BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Efisiensi biaya sewa pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Selama ini PT. ANINDO PUTERA PERKASA menyewa alat angkut truk kecil engkel, truk trailer, dan truk tronton kepada agen penyewaan alat angkut pengiriman barang atau ekspedisi. Biasanya alat angkut truk kecil engkel digunakan untuk mengirim barang ke daerah Jakarta, Bekasi dan Tangerang lalu truk tronton ke daerah Bogor dan Tangerang sedangkan truk trailer ke daerah yang pelanggannya memesan dalam jumlah besar dan untuk mengambil persediaan barang di pelabuhan Tanjung Priuk. Berikut ini adalah biaya tarif sewa alat angkut : Tarif sewa alat angkut dari pelabuhan ke gudang = Rp /m 3 Tarif sewa alat angkut dari gudang ke Bogor = Rp /m 3 Tarif sewa alat angkut dari gudang ke Tangerang = Rp /m 3 Tarif sewa alat angkut dari gudang ke Bekasi = Rp /m 3 *Keterangan : Biaya tersebut sudah termasuk biaya tol, bensin, supir, kenek, parkir, satpam, retribusi dan sebagainya. Berikut ini adalah kapasitas muatan per alat angkutnya : - Kapasitas muatan Trailer = 20 crate - Kapasitas muatan Tronton = 10 crate - Kapasitas muatan Truk kecil = 4 crate *Keterangan : 1 pak mdf = 1 crate = 1,7862 m 3 Selama tahun 2008 PT. ANINDO PUTERA PERKASA telah berhasil menjual produknya sebanyak m 3 54

2 Analisis Biaya Sewa Truk Kecil Alat angkut truk kecil biasanya digunakan ketika mengantar barang yang muatan kapasitas maksimalnya hanya 4 crate saja dan juga apabila mengantar barang ke daerah yang jalannya tidak memungkinkan untuk dilalui oleh alat angkut yang besar seperti truk tronton dan truk trailer. Biasanya dalam satu hari alat angkut truk kecil melakukan dua kali perjalanan dalam pengiriman barang. Berikut ini adalah salah satu contoh pengiriman barang dengan menggunakan alat angkut truk kecil yang digunakan untuk mengangkut barang dari gudang yang berlokasi di jalan Daan Mogot ke Bekasi adalah sebagai berikut : Kapasitas muatan = 4 crate x 1,7862 m 3 = 7,1448 m 3 Biaya sewa = Rp /m 3 x 7,1448 m 3 = Rp Total biaya sewa untuk setiap alat angkut truk kecil yang berkapasitas 4 crate atau 7,1448 m 3 adalah Rp untuk satu kali perjalanan. Biaya sebesar itu sudah termasuk semua pengeluaran seperti biaya bahan bakar solar, tol, supir, kenek, satpam, parkir, dan biaya selain yang disebut seperti: DLLAJ dan biaya aparat yang lainnya. Sehingga PT. ANINDO PUTERA PERKASA tidak mengeluarkan lagi biaya lain selain biaya sewa tersebut Analisis Biaya Sewa Truk Tronton Alat angkut tronton yang digunakan untuk mengangkut barang dari gudang ke bogor : Muatannya : 10 crate x 1,7862 m 3 = 17, 862 m 3 Maka biaya sewanya = /m 3 x 17,862 m 3 = RP Total biaya sewa untuk sewa alat angkut tronton yang akan mengirim barang berkapasitas 10 crate atau 17,862 m 3 adalah Rp untuk satu kali perjalanan. Di dalam biaya tersebut sudah termasuk semua anggaran seperti biaya bahan bakar solar, biaya tol, biaya supir, biaya kenek, biaya parkir, biaya satpam, biaya retribusi, biaya PJR, dan

3 56 biaya aparat. Maka dari itu PT. ANINDO PUTERA PERKASA tidak menanggung biaya lagi selain biaya Rp tersebut Analisis Biaya Sewa Truk Trailer Alat transportasi trailer yang digunakan untuk mengangkut barang dari pelabuhan ke gudang di jalan daan mogot : Muatannya = 20 crate x 1,7862 m 3 = 35,724 m 3 Maka biaya sewanya = Rp /m 3 x 35,724 m 3 = Rp Total biaya sewa untuk alat angkut trailer yang akan mengirim barang berkapasitas 20 crate atau 35,724 m 3 adalah sebesar Rp yang dimana biaya tersebut untuk satu kali perjalanan. Adapun di dalam biaya tersebut sudah menanggung semua biaya seperti biaya tol, biaya bahan bakar solar, biaya supir, biaya kenek, biaya retribusi, biaya PJR, biaya parkir, biaya satpam, dan biaya aparat. Sehingga PT. ANINDO PUTERA PERKASA tidak perlu mengeluarkan biaya lagi selain biaya Rp tersebut. 4.2 Kelayakan Pembelian Alat Angkut Baru Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Berikut ini adalah Data Penjualan PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode : Tabel 4.1 Data Penjualan Berdasarkan Jumlah Pelanggan, Jumlah Kubikasi, dan Jumlah Omset Periode tahun Tahun Jumlah Pelanggan Jumlah Kubikasi Omset (Dalam Rupiah) m 3 Rp m 3 Rp

4 m 3 Rp m 3 Rp m 3 Rp Sumber : PT. ANINDO PUTERA PERKASA Berikut ini adalah tabel perkembangan jumlah pelanggan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun yaitu sebagai berikut : Tabel 4.2 Perkembangan Jumlah Pelanggan PT. ANINDO PUTERA PERKASA Tahun Jumlah Pelanggan Perkembangan Prosentase Perkembangan ,23 % ,52 % ,51 % ,36 % Rata-rata 59, ,15 % Dari perkembangan jumlah pelanggan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tersebut terlihat bahwa dari tahun antara tahun 2004 ke 2005 yang mengalami penurunan jumlah pelanggan yang paling signifikan karena banyak pelanggan yang menutup usahanya karena semakin kerasnya persaingan yang terjadi saat itu dan harga jual produk MDF yang mengalami kenaikan cukup signifikan sehingga membuat para pelanggan yang

5 58 semuanya bukan hanya perusahaan besar tapi ada juga yang merupakan perusahaan kecil yang memilih untuk menutup usahanya dibanding terus bertahan melawan perusahaan yang sudah besar. Berikut ini adalah tabel perkembangan jumlah kubikasi penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 Perkembangan Jumlah Kubikasi Tahun Jumlah Kubikasi Perkembangan Prosentase Perkembangan m m ,19 % m ,10 % m ,14 % m ,48 % Rata-rata m 3-485,75-0,43 % Dari perkembangan jumlah kubikasi penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun tersebut dapat disimpulkan bahwa dari tahun yang mengalami perkembangan secara cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh sulitnya memperoleh produk kayu solid pada saat itu sehingga produk MDF menjadi alternatif pilihannya. Selain karena proses produksinya membutuhkan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan produk kayu solid yang sudah

6 59 sulit didapat karena faktor pelarangan tebang juga yang sudah mulai diterapkan lalu secara harga jual juga produk MDF tidak kalah bersaing. Berikut ini adalah tabel perkembangan omset hasil penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun yaitu sebagai berikut : Tabel 4.4 Perkembangan Omset Hasil Penjualan Tahun Omset Perkembangan Prosentase (Dalam Rupiah) Perkembangan ,77 % ,65 % ,17 % ,69 % Rata-rata ,5 7,1 % Dari perkembangan omset penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun tersebut dapat terlihat bahwa terjadi perkembangan yang paling signifikan pada tahun yaitu sebesar 38,65 % dimana lebih besar dibanding tahun-tahun yang lainnya namun ketika di tahun perkembangannya hanya -1,77 %, hal ini dikarenakan menurunnya penjualan dan berkurangnya pelanggan pada periode tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penurunan omset pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA.

7 60 Kenaikan harga jual yang cukup signifikan pada periode tersebut juga mempengaruhi perkembangan omset yang terjadi saat itu. Berikut ini adalah tabel perkembangan harga jual MDF per m 3 pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun yaitu sebagai berikut : Tabel 4.5 Perkembangan Harga Jual Produk Mdf Tahun Harga Jual Perkembangan Prosentase (Dalam Rupiah) Perkembangan ,46 % ,78 % RATA RATA ,31 % Dari perkembangan harga jual MDF per m 3 pada PT.ANINDO PUTERA PERKASA periode tahun tersebut dapat terlihat bahwa adanya kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2004 ke tahun 2005 yaitu sebesar 14,46 % namun dari tahun harga jual tetap karena tidak adanya kenaikan harga namun ketika harga jual naik memang jumlah pelanggan mengalami penurunan pada setiap tahunnya tapi tidak penjualan yang masih naik turun pada periode tersebut.

8 61 Berikut ini adalah hasil proyeksi omset penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA di masa lima tahun yang akan datang periode dengan menggunakan metode time series (lihat lampiran) yaitu sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Proyeksi Omset Penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA di masa lima tahun yang akan datang periode Tahun Hasil Proyeksi (Dalam Rupiah) Berikut ini adalah proyeksi jumlah penjualan kubikasi MDF pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA menurut perusahaan di masa lima tahun yang akan datang periode tahun adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Kubikasi Penjualan Produk MDF periode Tahun Hasil Proyeksi Dalam Jumlah Rupiah m 3 Rp m 3 Rp m 3 Rp

9 m 3 Rp m 3 Rp Pada tahun 2010 penjualan diproyeksikan mengalami penurunan yang disebabkan oleh keadaan dan situasi politik yang belum stabil yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi keadaan ekonomi serta dampak krisis global yang melanda sejak tahun Pada tahun 2011 penjualan diproyeksikan mengalami sedikit peningkatan karena keadaan ekonomi yang sudah mulai pulih, nilai mata uang rupiah menguat dan begitu pula dengan stabilitas politik Negara Indonesia. Kemudian pada tahun 2012 penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar m 3 disebabkan oleh produksi kayu solid yang semakin sulit dan adanya pelarangan tebang sehingga proses penanaman kembali membutuhkan waktu yang lama yang menimbulkan tingginya permintaan yang disebabkan oleh booming properti yang sudah mulai terjadi. Pada tahun 2013 diproyeksikan penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA mengalami peningkatan dikarenakan produk MDF sudah menjadi alternatif pilihan utama akibat dari sulitnya memperoleh produk kayu solid yang dimana kebutuhan pasar semakin meningkat sehingga produk MDF menjadi pilihan yang efisien dan efektif bagi perusahaan. Pada tahun 2014 diproyeksikan penjualan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun-tahun yang sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh perkembangan zaman yang semakin maju yang dimana pembangunan properti semakin meningkat sehingga kebutuhan akan produk MDF juga menjadi tinggi.

10 Analisis Aspek Operasi Analisis Proses Sewa Alat Angkut Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Pelanggan atau konsumen memesan barang kepada perusahaan kemudian perusahaan mengecek persediaan barang ke gudang apabila persediaan di gudang tidak mencukupi atau sedang kosong maka perusahaan melakukan pemesanan ke produsen yaitu PT. SUMALINDO Tbk. Kemudian setelah itu perusahaan menelepon ke agen penyewaan alat angkut truk melakukan konfirmasi atas penyewaan tersebut dengan memberikan jadwal pengiriman, memberitahukan jumlah kapasitas muatannya, memilih jenis alat angkut yang akan disewanya seperti truk kecil, truk tronton atau truk trailer dan memberitahukan tujuan pengiriman barang tersebut. Kemudian perusahaan akan mengkonfirmasikan pengiriman barang tersebut kepada si pelanggan. Kemudian pihak pelanggan akan melakukan transaksi pembayaran ke perusahaan sehingga perusahaan juga dapat melakukan transaksi pembayaran ke agen penyewaan alat angkut sebelum melakukan pengiriman barang tersebut. Konsumen atau Pelanggan PT. ANINDO PUTERA PERKASA PT. SUMALINDO Tbk. PT. ANINDO PUTERA PERKASA Agen Penyewaan Alat Angkut Gambar 4.1 Proses Sewa Alat Angkut Pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Sumber : PT. ANINDO PUTERA PERKASA

11 Analisis Proses Pengiriman Barang PT. ANINDO PUTERA PERKASA Dengan Alat Angkut Milik Sendiri Pelanggan atau konsumen memesan barang kepada perusahaan kemudian perusahaan mengecek persediaan barang ke gudang apabila persediaan di gudang tidak mencukupi atau sedang kosong maka perusahaan melakukan pemesanan ke produsen yaitu PT. SUMALINDO Tbk. Kemudian perusahaan mengecek dan mengatur jadwal pengiriman, menggunakan alat angkut apa yang akan digunakan untuk mengirim barang ke tujuan dengan jumlah kapasitas tersebut. Kemudian setelah itu bagian administrasi perusahaan membuat memo yang akan ditandatangani oleh manajer operasional agar dapat segera melakukan transaksi dengan pelanggan tersebut sehingga pengiriman barang bisa segera dilaksanakan. 1. Keterangan kebutuhan akan supir dan kenek pada masing-masing alat angkut apabila PT. ANINDO PUTERA PERKASA mempunyai alat angkut sendiri yaitu sebagai berikut : - Untuk Truk kecil membutuhkan satu orang supir dan satu orang kenek. - Untuk Truk Tronton membutuhkan satu orang supir dan satu orang kenek. - Untuk Truk Trailer membutuhkan 1 orang supir dan dua orang kenek. 2. Keterangan gaji per bulan kepada kenek dan supir yang akan diberikan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA adalah sebagai berikut : - Untuk alat angkut truk kecil = a) Supir = Rp b) Kenek = Rp

12 65 - Untuk alat angkut truk tronton = a) Supir = Rp b) Kenek = Rp Untuk alat angkut truk trailer = a) Supir = Rp b) Kenek Rp x 2 = Rp Keterangan biaya perawatan yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA pada setiap bulannya untuk masing-masing alat angkutnya yaitu sebagai beikut : - Untuk Truk Trailer = Rp Untuk Truk Tronton = Rp Untuk Truk Kecil = Rp Keterangan kebutuhan bahan bakar minyak solar pada setiap kendaraan yang akan dibeli oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA yaitu : - Alat angkut trailer = 4 km : 1 liter solar - Alat angkut tronton = 6 km : 1 liter solar - Alat angkut truk kecil = 7 km : 1 liter solar 5. Keterangan jarak perjalanan tempuh pada pengiriman barang PT. ANINDO PUTERA PERKASA adalah : - Dari pelabuhan ke gudang = -/+ 15 km - Dari gudang ke Bogor = -/+ 60 km - Dari gudang ke Bekasi = -/+ 40 km - Dari gudang ke Tangerang = -/+ 25 km

13 66 - Dari gudang ke DKI Jakarta = -/+ 20 km Berikut ini adalah proyeksi biaya bahan bakar minyak solar per bulan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA : - Truk Trailer : 120 km rute ke Bogor PP x 20 hari = 2400 km : 4 = 600 x 4500 = Rp Truk Tronton : 80 km rute ke Bekasi PP x 20 hari = 1600 km : 6 = 266,66 x 4500 = Rp Truk Kecil : 100 km rute ke Tangerang PP (sehari 2x perjalanan) x 20 hari = 2000 : 7 = 285,71 x 4500 = Rp Berikut ini adalah proyeksi rincian biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA apabila menggunakan alat angkut truk kecil dengan tujuan pengiriman dari gudang ke Bekasi yang akan mengirim barang berkapasitas muatan 4 crate yaitu sebagai berikut : - Biaya satpam = Rp Biaya parkir = Rp Biaya DLLAJ = Rp Biaya Buruh = Rp Biaya Polisi = Rp Biaya Timbangan = Rp Biaya aparat yang tak resmi = Rp

14 67 - Biaya Retribusi = Rp Biaya Solar 15 liter = Rp TOTAL = Rp Berikut ini adalah rincian biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA apabila menggunakan alat angkut truk trailer dengan tujuan pengiriman dari gudang ke Bogor yang akan mengirim barang berkapasitas muatan 10 crate yaitu sebagai berikut : - Biaya Tol = Rp Biaya satpam = Rp Biaya parkir = Rp Biaya PJR = Rp Biaya Buruh = Rp Biaya aparat yang tak resmi = Rp Biaya Retribusi = Rp Biaya Solar 25 liter = Rp TOTAL = Rp Berikut ini adalah rincian biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA apabila menggunakan alat angkut truk trailer dengan tujuan pengiriman dari pelabuhan ke gudang yang akan mengirim barang berkapasitas muatan 20 crate yaitu sebagai berikut : - Biaya Tol = Rp

15 68 - Biaya satpam = Rp Biaya parkir = Rp Biaya PJR = Rp Biaya DLLAJ = Rp Biaya Buruh = Rp Biaya aparat yang tak resmi = Rp Biaya Retribusi = Rp Biaya Solar 10 liter = Rp TOTAL = Rp Analisis Aspek Keuangan Berikut ini adalah daftar harga tronton, truk kecil dan tronton yang rencananya akan dibeli oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA : 1. Harga Truk Kecil Engkel : - Merk Isuzu NKR 71 6 ban tahun 2009 harga Rp Harga Truk Tronton : - Merk Mitsubishi Fuso FN 517 HL tahun 2009 harga Rp Harga Truk Trailer : - Merk Hino SG 260 J tahun 2009 harga Rp Sumber Pendanaan : Pendanaan berasal dari internal perusahaan karena untuk menghindari bunga apabila melakukan pinjaman kepada bank, hal tersebut juga yang menyebabkan PT.

16 69 ANINDO PUTERA PERKASA tetap bertahan menyewa alat angkut pengiriman sejak tahun 1998 karena harus mengumpulkan dana dari profit perusahaan. Cash flow (proyeksi arus kas) a. Proyeksi pendapatan berdasarkan inflasi per tahun : 1. Pesimis Asumsi : stabilitas ekonomi yang belum tercapai akibat krisis ekonomi global dan keadaan politik yang masih belum pasti menyebabkan penjualan akan mdf menurun yang dimulai pada tahun 2011 turun 3% lalu pada tahun berikutnya 5% pada tiap tahunnya tetapi kenaikan harga jual sebesar 2% pada tiap tahunnya juga mungkin mempengaruhi penurunan tersebut. Tabel 4.8 Proyeksi Pendapatan Pesimis Berdasarkan Inflasi Per Tahun Periode Tahun Total Unit Bulan Harga Jual Pendapatan Penjualan Per m 3 ( 1 bulan ) m m m m m Moderat

17 70 Asumsi : Dengan adanya dukungan dari pihak pemasaran diharapkan penjualan dapat naik per tahunnya walaupun harga jualnya diperkirakan akan naik sebesar 2% pada setiap tahunnya. Sulitnya mendapatkan dan proses produksi kembali kayu solid juga membuat PT. ANINDO PUTERA PERKASA merasa yakin bahwa di tahun mendatang produk MDF akan menjadi alternatif pilihan yang efisien bagi para konsumen dan pelanggannya. Tabel 4.9 Proyeksi Pendapatan Moderat Berdasarkan Inflasi Per Tahun Periode Tahun Total Unit Bulan Harga Jual Pendapatan Penjualan Per m 3 ( 1 bulan ) m m m m m Optimis Asumsi : Dengan keunggulan harga dan sudah stabilnya keadaan ekonomi di Negara Indonesia serta meningkatnya kebutuhan pasar akan produk mdf

18 71 maka diharapkan penjualan akan mencapai penjualan yang maksimum dengan kenaikan 5% pada tahun 2010 sampai 2012 kemudian pada tahun 2013 diperkirakan akan terjadi booming properti dimana pastinya kebutuhan akan produk MDF akan semakin meningkat maka perusahaan optimis kenaikan penjualan bisa mencapai 10% pada tahun 2013 sampai 2014 walaupun harga jualnya naik sebesar 2% pada tiap tahunnya. Tabel 4.10 Proyeksi Pendapatan Moderat Berdasarkan Inflasi Per Tahun Periode Tahun Total Penjualan Bulan Harga Jual Pendapatan ( 1 bulan ) Per m m m m m m b. Proyeksi Biaya Operasional Truk Kecil berdasarkan inflasi per tahun : Tahun 2010 Biaya - biaya Bulan Per Tahun

19 72 Tenaga Kerja : - Supir - Kenek Bahan Bakar Biaya Perawatan Rp Rp Rp Rp Biaya x 2 x 20 Total Biaya Rp Rp Rp Tabel 4.11 Proyeksi Biaya Operasional Truk Kecil Berdasarkan Inflasi Per Tahun Tahun Biaya Inflasi Kenaikan Total Biaya 2010 Rp ,5% Rp. 0 Rp Rp ,5% Rp ,9 Rp , Rp ,9 8,5% Rp ,65 Rp , Rp ,56 8,5% Rp ,48 Rp , Rp ,04 8,5% Rp ,10 Rp ,15 Asumsi : Biaya akan naik dipengaruhi oleh inflasi (inflasi menggunakan rata-rata inflasi dari tahun sebesar 8.5%). c. Proyeksi Biaya Operasional Truk Tronton berdasarkan inflasi per tahun : Tahun 2010

20 73 Biaya - biaya Bulan Per Tahun Tenaga Kerja : - Supir - Kenek Bahan Bakar Biaya Perawatan Rp Rp Rp Rp Biaya x 15 Total Biaya Rp Rp Rp Tabel 4.12 Proyeksi Biaya Operasional Truk Tronton Berdasarkan Inflasi Per Tahun Tahun Biaya Inflasi Kenaikan Total Biaya 2010 Rp ,5% Rp. 0 Rp Rp ,5% Rp Rp Rp ,5% Rp ,75 Rp , Rp ,76 8,5% Rp ,25 Rp , Rp ,01 8,5% Rp ,56 Rp ,58 Asumsi : Biaya akan naik dipengaruhi oleh inflasi (inflasi menggunakan rata-rata inflasi dari tahun sebesar 8.5%). d. Proyeksi Biaya Operasional Truk Tailer Berdasarkan Inflasi Per Tahun : Tahun 2010

21 74 Biaya - biaya Bulan Per Tahun Tenaga Kerja : - Supir Rp X 2 Bahan Bakar Biaya Perawatan Rp Rp Rp Biaya x 10 Total Biaya Rp Rp Rp Tabel 4.13 Proyeksi Biaya Operasional Truk Trailer Berdasarkan Inflasi Per Tahun Tahun Biaya Inflasi Kenaikan Total Biaya 2010 Rp ,5% Rp.0 Rp Rp ,5% Rp Rp Rp ,5% Rp Rp Rp ,5% Rp ,64 Rp , Rp ,6 8,5% Rp ,32 Rp Asumsi : Biaya akan naik dipengaruhi oleh inflasi (inflasi menggunakan rata-rata inflasi dari tahun sebesar 8.5%).

22 75 Berikut ini adalah biaya-biaya penyusutan alat angkut truk yang akan dibeli oleh PT.ANINDO PUTERA PERKASA yaitu sebagai berikut : - Biaya Penyusutan Truk Kecil Engkel = tahun = Nilai Sisa = Rp Biaya Penyusutan Truk Tronton = tahun = Nilai Sisa = Rp Biaya Penyusutan Truk Trailer = tahun = Nilai Sisa = Rp Berikut ini adalah Tabel Penyusutan Alat Angkut Truk pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA : Tabel 4.14 Penyusutan Alat Angkut Truk pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA Jenis Alat Angkut Tahun Truk Kecil

23 76 Engkel Truk Tronton Truk Trailer Total Penyusutan Asumsi : Pada tiap alat angkut truk yang akan dibeli nanti oleh PT. ANINDO PUTERA PERKASA masing-masing akan berumur 5 tahun masa layak pakainya. Perusahaan lebih memilih untuk membeli alat angkut yang baru dari pada yang bekas pakai karena alat angkut bekas pakai akan sulit untuk dihitung nilai penyusutannya akibat tidak diketahuinya sejarah pemakaian sebelumnya. 4.3 Analisis Perbandingan Efisiensi Biaya Alternatif Sewa Alat Angkut dan Alternatif Beli Alat Angkut Baru pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA 1. Skenario Pesimis Asumsi skenario pesimis untuk semua biaya alat angkut adalah : biaya turun 3% pada tahun 2011 kemudian sebesar 5% pada tiap tahun berikutnya. Hal ini disebabkan oleh stabilitas ekonomi yang belum tercapai dan dampak krisis global yang masih terasa hingga lima tahun ke depan. Akibatnya penjualan perusahaan turun, penurunan penjualan ini berdampak pada penurunan biaya angkut. Tabel 4.15 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Kecil Baru Skenario Pesimis 2010 Rp Rp ,79

24 Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp ,75 TOTAL Rp ,2 Tabel 4.16 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Kecil Skenario Pesimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp ,4 TOTAL Rp ,2 Sesuai dengan Tabel 4.15 dan 4.16 tampak bahwa alternatif beli alat angkut baru truk kecil lebih efisien biayanya dibanding dengan alternatif sewa alat angkut. Tabel 4.17 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Tronton Baru Skenario Pesimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp , Rp ,78 TOTAL Rp ,5

25 78 Tabel 4.18 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Tronton Skenario Pesimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp ,87 TOTAL Rp Sesuai dengan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18 terlihat bahwa alternatif beli alat angkut baru truk tronton akan jauh lebih menghemat biaya pengangkutan PT. ANINDO PUTERA PERKASA dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut. Tabel 4.19 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Trailer Baru Skenario Pesimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp , Rp ,6 TOTAL Rp Tabel 4.20 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Trailer Skenario Pesimis 2010 Rp Rp , Rp Rp ,9

26 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp ,62 TOTAL Rp ,1 Dari Tabel 4.19 dan 4.20 terlihat jelas bahwa alternatif sewa alat angkut truk trailer tidak mengefisiensikan biaya pengangkutan PT. ANINDO PUTERA PERKASA karena akan jauh lebih hemat apabila memilih alternatif beli alat angkut baru dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut. 2. Skenario Moderat Asumsi skenario moderat untuk semua alternatif alat angkut adalah : Biaya mengalami kenaikan sebesar 8,5 % karena faktor inflasi dan kebutuhan akan produk MDF yang semakin meningkat di tiap tahunnya. Tabel 4.21 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Kecil Baru Skenario Moderat 2010 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL Rp

27 80 Tabel 4.22 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Kecil Skenario Moderat 2010 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL Rp Sesuai dengan Tabel 4.21 dan Tabel 4.22 nampak jelas sekali bahwa alternatif beli alat angkut truk kecil baru skenario moderat akan sangat jauh mengefisiensikan biaya pengangkutan PT. ANINDO PUTERA PERKASA dibanding dengan alternatif sewa alat angkut yang seperti selama ini dilakukan oleh perusahaaan. Tabel 4.23 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Tronton Baru Skenario Moderat 2010 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL Rp Tabel 4.24 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Tronton Skenario Moderat 2010 Rp Rp

28 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL Rp Dari Tabel 4.23 dan Tabel 4.24 bisa langsung disimpulkan bahwa alternatif sewa alat angkut truk tronton yang paling tidak efisien karena jumlah totalnya lebih dari 50% besarnya dibandingkan dengan alternatif beli alat angkut truk trailer baru. Tabel 4.25 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Trailer Baru Skenario Moderat Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL Rp Tabel 4.26 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Trailer Skenario Moderat 2010 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp TOTAL Rp

29 82 Sesuai Tabel 4.25 dan Tabel 4.26 nampak bahwa alternatif sewa alat angkut truk trailer tidak efisien. 3. Skenario Optimis Asumsi skenario optimis untuk semua alternatif alat angkut adalah : Biaya penjualan akan mengalami kenaikan sebesar 5% pada tiap tahunnya di periode lima tahun mendatang sehingga biaya efisiensi juga akan mengalami kenaikan karena faktor tersebut. Tabel 4.27 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Kecil Baru Skenario Optimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp ,49 TOTAL Rp ,7 Tabel 4.28 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Kecil Skenario Optimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp ,2 TOTAL Rp ,9

30 83 Dari kedua tersebut yaitu Tabel 4.27 dan Tabel 4.28 dapat terlihat jelas bahwa alternatif beli alat angkut truk kecil baru akan sangat mengefisiensikan biaya pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA. Tabel 4.29 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Tronton Baru Skenario Optimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp ,35 TOTAL Rp ,1 Tabel 4.30 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Tronton Skenario Optimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp ,47 TOTAL Rp ,1 Sesuai Tabel 4.29 dan Tabel 4.30 dapat disimpulkan bahwa alternatif beli alat angkut truk tronton baru yang mampu mengefisiensikan biaya pengangkutan dibandingkan alternatif sewa alat angkut jauh lebih besar jumlah biayanya.

31 84 Tabel 4.31 Analisis Alternatif Beli Alat Angkut Truk Trailer Baru Skenario Optimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp Rp Rp ,84 TOTAL Rp ,5 Tabel 4.32 Analisis Alternatif Sewa Alat Angkut Truk Trailer Skenario Optimis 2010 Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp , Rp Rp ,11 TOTAL Rp ,3 Dari Tabel 4.31 dan 4.32 dapat dilihat bahwa alternatif sewa alat angkut truk trailer tidak dapat mengefesiensikan biaya pengangkutan pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA karena jumlahnya cukup signifikan bedanya dibandingkan dengan alternatif beli alat angkut truk trailer baru yang jumlah biayanya lebih kecil.

32 85 4. Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada alternatif sewa alat angkut dan alternatif beli alat angkut baru pada tiap kendaraannya yaitu ; truk kecil, truk tronton, dan truk trailer. Tabel 4.33 Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada Alat Angkut Truk Kecil Skenario Alternatif Beli Alternatif Sewa Efisiensi Biaya Pesimis Rp ,2 Rp Rp Moderat Rp ,9 Rp Rp Optimis Rp ,9 Rp Rp Dapat dilihat bahwa dari kedua alternatif tersebut menyatakan bahwa alternatif beli alat angkut baru jauh lebih efisien dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut. Tabel 4.34 Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada Alat Angkut Truk Tronton Skenario Alternatif Beli Alternatif Sewa Efisiensi Biaya Pesimis Rp Rp Rp Moderat Rp Rp Rp Optimis Rp Rp Rp Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa alternatif sewa alternatif tidak efisien baik pada skenario pesimis, moderat maupun optimis dibandingkan dengan alternatif beli alat angkut baru.

33 86 Tabel 4.35 Ringkasan dari Skenario Pesimis, Moderat, dan Optimis pada Alat Angkut Truk Trailer Skenario Alternatif Sewa Alternatif Beli Efisiensi Biaya Pesimis Rp Rp ,2 Rp ,2 Moderat Rp Rp ,3 Rp ,3 Optimis Rp Rp ,3 Rp ,3 Dapat disimpulkan bahwa alternatif beli alat angkut baru akan mengefisiensikan biaya pada PT. ANINDO PUTERA PERKASA dibandingkan dengan alternatif sewa alat angkut.

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BIAYA ALTERNATIF SEWA ALAT ANGKUT DAN ALTERNATIF BELI ALAT ANGKUT BARU PADA PT. ANINDO PUTERA PERKASA SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BIAYA ALTERNATIF SEWA ALAT ANGKUT DAN ALTERNATIF BELI ALAT ANGKUT BARU PADA PT. ANINDO PUTERA PERKASA SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BIAYA ALTERNATIF SEWA ALAT ANGKUT DAN ALTERNATIF BELI ALAT ANGKUT BARU PADA PT. ANINDO PUTERA PERKASA SKRIPSI Oleh : Chaterina Novianny - 0900797531 Fakultas Ekonomi dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten?

Lampiran 1. Hasil Wawancara. 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Lampiran 1 Hasil Wawancara 1. Bagaimana Sejarah Toko Elektronik Cahaya Banten? Toko Elektronik Cahaya Banten didirikan di Serang, Banten sejak 1996. Dengan seiring berjalannya waktu dan berkembangnya serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Data Produk yang Dihasilkan Perusahaan Sampai sekarang ini PT. Jakarana Tama telah memproduksi 7 jenis produk GAGA mie 100. Ketujuh jenis ini dibedakan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL Menurut UU No.13/1980, tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk pemakaian jalan tol.. Kemudian pada tahun 2001 Presiden mengeluarkan PP No. 40/2001. Sesuai

Lebih terperinci

PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI

PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI PENJADWALAN DISTRIBUSI KARUNG DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PK. ROSELLA BARU SURABAYA SKRIPSI Oleh : CHRISTIAN HARI TRIONO 0632010063 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo

Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo Penentuan Umur Ekonomis Truk Trailer Berdasarkan Biaya Tahunan Rata-rata di PT Richie Persada Logistindo Syafrianita Program Studi Manajemen Transportasi Sekolah Tinggi Manajemen Logistik Indonesia Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan konsumen adalah. meningkatkan daya saing perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang berpengaruh dalam meningkatkan pelayanan konsumen adalah. meningkatkan daya saing perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia bisnis sangat pesat, hal ini di tandai dengan adanya tingkat persaingan yang semakin meningkat. Mengingat hal ini, maka pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat

BAB III LANDASAN TEORI. maupun taksi kosong (Tamin, 1997). Rumus untuk menghitung tingkat BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Okupansi Okupansi merupakan perbandingan prosentase antara panjang perjalanan taksi isi penumpang dengan total panjang taksi berpenumpang maupun taksi kosong (Tamin, 1997).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang pengangkutan dengan jenis muatan berupa bahan baku pabrik kertas. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. bidang pengangkutan dengan jenis muatan berupa bahan baku pabrik kertas. Jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Gajah Mas merupakan perusahaan di Surabaya yang bergerak di bidang pengangkutan dengan jenis muatan berupa bahan baku pabrik kertas. Jasa pengangkutan pada

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penulis mengenai analisis efisiensi manajemen distribusi fisik pada PT. Idar Buana, maka diambil kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman, teknologi yang berkembang pun semakin pesat. Salah satu teknologi tersebut adalah kendaraan roda

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April

Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills. April L1 Lampiran 1 Data jumlah permintaan pengiriman untuk container ukuran 40 feet PT.Inti Persada Mandiri. Bulan PT.Pindo Deli Pulp & Paper Mills PT.Indah Kiat Pulp & Paper Mills PT.Indo Rama Synthetics PT.Ultra

Lebih terperinci

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006 PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006 PENGENALAN DASAR-DASAR ANALISIS OPERASI TRANSPORTASI Penentuan Rute Sistem Pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penggunaan teknologi dalam mendukung aktivitas perusahaan bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penggunaan teknologi dalam mendukung aktivitas perusahaan bukanlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan teknologi dalam mendukung aktivitas perusahaan bukanlah barang baru. Teknologi dinilai mampu memberikan banyak kemudahan bagi organisasi. Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar negara yang berhubungan dengan kegiatan sosial, keuangan maupun perdagangan yang membuat masyarakat

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV.

PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. PENENTUAN JALUR DISTRIBUSI DAGING SAPI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SARI JAYA MANDIRI SKRIPSI Oleh : DEDI INDRA GUNAWAN 0632010087 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pabrik atau distributor tentunya memiliki konsumen-konsumen yang harus dipenuhi kebutuhannya. Dalam pemenuhan kebutuhan dari masing-masing konsumen

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI VCD PEMBELAJARAN KE GUDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAVINGS MATRIX UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DI CV. SURYA MEDIA PERDANA SURABAYA SKRIPSI Oleh : TRI PRASETYO NUGROHO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1. MENU UTAMA Gambar 4.1 Gambar tersebut merupakan menu awal pada saat membuka program. Di menu utama terdapat pilihan menu antara lain: 1. Master: terdiri dari Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi adalah kegiatan manusia yang sangat penting dalam menunjang dan mewujudkan interaksi sosial serta ekonomi dari suatu wilayah kajian. Salah satu

Lebih terperinci

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, berilah tanda (X)

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, berilah tanda (X) PAKET B Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat, berilah tanda (X) 1. Fungsi Permintaan Qd = -5P + 1700 harga maksimal terjadi pada harga... A. 8500 B. 1700 C. 340 D. 300 E. 5 2. Negara B memiliki

Lebih terperinci

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA

PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA PERENCANAAN RUTE DISTRIBUSI PRODUK OLIE DRUM UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE SAVINGS MATRIX DI PT KAMADJAJA LOGISTICS SURABAYA SKRIPSI Oleh : ASTIEN ALIMUDIN NPM : 0732215011 JURUSAN

Lebih terperinci

Indonesia Urban Water, Sanitation & Hygiene (IUWASH) Aspek Keuangan Pengelolaan Air Limbah Domestik Melalui Penyedotan Terjadwal

Indonesia Urban Water, Sanitation & Hygiene (IUWASH) Aspek Keuangan Pengelolaan Air Limbah Domestik Melalui Penyedotan Terjadwal Indonesia Urban Water, Sanitation & Hygiene (IUWASH) Aspek Keuangan Pengelolaan Air Limbah Domestik Melalui Penyedotan Terjadwal April 2015 Kondisi Saat Ini Layanan Limbah Perpipaan (Kota Surakarta) Tarif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu

I. PENDAHULUAN. pergeseran persepsi mengenai mobil sebagai suatu icon yang menandakan suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil sebagai jenis kendaraan yang mendukung aktivitas masyarakat semakin hari keberadaannya semakin dibutuhkan baik sebagai sarana transportasi umum, pribadi, sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan!

LAMPIRAN 1. Baru Kredit, suku bunga %/Thn Bekas Leasing, suku bunga %/Thn Lainnya, sebutkan! LAMPIRAN 1 FORMULIR ISIAN SURVEI BIAYA OPERASI KENDARAAN Hari/Tanggal:Senin/23Mei2011 I. Karakteristik Kendaraan & Operasi a. Umum Kelas Kendaraan: Angkutan Penumpang 1. No Plat Kendaraan: D 1952 BM 2.

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA

ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA 1 ANALISIS TATANIAGA IKAN PATIN DI TINGKAT PEDAGANG BESAR PENERIMA (Wholesaler Receiver) DARI DAERAH SENTRA PRODUKSI BOGOR KE PASAR INDUK RAMAYANA BOGOR Oleh Euis Dasipah Abstrak Tujuan tataniaga ikan

Lebih terperinci

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan L-1 Lampiran 1 Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di PT. Intan Suar Kartika Di bawah ini diuraikan masing-masing pembagian tugas dan tanggung jawab tiap jabatan yaitu sebagi berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keadaan geografis di Indonesia yang mayoritas merupakan kepulauan membuat banyak hambatan dalam pergerakan logistik antar daerah di Indonesia. Dari informasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Tirta Makmur Perkasa adalah perusahaan di bawah naungan Indofood yang bertugas mendistribusikan produk air mineral dalam kemasan dengan merk dagang CLUB di Kota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Putussibau, Kalimantan Barat. Objek penelitian yang digunakan adalah gudang distributor Unilever Indonesia CV Berkat Abadi

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Dan Pembahasan

BAB IV Hasil Dan Pembahasan BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1 Proses yang sedang berjalan Proses pemenuhan order pelanggan dan distribusi diawali dengan datangnya order dari pelanggan. PT. TAC memiliki 3 jenis pelanggan, pertama adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah kerja penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menentukan tarif pada angkutan Bus DAMRI Trayek Blok M Bandara Soekarno-Hatta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang siap jual. Setelah menghasilkan produk yang siap jual, maka proses selanjutnya

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN RISET

BAB III KEGIATAN RISET BAB III KEGIATAN RISET 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di PT. Tirta Makmur Perkasa, Jalan Telaga Sari RT. 36 No. 4B Martadinata, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. 3.2 Waktu Penelitian Waktu

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan Rute

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan Rute BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan akan kendaraan bermotor roda dua saat ini terus meningkat. Hal ini diduga terjadi antara lain karena daya tarik efisiensi biaya dan perawatan, tipikal jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui

BAB I PENDAHULUAN. di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengangkutan diperlukan karena sumber kebutuhan manusia tidak berada di sembarang tempat. Selain itu sumber bahan baku tersebut harus melalui tahapan produksi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia bisnis mendorong perusahaan untuk melakukan perubahan agar perusahaan tersebut dapat terus berada dan dikenal oleh masyarakat luas. Apabila sebuah perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PENGADAAN TRONTON PADA PT TATA SURYA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PENGADAAN TRONTON PADA PT TATA SURYA Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 semester ganjil tahun 2006/2007 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PENGADAAN TRONTON PADA PT TATA SURYA Marleo Asda Husein 0700707326 Abstrak Perusahaan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS ASPEK FINANSIAL Analisis aspek finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu proyek atau usaha dari segi keuangan. Analisis aspek finansial dapat memberikan perhitungan secara kuantatif

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. signifikan terhadap manajemen setiap perusahaan. Persaingan bisnis tidak lagi

I. PENDAHULUAN. signifikan terhadap manajemen setiap perusahaan. Persaingan bisnis tidak lagi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi sekarang ini memberikan dampak perubahan yang sangat signifikan terhadap manajemen setiap perusahaan. Persaingan bisnis tidak lagi terbatas hanya pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Permasalahan yang terjadi di CARLogistik termasuk kategori kompleks. Berdasarkan hasil analisis dan observasi data yang peneliti lakukan, diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam menentukan tarif pada bus Mayasari Bakti patas 98A Trayek Pulogadung Kampung Rambutan dapat dilihat pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, perusahaan-perusahaan disegala bidang usaha menghadapi berbagai tantangan baru. Persaingan internasional, teknologi yang semakin modern, perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

Private & Confidential PT Logindo Samudramakmur Tbk.

Private & Confidential PT Logindo Samudramakmur Tbk. Presentasi ini disusun oleh PT Logindo Samudramakmur Tbk ( Perseroan ) dan hanya dipergunakan sebagai informasi kepada publik. Tidak satupun dari informasi yang disampaikan dalam presentasi ini boleh disebarluaskan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK Pengoperasian angkutan umum di kotamadya Banjarmasin ke kota kota lain dipusatkan pada Terminal Induk km. 6 Banjarmasin, dimana terlihat secara visual

Lebih terperinci

Gambar 1. Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia

Gambar 1. Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia 92 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia otomotif semakin lama semakin marak dan mengalami kemajuan, hal ini dapat terlihat dengan bermunculannya inovasi-inovasi baru untuk menarik dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan negara pengekspor dan pengimpor, baik untuk minyak mentah (crude oil) maupun produk-produk minyak (oil product) termasuk bahan bakar minyak. Produksi

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat

Lebih terperinci

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEWA ATAU BELI ARMADA TRUK PENGANGKUT KELAPA SAWIT DI CV. VIAN PRATAMA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEWA ATAU BELI ARMADA TRUK PENGANGKUT KELAPA SAWIT DI CV. VIAN PRATAMA PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEWA ATAU BELI ARMADA TRUK PENGANGKUT KELAPA SAWIT DI CV. VIAN PRATAMA Ignasius Dedi Ardianto Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta ABSTRAK CV. Vian Pratama

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak. No.555, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Pengendalian. Pengguna. Bahan Bakar Minyak. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa

DAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa LAPORAN AKHIR TA. 2013 KAJIAN EFISIENSI MODA TRANSPORTASI TERNAK DAN DAGING SAPI DALAM MENDUKUNG PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno Bambang Winarso Amar K. Zakaria Tjetjep Nurasa

Lebih terperinci

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta

C I N I A. Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Analisis Perbandingan antar Moda Distribusi Sapi : Studi Kasus Nusa Tenggara Timur - Jakarta Tri Achmadi, Silvia Dewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita berada pada era informasi, dimana informasi memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita berada pada era informasi, dimana informasi memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini kita berada pada era informasi, dimana informasi memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Siapa yang menguasai informasi, maka dia yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan menentukan rute distribusi secara optimal dapat membantu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perusahaan yang bergerak di bidang industri harus dapat mengefektifkan penggunaan jalur distribusi dalam menghemat pengeluaran biaya transportasi. Dengan

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK 2017 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat No.6, Jakarta Selatan Jumat, 26 Mei 2017

PAPARAN PUBLIK 2017 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat No.6, Jakarta Selatan Jumat, 26 Mei 2017 PAPARAN PUBLIK 2017 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk Grha Mitra Jl. Pejaten Barat No.6, Jakarta Selatan Jumat, 26 Mei 2017 Agenda Profil Perseroan Kinerja Operasional Perseroan Tahun 2016 Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

Tugas Akhir. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tugas Akhir. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Tugas Akhir PENENTUAN RUTE DALAM PENDISTRIBUSIAN MINYAK KAYU PUTIH UNTUK MEMINIMALKAN BIAYA TRANSPORTASI DENGAN METODE TRAVELING SALESMAN PROBLEM (Studi Kasus di Pabrik Minyak Kayu Putih Krai) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat dengan motif (incentive)

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat dengan motif (incentive) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang terorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa untuk masyarakat dengan motif (incentive) keuntungan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Informasi Perusahaan 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT Mulia Dharma Sejahtera adalah perusahaan yang bergerak di bidang ekspedisi. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2009

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkot Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan mode transportasi yang murah dan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENDAHULUAN Kemampuan untuk mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Dutaniaga Khatulistiwa adalah perusahaan yang bergerak dibidang distibutor dalam perdagangan plastik. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

BAB l PENDAHULUAN. Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata BAB l PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Pertumbuhan potensi dan produksi di sub sektor perhubungan darat dari Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2012, untuk lalu lintas dan angkutan jalan ratarata

Lebih terperinci

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11

Ekonomi Ek Tr T ansport r a ansport si a AY 11 Ekonomi Transportasi AY 11 Latar Belakang Ketersediaan jasa transportasi berkorelasi positif dengan kegiatan ekonomi dan pembangunan dalam masyarakat. Tingkat Pilihan Perjalanan dikaitkan dengan bd bidang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, yang terbagi atas 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang proses distribusi yang efektif dan efisien menjadi salah satu faktor yang posisinya mulai sejajar dengan indikator-indikator yang lain dalam

Lebih terperinci

PANDUAN KEUANGAN LAYANAN LUMPUR TINJA TERJADWAL

PANDUAN KEUANGAN LAYANAN LUMPUR TINJA TERJADWAL PANDUAN KEUANGAN LAYANAN LUMPUR TINJA TERJADWAL PANDUAN KEUANGAN LAYANAN LUMPUR TINJA TERJADWAL September 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL 1. LATAR BELAKANG 1 2. PERHITUNGAN TARIF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tahun

BAB I PENDAHULUAN Tahun Volume Produksi (Miliyar Liter) BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Air merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG

TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG TINJAUAN PENETAPAN TARIF TAKSI DI KOTA PADANG Titi Kurniati Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas ABSTRAK Salah satu pilihan angkutan umum yang tersedia di kota Padang adalah taksi, yang

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK 2016 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat Raya No.6, Jakarta Selatan Jumat, 24 Juni 2015

PAPARAN PUBLIK 2016 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk. Grha Mitra Jl. Pejaten Barat Raya No.6, Jakarta Selatan Jumat, 24 Juni 2015 PAPARAN PUBLIK 2016 PT MITRA INTERNATIONAL RESOURCES Tbk Grha Mitra Jl. Pejaten Barat Raya No.6, Jakarta Selatan Jumat, 24 Juni 2015 Agenda Profil Perseroan Kinerja Operasional Perseroan Tahun 2015 Kinerja

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram

BAB 5 ANALISIS DATA. Kapasitas Kendaraan. Gambar 5.1. Influence Diagram BAB 5 ANALISIS DATA Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi pembuatan Influence Diagram, pembuatan model matematis, pembuatan rute pengiriman, pembuatan lembar kerja elektronik, penentuan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 39 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Karya adalah sebuah perusahaan pengangkutan yang berpusat di Surabaya. Perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran umum perusahaan 4.1.1 Perkembangan Perusahaan PT TATA SURYA berdiri pada tanggal 29 January tahun 1990 dan beralamat di Jl. APT. Pranoto No.06, RT.39 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada proses bisnis, transportasi dan distribusi merupakan dua komponen yang mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu perusahaan karena penurunan biaya transportasi dapat

Lebih terperinci

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

Bab 5. Kesimpulan dan Saran Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Setelah diketahui rata-rata jumlah penduduk Nasional periode 2010-2018 sebanyak 251,739,392 jiwa, laju pertumbuhan penduduk nasional pertahun minimum sebesar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi penilaian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah 2.2 Angkutan Undang undang Nomer 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Valindo Global didirikan pada Juni 2010 yang berkedudukan di BSD City, menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos.

BAB I PENDAHULUAN. Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radar Malang merupakan salah satu grup Radar terbesar di Jawa Pos. Berdiri sejak 15 Desember 1999, menjadi suplemen Jawa Pos. Perkembangan Radar Malang sangat pesat

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Semester II 2015 Semester I 2015 Surat Berharga Negara 20.056.075.000 5.058.305.000 Tabungan 4.684.964.144 5.714.635.010 Deposito on call 0 0 Deposito

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah data sekunder yang didapat dari PT.Kimia Farma Tbk, Bursa Efek Indonesia (BEI), www.kimiafarma.co.id

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia bukanlah negara pengekspor besar untuk minyak bumi. Cadangan dan produksi minyak bumi Indonesia tidak besar, apalagi bila dibagi dengan jumlah penduduk. Rasio

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. distribusi sangat tergantung kepada pemilihan moda transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. distribusi sangat tergantung kepada pemilihan moda transportasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sistem distribusi barang dan jasa menuntut tingkat efisiensi yang tinggi dan tawaran harga yang kompetitif bagi konsumen yang akan membeli produk maupun bagi korporat

Lebih terperinci

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 44 6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 6.1 Harga Hasil Tangkapan 6.1.1 Harga pembelian hasil tangkapan Hasil tangkapan yang dijual pada proses pelelangan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Kerja Penelitian Secara spesifik, tahapan-tahapan langkah yang diambil dalam menetukan tariff pada angkutan TransJakarta dapat dilihat pada flowchart berikut.

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Supply Chain Tujuan Supply Chain adalah mengoptimalkan aktivitas pada rantai pengadaan guna menciptakan efesiensi. Rantai pengadaan dimulai dari pemesanan

Lebih terperinci