PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN"

Transkripsi

1 ARTIKEL ILMIAH STRATA 1 (S1) HABITAT BURUNG DALAM PERKEMBANGAN KOTA OLEH I GEDE WIRA DHARMA PRATAMA PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang... B. Ide Penciptaan... C. Rumusan Masalah... D. Tujuan Penciptaan... E. Manfaat... F. Ruang Lingkup... BAB II TINJAUAN PUSTAKA... G. Pengertian Judul... H. Pengertian Seni... I. Pengertian Seni Lukis... J. Unsur-Unsur Seni Rupa... K. Kaidah-Kaidah Dalam Seni Lukis... L. Berbagai MacamTehnik dalam Seni Lukis... M. Sumber-Sumber Lain...

3 BAB III PROSES PENCIPTAAN... N. Proses Penjajagan (Eksplorasi)... O. Proses Percobaan ( Eksperimentasi)... P. Persiapan (preparation)... BAB IV WUJUD KARYA... Q. Aspek Idioplastis... R. Aspek Fisikoplastis... S. Penjelasan Karya... BAB V PENUTUP... T. Kesimpulan... U. Saran-saran... DAFTAR PUSTAKA

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, (Tuhan Yang Maha Esa) atas berkat dan rahmat-nya maka pencipta telah menyelesaikan skrip dengan judul Habitat Burung Dalam Perkembanagan Kota. Tulisan ini sebagai persyaratan untuk mengikuti ujian Tugas Akhir (S1) Minat Seni Lukis, Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar tahun akademik 2012/2013. Melalui kesempatan yang baik ini pencipta mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada yang terhormat: 1. Dr. I Gede Arya Sugiarta, SSKar, M. Hum, selaku Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar 2. Dra. Ni Made Rinu, M.Si. selaku Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. 3. Drs. I Wayan Kondra, M.Si. selaku Ketua Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar. 4. Drs. A.A. Ngr. Gede Surya Buana, M.Sn. selaku Ketua Minat Seni Lukis, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar. 5. Dra Ni Made Purnami Utami, M.Erg selaku pembimbing I, yang telah memberikan banyak masukan, pengarahan, saran dan dorongan semangat yang sangat berharga dalam menyelesaikan skrip karya ini. 6. Dewa Putu Gede Budiarta S.Sn, M.Si selaku Pembimbing II, yang telah memberikan banyak masukan, pengarahan, saran dan dorongan semangat yang sangat berharga dalam menyelesaikan skrip karya ini. 7. Drs. Anak Agung Gede Yugus, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang sangat banyak memberikan dan nasehat serta motivasi di dalam menyelesaikan tugas- tugas akademik untuk menempuh pendidikan srata (S1) Program Studi Seni Rupa Murni (Seni Lukis) di Institut Seni Indonesia Denpasar 8. Bapak/Ibu Dosen beserta staf Administrasi Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. 9. Orang tua serta keluarga atas segala doa dan dorongan yang telah diberikan kepada pencipta selama penyusunan skrip karya ini. 10. Semua pihak yang tak mungkin dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu dalam menyelesaikan penyusunan skrip karya ini. Pencipta menyadari skrip ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa pencipta harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata, pencipta menitipkan harapan semoga skrip karya ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan Seni Rupa dan Desain pada Program Studi Seni Rupa Murni. Denpasar,18 Juni 2013 Pencipta

5 HABITAT BURUNG DALAM PERKEMBANGAN KOTA OLEH I GEDE WIRA DHARMA PRATAMA ABSTRAK Semakin sempitnya jalur hijau di daerah-daerah perkotaan menyebabkan terganggunya berbagai jenis habitat burung. Dahulu masih sering terlihat burung-burung bertengger di dahan dan cabang pohon tapi sekarang kita menyaksikan burung-burung tersebut bertengger di tiangtiang listrik atap rumah ataupun tumpukan sampah sebagai sarangnya. Habitat burung telah mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya perkotaan. Fenomena di atas bagi sebagian orang melihat biasa saja. Tetapi bagi pencipta sangat menggelitik naluri estetis, untuk mengangkat hal tersebut sebagai tema tugas akhir dan memvisualkannya ke dalam karya lukis. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman tentang habitat burung, pencipta merasa tertarik untuk mengangkat habitat burung sebagai konsep dalam berkarya, ketertarikan akan habitat burung memunculkan ide untuk menuangkan ke dalam seni lukis, selain itu pencipta terinspirasi dari kekaguman pencipta terhadap bentuk, warna, dan perilaku burung yang menimbulkan kesan damai, sesuatu yang telah lama hilang dari keseharian kita, terutama di perkotaan, sehingga pencipta ingin mengangkatnya dalam seni lukis. Dalam Tugas Akhir Seni lukis ini ada 12 karya lukis yang dihasilkan oleh pencipta. Karya seni lukis yang dihasilkan divisualkan dengan cara menampilkan objek burung sedang berada di habitat barunya, misalnya sedang bertengger di tiang listrik, bersarang diantara tumpukan sampah, dengan dilatar belakangi oleh gedung-gedung. Unsur unsur visual dan estetis dihadirkan dalam rangka menghasilkan karya dengan pendekatan realis, unsur- unsur visual tersebut ditampilkan sesuai dengan kebutuhan dalam berkarya. Ciri khas yang ditampilkan adalah dari segi teknik yang dipakai seperti bagaimana membuat bulu pada burung, pilihan warna yang dipakai serta komposisi.proses penciptaan seni lukis dengan tema, Habitat Burung Dalam Perkembangan Kota ini meliputi beberapa tahapan yaitu; Penjajagan (Eksplorasi),) Percobaan (Eksperimentasi), Persiapan (preparation) Pembentukan (forming) dan Penyelesaian (Finishing). Kata Kunci; Burung, Perkotaan, Seni Lukis.

6 BIRD HABITAT IN CITY DEVELOPMENT BY I GEDE WIRA DHARMA PRATAMA ABSTRACT As limited the green line in urban area, cause disruption of various types of bird habitat. Before we used to see the bird perching on the tree limb and branch but now we see the bird perches on the power poles or develops. The phenomena s above, foe some people they look normal, but for the writer they are touching aesthetic instinct, so that why the writer. Choose the bird habitant as the theme of final project and visualize them in toe painting art. Based on observation and experiences about bird habitats, the writer feels interested in choosing bird habitat as a concept in working. Feeling attractive about bird habitat will emerge the idie to express it. Into painting art, besides that the writer is inspired by the beauty of the shape, color and behavior of the birds. Which cause the peace feeling, something that we have missed specially in urban area. So that s why the writer choose bird habitat as the object of the painting that the painter made. They are visualized by displaying object bird in among the piles of garbage, with building as the background. Visual and aesthetic elements are presented to produce art with a realistic approach the visual elements are displayed in accordance with the requirement in work. Characteristic is shown by techniques used how to make feather on the bird, the color shoes and the composition. The process in creating the painting which theme habitat bird in city development using some steps, they are exploration, experiment, preparation, forming and finishing. Keyword : Bird, City, Painting art.

7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alih fungsi lahan dan percepatan pertumbuhan wilayah perkotaan yang tak memperhatikan tata ruang dan mengabaikan jalur hijau banyak disebabkan oleh semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Percepatan pertumbuhan ekonomi yang cenderung tak terkendali menuntut adanya pertumbuhan sarana dan prasarana ekonomi seperti jalan raya, gedung- gedung perkantoran dan lain sebagainya, misalnya di Bali, sebagai tempat tujuan pariwisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan dari berbagai Negara. Perkembangan pariwisata di Bali juga berpengaruh pada perkembangan fisik wilayahnya, lahan yang dulunya adalah lahan hijau seperti sawah, perkebunan ataupun hutan kini telah beralih fungsi menjadi hotel, penginapan, vila, jalan raya, dan sarana penunjang pariwisata lainnya, dapat menyebabkan wajah Bali yang dulunya masih asri berubah menjadi gersang penuh dengan beton di pusat-pusat kota misalnya di Denpasar, Sanur, Ubud, Kuta dan pusat-pusat kota sekaligus pariwisata lainnya di Bali. Semakin sempitnya jalur hijau di daerah-daerah perkotaan menyebabkan terganggunya berbagai jenis habitat burung. Jika dulu suara burung masih kerap menyapa telinga di pagi hari maka sekarang kita sudah jarang mendengar kicauan burung karena disebabkan oleh suara bising kendaraan yang lalu lalang di perkotaan. Dahulu masih sering terlihat burung-burung bertengger di dahan dan cabang pohon tapi sekarang kita menyaksikan burung-burung tersebut bertengger di tiang-tiang listrik atap rumah ataupun tumpukan sampah sebagai sarangnya. Habitat burung telah mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya perkotaan. Namun fenomena di atas bagi sebagian orang melihat biasa saja. Tetapi bagi pencipta sangat menggelitik naluri estetis, untuk mengangkat hal tersebut sebagai tema tugas akhir dan memvisualkannya ke dalam karya lukis. Perwujudan karya tersebut adalah sebuah penanda bahwa ada yang sudah berubah dari habitat burung di wilayah perkotaan, perubahan habitat yang juga menyiratkan terancamnya keseimbangan ekologis yang berakibat berkurangnya beberapa spesies burung dan jika dibiarkan berlarut-larut maka burung-burung akan mengalami kepunahan. B. Ide Penciptaan ide penciptaan adalah gagasan atau dasar pemikiran dari seorang pencipta sebagai acuan untuk menciptakan suatu karya. Namun dalam proses penciptaan karya seni, khususnya karya seni lukis gagasan atau ide perlu didukung oleh kemampuan teknik dari seorang pencipta. Karena ide tanpa teknis yang mendukungnya tidak akan bisa diwujudkan, maka ide itu akan menjadi sebuah angan-angan saja, atau bersifat semu.

8 C. Rumusan Masalah Dari latar belakang permasalahan dan ide penciptaan Habitat Burung Dalam Perkembanagan Kota, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana memvisualkan habitat burung dalam perkembangan kota? 2. Bagaimana tahapan perwujudan dalam berolah teknik serta bahan yang digunakan? 3. Bagaimana menyusun dan mengorganisir unsur-unsur seni rupa; garis,warna,bidang, bentuk,dan tekstur,kedalam karya seni lukis, agar ide ciptaan mempunyai cirri khas pribadi? D. Tujuan Penciptaan Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam menciptakan karya seni lukis adalah sebagai berikut: 1.Untuk mengungkapkan fenomena habitat burung dalam perkembangan kota serta mampu menampilkan pesan dan kesan kepada penikmat melalui karya seni. 2.Untuk menambah keanekaragaman karya seni lukis, khususnya di Bali. 3.Untuk mengugah kesadaran penikmat seni khususnya, dan masyarakat secara umum tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan khusunya habitat burung. E. Manfaat Adapun manfaat yang diinginkan adalah; 1. Dapat menambah pengetahuan tentang jenis burung yang telah mengalami kerusakan habitatnya. 2. Dapat memberikan ide pemikiran dan pengalaman estetis melalui karya seni lukis kepada masyarakat. 3. Dapat dijadikan bahan apresiasi dan menambah semarak keragaman konsep dan ide dalam seni lukis pada masyarakat 4. Dapat memberikan suatu bahan refrensi bagi khasanah keilmuan khususnya bidang seni rupa di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. F. Ruang Lingkup Mengingat begitu luasnya persoalan yang digali dari habitat burung maka untuk menghindari meluasnya persoalan yang diangkat, maka pencipta merasa perlu untuk membatasi persoalan habitat burung ini pada Habitat Burung Dalam Perkembangan Kota. Persoalan tersebut akan mengungkapkan dan memvisualkan bagaimana kondisi habitat burung di tengah-tengah lingkungan perkotaan, seperti adanya burung-burung yang bertengger di tiang listrik, burung yang bersarang ditumpukan sampah, dan lain sebagainya.

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini memberikan pertimbangan teoritis terhadap pemahaman di dalam berkarya seni (seni lukis). Adapun sumber ini diperoleh melalui buku-buku literatur. Hal-hal yang diuraikan dalam tinjauan pustaka ini, disamping uraian tentang tema, juga membahas masalah-masalah seni yang berkaitan dengan judul sebagai acuan dalam berkarya. Uraian tentang tema bertujuan untuk menghindari salah pengertian dari penulisan. G. Pengertian Judul 1. Habitat adalah tempat suatu makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan fisiknya di sekeliling populasi suatu spesies yang memengaruhi dan dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.(http;//habitat.alam.com diakses tanggal 14 maret 2013) 2. Burung merupakan hewan bersayap, berkaki dua, berdarah panas dan bertelur dalam kelompok hewan vertebrata yang besar dan terdapat di seluruh dunia, dari daerah gurun sampai di kutub utara, juga di hutan hujan Amazon, dan Greenland. Ada lebih dari 8,600 spesies burung yang telah diidentifikasi yang dibagi menjadi 27 order. Selain itu, ada banyak subspesies yang jika dihitung beserta dengan spesies yang diketahui mengandung lebih 3200 jenis.burung merupakan homoioterma, berdarah panas, dengan suhu tetap C. Tulang burung ringan dan berongga di berbagai ruas untuk mengurangi densitas dan beratnya. Semua burung memiliki paruh, yang berbeda hanyalah bentuk dan ukuran paruhnya. Ciri-ciri utama hewan burung adalah seperti berikut: Badan ditutupi oleh bulu. Memiliki paruh yang tidak bergigi dan dua sayap. Memiliki sisik pada kakinya. Bertelur dan telurnya dilindungi oleh cangkang keras. Bernafas melalui paru-paru. Juga terdapat punid-pundi udara atau kantung udara Berdarah panas. 3. Kawasan perkotaan (urban) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.kawasan perkotaan yang besar dengan jumlah penduduk diatas satu juta orang dan berdekatan dengan kotasatelit disebut sebagai metropolitan.(http;//urban.culture.com, diakses 13 maret 2013)

10 H. Pengertian Seni Seni merupakan kreasi bentuk simbolis dari perasaan manusia, bentuk-bentuk simbolis yang mengalami transformasi yang merupakan pemaknaan dari pengalaman, dan bukan merupakan terjemahan dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pangalaman emosianal yang bukan dari pikiran semata. (Dharsono, 2004:2). I. Pengertian Seni Lukis Seni lukis dapat dikatakan sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna, tekstur, dan sebagainya. Medium rupa dapat dijangkau melalui berbagai macam jenis material seperti tinta, cat/pigmen, dan berbagai aplikasi yang memberi kemungkinan untuk mewujudkan medium rupa. Pengertian dan definisi seni lukis sangat beragam, terkadang terjadi kesimpang siuran pengertian antara seni lukis dan menggambar atau seni gambar. Lukisan dan gambar tidak dapat dibedakan dengan sekedar memilahkan material yang digunakan, tetapi lebih jauh dari itu yang lebih memerlukan pertimbangan tentang estetik, latar belakang pembuatan karya dan sebagainya (Dharsono, 2004:36). J. Unsur-Unsur Seni Rupa Kajian sumber berikutnya menjelaskan tentang unsur-unsur seni rupa yang menjadi struktur dalam berkarya. Unsur-unsur seni rupa dalam seni lukis terdiri dari: garis, warna, bentuk, ruang/bidang, dan tekstur. Keseluruhan unsur-unsur tersebut dipadukan dengan prinsip-prinsip keindahan antara lain: proporsi, kesatuan, irama, pusat perhatian, keseimbangan, komposisi dan kontras. Adapun unsur-unsur seni lukis antara lain: 1.Garis adalah sebagai bentuk mengandung arti lebih daripada titik karena dengan bentuknya sendiri garis menimbulkan kesan tertentu pada pengamat. Garis yang kencang memberikan perasaan yang berbeda dari garis yang berbelok atau melengkung, yang satu memberikan kesan kaku, keras, dan yang lain memberikan kesan luwes dan lemah lembut (Djelantik, 1999;19). 2.Warna dapat diungkapkan melalui cahaya dan mata. Warna merupakan kesan yang ditimbulkan dari cahaya ke mata. Newton berpendapan bahwa semua warna tergantung pada cahaya putih. Cahaya putih merupakan ikatan. Ikatan sinar yang bisa diukur dan dapat dilihat melalui prisma glass (Jana, 2005:23). 3.Bentuk merupakan wujud yang digambarkan, bentuk memiliki dua sifat: geometris dan organis, bentuk geometris strukturnya terarah misalnya segi tiga, segi empat, lingkaran, dan sebagainya. Bentuk organis susunan/strukturnya bentuk-bentuk alamiah (Soedarso, 2000:14).

11 4.Bidang dan Ruang dapat diartikan secara fisik adalah rongga yang terbatas maupun yang tidak terbatas oleh bidang. Sehingga pada suatu waktu, dalam hal berkarya seni, ruang tidak lagi dianggap memiliki batas secara fisik (Susanto, 2002:99). 5.Tekstur adalah nilai raba suatu permukaan baik yang nyata maupun semu. Tekstur dimunculkan dengan memanfaatkan kanvas, cat, atau bahan-bahan lain seperti pasir, zine white dan lain-lain (Susanto, 2002:20). K. Kaidah-Kaidah Dalam Seni Lukis 1. Proporsi adalah hubungan ukuran antara bagian dan bagian, serta bagian dan kesatuan keseluruhannya. Proporsi berhubungan erat dengan balance (keseimbangan), rhythm (irama, harmoni), (Jana, 2005:18). 2. Kesatuan (Unity) adalah penyusunan dari elemen-elemen seni rupa yang merupakan prinsip yang penting dalam penyusunan unsur-unsur seni lukis. Sehingga tersusun suatu kesatuan dan keharmonisan antara bagian-bagian dengan keseluruhan (Sidik, 1979:47). 3. Irama (Rhythm) terapan irama dalam seni rupa sangat penting karena pengamat karya seni dengan proses berkarya sangat membutuhkan waktu, sehingga perlu mengetahui irama dalam persoalan warna, garis, komposisi, bentuk maupun yang lainnya, hal ini akan menunjukkan ada urutan dalam karya lainnya (Susanto, 2002:99). 4. Pusat perhatian merupakan fokus suatu susunan, suatu pusat perhatian di sekitar elemen-elemen lain bertebaran dan tunduk membantunya, sehingga yang ada kita fokuskan menonjol tetapi tidak lepas dengan yang lain, atau lingkungannya (Supono, 1983:66). 5. Keseimbangan atau balance adalah persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada stabilitas suatu kompetensi dalam karya seni. Keseimbangan dikelompokkan menjadi:-hidder balance (keseimbangan tertutup). Symentrical balance (keseimbangan semitri). -Asymtrical balance (keseimbangan asimetri) - Balance by contrast (keseimbangan dalam perbedaan) (Susanto, 2002:20). 6. Komposisi adalah suatu pengaturan unsur-unsur seni rupa yang meliputi elemenelemen visual yaitu garis, warna, tekstur, dan lain sebagainya, untuk mencapai karya yang dinamis. Karya lukisan akan mempunyai daya tarik terhadap penikmatnya jika didukung oleh penempat komposisi yang menarik pula (Susanto, 2002:43). 7. Kontras dan Laras. Kontras adalah memperlihatkan, pertentangan dengan yang nyata. Jadi dengan kontras akan dapat menghasilkan perubahan dan perbedaan dari garis, warna, bidang, dan lainnya sehingga karya tidak menotun dan Laras adalah keserasian antara objek maupun susunan warna (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2005:264).

12 L. Berbagai MacamTehnik dalam Seni Lukis Memperhatikan keindahan seni tidak terlepas dari tehnik yang digunakan. Tehnik adalah sesuatu yang berhubungan dengan kualitas artistik. Artistik adalah ketepatan menggunakan bahan dan alat menurut karakter yang dimiliki oleh si pencipta. Berikut uraian berbagai tehnik dalam seni halus. 1.Tehnik Kering adalah suatu cara melukis dengan bahan-bahan kering, yaitu bahan yang tidak memakai bahan pencampuran air atau minyak tertentu untuk melarutkannya (Supono, 1983:17). 2.Tehnik Basah adalah dengan menggunakan bahan-bahan yang memahami pelarut air atau minyak tertentu. Tinta bak dapat digunakan oleh pelukispelukis China dan Jepang, kesulitan penggunaan tinta tak adalah penguasaan berbagai nuansa warga tinta dengan pencampuran (Supono, 2992:17) 3.Tehnik Transparan ialah dengan campuran banyak air, berarti Warna putih dasar sendiri dipergunakan untuk putihnya lukisan itu dan pewarna yang pucat. Cat air adalah suatu medium yang mempunyai efek transparan yang bagus. 4.Tehnik (Opaque) ialah dengan cara menutup bidang, cat air, cat minyak, cat akrilik dan mempunyai daya tutup yang berbeda-beda. 5.Tehnik Relief juga disebut tekstur, yaitu tekstur nyata dan semu. Tekstur nyata apabila diraba terasa kasar pada permukaan lukisan, sedangkan tekstur semu kelihatannya kasar tapi kalau diraba terasa datar. 6.Tehnik Impasto ialah tehnik yang diulang dan ditumpuk-tumpuk. Cat minyak dan cat akrilik dapat dipakai dengan tehnik ini. 7.Tehnik Alla Prima ialah tehnik yang sekali saja. Melukis langsung di tempat dan diselesaikan pada waktu itu juga kalau gagal diganti dengan kanvas baru dan mulai lagi untuk diselesaikan hingga jadi. 8.Tehnik Campur merupakan tehnik yang unik. Tehnik ini dapat menggunakan berbagai macam media maupun tehniknya, seperti cat air dicampur pastel, cat minyak akrilik kolase dan banyak kemungkinan ini (Supono, 2002:22). 9.Tehnik Dusel merupakan cara melukis yang dicapai dengan sapuan kuas yang rata, dengan cara memutar-mutar kuas pada susunan warna. Dari uraian tentang tehnik tersebut, pencipta lebih banyak menggunakan tehnik Dusel, untuk bertujuan mencapai perpaduan warna yang merata pada karya itu sendiri Dalam pembuatan karya tugas akhir ini, tekhnik yang saya pakai adalah teknik dusel yang dikombinasikan dengan teknik impasto dengan memakai cat akrilik sebagai media utamanya.

13 M. Sumber-Sumber Lain Selain melalui kajian-kajian tertulis, dalam hal ini pencipta juga mengkaji dari sumber-sumber lain untuk mendukung perwujudan objek ke dalam seni lukis, antara lain. 1.Tinjauan Sumber Karya Seni Lukis Karya pelukis-pelukis senior yang banyak dijadikan acuan dalam proses penciptaan seni lukis ini, antara lain: 1. Karya Pelukis Robert Bateman Robert Bateman adalah seorang pelukis naturalis yang dalam karya-karyanya banyak mengangkat tentang kehidupan di alam liar atau wild life, khususnya keindahan kehidupan burung di alam liar. Robert Bateman, lahir di Toronto, Kanada, pada tahun 1930, menempuh pendidikan bidang Geografi, di Forest Hill Collegiate Institute, Toronto, pada tahun Robert Bateman bukan berasal dari latar belakang pendidikan seni, kemampuan melukisnya ia peroleh berdasarkan hobinya sejak kecil yang kemudian semakin terasah secara alami terutama ketika ia melakukan pendokumentasian terhadap objek-objek penelitiannya di alam liar tentang kehidupan binatang khususnya burung. Robert Bateman Judul : Evening Gros Beak Ukuran : 100 x 120 cm Bahan : Acrylic on Canvas Tahun : 2007 Sumber :

14 Kepiawaian dalam menangkap dan memvisualkan obyek secara realistik adalah hal yang menarik dari karya-karya Robert Bateman terutama dalam melukiskan burung sehingga menjadi inspirasi pencipta dalam menciptakan karya-karya yang juga mengangkat burung. Namun pencipta tidak hanya berhenti pada wilayah teknis saja dalam artian tidak sekedar menyalin atau memvisualkan burung secara apa adanya, melainkan lebih focus untuk menghadirkan suasana perubahan habitat burung dalam perkembangan kota, misalnya menghadirkan karya-karya yang memperlihatkan kehidupan burung di tengah-tengah suasana perkotaan yang tak lagi dipenuhi oleh pepohonan. Berdasarkan karya Tommy Wondra dan Robert Bateman, pencipta kembangkan lagi berdasarkan ide, gagasan, serta kaidah-kaidah estetika yang telah pencipta dapatkan di bangku akademik, sehingga terciptalah karya-karya yang menunjukkan cirri khas pencipta sendiri. Pencipta menggabungkan objek burung yang digarap secara realis yang dilukiskan sedang berada di habitat barunya sebagai akibat dari rusaknya habitat burung dalam perkembangan kota.

15 BAB III PROSES PENCIPTAAN Proses penciptaan seni lukis dengan tema, Habitat Burung Dalam Perkembangan Kota ini meliputi beberapa tahapan yaitu; Penjajagan (Eksplorasi),) Percobaan (Eksperimentasi), Persiapan (preparation) Pembentukan (forming) dan Penyelesaian ( Finishing). N. Proses Penjajagan (Eksplorasi) Dalam proses ini pencipta mengamati burung dari pengalaman sehari-hari, di mana burung sering dilihat di lingkungan sekitar yang masih asri seperti di persawahan, di kebunan pekarangan rumah dan lain sebagainya. Yang tampak dari kehidupan burung tersebut adalah suatu kehidupan yang masih wajar dan alami, sehingga terlihat indah dan menarik perhatian. Tapi apa yang terjadi ketika pencipta melihat habitat burung di tengah berkembangnya kehidupan kota, dimana pohon-pohon sudah tidak banyak lagi karena ditebang untuk dijadikan perumahan, gedung-gedung perkantoran, pusat-pusat perbelanjaan dan lain sebagainya. Habitat burung terlihat mengalami perubahan yang tragis, burung- burung tak lagi hinggap di pohon tapi hinggap di tiang-tiang listrik, burung-burung tak lagi bersarang dengan mengunakan tumpukan rumput atau ranting-ranting tapi menggunakan sampah plastik yang berserakan di sekitar areal perkotaan. Contoh Gambar : Gambar 2. Kehidupan burung dalam perkembanagn kota Sumber; (

16 O. Proses Percobaan ( Eksperimentasi) Pada proses percobaan ini pencipta melakukan pencarian pada tehnik yang akan digunakan dengan kemampuan pencipta miliki, guna menunjang ide untuk penggarapan pada karya-karya seni lukis, diantaranya mempelajari sifat-sifat bahan itu sendiri. Adapun percobaan-percobaan yang dilakukan pencipta sebelum memulai mewujudkan ke dalam media kanvas adalah sebagai berikut Melakukan percobaan pencarian bentuk-bentuk burung dengan memakai sketsasketsa, yang bertujuan untuk menghasilkan bentuk dan komposisi yang menarik untuk divisualkan Melakukan percobaan bahan apa yang sesuai dengan melukis karakter burung sesuai dengan gaya realis. P. Persiapan (preparation) Dalam proses mewujudkan karya diperlukan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam melukis. Alat-alat Melukis a. Kuas merupakan alat yang dipergunakan sebagai pemoles atau menggoreskan cat pada media kanvas. Kuas yang pencipta gunakan adalah kuas dari ukuran kecil 3, 1, 0, dalam hal ini kuas kecil pencipta gunakan untuk garis-garis, dan pada bagianbagian yang tidak bisa dijangkau dengan kuas yang besar. Kuas sedang dari ukuran 5, 7, 9, 11, pencipta gunakan dalam tahap penggoresan warna pada objek yang dibuat. Kuas besar dari ukuran 18, 16, pencipta gunakan pada tahap mengeblok, maupun mendasari kanvas. b. Palet Palet adalah alat untuk mencampur warna, palet yang pencipta gunakan yaitu yang terbuat dari plastik, khusus palet akrilik, penciptakan palet jenis ini agar karakteristik cat akrilik yang mudah kering dapat minimalisir. c. Kain lap Kain lap berfungsi untuk membersihkan kuas dari sisa cat. d. Tempat pencuci kuas Pencipta menggunakan ember yang berisi air untuk mencuci kuas dari sisa sisa cat akrilik yang digunakan. Bahan-bahan Melukis a. Kanvas Kanvas yang digunakan sebagai media dasar lukisan yang terbuat dari kain dengan serat tegak lurus, dan direntang pada sebuang spanram.

17 b. Cat (warna) Cat yang digunakan dalam hal ini adalah cat akrilik,, karena pencipta lebih fasih dalam menggunakan bahan cat akrilik,, disamping karena cat akrilik memiliki berbagai karakteristik yang menarik seperti mudah kering sehingga mempercepat proses melukis, cat akrilik juga memiliki intensitas ketajaman yang lebih. c. Pensil Pencipta menggunakan pensil dalam melukis pada langkah awal sketsa. Pensil yang digunakan adalah pensil 2B karena tidak terlalu pekat sehingga ketika ditimpa dengan cat akrilik hasilnya tidak kotor Proses Pembentukan a. Tahap awal dalam proses pembentukan dilakukan dengan sketsa, memakai pensil di atas kanvas. Langkah selanjutnya menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan keinginan pencipta dengan berbekal karakter, kemampuan untuk menggunakannya pada bidang kanvas, selanjutnya mulailah menuangkan warna. Dalam memasang warna pada objek dilakukan sesuai dengan suasana yang ingin diungkapkan guna untuk mewujudkan bentuk-bentuk yang masih berkesan nyata. Finishing a. Finising atau penyelesaian akhir pada lukisan, merupakan tahapan terakhir dalam pengontrolan secara keseluruhan, sangat penting dilakukan. Konsentrasi dalam membuat objek, menganalisa, dan kemudian merespon dengan sentuhan akhir dilakukan dengan pertimbangan yang cukup matang. Hal-hal yang patut dilakukan dalam merespon dari karya tersebut adalah dengan memberikan aksenaksen. Warna gelap terang dalam hal ini penyinaran. Setelah merespon yang dilakukan dapat memuaskan hati, maka pencipta mencantumkan nama pada karya sebagai pertanggung jawaban, dengan demikian proses penciptaan telah selesai. Pencipta juga memberikan lapisan pelindung berupa vernis yang bertujuan ketahanan karya dan memudahkan dibersihkan dari debu. Dengan penyelesaian akhir ini maka karya sudah siap untuk dipajang.

18 BAB IV WUJUD KARYA Wujud karya seni lukis dilakukan melalui beberapa tahapan-tahapan yang mendasar dan merupakan prose kreatif dari pengungkapan ide atau gagasan yang memvisualisasikan Habitat Burung Dalam Perkembangan Kota dengan menekankan pada pengolahan objek burung. Secara umum wujud dari karya pencipta dapat diuraikan menjadi dua aspek, yaitu aspek idioplastis yang menyangkut gagasan atau dari pengungkapan karya, maupun bobot dari karya seni lukis. Aspek fisikoplastis menyangkut teknik dari penggarapan karya, maupun dari penerapan elemen-elemen visual seni rupa yang digunakan untuk mendukung ide atau gagasan dalam karya seni lukis. Jadi aspek fisikoplastis yang dimaksud lebih bersifat penampilan fisik dari karya seni lukis. Q. Aspek Idioplastis Pengertian Idioplastis adalah ide atau gagasan, pengalaman, emosi fantasi. Faktor inilah yang mendasari karya-karya seni lukis. Aspek idioplastis yang terkandung pada karya pencipta adalah wacana tentang perubahan lingkungan atau ekologis kota yang begitu pesat berubah yang terkadang mengabaikan aspek kelestarian lingkungan di dalamnya. 1.Perwujudan Karakter Perwujudan karakter yang bertujuan memberikan ciri tertentu pada objek lukisan, yakni bagaimana cara menampilkan objek burung dalam habitatnya di perkotaan, untuk menyampaikan gagasan tentang perkembangan kota yang begitu pesat dan terkesan mengabaikan aspek ekologis di dalamnya. Perwujudan karakter beton yang keras, tiang listrik yang berkarat, kabel yang saling tumpang tindih, ataupun tumpukan sampah yang kotor adalah karakter yang diharapkan mampu membangun visualisasi yang menampilkan karakter suasana kota yang kumuh dan sembrawut. 2.Perwujudan Kesan Perwujudan kesan bertujuan untuk mewujudkan suasana tertentu pada setiap karya yang dibuat. Melalui warna-warna yang digunakan, objek yang dilukis, dan tehnik yang diterapkan pada proses berkarya. Warna-warna yang ditampilkan pada objek burung yakni warna yang berusaha menyerupai warna aslinya dengan pendekatan realistik.

19 R. Aspek Fisioplastis Aspek Fisioplastis dalam seni lukis adalah meliputi hal-hal yang menyangkut masalah tehnik, termasuk mengorganisasikan elemen-elemen visual seperti: garis, warna, bentuk, ruang dan tekstur dengan prinsip-prinsipnya. Dengan demikian faktor ini lebih bersifat fisik. Adapun aspek fisikoplastis yang dapat dilihat dalam karya yang tercipta, dengan menerapkan elemen atau unsur-unsur seni lukis seperti: bentuk, warna, garis, bidang, ruang, dan tekstur, serta penerapan komposisi, keseimbangan, dengan pusat perhatian, yang keseluruhan ini merupakan wujud fisik dari karya seni lukis. S. Penjelasan Karya Karya 3 Judul karya : Dimana Rumahku? Bahan : Acrylic di atas Kanvas Ukuran : 85 Cm x 120 Cm Tahun : 2013

20 Karya yang berjudul Dimana Rumahku? menampilkan objek seekor burung berwarna hitam putih yang sedang bertengger sendirian di atas lampu mercuri di pinggir jalan raya yang sedang sepi. Kesan sunyi diperkuat dengan tampilan jajaran batang-batang pohon sisa penebangan yang terhampar dibidang tanah. Karya ini menampilkan, kesendirian seekor burung yang merindukan rumah atau habitatnya yang lama yakni pohon-pohon yang rindang, tapi kini telah berganti dengan jejeran tiang listrik yang menggantikan habitanya di perkotaan. Unsur warna yang dominan pada karya ini adalah warna abu-abu yang menghadirkan kesan mendung, ataupun kemuraman yang dapat mewakili suasana batin yang hendak dihadirkan dalam karya ini yakni burung yang merindukan habitatnya yang lama.

21 Karya 7 Judul karya : Tak Terselamatkan Bahan : Acrylic di atas Kanvas Ukuran : 110 Cm x 130 Cm Tahun : 2013 Karya yang berjudul Tak Terselamatkan terinspirasi dari sedikitnya orang yang peduli terhadap keberlangsungan ruang terbuka hijau seperti pohon pohon ataupun taman kota yang menjadi habitat asli dari burung-burung. Sehingga populasi burung di perkotaan menjadi berkurang karena banyak burung-burung yang akhirnya mati akibat sedikitnya tempat bernaung maupun menipisnya ketersediaan biji-bijian dan buah buahan dari pohon-pohon yang menjadi sumber makanan bagi burung-burung tersebut. Visual karya ini menampilkan burung yang mati terkapar di tanah diantara batang-batang pohon bekas di tebang disamping itu pada latar belakang juga menampilkan gedung-gedung perkotaan. Batang- batang pohon yang ditebang menggambarkan kondisi lingkungan di dalam perkembangan kota dimana banyak pohon-pohon dibabat untuk membuka lahan seperti perumahan ataupun areal pertokoan dan perkantoran.

22 BAB V PENUTUP T. Kesimpulan Dari keseluruhan uraian di atas maka dapat disimpulkan hal sebagai berikut: 1. Habitat burung di perkotaan divisualkan dengan cara menampilkan objek burung sedang berada di habitat barunya, misalnya sedang bertengger di tiang listrik, bersarang diantara tumpukan sampah, dengan dilatar belakangi oleh gedung-gedung. 2. Perwujudan karya Habitat Burung Dalam Perkembangan kota meliputi aspek ideoplastis bertujuan untuk mewujudkan karakter yang ingin disampaikan oleh pencipta yaitu tentang perubahan habitat burung dalam lingkungan perkotaan. Aspek fisikoplastis sebagai wujud fisik dari karya seni lukis yang meliputi garis, bentuk, warna tekstur, dan ruang. 3. Dalam karya berjudul Habitat Burung Dalam Perkembangan Kota, unsur unsur visual dan estetis dihadirkan dalam rangka menghasilkan karya dengan pendekatan realis, unsur- unsur visual tersebut ditampilkan sesuai dengan kebutuhan dalam berkarya. Cirri khas yang ditampilkan adalah dari segi teknik yang dipakai seperti bagaimana membuat bulu pada burung, pilihan warna yang dipakai serta komposisi. U. Saran-saran Sebelum mengakhiri tulisan ini pencipta ingin memberikan saran-saran antara lain sebagai berikut: 1. Berbagai fenomena di dalam lingkungan, merupakan sumber ide yang tak pernah habis untuk diungkap dan untuk dituangkan melalui karya seni, khususnya seni lukis. 2. Bagi mahasiswa minat seni lukis institut seni Indonesia Denpasar, hendaknya menambah wawasan dan kreatifitas dalam berkarya rajin membaca, bereksperimen, berdiskusi tentang seni dan melihat perkembangan seni lukis di dalam maupun di luar negeri. 3. Dengan melihat karya lukis ini pencipta berharap dapat membuka pikiran masyarakat, untuk menjaga kelestarian burung dan habitatnya agar tidak punah.

23 DAFTAR PUSTAKA Dharsono Sony Kartika Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains. Djelantik A.A.M Estetika Sebuah Pengantar. Badung: masyarakat dan Seni Pertunjukan Indonesia. Gie, The Liang Filsafat Seni. Yogyakarta. Sabda Persada. Jana Made Dasar-dasar Keindahan Desain Dalam Seni Rupa. Bali Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar. Sidik, Fadjar Desain Elementes. Yogyakarta: Jurusan SeniLukis. STSI. Soedarso, SP Tinjauan Seni. Sebuah Pengantara untuk Apresiasi. Yogyakarta: Saku Dasar Sana. Suharso dan Ana Retnoningsih Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi. Lux. Semarang, Indonesia: Penerbit CV Widya Karya. Supono Sejarah Awal. Grolier. Jakarta: Sanggar Krida. Susanto Mike, Diksi Rupa. Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius. Yasin,Sulchan, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Amanah : Surabaya. http;//habitat.alam.com http;//urban.culture.com http: //burung.com/wp content

24 ARTIKEL ILMIAH STRATA 1 ( S1 ) HABITAT BURUNG DALAM PERKEMBANGAN KOTA Oleh I Gede Wira Dharma Pratama Minat Seni Lukis PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2013

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran. Proses Sumber Persiapan gagasan Sketsa Pengalaman Ide atau Gagasan Karya Pewarnaan Konsultasi BAB I I I Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN Media Teknik massa Pencetakan A. Implementasi Teoritik

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA A. Implementasi Teoritis Penulis menyadari bahwa topeng merupakan sebuah bagian peninggalan prasejarah yang sekarang masih mampu

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB III. METODE PENCIPTAAN 34 BAB III. METODE PENCIPTAAN Seni merupakan media yang tepat dalam menyampaikan apa yang hendak kita ungkapkan, entah itu perasaan jiwa, isu sosial, juga termasuk kritik sosial. Khususnya seni lukis realis,

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

FOTOGRAFI DALAM LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS)

FOTOGRAFI DALAM LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS) FOTOGRAFI DALAM LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS) Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

SKRIP KARYA SENI TIKUS DALAM IMAJINASI RUPA

SKRIP KARYA SENI TIKUS DALAM IMAJINASI RUPA SKRIP KARYA SENI TIKUS DALAM IMAJINASI RUPA karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar Oleh

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

V. PENUTUP. A. Kesimpulan

V. PENUTUP. A. Kesimpulan V. PENUTUP A. Kesimpulan Menciptakan karya seni memerlukan banyaknya pertimbangan dari berbagai aspek, termasuk keseimbangan antara visualisasi karya yang didukung oleh pemahaman dari aneka referensi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Berawal dari ketertarikan penulis terhadap para pemain dari film animasi Legend Of The Guardian yang tidak lain adalah burung hantu. Meskipun film ini berjenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sikap yang melatarbelakangi gagasan sebuah karya seni.

BAB V PENUTUP. sikap yang melatarbelakangi gagasan sebuah karya seni. BAB V PENUTUP Seperti yang telah diuraikan dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, karya seni merupakan hasil ungkapan yang ditimbulkan dari kesadaran terhadap apa saja yang terjadi maupun yang telah menjadi

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2017 DESKRIPSI KARYA

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan,

BAB IV ANALISIS KARYA. pada hewan kupu-kupu sejumlah 12 karya. Masing-masing karya yang dihasilkan, BAB IV ANALISIS KARYA Melalui proses penemuan ide, pengamatan, pengkajian, pemahaman, serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi kerusakan lingkungan yang di simbolkan pada hewan kupu-kupu sejumlah

Lebih terperinci

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN BAB 3: TANAMAN POHON Dalam proses belajar menggambar, umumnya dapat dimulai dengan belajar menggambar alam benda yang ada di sekitar kita dan yang paling dekat dan sering di temui adalah tanaman pohon,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang ada di atas kanvas juga

BAB I PENDAHULUAN. Selain unsur visualisasi, teknik sapuan kuas yang ada di atas kanvas juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni lukis merupakan cabang seni rupa yang terdiri dari unsur-unsur pokok berupa bidang, garis, bentuk dan warna yang berwujud karya dua dimensi. Di dalam seni lukis

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 21 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Langkah-Langkah Proses Berkarya Legenda yang dulu lahir dan tumbuh dalam masyarakat sendiri perlahan hilang atau dilupakan karena tak ada pola pewarisan yang

Lebih terperinci

TEKNOLOGI GADGET SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI

TEKNOLOGI GADGET SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI 328 Teknologi Gadget (Deny Wicaksono) TEKNOLOGI GADGET SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI GADGET TECHNOLOGY AS THE INSPIRATION OF PAINTING CREATION IN THE FINAL ARTWORK ASSIGNMENT

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: HOME SWEET HOME Karya: Dwi Retno Sri Ambarwati, MSn

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: HOME SWEET HOME Karya: Dwi Retno Sri Ambarwati, MSn 1 DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: HOME SWEET HOME Karya: Dwi Retno Sri Ambarwati, MSn Judul : Home Sweet Home Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara Penciptaan

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP. Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat BAB V PENUTUP Melalui uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa karya seni lahir dari adanya proses cipta, rasa, dan karsa yang bertolak dari sebuah rangsangan

Lebih terperinci

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DIPAMERKAN PADA PAMERAN SENIRUPA IKATAN KELUARGA ALUMNI SEKOLAH SENI RUPA INDONESIA 20-26 NOVEMBER 2011 DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA SK DEKAN : 0614/UN.34.12/KP/2011

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata.

BAB V PENUTUP. masyarakat umum sehingga lebih bermanfaat dan tidak hanya menjadi penghias semata. BAB V PENUTUP Tugas akhir ini merupakan karya ilmiah berupa tulisan laporan penciptaan karya seni rupa yang harus diselesaikan sebagai salah satu syarat guna menuntaskan studinya pada jenjang (s-1) mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang kami menulis makalah ini ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci. Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis Alasan penulis mengangkat momen keluarga sebagai sumber ide dalam penciptaan seni grafis, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME yang telah memberi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan

Lebih terperinci

TRANSFORMASI JEJAHITAN DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS KONTEMPORER

TRANSFORMASI JEJAHITAN DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS KONTEMPORER LAPORAN PENCIPTAAN DANA DIPA ISI DENPASAR 2009 TRANSFORMASI JEJAHITAN DALAM PENCIPTAAN KARYA LUKIS KONTEMPORER OLEH Dra. Ni Made Purnami Utami, M.Erg NIP. 196901021993032001 DIBIAYAI DARI DANA DIPA ISI

Lebih terperinci

TOPENG SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS)

TOPENG SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS) TOPENG SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS) Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana

BAB V PENUTUP. dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pemaparan konsep atau gagasan penciptaan yang telah dibuat, maka dari penulisan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Ritual Semana Santa di Larantuka Sebagai

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Ide dalam proses penciptaan karya seni dapat diperoleh dari hasil pengalaman pribadi maupun pengamatan lingkungan. Kemudian, melalui proses

Lebih terperinci

KERUSAKAN POHON SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM SENI LUKIS

KERUSAKAN POHON SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM SENI LUKIS ARTIKEL ILMIAH KERUSAKAN POHON SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM SENI LUKIS Oleh : Dewa Gede Mariana NIM : 200704008 Minat Seni Lukis Proram Studi Seni Rupa Murni FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan pemberontakan artistik terhadap standar umum seni di akhir abad ke 19 di Perancis. Daripada melukis

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

AYAM SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN

AYAM SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN 90 E-Journal Prodi : Pendidikan Seni Rupa Edisi : November 2016 AYAM SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN Chicken As The Inspiration Of Painting Creation Oleh : Wily Ferdiansah, psr fbs uny. Email: wilyglobal@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta memperoleh ide berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian melalui proses

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang

ESTETIKA BENTUK Pengertian. Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang ESTETIKA BENTUK Pengertian Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang Rasa keindahan itu akan muncul apabila terjalin perpaduan yang serasi dari elemen

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga

BAB V PENUTUP. Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek. melewati proses yang panjang, pengolahan ide, pengolahan bahan hingga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Karya Tugas Akhir ini berjudul Anatomi manusia sebagai objek penciptaan karya seni logam telah terwujud dengan beberapa tahapan dengan melewati proses yang panjang, pengolahan

Lebih terperinci

RONGSOKAN SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN E-JOURNAL

RONGSOKAN SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN E-JOURNAL RONGSOKAN SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN LUKISAN E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki II. KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka 1. Rujukan Serangga bersayap sisik ini biasanya memiliki sayap yang sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang bersayap indah, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Objek karya seni sangat bermacam-macam, ini sangat tergantung pada ketertarikan seniman tersebut dalam memilih objek.bukan hal kebetulan bahwa penulis sangat

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik 43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 46 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Persiapan 1. Ide Berkarya Kegemaran sejak kecil penulis mengamati tingkah laku dan bentuk binatang sekitar yang unik, menjadikan penulis untuk memperluas lagi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota BAB 5 KONSEP 5.1. Konsep Dasar Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota gerak makhluk hidup sebagai ide bentuk. Dalam setiap karya arsitektur biomorfik, selalu memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tikus termasuk dalam mamalia kecil, memiliki setidaknya 28 famili. Tikus dimasukkan dalam Ordo Rodentia yang artinya Hewan Pengerat. Ada sekitar

Lebih terperinci

Rancang Bangun Animasi 3 Dimensi Anyaman Bambu Khas Kebudayaan Bali Berbasis Android. Tugas Akhir

Rancang Bangun Animasi 3 Dimensi Anyaman Bambu Khas Kebudayaan Bali Berbasis Android. Tugas Akhir Rancang Bangun Animasi 3 Dimensi Anyaman Bambu Khas Kebudayaan Bali Berbasis Android Tugas Akhir Diajukan guna memenuhi syarat persyaratan dalam rangka menyelesaikan Program Sarjana Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu merupakan salah satu

BAB V PENUTUP. 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu merupakan salah satu BAB V PENUTUP Kupu-kupu adalah jenis serangga yang termasuk ke dalam bangsa Lepidoptera, yang berarti mempunyai sayap bersisik. Serangga ini memiliki sayap 2 pasang sayap dan tertutup bulu dan sisik. Kupu-kupu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kejadian atau peristiwa dalam kehidupan dapat menimbulkan ide atau inspirasi untuk berkarya. Lahirnya suatu karya seni tidak hanya dilandasi oleh faktor keinginan

Lebih terperinci

PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DI BANTUL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN

PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DI BANTUL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN 608 PEMANDANGAN ALAM PEDESAAN DI BANTUL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN THE RURAL LANDSCAPE IN BANTUL AS AN INSPIRATION FOR THE CREATION OF PAINTINGS Oleh: Bayu Sapta Aji, Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan dengan keterampilan tangan. Selain memiliki nilai estetis bentuk benda kerajinan tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Perkembangan dunia kesenirupaan saat ini sudah sangat pesat sekali dengan inovasi bahan dan media dari karya seni rupa yang sudah beragam dan kadang tidak

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH EKSPRESI CERITA TANTRI PEDANDA BAKA DALAM KARYA SENI LUKIS

ARTIKEL ILMIAH EKSPRESI CERITA TANTRI PEDANDA BAKA DALAM KARYA SENI LUKIS ARTIKEL ILMIAH EKSPRESI CERITA TANTRI PEDANDA BAKA DALAM KARYA SENI LUKIS Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Seni pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut

Lebih terperinci

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA 2017 Judul : "Kakak dan Adik" Nama seniman : Basuki Abdullah tahun : 1971 ukuran : 65 x 79 cm. Lukisan Basuki Abdullah yang berjudul Kakak dan Adik (1978) ini merupakan

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS CRASH

DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS CRASH DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS CRASH Jenis Karya Judul Ukuran Media/Teknik Tahuan Pembuatan Pencipta : Lukisan : Crash (Tabrakan) : 60 cm x 80 cm : Cat Akrilik di atas Kanvas : 2007 : Drs. Bambang Prihadi,

Lebih terperinci

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan 31 BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS A. Teknik Berkarya Seni Lukis dan Media Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan karyanya, begitu juga dalam seni lukis. Teknik dibedakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan

BAB III METODE PENCIPTAAN. keluar dari kegelisahan tersebut. Ide/gagasan itu muncul didorong oleh keinginan 33 BAB III METODE PENCIPTAAN Setiap orang pasti mempunyai kegelisahan terhadap suatu persoalan yang ada didalam dirinya ataupun dilingkungan sekitar, sehingga menumbuhkan gagasan untuk keluar dari kegelisahan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kaidah estetika dan etika seni grafis (nirmana) Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034 Presented By : Anita Iskhayati, S.Kom NIP. 198311292010012034

Lebih terperinci

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi Anggota Kelompok : 1. 2. 3. 4. Alifiannisa A.W. (03) Nurul Khairiyah (23) Ulinnuha Mastuti H. (32) Yunita Dwi A. (33) X MIA 5 SMA Negeri 1 Mejayan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Teknik lukisan Affandi berkembang dari teknik yang realistik ke teknik plotot. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan teknik pada lukisan Affandi yang realistik

Lebih terperinci

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA BAB 4 ALAM BENDA Bila pada pertemuan sebelumnya, diperkenalkan bagaimana mengamati dan menggambarkan tanaman pohon yang terbentuk oleh alam, maka pada pertemuan berikutnya, akan diperkenalkan benda-benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan, maupun lingkungan kehidupan masyarakat. Alam dapat dikatakan. terpisahkan antara manusia dengan lingkungan alam. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Kenyataan seni selalu menyertai manusia sejak dari permulaan, tidak sedikit membangkitkan kesadaran untuk membawa seni ke dalam proporsi sewajarnya, di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan budaya yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Seni dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara menyeluruh. Pembangunan daerah telah berlangsung

Lebih terperinci

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd

MENGGAMBAR 1 HAND OUT DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG. DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd MENGGAMBAR 1 HAND OUT DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Macam Bentuk Gambar Bentuk bentuk adalah suatu proses pernyataan kembali hasil pengamatan

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D 300 377 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT!

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 1. Teknik komposisi biasanya berkaitan dengan... a. Garis Horizon b. Gelap Terang c. keselarasan d. Garis tebal-tipis e. Jauh dekat 2. Warna asli dan bukan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Rwa Bhinneda PENCIPTA : Cokorda Alit Artawan, S.Sn.,M.Sn PAMERAN PAMERAN SENI RUPA INTERNATIONAL EXHIBITION International Studio For Art And Culture FSRD

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Waktu merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari rutinitas kehidupan manusia, tanpa waktu manusia akan sulit menjalankan kewajibannya. Waktu adalah

Lebih terperinci

KERIPUT WAJAH MANUSIA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS)

KERIPUT WAJAH MANUSIA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS) KERIPUT WAJAH MANUSIA SEBAGAI IDE PENCIPTAAN LUKISAN TUGAS AKHIR KARYA SENI (TAKS) Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1.Nozzle Nozzle merupakan perangkat yang tidak kalah penting dalam pemadaman, fungsi nozzle ini adalah mempermudah

Lebih terperinci

A. Implementasi Teoritik

A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Lebah Madu adalah serangga kaya manfaat, dalam klasifikasi dunia binatang, lebah dimasukan dalam Ordo Hymenoptera yang artinya sayap bening.

Lebih terperinci

Keyword : Childhoodmemories, Inspiration, Cubisme

Keyword : Childhoodmemories, Inspiration, Cubisme KENANGAN MASA KECIL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN KUBISTIK Childhood Memories as Inspiration Creation In Painting on Cubism By: Aan Stya Budi NIM 09206241027 ABSTRAK Tujuan penulisan ini adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian ini adalah lukisan Tetet Cahyati yang bertema Bandung merupakan lukisan ekspresivisme-abstrak yang bersumber gagasan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi,

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengekspresikan diri melalui karya seni lukis/gambar merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat pada mata pelajaran seni budaya di SMP kelas VIII. Salah satu

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

Singa Sebagai Objek...(Merri Marsita Dewi) 1 SINGA SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN KARYA SENI LOGAM LION AS AN OBJECT OF METAL ART CREATION ABSTRAK

Singa Sebagai Objek...(Merri Marsita Dewi) 1 SINGA SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN KARYA SENI LOGAM LION AS AN OBJECT OF METAL ART CREATION ABSTRAK 1 SINGA SEBAGAI OBJEK PENCIPTAAN KARYA SENI LOGAM LION AS AN OBJECT OF METAL ART CREATION Oleh: Merri Marsita Dewi, NIM 11206241037, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni UNY, merryagata@yahoo.com.

Lebih terperinci