BAB III METODOLOGI. secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI. secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya."

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode merupakan suatu cara atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu secara benar. Data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra. Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menyajikan rangkuman hasil survey dalam bentuk tabulasi dan transkrip. Dalam menentukan data data yang dibutuhkan pada analisis ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: Angket (kuesioner) Merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Pengambilan sampel dibagikan secara acak 28

2 29 (simple random sampling) kepada pegawai yang ada di dalam divisi HR & Services, mulai dari tingkat staf sampai pimpinan. Alasan kami memilih kuesioner adalah lebih mudah dilakukan, bisa mengumpulkan data dalam jumlah banyak dengan proses cepat, dan biaya yang tidak mahal. Berdasarkan topik dalam penulisan thesis ini, Perancangan Sistem Knowledge Management di divisi HR & Services International Oil Company, maka populasi dan sampling yang kami buat sebagai kriteria penelitian adalah sebagai berikut: Populasi yang kami tuju adalah pegawai International Oil Company di Jakarta. Sebagaimana kita ketahui pegawai adalah bagian terbesar dari populasi yang akan menjadi end user dan faktor penentu berhasilnya sistem knowledge management diterapkan pada perusahaan Sampel yang digunakan adalah pegawai divisi HR & Services Jakarta. Hal ini kami lakukan untuk memperkecil scope penelitian yang kami lakukan, dimana di divisi tersebut yang akan di terapkan cetak biru (prototype) sistem knowledge management Teknik Sampling dan Statistik Sampel merupakan bagian kecil dari suatu populasi, sedangkan populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa

3 30 sehingga diperoleh sampel yang benar benar bisa mewakili dan menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Ada dua cara untuk pengambilan sampel, yaitu: 1. Pengambilan Sampel Probabilitas (acak). Adalah suatu metode pemilihan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Ada tiga cara pengambilan sampel dengan metode ini, yaitu: simple random sampling, stratified random sampling, dan cluster sampling. 2. Pengambilan Sampel Non Probalilitas (non acak) Adalah metode pemilihan sampel dimana semua elemen belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel karena misalnya ada bagian tertentu secara sengaja tidak dimasukkan ke dalam pemilihan untuk mewakili populasi. Ada empat cara pengambilan sampel dengan cara ini, yaitu: judgement sampling, quota sampling, convenience sampling, dan snowball sampling Ukuran Sampel Ukuran sampel ditentukan sebelum melakukan penelitian karena sampel yang akan diteliti dan diperhitungkan harus mewakili seluruh populasi yang menjadi pusat penelitian. Menurut pendapat Slovin 1 untuk menentukan ukuran sampel dari suatu populasi adalah: 1 Drs. Hussein Umar SE, MM, MBA, Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis; Rajawali Pers, 2007, p.78

4 31 Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen penyimpangan atau ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan. Obyek penelitian dalam tulisan ini adalah pegawai divisi HR & Services International Oil Company di Jakarta. Hal ini kami lakukan adalah untuk memperkecil scope penelitian yang kami lakukan untuk mengambil sampel. Berdasarkan data jumlah pegawai pada bulan April 2007, dapat diketahui bahwa divisi HR & Services Jakarta memiliki jumlah keseluruhan pegawai sebanyak 39 orang (staf regular dan kontrak kategori II). Dengan persen penyimpangan sampel sebesar 10% (menurut pendapat Gay), maka dengan menggunakan rumus ukuran sampel diatas, jumlah sampel minimum yang mencukupi adalah: Dari hasil perhitungan di atas, jumlah sampel minimum yang dapat diterima adalah sebanyak 28 orang. Untuk membulatkan jumlah total sampel, kami mengharapkan jumlah responden sejumlah n = 30 orang.

5 Jenis Data Statistik Aplikasi ilmu statistik dalam bisnis dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti berapa rata ratanya seberapa jauh data data bervariasi dan sebagainya. 2. Statistik Induktif (Inferensi) Statistik induktif berusaha membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari suatu sampel. Tindakan inferensi tersebut seperti melakukan perkiraan, peramalan, pengambilan keputusan dan sebagainya. Pengertian data dalam statistic agak berbeda dengan pengertian data pada umumnya, yang membagi data menjadi data numeric dan non numeric (string). Walaupun data tersebut adalah string (bukan angka), namun dapat dijadikan numeric. Tipe data yang berbeda pada banyak kasus mensyaratkan penggunaan metode statistic yang berbeda pula. Data dalam statistic berdasarkan tingkat pengukurannya (level of measurement) dapat dibedakan dalam empat jenis, yaitu data nominal, ordinal, interval dan rasio. Penelitian dalam thesis ini bersifat deskriptif yang menggunakan data kualitatif (non metric) dan jenis desain pengukuran menggunakan skala Guttman serta skala ordinal.

6 33 Data Kualitatif (Non Metrik) Data kualitatif secara sederhana dapat disebut data hasil kategorisasi (pemberian kode) untuk isi data yang berupa kata, seperti Jenis Kelamin, Usia dan sebagainya. Data kualitatif mempunyai ciri tidak dapat dilakukan operasi matematika, seperti penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Data kualitatif dapat dibagi menjadi dua: a. Data Nominal Data bertipe nominal adalah data yang paling rendah dalam level pengukuran data. Jika suatu pengukuran data hanya menghasilkan satu dan hanya satu satunya kategori, data tersebut adalah data nominal (data kategori). Data nominal dalam praktek statistik biasanya akan dijadikan angka, yaitu proses yang disebut kategorisasi. b. Data Ordinal Pada data nominal semua data kategori dianggap setara, maka pada data ordinal, ada tingkatan (preferensi) data. Pada data ordinal, ada data dengan urutan lebih tinggi dan urutan lebih rendah. Dalam riset, data ordinal berperan penting, khususnya dalam mengidentifikasi perilaku seseorang, bagaimana ia mempunyai persepsi dan bagaimana ia bersikap terhadap suatu hal tertentu.

7 Studi Pustaka Data dan informasi yang diperoleh melalui studi pustaka bersifat sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui berbagai sumber studi literature dan tulisan ilmiah tentang knowledge management dan knowledge organization yang ada Studi Lapangan Dilakukan untuk mendapatkan informasi berupa data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama, yaitu dari dalam organisasi mengenai kegiatan organisasi dan untuk kepentingan organisasi itu sendiri. Data - data tersebut diperoleh dari pengisian form pertanyaan, dokumen dokumen informasi mengenai profil organisasi, visi dan misi, struktur organisasi, kebijakan dan strategi perusahaan, serta pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan informasi mengenai permasalahan yang terjadi, melihat lebih jelas bagaimana kegiatan sehari hari dan proses bisnis yang berlangsung di divisi HR & Services Jakarta. 3.2 Analisa SWOT Analisa SWOT adalah teknik yang digunakan para manajer untuk membuat analisa secara cepat yang bertujuan untuk membantu perencanaan strategi bisnis jangka panjang dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat. SWOT adalah

8 35 singkatan dari kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) intern perusahaan serta peluang (Opportunities) serta ancaman (Threats) dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman (Pear, 1997). Kekuatan Adalah kelebihan - kelebihan sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi seperti keahlian dan keterampilan sumber daya manusia, lokasi perusahaan, atau keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kelemahan Adalah keterbatasan atau kekurangan satu atau lebih sumber daya atau kompetensi dibandingkan dengan pesaing yang mengurangi performa dari suatu perusahaan. Peluang Adalah kondisi yang baik dimana perusahaan dapat menemukan atau menciptakan suatu keunggulan yang lain dari pesaing, seperti perubahan situasi persaingan, identifikasi segmen pasar yang sebelumnya terabaikan, perubahan teknologi, serta membaiknya hubungan dengan pihak luar dapat memberikan peluang bagi pihak perusahaan.

9 36 Hambatan Adalah kondisi yang tidak diinginkan atau kurang baik yang dialami oleh suatu perusahaan. Munculnya pesaing baru, kehilangan pelanggan, kehilangan pangsa pasar, regulasi yang diberlakukan dapat merupakan suatu ancaman bagi perusahaan. Berdasarkan asumsi bahwa strategi yang efektif dihasilkan melalui kesesuaian antara sumber daya internal (kekuatan dan kelemahan) dan situasi eksternal (peluang dan ancaman). Analisa SWOT membantu manajer didalam pengambilan keputusan dengan membuat 4 tipe strategi, yaitu: 1. Strategi SO (Strengths Opportunities) Strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih keuntungan dari peluang eksternal. 2. Strategi WO (Weaknesses Opportunities) Strategi yang berfokus pada perbaikan kelemahan internal untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal. 3. Strategi ST (Strengths Threats) Strategi yang digunakan untuk meniadakan atau menurunkan dampak dari hambatan eksternal. 4. Strategi WT (Weaknesses Threats) Strategi untuk menurunkan kelemahan internal dan meniadakan hambatan eksternal.

10 Kerangka Kerja Pada umumnya individu memiliki sikap yang sangat protektif terhadap pengetahuan yang dimilikinya. Sikap ini merupakan gejala dari pola pikir lama yang dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk bergerak lebih cepat masuk ke dalam pangsa pasar yang baru atau untuk berkompetisi dengan lebih efektif. Individu, yang fokus pada tugas tidak akan menganggap waktu lebihnya berharga jika itu dipergunakan untuk membagikan pengetahuan yang dimilikinya. Solusi untuk masalah ini adalah dengan cara mengembangkan budaya dimana pekerja pengetahuan diberikan waktu dan ruang yang dibutuhkan untuk pembagian, pertumbuhan, dan interaksi pengetahuan yang menyertainya (Tiwana A., 2000) Tahap dalam Pengembangan Sistem Manajemen Pengetahuan. Tahapan yang harus dilalui dalam mengembangkan sistem manajemen pengetahuan terdiri dari 10 tahap yang terbagi dalam empat fase (Tiwana A., 2000). Fase fase tersebut adalah fase evaluasi infrastruktur; fase analisa, desain, dan pengembangan; fase penerapan; dan fase evaluasi.

11 38 1 Analisa Infrastruktur yang ada 2 Selaraskan antara manajemen pengetahuan dan strategi bisnis PHASE 1 Evaluasi Infrastruktur 3 Desain infrastruktur manajemen pengetahuan 4 5 Audit asset dan sistem pengetahuan yang ada Desain tim manajemen pengetahuan PHASE 2 Analisa, desain, dan pengembangan sistem 6 Buat cetak biru manajemen pengetahuan 7 Kembangkan sistem manajemen pengetahuan 8 9 Terapkan, menggunakan metodologi berkala berdasarkan hasil Kelola perubahan, budaya dan struktur penghargaan PHASE 3 Penerapan 10 Evaluasi unjuk kerja, ukur ROI, dan perbaiki sistem manajemen pengetahuan secara berkala PHASE 4 Evaluasi Gambar 3.1 Langkah dalam Mengembangkan Sistem Manajemen Pengetahuan

12 39 Dikarenakan ruang lingkup dari perancangan sistem knowledge management hanya mencakup analisa, desain, dan pengembangan cetak biru saja, maka pembahasan pengembangan sistem manajemen pengetahuan pada penulisan thesis ini hanya mencakup fase I dan fase II Evaluasi Infrastruktur. Fase pertama dari sepuluh langkah dalam mengembangkan sistem manajemen pengetahuan terdiri dari dua langkah. Langkah pertama, analisa infrastruktur yang telah ada yang kemudian dilanjutkan pada identifikasi langkah-langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan dan membangun sistem manajemen pengetahuan. Langkah kedua adalah lakukan analisa kesenjangan pengetahuan yang terjadi dengan menciptakan peta pengetahuan untuk organisasi. Peta pengetahuan tersebut digunakan untuk menciptakan hubungan strategi tingkat tinggi antara strategi bisnis dan manajemen pengetahuan. Kemudian, hubungan tersebut akan dipakai sebagai acuan dalam mengembangkan strategi manajemen pengetahuan dan sistem yang nantinya akan diseleraskan dengan tujuan dan kinerja bisnis. Langkah 1 : Analisa Infrastruktur yang Ada Dengan melakukan analisa terhadap kondisi di dalam perusahaan, kita dapat mengidentifikasi kesenjangan pada infrastruktur yang digunakan sehingga peluang untuk membangun suatu sistem di atasnya menjadi terbuka. Kuncinya terletak pada

13 40 identifikasi yang akurat dan perbaikan terhadap apa yang dapat dan tidak dapat dipergunakan sebagai bagian dari sistem manajemen pengetahuan. Fokus langkah pertama ini adalah pada hal-hal berikut : a. Pemahaman terhadap peran jaringan dan manajemen pengetahuan yang telah ada di dalam perusahaan. b. Pemahaman terhadap keterbatasan alat-alat yang ada dan identifikasi terhadap kesenjangan yang ada di dalam infrastruktur teknologi yang ada. c. Mengambil langkah nyata untuk meningkatkan dan membangun di atas infrastruktur yang sudah ada. Langkah 2 : Menyelaraskan antara Manajemen Pengetahuan dan Strategi Bisnis Strategi merupakan tindakan tindakan yang terencana dalam rangka mencapai sesuatu. Strategi perusahaan merupakan salah satu fondasi yang harus tetap diacu dalam implementasi setiap inisiatif inisiatif suatu organisasi, termasuk di dalamnya inisiatif implementasi knowledge management. Dalam strategi tercakup visi, misi, objektif dan program program serta langkah langkah yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi. Strategi knowledge management merupakan formulasi visi, misi, dan objektif strategis dari pengelolaan knowledge yang dijabarkan dari strategi perusahaan. Oleh karenanya knowledge management diimplementasikan untuk mendukung keberhasilan strategi perusahaan, sehingga

14 41 sukses implementasi knowledge management dapat dilihat dari sejauh mana kontribusinya dalam mendukung pencapaian target target perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal hal yang perlu dilakukan agar terjadi keselarasan antara keduanya adalah dengan cara: a. Melakukan analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) dan melakukan pemetaan pengetahuan yang dimiliki perusahaan, kompetitor dan industri secara keseluruhan. b. Analisa kesenjangan pengetahuan dan identifikasi bagaimana knowledge management dapat mengisi kesenjangan tersebut. c. Memeriksa dan validasi hubungan antara strategi knowledge management dan gunakan hal itu untuk mengarahkan proses desain berikutnya Analisa Sistem, Desain dan Pengembangan Manajemen Pengetahuan. Langkah 3 : Arsitektur dan Desain Manajemen Pengetahuan Sistem manajemen pengetahuan menggunakan arsitektur 7 lapisan, dan teknologi yang dibutuhkan untuk masing-masing lapisan sudah tersedia. Mengintegrasikan komponen-komponen ini untuk menciptakan sistem manajemen pengetahuan menuntut pemikiran di dalam kerangka struktur informasi.

15 42 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam langkah ketiga ini, yaitu : a. Memperhatikan semua komponen dari struktur informasi pengetahuan. b. Mengidentifikasikan sumber internal dan eksternal untuk pengetahuan yang harus diintegrasikan. c. Memilih teknologi informasi untuk melakukan pencarian, penciptaan, penggabungan dan penggunaan pengetahuan. d. Menentukan alat untuk melakukan kolaborasi. e. Mengidentifikasikan dan memahami komponen lapisan untuk melakukan kolaborasi. f. Menyeimbangkan antara beban dan nilai tambah untuk masing-masing komponen. g. Menyeimbangkan antara tarik (pull) dan dorong (push) untuk mekanisme pengiriman pengetahuan. Langkah 4 : Audit dan Analisa Pengetahuan Proyek manajemen pengetahuan harus dimulai dari apa yang diketahui dan dimiliki oleh organisasi. Prosedur yang harus dilakukan antara lain : a. Mengukur proses pengetahuan. Hal ini berguna untuk menunjukkan peran pengetahuan yang dimiliki suatu organisasi dalam menyelesaikan suatu proses.

16 43 b. Melakukan audit dan analisa pengetahuan yang sudah ada di dalam organisasi c. Pemetaan pengetahuan akan berguna dalam mengelola dan menyelaraskan pengetahuan dengan strategi bisnis. Pengetahuan ini dapat menolong dalam menentukan posisi strategis dan keuntungan kompetisi yang dimiliki perusahaan. Dalam artian pengetahuan tacit dan eksplisit yang terdapat di dalam kepala karyawan suatu perusahaan, basis data, pengalaman-pengalaman dan dalam sistem manajemen pengetahuan. d. Menentukan posisi strategis terhadap sistem manajemen pengetahuan yang selaras dengan kesenjangan strategi yang telah diidentifikasikan pada langkah ke - 2. Langkah 5 : Desain Tim Manajemen Pengetahuan Tim akan berperan dalam melakukan desain, mengembangkan, mengimplementasikan dan menerapkan sistem manajemen informasi. Untuk menghasilkan tim yang efektif, pihak-pihak yang berkepentingan harus diidentifiksikan terlebih dahulu baik yang ada di dalam maupun di luar organisasi dan mengidentifikasikan ahli-ahli yang dibutuhkan dalam mensukseskan proses desain, pengembangan dan penerapan sistem sambil menyeimbangkan persyaratan teknis dan manajemen. Langkah 6 : Membuat Cetak Biru Sistem Manajemen Pengetahuan Isu isu yang akan dihadapi pada langkah ini adalah :

17 44 a. Memahami dan memilih komponen yang diperlukan oleh organisasi: integrasi, pusat data, agregasi pengetahuan dan alat pencari, direktori pengetahuan, pilihan antarmuka, mekanisme pengiriman keluar dan elemen integrasi. b. Desain sistem untuk menghasilkan tingkat operasional yang tinggi jika digabungkan dengan investasi IT yang lama, optimasisasi kinerja dan pengembangan. c. Pemahaman dan pelaksanaan daur repository manajemen. d. Memahami dan menerapkan tujuh pertimbangan dalam pengembangan antarmuka, antara lain : konteks, isi, komunitas, kustomisasi, komunikasi, koneksi dan transaksi (Rayport dan Jaworski, 2003). e. Membuat keputusan make-or-build dan memahami kelebihan serta kekurangannya. Komponen sistem manajemen pengetahuan, dalam tahap awal, dapat dipecah ke dalam beberapa subkomponen : Repository : menampung pengetahuan formal dan informal, dan aturanaturan yang dihubungkan dengannya untuk keperluan penyempurnaan, akumulasi, pengelolaan, validasi, pemberian konteks dan distribusi;

18 45 Media kolaborasi : mendukung penugasan yang terdistribusi dan menyertakan petunjuk, basis data keahlian, penempatan pakar dan media komunikasi informal; Jaringan : Jaringan mendukung komunikasi dan percakapan. Budaya : Budaya memungkinkan terjadinya kondisi saling berbagi dan keinginan serta kepercayaan untuk mempergunakannya serta meningkatkan kualitasnya. Langkah 7 : Mengembangkan Sistem Manajemen Pengetahuan Jika cetak biru sudah dihasilkan, maka langkah selanjutnya adalah pengembangan sistem manajemen pengetahuan yang bertujuan untuk memastikan bahwa operasi dan akifitas knowledge management berlangsung pada jalur yang tepat dan menuju pencapaian objektif yang tekah ditentukan.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dengan melakukan penelitian terhadap proses implementasi

Lebih terperinci

BAB III. Disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan

BAB III. Disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Yang Digunakan Disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan untuk tujuan pertama ( untuk mengetahui kondisi e-marketing pada PT Rejeki Alam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dikerjakan guna mendapatkan informasi yang diinginkan demi tercapainya tujuan penelitian. Berikut cara mengumpulkan data yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Usman (2009:4) penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut pendapat Warsito (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A Pe P ngumpulan Data Wawancara Observasi a. Data Primer

III. METODE KAJIAN A Pe P ngumpulan Data Wawancara Observasi a. Data Primer 18 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai metode, teknik dan sumber, yang dapat diuraikan sebagai berikut : a. Metode pengumpulan data meliputi : 1) Wawancara,

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Strategi Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap bertahan dan berkembang dalam dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan bisnis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam menjalankan sebuah perusahaan. Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro ANALISIS Sumberdaya atau kapabilitas yang dapat dikendalikan atau dimiliki perusahaan yang memberikan keunggulan relatif dibandingkan pesaing dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan. TRENGTH 2 Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Buaya Indonesia Jaya (TBIJ) yang terletak di Desa Sukaragam, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. kuesioner wawancara tidak akan teratur. Bagian pengolahan data menggunakan

BAB III LANDASAN TEORI. kuesioner wawancara tidak akan teratur. Bagian pengolahan data menggunakan 16 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kuesioner 3.1.1 Peranan Kuesioner Rancangan kuesioner adalah salah satu pondasi dasar riset pasar. Kuesioner merupakan alat untuk mewancarai seorang. Sebuah kuesioner memberikan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang

Lebih terperinci

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus 24 cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. 2.7 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus apabila digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat menemukan data,

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala,

BAB II METODE PENELITIAN. deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47), penelitian dengan menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri saat ini, penggunaan teknologi sistem informasi merupakan salah satu kebutuhan penting untuk memenangkan persaingan usaha.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan - tahapan penelitian yang harus ditetapkan, sebelum melakukan pemecahan yang akan dibahas. Langkah ini dilakukan agar penelitian ini memudahkan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin menonjol akan kompleks, perubahan, dan persaingan. Keadaan ini menimbulkan persaingan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek yang dituju adalah Irama Mas. Toko Elektronik Irama Mas adalah suatu toko yang menjual berbagai macam alat elektronik besar seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS METODOLOGI PENELITIAN BISNIS 1 POPULASI DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL POPULASI: Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang dipelajari oleh peneliti, dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kampung Cibolerang No. 52, RT 1, RW 9. Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kampung Cibolerang No. 52, RT 1, RW 9. Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Kampung Seni dan Wisata Manglayang terletak di Jalan Cijambe, Kampung Cibolerang No. 52, RT 1, RW 9. Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:

ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON: ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS CONTACT PERSON: Untuk mewujudkan laboratorium yang bermutu perlu dilakukan analisis (identifikasi dan penilaian) berbagai faktor yang strategis yang mendukung pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2 Masa Bimbingan. 5 Kuesioner. 6 Pengolahan Data.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2 Masa Bimbingan. 5 Kuesioner. 6 Pengolahan Data. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di The Valley Bistro Café dan Resort Hotel yang berada di Jalan Lembah Pakar Timur 28, Dago Bandung. 2.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Penelitian Kelompok Usaha Ikan Asap atau yang sering di kenal dengan ikan Roa atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi (TI), dalam beberapa dekade terakhir ini telah mencapai kecepatan yang luar biasa. Perkembangan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Markom Industry Analysis- Modul ke:

Mata Kuliah - Markom Industry Analysis- Modul ke: Mata Kuliah - Markom Industry Analysis- Modul ke: 09Fakultas FIKOM Research & Business Development Marcom Industries 1 Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising Riset

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, BAB II METODOLOGI PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Racangan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

BAB V HASIL PERENCANAAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PERENCANAAN AUDIT DAN REKOMENDASI BAB V HASIL PERENCANAAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Aut Sistem Informasi Rancangan aut sistem informasi lihat dari skor rata-rata telah lakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai maturity

Lebih terperinci

METODE SAMPLING. Met. Sampling-T.Parulian

METODE SAMPLING. Met. Sampling-T.Parulian METODE SAMPLING Dari populasi hingga sampel Proses pengambilan sampel (sampling) dari populasi merupakan proses utama dalam statistika induktif. Sampling dilakukan karena seorang peneliti tidak mungkin

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

BAB 3 BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survey sedangkan metodenya yaitu deskriptif analitis. Kerlinger (196) mengatakan bahwa penelitan survey adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Zuriah, penelitian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Pada bab ini akan di uraikan tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses analisis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi pasar yang berubah setiap saat sulit untuk diramalkan dan dipastikan di masa mendatang. Perubahan yang terjadi pada perusahaan dapat saja bersumber dari

Lebih terperinci

1. Sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik angka yang belum tersusun maupun angka angka yang sudah tersusun dalam suatu daftar atau grafik.

1. Sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik angka yang belum tersusun maupun angka angka yang sudah tersusun dalam suatu daftar atau grafik. 1. Sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik angka yang belum tersusun maupun angka angka yang sudah tersusun dalam suatu daftar atau grafik. 3. Sekumpulan angka yang menjelaskan sifat-sifat data

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Isu Strategis Dalam penyusunan renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor tentunya tidak terlepas dari adanya isu strategis pembangunan Kota Bogor, yaitu : a. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN Industri farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia, karena Indonesia merupakan pasar obat potensial (Pharos, 2008) Hingga saat

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menilai kelayakan penggunaan PVC di Indonesia ditinjau dari segi lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode Penelitian Deskriptif / Survey. Deskriptif / Studi kasus

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode Penelitian Deskriptif / Survey. Deskriptif / Studi kasus BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Merancang peta strategi yang Jenis dan Metode Penelitian Deskriptif / Desain Penelitian Unit Analisis Organisasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian ini dilakukan Taman Budaya Jawa Barat Dago Tea House, yang merupakan suatu lembaga penampung apresiasi budaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah menggunakan analisis deskriptif, menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah menggunakan analisis deskriptif, menurut BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah menggunakan analisis deskriptif, menurut Wardiyanta (2006) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat

Lebih terperinci

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING

Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING Metoda Penelitian TEKNIK SAMPLING Jika Cukup Sesendok Tak Perlu Semangkok Dasar pemikiran Data yang dipergunakan dalam suatu penelitian belum tentu merupakan keseluruhan dari suatu populasi karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I. Pengertian Dasar dalam Statistika. A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif

BAB I. Pengertian Dasar dalam Statistika. A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif BAB I Pengertian Dasar dalam Statistika A. Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif 1. Pengertian Statistika Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara-cara pengumpulan,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PENELITIAN 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan hidupnya, berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pembangunan daerah semestinya dilaksanakan secara terpadu, baik dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan, budaya dan hukum yang berdasarkan kekhasan dan potensi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul , BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dewasa ini perkembangan teknologi dan pengetahuan yang semakin berkembang mengharuskan kita untuk dapat menghadapi tuntutan dan tantangan yang ada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian deskriptif, jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor faktor internal

Lebih terperinci

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling?

Mengapa Kita Perlu Melakukan Sampling? Pengertian Dasar yang Terkait Populasi: sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang ingin diteliti oleh peneliti. Elemen: anggota dari populasi Rerangka populasi: daftar yang memuat semua elemen

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Manajemen Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENJUALAN BERBASIS WEB PADA PT ANUGERAH PANGAN

Lebih terperinci

MATERI 4. ANALISIS SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman)

MATERI 4. ANALISIS SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman) MATERI 4 ANALISIS SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman) Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan paradigma dari persaingan global saat ini menjadi persaingan tinggi di antara perusahaan, akibatnya pengetahuan dan keterampilan karyawan dituntut

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis STI Cassidy (2006:41) mendefinisikan perencanaan adalah suatu proses penetapan tujuan organisasi/perusahaan, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah di bengkel sepeda motor Budi Motor, tepatnya di Jalan Wolter Monginsidi Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Alasan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada

Lebih terperinci

ALUR KERJA DENGAN SAMPLE SAMPEL POPULASI TEMUAN

ALUR KERJA DENGAN SAMPLE SAMPEL POPULASI TEMUAN POPULASI DAN SAMPEL PENGERTIAN Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian 1. Lokasi Daerah pengembangan yang akan di teliti oleh penulis adalah Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Memiliki luas wilayah 352,2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761)

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Riau Kepri Pekanbaru, yang berlokasi di Jln. Jenderal Sudirman No. 337 Pekanbaru 20116, Telp (0761) 370550,

Lebih terperinci