PEMODELAN RESIDUAL REGRESI YANG MENGANDUNG MISSING OBSERVATIONS DAN LONG MEMORY Studi Kasus : Polusi Udara di Kota Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMODELAN RESIDUAL REGRESI YANG MENGANDUNG MISSING OBSERVATIONS DAN LONG MEMORY Studi Kasus : Polusi Udara di Kota Surabaya"

Transkripsi

1 PEMODELAN RESIDUAL REGRESI YANG MENGANDUNG MISSING OBSERVATIONS DAN LONG MEMORY Studi Kasus : Polusi Udara di Kota Surabaya Nurbaety Basmar 1, Irhamah 2 1 Mahasiswa S2 Jurusan Statistika FMIPA ITS ( ) 2 Dosen Jurusan Statistika FMIPA ITS 1 ety.stat04@gmail.com, 2 irhamah@statistika.its.ac.id ABSTRAK Time series (deret berkala) merupakan serangkaian data pengamatan yang terjadinya berdasarkan urutan waktu. Beberapa metode pemodelan time series telah dikembangkan antara lain ekponensial, smoothing, winter, Holt dan yang paling umum digunakan adalah Autoregressive Integrated Moving Avarage (ARIMA). Ada beberapa data yang tidak stasioner tetapi plot ACFnya tidak turun secara eksponensial melainkan secara hiperbolik. Data seperti inilah yang dikategorikan sebagai data deret berkala jangka panjang yang dapat dimodelkan menggunakan ARFIMA (Autoregressive Fractionally Integrated Moving Avarage). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan beberapa metode estimasi data hilang dan memodelkan residual regresi yang diterapkan pada data polusi udara di Kota Surabaya yang mengandung beberapa data hilang. Hasil dari penelitian ini menunjukkan model ARFIMA lebih baik dibandingkan dengan model ARIMA dalam memodelkan residual regresi. Diperoleh model terbaik yaitu model ARFIMA(1,d,1) dengan outlier t=804. Kata Kunci : ARIMA, ARFIMA, long memory, missing observations 1. Pendahuluan Time series (deret berkala) merupakan serangkaian data pengamatan yang terjadinya berdasarkan urutan waktu. Beberapa metode pemodelan time series telah dikembangkan antara lain ekponensial, smoothing, winter, Holt dan yang paling umum digunakan adalah Autoregressive Integrated Moving Avarage (ARIMA). ARIMA sangat efektif digunakan untuk memodelkan data time series yang tidak stasioner, yang ditunjukkan oleh plot Autocorrelation Function (ACF) yang turun secara eksponensial atau sinusoidal. Ada beberapa data yang tidak stasioner tetapi plot ACFnya tidak turun secara eksponensial melainkan turun secara hiperbolik. Data seperti inilah yang dikategorikan sebagai data deret berkala jangka panjang (long memory). Untuk memodelkan deret berkala jangka panjang, Hosking (1981) telah memperkenalkan model ARFIMA (Autoregressive Fractionally Integrated Moving Avarage) yang dapat mengatasi kelemahan model ARIMA, dimana ARIMA hanya dapat menjelaskan deret berkala jangka pendek (short memory) sedangkan ARFIMA dapat menjelaskan baik short memory maupun long memory. Beberapa penelitian dilakukan tentang ARFIMA, baik tentang identifikasi, metode pendugaan parameter, maupun aplikasi ARFIMA pada data riil. Penelitian tentang estimasi parameter model ARFIMA dengan Exact Maximum Likelihood Estimation dan kriteria pemilihan model dilakukan oleh Lardic, S. dan Mignon, V. (2003). Doornik, J. A. dan Ooms, M. (2001) menganalisa aspek komputasi dari Maximum Likelihood Estimation pada model ARFIMA. Hauser (1998) melakukan studi simulasi Monte Carlo dengan Maximum Likelihood Estimators pada model ARMA dan ARFIMA. Analisis regresi merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk mengetahui estimasi pola hubungan antara variabel prediktor ( ) dan variabel respon ( ). Salah satu hal penting dalam analisis regresi adalah pemeriksaan residual, hal ini terkait dengan kelayakan model regresi. Asumsi-asumsi residual yang harus dipenuhi dalam analisis regresi adalah IIDN yaitu residual identik, independen dan berdistribusi Normal 0,. Sebuah deret waktu yang diamati seringkali mengandung beberapa data hilang (missing observations). Banyak metode yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah missing 1

2 observations, pada penelitian ini akan dibandingkan metode mean (rata-rata), minimum (nilai paling kecil) dan maximum (nilai paling besar). Pada penelitian ini, akan memodelkan residual dari model regresi yang memiliki pola jangka panjang dengan menggunakan pendekatan ARFIMA. Data yang digunakan adalah data polusi udara di Kota Surabaya. Data ini mengandung missing observations (data hilang). Dalam penganalisaannya, digunakan teknik single imputation untuk mengatasi masalah data hilang tersebut. 2. Analisis Regresi Analisis regresi merupakan analisis untuk mendapatkan model dan hubungan antara variabel respon (Y) dengan satu atau lebih variabel prediktor (X). Hubungan antara respon dan prediktor yang mempengaruhinya dapat dituliskan dalam bentuk persamaan regresi (2.1), (Draper dan Smith 1992). Dalam persamaan regresi, dinotasikan sebagai variabel respon dan sebagai taksirannya, sedangkan variabel prediktor adalah X. Parameter regresi disimbolkan β dan taksirannya adalah. Residual dari persamaan regresi dinotasikan ε yang diasumsikan IIDN (0,σ 2 ) (1) Taksiran persamaan (2.1) adalah (2) dengan i = 1,2..n dan j = 1,2,.k, dengan n adalah banyaknya pengamatan dan (k+1) adalah banyaknya parameter. Asumsi residual dalam analisis regresi meliputi uji independen, identik dan berdistribusi normal 0,. 3. Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) Model ARIMA pertama kali diperkenalkan oleh Box-Jenkins (1970). Bentuk umum ARIMA (p,d,q) adalah suatu model campuran antara autoregressive (AR) orde p dengan moving average (MA) orde q dengan difference d sebagai berikut. 1 (3) dengan, 1 adalah koefisien komponen MA dengan orde 1 adalah koefisien komponen AR dengan orde Tahap-tahap pembentukan model ARIMA (p,d,q) adalah identifikasi model, Uji signifikansi model ARIMA, dan cek diagnosa (Wei, 1990). Identifikasian model ARIMA dapat dilakukan dengan melihat plot time series, plot ACF (Autocorrelation Function), dan plot PACF (Partial Autocorrelation Function). Secara teoritis, bentuk-bentuk plot ACF dan PACF dari model ARIMA adalah seperti pada Tabel 2.1 sebagai berikut (Bowerman dan O Connel, 1993). Tabel 2.1 Bentuk ACF dan PACF untuk model ARIMA Model ACF PACF AR(p): autoregressive orde p Dies down Cuts off after lag p MA(q): moving average orde q Cuts off after lag q Dies down AR(p) or MA(q) Cuts off after lag q Cuts off after lag p ARMA(p,q): mixed autoregressive-moving average orde (p,q) No order AR or MA (White Noise or Random process) Dies down No spike Dies down No spike 2

