BAB 9 PENETAPAN HARGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 9 PENETAPAN HARGA"

Transkripsi

1 BAB 9 PENETAPAN HARGA Pada dasarnya penetapan harga yang ditargetkan mengandung tujuan-tujuan tertentu.sasaran Penetapan Harga pada umumnya ada tiga orientasi: 1. Orientasi laba terdiri dari : (i) Target Return (Target Pengembalian) (ii) Profit Maksimum 2. Orientasi Penjualan: (i) Pertumbuhan Penjualan (ii) Pertumbuhan Pangsa pasar 3. Orientasi Statu: (i) Menghadapi Persaingan (ii) Persaingan Non 1. Penggunaan Metode Obsorpsi dan Direct Costing dalam Penetapan Harga Jual. Dalam penentuan harga jual, manajer yang berkepentingan menghadapi banyak ketidakpastian. Biaya, meskipun bukan merupakan satu satunya faktor yang menentukan harga jual data asal biaya dan kewenangannya ada pada unit manajer yang lain yang merupakan masalah yang dihadapi manajer penentu harga jual. Oleh karena itu manajer penentu harga jual sangat membutuhkan informasi biaya total baik dengan metode obsorpsi maupun metode direct costing yang akan diperdunakan untuk: Dasar untuk dibandingkan dengan struktur biaya pesaing. 1. Menghindari kerugian perusahan akibat harga jual yang ditetapkan termasuk penurunan penjualan. 2. Dasar yang akurate dalam penentuan harga jual 3. Dasar dalam pengambilan keputusan perusahan dalam memasuki pasar. Struktur biaya total (Obsorpsi dan Direct costing) dipergunakan oleh manjemen dalam penetapan harga jual sebagai berikut: A. Penetapan Harga jual normal/cost Plus Pricing B.Penetapan harga jual kontrak (Type contract Pricing) C. Penetapan Haga jual yang terikat dengan peraturan pemerintah. Dalam menetapkan harga jual normal dan harga jual yang terikat peraturan pemerintah menggunakan proyeksi struktur biaya total yang akan datang,sedangkan untuk type of contrct dengan menggunakan data biaya historis / masa lalu. Dalam penetapan harga jual dengan struktur biaya total tidak termasuk penetapan harga jual pesanan khusus (special order) karena akan menggunakan metode diferensial. A. Penetapan Harga jual dengan COST PLUS PRICING Penetapan harga jual dalam keadan normal menggunakan formula COST PLUS PRICING dimana harga jual dihitung dengan menambahkan Struktur biaya total perusahan) dengan laba yang diharapkan.

2 146 Formula: 9-1 penetapan harg Jual Normal adalah sebagai berikut No. 1 Perkiraan Biaya Total = Rp xxxxxxx (5) 2 Ditambah: Laba Yang diharapkan = Rp xxxx (2) Perkiraan Harga Jual Normal = Rp xxxxxxx (7) Komponen pertama penetapan harga jual dalam keadaan normal adalah perkiraan Biaya total atau sering disebutkan perkiran biaya penuh dengan dapat menggunakan konsep biaya Obsorpsi dan konsep direct costing. Komponen kedua penetapan harga jual dalam keadan normal adalah Laba yang diharapkan. Laba yang diharpkan dihitung berdasarkan investasi yang ditanam untuk menghasilkan produk/jasa tersebut.untuk menaksir berapa laba yang wajar yang diharapkan, manajer penetapan harga jual perlu memepertimbangkan: Biaya Modal (Cost of capital), Resiko bisnis dan Besarnya capital employed Capital employed secara teoritis dapat dilihat total aktiva yang tercantum dalam neraca atau lebih spesifik jumlah yang tercantum dalam neraca awal tahun anggaran atau taksrian rata rata total aktiva selama tahun anggaran.sehingga laba yang diharapkan dihitung dengan mengalikan persentase tertentu dari total investasi (% rate of return on investement). Formula 9-2. LABA YANG DIHARAPKAN No. 1 Total Aktiva Awal = Rp xxxxx (5) 2 Ditambah: Total Akiva Akhir = Rp xxxxx (5) 3 Sub-Total = Rp xxxxxxxx (10) 4 Rata rata Total Aktiva = Rp xxxxx (5) 5 Rate of Return on Investment = 25 % LABA YANG DIHARAPKAN = 25% x 5x

3 147 Ilustrasi: 9.1 (Perkiraan Harga jual Normal konvensional) No. 1 Biaya Produksi Rp Biaya Non Produksi Rp BiayaTotal/Biaya Penuh Rp Aktiva Rata-rata Rp ROI 25 % 6 Laba Yang diharapkan (25% xrp ) Rp Harga Jual Normal (3+6) Rp Produksi unit 9 Harga Jual Per-unit (Rp /1.000 unit) Rp B. Penetapan Harga jual dengan perhitungan Mark-up 1. Menggunakan Konsep Full Costing Menurut konseo full costing biaya dibagi biaya produksi yaitu (i) biaya yang berhubungan dengan volume (seperti pemakaian raw material, direct labor dan FOH pabrik) dan (ii) non-produksi yaitu biaya yang tidak berhubungan dengan volume produksi (seperti Biaya Administrasi umum dan Biaya pemasaran) Dalam penentuan harag jual estimasi biaya penuh yang berhubungan langsung dengan volume produksi yang dijadikan dasar penentuan harga jual. Sedang estimasi biaya penuh yang tidak berhubungan dengan volume produksi ditambahkan pada laba yang diharapkan untuk menghitung besaran persentase (%) Mark-Up. Langkah menghitung penetapan Harga jual dengan menggunakan mark-up Pertama: Hitunglah persentase mark-up dengan membagi biaya non produksi ditambah laba yang diharapkan (ROI) dengan Biaya prodksi. Kedua Menghitung besarnya harga jual dengan cara menambah biaya Produksi langsug dengan nilai persentase mark up dikali biaya produksi tersebut. seperti pada tabel dibawah ini: Formula 9-3 Penetapan Harga jual dengan mark-up FULL COSTING I.Perhitungan Mark-up I.1 Biaya Administrasi dan umum Rp xxx I.2. Biaya Pemasaran Rp xxx I.3.Laba Yang diharapkan % x Total Aktiva Rp xxxx = Rp Y I.4.Biaya Produksi = Rp Z I.5.Persentase Mark-up ( RP Y /Rp Z) = a% II Perhitungan Harga jual II.1 Biaya Produksi Rp xxxxx Rp U

4 148 Ditambah: % Mark-Up dikali Biaya Produksi a% x Rp U Rp P Harga Jual Rp U + Rp P Rp W Harga Jual Perunit Rp W/volume Rp I ILUSTRASI: 9-2 Manajer Pemasaran PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual produknya. Rencana produksi pada kapasitas normal sebesar unit Taksiran biaya total untuk tahun anggaran tahun 2010 sebesar Rp terdiri dari; No. 1 Biaya Produksi Rp Biaya Non Produksi Administrasi dan umum Rp Biaya Pemasaran RP Total Biaya (Biaya Penuh) Rp Total aktiva pada awal tahun anggaran Rp dan Laba yang diharapkan (ROI) sebesar 25% dari capital employed (Rate of return on investtment = 25%) Jawab: Ilustrasi 9-2 KETERANGAN JUMLAH A. PERHITUNGAN MARK_UP Biaya Administrasi dan umum Rp Biaya Pemasaran Rp Rp Total Aktiva Rp Laba Yang diharapkan 25% 25% x Rp Rp Total Rp Biaya Produksi Rp % Mark-up Rp ( /Rp ) 50% B. PERHITUNGAN HARGA JUAL Biaya Produksi Rp Mark-up 50 % (50 % x Rp ) Rp Harga Jual Total Rp Volume Produksi HARGA JUAL PER-UNIT Rp Menggunakan Konsep Variable Costing Dalam konsep Variable costing biaya penuh dipengaruhi secara langsung oleh volume produksi adalah komponen biaya variabel (Biaya produksi varibel,

5 149 biaya administrasi umum variabel dan biaya pemasaran variabel). Sedangkan biaya penuh yang tidak dipengaruhi secara langsung adalah kompoenen biaya tetap (Biaya produksi tetap,biaya administrasi umum tetap dan biaya pemasaran tetap). Persetase mark UP dihitung dengan cara membagi komponeen Biaya tetap ditambah laba yang diharapkan dengan komponen biaya variabel. Perhitungan Laba yang diharapkan sama seperti penetapan harga Full costing : Formula IX-4 Penetapan Harga jual dengan mark-up VARIABLE COSTING I. Perhitungan Mark-up I.1 Biaya Tetap I.2. Produksi. Tetap Rp xxx I.3. Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp xxx I.4. Pemasaran tetap Rp xxx I.5. Laba yang diharapkan: 25 % x Total Aktiva Rp xxxx = Rp Y II. Biaya Variabel II.1 Biaya Produksi Variabel Rp xxxxx II.2 Biaya Adminitrasi Umum Variabel Rp xxxxx II.3.Biaya Pemasaran Variabel Rp xxxxx = Rp Z % Mark-up ( RP Y /Rp Z) = a% B. PERHITUNGAN HARGA JUAL I.Biaya Variabel = Rp Z % Mark-Up dikali Biaya Variabel a % x Rp Z = Rp P Harga Jual Rp Z + Rp P = RpW Harga Jual Perunit Rp W/Volume = Rp I ILUSTRASI 9-3 Manajer Pemasaran PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual produknya. Rencana produksi pada kapasitas normal sebesar unit Taksiran biaya total untuk tahun anggaran tahun 2010 sebesar Rp terdiri dari; Biaya produksi variabel Rp Biaya Produksi Tetap Rp Biaya Adm dan umum variabel Rp Biaya Adm dan umum tetap Rp Biaya Pemasaran Variabel Rp Biaya Pemasaran tetap Rp Total aktiva pada awal tahun anggaran Rp dan Laba yang diharapkan sebesar 25% dari capital employed (Rate of return on investment = 25%) Diminta : a). Harga Jual per-unit dengan menggunakan metode obsorbsi /Konvensional b). Harga jual per-unit mengunakan metode direct costing/variabel Costing

6 150 Jawab: Ilustrasi 9-3 KETERANGAN A.PERHITUNGAN MARK-UP I.1 Biaya Tetap I.2 Produksi. Tetap Rp I.3.Biaya Administrasi dan Umum Tetap Rp I.4.Pemasaran tetap Rp Rp I.5.Laba yang diharapkan: 25% x Total Aktiva 25% x Rp Rp Rp II.Biaya Variabel II.1 Biaya Produksi Variabel Rp II.2 Biaya Adminitrasi Umum Variabel Rp II.3.Biaya Pemasaran Variabel Rp Rp Persentase Mark-up 114,29% (RP /Rp ) B. PERHITUNGAN HARGA JUAL Biaya Variabel II.1 Biaya Produksi Variabel Rp II.2 Biaya Adminitrasi Umum Variabel Rp II.3.Biaya Pemasaran Variabel Rp Rp Mark-Up 114,29 %x Rp Rp Harga Jual Total Rp Volume Produksi Harga Jual Per-unit Rp 135,00 C. Penetapan Harga jual Cost Plus Pricing untuk Pesanan Khusus Pesanan Khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahan dalam jumlah yang besar dengan harga yang diskon khusus pula jauh dibawah total biaya. Bagi perusahan akan menerima : a. Bila perusahaan beroperasi masih dibawah kapasitas terpasang maka penetapan harga jual harus diatas biaya variabel bila tidak dapat dinegosiasikan sama dengan harga normal. b. Bila perusahaan sudah beroperasi mendekati/sama dengan kapasitas terpasang dan pesanan reguler telah dapat menutupi biaya tetap,maka penetapan harga jual cukup kalau sudah dapat menutupi biaya variabel saja karena pesanan khusus tersebut akan menambah laba bersih sebesar marjin kontribusi. c. Bila untuk memproduksi pesanan khusus tersebut perusahan akan mengeluarkan biaya tetap tambahan karena beroperasi diatas kapasitas terpasang maka penetapan harga jual pesanan khusus harus diatas biaya variabel ditambah dengan kenaikan biaya tetap. ILUSTRASI 9-4 Bila dari ilustrasi sebelumnya diumpamakan harga jual produk per-unit Rp / unit dan total biaya per-unit Rp (Rp 105 mily ar : unit), maka biaya tetap sebesar Rp 52 milyar akan dapat ditutupi oleh pesanan reguler tersebut.

7 151 Perusahan mendapat pesanan khusus sebesar unit dengan harga Rp Diminta : Membuat perhitungan dan analisa apakah pesanan khusus dapat diterima. Jawab : Penjualan (Pesanan Khusus) Rp = Rp Biaya Varibel Rp (Rp 63 Milyar: unit) = Rp Laba Kontribusi/Marjin kontribusi = Rp Analisa: Pesanan khusus unit yang merupakan 10% diatas kapasitas terpasang dan tidak mengakibatkan kenaikan biaya tetap maka pesanan tersebut DAPAT DIKABULKAN karena akan mendatangkan tambahan keuntungan sebesar marjin kontribusi dimana semua beban tetap telah dapat ditutupi dari pesanan reguler. D. Penetapan Harga Jual Pada Perusahan Jasa Reparasi/Labor Suplly Pada umumnya perusahaan Jasa reparasi dan perusahan jasa Labor supply yang dijualnya adalah tenaga kerja langsung. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang keahlian dan kompetensinya dapat dengan mudah diidentifikasikan jasa pesanan dari pelanggan (seperti jasa bengkel jasa dok kapal, jasa cucian mobil dan cleaning service, instalatur dll). Komponen biaya pada perusahaan Jasa meliputi: 1. Biaya Langsung : Biaya Tenaga kerja Langsung ( Direct lobour) 2. Biaya Tidak langsung /Pendukung reparasi Indirect labor, Depresiasi, biaya asuransi, biaya listrik, Biaya air, pelumasan, Biaya pemeliharan, Biaya umum, Biaya administrasi RUMUS 1. Tarif Jasa servis = Biaya Tenaga kerja langsung + Mark-Up Biaya T.k Langsung 2. Biaya T.K langsung Total = Upah T.K Langsung + Biaya Kesejahteraan 3. Jam T.K Langsung Total = orang x Hari kerja tahunan x jam kerja perhari 4. Tarif Biaya T.K Langsung perjam = Biaya T.K Langsung Total / Jam T.K Langsung 5. Total penjualan Jasa servis = Harga jual jasa servis mesin + Harga jual suku cadang.

