BAB 11 PENENTUAN HARGA TRANSPER (TRANSFER PRICING)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 11 PENENTUAN HARGA TRANSPER (TRANSFER PRICING)"

Transkripsi

1 172 BAB 11 PENENTUAN HARGA TRANSPER (TRANSFER PRICING) 1. Pendahuluan Adanay banyak landasan literatur mengenai model hara transfer namun sedkit sekali dari model tersebut yang digunakan dalam kehidupan nyata. Meskipun model model tersebut tidak secara langsung dipakai dalam aktiivitas dunia usaha namun berguna dalam konseptualisasi sistem harga transfer. Model-model ini dibagi menjadi tiga jenis, R. Anthony and Vijai Govindaran (2011): Pertama Model Ekonomi. Model ini dikemukan oleh Jack Hirschleifer dalam sebuah artikel tahun 1956 yang sering disebutkan juga Model Klasik yang mengasumsikan bahwa harga transfer akan dipengaruhi oleh staf pusat dan menyangkal pentingnya negosiasi diantara unit unit usaha. Kedua Model Program Linier adalah model yang berdasarkan pendekatan biaya kesempatan (Opportunity Cost), model ini juga mengkombinasikan hambatan hambatan kapasitas serta model ini dapat menghitung polla produksi optimal, sehingga model program Linier menghitung nilai yang menunjukan kontribusi laba dari setiap sumber daya yang langka yang dikenal dengan istilah harga bayangan. Ketiga Model Nilai Shapley, Model ini dikembangkan pada tahun 1953 oleh L.S. Shapley sebagai metode pembagian laba dari koalisiperusahaan atau individu dari bebarapa ianggota individu sesuai dengan proprosi kontribusi masing masing. Model-model tersebut diatas kurang popouler dan tidak pleksibel dalam praktek bisnis. Dengan semakin komplek lingkungan afiliasi perusahaan maupun divisi usaha serta diferensiasi bisnis maka pengelolaan unit unit bisnis cenderung kearah desentralisasi. Latar belakang timbulnya penentuan harga transfer dapat dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi manejemen usaha. Masalah penentuan harga transfer terjadi dalam perusahan yang organisasinya disusun menurut Pusat-pusat laba dan antar pusat laba tersebut terjadilah transfer berupa barang dan jasa. Jika suatu kesatuan usaha (entity) dibagi dalam banyak/segmen dengan manajer-manajer yang mempunyai tanggung jawab maka area divisi/segmen tersebut disebut Pusat Tanggung jawab (Renponsilibity Center) yang terdiri dari : Harga transfer merupakan harga yang dibebankan oleh satu sub-unit untuk suatu produk atau jasa yang dipasok ke subunit yang lain diorganisasi yang sama. Harga transfer berusaha untuk mencapai (a) kesesuain tujuan, (b) usaha manajemen, (c) evaluasi kinerja subunit, dan (d) otonomi subunit (jika diinginkan) 1). Pusat Biaya/Pusat Pengeluaran (Cost Center/Expenses Center) Adalah merupakan suatu segmen organisasi perusahan yang bertugas

2 173 hanya mengawasi / tugas kontrol atas biaya / pengeluaran saja. Suatu divisi dalam suatu industri disebut pusat biaya jika manajer di divisi itu hanya bertanggung jawab mengontrol / mengendalikan biaya saja dan tidak terhadap pendapatan. 2). Pusat Laba /Pusat Pendapatan ( Profit Center) Adalah merupakan suatu segmen perusahaan yang melakukan kontrol / pengendalian biaya dan pendapatan. Dengan demikian laba bersih dan marjin kontribusi bisa dihitung dan dipergunakan untuk profit center. 3). Pusat Investasi (Investment Center) Adalah Segmen yang mengendalikan bukan hanya pendapatan dan biaya saja tetapi termasuk juga mengendalikan dana investasi/capital Budgeting. Dengan demikian selain laba bersih, marjin kontribusi juga dihitung laba pada pusat-pusat investasi. Dalam arti sempit harga transfer merupakan harga barang jasa yang ditransfer antar pusat laba dalam perusahaan yang sama. Karena kinerja manajer pusat laba diukur bersarkan laba yang diperolehnya,maka setiap tranfer barang/jasa anter pusat laba selalu diperhitungkan keuntungan. Dalam arti luas harga tranfer meliputi harga pokok barang / jasa yang ditransfer antar pusat tanggung jawab (res ponsibility center) dalam perusahaan. Dengan demikian pengertian harga transper ini meliputi semua bentuk alokasi biaya dari departemen pembantu dan departemen produksi dan harga jual produk/jasa yang ditranfer antar pusat laba. (Secaral rinci dakan diuraikan dalam bab Akuntansi Pertanggung jawaban). 2. Masalah yang harus diperhitungkan penentuan Harga transfer. Karena setiap divisi yang dibentuk perusahaan diukur kinerjanya aas dasar laba yang diperoleh masing-masing, maka dua hal yang selalu dibahas dan disepakati antar divisi yaitu antara divisi yang menyerahkan dan divisi yang menerima produk / jasa di perusahan (antara divisi penjual dan divisi pembeli) adalah: Pertama: Dasar penetuan harga transfer dan Kedua: Besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Dasar Penentuan Harga transfer 2.1 Dasar Penentuan Harga Transfer Dasar dalam penentuan harga transfer yang dapat dan biasa dipergunakan adalah : (i) Berdasarkan harga pasar (Market Price Minus ) (ii) Berdasarkan biaya atau harga pokok (Cost-Based Transfer Pricing ) (iii) Berdasarkan Harga yang dinegosiasikan/yang disepakati Penentuan harga transfer secara rinci diklasifikasikan a. Harga transfer atas dasar harga Pasar dan Harga transfer dasar Biaya b. Biaya dapat dipisahkan antara biaya penuh sesungguhnya dan biaya penuh standar.

3 174 c. Biaya penuh sesungguhnya maupun standar dapat dilakukan dengan pendekatan Obsorption Costing,direct costing dan Activity-Based-Costing. Perbandingan penetapan Harga transfer dapat diikhtisarkan sebagai berikut : Kriteria Berdasarkan Pasar Berdasarkan biaya Dinegosiasikan Mencapai kesesuaian tujuan congruencer Ya, ketika pasar kompetitif Sering tapi tidak selalu Ya Bermanfaat untuk mengavaluasi kinerja subunit Ya, ketika pasar kompetitif Sulit, kecuali harga transfer melampaui biaya penuh dan bahkan pendapat itu bersifat subjektif Ya, tetapi harga transfer dipengaruhi oleh kekuatan tawar menawar dari divisi yang membeli dan menjual Memotifasi usaha manajemen Ya Ya, ketika didasarkan pada biaya yang dianggarkan; lebih sedikit insetif untuk mengendalikan biaya jika transfer didasarkan pada biaya aktual Ya Mempertahankan otonomi subunit Ya ketika pasar kompetitif Tidak karena didasarkan pada aturan Ya, karena harga didasarkan pada negosiasi antar subunit Faktor lain Pasar mungkin tidak ada, atau pasar mungkin tidak sempurna atau tertekan Bermanfaat untuk menentukan biaya penuh dari produk dan jaasa; mudah untuk diimplementasikan Tawar menawar dan negosiasi memerlukan waktu dan mungkin perlu ditinjau secara berulang kali ketika kondisi berubah

4 Ilustrasi Penetapan Harga Transfer (Adaptasi dari: Charles T.Horngren) Harga kontrak perbarel minyak mentah yang dipasok di Prabumulih = $ 12 Divisi Transportasi Biaya variabel per barel minyak mentah $1 Biaya tetap per barel minyak mentah $3 Biaya penuh per barel minyak mentah $4 Barel minyak mentah yang ditransfer Harga pasar per barel minyak mentah yang dipasok ke Penyulingan Plaju = $ 21 Divisi Penyulingan Biaya variabel per barel bensin $ 8 Biaya tetap per barel bensin $ 6 Biaya penuh per barel bensin $ 14 Harga pasar per barel bensin yang dijual kepihak eksternal = $ 58 Harga transfer tersebut akan bervariasi bergantung pada metode penetapan harga yang digunakan.bila dari ilustrasi diatas harga transfer dari divisitranportasi ke divisi Penyulingan dalam ketiga metode penetapan harga transfer adalah : 1. Harga transfer berdasarkan pasar sebesar $ 21 per-barel minyak mentah didasarkan pada harga pasar kompetitif di Pelaju palembang. 2. Harga transfer berdasarkan biaya pada, MISALKAN 110% biaya penuh, dimana biaya penuh merupakan biaya dari minyak mentah yang dibeli ditambah biaya variabel dan biaya tetap divisi transportasi: 1,10 x ($12+ $1+ $ 3) = $ 17, Harga transfer yang dinegosiasikan sebesar $ 19,25 per-barel minyak mentah yang berada diantaraharga transfer berdasarkan pasar dan harga transfer berdasarkan biaya. Harga transfer menciptakan laba untuk divisi penjualan dan biayayang berhubungan dengan divisi pembelian yang hilang ketika hasildivisi digabungkan secara keseluruhan didalam PT Pertamina Plaju. Dari ilustrasi tambahan diatas berarti total laba operasi PT Pertamina Pelaju dari pembelian,pengangkutan dan penyulingan bila diasumsikan jumlah minyak ditransfer 100 barel dan penjualan 50 barel bensin maka akan internal yang digunakan sebagaiman diiliustrasikan selanjut ini:

5 176 K e t e r a n g a n Divisi Transportasi Pendapatan $21, $17,60, $19,25 x 100 barel minyak mentah Biaya Biaya pembelian minyak mentah, $12 x 100 barel minyak mentah Biaya variable divisi, $1 x 100 barel minyak mentah Biaya tetap divisi, $3 x 100 barel minyak mentah Total biaya divisi Laba operasi divisi PT Pertamina Pelaju Data Produksi dan Penjualan Barel minyak yang ditransfer = 100 Barel bensin yang dijual = 50 Transfer Internal pada harga Pasar $21 per barel $ $ 500 Transfer Internal pada 110% biaya penuh = $17,60 per barel $ ] $ 160 Transfer Internal pada harga Negosiasi Pasar $19,25 per barel $ $ 325 Divisi Penyulingan Pendapatan, $58 x 50 barel bensin Biaya Biaya angkut, $21, $17,60, $19,25 x 100 barel minyak mentah Biaya variable divisi, $8 x 50 barel bensin Biaya tetap divisi, $6 x 50 barel bensin Total biaya divisi Laba Operasi divisi $ $ 100 $ $ 440 $ $ 275 Laba Operasi kedua divisi $ 600 $ 600 $ 600 Laba Operasi = Pendapatan biaya minyak mentah yang dibeli biaya transportasi biaya penyulingan

6 177 = = ($58 x 50 barel bensin ) ($12 x 100 barel minyak mentah - $4 x 100 barel minyak mentah - $14 x 50 barel bensin) $ $ $400 - $700 = $ Besarnya Laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Dua faktor yang harus dipertimbangkan dan disepakati antara penjual dan pembeli produk/jasa dalam menentukan laba yang diperhitungkan harga transfer adalah : a. Dasar yang digunakan untuk menentukan laba b. Besarnya Laba yang diperhitungkan. Prosentase tertentu dari Aktiva yang dipergunakan untuk memproduksi produk.jika laba ditentukan dengan persen tertentu dari biaya penuh,harga transfer yang dihasilkan Dasarnya digunakan dapat mempergunakan persen tertentu dari Total biaya atau tidak memperhitungkan modal yang dibutuhkan dalam memproduksi produk transfer. Aktiva penuh dasar yang baik dalam menghitung laba dalam harga transfer,namun banyak masalah yang timbul dalam menentukan Investement Based 2.3. Dasar Penentan Harga trasfer Dalam menyusun Kebijakan peenetapan harga transfer pandangan dari divisi penjual/yang menyerahkan dan divisi pembeli/pemakai harus dipertimbangkan Pendekatan biaya yang cocok untuk mencapai tujuan tersebut adalah pendekatan biaya peluang (Opportunity Cost-approach) yaitu dengan cara mengidentifikasi harga minimum yang ingin diterima DIVISI PENJUAL dan harga maksimum yang menguntungkan dibayar/dibebankan oleh DIVISI PEMBELI. Harga harga minimum dan maksimum tersebut sesuai dengan biaya peluang (opportunity cost) transfer internal yakni harga transfer minimal divisi penjual dan harga transfrer minimal divisi pembeli (i) Harga transfer minimum adalah :harga transfer yang akan membuat keadaan dvisi penjual tidak menjadi lebih buruk/ divisi merugi jika barang dijual pada divisi internal dari pada dijual kepada pihak luar yang sering disebut batas bawah (floor) dari rentang penawaran. (ii) Harga transfer maksimum adalah : harga transfer yang akan membuat keadaan divisi pembeli tidak menjadi lebih buruk/laba divisi menurun jika suatu input /suku cadang/barang dibeli dari divisi internal dibandingkan bila dibeli dari eksternal,yang sering disebut batas atas (ceiling0 dari rentang penawaran.. (i). Penentuan Harga Transfer dengan Harga pasar. Pada umum Harga transfer yang ditentukan oleh harga pasar,maka Harga pasar tersebut harus dikurangi (Market Price minus): a. Potongan volume : Berupa penghematan biaya pada divisi penjual karena besarnya volume yang diproduksi, dimana dengan membeli dari luar keasempatan/ opportunity tersebut hilang. Oleh karena itu potongan volume dikurangi dari

7 178 harga pasar dalam penentuan harga transfer. b. Didalam transfer produk divisi tidak mengeluarkan biaya: promosi, iklan, komisi penjualan dan biaya penagihan. Oleh karena itu biaya-biaya tersebut harus dikurangi dari harga pasar dalam penentuan harga transfer. c. Jika transfer produk langsung dari divisi produksi maka biaya pergudangan tidak diperhitungkan dalam harga transfer. Penentuan harga transfer dgn Market-price-minus Harga pasar 100 % Dikurangi: Potongan Volume 1 % Biaya Penjualan 12 % Komosi Penjualan 2 % Biaya Penagihan 0,5 % Biaya Pergudangan 5,5 % Jumlah Pengurangan 21,0 % Kebaikan dari metode ini karena harga pasar merupakan opportunity Cost sehingga dapat dijadikan alat ukur yang baik bagi kinerja divisi pembeli dan divisi penjual perusahan. Kelemahan antara lain tidak semua produk punya harga pasar,biasanya divisi penjual sudah punya pasar pasti dengan harga yang telah disepakati serta harga pasar sering berbeda dengan harda dalam price list. (ii). Penenrtuan Harga transfer atas dasar Biaya (Cost Based Transfer Pricing) Beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dalam penentuan harga transfer atas dasar biaya adalah : a. Tanggung jawab masing-masing divisi yang terlibat harus dipisahkan, bila divisi penjual tidak efesien maka penentuan harga transfer harus dikeluarkan/tidak boleh dialihkan ke divisi pembeli melalaui harga transfer. b. Penentuan harga transfer harus mendorong divisi penjual untuk melakukan perbaikan,meningkatkan produktivitas dan efesiensi kerja. c. Harus ada aturan yang baku dan fairness antara divisi penjual dan pembeli dalam penetuan harga transfer. Dalam Cost-based transfer pricing harus mengguna konsep biaya penuh / obsoption costing dan harga transfer dapat dihitung dengan tiga pendekatan: a) Pendekatan:Full costing Rumus: Harga Transfer = Biaya Obsorpsi/penuh + Laba Harga Transfer = (Biaya Produksi + Biaya Non Produksi) + Laba Bahan Baku Biaya Administrasi Persen tertentu Tenaga kerja Biaya umum (%) dari Total FOH Pabrik Biaya Pemasaran Aktiva

8 179 Masalah yang muncul ketika biaya penuh ditambah mark-up bila digunakan sebagai harga transfer adalah bila biaya penuh ditambah mark-up mungkin mengarah pada keputusan sub-optimal karena hal tersebut menyebabkan divisi yang membeli akan memandang biaya tetap dan mark-up dari divisi yang menjual sebagai biaya variabel. Karena Divisi yang membeli mungkin akan membeli produk dari luar/pemasok dengan harga yang lebih murah, sehingga ada penghematan. ILUSTRASI-XI-2 PT Indo Global Mandiri memiliki Divisi Work Shop sebagai profit center dan divisi Teknik produksi sebagai pembeli intern. Divisi Work Shop memproduksi spare part A yang dijual keluar dan untuk pemakaian (divisi Teknik). Kedua Divisi sedang memperimbangkan penentuan harga transfer Spare part A tahun anggaran Dasar perhitungan Anggaran bahwa tingkat produksi beroperasi pada kapasitas normal sebanyak unit. Estimate perhitungan harga pokok produksi dan Non produksi untuk anggaran 2011 adalah : Biaya Produksi Rp Biaya Adm dan umum Rp Biaya Penjualan Rp Total Biaya Rp Total Aktiva pada awal tahun anggaran 2011 diproyeksikan sebesar Rp 10 Milyar. Laba yang diharapkan ditetapkan dengan ROI 20%. Diminta : Harga trnsfer Spare part A yang dihitung dengan Cost Pendekatan Full costing. Jawab : Perhitungan Mark-Up: Biaya Adm dan umum Rp Biaya Penjualan Rp Laba yang diharapkan 20% x Rp 10 Milyar Rp Jumlah Rp Biaya Produksi Rp Mark-Up 118,3% Perhitungan Harga Transfer Biaya Produksi Rp Mark-Up 118% x Rp Rp Harga Jual Divisi Work shop Rp Volume Spare part yang ditransfer unit Harga Transfer per-unit Rp 436,667

9 180 b) Pendekatan Direct Costing /Variable Costing Rumus: Harga Transfer = Biaya Obsorpsi / penuh + Laba Harga Transfer = (Biaya Varibel + Biaya tetap) + Laba Bahan Baku Biaya FOH tetap Persen tertentu Tenaga kerja Biaya umum tetap (%) dari Total FOH Pabrik Vaiabel Biaya Adm tetap Aktiv Adm. Variabel Penjualan tetap (Aktiva tetap Umum Variabel - dan Lancar) Penjualan variabel - ILUSTRASI-XI-3 PT Indo Global Mandiri memiliki Divisi Work Shop sebagai profit center dan divisi Teknik produksi sebagai pembeli intern.divisi Work Shop memproduksi spare part A yang dijual keluar dan untuk pemakaian (divisi Teknik). Kedua Divisi sedang memperimbangkan penentuan harga transfer Spare part A tahun anggaran Dasar perhitungan Anggaran bahwa tingkat produksi beroperasi pada kapasitas normal sebanyak unit. Estimate perhitungan Biaya pendekatan variable costing sebesar Rp sebagai berikut: Biaya Variabel: Biaya Produksi Variabel Rp Biaya Adm dan umum Variabel Rp Biaya Penjualan Variabel Rp Total Biaya Variabel Rp Biaya Tetap : Biaya Produksi Tetap Rp Biaya Adm dan umum tetap Rp Biaya Penjualan Tetap Rp Total Biaya Tetap Rp Total Biaya penuh Rp Total Aktiva pada awal tahun anggaran 2011 diproyeksikan sebesar Rp 10. Milyar. Laba yang diharapkan ditetapkan dengan ROI 20%. Diminta : Harga trnsfer Spare part A yang dihitung dengan Cost-Based Transfer Pricing dengan pendekatan variabel Costing Jawab : XI-3 Perhitungan Mark-Up: Biaya Tetap Rp Laba yang diharapkan 20% x Rp 10 milyar Rp Jumlah Rp

10 181 Biaya Variabel Rp Mark-Up 165 % Perhitungan Harga Jual: Biaya Variabel Rp Mark-Up 165 % x Rp Rp Rp Volume Produk unit Harga Jual Per-unit Rp. 437,250 (iii) Penetuan harga transfer berdasarkan Harga yang dinegosiasikan/yang disepakati Harga transfer yang disepakati / dinegosiasikan seringkali digunakan ketika harga pasar tidak menentu dan berubah-ubah secara konstan.harga transfer yang dinegosiasikan merupakan hasil dari proses penawaran antara unit yang membeli (yang menerima) dan unit yang menjual (menyerahkan). Dengan demikian harga transfer yang dinegosiasikan menggambarkan rentang dimana dua divisi menegosiasikan harga transfer jika terdapat kapasitas yang tidak terpakai. ILUSTRASI-XI-4 (HARGA TRANSFER YANG DINEGOSIASIKAN) PT Indo Global Mandiri Mempunyai suatu divisi (Divisi X) memerlukan unit suku cadang khusus yang dibuat menurut pesanan.divisi Y pada perusahaan terebut mampu membuat Suku cadang tersebut. Menurut perhitungan divisi Y biaya variabel untuk membuat suku cadang per-unit Rp dimana untuk memproduksi suku cadang khusustersebut divisi Y mengurangi produksi A sebanyak unit.produk A dijual Rp dengan biaya varibel per-unit Rp Diminta : Hitunglah harga Transfer dan buat analisa Jawab :XI- 4 RUMUS = Harga Transfer = Biaya Variabel per-unit + Marjin kontribusi yang hilang dalam penjualan kepihak luar Marjin Kontriibusi yang hilang : Harga Produk A Rp Biaya Variabel Rp Rp Produk A yang dihentikan unit Marjin kontribusi yang hilang (3.500 unit x Rp ) = Rp Rumus Harga transfer per-unit = Rp Rp = Rp Dengan demikian Harga Transfer ini adalah harga minimal (Tidak boleh < Rp )

11 182 LATIHAN MANDIRI XI.TEORI 1. Harga yang dipakai untuk mentransfer barang dan jasa antar divisi dan dari unit afiliasi yang satu keunit yang lain disebut Transfer Pricing. B/S 2. Yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan transfer pricing hanya perhitung biaya dengan pendekatan Activity Based Costing ( ABC Costing ) B/S 3. Yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan Transfer Pricing adalah hanya konsep biaya penuh (Full Costing ): B/S 4. Penentuan Harga Transfer menurut full costing mencakup Obsorption Costing,direct costing/variable costing Dan Activity Based costing : B/S 5. Dalam penentuan Harga transfer oleh harga pasar,maka Harga pasar tersebut harus dikurangi (Market Price minus )dengan potongan volume (Rabat),biaya promosi,komisi penjualan dan biaya penagiahan serta biaya pergudangan 6. Hal-hal yang harusdipertimbangkan dalam Penenrtuan Harga transfer atas dasar Biaya (Cost Based Transfer Pricing) adalah: a. Tanggung jawab masing-masing divisi yang terlibat harus dipisahkan,bila divisi penjual tidak efesien maka penentuan harga transfer harus dikeluarkan/tidak boleh dialihkan ke divisi pembeli melalaui harga transfer. b. Penentuan harga transfer harus mendorong divisi penjual untuk melakukan perbaikan, meningkatkan produktivitas dan efesiensi kerja. c. Harus ada aturan yang baku dan fairness antara divisi penjual dan pembeli dalam penetuan harga transfer. d. Semuanya benar XI.2. Problem (Adaptasi dari :Charles T.Horngren Halaman 392) 1. PT Indo Global Mandiri (PT IGM) merupakan perusahaan yang sangat terdesentralisasi. Setiap manajer divisi memiliki otoritas penuh untuk keputusan pengambilan sumber dari luar dan keputusan penjualan. Divisi mesin dari PT IGM telah menjadi pemasok utama dari poros mesin yang diperlukan Divisi Traktor setiap tahun. Akan tetapi, Divisi Traktor baru saja mengumumkan rencananya membeli semua poros mesinnya ditahun mendatang dari dua pemasok eksternal dengan harga $200 per poros mesin. Divisi mesin Pillercat belum lama ini meningkatkan harga jualnya untuk tahun yang akan datang menjadi $220 per unit (dari $200 per unit ditahun ini). Tuan BAGUS manajer Divisi Mesin, kenaikan harga sebesar 10% merupakan hal yang wajar. Hal tersebut diperoleh dari beban penyusutan yang lebih tinggi dari beberapa peralatan khusus yang baru, yang digunakan untuk membuat poros mesin dan kenaikan dalam biaya tenaga kerja. Tuan Bagus ingin agar presiden direktur dari PT IGM untuk memaksa Divisi Traktor untuk membeli semua poros mesinnya dari Divisi Mesin dengan harga $220. Tabel berikut meringkas data kunci. A B 1. Jumlah poros mesin yang dibeli oleh Divisi Traktor Harga pasar per poros mesin dari pemasok eksternal $200

12 183 A B 3. Biaya Variabel per poros mesin di Divisi Mesin $ Biaya tetap per poros mesin di Divisi Mesin $20 DIMINTA (1). Hitung keuntungan atau kerugian dalam istilah laba operasi tahunan untuk PT IGM secara keseluruhan jika Divisi Traktor membeli poros mesin secara internal dari Divisi Mesin dibawah setiap kasus berikut: A. Divisi Mesin tidak memiliki alternatif penggunaan lain untuk fasilitas yang digunakan untuk membuat poros mesin. B. Divisi Mesin dapat mengunakan fasilitas untuk operasi produksi lainnya, dimana akan menghasilkan penghematan operasi tunai tahunan sebesar $ C. Divisi mesin tidak memiliki alternatif penggunaan lain untuk fasilitasnya, dan pemasok eksternal menurunkan harganya menjadi $185 per poros mesin. (2). Sebagai presiden direktur dari PT IGM bagaimana Anda akan merespon permintaan tuan Bagus bahwa Anda memaksa Divisi Traktor untuk membeli semua poros mesinnya dari Divisi Mesin?Apakah respon Anda akan berbeda berdasarkan Tiga kasus yang digambarkan dipertanyaan 1?Jelaskan JAWABAN : X.2.1 (1). Perhitungan untuk Divisi Traktor membeli poros mesin secara internal untuk satu tahun pada kasus a, b, c. A B C D Kasus a b C 1 Jumlah poros mesin yang dibeli oleh Divisi Traktor Harga pasar per poros mesin dari pemasok eksternal $ 200 $ 200 $ Biaya Inkremental per poros mesin di Divisi Mesin $ 190 $ 190 $ Biaya oportunitas Divisi mesin memasok poros - $ Mesin ke Divisi Traktor 6 Total biaya pembelian jika membeli dari pemasok 7 Eksternal (2.000 poros x $200, $200, $185 per poros) $ $ $ Biaya Inkremental karena membeli dari Divisi Mesin 9 (2.000 poros x $190 per poros ) Total biaya oportunitas di Divisi mesin Total biaya relevan Keuntungan (kerugian) laba operasi tahunan untuk 13 Pillercat karena membeli dari Divisi Mesin $ $(9.000) $(10.000)

13 184 Pedoman umum yang diperkenalkan dibab ini sebagai langkah pertama dalam menetapkan harga transfer dapat digunakan untuk menjelaskan alternatif. A B C D E F G 1 Kasus Biaya Inkremental Biaya Harga Harga per unit yang Oportunitas per Transfer pasar muncul saat unit ke Divisi eksternal transfer Pemasok 2 a $190 + $0 = $190 $200 3 b $190 + $14,50 = $204,50 $200 4 c $190 + $ 0 = $ $185 Biaya oportunitas per unit = Total Biaya oportunitas + Jumlah poros mesin = $14,50 Membandingkan harga transfer dengan harga pasar eksternal, Divisi Traktor akan memaksimalkan laba operasi tahunan dari PT IGM secara keseluruhan dengan membeli dari Divisi Mesin dikasus a dan dengan membeli dari pemasok eksternal dikasus b dan c. (2). PT IGM merupakan perusahaan yang sangat terdesentralisasi. Jika tidak terdapat transfer yang dipaksakan, Divisi traktor akan menggunakan pemasok ekstrenal, keputusan yang akan menjadi kepentingan terbaik perusahaan secara keseluruhan dalam kasus b dan c dari pertanyaan 1 tapi bukan dalam kasus a. Misalkan dalam kasus a, Divisi mesin menolak untuk memenuhi harga $200. Keputusan ini berarti bahwa perusahaan akan menderita kerugian $ dalam jangka pendek. Apakah sebaiknya manajem,en puncak turut campur dan memaksa tranfer pada $ 200?.Campur tangan ini akan memotong filosofi desentralisasi. Banyak manajemen puncak tidak tidak akan turut campur karena mereka akan memandang $20.00, sebagai biaya yang tidak terhindarkan dari keputusan suboptimal yang dapat muncul pada desentralisasi. Akan tetapi berapa tinggi biaya ini sebelum godaan untuk turut campur menjadi tidak tertahankan? $30.00? $40.00?.Setiap campur tangan manajemen puncak dengan pengambilan keputusan tingkat yang lebih rendah akan memperlemah desentralisasi. Tentu saja, manajemen PT IGM kadang-kadang mungkin turut campur untuk mencegah kesalahan yang menelan banyak biaya. Akan tetapi membiarkan campur tangan dan pembatasan akan mengacaukan operasi usaha PT IGM. 3. Koperasi Universitas IGM bergerak dalam desain dan produksi perkakas roll, dan mesin-mesin khusus. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan meliputi penggilingan mesin, tukang las Hidrolik, penekan bor, penekan hidrolik, dan perlengkapan pemanasan (Oven). Karena persaingan yang ketat dari barang impor Koperasi UIGM memilki kelebihan kapasitas yang besar, dan pada tahun yang lalu telah mem-phk 100 karyawan.

14 185 Harga produk, Koperasi UIGM memperkirakan biaya desain produk dan mark up naik sebesar 40 persen. Biaya diperkirakan sebagai berikut: (i) Biaya desain : Berdasarkan jam rekayasa estimasi tarif Rp.80 per jam (ii) Bahan : Perkiraan biaya aktual bahan. (iii) Tenaga kerja : Perkiraan biaya tenaga kerja langsung aktual (iv) Penyusutan Peralatan : Pabrik berdasarkan tarif overhead yang telah ditentukan untuk setiap jenis peralatan. Untuk setiap jenis peralatan, perusahaan membagi estimasi penyusutan tahunan dalam jam kerja tahunan dengan estimasi penggunaan sebagai berikut : Jenis peralatan Depresiasi tahunan Jam kerja tahunan Penggilingan Rp Pengelasan Rp Bor tekan Rp Penekan Hidrolik Rp Oven /Pemanasan Rp (v). Biaya pabrikasi lainnya diperkirakan sebagai Rp100 per jam tenaga kerja langsung overhead ( diluar depresiasi). Preston Company memesan mesin peralatan dalam jumlah besar dengan harga beli Rp per-unit. Koperasi Universitas IGM menetapkan harga jual kepada Preston co dengan perkiraan kalkulasi biaya sbb: Bahan Rp Tenaga kerja langsung 28 Jam x Rp 50 Rp Jam x Rp 36 Rp Jam x Rp 60 Rp Waktu desain 18 Jam Waktu penggilingan 9.0 Jam Waktu pengelasan 5.0 Jam Waktu penekanan bor 7.0 Jam Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam Waktu Pemanasan 2.0 Jam Biaya Overhead lainnya :... Total Biaya Perkiraan :... Mark Up 40% :... Tawaran Harga :... Diminta: a. Perkiraan total biaya dan penetapan harga dengan Mark- up 40 persen b. Preston Company telah memberitahukan kepada Pengurus Koperasi UIGM, ia akan menggunakan pemasok lain jika harga tawaran lebih dari Rp Buatlah analisa apakah pesanan dari Preston Co diterima.

BAB 9 PENETAPAN HARGA

BAB 9 PENETAPAN HARGA BAB 9 PENETAPAN HARGA Pada dasarnya penetapan harga yang ditargetkan mengandung tujuan-tujuan tertentu.sasaran Penetapan Harga pada umumnya ada tiga orientasi: 1. Orientasi laba terdiri dari : (i) Target

Lebih terperinci

HARGA TRANSFER KONSEP HT :

HARGA TRANSFER KONSEP HT : HARGA TRANSFER Istilah HT ini dijumpai pada perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat laba dan antar pusat laba tersebut terjadi transfer barang/jasa. Adanya transfer barang dan jasa dihubungkan

Lebih terperinci

Handout Akuntansi Manajemen

Handout Akuntansi Manajemen Handout Akuntansi Manajemen PENENTUAN HARGA TRANSFER 1 HARGA TRANSFER Harga Transfer adalah harga produk atau jasa yang ditranfer kepada suatu pusat pertanggung jawaban di dalam suatu perusahaan yang menggunakan

Lebih terperinci

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING AKUNTANSI MANAJEMEN Modul ke: HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Desentralisasi Organisasi

Lebih terperinci

HARGA TRANSFER KONSEP HT :

HARGA TRANSFER KONSEP HT : HARGA TRANSFER Istilah HT ini dijumpai pada perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat laba dan antar pusat laba tersebut terjadi transfer barang/jasa. Adanya transfer barang dan jasa dihubungkan

Lebih terperinci

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER Pert 9 PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 DESENTRALISASI DAN PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN Sistem akuntasi pertanggung jawaban

Lebih terperinci

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) Dosen: Christian Ramos K ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut) TRANSFER PRICING (Harga Transfer) REFERENSI: HANSEN & MOWEN, Managerial Acconting (BOOK) 1 15-2 Laba residu adalah perbedaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut yaitu dari sudut akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan dari sudut akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer BAB I PENDAHULUAN Masalah penentuan harga transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat-pusat laba, dan antar pusat laba yang dibentuk tersebut terjadi transfer barang atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK PERUSAHAAN DOMESTIK Oleh Margono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK PERUSAHAAN DOMESTIK Oleh Margono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK PERUSAHAAN DOMESTIK Oleh Margono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang mengalami perkembangan pesat dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

INFORMASI AKUNTANSI PENUH INFORMASI AKUNTANSI PENUH Oleh : Ani Hidayati DEFINISI INFORMASI AKUNTANSI PENUH Seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber yang dikorbankan/biaya suatu objek informasi

Lebih terperinci

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing Tujuan : 1. Menguraikan konsep penetapan biaya obsorpsi dan biaya variabel 2. Menguraikan dan mengilustrasikan pelaporan laba menurut penetapan biaya Obsorpsi dan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume Dosen: Christian Ramos K AKUNTANSI MANAJEMEN Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume REFERENSI: Ray H. Garrison. Managerial Accounting : Concepts for Planning, Control, & Decision Making, Boston

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 5 Pokok Bahasan : Penentuan Harga Jual dan Pengambilan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengendalian Manajemen 2.1.1 Sifat Sistem Pengendalian Manajemen Organisasi dapat dirumuskan sebagai suatu kerja sama berdasarkan suatu pembagian kerja yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS

MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS MATERI 6 BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KHUSUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan berdasarkan informasi akuntansi yang relevan. Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi. BAB II PENENTUAN HARGA JUAL 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa M enurut Kotler (2000:428), jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PENENTUAN HARGA TRANSFER

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PENENTUAN HARGA TRANSFER SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PENENTUAN HARGA TRANSFER Dhea Ayu Wikuningtyas 8335128398 Gracellya Valentina 8335128410 Granita Ghassini 8335128411 Ines Priliatami 8335128418 Maria Grace Valentina 8335128426

Lebih terperinci

Ali Ridho,SE. M.Si.

Ali Ridho,SE. M.Si. MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HARGA TRANFER PENGERTIAN DAN TUJUAN HARGA TRANSFER, METODE HARGA TRANSFER, PENETAPAN HARGA SERVICE DARI KANTOR PUSAT, DAN ADMINISTRASI HARGA TRANSFER Fakultas

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

Sub Pokok Bahasan dan Sasaran. Belajar

Sub Pokok Bahasan dan Sasaran. Belajar MATAKULIAH BOBOT FAKULTAS/JURUSAN JENJANG KODE : Akuntansi Manajemen Lanjut : 3 sks : Ekonomi/Manajemen/Akuntansi : Sarjana : KK-021336 Pertemua Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Cara Media Tugas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

BAB III FULL ACOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTANSI PENUH)

BAB III FULL ACOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTANSI PENUH) BAB III FULL ACOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTANSI PENUH) 3.1 Definisi full Acounting Information Full Acounting Information adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh dan seluruh sumber

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN

DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN I. Anggaran: Rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang, yang dinyatakan secara kuantitatif,biasanya dalam satuan uang. II. Manfaat Anggaran. 1. Anggaran membuat

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Activity Based Costing

Pertemuan 3 Activity Based Costing 1 Pertemuan 3 Activity Based Costing A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN MAKALAH ANALISIS DESENTRALISASI SEGMEN USAHA, KINERJA DIVISI, DAN PENETAPAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Sirna No.4 Bandung 40135 dan kerja praktik ini dilaksanakan pada bulan Juni- Juli tahun 2006. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

Handout Akuntansi Manajemen

Handout Akuntansi Manajemen Handout Akuntansi Manajemen FULL ACCOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTASI PENUH) 1 DEFINISI FULL ACCOUNTING SYSTEM (Mulyadi) : Seluruh Aktiva dan Pendapatan Yang diperoleh dan/atau Seluruh Sumber yang

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01 PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA 21209048 / 3EB01 LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya berikut : Menurut Mulyadi (2000: 6) pengertian Akuntansi Biaya adalah sebagai Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

Lebih terperinci

Pengantar 04/06/2015 PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL

Pengantar 04/06/2015 PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Pengantar Setiap perusahaan menghadapi permasalahan yang berbeda-beda. Dalam penentuan harga jual, ada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Jual Menurut Mulyadi (1993), Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.

Lebih terperinci

Analisis Penentuan Harga Transfer Terhadap Kontribusi Laba Pada Pusat Pertanggungjawaban

Analisis Penentuan Harga Transfer Terhadap Kontribusi Laba Pada Pusat Pertanggungjawaban Analisis Penentuan Harga Transfer Terhadap Kontribusi Laba Pada Pusat Pertanggungjawaban Oleh: Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI 1 Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur hasil dari masing-masing pusat pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu : BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Mulyadi, dalam bukunya akuntansi Biaya ialah sebagai berikut : - Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu

BAB II LANDASAN TEORI. produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Target Costing Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk dan proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat

Lebih terperinci

Bab 22 Sistem Pengendalian Manajemen, Penetapan Harga Transfer, dan Pertimbangan Multinasional BAB 22

Bab 22 Sistem Pengendalian Manajemen, Penetapan Harga Transfer, dan Pertimbangan Multinasional BAB 22 BAB 22 SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN, PENETAPAN HARGA TRANSFER, DAN PERTIMBANGAN MULTINASIONAL A. Sistem Pengendalian Manajemen Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu sistem pengumpulan dan penggunaan

Lebih terperinci

12/05/2015. Pelaporan Keuangan. Metode yang digunakan dalam Full Cost

12/05/2015. Pelaporan Keuangan. Metode yang digunakan dalam Full Cost Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information) Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Pengertian Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu dan masa mendatang yang meliputi seluruh aktiva,

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System

SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System SISTEM JUST-IN-TIME (JIT) & Activity Based Cost System Implementasi JIT Manufacturing Dengan filosofi Just in Time (JIT) perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa memanfaatkan tersedianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan mengubah strategi pemasarannya dengan meletakkan kepuasan konsumen sebagai prioritas pertama

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi Melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001,310) yang ditulis oleh Tim Penyusunan Kamus Departemen Pendidikan Nasional, diperoleh pengertian mengenai kata evaluasi berikut

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Journal of Applied Business And Economics Vol. 3 No. 2 (Des 2016) 61-68 ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA Oleh: Litdia Dosen Fakultas

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB

Akuntansi Biaya. Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB Akuntansi Biaya Modul ke: Activity Accounting: Activity Based Costing dan Activity Based Management Fakultas FEB Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Program Studi Manajemen S1 www.mercubuana.ac.id Perhitungan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN 1 PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN P usat pertanggungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang pertanggungjawaban terhadap aktivitas yang dilakukan. Pada hakikatnya, perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian.

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian. ABSTRAK Relevant cost merupakan kos yang diharapkan di masa mendatang, yang berbeda di antara berbagai alternatif yang tersedia. Relevant cost merupakan metoda yang dipergunakan untuk menentukan harga

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-17 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS

PERTEMUAN KE-17 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS PERTEMUAN KE-17 PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 17.1. Mahasiswa mampu memahami, dan menjelaskan tentang pengambilan keputusan taktis. 17.2. Mahasiswa mampu memahami, dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Plymilindo Perdana merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang supporting plywood dan cat tembok.pt.

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Praktik bisnis dan kebutuhan konsumen yang semakin kompleks, menyebabkan semakin ketatnya persaingan di dunia bisnis di era globalisasi ini. Semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini dimana perindustrian semakin maju dan didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pesat sangat dirasakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN Gejala-gejala Sistem Biaya yang Telah Usang 1. Hasil penawaran yang sulit dijelaskan 2. Harga jual bervolume tinggi yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Variabel dan Biaya Tetap Konsep biaya merupakan salah satu hal yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini ditunjang dengan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Setiap pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN A. Sistem Informasi Akuntansi Manajemen Sistem informasi akuntansi manajemen asalah sistem informasi yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi Modul ke: COST ACCOUNTING FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied Fakultas Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Karakteristik Overhead Pabrik Umumnya didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Excavator 1 Excavator merupakan salah satu alat berat yang digunakan untuk memindahkan material. Tujuannya adalah untuk membantu dalam melakukan pekerjaan yang sulit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci