Bab Tiga Metode Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab Tiga Metode Penelitian"

Transkripsi

1 Bab Tiga Metode Penelitian Seperti Menatap Cermin Ketertarikan saya dengan bidang pertanian berawal ketika pada masa kanak-kanak sampai remaja (masa Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas) sering menemani orang tua melakukan kunjungan ke lahan-lahan milik keluarga untuk mengawasi para pekerja (petani penggarap) mengerjakan lahan garapan mereka. Pada masa itu saya sudah mengamati bahwa istri-istri petani penggarap di samping bertugas menyiapkan makanan bagi suami mereka di sawah, sesekali mereka juga membantu dalam mengerjakan lahan pertanian. Sehingga pada saat saya memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian di bidang ketahanan pangan dan ketahanan hayati berbasis masyarakat pada bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2008 di empat area yaitu Sulawesi, Papua, Kupang, dan Bali, maka ketertarikan saya semakin kuat untuk meneliti fenomena dibalik peran perempuan dalam bidang pertanian. Walaupun aras penelitian pada saat itu masih sangat global (general) karena masih merupakan penelitian eksplorasi, dan cakupan daerah masih sangat luas, akan tetapi dari hasil penelitan tersebut ternyata perempuan sangat berperan dalam pemberdayaan masyarakat di bidang ketahanan pangan dan ketahanan hayati. Di samping berperan dalam kegiatan pertanian, perempuan ternyata sangat intensif membantu suami dalam usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan berperan dalam kegiatan-kegiatan sosial pada komunitasnya. Dari penelitian tersebut juga diperoleh data bahwa perempuan sangat 41

2 Perempuan Bali dalam Ritual Subak pandai membagi pengetahuan dengan sesama dan memiliki jaringan yang luas baik antar teman, kerabat maupun dalam menyerap inovasiinovasi baru. Secara umum peranan petani perempuan di semua area penelitian tersebut sangat menonjol, akan tetapi dengan mempertimbangkan faktor budaya dan adat serta fenomena yang sudah saya amati sejak masa kanak-kanak, maka saya memilih Bali sebagai area penelitian untuk disertasi ini. Pemilihan Bali sebagai daerah penelitian juga dilandasi atas masih terdapat fenomena eksisnya beberapa kearifan lokal di bidang pertanian di Bali, yang berguna untuk mendukung saya dalam menjawab tujuan penelitian yang terkait dengan peranan kearifan lokal dan perempuan demi mendukung keberlanjutan ketahanan pangan dan ketahanan hayati. Di samping itu Bali masih diakui dunia sebagai salah satu daerah yang masih mampu bertahan mengembangkan wisata budaya dan memelihara lingkungan dengan implementasi ritual yang dilakukan sebagai bagian dari budaya dan agama. Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah kawasan penelitan sedang dalam proses pengusulan menjadi kawasan budaya dunia yang dilegalisasi oleh UNESCO, sehingga harapan saya dengan adanya wacanawacana tersebut maka di daerah ini akan mampu digali secara mendalam tentang hakikat dari pembangunan berkelanjutan yang sedang hangat digalakkan pemerintah baik pemerintah daerah maupun nasional. Berlatar belakang budaya yang masih sangat kuat dan keberhasilan subak sebagai suatu organisasi tradisional yang bergerak di bidang pertanian dan tetap sebagai ujung tombak penghasil pangan pokok (beras) bagi masyarakat di Bali, maka Subak Wongaya Betan merupakan unit pengamatan pada penelitian ini. Subak ini merupakan salah satu subak yang terletak di kawasan suci Catur Angga yang sedang diusulkan sebagai kawasan budaya dunia oleh Pemerintah Provinsi Bali. Di samping itu, subak ini juga merupakan salah satu subak yang berhasil menggerakkan anggotanya untuk melakukan transformasi ke pertanian organik sehingga mampu memperoleh sertifikat organik, di mana keberhasilan ini di samping sangat berpengaruh pada peningkat- 42

3 Metode Penelitian an pendapatan petani anggota subak, ternyata juga menguatkan kesadaran akan pelestarian nilai-nilai leluhur dalam rangka tetap mengajegan pertanian dan kelestarrian lingkungan di wilayah subak tersebut. Di sisi lainnya kesuksesan yang dicapai ternyata tidak menggoyahkan keyakinan dan tatacara dari subak ini dalam pelaksanaan filosofi sebagai umat Hindu yaitu selalu melaksanakan konsep Tri Hita Karana (konsep keseimbangan), sehingga dalam pelaksanaan filosofi ini subak tetap memiliki aturan (awig-awig) yang mengikat setiap anggotanya. Yang menarik ternyata awig-awig ini juga dapat berpengaruh ke luar organisasi, misalnya saja mengatur hubungan dengan anggota di luar subak dan bahkan dengan pihak penguasa (pemerintah). Hal ini mengingat bahwa ada fenomena lain yang ada pada gerakan subak di Wongaya Betan khususnya, dan umat Hindu umumnya dalam pelestarian lahan pertanian melalui organisasi subak yang sangat terkait dengan ketahanan pangan dan ketahanan hayati di Bali. Dari kenyataan tersebut maka penekanan objek penelitian akhirnya pada lingkup subak (yaitu Subak Wongaya Betan) dengan semua elemen yang terkait termasuk kekuatan dan kelemahan yang mengikat baik ke dalam subak maupun ke luar subak, peran perempuan pada pelaksanaan ritual yang ternyata sangat terkait dengan keberadaan subak dan pelestarian pertanian dan lingkungan bagi umat Hindu di Bali. Melakukan penelitian terhadap gender yang sama, di daerah sendiri pada awalnya seperti menatap cermin (melihat diri sendiri). Keraguan sempat terlintas, terutama dalam menjaga obyektifitas hasil penelitian. Akan tetapi karena saya tidak pernah terlibat langsung dalam aktivitas pertanian dan subak, maka jarak antara saya sebagai peneliti dan sasaran penelitian dapat dipertanggung jawabkan objektivitasnya. Saya berusaha secara maksimal untuk tetap menempatkan diri sebagai peneliti, dan menjaga informan untuk tetap memandang saya sebagai seorang peneliti, bukan bagian dari komunitas mereka. Tantangan Melakukan Penelitian Kualitatif Sebelum menentukan metode penelitian yang digunakan, sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang muncul di benak saya. Hal ini 43

4 Perempuan Bali dalam Ritual Subak disebabkan karena harus diakui bahwa metode ini merupakan metode yang relatif baru bagi saya yang berlatar belakang pendidikan Magister Pertanian yang tentu saja sangat lekat dengan metode penelitian kuantitatif. Saya menyadari ternyata melakukan penelitian kualitatif sangat berbeda dengan penelitian melalui pendekatan kuantitatif. Akan tetapi berdasarkan tujuan disertasi ini yaitu berupa gambaran dari fenomena yang terjadi pada unit amatan yaitu Subak Wongaya Betan, maka saya menggunakan pendekatan kualitatif yang salah satunya mengacu pada Creswell (1998). Oleh karena saya juga memerlukan data mendalam tentang pengalaman hidup (life trajectory) dari perempuan anggota subak, untuk menentukan pemahaman habitus dari informan maka digunakan juga pendekatan naturalistik (Moleong, 2005 dalam Rahoyo, 2010). Pustaka lainnya yang saya gunakan adalah Silverman (1998) yang membantu saya dalam menarasikan hasil data lapangan menjadi sebuah tulisan yang memiliki kebenaran ilmiah. Menurut Marshall and Rossman (1999) penelitian ini dapat digolongkan dalam penelitian fenomenologi, karena penelitian ini merupakan penggambaran fenomena yang terjadi di Subak Wongaya Betan sebagai unit amatan. Fenomenologi adalah sebuah cara untuk menggambarkan sesuatu kejadian yang terekam di lapangan, sehingga diperoleh proses pemaknaan terhadap fenomena tersebut. Dalam penelitian ini selain mengelaborasi data lapangan, fenomena-fenomena di masyarakat sebagai aktor juga dilihat dari sisi pemahaman-pemahaman tentang kegiatan yang dilakukan dari zaman dulu sampai sekarang. Dalam proses penelitian ini, saya merasakan tantangan dalam mengelaborasi data yang telah diperoleh di lapangan, sehingga menjadi sebuah format tulisan yang terstruktur dan mampu diterjemahkan menjadi sebuah tulisan yang bermanfaat dan mampu memberikan sumbangan pemikiran menuju perbaikan pembangunan melalui ketepatan arah kebijakan. Membuka Akses Walaupun melakukan penelitian di daerah sendiri dan pada komunitas sendiri, ternyata proses untuk mendapat akses ke unit 44

5 Metode Penelitian amatan yaitu Subak Wongaya Betan memerlukan perjalanan yang cukup melelahkan. Hal ini disebabkan adanya beberapa aturan yang harus dipenuhi baik aturan secara administratif maupun secara adat. Aturan administrarif dalam hal ini adalah surat ijin penelitian dari Kesbang Linmas (Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat) di tingkat Provinsi dan Kabupaten. Setelah itu saya harus membawa tembusan surat tersebut ke Kantor Camat Penebel, yang kemudian mempermaklumkannya kepada Kepala Desa Dinas Mengesta bahwa saya sudah mendapatkan ijin untuk penelitian. Pada awalnya saya mengira proses administrasi sudah lengkap, ternyata ketika saya mau mengadakan wawancara dengan informan, Ketua (bendesa) Desa Adat (Pekraman) Mengesta menganjurkan untuk datang pada saat dilaksanakannya sangkep (rapat) Adat, sehingga keberadaan saya secara resmi diterima juga oleh warga Desa Adat Mengesta. Untuk kepentingan tersebut, akhirnya proses pengambilan data ditunda sebulan, karena harus menunggu hari pelaksanaan sangkep adat di desa Mengesta. Ketika hari pelaksanaan sangkep, saya sebagai peneliti diperkenalkan oleh Bendesa Adat Mengesta secara terbuka. Pada kesempatan tersebut saya ditemani oleh salah seorang staf BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Bapak Alit Artha Wiguna menjelaskan maksud dan tujuan kami meneliti, kemudian siapa saja yang akan terlibat dalam penelitian. Dalam hati, saya sangat bersyukur karena dengan cara seperti ini saya lebih mudah dalam menentukan informan, karena saya tidak harus mencari informan satu persatu (door to door), tetapi sudah diperkenalkan secara umum sehingga akses sudah terbuka lebar untuk memulai pengumpulan data lapangan. Karena subak merupakan bagian dari desa Adat, maka secara tidak langsung kami sudah diperkenalkan dengan informan yang saya wawancarai pada pengumpulan data lapangan. Untuk proses selanjutnya saya cukup mendatangi informan dari rumah ke rumah maupun mengontak mereka melalui nomor telepon yang sudah saya catat sebelumnya. 45

6 Perempuan Bali dalam Ritual Subak Pengumpulan Data di Lapangan Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan terbukanya akses untuk melakukan penelitian di Subak Wongaya Betan, maka pada tahapan ini saya mulai menemui informan yang mampu memberikan informasi berdasarkan pedoman wawancara yang telah saya susun sebelumnya. Pedoman wawancara ini saya butuhkan sebagai pegangan agar pertanyaan-pertanyaan tetap terfokus pada arah untuk menjawab tujuan penelitian. Di samping itu data lapangan diperoleh juga melalui observasi langsung mengenai beberapa kejadian, fenomena, tindakan dan kenyataan yang teramati di Subak Wongaya Betan dan sekelilingnya. Metode ini dipentingkan sebagai bahan triangulasi terhadap data dari hasil wawancara, sehingga menurut Bungin (2007:65-66) melalui observasi akhirnya dapat diketahui dengan lebih valid kejadian yang sebenarnya terjadi di unit amatan dan keterlibatan dari setiap anggota subak secara lebih objektif. Hal ini didukung juga oleh pendapat Geriya (1985) bahwa dengan observasi maka saya memperoleh gambaran yang lebih riil tentang fenomena yang teramati di daerah penelitian. Pada saat melakukan pengumpulan data di lapangan, maka sumber informasi diperoleh dari anggota subak, mulai dari tingkatan pimpinan (pekaseh) dan istri, kelian subak dan istri, prajuru subak dan istri. Hal ini dimaksudkan untuk melihat peran setiap anggota baik anggota laki-laki maupun anggota subak perempuan adalah khas. Secara umum pembagian kegiatan-kegiatan antara anggota laki-laki dan anggota perempuan sudah jelas, walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi pergeseran peran yang disebabkan oleh adanya perubahan zaman dan situasi dalam keluarga anggota subak masing-masing. Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan wawancara, baik secara individu maupun secara diskusi kelompok. Untuk mendapatkan data tentang makna dan implementasi ritual dan data-data yang terkait dengan pelaksanaan keagamaan, saya mewawancarai pemangku 1 Pura Dalem dan pemangku Pura Subak. 1 Pemangku: pemimpin pelaksanaan ritual di suatu wilayah desa adat dan subak 46

7 Metode Penelitian Kedua informan ini pada awalnya sangat sulit untuk ditemui karena kesibukan beliau dalam melayani umat dan memimpin upacara di wilayah sekitar Desa Mengesta. Sehingga pada suatu kesempatan, saat masyarakat melaksanakan ritual di Pura Subak, maka saya berhasil melakukan wawancara mendalam dengan pemangku tersebut. Terkait dengan data pemaknaan individu dan pemahaman ritual sebagai habitus saya melakukan wawancara mendalam (indepth interview) dengan Ibu Rama (ketua UD Kuntum Sari) dan Ibu Wayan Ratmini (istri kelian subak). Kedua informan ini terlibat langsung dalam penentuan dan pengambilan keputusan tentang ritual yang dilaksanakan oleh subak. Untuk mendapatkan data yang lebih lengkap, saya juga menggali informasi dengan Kepala Desa Adat dan istri, Kepala Dinas Pertanian Tabanan, peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, Koordinator Pembina Subak Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, dan Ketua Yayasan BOA (Bali Organic Assosiation). Dengan pendekatan kekeluargaan dan akses yang telah saya miliki, akhirnya saya sempat mengikuti salah satu ritual ngusaba yang dilakukan oleh Subak Wongaya Betan pada tanggal 15 Juni 2011 dan peresmian Lumbung Subak (gudang cadangan pangan), mulai dari pelaksanaan sangkep (rapat) anggota subak untuk menentukan hari pelaksanaan ritual, sampai pada persiapan pembuatan sesajen yang dilakukan oleh anggota subak perempuan. Pada kesempatan tersebut saya mendokumentasikan dan mengamati bagai-mana anggota subak melaksanakan perannya masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan ritual. Dari hasil observasi tersebut saya akhirnya mengetahui proses pelaksanaan sangkep (rapat subak) serta implementasi hasil sangkep dalam rangka penerapan awig-awig subak bagi anggota subak. Pada tanggal 16 Maret 2011, Subak Wongaya Betan dipilih sebagai salah satu tempat untuk kunjungan peserta pelatihan tentang pengelolaan air yang dilaksanakan oleh Kementrian Pertanian bekerjasama dengan ASEAN. Pada kesempatan tersebut saya akhirnya memiliki akses untuk melakukan observasi tentang bagaimana anggota Subak Wongaya Betan menjamu dan mengeksplorasi diri mereka dalam menghadapi tamu asing. Dengan pengalaman mereka sebagai 47

8 Perempuan Bali dalam Ritual Subak petani tangguh yang terbuka dengan inovasi baru maka sangat terlihat jiwa kewirausahaan mereka (termasuk anggota perempuannya) telah terbentuk dengan baik. Melalui kesempatan ini akhirnya terungkap bagaimana perjuangan mereka bangkit dari keterpurukan akibat program revolusi hijau, bagaimana perjuangan untuk kembali melaksanakan pertanian organik yang pada akhirnya mendapat pengakuan dan perhatian dari pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Kesempatan ini pun saya manfaatkan untuk belajar dan mengumpulkan informasi tentang bagaimana kesan petani luar negeri terhadap keberadaan subak di Bali dan bagaimana mereka sebenarnya juga masih mau mempelajari kearifan lokal Indonesia untuk mereka serap dan diaplikasikan di negara mereka masing-masing. Dari hasil wawancara terungkap bahwa subak adalah sesuatu yang fantastis bagi mereka demikian juga dengan ketaatan anggota dengan pelaksanaan ritual khususnya pertanian yang seolah mengikat anggota subak untuk selalu bersyukur, dan menjaga keeratan hubungan yang memang hal ini merupakan sesuatu kendala bagi mereka di negaranya. Proses Analisis dan Penulisan Ciri khas dari penelitian kualitatif adalah menghasilkan informasi dan data yang sangat banyak dan beragam seperti yang dikutip Rahoyo (2010) dari Agus Salim (2006). Dari kenyataan ini maka semua data yang terkumpul dirinci dan dikelompokkan sesuai dengan fenomenafenomena yang diamati. Kemudian di kelompokkan sehingga menghasilkan konsep yang mampu menjawab tujuan penelitian. Semua hasil wawancara dan observasi yang diperoleh dari lapangan saya dokumentasikan baik dalam bentuk kaset, foto-foto video, dan catatan-catatan kecil dalam buku yang selalu saya bawa pada waktu pergi ke lapangan. Khusus untuk hasil wawancara dalam kaset, setiap pulang dari lapangan langsung saya transkrip, untuk mencegah data yang menumpuk dan kehilangan momen (suasana) wawancara pada saat di lapangan. Dan tidak jarang hasil wawancara dalam kaset saya dengarkan berulang ulang, untuk memperkecil bias data akibat kesalahan mendengarkan. 48

9 Metode Penelitian Setelah data yang diperoleh dari lapangan saya anggap cukup, maka transkrip wawancara kemudian dikelompokkan ke dalam tabel sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan selama wawancara. Dari pengelompokan tersebut saya pada awalnya menemukan 15 tema besar, tetapi setelah dihubungkan dengan tujuan penelitian akhirnya tematema tersebut mengalami penyederhaan dengan menggabungkan tematema yang memiliki kemiripan menjadi satu tema besar. Dengan cara seperti ini akhirnya diperoleh empat tema besar (empirical findings) yang dipergunakan sebagai dasar dalam penulisan laporan. Keempat tema tersebut kemudian saya tuangkan dalam bab-bab empiris yaitu bab empat, bab lima, bab enam, dan bab tujuh. Tahap selanjutnya adalah membuat sintesa dari seluruh tema-tema yang tersaji pada bab empiris. Tema (konsep) yang muncul dari bab empiris adalah bahwa ada hubungan yang sangat erat antara filosofi Tri Hita Karana dengan awig-awig subak yang juga terimplementasi dalam ketiga hubungan keseimbangan yaitu Parhyangan, Pawongan dan Palemahan. Dari hubungan ini akhirnya setiap anggota subak baik secara individu maupun kolektif akan selalu berbuat didasari atas kepercayaan dan keyakinan akan agama Hindu sebagai agama mayoritas petani di Bali. Apapun yang menjadi keputusan rapat subak akan selalu terimplikasi pada ajaran agama Hindu seperti adanya karmapala, reinkarnasi, dan pelaksanaan ritual sebagai sanksi unprofan ke hadapan Sang Pencipta. Di samping itu dalam setiap persiapan kegiatan subak baik itu kegiatan pertanian maupun ritual maka selalu terjadi interaksi dan pemeliharaan hubungan baik antar anggota subak. Hal ini juga diperkuat dengan semakin diakuinya subak sebagai salah satu elemen yang mampu melakukan pemeliharaan keberlanjutan pertanian dan pelestarian lingkungan dalam rangka ketahanan pangan dan hayati di Bali khususnya. Subak juga merupakan sebuah model pemberdayaan kearifan lokal yang mampu mengeliminasi dampak negatif teknologi pertanian moderen dan secara luas dampak perubahan iklim dan diyakini oleh masyakat lokal, nasional, dan internasional. 49

10 Perempuan Bali dalam Ritual Subak Walaupun wawancara yang dilakukan dengan metode diskusi kelompok hanya dilakukan sesekali yaitu pada saat anggota subak melaksanakan kegiatan gotong royong baik dalam rangka pembersihan saluran air, kegiatan petanian di lahan sawah dan juga pada saat anggota mempersiapkan sesajen untuk keperluan riual. Tetapi hal ini sangat bermanfaat untuk melihat bagaimana anggota subak secara individual mempunyai pemahanan yang berbeda terhadap beberapa pertanyaan. Dari pelaksanaan diskusi kelompok ini sebenarnya saya juga memperoleh keuntungan untuk melaksanakan triangulasi data secara langsung. Di samping itu melalui diskusi kelompok ini saya lebih cepat memperoleh informasi yang diinginkan. Proses penulisan sebenarnya berlangsung bersamaan dengan proses analisis. Karena pada kenyataannya saya masih harus mengunjungi unit amatan beberapa kali selama proses penulisan berlangsung. Hal ini disebabkan karena ternyata melaksanakan penelitian kualitatif harus tetap melakukan triangulasi baik dihubungkan dengan teoriteori yang terkait, juga dengan mendiskusikan dengan para ahli, serta kembali ke lapang untuk mendapatkan keabsahan data. Dengan proses ini maka saya yakin bahwa tulisan ini telah memenuhi unsuir kredibilitas (credible), reliabilitas (reliable), dan transferabilitas (transferdable). Selama ini ketika saya melakukan penelitian dengan metode kuantitatif, maka dengan sangat terstruktur penulisan laporan harus dimulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitia, hasil dan pembahasan serta yang terakhir kesimpulan. Akan tetapi saya sedikit terheran ketika Pak KUT dan Pak TEN selaku promotor dan kopromotor menyarankan saya untuk menulis bab-bab empiris terlebih dahulu. Sungguh sesuatu yang di luar kebiasaan. Hal ini merupakan satu lagi keunikan dalam melakukan penelitian kualitatif. Setelah babbab empiris selesai saya tuangkan dalam tulisan, selanjutnya saya membuat sintesa (bab delapan), yang merupakan sintesis dari tema-tema kecil yang saya peroleh dari bab-bab empiris. Bagian ini seperti yang dikemukakan oleh Singarimbun (2006: 23) merupakan upaya dalam 50

11 Metode Penelitian mengembangkan konsep-konsep dasar dari data empiris menuju konsep-konsep yang lebih teoritis. Secara keseluruhan, proses yang paling sulit dari penulisan disertasi ini adalah bab metode penelitian karena dalam penelitian kualitatif, saya harus bernarasi dengan menceritakan semua pengalaman yang saya hadapi dalam seluruh proses penelitian sampai pada penulisan disertasi saya rampungkan. Akibat dari hal tersebut maka harus diakui bahwa tidak ada satupun bab yang tidak mengalami pengulangan penulisan (rewriting). Proses ini tentu saja sangat bermanfaat untuk mendapatkan sebuah tulisan yang berbobot dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Meneliti di Daerah Sendiri Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif, sebenarnya ada beberapa kendala yang harus dipahami oleh seorang peneliti. Salah satunya adalah melakukan penelitian di daerah sendiri, terhadap suku sendiri dan juga agama sendiri (backyard research)(glesne, 1999: 95-98). Dalam penelitian seperti ini maka saya harus mampu berada pada sisi di luar komunitas daerah penelitian. Tetapi walaupun demikian melaksanakan penelitian di daerah sendiri sebenarnya juga memiliki sisi positif, seperti sumbangsih dari sisi keilmuan bagi daerah si peneliti dalam hal ini demi keajegan Bali sebagai daerah agraris, yang memiliki warisan budaya yang bernilai tinggi dan sebagai daerah tujuan wisata yang unik baik di aras nasional maupun internasional. Kemudian dari sisi pelaksanaan penelitian tentu saja akan lebih ekonomis karena saya tidak harus mengeluarkan dana ekstra untuk melaksanakan penelitian. Dalam penelitian ini walaupun saya berasal dari daerah penelitian akan tetapi karena proses triangulasi data telah dilaksanakan dengan baik dan benar, maka data-data yang diperoleh adalah data yang objektif sesuai dengan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di lapangan. 51

Kesimpulan. Bab Sembilan. Subak sebagai organisasi tradisional yang memiliki aturan (awigawig)

Kesimpulan. Bab Sembilan. Subak sebagai organisasi tradisional yang memiliki aturan (awigawig) Bab Sembilan Kesimpulan Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian di Indonesia hingga saat ini masih berperan penting dalam penyediaan dan pemenuhan pangan bagi masyarakatnya. Dengan adanya eksplositas

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab Satu

Pendahuluan. Bab Satu Bab Satu Pendahuluan Pagi menjelang siang hari itu, di satu petak sawah di sebuah desa di kawasan Jatiluwih, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan-Bali beberapa wisatawan asing bergegas turun dari mobil

Lebih terperinci

Sumber Daya Perempuan dalam Ritual Subak

Sumber Daya Perempuan dalam Ritual Subak Bab Delapan Sumber Daya Perempuan dalam Ritual Subak Pengantar Dari bahasan bab-bab empiris sebelumnya, pada bab sintesa ini saya membahas tentang bagaimana perempuan memiliki peran yang sentral dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman akan tradisi dan budayanya. Budaya memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan manusia, di mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Subak merupakan lembaga irigasi dan pertanian yang bercorak sosioreligius terutama bergerak dalam pengolahan air untuk produksi tanaman setahun khususnya padi berdasarkan

Lebih terperinci

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PROFIL INFORMAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil dari masing-masing informan

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PROFIL INFORMAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil dari masing-masing informan BAB IV PROFIL INFORMAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil dari masing-masing informan yang menjadi objek penelitian. Sesuai yang telah diuraikan pada sub bab metodologi, informan dalam penelitian

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SUBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SUBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SUBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa Lembaga Subak sebagai bagian dari budaya Bali merupakan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada BAB ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian dalam kaitannya pada perancangan dan perencanaan Ekowisata Rice Terrace di Jatiluwih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pulau Bali selama ini dikenal dengan kebudayaannya yang khas. Beragam tradisi yang mencerminkan adat Bali menarik banyak orang luar untuk melihat lebih dekat keunikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna. 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah metode yang menggambarkan individu secara menyeluruh dengan tidak menggolongkan individu ke dalam variabel atau hipotesis (Poerwandari,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan pendekatan dan jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI

BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI BAB 8 KESIMPULAN DAN KONTRIBUSI 8.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dalam penelitan ini maka dibuat kesimpulan dari fokus kajian mengenai, perubahan ruang hunian, gaya hidup dan gender,

Lebih terperinci

Peranan Subak Dalam Pengembangan Agribisnis Padi

Peranan Subak Dalam Pengembangan Agribisnis Padi Peranan Subak Dalam Pengembangan Agribisnis Padi I. Pendahuluan Visi pembangunan pertanian di Indonesia adalah terwujudnya masyarakat yang sejahtra khususnya petani melalui pembangunan sistem agribisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 275 juta orang pada tahun Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. 275 juta orang pada tahun Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia (Syarief, 2011). Jumlah penduduk Indonesia diprediksi akan menjadi 275 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 46 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, propinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi karena daerah tersebut

Lebih terperinci

LAPORAN HIBAH PENELITIAN KETEKNIKSIPILAN

LAPORAN HIBAH PENELITIAN KETEKNIKSIPILAN LAPORAN HIBAH PENELITIAN KETEKNIKSIPILAN AKTIVITAS ASPEK TRADISIONAL RELIGIUS PADA IRIGASI SUBAK: STUDI KASUS PADA SUBAK PILING, DESA BIAUNG, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN I Nyoman Norken I Ketut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi tidak akan pernah bisa lepas dari adanya visual dan verbal. Visual ditandai dengan gambar, verbal ditandai dengan lisan maupun tulisan. Antara visual dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode yang diterapkan pada peneliti ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa: BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan arah/kebijakan pembangunan. 2

BAB I PENDAHULUAN. menentukan arah/kebijakan pembangunan. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Bali sebagai daerah yang terkenal akan kebudayaannya bisa dikatakan sudah menjadi ikon pariwisata dunia. Setiap orang yang mengunjungi Bali sepakat bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem irigasi subak merupakan warisan budaya masyarakat Bali. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem irigasi subak merupakan warisan budaya masyarakat Bali. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem irigasi subak merupakan warisan budaya masyarakat Bali. Organisasi petani tersebut berwatak sosio agraris religius. Subak sebagai lembaga sosial dapat dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan perpindahan lokasi kerja dari satu tempat ke tempat lain (Sears dalam

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan perpindahan lokasi kerja dari satu tempat ke tempat lain (Sears dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu pekerjaan dengan tingkat tekanan yang tinggi adalah auditor internal. Pekerjaan ini memiliki beban kerja yang berat, batas waktu pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, karena penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, karena penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif, karena penelitian ini menggunakan dua variable. Berbagai macam definisi tentang penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Subak telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh

BAB I PENDAHULUAN. Subak telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subak telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui The United Nations Educational and Cultural Organization (UNESCO)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Perspektif Pendekatan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh gambaran yang mendalam tentang kemampuan masyarakat pesisir memahami serta berpartisipasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam terdiri dari puncak-puncak kebudayaan daerah dan setiap kebudayaan daerah mempunyai ciri-ciri khas masing-masing. Walaupun

Lebih terperinci

PEREMPUAN BALI DALAM RITUAL SUBAK

PEREMPUAN BALI DALAM RITUAL SUBAK PEREMPUAN BALI DALAM RITUAL SUBAK PEREMPUAN BALI DALAM RITUAL SUBAK Katalog Dalam Terbitan (KDT) 338.195986 Nig Ni Gst. Ag. Gde Eka Martiningsih P Perempuan Bali dalam Ritual Subak / Ni Gst. Ag. Gde Eka

Lebih terperinci

Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang

Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang Bab Satu Pendahuluan Latar Belakang Kemajemukan masyarakat pada suatu daerah merupakan penyebab dari perkembangan penduduk pada satu wilayah negara. Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang berbeda akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak retardasi mental dengan level retardasi mental sedang. Guna mendalami fokus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Terbanggi Besar yang terletak di Jalan Ahmad Yani Poncowati, Kecamatan Terbanggi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Lokasi penelitian mudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. instruksi, mengolah data sesuai dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya

I. PENDAHULUAN. instruksi, mengolah data sesuai dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sistem informasi adalah suatu sistem yang menerima input data dan instruksi, mengolah data sesuai dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya (Davis, 1991). Dalam era globalisasi

Lebih terperinci

AgroinovasI. Badan Litbang Pertanian. Edisi Desember 2011 No.3436 Tahun XLII

AgroinovasI. Badan Litbang Pertanian. Edisi Desember 2011 No.3436 Tahun XLII Dusun Subak Berbasis Social-Industry of Agriculture Meningkatkan Potensi Pertanian Bali dan Kesejahteraan Para Abdi Bumi Melalui Dusun Subak Berbasis Social-Industry of Agriculture Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. tenggara Pulau Bali. Dari Pulau Bali, Nusa Lembongan hanya bisa ditempuh

BAB VI KESIMPULAN. tenggara Pulau Bali. Dari Pulau Bali, Nusa Lembongan hanya bisa ditempuh BAB VI KESIMPULAN Desa Jungutbatu yang secara administratif terletak di kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali menyimpan sejumlah pesona alam dan kebudayaan tersendiri. Desa ini berada di pulau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Hita Karana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Hita Karana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi tradisional petani yang mengelola air irigasi dapat ditemui di berbagai belahan dunia, salah satunya adalah sistem irigasi subak di Bali. Subak merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata, 72 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu memperoleh data empiris saat penelitian dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Restu Rahayu Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur. Wilayah Kecamatan Raman Utara memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memiliki julukan lumbung beras Provinsi Bali, memiliki luas 839,33

I. PENDAHULUAN. memiliki julukan lumbung beras Provinsi Bali, memiliki luas 839,33 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tabanan merupakan salah satu kabupaten di Bali yang memiliki peran sentral dalam pertanian. Kabupaten Tabanan yang memiliki julukan lumbung beras Provinsi Bali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 perkembangan pesat terjadi dalam bidang 4T

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 perkembangan pesat terjadi dalam bidang 4T BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 perkembangan pesat terjadi dalam bidang 4T (Transportation, Technology, Telecommunication, Tourism) yang disebut sebagai The Millenium 4.

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP Simpulan

BAB VI PENUTUP Simpulan BAB VI PENUTUP 6.1. Simpulan Kajian tentang implementasi prinsip-prinsip university governance berlandaskan Tri Hita Karana di Universitas Mahasaraswati Denpasar menemukan: 6.1.1. Pelaksanaan Prinsip-Prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan/lisan dari orang-orang dan perilaku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP. khususnya dalam pengelolaan sumberdaya air irigasi. Pengelolaan sumberdaya

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP. khususnya dalam pengelolaan sumberdaya air irigasi. Pengelolaan sumberdaya BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP 3.1 Kerangka Berpikir Subak sangat berperan dalam pembangunan pertanian beririgasi, khususnya dalam pengelolaan sumberdaya air irigasi. Pengelolaan sumberdaya air irigasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian Kualitatif Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui makna yang tersembunyi, memahami interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang menggunakan latar alamiah (natural setting), dengan maksud menafsirkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan ekonomi Indonesia saat ini. Dalam hal ini Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dalam programnya

Lebih terperinci

3. Proses Sosial dalam Hubungan Antaretnik di Desa Pakraman Ubud a. Proses Sosial Disosiatif b. Proses Sosial Asosiatif...

3. Proses Sosial dalam Hubungan Antaretnik di Desa Pakraman Ubud a. Proses Sosial Disosiatif b. Proses Sosial Asosiatif... DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... xi ABSTRACT... xii DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang hidup dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang hidup dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang hidup dengan keanekaragaman yang sangat kompleks. Keanekaragaman yang terjadi dikarenakan faktor budaya yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Keraton Surakarta sebagai simbol obyek dan daya tarik wisata memiliki simbol fisik dan non fisik yang menarik bagi wisatawan. Simbol-simbol ini berupa arsitektur bangunan keraton,

Lebih terperinci

EKSISTENSI DESA ADAT DAN KELEMBAGAAN LOKAL: KASUS BALI

EKSISTENSI DESA ADAT DAN KELEMBAGAAN LOKAL: KASUS BALI EKSISTENSI DESA ADAT DAN KELEMBAGAAN LOKAL: KASUS BALI Oleh : Agus Purbathin Hadi Yayasan Agribisnis/Pusat Pengembangan Masyarakat Agrikarya (PPMA) Kelembagaan Desa di Bali Bentuk Desa di Bali terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHLUAN. Pulau Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang memiliki

BAB I PENDAHLUAN. Pulau Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang memiliki BAB I PENDAHLUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang memiliki keunikan tersendiri berupa keindahan panorama alam dan budayanya, sehingga menarik perhatian wisatawan.

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam I. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang perubahan sosial ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat yang bekerja sebagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ABDI DALEM. (Studi Kasus di Astana Mangadeg Matesih Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ABDI DALEM. (Studi Kasus di Astana Mangadeg Matesih Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ABDI DALEM (Studi Kasus di Astana Mangadeg Matesih Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-I Progam Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu Efektivitas Program Superqurban di Yayasan Rumah Zakat Surabaya maka peneliti menggunakan jenis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak.

ABSTRAK. Kata kunci : Simantri, Subak Renon, Dampak. ABSTRAK Ahmad Surya Jaya. NIM 1205315020. Dampak Program Simantri 245 Banteng Rene Terhadap Subak Renon di Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar. Dibimbing oleh: Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU dan Ir.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai pengalaman psikologis pada remaja yang mengalami perceraian orangtua. Untuk mengetahui hasil dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif naturalistik. Penelitian kualitatif naturalistik merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merup akan elemen penting untuk menjaga reliabilitas dan validitas hasil penelitian. Metode penelitian adalah dengan cara apa dan bagaimana data yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai jika didekati dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna kematian orangtua bagi remaja. Kematian merupakan fenomena yang pasti terjadi pada setiap individu dan

Lebih terperinci

KONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK

KONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK 1 KONSEP TRI HITA KARANA DALAM SUBAK oleh Ni Putu Ika Nopitasari Suatra Putrawan Bagian Hukum dan Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Tri Hita Karana is a basic concept that have been

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu pengamatan (observasi) dan wawancara. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PERORANGAN MODAL SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL: STUDI SOSIOLOGI TERHADAP KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT YOGYAKARTA DAN BALI

LAPORAN PENELITIAN PERORANGAN MODAL SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL: STUDI SOSIOLOGI TERHADAP KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT YOGYAKARTA DAN BALI LAPORAN PENELITIAN PERORANGAN MODAL SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL: STUDI SOSIOLOGI TERHADAP KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT YOGYAKARTA DAN BALI Ujianto Singgih Prayitno BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL PUSAT PENELITIAN

Lebih terperinci

menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu efektivitas pengawasan pemeliharaan sarana dan prasarana di Masjid Agung

menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan judul penelitian, yaitu efektivitas pengawasan pemeliharaan sarana dan prasarana di Masjid Agung BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Melalui pendekatan kualitatif lebih tepat untuk menganalisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat unik dengan berbagai keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun memiliki

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA JASA WISATA DAN KULINER DI KAWASAN CANDI CETO

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA JASA WISATA DAN KULINER DI KAWASAN CANDI CETO PEMBERDAYAAN PENGUSAHA JASA WISATA DAN KULINER DI KAWASAN CANDI CETO Oleh: Wahyu Purwiyastuti, S.S., M.Hum Dra. Emy Wuryani, M.Hum Disampaikan dalam Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat (IbM) Bekerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali telah terkenal dengan kebudayaannya yang unik, khas, dan tumbuh dari jiwa Agama Hindu, yang tidak dapat dipisahkan dari keseniannya dalam masyarakat yang berciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari keadaan lingkungan yang mulai tidak terjaga kebersihannya.

Lebih terperinci

Awig-Awig Forum Pekaseh Catur Angga Batukau Tabanan, 2014

Awig-Awig Forum Pekaseh Catur Angga Batukau Tabanan, 2014 Awig-Awig Forum Pekaseh Catur Angga Batukau Tabanan, 2014 PEMBUKAAN Om Swastyastu, Forum Pekaseh Catur Angga Batukau terbentuk atas dasar kebutuhan 20 subak yang termasuk dalam situs warisan budaya dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Fenomena gagal Ujian Nasional merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di dunia pendidikan kita. Fenomena yang terjadi dalam seting nyata ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dibagi menjadi empat sub-bab yang berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan dari seminar tugas akhir. Pembahasan latar belakang menguraikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat di mana penelitian akan dilakukan yaitu di Kelompok Bermain Bunga Nusantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Surakarta dan lebih tepatnya di lingkup Keraton Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada rentan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Hal ini karena dalam penelitian ini tidak mengadakan perhitungan. Sebagaimana Bogdan

Lebih terperinci

Subak Wongaya Betan di Kawasan Catur Angga

Subak Wongaya Betan di Kawasan Catur Angga Bab Empat Subak Wongaya Betan di Kawasan Catur Angga Pengantar Di tengah tantangan untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat nasional yang semakin besar, ternyata organisasi subak di Bali termasuk di

Lebih terperinci

pengembangan pariwisata di kampung Sawinggrai bisa dijadikan sebagai buktinya.

pengembangan pariwisata di kampung Sawinggrai bisa dijadikan sebagai buktinya. Bab Enam Kesimpulan Masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata di suatu kawasan atau daerah tujuan wisata (DTW), seringkali diabaikan dan kurang diberikan peran dan tanggung jawab dalam mendukung aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberi kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki ciri khas masing-masing, berbeda antara satu dengan yang lain, karena cara

Lebih terperinci

Kearifan Lokal Modal Pelestarian Ketahanan Pangan dan Hayati di Subak Wongaya Betan

Kearifan Lokal Modal Pelestarian Ketahanan Pangan dan Hayati di Subak Wongaya Betan Bab Tujuh Kearifan Lokal Modal Pelestarian Ketahanan Pangan dan Hayati di Subak Wongaya Betan Pengantar Ada tantangan yang dihadapi subak saat ini dan masa yang akan datang yaitu dalam menghadapi globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penjelasan pertama pada pendahuluan akan menjelaskan mengenai latar belakang dengan melihat kondisi yang ada secara garis besar dan dari latar belakang tersebut didapatkan suatu rumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian wilayah, sekaligus mengidentifikasikan perubahan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. permukaan, termasuk pola perilaku perilaku sehari-hari hanyalah suatu gejala

METODE PENELITIAN. permukaan, termasuk pola perilaku perilaku sehari-hari hanyalah suatu gejala III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teori fenomenologi. Fenomenologi pada dasarnya berpandangan bahwa apa yang tampak di permukaan, termasuk

Lebih terperinci

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA

2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan 86 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan paradigma naturalistik. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif

III. METODE PENELITIAN. merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskritif III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sosial yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis penerapan prinsip-prinsip University Governance di Universitas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PANTAI KEDONGANAN SEBAGAI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Badung dan merupakan wilayah (palemahan) Desa Adat Kedonganan.

BAB IV GAMBARAN UMUM PANTAI KEDONGANAN SEBAGAI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Badung dan merupakan wilayah (palemahan) Desa Adat Kedonganan. BAB IV GAMBARAN UMUM PANTAI KEDONGANAN SEBAGAI LOKASI PENELITIAN 4.1 Aspek Geografis dan Kondisi Fisik Pantai Kedonganan terletak di Kelurahan Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung dan merupakan

Lebih terperinci

Prakata: Prof. Ir. ANTARIKSA, M.Eng., Ph.D

Prakata: Prof. Ir. ANTARIKSA, M.Eng., Ph.D Cara pandang dan metode penelitian berbasis fenomenologi ini dapat dimanfaatkan untuk meneliti dan memahami fenomena kampung-kampung vernakular di Timor yang sangat kaya dengan nuansa budaya lokal. Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang mengarah pada perkembangan nilai-nilai kearifan lokal Sasak berwawasan multikultural guna membangun integrasi sosial masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola perilaku masyarakat. Perilaku ini tercermin dari perilaku individu selaku anggota masyarakat. Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci