TESTLET SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN BENTUK TES PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN KIMIA DI SEKOLAH. Purwo Susongko

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TESTLET SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN BENTUK TES PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN KIMIA DI SEKOLAH. Purwo Susongko"

Transkripsi

1 TESTLET SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN BENTUK TES PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN KIMIA DI SEKOLAH Purwo Susongko Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal Abstrak Ada banyak keuntungan yang didapat bila bentuk tes uraian disusun dalam testlet. Selain keunggulankeunggulan bentuk tes objektif pada umumnya, bentuk tes testlet juga mempunyai sistem penskoran yang bersifat multikategorik. Penelitian ini bertujuan : () Menyusun bentuk tes testlet dari bentuk tes uraian dengan penerapan model penskoran graded response model(grm) pada tes prestasi belajar kimia, () Menguji secara empirik validitas konstrak tes pada bentuk tes testlet sebagai alternatif bentuk tes uraian pada tes prestasi belajar kimia, ()Membandingkan parameter item dengan menerapkan item response theory model politomus. Pengembangan instrumen dilakukan dengan beberapa tahap. Instrumen penelitian terdiri dari 0 item berbentuk uraian terstruktur yang merupakan tes prestasi belajar kimia siswa SMA kelas I yang diujikan pada siswa sebagai tes persiapan sebelum pelaksanaan ujian akhir semester I. Dengan item-item tes yang sama, tes uraian disusun dalam bentuk testlet yaitu sebanyak 0 testlet masing masing testlet terdiri dari item tes pilihan ganda. Tes prestasi belajar kimia ini dibuat oleh peneliti bersama--sama dengan guru guru kimia di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal. Tes uraian diujicobakan kepada siswa kelas II Program IPA SMA yang diambil dari SMA yaitu SMA SLAWI dan SMA SLAWI. Sedangkan testlet di ujicobakan kepada siswa kelas II dari dua SMA yang sama dengan tes uraian. Untuk memperoleh bukti validitas isi digunakan penilaian pakar untuk naskah tes. Untuk membuktikan validitas konstrak dan asumsi unidimensi terhadap tes yang dikembangkan, data yang diperoleh dari hasil uji coba dianalisis menggunakan structural equation modeling (SEM)..Penskoran kedua instrumen menggunakan metode analitik dengan menggunakan empat kriteria yaitu skor 0,,, dan dengan model graded response model (GRM). Masing-masing jawaban diskor oleh dua rater secara terpisah. untuk memperoleh karakteristik parameter item yang dikalibrasi dengan menggunakan program parscale versi,. Hasil penelitian menunjukkan: () Bentuk tes uraian pada tes prestasi belajar kimia dapat disajikan dalam bentuk testlet, () Bentuk tes testlet memenuhi validitas isi maupun konstrak sehingga bentuk testlet dapat,menjadi alternatif bentuk tes yang digunakan, () Dengan menerapkan model penskoran graded response model(grm), ada kecenderungan daya beda item-item tes yang disajikan dalam bentuk uraian lebih tinggi bila dibandingkan disajikan dalam bentuk testlet sedangkan untuk tingkat kesukaran, item tes dalam bentuk uraian cenderung lebih kecil dibanding dalam bentuk testlet. Abstract There are so many advantages from the form of essay test are made by testlests. Not only the advantages of objective test generally, the testlests also has multicategorical score system. The purposes of this study are to find: () arranging the testlets from essay through the Graded Response Model (GRM) Application on Chemistry achievement test, () Investigating construct validity of the test empirically on testlets for the alternative of Chemistry achievement test, () comparing the item paramaters of the tests through the Graded Response Model (GRM) Application. The development of the instruments was made in several stages. The instrument,

2 namely one consisting of 0 essay items as a chemistry achievement test for Year I students of Senior High Schools and administered as a preparation test before the examination at the end of semester I. With the same test items, the essay test was converted into 0 testlets, each of which consisted of multiple choice test items. The chemistry achievement test was made by the researcher in collaboration with chemistry teachers in the Office of Education, Youths and Sports of the Tegal Regency. The essay test administered to Year II students of two Senior High Schools, namely SMA I Slawi and SMA Slawi. The testlets test administered to Year II students of two Senior High Schools namely SMA I Slawi and SMA Slawi. To obtain evidence of the content validity or content representation, the test papers were assessed through the expert judgment. To prove the construct validity and the unidimensional assumption of the tests developed, the data obtained from the tryout results were analyzed by using the structural equation modeling (SEM). The SEM employed to prove the construct validity and the unidimensional assumption was the confirmatory factor analysis (CFA) model. The program employed to analyze the data using this model was PRELIS to obtain the product moment correlation coefficients among items. The scoring of the two instruments employed the analytic method involving four criteria, namely scores 0,,, and. The scoring of the tests response employed the two raters separatedly. The item parameters were estimated by using the computer program PARSCALE VERSION, The findings of the study are: () the Chemistry essay test can be made by testlest. () the testlets test has a good construct and content validity so the testlets can be the alternative of tes used. () by the Graded Response Model (GRM) Application, the essay test tends to have values of the item discrimination index which are higher than those in the testlets and the essay test tends to have values of the item diffulty index which are lower than those in the testlets.. Pendahuluan Bentuk tes uraian lebih kaya informasi berkaitan dengan kemampuan penempuh tes dibanding dengan tes objektif. Hal ini dapat dipahami karena jika tes dimaksudkan untuk melihat pola pikir yang kompleks dari penempuh tes, bentuk tes uraian lebih tepat dibandingkan dengan bentuk tes pilihan ganda. Bentuk tes uraian memberikan kebebasan kepada setiap penempuh tes untuk mengekspresikan daya nalarnya sehingga jawaban yang diberikan oleh setiap peserta akan menunjukkan kemampuan berpikir secara kompleks. Penggunaan bentuk tes uraian membutuhkan kemampuan yang tinggi untuk mengorganisasi jawaban, membutuhkan kemampuan mengingat kembali terhadap materi, membutuhkan pengetahuan yang integratif dan kemampuan menulis dengan baik. Pada tes objektif tidak didapatkan hal seperti itu karena peserta tinggal memilih opsi yang telah disiapkan. Ada beberapa kelemahan bentuk tes uraian. Dalam memberikan skor, bentuk tes uraian membutuhkan waktu yang lama dan relatif lebih sulit sehingga bentuk tes uraian sulit digunakan untuk tes-tes yang berskala besar. Di samping itu, sifat subjektif dari penilai dalam memberikan skor pada tes berbentuk uraian sering muncul. Sudah banyak usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada tes bentuk uraian. Salah satunya dengan meningkatkan objektivitas dalam penentuan skor. Hal ini dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu rater serta dengan memperjelas pedoman penskoran yang disusun. Melihat keunggulan dan

3 kelemahan yang dimiliki bentuk tes objektif maupun tes dalam bentuk uraian maka perlu pemikiran untuk mencari alternatif bentuk tes yang lebih baik dari keduanya. Bentuk tes tersebut diharapkan dapat mempunyai keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh bentuk tes objektif dan uraian serta bebas dari kelemahankelemahan yang dimiliki oleh bentuk tes objektif maupun uraian. Tes dapat menggunakan kumpulan beberapa item dalam satu kelompok yang saling berhubungan. Sekumpulan item yang saling berhubungan yang merupakan bagian dari satu tes biasa disebut testlet (Wainer, 99). Testlet telah digunakan pada pengukuran di bidang bahasa (Lee et al., 00), TOEFL (Wainer & Wang, 000), tes masuk sekolah hukum (Wainer, 99), tes masuk sekolah kedokteran (Zenisky et al., 00), pengukuran kemampuan dalam skala besar (Ferrara et al., 997) dan sikap terhadap identitas ras (Fischer & Tokar, 998). Pada TOEFL, testlet terutama digunakan pada bagian reading. Dengan demikian testlet telah banyak digunakan dalam berbagai bidang pengukuran.dilaporkan oleh Zenisky, Hambleton, & Sireci (00) bahwa itemitem dalam satu testlet tidak mempunyai sifat independensi lokal sehingga bila itemitem tersebut dianggap sebagai item - item yang independen maka tidak memenuhi persyaratan analisis dengan IRT model dikotomus. Lee, et al., (00) melakukan penyetaraan dengan pendekatan IRT politomus, pada tes yang tersusun dari testlet. Hasil penelitian Lee, et al., (00) menunjukkan bahwa penyetaraan lebih baik secara psikometris dengan menganggap kumpulan item sebagai respons tunggal yang bersifat politomus daripada setiap item tersebut dianggap sebagai item - item yang independen. Setidaknya ada lebih dari hasil penelitian sejak tahun 989 ( yang menunjukkan bahwa respons peserta terhadap testlet cukup baik secara psikometrik bila dimodelkan sebagai respons politomus yang bersifat multikategorik. Beberapa pakar telah menyusun dukungan teoretis terhadap penerapan IRT politomus dalam penskoran testlet (Verhelst & Verstralen, 997). Penerapan IRT politomus juga baik pada penskoran bentuk tes testlet. Hal ini memberikan kemungkinan tes yang disajikan dalam bentuk tes uraian diubah formatnya menjadi bentuk tes testlet. Ada banyak keuntungan yang didapat bila bentuk tes uraian disusun dalam testlet. Selain keunggulankeunggulan bentuk tes objektif pada umumnya, bentuk tes testlet juga mempunyai sistem penskoran yang bersifat multikategorik. Namun demikian, testlet tetap memiliki kelemahan-kelemhan yang melekat dari bentuk tes objektif karena dalam bentuk tes testlet, penempuh tes tetap tidak dapat mengungkapkan kebebasan untuk mengekspresikan daya nalarnya seperti pada bentuk tes uraian. Oleh karena itu perlu dikaji sejauh mana bentuk tes dapat berfungsi sebagai salah satu bentuk tes alternatif menggantikan bentuk tes uraian bila kedua bentuk tes tersebut mengukur konstrak tes yang sama.penelitian ini bertujuan :. Menyusun bentuk tes testlet dari bentuk tes uraian dengan penerapan model penskoran graded response model(grm) pada tes prestasi belajar kimia. Menguji secara empirik validitas konstrak tes pada bentuk tes testlet sebagai alternatif bentuk tes uraian pada tes prestasi belajar kimia. Membandingkan parameter item dengan menerapkan item response theory model politomus..metode Penelitian Pengembangan instrumen dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama, pengembangan instrumen uji coba yaitu instrumen yang terdiri dari 0 item berbentuk uraian terstruktur yang merupakan tes prestasi belajar kimia siswa SMA kelas I yang diujikan pada siswa sebagai tes persiapan sebelum pelaksanaan ujian akhir semester I (Tes U). Dengan item-item tes yang sama, tes

4 4 U disusun dalam bentuk testlet (Tes T) yaitu sebanyak 0 testlet masing masing testlet terdiri dari item tes pilihan ganda. Jumlah item disesuaikan dengan cakupan materi pada kelas I dan kecukupan waktu yang dialokasikan yaitu sebanyak 0 menit. Tes prestasi belajar kimia ini dibuat oleh peneliti bersama--sama dengan guru guru kimia di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal. Tes U dan Tes T diujicobakan pada siswa SMA kelas II di lingkungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal. Untuk memperoleh bukti validitas isi atau representasi isi digunakan penilaian pakar untuk naskah tes. Untuk membuktikan validitas konstrak dan asumsi unidimensi terhadap tes yang dikembangkan, data yang diperoleh dari hasil uji coba dianalisis menggunakan structural equation modeling (SEM). Alasan menggunakan SEM adalah bahwa penelitian ini menggunakan pengukuran-pengukuran untuk menjabarkan konstrak. Salah satu bentuk dari SEM berkaitan secara langsung dan dapat menjawab pertanyaan apakah pengukuran yang dilakukan dapat merefleksikan konstrak yang diukur. Dengan demikian pengolahan data dengan SEM sekaligus dapat mengevaluasi kualitas pengukuran dan memperoleh bukti validitas konstrak.model SEM yang digunakan untuk membuktikan validitas konstrak dan asumsi unidimensi adalah model analisis faktor konfirmatori (AFK). Program yang digunakan untuk menganalisis dengan menggunakan model ini adalah nilai koefisien korelasi produk momen antar item yang diperoleh PRELIS. Penskoran kedua instrumen menggunakan metode analitik (Mehrens & Lehmann, 97: 9) dengan menggunakan empat kriteria yaitu skor 0,,, dan. Bila model yang digunakan adalah model GRM, item tes diselesaikan dengan tahapan-tahapan seperti yang dijelaskan berikut ini. Jawaban pada tahapan sebelumnya mempengaruhi pada tahap berikutnya, sehingga siswa yang menjawab benar pada tahapan pertama diberi skor. Apabila siswa menjawab benar pada tahapan kedua, dan tahapan pertama benar, diberi skor. Siswa yang dapat menjawab benar keseluruhan tahapan, diberi skor. Siswa yang menjawab tahapan kedua benar, tetapi tahapan pertama salah atau pada kedua tahapan siswa menjawab salah diberi skor 0. Penerapan standar yang sama pada respons seluruh siswa merupakan bagian yang penting dalam penskoran model GRM, untuk memperoleh pengukuran yang valid mengenai prestasi siswa. Jawaban siswa disekor oleh guru kimia yang telah dilatih oleh peneliti. Guru menskor jawaban siswa dengan menggunakan pedoman penskoran yang telah dibuat oleh peneliti. Masing-masing jawaban diskor oleh dua rater secara terpisah. Data penelitian terdiri dari skor tunggal untuk satu jawaban yang diperoleh berdasarkan pedoman penskoran yang telah ditetapkan. Pedoman untuk penyusunan rubrik jawaban digambarkan dalam Tabel. Pedoman penskoran (rubrik jawaban) dibuat berdasarkan langkah penyelesaian setiap item dan telah didiskusikan dengan tim (peneliti dan guru). Rater I dan Rater II masing-masing adalah guru kimia yang mengajar SMA kelas I di Kabupaten Tegal. Ketika hasil analisis menunjukkan ada perbedaan antara skor siswa yang diskor oleh rater I dan rater II untuk setiap item, maka dilakukan penskoran ulang dengan melibatkan peneliti sehingga semua rater mempunyai kesepahaman.sebagai contoh penyusunan item dan rubrik jawaban model GRM pada item tes prestasi belajar kimia dapat dijelaskan sebagai berikut: Item dalam bentuk tes uraian: Diketahui entalpi pembentukan H O( l ) = - 8 kj/mol, CO = -9 kj/mol dan ( C H 7 kj/mol. Hitunglah jumlah ( g ) kalor yang dibebaskan pada pembakaran,6 liter gas C H ( g ) (STP). Item dalam bentuk testlet: Kasus Sebanyak,6 liter gas C H ( g ) (STP) dibakar sempurna. Diketahui entalpi pembentukan H O( l ) = -8 kj/mol, CO = -9 kj/mol dan C H 7 ( kj/mol. ( g )

5 Butir soal:. Persamaan reaksi pembakaran C H yang telah setimbang adalah... a. CH ( g ) O CO ( g ) ( g ) H O( g ) b. CH( O CO( HO( ( c. C H( O 4CO( HO( ( d. C H( O C( CO( HO( ( e. CH( O CO ( ( HO(. Besarnya H pada reaksi pembakaran mol gas C H adalah... a. 844 kj d kj b. 98 kj e. 649 kj c. -98 kj. Besarnya kalor yang dibebaskan pada reaksi tersebut sebesar... a. 98 kj d. -4, kj b. 6,49 kj e kj c. 4, kj Tabel Pedoman Penyusunan Rubrik Jawaban Model GRM dengan 4 Kategori No Aspek Penilaian Skor Siswa tidak dapat menyelesaikan langkah atau tahapan pertama dengan benar Siswa dapat menyelesaikan langkah atau tahapan pertama dengan benar, tetapi tidak dapat menyelesaikan tahapan kedua Siswa dapat menyelesaikan dua langkah atau tahapan kedua dengan benar, tetapi tidak dapat menyelesaikan tahap ketiga 4 Siswa dapat menyelesaikan keseluruhan tahapan atau langkah dengan benar Untuk berhasil menjawab benar item tes tersebut, penempuh tes harus berhasil menyelesaikan tiga langkah yaitu: () membuat persamaan reaksi yang setara dari pembakaran sempurna C H ( g ) ; () menghitung besarnya perubahan entalpi reaksi berdasarkan persamaan reaksi pada langkah pertama; () menghitung jumlah kalor yang 0 dilepaskan pada reaksi tersebut berdasarkan besarnya perubahan entalpi pada langkah kedua. Semua langkah tersebut ditunjukkan oleh masing-masing item pilihan ganda pada bentuk testlet. Contoh pedoman untuk penyusunan rubrik jawaban digambarkan dalam Tabel, sedangkan pedoman penskoran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. Tabel Contoh Pedoman Penyusunan Rubrik Jawaban Model GRM pada Item Tes Prestasi Belajar Kimia Pokok Bahasan : Energitika Materi Pokok : Penentuan H reaksi Indikator : Menentukan H reaksi dengan menggunakan hukum Hess Item Soal Diketahui enthalpi pembentukan H O( l ) = -4 kj/mol, CO = -9 kj/mol dan ( C H 7 kj/mol. Hitunglah jumlah ( g ) kalor yang dibebaskan pada pembakaran,6 liter gas C H ( g ) (STP). Jawab:.Siswa dapat menyusun reaksi pembakaran C H yang telah setimbang. Reaksi pembakaran C H dapat dinyatakan sebagai berikut: CH ( g ) O CO ( g ) ( g ) H O(.Siswa dapat menentukan H pembakaran mol gas C H Dengan menggunakan masing-masing H senyawa yang terlibat reaksi, maka H reaksi dapat dicari sebagai berikut: H. H f CO H f H O ( H f CH H f O ) = (7 + 0 ) = = - kj/mol Siswa dapat menentukan besarnya kalor yang dibebaskan pada reaksi tersebut. Banyaknya,6 C H yang dibakar: 0, mol.,4 H pada reaksi tersebut: 0,. - kj = -,7 kj. Kalor yang dilepaskan sebanyak,7 kj f g ) Sk or

6 6. Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Konstruksi Tes Dengan menggunakan kisi-kisi yang sama, tes disusun dalam bentuk tes yaitu tes bentuk uraian (Tes U) dan testlet (Tes T). Tes di konstrak atas empat pokok bahasan yaitu: () struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia; () energitika; () laju reaksi; dan (4) kesetimbangan kimia. Pokok bahasan tersebut diberikan pada siswa kelas I SMA semester gasal.pada Tes U, dari keempat pokok bahasa tersebut diuraikan dalam 0 item dengan masing-masing item mempunyai 4 kategori yaitu item yang mempunyai langkah penyelesaian sebanyak langkah. Rancangan Tes U dapat digambarkan sebagai berikut : Struktur Atom, sistem Periodik dan ikatan kimia(v V) Tes U Energiti ka kimia (V6 V0) Laju Reaksi (V V) Gambar : Konstrak Tes U Kesetim bangan Kimia (V6 V0) Pada Tes T, dari keempat pokok bahasan tersebut diuraikan dalam 0 testlet dengan masing-masing testlet terdiri dari item tes bentuk objektif. Dengan demikian satu item tes uraian setara dengan testlet (dalam hal ini disebut kasus) sehingga terdapat 0 kasus dengan tiap kasus terdapat item tes objektif. Urutan itemitem dalam satu kasus menunjukkan langkah-langkah yang harus dikerjakan penempuh tes uraian (Tes U). Sebelum dilakukan uji coba, kedua bentuk tes di telaah oleh satu orang ahli pendidikan kimia dan dua orang guru senior yang telah lebih dari 0 tahun mengajar kimia di SMA. Hal ini dilakukan untuk memenuhi validitas rasional sebelum dibuktikan secara empirik. Uji coba dilaksanakan untuk memperoleh bukti validitas konstrak, uji unidimensi tes dan untuk memperoleh karakteristik parameter item yang dikalibrasi dengan menggunakan program parscale versi,. Tes U diujicobakan kepada siswa kelas II Program IPA SMA yang diambil dari SMA yaitu SMA SLAWI dan SMA SLAWI, Kabupaten Tegal. Sedangkan Tes T di ujicobakan kepada siswa kelas II Program IPA dari dua SMA yang sama dengan Tes U. Penskoran dilakukan dengan model analitik secara terurut sehingga pengerjaan soal harus melalui tahapan secara terurut. Ada tiga rater dalam penskoran tes ini yaitu dua guru senior dan peneliti. Bila dari dua guru senior terjadi perbedaan skor, barulah peneliti menentukan skor setelah terlabih dahulu berdiskusi dengan dua guru senior maupun peneliti. Hal ini disebabkan pedoman penskoran telah dibuat sejelas mungkin seperti halnya pada lampiran 4. B. Uji Keunidimensian Tes Tes yang unidimensi merupakan asumsi yang harus dipenuhi bagi suatu perangkat tes sebelum digunakan untuk mengukur suatu kemampuan. Untuk membuktikan validitas konstrak dan asumsi keunidimensian suatu tes, data yang diperoleh dari hasil uji coba dianalisis menggunakan Model Persamaan Struktural (MPS). MPS yang digunakan adalah Analisis Faktor Konfirmatori (AFK).Ada beberapa ukuran goodness of fit yang digunakan dalam menilai ketepatan dari model yang telah disusun. Hal ini dilakukan agar didapatkan dukungan empirik yang komprehensif terhadap model. Ukuran-ukuran tersebut adalah RMSEA, NFI, NNFI, CFI, IFI, RFI dan PGFI. Untuk Tes U maupun tes T, model analisis faktor konfirmatori bertujuan membuktikan kontruksi seperti pada Gambar dan Gambar. Dukungan terhadap model yang dikembangkan dari data empirik (sampel), dapat dilihat dari besarnya nilai RMSEA (root mean square error of approxmation). RMSEA ini

7 7 mengukur penyimpangan nilai parameter pada suatu model dengan matriks kovarian populasi (Imam Ghozali & Fuad, 00: ). Mac Callum et al (996) menyatakan bahwa RMSEA berkisar antara 0,08 sampai dengan 0, merupakan model yang memiliki fit cukup, bahkan untuk Tes U lebih baik dari Tes T, yaitu memiliki nilai RMSEA sebesar 0, 08. Dukungan terhadap model yang lain dapat dilihat dari nilai NFI (Normed Fit Index) sebesar 0, 90 (cut- off sebesar 0,9), NNFI (Non Normed Fit Index ) sebesar 0, 9 (cut- off sebesar 0,9), CFI(Camparative Fit Index) sebesar 0 9 (cut- off sebesar 0,9) dan IFI (Incremental Fit Index) sebesar 0, 9 (cutoff sebesar 0,9), RFI (Relative Fit Index) sebesar 0, 90 (mendekati ), PGFI (Parsimony Goodnes Of Fit Index) sebesar 0, 64 (cut- off sebesar 0, 6)(Imam Ghozali & Fuad, 00: 9-). Pada Tes T memiliki nilai RMSEA sebesar 0, 090. Dukungan terhadap model yang lain dapat dilihat dari nilai NFI (Normed Fit Index) sebesar 0, 9 (cut- off sebesar 0,9), NNFI (Non Normed Fit Index ) sebesar 0, 9 (cut- off sebesar 0,9), CFI(Comparative Fit Index) sebesar 0 9 (cut- off sebesar 0,9) dan IFI (IncrementalFit Index) sebesar 0, 9 (cut- off sebesar 0,9), RFI (Relative Fit Index) sebesar 0, 90 (mendekati ), PGFI (Parsimony Goodnes Of Fit Index) sebesar 0, 6 (cut- off sebesar 0, 6)(Imam Ghozali & Fuad, 00: 9-). Berdasarkan hasil tersebut, validitas konstrak Tes T dan Tes U terbukti kebenaranya dan asumsi keunidimensian tes dipenuhi dalam penelitian ini. Namun demikian, estimasi terhadap parameter perlu diuji satu per satu, apakah hasilnya signifikan secara statistik. Koefisien estimasi hubungan antara variabel laten struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia (IK), energitika (EN), laju reaksi (LR) dan kesetimbangan kimia (KE) dengan variabel-variabel indikatornya secara statistik signifikan. Besarnya nilai koefisien estimasi (λ), nilai t dan standard error yang dihasilkan pada analisis di atas, ditunjukkan oleh Tabel untuk Tes U dan Tabel 4 untuk Tes T. Tabel dan Tabel 4 menggambarkan pengaruh variabel laten struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia (IK) terhadap indikator x x secara statistik signifikan, energitika (EN) wwwterhadap indikator x6 x0 secara statistik signifikan, laju reaksi (LR) terhadap indikator x x secara statistik signifikan dan kesetimbangan kimia (KE) terhadap indikator x6 x0 secara statistik signifikan. Tabel dan Tabel 4 menunjukkan bukti bahwa variabel laten struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia (IK) secara teoritis dapat diukur dengan indikator x x, energitika (EN) secara teoritis dapat diukur dengan indikator x6 x0, laju reaksi (LR) dapat diukur dengan indikator x x dan kesetimbangan kimia (KE) secara teoritis dapat diukur dengan indikator x6 x0. Selanjutnya, hubungan antara variabel laten (K, EN, LR,KE) dengan variabel KIM pada bentuk tes uraian dapat digambar pada Tabel sedangkan pada tes testlet dapat digambar pada Tabel 6. Tabel dan Tabel 6 menunjukkan bahwa variabel Kim terhadap variabel laten struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia (IK), energitika (EN), laju reaksi (LR) dan kesetimbangan kimia (KE) secara statistik signifikan. Ini berarti Tes kimia (Kim) dalam bentuk testlet maupun bentuk uraian secara teoritis dapat diukur dengan variable laten, IK, EN, LR dan KE. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa validitas konstruk terbukti dan asumsi keunidimesian dipenuhi dengan demikian proses penguraian tes dengan asumsi keunidimensian dapat dilakukan.

8 8 V 4 V 4 (IK) ,8 8), 9 0,70 7) 9, 0,76 4),0 8 0,67 4) 9,6 (IK) ,8 40) 0,4 9 0,8 40) 0, 9 0,9 40),6 Tabel Koefisien λ, Standard Error, dan Nilai t pada Tes U V EN) V (LR) V ,000, 6 ) 8,0,07 6 ) 6,6,0 6 6) 6,0 0,90 6 9),9 4, ,96 6 ),9 0,99 8) 7,8 0,9 6 ),4,04 6 ) 7, (KE ),00 0,0 4),6 7,,04 46),7 9,0 ( 0,04 ) 4,0,0 4),6 Tabel 4 Koefisien λ, Standard Error, dan Nilai t pada Tes T V (EN) V (LR) V (KE) ,000,09 ),,0 7) 7, 0,98 7) 6,9 4,000 6,0 ) 44, 0,99 ) 4,98 0,94 9), ,000,0 ), 0,99 ),09 0,9 ( 0,08 ) 7,9 0,86 0,94 0,94, ) 0 ) 7) ) 4,0,00,7,4 Tabel Nilai Koefisian Gamma (J), Standard Error dan Nilai t pada Tes Bentuk Uraian Variabel Koef Gamma () Kim Standard Error Nilai t IK 0, 8 0, 7, EN 0, 0, 069 4, 7 LR 0, 8 0, 07, 08 KE 0, 4 0, 07 4, 0 : Signifikan pada = 0, 0 Tabel 6 Nilai Koefisian Gamma (J), Standard Error dan Nilai t pada Tes Bentuk testlet. Kim Variabel Koef Standart Nilai t Gamm () Error IK 0, 46 0, 080, 8 EN 0, 4 0, 07, 40 LR 0, 49 0, 080 6, 4 KE 0, 44 0, 076, 8 : Signifikan pada = 0, 0 C. Karakteristik Parameter Item Proses selanjutnya adalah analisis untuk memperoleh karakteristik parameter item. Data yang diperoleh dari hasil ujicoba dikalibrasi dengan menggunakan PARSCALE.0 (Muraki & Bock, 998). Kalibrasi item akan menghasilkan parameter slope /daya beda dan parameter tingkat kesukaran (b), dipaparkan dalam Tabel 7 untuk tes dalam bentuk uraian dan Tabel 8 untuk tes dalam bentuk testlet.

9 9 Tabel 7: karakteristik parameter item Pada bentuk tes uraian Item Slope b b b Tabel 8: karakteristik parameter item Pada bentuk testlet Item Slope b b b Tabel 7 dan Tabel 8 menunjukan secara IRT, bahwa daya beda item tes yang disajikan dalam bentuk uraian lebih tinggi dibanding bila disajikan dalam bentuk testlet, sehingga konsekuensinya fungsi informasi tes (reliabilitas dalam teori klasik) dalam bentuk uraian lebih tinggi dibanding dari bentuk testlet. Fungsi informasi suatu item model politomus pada dasarnya merupakan penjumlahan dari fungsi informasi item dari tiap kategori. Hal ini disebabkan pada skor yang didapat oleh penempuh tes pada item politomus model GRM dianggap merupakan penjumlahan skor dari tiap langkah yang bersifat dikotomus. Seperti halnya untuk menentukan fungsi informasi item pada model dikotomus, formula untuk menentukan fungsi informasi item model politomus juga menunjukkan nilai daya beda sangat berpengaruh terhadap besarnya nilai fungsi informasi item. Hal ini dapat ditunjukkan oleh formula berikut ini: I j ( )= m j k 0 j jk ( P D a ( )( P jk ( )) P jk j, k P ( ) ( )( P j, k ( ))) Hasil penelitian empirik juga menunjukkan bahwa ada kecenderungan item yang disajikan dalam bentuk uraian mempunyai tingkat kesukaran yang lebih rendah dibanding bila disajikan dalam bentuk testlet. Dengan formula tersebut dapat diketahui bahwa untuk melihat besarnya fungsi informasi item adalah kombinasi dari pengaruh daya beda dan tingkat kesukaran dari tiap tiap item penyusun tes. Dengan demikian tes yang disajikan dalam bentuk testlet dapat digunakan sebagai alternatif dari tes yang berbentuk uraian. 4. Kesimpulan () Bentuk tes uraian pada tes prestasi belajar kimia dapat disajikan dalam bentuk testlet, () Bentuk tes testlet

10 0 memenuhi validitas isi maupun konstrak sehingga bentuk testlet dapat,menjadi alternatif bentuk tes yang digunakan, () Dengan menerapkan model penskoran graded response model(grm), ada kecenderungan daya beda item-item tes yang disajikan dalam bentuk uraian lebih tinggi bila dibandingkan disajikan dalam bentuk testlet sedangkan untuk tingkat kesukaran, item tes dalam bentuk uraian cenderung lebih kecil dibanding dalam bentuk testlet.. Daftar pustaka. Allen, M. J. & Yen, W. M. (979). Introduction to measurement theory. Belmont, CA : Woodsworth, Inc. Anastasi, A. (988). Psychological testing. New York: Macmillan. Attali, Y & Tamar, F.(000). The pointbiserial as a discrimination index for distractor in multiple choice item: Deficiencies in usage and an alternative. Journal of Education Measurement,. 7 (), Attali,Y & Bar-Hillel, M.(00). Guess where: The position of correct answer in multiple choice test item as psychometric variable. Journal of Educational Measurement, 40 (), Azwar, S. (00 ). Reliabilitas dan validitas (Edisi ke-7). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Depdiknas. (00). Standar kompetensi mata pelajaran kimia sekolah menengah atas dan madrasah aliyah. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas Ferrara, S, Huynh, H, & Baghi, H. (997). Contextual characteristics of locally dependent open ended item cluster in a large-scale performance assessment. Applied Measurement in Education, 0(),-44. Fischer, A. R & Tohar, D. M. ( 998 ). Validity and construct contamination of the racial identity attitude scale long form. Journal of Counceling Psychology, 4(),-4. Hambleton, R K. (989). Principles and selected applications of item response theory. Dalam R.L. Linn (Ed.). Educational Measurement hal New York: Macmillan.. Hambleton, R. K & Jones, R. W. (994). Item parameter estimation errors and their influence on test information functions. Applied Measurement in Education, 7(), Hambleton, R. K & Swaminathan, H. (98). Item response theory. Boston, MA Imam Ghozali & Fuad, (00). Structural equation modeling, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Lee G.et al. (00). Comparisons of dichotomous and polythomous item respons models in equiting scores from test composed of teslets. Applied Psychological Measurement, ( 4 ), 7-7. Mehrens, W. A. & Lehmann, I. J, (97). Measurement and evaluation in education and psychology. New York: Holt, Rinehart, and Winston, Inc. Verhelst, N. D & Verstralen, H. H. F. M. (997). Modeling sums of binary responses by the partial credit model. Measurement and Research Departement Reports, -8 Wainer, H. (99). Precision and differential item functioning an a teslets based test : The 99 law school admissions test as an example. Applied Measurement in Education, 8, Wainer, H & Wang,. (000). Using a new statistical model for teslets to score TOEFL.Journal of Educational Measurement,. 7, 0-0 Wainer, H, Sireci, S. G & Thissen, D. (99). Differential testlets functioning: Definition and detecting. Journal of Education Measurement, 4, 8-0. Zenisky, A., Hambleton, R & Sireci, S. G (00). Identification an evaluation of local item dependencies in the medical college admission test, Journal of Educational Measurement, 9 (4), 9-09.

ABSTRAK.

ABSTRAK. 1 PERBEDAAN FUNGSI INFORMASI ITEM PADA TES PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA BENTUK PILIHAN GANDA YANG MENGGUNAKAN PENSKORAN KONVENSIONAL DAN KOREKSI Purwo Susongko Universitas Pancasakti Tegal Kusumatirto@gmail.com

Lebih terperinci

PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH

PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH Purwo Susongko (Universitas Pancasakti Tegal) Kusumatirto@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh Purwo Susongko Universitas Pancasakti Tegal

Oleh Purwo Susongko Universitas Pancasakti Tegal UJI VALIDITAS KONSTRUK TES PRESTASI BELAJAR DENGAN PENERAPAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Oleh Purwo Susongko Universitas Pancasakti Tegal Kusumatirto@gmail.com Validitas konstruk adalah sejauh mana hasil

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN BENTUK TES URAIAN DAN TESTLET DENGAN PENERAPAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM) Oleh Purwo Susongko Abstrak Penelitian ini

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN BENTUK TES URAIAN DAN TESTLET DENGAN PENERAPAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM) Oleh Purwo Susongko Abstrak Penelitian ini PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN BENTUK TES URAIAN DAN TESTLET DENGAN PENERAPAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM) Oleh Purwo Susongko Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan: (1) perbandingan nilai fungsi informasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN BENTUK TES URAIAN DAN TESTLET DENGAN PENERAPAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM)

PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN BENTUK TES URAIAN DAN TESTLET DENGAN PENERAPAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM) PERBANDINGAN KEEFEKTIFAN BENTUK TES URAIAN DAN TESTLET DENGAN PENERAPAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM) Jurusan Matematika FKIP UPS Tegal tirtodiporo@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menemukan:

Lebih terperinci

Confirmatory Factor Analysis

Confirmatory Factor Analysis Teknik Analisis Validitas Konstruk dan Reliabilitas instrument Test dan Non Test Dengan Software LISREL Akbar iskandar Teknik informatika, STMIK AKBA, Sulawesi selatan, Indonesia Email : akbar.iskandar06@gmail.com

Lebih terperinci

Abstrak Pengembangan Bank Soal Matematika. Oleh : Heri Retnawati Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta. Abstrak

Abstrak Pengembangan Bank Soal Matematika. Oleh : Heri Retnawati Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta. Abstrak Abstrak Pengembangan Bank Soal Matematika Oleh : Heri Retnawati Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta Abstrak Evaluasi memegang peranan penting bagi dunia pendidikan. Dengan adanya evaluasi, peserta didik

Lebih terperinci

Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel

Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel Keakuratan Hasil Analisis Butir Menurut Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Ditinjau dari Ukuran Sampel Kana Hidayati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja PSIKOMETRI Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja 1 BAB I PENGUKURAN A. PENGERTIAN 1. PSIKOMETRI a. PSIKOMETRI ADALAH KOMBINASI DARI PENGUKURAN DAN STATISTIKA (KERLINGER b.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III peneliti akan membahas mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengembangan, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik

Lebih terperinci

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES. Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES. Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada 1 EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada Seventy three items of IPA (science) test used in the 2006 University of Gadjah Mada

Lebih terperinci

BEBERAPA KRITERIA EMPIRIK PADA ANALISIS BUTIR. Oleh Dali S. Naga

BEBERAPA KRITERIA EMPIRIK PADA ANALISIS BUTIR. Oleh Dali S. Naga BEBERAPA KRITERIA EMPIRIK PADA ANALISIS BUTIR Oleh Dali S. Naga Abstract. Aside of the theoretical framework, item analysis has established several empirical criteria for the determination of the quality

Lebih terperinci

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA VOLUME 17, NO. 1, 2009: 28 32 ISSN: 0854 7108 EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES Saifuddin Azwar Fakultas

Lebih terperinci

TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER

TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER SKRIPSI Oleh: VITARIA NUGRAHENI J2E 006 038 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN TWO-TIER TEST ASPEK PENGETAHUAN UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) PADA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SMA/MA KELAS X

INSTRUMEN PENILAIAN TWO-TIER TEST ASPEK PENGETAHUAN UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) PADA PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SMA/MA KELAS X Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 156-162 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia INSTRUMEN PENILAIAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pada bagian ini dilakukan proses pengumpulan dan pengolahan data tahap awal serta pengumpulan data tahap akhir. Pengumpulan data pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Seperti yang dikemukakan pada pendahuluan bahwa yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruk soal- soal ujian nasional mata pelajaran bahasa indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENSKORAN POLITOMI DALAM TEORI RESPON BUTIR MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM) Kata Kunci: Item Respon Teori (IRT), Graded Response Model (GRM)

PENSKORAN POLITOMI DALAM TEORI RESPON BUTIR MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM) Kata Kunci: Item Respon Teori (IRT), Graded Response Model (GRM) PENSKORAN POLITOMI DALAM TEORI RESPON BUTIR MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODEL (GRM Azhar Rezky Wahyudi*, Anisa, Nasrah Sirajang Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245 *Email:

Lebih terperinci

ATESTLET SEBAGAI SALAH SATU MODEL INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI MATEMATIKA DI SMA

ATESTLET SEBAGAI SALAH SATU MODEL INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI MATEMATIKA DI SMA ATESTLET SEBAGAI SALAH SATU MODEL INSTRUMEN PENGUKURAN KOMPETENSI MATEMATIKA DI SMA I Wayan Widana Dosen Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Bali iwyn_widana@yahoo.co.id ABSTRACT Testlet as

Lebih terperinci

Kemampuan Guru dalam Menyusun Instrumen Penilaian Berbasis Kompetensi di SMA. By: Adnan Abstract

Kemampuan Guru dalam Menyusun Instrumen Penilaian Berbasis Kompetensi di SMA. By: Adnan Abstract Kemampuan Guru dalam Menyusun Instrumen Penilaian Berbasis Kompetensi di SMA By: Adnan and_sbw@yahoo.com Abstract The study was aimed at obtaining the description of the ability of Indonesian language

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA

PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA Pengembangan Butir Soal... (Indah Annisa Diena) 1 PENGEMBANGAN BUTIR SOAL TES UNTUK MENGUKUR KETERCAPAIAN SCIENCE PROCESS SKILL PESERTA DIDIK SMP KELAS VII POKOK BAHASAN KALOR DAN PERPINDAHANNYA DEVELOPMENT

Lebih terperinci

Lita Destri Ningsih Isnani, M.Si

Lita Destri Ningsih Isnani, M.Si STUDI KOMPARATIF TINGKAT RELIABILITAS TES PRESTASI HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA TES BENTUK URAIAN DENGAN MODEL PENSKORAN GPCM (GENERALIZED PARTIAL CREDIT MODEL) DAN PENSKORAN GRM (GRADED RESPONSE MODEL)

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan pada Siswa di SMA X Bandung. Student Centered Learning (SCL) merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT E-PORTOFOLIO ASSESSMENT LAPORAN PRAKTIKUM POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI DI MA

PENGEMBANGAN PERANGKAT E-PORTOFOLIO ASSESSMENT LAPORAN PRAKTIKUM POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI DI MA PENGEMBANGAN PERANGKAT E-PORTOFOLIO ASSESSMENT LAPORAN PRAKTIKUM POKOK BAHASAN OPTIKA GEOMETRI DI MA Primasari Nurarif, Sudarti, Trapsilo Prihandono Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS...

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS... 1 ANALISIS BUTIR SOAL BJEKTIF UAS SEMESTER GENAP KELAS VII PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DI SMP NEGERI 3 BALUNG Hani Wijayanti, Bambang Hari, Hety Mustika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dari antisipasi teknologi baru. Rancangan penelitian yang disajikan berbentuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Finger et al (203) yang bertujuan untuk mengetahui anteseden dan konsekuensi

Lebih terperinci

AKURASI METODE CONCORDANCE BERDASARKAN PANJANG TES DAN UKURAN SAMPEL

AKURASI METODE CONCORDANCE BERDASARKAN PANJANG TES DAN UKURAN SAMPEL Jurnal Evaluasi Pendidikan Volume 8, Nomor 1, Maret 2017 DOI: doi.org/10.21009/jep.081.01 AKURASI METODE CONCORDANCE BERDASARKAN PANJANG TES DAN UKURAN SAMPEL Imbuh Yuwono Pusdiklat BMKG Jakarta FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2

ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR. Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 ENTERPRENURIAL INTENTION TERHADAP MAHASISWA MENCAPAI THE YOUNG ENTEREPRENEUR Lemiyana 1, Dedi Hartawan 2 1,2 Universitas Kader Bangsa, Jl. Mayjen. H. Moh. Ryacudu No.88, 8 Ulu, Seberang Ulu I, Palembang,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan pengambilan data melalui kuesioner.

Lebih terperinci

PENYETARAAN VERTIKAL TES KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP DI KABUPATEN SLEMAN

PENYETARAAN VERTIKAL TES KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP DI KABUPATEN SLEMAN PENYETARAAN VERTIKAL TES KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA SMP DI KABUPATEN SLEMAN Disusun Oleh Etyk Nurhayati NIM. 10701251005 Tesis ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister

Lebih terperinci

KONSISTENSI PARAMETER TES. Rustam (Universitas Terbuka) Abstrak

KONSISTENSI PARAMETER TES. Rustam (Universitas Terbuka) Abstrak KONSISTENSI PARAMETER TES Rustam (Universitas Terbuka) Abstrak The study was amied at findding out the consistency of test parameters in which sample size of the same population change. The population

Lebih terperinci

: <Dr: SamsuCjfadi, M.Kpm

: <Dr: SamsuCjfadi, M.Kpm KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA IKama Vnit %erja y/arasum6er :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah masyarakat kecamatan cengkareng jakarta barat. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh sikap konsumen dan citra merek terhadap minat beli telepon seluler lumia. Subjek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

P - 16 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODELS (GRM)

P - 16 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODELS (GRM) P - 16 ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN GRADED RESPONSE MODELS (GRM) Budi Manfaat Jurusan Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon e-mail: budi_manfaat@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri se-kota Madiun di Kota Madiun. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah : 1) Berdasarkan pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE (Studi Kasus pada Website sia.undip.ac.id) SKRIPSI Disusun oleh: ENGGAR

Lebih terperinci

Psikometri. Analisis Item 1

Psikometri. Analisis Item 1 Psikometri Modul ke: Analisis Item 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Test items are the units that make up a test and the means through which

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism, 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN FORMATIF FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GENAP KURIKULUM 2013

PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN FORMATIF FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GENAP KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN FORMATIF FISIKA SMA KELAS X SEMESTER GENAP KURIKULUM 2013 Skripsi Oleh: Istiqomah Nur Hidayah K 2310053 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam

MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam penafsiran instrumen dapat disimpulkan. Menurut Popham (1995:187)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jooyeon Ha dan Soo Cheong Jang (2009). Rancangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI KELAS XI IPA E JURNAL

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI KELAS XI IPA E JURNAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM RESPIRASI KELAS XI IPA E JURNAL ENDILA DIKE SURYANI NIM. 11010106 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Kata kunci : Eksplorasi, Komitmen, Vokasional, Pemilihan jurusan di perguruan tinggi, Pelatihan Making Vocational Planning.

Kata kunci : Eksplorasi, Komitmen, Vokasional, Pemilihan jurusan di perguruan tinggi, Pelatihan Making Vocational Planning. ABSTRAK Penelitian ini merupakan uji coba modul pelatihan Making Vocational Planning untuk meningkatkan eksplorasi dan komitmen siswa-siswi SMA kelas XI dalam memilih jurusan di perguruan tinggi. Desain

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009

KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 57 KARAKTERISTIK SOAL UASBN MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2008/2009 CHARACTERISTICS OF THE TEST ITEMS IN THE NATIONAL STANDARD SCHOOL FINAL EXAMINATION

Lebih terperinci

Kata kunci : Adversity Quotient, dimensi Adversity Quotient (Control, Ownership and Origin, Reach, Endurance), siswa kelas sepuluh SMA X Di Magelang

Kata kunci : Adversity Quotient, dimensi Adversity Quotient (Control, Ownership and Origin, Reach, Endurance), siswa kelas sepuluh SMA X Di Magelang ABSTRAK Penelitian ini menggunakan teori Adversity Quotient (Stoltz,2000) untuk mengetahui gambaran derajat Adversity Quotient siswa kelas sepuluh SMA X. Pemilihan sampel menggunakan metode Cluster Sampling.

Lebih terperinci

KUALITAS SOAL UJIAN SEKOLAH MATEMATIKA PROGRAM IPA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP HASIL UJIAN NASIONAL

KUALITAS SOAL UJIAN SEKOLAH MATEMATIKA PROGRAM IPA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP HASIL UJIAN NASIONAL Volume 20, No 1, Juni 2016 (1-10) Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep KUALITAS SOAL UJIAN SEKOLAH MATEMATIKA PROGRAM IPA DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP HASIL UJIAN NASIONAL SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

Lebih terperinci

Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya. Oleh: Heri Retnawati

Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya. Oleh: Heri Retnawati Karakteristik Butir Tes dan Analisisnya Oleh: Heri Retnawati Pada suatu pengukuran baik di dunia pendidikan maupun sosial, diperlukan instrument yang baik. Untuk memeroleh suatu instrumen yang baik, prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan salah satu bagian dari proses pembelajaran. Evaluasi itu sendiri adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas

Lebih terperinci

Heri Retnawati Pend. Matematika FMIPA UNY. Abstrak

Heri Retnawati Pend. Matematika FMIPA UNY. Abstrak Mengestimasi Kemampuan Peserta Tes Uraian Matematika dengan Pendekatan Teori Respons Butir dengan Penskoran Politomus dengan Generalized Partial Credit Model Heri Retnawati (retnawati_heriuny@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS KIMIA SMA KELAS X BERDASARKAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY

PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS KIMIA SMA KELAS X BERDASARKAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY PENGEMBANGAN DAN ANALISIS SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS KIMIA SMA KELAS X BERDASARKAN CLASSICAL TEST THEORY DAN ITEM RESPONSE THEORY Nahadi, Wiwi Siswaningsih, dan Ana Rofiati Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK: SEBUAH PENGANTAR. Oleh: Djunaidi Lababa*

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK: SEBUAH PENGANTAR. Oleh: Djunaidi Lababa* ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK: SEBUAH PENGANTAR Oleh: Djunaidi Lababa* Abstrak Tes merupakan salah satu cara paling mudah dan murah yang bisa dilakukan untuk memotret kemajuan belajar siswa

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN ANBUSO Oleh: Ali Muhson

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN ANBUSO Oleh: Ali Muhson ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN ANBUSO Oleh: Ali Muhson A. Pendahuluan Untuk mendapatkan instrumen berkualitas tinggi, selain dilakukan analisis secara teori (telaah butir berdasarkan aspek isi, konstruksi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG Bab ini akan memaparkan analisis terhadap faktor-faktor yang menentukan keputusan hutang pada pemilik usaha tenun dengan menggunakan Theory Planned

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di salah satu SMAN di kota Bandung pada siswa kelas XII. Subjek penelitian pada tahap uji coba I berjumlah 12 orang. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT BERBASIS PEMECAHAN MASALAH Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dimulai dari validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dan model teoritis, uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana dan struktur yang dibuat untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sekaran (2010) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Salah satu merek es krim PT Unilever, Magnum kini hadir dengan varian baru. Magnum bukanlah merek produk es krim yang baru bagi masyarakat. Diluncurkannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh kepribadian, komunikasi, dan kelompok referensi terhadap pengambilan keputusan konsumen menggunakan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 33 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Responden Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah pemilik usaha laundry di Surabaya, sebanyak 120 responden. Dengan Menggunaan metode

Lebih terperinci

With AMOS Application

With AMOS Application ASUMSI DAN PERSYARATAN PADA STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) With AMOS Application Eko Budi Setiawan, S.Kom., M.T. Asumsi dan persyaratan penting saat menggunakan SEM 1. Sample Size 2. Normalitas Data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Camison dan Lopez (2010). Rancangan penelitian ini menggunakan metode hypothesis testing,

Lebih terperinci

ANALISIS BUTIR SOAL ISMUBA (AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB) KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 5

ANALISIS BUTIR SOAL ISMUBA (AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB) KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 5 ANALISIS BUTIR SOAL ISMUBA (AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB) KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 5 Lismawati Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metoda, Waktu dan Tempat Penelitian Pada Bab III ini akan dibahas berbagai aspek yang berkaitan dengan metodologi penelitian seperti metoda penelitian, waktu dan tempat

Lebih terperinci

STRATEGI PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN TES

STRATEGI PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN TES STRATEGI PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN TES Agus Santoso FMIPA Universitas Terbuka Jakarta email: aguss@mail.ut.ac.id ABSTRAK Rancangan tes adaptif terkomputerisasi

Lebih terperinci

AN ANALYSIS OF QUALITY OF CIVICS EDUCATION FINAL EXAMINATION TEST IN REGENCY OF KUDUS

AN ANALYSIS OF QUALITY OF CIVICS EDUCATION FINAL EXAMINATION TEST IN REGENCY OF KUDUS Volume 4, No 1, Maret 2016 (1-9) Online: http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/jep ANALISIS KUALITAS TES UJIAN AKHIR SEMESTER PPKN SMP DI KABUPATEN KUDUS 1) Dian Satria Charismana, 2) Aman 1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel dalam menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK. Setelah itu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

AKTERISTIK BUTIR TES MATEMATIKA PADA TES BUATAN MGMP MATEMATIKA KOTA PALOPO BERDASARKAN TEORI KLASIK

AKTERISTIK BUTIR TES MATEMATIKA PADA TES BUATAN MGMP MATEMATIKA KOTA PALOPO BERDASARKAN TEORI KLASIK Pedagogy Volume 1 Nomor 1 ISSN 2502-3802 AKTERISTIK BUTIR TES MATEMATIKA PADA TES BUATAN MGMP MATEMATIKA KOTA PALOPO BERDASARKAN TEORI KLASIK Syamsir Sainuddin 1, Muhammad Ilyas 2 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara Learning Approach dan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa siswi kelas 10 SMA X Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Pusat Traing Perbankan (PTP) Yogyakarta dengan alamat Perum Candi Gebang Permai Blok T. No. 1,3,4,5 Wedomartani Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Responden Pada bab IV ini akan menampilkan hasil penelitian yang berupa gambaran umum objek penelitian dan data deskriptif serta menyajikan hasil komputasi

Lebih terperinci

ANALISIS DATA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA BERDASARKAN PENSKORAN MODEL RASCH DAN MODEL PARTIAL CREDIT

ANALISIS DATA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA BERDASARKAN PENSKORAN MODEL RASCH DAN MODEL PARTIAL CREDIT Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 ANALISIS DATA UJIAN NASIONAL MATEMATIKA BERDASARKAN PENSKORAN MODEL RASCH

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING (SEM) UNTUK ANALISA PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR (STUDI KASUS PT. FERRO SIDOARJO) Sonny Faizal 1) dan Indung Sudarso

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PERILAKU PROFESIONAL MAHASISWA KEDOKTERAN. Uswatun Khasanah

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PERILAKU PROFESIONAL MAHASISWA KEDOKTERAN. Uswatun Khasanah PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PERILAKU PROFESIONAL MAHASISWA KEDOKTERAN (Studi Kasus di Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon) Uswatun Khasanah Pengembangan Instrumen Penilaian

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) diawali dengan studi pendahuluan sampai tahap uji produk dengan

Lebih terperinci

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun 72 KUESIONER Berilah tanda (X) pada salah satu pilihan anda : I. Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan Nama Responden: Tujuan Kuesioner Penelitian Kuesioner ini bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER I MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER I MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER I MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Nesia Gusmarinda, Ardi, RRP Megahati Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

SKRIPSI DARMAN NABABAN

SKRIPSI DARMAN NABABAN SKRIPSI ANALISIS PERSONAL FINANCIAL LITERACY DAN FINANCIAL BERHAVIOR MAHASISWA STRATA I FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OLEH: DARMAN NABABAN 080502177 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS X SEMESTER II MATA PELAJARAN BIOLOGI MAN I PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JURNAL

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS X SEMESTER II MATA PELAJARAN BIOLOGI MAN I PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JURNAL ANALISIS SOAL UJIAN KELAS X SEMESTER II MATA PELAJARAN BIOLOGI MAN I PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti JPMP 1 (1) (2017) 58-64 Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp email: adminjpmp@upstegal.ac.id PENYUSUNAN SKALA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Infomedia Solusi Humanika (INSANI) yang beralamatkan di Jl RS Fatmawati No 75 Jakarta Selatan didirikan di Jakarta pada 24 Oktober 2012 berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif komparatif yang secara umum bertujuan untuk melihat adanya perbedaan koefisien reliabilitas tes hasil belajar

Lebih terperinci

J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN

J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN J U D U L PEMODELAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI DENGAN METODA KOMBINASI SERVQUAL DAN STRUCTURAL EQUATION MODELING, DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCCESS (Studi Kasus pada Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran Purpose of Life pada mahasiswa tingkat akhir Fakultas Psikologi di Universitas X Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling

Lebih terperinci

KOMPARASI BEBERAPA METODE ESTIMASI KESALAHAN PENGUKURAN. Catharina Sri Wahyu Widayati. LPMP DIY

KOMPARASI BEBERAPA METODE ESTIMASI KESALAHAN PENGUKURAN. Catharina Sri Wahyu Widayati. LPMP DIY KOMPARASI BEBERAPA METODE ESTIMASI KESALAHAN PENGUKURAN LPMP DIY cathrin_wd@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan besarnya estimasi kesalahan pengukuran perangkat soal Ujicoba

Lebih terperinci

TRIWIK DAMARJATI NIM

TRIWIK DAMARJATI NIM PENGARUH KOMPETENSI GURU MOTIVASI BELAJAR LINGKUNGANN SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MUATAN LOKAL BAHASA JAWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KOTA YOGYAKARTA TRIWIK DAMARJATI NIM 10703254001 Tesis

Lebih terperinci

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA 41 4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian dan interpretasinya. Pembahasan dalam bab 4 ini meliputi gambaran umum yang menjadi subyek penelitian, analisis model SEM,

Lebih terperinci

ANALISIS ITEM DENGAN PENDEKATAN IRT

ANALISIS ITEM DENGAN PENDEKATAN IRT ANALISIS ITEM DENGAN PENDEKATAN IRT (DENGAN BANTUAN APLIKASI PROGRAM BILOG-MG) A. PENDAHULUAN Analisis butir soal secara modern menggunakan Item Response Theory (IRT) merupakan suatu teori yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan mengenai pelaksanaan penelitian yang telah dijelaskan pada bab tiga sebelumnya, dimulai dari penjelasan mengenai responden, pengujian statistik

Lebih terperinci