BAB II MANAJEMEN PROYEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II MANAJEMEN PROYEK"

Transkripsi

1 BAB II MANAJEMEN PROYEK 2.1 TINJAUAN UMUM Proyek adalah sekumpulan kegiatan terorganisasi yang mengubah sejumlah sumber daya menjadi satu atau lebih produk barang/jasa bernilai terukur dalam sistem satu siklus, dengan batasan waktu (time), biaya (cost), dan kualitas (quality) yang ditetapkan melalui perjanjian. Manajemen memiliki sebuah kata kunci tujuan yaitu sesuatu yang harus dapat dicapai dalam kualitas, kuantitas, dan jangka waktu tertentu, melalui pemanfaatan, pengelolaan dan menggerakkan sumber daya. Manajemen proyek merupakan pengelolaan pelaksanaan proyek dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Karena di dalam pelaksanaan proyek sangat banyak aktivitas, melibatkan ragam sumber daya, memerlukan keahlian dan ketrampilan, serta dipengaruhi oleh lingkungan dan faktor alam, maka mungkin saja banyak fungsi-fungsi manajemen yang harus diadaptasi dengan situasi yang berkembang saat proyek masih berjalan. Tidak hanya sekedar merencanakan, mengorganisasi, dan memimpin, tetapi termasuk segala fungsi pengendalian dan pengawasan. Manajemen proyek bisa dipahami sebagai usaha penerapan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien, agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Tujuan yang dicapai dalam manajemen proyek antara lain : 1. Menghasilkan lingkup tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir 2. Tepat waktu (Delivery) 3. Tepat kuantitas (Quantity) volume pekerjaan 4. Tepat kualitas (Quality) standar mutu yang diinginkan 5. Biaya (Cost) yang dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan II-1

2 Pada suatu proyek pembangunan terdapat unsur-unsur yang dikelola dalam sebuah proyek, antara lain : 1. Money (uang dan material) 2. Man (tenaga kerja, tenaga ahli) 3. Machine (alat-alat untuk mempermudah pelaksanaan proyek) 4. Methode (mekanisme dan prinsip kerja yang diterapkan dalam menjalankan suatu proyek) Di dalam kegiatan proyek, penyelenggaraan dilakukan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik, sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung yang antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu organisasi kerja yang masing-masing mempunyai peranan, fungsi dan tanggungjawab yang jelas. Dengan demikian setiap unsur tidak dapat berdiri sendiri melainkan akan saling bergantung antara satu dengan yang lain. Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai dari semua unsur pembentuk organisasi dalam suatu proyek adalah efisiensi optimum dari biaya, waktu dan tenaga yang dioperasikan terhadap hasil yang didapat. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam suatu proyek diperlukan manajemen proyek yang baik. 2.2 MANAJEMEN KONSTRUKSI SEBAGAI SISTEM Sistem Pelaksanaan Tradisional (Traditional Delivery System) Hingga akhir tahun 1970 an, di Amerika ada dua sistem pelaksanaan proyek yang telah digunakan dalam industri konstruksi dengan cukup sukses, yaitu : a) Sistim Tradisional (Traditional System) Dalam sistem ini pemilk pada tahap perekayasaan dan perancangan (enginering design) mengadakan ikatan kontrak dengan konsultan Perencana. Pada tahap pelaksanaan (construction) Pemilik mengadakan ikatan dengan pihak kontraktor. Gambar 2.1 menunjukkan sistem tradisional dimana pihak kontraktor seakan akan bekerja sendiri secara independen. Perencana harus menyelesaikan tugas-tugas perencanaannya sebelum pemilik memilih kontrator pelaksana, setelah penentuan kontraktor biasanya pemilik proyek meminta perencana II-2

3 menjadi pengawas pelaksanaan proyek untuk melakukan inspeksi, monitoring atau pengawasan selama pelaksanaan proyek atas nama pemilik proyek. Gambar 2.1. Sistem Tradisional (Traditional System) b) Sistem Rancang Bangun (Design Built System) Sistem ini cukup populer di Eropa dan Amerika Selatan. Pada sistem ini perancangan dan pelaksanaan dilakukan oleh satu perusahaan sehinggan memilki beberapa keuntungan bila dibanding dengan sistem tradisional. waktu yang dibutuhkan dari tahap perancangan hingga tahap pelaksanaan lebih singkat, total biaya lebih rendah serta pencapaian strandar mutu lebih terjamin. Adapun pihakpihak yang terlibat didalam sistim ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.2. S istem Rancang Bangun (Design Built System) Sistem Manajemen Konstruksi Profesional (PCM Delivery System) Sistem ini merupakan sistim manajemen yang di pakai di proyek Pembangunan Kantor Landmark Pluit yang relatif lebih baru dibanding dengan II-3

4 sistem pelaksanaan tradisional dan merupakan perkembangan alternatif dari sistim diatas. Pada umumnya PCM dibagi menjadi empat sistem, yaitu: a) Sistem Agency Construction Manajement (ACM) Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator "penghubung" (interface) antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan. Gambar 2.3. Bagan Agency Construction Manajement (ACM) b) Sistem Extended Service Construction Manajemen (ESCM) Jasa konsultan manajemen konstruksi dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor. Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi "konflik-kepentingan" karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada sistim ini (lihat tipe a). Pada type b kontraktor kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi berdasarkan permintaan Pemilik ESCM/ kontraktor. II-4

5 Gambar 2.4. Bagan Extended Service Construction Manajemen (ESCM) c) Sistem Owner Construction Management (OCM) Dalam hal ini pemilik mengembangkan jasa dibidang manajemen konstruksi yang bertangungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan, sehingga dapat dikatakan bahwa tim manajemen konstruksi yang mengelola proyek merupakan bagian dari kepemilikan pemilik proyek. Pada kondisi ini jelas pemilik proyek merupakan badan usaha/ perorangan yang sangat mapan. Gambar 2.5. Bagan Owner Construction Management (OCM) d) Sistem Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM) Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja terhadap para kontraktor (sub kontraktor). II-5

6 Gambar 2.6. Bagan Guaranted Maximum Price Construction Management (GMPCM) 2.3 UNSUR-UNSUR DALAM MANAJEMEN PROYEK Kelancaran suatu pekerjaan didukung oleh adanya pihak- pihak yang terlibat dalam pembangunan proyek, di mana masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan hingga selesainya proyek. Hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya adalah saling berkaitan, sehingga diharapkan dapat saling berinteraksi dan saling menunjang sesuai dengan fungsi dan wewenangnya masing-masing agar pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Di dalam pelaksanaan proyek pembangunan Kantor Landmark Pluit ada beberapa pihak yang saling terkait dan saling berhubungan. Adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemilik Proyek 2. Konsultan Perencana Proyek 3. Konsultan Manajemen Konstruksi 4. Kontraktor Pelaksana Proyek 2.4 UNSUR-UNSUR PENGELOLA PROYEK Unsur-unsur pengelola proyek memegang peranan penting dalam pelaksanaan dan kemajuan proyek. Pembagian tugas, kerjasama dan komunikasi yang baik adalah kunci sukses agar tujuan akhir dari proyek dapat tercapai. Adapun defenisi dan tugas-tugas dari pihak-pihak yang terkait dalam struktur organisasi Proyek Kantor Landmark Pluit : II-6

7 2.4.1 PEMILIK PROYEK (OWNER) Pemilik proyek (owner) adalah perseroan, badan hukum yang memberikan pekerjaan serta membiayai seluruh pekerjaan dalam proses pembangunan suatu proyek. Dalam proyek ini yang bertindak sebagai pemilik proyek adalah PT. Prasto Propertindo. Pemilik proyek (owner) mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Menyediakan dana bagi penyelenggaraan proyek yang pastinya menjadi konseptor daripada proyek yang akan dibangun. 2. Menentukan konsultan perencana, konsultan pengawas serta kontraktor dan dapat menghentikan atau menolak hasil pekerjaan apabila dalam pelaksanan menyimpang dari spesifikasi yang telah ditentukan. 3. Bersama-sama atau tanpa konsultan ikut mengawasi dan memantau perkembangan pekerjaan dan berhak untuk memberi instruksi kepada kontraktor baik secara langsung maupun melalui konsultan. 4. Meminta laporan dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada pelaksana proyek baik secara lisan maupun tulisan KONSULTAN PERENCANA Konsultan perencana merupakan pihak perorangan atau badan hukum yang dipilih oleh pemilik proyek untuk bertindak selaku perencana (designer) pekerjaan dalam batas-batas yang telah ditentukan, baik teknis maupun administrasi seperti melakukan perencanaan secara struktur, arsitektur serta mekanikal dan elektrikal. Konsultan perencana Proyek Pembangunan Kantor Landmark Pluit adalah Airmas Asri. Secara umum tugas konsultan perencana adalah membuat sketsa, gagasan yang memberikan gambaran pekerjaan yang meliputi pembagian ruang, rencana pelaksanaan, dan lain-lain. Semuanya mengikuti keinginan owner antara lain, yaitu : 1. Merencanakan pembangunan sesuai instruksi pemilik proyek. 2. Membuat peraturan dan syarat-syarat (RKS). 3. Melakukan survey pendahuluan pada lokasi pembangunan yang meliputi pengukuran dan uji tanah. II-7

8 4. Membuat Spesifikasi Teknis. 5. Membuat gambar rencana, gambar-gambar detail, lengkap dengan perhitungan konstruksinya. 6. Melakukan revisi gambar rencana jika terjadi perbedaan antara perencanaan dan lapangan. 7. Membuat rencana pelaksanaan KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI (MK) Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) adalah badan atau perseorangan yang diangkat oleh pemilik proyek untuk bertindak sepenuhnya mewakili owner dalam mengelola jalannya proyek dari mulai perencanaan, pelaksanaan, sampai berakhirnya proyek. Dalam proyek ini owner menunjuk PT. Prosys Bangun Persada sebagai manajemen konstruksi (MK). Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain : 1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan. 2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan. 3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan. 4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan. 5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baik untuk menganalisis performa dilapangan KONTRAKTOR PELAKSANA Kontraktor pelaksana adalah pihak badan atau perseorangan yang melaksanakan pembangunan secara fisik berdasarkan gambar rencana beserta perhitungannya. II-8

9 Dalam proyek ini, setelah pelaksanaan pelelangan terbuka yang terbuka untuk umum akhirnya ditetapkan PT. PP (Persero)Tbk. sebagai kontraktor pelaksanan dalam proyek ini. Adapun tugas dari kontraktor pelaksana ini adalah: 1. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai nilai kontrak yang disepakati. 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat syarat yang telah ditetapkan oleh perencana. 3. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja. 4. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan. 5. Melakukan perbaikan atas kerusakan kerusakan atau sekurang sempurnaan pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua biayanya. 6. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan material dan peralatan yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan. 7. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan melaksanakan pemeliharaan pasca proyek. 8. Menghadiri rapat koordinasi proyek. 9. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada konsultan MK secara harian dan bulanan. 10. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan kepada Owner dalam hal keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal yang bersifat diluar dugaan. Adapun struktur organisasi kontraktor proyek pembangunan Kantor Landmark Pluti secara garis besar adalah sebagai berikut: PROJECT MANAGER (PM) Project Manager adalah wakil dari Perusahaan dalam hal ini kontraktor yang memimpin sebuah proyek. Dalam Proyek Pembangunan Kantor Landmark Pluit, seorang Project Manager membawahi Site Engineer Manager, Site Operational Manager dan Site Administration Manager. II-9

10 Tugas dan Tanggung Jawab Project Manager : 1. Melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu. 2. Membuat perencanaan proyek bersama tim estimator, tim anggaran sehingga proyek sesuai dengan persyaratan. 3. Memimpin seluruh kegiatan pelaksanaan dilapangan : a. Pendayagunaan tenaga, dana, alat waktu dan teknologi secara optimal. b. Mengusahakan pemenuhan persyaratan mutu, batas waktu serta batasan biaya. 4. Melakukan kegiatan pengendalian di lapangan agar proses kerja dan hasil kerja berlangsung secara efektif dan efesien. 5. Memecahkan permasalahan yang terjadi selama proses kegiatan pelaksanaan dilapangan agar proyek dapat diselesaikan untuk menjamin tercapainya keuntungan. 6. Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan terhadap rencana pekerjaan 7. Menghadiri rapat Koordinasi di Proyek antara Wakil Pengguna Jasa, Pengawas Proyek, Konsultan dan Mitra Usaha. 8. Mempersiapkan Laporan Pertanggung Jawab Pelaksanaan Proyek 9. Membuat Laporan tentang kepegawaian, keuangan, peralatan, dan persediaan bahan di proyek secara berkala 10. Bersama dengan Site Engineer Manager (SEM) memeriksa kemajuan pekerjaan dan menyiapkan berita acara kemajuan SAFETY HEALTHY ENVIROMENT OCCUPATIONAL (SHEO) Safety Healthy Environment Occupational (SHEO) adalah orang yang ditunjuk oleh Project Manager untuk melaksanakan kebijakan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) di suatu proyek. SHEO memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 1. Menyiapkan dokumen dokumen safety pada tahap tender pelaksanaan K3L. 2. Membuat surat kebijakan K3L. 3. Membuat struktur organisasi K3L. II-10

11 4. Menyiapkan peraturan safety, spanduk, poster, kotak obat, sarana safety, alat pemadam api ringan (APAR), alat perlindungan diri (APD), prosedur erection. 5. Merencanakan kegiatan seperti SHE Talk, SHE inspection, SHE meeting, SHE Patrol, SHE Induction SITE ENGINEER MANAGER (SEM) Site Engineer Manager adalah wakil dari project manajer yang bertugas di kantor membantu Project Manager dalam mengendalikan jalannya pekerjaan konstruksi di Teknik Engineering. Tugas dan Tanggung Jawab Site Engineer Manager : 1. Menyiapkan konsep RBP (Rencana Biaya Pelaksanaan) 2. Bersama dengan Project Manager memeriksa kemajuan pekerjaan dan menyiapkan berita acara kemajuan. 3. Menyiapkan dan melengkapi metoda konstruksi. 4. Menyiapkan, menyelesaikan, dan mengumpulkan surat/dokumen pendukung untuk pembuatan addedum kontrak baik berhubungan harga, volume, dan waktu pelaksanaan. 5. Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan kepada Project Manager. 6. Membuat evaluasi dan kontrak mitra usaha (Mandor, Subkont dan Supliyer) SITE OPERATIONAL MANAGER (SOM) Site Operational Manager adalah wakil dari project manajer yang bertugas Proyek membantu Project Manager dalam mengendalikan jalannya pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan. Tugas dan Tanggung Jawab Site Operational Manager : 1. Melaksanakan penerapan sistim jaminan mutu pekerjaan 2. Mengkoordinasi General Superitenden (GSP) dalam pelaksanaan pekerjaan fisik. 3. Menyiapkan konsep Schedule waktu pelaksanaan masing-masing pekerjaan sesuai kontrak kerja II-11

12 4. Membuat program penyesuian mutu agar hasil pelaksanaan memenuhi syarat kontrak kerja 5. Bersama site engineer manager menyiapkan, dan mengumpulkan data pendukung untuk pembuatan addedum kontrak. 6. Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pekerjaan kepada Project Manager. 7. Melaksanakan koordinasi dengan mitra usaha dalam pelaksanaan pekerjaan di proyek agar sesuai dengan mutu dan waktu kontrak SITE ADMINISTRATION MANAGER (SAM) Site Administration Manager adalah orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan, akuntansi/ pembukuan dan unsur-unsur umum dan SDM proyek. Seorang Site Administration Manager Bertanggung jawab langsung kepada Project Manager atas terlaksananya dengan baik tugas yang diberikan. Tugas Site Administration Manager : 1. Melakukan pencatatan berkas-berkas transaksi ke dalam media pembukuan (jurnal, dll) secara benar dan tepat waktu. 2. Melakukan penelitian kembali untuk meyakinkan kebenaran/ketepatan yang telah dilakukan. 3. Secara periodik membuat laporan-laporan yang telah ditetapkan, dimintakan pengesahannya pada pejabat yang berwenang dan mengirimkannya kepada pihak-pihak yang memerlukan sesuai prosedur yang berlaku. 4. Sebagai anggota tim yang melaksanakan opname kas dan persediaan secara periodik. 5. Melakukan verifikasi seluruh dokumen transaksi pembayaran. 6. Mengurus masalah-masalah perpajakan dan asuransi. 7. Melaksanakan penutupan proyek secara administratif. 8. Mengendalikan kas bon/uang muka/kas kecil. 9. Menyiapkan, mengevaluasi, mengikuti realisasi dan meng-update rencana penerimaan dan pengeluaran proyek. 10. Menerima berkas-berkas tagihan dari pihak luar, memeriksa kelengkapan dokumen tagihan dan tanda terima. II-12

13 11. Merencanakan penagihan kepada pihak luar atau pemberi tugas atas prestasi proyek yang telah dicapai. 12. Melaksanakan pengadministrasian keuangan dan melaksanakan pencatatan mutasi keuangan secara khusus. 13. Melaksanakan pencatatan uang muka, pengurusan jaminan bank dan utang piutang lain, mengurus bank garansi sesuai kewenangannya. 14. Mengelola cek, uang tunai serta surat-surat berharga yang dimiliki proyek. 15. Mengurus masalah-masalah kepegawaian seperti; kebutuhan tenaga kerja proyek, asuransi-asuransi lain yang dipersyaratkan dalam proyek dan lain-lain. 16. Mengurus kebutuhan alat-alat kantor, akomodasi dan perjalanan dinas bagi personal proyek. 17. Membuat laporan-laporan secara periodik antara lain; laporan personalia proyek, laporan inventarisasi dan peralatan proyek, serta laporan kegiatan keamanan proyek. 18. Menyusun masalah-masalah dibidang umum yang lain. 19. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya System Management Quality Assurance ISO 9000 dan K-3 di unitnya. 20. Membina staf dilingkungan unitnya guna peningkatan kinerja dalam mendukung visi perusahaan GENERAL SUPERINTENDENT (GSP) General Superintendent adalah orang yang bertanggung jawab mengkoordinir Superintendent dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan proyek (Quality,Cost, Delivery dan Safety). Tugas General Superintendent : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan. 2. Mengkoordinir Superintendent melakukan pengecekan terhadap pengukuranpengukuran prestasi mandor, sub-kontraktor, tenaga kerja harian dan lain-lain. 3. Mengkoordinir Superintendent membuat SPP, BPB, Bon penerimaan dari mandor. II-13

14 4. Menyelesaikan masalah-masalah teknis dengan direksi lapangan. 5. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut tidak melebihi/bertentangan dengan rencana semula baik volume maupun biaya. 6. Membina dan melatih ketrampilan para tukang dan mador dan menilai kemampuannya sesuai standar atau tidak. 7. Menyiapkan data penyimpangan, mengusulkan cara penanggulangannya serta mencatat tindakan-tindakan yang diambil untuk mengatasi penyimpangan tersebut, kalau penanggulangan menyangkut perencanaan teknis SUPERINTENDENT (SP) Superintendent adalah orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan operasi fisik pelaksanaan proyek (Quality, Cost, Delivery dan Safety). Tugas Superintendent : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan mutu yang direncanakan. 2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standar mutu yang ditetapkan. 3. Melakukan pengecekan terhadap pengukuran-pengukuran prestasi mandor, sub kontraktor, tenaga kerja harian dan lain-lain. 4. Membuat SPP, BPB, Bon penerimaan dari mandor. 5. Menyelesaikan masalah-masalah teknis dengan Direksi di lapangan. 6. Melaksanakan kompilasi dan klasifikasi terhadap realisasi pelaksanaan pekerjaan dan transaksi-transaksi tersebut tidak melebihi dengan rencana semula baik volume maupun biayanya. 7. Membina dan melatih ketrampilan para tukang dan mandor dan menilai kemampuannya sesuai standar atau tidak. 8. Menyiapkan data penyimpangan, mengusulkan cara penanggulannya serta mencatat tindakan tindakan yang diambil untuk mengatasi penyimpangan tersebut, kalau penanggulangan menyangkut perencanaan teknis. II-14

15 SITE BIAYA / Pengendalian Operasional Proyek (POP) Laporan Kerja Praktek Site Biaya/POP bertanggung jawab kepada Project Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : yang 1. Membuat Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek. 2. Mengoreksi prosentase penjualan dan tagihan dari supplier dan sub kontraktor. 3. Membuat laporan biaya pelaksanaan proyek tiap bulannya. 4. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK) atau kontrak dengan Mandor, Sub kont dan Supplyer SITE METODE Site Metode mempunyai fungsi utama yaitu merumuskan rencana kerja dan metoda kerja serta pengendalian pelaksanaan proyek. Tugas Site Methode adalah sebagai berikut: 1. Mengikuti rapat rutin yang diselenggarakan oleh Site Engineer Manager untuk monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek. 2. Mengkoordinir segala aktivitas di lapangan (termasuk adanya sub kontraktor) dengan me-review rencana jadwal pelaksanaan. 3. Membuat dan mendistribusikan job description (prosedur kerja) yang jelas untuk masing-masing pelaksana. 4. Menetapkan metode-metode yang efektif sekaligus aman. 5. Membuat kurva S rencana bersama-sama dengan Quantity Engineer. 6. Memonitor perkembangan pekerjaan (termasuk pekerjaan yang tidak terencana) dalam kaitan dengan adanya persyaratan kondisi lingkungan dan dilaporkan kepada Site Engineer Manager. 7. Mengusulkan kepada Site Engineer Manager tentang perubahan desain. 8. Melaporkan permasalahan mutu yang berkaitan dengan material, peralatan, dan tenaga kerja pada Quality Engineer. 9. Melaporkan kemajuan pekerjaan (prestasi) dan memonitornya bersama-sama dengan Quantity Engineer. 10. Menjamin kesempurnaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan dengan inspeksi yang terus-menerus tepat waktu. II-15

16 11. Membuat foto-foto dokumentasi pekerjaan SITE M&E Site ME adalah orang yang mengawasi untuk kegiatan-kegiatan Mechanical dan Electrical pada proyek. Kegiatan-kegiatan ini antara lain mencakup pekerjaan-pekerjaan khusus mekanik dan listrik PERALATAN Tugas dan tanggung jawab dari Peralatan, meliputi: 1. Penguasaan lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai peralatan. 2. Bertanggung jawab terhadap pemakaian peralatan untuk pekerjaan di proyek. 3. Mencatat setiap peminjaman dan pemakaian alat alat di dalam proyek. 4. Prosedur pengujian / testing peralatan / material. 5. Menyiapkan form form standard yang diperlukan peralatan. 6. Persiapan check list dan defect list untuk pengawasan alat alat pekerjaan. 7. Pemeriksaan pengeluaran peralatan LOGISTIK Wewenang dan tanggung jawab Logistik meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Penguasaan lingkup tugas dan tanggung jawab sebagai logistik. 2. Bertanggung jawab terhadap barang barang / peralatan logistic untuk pekerjaan di proyek. 3. Evaluasi pengajuan material. 4. Rapat masalah alat alat logistik. 5. Mencatat setiap kegiatan di dalam proyek. 6. Prosedur pengujian / testing peralatan / material. 7. Menyiapkan form form standard yang diperlukan logistik. 8. Persiapan check list dan defect list untuk pengawasan alat alat pekerjaan. 9. Pemeriksaan pengeluaran material / peralatan. II-16

17 Berikut ini merupakan struktur organisasi kontraktor Proyek Pembangunan Kantor Landmark Pluit : Gambar 2.7. Struktur Organisasi Kontraktor Proyek Pembangunan Kantor Landmark pluit II-17

18 2.5 HUBUNGAN KERJA PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT DALAM PROYEK Struktur organisasi proyek adalah skema atau gambaran alur kerjasama yang melibatkan banyak pihak dalam sebuah proyek. Struktur organisasi ini dibuat untuk menjabarkan fungsi tugas dan tanggung jawab dari masing masing bagian. Pada proyek Pembangunan Kantor Landmark Pluit ada empat unsur yang terlibat dalam proyek yang memiliki hubungan kerja satu sama lain di dalam menjalankan tugas dan kewajiban masing-masing. Hubungan kerja tersebut dapat bersifat garis koordinasi maupun garis perintah. Hubungan kerja pada proyek ini sesuai dengan Sistem Agency Construction Manajement (ACM), dimana pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi (MK) mendapat tugas dari pihak pemilik dan berfungsi sebagai koordinator penghubung antara perancangan dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan. Pemilik Proyek PT. PRASTO PROPERTINDO Konsultan Struktur PT. HAERTE Konsultan Arsitek PT. AIRMAS ASRI Konsultan M/E PT. SKEMANUSA CONSULTAMA TEKNIK Quantity Surveyor PT. KORRA ANTARBUANA MANAGEMENT KONSTRUKSI PT. PROSYS BANGUN PERSADA Kontraktor Pelaksana PT.PP (PERSERO)Tbk. Keterangan : : Garis Koordinasi/Kontrol : Garis Instruksi/Perintah Gambar 2.8. Skema Hubungan Kerja Pihak-Pihak Yang Terkait dalam Proyek II-18

19 Agar pelaksanaan proyek menjadi optimal maka diperlukan koordinasi antar elemen dalam proyek, antra lain: 1. Pemilik Proyek (Owner) dengan Konsultan Perencana Struktur, Arsitektur, M&E dan Quantity Surveyor Pemilik proyek (owner) menunjuk dan memberikan tanggung jawab perencanaan kepada konsultan perencana untuk mendesain, merencanakan dan menghitung bangunan secara menyeluruh, sehingga konsultan perencana wajib menunjukkan perencanaan bangunan yang sesuai dengan keinginan owner. Hubungan ini diikat oleh suatu kontrak perjanjian yang disetujui oleh kedua belah pihak. 2. Pemilik Proyek (Owner) dengan Kontraktor Pelaksana Terdapat ikatan kontrak di antara keduanya, pihak kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan hasil yang memuaskan serta mampu dipertanggungjawabkan kepada pemilik (owner). Sebaliknya owner membayar semua biaya pelaksanaan sesuai dengan yang tertera di dalam dokumen kontrak kepada pihak kontraktor agar proyek berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang telah menjadi kesepakatan. Koordinasi antara owner dan kontraktor dalam bentuk rapat, yang diadakan seminggu sekali pada hari kamis, yang bertujuan mengetahui progress di lapangan serta solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh kontraktor. 3. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dengan Kontraktor Pelaksana Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) memberikan pengendalian teknis pelaksanaan proyek yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana. Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) bertugas meneruskan perintah dari owner ke kontraktor pelaksana, meski ada koordinasi antara owner dan kontraktor pelaksana, namun jka ada perubahan atau perintah secara teknis dari owner, maka akan disampaikan ke konsultan manajemen konstruksi (MK) terlebih dahulu yang selanjutnya diteruskan ke kontraktor pelaksana. II-19

20 2.6 BENTUK DAN JENIS KONTRAK Bentuk kontrak konstruksi bermacam-macam dipandang dari aspek-aspek tertentu. Ada empat aspek atau sisi pandang bentuk kontrak konstruksi, yaitu: 1. Aspek Perhitungan Biaya, 2. Aspek Pehitungan Jasa, 3. Aspek Cara Pembayaran, dan 4. Aspek Pembagian Tugas Aspek Perhitungan Biaya Fixed Lump Sum Price Secara umum, kontrak Fixed Lump Sum Price adalah : Suatu kontrak di mana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang atau dalam bahasa Inggris: "A Fixed Lump Sum Price Contract is a contract where the Bill of Quantity is not subject to remeasurement". Peraturan Pemerintah (PP) No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi memberikan batasan/definisi bentuk kontrak kerja konstruksi dengan bentuk imbalan Lump Sum sebagaimana tersebut dalam Pasal 21 ayat (1) sebagai berikut: "Kontrak Kerja Konstruksi dengan bentuk imbalan lump sum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a angka 1 merupakan kontrak Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam Jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah". Robert D.Gilbreath dalam buku Managing Construction Contracts pada halaman 43 menulis mengenai lump sum sebagai berikut (Terjemahan bebas Penulis): "Harga Pasti Suatu harga yang pasti dan tertentu telah disetujui para pihak sebelum kontrak ditandatangani. Harga ini tetap tidak berubah selama berlakunya kontrak dan tidak dapat diubah kecuali karena perubahan lingkup pekerjaan atau kondisi pelaksanaan dan perintah tambahan dari Pengguna Jasa. Dalam kontrak Lump Sum, risiko biaya bagi pengguna Jasa minimal (kecil) memberi cukup pengawasan atas pelaksanaan dan pengikatan". II-20

21 Mc.Neil Stokes dalam buku Construction Law in Contractor's Language pada halaman 33 menulis mengenai kontrak fixed price sebagai berikut (Terjemahan bebas Penulis): "Kontrak Harga Pasti Bentuk kontrak yang paling biasa adalah perjanjian Lump Sum, di mana Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa sepakat pada suatu jumlah pasti yang harus dibayar oleh Pengguna Jasa kepada Penyedia Jasa untuk pelaksanaan seluruh pekerjaan. Penyedia Jasa memikul risiko untuk dapat melaksanakan seluruh pekerjaan dengan jumlah biaya tercantum dalam kontrak. Keuntungan Penyedia Jasa, bilamana ada, didapat dari selisih antara nilai kontrak dan biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa, termasuk overhead dan biaya-biaya tidak langsung. Oleh karena itu, Penyedia Jasa harus menambahkan sejumlah biaya untuk menutupi risiko-risiko kenaikan biaya/hargaharga. Dalam memperkirakan biaya pekerjaan kontrak harga pasti, Penyedia Jasa mengajukan penawaran dengan mempertimbangkan kondisi terburuk yang mungkin mempengaruhi dengan biaya. Hal ini dikaitkan dengan harga untuk memperoleh pekerjaan melalui proses penawaran rendah. Biasanya Pengguna Jasa membayar harga-harga pasti yang mengarah pada tingkatan-tingkatan maksimum biaya yang diantisipasi tidak pandang apakah biaya maksimum ini benar terjadi atau tidak. Penyedia Jasa biasanya tidak akan mendapat kenaikan biaya untuk harga-harga yang meningkat jika tidak ada pasal yang mengatur mengenai kenaikan harga dalam kontrak. Akan tetapi hal ini tidak menghalangi Penyedia Jasa untuk mengajukan klaim atas perubahan yang wajar dalam hal biaya-biaya bertambah karena perubahan dalam kebutuhan kontrak, atau karena tindakan dari Pengguna Jasa atau wakilnya." Dari keempat batasan/definisi di atas, terlihat bahwa tak satu pun dari pengertian mengenai kontrak fixed lump sum price yang menyatakan bahwa dalam kontrak bentuk ini, volume pekerjaan asli dalam kontrak boleh diukur kembali dan nilai kontrak tidak boleh berubah seperti pengertian sebagian orang. Hal ini mungkin disebabkan ada kata "fixed" sehingga diartikan nilai kontrak tidak boleh berubah. Ini adalah suatu kekeliruan besar/salah kaprah dan di masa mendatang, pengertian yang keliru ini harus diperbaiki. Memang benar, selama II-21

22 tidak ada perubahan pekerjaan yang mengakibatkan pekerjaan bertambah dan atau berkurang, nilai kontrak tetap tidak berubah Unit price / Satuan Harga Volume kontrak diukur ulang, harga penawaran dapat berubah tetapi harga satuan tidak dapat berubah. Resiko akibat perubahan karena koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab penyedia jasa dan pengguna jasa sama-sama memikul semua resiko. Adanya opname menimbulkan peluang kolusi. Jenis kontrak ini bersifat tetap dan pasti, berdasarkan harga satuan pekerjaan dengan spesifikasi tertentu. Sehingga pembayarannya dilakukan atas dasar pengukuran bersama atas volume pekerjaan. Dalam kontrak harga satuan, risiko estimasi tidak akurat dalam jumlah yang tidak pasti untuk beberapa tugas utama yang telah dihapus dari kontraktor. Namun, beberapa kontraktor dapat mengajukan tawaran seimbang ketika menemukan perbedaan yang besar antara estimasi dan perkiraan pemilik dari kuantitas. Tergantung pada kepercayaan kontraktor pada perkiraan sendiri dan kecenderungan pada risiko, seorang kontraktor bisa sedikit menaikkan harga unit pada tugas diremehkan sambil menurunkan harga unit pada tugas-tugas lainnya. Jika kontraktor benar di dalam pengkajian, maka dapat meningkatkan keuntungan secara substansial sejak pembayaran dilakukan pada jumlah yang sebenarnya tugas, dan jika sebaliknya adalah benar, maka bisa kehilangan atas dasar ini. Selanjutnya, pemilik mungkin mendiskualifikasi kontraktor jika tawaran tersebut tampak sangat tidak seimbang. Sejauh bahwa meremehkan atau melebihlebihkan disebabkan oleh perubahan dalam jumlah kerja, kesalahan tidak akan mempengaruhi laba kontraktor luar me-markup harga unit. Penjelasan Pasal 21 ayat (2) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, tertulis : Pada pekerjaan dengan bentuk imbalan harga satuan, dalam hal terjadi pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya kesalahan aritmatik, harga penawaran total dapat diubah, tetapi harga satuan tidak boleh diubah. Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian antara volume dengan harga satuan. Semua resiko akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa. Penetapan II-22

23 pemenang lelang berdasarkan harga terkoreksi. Selanjutnya harga penawaran terkoreksi menjadi harga kontrak/harga pekerjaan. Harga satuan juga menganut prinsip lump sum Kontrak Gabungan Jenis kontrak ini, merupakan gabungan antara lumpsum dengan harga satuan Aspek Perhitungan Jasa Biaya Tanpa Jasa (Cost Without Fee) Bentuk kontrak dimana Penyedia Jasa hanya dibayar biaya pekerjaan yang dilaksanakan tanpa mendapatkan imbalan jasa Biaya Ditambah Jasa (Cost Plus Fee) Kontrak dimana Penyedia Jasa dibayar seluruh biaya untuk melaksanakan pekerjaan, ditambah jasa yang biasanya dalam bentuk persentase dari biaya (misalnya 10%) Biaya Ditambah Jasa Pasti (Cost Plus Fixed Fee) Pada dasarnya sama dengan Kontrak CPF, perbedaannya pada jumlah imbalan (fee) untuk Penyedia Jasa. Dalam Kontrak CPF besarnya imbalan/ jasa Penyedia Jasa bervariasi tergantung dari besarnya biaya, Sedangkan dalam Kontrak CPFF jumlah imbalan/ jasa Penyedia Jasa sudah ditetapkan sejak awal dalam jumlah yang pasti dan tetap (fixed fee) walaupun biaya berubah Aspek Cara Pembayaran Bulanan (Monthly Payment) Prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan dan dibayar setiap bulan. PP no. 29/2000 Pasal 20 ayat (3) huruf c angka 2. Cara Pembayaran Bulanan (Monthly Payment) : 1. Prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan 2. Kelemahan cara pembayaran ini adalah berapapun kecilnya prestasi penyedia jasa pada suatu bulan tertentu, tetap harus dibayar. Untuk menutupi kelemahan cara pembayaran ini sering dimodifikasi dengan mempersyaratkan jumlah pembayaran minimum yang harus dicapai untuk II-23

24 setiap bulan diselarasakan dengan prestasi yang harus dicapai sesuai jadwal 3. Seringkali penyedia jasa mengkompensasi kurangnya prestasi kerja dengan prestasi bahan dengan cara menimbun bahan di lapangan. Untuk mengatasinya bisa dipersyaratkan bahwa bahan yang ada di lapangan tidak dihitung sebagai prestasi, kecuali pekerjaan yang betul-betul selesai/terpasang atau bisa juga barang-barang setengah jadi Prestasi (Stage Payment) Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/ kemajuan prestasi. Besarnya prestasi dinyatakan dalam persentaes. PP no. 29/2000 Pasal 20 ayat (50) huruf angka 1. Cara Pembayaran Termin atau Prestasi (Stage Payment) 1. Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan pekerjaan yang telah dicapai sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. 2. Besarnya prestasi dinyatakan dalam persentase. Contoh : Pembayaran uang muka (DP) sebesar 20% dari nilai proyek bangunan dilakukan setelah para pekerja sudah berada di lokasi proyek bangunan dan siap untuk memulai pekerjaan. Pembayaran Termin I sebesar 15% x nilai proyek bangunan 15% x nilai DP dilakukan setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 15%. Pembayaran Termin II sebesar 20% x nilai proyek bangunan 20% nilai DP dilakukan setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 35%. Pembayaran Termin III sebesar 20% x nilai proyek bangunan 20% nilai DP dilakukan setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 55%. Pembayaran Termin IV sebesar 20% x nilai proyek bangunan 20% nilai DP dilakukan setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 75%. II-24

25 Pembayaran Termin V sebesar 20% x nilai proyek bangunan 20% nilai DP dilakukan setelah progres pekerjaan bangunan di lapangan sudah mencapai 100%. Pembayaran Retensi sebesar 5% x nilai proyek bangunan 5% x nilai DP dilakukan 3 bulan setelah serah terima pekerjaan bangunan sebagai masa pemeliharaan bangunan. Masa Pemeliharaan & Cara Pembayaran untuk Pekerjaan Pemborongan Masa Pemeliharaan Min. 6 bulan untuk pekerjaan permanen (jika umur rencananya > 1 tahun) Min. 3 bulan utk pekerjaan semi permanen (umur rencananya < 1 tahun) Cara pembayaran dapat dilakukan :Dibayar 95%, sedangkan Retensi 5% (ditahan selama masa pemeliharaan) Dibayar 100%, tapi penyedia harus menyediakan jaminan pemeliharaan sebesar 5%. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan/pembayaran : Keterlambatan pekerjaan sanksi berupa denda 1 o/ooo per hari (Pasal 37 ayat (1). Keterlambatan pembayaran sebesar suku bunga (Bank Indonesia) terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar. Keadaan kahar : Keadaan diluar kehendak para pihak sehingga kewajiban tidak dapat dipenuhi. Akibat kerugian dan tindakan untuk mengatasi keadaan kahar merupakan kesepakatan para pihak. Hak Dan Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Pelaksanaan Kontrak : 1. Setelah Penandatanganan Kontrak, Pengguna & Penyedia B/J Segera Melakukan Pemeriksaan Lapangan Dan Membuat Ba Keadaan Lapangan/Serah Terima Lapangan. 2. Penyedia B/J Berhak Menerima Uang Muka. 3. Penyedia B/J Dilarang Mengalihkan Tanggung Jawab Seluruh Pek. Utama/Mensubkontrakkan Kepada Pihak Lain. 4. Penyedia B/J Dilarang Mengalihkan Tanggung Jawab Sebagian Pek. Utama, Kecuali Disubkontrakkan Kepada Penyedia B/J Spesialis. 5. Pelanggaran Larangan Ayat (3), Dikenakan Sanksi Denda Sesuai Ketentuan Kontrak. II-25

26 2.6.4.Aspek Pembagian Tugas Bentuk kontrak Konvensional Pengguna Jasa menugaskan Penyedia Jasa untuk melaksanakan salah satu aspek pembangunan saja. Setiap aspek satu Penyedia Jasa dimana perencanaan, pengawasan, pelaksanaan dilakukan Penyedia Jasa yang berbeda. Oleh karena itu pengawas pekerjaan secara khusus diperlukan untuk mengawasi pekerjaan Penyedia Jasa. Jadi terdapat 3 kontrak terpisah yaitu : Kontrak Perencanaan, Kontrak Pengawasan dan Kontrak Pelaksanaan Bentuk Kontrak Spesialis Penggunan jasa menandatangani kontrak dengan beberapa perusahaan spesialis untuk masing-masing keahlian. Keuntungan dari kontrak ini adalah : 1. Mutu pekerjaan lebih handal, 2. Penghematan waktu, dan 3. Keleluasaan dan kemudahan mengganti penyedia jasa Bentuk kontrak rancang bangun (design construction/built, turn-key), Dalam bentuk kontrak ini, penyedia jasa bertugas membuat perencanaan yang lengkap dan melaksanakannya dalam suatu kontrak konstruksi. Perbedaan antaradesign construction/built, dan turn-keyadalah dari sistem pembayarannya, dimana pada design construction/builtpembayaran secara term sesuai pekerjaan. Sedangkan key-turnpembayarannya sekaligus setelah pekerjaan selesai Bentuk kontrak engineering, procurement dan construction (EPC) Proses mulai dari perencanaan, pengadaan dan peralatan dan pemasangan/ pengerjaan menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Pengguna jasa hanya memberikan TOR atau pokok-pokok acuan tugas. Kontrak ini biasa dipakai untuk pembayaran pekerjaan-pekerjaan dalam industri. II-26

27 Bentuk kontrak BOT/BLT Investor membangun pada lahan pemilik (Build). Investor mengelola selama kurun waktu tertentu (Operate). Setelah masa pengoperasian selesai fasilitas tersebut dikembalikan kepada pemilik (Transfer) Bentuk swakelola (force account) Suatu tindakan pemilik proyek yang melibatkan diri dan bertanggung jawab secara langsung dalam pelaksanaan proyek tsb. II-27

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pada beberapa area. Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (mode, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Bangunan Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah konstruksi juga dikenal

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)

PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Proyek 3.2 Struktur Organisasi Proyek PEMBERI TUGAS (OWNER) PT.Kompas Media Nusantara MANAJEMEN KONSTRUKSI PT.Ciriajasa Cipta Mandiri

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK KONTRAK KONSTRUKSI (RINGKASAN) Oleh: Ir. H. Nazarkhan Yasin

BENTUK-BENTUK KONTRAK KONSTRUKSI (RINGKASAN) Oleh: Ir. H. Nazarkhan Yasin BENTUK-BENTUK KONTRAK KONSTRUKSI (RINGKASAN) Oleh: Ir. H. Nazarkhan Yasin PENGANTAR Bentuk-bentuk kontrak konstruksi dibedakan dari berbagai segi/sudut pandang/aspek termasuk beberapa permasalahan/salah

Lebih terperinci

DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK

DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK DOKUMEN-DOKUMEN PROYEK KONTRAK Saifoe El Unas Dokumen-Dokumen Pada Proyek Dokumen Proyek Dokumen Kontrak Dokumen Tender Dokumen Pelelangan 1 Dokumen Pelelangan Gambar-gambar bestek RKS (Rencana Kerja dan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. sitematis. Dapat diartikan juga sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

3.1 STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN Gambar.3.1 Struktur Organisasi Lapangan (Sumber : Proyek Lexington Residence PT. PP (Persero), Tbk) III -1 3.1.1 Project Manager (PM) Project manager adalah pihak yang

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi 3.1.1. Organisasi dan Pihak Yang Terkait Dalam organisasi suatu proyek banyak pihak yang terkait dan mempunyai tugas dan wewenang

Lebih terperinci

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAGEMENT DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Management Proyek Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Sistem Organisasi Dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK BAB III MANAGEMENT PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK 3.1. Sistem Organisasi Sistem organisasi atau struktur organisasi merupakan bagian dari manajemen atau pengelolaan proyek untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi

Penjelasan tentang proyek yang akan dikerjakan. Panitia lelang nengumumkan kontraktor yang lolos dalam tahap pra kualifikasi PROSES TENDER KONTRAKTOR Kontrak kerja konstruksi dibuat sebagai dasar hukum dan pedoman pelaksanaan bagi kontraktor yang diberikan oleh pemilik proyek, kontrak kerja konstruksi juga dapat berfungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK

BAB II SISTEM MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK BAB II SISTEM MANAJEMEN ORGANISASI PROYEK 2.1 STRUKTUR ORGANISASI PROYEK Organisasi didefinisikan sebagai wadah dalam kegiatan sekelompok manusia yang mempunyai fungsi tertentu dalam mencapai tujuan bersama

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan,

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan,kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II: TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. PRIMER EKA PROPERTI bergerak di bidang owner/pemilik proyek dengan berkantor pusat yang beralamat Jl. Gatot Subroto Km3 No.78, Cimone, Karawaci,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi atau struktur organisasi merupakan bagian dari manajemen atau pengelolaan proyek untuk mendapatkan keuntungan dan tercapainya

Lebih terperinci

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III SISTEM MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader

Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader Tugas Dan Tanggung Jawab Team Leader 1. Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan. 2. Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli. 3. Bertanggung jawab dalam melaksanakan

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN SYARAT UMUM SURAT PERINTAH KERJA (SPK) 1. LINGKUP PEKERJAAN Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK 3.1 Manajemen Organisasi Proyek Dalam membangun suatu proyek, perlu adanya suatu sistem manajemen proyek yang merupakan rangkaian kegiatan suatu usaha dalam

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kontrak Kontrak merupakan kesepakatan antara pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa untuk melakukan transaksi berupa kesanggupan antara pihak penyedia jasa

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Lapangan Project Herry Putranto Project Manager Wisnu Yudi Administrasi Agung Logistik Asep Safety Officer Rizal Supervisior Prihartono

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI KONTRAK KERJA KONSTRUKSI A. DEFINISI KONTRAK KONSTRUKSI Adalah dokumen yang mempunyai kekuatan hukum yang memuat persetujuan bersama secara sukarela antara pihak kesatu dan pihak kedua. Pihak kesatu berjanji

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. (specification) biaya dan waktu yang direncanakan. Manajemen proyek BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,

Lebih terperinci

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012 A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012 Untuk PENGADAAN BAHAN MAKAN TARUNA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN TAHUN 2013 BAB I BAB II BAB

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah salah satu cabang dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada (tenaga kerja, dana,

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Gambar 3.1 Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber: Proyek 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN : BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SURAT PERINTAH KERJA (SPK) SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN PENAWARAN: PAKET PEKERJAAN : NOMOR DAN TANGGAL

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI MAKALAH MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI Disusun Oleh : LINA AZHARI [14101017] S1 Teknik Telekomunikasi A SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proyek

Lebih terperinci

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK

BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK BAB III STRUKTUR ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII Laporan Kerja Praktek MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 PENGERTIAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI Konsultan manajemen konstruksi merupakan lembaga atau perusahaan yang membantu owner/pemberi tugas, untuk

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifat nya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH... 367 D. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencana dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan akta notaris nomor 61 oleh notaris H. Harjono Moekiran, SH., M.Kn, dan disahkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah satu bagian dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada

Lebih terperinci

Owner (Pemilik Proyek)

Owner (Pemilik Proyek) Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-jenis Kontrak Dalam suatu pekerjaan kita lazim mendengar istilah kontrak. Kontrak adalah kesepakatan antara dua belah pihak yang secara hukum mengikat (Zaini et al, 2009).

Lebih terperinci

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi 1. Segi Biaya Proyek a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena tim MK sedah berpartisipasi pada tahap perencanaan. b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU

BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU BAB V ANALISIS SISTEM MANAJEMEN MUTU Analisis yang dilakukan berdasarkan data dari bab 3 untuk proyek konstruksi tradisional dan bab 4 untuk proyek EPC diperoleh bahwa setiap proyek konstruksi mempunyai

Lebih terperinci

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

[CASA DOMAINE JAKARTA APARTMENTS (SHANGRI-LA RESIDENCE)] BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi BAB III ORGANISASI DAN 3.1.1 Organisasi Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain yang mempunyai tugas dan

Lebih terperinci

ΜΑNAJEMEN PROYEK 3.3. Struktur Organisasi Kontraktor a. General Superintendent b. Deputy General Superintendent

ΜΑNAJEMEN PROYEK 3.3. Struktur Organisasi Kontraktor a. General Superintendent b. Deputy General Superintendent 3.3. Struktur Organisasi Kontraktor Kontraktor dari Proyek Pembangunan Jembatan Kali Serang Jepara adalah CV. SURYA AGUNG (Jepara), struktur organisasinya dapat dilihat pada bagan II.3. a. General Superintendent

Lebih terperinci

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL.

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO

Lebih terperinci

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu

BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu BAB III STRUKTUR ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah suatu sistem hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Perusahaan kontraktor adalah orang atau badan usaha yang menerima pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan sesuai yang ditetapkan, peraturan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Dalam suatu proyek membutuhkan berbagai

Lebih terperinci

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK 5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart dan Curva S Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah sistem

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK. kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah sistem BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Pengertian manajemen proyek menurut H. Kerzner : Manajemen proyek adalah merencanakan, menyusun organisasi, memimpin, dan mengendalikan sumber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 408 H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI PENGAWASAN Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari sejumlah rangkaian analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Hasil akhir penelitian

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK/SPK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan kontrak, dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 66 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Sinar Mutiara Indah Perusahaan konstruksi CV Sinar Mutiara (SMI) didirikan pada tahun 1970, dengan tujuan utama

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL Jl. Soekarno Hatta Km.4 Brangsong, Telp (0294) 381490 Fax (0294) 384044 Kendal-51371 Website : www.pa-kendal.go.id SURAT PERINTAH KERJA (SPK) Halaman 1 dari 1 PAKET PEKERJAAN:

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek adalah sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para

Lebih terperinci

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 419 I. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI PERENCANAAN Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK. Gambar 3.1 Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK. Gambar 3.1 Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Gambar 3.1 Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO)

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DRAFT BERKAS SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FHO) Dinas Bina Marga Provinsi Lampung 2014 DAFTAR SIMAK KEGIATAN SERAH TERIMA AKHIR HASIL PEKERJAAN (FHO) NO DAFTAR SURAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR : SPK- /SPPK3000/2015/S7. : Pengadaan Tambahan Lisensi IT Service Management (ITSM) Tools ANTARA SKK MIGAS DENGAN

SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR : SPK- /SPPK3000/2015/S7. : Pengadaan Tambahan Lisensi IT Service Management (ITSM) Tools ANTARA SKK MIGAS DENGAN SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR : SPK- /SPPK3000/2015/S7 TANGGAL : PEKERJAAN LOKASI NILAI KONTRAK (SPK) : Pengadaan Tambahan Lisensi IT Service Management (ITSM) Tools : SKK Migas - Jakarta : Rp876.700.000,00

Lebih terperinci

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1 ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL Theresita Herni Setiawan Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung 404 Email :herni@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 355 C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

DOKUMEN KONTRAK. NOMOR SURAT PERINTAH KERJA (SPK) : SPK-19/PPK.PA-BTG/V/2016 Tanggal : 16 Mei 2016 PENGADAAN BARANG

DOKUMEN KONTRAK. NOMOR SURAT PERINTAH KERJA (SPK) : SPK-19/PPK.PA-BTG/V/2016 Tanggal : 16 Mei 2016 PENGADAAN BARANG DOKUMEN KONTRAK NOMOR SURAT PERINTAH KERJA (SPK) : SPK-19/PPK.PA-BTG/V/2016 Tanggal : 16 Mei 2016 PENGADAAN BARANG Instansi : Pengadilan Agama Bantaeng Nama Paket : Pengadaan Gorden Nilai Kontrak : Rp

Lebih terperinci

Pertemuan Kedua PESERTA PROYEK KONSTRUKSI. 2.2 Persamaan dan Perbedaan sasaran masing-masing peserta. digunakan.

Pertemuan Kedua PESERTA PROYEK KONSTRUKSI. 2.2 Persamaan dan Perbedaan sasaran masing-masing peserta. digunakan. Pertemuan Kedua PESERTA PROYEK KONSTRUKSI Halaman 1 dari pertemuan kedua 2.1 Peserta Manajemen konstruksi memerlukan kerjasama yang erat dari ketiga pelaku pembangunan yaitu owner (pemberi tugas), konsultan

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK 2.1. Manajemen Proyek 2.1.1. Uraian Umum Manajeman Proyek didefinisikan sebagai suatu rentetan langkah yang terpadu dan

Lebih terperinci

Pengertian manajemen secara umum

Pengertian manajemen secara umum Pengertian manajemen secara umum 1. Manajemen sebagai suatu proses, maksud disini dapat dilihat dari bagaimana cara orang melakukan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih

Lebih terperinci