BAB VI PEMBERDAYAAN ORGANISASI DAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KARYAWAN DALAM PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PEMBERDAYAAN ORGANISASI DAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KARYAWAN DALAM PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 BAB VI PEMBERDAYAAN ORGANISASI DAN TINGKAT PRODUKTIVITAS KARYAWAN DALAM PERUSAHAAN 6.1. Pemberdayaan Organisasi Perusahaan Pemberdayaan organisasi perusahaan Showa Indonesia Manufacturing terdiri dari stuktur kelembagaan, peraturan perusahaan, dan manajerialisasi sumberdaya manusia. Proses manajemen terlihat pada proses seleksi karyawan yang akan memasuki organisasi perusahaan dan pembinaan arahan kebijakan, keterampilan, dan penyesuaian dengan lingkungan kerja. Perusahaan menitikberatkan pada pengelolaan karyawan baru dengan training. Prosesi training dimulai dengan observasi kawasan industri perusahaan hingga proses metabolisme produksi di lingkungan kerja perusahaan Showa Indonesia Manufacturing. Observasi tersebut mencakup keadaan sirkulasi manufaktur kawasan industri JABABEKA dan urusan transportasi penyaluran produk perusahaan dalam hal ini keluar dari lingkungan kerja. Maksud perusahaan dalam urusan itu adalah apabila sewaktu waktu ditugasi melakukan hubungan dan koordinasi dengan vendor perusahaan. Metabolisme perusahaan sendiri mencakup pembelian raw material, mendesain produk, mencetak produk, proses transaksi, hingga proses distribusi produk. Perusahaan berupaya melakukan perbaikan hubungan kepada karyawan tetap/lama perusahaan yakni memberikan pelayanan pada program penyegaran jasmani dan rohani. Penyegaran jasmani diadakan dengan senam bersama setiap hari minggu pagi dan di pagi hari sebelum jam kerja diadakan apel pagi. Penyegaran rohani diberikan perusahaan melalui pengajian di masjid perusahaan setiap malam jumat dan minggu malam. Perusahaan menganggap keterampilan dan kemampuan karyawan baru cukup memadai karena sebelumnya telah dilakukan test ulang mengenai orang-orang yang kompeten dan berkomitmen tinggi untuk mampu berbuat banyak atau berkontribusi besar bagi perusahaan. Di perusahaan Showa Indonesia Manufacturing terlihat para pimpinan divisi yang berperan pada pengangkatan karyawan tetap, karena setiap hari melihat kinerja dan melakukan pantauan terhadap karyawan-karyawan yang baru mulai bekerja. Karyawan wajib diberikan bekal agama agar tidak hanya mementingkan duniawi saja melainkan surgawi. Maksud positif perusahaan tentu saja mengantisipasi bagi karyawan untuk tidak berbuat curang (korupsi) terhadap keuangan perusahaan. (Bapak Sgy, 45 tahun kepala marketing). Pelatihan yang diberikan pimpinan dan karyawan senior terhadap karyawan yang baru memasuki organisasi perusahaan diterima dengan senang hati dan setiap kali diterangkan

2 selalu diperhatikan dengan baik. Pada umumnya pemimpin langsung mengarahkan pandangan karyawan ke alat/mesin untuk melakukan percobaan, sehingga mengefisensikan waktu dan lebih cepat tanggap dengan pekerjaan yang nantinya akan dilakukan karyawan baru. Karyawan di Showa Indonesia Manufacturing merasa pelatihan diberikan sangatlah berpengaruh besar terhadap kemajuan perusahaan karena faktor sumberdaya manusia berperan penting dalam mengoperasikan fasilitas produksi perusahaan. Fokus utama pemberdayaan organisasi adalah komunikasi antara pimpinan dan karyawan. Kedua belah pihak saling bekerjasama agar harapan dan tujuan perusahaan tercapai. Penilaian kinerja training ditunjukkan dengan keefektivitasan transformasi pengalaman kerja seorang manajer team kepada bawahannya (karyawan). Manajer bertindak sebagai leader grup penentu waktu selesai pengerjaan produk, memberikan penugasan, mengarahkan cara pembuatan, dan memberikan keputusan lainnya. Manajer perusahaan menuntut karyawan untuk bekerja sungguh-sungguh sesuai dengan rencana yang dibuat atasan. Di Showa Indonesia Manufacturing, manajer menitikberatkan pada hasil yang dicapai dengan sistem pendampingan karyawan. Manajer bertindak sesuai dengan prosedur yang ada dan mencoba mengenal lebih dekat dengan para karyawan sehingga tercipta hubungan yang baik dan kerjasama yang intensif. Tabel 8. Skor Tingkat Pemberdayaan Organisasi Pada Divisi Produksi, HRD, dan Marketing Penilaian No aspek Produksi HRD Marketing P H M 1 Intensitas Training B B SB 2 E.T. Pengalaman B SB B kerja Keterangan: TB: Tidak Baik CB: Cukup Baik B: Baik SB: Sangat Baik P: Produksi H: HRD M: Marketing Dari hasil Tabel 8. dapat dilihat yang memiliki penilaian sangat baik terjadi pada aspek intensitas training di divisi marketing dan aspek efektivitas pengalaman kerja pada divisi HRD. Selain aspek dan divisi tersebut bisa dikatakan baik untuk tingkat pemberdayaan organisasi perusahaan di divisi produksi, HRD, dan Marketing Tingkat Produktivitas Karyawan Karyawan Showa Indonesia Manufacturing berjumlah 3000 orang memiliki akses dan kontrol dalam mengembangkan perusahaan. Kinerja karyawan Showa selalu dipantau dan diamati para pimpinan mengingat sektor bisnis perusahaan yaitu profit oriented. Pengukuran tingkat produktivitas karyawan dilihat dari segi motivasi kerja terjadi

3 peningkatan dari waktu ke waktu, hal itu dibuktikan dengan kesungguhan dan komitmen para karyawan mengolah bahan baku produksi menjadi barang jadi dan siap jual di pasaran. Kenyamanan dalam penggunaan sarana dan prasarana di lingkungan kerja menjadi faktor pemicu semangat karyawan. Sarana dan prasarana yang ada di dalam perusahaan berupa peralatan mesin, mobil box pengantaran produk, ruang tata tanaman, kamar mandi, kantin, areal parkir, dan jaminan keselamatan kerja di dalam ruang kerja (alat pemadam kebakaran, jaket pelindung kerja, sepatu boat, dan kacamata pelindung). Perusahaan menuntut karyawan untuk tidak bekerja secara individu, melainkan bekerja secara teamwork. Alasan tersebut sangat penting dalam memajukan perusahaan, terutama dalam hubungan internal perusahaan. Antara sumberdaya manusia satu dengan yang lain diharapkan akrab dan saling bekerjasama dan saling melengkapi. Kekuatan teamwork bagi perusahaan menjadi hal yang sangat prioritas, karena ketika tidak bisa membangun kebersamaan maka akan terjadi kehancuran di waktu yang akan datang. Upaya yang dilakukan perusahaan dalam membangun teamwork seperti training oleh para senior perusahaan dan luar perusahaan (mendatangkan pakar motivasi), selain itu perusahaan juga memberikan waktu di saat liburaan kerja mengadakan outbond karyawan di luar perusahaan misalnya di kawasan puncak, Bogor. Karyawan di Showa Indonesia Manufacturing ditempatkan pimpinan pada bidangnya masing-masing sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Kemampuan dan keterampilan calon karyawan dilihat secara psikologi dan pendidikan yang diperoleh ketika calon karyawan belajar di lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta. Pada umumnya karyawan yang direkrut perusahaan memiliki kemampuan dasar bidang keteknikan dan hubungan mesin. Karyawan yang dipilih dan diterima di perusahaan untuk mengikuti masa training selama satu tahun wajib mengikuti ujian kembali oleh pihak perusahaan dengan proses seleksi selanjutnya untuk ditetapkan sebagai karyawan tetap ataukah masih ditetapkan sebagai karyawan kontrak dan bahkan ada yang dikeluarkan dari perusahaan karena dianggap para pimpinan perusahaan tidak layak masuk ke bagian perusahaan dengan mempertimbangkan prestasi dan kinerja karyawan yang bersangkutan. Karyawan yang melanggar peraturan dan kebijakan perusahaan biasanya ditegur terlebih dahulu oleh para pimpinan departemen Showa, kemudian menyadarkan ke karyawan yang bersangkutan untuk tidak mengulangi kembali perbuatan yang telah dilakukan. Karyawan memiliki SOP yang telah dibuat kesepakatan para pimpinan perusahaan dengan tujuan memberdayakan dan mengarahkan karyawan. Karyawan tentu saja termotivasi terhadap keberadaan SOP perusahaan.

4 "Bila tidak mengikuti SOP kita bisa di PHK dari perusahaan, masalahnya mereka yang lebih berkuasa dan memiliki kekuatan dalam pengelolaan perusahaan". (A.S, 22 tahun, karyawan engineering) Karyawan juga terlihat dengan prestasi kerja karyawan yang dilakukan dan tingkat kemampuan kerja. Apabila karyawan bisa memecahkan permasalahan dalam suatu project besar sesuai deadline yang telah ditentukan maka diberikan bonus untuk hasil yang telah dicapai karyawan. Sebagian besar karyawan belum merasa ahli pada bidang yang digeluti, hal itu dikarenakan untuk mencetak produk atas permintaan customer berbeda bentuk, postur, model, dan perancangan. Selain itu alat untuk mencetaknya juga harus berbeda. Biasanya untuk project pembuatan diberikan waktu satu minggu harus sudah selesai sampai trial dan layak di cetak. Waktu yang lama adalah saat merancang desain pekerjaan untuk membuat produk, dan untuk memperbanyak produk waktunya lebih singkat. Karyawan ketika diberikan pekerjaan baru dalam urusan desain pekerjaan selalu tertarik dan jiwa keingintahuan sangat tinggi. Motivasi ini muncul didorong karena karyawan ingin mendapatkan penghasilan tambahan dengan kerja lembur di perusahaan. Karyawan Showa Indonesia Manufacturing memiliki jiwa yang cukup tinggi dalam hal penanganan pekerjaan dan penugasan yang disampaikan oleh pihak atasan, serta pimpinan mengusahakan mendampingi dan membimbing karyawan sesuai SOP perusahaan. Pimpinan memiliki peranan sebagai pemicu atau penggerak dalam lingkup perusahaan asumsinya memberdayakan karyawan agar terus produktif bekerja. Sumberdaya manusia di Showa telah menguasai dasar ilmunya di jenjang pendidikan akademik formal sebelumnya (contohnya SMK, S1, S2, dan S3) sehingga perusahaan langsung menerapkan pola pelatihan yang berkaitan secara teknis dalam operasioanal peralatan dan sirkulasi perusahaan lainnya. Karyawan berlomba lomba untuk mendapatkan prestasi kerja yang baik, meskipun ada beberapa yang belum mampu dan belum bisa bonafit menjalankan amanah perusahaan. Karyawan juga mendapatkan kenyamanan bekerja yang kondusif, sehingga meminimalisir rasa jenuh yang dihadapinya.

5 Tabel 9. Skor Produktivitas Karyawan Pada Divisi Produksi, HRD, dan Marketing No Aspek Produktivitas Produksi HRD Marketing Penilaian. Karyawan P H M 1 Motivasi Kerja B SB SB 2 Prestasi Kerja B B CB 3 Tingkat Kemampuan Kerja B SB B 4 Tingkat Kepuasan Kerja SB CB SB 5 Tingkat Kenyamanan Kerja B B B Keterangan: TB: Tidak Baik CB: Cukup Baik B: Baik SB: Sangat Baik P: Produksi H: HRD M: Marketing Dari Tabel 9. yang diperoleh bisa dikatakan bahwasanya di tiga divisi Perusahaan Showa Indonesia Manufacturing pada tingkat produktivitas karyawan yang sangat baik terjadi pada aspek motivasi kerja pada divisi HRD dan Marketing, aspek tingkat kemampuan kerja pada divisi HRD dan aspek kepuasan kerja pada divisi Produksi dan Marketing. Sedangkan aspek yang mendapatkan penilaian cukup baik terjadi pada aspek prestasi kerja di divisi Marketing dan aspek tingkat kepuasan kerja pada divisi HRD. Selain pada aspek dan divisi yang disebutkan, bisa dikatakan baik di dalam divisi produksi, HRD, dan Marketing perusahaan Showa Indonesia Manufacturing Hubungan Pemberdayaan Organisasi Perusahaan terhadap Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan. Pengadaan training bagi karyawan dinilai besar pengaruhnya bagi kemajuan perusahaan, mengingat sumberdaya manusia sebagai eksekutor fasilitas perusahaan memproduksi barang. Perusahaan Showa Indonesia Manufacturing menerapkan teknik manajemen organisasi dengan tujuan mendapatkan sumberdaya yang berkualitas dan siap guna. Yang menjadi konsentrasi pimpinan dalam kegiatan training adalah peningkatan karya, bakat, dorongan motivasi kerja, dan daya imajinasi. Selain itu, perusahaan menitikberatkan pada aspek moralitas kepada karyawan agar taat pada aturan dan tidak bertindak sembarang di tempat mereka bekerja. Dalam kegiatan training karyawan dituntut mengikuti pelatihan dengan penuh tanggungjawab, karena karyawan telah menjadi bagian dari organisasi perusahaan. Hubungan pemberdayaan organisasi dengan produktivitas karyawan terlihat nyata pada kinerja manajer yang memberikan dorongan untuk terus profesional bekerja. Manajer sudah mengetahui kompetensi karyawan ketika dilakukan rekruitmen tenaga kerja sehingga

6 manajer dapat membagi tenaga kerja ke divisi organisasi perusahaan secara tepat. Kewajiban manajer adalah memperbaiki program di dalam perusahaan, merencanakan karier, dan melakukan penilaian prestasi kerja karyawan. Simulasi pimpinan di Showa setiap hari dilakukan terhadap karyawan, karena untuk mendorong agar jiwa bekerja tidak malas. Misalnya diadakan apel pagi tiap hari dan bertemu langsung membicarakan pekerjaan yang sedang dihadapi. Perusahaan memberikan kesejahteraan kepada karyawan Showa Indonesia Manufacturing dengan menaikkan gaji pokok setiap 6 bulan sekali. Di luar itu perusahaan memberikan insentif tambahan (bonus) ketika karyawan bekerja di luar jam kerja. Alasan perusahaan menaikkan gaji dikarenakan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan menjaga hubungan karyawan agar mau dan terus bekerja di perusahaan. Perusahaan juga memberikan fasilitas penunjang di dalam perusahaan misalnya perpustakaan, masjid, kamar mandi, ruang bekerja yang kondusif, dan kantin (jam istirahat kerja 15 menit) ketika karyawan sedang kosong dan bisa makan di lingkungan perusahaan. Faktor usia karyawan juga diperhatikan perusahaan dalam urusan pekerjaan. Biasanya umur yang sudah di atas 40 tahun sudah tidak bekerja kembali di lapang, melainkan bekerja di bagian pengembangan hubungan luar dan invetarisasi peralatan dan mesin. Selain itu juga mengelola karyawan yang masih muda-muda. Kedudukan orang yang lebih tua lebih dihargai dan dihormati di perusahaan. Perusahaan tidak membedakan laki-laki maupun perempuan dalam hal urusan pekerjaan di perusahaan. Perusahaan komitmen kepada para karyawan untuk bekerja sesuai di jam yang telah ditentukan. Bagi kaum perempuan harus menerima apa yang yang diinstruksikan pimpinan untuk menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. Di perusahaan yang berstatus perempuan berjumlah 400 orang, sedangkan karyawan yang lain diisi oleh laki-laki. Karyawan di dalam organisasi perusahaan tentu diperlakukan adil baik yang sudah senior (lama bekerja) maupun karyawan yang baru masuk. Bedanya karyawan baru masih perlu banyak belajar dan minta arahan kepada pimpinan atau senior. Anggota organisasi perusahaan hampir seluruhnya berpendidikan keteknikan, karena sumberdaya manusia dituntut untuk menguasai dan mengoperasikan mesin, komputer, peralatan berat, maupun peralatan lain yang ada di perusahaan. Karyawan bisa produktif bekerja dengan lingkungan yang nyaman dan suasana yang aman dari kecelakaan. Pada umumnya karyawan yang bekerja merasa senang dengan kondisi di lingkungan mereka bekerja, meskipun ada beberapa yang kurang nyaman sehingga menyebabkan munculnya rasa malas pada diri karyawan. Apabila kejadian seperti itu diketahi pimpinan, karyawan yang bersangkutan wajib mendapatkan teguran dan apabila diulangi

7 kembali akan dilakukan training moral. Peran pimpinan sebagai penghubung perusahaan dengan karyawan penting bagi pelayanan keamanan dan kenyamanan bagi karyawan yang bekerja. Contoh sederhana di Showa Indonesia Manufacturing yaitu pimpinan memberitahukan bahwasanya untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan (mengancam fisik karyawan) maka menggunakan fasilitas protektor tubuh itu penting. Perusahaan memberikan alat perlindungan, misal berupa masker, sepatu boat, topi atau yang lain. "Kalau sepatu boat dan masker tidak digunakan, nanti tubuh saya bisa kemasukan benda berupa unsur berat seperti besi atau percikan api menyengat kulit. Itu perlu digunakan saat kita mengoperasikan mesin dan mengangkat peralatan berat. Saya merasa aman dan nyaman dengan memakai perlengkapan seperti ini. Apalagi saya sudah terbiasa pakai." (HSN, 22 tahun karyawan produksi). Pimpinan selalu menunjukkan jiwa profesional terhadap karyawan ketika karyawan malas, maka langsung ditegur. Biasanya para pimpinan menegur di saat jam kerja, ada yang duduk-duduk dan bersantai-santai. Reflek cepat pimpinan dibutuhkan perusahaan. Karyawan nanti juga akan merasa sadar untuk kembali beraktivitas dengan pekerjaan yang akan dikerjakan. Hal itu dilakukan karena menjunjung kedisiplinan kerja dan efektivitas keorganisasian perusahaan berjalan dengan baik dan terus stabil. Beberapa aspek di dalam pemberdayaan organisasi khusunya aspek intensitas training yang berpengaruh nyata atau sangat nyata terhadap tingkat produktivitas organisasi adalah motivasi kerja karyawan, tingkat kepuasan kerja, dan tingkat kemampuan kerja karyawan. Sedangkan efektivitas transformasi kerja manajer yang berpengaruh terhadap tingkat produktivitas karyawan adalah aspek tingkat kemampuan kerja karyawan (nilai peluang <0.1) dengan tingkat kenyamanan kerja (nilai peluang < 0.05). Tabel 10. Koefisien Korelasi Range Spearman: Hubungan Pemberdayaan organisasi dengan Produktivitas Karyawan Tingkat Produktivitas Karyawan (Y2) Tingkat Tingkat Motivasi Prestasi Tingkat Tingkat Pemberdayaan Kepuasan Kerja Kerja Kemampuan Kenyamanan Organisasi (Y1) Kerja (Y2.1) (Y2.2) Kerja (Y2.3) Kerja (Y2.5) (Y2.4) Intensitas Training (Y1.1) 0.330** * E.T Pengalaman Kerja Manajer (Y1.2) *

8 Intensitas Training dengan motivasi kerja memilik hubungan yang signifikan, hal itu ditunjukkan dengan nilai korelasi dengan taraf nyata <0.01 dan dengan nilai peluang sebesar Semakin banyak materi training yang diberikan maka semakin besar pula motivasi yang terbentuk dan kesiapsiagaan dalam menangani pekerjaan. Hubungan Intensitas training dengan prestasi kerja karyawan terlihat dalam perhitungan besarnya nilai koefisien korelasi dan nilai peluangnya Besarnya nilai peluang tersebut > 0.1 sehingga bisa dikatakan tidak ada hubungan yang nyata antara intensitas training dan prestasi kerja karyawan. Kemudian Intensitas training diukur dengan tingkat kemampuan kerja bisa diketahui nilai koefisien korelasinya sebesar 0.237*, dengan nilai peluang sebesar Keterangan tersebut bisa dikatakan terdapat hubungan yang nyata dan bersifat positif, artinya semakin rutin aktivitas training yang diberikan kepada tenaga kerja maka tingkat kemampuan kerja karyawan juga semakin meningkat. Intensitas training dengan tingkat kepuasan kerja memiliki nilai koefisien korelasi dan bernilai peluang sebesar 0.075, artinya memiliki hubungan yang nyata antara kedua subvariabel tersebut, semakin besar nilai intensitas training maka semakin tinggi rasa kepuasan yang dimiliki para karyawan yang ada di dalam perusahaan Showa Indonesia Manufacturing. Intensitas training dengan tingkat kenyamanan bekerja memiliki nilai koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang 0.614, artinya tidak ada hubungan yang diantara kedua subvariabel tersebut dikarenakan nilai peluang >0.1. Efektivitas Transformasi Pengalaman Kerja Manajer dengan motivasi kerja memiliki nilai koefisien korelasi sebesar dengan nilai peluang Hal itu berarti tidak ada hubungan yang nyata antara kedua komponen tersebut, alasannya adalah nilai peluang >0.1. Pada perhitungan range Spearman berikutnya dilihat dari sisi efektivitas transformasi pengalaman kerja Manajer terhadap prestasi kerja. Besarnya nilai koefisien korelasi adalah dengan nilai peluang Nilai peluang tersebut tergolong di luar taraf nyata yakni >0.1 sehingga bisa dikatakan tidak ada hubungan yang nyata di antara kedua variabel tersebut. Efektivitas transformasi pengalaman kerja manajer dengan tingkat kemampuan kerja karyawan memiliki nilai koefisien dengan nilai peluang sebesar Kedua subvariabel tersebut terdapat hubungan yang nyata karena nilai peluang yang dimiliki <0.1, selain itu bersifat positif atau berbanding lurus. Artinya semakin besar efektivitas transformasi pengalaman kerja manajer maka semakin meningkat pula kemampuan kerja karyawan. Tindakan manajer dalam pemberian keterampilan yang bermula dari pengalaman selama dia bekerja kepada karyawan memberikan dampak menstimulus karyawan untuk aktif dan terpicu mampu menyelesaikan permasalahan permasalahan yang terjadi di perusahaan. Selanjutnya, efektivitas transformasi pengalaman kerja manajer terhadap tingkat kepuasan

9 0.158 dengan nilai peluang sebesar Kedua subvariabel tersebut tidak memiliki hubungan yang nyata, nilai peluang >0.1. Efektivitas transformasi pengalaman kerja manajer terhadap tingkat kenyamanan bekerja karyawan memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.276* dan bernilai peluang sehingga bisa dikatakan terjadi hubungan yang nyata diantara kedua subvariabel tersebut. Nilai peluang yang terjadi dalam perhitungan pada taraf 0.05 dan sifat daripada hubungan tersebut adalah berbanding lurus. Artinya berbanding lurus adalah semakin tinggi dorongan manajer untuk memberikan ilmu berupa pengalaman selama dia bekerja di dalam perusahaan kepada karyawan maka semakin tinggi pula tingkat kenyamanan yang terjadi di perusahaan. Kenyamanan bagi karyawan yang dimaksud adalah hubungannya dengan pengoperasian alat, perbaikan situasi dan kondisi lingkungan kerja, serta kelayakan penggunaan infrastruktur (sarana dan prasarana) yang diperuntukkan bagi karyawan.

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

ini. Sehingga memudahkan perusahaan dalam merekrut karyawan. Faktor lokasi inilah salah satu juga yang membuat perusahaan ini berkembang pesat.

ini. Sehingga memudahkan perusahaan dalam merekrut karyawan. Faktor lokasi inilah salah satu juga yang membuat perusahaan ini berkembang pesat. 36 kegiatan keluar masuk kendaran mobil berat untuk mengirim barang maupun mendatangkan bahan baku. Tenaga kerja juga cukup banyak tersedia di kawasan ini. Sehingga memudahkan perusahaan dalam merekrut

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V

KUESIONER. 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V L1 KUESIONER Berilah tanda (V) pada jawaban yang dipilih UMUM 1 Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas dan rinci? V 2 Apakah struktur organisasi perusahaan memuat secara jelas garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kumpulan resources yang tidak berguna. Selain itu, sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi kumpulan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap 160 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja pegawai

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit manajemen SDM di perusahaan, agar dapat

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ROMANCE BEDDING AND FURNITURE Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin

BAB I Pendahuluan. Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin 1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Organisasi atau perusahan dewasa ini menghadapi kompetisi yang semakin meningkat dan perlu usaha kuat untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan. Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi atau perusahaan, baik swasta nasional maupun swasta asing berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri sebelumnya.

Lebih terperinci

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang dimaksud pada tulisan ini adalah dosen dan tenaga kependidikan (karyawan). Dosen bertugas melaksanakan kegiatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB Tingkat perlindungan tenaga kerja dalam CV TKB dianalisis dengan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI Menimbang Mengingat SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 17/I3/KP/2011 Tentang PENGELOLAAN PEGAWAI BERSTATUS BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR

Lebih terperinci

terbatasnya/tertutupnya mereka untuk menduduki jabatan struktural yang jumlahnya sangat terbatas menurut pangkat, golongan dan lain-lain. Dengan gaya

terbatasnya/tertutupnya mereka untuk menduduki jabatan struktural yang jumlahnya sangat terbatas menurut pangkat, golongan dan lain-lain. Dengan gaya BAB VI PEMBAHASAN Peran sumber daya manusia saat ini menjadi penentu bagi keberhasilan pembangunan kesejahteraan sosial yang dirancang oleh Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur maka sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden 4.1.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin Seluruh responden penelitian di Kantor Konsultan Pajak HB&P adalah laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dilakukan dapat dirumuskan suatu kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab

BAB IV PENUTUP. dilakukan dapat dirumuskan suatu kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dan dari analisis yang telah dilakukan dapat dirumuskan suatu kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab pertannyaan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan peranan karyawan dalam proses pencapaian target perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi ini, perkembangan perekonomian khususnya di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada PT. World Yamatex Spinning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman dan tuntutan hidup, banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari pekerjaan, baik di dalam maupun di luar negeri. Bursa kerja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Secara umum kebiasaan menonton sinetron di SMP Negeri 5 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012 berada pada kategori tinggi. 2. Secara umum kebiasaan belajar siswa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui 170 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT. Remaja Rosdakarya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 129 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan PERUM DAMRI Unit Angkutan Bus Kota Bandung pada bagian lintas, pelaksana teknik, pengemudi/supir dan kondektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi bentuk masalah serta kekhawatiran selalu dihadapi para karyawan. Karyawan banyak mengalami permasalahan pekerjaan dari waktu ke waktu dan cenderung mengalami

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA LAPORAN Ditulis Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma IV Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Bidang usaha perekonomian yang mengalami persaingan ketat akhir-akhir ini adalah perusahaan jasa di bidang transportasi. Sektor transportasi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mengurangi kinerja, berdampak pada kondisi psikis pekerja, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelelahan kerja dapat mengurangi aktivitas yang akhirnya mengakibatkan ketidakmampuan meneruskan pekerjaan secara maksimal. Kelelahan terbagi menjadi dua, yaitu kelelahan

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berawal dari Krisis ekonomi Amerika Serikat akhir tahun 2008, mengakibatkan krisis global yang berdampak pula pada Indonesia. Krisis ekonomi global di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karyawan sebagai sumberdaya yang paling berharga dan dominan disetiap perusahaan, merupakan salah satu faktor internal perusahaan yang berperan penting menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dikatakan sebagai sumber daya penting karena bagaimanapun

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia dikatakan sebagai sumber daya penting karena bagaimanapun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya penting dalam mencapai tujuan organisasi yang mempunyai perbedaan karakteristik dengan sumber daya lainya. Manusia dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai sebagai bawahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini persaingan bisnis berlangsung ketat dengan kompleksitas yang tinggi akibat perubahan lingkungan yang tumbuh dengan cepat. Persaingan ini menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ketenagakerjaan di Indonesia seperti pemutusan hubungan kerja, pengangguran, demonstrasi dan unjuk rasa masih marak terjadi. Hal tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya yang lemah akan menghambat dan bertentangan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya yang lemah akan menghambat dan bertentangan dengan tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakkan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam suatu organisasi, manajemen adalah salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Dalam suatu organisasi, manajemen adalah salah satu elemen BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam suatu organisasi, manajemen adalah salah satu elemen penting untuk kelangsungan organisasi. Sistem manajemen yang dipakai oleh suatu organisasi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. PT. INTI (Persero) Bandung selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan semakin meningkat. Banyak perusahaan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dari produk atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Pertanyaan Interview Kebijakan umum 1. Apakah Perusahaan memiliki struktur organisasi? ya perusahaan sudah memiliki sruktur organisasi 2.

LAMPIRAN 1 Pertanyaan Interview Kebijakan umum 1. Apakah Perusahaan memiliki struktur organisasi? ya perusahaan sudah memiliki sruktur organisasi 2. LAMPIRAN 1 Pertanyaan Interview Kebijakan umum 1. Apakah Perusahaan memiliki struktur organisasi? ya perusahaan sudah memiliki sruktur organisasi 2. Ada berapakah jumlah kantor pusat dan cabang pada PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah orang-orang yang memberikan tenaga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang menunjukan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan menuntut setiap individu untuk dapat mempunyai kemampuan dan kecakapan dalam mengimbangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan sistem dan kegiatan manusia yang bekerja sama. Sejalan dengan itu, organisasi dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis 179 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Di dalam Perusahaan, senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan ataupun visi bagi perusahaan tersebut. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. negara maju. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu organisasi pemerintah adalah menjalankan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia agar dapat bersaing dengan negara maju. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan

BAB I PENDAHULUAN. yang terserap di industri pariwisata, seiring dengan bergesernya kecenderungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata Indonesia khususnya Bali merupakan salah satu pilar penyangga yang menjadi kekuatan ekonomi negara sehingga banyak tenaga kerja yang terserap di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir semua pekerjaan yang ada di dalam setiap organisasi diselesaikan melalui hubungan dengan rekan kerja. Oleh karena itu, hubungan baik antar rekan kerja harus dibina.

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN A ALAT UKUR (SKALA) TRY OUT. A-1 Organizational Citizenship Behavior A-2 Kepuasan Kerja. A-3 Motivasi Kerja

LAMPIRAN LAMPIRAN A ALAT UKUR (SKALA) TRY OUT. A-1 Organizational Citizenship Behavior A-2 Kepuasan Kerja. A-3 Motivasi Kerja LAMPIRAN LAMPIRAN A ALAT UKUR (SKALA) TRY OUT A-1 Organizational Citizenship Behavior A-2 Kepuasan Kerja A-3 Motivasi Kerja 71 72 KATA PENGANTAR Kepada Yth. Karyawan PT.PLN (Persero) di tempat Puji syukur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 156 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap karyawan pada Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia PT.INTI (Persero) Bandung untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang siap untuk berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dalam hal ini diperlukan dukungan karyawan yang cakap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian pustaka yang berupa uraian-uraian teori, hasil penelitian dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan keberhasilan baik berupa hasil produksi maupun hasil layanannya. Untuk menunjang keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup yang selalu berubah dengan cepat. Keadaan ini menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya sebuah organisasi selalu berupaya untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang dimiliki untuk menghadapi dan berperan dalam lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Suatu perusahaan memerlukan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Para manajer dan departemen SDM dapat menggunakan insentif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian menitik beratkan pada pemeliharaan kondisi fisik. menjadi karyawan pada perusahaan yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian menitik beratkan pada pemeliharaan kondisi fisik. menjadi karyawan pada perusahaan yang bersangkutan. 2 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi operasional dalam manajemen sumber daya manusia adalah: pengadaan, pengembangan, pengintegrasian, pemutusan hubungan kerja dan pemberian kompensasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. 1 Karakteristik Responden Bagian Produksi Shift 1 Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja karyawan antara lain: umur, tingkat pendidikan, masa kerja dan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 30 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Adanya tuntutan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar mampu bersaing dalam era globalisasi, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan

Lebih terperinci

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Pemimpin PUR adalah laki-laki yang berumur 49 tahun yang menjabat sebagai Manager R&D. Latar belakang PUR berasal dari kalangan orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap organisasi atau perusahaan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi yaitu tenaga kerja, modal dan keahlian dimana ketiga faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. produksi yaitu tenaga kerja, modal dan keahlian dimana ketiga faktor tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada dasarnya setiap perusahaan mempunyai harapan bahwa kelak dikemudian hari akan mengalami perkembangan yang pesat dalam ruang lingkup kegiatanya dan menginginkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis pada bab 5 adalah sbb : 1. Tingkat kepuasan kerja yang dimiliki oleh karyawan Hotel Cihampelas 2 antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang cukup besar mengingat bangsa Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang

BAB II LANDASAN TEORI. mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang semakin penting. Meskipun berada atau sedang menuju dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas perusahaannya baik dalam hal pelayanan, kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan pelanggan yang saat ini semakin beragam akan berpengaruh terhadap dunia usaha dan perlu ditanggapi oleh perusahaan secara baik. Oleh karena itu organisasi-organisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN SATU SURAT KETERANGAN

LAMPIRAN SATU SURAT KETERANGAN LAMPIRAN SATU SURAT KETERANGAN 70 71 72 LAMPIRAN DUA WAWANCARA 73 74 REKAPITULASI DATA DIRI TIM MANAJEMEN PT. MCU Tim Manajemen Jabatan Umur Pendidikan Masa Kerja Responden 1 Manajer 46 tahun S2 11 tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Persepsi karyawan mengenai gaya kepemimpinan yang paling

Lebih terperinci

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN

BAB 6. PELATIHAN, ORIENTASI & PENGEMBANGAN Pemahaman mengenai cara merancang sistem pelatihan, orientasi dan pengembangan yang dikaitkan dengan strategi bisnis organisasi Pemahaman mengenai metode-metode dalam pelatihan Pemahaman mengenai sosialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah adalah suatu hal yang fundamental di dalam suatu organisasi. Kepemimipinan dilaksanakan untuk membangkitkan, melibatkan dan memotivasi pengikutnya (Bass & Avolio,

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR)

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 36 BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan aset yang penting bagi perusahaan, tenaga kerja juga merupakan faktor produksi yang memiliki peran dalam kegiatan perusahaan. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2013:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Penerapan Motivasi Kerja di BMT Marhamah Purworejo Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan terhadap datadata yang diperoleh dengan membandingkan antara

Lebih terperinci

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN PROGRAM I-MHERE INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN Pedoman Perilaku Mahasiswa Universitas Negeri Makassar Dokumen dihasilkan oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang profesional sesuai dengan tuntutan jabatan diperlukan suatu pembinaan yang berkesinambungan, yaitu suatu usaha kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil analisis hasil dari wawancara

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil analisis hasil dari wawancara BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas mengenai hasil analisis hasil dari dengan pihak perusahaan PT KARYA ZIRANG UTAMA terkait dengan permasalahan yang ada. 4.1. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka menghadapi perubahan dan persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan, maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dari keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia kerja sekarang dituntut menciptakan kinerja karyawan yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan harus mampu membangun dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kompensasi telah dilakukan oleh Nurmala (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi Kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan ekonomi yang terjadi sekarang ini mengalami perubahan yang sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan ekonomi yang terjadi sekarang ini mengalami perubahan yang sangat cepat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan ekonomi yang terjadi sekarang ini mengalami perubahan yang sangat cepat,yang disebabkan oleh perkembangan tekhnologi. Kondisi ini membuat perusahaan - perusahaan

Lebih terperinci

PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK

PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK PERILAKU ORGANISASI ADALAH BIDANG INDISIPLINER YANG DITUJUKAN UNTUK MEMAHAMI DAN MENGATUR ORANG UNTUK BEKERJA LEBIH BAIK ORGANISASI ADALAH PROSES YANG TERSUSUN DALAM SUATU SISTEM DIMANA ORANG DI DALAMNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus menerus yang didirikan serta

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi

Lebih terperinci

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi

Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi Pengantar Manajemen Umum Pokok Bahasan : Motivasi Sub Pokok Bahasan : Pengertian, Teori Motivasi,Bentuk Motivasi, Jenis Motivasi, Tantangan dan Alat2 Motivasi By Erma Sulistyo Rini Asumsi dasar Mengenai

Lebih terperinci

KUESIONER. DIISI OLEH PENELITI 1. Nama Pewawancara : Kelompok : 2. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB

KUESIONER. DIISI OLEH PENELITI 1. Nama Pewawancara : Kelompok : 2. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB KUESIONER No. kuesioner DIISI OLEH PENELITI. Nama Pewawancara : Kelompok :. Tanggal Wawancara : Waktu :... WIB ( Berilah tanda silang (x) sesuai dengan jawaban responden ) DATA DIRI RESPONDEN. Nama :.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor yang terpenting pula. (Kusumadiantho, dalam Jurnal Universitas Pelita Harapan Volume i dan ii, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor yang terpenting pula. (Kusumadiantho, dalam Jurnal Universitas Pelita Harapan Volume i dan ii, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan merupakan salah satu modal sumber daya manusia yang sangat penting keberadaannya dalam setiap sendi operasional karena sumber daya manusia adalah salah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci