BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Musik adalah seni, hiburan, dan aktivitas manusia yang melibatkan suara-suara yang teratur [KLE07]. Istilah musik juga digunakan untuk mengacu pada permainan musik, yang disebut juga music piece atau music performance. Sejak lama, musik diketahui mempunyai hubungan dengan psikologi manusia. Bahkan dapat dikatakan bahwa musik adalah alat yang baik untuk mengatur emosi manusia [DEA07]. Penelitian terhadap keterkaitan musik dengan psikologi manusia telah banyak dilakukan. Penelitian-penelitian tersebut telah dapat membuktikan bahwa secara eksperimental, musik benar-benar dapat mempengaruhi psikologi manusia, baik secara personal ataupun kelompok [CTV02][BLO99][YAN07b]. Terdapat berbagai efek psikologis dari musik yang sering dimanfaatkan. Secara berkelompok, musik pada film di bioskop atau musik pada pusat perbelanjaan mempengaruhi psikologi penonton film atau pengunjung pusat perbelanjaan. Dean pada [DEA07] mengutip hasil penelitian Saarikallio dan Erkkila [SAA07] mengenai penggunaan musik untuk mengontrol dan memperbaiki mood. Hasil penelitian berupa survey terhadap sejumlah responden tersebut adalah rumusan efek psikologis musik, yaitu: 1. Hiburan Pada tingkatan paling dasar, musik memberikan stimulasi. Musik merangsang mood sebelum seseorang pergi, ketika mencuci, menemani perjalanan, membaca, atau menjelajahi internet. 2. Revival Musik merevitalisasi diri pada waktu pagi dan menenangkan pada waktu sore. 3. Sensasi Kuat Musik dapat menghasilkan pengalaman emosional yang dalam, terutama pada suatu musical performance yang didengar secara langsung. 4. Pengalihan Musik mengalihkan pikiran dari hal-hal yang tidak menyenangkan, yang dapat dengan mudah muncul dalam keheningan. I 1

2 I 2 5. Pelepasan Musik yang sesuai dengan mood yang dalam dapat membantu mengeluarkan emosi. 6. Mental Work Musik mendorong lamunan, masuk ke memori lama, mengeksplorasi masa lalu. 7. Pelipur Lara Emosi bersama, pengalaman bersama, hubungan dengan seseorang yang hilang. Pembuatan musik dimulai dari pembuatan lagu oleh satu atau lebih komposer. Lagu adalah bentuk statis dari musik. Suatu lagu dapat dimainkan berkali-kali oleh berbagai pemain musik, yang masing-masing permainannya menjadi musik tersendiri. Dalam mengkomposisi suatu lagu, komposer akan mulai dari tujuan pembuatan lagu. Tujuan pembuatan lagu tersebut sangat dekat dengan mood. Lagu mengenai kesedihan cinta akan mengandung mood yang sedih, lagu cerita anak anak akan membawa mood menyenangkan, dan sebagainya. Dalam teori musik, elemen dasar musik dibagi tiga yaitu melodi, harmoni, dan ritme [HEL04]. Definisi ketiga elemen dasar ini mudah dipahami jika sebuah musik dipandang sebagai rangkaian nada dalam dua dimensi, yaitu dimensi waktu dan dimensi pitch/frekuensi. Melodi adalah deretan nada yang bersambung dan menonjol, sehingga sering diingat dan diacu sebagai pengenal dari suatu lagu [SCH07]. Harmoni adalah hal-hal yang berkenaan dengan hubungan antar satu nada dengan nada yang lain pada dimensi pitch, tanpa melihat dimensi waktu. Sedangkan ritme adalah hal-hal yang berkenaan dengan dimensi waktu tanpa memperhatikan dimensi pitch. Ketiga elemen dasar atau aspek tersebut membentuk karakter sebuah lagu, dengan pengaruh terbesar berasal dari variasi melodi [KAW75]. Pengaruh melodi dapat dipahami karena melodi merupakan elemen dasar yang berhubungan langsung dengan kedua dimensi musik, sehingga mempengaruhi baik harmoni maupun ritme lagu secara keseluruhan. Saking besarnya pengaruh melodi, dua buah musik yang mempunyai melodi yang sama akan dikenali sebagai lagu yang sama walaupun aspek musik lainnya berbeda. Misalnya, melodi lagu anak-anak Ah Vous, Dirai-je, Maman ( Twinkle-Twinkle Little Stars ) yang diaransemen oleh Mozart menjadi 12 varian yang sangat berbeda. Ke-12 varian tersebut, dengan melodi yang sama,

3 I 3 walaupun variasi pada aspek lainnya sangat jauh, masih dapat dikenali sebagai lagu yang sama (lihat Gambar I.1). a) b) Gambar I.1. (a) Melodi lagu Ah Vous Dirai-je Maman (b) Varian Ah Vous Dirai-je Maman dalam 12 Variations karya Mozart. Karena pentingnya melodi, umumnya seorang komposer pada proses komposisi lagu menyusun melodi terlebih dahulu dari tujuan pembuatan lagu, kemudian mengembangkan melodi tersebut sampai menjadi sebuah lagu yang lengkap. Dengan begitu, melodi menjadi salah satu penentu awal mood yang dikandung suatu lagu. Berdasarkan pengamatan dari apa yang telah terjadi, membuat melodi yang bervariasi bukanlah hal yang mudah bagi seluruh musisi. Di satu sisi terdapat musisi seperti grup musik Beatles yang terkenal dengan melodi-melodi yang sangat variatif, di sisi lain banyak musisi yang hanya dapat menghasilkan sedikit lagu, dan sebagian lagi dikritik karena lagu yang dihasilkan mirip satu sama lain. Gambar I.2. Proses pembuatan melodi oleh seorang komposer Untuk memahami penyebab terjadinya keadaan seperti itu, proses pembuatan melodi secara umum perlu diperhatikan. Gambar I.2 memaparkan gambaran umum proses pembuatan melodi yang dilakukan oleh seorang komposer. Dari

4 I 4 seluruh kemungkinan nada yang ada dan dapat terdengar oleh manusia, seorang komposer memilih nada-nada tertentu, untuk kemudian disusun ke dalam sebuah melodi. Proses pemilihan nada tersebut dapat dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan komposer tentang teori-teori musik seperti teori tangga nada, harmoni, dsb. Komposer juga terpengaruh oleh lagu lain yang pernah didengar sebelumnya, oleh perasaan dan oleh hal-hal lain. Pada Tesis ini sebuah alternatif alat bantu komposer terkait permasalahan tersebut dikaji dan dirancang. Alat bantu ini menghasilkan melodi-melodi singkat sebagai sumber ide bagi komposer. Potongan-potongan melodi tersebut diharapkan dapat memicu terbentuknya ide-ide komposisi yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh komposer musik. Alat bantu tersebut memungkinkan dibuat karena saat ini, dalam bidang musik, komputer sudah lazim digunakan sebagai alat bantu dalam aktivitas yang berkaitan dengan musik, seperti sekedar mendengarkan, membuat komposisi, aransemen, dan menilai musik [AME08]. Dalam hal komposisi musik, berbagai macam perangkat lunak bantu sudah sering digunakan oleh para musisi untuk menuliskan lagu, mendengarkan hasil sementara komposisinya, menambahkan harmoni, dsb. Gambar I.3. Gambaran umum sistem generator melodi Sistem pembuat melodi ini berada pada posisi yang sama dengan seorang komposer ketika membuat melodi. Gambar I.3 menunjukkan gambaran umum sistem ini dalam skema umum pembuatan melodi. Selain seluruh kemungkinan nada yang ada, sistem ini berdasar pada teori-teori yang ada pada musik, seperti teori nada, teori tangga nada, dsb. Sistem ini mengolah nada-nada untuk menjadi melodi berdasarkan masukan permintaan nilai parameter-parameter oleh pengguna sistem. Banyak sistem komposer otomatis dikritik karena terlalu bias terhadap selera pembuat sistem tersebut, atau pada sisi yang berkebalikan, definisi musiknya terlalu luas dibanding batasan pendengar musik [CHA08]. Sistem pembuat melodi ini, karena melodi yang dihasilkan diinginkan adalah melodi sebagai pencetus ide,

5 I 5 perlu diusahakan agar tidak jatuh pada kasus yang pertama, yaitu terlalu bias. Sedangkan batasan definisi musik harus diusahakan agar tidak terlalu luas. Salah satu landasat utama musik adalah teori mengenai nada. Pada banyak budaya dan masyarakat, dapat terdefinisi bermacam-macam jenis tangga nada. Pada budaya musik Eropa, atau dikenal juga dengan musik barat, tangga nada terdiri atas dua belas nada yang interval frekuensinya sama. Tangga nada musik barat tersebut disebut juga tangga nada diatonis [TAY06]. Berdasarkan prinsip pengenalan pola, seluruh persepsi manusia berdasar pada pola-pola [TOU74]. Begitu pula persepsi mood ataupun efek psikologis suatu melodi. Untuk dapat membuat melodi dengan mood tertentu, pola melodi berupa kriteria atau karakteristik dasar melodi yang menghasilkan persepsi mood tertentu harus diketahui. Beberapa penelitian, seperti Li [LI06] telah membahas seputar model melodi. Berdasarkan pencapaian pada [LI06], perlu diteliti lebih lanjut sehingga dapat menghasilkan kesimpulan kriteria dasar apa saja yang paling berpengaruh terhadap persepsi mood akhir yang dibawa melodi. I.2 Rumusan Masalah Untuk mengkaji sistem yang dapat membuat melodi musik yang memiliki karakteristik mood tertentu, seperti senang, sedih dan ceria, masalah-masalah yang akan dikaji dan disimpulkan dalam Tesis ini adalah: 1. Bagaimana proses pembuatan melodi oleh manusia dapat dimodelkan, sehingga sebuah melodi dapat dibentuk dari komponen dasar pembentuknya, yaitu nada, tanpa membuat melodi tersebut terkungkung dalam aturan yang ada ataupun menjadi mirip dengan melodi yang lain? 2. Apa sajakah feature yang ada pada melodi, dan bagaimana feature tersebut dapat dijadikan parameter masukan pengguna untuk mengatur proses pembuatan melodi? 3. Feature melodi manakah yang mempengaruhi persepsi manusia akan mood melodi tersebut seperti senang, sedih, dsb? Bagaimana pengaruh masing-masing feature tersebut pada mood yang ditimbulkan? Tesis ini akan berfokus pada poin 1 dan 2. Poin ke-3 akan dibahas seperlunya, sebagai langkah awal untuk mendapatkan pemetaan antara mood dengan feature untuk kemudian dapat dihasilkan sebuah sistem generator melodi

6 I 6 yang dapat menerima masukan mood tertentu, kemudian mentranslasikannya menjadi parameter-parameter internal generator melodi sesuai dengan feature melodi yang terkait. I.3 Tujuan Tujuan utama dari Tesis ini adalah untuk mendapatkan kriteria dasar pembentuk melodi serta sebuah model proses pembuatan melodi sebagai satu langkah awal untuk dapat memodelkan secara menyeluruh proses penyusunan melodi oleh manusia, dan secara umumnya memodelkan proses penyusunan musik oleh manusia. Dengan begitu, dapat dibuat sebuah perangkat lunak yang dapat melakukan pembuatan melodi musik sebagai alat bantu komposer untuk mendapatkan ide baru. Diharapkan melodi yang dihasilkan tidak terkungkung oleh aturan-aturan yang sudah ada sehingga melodi tersebut benar-benar merupakan ide baru bagi pengguna. Tujuan lainnya jika memungkinkan adalah untuk dapat merumuskan pemetaan antara mood dengan feature melodi. Dengan adanya rumusan tersebut, sebuah fungsi yang memetakan mood ke feature melodi dapat dibuat. Fungsi tersebut memungkinkan sistem generator melodi benerima masukan berupa mood, yang merupakan parameter yang sangat dekat dengan tema pembuatan melodi. I.4 Batasan Masalah Dalam pengerjaan Tesis ini ditetapkan beberapa batasan masalah, yaitu: 1. Aspek timbre (warna suara) dalam suatu melodi tidak diperhitungkan, baik dalam pembuatan melodi maupun dalam analisis pemetaan mood dengan feature. 2. Melodi yang dihasilkan adalah melodi sebagai ide baru, sehingga harus tidak terlalu bias dan menerapkan teori musik secara tidak ketat. 3. Tangga nada yang dipakai dibatasi tangga nada diatonis, yang biasa dikenal dengan istilah tangga nada musik barat. Tangga nada ini terdiri dari 12 nada yang berjarak sama dalam satu oktaf. 4. Sistem yang dibuat hanyalah alat bantu berupa melody generator. Pengolahan melodi lebih jauh untuk menjadi lagu yang lengkap dapat menggunakan alat bantu lain yang memberikan keleluasaan.

7 I 7 I.5 Metodologi dan Pendekatan Pendekatan studi sistem generator melodi yang digunakan dalam Tesis ini terdiri dari tiga hal. Pertama, pendekatan studi literatur digunakan untuk mendapatkan karakteristik dasar atau feature dasar dari melodi, serta informasi-informasi yang dibutuhkan mengenai mood. Kedua, dilakukan analisis seputar mood seperti bagaimana pelabelan mood, analisis juga dilakukan terhadap feature, kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat sistem generator melodi serta dasar untuk mendapatkan pemetaan antara mood dengan feature. Ketiga, dari hasil sistem generator melodi serta proses pemetaan mood dengan feature, akan dilakukan pengujian dan pengambilan keputusan. Gambar I.4. Pendekatan Pengerjaan Tesis Pendekatan dalam pengerjaan Tesis ini, seperti tergambar pada Gambar I.4, adalah sebagai berikut: 1. Studi Literatur dan Eksplorasi Proses ini dilakukan bersamaan dengan proses lainnya. Pada proses ini dilakukan studi literatur dan eksplorasi baik terhadap teori musik, psikologi-musik, maupun teknik-teknik serta algoritma yang berhubungan dengan bahasan Tesis ini. Proses ini mendukung seluruh proses dan tahapan dalam pengerjaan Tesis. 2. Analisis Persepsi Mood Melodi Analisis yang dilakukan adalah menentukan pembagian klasifikasi mood, berdasarkan hasil studi literatur dan eksplorasi seputar psikologi-musik, terutama berkenaan dengan klasifikasi dan taksonomi mood musik.

8 I 8 3. Analisis Feature Melodi Pada proses ini, dilakukan analisis terhadap feature-feature melodi untuk menentukan feature-feature melodi yang dinilai sesuai dengan permasalahan. 4. Analisis Pengkaitan Mood dengan Feature Dari hasil analisis feature melodi serta analisis persepsi mood, dikaji dan dianalisis bagaimana dapat menangkap keterkaitan antara mood dengan feature melodi. 5. Analisis dan Perancangan Generator Melodi Masukan dari analisis ini adalah teori dasar pembuatan musik, teori dasar mengenai automatic content generator serta hasil analisis feature melodi. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap permasalahan pembuatan melodi otomatis berdasarkan masukan-masukan analisis, kemudian menyimpulkan teknik dan algoritma yang akan digunakan. 6. Implementasi Prototipe Generator Melodi Dari hasil perancangan generator melodi, dilakukan implementasi terhadap hasil rancangan tersebut, untuk menghasilkan sebuah prototipe sistem generator melodi. 7. Pengujian dan Penarikan Kesimpulan Menguji prototipe yang telah dibangun, serta mengeksekusi langkah pengujian untuk mendapatkan keterkaitan mood dengan feature melodi, kemudian merumuskan kesimpulan dari hasil pengujian untuk menjadi kesimpulan serta saran pengembangan Tesis. I.6 Sistematika Pembahasan Laporan Tesis ini terdiri dari enam bab, yaitu: 1. Pendahuluan Bab ini berisi pendahuluan Tesis, yang terdiri atas latar belakang pelaksanaan Tesis, rumusan masalah yang akan dipecahkan dalam Tesis ini, tujuan Tesis, serta metodologi dan sistematika pembahasan dalam laporan ini. 2. Tinjauan Pustaka Bab ini berisi uraian tentang alur pikir dan perkembangan keilmuan topik kajian. Pada bab ini dipaparkan seputar perkembangan keilmuan dan hasil penelitian sebelumnya untuk memberikan gambaran perkembangan

9 I 9 pengetahuan yang mendasari Tesis. Pada bab ini dibahas mengenai perkembangan musik, perkembangan dalam klasifikasi mood serta pembahasan terkait melodi. 3. Analisis Permasalahan Bab ini menjabarkan proses analisis serta hasil yang didapatkan pada tahap analisis. Pertama, analisis mengenai pembagian mood untuk menentukan bagaimana melodi dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan mood. Kedua, analisis mengenai melodi dan feature-nya. Kegita, analisis bagaimana mengkaitkan karakteristik atau feature dengan pengaruhnya terhadap persepsi mood. 4. Rancangan Generator Melodi Bab ini menjabarkan proses perancangan sistem generator melodi beserta hasilnya. Pertama, dibahas mengenai analisis skema dasar umum sistem untuk menyusun melodi dari parameter berupa batasan-batasan feature, berdasar pada feature-feature hasil analisis pada tahap sebelumnya. Kedua, rancangan implementasi parameter-parameter hasil analisis di sistem generator melodi. Ketiga, bab ini memaparkan detail rancangan generator melodi dalam bentuk kelas-kelas perancangan. 5. Implementasi dan Pengujian Bab ini menjabarkan implementasi prototipe sistem generator melodi dari hasil analisis. Kemudian, pada bab ini juga dibahas pengujian serta hasil pengujian dari sistem yang dibuat. 6. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini dijabarkan kesimpulan dari Tesis ini, serta diberikan saran pengembangan lebih lanjut dari hasil Tesis ini.

Studi Automatic Generator Melodi Berdasarkan Parameter Mood Tertentu

Studi Automatic Generator Melodi Berdasarkan Parameter Mood Tertentu Studi Automatic Generator Melodi Berdasarkan Parameter Mood Tertentu PROPOSAL TESIS oleh: Ali Akbar / 23507042 PROGRAM STUDI MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN BAB III ANALISIS PERMASALAHAN Bab ini menjabarkan proses analisis serta hasil yang didapatkan pada tahap analisis. Pertama, analisis mengenai pembagian mood untuk menentukan bagaimana melodi dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI

BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI Bab ini menjabarkan proses perancangan sistem generator melodi beserta hasilnya. Pertama, dibahas mengenai analisis skema dasar umum sistem untuk menyusun melodi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean

BAB I PENDAHULUAN. ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musik pada masa Yunani kuno merupakan bagian dari kajian matematika. Hal ini dibuktikan dengan adanya musik pada Quadrivium, kurikulum Phytagorean School (Beer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata musik berasal dari bahasa Yunani yaitu mousikē, 'seni Muses' yang berarti seni suara yang dapat menghasilkan komposisi yang seimbang melalui unsur-unsur yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya masyarakat di Indonesia adalah masyarakat pencinta musik, hampir semua acara di televisi lokal setiap pagi hari menampilkan acara musik. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang permasalahan yang dikaji pada Tugas Akhir ini, rumusan masalah, tujuan pelaksanaan Tugas Akhir, batasan masalah yang digunakan dalam pelaksanaan Tugas Akhir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seni musik merupakan bidang seni yang banyak diminati dikalangan apapun, sebab musik merupakan media yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40.

BAB I PENDAHULUAN. Theodor & Hanns Eisler. Composing For The Films (New York: Oxford University Press, 1947), 40. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan, pengalaman dan ekspresi kepada orang lain. Ekspresi dalam musik memiliki batasan yang luas, tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai

Lebih terperinci

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik Nama Kelas/No. Absen :. :. Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik MATERI : Nada dan Interval 1. Standar nada secara internasional ditetapkan nada a adalah... A. 400 Hz B. 220 Hz

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

MUSIK BAB I PENDAHULUAN

MUSIK BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Modernisme mendorong segala aspek kehidupan manusia diukur melalui angka-angka, rasionalitas, efektifitas. Pemikiran ini juga hadir dalam bidang arsitektur. Sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak di dalam kandungan hingga detik-detik awal dalam kehidupan seorang bayi disebut sebagai masa yang amat menentukan bagi perkembangan kecerdasan. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan cabang dari seni. Seni musik juga termasuk salah satu media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan

BAB I PENDAHULUAN. seni juga mengalami perkembangan. Seni bahkan menyatu dengan kemajuankemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah salah satu sarana hiburan bagi masyarakat. Baik itu seni musik, seni rupa, seni tari maupun seni teater. Seiring dengan kemajuan zaman, seni juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hak cipta adalah sebuah hak eksklusif untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Hak cipta merupakan salah satu jenis hak kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik merupakan bagian penting dari kehidupan manusia, baik sebagai pelaku maupun hanya sebagai penikmat musik. Musik merupakan kebutuhan penunjang bagi manusia saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota-kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB ANALSS KOMPOSS Komposisi Kehilangan Ayah Sebuah musik program untuk Kuartet Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung telah dikenal oleh masyarakat di Indonesia sebagai kota yang memiliki apresiasi seni yang tinggi, salah satunya di bidang musik. Salah satu pemicu tingginya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan ini merupakan sebuah pengantar untuk menjabarkan hal-hal yang menjadi landasan penelitian seperti latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya di bidang seni musik, baik sebagai seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTER MUSIK KLASIK DAN POP-JAZZ DENGAN KECERDASAN EMOSI (EQ) MAHASISWA JURUSAN MUSIK INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

HUBUNGAN KARAKTER MUSIK KLASIK DAN POP-JAZZ DENGAN KECERDASAN EMOSI (EQ) MAHASISWA JURUSAN MUSIK INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA HUBUNGAN KARAKTER MUSIK KLASIK DAN POP-JAZZ DENGAN KECERDASAN EMOSI (EQ) MAHASISWA JURUSAN MUSIK INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh : Septa Ellfira NIM. 1111705013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh manusia menikmati musik, mulai dari bayi, remaja, dewasa sampai lansia. mengenali dan menguasai nada (Supriansah, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh manusia menikmati musik, mulai dari bayi, remaja, dewasa sampai lansia. mengenali dan menguasai nada (Supriansah, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Musik merupakan bahasa universal, alunan-alunan nada pada musik dapat menyalurkan berbagai emosi seperti kebahagiaan, semangat, cinta bahkan kesedihan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan dari tugas akhir yang meliputi latar belakang, rumusan masalah yang diangkat, tujuan, batasan masalah, dan metodologi yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dan berkembang serta mampu meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musik Dalam Kehidupan Sehari-Hari 1. Definisi Musik Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu atau seni menyusun nada atau suara di urutan, kombinasi, dan hubungan

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK DAN STRUKTUR LAGU STAMBUL BAJU BIRU KARYA HARDIMAN

ANALISIS BENTUK DAN STRUKTUR LAGU STAMBUL BAJU BIRU KARYA HARDIMAN JURNAL PEDAGOGIA ISSN 2089-3833 Volume. 5, No. 2, Agustus 2016 ANALISIS BENTUK DAN STRUKTUR LAGU STAMBUL BAJU BIRU KARYA HARDIMAN PENDAHULUAN Musik adalah bahasa, bentuk komunikasi yang mengandung emosi,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini musik di Indonesia sangat berkembang, dan juga sangat banyak sumber daya manusia Indonesia yang berbakat dalam musik baik itu dalam olah tarik suara, menabuh drum,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta

BAB V KESIMPULAN. Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik. industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta BAB V KESIMPULAN Campursari karya Manthous dapat hidup menjadi musik industri karena adanya kreativitas dari Manthous sebagai pencipta produk dan kreativitas dari penyelenggara produk atau produser. Kreativitas

Lebih terperinci

]BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai dan kebanggaan tersediri. Mereka tidak segan-segan merubah

]BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai dan kebanggaan tersediri. Mereka tidak segan-segan merubah ]BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Musik dan fans merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan. Keberadaannya bagai dua sisi mata uang yang jika salah satunya hilang maka sisi yang lain tidak berarti. Bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendukung berupa gagasan, sifat dan warna bunyi. Kendati demikian, dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Musik adalah pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama (ritmik), dan harmoni dengan unsur pendukung berupa gagasan, sifat

Lebih terperinci

TESIS ALI AKBAR NIM : (Program Studi Informatika)

TESIS ALI AKBAR NIM : (Program Studi Informatika) STUDI AUTOMATIC GENERATOR MELODI BERDASARKAN PARAMETER MOOD TERTENTU TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung Oleh ALI AKBAR NIM : 23507042

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang >< BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah sesuatu yang tidak dipisahkan dari negara Indonesia yang terkenal akan keanekaragamannya. Keanekaragaman ini menjadi unsur perekat kesatuan dan persatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia, sebab selalu hadir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan manusia itu sendiri. Seni berkembang dari perasaan manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik dewasa ini semakin pesat, hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin maju. Teknologi yang semakin maju tersebut digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MIDI (Musical Intrument Digital Interface) adalah protokol yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. MIDI (Musical Intrument Digital Interface) adalah protokol yang memungkinkan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang MIDI (Musical Intrument Digital Interface) adalah protokol yang memungkinkan alat musik elektronik dan perangkat lunak komputer untuk berkomunikasi. Isi file MIDI dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN

BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN BENTUK LAGU PADA KARYA MUSIK SESEBULAN Oleh : Didik Santoso Dosen Pembimbing : M. Sarjoko. S.Sn, M.Pd. Abstrak Sesebulan adalah akronim bahasa jawa yang berarti nyebul. Nyebul yang berarti meniup. Meniup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan musik industri diawali oleh lahirnya musik classic, dan setelah itu muncullah kecenderungan musik kontemporer, yang di dalamnya terdapat musik

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut struktual maupun jenisnya dalam kebudayaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:602) Musik adalah ilmu atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi

Lebih terperinci

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran.

pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya pergelaran. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gending Karatagan wayang adalah gending pembuka pada pergelaran wayang golek. Dalam setiap pergelaran wayang golek, Gending Karatagan berfungsi sebagai tanda dimulainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arsitektur dan musik merupakan media dimana kreatifitas diekspresikan. Musik didefinisikan sebagai seni suara dalam waktu yang mengekspresikan ideide dan emosi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek kepribadian anak yang perlu dikembangkan adalah kreativitas. Maslow & Roger (dalam Sujiono & Sujiono, 2010, hlm. 40) memandang bahwa kreativitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan industri musik, maka persaingan pun menjadi semakin lebih ketat dan jauh lebih sulit. Berbicara mengenai musik tak lepas dari dunia entertainment

Lebih terperinci

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu.

JURNAL JEGHEH. Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. 1 JURNAL JEGHEH Gagasan yang menjiwai karya ini adalah telah tentang seorang ibu. Gagasan tersebut di ambil dari pengalaman pribadi ketika melihat seorang ibu yang sabar. Konsep yang ingin disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, lingkup dari Tugas Akhir, tujuan Tugas Akhir, metode Tugas Akhir, serta sistematika penulisan laporan Tugas Akhir. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Music Engagement untuk Meregulasi Emosi 1. Defenisi Music engagement untuk meregulasi emosi adalah keterlibatan individu dengan musik yang bertujuan untuk mengelola dan mengarahkan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini berisi perancangan terhadap prototipe sistem generator melodi, hasil implementasi dari rancangan tersebut serta pengujian, baik berkenaan dengan keterkaitan mood

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock dan punk yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan musik

Lebih terperinci

LAPORAN KARYA SEN1 PENCIPTAAN LAGU HYMNE. ALUMNI UNlVERSlTAS BUNG HATTA PADANG. Oleh: Erfan Lubis,SPd. Nip UNlVERSlTAS BUNG HATTA

LAPORAN KARYA SEN1 PENCIPTAAN LAGU HYMNE. ALUMNI UNlVERSlTAS BUNG HATTA PADANG. Oleh: Erfan Lubis,SPd. Nip UNlVERSlTAS BUNG HATTA LAPORAN KARYA SEN PENCPTAAN LAGU HYMNE ALUMN UNlVERSlTAS BUNG HATTA PADANG Oleh: Erfan Lubis,SPd. Nip.363292 UNlVERSlTAS BUNG HATTA 200 DAFTAR S t, r i, PENGANTAR BAB PENDAHULUAN A.Konsep Pemikiran [ B.Landasan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kartun animasi terdapat pada proses pembuatan film kartun animasi, diantaranya adalah secara konvensional dan digital. Film kartun merupakan salah satu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester. : SMA Negeri 6 Yogyakarta : Seni Budaya ( Seni Musik) : X / Umum : 2 (Dua) : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian memberikan petunjuk atau arahan yang sistematis kepada peneliti tentang kegiatan yang harus dilakukan dalam penelitian. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN. 5.1 Tujuan Pengujian. 5.2 Kriteria Pengujian

BAB V PENGUJIAN. 5.1 Tujuan Pengujian. 5.2 Kriteria Pengujian BAB V PENGUJIAN Bab ini menjabarkan pengujian terhadap algoritma k-nearest Neighbor dalam membentuk pola improvisasi musik jazz, hasil pengujian dan analisis terhadap hasil pengujian. 5.1 Tujuan Pengujian

Lebih terperinci

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) 53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Piano berasal dari kata pianoforte yang diambil dari bahasa Italia. seorang bernama

BAB 1 PENDAHULUAN. Piano berasal dari kata pianoforte yang diambil dari bahasa Italia. seorang bernama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Piano berasal dari kata pianoforte yang diambil dari bahasa Italia. seorang bernama Bartolomeo Cristofori pada tahun 1720-an membuat sebuah piano. Model tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang memiliki kebudayaan tersendiri. Salah satu unsur kebudayaan itu adalah musik 1. Musik di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam pertumbuhan. Pada masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menanggapi dan belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock.

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aliran musik Death Metal merupakan sebuah inovasi dari beberapa aliran musik-musik metal yang sudah ada sebelumnya. Yang tentunya tidak terlepas dari pengaruh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Budaya atau kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa. Identitas ini yang membedakan kebiasaan, sifat, dan karya-karya seni yang dihasilkan. Indonesia memiliki berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. musik yang dapat kita nikmati sehari-hari adalah sebagai media yang dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. musik yang dapat kita nikmati sehari-hari adalah sebagai media yang dapat kita A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Musik pada hakikatnya merupakan bagian dari seni. Salah satu manfaat musik yang dapat kita nikmati sehari-hari adalah sebagai media yang dapat kita jadikan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diversitas kualitas permainan musik antara satu pemusik dengan pemusik lainnya makin kentara untuk permainan alat musik yang membutuhkan intonasi berdasarkan pemain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1812, untuk pertama kalinya seorang komponis berkebangsaan Irlandia, John Field mempergelarkan Nocturne no. 1-3 di St. Petersburg 1. Nocturne means a piece

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga pekerjaan itu dikerjakan dalam waktu tertentu (Alim,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni musik merupakan bidang seni yang sangat diminati, sebab musik merupakan media hiburan yang sangat efektif. Secara umum, musik merupakan kegiatan kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi mendorong tumbuh pesatnya perangkat lunak termasuk aplikasi ponsel pintar (smartphone) yang tersebar luas hingga saat ini. Banyak penambahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang paling tepat untuk meneliti suatu masalah adalah metode yang dapat memberikan hasil yang sesuai dengan tujuan untuk memecahkan masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, sangat banyak definisi yang menjelaskan tentang pengertian musik, namun pada dasarnya musik merupakan kumpulan beberapa bunyi yang tersusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari kajian teoretis dan temuan penelitian sebagaimana telah disajikan pada bab-bab terdahulu, terdapat tiga kesimpulan pokok yang dapat diungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Prosopagnosia pertama kali ditemukan pada tahun 1947 oleh Joachim Bodamer, dalam bahasa Inggris penyakit ini dinamakan face blindness atau buta wajah penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis musik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis musik yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis musik yang telah menciptakan karya komposisi-komposisi musik yang sampai sekarang karyakaryanya masih terdengar

Lebih terperinci

BAB V Pengujian. Bab ini memuat tujuan dan langkah-langkah pengujian, hasil dan analisis pengujian terhadap hasil implementasi dari program GAMA.

BAB V Pengujian. Bab ini memuat tujuan dan langkah-langkah pengujian, hasil dan analisis pengujian terhadap hasil implementasi dari program GAMA. BAB V Pengujian Bab ini memuat tujuan dan langkah-langkah pengujian, hasil dan analisis pengujian terhadap hasil implementasi dari program GAMA. 5.1 Tujuan Pengujian Berikut ini adalah tujuan dari pengujian.

Lebih terperinci

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI

30. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI 30. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SD/MI KELAS: I Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual adalah Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini gaya hidup sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Seperti dilansir pada klik.dokter.com, penggunaan perangkat audio visual juga semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki jarak 12 langkah nada. Satu oktaf memiliki 8 nada. Oktaf biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memiliki jarak 12 langkah nada. Satu oktaf memiliki 8 nada. Oktaf biasanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Oktaf suara merupakan bagian penting dalam menyanyikan sebuah lagu. Oktaf suara adalah adalah nada-nada yang berada pada rentang dengan nama sama dan memiliki

Lebih terperinci

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik, NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang dilakukannya penelitian tugas akhir ini, rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dengan pelaksanaan penelitian, ruang lingkup yang akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi individu yang menempati kamar tidur tersebut. suasana nyaman dan dapat mempengaruhi psikologis penghuni.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi individu yang menempati kamar tidur tersebut. suasana nyaman dan dapat mempengaruhi psikologis penghuni. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kamar tidur yang nyaman merupakan dambaan setiap orang. Untuk memperoleh kamar tidur yang nyaman dibutuhkan beberapa sentuhan elemen interior yang dapat menunjang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis.

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik tidak terlepas peranannya dalam kehidupan manusia. Setiap orang pasti memiliki pengalaman musik yang berbeda-beda tergantung seberapa sering seseorang mendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Salah satu jenis dari hiburan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Salah satu jenis dari hiburan yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hiburan merupakan sebuah produk jasa yang selalu dibutuhkan oleh siapa saja dan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Salah satu jenis dari hiburan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tumbuh kembang pada usia balita sangatlah menentukan kepribadian mereka di usia mendatang, sehingga sangat dibutuhkan pendampingan dalam proses belajarnya terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membawakan berbagai aliran musik, otomatis memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membawakan berbagai aliran musik, otomatis memerlukan alat 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membawakan berbagai aliran musik, otomatis memerlukan alat musik didalamnya. Alat musik merupakan instrument yang dipakai dalam membawakan suatu karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafiq. Ensiklopedia Musik Klasik (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2003), 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafiq. Ensiklopedia Musik Klasik (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2003), 3. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah bahasa yang universal. Musik dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kepada pendengar. Pesan tersebut dapat disampaikan dengan mudah karena musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik secara mendasar, merupakan rangkaian bunyi sebagai aktivitas manusia yang memiliki tujuan tertentu.musik dapat diartikan sebagai suatu karya seni yang

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM MUSIK dan JOGJAKARTA MUSIK CENTER

TINJAUAN UMUM MUSIK dan JOGJAKARTA MUSIK CENTER BAB TINJAUAN UMUM MUSIK dan JOGJAKARTA MUSIK CENTER II Tinjauan di dalam bab ini adalah dimaksudkan agar lebih memahami tentang musik pada umumnya dan sifat, karakter musik khususnya musik modern, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas, menurut UU RI No.13 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 1. Perubahan fisiologis akan muncul saat seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG A. LatarBelakang BAB I PENDAHULUAN Pengertian Musik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara untuk menghasilkan komposisi yang mempunyai kesatuan dan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Latar Belakang

1. Pendahuluan Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Musik merupakan sarana untuk menyimpan hasil karya seseorang. Dan hampir semua notasi musik dituliskan ke dalam not balok. Not balok adalah susunan nada yang ditulis

Lebih terperinci

Sistem Tonjur untuk Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML

Sistem Tonjur untuk Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Sistem Tonjur untuk Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Hafid Inggiantowi Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha no. 10 Bandung, 40132, Indonesia hafidinggiantowi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci