ide ritmik dapat membantu dalam proses penyusunan melodi. Harmoni yang terimplikasi oleh melodi membantu membuat melodi memiliki karakter yang berbeda satu sama lain, dan menentukan tangga nada dasarnya. Tangga nada dasar ini membuat pendengar akan terfokus ke konvensi tertentu (misalnya, pada tangga nada C mayor, nada-nadanya adalah C-D-E-F-G-A-B), da n seringkali melanggar konvensi itu membuat melodi menarik (misalnya dengan memakai not-not sisipan seperti F#). Nada-nada tersebut disebut juga dengan nada-nada nonharmonis (nonharmonic tone) [JON74].

8 II 8 Elemen ritmik melodi juga sangat berpengaruh. Banyak yang berfikir bahwa pitch dari not-not penyusun melodi adalah feature yang paling membedakan satu melodi dengan melodi lain. Tapi, sering kali pernyataan tersebut tidaklah benar. Pola ritmik dan tempo dapat merupakan bagian penting dari melodi, sampai beberapa melodi dapat hanya dikenali dari ritmenya [RES08]. Sifat ini bahkan digunakan SongTapper secara ekstrim untuk mencari lagu hanya dari ritmenya [SON08]. II.3.1 Bentuk atau Kontur Melodi Melodi terbentuk dari rangkaian nada. Sebuah melodi yang tetap berada pada nada yang sama akan menjadi membosankan dengan cepat. Selama melodi bergerak, nada dari melodi akan bergerak naik atau turun, cepat atau lambat. Dari pergerakan melodi tersebut, dapat digambarkan sebuah garis yang menanjak terjal ketika melodi melompat ke nada yang jauh lebih tinggi, atau menurun dengan landai ketika melodi perlahan-lahan turun. Garis tersebut menggambarkan kontur atau bentuk dari melodi. Seringkali, dengan menuliskan melodi dalam bentuk partitur, kontur tersebut dapat langsung terlihat (lihat Gambar II.5). Gambar II.5. Bentuk lengkungan pada melodi Kontur melodi tersebut terbentuk dari interval-interval antara nada-nada yang membentuk melodi. Melodi pada awalnya dibuat untuk dinyanyikan, dan sampai sekarang pengertian tentang melodi sangat terpengaruhi oleh apa yang bisa dinyanyikan. Suara manusia mempunyai range yang terbatas, sehingga mempengaruhi nada-nada dan interval dalam melodi. Interval yang meloncat tinggi tidak dapat dengan mudah dinyanyikan, kecuali interval yang biasa dikenal, yaitu interval-interval yang membentuk akor sederhana, atau interval-interval yang ada dalam satu tangga nada yang sudah dikenal [TAY91]. II.3.2 Frasa dan Motif Melodi sering dibagi menjadi frasa-frasa. Sebuah frasa musik seringkali diperbandingkan dengan frasa dalam kalimat. Sebuah frasa dalam kalimat (misalnya di bawah tangan ) adalah sekelompok kata yang membangun suatu makna secara bersama-sama, tetapi bukan satu kalimat lengkap yang berdiri sendiri.

9 II 9 Frasa pada melodi adalah sekelompok not yang mengekspresikan ide musik tertentu, tetapi beberapa frasa dibutuhkan untuk membuat sebuah melodi lengkap. Misalnya, melodi lagu Simfoni No.9, Movement 4 karya Beethoven terdiri dari 4 frasa yang mudah dibedakan (lihat Gambar II.6). Gambar II.6. Melodi Simfoni No.9, Movement 4 karya Beethoven Frasa adalah istilah umum yang dipakai untuk bagian dari melodi. Terdapat istilah yang lebih khusus berkenaan dengan pembagian dari melodi, yaitu (terurut dari bagian terkecil sampai terbesar): motif, frasa, period. Motif, motiv, motive, cell atau figure adalah ide musik pendek, lebih pendek dari sebuah frasa. Istilah motif secara khusus juga berarti ide musik pendek yang banyak diulang dalam suatu musik. Melodi kecil tersebut akan muncul lagi dalam musik yang sama, baik persis sama atau sedikit berubah. Misalnya, motif dari Simfoni No.5, Movement 1 hanyalah 4 not seperti pada Gambar II.7. Gambar II.7. Motif Simfoni No.5, Movement 1 karya Beethoven Bagian melodi yang lebih panjang yang diulang-ulang dalam suatu musik, disebut juga dengan tema. Tema biasanya memiliki panjang minimal satu frasa, seringkali terdiri dari banyak frasa. Musik yang lebih panjang seringkali memiliki lebih dari

10 II 10 satu tema yang diulang-ulang. Contohnya, Gambar II.6 menunjukkan tema melodi Simfoni No.9, Movement 4 yang terdiri dari empat frasa melodi. II.3.3 Counterpoint Counterpoint atau contrapunct (baca: kontrapung) adalah keadaan dalam suatu musik dimana dalam satu saat terdapat lebih dari satu melodi dalam arti luas (alur nada). Counterpoint mulai berkembang sejak abad pertengahan, ketika musik koor gereja mengeksplorasi penyajian lagu koor dengan lebih dari satu suara. Saat ini, musik banyak mempergunakan prinsip counterpoint ini, misalnya dalam sebuah permainan musik rock, ketika vokalis menyanyikan melodi utama, bassist memainkan iringan, yang juga membentuk suatu melodi. Dari sudut pandang counterpoint, semua alur nada menjadi melodi, sehingga istilah yang dipakai untuk mengacu pada melodi yang saling berhubungan dalam counterpoint juga berbeda. Misalnya, ide melodi yang paling kuat disebut subject. Seperti motif, suatu subject banyak dimunculkan kembali, baik tetap ataupun diubah dengan nada yang lebih tinggi atau rendah, lebih cepat atau lambat. Contoh penggunaan counterpoint secara ekstrim, dengan banyak melodi utama yang berbunyi bersamaan dapat diamati pada karya-karya musik klasik dari J.S. Bach, seperti pada Gambar II.8. Gambar II.8. Potongan dari sebuah karya fugue yang dibuat oleh J.S. Bach II.3.4 Ritme dan Artikulasi Durasi nada-nada yang merangkai melodi serta istirahat di antara nada-nada tersebut tidaklah dipilih secara acak. Pola durasi dan waktu kemunculan nada inilah yang disebut dengan ritme. Pada ritme, tercakup pula artikulasi. Melodi dapat dimainkan dengan banyak cara, bisa legato (mulus, bersambung), marcato (jelas), staccato (terpisah), dan sebagainya [JON74]. Cara memainkan ini disebut

11 II 11 artikulasi. Artikulasi ini terkait dengan jarak waktu antara satu nada dengan nada berikutnya. Pada melodi yang legato, nada baru berhenti dibunyikan setelah nada berikutnya mulai berbunyi, atau tepat menyambung dengan nada sebelumnya. Pada marcato satu nada dengan nada berikutnya tidak tersambungkan. Sedangkan pada staccato setiap nada dimainkan terpisah jauh satu sama lain, sehingga terdengar meloncat-loncat (lihat Gambar II.9). Gambar II.9. Gambaran durasi suatu nada-nada yang memiliki artikulasi (a) legato, (b) marcato dan (c) staccato II.3.5 Pergerakan Melodi Sebuah melodi yang naik dan turun perlahan-lahan, dengan perbedaan nada yang tidak terlalu ekstrim antara satu not dengan not setelahnya, disebut melodi yang conjunct. Melodi seperti itu disebut juga melodi yang bergerak secara skalar atau melangkah. Sedangkan melodi yang bergerak secara cepat naik atau turun, dengan interval yang besar antara satu not dengan not berikutnya, disebut melodi disjunct. Melodi tersebut disebut juga melodi yang melompat. Kebanyakan melodi adalah gabungan antara gerakan conjunct dan disjunct (lihat Gambar II.10). Gambar II.10. Melodi conjunct, disjunct dan gabungan

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN BAB III ANALISIS PERMASALAHAN Bab ini menjabarkan proses analisis serta hasil yang didapatkan pada tahap analisis. Pertama, analisis mengenai pembagian mood untuk menentukan bagaimana melodi dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

Ali Akbar NIM : Program Studi Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

Ali Akbar NIM : Program Studi Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung Feature Melodi dalam Pengolahan Musik Digital Ali Akbar NIM : 23507042 Program Studi Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if27042@students.if.itb.ac.id Abstrak Melodi

Lebih terperinci

TESIS ALI AKBAR NIM : (Program Studi Informatika)

TESIS ALI AKBAR NIM : (Program Studi Informatika) STUDI AUTOMATIC GENERATOR MELODI BERDASARKAN PARAMETER MOOD TERTENTU TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ALI AKBAR NIM : 23507042

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Musik adalah seni, hiburan, dan aktivitas manusia yang melibatkan suara-suara yang teratur [KLE07]. Istilah musik juga digunakan untuk mengacu pada permainan musik,

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

Sistem Automatic Music Emotion Classification

Sistem Automatic Music Emotion Classification Sistem Automatic Music Emotion Classification Ali Akbar NIM : 23507042 Program Studi Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if27042@students.if.itb.ac.id Abstrak Kenyataan

Lebih terperinci

TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN

TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN Disusun oleh : JELLY EKO PURNOMO, S.Pd No Peserta 17046021710161 MODUL SENI BUDAYA 1 Materi Teknik membaca dan bernyanyi solmisasi partitur not angka secara unisono

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI

BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI Bab ini menjabarkan proses perancangan sistem generator melodi beserta hasilnya. Pertama, dibahas mengenai analisis skema dasar umum sistem untuk menyusun melodi dari

Lebih terperinci

Studi Automatic Generator Melodi Berdasarkan Parameter Mood Tertentu

Studi Automatic Generator Melodi Berdasarkan Parameter Mood Tertentu Studi Automatic Generator Melodi Berdasarkan Parameter Mood Tertentu PROPOSAL TESIS oleh: Ali Akbar / 23507042 PROGRAM STUDI MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. GLOSSARIUM Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. Appoggiatura, not hiasan yang ditambahkan sebelum not utama Augmentasi adalah salah satu tekstur

Lebih terperinci

Sistem Tonjur untuk Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML

Sistem Tonjur untuk Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Sistem Tonjur untuk Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Hafid Inggiantowi Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha no. 10 Bandung, 40132, Indonesia hafidinggiantowi@gmail.com

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

Membaca Suara dan Mendengar Tulisan

Membaca Suara dan Mendengar Tulisan Membaca Suara dan Mendengar Tulisan BAGI PEMAIN/ PENGAJAR MUSIK Oleh: S. Kari Hartaya ABSTRAK Musik adalah salah satu karya seni yang menggunakan suara sebagai medianya. Kepiawaian dalam menguasai serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR BUKU PELAJARAN ILMU HARMONI (II) GUSTAV STRUBE Diterjemahkan oleh: A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. Dibiayai dari dana DIPA ISI Yogyakarta: No. 042.01.2.400980/ 2016

Lebih terperinci

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk LAMPIRAN Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk 85 KERANGKA MATERI VIDEO PEMBELAJARAN MUSIK TRADISIONAL NUSANTARA Materi Pengertian Musik Tradisional Nusantara Lagu Tradisional Nusantara Penggolongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni musik merupakan salah satu media atau sarana dalam mengekspresikan diri. Manusia menggunakan bunyi melalui suara manusia atau melalui ragam alat musik. Instrumen

Lebih terperinci

Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal untuk Pembelajaran Seni Budaya

Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal untuk Pembelajaran Seni Budaya Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal untuk Pembelajaran Seni Budaya Oleh: S. Kari Hartaya ABSTRAK Makalah ini bertujuan untuk mengupas efektifitas alat musik angklung pada pembelajaran seni

Lebih terperinci

Sistem Tonjur untuk Membantu Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML

Sistem Tonjur untuk Membantu Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Sistem Tonjur untuk Membantu Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Hafid Inggiantowi / 13507094 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Proses penyusunan komposisi dan analisis bentuk struktur komposisi musik program Bermain Layang-layang untuk kuartet gesek dan piano. A. Proses Penyusunan Komposisi Komposisi

Lebih terperinci

G L O S A R I 121 GLOSARI

G L O S A R I 121 GLOSARI G L O S A R I 121 GLOSARI aerofon (aerophone) : jenis alat musik yang sumber getar utamanya adalah udara, contohnya: suling, serunai, klarinet. akord : paduan beberapa nada yang dibunyikan pada waktu bersamaan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : 1. mampu mendeskripsikan tentang sumber-sumber bunyi 2. mampu mendeskripsikan tentang penalaan

Kompetensi Dasar : 1. mampu mendeskripsikan tentang sumber-sumber bunyi 2. mampu mendeskripsikan tentang penalaan Hal 1 dari Tatap Muka Ke- : 1 Kompetensi Dasar : 1. mampu mendeskripsikan tentang sumber-sumber bunyi 2. mampu mendeskripsikan tentang penalaan : Mampu mendeskripsikan tentang dasar-dasar akustik, proses

Lebih terperinci

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

Muhamad Zulkhaidir Faruqi APLIKASI GAME EDUKASI VIRTUAL ANGKLUNG BERBASIS DEKSTOP

Muhamad Zulkhaidir Faruqi APLIKASI GAME EDUKASI VIRTUAL ANGKLUNG BERBASIS DEKSTOP Muhamad Zulkhaidir Faruqi 10108309 APLIKASI GAME EDUKASI VIRTUAL ANGKLUNG BERBASIS DEKSTOP LATAR BELAKANG Angklung Alat musik multitonal (bernada ganda) yang berkembang di Jawa Barat. Alat musik ini dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik adalah salah satu seni yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai karakter

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB ANALSS KOMPOSS Komposisi Kehilangan Ayah Sebuah musik program untuk Kuartet Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat hubungan langsung antara musik dan emosi (Samira Pouyanfar, dkk,

BAB I PENDAHULUAN. terdapat hubungan langsung antara musik dan emosi (Samira Pouyanfar, dkk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan sarana yang ampuh dan memiliki banyak kebaikan bagi tubuh dan jiwa manusia, musik dapat menenangkan bahkan membangkitkan semangat seseorang yang mendengarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Musik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan, Musik adalah nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yg

Lebih terperinci

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik MATERI AJAR Ansambel Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik Ansambel dapat diartikan sebagai sebuah sajian musik yang dilagukan secara bersama-sama dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Notasi musik merupakan media agar hasil karya musik seseorang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Notasi musik merupakan media agar hasil karya musik seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia seni musik, notasi merupakan salah satu komponen yang penting. Notasi musik merupakan media agar hasil karya musik seseorang dapat dimainkan kembali. Lagu-lagu

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu.

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. GLOSSARIUM Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. Alliteration, yaitu teknik pengulangan bunyi awal yang sama secara berturutturut. Ambitus (range ),

Lebih terperinci

BAB3. Tinjauan Karakter Musik

BAB3. Tinjauan Karakter Musik -.J Music Center di Yogyakarta 27 BAB3 Tinjauan Karakter Musik Pokok tinjauan pada bab ini adalah pemahaman tentang karakter musik mencakup elemen-elemen pembentuknya, sehingga akan didapatkan suatu landasan

Lebih terperinci

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU

ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU ANALISIS MUSIK CALEMPONG (LAGU MUARA TAKUI) DI KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG KABUPATEN KAMPAR RIAU Sri Martini Guru SMP Negeri 2 Singingi srimartini173@gmail.com ABSTRAK Seni musik calempong Kampar merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis.

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik tidak terlepas peranannya dalam kehidupan manusia. Setiap orang pasti memiliki pengalaman musik yang berbeda-beda tergantung seberapa sering seseorang mendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai hasil karya manusia dalam bentuk bunyi memiliki fungsi untuk menghibur atau untuk memenuhi kepuasan batin. Ketika berbicara tentang komposisi musik

Lebih terperinci

Aplikasi Tree Dalam Penulisan Notasi Musik Dengan Notasi Angka yang Disederhanakan

Aplikasi Tree Dalam Penulisan Notasi Musik Dengan Notasi Angka yang Disederhanakan Aplikasi Tree Dalam Penulisan Notasi Musik Dengan Notasi Angka yang Disederhanakan Ecko Fernando Manalu Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

latihan fingering piano/keyboard Posted by broken - 24 Mar :54

latihan fingering piano/keyboard Posted by broken - 24 Mar :54 latihan fingering piano/keyboard Posted by broken - 24 Mar 2009 22:54 Ini hanya penjarian dasar untuk bermain piano dan keyboard. Sebenarnya ada banyak bentuk latihan penjarian untuk bermain keyboard atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Secara umum, rencana dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan (Ambarjaya, 2012:84).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara yang sesuai untuk mengkombinasikan pola-pola nada, misalnya angkaangka.

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara yang sesuai untuk mengkombinasikan pola-pola nada, misalnya angkaangka. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika yang disebut kombinatorika memungkinkan seseorang untuk menghitung cara-cara yang sesuai untuk mengkombinasikan pola-pola nada, misalnya angkaangka. Hal

Lebih terperinci

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1

SUARA DAN GAYA Instrumentasi 1 SUARA DAN GAYA 45 SUARA DAN GAYA VIDEO CD VCD I: track 13 dan 14 Gamelan Jawa Tengah track 15 Kentangan dan geniqng, Benuaq Kaltim track 16 Gondang Sabangunan, Batak Toba track 17 Gong Waning, flores track

Lebih terperinci

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A) DESKRIPSI CIPTA LAGU AKU SIAP LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA KEGIATAN WISATA KAMPUS Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu ini dibuat dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

TRIK MEMBACA NOTASI BALOK

TRIK MEMBACA NOTASI BALOK Susah membaca notasi balok? Here some tips to help you in the practice! TRIK MEMBACA NOTASI BALOK Artikel Majalah Staccato (September 2012) Oleh: Jelia Megawati Heru sumber: majalah staccato edisi September

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN Pengertian Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara untuk menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan

Lebih terperinci

NOTASI BALOK. Oleh: Inggit Sitowati

NOTASI BALOK. Oleh: Inggit Sitowati NOTASI BALOK Oleh: Inggit Sitowati PARANADA (STAFF) Lima garis lurus sejajar berjarak sama, memanjang dari kiri ke kanan, sebagai tempat menuliskan not balok. Garis-garis dalam paranada diberi nomor. Masing-masing

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Makalah Teori Dasar Musik Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Disusun oleh kelompok 3 Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari Fitri Ramadayanti Riski Okta Mayasari (A1G016091) Kelas

Lebih terperinci

Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. dan Pendidikan Seni Musik FBS UNY.

Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si dan Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd. dan Pendidikan Seni Musik FBS UNY. Aransemen Musik Anak Secara Kreatif dengan Canon Progresi Akor, Filler Melodi, Iringan Ostinato dan Pembelajaran Ekspresi Musik Secara Kreatif Melalui Progresi Akor Oleh: Dr. A. M. Susilo Pradoko, M.Si

Lebih terperinci

Oleh : Teguh Budiawan. Mengenal dasar. not balok. modul pengantar belajar awal tahun ajaran hingga ujian tengah semester

Oleh : Teguh Budiawan. Mengenal dasar. not balok. modul pengantar belajar awal tahun ajaran hingga ujian tengah semester Oleh : Teguh Budiawan Mengenal dasar not balok modul pengantar belajar awal tahun ajaran hingga ujian tengah semester Materi Dasar Not Balok (materi awal tahun ajaran hingga UTS) Pada umumnya kita lebih

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Tema dan Variasi berdasarkan lagu Mansibin Siraben untuk solo gitar ini memiliki struktur yang terdiri dari sebuah tema utama dan lima macam variasi dengan coda sebagai

Lebih terperinci

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik Nama Kelas/No. Absen :. :. Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik MATERI : Nada dan Interval 1. Standar nada secara internasional ditetapkan nada a adalah... A. 400 Hz B. 220 Hz

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi My Son My Hero yang terinspirasi oleh kehadiran Giorgio, anak penulis ini, akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu

Lebih terperinci

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT. 6.1. Variasi

TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT. 6.1. Variasi TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT 77 TIGA KONSEP PENTING: VARIASI, PENGOLAHAN DAN KAIT-MENGAIT Pada bab ini, kita akan membahas tiga konsep teknis yang penting dalam musik Indonesia.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB Supriansyah 1, Dr. Yeffry Handoko Putra, MT 2 1 Jurusan Teknik Komputer Unikom, 2 Jurusan Magister Sistem Informasi Unikom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musik pada masa Yunani kuno merupakan bagian dari kajian matematika. Hal ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean School (Beer,

Lebih terperinci

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah Oleh: Inggit Erlianto/092134250 Dosen Pembimbing: Agus Suwahyono S.Sn, M.Pd. Abstrak Karya musik Hompimpah merupakan karya musik yang diciptakan untuk

Lebih terperinci

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang 55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pendengaran manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menangkap dan mengenali sinyal suara. Dalam mengenali sebuah kata ataupun kalimat bukanlah hal yang sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB 3 KARYA MUSIK MODERN

BAB 3 KARYA MUSIK MODERN BAB 3 KARYA MUSIK MODERN Dalam bab-bab terdahulu, kita telah belajar mengenai notasi musik, maupun harmoni musik modern. Oleh karena itu, pengetahuan itu dapat dikembangkan lagi dengan cara membuat karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH. Batu Matia Telu, Teorenda, Lelendo Ndao, dan Taibenu memiliki pola melodik dan ritmik tertentu yang khas sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS MASALAH. Batu Matia Telu, Teorenda, Lelendo Ndao, dan Taibenu memiliki pola melodik dan ritmik tertentu yang khas sebagai berikut: BAB IV ANALISIS MASALAH Musik tradisional suku Rote pada umumnya digunakan untuk mengiring berbagai tarian tradisional suku Rote. Alir melodi dan pola ritmik yang dimainkan menentukan tarian yang dimaiankan.

Lebih terperinci

PEMETAAN PENDIDIKAN MUZIK KSSR

PEMETAAN PENDIDIKAN MUZIK KSSR PEMETAAN PENDIDIKAN MUZIK KSSR PEMETAAN PENDIDIKAN MUZIK KSSR MODUL 01 PENGALAMAN MUZIKAL STANDARD KURIKULUM 1.1 MENYANYI PELBAGAI REPERTOIR SECARA SOLO ATAU BERKUMPULAN. TAHUN 01 TAHUN 02 TAHUN 03 TAHUN

Lebih terperinci

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM Agustina Trifena Dame Saragih 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom Jl.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi BAB III ANALISIS BENTUK LAGU Wonderful Slippery Thing adalah salah satu karya Guthrie Govan dari album Erotic Cakes yang dirilis pada 1 januari 2006 oleh label sornford records, direkam di Headroom studios

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, sangat banyak definisi yang menjelaskan tentang pengertian musik, namun pada dasarnya musik merupakan kumpulan beberapa bunyi yang tersusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Keep On Dreaming terdiri dari tiga bagian yaitu Life Is Simple, Courage And Persistence, dan Dare To Dream Big. Komposisi ini dibuat untuk ansambel musik yang terdiri

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari seperti dalam waktu berjalan,

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari seperti dalam waktu berjalan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suatu ungkapan hati, pikiran dan perasaan manusia yang dibentuk dalam suatu karya seorang komponis dan dituangkan dalam bentukbentuk yang terdiri

Lebih terperinci

Harmony IV. Modal Approach

Harmony IV. Modal Approach Harmony IV Modal Approach Setelah mempelajari Orkestrasi sekarang kita kembali lagi pada persoalan Kord & Progresi. Pelajaran Harmoni yang sudah kita lalui pada bagian awal tadi sudah membahas banyak hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik gamelan telah menjadi identitas budaya masyarakat Indonesia, karena telah hidup membudaya dan menjadi tradisi pada kehidupan masyarakat dalam kurun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah ekologi politik secara etimologis berasal dari dua kata, yaitu ekologi dan politik. Ekologi di sini difokuskan pada konteks sumberdaya alam. Artinya

Lebih terperinci

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kekuatan, rahmat, dan hidayah-nya sehingga Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harapan menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam hidup manusia, baik harapan kepada Tuhan maupun kepada manusia. Kepercayaan religius dan spiritual

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta BAB V KESIMPULAN Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta produk dan kreativitas dari penyelenggara produk atau produser. Kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada perkembangannya pendidikan musik mengalami kemajuan yang cukup signifikan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan lainya.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Suita Dalam Tangga Nada C Major Komposisi Musik untuk Trio Gitar ini merupakan komposisi yang menggunakan struktur dan karakter dari suita barok

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep Penyusunan Komposisi Fantasia in C Major ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Movement 1, Movement 2, dan Movement 3. Ketiga bagian lagu ini dimainkan dengan format Combo

Lebih terperinci

Drs. Heri Yonathan, M.Sn HARMONI SATB UNTUK SMK SEMESTER 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013

Drs. Heri Yonathan, M.Sn HARMONI SATB UNTUK SMK SEMESTER 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013 Drs. Heri Yonathan, M.Sn HARMONI SATB UNTUK SMK SEMESTER 1 ii KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Suita Gambang Semarang untuk Kuartet Gitar dan Erhu merupakan komposisi yang menerapkan struktur suita modern, dimana tidak memiliki bentuk baku seperti yang ada pada suita barok.

Lebih terperinci

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan BAB III Analisis Bab ini memuat analisis yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir, berupa analisis terhadap rancangan pemrosesan, yang dibagi menjadi bagian Preprosesor, Algoritma Genetika, dan bagian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PADUAN SUARA PADA SISWA SD NEGERI 1 SUKODADI LAMONGAN DENGAN METODE MENDENGARKAN. Oleh : AINUN AKHSIN

PEMBELAJARAN PADUAN SUARA PADA SISWA SD NEGERI 1 SUKODADI LAMONGAN DENGAN METODE MENDENGARKAN. Oleh : AINUN AKHSIN PEMBELAJARAN PADUAN SUARA PADA SISWA SD NEGERI 1 SUKODADI LAMONGAN DENGAN METODE MENDENGARKAN Oleh : AINUN AKHSIN 102134234 Abstrak Dalam proses pembelajaran paduan suara di SDN 1 Sukodadi Lamongan siswa

Lebih terperinci

2015 PERMAINAN GITAR ILLO DJEER DALAM MUSIK KERONCONG TUGU PADA GRUP ORKES KRONTJONG TOEGOE

2015 PERMAINAN GITAR ILLO DJEER DALAM MUSIK KERONCONG TUGU PADA GRUP ORKES KRONTJONG TOEGOE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keroncong merupakan salah satu genre musik hasil daya cipta masyarakat Indonesia. Keberadaan musik keroncong di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh bangsa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN MUZIK KSSR TAHUN 4. Menyanyikan lagu Budi Bahasa dengan pic yang betul.

RANCANGAN PELAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN MUZIK KSSR TAHUN 4. Menyanyikan lagu Budi Bahasa dengan pic yang betul. PENDIDIKAN MUZIK KSSR TAHUN 4 RANCANGAN PELAJARAN TAHUNAN PENDIDIKAN MUZIK KSSR TAHUN 4 1 2 3 Jan 1.1 1.1.1 Bernyanyi dengan pic yang betul. - kawalan not pendek Budi Bahasa dengan pic yang betul. Mendengar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORETIS. Dari buku yang ditulis Trianto (2007 : 5), Joice berpendapat bahwa yang di maksud

BAB II LANDASAN TEORETIS. Dari buku yang ditulis Trianto (2007 : 5), Joice berpendapat bahwa yang di maksud BAB II LANDASAN TEORETIS A. Konsep Belajar dan Pembelajaran Dari buku yang ditulis Trianto (2007 : 5), Joice berpendapat bahwa yang di maksud dengan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola

Lebih terperinci

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik Pada Tanggal 9 Juli 2010 Oleh: SYEILENDRA JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

PEMETAAN PENDIDIKAN MUZIK KSSR

PEMETAAN PENDIDIKAN MUZIK KSSR MODUL 01 PENGALAMAN MUZIKAL STANDARD KURIKULUM 1.1 MENYANYI PELBAGAI REPERTOIR SECARA SOLO ATAU BERKUMPULAN. 1.1.1 Mendemostrasi warna ton suara manusia dengan betul. - suara bercakap - suara menyanyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sekumpulan nada yang dirangkai menjadi sebuah harmoni dalam suatu irama dan tempo yang beraturan. Secara khusus, musik diartikan sebagai ilmu dan seni

Lebih terperinci

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7

https://sekolahsenibudaya.wordpress.com 7 B. Simbol Musik (Lanjutan) 53. Hampir setiap karya musik di dalamnya mengandung unsur-unsur musik. Terdapat dua pemaknaan dalam menyikapi unsur-unsur tersebut salah satu nya adalah urutan pengelompokan

Lebih terperinci