3 Pada permodelan data dengan menggunakan Time Series, terdapat benyak kemungkinan model yang menghasilkan model yang sesuai dengan kriteria semua parameternya signifikan, residual memenuhi asumsi white noise serta berdistribusi normal. Sehingga diperlukan kriteria untuk menentukan model terbaik dari beberapa model yang memenuhi syarat tersebut. Terdapat 2 keriteria antara lain kriteria In-sample dan Out-sample. Kriteria In-sample adalah kriteria yang biasa digunakan untuk memilih model berdasarkan residual, antara lain AIC (Akaike s Information Criterion. 4. Deret Berkala Jangka Panjang Deret berkala jangka panjang ditandai oleh fungsi autokorelasi yang turun lambat secara hiperbolik. Sebaliknya, ACF dari proses jangka pendek turun secara eksponensial (Iglesias, Jorquera dan Parma, 2005). Fungsi autokovarians sebuah proses ARFIMA (,, ) dapat ditemukan dalam Sowell (1992). Untuk proses fraktional noise, yaitu ARFIMA 0,, 0, fungsi autokovarians dapat ditulis sebagai berikut: (4) Suatu proses stasioner dengan fungsi autokorelasi dikatakan sebagai proses memori jangka panjang jika tidak konvergen (Hosking, 1981). 5. Model Autoregressive Fractionally Integrated Moving Average (ARFIMA) Model ARIMA memiliki tiga parameter yaitu p, d dan q dimana p adalah parameter autoregressive, q adalah parameter moving average dan d adalah difference. Demikian juga pada model ARFIMA memiliki tiga parameter yaitu p, d dan q dimana p adalah parameter autoregressive, q adalah parameter moving average, dan d mempunyai nilai bilangan riil antara 0 dan 1. Model ARFIMA merupakan pengembangan dari model ARIMA dimana parameter d bernilai bilangan riil. Secara umum model ARFIMA dapat ditulis sebagai, Z µ θ B ε,t 1,2,,T (5) Filter pembeda dalam ARFIMA menggambarkan adanya ketergantungan jangka panjang dalam deret. Filter ini diekspansikan sebagai deret binomial. 1 1 (6)! dengan, dan!! merupakan fungsi Gamma sehingga, !!!!!!!!!!! (7) (Hosking, 1981)! 6. Single Imputation Seringkali, nilai-nilai yang hilang diabaikan karena alasan kenyamanan, yang mungkin dapat diterima ketika bekerja dengan dataset besar dan jumlah data hilang yang relatif kecil. Selain itu, ketika berhadapan dengan dataset relatif kecil menjadi praktis hanya mengabaikan nilai-nilai yang hilang untuk menghapus pengamatan tidak lengkap dari dataset. Dalam situasi ini, metode imputasi lebih handal, walaupun ada metode yang berbeda untuk menangani data yang hilang. Di 3

4 samping itu, metode imputasi juga dapat menangani masalah data hilang pada dataset yang besar tanpa mengurangi keakuratannya. Salah satu pendekatan umum adalah single imputation, yaitu dengan mengganti nilai yang hilang dengan nilai yang pasti mengikuti prosedur yang ditetapkan. 7. Tinjauan non statistik tentang polusi udara Pada tahun-tahun terakhir ini pertumbuhan Kota Surabaya mengalami kemajuan yang sangat pesat baik dari segi aspek fisik maupun non fisik, hal ini disebabkan oleh fungsi kota yang multi dimensi sebagai akibat kemudahan-kemudahan dan kondisi yang kondusif dalam pertumbuhan kota. Pertumbuhan sektor industri yang cukup fantastis membawa implikasi sangat besar ke semua sektor dan konsekuensinya akan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan hidup di Kota Surabaya. Industri-industri yang ada banyak menghasilkan polusi udara, dan juga daya tarik kegiatannya terhadap kebutuhan transportasi dan orang cukup besar. Faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran udara merupakan faktor yang secara tidak langsung menjadi sumber terjadinya pencemaran udara. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara secara tidak langsung, namun faktor-faktor yang memilki pengaruh sangat dominan antara lain: 1. Tingginya kuantitas pergerakan kendaraan, dari, ke, dan di dalam Kota Surabaya. 2. Penyebaran fasilitas perkotaan yang tidak merata dan berkurangnya Ruang Terbuka Hijau. 3. Konsumsi energi yang lebih tinggi dan ketergantungan sektor transportasi terhadap minyak bumi. 4. Masalah komitmen perilaku masyarakat/aparat/industri untuk melakukan tindak nyata ramah lingkungan. 8. Metodologi Penelitian Data yang digunakan adalah data polusi udara per hari di Kota Surabaya pada bulan Januari 2006 Desember Dari data yang digunakan dapat disusun beberapa variabel yang akan dijadikan obyek penelitian, yaitu polusi udara Kota Surabaya terdiri dari: i. Particular Matter (PM) sebagai varibael dependent (Y) ii. Karbon Monoksida (CO) dan Ozon (O 3 ) sebagai variabel independent (X) Data dari ketiga variabel di atas, diambil berdasarkan rata-rata harian polusi udara Kota Surabaya, pada bulan Januari 2006 Desember Data dibagi menjadi 2 (dua), yaitu data in sample dan out sample. Yang dipakai sebagai data in sample berjumlah 1080 pengamatan dimulai dari pengamatan pertama sampai pengamatan ke-1080, dan data out sample berjumlah 16. Secara umum, tahapan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Statistika deskriptif 2. Membandingkan beberapa metode estimasi data hilang pada data polusi udara di Kota Surabaya. 3. Meregresikan variabel dependent (Y) dengan variabel-variabel independent (X) 4. Uji Signifikansi parameter 5. Uji asumsi residual, meliputi uji identik, independen dan berdistribusi normal (0,. 6. Pemodelan residual regresi dengan ARIMA Langkah-langkah ARIMA untuk residual regresi adalah sebagai berikut: i. Identifikasi Model ii. Penaksiran Parameter iii. Uji Diagnostik iv. Pemilihan Model Terbaik 7. Pemodelan residual regresi dengan ARFIMA Langkah-langkah pemodelan residual regresi dengan ARFIMA hampir sama dengan langkah-langkah pemodelan residual dengan ARIMA. Perbedaannya hanya pada tahap identifikasi, dimana untuk pemodalan ARFIMA terdapat pengujian long memory. 9. Statistika deskriptif Hasil statistika deskriptif dapat dilihat pada Tabel 2 4

5 Variabel Total Total Non Mising Tabel 2 Statistik Deskriptif Data Polusi Udara Total Mising Mean Standar deviasi Minimum Maksimum PM ,903 21,154 11,48 311,96 CO ,2347 0,5246 0,1 4,46 O ,5 38,42 17,77 723,19 Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa jumlah data sebanyak 1096 yang merupakan data harian polusi udara mulai dari Januari 2006 sampai Desember 2008, dengan variabel respon PM10 dan variabel bebas CO dan O 3. Varibel respon PM10 memiliki missing observations sebanyak 156, variabel CO sebanyak 43 pengamatan dan variabel O3 sebanyak 25 pengamatan. 10. Missing observations Penelitian ini menggunakan data polusi udara di Kota Surabaya pada bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember Pada data tersebut terdapat beberapa data yang hilang (missing observations). Untuk menangani masalah tersebut, digunakan metode imputasi yang terdapat pada paket statistika SAS. Ada beberapa metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan nilai mean (rata-rata), nilai minimum (nilai paling kecil), dan nilai maksimum (nilai paling besar) dari data tersebut untuk setiap variabel. Analisis yang digunakan yaitu, dengan mengganti nilai-nilai yang hilang dengan rata-rata dari data yang ada pada tiap-tiap variabel. Analisis ini juga dilakukan pada metode minimum dan maksimum. Kemudian, data lengkap yang telah diperoleh diregresikan antara variabel dependen dengan variabel-variabel bebasnya. Ketiga metode ini akan dibandingkan dengan menggunakan nilai MSE yang terkecil. Hasil dari output MINITAB dapat dilihat pada Tabel 3 berikut: Tabel 3 Perbandingan Metode imputasi Metode MSE MEAN MIN 595 MAX 8098 Dari Tabel 3 diperoleh nilai MSE terkecil yaitu dengan menggunakan metode MEAN. Sehingga untuk tahap selanjutnya, data yang digunakan yaitu data yang sudah lengkap, dimana data yang hilang diganti dengan rata-rata dari data polusi udara pada tiap-tiap variabel. 11. Pemodelan Data Polusi Udara Pemodelan Data Polusi Udara diperoleh dengan cara meregresikan variabel dependen (Particular Matter 10) dengan semua variabel bebas (CO dan O 3 ). Dari hasil model lengkap diperoleh persamaan sebagai berikut: (8) dimana t= 1, 2,.,1096. Pengujian Asumsi Residual Model regresi dikatakan baik, jika memenuhi asumsi residual. Asumsi residual dalam analisis regresi meliputi uji identik, independen dan berdistribusi normal 0,. a. Uji Asumsi Residual Independen Sehubungan dengan data penelitian ini, maka dengan bantuan MINITAB 14 diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar , dengan nilai d L =1, dan nilai d U =1, Karena nilai d W < d L, maka tolak H 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual terdapat autokorelasi atau asumsi independen tidak terpenuhi. 5

6 b. Uji Asumsi Identik Residuals Versus the Fitted Values (response is PM10) 10.0 Standardized Residual Fitted Value Gambar 1 Residual Versus Fit Pada Gambar 1, terlihat bahwa pola residual versus fit tidak membentuk pola corong, sehingga dapat dikatakan bahwa varians residual homogen (residual identik). Dan dapat dikatakan bahwa asumsi identik telah terpenuhi. c. Uji Asumsi Residual Berdistribusi Normal Selanjutnya, asumsi lain yang perlu dipenuhi adalah residual berdistribusi normal. Uji kenormalan residual ini dapat dilakukan dengan uji Anderson Darling. Berikut merupakan Probability Plots dari residual dengan menggunakan Uji Anderson Darling.. Pada Gambar 2, diperoleh p_value <0,005, yang berarti bahwa residual tidak berdistribusi normal pada tingkat kepercayaan 5%.. Dari gambar 2 juga dapat dilihat bahwa residual mendekati garis lurus, namun karena ada outlier sehingga menyebabkan distribusi residual menjadi tidak normal Probability Plot of RESI2 Normal Mean E-13 StDev N 1096 A D P-Value <0.005 Percent RESI2 Gambar 2 Probability Plot residual Anderson Darling Dari beberapa pengujian asumsi di atas, hanya asumsi identik yang terpenuhi, sehingga residual dari model regresi tersebut perlu dianalisis lebih lanjut. Plot ACF menunjukkan bahwa masih terdapat lag-lag yang signifikan yang dapat diartikan bahwa masih terdapat pengaruh residual pada periode pengamatan saat ini (t) dengan residual pada pengamatan sebelumnya (t-k). Selanjutnya residual dari model regresi dimodelkan dengan pemodelan timeseries. Pada penelitian kali ini akan dilakukan pemodelan pada residual dengan pendekatan ARIMA dan ARFIMA. Model yang terbaik adalah model yang menghasilkan kesalahan yang lebih kecil

7 12 Pemodelan ARIMA Tahap ini meliputi identifikasi model, penaksiran parameter, uji diagnostik, pemilihan model terbaik dan peramalan. Identifikasi Model Pertama-tama, data dibagi dua menjadi data in sample dan out sample. Pada umumnya, tahapan identifikasi yang pertama kali dilakukan dalam pemodelan time series adalah melihat plot time series in sample seperti pada gambar 2. ARIMA mengasumsikan kondisi stasioner, sehingga perlu diuji stasioner dalam varian dan mean. Dilihat dari TS plot dan ACF Plot terlihat bahwa data telah stasioner dalam varian dan mean. Untuk menguji kestasioneran dalam mean digunakan uji Dickey Fuller dengan 1 Didapatkan hasil sebagai berikut Tabel 4 Uji Dickey Fuller Prediktor Koefisien SE Koefisien T P_value -0, , ,06 0,000 Sehingga data telah stasioner, sebab signifikan dengan alpha Karena residual model regresi sudah stasioner dalam mean dan varian, maka dapat dilakukan penentuan orde dari model AR atau MA. Berikut adalah plot ACF dan PACF dari residual regresi. Gambar 3 (a) dan Gambar 3 (b) dapat ditentukan dugaan orde untuk model ARIMA dari residual model regresi. Dari bentuk plot ACF dilihat bahwa plotnya cenderung dies down dan dari plot PACF dapat dilihat bahwa lag-lag yang signifikan yaitu pada lag 1,2,3,5,8,9,11,12. Sehingga, dapat dilakukan pendugaan model yaitu ARIMA ([1,2,3,5,8,9,11,12],0,0). Autocorrelation Function for Insample (with 5% significance limits for the autocorrelations) Partial Autocorrelation Function for Insample (with 5% significance limits for the partial autocorrelations) Autocorrelation Setelah diperoleh model dugaan, selanjutnya dilakukan -0.6 pengujian signifikansi parameter model. Taksiran parameter dari model serta pengujian signifikansi parameter adalah ARIMA ([1,2,3,5,8,9,11,12],0,0). Setelah diestimasi dan dilakukan pengujian signifikansi parameter, terdapat parameter yang tidak Lag signifikan. Parameter yang tidak signifikan dikeluarkan Lag dari model satu persatu dimulai dari yang memiliki nilai p_value terbesar. Sehingga diperoleh model yang semua parameternya signifikan (a) yaitu model ARIMA ([1,2,5,12],0,0). Estimasi dan (b) pengujian Gambar 3 Plot ACF dan PACF residual Regresi Partial Autocorrelation Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa semua parameter untuk model ARIMA ([1,2,5,12],0,0) signifikan pada 5%. Karena model sudah signifikan pada tingkat kesalahan 5%, maka dapat dilanjutkan pada pengujian berikutnya. Tabel 5. Estimasi Parameter untuk Model ARIMA ([1,2,5,12],0,0) Parameter Estimasi T_hit P_value φ 1 0, ,44 <0,001 φ 2 0, ,98 0,0029 φ 3 0, ,99 <0,001 φ 4 0, ,84 0,001 7

8 Pada cek disgnosa dilakukan pengujian terhadap residual dari model, yaitu uji white noise yaitu residual bersifat identik dan independen serta pengujian terhadap asumsi kenormalan residual. Pengujian yang digunakan untuk uji asumsi independensi adalah Ljung Box. Nilai statistic uji Chi-Square dengan 5% untuk pengujian residual ditampilkan pada Tabel 6 berikut ini. Tabel 6 Nilai Statistik Uji Chi-Square Residual Model ARIMA ([1,2,5,12],0,0) Lag p_value Kesimpulan 6 4,76 0,0925 Gagal Tolak Ho 12 11,57 0,1714 Gagal Tolak Ho 18 13,18 0,5127 Gagal Tolak Ho 24 16,21 0,7033 Gagal Tolak Ho 30 20,10 0,7869 Gagal Tolak Ho 36 28,64 0,6371 Gagal Tolak Ho 42 32,26 0,7314 Gagal Tolak Ho 48 40,10 0,6396 Gagal Tolak Ho Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari residual ARIMA ([1,2,5,12],0,0) memenuhi asumsi white noise karena semua p_value lebih besar dari yaitu 5%. Karena model telah memenuhi asumsi white noise, maka dapat dilanjutkan ke pengujian yang berikutnya. Setelah diketahui bahwa residual memenuhi asumsi white noise, selanjutnya akan diuji apakah residual dari model berdistribusi normal atau tidak. Pengujiannya adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi kesalahan 5% untuk pengujian kenormalan residual dapat dilihat pada Tabel 7 Tabel 7 Pengujian Kenormalan Residual untuk Model Model Statistik Uji D p-value ARIMA ([1,2,5,12],0,0) 0,09659 <0,0100 Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai p_value untuk uji Kolmogorov-Smirnov (<0,0100) lebih kecil dari yaitu 5%, maka dapat disimpulkan bahwa residual untuk model ARIMA ([1,2,5,12],0,0) tidak berdistribusi normal pada tingkat signifikansi kesalahan 5%. Sehingga model terbaik untuk residual regresi adalah model ARIMA ([1,2,5,12],0,0) dengan persamaan sebagai berikut: = (9) dengan AIC sebesar 9159,503 dan MSE pada criteria out sample sebesar Sebagaimana pada pemodelan ARIMA (0,1,[1,2,4]), diperoleh hasil bahwa residual model ARIMA ([1,2,5,12],0,0) tidak memenuhi asumsi normal karena terdapat outlier. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 4. Time Series Plot of Aktual, Ramalan Outsample Variable Aktual Ramalan Outsample 150 Data Index Gambar 4.10 Plot Aktual dan Ramalan pada pemodelan ARIMA ([1,2,5,12],0,0). 8

9 13. Pemodelan ARFIMA Tahap-tahap dalam pemodelan ARFIMA sama dengan tahap pemodelan pada ARIMA. Identifikasi Model Tahapan identifikasi pada ARFIMA hamper sama dengan tahapan identifikasi pada ARIMA. Yaitu pertama-tama melihat plot time series. Selanjutnya, dilakukan identifikasi long memory pada data untuk mengetahui ada tidaknya ketergantungan jangka panjang. Ketergantungan jangka panjang dapat dilihat dari plot ACF residual regresi. Long memory dapat dilihat dari plot ACF yang autokorelasinya turun lambat secara hiperbolik. Hal ini tidak terlihat pada Gambar 4.8(a). Selain dengan plot ACF, cara untuk melihat ketergantungan jangka panjang dapat juga melalui periodogram. Ternyata bentuk periodogram yang meningkat menuju nilai yang sangat besar tetapi berhingga untuk frekuensi yang semakin mendekati nol (Gambar 4.8 (b)) menunjukkan adanya ketergantungan jangka panjang. Berdasarkan identifikasi plot periodogram, residual regresi memiliki ketergantungan jangka panjang, sehingga dapat dimodelkan dengan menggunakan ARFIMA Time Series Plot of periodogram periodogram Index Gambar 4.11 Plot Periodogram Residual Regresi Estimasi Parameter Model Langkah pertama yang dilakukan untuk mengestimasi parameter model adalah estimasi nilai d. Pada penelitian ini ditentukan terlebih dahulu nilai parameter differencing d pada data keseluruhan (data in sample), sehingga dalam estimasi parameter dari model-model awal ARFIMA menggunakan nilai d yang sama. Data in sample residual regresi memiliki nilai d sebesar Ini dilihat dari nilai p_value = 0,000 yang lebih kecil dari nilai 0,05. Selanjutnya dilakukan estimasi aspek jangka pendek yaitu parameter p dan q dilihat dari plot ACF (Gambar 4.5 a) dan PACF (Gambar 4.5 b). Taksiran parameter beberapa model ditampilkan dalam Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.12 Estimasi parameter model ARFIMA No Model ARFIMA φ 1 φ 2 φ 3 θ 1 1 [1],d,[1] -0, [0.000] [0.000] 2 [1,2],d,[1] [0.000] [0.059] [0.000] 3 [1,2,3],d,[1] 0, [0,003] -0, [0,183] -0, [0,744] -0, [0,000] Keterangan: [ ] : p_value uji-t dengan 0.05 Dari Tabel 4.12 dilihat bahwa hanya parameter φ 1 dan parameter θ 1 di semua model yang signifikan. Sehingga, model dugaan adalah ARFIMA (1,d,1). 9

10 Uji Diagnostik Setelah diperoleh parameter model ARFIMA yang signifikan, akan dilanjutkan dengan pemeriksaan diagnostik. Pemeriksaan diagnostik meliputi uji asumsi white noise dan uji normal residual. Pemeriksaan diagnostik untuk residual model dijelaskan pada Tabel 9 berikut. Tabel 9 Uji Asumsi Residual Model ARFIMA (1,d, 1) Model ARFIMA Normal ARCH 1-1 Portmanteau ARFIMA ([1],d,[1]) [0.000]** [0.0183]* [0.8670] Dari tabel dapat diketahui bahwa residual untuk model ARFIMA (1,d, 1) memenuhi asumsi white noise dan homogen varians, tetapi tidak memenuhi asumsi kenormalan. Pemilihan Model Terbaik Seperti pada pemilihan model terbaik ARMA pada tahap sebelumnya, hanya diperoleh satu model yang parameternya signifikan. Sehingga model terbaik untuk residual regresi adalah model ARFIMA (1, d, 1) dengan AIC sebesar 9159,00399 dan MSE pada kriteria out sample sebesar 280,337. Persamaan Model ARFIMA (1,d, 1) diberikan sebagai berikut: , , 1 0, Dengan menggunakan persamaan (2.12), 1, dapat dijabarkan sebagai berikut 1, 1 0, , , , , Pada ARFIMA ([1],d,1) tidak memenuhi asumsi normal, sehingga analisis dilanjutkan dengan pendeteksian outlier. Pemodelan ARFIMA dengan Deteksi Outlier Adanya outlier pada data menyebabkan ketidaknormalan. Outlier dapat dideteksi dengan menggunakan Boxplot seperti pada Gambar 6. Pada penelitian ini, di ambil dua buah outlier yang paling ekstrim yaitu data ke-804 dan data ke Boxplot of Resi Resi Gambar 6 Boxplot Residual Model ARFIMA (1,d, 1) Variabel dummy dimasukkan satu per satu pada model, dimulai dari t terkecil, maka dummy data ke-804 dimasukkan terlebih dahulu. Diperoleh hasil bahwa semua parameter sudah signifikan, seperti terlihat pada Tabel 10 berikut. 10

11 Tabel 4.14 Signifikansi Parameter Model ARFIMA (1,d, 1) dengan outlier t=804 Parameter Estimasi t-hit P_value φ 1-0, ,15 0,000 θ 1 0, ,60 0,000 92,1031 6,04 0,000 Model di atas sudah memenuhi asumsi white noise dan homogenitas, tetapi belum memenuhi asumsi distribusi normal. Ini dapat dilihat dari nilai uji normality test sebesar 1024,3 dengan p- _value sebesar 0,000 berarti H 0 ditolak pada nilai 0,05. Persamaan model ARFIMA (1,d, 1) dapat dituliskan sebagai berikut. 1 0, , 92, , Selanjutnya, memasukkan variabel dummy untuk data ke-1070, tetapi terdapat variabel yang tidak signifikan, sehingga analisis tidak dapat dilanjutkan lagi, dan model (4.3) yang akan dianalisis lebih lanjut lagi. Model (11) sudah memenuhi asumsi residual yang white noise. Nilai AIC dan MSE pada model (11) di atas juga lebih kecil dari nilai AIC dan MSE pada model (10) yaitu sebesar 9125,61531 dan 271,304. Tetapi model (11) di atas belum memenuhi asumsi berdistribusi normal. Dari gambar di bawah dapat diketahui bahwa nilai skewness yaitu 3,4151. Ketidaknormalan data juga dapat dilihat dari nilai kurtosis yaitu 46,9632 (berdistribusi normal bila nilai kurtosis adalah nol). Pada penelitian ini, residual model ARFIMA (1,d, 1) dengan outlier t=804 memiliki kurtosis positif, yang biasa disebut dengan leptoturtic. Untuk melihat karakteristik residual dari model ARFIMA (1,d,1), maka dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah. Summary for REsi5 A nderson-darling Normality Test A-Squared P-V alue < Mean StDev V ariance Skew ness Kurtosis N Minimum st Q uartile Median rd Q uartile Maximum % C onfidence Interv al for Mean % C onfidence Interv al for Median % Confidence Intervals 95% C onfidence Interv al for StDev Mean Median Gambar 4.13 Grafik Summary Residual Model ARFIMA (1,d, 1) dengan Outlier t=804. Ketidaknormalan yang terjadi pada residual dari model ARFIMA ini disebabkan karena terdapat banyak outlier di pengamatannya. 4.6 Perbandingan Model ARIMA dan ARFIMA Dari pemodelan ARIMA dan ARFIMA di atas, diperoleh perbandingan nilai AIC dan MSE pada kriteria out sample Tabel 11 Perbandingan model ARIMA dan ARFIMA Model AIC MSE ARIMA ([1,2,5,12],0,0) 9259, ,5336 ARFIMA (1,d, 1) dengan outlier t= , ,304 11

12 Dari Tabel 11 dilihat bahwa model ARFIMA (1,d,1) dengan outlier t=804 memiliki nilai AIC dan MSE yang lebih kecil dibandingkan dengan model ARIMA ([1,2,5,12],0,0). Sehingga model terbaik untuk pemodelan residual regresi adalah model ARFIMA (1,d, 1). Berikut ini adalah model regresi untuk pemodelan polusi udara: 67,444 6,024 (12) Dengan mengikuti model ARFIMA sebagai berikut: 1 0, , 92, , KESIMPULAN Berdasarkan perhitungan MSE model regresi dengan error, pemodelan residual regresi dengan ARFIMA memberikan nilai MSE yang jauh lebih kecil dibandingkan pemodelan dengan ARIMA, sehingga dapat dikatakan bahwa model ARFIMA merupakan metode terbaik yang memodelkan residual regresi pada pemodelan data polusi udara di Kota Surabaya. Model terbaik yang diperoleh adalah model ARFIMA (1,d,1) dengan outlier t= , , 92, , (13) DAFTAR PUSTAKA Doornik, J. A. dan Ooms, M. (2001) Computational Aspects of Maximum Likelihood Estimation of Autoregressive Fractionaly Integrated Moving Average models. Nuffield College, University of Oxford, Oxford OXI 1NF, UK and Departemen of Econometrics, Free University of Amsterdam 1081 HV Amsterdam, Te Nederlands. Hauser, M. A. (1998). Maximum Likelihood Estimators for ARMA and ARFIMA Models : A Monte Carlo Study. University of Econometrics and Business Administraton, Department of Statistics, Vienna. Iglesias, P., Jorquera, H., dan Palma, W. (2005). Data Analysis Using Regression Model with Missing Observations and Long-memory: An Application Study. Journal of Computational Statistics and Data Analysis 50, Lardic S. dan Mignon V. (2003). The Exact Maximum Likelihood Estimation of ARFIMA Processed and Model Selection Criteria: A Monte Carlo Study. MODEM- CNRS, University of Paris X. Sowell, F. (1992). Maximum likelihood estimation of stationary univariate fractionally integrated models. J. Econometrics 53, Wei, W.W.S. (1990), Time Series Analysis.Canada: Addison Wisley Pubblishing Company. 12

ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISA DAN PEMBAHASAN ANALISA DAN PEMBAHASAN STATISTIK DESKRIPTIF Statistik Deskriptif Data Polusi Udara Variabel Total Total Non Mising Total Mising Mean Standar deviasi Minimum Maksimum PM10 1096 940 156 54.903 21.154 11.48

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL ARFIMA (AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Liana Kusuma Ningrum dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA

Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat Menggunakan ARFIMA 1 Harnum Annisa Prafitia dan 2 Irhamah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO

PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Perbandingan Model ARIMA... (Alia Lestari) PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN MODEL REGRESI DENGAN RESIDUAL ARIMA DALAM MENERANGKAN PERILAKU PELANGGAN LISTRIK DI KOTA PALOPO Alia Lestari Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA ABSTRAK

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA ABSTRAK PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA Gumgum Darmawan 1), Suhartono 2) 1) Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA UNPAD 2) Staf Pengajar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun akademik 2014/2015 bertempat di Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah

Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Vol. 9, No., 9-5, Januari 013 Pemodelan Autoregressive (AR) pada Data Hilang dan Aplikasinya pada Data Kurs Mata Uang Rupiah Fitriani, Erna Tri Herdiani, M. Saleh AF 1 Abstrak Dalam analisis deret waktu

Lebih terperinci

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA

FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA FORECASTING INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARIMA 1) Nurul Latifa Hadi 2) Artanti Indrasetianingsih 1) S1 Program Statistika, FMIPA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2)

Lebih terperinci

LONG MEMORY PADA DATA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT (USD)

LONG MEMORY PADA DATA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT (USD) LONG MEMORY PADA DATA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT (USD) Harnum Annisa Prafitia, 2 Irhamah, dan 3 Kartika Fithriasari Mahasiswa Jurusan Statistika (306 00 002) FMIPA-ITS 2,3 Dosen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) umumnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stasioner Analisis ARIMA Autoregressive Integrated Moving Average umumnya mengasumsikan bahwa proses umum dari time series adalah stasioner. Tujuan proses stasioner adalah rata-rata,

Lebih terperinci

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA)

PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) PERAMALAN KUNJUNGAN WISATA DENGAN PENDEKATAN MODEL SARIMA (STUDI KASUS : KUSUMA AGROWISATA) Oleh : Nofinda Lestari 1208 100 039 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA

PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR PENDUGAAN DATA RUNTUT WAKTU MENGGUNAKAN METODE ARIMA PENDAHULUAN Prediksi data runtut waktu.

Lebih terperinci

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan

Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR Analisys Time Series Terhadap Penjualan Ban Luar Sepeda Motor di Toko Putra Jaya Motor Bangkalan OLEH: NAMA : MULAZIMATUS SYAFA AH NRP : 13.11.030.021 DOSEN PEmbimbing: Dr.

Lebih terperinci

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus

Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia. Oleh : Pomi Kartin Yunus Analisis Time Series Pada Penjualan Shampoo Zwitsal daerah Jakarta dan Jawa Barat di PT. Sara Lee Indonesia Oleh : Pomi Kartin Yunus 1306030040 Latar Belakang Industri manufaktur yang berkembang pesat

Lebih terperinci

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input

Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R-1 Dengan Metode Fungsi Transfer single input Oleh : Defi Rachmawati 1311 105 007 Dosen Pembimbing :

Lebih terperinci

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010

PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI 2010 Statistika, Vol., No., Mei PERAMALAN SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX MENGGUNAKAN METODE ARIMA BULAN MEI-JULI Reksa Nila Anityaloka, Atika Nurani Ambarwati Program Studi S Statistika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH

PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH PENDEKATAN MODEL TIME SERIES UNTUK PEMODELAN INFLASI BEBERAPA KOTA DI JAWA TENGAH Tri Mulyaningsih ), Budi Nurani R ), Soemartini 3) ) Mahasiswa Program Magister Statistika Terapan Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si

Oleh : Dwi Listya Nurina Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Oleh : Dwi Listya Nurina 1311105022 Dosen Pembimbing : Dr. Irhamah, S.Si, M.Si Air Bersih BUMN Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA

ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA ANALISIS POLA HUBUNGAN PEMODELAN ARIMA CURAH HUJAN DENGAN CURAH HUJAN MAKSIMUM, LAMA WAKTU HUJAN, DAN CURAH HUJAN RATA-RATA FATHIN FAHIMAH 226133 DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng.

Lebih terperinci

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q)

KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) SIDANG TUGAS AKHIR KAJIAN METODE BOOTSTRAP DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN MODEL ARMA (p,q) Disusun oleh : Ratna Evyka E.S.A NRP 1206.100.043 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim

PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA. Nur Hukim TE 091399 TUGAS AKHIR- 4 SKS PEMODELAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE PADA DATA REDAMAN HUJAN DI SURABAYA Oleh Nur Hukim Dosen Pembimbing Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng. Ph.D Ir. Achmad

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK)

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM KONTROL EWMA RESIDUAL (STUDI KASUS: PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK) FITROH AMALIA (1306100073) Dosen Pembimbing: Drs. Haryono, MSIE PENGENDALIAN KUALITAS

Lebih terperinci

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA Seminar Hasil Tugas Akhir Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 LOGO PERAMALAN BANYAKNYA OBAT PARASETAMOL DAN AMOKSILIN DOSIS 500 MG YANG DIDISTRIBUSIKAN OLEH DINKES SURABAYA

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI INDONESIA DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Oleh : Agustini Tripena ABSTRACT In this paper, forecasting the consumer price index data and inflation. The method

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARFIMA) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI)

PENERAPAN MODEL AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARFIMA) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) PENERAPAN MODEL AUTOREGRESSIVE FRACTIONALLY INTEGRATED MOVING AVERAGE (ARFIMA) DALAM PERAMALAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) Oleh LIANA KUSUMA NINGRUM M0105047 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer

Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer TUGAS AKHIR Pemodelan Space Pemasangan Iklan di Surat Kabar Harian X dengan Metode ARIMAX dan Fungsi Transfer Oleh : Fani Felani Farid (1306 100 047) Pembimbing : Drs. Kresnayana Yahya M.Sc Latar Belakang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya, 21 Oktober 27 PENGGUNAAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (P,Q) UNTUK PERAMALAN HARGA DAGING AYAM BROILER DI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series

Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-157 Peramalan Volume Pemakaian Air di PDAM Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode Time Series Moh Ali Asfihani dan Irhamah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia statistika terdapat serangkaian pengamatan data yang dapat dijadikan sebagai model time series (runtun waktu) untuk meramalkan kejadian pada periode berikutnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel ARIMA menggunakan variabel dependen harga saham LQ45 dan variabel independen harga saham LQ45 periode sebelumnya, sedangkan ARCH/GARCH menggunakan variabel dependen

Lebih terperinci

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: ---- Deskripsi halaman sampul : Gambar yang ada pada cover

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU. Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS RUNTUN WAKTU Kelas A Laporan VI ARIMA Analisis Runtun Waktu Model Box Jenkins No Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Pengumpulan 1 29 Desember 2010 Tanda Tangan Praktikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang

TINJAUAN PUSTAKA. perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang II.. TINJAUAN PUSTAKA Indeks Harga Konsumen (IHK Menurut Monga (977 indeks harga konsumen adalah ukuran statistika dari perubahan harga yang dibayar konsumen atau masyarakat dari gaji atau upah yang didapatkan.

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER Mauludiyanto, Pemodelan ARIMA dan Deteksi Outlier Data Curah Hujan Sebagai Evaluasi Sistem Radio Gelombang Milimeter PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER

PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG MILIMETER Mauludiyanto, Pemodelan ARIMA dan Deteksi Outlier Data Curah Hujan Sebagai Evaluasi Sistem Radio Gelombang Milimeter PEMODELAN ARIMA DAN DETEKSI OUTLIER DATA CURAH HUJAN SEBAGAI EVALUASI SISTEM RADIO GELOMBANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian I) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 016 1 Ada tiga tahapan iterasi dalam pemodelan data deret waktu, yaitu: 1. Penentuan model tentatif (spesifikasi model)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan digunakanan sebagai acuan pencegah yang mendasari suatu keputusan untuk yang akan datang dalam upaya meminimalis kendala atau memaksimalkan pengembangan baik

Lebih terperinci

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS

Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2012 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS Jurnal EKSPONENSIAL Volume 3, Nomor, Mei 2 ISSN 8-7829 Peramalam Jumlah Penumpang Yang Berangkat Melalui Bandar Udara Temindung Samarinda Tahun 2 Dengan Metode ARIMA BOX-JENKINS Forecasting The Number

Lebih terperinci

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer

Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer Peramalan Aset dengan Memperhatikan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia dengan Metode Fungsi Transfer 1 Faridah Yuliani dan 2 Dr. rer pol Heri Kuswanto 1,2 Jurusan Statistika

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA OLEH GUMGUM DARMAWAN, SUHARTONO

PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA OLEH GUMGUM DARMAWAN, SUHARTONO PERBANDINGAN MODEL PADA DATA DERET WAKTU PEMAKAIAN LISTRIK JANGKA PENDEK YANG MENGANDUNG POLA MUSIMAN GANDA OLEH GUMGUM DARMAWAN, SUHARTONO PENDAHULUAN MODEL DATA DERET WAKTU BERDASARKAN PARAMETER PEMBEDA

Lebih terperinci

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE

MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE MODEL AUTOREGRESSIVE (AR) ATAU MODEL UNIVARIATE Data yang digunakan adalah data M2Trend.wf1 (buku rujukan pertama, bab-8). Model analisisnya adalah Xt = M2 diregresikan dengan t = waktu. Model yang akan

Lebih terperinci

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average)

PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, Tbk. MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) PREDIKSI HARGA SAHAM PT. BRI, MENGGUNAKAN METODE ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) Greis S. Lilipaly ), Djoni Hatidja ), John S. Kekenusa ) ) Program Studi Matematika FMIPA UNSRAT Manado

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING

ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING ESTIMASI PARAMETER MODEL ARMA UNTUK PERAMALAN DEBIT AIR SUNGAI MENGGUNAKAN GOAL PROGRAMMING Nama : Zahroh Atiqoh NRP : 1205 100 021 Dosen Pembimbing : 1. Dra. Nuri Wahyuningsih, MKes 2. Drs. Sulistiyo,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN C BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mencoba meramalkan jumlah penumpang kereta api untuk masa yang akan datang berdasarkan data volume penumpang kereta api periode Januari 994-Februari 203

Lebih terperinci

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI

LULIK PRESDITA W APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI LULIK PRESDITA W 1207 100 002 APLIKASI MODEL ARCH- GARCH DALAM PERAMALAN TINGKAT INFLASI 1 Pembimbing : Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes BAB I PENDAHULUAN 2 LATAR BELAKANG 1. Stabilitas ekonomi dapat dilihat

Lebih terperinci

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA

Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Prediksi Harga Saham dengan ARIMA Peramalan harga saham merupakan sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh para investor. Munculnya model prediksi yang baru yang bisa meramalkan harga saham secara tepat merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api

Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Metode Variasi Kalender untuk Meramalkan Banyaknya Penumpang Kereta Api Efek Variasi Kalender dengan Pendekatan Regresi Time Series Nur Ajizah 1, Resa Septiani Pontoh 2, Toni Toharudin 3 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI

MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI MODEL EXPONENTIAL SMOOTHING HOLT-WINTER DAN MODEL SARIMA UNTUK PERAMALAN TINGKAT HUNIAN HOTEL DI PROPINSI DIY SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Penerapan Model ARIMA

Penerapan Model ARIMA Penerapan Model ARIMA (Bagian II) Dr. Kusman Sadik, M.Si Departemen Statistika IPB, 2016 1 a. Lakukan proses pembedaan (differencing) sebanyak dua kali pada data asal. b. Lakukan pendugaan parameter pada

Lebih terperinci

Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode

Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode Analisis Peramalan Banyaknya Permintaan Darah di Surabaya Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins Oleh : Winda Eka Febriana 1307 030 002 Pembimbing : Dra. Wiwiek Setya Winahju, MS Latar Belakang PMI Merupakan

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun

Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun Peramalan Jumlah Penumpang Kereta Api Kelas Bisnis Eksekutif Jurusan Madiun Jakarta di PT. Kereta Api (Persero) DAOP VII Madiun NAMA : RITA RAHMADHANI NRP : 1306 030 008 PEMBIMBING: DR. BRODJOL SUTIJO

Lebih terperinci

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins

Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins Statistika, Vol. 16 No. 2, 95 102 November 2016 Prediksi Laju Inflasi di Kota Ambon Menggunakan Metode ARIMA Box Jenkins FERRY KONDO LEMBANG Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Pattimura Ambon

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v INTISARI... vi KATA PENGANTAR... vii UCAPAN TERIMA KASIH... viii

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Adapun langkah-langkah pada analisis runtun waktu dengan model ARIMA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtun waktu. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC),

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini, dibahas mengenai model Vector Error Correction (VEC), prosedur pembentukan model Vector Error Correction (VEC), dan aplikasi model Vector Error Correction (VEC) pada penutupan

Lebih terperinci

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER

BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 21 BAB III MODEL ARIMAX DENGAN EFEK VARIASI KALENDER 3.1 Model Variasi Kalender Liu (Kamil 2010: 10) menjelaskan bahwa untuk data runtun waktu yang mengandung efek variasi kalender, dituliskan pada persamaan

Lebih terperinci

Peramalan Permintaan Pengujian Sampel Di Laboratorium Kimia Dan Fisika. Baristand Industri Surabaya)

Peramalan Permintaan Pengujian Sampel Di Laboratorium Kimia Dan Fisika. Baristand Industri Surabaya) Peramalan Permintaan Pengujian di Lab. Kimia dan Fisika (Aneke Rintiasti, Erna Hartati, Nunun Hilyatul M.) Peramalan Permintaan Pengujian Sampel Di Laboratorium Kimia Dan Fisika Baristand Industri Surabaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut teori-teori yang mendukung penelitian ini, yaitu konsep dasar peramalan, konsep dasar deret waktu, proses stokastik, proses stasioner, fungsi autokovarians (ACVF) dan fungsi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria)

PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA DATA JUMLAH PENUMPANG KERETA API (Studi Kasus : KA Argo Muria) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 131-140 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENGGUNAAN METODE PERAMALAN KOMBINASI TREND DETERMINISTIK DAN

Lebih terperinci

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP

PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP PERAMALAN INDEKS HARGA KONSUMEN MENGGUNAKAN MODEL INTERVENSI FUNGSI STEP SKRIPSI Disusun oleh : DITA RULIANA SARI NIM. 24010211140084 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH

PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 149-159) ISSN : 2450 766X PEMODELAN TIME SERIES DENGAN PROSES ARIMA UNTUK PREDIKSI INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DI PALU SULAWESI TENGAH 1 Y. Wigati, 2 Rais, 3 I.T.

Lebih terperinci

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran

OUTLINE. Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi Penelitian. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran OUTLINE Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran LATAR BELAKANG Listrik elemen terpenting dalam kehidupan manusia Penelitian Sebelumnya Masyarakat

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA REDAMAN HUJAN DENGAN EFEK DETECTION OUTLIER DAN AKAIKE INFORMATION TEST

PEMODELAN ARIMA REDAMAN HUJAN DENGAN EFEK DETECTION OUTLIER DAN AKAIKE INFORMATION TEST PEMODELAN ARIMA REDAMAN HUJAN DENGAN EFEK DETECTION OUTLIER DAN AKAIKE INFORMATION TEST Afif Arumahendra 2206 100 041 Email : mahe_354@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN

EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN EFEKTIVITAS METODE BOX-JENKINS DAN EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MERAMALKAN RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DISHUB KLATEN Puji Rahayu 1), Rohmah Nur Istiqomah 2), Eminugroho Ratna Sari 3) 1)2)3) Matematika

Lebih terperinci

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT

PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG PESAWAT TERBANG LOGO DOMESTIK DI BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUNGSI TRANSFER MULTI INPUT Oleh : Ary Miftakhul Huda (1309 100 061) Dosen Pembimbing : Dr.rer.pol.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data harian yang dimulai dari 3 Januari 2007

Lebih terperinci

Metode Deret Berkala Box Jenkins

Metode Deret Berkala Box Jenkins METODE BOX JENKINS Metode Deret Berkala Box Jenkins Suatu metode peramalan yang sistematis, yang tidak mengasumsikan suatu model tertentu, tetapi menganalisa deret berkala sehingga diperoleh suatu model

Lebih terperinci

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :

BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG. Bab 4 Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan : BAB SIMULASI PERHITUNGAN HARGA BARANG Bab Simulasi Perhitungan Harga barang berisikan :.. Simulasi peramalan nilai Indeks Harga Konsumen (IHK) melalui metode ARIMA.. Prediksi nilai inflasi tahun 0.3. Prediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aplikasi Arima Dan Arfima Pada Data Kondentrasi Balck Carbon Partikulat Udara Halus PM2,5 Di Daerah Lembang Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Aplikasi Arima Dan Arfima Pada Data Kondentrasi Balck Carbon Partikulat Udara Halus PM2,5 Di Daerah Lembang Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Black carbon (BC) merupakan bentuk impuritas dari karbon hasil pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil atau pembakaran biomassa. Black carbon memiliki pengaruh

Lebih terperinci

BAB III MISSING DATA DAN PROSES RUNTUN WAKTU JANGKA PANJANG

BAB III MISSING DATA DAN PROSES RUNTUN WAKTU JANGKA PANJANG BAB III MISSING DATA DAN PROSES RUNTUN WAKTU JANGKA PANJANG 3.1 Missing Data Missing data merupakan hilangnya informasi atau data dalam suatu subjek. Terdapat banyak hal yang menyebabkan terjadinya missing

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA PEMBUKAAN IHSG MENGGUNAKAN MODEL ARIMA

PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA PEMBUKAAN IHSG MENGGUNAKAN MODEL ARIMA PEMODELAN DAN PERAMALAN DATA PEMBUKAAN IHSG MENGGUNAKAN MODEL ARIMA OLEH : 1. Triyono ( M0107086 ) 2. Nariswari S ( M0108022 ) 3. Ayunita C ( M0180034 ) 4. Ibnuhardi F.Ihsan ( M0108045 ) 5. Marvina P (

Lebih terperinci

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q)

KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) UJIAN TUGAS AKHIR KAJIAN METODE JACKKNIFE DALAM MEMBANGUN SELANG KEPERCAYAAN DENGAN PARAMETER ARMA(p,q) Disusun oleh : Novan Eko Sudarsono NRP 1206.100.052 Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes Dra.Laksmi

Lebih terperinci

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA Jurnal UJMC, Volume 2, Nomor 1, Hal. 28-35 pissn : 2460-3333 eissn: 2579-907X PERAMALAN PENYEBARAN JUMLAH KASUS VIRUS EBOLA DI GUINEA DENGAN METODE ARIMA Novita Eka Chandra 1 dan Sarinem 2 1 Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia sejak tahun enam puluhan telah diterapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika di Jakarta menjadi suatu direktorat perhubungan udara. Direktorat

Lebih terperinci

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA

PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 55 69. PERAMALAN PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK DI MEDAN DENGAN METODE ARIMA John Putra S Tampubolon, Normalina Napitupulu, Asima Manurung Abstrak.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak lain selain dari penelitian itu sendiri. Jenis data yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak lain selain dari penelitian itu sendiri. Jenis data yang dipakai 24 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Sumber Data Menurut Sekaran (2003), data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan oleh pihak lain selain dari penelitian itu sendiri. Jenis data yang dipakai

Lebih terperinci

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer

Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer Model Peramalan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Nikkei 225 dengan Pendekatan Fungsi Transfer OLEH : DWI LISTYA NURINI 1311 105 021 DOSEN PEMBIMBING : DR. BRODJOL SUTIJO SU, M.SI Bursa saham atau Pasar

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk.

PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. APPLICATION OF ARIMA TO FORECASTING STOCK PRICE OF PT. TELOKM Tbk. PENERAPAN MODEL ARIMA UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM PT. TELKOM Tbk. Djoni Hatidja ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 955 email: dhatidja@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan

Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan METODE BOX JENKINS Model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) adl teknik untuk mencari pola yg paling cocok dari sekelompok data Model ARIMA dapat digunakan utk semua tipe pola data. Dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber kas negara yang digunakan untuk pembangunan. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

Lebih terperinci

KAJIAN TEORI. atau yang mewakili suatu himpunan data. Menurut Supranoto (2001:14) Rata rata (μ) dari distribusi probabilitas

KAJIAN TEORI. atau yang mewakili suatu himpunan data. Menurut Supranoto (2001:14) Rata rata (μ) dari distribusi probabilitas 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Statistik Dasar 1. Average (Rata-rata) Menurut Spiegel,dkk (1996:45) rata-rata yaitu sebuah nilai yang khas atau yang mewakili suatu himpunan data. Menurut Supranoto (2001:14)

Lebih terperinci

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol., No., Juli 7, Hal. 52-57 p-issn: 25-4596; e-issn: 25-4X Halaman 52 Model Penjualan Plywood PT. Linggarjati Mahardika Mulia

Lebih terperinci

Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman.

Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman. Definisi Seasonal ARIMA adalah model ARIMA yang mengandung faktor musiman. Musiman berarti kecenderungan mengulangi pola tingkah gerak dalam periode musim, biasanya satu tahun untuk data bulanan. Karena

Lebih terperinci

MODEL TERBAIK ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK

MODEL TERBAIK ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK MODEL TERBAIK ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK Moh. Yamin Darsyah 1, Muhammad Saifudin Nur 2 1,2 Progam Studi Statistika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD

Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD Pemodelan ARIMA Jumlah Pencapaian Peserta KB Baru IUD Charisma Arianti, Arief Wibowo Departemen Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya Alamat Korespondensi:

Lebih terperinci

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins

Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins Peramalan Kecepatan Angin Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Box-Jenkins Ari Pani Desvina 1, Melina Anggriani 2,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Deret Waktu (time series) Time series merupakan serangkaian observasi terhadap suatu variabel yang diambil secara beruntun berdasarkan interval waktu yang tetap (Wei,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) D-300 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (203) 233-20 (230-9X Print) D-300 Pemodelan Konsumsi Listrik Berdasarkan Jumlah Pelanggan PLN Jawa Timur untuk Kategori Rumah Tangga R- dengan Metode Fungsi Transfer

Lebih terperinci

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut :

4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI. lebih dikenal dengan metode Box-Jenkins adalah sebagai berikut : 4 BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN EVALUASI Pada bab ini, akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data runtut waktu. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data harga

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M

PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M PENGGUNAAN METODE VaR(Value at Risk) DALAM ANALISIS RESIKO INVESTASI SAHAM PT.TELKOM DENGAN PENDEKATAN MODEL GARCH-M Oleh: NURKHOIRIYAH 1205100050 Dosen Pembimbing: Dra. Nuri Wahyuningsih, M.Kes. 1 Latar

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Fuzzy Time Series Cheng dan Metode Box-Jenkins untuk Memprediksi IHSG

Perbandingan Metode Fuzzy Time Series Cheng dan Metode Box-Jenkins untuk Memprediksi IHSG JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-34 Perbandingan Metode Fuzzy Time Series Cheng dan Metode Box-Jenkins untuk Memprediksi IHSG Mey Lista Tauryawati

Lebih terperinci

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal

99.9. Percent maka H 0 diterima, berarti residual normal Uji residual white noise 2 Lag Q P value 6 3.5 9.49 0.5330 2 6.6 8.3 0.803 8 9.8 26.30 0.9059 24 9.3 33.92 0.6374 K p q Uji residual berdistribusi normal Percent 99.9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 0 5

Lebih terperinci

Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA

Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA JEKT 8 [2] : 136-141 ISSN : 2301-8968 Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Bali Tahun 2019: Metode ARIMA Rukini *) Putu Simpen Arini Esthisatari Nawangsih Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK

The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK PERBANDINGAN MODEL ARIMA DAN WINTER PADA PERAMALAN DATA SAHAM BANK Moh. Yamin Darsyah 1, Muhammad Saifudin Nur 2 1,2 Progam Studi Statistika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER

PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER PKMT-2-13-1 PEMODELAN ARIMA DALAM PERAMALAN PENUMPANG KERETA API PADA DAERAH OPERASI (DAOP) IX JEMBER Umi Rosyiidah, Diah Taukhida K, Dwi Sitharini Jurusan Matematika, Universitas Jember, Jember ABSTRAK

Lebih terperinci