8 152 Formula IX-5 Perhitungan Mark-Up atas Biaya Langsung A. PERHITUNGAN MARK-UP I.1 Biaya Tidak Langsung Rp xxx I.2 Laba Yang diharapkan Rp xxx (+) 1.3 Rp Y Anggaran Biaya Tenaga kerja langsung atau Jam kerja Tenaga kerja langsung Mark up (Dalam % Mark-up atau (dalam Rupiah perjam tenaga kerja langsung ) I.1.BIAYA TIDAK LANGSUNG 1. Gaji Pengawas dan Tenaga kerja tidak langsung lain-lain Rp Y/Z Rp x Rp Z Dalam (%) / Rupiah/jam 2. Biaya kesejahteraan Rp x 3. Biaya Pemrlihraan danreparasi Rp x 4. Depresiasi Rp x 5 Biaya Asuransi Rp x 6. Biaya umum Rp x (+) JUMLAH BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp X-1 I.2 LABA YANG DIHARAPKAN 1. Total (Rata-rata ) Aktiva Rp xxxx 2. Persentase ROI ( % x Akiva) Rp xxxx (+) Rp U Jam Tenaga Kerja Langsung atau Anggaran biaya tenaga kerja langsung Rp T MARK UP (Dalam persentase ataudalam rupiah per-jam tanaga kerja langsung) Rp U/Rp T (%) atau Rp FORMULA IX-6 PERHITUNGAN MARK-UP HARGA BELI BAHAN DAN SUKU CADANG A.PERHITUNGAN MARK-UP I. Biaya Tdk Langsung Toko Suku cadang I.1 Gaji Tenaga kerja toko Rp xxxx I.2 Listrik Rp xxxx I.3 Biaya Kantor Rp xxxx (+) JUMLAH BIAYA TAK LANGSUNG TOKO Rp X Laba Yang diharapkan 25 % x Total Aktiva Rp Y (+) Rp X+Y Taksiran Harga beli bahan dan suku cadang Rp Z % Mark-up Harga beli bahan dan suku cadang Rp X+Y / Rp Z % Mark-up

9 153 ILUSTRASI 9-5 Manajer Usaha Bengkel PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual jasa reparasi untuk anggaran Tahun Perusahaan memiliki dua departemen Bengkel dan toko Suku cadang. tenaga kerja didepartemen bengkel 6 orang mekanik dan 4 orang ahli listrik. Perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal selama 300 hari 7 jam kerja perhari. Total aktiva Departemen Bengkel Rp dan toko-suku cadang Rp Tarif upah tenaga kerja langsung Rp per jam. Tunjangan kesehatan perbulan Rp Kesejahteraan Rp perbulan per-orang.takriran Harga beli bahan dan suku cadang Rp ROI yang diharapkan tahun 2010 sebesar 25% Anggaran Biaya tidak langsung bengkel sbb : Gaji pengawas & TK tidak langsung lain Rp Biaya depresiasi aktiva tetap Rp Biaya asuransi Rp Biaya listrik Rp Biaya Pemelihraan aktiva tetap Rp Biaya umum Rp biaya tidak langsung dari Bengkel Rp Biaya tidak langsung toko suku cadang: Gaji tenaga kerja toko Rp Biaya listrik Rp Biaya kantor Rp Biaya tidak langsung dept. TOKO Rp Diminta : a. Persentase Mark-up Tenaga Kerja Langsung b. Persentase Mark-up Harga Beli bahan dan suku cadang c. Biaya Tenaga kerja Langsung per-jam Jawab. 9-5 a. Perhitungan Mark-Up atas Biaya Langsung A.PERHITUNGAN MARK-UP I.1 Biaya Tenaga Keja Langsung jam x Rp Rp I.2 Tunjangan Kesehatan 10 orang x 12 x Rp Rp I.3 Tunjangan Kesejahteraan 10 orang x 12 xrp Rp Anggaran Biaya Tenaga kerja langsung Rp Mark up ( Dalam % Mark-up atau (dalam Rupiah perjam tenaga kerja langsung) I.1.BIAYA TIDAK LANGSUNG 1.Gaji Pengawas dan Tenaga kerja tidak langsung lain-lain Rp Y/ Z Dalam (% ) atau Rupiah perjam Rp

10 154 2.Biaya Listrik Rp Biaya Pemrlihraan danreparasi Rp Depresiasi Rp Biaya Asuransi Rp Biaya umum Rp JUMLAH BIAYA TIDAK LANGSUNG Rp I.2 LABA YANG DIHARAPKAN 1.Total (Rata-rata ) Aktiva Rp ROI ( 25 % x Rp Rp LABA YANG DIHARAPKAN Rp Anggaran biaya tenaga kerja langsung Rp MARK UP Jam Kerja Langsung 185 % b. PERHITUNGAN MARK-UP HARGA BELI BAHAN DAN SUKU CADANG A.PERHITUNGAN MARK-UP I. Biaya Tdk Langsung Toko Suku cadang I.1 Gaji Tenaga kerja toko Rp Listrik Rp I.3 Biaya Kantor Rp JUMLAH BIAYA TAK LANSUNG TOKO Rp Laba Yang diharapkan 25 %x Rp Rp Rp Taksiran Harga beli bahan dan suku cadang Rp % Mark-up Harga beli bahan dan suku cadang 71,4% c. Biaya tenaga kerja langsung perjam Keterangtan A.PERHITUNGAN MARK-UP I.1 Biaya Tenaga Keja Langsung 2100 jam x Rp Rp I.2 Tunjangan Kesehatan 10 orang x 12 x Rp Rp Tunjangan Kesejahteraan 10 orang x 12 x Rp Rp Anggaran Biaya Tenaga kerja Rp langsung JUMLAH JAM TENAGA jam KERJA BIAYA TENAGA KERJA Rp LANGSUNG PER-JAM E. Penetapan Harga Jual Kontrak/ Type of Contract Pricing Penetapan harga jual kontrak adalah kontrak pembuatan produk / jasa / aktiva dimana pihak pembeli setuju pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya yang dikeluarkan oleh produsen / kontraktor ditambah dengan

11 155 prosentase keuntungan tertentu (Cost Plus Fee). Bedanya dengan Penetapan harga Normal pada Cost Type contract Harga jual yang dibebankan kepada pembeli dihitung berdasarkan biaya total SESUNGGUHNYA, sedang penetapan harga jual normal produk yang akan datang ditetapkan bedasarkan biaya total TAKSIRAN. Ilustrasi 9-6 Pt Indo Global Mandiri dalam membangun kampus barunya.pihak Kontraktor dalam penetapan nilai kontrak disepakati untuk menambah keuntungan dari Biaya langsung dantidak langsung sehubungan dengan pembangunan tersebut.perhitungan biaya kontrak yang dibuat oleh kontrktor berdasarkan spespikasi gambar dari PT IGM adalah: Biaya Langsung: Direct Material Rp Direct Labor Rp Biaya tidak langsung: Indirect labor Rp Sewa Alat berat Rp Asuransi masa kontruksi Rp Laba yang disepakati 10% dari Nilai kontrak total Diminta; Hitung lah Harga Jual Kontrak Oleh Kontraktor Jawab: 9-6 Perhitungan Penetapan Harga Kontrak Komponen Biaya I. Biaya Langsung Proyek I.1. Bahan Bangunan Langsung Rp I.2 Tenaga kerja Lansung Rp Biaya langsung Proyek Rp Biaya Tidak Langsung Proyek 2.1 Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp Sewa Alat berat Rp Biaya Asuransi Masa konstruksi Rp Biaya Tidak Langsung Rp Total Biaya Proyek Rp Fee Pemborong /Penjual Rp Penetapan Harga kontrak sebelum PPn Rp F. Penetapan Harga Jual oleh Perusahaan Yang diatur Peraturan Pemerintah. Produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan Pokok Masyarakat luas seperti Listrik,Gas Telepon,transportasi,jasa pos dan air diatur dengan peraturan Pemerintah.Harga Jual produk dan jasa ditentukan berdasarkan TAKSIRAN Biaya Total pada masa yang akan datang ditambah Laba yang

12 156 diharapkan. Pendekatan yang dipakai dalam penentuan harga jual produk yang terikat dengan peraturan Pemerintah ini hanya menggunakan Full Cost DENGAN Pendekatan FULL COSTING / OBSORPTION C0STING SAJA, karena Direct Costing belum diterima sebagai prinsip akuntansi yang lazim. ============================================================ LATIHAN MANDIRI IX.1.TEORI 1. Harga yang dipakai untuk mentransfer barang dan jasa antar divisi dan dari unit afiliasi yang satu keunit yang lain disebut Transfer Pricing : B /S 2. Yang dapat digunakan sebagai dasar penentuan transfer pricing adalah hanya konsep biaya penuh (Full Costing ): B/S 3. Penentuan Harga Transfer menurut full costing mencakup Obsorption Costing,direct costing/variable costing Dan Activity Based costing : B/S 4. Cost-Plus Pricing bertujuan untuk mengendalikan (leads) maksimalisasi Laba Perusahaan : B/S 9.1. PROBLEM 1. Manajer Usaha Bengkel PT Indo Global Mandiri akan menetapkan harga jual jasa reparasi untuk anggaran Tahun Perusahaan memiliki dua departemen Bengkel dan tokok Suku cadang tenaga kerja didepartemen bengkel 6 orang mekanik dan 4 orang ahli listrik. Perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal selama 300 hari dengan 7 jam kerja perhari.total aktiva Dep. Bengkel Rp dan Toko suku cadang Rp ROI yang diharapkan tahun 2010 sebesar 25% Biaya Tidak Langsung masing2 Dep. Bengkel Rp dan Dep. Toko Rp Taksiran Harga beli bahan dan suku cadang Rp Dalam menetapkan biaya standar Jasa servis (Ganti oli dan turn-up): Jam tenaga kerja langsung untuk sekali servis adalah 2,5 jam ( 2 0rang mekanik dan 1 orang ahli listrik). Bahan yang dibutuhkan persekali servis 1 kaleng oli Rp dan oil filter Rp Diminta; a. Biaya tenaga kerja langsung perjam b. Prosentase Mark up tenaga kerja langsung c. Prosentase Mark up dari Harga beli bahan dan suku cadang d. Total Biaya per satu kali jasa servis di bengkel PT IGM. 2. Heartland Tools adalah perusahaan besar yang bergerak di desain dan produksi, jig fixture, bentuk perkakas roll, dan mesin-mesin khusus. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan meliputi penggilingan mesin, tukang las heliarc, penekan bor, penekan hidrolik, dan perlengkapan oven panas. Karena persaingan yang ketat dari perusahaan asing, perusahaan saat ini memilki

13 157 kelebihan kapasitas yang besar, dan pada tahun sebelumnya, perusahaan telah PHK 545 karyawan. Untuk harga produk, perusahaan memperkirakan biaya desain produk dan total mark naik 40 persen untuk menutup biaya administrasi dan pemasaran, dan untuk mendapatkan keuntungan. Biaya produk termasuk bahan baku, tenaga kerja, penyusutan peralatan, dan biaya overhead lainnya. Biaya di kolom biaya overhad lainnya terutama biaya tetap. Biaya diperkirakan sebagai berikut: 1. Biaya desain berdasarkan jam diperkirakan kali tarif 40 per jam 2. Bahan perkiraan biaya yg sebenarnya pada bahan. 3. Tenaga kerja perkiraan biaya tenaga kerja langsung yang sebenarnya (perkiraan jam sebenarnya dikalikan dengan tingkat upah karyawan mungkin ditugaskan untuk pekerjaan ). 4. Penyusutan pabrik berdasarkan tarif overhead yang telah ditentukan untuk 5. Peralatan setiap jenis peralatan. Untuk setiap jenis peralatan, perusahaan membagi estimasi penyusutan tahunan oleh jam tahunan dengan estimasi penggunaan. Jenis peralatan jam tahunan penggunaan tahunan Penggilingan $ Pengelasan $ Bor tekan $ Penekan Hidrolic $ Oven Panas $ Manufactur lainnya diperkirakan sebagai 50 per jam tenaga kerja langsung. overhead (yakni selain penyusutan). Perusahaan saat ini memperkirakan harga seorang pekerja manufaktur Preston. Sebuah tawaran awal sebagai berikut: Bahan $ Tenaga kerja langsung 28 Jam x $ 25 $ Jam x $ 18 $ Jam x $ 30 $ 750 Waktu desain 18 Jam Waktu penggilingan 9.0 Jam Waktu pengelasan 5.0 Jam Waktu penekanan bor 7.0 Jam Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam Waktu Pemanasan 2.0 Jam Total Biaya Perkiraan Mark Up 40% Tawaran

14 158 Diminta : a. Perkiraan total biaya dan harga tawaran dengan Mark up 40 persen b. Preston telah memberitahukan kepada Heartland, ia akan menggunakan pemasok lain jika tawaran Heartland yang lebih dari $ Heartland CFO yang sangat keberatan dengan harga karena tidak akan dapat menutupi biaya penuh. Evaluasi posisi CFO, jika harga pekerjaan perusahaan di $ ? Jawab: a. Biaya tambahan untuk harga pembuatan Preston Bahan $ Tenaga kerja langsung 28 Jam x $ 25 = $ Jam x $ 18 = $ Jam x $ 30 = $ Waktu desain 18 Jam x $ 40 = 720 Waktu penggilingan 9.0 Jam $ Waktu pengelasan 5.0 Jam $ Waktu penekanan bor 7.0 Jam $ Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam $ Waktu Pemanasan 2.0 Jam $ Biaya Overhead lainnya 68 jam tenaga kerja x $ Total Biaya Perkiraan $ Mark Up 40% Tawaran $ Jenis peralatan jam tahunan penggunaan Tingkat tahunan Overhead Penggilingan $ $1.500 Pengelasan $ $ 250 Bor tekan $ $ 200 Penekan Hidrolic $ $1.000 Oven Panas $ $1.250 b. tampak bahwa hanya biaya yang mungkin incremental adalah yang berhubungan dengan desain, bahan, dan tenaga kerja. Asumsi kasus ini, perusahaan akan menghasilkan keuntungan tambahan dari $ pada harga $ Mengingat perusahaan tersebut beroperasi di bawah kapasitas (dan dengan asumsi ini harga rendah tidak berdampak negative terhadap harga di masa depan untuk pelanggan preston atau lainnya, pengisian $ untuk pekerjaan ini adalah keputusan yang baik. Tambahan pendapatan $ Biaya tambahan Biaya desain $ 720 Bahan $ Tenaga kerja $ $ Tambahan keuntungan $

15 Koperasi Universitas IGM bergerak dalam desain dan produksi perkakas roll, dan mesin-mesin khusus. Peralatan yang digunakan oleh perusahaan meliputi penggilingan mesin, tukang las Hidrolik, penekan bor, penekan hidrolik, dan perlengkapan pemanasan (Oven). Karena persaingan yang ketat dari barang impor Koperasi UIGM memilki kelebihan kapasitas yang besar, dan pada tahun yang lalu telah mem-phk 100 karyawan. Harga produk Koperasi UIGM memperkirakan biaya desain produk dan mark up naik sebesar 40%. Biaya diperkirakan sebagai berikut: a. Biaya desain: Berdasarkan jam rekayasa estimasi tarif Rp. 80 per jam b. Bahan: Perkiraan biaya aktual bahan. c. Tenaga kerja: Perkiraan biaya tenaga kerja langsung aktual d. Penyusutan Peralatan: Pabrik berdasarkan tarif overhead yang telah ditentukan untuk setiap jenis peralatan. Untuk setiap jenis peralatan, perusahaan membagi estimasi penyusutan tahunan dalam jam kerja tahunan dengan estimasi penggunaan sebagai berikut: Jenis peralatan Depresiasi tahunan Jam kerja tahunan Penggilingan Rp Pengelasan Rp Bor tekan Rp Penekan Hidrolik Rp Oven /Pemanasan Rp (v). Biaya pabrikasi lainnya diperkirakan sebagai Rp 100 per jam tenaga kerja langsung overhead (diluar depresiasi). Preston Company memesan mesin peralatan dalam jumlah besar dengan harga beli Rp per-unit Koperasi Universitas IGM menetapkan harga jual kepada Preston co dengan perkiraan kalkulasi biaya sbb: Bahan Rp Tenaga kerja langsung 28 Jam x Rp 50 Rp Jam x Rp 36 Rp Jam x Rp 60 Rp Waktu desain 18 Jam Waktu penggilingan 9.0 Jam Waktu pengelasan 5.0 Jam Waktu penekanan bor 7.0 Jam Waktu penekanan Hydrolic 6.5 Jam Waktu Pemanasan 2.0 Jam Biaya Overhead lainnya: Total Biaya Perkiraan : Mark Up 40% Tawaran Harga :

16 160 Diminta: a. Perkiraan total biaya dan penetapan harga dengan Mark- up 40 persen b. Preston Company telah memberitahukan kepada Pengurus Koperasi UIGM, ia akan menggunakan pemasok lain jika harga tawaran lebih dari Rp Buatlah analisa apakah pesanan dari Preston Co diterima.

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN 2.1 Jasa 2.1.1 Definisi Jasa Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi.

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. M enurut Hansen. menggunakan produk atau fasilitas organisasi. BAB II PENENTUAN HARGA JUAL 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa M enurut Kotler (2000:428), jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini dimana perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia usaha dewasa ini dimana perkembangan teknologi dan ekonomi berkembang dengan cepat, persaingan yang terjadi antar perusahaan pun menjadi semakin

Lebih terperinci

Pengantar 04/06/2015 PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL

Pengantar 04/06/2015 PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENENTUAN HARGA JUAL Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Pengantar Setiap perusahaan menghadapi permasalahan yang berbeda-beda. Dalam penentuan harga jual, ada perusahaan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR Mata Kuliah : Manajemen Keuangan Agribisnis Semester : IV Pertemuan Ke : 5 Pokok Bahasan : Penentuan Harga Jual dan Pengambilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB 11 PENENTUAN HARGA TRANSPER (TRANSFER PRICING)

BAB 11 PENENTUAN HARGA TRANSPER (TRANSFER PRICING) 172 BAB 11 PENENTUAN HARGA TRANSPER (TRANSFER PRICING) 1. Pendahuluan Adanay banyak landasan literatur mengenai model hara transfer namun sedkit sekali dari model tersebut yang digunakan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan

BAB II LANDASAN TEORITIS. maupun variable. Menurut Garrison dan Nooren (2006:51), mengemukakan BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Produksi Menurut Supriyono (2000:290), Biaya produksi adalah meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

INFORMASI AKUNTANSI PENUH INFORMASI AKUNTANSI PENUH Oleh : Ani Hidayati DEFINISI INFORMASI AKUNTANSI PENUH Seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber yang dikorbankan/biaya suatu objek informasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifikasi, pengukuran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD )

METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD ) METODE PENETAPAN HARGA JUAL ( PRICING METHOD ) A. Pendahuluan. Menetapkan harga jual atas produksi yang dihasilkan merupakan pekerjaan yang tidak boleh diabaikan, karena kesalahan didalam menetapkan harga

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01 PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA 21209048 / 3EB01 LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak perusahaan di Indonesia yang menggunakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing

BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing BAB 10 Full Costing Dan Direct Costing Tujuan : 1. Menguraikan konsep penetapan biaya obsorpsi dan biaya variabel 2. Menguraikan dan mengilustrasikan pelaporan laba menurut penetapan biaya Obsorpsi dan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA JUAL JASA PENGECATAN PADA BENGKEL AUTO MOBILINDO YOGYAKARTA MENGUNAKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Desti Martha Christina

PENENTUAN HARGA JUAL JASA PENGECATAN PADA BENGKEL AUTO MOBILINDO YOGYAKARTA MENGUNAKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Desti Martha Christina PENENTUAN HARGA JUAL JASA PENGECATAN PADA BENGKEL AUTO MOBILINDO YOGYAKARTA MENGUNAKAN METODE TIME AND MATERIAL PRICING Desti Martha Christina Pembimbing Anastasia Susty A Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING 1 Pengertian Metode Harga Pokok Pesanan Metode ini digunakan oleh perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM PENDEKATAN FULL COST PADA BAKSO PLO JAKARTA

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM PENDEKATAN FULL COST PADA BAKSO PLO JAKARTA ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING DALAM PENDEKATAN FULL COST PADA BAKSO PLO JAKARTA Nama : Ichtiarsih Mustika NPM : 25214071 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Adi Kuswanto,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut

Lebih terperinci

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING AKUNTANSI MANAJEMEN Modul ke: HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Desentralisasi Organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING (Studi kasus pada Hotel Puri Artha Yogyakarta) Nama : Hesti Triyanto Dosen Pembimbing : H. Y.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Manajemen 2.1.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Supriyono (1992; 8) memberikan pengertian akuntansi manajemen sebagai berikut : Akuntansi manajemen adalah proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14 PENGELOMPOKAN BIAYA Pengelompokan Biaya Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam kelompok biaya sesuai dengan kebutuhan pemakai. pengelompokan menurut objek pengeluaran, pengelompokan menurut fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB 6 ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK Penganggaran Perusahaan 95 BAB 6 ANGGARAN BIAYA OERHEAD PABRIK A. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi 3 yaitu: 1. Penggolongan biaya overhead menurut sifatnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Jual Menurut Mulyadi (1993), Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah Mark-up.

Lebih terperinci

BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES)

BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES) 116 BAB 7 FLEXIBLE BUDGET (ANGGARAN LUWES) A. Anggaran Fleksibel (Flexible budget) Anggaran statis adalah suatu anggaran yang dibuat berdasarkan output produksi yang tetap, Jika output dari masa ke masa

Lebih terperinci

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H.

Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Produksi Tahu Pas (Putra H. Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-01-07 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dipandang dari dua tipe akuntansi yang ada yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah satu tipe informasi akuntansi manajemen

Lebih terperinci

Pertemuan 3 Activity Based Costing

Pertemuan 3 Activity Based Costing 1 Pertemuan 3 Activity Based Costing A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL. laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup 14 BAB II PENENTUAN HARGA JUAL Keputusan penentuan harga jual sangat penting, karena selain mempengaruhi laba yang ingin dicapai perusahaan juga mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI Modul ke: AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM Program Studi AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Modul Modul berisi materi

Lebih terperinci

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS A. Pentingnya Biaya per Unit Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan untuk pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya per unit dari suatu produk dapat ditentukan. Biaya per

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000;

Lebih terperinci

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BIAYA OVERHEAD PABRIK Pert 14 BIAYA OVERHEAD PABRIK T E A M T E A C H I N G U N I V E R S I T A S I S L A M M A L A N G 2016 Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang meningkat, membuat perusahaan. bersaing dalam mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang meningkat, membuat perusahaan. bersaing dalam mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang meningkat, membuat perusahaan bersaing dalam mengembangkan usahanya. Setiap perusahaan memiliki keunggulan dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB II INFORMASI AKUNTANSI PENUH

BAB II INFORMASI AKUNTANSI PENUH BAB II INFORMASI AKUNTANSI PENUH 1. Apa yang dimaksud dengan informasi akuntansi penuh? Informasi akuntansi penuh adalah informasi mengenai seluruh aktiva yang digunakan, seluruh pendapatan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Kegiatan manajemen suatu perusahaan pada dasarnya terpusat pada dua hal yaitu perencanaan dan pengawasan. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut manajemen dituntut untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut yaitu dari sudut akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan dari sudut akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

Tarif Biaya Overhead dan Analisis Variansi

Tarif Biaya Overhead dan Analisis Variansi Minggu 3 Tarif Biaya Overhead dan Analisis Variansi dianm@trisakti.ac.id Analisis Biaya Dian Mardi Safitri Faktor Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Memilih Dasar Tarif Overhead Dasar yang harus digunakan:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh. Agus Widarsono, SE., M.Si.,Ak goeswids@yahoo.com Agusw77.wordpress.com

Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh. Agus Widarsono, SE., M.Si.,Ak goeswids@yahoo.com Agusw77.wordpress.com Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh Agus Widarsono, SE., M.Si.,Ak goeswids@yahoo.com Agusw77.wordpress.com Informasi Akuntansi Penuh Informasi akuntansi penuh berhubungan dengan objek informasi. Objek

Lebih terperinci

BAB III FULL ACOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTANSI PENUH)

BAB III FULL ACOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTANSI PENUH) BAB III FULL ACOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTANSI PENUH) 3.1 Definisi full Acounting Information Full Acounting Information adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh dan seluruh sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu: 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan mengubah strategi pemasarannya dengan meletakkan kepuasan konsumen sebagai prioritas pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN

DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN I. Anggaran: Rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang, yang dinyatakan secara kuantitatif,biasanya dalam satuan uang. II. Manfaat Anggaran. 1. Anggaran membuat

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi

COST ACCOUNTING. FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas. Program Studi Akuntansi Modul ke: COST ACCOUNTING FACTORY OVERHEAD : Planned, Actual, and Applied Fakultas Riaty Handayani, SE., M.Ak. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Karakteristik Overhead Pabrik Umumnya didefinisikan

Lebih terperinci

Handout Akuntansi Manajemen

Handout Akuntansi Manajemen Handout Akuntansi Manajemen FULL ACCOUNTING INFORMATION (INFORMASI AKUNTASI PENUH) 1 DEFINISI FULL ACCOUNTING SYSTEM (Mulyadi) : Seluruh Aktiva dan Pendapatan Yang diperoleh dan/atau Seluruh Sumber yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA SISTEM PERHITUNGAN BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA AKUNTANSI BIAYA PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2006 SISTEM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Akuntansi Diferensial 2.1.1 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial Informasi diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian yang selalu menyangkut masa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Menurut Jogiyanto (2005), aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Manajemen, kontroler, dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

Akuntansi Biaya. Manajemen, kontroler, dan Akuntansi Biaya. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Akuntansi Modul ke: Manajemen, kontroler, dan Akuntansi Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis Program Studi Akuntansi Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI www.mercubuana.ac.id Manajemen dan Proses produksi

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2010:7) Akuntansi Biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu kegiatan yang ditunjukkan untuk menyediakan informasi biaya bagi manajemen yang merupakan alat dalam merencanakan, mengorganisir,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci