HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA OLEH DEVI LISNA ADI PUTRI TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

2

3

4

5

6

7 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Devi Lisna Adi Putri Berta E. A. P., S.Psi. MA. Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

8 1 ABSTRAK Mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah dukungan sosial orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga sebanyak 89 orang, dipilih dengan teknik incidental sampling. Data dikumpulkan dengan skala dukungan sosial orangtua dan skala prokrastinasi akademik. Hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik diuji dengan menggunakan uji korelasi Product-moment Pearson menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga, dengan r = -0,741 dengan sig.= 0,000 (p > 0,05). Kata kunci: dukungan sosial orangtua, prokrastinasi akademik, mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga

9 2 ABSTRACT Academic procrastination in university student were caused by many factors, one of many factors was parental social support. The aim of this study is to find out the relationship between parental social support and academic procrastination in students of Faculty Psychology of UKSW. This study was conducted towards 89 students of Psychology of UKSW Salatiga, that were selected by incidental sampling. The data was collected using parental social support scale and academic procrastination scale. The relationship between parental social support and academic procrastination in students of Faculty Psychology of UKSW tested with Pearson's product moment correlation. The obtained correlation coefficient is at -0,741 with a significance value of (p > 0,05), thus it can be concluded that there is a significant negative correlation between parental social support and academic procrastination in students of Faculty Psychology of UKSW. Keywords: parental social support, academic procrastination, students of Faculty Psychology of UKSW

10 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA OLEH DEVI LISNA ADI PUTRI TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

11

12

13

14 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA Devi Lisna Adi Putri Berta E. A. P., S.Psi. MA. Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

15 ABSTRAK Mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah dukungan sosial orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk menguji adanya hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga sebanyak 89 orang, dipilih dengan teknik incidental sampling. Data dikumpulkan dengan skala dukungan sosial orangtua dan skala prokrastinasi akademik. Hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik diuji dengan menggunakan uji korelasi Product-moment Pearson menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga, dengan r = -0,741 dengan sig.= 0,000 (p > 0,05). Kata kunci: dukungan sosial orangtua, prokrastinasi akademik, mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga i

16 ABSTRACT Academic procrastination in university student were caused by many factors, one of many factors was parental social support. The aim of this study is to find out the relationship between parental social support and academic procrastination in students of Faculty Psychology of UKSW. This study was conducted towards 89 students of Psychology of UKSW Salatiga, that were selected by incidental sampling. The data was collected using parental social support scale and academic procrastination scale. The relationship between parental social support and academic procrastination in students of Faculty Psychology of UKSW tested with Pearson's product moment correlation. The obtained correlation coefficient is at -0,741 with a significance value of (p > 0,05), thus it can be concluded that there is a significant negative correlation between parental social support and academic procrastination in students of Faculty Psychology of UKSW. Keywords: parental social support, academic procrastination, students of Faculty Psychology of UKSW ii

17 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap perilaku manusia melibatkan pilihan-pilihan untuk melakukan suatu pekerjaan pada saat itu juga atau membiarkan suatu situasi berlalu begitu saja. Pekerjaan yang menjadi prioritas umumnya akan dilakukan lebih dulu daripada yang tidak. Namun, kondisi tersebut tidak selalu terjadi. Menunda suatu pekerjaan baik disadari maupun tidak telah menjadi perilaku yang sering dilakukan sehingga menjadi masalah dan menimbulkan kerugian. Mahasiswa berada pada jenjang pendidikan yang paling tinggi yaitu perguruan tinggi. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia tahun dan tahun (Monks, Knoers, & Haditono, 2002). Banyak masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan oleh mahasiswa yang lebih kompleks daripada ketika dirinya masih bersekolah. Sehingga dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa remaja dan permulaan dari dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan (Santrock, 2009). Mahasiswa diharapkan dapat menempuh masa studi minimal 3,5 tahun dan akhirnya akan melewati fase akhir studinya dengan menyusun skripsi. Skripsi merupakan bagian dari tugas akademik menulis pada mahasiswa. Salah satu tantangan yang mahasiswa hadapi di perguruan tinggi adalah mewujudkan disiplin untuk tetap fokus dan mengelola waktu dengan baik. Selain tugas yang beragam dan memiliki tingkat kesukaran yang kompleks, mahasiswa juga harus menghadapi tugas perkembangan yaitu transisi menjadi orang dewasa. Masalah yang muncul bisa berhubungan dengan akademik seperti perencanaan studi, cara belajar, dan

18 2 pengenalan peraturan serta permasalahan nonakademik seperti masalah keluarga, pengembangan diri, pergaulan, maupun penyesuaian terhadap lingkungan kampus. Apabila mahasiswa tidak bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik, maka dapat menimbulkan kecenderungan menghindar atau menunda saat dihadapkan pada tugas akademis (Purwantika, 2013). Kebiasaan menunda dalam pembahasan psikologi disebut dengan prokrastinasi sedangkan pelakunya disebut prokrastinator. Prokrastinasi lebih dari sekedar keterlambatan melainkan suatu kecenderungan untuk menunda, memulai atau menyelesaikan tugas penting. Yaakub (2000) menyebut prokrastinator sebagai seseorang yang sebenarnya mengetahui apa yang ingin dilakukan, memiliki perlengkapan untuk mengerjakan tugas dan berencana untuk mengerjakan tugas tersebut, tetapi mengerjakan tugas setelah sangat mendekati batas waktu atau tidak melakukannya sama sekali. Prokrastinator justru membuang waktunya untuk terlibat dalam kegiatan yang kurang penting daripada mengerjakan kewajibannya terlebih dahulu. Prokrastinasi yang terjadi dalam konteks tugas-tugas akademik disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik ditandai dengan keinginan untuk menghindar dari tugas, menjanjikan untuk mengerjakan nanti, dan menggunakan berbagai alasan untuk membenarkan penundaan tersebut serta mencegah dirinya disalahkan oleh orang lain (Knaus, 2010). Individu sengaja menunda tugas penting yang ingin diselesaikan meskipun mengetahui konsekuensi negatif yang dapat muncul. Solomon dan Rothblum (1994) menyebutkan ada enam tugas akademik yang akan dilakukan mahasiswa selama menjalani proses pendidikannya, yaitu tugas menulis, membaca, belajar menghadapi ujian, menghadiri pertemuan, tugas administratif, dan kinerja akademiknya secara keseluruhan.

19 3 Boice (1996) menambahkan bahwa prokrastinasi mempunyai dua karakteristik. Pertama, prokrastinasi dapat berarti menunda sebuah tugas yang penting dan sulit daripada tugas yang lebih mudah, lebih cepat diselesaikan, dan menimbulkan lebih sedikit kecemasan. Kedua, prokrastinasi dapat juga berarti menunggu waktu yang tepat untuk bertindak agar hasil lebih maksimal dan resiko minimal dibandingkan apabila dilakukan atau diselesaikan seperti biasa, pada waktu yang telah ditetapkan. Mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan selalu menemui tenggat waktu terbatas berkaitan dengan penyelesaian tugas, administrasi akademik, belajar, ujian, dan tugas akhir maupun skripsi. Permasalahan yang sering terjadi adalah mahasiswa menunda-nunda menyelesaikan tugas maupun pekerjaan akademis lain tersebut. Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003) prokrastinasi akademik banyak berakibat negatif dengan melakukan penundaan, banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia, tugas-tugas menjadi terbengkalai bahkan bila diselesaikan hasilnya tidak maksimal. Selain itu, penundaan juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan kesempatan dan peluang. Solomon dan Rothblum (1984) mengatakan juga bahwa tingkat prokrastinasi akademik seseorang akan semakin meningkat seiring dengan makin lamanya studi seseorang. Jika pada saat duduk di bangku sekolah seseorang sudah melakukan prokrastinasi akademik, maka dapat diasumsikan bahwa pada saat di bangku perkuliahan, tingkat prokrastinasi akademiknya akan semakin meningkat. Bentuk-bentuk prokrastinasi akademik menurut Solomon & Rothblum (1984) adalah terjadi pada area menulis, membaca, tugas administratif, mempelajari materi akademik, menghadiri pertemuan akademik, dan kinerja akademik secara keseluruhan. Prokrastinasi menyebabkan berbagai hal yang dapat merugikan bagi orang yang

20 4 melakukannya. Menurut Solomon dan Rothblum (1984) beberapa kerugian akibat kemunculan prokrastinasi adalah tugas tidak terselesaikan, terselesaikan tetapi hasilnya tidak memuaskan disebabkan karena individu terburu-buru dalam menyelesaikan tugas tersebut untuk mengejar batas waktu (deadline), menimbulkan kecemasan sepanjang waktu sampai terselesaikan bahkan kemunculan depresi, tingkat kesalahan yang tinggi karena individu merasa tertekan dengan batas waktu yang semakin sempit disertai dengan peningkatan rasa cemas sehingga individu sulit berkonsentrasi secara maksimal, waktu yang sama dan pada pelajar dapat merusak kinerja akademik seperti kebiasaan buruk dalam belajar, motivasi belajar yang rendah, serta rasa percaya diri yang rendah. Pada penelitiannya, Ellis dan Knaus (2011) menunjukkan bahwa 70% mahasiswa di Amerika melakukan prokrastinasi akademik. Selain itu Kurniawati (2010) melakukan penelitian dengan hasil sebesar 60,06% mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW cenderung melakukan prokrastinasi. Didukung dengan hasil pengamatan peneliti di lingkungan Fakultas Psikologi UKSW yang menemukan bahwa penundaan merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan. Beberapa mahasiswa yang melakukan penundaan itu menunda untuk mengerjakan tugas, menunda belajar untuk menghadapi ujian, maupun menunda mengerjakan skripsi dengan melakukan aktivitas lain yang tidak penting bagi mereka maupun yang lebih menyenangkan bagi mereka. Hal ini dilakukan oleh beberapa mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW karena mereka memiliki pemikiran bahwa tekanan waktu atau waktu yang hampir habis dapat membuat seseorang menjadi lebih produktif dan kreatif dalam mengerjakan tugas-tugas akademik mereka. Prokrastinasi yang diartikan sebagai proses penundaan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya prokrastinasi akademik ada dua

21 5 kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor dari dalam individu meliputi kondisi fisik dan kondisi psikologis seperti motivasi, kontrol diri, efikasi diri, dan locus of control. Faktor eksternal berasal dari luar diri individu berupa status sosial ekonomi, keluarga (dukungan sosial orangtua, pola asuh orangtua), peer group, sarana dan prasarana penyelesaian tugas tersebut, tugas yang terlalu banyak, dan kondisi lingkungan (Ghufron, 2003). Penelitian yang telah ada mengenai kecenderungan prokrastinasi akademik lebih banyak meninjau pengaruh faktor internal seperti kegagalan dalam regulasi diri, orientasi, pencapaian tujuan dan penggunaan strategi belajar yang tidak tepat, rendahnya efikasi diri, rendahnya kontrol diri, rendahnya aservitas, dan internal locus of control. Prokrastinasi akademik juga dapat dipengaruhi oleh ketakutan akan kegagalan dan ketakutan terhadap tugas. Ketakutan ini berkaitan dengan takut terhadap kelas dan ujian, takut meminta bantuan, dan takut terhadap pengajar (Onwuegbuzie, 2004). Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kecenderungan prokrastinasi akademik adalah jenjang pendidikan orangtua, jumlah saudara kandung, dan lamanya pendidikan. Prokrastinasi akademik menurun ketika pendidikan orangtua lebih tinggi tetapi meningkat seiring dengan jumlah saudara kandung dan lamanya individu dalam menempuh pendidikan (Rosario, 2009). Selain itu, keluarga seperti dukungan sosial orangtua dianggap berperan dalam membantu mencegah berkembangnya prokrastinasi akademik pada anak-anaknya (Vahedi, Mostatafi, Mortazanajad, dalam Yatminingsih 2006). Dukungan sosial adalah sebuah cara untuk menunjukkan kasih sayang, kepedulian, dan penghargaan untuk orang lain. Sarafino (1998) menyatakan bahwa individu yang memperoleh dukungan sosial akan meyakini bahwa ia dicintai, dirawat, dihargai, berharga,

22 6 dan merupakan bagian dari lingkungan sosialnya. Menurut Smet (1994) dukungan sosial (social support) mengacu pada bantuan emosional, instrumental, dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang. Dukungan sosial merupakan kenyamanan psikis dan emosional yang diberikan kepada individu oleh keluarga, teman, rekan, dan yang lainnya. Rook (dalam Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai salah satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari konsekuensi stres. Sarason (dalam Kuntjoro, 2002) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian orang-orang yang dapat diandalkan. Menurut Sarason dukungan sosial selalu mencakup dua hal, yaitu jumlah dukungan sosial yang tersedia (kuantitas) dan tingkat kepuasan akan dukungan sosial yang diterima (kualitas). Dukungan keluarga merupakan dukungan sosial pertama yang diterima seseorang karena anggota keluarga adalah orang-orang yang berada di lingkungan paling dekat dengan diri individu dan memiliki kemungkinan yang besar untuk dapat memberikan bantuan (Levitt, Webber, Grucci, 1983). Keluarga sebagai komunitas terkecil dari sebuah masyarakat memiliki tanggung jawab yang besar dalam pendidikan anak (Nasution, 1986). Lingkungan keluarga, khususnya orangtua diharapkan memilki komitmen dan kesadaran terhadap tugas dan tanggung jawab dalam pembentukan watak, perilaku, dan sejenisnya yang semuanya mengacu pada pembentukan kepribadian anak (Kartono, 1996). Argyle (dalam Rice, 1993) menyatakan bahwa dukungan sosial orangtua mempunyai keterkaitan hubungan yang dekat antara anak dan orangtua, harga diri yang tinggi, kesuksesan akademik dan perkembangan moral yang baik pada anak.

23 7 Stres pada mahasiswa dalam perkuliahan ataupun dalam pengerjaan tugas-tugas akademik dapat menyebabkan timbulnya perilaku penundaan pada mahasiswa yang bersangkutan (Burka & Yuen, 1983). Penundaan atau penghindaran (procrastination or avoidance) dilakukan individu sebagai suatu bentuk respon maladaptif dari problemfocused coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dipersepsikan penuh stres (Kendall & Hammen, 1998). Penundaan atau yang lebih dikenal dengan istilah prokrastinasi merupakan salah satu bentuk coping stress yang tidak efektif karena pada akhirnya akan menyebabkan tingkat stres meningkat (Tice & Baumeister, 1997). Dukungan sosial memengaruhi kesehatan individu dengan memberi perlindungan dalam melawan efek negatif dan stres tingkat tinggi (Sarafino, 1998). Ketika mahasiswa mengalami stres, dukungan dari orangtua akan mengembangkan buffers yang berguna untuk menghadapi stres. Sebuah penelitian menyatakan bahwa dukungan sosial orangtua dapat mengurangi tekanan akibat aktivitas yang menimbulkan stres pada mahasiswa (Sarafino, 1998). Dukungan sosial yang diberikan orangtua memainkan peranan penting selama masa-masa transisi yang dihadapi oleh mahasiswa (Mounts, Valentiner, Anderson & Boswell, 2005). Dukungan sosial orangtua akan dapat melindungi anak dari stres akibat tekanan-tekanan permasalahan yang terjadi, khususnya terhadap stres yang berhubungan dengan tugas akademik yang dihadapi mahasiswa. Dukungan sosial orangtua dapat mengurangi stres pada mahasiswa yang diakibatkan oleh permasalahan yang dialami mahasiswa dalam tugas akademiknya sehingga dapat mengurangi terjadinya prokrastinasi akademik (Smith & Renk, 2007). Mahasiswa dengan dukungan sosial orangtua yang tinggi akan mempunyai pikiran lebih positif terhadap situasi yang sulit, seperti saat pengerjaan

24 8 tugas-tugas akademik bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat dukungan sosial orangtua rendah (Fibrianti, 2009). Berdasarkan penjelasan di atas, dukungan sosial yang diberikan orangtua berupa kasih sayang, kepedulian, bantuan, bimbingan, dan pengakuan dapat mengurangi serta mencegah terjadinya prokrastinasi pada mahasiswa. Banyaknya prokrastinasi akademik yang terjadi pada mahasiswa membuat peneliti tertarik untuk meneliti fenomena tersebut mengingat prokrastinasi akademik berdampak pada pencapaian prestasi mahasiswa. Sehingga peneliti tertarik mengambil penelitian dengan judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan negatif antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi niversitas Kristen Satya Wacana?

25 9 TINJAUAN PUSTAKA Prokrastinasi Akademik Pengertian Prokrastinasi akademik Prokrastinasi adalah kecenderungan untuk menunda atau menghindari sepenuhnya tanggung jawab, keputusan, atau tugas yang perlu dilakukan (McCarthy dkk, dalam LaFoge 2008). Prokrastinasi sering dialami oleh hampir setiap orang, termasuk para siswa yang sering menunda untuk menyelesaikan segala tanggung jawabnya dalam proses belajar di sekolah atau yang biasa disebut prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah perilaku menunda-nunda mengerjakan atau menyelesaikan tugas akademik (Ferrari dalam Ghufron, 2010), dan biasanya tugas baru mulai dikerjakan pada saat-saat terakhir batas pengumpulan tugas (Wolters, 2003). Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination yaitu terdiri dari pro yang berarti bergerak maju dan crastinus yang berarti keesokan hari. Prokrastinasi ialah menunda sesuatu hingga waktu berikutnya (Burka & Yuen, 2008). Kehati-hatian, kesabaran, dan membuat suatu prioritas sama-sama memiliki unsur penundaan di dalamnya tetapi tidak ada yang sama artinya dengan prokrastinasi (Steel, 2011). Prokrastinasi merupakan kebiasaan menunda pekerjaan yang sudah terjadwal dan penting serta yang seharusnya dapat diselesaikan tepat waktu sampai tiba waktu berikutnya sehingga menyebabkan berbagai akibat (Knaus, 2010). Solomon & Rothblum (1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi akademik merupakan tindakan penundaan yang dilakukan secara sengaja terhadap tugas-tugas dalam lingkup akademik yang berguna untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

26 10 Schouwenburg (dalam Ferrari, Johnson, McCown, 1995) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai penundaan dalam melengkapi penilaian akademik seperti mempersiapkan ujian, mengerjakan pekerjaan rumah, dan menulis makalah. Berdasarkan pengertian di atas prokrastinasi akademik adalah tindakan penundaan yang dilakukan secara sengaja dalam memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dalam lingkup akademik. Aspek Aspek Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi akademik memiliki beberapa aspek yang dapat diukur dalam penelitian ini. Schouwenburg (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) menyebutkan aspek-aspek dari prokrastinasi akademik yaitu : a. Penundaan dalam memulai dan menyelesaikan tugas Individu mengetahui bahan tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya tetapi menunda untuk memulai mengerjakannya atau menunda-nunda menyelesaikan sampai tuntas. b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas Prokrastinator memerlukan waktu yang lebih lama dalam mengerjakan suatu tugas. Waktu yang dimilikinya dihabiskan untuk mempersiapkan diri secara berlebihan maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Kadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.

27 11 Prokrastinator sulit melakukan seuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan, baik oleh oranglain maupun rencana yang telah dilakukan sendiri. Ketika saatnya tiba, dia tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai. d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas Prokrastinator sengaja tidak segera melakukan tugasnya melainkan menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (Koran, majalah, atau buku cerita lainnya), menonton bioskop, berbincang dengan teman, berjalan-jalan atau mendengarkan musik sehingga menyita aktu yang dia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya. Dukungan Sosial Orangtua Pengertian Dukungan Sosial Orangtua Gottlieb (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau nasehat verbal atau non verbal, saran, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat atau efek perilaku bagi pihak penerima. Dalam hal ini orang yang merasa memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Pendapat senada dikemukakan oleh Sarason (dalam Smet, 1994) yang mengatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan,

28 12 kesediaan, kepedulian, dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Rook (dalam Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial sebagai salah satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari konsekuensi stres. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang, diperhatikan, timbul rasa percaya diri, dan kompeten. Tersedianya dukungan sosial akan membuat individu merasa dicintai, dihargai, dan menjadi bagian dari kelompok. Menurut Schwarzer dan Leppin (dalam Smet, 1994) dukungan sosial dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang sebenarnya terjadi atau diberikan oleh orang lain kepada individu (perceived support) dan sebagai kondisi individu yang mengacu pada persepsi terhadap dukungan yang diterima (received support). Menurut Rodin dan Salovey (dalam Smet, 1994) dukungan sosial terpenting berasal dari keluarga. Orangtua sebagai bagian dalam keluarga merupakan individu dewasa yang paling dekat dengan anak dan salah satu sumber dukungan sosial bagi anak dari keluarga. Dukungan sosial yang diberikan orangtua memainkan peran penting terhadap penyesuaian psikologis selama masa transisi yang dihadapi anak dalam bangku kuliah (Mounts, Valentiner, Anderson & Boswell, 2005). Orangtua yang mendorong anak mereka untuk mencoba aktivitas yang baru dan memberikan dukungan pada usaha mereka akan membantu mengembangkan perasaan mampu pada anak saat menjumpai tantangan (Bandura, dalam Schunk & Pajares, 2001). Berdasarkan uraian di atas dukungan sosial orangtua merupakan dukungan atau bantuan yang berasal dari orang yang memiliki hubungan akrab dengan individu yang menerima bantuan (dalam hal ini orangtua individu (ayah dan ibu)), baik secara verbal

29 13 maupun non-verbal yang dapat membuat individu merasa diperhatikan, bernilai, dan dicintai. Aspek-Aspek Dukungan Sosial Orangtua Mengembangkan Social Provisions Scale untuk mengukur ketersediaan dukungan sosial yang diperoleh dari hubungan individu dengan orang lain (Weiss, dalam Cutrona & Russell, 1987). Dukungan sosial terdapat enam aspek didalamnya yaitu: a. Attachment Dukungan ini berupa pengekspresian dari kasih sayang, cinta, perhatian dan kepercayaan yang diterima individu, yang dapat memberikan rasa aman kepada individu yang menerima. Kedekatan dan intimacy merupakan bentuk dari dukungan ini karena kedekatan dan intimacy dapat memberikan rasa aman. b. Social Integration Merupakan perasaan menjadi bagian dari keluarga, tempat orangtua berada dan tempat saling berbagi minat dan aktivitas, serta melakukan kegiatan bersama-sama. c. Reassurance of worth Dukungan sosial ini berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan kualitas individu. Dukungan ini akan membuat individu merasa dirinya diterima dan dihargai. d. Reliable alliance Merupakan pengetahuan yang dimiliki individu bahwa ia dapat mengandalkan bantuan yang nyata ketika dibutuhkan. Meliputi kepastian atau jaminan bahwa anak dapat mengharapkan orangtua untuk membantu dalam semua keadaan. Individu yang menerima

30 14 bantuan ini akan merasa tenang karena ia menyadari ada orang yang dapat diandalkan untuk menolongnya bila ia menghadapi masalah dan kesulitan. e. Guidance Dukungan sosial berupa nasihat, saran dan pemberian informasi oleh orangtua kepada anak yang dapat dipercaya, yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. f. Opportunity for nurturance Merupakan perasaan dibutuhkan oleh orang lain. dukungan ini memungkinkan individu untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan. Hubungan Dukungan Sosial Orangtua dengan Prokrastinasi Akademik Dukungan sosial merupakan cara untuk menunjukkan kasih sayang, kepedulian dan penghargaan untuk orang lain. Individu yang menerima dukungan sosial akan merasa bahwa ia dicintai, dihargai, dan merupakan bagian dari lingkungan sosialnya (Cobb, dalam Sarafino, 1998). Dukungan sosial diperoleh dari hasil interaksi individu dengan orang lain dalam lingkungan sosialnya dan bisa berasal dari siapa saja, keluarga, pasangan (suami/istri), teman, maupun rekan kerja (Ritter, dalam Smet, 1994). Kenyamanan psikis maupun emosional yang diterima individu dari konsekuensi stres yang menimpanya. Sumber dukungan sosial yang terpenting dan paling pertama diterima individu adalah dari keluarga, sebab keluarga merupakan yang paling dekat dengan diri sendiri individu dan memiliki kemungkinan yang besar untuk memberikan dukungan (Levitt, Webber & Grucci.,1983).

31 15 Keluarga sebagai komunitas terkecil dalam sebuah Negara, dalam hal ini orangtua, memiliki tanggungjawab yang besar dalam pendidikan dan pembentukan kepribadian anak (Nasution, 1986). Dukungan sosial yang diberikan orangtua memainkan peran penting selama masa-masa transisi yang dihadapi oleh mahasiswa (Mounts, Valentiner, Anderson & Boswell, 2005). Dukungan sosial orangtua akan dapat melindungi anak dari stres akibat tekanan-tekanan permasalahan yang terjadi, khususnya terhadap stres yang berhubungan dengan perkuliahan, tugas-tugas akademik yang dihadapi mahasiswa (Smith & Renk, 2007). Individu yang menerima dukungan sosial orangtua lebih mampu menyelesaiakan tugas yang sulit, tidak mengalami gangguan kognitif, lebih berkonsentrasi dan tidak menunjukkan kecemasan dalam melaksanakan tugas (Curtona & Russell., 1994). Mahasiswa dengan dukungan sosial orangtua yang tinggi akan mempunyai pikiran lebih positif terhadap situasi yang sulit, dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat dukungan sosial orangtua yang rendah. Mahasiswa juga meyakini bahwa orangtua selalu ada untuk membantu, serta dapat mengatasi peristiwa yang berpotensi menimbulkan stres dengan cara yang lebih efektif. Dukungan sosial orangtua mempunyai keterkaitan dengan hubungan yang dekat antara anak dan orangtua, harga diri yang tinggi, kesuksesan akademik, dan perkembangan moral yang baik pada anak (Argyle dalam Rice, 1993). Perilaku penundaan pada mahasiswa dapat disebabkan karena stres dalam perkuliahan ataupun dalam pengerjaan tugas-tugas akademik (Burka & Yuen, 1983). Penundaan atau penghindaran (procrastination or avoidance) dilakukan individu sebagai suatu bentuk respon maladaptif dari problem-focused coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dipersepsikan penuh stres (Kendall & Hammen, 1998). Penundaan atau yang lebih dikenal dengan istilah prokrastinasi merupakan salah

32 16 satu bentuk coping stres yang tidak efektif karena pada akhirnya akan menyebabkan tingkat stres meningkat (Tice & Baumeister, 1997). Ada beberapa aspek dukungan sosial yang harus diberikan orangtua kepada anak untuk dapat mengatasi terjadinya prokrastinasi yang diakibatkan karena perkuliahan dan tugas-tugas akademik. Pertama adalah attachment (Weiss, dalam Cutrona & Russell, 1987) merupakan kedekatan antara anak dengan orangtua, ketika mahasiswa merasakan kedekatan dengan orangtua, ia akan merasa aman dan terlindungi oleh keluarganya. Hal ini dapat membuat seorang individu merasa nyaman, disayangi, dan diperhatikan oleh orangtuanya, anak dapat bersikap positif dalam menghadapi situasi yang sulit saat menghadapi tugas-tugas akademik. Sehingga dapat mencegah mahasiswa untuk melakukan prokrastinasi. Kedua social integration (Weiss, dalam Cutrona & Russell, 1987) yaitu perasaan menjadi bagian keluarga, tempat saling berbagi minat dan aktivitas, dengan sering melakukan aktivitas yang sama dengan orangtua dapat membuat seorang individu meluangkan bakat dengan pemantauan orangtua. Hal ini memungkinkan individu mendapatkan rasa aman, nyaman serta merasa memiliki dan dimiliki oleh orangtuanya karena persamaan minat, sehingga apabila seorang mahasiswa mengalami kesulitan dalam akademik dan melakukan prokrastinasi orangtua dapat memantaunya. Ketiga reassurance of worth (Weiss, dalam Cutrona & Russell, 1987) adalah bentuk pengakuan atau penghargaan orangtua terhadap kemampuan individu. Seorang mahasiswa akan merasa dirinya dihargai oleh keluarganya ketika mahasiswa mendapat sebuah pengakuan dan penghargaan atas prestasi akademik dari orangtuanya. Pengakuan dan penghargaan yang diberikan oleh orangtua dapat mencegah terjadinya prokrastinasi

33 17 karena mahasiswa merasa percaya diri, diterima dan dihargai atas apa yang telah dikerjakan dan hasil prestasinya. Keempat reliable alliance (Weiss, dalam Cutrona & Russell, 1987) merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari orangtua. Hal ini akan membuat seorang individu tidak melakukan penundaan karena akan ada orang yang dapat diandalkan saat individu mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademiknya sehingga dapat mencegah mahasiswa untuk melakukan prokrastinasi. Kelima guidance atau bimbingan (Weiss, dalam Cutrona & Russell, 1987) dari orangtua agar seorang individu dapat terarah dengan baik agar tidak melakukan hal-hal yang negatif ketika individu mengalami suatu masalah yang sulit. Keenam opportunity for nurturance (Weiss, dalam Cutrona & Russell, 1987) merupakan perasaan dibutuhkan oleh orangtua, hal ini sangatlah penting bagi individu karena ketika individu merasa bahwa diirinya dibutuhkan dan dipercaya oleh orangtua, misalnya untuk memberikan pendapat dalam sebuah diskusi keluarga, hal ini akan membuat individu lebih merasa percaya diri ketika menghadapi kesulitan. Fibrianti (2009), mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan social orang tua dengan prokratinasi akademik pada mahasiswa skripsi fakultas psikologi universitas Diponegoro Semarang. Berdasarkan uraian di atas, prokrastinasi akademik mempunyai hubungan dengan dukungan sosial orangtua. Berawal dari dukungan sosial orangtua yang dapat mengurangi tingkat stres akibat tekanan-tekanan tugas akademik, pada akhirnya dukungan sosial orangtua dapat mengurangi prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa.

34 18 HIPOTESIS Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. METODE PENELITIAN Partisipan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW yang terdiri dari 3 angkatan mulai dari yang berjumlah 796. Prosedur Sampling 2006) yaitu : Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Yamane (dalam Sukandarrumidi, Keterangan : n N d = jumlah sampel = jumlah populasi = presisi Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh jumlah sampel sebanyak 89 orang. Pengukuran Untuk memperoleh data dari penelitian ini menggunakan 2 skala yaitu:

35 19 1. Skala Prokrastinasi Akademik Skala prokrastinasi dalam penelitian ini mengacu pada alat ukur yang dikembangkan oleh Schouwenburg (dalam Ferrari, Johnson & McCown, 1995) yang tersusun dari 40 item pernyataan dalam bentuk skala Likert. Yang terdiri dari aspek penundaan dalam memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas. Skala tersebut memiliki nilai reliabilitas atau Alpha sebesar 0,80 (Schouwenburg, dalam Ferrari, Johnson & McCown, 1995). Skala psikologi ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu 20 item favorable dan 20 item unfavorable, menggunakan 4 tingkat penilaian (Skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4 untuk jenis pernyataan favorable subjek akan mendapat skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) dan untuk jenis pernyataan unfavorable subjek akan mendapatkan skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) Tabel 1 Blueprint Skala Prokrastinasi Akademik No. Aspek Indikator F Item Uf Total 1 Penundaan dalam memulai dan Menunda memulai pengerjaan tugas 1, 9, 17 5, 13 10

36 20 menyelesaikan tugas Menunda menyelesaikan tugas secara tuntas 25, 32 21, 28, 34 2 Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas Menyelesaikan tugas melebihi batas waktu Mempersiapkan diri secara berlebihan 6, 14, 22 35, 38 2, 10 18, 26, Kesenjangan waktu Mengulur jadwal kegiatan yang telah 3, 11, 7, 15, antara rencana dan kinerja actual disepakati Sulit memenuhi rencana batas waktu yang telah ditentukan , 33 30, Melakukan aktivitas Mengerjakan tugas sambil 8, 16, 4, 12, lain yang lebih melakukan aktivitas lain menyenangkan Mengganti aktivitas pengerjaan tugas 10 daripada mengerjakan tugas dengan kegiatan lain yang lebih menyenangkan 37, 39 31, 40 Total Uji daya diskriminasi item dan reliabilitas alat ukur menggunakan try out terpakai yang berarti data dari subjek yang digunakan untuk try out juga digunakan untuk penelitian. Hasil uji daya diskriminasi item dan reliabilitas alat ukur menunjukkan bahwa jumlah item valid dalam Skala Prokrastinasi Akademik sebanyak 40 item. Sementara itu, nilai r item total correlation bergerak antara 0,281 sampai dengan 0,701 dengan nilai reliabilitas Alpha

37 21 Cronbach sebesar 0,939 berdasarkan kriteria reliabilitas menurut Guilford-Fuhcher (dalam Azwar, 2004) berarti reliabilitas sangat tinggi. 2. Skala Dukungan Sosial Orangtua Untuk skala dukungan sosial orangtua dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspekaspek dukungan sosial SPS (Social Provisions Scale) dari Weiss (dalam Cutrona & Russel, 1987). Yang tersusun dari 24 item pernyataan dalam bentuk skala Likert. Yang terdiri dari aspek attachment, social integration, reassurance of worth, reliable alliance, guidance, dan opportunity for nurturance. Skala tersebut memiliki nilai reliabilitas atau Alpha sebesar 0,70 Weiss (dalam Cutrona & Russel, 1987). Skala psikologi ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu 12 item favorable dan 12 item unfavorable, menggunakan 4 tingkat penilaian (Skala Likert) yaitu nilai 1 sampai 4 untuk jenis pernyataan favorable subjek akan mendapat skor 4 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 3 untuk jawaban Sesuai (S), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS) dan untuk jenis pernyataan unfavorable subjek akan mendapatkan skor 1 untuk jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 4 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Tabel 2 Blueprint Skala Dukungan Sosial Orangtua No. Aspek Indikator F Item Uf Total 1 Attachment Merasakan kedekatan emosional dengan orang tua

38 22 Merasakan perasaan aman dan terlindungi 2 Social integration Mempunyai kesempatan untuk berbagi minat dan kesenangan Mempunyai kesempatan untuk 4 melakukan aktivitas bersama 8 22 orangtua 3 Reassurance of worth Penghargaan yang dirasakan dari orangtua Mendapat dorongan semangat dari orangtua Reliable alliance Mendapatkan kesempatan untuk berbagi cerita suka dan duka dengan 1 10 orangtua 4 Mendapatkan bantuan dalam bentuk apapun dari orangtua tanpa meminta 5 Guidance Mendapatkan nasehat atau saran dari orangtua Mendapat umpan balik dari orangtua atas perilaku atau pendapat Opportunity of Perasaan dibutuhkan oleh orangtua

39 23 nurturance Perasaan bahwa orangtua tergantung pada individu untuk memperoleh 7 24 kesejahteraan Total Uji daya diskriminasi item dan reliabilitas alat ukur menggunakan try out terpakai yang berarti data dari subjek yang digunakan untuk try out juga digunakan untuk penelitian. Hasil uji daya diskriminasi item dan reliabilitas alat ukur menunjukkan bahwa jumlah item valid dalam Skala Prokrastinasi Akademik sebanyak 24 item. Sementara itu, nilai r item total correlation bergerak antara 0,232 sampai dengan 0,793 dengan nilai reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0,858 berdasarkan kriteria reliabilitas menurut Guilford-Fuhcher (dalam Azwar, 2004) berarti reliabilitas tinggi. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian dengan hasil data yang berbentuk angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2005). Pendekatan ini dipilih karena peneliti mengolah data dalam bentuk angka-angka ke dalam analisis statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Menurut Hadjar (1996) penelitian korelasional bertujuan untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan diantara variabel-variabel yaitu dukungan sosial orangtua dan prokrastinasi akademik.

40 24 Pengambilan sampel dilakukan selama 6 hari, yaitu pada tanggal 17 November sampai dengan tanggal 20 November dan tanggal 23 November dan tanggal 24 November Sehingga didapat 89 sampel yang sesuai dengan kriteria. Peneliti menyiapkan 95 skala psikologi yang akan digunakan dengan rincian 89 angket untuk digunakan dalam penelitian dan 6 angket digunakan sebagai cadangan apabila ada kesalahan dalam prosedur pengisian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Incidental Sampling atau sampling kebetulan, yaitu dimana hanya individu atau kelompok yang kebetulan dijumpai atau yang dapat dijumpai saja yang diselidiki sesuai karakteristik penelitian. Proses pengambilan sampel diawali dengan peneliti berada di lokasi penelitian dan peneliti mencoba mencari siapa saja responden pada lokasi penelitian yang memenuhi kriteria dan dapat dijadikan sebagai subjek pada penelitian ini. Saat responden yang ada di lokasi penelitian ini memenuhi kriteria untuk dijadikan subjek dari penelitian dan telah bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, peneliti mulai membagikan skala psikologi yang telah dipersiapkan, begitu seterusnya pada hari-hari selanjutnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Reponden dalam penelitian ini berjumlah 89 mahasiswa, dengan pembagian besar perempuan (61,80 %) dan laki-laki (38,20 %). Sebagian besar mahasiswa berusia 22 tahun (38,20 %), dan usia 17 tahun hanya sebesar 3,40 %. Sebagian besar mahasiswa angkatan 2012 (59, 60 %). Angkatan 2014 sebesar 21,30 % dan angkatan 2013 sebesar 19,10 %.

41 25 Sebelum dilakukannya uji analisis korelasi Product Moment-Pearson terlebih dahulu dilakukan uji asumsi, yaitu uji normalitas dan linearitas. Data dari variabel penelitian diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan SPSS for Windows Diketahui pada variabel prokrastinasi akademik memiliki koefisien normalitas sebesar 0,504 (p > 0,05) dengan demikian variabel prokrastinasi akademik memiliki distribusi normal, sedangkan untuk variabel dukungan sosial orangtua memiliki koefisien normalitas sebesar 0,206 (p > 0,05) dengan demikian variabel dukungan sosial orangtua juga pada distribusi yang normal. Untuk uji linearitas menunjukan bahwa ada hubungan dukungan sosial orangtua dan prokrastinasi akademik adalah linear, karena dari hasil uji linearitas diperoleh F beda = 0,481 dan nilai signifikansi 0,972 (p > 0,05). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan dukungan sosial orangtua dan prokrastinasi akademik ini menunjukan korelasi yang linear. Hasil Analisis Deskrptif Hasil analisis deskriptif atas data yang diperoleh dibagi menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Pembagian interval dilakukan dengan mengurangi jumlah skor tertinggi dengan jumlah skor terendah dan membaginya dengan jumlah kategori. Analisis deskriptif data diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:

42 26 Tabel 3 Kriteria Skor Dukungan Sosial Orangtua No Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar deviasi 1. 81,6 x 96 Sangat Tinggi 20 22,47% 2. 67,2 x <81,6 Tinggi 43 48,31% 3. 52,8 x <67,2 Sedang 22 24,71% 87,25 15, ,4 x <52,8 Rendah 4 4,49% x <38,4 Sangat Rendah 0 0% Hasil analisis deskriptif di atas menunjukkan bahwa perilaku dukungan sosial orangtua pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW berada pada tingkat tinggi. Tabel 4 Kriteria Skor Prokrastinasi Akademik No Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar deviasi x 160 Sangat Tinggi 0 0% x <136 Tinggi 9 10,11% x <112 Sedang 26 29,21% x <88 Rendah 50 56,18% 71,4 9, x <64 Sangat Rendah 4 4,49%

43 27 Hasil analisis deskrptif diatas menunjukkan bahwa perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW berada pada tingkat rendah. Kemudian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW, maka digunakan uji korelasi Product moment-pearson sebagai berikut: Tabel 5 Variabel Korelasi Correlations Dso Pa dso Pearson Correlation ** Sig. (1-tailed).000 N pa Pearson Correlation ** 1 Sig. (1-tailed).000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi didapatkan hubungan sebesar r = -0,741 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan korelasi negatif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga.

44 28 Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Product Moment oleh Karl Pearson antara variabel dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik menunjukkan korelasi r = -0,741 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) dari perhitungan uji korelasi antara variabel dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik, didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Hal ini sejalan dengan Fibrianti (2009) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan negstif yang signifikan antara dukungan sosial orangtua dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa skripsi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Perilaku penundaan pada mahasiswa dapat disebabkan karena stres dalam perkuliahan dalam ataupun pengerjaan tugas-tugas akademik (Burka & Yuen, 1983). Penundaan atau penghindaran (procrastination or avoidance) dilakukan individu sebagai suatu bentuk respon maladaptif dari problem-focused coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dipersepsikan penuh stres (Kendall & Hammen, 1998). Penundaan atau yang lebih dikenal dengan prokrastinasi merupakan salah satu bentuk coping stres yang tidak efektif karena pada akhirnya akan menyebabkan tingkat stres meningkat (Tice & Baumeister, 1997). Smet (1994) menyebutkan sejumlah variabel yang diidentifikasi berpengaruh pada stres, yaitu variabel dalam kondisi individu (umur, jenis kelamin, faktor-faktor genetik, pendidikan, status ekonomi, kondisi fisik), karakteristik kepribadian (introvert-ekstrovert, stabilitas emosi secara umum, hardiness, locus of control), variabel sosial-kognitif (dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial, kontrol pribadi yang dirasakan),

45 29 hubungan dengan lingkungan sosial (dukungan sosial yang diterima, integrasi dalam jaringan sosial), dan penanggulangan (coping). Dukungan sosial yang diberikan orangtua kepada mahasiswa menimbulkan perasaan dekat secara emosional, perasaan menjadi bagian dari keluarga, dihargai, mendapatkan bantuan, dibimbing, dan perasaan dibutuhkan oleh orangtua. Dukungan keluarga terutama dukungan dari orangtua merupakan dukungan sosial pertama yang diterima seseorang karena anggota keluarga adalah orang-orang yang berada dilingkungan paling dekat dengan diri individu dan memiliki kemungkinan yang besar untuk dapat memberikan bantuan saat individu mengalami kesulitan (Levitt, Webber, & Grucci, 1983). Rice (1993) menyatakan bahwa dukungan sosial orangtua mempunyai keterkaitan dengan hubungan yang dekat antara anak dengan orangtua, harga diri yang tinggi, kesuksesan akademik, dan perkembangan moral yang baik pada anak. Mahasiswa dapat bersikap positif, percaya diri menghadapi kesulitan dalam perkuliahan ataupun saat menghadapi tugas-tugas akademik dengan adanya dukungan-dukungan dan bantuan yang diberikan oleh orangtua, sehingga prokrastinasi tidak terjadi pada mahasiswa. Dukungan sosial memengaruhi kesehatan individu dengan memberi perlindungan dalam melawan efek negatif dan stres tingkat tinggi (Sarafino, 1998). Ketika mahasiswa mengalami stres, dukungan dari orangtua akan mengembangkan buffers yang berguna untuk menghadapi stres. Sebuah penelitian menyatakan bahwa dukungan sosial orangtua dapat mengurangi tekanan akibat aktivitas yang menimbulkan stres pada mahasiswa (Sarafino, 1998). Dukungan sosial yang diberikan orangtua memainkan peranan penting selama masa-masa transisi yang dihadapi oleh mahasiswa (Mounts, Valentiner, Anderson & Boswell, 2005). Lebih lanjut, dukungan sosial orangtua akan dapat melindungi anak dari

46 30 stres akibat tekanan-tekanan permasalahan yang terjadi, khususnya terhadap stres yang berhubungan dengan tugas akademik yang dihadapi mahasiswa (Smith & Renk, 2007). Dukungan sosial orangtua dapat mengurangi stres pada mahasiswa yang diakibatkan oleh permasalahan yang dialami mahasiswa dalam tugas akademiknya sehingga dapat mengurangi terjadinya prokrastinasi akademik. Dukungan sosial orangtua memberikan sumbangan efektif 54,90% terhadap prokrastinasi akademik, sedangkan sumbangan sebesar 45,10% diperoleh dari faktor lain, antara lain faktor yang dari dalam individu kondisi fisik dan kondisi psikologis, serta kondisi lingkungan (Ghufron, 2003). Rata-rata kategori dukungan sosial orangtua pada subjek penelitian masuk dalam kategori tinggi dengan mean sebesar 87,25, akan tetapi secara rinci terdapat 4 subjek (4,49%) penelitian berada dalam kategori rendah, 22 subjek (24,71%) kategori sedang, 43 subjek (48,31%) kategori tinggi, dan 20 subjek (22,47%) kategori sangat tinggi. Adanya variasi kategori dukungan sosial orangtua pada subjek dipengaruhi oleh perbedaan persepsi individu dalam menerima dan merasakan dukungan sosial yang diberikan orangtua. Berdasarkan analisa data di atas, subjek penelitian merasa orangtua sudah memberikan dukungan sosial dengan sangat baik, antara lain diwujudkan dengan perhatian terhadap aktivitas yang dilakukannya, mempedulikan kondisi fisik dan psikis, memberikan arahan dan informasi yang dibutuhkan, memberikan fasilitas yang memadai, serta memberikan cukup waktu untuk mendampingi mereka. Peneliti tidak membedakan status tempat tinggal subjek, akan tetapi dilihat berdasarkan analisa data mereka memiliki hubungan yang sangat dekat dengan orangtua mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena prokrastinasi terjadi hampir di setiap bidang dalam kehidupan Dalam kancah psikologi, fenomena prokrastinasi merupakan istilah lain dari menunda-nunda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI SKRIPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA OLEH MARIA SRIWIJAYA 802011062 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting)

BAB III METODE PENELITIAN. Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian merupakan strategi yang mengatur latar (setting) penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat sesuai dengan karakteristik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 2. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Variabel tergantung Varibel bebas : Prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, terutama di kalangan mahasiswa. Berdasarkan hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena prokrastinasi terjadi hampir di setiap bidang dalam kehidupan. Prokrastinasi banyak terjadi di lingkungan akademik atau lingkungan sekolah, terutama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Responden Responden terdiri dari 200 orang dan merupakan mahasiswa Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran rentang usia responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Theresiana Salatiga yang terletak di jalan Kemiri Raya II Salatiga dengan akreditasi A. SMA Theresiana merupakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penelitian, sebab metode penelitian menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian ini termaasuk dalam penelitian kuantitatif. Menurut Sarwono (006) metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu maha yang berarti besar dan siswa yang berarti orang yang sedang melakukan pembelajaran, jadi mahasiswa merupakan seseorang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MURIA KUDUS Aliya Noor Aini Iranita Hervi Mahardayani 1 2 Abstract This study aims to examine the

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam suatu penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL Hubungan antara Persepsi... (Pratiwi Marisa Latief) 1 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN ARTIKEL E-JOURNAL Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Secara bahasa, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendukung maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data dilakukan. Pengidentifikasian variable-variabel penelitiana kan

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data dilakukan. Pengidentifikasian variable-variabel penelitiana kan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variable-variabel penbelitian perlu ditemukan sebelum pengumpulan data dilakukan. Pengidentifikasian variable-variabel penelitiana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Variabel penelitian memiliki beberapa jenis, pada peneltian ini jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebenarnya terjadi di lapangan. Penelitian korelasional merupakan penelitian 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang bersifat kuantitatif korelasional. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dukungan Sosial Orang Tua Definisi dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada individu (Sarafino,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu

PENDAHULUAN Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai dengan program akademis dalam arti bahwa mahasiswa tersebut telah menempu Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Menyusun Skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Sarah Devina Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAK Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada populasi atau sampel yang diambil adalah seluruh subjek yang menjadi anggota populasi, oleh karena itu metode analisis yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.8 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan 18 Mei 2012. Jumlah subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa angakatan 2008-2011

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP UNJ Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan... HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FIP

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang merupakan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitafif korelasional dengan melakukan kajian expost factor yang bertujuan untuk melihat hubungan antara satu atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan, Medan Estate Deli Serdang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juni

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Peneliti menggunakan dua variabel dalam penelitian ini, yaitu: A. Variabel X: academic locus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi merupakan variabel yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan b. Variable Bebas (X) :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alasannya adalah peneliti ingin mengeneralisasikan suatu fenomena pada suatu kelompok. Penelitian

Lebih terperinci

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja OLEH: Nama : Rurialita NPM : 18513134 Kelas : 3PA12 Dosen Pembimbing : Mimi Wahyuni BAB I. PENDAHULUAN Mahasiswa Yang Bekerja

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu fenomena yang kerap terjadi di kalangan mahasiswa adalah prokrastinasi akademik. Menurut Lay (LaForge, 2005) prokrastinasi berarti menunda dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan signifikan antara penggunaan jejaring sosial Facebook dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan signifikan antara penggunaan jejaring sosial Facebook dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009) yaitu penelitian yang sifatnya menanyakan hubungan dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik analisa regresi ganda ( multiple regresion) yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik analisa regresi ganda ( multiple regresion) yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif korelasi dengan menggunakan teknik analisa regresi ganda ( multiple regresion) yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Variabel Tergantung : Prokrastinasi 2. Variabel Bebas : Kecemasan B. Definisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG

HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA IPA MAN MALANG I KOTA MALANG Rojil Gufron Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan, untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hubungan dukungan sosial dengan efikasi diri akademik pada remaja yang tinggal di panti asuhan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA HUBUNGAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA OLEH DEBORA JULIANI SITOMPUL 802011052 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA/I STIE PELITA BANGSA BINJAI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA/I STIE PELITA BANGSA BINJAI HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PADA MAHASISWA/I STIE PELITA BANGSA BINJAI NINI SRI WAHYUNI* ABSTRAK Dukungan sosial orang tua bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang

Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Tingkat 3 Jurusan Psikologi Universitas Gunadarma Kalimalang Nama : Novela Ayu Ratna Puri NPM : 16513511 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 adalah penelitian inferensial. Analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh kegiatan olahraga terhadap prokrastinasi akademik siswa kelas XI Teknik Permesinan SMK Muhammadyah Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu: B. Definisi Operasional digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel Bebas : a. Regulasi diri b. Hubungan interpersonal dalam keluarga 2. Variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Kancah Penelitian Penelitian mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 pada mahasiswi Suku Jawa Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah prokrastinasi akademik sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang orientasi kancah penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian, hasil uji coba, hasil uji asumsi, hasil uji hipotesa dan pembahasan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif, yaitu metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA CORRELATION BETWEEN SELF-EFFICACY AND ACADEMIC PROCRASTINATION ON

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN. dengan kemandirian belajar mahasiswa. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENILITIAN. dengan kemandirian belajar mahasiswa. yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian korelasional yaitu untuk mengetahui ada atau tidak ada hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA Hubungan Antara Prokrastinasi Akademik Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP 137 Jakarta HUBUNGAN ANTARA PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP 137 JAKARTA Andini Megiantara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia 2.1.1. Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian Kecemasan menghadapi kematian (Thanatophobia) mengacu pada rasa takut dan kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan adalah kesuksesan atau kegagalan di bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Prokrastinasi Akademik. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan

BAB II LANDASAN TEORI. A. Prokrastinasi Akademik. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan BAB II LANDASAN TEORI A. Prokrastinasi Akademik 1. Definisi prokrastinasi akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 54 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, beringkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 52-60 Salatiga. Populasi dalam

Lebih terperinci

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X

Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X Hubungan antara Flow Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Teacher College Universitas X Penulisan Ilmiah Nama : Obaja L Raja NPM : 16513750 Pembimbing : Annisa Julianti, S.Psi., M.Si. Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitaf merupakan suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan. Akan dipaparkan secara singkat variabel penelitian, definisi operasional dari variabel, karakterisitik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin, dan karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi anak

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan lulusan sekolah menengah atas sedang menempuh

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan lulusan sekolah menengah atas sedang menempuh BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan lulusan sekolah menengah atas sedang menempuh kuliah pada Perguruan Tinggi. Menurut Monks dkk (2002), mahasiswa digolongkan sebagai remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang penting dalam penelitian karena berhasil tidaknya pengujian suatu hipotesis sangat tergantung pada ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting, namun sampai sekarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik komparatif. Penelitian dengan teknik komparatif yakni jenis penelitian yang bertujuan membandingkannya dengan melihat persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara sense of humor dengan work-life balance pada karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Pabelan dusun Jembrak

Lebih terperinci

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel I : Pet Attachment 2. Variabel II : Well-being

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci