PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset riil, misalnya emas, tanah, mesin, atau bangunan, maupun menginvestasikan sejumlah dana pada aset keuangan (finansial), misalnya deposito, saham, atau obligasi, merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan (Tandelilin, 2001). Paton dalam Soepardi (2009) mendefinisikan aset sebagai kekayaan baik dalam bentuk fisik atau bentuk lainnya yang memiliki nilai bagi suatu entitas bisnis. Sedangkan aset finansial adalah klaim berbentuk surat berharga atas sejumlah aset-aset pihak penerbit surat berharga tersebut (Tandelilin,2001). Salah satu jenis aset finansial yang bisa dipilih investor dalam berinvestasi di pasar modal adalah saham. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas adalah salah satu bentuk investasi berupa sertifikat fisik (warkat) atau elektronik yang bisa diperjualbelikan untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu saham merupakan salah satu contoh aset yang berupa sekuritas. Sedangkan investor adalah pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi. Investor pada umumnya digolongkan menjadi dua, yakni investor individual dan investor institusional. Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan investasi, sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan. Salah satu investor institusional adalah perusahaan investasi (Tandelilin, 2001). Investor di pasar modal dalam melakukan investasi saham pada umumnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa capital gain maupun dividen. Capital gain adalah pendapatan yang diperoleh karena harga jual saham lebih 1

2 2 tinggi daripada harga belinya. Sedangkan dividen adalah pendapatan yang diperoleh setiap periode selama saham masih dimiliki investor. Investor seharusnya melakukan analisis terlebih dahulu dalam membuat keputusan investasi yakni menentukan saham mana yang tepat untuk diinvestasikan. Investor juga dituntut memiliki sifat kritis dalam melihat pergerakan harga saham di pasar. Salah satu teknik analisis yang dapat digunakan investor dalam pengambilan keputusan investasi saham adalah analisis teknikal. Para analis teknikal percaya bahwa pola-pola pergerakan harga saham di masa datang dapat diketahui berdasarkan pada observasi pergerakan harga saham di masa lalu. Disamping itu investor yang menggunakan analisis teknikal ini mendasarkan diri pada data pasar di masa lalu, seperti data harga saham atau volume perdagangan saham sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa mendatang. Dengan kata lain informasi harga saham di masa lalu sudah bisa dipakai untuk mengestimasi harga saham di masa datang (Tandelilin,2001). Teknik analisis yang lain yang dapat digunakan investor sebagai dasar untuk menilai saham adalah analisis fundamental atau pendekatan nilai sekarang, yakni teknik menilai saham yang dilakukan dengan menghitung seluruh aliran kas yang akan diterima pemegang saham di masa datang yang didiskon dengan tingkat bunga diskonto (Tandelilin, 2001). Sejalan dengan analisis fundamental ini Harjito dan Martono (2011) menyatakan bahwa nilai saham dapat dilakukan dengan menghitung nilai sekarang dari aliran kas dividen yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa dividen saham dapat diharapkan sebagai dasar untuk menentukan nilai saham. Berdasarkan uraian di atas, investor bisa memanfaatkan informasi mengenai besarnya pembayaran dividen untuk memprediksi harga saham dan untuk mengestimasi hasil dividen yang diharapkan dalam berinvestasi atas saham. Kholisoh dan Agung (2007) mengemukakan bahwa ada berbagai informasi yang dapat dijadikan dasar dalam analisis investasi di pasar modal. Salah satu informasi yang direspon pasar adalah pengumuman (informasi) pembayaran dividen. Dalam menerima informasi pembayaran dividen umumnya terjadi perbedaan reaksi investor terhadap informasi tersebut. Hal ini disebabkan oleh pergerakan pasar (kondisi pasar modal) dan volatilitas pasar (kondisi ketidakpastian pasar), serta

3 3 kondisi pasar yang terjadi pada saat informasi diterima bertentangan dengan isi informasi. Sebenarnya peranan informasi di dalam pemodelan finansial telah lama diapresiasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya banyak penelitian yang membahas pemodelan aset yang mendasarkan pada informasi, diantaranya penelitian oleh Back (1992), Back dan Baruch (2004), Calamia (1999), Cetin et al. (2004), Duffie dan Lando (2001), Giesecke (2001), Giesecke dan Goldberg (2004), Jarrow dan Protter (2004), Brody et al. (2005), Yu dan Rutkowski (2005), Macrina (2006), dan Caliskan (2007). Disertasi ini membahas penelitian dari Brody et al (2005) dan Macrina (2006) yang mengembangkan model harga aset berdasarkan informasi parsial tentang aliran kas dividen mendatang. Selanjutnya model harga aset berdasarkan informasi yang dikembangkan oleh Brody, Hughston, dan Macrina tersebut disebut pendekatan BHM atau model BHM (Yu dan Rutkowski, 2005). Model BHM menekankan pada pemodelan harga aset dan pemodelan arus informasi di dalam pasar finansial. Dalam model BHM, harga sebuah aset didefinisikan sebagai harapan dari aliran kas yang didiskon dalam ukuran resiko netral bersyarat pada informasi yang tersedia oleh filtrasi pasar. Model BHM dalam hal ini didefinisikan sesuai konsep ekonomi tentang konsep penilaian surat berharga yang menyatakan bahwa nilai surat berharga tersebut menunjukkan discounted expected cash flow dari aset yang ada. Nilai aliran kas yang didiskontokan (discounted cash flow) ini merupakan penilaian yang terbaik, sebab discounted cash flow (DCF) tersebut mengukur informasi lengkap mengenai aliran kas yang disyaratkan aset yang ada (Harjito dan Martono, 2011). Pertama kali yang diangkat dalam model BHM adalah kasus dari sebuah distribusi yang terjadi pada waktu mendatang dan mengasumsikan bahwa partisipan pasar hanya memiliki informasi parsial tentang aliran kas dividen mendatang, serta ketersediaan informasi tentang aliran kas dividen mendatang diasumsikan diisi oleh jumlahan dua bagian yakni informasi sebenarnya tentang aliran kas dividen mendatang dan informasi noise. Informasi tentang aliran kas dividen mendatang berkembang seiring dengan berjalannya waktu, sedangkan informasi noise dimodelkan dengan jembatan Brown (Brownian bridge) standar. Informasi noise ini independen

4 4 dengan informasi sebenarnya tentang aliran kas dividen mendatang. Model BHM mengasumsikan bahwa filtrasi informasi dihasilkan oleh proses informasi pasar. Sedangkan aliran kas dividen mendatang hanya diketahui pada waktu yang ditentukan, tetapi tidak diketahui pada waktu sebelum waktu yang ditentukan tersebut. Sedangkan proses jembatan Brown tidak disesuaikan dengan informasi pasar dan tidak dapat diakses secara langsung pada partisipan pasar. Dalam model BHM pengenalan jembatan Brown memodelkan kenyataan persepsi pasar, dan kemudian proses jembatan Brown adalah Gaussian. Awalnya, semua informasi yang tersedia digunakan untuk menentukan distribusi probabilitas apriori untuk nilai dividen mendatang. Hal ini diasumsikan sebagai sebuah kondisi awal, dan untuk struktur dividen dengan densitas probabilitas apriori tertentu, model BHM menghasilkan sebuah penyajian bentuk tertutup (a closed form expression) untuk harga dari sebuah aset sederhana. Sebuah penyajian bentuk tertutup untuk model BHM adalah merupakan salah satu penyelesaian bentuk tertutup untuk model BHM yang mana merupakan penyajian matematika yang dapat dievaluasi dengan sejumlah berhingga operasi standar. Penyajian bentuk tertutup bisa merupakan konstan, variabel, operasi-operasi yakni penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan fungsi-fungsi, misalnya akar, eksponen, logaritma, fungsi trigonometri, dan fungsi invers hiperbolik tetapi biasanya bukan limit (Weisstein, 2013). Penemuan matematika saat ini semakin lama semakin melibatkan komputasi, penghargaan pada perolehan sebuah penyajian bentuk tertutup menjadi tinggi. Hal ini berarti penemuan sebuah penyajian bentuk tertutup idealnya menjadi di posisi atas dan efisiensi komputasi akan berperan menjadi sebuah kebaikan kedua (Borwein dan Crandall, 2010). Disamping itu penyajian rumus yang merupakan penyajian bentuk tertutup tidak mengandalkan perhitungan komputasi iteratif yang cukup memakan waktu dan memori komputer (Abdurakhman, 2007). Model BHM adalah sebuah model yang secara eksplisit tidak merupakan penyajian bentuk tertutup. Akan tetapi model BHM dengan informasi aliran kas dividen untuk densitas probabilitas apriorinya berdistribusi Eksponensial dan Gamma secara eksplisit merupakan penyajian bentuk tertutup

5 5 (Macrina, 2006). Brody, Hughston, dan Macrina belum menyajikan semua densitas probabilitas apriori yang merupakan penyajian bentuk tertutup untuk model BHM. Disertasi ini membahas densitas probabilitas apriori lain yang merupakan penyajian bentuk tertutup untuk model BHM. Berdasarkan pada situasi distribusi Gamma yang sama dengan situasi untuk distribusi Weibull (Bain dan Engelhardt, 1992), maka dapat ditemukan densitas probabilitas apriori berdistribusi Rayleigh merupakan penyajian bentuk tertutup untuk model BHM (Mutijah et al, 2012). Distribusi Rayleigh merupakan distribusi khusus dari distribusi Weibull. Pembahasan model BHM kemudian dikembangkan ke dalam penyelidikan untuk menemukan kembali model harga aset gerak Brown (Brownian motion) geometrik Black Scholes standar dengan sebuah pemilihan dari struktur dividen dan faktor pasar. Hal tersebut masuk akal, bahwa beberapa kerangka kerja pemodelan harga aset dengan suatu klaim, secara umum dapat merupakan model harga aset Black Scholes sebagai sebuah kasus khusus. Model BHM selanjutnya dikembangkan ke model harga aset Black Scholes dengan sebuah seting yakni sebuah aset untuk sementara tidak membayar dividen dan pada waktu yang ditentukan dijual dengan nilai tertentu. Model yang dibangun dari seting demikian itu selanjutnya disebut model Black Scholes dari perspektif berdasarkan informasi (Macrina, 2006), dan dalam disertasi ini disebut dengan model BS-BHM. Oleh karena fungsi densitas probabilitas apriorinya merupakan distribusi normal standar, maka untuk kepentingan penurunan model BS-BHM diperlukan penerapan integral Gaussian. Integral Gaussian atau integral probabilitas adalah integral dari fungsi Gaussian atau integral dari distribusi normal (Johnson, 2013) dan (Iwasawa, 2009). Integral Gaussian adalah merupakan integral tak tentu (improper integral) dari fungsi Gaussian, akan tetapi integral Gaussian adalah sangat penting dalam teori dan praktek (Iwasawa, 2009). Penyelidikan terhadap langkah-langkah penerapan integral Gaussian dalam menghasilkan model BS-BHM menemukan kesalahan dalam menerapkannya, sehingga diperoleh model yang berbeda dengan model BS-BHM. Model yang diperoleh tersebut selanjutnya disebut model BS-BHM-Updated (Mutijah et al, 2012).

6 6 Model BHM dan model BS-BHM-Updated merupakan model harga aset pendekatan berdasarkan informasi dengan dasar aset adalah saham. Salah satu produk turunan dari aset saham adalah opsi. Oleh karena opsi merupakan aset turunan saham, maka opsi memiliki sifat yang berbeda dengan saham. Investor pemegang opsi tidak mendapatkan dividen atau tidak memiliki hak seperti halnya pemegang saham, resiko menginvestasikan modal dalam bentuk saham juga lebih besar dibandingkan menginvestasikan dalam bentuk opsi. Pilihan alternatif investasi pada opsi akan memberikan banyak keuntungan bagi para investor yakni memungkinkan untuk memperoleh laba tanpa batas tetapi kerugian maksimal yang harus ditanggung investor hanya sebesar premi opsi. Agar investor dapat berminat membeli opsi maka harga yang ditawarkan di pasar haruslah masuk akal. Untuk mengurangi resiko dari pembelian opsi hendaknya investor juga memiliki pengetahuan tentang teori penentuan harga opsi yang menawarkan harga yang masuk akal. Salah satu model harga opsi yang dapat dijadikan pegangan investor dalam perdagangan opsi adalah model yang sudah sangat terkenal dan praktis yaitu model Black Scholes (Abdurakhman, 2007). Opsi Eropa adalah opsi yang dapat dilaksanakan hanya pada tanggal jatuh tempo saja. Hal ini membuat peneliti-peneliti mengkonsentrasikan untuk menemukan harga dari sebuah opsi di masa mendatang dan sensitifitasnya melalui simbol-simbol greek (Rajanikanth dan Reddy, 2015). Seiring dengan perkembangannya beberapa penelitian telah mengembangkan model harga opsi Eropa yang formula harganya menghasilkan pendekatan ke model opsi Eropa tipe Black Scholes dan sifat baik yang melekat pada model Black Scholes. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut diantaranya, Sepp (2003), Lioui (2004), Brody et al (2005), Macrina (2006), Magdziarz (2009), Modisett dan Powell (2012), dan Khan et al.(2013). Dalam penelitian Macrina (2006) belum membahas tentang penentuan harga opsi di bawah model BS-BHM. Disertasi ini membahas penelitian yang sejenis yakni menentukan harga opsi Eropa di bawah model BS-BHM-Updated dan beberapa sifatnya, diantaranya persaman put-call, greek, dan harga opsi beli Eropa pada kondisi khusus yaitu kondisi volatilitas ekstrim.

7 7 Volatilitas dari return aset adalah menjadi kepentingan krusial dalam pembahasan harga aset (Fradkin, 2008). Volatilitas adalah suatu ukuran ketidakpastian pada waktu mendatang (Liu dan Chen, 2008). Volatilitas juga diartikan sebagai suatu ukuran yang secara langsung terkait dengan berapa banyak pasar mengharapkan aset dasar bergerak (Downey, 2011). Pembahasan tentang volatilitas telah menjadi sebuah area yang signifikan dalam matematika finansial dikarenakan volatilitas dapat digunakan untuk mengetahui dinamika harga aset ketika volatilitas adalah merupakan salah satu variabel kunci dalam sebuah persamaan diferensial stokastik yang mengatur harga sebuah aset, hanya variabel volatilitas dalam persamaan harga opsi Black Scholes yang tidak dapat diobservasi sehingga untuk memodelkan volatilitas dalam harga opsi adalah krusial, dan volatilitas merupakan faktor krusial dalam suatu area penelitian yang luas (Mitra, 2009). Volatilitas dapat diukur secara empirik dengan dua metode yakni dengan menggunakan volatilitas historis dan implied volatility. Volatilitas historis dihitung dari data harga saham empirik, sedangkan implied volatility dihitung dari harga opsi empirik (Mitra, 2009) dan (Higham, 2004). Dua ukuran volatilitas tersebut yang secara umum banyak digunakan (Downey, 2011). Akan tetapi di dalam praktek, pedagang-pedagang opsi biasanya bekerja dengan implied volatility. Implied volatility digunakan untuk memonitor opini pasar tentang volatilitas dari sebuah saham tertentu. Pedagang opsi sering mengutip implied volatility opsi daripada dari harga opsinya. Implied volatility dari opsi-opsi yang diperdagangkan secara aktif sering digunakan oleh pedagang opsi untuk mengestimasi implied volatility dari opsi-opsi yang lain (Hull, 2012). Model BS-BHM-Updated merupakan model Black Scholes dari perspektif berdasarkan informasi yang juga memiliki parameter yang tidak dapat diobservasi secara langsung yakni volatilitas dan tingkat kemunculan informasi. Berdasarkan hal tersebut, disertasi ini menyajikan penentuan implied volatility dan perhitungan numerik harga opsi beli Eropa di bawah model BS-BHM-Updated menggunakan implied volatility (Mutijah et al, 2015). Sifat umum yang baik dari model harga opsi Black Scholes adalah jika terjadi parameter volatilitas memiliki nilai-nilai ekstrim yakni volatilitas sangat

8 8 besar dan volatilitas mendekati nol (Hull, 2012) dan (Higham, 2012). Jika terjadi kejadian yang demikian, maka harga opsi beli Eropa dapat diturunkan dari model harga opsi beli Eropa Black Scholes. Berdasarkan hal tersebut maka disertasi ini juga membahas harga opsi beli Eropa di bawah model BS-BHM-Updated pada kejadian volatilitas ekstrim (Mutijah et al, 2015). 2. Perumusan Masalah Latar belakang masalah di atas mengantarkan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yang dapat dinyatakan dengan pertanyaan terbuka, yakni : 1. Bagaimana penyajian bentuk tertutup untuk model BHM dengan densitas probabilitas apriori berdistribusi Rayleigh? 2. Bagaimana menentukan model BS-BHM-Updated dengan menerapkan integral Gaussian? 3. Bagaimana menentukan model harga opsi Eropa di bawah model BS-BHM- Updated dan beberapa sifat baiknya? 4. Bagaimana menentukan harga opsi beli Eropa menggunakan implied volatility dan harga opsi beli Eropa di bawah model BS-BHM-Updated pada kejadian volatilitas ekstrim? 3. Batasan Masalah Ruang lingkup pembahasan penelitian ini dibatasi sebagai berikut : 1. Model harga aset bisa merupakan model harga aset waktu diskrit dan waktu kontinu. Penelitian ini hanya membahas model harga aset waktu kontinu yaitu model yang pada intinya memandang perubahan pergerakan harga saham dari waktu ke waktu mengikuti distribusi kontinu. 2. Jenis opsi dalam bidang keuangan terdiri dari opsi Eropa, opsi Amerika, dan opsi Asia yang memiliki karakter masing-masing. Dalam penelitian ini hanya membahas opsi Eropa.

9 9 3. Perhitungan numerik harga opsi menggunakan implied volatility pada studi kasus dikerjakan hanya untuk opsi beli saja. Pembatasan masalah ini atas dasar untuk harga opsi jual dapat ditentukan melalui persamaan put-call. 4. Sifat greek dan harga opsi pada kejadian volatilitas ekstrim juga hanya dikerjakan untuk opsi beli saja. Pembatasan masalah ini atas dasar bahwa cara menentukan sifat tersebut untuk opsi jual sama dengan opsi beli, hanya berbeda pada fungsinya. 4. Maksud dan Tujuan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan dalam pertanyaan terbuka pada sub bagian perumusan masalah, maka secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menentukan penyajian bentuk tertutup untuk model BHM dengan densitas probabilitas apriori berdistribusi Rayleigh. 2. Menentukan model BS-BHM-Updated dengan menerapkan integral Gaussian. 3. Menentukan model harga opsi Eropa dan beberapa sifatnya di bawah model BS-BHM-Updated. 4. Menentukan harga opsi beli Eropa menggunakan implied volatility dan harga opsi beli Eropa di bawah model BS-BHM-Updated pada kejadian volatilitas ekstrim. 5. Tinjauan Pustaka Informasi parsial tentang suatu aset kadang-kadang dijumpai oleh investor dalam sebuah pasar finansial. Informasi parsial suatu aset yang beredar di dalam pasar finansial umumnya terdiri dari informasi sebenarnya tentang aset dan informasi noise. Selanjutnya informasi parsial ini telah banyak digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan pemodelan harga aset dalam dunia matematika finansial. Beberapa penelitian tentang pemodelan harga aset yang mendasarkan pada informasi parsial telah dilakukan sebelumnya, diantaranya penelitian oleh Calamia (1999) mengembangkan pemodelan mikro struktur pasar. Dalam model ini beberapa komponen random walk sering diasumsikan untuk merefleksikan

10 10 struktur informasi pasar, sementara harga yang diobservasi berbeda dari nilai intrinsiknya karena ada suatu noise yang masuk dalam proses pengaturan harga dalam pasar. Duffie dan Lando (2001) membangun model term structure dari penyebaran kredit pada obligasi pemerintah yang mana investor sulit untuk mengobservasi aset perusahaan secara langsung karena adanya informasi noise dari laporan keuangan. Cetin et al (2004) memodelkan resiko kredit berdasarkan informasi parsial. Penelitian ini mengembangkan model reduced form oleh konstruksi pasar yang mana pasar melihat himpunan informasi manajer ditambah informasi noise, dengan informasi manajernya direduksi. Brody et al (2005) memodelkan harga aset untuk aset tunggal yakni aset didefinikan sebagai harapan aliran kas mendatang yang didiskon dari aset dasar obligasi dengan syarat filtrasi informasi pasar. Filtrasi informasi pasar diisi oleh informasi parsial yang merupakan jumlahan dari informasi sebenarnya tentang pembayaran awal (principal payment) dari obligasi ditambah noise yang merupakan proses jembatan Brown. Dalam penelitian ini suku bunganya diasumsikan deterministik. Masih dalam tahun yang sama Yu dan Rutkowski (2005) mengembangkan penelitian dari Brody et al (2005) yakni dengan mengasumsikan suku bunga adalah stokastik. Brody et al (2005) dan Macrina (2006) memodelkan harga aset untuk aset tunggal yakni aset didefinisikan sebagai harapan aliran kas mendatang yang didiskon dari aset dasar saham dengan syarat filtrasi informasi pasar. Filtrasi informasi pasar diisi oleh jumlahan informasi sebenarnya tentang pembayaran dividen mendatang ditambah informasi noise yang merupakan proses jembatan Brown. Model selanjutnya disebut model BHM. Penelitian dilanjutkan oleh Macrina (2006) yang mengembangkan model harga aset untuk beberapa aset dasar saham dan beberapa faktor pasar yang dapat mempengaruhi harga aset dasar. Macrina (2006) juga mengusahakan untuk menemukan kembali model harga asetnya ke dalam tipe model Black Scholes (1973) dengan suatu kondisi khusus. Caliskan (2007) dalam penelitiannya mengusahakan membuktikan yang belum ada dalam Brody et al (2005) dan Yu dan Rutkowski (2005). Model BHM yang dikembangkan oleh Brody, Hughston, dan Macrina pada tahun adalah sebuah model pendekatan berdasarkan informasi

11 11 dari sebuah aset yang membayar dividen tunggal pada waktu jatuh tempo dengan distribusi umum untuk pembayaran dividen. Penyajian model BHM tersebut adalah tidak merupakan bentuk tertutup, akan tetapi dengan struktur pembayaran dividen berdistribusi Eksponensial dan Gamma (distribusi apriori) menghasilkan penyajian yang merupakan bentuk tertutup. Peneliti melihat ada kemungkinan distribusi apriori yang lain bisa menghasilkan penyajian bentuk tertutup untuk model BHM. Masih dalam periode yang sama tahun Brody, Hughston, dan Macrina mengembangkan penelitiannya untuk menemukan kembali model aset Black Scholes dari model BHM dengan sebuah kondisi khusus. Model selanjutnya disebut model Black Scholes dari perspektif berdasarkan informasi atau disebut model BS-BHM. Untuk menemukan hasil akhir model BS-BHM diperlukan penerapan integral Gaussian. Peneliti mengusahakan menyelidiki kembali penerapan integral Gaussian untuk menemukan model BS-BHM. Penyelidikan kembali terhadap penerapan integral Gaussian ditemukan terdapat kesalahan dalam menerapkan integral Gaussian yakni pada langkah menguraikan bentuk kuadrat sempurna. Model yang dihasilkan kemudian disebut model BS-BHM-Updated. Penelitian yang membahas tentang penentuan harga opsi mulai mendapat banyak perhatian di kalangan para peneliti sejak ditemukan model harga opsi Black Scholes (1973), yang mana kepada kedua penemunya tersebut kemudian diberi hadiah Nobel pada tahun Model opsi Black Scholes diturunkan di bawah model aset lognormal, selanjutnya dengan menggunakan persamaan diferensial parsial Black Scholes diperoleh model opsi beli (call option) Eropa Black Scholes. Model opsi Black Scholes ini sangat praktis karena parameterparameter yang digunakan mudah dicari dari data harga saham. Oleh karena kepraktisannya maka beberapa penelitian telah berusaha mengembangkan suatu model untuk menghasilkan pendekatan ke rumus opsi Black Scholes. Sepp (2003) mengaplikasikan transformasi Fourier untuk pemecahan masalah harga opsi Eropa di bawah dinamika harga aset jump difusi Affine menggunakan dua metode penyelesaian. Pertama, menggunakan formula karakteristik, dan kedua

12 12 menggunakan formula Black Scholes. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode formula Black Scholes menghasilkan nilai opsi yang sangat lebih cepat daripada metode karakteristik. Lioui (2004) berusaha menghargai opsi Eropa dengan kerangka kerja adalah model Black Scholes yang diperluas (Black Scholes extended). Penelitiannya menghasilkan formula eksplisit harga beli dan jual serta parameter greek. Akan tetapi beberapa sifat yang baik dalam model Black Scholes tidak dipenuhi dalam model ini. Brody et al. (2005) membangun model opsi Eropa di bawah model BHM dengan dasar aset obligasi. Penelitiannya menghasilkan pendekatan formula opsi ke tipe Black Scholes. Macrina (2006) juga mengembangkan model opsi Eropa di bawah model BHM dengan dasar aset adalah saham. Penelitiannya juga menghasilkan pendekatan opsi ke tipe opsi Black Scholes. Magdziarz (2009) mengembangkan model generalisasi dari model Black Scholes yang menangkap karakteristik subdiffusive dari pasar finansial. Model selanjutnya disebut model Black Scholes yang terkait dengan subdiffusive (the corresponding subdiffusive Black Scholes formula). Model tersebut untuk harga opsi Eropa fair dan menunjukkan bagaimana harga tersebut dapat dievaluasi dengan metode Monte Carlo. Modisett dan Powell (2012) mengembangkan model harga opsi Black Scholes dimodifikasi untuk memiliki sebuah parameter drift baru disamping parameter volatilitas. Parameter drift baru tersebut diperlakukan sebagai parameter tidak langsung (the implied drift parameter) sebagaimana parameter volatilitas. Model selanjutnya disebut the extended Black Scholes (EBS). Penggunaan data historis, the implied drift parameter cocok untuk model EBS daripada model BS. Khan et al (2013) berusaha memodifikasi formula harga opsi Black Scholes dengan menambahkan variabel baru pada asumsi dasar yang diberikan yang berhubungan dengan suku bunga bebas resiko dan juga menunjukkan proses perhitungan dari suku bunga bebas resiko baru pada basis dari variabel yang dimodifikasi. Penelitiannya juga mengidentifikasi berbagai situasi dalam tes empirik dari formula Black Scholes yang dimodifikasi dan formula Black Scholes original. Model BS-BHM-Updated adalah model harga aset lognormal yang diturunkan dari model BHM dengan suatu kondisi khusus. Penelitian untuk

13 13 penentuan harga opsi di bawah model ini sangat memungkinkan untuk menghasilkan pendekatan ke rumus opsi tipe Black Scholes. Disamping itu juga sifat baik yang dimiliki model opsi Black Scholes sangat memungkinkan dipenuhi juga di bawah model opsi BS-BHM-Updated. 6. Metodologi Penelitian Penelitian tentang model harga aset berdasarkan informasi ini dilakukan dengan mengkaji pustaka yang membahas permasalahan terkait. Kemudian dilakukan penelitian lebih lanjut dan fokus pada penyelidikan untuk memperoleh permasalahan terbuka yang dapat dikerjakan pada model harga aset pendekatan berdasarkan informasi oleh Brody, Hughston, dan Macrina (model BHM). Penelitian dilanjutkan pada penyelidikan penerapan integral Gaussian pada model Black Scholes dari perspektif berdasarkan informasi oleh Brody, Hughston, dan Macrina (pendekatan BHM atau model BS-BHM) yang kemudian menghasilkan model BS-BHM-Updated. Selanjutnya penelitian difokuskan pada beberapa hal yang terkait dengan model BS-BHM-Updated. Akhir penelitian dilakukan untuk mengerjakan penentuan formula harga opsi Eropa di bawah model BS-BHM-Updated dan beberapa sifat baik dari formula harga opsi Eropa di bawah model BS-BHM-Updated. 7. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan penelitian ini terorganisasi dalam 6 (enam) bab sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN, memuat sub bab latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI, pada bab ini disajikan teori-teori yang mendasari penelitian, meliputi teori dalam bidang finansial, matematika, dan statistika. Beberapa teori yang disajikan tersebut terorganisasi dalam subbab investasi dan penilaian saham, dividen, opsi, penyajian bentuk tertutup dan integral Gaussian, aljabar-σ, filtrasi, variabel random, dan proses stokastik, distribusi normal,

14 14 lognormal, dan Weibull, metode estimasi momen, distribusi prior dan posterior pada formula Bayes, gerak Brown, filtrasi dalam gerak Brown, dan jembatan Brown sebagai proses Gaussian, ukuran probabilitas resiko netral dan martingale, model harga aset, persamaan put-call, dan metode Newton Raphson. BAB III. DISTRIBUSI PRIOR RAYLEIGH DAN MODEL BS-BHM- UPDATED, bagian ini disusun dalam dua subbab. Subbab pertama membahas penentuan bentuk tertutup dengan distribusi prior Rayleigh untuk model BHM. Subbab kedua membahas beberapa topik yakni menentukan mean dan variansi dari model BS-BHM-Updated, estimasi parameter volatilitas historis di bawah model BS-BHM-Updated dan di bawah model BS-BHM menggunakan metode momen. BAB IV. PENENTUAN HARGA OPSI EROPA DI BAWAH MODEL BS-BHM-UPDATED. Dalam bagian ini membahas penentuan rumus harga opsi beli dan opsi jual Eropa, menunjukkan relasi persamaan put-call, menentukan greek dari harga opsi beli Eropa di bawah model BS-BHM-Updated yang meliputi Delta, Gamma, Rho, Theta, Vega, dan Alpha, estimasi parameter implied volatility pada harga opsi beli Eropa di bawah model BS-BHM-Updated menggunakan metode Newton Raphson, dan menentukan harga opsi beli Eropa pada kejadian volatilitas ekstrim. BAB V. STUDI KASUS. Dalam bagian ini membahas penentuan hasil estimasi parameter pada model BS-BHM-Updated dan model BS-BHM, perhitungan harga opsi beli Eropa di bawah model Black Scholes, BS-BHM, dan BS-BHM-Updated menggunakan volatilitas historis, perhitungan harga opsi beli Eropa di bawah model BS-BHM-Updated menggunakan implied volatility, dan membandingkan kinerja volatilitas historis dengan implied volatility secara numerik. Data menggunakan data harga saham Microsoft (MSFT). BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Memaparkan simpulan hasil penelitian dan saran serta masukan yang memperbaiki penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah modal yang diinvestasikan ataupun

BAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah modal yang diinvestasikan ataupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia investasi tampaknya tengah mengalami perkembangan, hal ini tidak hanya ditunjukkan oleh meningkatnya jumlah modal yang diinvestasikan ataupun semakin bertambahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum investasi adalah meliputi pertambahan barang-barang dan jasa dalam masyarakat, seperti pertambahan mesin-mesin baru, pembuatan jalan baru,pembukaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Salah satu instrumen derivatif yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah opsi. Opsi adalah suatu kontrak antara dua pihak, salah satu pihak (sebagai pembeli) mempunyai hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, pasar saham menawarkan berbagai macam bentuk perdagangan, misalnya kontrak keuangan yang menyatakan pemegangnya adalah pemilik dari suatu aset.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Salah satu instrumen derivatif yang telah banyak dikenal dan diperdagangkan oleh masyarakat adalah opsi (option). Opsi merupakan suatu jenis kontrak

Lebih terperinci

Bab 7. Minggu 12 Formula Black Scholes untuk Opsi Call

Bab 7. Minggu 12 Formula Black Scholes untuk Opsi Call Bab 7. Minggu Formula Black Scholes untuk Opsi Call ujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan perkuliahan minggu ini, mahasiswa bisa : Menjelaskan valuasi opsi call tipe Eropa model Black Scholes Menurunkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Opsi Opsi adalah suatu hak (bukan kewajiban) untuk pembeli opsi untuk membeli atau menjual aset kepada penjual opsi pada harga tertentu dan dalam jangka waktu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diberikan tinjauan pustaka, teori penunjang dan kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka terdiri dari penelitian-penelitian sebelumnya yang mendasari skripsi ini, teori

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

FIKA DARA NURINA FIRDAUS,

FIKA DARA NURINA FIRDAUS, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal, terdapat berbagai aset pokok yang dapat diperjualbelikan, diantaranya adalah mata uang, sepaket saham, dan komoditas. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS. harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga,

BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS. harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga, BAB III METODE UNTUK MENAKSIR VOLATILITAS 3.1. Pendahuluan Dalam menentukan harga opsi call dan opsi put dibutuhkan parameter harga saham, waktu jatuh tempo, waktu sekarang, suku bunga, strike price, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan investasi ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada bidang keuangan, investasi sudah berkembang sangat pesat. Perkembangan investasi ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam alternatif instrumen investasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi tanah, investasi emas, dan investasi saham merupakan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi tanah, investasi emas, dan investasi saham merupakan investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan investasi dalam perekonomian saat ini berkembang sangat pesat. Investasi tanah, investasi emas, dan investasi saham merupakan investasi yang popular saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan maupun individu yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan maupun individu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era sekarang ini keuangan merupakan salah satu bidang yang berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan maupun individu yang menghadapi masalah ini, sehingga tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan Black dan Scholes (1973) mempublikasikan jurnal yang berjudul Pricing of Option and Corporate Liabilities yang berisi tentang perhitungan rumus harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia keuangan, investasi bukanlah hal yang baru. Investasi merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah

Lebih terperinci

Opsi (Option) Arum Handini Primandari

Opsi (Option) Arum Handini Primandari Opsi (Option) Arum Handini Primandari Definisi Opsi adalah sebuah kontrak (sekuritas) yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual suatu aset (contohnya: saham) tertentu saat jatuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Perusahaan yang tergolong perusahan go public ialah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah go public. Perusahaan yang tergolong perusahan go public ialah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham merupakan surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun badan hukum dalam suatu perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public.

Lebih terperinci

III. PEMBAHASAN. Payoff Opsi Put ( p) Payoff Opsi Call ( c)

III. PEMBAHASAN. Payoff Opsi Put ( p) Payoff Opsi Call ( c) 5 K S. Untuk kondisi ini opsi tidak mempunyai nilai pada saat jatuh tempo. Jadi nilai opsi call pada saat jatuh tempo dapat dituliskan sebagai suatu payoff atau penerimaan bagi pemegang kontrak sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN KALKULUS STOKASTIK PADA MODEL OPSI

PENERAPAN KALKULUS STOKASTIK PADA MODEL OPSI PENERAPAN KALKULUS STOKASTIK PADA MODEL OPSI Nizaruddin Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang Jl. Sidodadi Timur 24 Semarang Abstrak Opsi merupakan salah satu pilihan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontrak Opsi Kontrak opsi merupakan suatu perjanjian atau kontrak antara penjual opsi dengan pembeli opsi, penjual opsi memberikan hak dan bukan kewajiban kepada pembeli opsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini dikaji mengenai nilai ekspektasi saham pada jatuh tempo, persamaan nilai portofolio, penentuan model Black-Scholes harga opsi beli tipe Eropa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan infrastruktur pasar. Secara tradisional, dikenal adanya dua

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan infrastruktur pasar. Secara tradisional, dikenal adanya dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk pasar modal selalu berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan infrastruktur pasar. Secara tradisional, dikenal adanya dua instrumen investasi utama pasar

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA

BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA BAB V IMPLEMENTASI SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA 5.1 Harga Saham ( ( )) Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa opsi Amerika dapat dieksekusi kapan saja saat dimulainya kontrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dengan berkembangnya industri keuangan dunia berbagai instrumen keuangan pun dikembangkan oleh banyak orang guna menunjang perkembangan pasar modal. Salah

Lebih terperinci

BAB III METODE MONTE CARLO

BAB III METODE MONTE CARLO BAB III METODE MONTE CARLO 3.1 Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan klasik metode ini adalah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL BLACK SCHOLES UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI JUAL TIPE EROPA

PENGGUNAAN MODEL BLACK SCHOLES UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI JUAL TIPE EROPA Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 02 no. 1 (2013), hal 13 20 PENGGUNAAN MODEL BLACK SCHOLES UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI JUAL TIPE EROPA Widyawati, Neva Satyahadewi, Evy Sulistianingsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Secara garis besar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Opsi merupakan salah satu produk finansial turunan. Opsi memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual suatu aset acuan (underlying asset) saat jatuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti; saham, obligasi, mata uang dan lain-lain. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. seperti; saham, obligasi, mata uang dan lain-lain. Seiring dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pasar modal, terdapat berbagai macam aset yang diperjualbelikan seperti; saham, obligasi, mata uang dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham

BAB I PENDAHULUAN. seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Jika seseorang memiliki saham perusahaan maka dia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Noviandhini Puji Gumati, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Noviandhini Puji Gumati, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa saham merupakan suatu hal yang sangat penting di era globalisasi saat ini. Perdagangan yang mulai merambah pada segala bidang memicu banyak pihak untuk menginvestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu formula dalam teori bunga telah diusulkan pada abad

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu formula dalam teori bunga telah diusulkan pada abad BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Salah satu formula dalam teori bunga telah diusulkan pada abad kesembilan belas oleh seorang aktuaris dan ahli matematika Inggris bernama William Makeham.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan.

II. LANDASAN TEORI. Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. II. LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan diuraikan beberapa definisi dan teori penunjang yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Istilah Ekonomi dan Keuangan Definisi 1 (Investasi) Dalam keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia keuangan, dikenal adanya pasar keuangan (financial market) yang terdiri atas pasar uang ( money market) dan pasar modal ( capital market). Pada pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bidang keuangan, investasi merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak orang menghimpun dana yang mereka miliki untuk mendapatkan

Lebih terperinci

MODEL BLACK-SCHOLES HARGA OPSI BELI TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN

MODEL BLACK-SCHOLES HARGA OPSI BELI TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN MODEL BLACK-SCHOLES HARGA OPSI BELI TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN oleh RETNO TRI VULANDARI M0106062 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL E-Jurnal Matematika Vol 6 (2), Mei 2017, pp 99-105 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI KOMODITAS EMAS MENGGUNAKAN METODE POHON BINOMIAL I Gede Rendiawan Adi Bratha 1, Komang Dharmawan 2, Ni Luh

Lebih terperinci

BAB IV. Pada bab IV ini, akan dibahas implementasi metode Least-Square. Monte Carlo (LSM) untuk menentukan nilai opsi put Amerika dengan

BAB IV. Pada bab IV ini, akan dibahas implementasi metode Least-Square. Monte Carlo (LSM) untuk menentukan nilai opsi put Amerika dengan BAB IV IMPLEMENTASI METODE LEAST-SQUARE MONTE CARLO 4.1 Implementasi Pada bab IV ini, akan dibahas implementasi metode Least-Square Monte Carlo (LSM) untuk menentukan nilai opsi put Amerika dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA

BAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA BAB III PENILAIAN OPSI PUT AMERIKA Pada bab ini akan disajikan rumusan mengenai penilaian opsi put Amerika. Pada bagian pertama diberikan beberapa asumsi untuk penilaian opsi Amerika. Bentuk nilai intrinsik

Lebih terperinci

BAB V HASIL SIMULASI

BAB V HASIL SIMULASI 46 BAB V HASIL SIMULASI Pada bab ini akan disajikan beberapa hasil pendekatan numerik harga opsi put Amerika menggunakan metode beda hingga. Algoritma yang disusun di bawah ini untuk menentukan harga opsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fitur yang membedakan asuransi jiwa indeks-terjamin dengan polis asuransi jiwa tradisional adalah bahwa kewajiban manfaat pada saat jatuh tempo tergantung pada nilai

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Fungsi Convex

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Fungsi Convex Bab 2 Landasan Teori Salah satu hal yang menarik dari topik tugas akhir ini adalah penggunaan sebuah ilmu dari dunia insurance (teori comonotonic) ke dunia matematika keuangan. Oleh karena itu untuk memahaminya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perkembangan bisnis asuransi semakin hari semakin menjanjikan, hal ini dikarenakan hampir semua bidang kehidupan mempunyai resiko, antara lain, kematian,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anton, H., Bivens, I., and Davis, S., 2005, Calculus Eighth Edition.United State of America, John Wiley&Sons,Inc.

DAFTAR PUSTAKA. Anton, H., Bivens, I., and Davis, S., 2005, Calculus Eighth Edition.United State of America, John Wiley&Sons,Inc. DAFTAR PUSTAKA Abdurakhman,2007,Model Umum Teori Penentuan Harga Opsi State Diskrit Menggunakan Pseudoinverse serta Aplikasinya,Disertasi,Program Studi Matematika Sekolah Pascasarjana UGM Yogyakarta. Anton,

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI BELI EROPA DENGAN DUA PROSES VOLATILITAS STOKASTIK

PENENTUAN HARGA OPSI BELI EROPA DENGAN DUA PROSES VOLATILITAS STOKASTIK PENENTUAN HARGA OPSI BELI EROPA DENGAN DUA PROSES VOLATILITAS STOKASTIK Muhammad Faizal 1, Irma Palupi 2, Rian Febrian Umbara 3 1,2,3 Fakultas Informatika Prodi Ilmu Komputasi Telkom University, Bandung

Lebih terperinci

2016 PENGUKURAN RISIKO KREDIT OBLIGASI PENDEKATAN FIRST PASSAGE TIME DAN OPTIMISASI PORTOFOLIO DENGAN MEAN VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO

2016 PENGUKURAN RISIKO KREDIT OBLIGASI PENDEKATAN FIRST PASSAGE TIME DAN OPTIMISASI PORTOFOLIO DENGAN MEAN VARIANCE EFFICIENT PORTFOLIO 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara karena memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam menjalankan fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Hal ini berdampak pada sektor lain dalam kehidupan masyarakat seperti

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI BELI EROPA DENGAN DUA PROSES VOLATILITAS STOKASTIK

PENENTUAN HARGA OPSI BELI EROPA DENGAN DUA PROSES VOLATILITAS STOKASTIK e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 6751 PENENTUAN HARGA OPSI BELI EROPA DENGAN DUA PROSES VOLATILITAS STOKASTIK Muhammad Faizal1, Irma Palupi2, Rian Febrian Umbara3 1,2,3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran operasional serta menjaga kelangsungan hidupnya dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Salah

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, investasi bukanlah hal yang tabu bagi kita. Investasi sudah menjamur dimana-mana, dari yang muda sampai yang tua dan juga

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Gerak Brown Geometri

Perhitungan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Gerak Brown Geometri Perhitungan Harga Opsi Eropa Menggunakan Metode Gerak Brown Geometri Kristoforus Ardha Sandhy Pradhitya 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika email:

Lebih terperinci

Bab 6 Minggu ke 10 Lemma Ito & Simulasi Monte Carlo

Bab 6 Minggu ke 10 Lemma Ito & Simulasi Monte Carlo Bab 6 Minggu ke 10 Lemma Ito & Simulasi Monte Carlo Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan perkuliahan minggu ini, mahasiswa bisa : Menjelaskan tentang Model matematis harga Saham Membuat simulasi harga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembicaraan statistik, jawaban yang diinginkan adalah jawaban untuk ruang lingkup yang lebih luas, yakni populasi. Tetapi objek dari studi ini menggunakan sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, ilmu pengetahuan dan teknologi (sains dan teknologi) telah berkembang dengan cepat. Salah satunya adalah ilmu matematika yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dari suatu properti atau usaha. Pembuatan asumsi tersebut berkaitan dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. dari suatu properti atau usaha. Pembuatan asumsi tersebut berkaitan dengan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Analisis Discounted Cash Flow (DCF) adalah teknik pembuatan model keuangan yang didasarkan pada asumsi mengenai prospek pendapatan dan biaya dari suatu properti atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini sudah tidak asing lagi didengar kata investasi, investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan

Lebih terperinci

MODEL BLACK-SCHOLES PUT-CALL PARITY HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. oleh ANITA RAHMAN M

MODEL BLACK-SCHOLES PUT-CALL PARITY HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. oleh ANITA RAHMAN M MODEL BLACK-SCHOLES PUT-CALL PARITY HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN oleh ANITA RAHMAN M0106004 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Opsi lookback adalah opsi yang keuntungannya tergantung dari harga maksimum atau minimum aset pokok selama periode opsi. Salah satu keunikan dari opsi lookback adalah

Lebih terperinci

HASIL EMPIRIS. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Numerik

HASIL EMPIRIS. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Numerik 31 IV HASIL EMPIRIS 4.1 Penilaian Numerik Untuk melihat bagaimana model bekerja, dapat disimulasikan harga saham dan membandingkan beberapa hasil numerik dari beberapa model yang dibangun sebelumnya. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang di pasar finansial. Cerita sukses meraup uang di pasar finansial dan

BAB I PENDAHULUAN. uang di pasar finansial. Cerita sukses meraup uang di pasar finansial dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini, dunia investasi kian berkembang dan menjadi alternatif bagi masyarakat untuk menambah penghasilan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang, khususnya

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

ABSTRAK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA DENGAN MODEL BINOMIAL

ABSTRAK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA DENGAN MODEL BINOMIAL ABSTRAK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA DENGAN MODEL BINOMIAL Djaffar Lessy, Dosen Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Ambon 081343357498, E-mail: Djefles79@yahoo.om Banyak model telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Opsi merupakan suatu kontrak/perjanjian antara writer dan holder yang

BAB I PENDAHULUAN. Opsi merupakan suatu kontrak/perjanjian antara writer dan holder yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Opsi merupakan suatu kontrak/perjanjian antara writer dan holder yang memberikan hak, bukan kewajiban, kepada holder untuk membeli atau menjual suatu aset

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL

PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 07, No. 2 (2018), hal 127 134. PENENTUAN HARGA OPSI TIPE EROPA DENGAN METODE BINOMIAL Syarifah Nadia, Evy Sulistianingsih, Nurfitri Imro ah INTISARI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Valuasi II.1.1 Konsep Investasi merupakan suatu komitmen penempatan dana pada periode waktu tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Sharpe et al. (1993), investasi adalah mengorbankan aset yang dimiliki sekarang guna mendapatkan aset pada masa mendatang agar jumlah aset menjadi

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI TIPE EROPA MENGGUNAKAN METODE QUASI MONTE CARLO DENGAN BARISAN KUASI-ACAK HALTON

PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI TIPE EROPA MENGGUNAKAN METODE QUASI MONTE CARLO DENGAN BARISAN KUASI-ACAK HALTON E-Jurnal Matematika Vol. 3 (4), November 2014, pp. 154-159 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN HARGA KONTRAK OPSI TIPE EROPA MENGGUNAKAN METODE QUASI MONTE CARLO DENGAN BARISAN KUASI-ACAK HALTON I Gusti Putu Ngurah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya pasar modal yang semakin pesat belakangan ini dianggap dapat membantu pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa datang merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak orang. Salah satu cara

Lebih terperinci

{ B t t 0, yang II LANDASAN TEORI = tn

{ B t t 0, yang II LANDASAN TEORI = tn II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan definisi-definisi yang akan digunakan di dalam pembahasan. 2.1 Ruang Contoh, Peubah Acak, dan Proses Stokastik Definisi 2.1 (Ruang Contoh) Ruang contoh adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi tiga macam,

BAB I PENDAHULUAN. datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi dibedakan menjadi tiga macam, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penanaman dana yang dilakukan oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan harapan akan memperolah pendapatan pada masa yang datang. Dilihat

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI BELI TIPE ASIA DENGAN METODE MONTE CARLO-CONTROL VARIATE

PENENTUAN HARGA OPSI BELI TIPE ASIA DENGAN METODE MONTE CARLO-CONTROL VARIATE E-Jurnal Matematika Vol. 6 (1), Januari 2017, pp. 29-36 ISSN: 2303-1751 PENENTUAN HARGA OPSI BELI TIPE ASIA DENGAN METODE MONTE CARLO-CONTROL VARIATE Ni Nyoman Ayu Artanadi 1, Komang Dharmawan 2, Ketut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia melangsungkan hidupnya dengan mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini berbenturan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI AMERIKA MELALUI MODIFIKASI MODEL BLACK- SCHOLES PRICING AMERICAN OPTION USING BLACK-SCHOLES MODIFICATION MODEL

PENENTUAN HARGA OPSI AMERIKA MELALUI MODIFIKASI MODEL BLACK- SCHOLES PRICING AMERICAN OPTION USING BLACK-SCHOLES MODIFICATION MODEL PENENTUAN HARGA OPSI AMERIKA MELALUI MODIFIKASI MODEL BLACK- SCHOLES PRICING AMERICAN OPTION USING BLACK-SCHOLES MODIFICATION MODEL Hesekiel Maranatha Gultom 1 Irma Palupi 2 Rian Febrian Umbara 3 1,2,3

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian

BAB II KAJIAN TEORI. hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai. itu menyusun kejadian, maka probabilitas kejadian BAB II KAJIAN TEORI A. Probabilitas Teorema 2.1 (Walpole, 1992) Probabilitas menunjukan suatu percobaan mempunyai hasil percobaan yang berbeda dan masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi,

Lebih terperinci

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN Lidya Krisna Andani Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEEFISIENAN METODE NEWTON-RAPHSON, METODE SECANT, DAN METODE BISECTION DALAM MENGESTIMASI IMPLIED VOLATILITIES SAHAM

PERBANDINGAN KEEFISIENAN METODE NEWTON-RAPHSON, METODE SECANT, DAN METODE BISECTION DALAM MENGESTIMASI IMPLIED VOLATILITIES SAHAM E-Jurnal Matematika Vol. 5 (1), Januari 2016, pp. 1-6 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN KEEFISIENAN METODE NEWTON-RAPHSON, METODE SECANT, DAN METODE BISECTION DALAM MENGESTIMASI IMPLIED VOLATILITIES SAHAM Ida

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA OPSI KEUANGAN

PEMANFAATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA OPSI KEUANGAN BAB IV PEMANFAATAN SIMULASI MONTE CARLO PADA OPSI KEUANGAN. Program GUI Simulasi Monte Carlo untuk Menilai Opsi Keuangan. Berikut adalah tampilan dari program GUI Simulasi Monte Carlo untuk Menilai Opsi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Apa Itu Derivatif? Sekuritas derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang nilainya tergantung kepada nilai suatu aset yang mendasarinya (Hull, 2002, hal 460). Derivatif sendiri

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang semakin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Portofolio Teori investasi lebih menganjurkan investor untuk membentuk portofolio dalam berinvestasi saham. Menurut

Lebih terperinci

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD.

Catatan Kuliah. AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest. Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Catatan Kuliah AK5161 Matematika Keuangan Aktuaria Insure and Invest Dosen: Khreshna I.A. Syuhada, MSc. PhD. Kelompok Keilmuan Statistika - FMIPA Institut Teknologi Bandung 2016 1 Tentang AK5161 Matematika

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO. Rina Ayuhana

PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO. Rina Ayuhana PENENTUAN HARGA OPSI PUT AMERIKA MENGGUNAKAN ALGORITMA MONTE CARLO Rina Ayuhana Program Studi Ilmu Komputasi Universitas Telkom, Bandung rina.21.kids@gmail.com Abstrak Opsi adalah suatu kontrak yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Asuransi merupakan salah satu contoh Industri Keuangan Non Bank dimana asuransi terbagi menjadi dua jenis yaitu asuransi jiwa (life insurance) dan asuransi umum atau asuransi non jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Simulasi merupakan salah satu alat dalam statistik yang digunakan untuk membangkitkan data dengan batasan-batasan yang telah ditentukan. Simulasi ini banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Estimasi minimax adalah suatu upgrade pendekatan non-klasik (upgraded non-classical approach) dalam bidang estimasi inferensi statistik yang diperkenalkan oleh Abraham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan kendaraan pribadi semakin hari semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk. Selain sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan masing masing individu,

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE

PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE PENENTUAN HARGA OPSI CALL WINDOW RESET MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL TREE DAN TRINOMIAL TREE R. MELIYANI 1, E. H. NUGRAHANI 2, D. C. LESMANA 3 Abstrak Opsi window reset merupakan salah satu jenis opsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik di kalangan investor atau perusahaan untuk mendapatkan dana bagi kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah adanya deregulasi dalam pasar modal dan situasi kebijakan uang ketat yang mulai berlaku pada tahun 1991, banyak perusahaan melakukan go public

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha dalam perekonomian pasar bebas semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah uang atau dana yang dilakukan pada saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim,

Lebih terperinci