PROSES PERANCANGAN LANSKAP ELDERLY COMMUNITY HOUSING HONG KONG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE LTD

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES PERANCANGAN LANSKAP ELDERLY COMMUNITY HOUSING HONG KONG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE LTD"

Transkripsi

1 i PROSES PERANCANGAN LANSKAP ELDERLY COMMUNITY HOUSING HONG KONG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE LTD IRVAN NUGRAHA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 i PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing Hong Kong di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Juli 2011 Irvan Nugraha A

3 i RINGKASAN IRVAN NUGRAHA. A Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing Hong Kong di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd. (Dibawah bimbingan SITI NURISJAH). Elderly Community Housing merupakan proyek perumahan yang diperuntukkan khusus bagi penghuni lanjut usia (lansia). Proyek Elderly Community Housing dikembangkan oleh Hong Kong Housing Society di Hong Kong. Lanskap pada perumahan ini merupakan salah satu proyek perancangan lanskap yang dikerjakan oleh Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd (BCI). BCI merupakan perusahaan konsultan perancangan berskala internasional yang memberikan pelayanan di bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan konsultasi lingkungan. Proses perancangan Elderly Community Housing oleh BCI dilakukan melalui tahapan terstruktur sebagai upaya menciptakan hasil desain fungsional dan estetis yang mengacu kepada kebutuhan penghuni lansia. Melalui kegiatan magang, proses perancangan tersebut dipelajari dalam rangka meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan wawasan bagi calon arsitek lanskap, khususnya pada perancangan lanskap di perumahan lansia. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan praktis, pengalaman dan keterampilan dalam pekerjaan arsitektur lanskap. Secara khusus, tujuan dari magang juga untuk mempelajari serta memahami proses perancangan lanskap di perusahaan BCI, khususnya proses perancangan lanskap pada komunitas perumahan bagi lansia. Selain itu magang juga bertujuan untuk mempelajari kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan dalam merancang lanskap di perumahan lansia. Metode yang dilakukan pada kegiatan magang ini adalah berpartisipasi aktif di dalam kegiatan studio di perusahaan magang, yang difokuskan pada perancangan lanskap Elderly Community Housing, Hong Kong. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pengerjaan proyek. Pada kegiatan studio, batasan magang pada studi ini difokuskan pada pengerjaan proyek Elderly Housing Community Housing di Hong Kong. Proses perancangan proyek yang diikuti adalah tahapan desain awal (Preliminary Concept Design). Pada kegiatan administrasi, batasan magang termasuk pada ruang lingkup struktur internal kelembagaan tempat magang. Proses perancangan lanskap di BCI memiliki beberapa tahapan terstruktur yang menjadi standar bagi perusahaan BCI. Proses ini didapat melalui pengalaman BCI selama bertahun-tahun dalam melakukan kegiatan perancangan. Proses perancangan dimulai dari proses mobilization, design process, working drawing, implementation, hingga proses maintenance. Namun pada perancangan lanskap Elderly Community Housing BCI tidak melakukan tahapan pemeliharaan dikarenakan penghematan biaya dan waktu. Proses perancangan Elderly Community Housing diikuti oleh beberapa konsultan yang terdiri dari lead consultant dan sub-consultant. Lead consultant banyak berperan dalam survey tapak dan pembuatan masterplan, sedangkan subconsultant banyak berperan dalam pekerjaan perancangan di studio. Pembagian kerja yang terstruktur pada masing-masing konsultan menghasilkan produk

4 i perancangan yang lebih baik. Proses perancangan pun berjalan dengan waktu yang lebih singkat. Perancangan konseptual lanskap pada proyek Elderly Community Housing diawali dengan pengumpulan data dari berbagai konsultan terkait. Analisis lanskap dilakukan terhadap studi-studi ruang eksterior yang terbentuk dari desainbangunan yang dihasilkan oleh arsitek. Penentuan tema dan konsep tapak dilakukan berdasarkan kesepakatan antara klien dan masing-masing konsultan. Ketiga komponen yaitu pengumpulan data, analisis, serta konsep yang dipilih ini yang menjadi dasar bagi pengembangan perancangan menjadi gambar sketsa perancangan awal. Konsep perancangan yang diajukan oleh konsultan adalah Modern Tropical Resort. Modern diimplementasikan pada perancangan arsitektural bangunan kontemporer. Tujuan dari karakter modern pada bangunan ini adalah untuk menciptakan ikon dan identitas yang kuat pada kawasan Tin Shui Wai, Hong Kong. Sedangkan pada Tropical Resort diterjemahkan kedalam perancangan lanskap. Lokasi kawasan yang dikelilingi ruang terbuka, dimanfaatkan sebagai borrowed view yang menciptakan suasana resort tropis dalam tapak. Tujuan dari tema resort tropis ini adalah untuk memberikan suasana liburan sepanjang waktu kepada penghuni, khususnya penghuni lansia. Selain itu terdapat 3 tujuan utama dalam merancang lanskap kawasan ini, yaitu: (1) Menciptakan keberlanjutan tapak dengan memindahkan pohon eksisting yang masih dapat dipakai sebagai buffer, (2) Menyediakan ruang terbuka pasif dan aktif yang dapat digunakan oleh setiap user, dan (3) Menerapkan teknologi penanaman rapat, teknologi roof garden, serta green wall sebagai aspek pendukung kesehatan dan relaksasi bagi lansia. Berdasarkan hasil analisis dan konsep lanskap, terbentuk preliminary concept design sebagai produk presentasi awal perancangan lanskap. Pada kegiatan magang, mahasiswa berpartisipasi aktif dalam proses perancangan beberapa proyek yang berlangsung pada tahapan preliminary concept design dan final concept design. Teknik penggambaran yang dilakukan di BCI dinilai cukup efisien, hal ini dikarenakan tersedianya alat, bahan dan teknologi yang memadai. Metode penggambaran manual (hand-drawing) yang dikombinasikan dengan komputerisasi di studio oleh BCI mempercepat waktu proses perancangan dan menghasilkan produk perancangan yang mudah dibaca. Pembagian kerja pada masing-masing tim di BCI menghasilkan produk persentasi yang maksimal. Kekurangan yang dialami pada saat magang adalah mahasiswa tidak banyak mengikuti proses pengerjaan gambar konstruksi dan tidak melakukan tinjauan lapang pada proyek lanskap yang dikerjakan oleh BCI dikarenakan mahasiswa banyak terlibat pada deadline proyek yang banyak dilakukan pada tahap preliminary concept design dan final concept design.

5 i Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulian karya ilmiah, penyusunan laporan, atau tinjauan suatu masalah; dan kepentingan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

6 i PROSES PERANCANGAN LANSKAP ELDERLY COMMUNITY HOUSING HONG KONG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE LTD IRVAN NUGRAHA Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

7 i Judul Skripsi : Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing Hong Kong di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd Nama Mahasiswa : Irvan Nugraha N R P : A Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP Tanggal Lulus :

8 i DAFTAR RIWAYAT HIDUP Irvan Nugraha dilahirkan di Serang pada tanggal 1 Desember 1988, merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dalam keluarga Fahri dan Iis Kurniasih. Pendidikan formal yang ditempuh oleh penulis dimulai di SD Negeri 1 Way Halim Permai Bandar Lampung pada tahun 1994 dan lulus tahun Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada SLTP Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2000 hingga Pada tahun yang sama penulis memasuki jenjang menengah atas di SMA Negeri 2 Bandar Lampung hingga kelulusan tahun Tahun 2006, penulis melanjutkan kuliah di IPB melalui jalur seleksi Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Program studi yang dipilih adalah Arsitektur Lanskap, di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama masa perkuliahan, penulis pernah tergabung pada Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) periode 2008/2009 di Divisi Peningkatan Sumber Daya Mahasiswa. Penulis pernah berpartisipasi dalam penulisan karya ilmiah di bidang seni pada tahun Selain itu, penulis juga berpartisipasi pada berbagai sayembara perancangan lanskap. Pencapaian terbaik yang diperoleh oleh penulis yaitu memenangkan juara 3 Sayembara Desain Lansekap Eco-Airport kawasan Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2011 dan juara 5 besar perancangan Taman Terasering Pondok Indah pada tahun 2011.

9 i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini merupakan hasil dari kegiatan magang di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd. Judul skripsi yang ditulis adalah Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing Hong Kong di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian kegiatan magang dan penulisan skripsi ini, khususnya kepada Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku Dosen Pembimbing yang bersedia mendukung, membimbing dan membantu, baik dalam hal waktu dan pikiran yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr. selaku Dosen Pembimbing Akademik. Para Staff BCI Singapore yang telah membimbing dalam kegiatan magang, serta kepada segenap teman-teman ARL 43 (Tenk-Tonk Family). Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Papa, Mama, teh Vita, de Manda dan de Dzaki atas segala doa dan kasih sayangnya. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan sumbang saran untuk perbaikannya di kemudian hari. Semoga karya ilmiah ini mendapatkan ridho dari Allah SWT sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua. Bogor, Juli 2011 Irvan Nugraha

10 ii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA Perancangan Lanskap Perancangan Lanskap Perumahan Lansia Konsultan Lanskap Pelaksanaan Teknik Persentasi Grafis Arsitektur Lanskap... 7 III. METODOLOGI Tempat dan Waktu Magang Metode Magang Data Tahapan Magang Batasan Magang IV. KONDISI UMUM Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd Struktur Organisasi Proses Perancangan Lanskap Teknik Persentasi Grafis Hong Kong Geografi dan Iklim Demografi Arsitektur Vegetasi Perumahan V. HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG Kondisi Umum Tapak Proses Perancangan Lanskap Organisasi Proyek Data Proses Perancangan Lanskap Vegetasi... 36

11 iii Topografi dan Level Tapak Desain Skematik Arsitektural Model 3D Peruntukkan Ruang Analisis Lanskap Ground Level Level Level Podium (Level 3) Level Konsep Perancangan Tapak Preliminary Concept Design Conceptual Site Plan Enlargment Plan Imagery Boards VI. PEMBAHASAN Produk Perancangan Lanskap Proses Perancangan Pencapaian Kegiatan Magang VII. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

12 iv DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1. Jadwal Kegiatan Magang Data Lingkup Kerja KNA Hong Kong dan BCI Singapore... 35

13 v DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman 1. Contoh Gambar Site Plan Contoh Gambar Potongan Tampak Contoh Gambar Perspektif Contoh Gambar Detail Konstruksi Contoh Gambar Detail Penanaman Struktur Organisasi Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd Proses Perancangan Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd Peta Hong Kong Bangunan Tinggi di Hong Kong Lokasi Tapak Proyek Elderly Community Housing, Tin Shui Wai, Hong Kong Proses Perancangan Lanskap Proyek Elderly Community Housing yang dilakukan oleh BCI Organisasi antar Konsultan pada Proyek Elderly Community Housing, Hong Kong Architectural Schematic Design Ground Floor Architectural Schematic Design Level Architectural Schematic Design Level Architectural Schematic Design Level Architectural Schematic Design Level Model 3D Seluruh Bangunan D Tampak dari Wetland Park Void dan Roof Garden 3D Lagoon dari Wetland Park 3D Drop-off Non-Domestic Area 3D Peruntukkan Ruang Utama Analisis Lanskap Ground Level... 48

14 vi Nomor Teks Halaman 25. Analisis Lanskap level Analisis Lanskap Level Podium (Level 3) Analisis Lanskap Level Overall Site Plan, Preliminary Concept Design Ground Floor Plan, Preliminary Concept Design Site Level 1 dan Level 3 Plan Key Enlargement Plan Ground Level Main Arrival Enlargment Plan dan Imagineries Potongan tapak Main Arrival dan Imagery Perspektif Main Arrival Drop-off dan Pocket Garden Plan (Non-Domestic Area) Potongan Pocket Garden (Area Non-Domestik) Perspektif Drop-off (Area Non-Domestik) Activitiy Areas/Pocket Gardens (Domestic Area) Plan Imagery Activitiy Areas dan Pocket Gardens Perspektif Cluster Node Key Level 1 dan Level 3 Enlargement Plan Central Amenity Plan Potongan Tapak Central Amenity Perspektif Tapak Central Amenity Perspektif Tapak Central Amenity Central Amenity Imagery Retail Experience Plan dan Imagery Potongan Tapak Retail Experience Drop-off dan Entry Experience Plan Potongan Tapak Entry Experience Potongan Tapak Drop-off Podium Podium Park/Roof Garden Plan Potongan Tapak Podium Park Perspektif Podium Park/Roof Garden Podium Park/Roof Garden Imagery... 88

15 vii Nomor Teks Halaman 56. Imagery Boards Nightscape Character Imagery Boards Hardscape Character Imagery Boards Pohon Imagery Boards Palem Imagery Boards Semak Imagery Boards Penutup Tanah Imagery Boards Tanaman Merambat Imagery Boards Tanaman Akuatik Imagery Boards Toleran terhadap Naungan Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan Pola Penanaman pada Area Buffer Cluster Bangunan Berbentuk U pada Area Domestik Bentuk Cluster U Cluster U pada Bangunan Menciptakan Pandangan Fokus

16 viii DAFTAR LAMPIRAN Nomor Teks Halaman 1. Foto Kondisi Eksisting Tapak Peta Dasar dan Level Tapak

17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Golongan Lanjut usia (lansia) merupakan golongan masyarakat yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan penduduk lansia terjadi di setiap negara, terutama pada negara yang memiliki kota-kota besar. Mengingat kondisi fisik dan psikologis lansia yang terus menurun, serta pola kehidupan di kota besar yang semakin bersifat individual, diperlukan peningkatan pelayanan bagi lansia demi mempertahankan kualitas hidupnya. Salah satu contoh upaya yang telah dilakukan pemerintah di negara-negara maju dalam meningkatkan pelayanan bagi lansia di perkotaan adalah dengan membangun perumahan khusus bagi lansia. Perumahan ini tidak hanya menyediakan fasilitas dan pelayanan yang terjangkau bagi lansia, tapi juga dapat menyediakan lingkungan sosial ketetanggaan yang bagi lansia. Hong Kong sebagai salah satu kota di dunia yang memiliki kepedulian tinggi terhadap penduduk lansia, selalu mengupayakan penyediaan tempat tinggal yang layak bagi mereka. Adapun hal yang mendorong upaya ini dikarenakan peningkatan pertumbuhan penduduk lansia di Hong Kong yang tidak sebanding dengan jumlah ketersediaan tempat tinggalnya. Salah satu proyek perumahan yang diperuntukkan bagi masyarakat lansia yang akan dibangun adalah Elderly Community Housing di Tin Shui Wai, New Territories, Hong Kong. Tujuan utama dibangunnya perumahan ini adalah menyediakan tempat tinggal yang mampu meningkatkan kualitas hidup lansia. McCahon (1986) mengatakan, lingkungan di sekitar rumah memiliki efek yang kuat terhadap fungsi fisik, sosial dan kesejahteraan psikologis lansia. Dalam kasus perumahan bersama bagi lansia, peran ruang lanskap tidak hanya menyediakan syarat-syarat fungsi (seperti aksesibilitas, sirkulasi, signage). Ruang lanskap juga berperan sebagai penghubung antara daerah privat dengan daerah bersama dan antara kawasan perumahan dengan sekelilingnya. Hal ini sangat mempengaruhi lingkungan sosial antar penghuni. Hubungan antar ruang tersebut

18 2 merupakan hubungan timbal balik yang kompleks, sehingga diperlukan perencanaan dan perancangan lanskap yang cermat. Perancangan lanskap Elderly Community Housing di Hong Kong merupakan salah satu proyek yang dikerjakan oleh Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. (BCI). BCI merupakan perusahaan konsultan desain berskala internasional yang memberikan pelayanan di bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan konsultasi lingkungan. Proses perancangan Elderly Community Housing oleh BCI dilakukan melalui tahapan terstruktur sebagai upaya menciptakan hasil desain fungsional dan estetis yang mengacu kepada kebutuhan lansia. Melalui kegiatan magang, proses perancangan pada proyek perumahan lansia tersebut perlu dipelajari dalam meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan wawasan bagi calon arsitek lanskap. 1.2 Tujuan Tujuan umum dari kegiatan magang adalah: Mendapatkan pengetahuan praktis, pengalaman dan keterampilan dalam pekerjaan arsitektur lanskap. Tujuan khusus dari kegiatan magang adalah: 1. Mempelajari serta memahami proses perancangan lanskap di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd, khususnya perancangan lanskap pada perumahan bagi lansia. 2. Mempelajari kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan dalam merancang lanskap di kawasan perumahan lansia. 1.3 Manfaat 1. Meningkatkan kemampuan profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya. 2. Media pertukaran informasi, ilmu, dan teknologi di bidang arsitektur lanskap antara mahasiswa dengan pihak perusahaan magang. 3. Menjadi referensi dalam mengaplikasikan perancangan lanskap perumahan lansia yang sesuai di Indonesia maupun sebagai bahan referensi bagi penelitian terkait berikutnya.

19 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Lanskap Lanskap terdiri dari fitur yang dapat dilihat dan dirasa pada suatu lahan. Fitur-fitur tersebut dapat berupa elemen fisik dari bentang alam (landforms), yaitu badan air (seperti sungai, danau dan lautan), elemen-elemen hidup yang ada pada penutupan lahan (seperti vegetasi, tumbuhan, tanaman), elemen buatan manusia (seperti penggunaan lahan (land uses), bangunan dan struktur) serta elemen yang bersifat sementara (seperti cahaya dan cuaca) (Wikipedia, 2010). Sedangkan Simonds (1983) mengatakan bahwa lanskap terdiri dari elemen mayor dan elemen minor. Elemen mayor berupa bentuk, fitur, dan kekuatan lanskap alami dominan yang tidak dapat diubah, terdiri dari bentuk topografi (seperti pegunungan, lembah sungai, dataran pantai), fitur (presipitasi, es, kabut air, dan suhu musiman), dan kekuatan (angin, laut, udara, proses pertumbuhan). Elemen minor berupa elemen yang masih dapat dirubah (seperti bukit, belukar, dan aliran sungai). Perancangan adalah proses pemecahan masalah yang disertai dengan pemikiran kreatif guna mencapai hasil yang optimal. Sebagai kata kerja, desain berarti proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Sedangkan pada kata benda. desain berarti hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud proposal, rencana, ataupun berbentuk obyek nyata (Wikipedia, 2010). Echols dan Sadhily (2005) mengatakan, perancangan, atau dalam bahasa inggris, design mempunyai arti to plan and manage everything to be better, merencanakan atau mengatur segala sesuatu agar menjadi lebih baik. Hakim dan Utomo (2004) menjelaskan, perancangan lanskap merupakan usaha penanganan tapak secara optimal melalui proses keterpaduan penganalisisan dari suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak, menjadi suatu sintesa yang kreatif. Laurie (1986) menerangkan, perancangan lanskap merupakan pengembangan lebih lanjut dari perencanaan tapak, yang lebih dititikberatkan pada pemilihan komponen dan bahan perancangan, serta tanaman dan kombinasinya, untuk memecahkan masalah perencanaan tapak yang ditujukan pada pertalian visual.

20 4 Motloch (1991) mengatakan, setiap desainer memiliki proses perancangan yang berbeda-beda, namun perancangan tersebut memiliki karakteristik yang sama. Booth (1983), menyatakan proses perancangan lanskap sering didefenisikan sebagai proses pemecahan masalah, berupa sebuah seri dari langkah-langkah yang biasanya diikuti secara berurutan. Secara umum definisi dari langkahlangkah perancangan ini dipakai oleh arsitek, perancang alat-alat industri, insinyur, maupun para ilmuan untuk memecahkan masalah. Proses perancangan lanskap secara umum terdiri dari langkah-langkah berikut: 1. Penerimaan Proyek 2. Riset dan Analisis (termasuk kunjungan tapak) a. Persiapan rencana dasar b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi) c. Wawancara klien d. Pengembangan program 3. Desain a. Diagram fungsi ideal b. Diagram fungsi keterkaitan tapak c. Rencana konsep d. Studi komposisi dan bentuk e. Desain awal f. Skematik desain g. Master plan h. Pengembangan desain 4. Gambar Konstruksi a. Layout plan (rencana tata ruang) b. Grading plan (rencana pembentukan ruang) c. Rencana penanaman d. Detail konstruksi 5. Implementasi 6. Evaluasi setelah Konstruksi 7. Pemeliharaan

21 5 Langkah-langkah proses desain tersebut merupakan sekuens yang ideal pada suatu kasus perancangan. Namun, kenyataannya langkah-langkah tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan. Proses ini sering kali tumpang tindih satu dan lainnya. Beberapa tahap dari proses tersebut juga sering dipakai secara bersamaan (Booth, 1983). 2.2 Perancangan Lanskap Perumahan Lansia Lingkungan rumah dan sekitarnya semakin menjadi fokus dari kehidupan sehari-hari bagi lansia. Lingkungan rumah memiliki efek yang kuat untuk aktifitas fungsional, kehidupan sosial dan kesejahteraan lansia secara psikologis. Beberapa lansia, cenderung menginginkan kompleks perumahan bersama (group housing) yang didesain khusus bagi para lansia serta memenuhi kebutuhan mereka secara sosial (McCahon, 1984). Ketika seseorang sudah mencapai usia tua dimana fungsi-fungsi tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi dengan baik, maka lansia membutuhkan banyak bantuan dalam menjalani aktivitas-aktivitas kehidupannya. Disamping itu berbagai penyakit degeneratif yang menyertai keadaan lansia membuat mereka memerlukan perhatian ekstra dari lingkungan di sekelilingnya. McCahon (1986) menyatakan ada 5 kriteria dalam memilih tapak untuk perumahan lansia, diantaranya: 1. Lokasi berada di dalam masyarakat luas. 2. Topografi tidak curam. 3. Memiliki iklim mikro yang cerah, ternaungi, serta bebas dari cuaca dingin ataupun berkabut. 4. Tidak bising. 5. Memiliki lokasi yang dekat dengan suasana alam indah dan pusat pelayanan. Selain itu Elsaerodji (2010) mengatakan, sebuah komplek perumahan bagi para lansia hendaknya dilengkapi dengan beberapa fasilitas khusus untuk memenuhi kebutuhan pelayanan para lansia, (seperti dokter jaga dan perawat, pusat kebugaran, retirement center). Booth (1986) mengatakan bahwa suatu tapak di sekitar tempat tinggal merupakan lingkungan yang penting. Karena tapak tersebut menyediakan banyak manfaat, estetika dan fungsi psikologis bagi penghuni maupun bagi pengunjung,

22 6 tetangga, dan orang yang berjalan melewatinya. McCahon (1986) mengemukakan hal-hal penting dalam merancang lanskap bagi lansia demi memaksimalkan kemandirian dan kualitas hidup mereka, diantaranya adalah: 1. Menyediakan lingkungan fisik yang mampu mengakomodasi orang dengan keterbatasan bergerak; 2. Menggunakan bahan-bahan dengan perawatan ringan; 3. Memastikan lingkungan terbaca dengan banyak tanda visual bagi mereka yang memiliki pandangan kurang atau bagi mereka yang mengalami demensia; 4. Menyediakan standar pencahayaan yang baik dan memudahkan untuk melihat; 5. Meminimalkan suara dan kebisingan yang mengganggu; 6. Memberikan banyak rangsangan indera yang mampu dipahami oleh lansia; 7. Menciptakan iklim mikro yang nyaman; 8. Menyediakan pusat kegiatan dan latihan yang dapat dipakai bagi lansia yang memiliki berbagai kondisi keterbatasan. 2.3 Konsultan Lanskap Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa berupa nasihat ahli dalam bidangnya, misalnya akuntansi, lingkungan, biologi, dan hukum (Wikipedia, 2010). Sharky (1994) menjelaskan bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran, dan keahlian untuk mendesain. Konsultasi merupakan aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur, atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultasi, klien membayar dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Konsultan lanskap adalah pengembang swasta yang memiliki tanggung jawab dalam hal penyediaan ruang dan fasilitas rekreasi. Perencana kota dan arsitek lanskap berperan penting dalam kegiatan preservasi, perencanaan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia (Gold, 1980). Sharky (1994), menjelaskan contoh pelayanan yang diberikan oleh konsultan lanskap, diantaranya adalah:

23 7 1. Memberikan rekomendasi material penanaman untuk proyek atau kondisi tapak tertentu; 2. Memberikan spesifikasi teknis material lanskap secara tertulis; 3. Mempersiapkan program pemeliharaan lanskap; 4. Memberikan pendapat dari seorang ahli; 5. Mempersiapkan rekomendasi ataupun perbaikan anggaran biaya dan modal; 6. Memimpin pembuatan rencana kesesuaian untuk usulan proyek. 2.4 Pelaksanaan Teknis Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap Bertauski (2007) mengatakan, seorang arsitek lanskap membuat sketsa ide, menggambar rencana-rencana, dan pada beberapa kasus juga membuat gambar elevasi dengan maksud menjelaskan ide seorang arsitek lanskap tersebut kepada klien maupun pada orang lain yang membacanya. Pada umumnya perancangan disajikan dalam bentuk gambar rencana (plan drawing). Secara umum, pelaksanaan presentasi grafis arsitektur lanskap terdiri dari penggambaran dengan menggunakan media komputer, maupun menggunakan gambar tangan. Penyajian presentasi ataupun produk yang dihasilkan dalam karya arsitektur lanskap dapat berupa blok plan, site plan, gambar perspektif, gambar potongan, gambar potongan tampak, detail penanaman, maupun detail konstruksi. Landscape plan adalah gambar yang dicetak sebagai media komunikasi mengenai desain yang dibuat oleh desainer untuk klien. Landscape plan biasanya terdiri dari gambar perspektif, detail konstruksi daftar tanaman, judul, dan skala (Hannebaum, 2002). Gambar rencana (site plan) adalah gambar dua dimensi dari desain yang tampak seperti mata burung dilihat langsung tepat diatasnya. Site plan yang terorganisasi dengan baik akan lebih mudah dibaca. Disamping itu Site plan juga berguna sebagai presentasi grafis yang menyajikan konsep dengan sedikit kata-kata. Perancangan yang professional menyampaikan keseluruhan perancangannya kepada klien secara cepat dan efektif dengan simbol dan tekstur (Bertauski, 2007). Gambar 1 menunjukkan contoh gambar site plan. Gambar potongan adalah gambar irisan baik irisan melintang ataupun membujur dari suatu bentukan berupa bangunan dan lanskap. Reid (2002) mengatakan, gambar potongan tampak mampu menunjukkan detail elemen

24 8 vertikal dan bagaimana elemen tersebut berkaitan dengan bentuk horisontalnya. Menunjukkan permukaan atau garis profil potongan ditambah elemen yang benar berdasarkan skala pada suatu jarak pilihan di belakang garis profil. Rangkaian elemen pada garis profil ini yang disebut dengan potongan, sedangkan elemen di belakangnya disebut tampak (Gambar 2). Beberapa tujuan dan nilai utama dalam penggambaran potongan-tampak lanskap: 1. Untuk menekankan pentingnya elemen vertikal dalam kaitannya dengan kegiatan dan penggunaannya. 2. Untuk mengkomunikasikan elemen tersembunyi dalam pandangan denah. 3. Untuk menganalisa penghalang dan pandangan dari titik-tik pandang tertentu. 4. Untuk mengkaji bentuk tanah. 5. Untuk menggambarkan proses lanskap. 6. Untuk memperagakan pentingnya iklim dan iklim mikro. 7. Untuk digunakan dalam pengkajian pencahayaan. 8. Untuk menunjukkan hubungan ekologis. 9. Untuk menunjukkan struktur dalam elemen yang di bangun. Perspective drawings adalah real view (pandangan sebenarnya) dari suatu ruang dan objek yang memperlihatkan kualitas tiga dimensi. Terdapat beberapa macam gambar perspektif yaitu perspektif dengan satu titik hilang, perpektif dua titik hilang, perspektif tampak mata burung, overview, perspektif menggunakan kamera digital dan perspektif menggunakan computer wire frames (Reid, 2002). Gambar 3 menyajikan gambar perspektif. Sedangkan Gambar detail konstruksi merupakan gambar teknis yang menjelaskan detail ukuran serta jenis-jenis material yang digunakan dalam pelaksanaan desain lanskap (Gambar 4). Adapun planting plan merupakan gambar detail jumlah, jenis, ukuran serta spesifikasi lainnya mengenai material tanaman yang akan digunakan dalam perancangan lanskap yang akan disajikan dalam bentuk gambar tapak (denah), gambar potongan (detail penanaman) yang disertai dengan legenda (Bertauski, 2007). Gambar 5 menunjukkan gambar planting plan.

25 9 Gambar 1. Contoh Gambar Site Plan (Sumber: Booth, 1983) Gambar 2. Contoh Gambar Potongan Tampak (Sumber: Reid, 2002)

26 10 Gambar 3. Contoh Gambar Perspektif (Sumber: Gambar 4. Contoh Gambar Detail Konstruksi (Sumber: Reid, 2002)

27 11 Gambar 5. Contoh Gambar Detail Penanaman (Sumber: Reid, 2002)

28 12 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd (BCI). yang berlokasi di Ann Siang Hill no.04, Singapura. Sementara itu Elderly Community Housing merupakan salah satu proyek yang dikerjakan BCI yang berlokasi di Tin Shui Wai area 115, New Territories, Hong Kong. Kegiatan magang dilakukan selama 13 minggu yang dimulai dari tanggal 1 Juni 2010 hingga 10 September Jadwal kegiatan magang dapat dilihat pada Tabel 1. Jadwal kegiatan magang tersebut merupakan hasil dari keseluruhan kegiatan magang selama 13 minggu dengan partisipasi di beberapa pengerjaan proyek. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang Jenis Kegiatan KEGIATAN STUDIO a. Preliminary Concept Design b. Final Concept Design c. Preliminary Design Development d. Final Design Development e. Hardscape Working Drawing f. Softscape Working Drawing KEGIATAN PENUNJANG a. Persiapan Magang b. Pengenalan Perusahaan Magang c. Studi Pustaka Juni Juli Agt. Sept

29 Metode Magang Metode kerja yang dilaksanakan pada kegiatan magang adalah berpartisipasi aktif secara langsung di perusahaan pada aspek perancangan lanskap. Secara khusus partisipasi aktif yang dilakukan adalah: 1. Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di dalam studio, meliputi kegiatan administrasi dan kegiatan perancangan studio. a. Kegiatan administrasi 1) mempelajari struktur dan organisasi perusahaan, 2) mempelajari sistem kerja yang digunakan perusahaan, 3) Mempelajari teknologi/metode dari suatu proses perancangan lanskap pada teknik keterampilan studio (drafting, rendering, penggunaan software penunjang) maupun teknik menganalisis dan mendesain. b. Kegiatan perancangan studio 1) Aktif mengikuti proses perancangan lanskap Elderly Community Housing, Hong Kong sebagai proyek yang dipilih sebagai bahan studi. 2) Aktif mengikuti proses perancangan lanskap proyek-proyek lainnya selama kegiatan magang, diantaranya: Villa Nitesh Fischer Island, Goa; Radisson Hotel, Mumbai; Perumahan Huafa Wei Lan Bao, China; Hotel the Sarojin Siem Reap, Kamboja; Pulau Gaya Resort, Malaysia; Jacob s Privat House, Malaysia; City Garden Apartment, Vietnam. 2. Melakukan studi pustaka untuk pengumpulan data administrasi maupun perancangan studio, bersumber dari laporan-laporan terpublikasi. 3. Wawancara dengan pihak managing director, arsitek lanskap, manajer proyek, maupun pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat langsung dalam pengerjaan proyek untuk memperoleh berbagai informasi. 3.3 Data Bentuk data yang diperoleh terbagi menjadi dua, yaitu data magang dan data proyek yang diperoleh secara langsung di perusahaan magang, yang disajikan pada Tabel 2.

30 14 Tabel 2. Data 1 Data Magang Sumber Kelembagaan Struktur organisasi Sistem kerja divisi Metode Kerja Tenaga kerja 2 Data Proyek Sumber Biofisik Letak dan Luas Foto Tapak Vegetasi Topografi Desain Skematik Arsitektural Model 3D Kondisi Sosial Sosial budaya Sejarah kawasan Proses Perancangan Lanskap Preliminary Concept Design Wawancara pihak perusahaan, Pustaka, wawancara, observasi langsung Studi pustaka, wawancara Observasi langsung Studi pustaka Studi pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) Studi pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) Studi Pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) Studi Pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) Studi Pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) Studi pustaka Studi pustaka Studi Pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) dan observasi langsung 3.4 Tahapan Magang Kegiatan magang yang dilakukan dalam upaya mendapatkan data tentang kelembagaan perusahaan maupun data proyek memiliki berbagai tahapan, diantaranya adalah: 1. Pengenalan Kelembagaan dan Manajemen Tahapan ini mempelajari tentang kelembagaan, sistem dan prosedur pengerjaan proyek dan struktur organisasi yang diterapkan di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd. serta pengenalan kepada staff perusahaan, baik pada bagaian administrasi, arsitek lanskap, manajer proyek dan cad drafter. 2. Pengumpulan Data Data diperoleh dari data yang telah ada di perusahaan magang. Data tersebut didapat oleh staf konsultan yang melakukan observasi langsung tapak dan data-data yang telah diberikan dari arsitek, klien, maupun surveyor kepada perusahaan magang. Kegiatan studi pustaka juga dilakukan untuk melengkapi

31 15 data yang telah tersedia yang berfungsi membantu proses perancangan sebagai materi referensi. 3. Proses Perancangan Studio Kegiatan perancangan di studio merupakan kegiatan utama magang, yang terfokus pada tahapan awal dari proses perencanaan, yaitu Preliminary Concept Design (PCD). 3.5 Batasan Magang Pada kegiatan administrasi, batasan magang termasuk pada ruang lingkup struktur internal kelembagaan tempat magang. Pada kegiatan studio, batasan magang pada studi ini difokuskan pada pengerjaan proyek Elderly Housing Community Park di Hong Kong. Pengerjaan proyek yang diikuti adalahpada proses perancangan awal (Preliminary Concept Design). Pada tahap ini peran mahasiswa magang selain membantu penggambaran siteplan, juga mendapat tanggung jawab dalam merancang gambar potongan dan gambar perspektif tapak.

32 16 BAB IV KONDISI UMUM Pada Bab ini akan dijelaskan kondisi umum perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd sebagai perusahaan tempat magang dan kondisi umum Hong Kong, sebagai kota lokasi proyek. 4.1 Belt Collins International Pte Ltd Belt Collins International (BCI) merupakan perusahaan konsultan perencanaan dan perancangan berskala internasional, menjadi salah satu dari 200 perusahaan desain terbaik di dunia pada tahun BCI didirikan di Honolulu pada tahun 1953 oleh Walter K. Collins dan Robert M. Belt. Walter K. Collins merupakan seorang ahli perencanaan. Sedangkan Robert M. Belt. adalah seorang insinyur teknik sipil yang ahli dibidangnya. Perusahaan BCI memiliki 10 kantor kerja yang tersebar di 6 negara, diantaranya adalah Hawaii (Amerika), Guam (Amerika Serikat), Boulder (Amerika Serikat), Seattle (Amerika Serikat), Shenzen (Cina), Singapura, Bangkok (Thailand), Hong Kong (Cina), Bali (Indonesia), dan Manila (Filipina). BCI hingga saat ini telah menyelesaikan proyek sebanyak lebih dari proyek di 70 negara di dunia dan menerima penghargaan 350 kali, baik dalam bentuk award, honors, maupun accolades untuk proyek, praktisi dan pegawainya. BCI menyediakan layanan bidang arsitektur lanskap yang memiliki sumber daya dan kapabilitas untuk memandu sebuah proyek dari langkah yang paling awal, yaitu tahap konseptual desain hingga tahap akhir, evaluasi dan konsultasi pemeliharaan. Pelayanan pada arsitektur lanskap ini meliputi large-scale master planning, conceptual studies, detail desain dari irigasi penanaman dan hardscape, pembaruan desain lanskap pada awal lahan, studi mengenai lingkungan dan visual, plan acquisition programs, desain untuk exterior signage, desain pencahayaan lanskap, desain water feature dan kolam renang, serta program pemeliharaan. BCI cabang Singapura didirikan pada tahun 1982 dan kini telah berkembang dengan memiliki jumlah staf lebih dari 70 orang. BCI Singapura menyediakan

33 17 jasa pelayanan di bidang arsitektur lanskap, master planning, dan desain perkotaan pada sebagian besar hotel premier di asia, residential, resort, area rekreasi dan pembangunan infrastrukur atau transportasi. Proyek-proyek yang telah diselesaikan di BCI Singapura lebih banyak yang berasal dari luar Negara Singapura, diantaranya adalah Australia, Bahrain, Bangladesh, Kamboja, India, Cina, Mesir, Fiji, Hong Kong, Thailand, Indonesia, Korea, Laos, Lebanon, Malaysia, Dubai, Maldives, Maroko, Myanmar, Nepal, Filipina, Arab Saudi, Seychelles, Singapore, Sri Lanka, Taiwan, Vietnam, Jepang, dan Russia Struktur Organisasi Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd (BCI) dipimpin oleh seorang President, yang sekaligus menjabat sebagai Managing Director, bertugas untuk mengelola keseluruhan perusahaan. Managing Director menyusun arah, kebijakan, strategi, dan tujuan perusahaan. President/Managing Director BCI Singapura juga menjabat sebagai President di BCI Thailand dan BCI Bali, dimana ketiga cabang perusahaan ini secara intensif saling bekerja sama dalam pembuatan proyek yang banyak berlokasi di Asia Tenggara. BCI Singapura memiliki 4 tim desain yang terbagi berdasarkan lokasi proyek. Masing-masing tim proyek tersebut diketuai oleh Vice President/Design Director. Pengerjaan proyek pada BCI Singapura pada masing-masing tim tersebut memiliki sistem pengorganisasian yang diatur oleh masing-masing Associate. Gambar 6 merupakan struktur organisasi di BCI Singapore. a. President/managing director, bertugas dalam mengelola perusahaan dengan melakukan pengarahan, pengawasan, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian untuk mencapai visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam perusahaan ini, managing director tidak hanya memimpin perusahaan, tapi juga ikut turun tangan dalam menangani dan mengawasi proyek yang berjalan dan memiliki tim kerja. Managing director bertanggung jawab dalam mengembangkan perusahaan dan mengawasi produktivitas perusahaan, serta keuntungan finansial bagi perusahaan. Untuk kinerja yang lebih baik, managing director senantiasa memotivasi karyawan dan memberikan solusi dalam proses suatu proyek.

34 18 b. Vice President/Director merupakan pendukung struktur perusahaan yang bertanggung jawab dalam mengelola, mengkoordinasikan, dan memimpin suatu proyek,. Beberapa tugas yang harus dijalankan seorang vice president/director antara lain: Membawahi satu tim perancangan yang dibagi berdasarkan lokasi, dan mengatur tim perancangan tersebut secara mandiri. Bertanggung jawab terhadap office management secara umum dan sistem manajemen proyek. Mengawasi pekerjaan perancangan secara keseluruhan, mulai dari penerimaan proyek hingga dokumentasi dan implementasi dari proyekproyek yang sedang dikerjakan. Melakukan business development, project management dan design /construction co-ordination. c. Associate bertanggung jawab untuk pengembangan desain, dokumentasi konstruksi, dan membantu dalam manajemen proyek. Associate memegang peranan penting dalam desain, memimpin tim perancangan, dan terlibat dalam setiap tahap proses desain mulai dari konsep sampai dengan konstruksi. Seorang associate berperan dalam mengatur jalannya proses desain dan bertanggung jawab dalam memutuskan hasil perancangan akhir yang akan digunakan pada setiap proyek. d. Project Manager (Key Contact Person) merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap manajemen proyek dan koordinasi desain maupun konstruksi. Seorang project manager banyak berhubungan langsung dengan klien karena itu diperlukan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan dan keinginan klien serta memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada saat desain dan konstruksi proyek berlangsung. e. Senior Horticulturist merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap desain softscape, pemilihan jenis tanaman, gambar planting plan, pelaksanaan softscape di lapang, dokumentasi tender, inspeksi pemeliharaan, dan dokumentasi final account untuk proyek. Seorang horticulturist membawahi technical dan support staff softscape.

35 19 f. Senior Landscape Architect/Designer bertanggung jawab dalam perencanaan konsep desain, design development, dokumentasi konstruksi, implementasi proyek dan manajemen proyek terutama dalam desain konseptual, presentasi grafis, serta construction detailing (hardscape). Seorang senior landscape architect banyak mengerjakan pekerjaan studio berupa gambar freehand, dibantu dengan supporting staff (CADD Designer). g. Technical and Supporting Staff, merupakan staf yang mendukung dalam proses perancangan proyek, termasuk di dalamnya: Junior Landscape Architect bertugas membantu desain lanskap dan konstruksi dalam bentuk presentasi grafis dari concept design, design development, design detail dan construction detailing. Art/Decorative Designer berrtugas menciptakan desain-desain yang kreatif, unik, dan inovatif bagi suatu proyek, terutama pada tampilan dan untuk presentasi grafisnya. Melakukan pekerjaan gambar, colouring dan touch up gambar serta membuat library elemen desain bagi keperluan grafis. Horticulturist terhadap perkerjaan yang berhubungan dengan softscape, seperti desain softscape yang disertai dengan presentasi grafis pemilihan tanaman, gambar AutoCAD, pelaksanaan softscape, program pemeliharaan softscape, serta inspeksi pemeliharaan. CADD Designer/Drafter memegang peranan penting dalam proses design development dan construction detailing (hardscape) sebuah proyek dengan menggunakan software AutoCAD. CADD Designer dikepalai oleh seorang chief landscape AutoCAD designer, yang melatih para staf AutoCAD dan menetapkan standar AutoCAD milik BCI dalam menghasilkan drawing packages dan hardscape detailing. Graphic Designer bertangung jawab dalam desain, rendering, dan layouting pada komputer grafis untuk menghasilkan presentasi produk desain dalam bentuk package dari sebuah proyek. Administration Staff mengatur jalannya administrasi dalam perusahaan, seperti penerimaan karyawan baru, mengurus keuangan perusahaan, menghitung nilai proyek dan tender, dan keperluan accounting lainnya. Administration staff dikepalai oleh seorang Administration Head.

36 20 IT Officer bertanggung jawab dalam mengelola sistem komputer yang terdapat di kantor, menyediakan sistem penyimpanan data, membantu mengatasi masalah yang dihadapi staf saat menggunakan komputer dan secara berkala melakukan pemeriksaan kinerja komputer-komputer yang ada di kantor. Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd. President/Managing Director Allan Kerton Vice President/ Design Director John Anderson Vice President/ Design Director Gregory Kunak Vice President/ Design Director Lam Kim Cheong Associate Peter Chen Associate Dzaki Mustafi Associate Pang Hui Onn Associate C. Ounvises Senior Landscape Architect/Designer/Project Manager (Key Contact Person) Landscape Architect/Designer/Horticulturist Technical and Supporting Staff 4.2 Gambar Hong 6. Kong Struktur Organisasi Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd Proses Perancangan Lanskap Pada pengerjaan kegiatan perancangan lanskap, BCI memiliki proses perancangan terstruktur yang menjadi standar prosedur perancangan di BCI. Proses perancangan ini didapatkan dari pengalaman BCI selama bertahun-tahun sebagai konsultan perancangan. Gambar 7 menunjukkan standar proses perancangan di BCI.

37 21 Mobilization Preliminary Concept Design Concept Design Final Concept Design Design Process Design Development Preliminary Design Development Final Design Development Working Drawings Hardscape Working Drawing Softscape Working Drawing Calling Tender Tender Interview Tender Process Tender Review and Evaluation Implementation Site Supervision Tender report and Recommendation for Award Hardscape Softscape Site Meeting/ Technical Meeting Plant Procurement Visit to Nursery Maintenance (Defect Liability Reports) Site Defect Meeting Site Maintenance Report Project Nursery Visit Gambar 7. Proses Perancangan Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd.

38 22 Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing tahapan: 1. Mobilization Tahapan ini mencakup pertemuan awal antara konsultan dengan klien dan kunjungan ke lokasi tapak. Pada pertemuan awal dengan klien, konsultan mendiskusikan tentang rancangan lanskap yang akan dibuat, konsep tapak yang ingin dicapai, kebutuhan dan keinginan klien terhadap tapak, serta pertukaran informasi dan data yang diperlukan antara konsultan dan klien. Pertemuan ini juga mencakup hingga penandatanganan kontrak antara konsultan dengan klien. Sedangkan pada kunjungan ke lokasi tapak dilakukan pengambilan data foto tapak dan pemahaman kondisi biofisik eksisting, serta analisis secara langsung pada tapak. 2. Design Process Setelah tahap mobilization selesai, BCI melaksanakan design process. Pada tahap design process dibagi menjadi dua tahapan produk yang akan dicapai, yaitu concept design dan design development. a. Concept Design Pada tahapan ini konsep perancangan lanskap yang telah dihasilkan dari hasil mobilization dituangkan ke dalam bentuk gambar tapak oleh BCI. Proses pengerjaan concept design berupa pekerjaan perancangan di dalam studio. Pekerjaan ini mencakup studi konsep, analisis gambar tapak, hingga menjadi bentuk gambar lanskap. Produk yang dihasilkan pada tahap ini berupa gambar site plan, potongan, perspektif, serta imagery boards untuk memberikan gambaran rekomendasi softscape maupun hardscape yang akan digunakan. Tahap ini terbagi menjadi dua tahapan diantaranya adalah: Preliminary Concept Design (PCD) Pada tahap ini, konsep dituangkan dalam gambar yang berfungsi memberikan informasi awal kepada klien secara grafis. Pemberian informasi pada tahap ini berupa gambar conceptual siteplan, enlargment area serta dilengkapi dengan imagery board. Penggambaran grafis pada tahap ini masih berupa sketsa tangan dan simbol-simbol tanaman belum diklasifikasikan secara detail.

39 23 Final Concept Design (FCD) Final concept design adalah tahapan perbaikan dari PCD. Perbaikan merupakan hasil dari komentar klien terhadap PCD. Komentar-komentar ini menghasilkan penyesuaian-penyesuaian terhadap gambar rencana tapak PCD yang perlu diperbaiki ataupun dikembangkan untuk menghasilkan konsep final. Penggambaran pada tahap ini ditatasajikan lebih detail dibandingkan dengan tahap PCD. Penggambaran jenis-jenis tanaman maupun material hardscape lebih jelas dan telah diklasifikasikan dengan penggambaran simbol yang berbeda. b. Design Development (DD) Design development merupakan pengembangan dari concept design. Pada tahap ini BCI membuat informasi yang diperlukan untuk menggambarkan desain elemen hardscape dan softscape. Produk dari DD berupa coordination package yang terdiri dari plan, gambar potongan, sketsa, gambar detil, dan pemilihan perlakuan finishing atau material untuk menyampaikan karakter dan hubungan antar fitur lanskap. Penggambaran pada tahap DD biasanya dilakukan pada skala 1:20 untuk mendapatkan gambar detail yang menjelaskan karakter elemen lanskap, baik elemen softscape maupun elemen hardscape. Coordination package diberikan kepada konsultan lain yang terkait dengan masukan akhir dan koordinasi. Tahap ini terbagi menjadi dua tahapan diantaranya adalah: a. Preliminary Design Development Tahap ini merupakan tahap awal DD. Tujuannya untuk merepresentasikan warna, bentuk, dan tekstur elemen lanskap yang akan terlihat dan dipakai pada tapak, misalnya pada pewarnaan, bentuk, dan tekstur yang akan dipakai pada feature wall, atau tekstur pavement yang akan terlihat pada bentuk aslinya. Penggambaran pada tahap ini biasanya menggunakan skala 1:20, sehingga warna, tekstur dan proporsi ukuran terlihat jelas. Pada tahap ini belum termasuk tahap gambar konstruksi detail.

40 24 b. Final Design Development Tahap ini dilakukan setelah gambar preliminary design development mendapat perbaikan dari klien. Penyajian gambar sama dengan pada tahap preliminary design development. Pada tahap ini BCI menyajikan gambar package dari karakter tekstur, warna, serta bentuk elemen hardscape dan softscape yang akan dipakai pada pelaksanaan perancangan lanskap. 3. Working Drawings Pada tahap ini BCI menyajikan informasi yang dibutuhkan untuk semua elemen hardscape pada proyek dan pekerjaan softscape untuk tender, maupun konstruksi. Working Drawings terbagi menjadi dua, yaitu Hardscape Working Drawing dan Softscape Working Drawing. Pada Hardscape Working Drawing, pekerjaannya meliputi: a. Mempersiapkan lanskap layout plans untuk menggambarkan level, dimensi, drainase, dan pemilihan material serta lokasi dari semua fitur hardscape. b. Mempersiapkan typical details, section, dan elevations untuk menjelaskan desain dari semua fitur hardscape. Sedangkan Softscape working drawing, pekerjaannya meliputi: a. Menyajikan detailed softscape plans dan penjelasan penulisan spesifikasinya yang menunjukkan lokasi, jumlah, ukuran, kuantitas, kondisi, termasuk: spesifikasi untuk pembubutan, pengairan, perawatan, pencangkokan, peralatan, pemupukan, dan elemen-elemen untuk pengontrolan pembasmian hama maupun jamur. b. Mempersiapkan jumlah dari material tanaman untuk melengkapi planting plan. Hal tersebut merupakan antisipasi untuk memberikan spesifikasi tanaman dan bill of quantities kepada Quantity Surveyor dalam persiapan untuk dokumen tender, calling of tender, dan dokumen kontrak. 4. Implementation Setelah tahap working drawing selesai, dilanjutkan kepada tahap implementation atau pelaksanaan pekerjaan lanskap. Tahap ini terdiri dari dua bagian yaitu,

41 25 a. Tender Process Merupakan proses tender yang dimulai secara berurutan dari calling tender, tender interview, tender review and evaluation hingga pada tender report and recommendation. b. Site Supervision Tahap ini merupakan kunjungan dan pengawasan pada saat pelaksanaan konstruksi tapak berlangsung. Kegiatan kunjungan dan pengawasan dilakukan secara berkala hingga proses konstruksi lanskap selesai. Beberapa pekerjaan yang termasuk dalam tahap ini adalah: Memberikan penjelasan jika dibutuhkan pada saat konstruksi berlangsung. Mendatangi tapak pada saat tahap konstruksi untuk melakukan peninjauan secara berkala dari perkembangan konstruksi lanskap, penyelesaian konstruksi, dan penyesuaian dengan dokumen-dokumen konstruksi. Membantu Quantity Surveyor yang ditunjuk oleh klien dalam penilaian perkembangan hak dan laporan akhir kontraktor mengenai pekerjaanpekerjaan softscape maupun hardscape. Mengadakan pemeriksaan akhir pada semua pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan lanskap untuk sertifikasi pekerjaan. Menyiapkan pemberitahuan secara tertulis dari penerimaan awal dengan memperhatikan semua hal yang harus diperbaiki dan menetapkan tanggal awal dari periode pemeliharaan formal. Site Supervision Process terbagi menjadi dua tahap, diantaranya adalah: Site supervision pada softscape, merupakan kegiatan yang meliputi kunjungan ke nursery untuk meninjau plant procurement dan tanaman bagi proyek. Dari kunjungan ini dapat dilakukan perubahan desain dan konstruksi pada softscape yang disesuaikan dengan kondisi tapak, namun tetap memegang prinsip awal desain. Site supervision pada hardscape, merupakan kegiatan pertemuan di tapak atau secara teknis dengan klien utnuk melakukan peninjauan konstruksi yang telah selesai. Dari kunjungan ini dapat dilakukan perubahan desain

42 26 dan konstruksi pada hardscape yang disesuaikan dengan kondisi tapak, namun tetap memegang prinsip awal desain. 5. Maintenance (Defect Liability Reports) Tahap ini merupakan proses akhir dari prosedur perancangan lanskap di BCI. Cakupan dari pekerjaan Maintenance (pemeliaharaan) di BCI terdiri dari dua proses yaitu, a. Site Defect Meeting, merupakan laporan kerusakan-kerusakan yang terjadi setelah dilaksanakannya konstruksi lanskap. Tahap ini juga terjadi kesepakatan pelaksanaan penggantian kerusakan-kerusakan tersebut. Hal ini dilakukan pada tahap pemeliharaan. Pada tahap ini juga menjadi masukan bagi BCI dalam melaksanakan proyek terkait berikutnya. b. Site Maintenance Report, merupakan pekerjaan pemeliharaan awal oleh BCI. Pemeliharaan ini berlangsung hingga kondisi tapak telah terbentuk sesuai dengan konsep perancangan ataupun hingga jangka waktu tertentu Teknik Persentasi Grafis BCI Singapura menerapkan dua metode penyajian grafis dalam arsitektur lanskap, yaitu penggambaran dengan teknik hand drawing dan komputerisasi. Kedua metode tersebut biasanya dikombinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Penyajian gambar hand drawing umumnya dipakai dalam penggambaran awal, baik dimulai dari tahap analisis sampai pada tahap design development. Penggambaran dengan teknik hand drawing mempermudah dalam mengubah atau merevisi perbaikan gambar, serta memberikan kesan penggambaran yang lebih natural. Penyajian gambar dengan teknik komputer dilakukan pada tahap akhir, seperti final design development hingga working drawing. Penggambaran dengan teknik ini berguna dalam memberikan ukuran yang akurat pada ukuran tapak dengan keadaan sesungguhnya yang akan dibangun. Penggambaran awal pada umumnya dilakukan oleh arsitek lanskap berupa hand drawing, kemudian di berikan kepada CAD Designer pada tahap detail, lalu di finalisasi oleh tim grafis untuk di layout dalam bentuk persentasi hardcopy package.

43 27 Penggambaran perancangan pada tahap Concept biasanya terdiri dari gambar siteplan, gambar potongan dan elevasi, gambar perspektif, serta imagery boards atau foto-foto referensi yang merepresentasikan perancangan yang akan di bangun. Sedangkan pada tahap working drawing, gambar perancangan biasanya berupa seluruh gambar elemen lanskap yang dirancang oleh BCI, baik perancangan detail hardscape maupun perancangan softscape serta jumlah tanaman yang akan dipakai. Berikut ini merupakan peralatan maupun software yang digunakan pada teknik penggambaran hand drawing dan teknik komputerisasi: 1. Hand drawing: meja gambar, lampu penerang, pulpen gambar, pensil warna, tracing papper, marker, penggaris skala, penggaris roller, berbagai mal penggaris, penghapus, kertas, dan kalkulator. 2. Komputerisasi: a. Hardware: komputer, plotter A4 - plano, mesin fotokopi, scanner berbagai ukuran kertas, vellum paper, wacom, dan Internet LAN. b. Software: Windows XP SP2, AutoCad, Adobe Photoshop, Google SketchUp, Adobe Illustrator, Adobe InDesign, Nero Photo Viewer, Adobe Acrobat. BCI Singapura menerapkan jaringan komputer yang terhubung satu sama lain dengan pendataan yang teratur yang tersimpan di server komputer. Hal ini untuk memudahkan berkomunikasi dan pertukaran data antara masing-masing staf. Selain itu, jaringan internet juga dipakai untuk memudahkan komunikasi dan transfer data antara BCI dengan klien serta BCI Singapura dengan BCI Thailand dan BCI Bali. Aplikasi internet sebagai sarana komunikasi yang dipakai pada BCI adalah Microsoft Office Outlook. 4.2 Hong Kong Hong Kong merupakan salah satu daerah administratif khusus selain Macau dari Negara Republik Rakyat Cina (RRC). Hong Kong terletak di bagian pantai selatan Cina, berbatasan dengan delta Sungai Pearl dan Laut Cina Selatan. Hong Kong merupakan salah satu kota yang memiliki penduduk terpadat di dunia. Populasi Hong Kong terdiri dari sebagian besar etnis Cina (95%) dan sisanya (5%) merupakan etnis selain Cina. Sebagian besar etnis Cina tersebut, mayoritas

44 28 berasal dari kota Guangzhou dan Taishan, provinsi Guangdong, tetangga dari wilayah Hong Kong. Hong Kong memiliki ruang yang sangat padat, disebabkan permintaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini yang membuat berkembangnya kota Hong Kong menjadi pusat arsitektur modern dan kota paling vertikal di dunia. Ruang yang padat tersebut juga menyebabkan jaringan transportasi yang tingkat penggunaannya lebih dari 90%, sehingga menempati urutan pertama dengan laju transportasi tertinggi di dunia. Gambar 8. Peta Hong Kong (Sumber: am/) Geografi dan Iklim Geografi Hong Kong terdiri dari empat wilayah besar utama: Pulau Hong Kong, Pulau Lantau, Semenanjung Kowloon, dan New Territories. Hong Kong dan 260 teritorial pulau dan semenanjungnya terletak di Laut Cina Selatan (mulut delta Sungai Pearl). Hong Kong memiliki lanskap berbukit hingga pegunungan dengan lereng curam. Titik tertinggi berada di Tai Mo Shan, dengan ketinggian

45 meter. Titik terendah terletak pada bagian utara dari New Territories. Hong Kong terletak sejauh 60 km sebelah timur Macau, di sisi berlawanan dari muara Sungai Pearl dan memiliki perbatasan darat dengan Shenzhen di utara. Luas daratan Hong Kong adalah km² dan luas lautan 500 km², sehingga total luas Hong Kong adalah km². Panjang garis pantai Hong Kong adalah 733 km. Hong Kong terdiri dari 262 pulau termasuk Pulau Hong Kong, Pulau Lantau, Pulau Lamma, Pulau Peng Chau dan Pulau Tsing Yi. Hong Kong merupakan wilayah beriklim subtropis dengan musim kering dingin dan musim panas basah. Pada data 2006, curah hujan tahunan di Hong Kong adalah mm. Hal itu seringkali disebabkan oleh siklus tropis antara Mei dan November, dan paling sering dari Juli hingga September. Suhu rata-rata di Hong Kong berkisar dari 17 ºC di bulan Januari hingga 29 ºC di bulan Juli Demografi Populasi di wilayah Hong kong adalah Pada tahun 2009, tingkat kelahiran di Hong Kong 11.7 per 1000 populasi dan tingkat kesuburan 1032 anakanak per 1000 wanita. Penduduk dari daratan China tidak dapat memiliki kepemilikan tempat tinggal di Hong kong, dan tidak bisa secara bebas memasuki wilayah Hong Kong. Namun, masuknya imigran dari China daratan, mendekati per tahun, merupakan penyumbang yang signifikan terhadap pertumbuhan penduduknya. Harapan hidup di Hong Kong adalah 79,16 tahun bagi pria dan tahun bagi wanita berdasarkan data 2009, hal ini menjadikan salah satu kota dengan harapan hidup tertinggi di dunia Arsitektur Arsitektural di Hong Kong yang paling menonjol adalah arsitektur kontemporer, khususnya Modernisme, Postmodernisme, Fungsionalisme. Kurangnya ketersediaan lahan, menyebabkan hanya beberapa bangunan bersejarah yang tersisa di daerah kota Hong Kong. Hong Kong telah menjadi pusat untuk arsitektur modern, sebagaimana bangunan-bangunan yang lebih tua telah dihilangkan untuk menciptakan ruang untuk bangunan baru dan lebih lebar. Inggris telah memperkenalkan gaya arsitektural Victoria dan Edwardian sejak

46 30 pertengahan abad ke-19. Beberapa bangunan ini masih bertahan contohnya termasuk bangunan legislatif, pusat kepolisian dan rumah murray (bangunan tertua di Hong Kong). Gambar 9. Bangunan Tinggi di Hong Kong (Sumber: Vegetasi Vegetasi asli Hong Kong telah lama hilang setelah berabad-abad karena perusakan manusia dengan api dan pembabatan. Vegetasi eksisting saat ini merupakan hutan sekunder yang dikembangkan pada pertengahan abad 20 setelah perang dunia kedua. Tipe vegetasi mayoritas di Hong Kong adalah kayu-kayuan, lahan semak dan rumput. Sebagian besar vegetasi di Hong Kong merupakan hutan hijau sepanjang tahun yang merupakan karakteristik flora sub-tropis di Asia Tenggara. Famili dominan temasuk dalam Euphorbiaceae, Fagaceae, Lauraceae, Moraceae, Sterculiaceae, Myrtaceae, dan Theaceae. Empat tipe dari komunitas tanaman dapat diklasifikasikan oleh karakteristik eko-fisiognomi dan komposisi spesies: (1) river-bank woodland, tanaman yang biasanya ditemukan di sepanjang sungai dan di kawasan rendah, (2) lowland woodland, merupakan kawasan tanaman yang terdistribusi pada kawasan lembah dan berbukit di bawah m, (3) low-hill forest, merupakan tanaman yang banyak terdistribusi di lahan tinggi antara m, dan (4) montane forest, merupakan tanaman yang jenis ditemukan pada relief berbukit m. Tanaman lahan semak tersebar secara luas di Hong Kong. Spesias tanaman lahan semak yang paling umum ditemukan adalah Baecka

47 31 fruitscens, Rhodomyrtus tomentosa dan Grdonia axxillaries. Sedangkan tanaman lahan rumput yang umum ditemukan adalah Arundinella setosa, Cymbopogon caesius, Dicranopteris pedata, Mischantus sinensis dan Ischaemum indicum ( Perumahan Hong Kong memiliki penduduk sekitar tujuh juta jiwa dengan kepadatan penduduk dan pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Akibat dari kepadatan penduduk ini, pemerintah Hong Kong selalu berupaya agar masyarakatnya memiliki tempat tinggal. Hong Kong memiliki lembaga yang mengatur sistem perumahan, yaitu Hong Kong Housing Society (HKHS) dan Hong Kong Housing Authority (HKHA). HKHS merupakan organisasi non-profit sedangkan HKHA merupakan badan pemerintah yang mengatur kebijakan dan distribusi pembangunan perumahan di seluruh wilayah Hong Kong. HKHS merupakan lembaga organisasi yang menyediakan perumahan yang terjangkau bagi penduduk Hong Kong. HKHS telah menyediakan tempat tinggal sejak berdirinya pada tahun 1948 sampai saat ini berjumlah 6700 unit, diantaranya adalah tempat tinggal sewa, perumahan rakyat, flat untuk retail, perumahan kelas menengah berjangka waktu 5 tahun, dan perumahan bagi lansia.

48 32 BAB V HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG 5.1 Kondisi Umum Tapak Proyek Elderly Community Housing merupakan proyek yang dikembangkan oleh Hong Kong Housing Society (HKHS), sebuah organisasi non-profit yang menyediakan perumahan di Hong Kong. Proyek ini akan menyediakan 1200 unit rumah bagi para lansia, dilengkapi dengan pusat kebugaran, residential care house bagi lansia, hotel, fasilitas rekreasi dan pusat latihan yang variatif, serta kawasan komersial. Selain bertujuan untuk memberikan pelayanan bagi lansia yang tinggal di Tin Shui Wai, pembangunan kawasan komersial didalamnya diharapkan dapat mendorong perkembangan sosial dan ekonomi di kawasan Tin Shui Wai. Tapak Elderly Community Housing terletak di kawasan Tin Shui Wai yang berlokasi di barat laut New Territories, Hong Kong. Peruntukan lahan kawasan Tin Shui Wai terdiri dari kawasan perumahan privat maupun perumahan publik. Tapak berbatasan dengan Hong Kong Wetland Park pada barat laut. Pada bagian barat daya tapak menghadap pada bangunan-bangunan perumahan. Sedangkan pada batas bagian tenggara dan timur laut tapak merupakan area ruang terbuka. Luas lahan yang akan dikembangkan adalah sekitar m². Proses perancangan tapak Elderly Community Housing, selain meliputi perancangan bangunan, juga termasuk pada cakupan perancangan lanskap yang akan membentuk ruang eksterior pada lingkungan disekitar tempat tinggal dan kawasan komersial. BCI merupakan salah satu konsultan lanskap yang berperan dalam proses perancangan lanskap pada proyek ini. Pada kunjungan awal tapak di tahap mobilization yang dilakukan oleh BCI, tapak masih berupa lahan kosong berupa vegetasi penutup tanah dan pepohonan. Pada tahap tersebut, diambil foto eksisting tapak yang berguna sebagai pengingat kondisi fisik dan kualitas visual tapak pada saat proses perancangan lanskap di studio. Gambar 10 memperlihatkan peta lokasi tapak dan Lampiran 1 memperlihatkan foto eksisting tapak.

49 33 Gambar 10. Lokasi Tapak Proyek Elderly Community Housing, Tin Shui Wai, Hong Kong (Sumber Peta: Proses Perancangan Lanskap Pada proyek lanskap Elderly Community Housin di Hong Kong, proses perancangan BCI dilakukan dengan beberapa tahapan. Pada proyek kali ini, peran BCI dalam proses perancangan lanskap hanya mencapai tahapan implementasi atau pelaksanaan lanskap. Meskipun BCI memiliki standar proses perancangan seperti yang telah diterangkan pada bab IV Kondisi Umum, namun pada pengerjaan berbagai proyek, proses perancangan terkadang dilewati dengan beberapa penyederhanaan tahapan. Dalam proyek ini, BCI tidak melakukan tahapan pemeliharaan, hal ini disebabkan oleh persetujuan kontrak yang didapat dari klien sebagai upaya penghematan waktu dan biaya. Gambar 11 merupakan proses perancangan lanskap proyek Elderly Community Housing yang akan dilakukan oleh BCI.

50 34 Mobilization Preliminary Concept Design Design Process Final Concept Design Schematic Design Preliminary Design Development Final Design Development Rievew of Working Drawings Working Drawings Periodic Site Construction Observation Implementation Gambar 11. Proses Perancangan Lanskap Proyek Elderly Community Housing yang dilakukan oleh BCI 5.3 Organisasi Proyek Perancangan lanskap yang dilakukan di BCI pada umumnya selalu berhubungan dengan konsultan arsitektur, kontraktor, mekanikal elektrik, lighting designer, dan interior designer. Struktur organisasi pengerjaan proyek memiliki variasi yang berbeda tergantung kepada kondisi masing-masing proyek. Namun pada tahap awal umumnya tim konsultan hanya terdiri dari arsitek lanskap dan arsitek bangunan. Pada tahap awal (preliminary concept design) proyek Elderly Community Housing terdapat beberapa konsultan terkait, yaitu arsitek lanskap Hong Kong, Kenneth Ng Associates Ltd. (KNA); arsitek bangunan Hong Kong, AGC Design Ltd (AGC); arsitek bangunan Singapore, WATG Design Pte Ltd (WATG) sebagai sub-consultant; dan arsitek lanskap Singapore (BCI), yang juga berperan sebagai

51 35 sub-consultant lanskap. Gambar 12 menunjukkan organisasi antar konsultan pada proyek Elderly Community Housing, dan Tabel 3 memperlihatkan lingkup kerja antara sub-konsultan lanskap (BCI) dengan KNA sebagai konsultan lanskap. Klien (HKHS) Arsitek Lanskap Lokal (KNA) Arsitek Lokal (AGC) Arsitek Lanskap Singapore (BCI) Arsitek Singapore (WATG) Keterangan: Hubungan timbal balik intensif Hubungan timbal balik semi-intensif Gambar 12. Organisasi antar Konsultan pada proyek Elderly Community Housing Pada proyek ini KNA memiliki cakupan proses perancangan pada mobilisasi dan survey tapak, peninjauan ulang terhadap perancangaan lanskap yang dihasilkan BCI, serta melakukan observasi lapang. BCI memiliki cakupan pekerjaan pada tahapan mobilisasi dan survey tapak, perancangan lanskap (studio), peninjauan ulang gambar konstruksi yang dibuat arsitek dan observasi lapang pada saat konstruksi. Tabel 3. Lingkup Kerja KNA Hong Kong dan BCI Singapore No. LINGKUP KERJA KNA Hong Kong BCI Singapore 1. Mobilisasi dan Survey Tapak 2. Perancangan Lanskap 3. Review Perancangan Lanskap BCI 4. Gambar Konstruksi 5. Review Gambar Konstruksi 6. Implementasi/Observasi Lapang 7. Pemeliharaan Awal

52 Data Proses Perancangan Lanskap Proses perancangan lanskap yang dilakukan oleh BCI tidak terlepas dari data tertulis sebagai bahan dasar yang membantu proses perancangan lanskap di studio. Pada beberapa proyek, data tertulis diperoleh dari konsultan lain yang ikut terlibat dalam proyek. Pada proyek ini, data diperoleh baik dari konsultan lanskap KNA maupun konsultan arsitek AGC dan WATG yang lebih dulu terlibat dalam proyek. Data tersebut terdiri dari data vegetasi, topografi level tapak, desain skematik arsitektural, dan model 3D Vegetasi Kondisi eksisting tapak yang berupa lahan hijau kosong memiliki vegetasi eksisting yang terdiri dari tanaman penutup tanah, pepohonan, dan semak liar. Secara umum vegetasi yang ada pada lingkar luar yang mengelilingi tapak merupakan spesies tanaman introduksi, dan tanaman-tanaman yang berada pada tengah tapak, merupakan spesies tanaman gulma. Pendataan vegetasi jenis pohon dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik pohon, sebagai syarat dan regulasi pemerintah Hong Kong tentang penebangan pohon, transplanting pohon maupun pohon yang perlu dipertahankan. Pengambilan data pohon dilakukan oleh arsitek lanskap lokal (KNA). Secara umum, hasil dari pendataan ini bertujuan untuk memfasilitasi pengajuan Aplikasi Penebangan Pohon agar dapat di setujui oleh pemerintah Hong Kong. Secara khusus tujuan pendataan pohon adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi semua pohon yang terdapat di dalam tapak. 2. Untuk mencari lokasi pohon dan mendata tinggi pohon, penyebaran tajuk, serta diameter batang. 3. Untuk membuat rekomendasi pohon yang harus ditebang, dipertahankan ataupun di transplasi/dipindahkan sebagai konsekuensi dari pengajuan pengerjaan konstruksi pada pengembangan tapak. 4. Untuk menyiapkan aplikasi penebangan pohon dan proposal kompensasi prospek pengembangan tapak. 5. Untuk memfasilitasi peraturan Aplikasi Penebangan Pohon/Pemindahan Pohon.

53 37 Pendataan pohon pada tapak mengikuti kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah Hong Kong, yaitu sesuai dengan garis pedoman Environment, Transport and Works Bureau Technical Circular (Works) No. 3/2006 Hong Kong, tentang preservasi pohon, bahwa pohon didefenisikan memiliki diameter batang berukuran 95 mm atau lebih tinggi dari 1.3 meter dari permukaan tanah. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat 635 pohon eksisting yang telah terdata pada tapak Elderly Community Housing. Dari hasil pendataan pohon, total sembilan spesies teridentifikasi. Satu dari sembilan spesies tersebut merupakan tanaman asli. Delapan spesies merupakan spesies exotic dan salah satu dari tanaman exotic ini merupakan tanaman gulma. Pohon-pohon yang teridentifikasi paling banyak ditemukan di batas lingkar luar tapak. Spesies pohon yang paling banyak ditemukan adalah Eucalyptus robusta (175 pohon) dan Eucalyptus citriodora (138 pohon). Tanaman lainnya terdiri dari spesies Cassia siamea (76 pohon), Eucalyptus torelliana (54 pohon), Acacia confusa (36 pohon), Acacia auriculiformis (2 pohon), dan Casuarina equisetifolia (2 pohon). Ketujuh spesies pohon tersebut tertanam pada lingkar luar tapak. Hibiscus tiliaceus (96 pohon) merupakan satu-satunya tanaman asli yang teridentifikasi pada lingkar luar tapak. Jenis spesies pohon yang tidak diinginkan adalah Leucaena leucocephala (56 pohon), banyak ditemukan di tengah tapak. Mengikuti kriteria Forestry Regulations Hong Kong, semua tanaman yang terinventarisasi oleh arsitek lanskap lokal merupakan spesies umum lokal, tidak satu pun merupakan spesies luar, langka, ataupun dilindungi. Juga tidak ada tanaman yang terdaftar pada tanaman tua dan bernilai (Old and Valuable Tree) yang teridentifikasi pada tapak Topografi dan Level Tapak Hong Kong memiliki standar ketinggian permukaan laut tersendiri yang telah ditetapkan oleh Royal Naval Ship pada tahun Ketinggian permukaan laut ini disebut meter above principle datum (MPD). Berdasarkan MPD, topografi eksisting tapak Elderly Community Housing tergolong datar (0-8%), yang berkisar antara +4,65 MPD hingga +6,92 MPD. Namun, topografi yang digunakan pada perancangan lanskap yang dilakukan BCI, mengacu kepada site plan yang telah

54 38 dihasilkan oleh arsitek. Ketinggian atau level lanskap yang harus dirancang berkisar antara titik tertendah +4,70 MPD dan titik tertinggi +17,20 MPD. Ketinggian lokasi lanskap yang bervariasi ini merupakan pengaruh dari desain bangunan yang dihasilkan arsitek. Lampiran 2 menunjukkan gambar peta dasar dan level tapak yang digunakan BCI sebagai peta dasar Desain Skematik Arsitektural Data ini merupakan gambar denah studi skematik yang dilakukan oleh pihak arsitek bangunan WATG Design Pte. Ltd. Desain skematik ini berguna untuk mempelajari keterkaitan antar ruang bangunan, sirkulasi, serta kawasan lanskapnya. Desain skematik mempermudah dalam menganalisis cakupan kawsan lanskap dengan penggambaran yang lebih mudah dimengerti. Gambar 13,14,15,16, dan 17 merupakan gambar denah desain skematik tiap level yang dihasilkan WATG Design Pte. Ltd Model 3D Model 3D merupakan data yang didapat dari arsitek WATG Design Pte. Ltd. Model 3D berupa perancangan bangunan yang disajikan dalam bentuk aplikasi Google SketchUp. Model ini berfungsi untuk mempermudah dalam mempelajari lokasi-lokasi tapak yang memiliki kompleksitas yang sulit dilihat pada gambar dua dimensi. Beberapa view perlu dilihat untuk memahami bentuk dan massa yang tampak seperti sesungguhnya. Beberapa lokasi yang disajikan dalam bentuk 3D ini juga membantu dalam proses penggambaran perspektif dengan massa bangunan yang akurat. Gambar 18,19,20,21 dan 22 merupakan gambar 3D yang di-export dari Model 3D Google SketchUp.

55 39 Gambar 13. Architectural Schematic Design Ground Floor (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 39

56 40 Gambar 14. Architectural Schematic Design Level 1 (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 40

57 41 Gambar 15. Architectural Schematic Design Level 2 (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 41

58 42 Gambar 16. Architectureal Schematic Design Level 3 (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 42

59 43 Gambar 17. Architectural Schematic Design Level 4-10 (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 43

60 44 Gambar 18. Model 3D Seluruh Bangunan (Sumber: WATG Design Pte. Ltd. 2010) Gambar 19. 3D Tampak dari Wetland Park (Sumber: WATG Design Pte. Ltd. 2010) Gambar 20. Void dan Roof Garden 3D (Sumber: WATG Design Pte. Ltd. 2010)

61 45 Gambar 21. Lagoon dari Wetland Park 3D (Sumber: WATG Design Pte. Ltd. 2010) Gambar 22. Drop-off Non-Domestic Area 3D (Sumber: AGC Design Pte. Ltd. 2010) 5.5 Peruntukan Ruang Tapak yang akan dirancang dibagi menjadi tiga daerah utama. Pembagian ruang ini diperoleh dari masterplan yang dirancang arsitek. Tiga kawasan ini adalah area domestik, area non-domestik dan kawasan tak terbangun (buffer). 1. Area domestik merupakan kawasan tempat tinggal privat bagi para lansia. Tempat tinggal ini terdiri dari gedung hunian 10 lantai dan villa 3 lantai.

62 46 2. Area Non-Domestik merupakan area komersial yang dapat diakses oleh publik. Terdiri dari hotel, retail, pusat kebugaran, medical house, laundry service, spa, residential care house for the erlderly dan mix use komponen. 3. Kawasan tidak terbangun ditujukan sebagai penyangga. Kawasan ini berada pada lokasi yang langsung berbatasan dengan wetland park selebar 30m dari kawasan terbangun. Gambar 23 merupakan gambar pembagian peruntukan ruang utama. Gambar 23. Peruntukan Ruang Utama (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 5.6 Analisis Lanskap Analisis lanskap dilakukan oleh BCI sebagai dasar dari pengembangan perancangan lanskap. Analisis ini berupa catatan komentar terhadap studi ruang eksterior (terdiri dari: ruang lanskap; sirkulasi dan aksesibilitas) yang terbentuk dari desain bangunan yang telah dihasilkan arsitek WATG. 1. Studi ruang terbuka/lanskap Analisis ini mencakup studi ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang lanskap atau pertamanan. Ruang lanskap atau pertamanan ini dapat berupa ruang yang berpotensial digunakan sebagai aktivitas pengguna (fungsional) ataupun ruang yang hanya dijadikan sebagai peningkat kualitas

63 47 visual dan lingkungan (artistik), misalnya ruang display penanaman, ruang penanaman boundary, display kolam. Analisis ini didasarkan oleh keterkaitan bangunan yang dirancang oleh arsitek dengan kondisi lanskap disekitarnya. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Analisis ini mencakup potensi aksesibilitas dan sirkulasi yang dapat dikembangkan di tapak, baik sirkulasi kendaraan maupun pejalan kaki. Pada analisis sirkulasi, studi mencakup pengaturan dan penyesuaian sirkulasi tapak yang telah ataupun yang belum terdesain oleh arsitek, serta penggunaan material sirkulasi yang akan digunakan. Pada analisis aksesibilitas, studi yang dilakukan adalah penentuan lokasi yang yang berpotensial sebagai akses keluar masuk tapak. Penentuan akses didasari oleh fungsi bangunan dan ruang lanskapnya. Analisis lanskap dilakukan diatas gambar perancangan skematik arsitektural yang terdiri dari ground level, level 1, dan level podium (level 3) dan level Ground Level Analisis lanskap terhadap Ground Level ditunjukkan pada Gambar 24. Analisis terdiri dari studi terhadap ruang lanskap dan studi terhadap sirkulasi dan aksesibilitas. 1. Studi ruang terbuka/lanskap Pada Gambar 24 catatan 1, 2, dan 3, ruang lanskap ditujukkan sebagai peningkat kualitas visual. Pada catatan 1, desain bangunan mengakibatkan ruang terbuka ke arah batas tapak, ruang ini akan disiasati dengan pembentukan taman atau halaman dengan elemen tertentu untuk mengontrol pandangan visual pengguna tapak. Catatan 2 menerangkan potensi ruang penanaman sebagai aksen visual pada level diatasnya. Pada catatan 3, ruang disela-sela area elevator kawasan villa berpotensi untuk dirancang sebagai taman kering dengan elemen taman batu, air dan tanaman indoor. Catatan 4, 5 dan 6 menerangkan bahwa ruang lanskap ditujukan untuk memberikan privasi bagi unit bangunan villa. Catatan 4 merupakan zona penanaman yang memberikan batas antara ruang parkir dengan unit villa sebagai fungsi privasi, serta pereduksi bising dan polusi. Pada catatan 5

64 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Studi Terhadap Sirkulasi dan Aksesibilitas Gambar 24. Analisis Lanskap Ground Level (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

65 49 Diterangkan bahwa didepan unit villa akan dibuat halaman teras, dan pada catatan 6, level taman semi-privat direncanakan agar lebih rendah dari taman teras. Keduanya ditujukan sebagai pendukung privasi bagi penghuni. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Catatan 7 menyatakan bahwa pada ujung barat tapak bukan sebagai akses baik bagi kendaraan karena area ini merupakan bagian belakang bangunan. Pada catatan 8 diterangkan bahwa bangunan perawatan yang menghadap ke area terbuka berpotensial dibuat akses sehingga pengguna dapat terhubung dengan dengan ruang terbuka. Pada catatan 9, akses kawasan komersial akan terbuka bagi publik disepanjang jalur publik sepeda dan pedestrian. Pada catatan 10, akses keluar bagi kendaraan yang berasal dari area parkir. Catatan 11 menjelaskan sirkulasi yang dibuat oleh arsitek akan dirancang ulang oleh BCI. Pada catatan 12 menyatakan sirkulasi pada kawasan villa terdiri dari pathway pada ground level dan dan jembatan pada level 1 dan 2, sehingga material yang sebaiknya dipakai pada jembatan adalah timber bridge. Catatan 13 menerangkan lebar minimum pada sirkulasi EVA sebaiknya 6 meter Level 1 Analisis lanskap pada level 1 diperlihatkan pada Gambar 25. Analisis terdiri dari studi terhadap potensi ruang lanskap, studi terhadap sirkulasi dan aksesibilitas, serta studi peletakkan furnitur eksterior. 1. Studi ruang lanskap/pertamanan Pada Gambar 25 catatan 1 dan 2 menyatakan potensi pemanfaatan ruang atap sebagai area penanaman (roof garden) yang meningkatkan kualitas visual dan lingkungan. Catatan 3 menerangkan penanaman pohon dari ground level, akan membentuk aksen visual yang terbentuk oleh tajuk yang muncul di level 1. Catatan 4 menyatakan bahwa central amenity selain akan dibentuk taman dengan elemen air, juga diberikan open lawn, tempat duduk, sirkulasi pedestrian, serta amphiteathere. Ruang ini akan berfungsi lebih maksimal dengan perawatan yang lebih rendah dibanding taman yang berupa eleman air saja. Pada catatan 5, taman pada ground level dapat terlihat dari level 1.

66 50 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Pada level 1, yang termasuk pada studi sirkulasi dan aksesibilitas terdiri dari penentuan letak-letak aksesibilitas masuk dan keluar tapak. Pada catatan 6 dinyatakan bahwa diperlukan akses langsung berupa tangga dan ramp yang berguna untuk menghubungkan ruang luar dengan kawasan komersial pada keaadaan darurat. Pada catatan 7 diterangkan bahwa perlu ada akses langsung dari bangunan retail naik ke level 1. Pada catatan 8 dijelaskan bahwa diperlukan pendefinisian ruang pada jalur masuk utama, hal ini disiasati pengajuan roundabout yang dapat mengorganisir rute sirkulasi. Pada catatan 9, bentuk desain jembatan yang diusulkan arsitek perlu di atur ulang menjadi bentukan dengan sudut yang lebih sederhana dan mengarahkan ke bangunan. 3. Peletakan furniture eksterior Pada level ini terdapat catatan peletakan furniture eksterior, terdiri dari peletekkan EVA hammerhead yang dekat dengan akses masuk kawasan retail yang dijelaskan pada catatan 10. Pada catatan 11, furniture guardhouse perlu diletakkan pada sirkulasi masuk domestik area sebagai pos keamanan dan bantuan bagi penghuni ataupun tamu yang berkunjung Level Podium (Level 3) Level podium merupakan kawasan lanskap lantai 3 yang berada di area domestik area. Analisis level podium ditunjukkan oleh Gambar 26. Analisis lanskap pada kawasan ini terdiri dari studi ruang terbuka/lanskap dan studi sirkulasi dan aksesibilitas. 1. Studi ruang terbuka/lanskap Pada Gambar 26 catatan 1, ruang terdapat ruang kosong yang tersisa pada penerimaan hotel sehingga desain bangunan perlu diatur ulang, selain itu pada drop-off perlu diberikan teras eksterior. Catatan 2 menjelaskan ruang dengan kemiringan alami sebaiknya ditanami dengan tanaman masal. Catatan 3 menjelaskan perlu adanya penanaman dibawah jalur kendaraan level 1 (overhang) yang berbatasan dengan ruang publik. Catatan 4 menjelaskan diperlukan taman teras didepan unit bangunan tower

67 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Studi Terhadap Sirkulasi dan Aksesibilitas Studi Terhadap Peletakkan Elemen Eksterior Gambar 25. Analisis Lanskap Level 1 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 5. 9.

68 52 sebagai pemisah antara taman semi privat dengan ruang pribadi (privat). Catatan 5 menerangkan bahwa diperlukan akses pada roof garden untuk kepentingan pemeliharaan. Pada catatan 6 menandakan bahwa ruang antara bangunan villa dengan taman di kawasan podium merupakan lahan kosong di level 3, sehingga langsung tertuju pada ground floor dibawahnya. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Pada catatan 7 diterangkan bahwa posisi jalur sepeda dan ramp telah dipindahkan, pada pengembangan perancangan, level ketinggian ramp harus tehubung dengan kawasan masuk tapak. Pada catatan 8 menyatakan jalan masuk ke kawasan bangunan memerlukan ramp dan tangga untuk mempermudah sirkulasi dengan level yang berbeda. Catatan 9 menyatakan akses EVA terletak di bawah bangunan tower. Catatan 10 menekankan bahwa jalan hanya akan digunakan bagi jalur keluar kendaraan dengan lebar jalan minimum 6 m Lanskap Level 4 Pada level 4, analisis lanskap ditunjukkan pada Gambar 27. Catatan ruang lanskap terdiri dari pembukaan ruang bangunan pada ruang penerimaan hotel dan potensi perancangan roof garden yang berlokasi di sekitar atap gedung tower.

69 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Studi Terhadap Sirkulasi dan Aksesibilitas Gambar 26. Analisis Lanskap Level Podium (Level 3) (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

70 54 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Gambar 27. Analisis Tapak Level 4 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

71 Konsep Perancangan Tapak Tema perancangan tapak Elderly Community Housing yang diajukan oleh konsultan adalah Modern Tropical Resort. Tema ini merupakan integrasi perancangan antara arsitek bangunan dengan arsitek lanskap. Tropical Resort diterjemahkan bahwa lingkungan tempat tinggal layaknya lanskap resort dengan kondisi alam tropis yang berlimpah ruang terbuka hijau disekitarnya. Hal ini akan menyediakan penghuni kesenangan hidup di lingkungan rumah sepanjang waktu. Sedangkan Modern dicirikan dengan desain arsitektural kontemporer. Modern kontemporer diidentikan dengan masa depan, kesenangan, dan antusiasme, yang akan menciptakan ikon dan identitas yang kuat di daerah Tin Shui Wai, Hong Kong. Secara fungsi spesifik, terdapat tiga tujuan utama yang diajukan oleh BCI untuk mencapai fungsi lanskap yang baik, yaitu: 1. Memanfaatkan pohon eksisting untuk di-transplanting ke area penyangga sebagai pendukung keberlanjutan tapak. 2. Menyajikan ruang terbuka yang terdiri dari area aktif dan pasif yang dapat digunakan oleh semua pengguna tapak. 3. Menyediakan penghijauan massal, serta mengaplikasikan teknologi roof garden dan green wall untuk memaksimalkan kualitas view dan sebagai aspek kesehatan. 5.8 Preliminary Concept Design Preliminary concept design merupakan gambar awal perancangan lanskap. Dasar dari proses perancangan preliminary concept design ini terdiri dari overlay antara hasil gambar analisis lanskap dengan konsep lanskap yang akan dikembangkan. Setiap lokasi tapak yang dirancang mengikuti tema lanskap modern tropical resort, serta secara fungsi spesifik tapak harus memenuhi ketiga tujuan utamanya. Pada preliminary concept design akan dijelaskan konsep yang dipresentasikan dalam bentuk sketsa gambar yang terdiri dari gambar konsep rencana tapak (conceptual site plan), serta gambar-gambar penunjang, yaitu perbesaran site plan (enlargement plan), potongan, dan perspektif. Selain itu pada

72 56 tahap ini diberikan rekomendasi softscape dalam bentuk foto imagery board dan daftar tanaman yang akan digunakan pada tapak Conceptual Site Plan Conceptual site plan menginformasikan gambar denah desain lanskap. Penggambaran conceptual site plan dilakukan pada skala 1:400. Kawasan lanskap pada tapak ini terdiri dari level yang variatif yang mengikuti desain bangunan, sehingga penggambaran conceptual site plan terbagi menjadi beberapa bagian yang menggambarkan berbagai level. Conceptual site plan yang disajikan pada proyek ini terdiri dari overall site plan (rencana keseluruhan tapak), ground level plan (level area lanskap terbawah), serta gambar denah level 1 area non-domestik dan level 3 area domestik plan. 1. Overall Site Plan Overall site plan merupakan site plan tapak yang menginformasikan denah desain lanskap secara keseluruhan. Gambar mencakup perancangan seluruh ruang lanskap yang terdesain. Gambar 28 menyajikan overall site plan. 2. Ground Level Plan Ground level plan merupakan site plan dengan daerah level lanskap paling bawah. Level ini merupakan level lanskap eksisting yang tidak terpengaruh oleh desain bangunan. Area lanskap yang termasuk dalam ground level diantaranya adalah Main Arrival, Buffer atau kawasan penyangga, Pocket Garden, Drop-off di area non-domestik, Villa Cluster Node. Ground floor plan dapat dilihat pada Gambar Site Level 1 dan Level 3 Plan Site Plan di level ini merupakan denah lanskap dengan level yang berada diatas bangunan parkir yang telah dirancang oleh arsitek. Pembangunan kawasan parkir yang berada di level paling bawah merupakan salah satu syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah Hong Kong. Perancangan lanskap pada site plan ini mencakup Central Amenity, Podium Park, Retail Experience, dan Roof Garden. Level 1 dan Level 3 Plan dapat dilihat pada Gambar 30.

73 57 Gambar 28. Overall Site Plan, Preliminary Concept Design (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 57

74 58 Gambar 29. Ground Floor Plan, Preliminary Concept Design (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 58

75 59 Gambar 30. Site Level 1 dan Level 3 Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 59

76 Enlargement Plan Enlargment Plan merupakan gambar perbesaran site plan pada tiap lokasi lanskap yang dirancang BCI. Perbesaran gambar ini berguna untuk mempresentasikan secara jelas dan fokus pada masing-masing area lanskap yang dirancang. Enlargment plan dilengkapi dengan penggambaran sections (potongan) dan perspektif, serta foto imagery yang mempresentasikan contoh desain yang memiliki karakteristik desain yang sama. Enlargment plan pada ground level terdiri dari tiga area, yaitu main arrivall; drop-off dan pocket garden; serta activities area (area domestik). Gambar 33 merupakan keyplan dari ketiga area tersebut. Gambar 31. Key Enlargement Plan Ground Level (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Main Arrival Main Arrival merupakan penerimaan utama memasuki kawasan Elderly Commuinty Housing. Elemen-elemen desain yang diusulkan oleh arsitek lanskap adalah desain penanaman dan hardscape furniture. Site plan perbesaran dan foto referensi desain (imagery) kawasan main arrival dapat dilihat pada Gambar 32.

77 61 Gambar 32. Main Arrival Enlargment Plan dan Imageries (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 1. Elemen tanaman Secara keseluruhan, tanaman yang dipilih pada lokasi main arrival merupakan jenis tanaman tropis. Penanaman terdiri dari tanaman penutup tanah semak dan pohon-pohonan. Jenis tanaman yang ditonjolkan pada lokasi main arrival adalah pohon palem. Pohon palem dipilih berdasarkan jenis fisiknya yang mampu memberikan kesan ornamental tropis pada tapak. Selain itu pohon palem digunakan sebagai pengarah dan dengan tajuknya yang cukup tinggi diharapkan tidak menghalangi pengemudi saat masuk ataupun keluar tapak. 2. Hardscape furniture Terdapat beberapa hardscape furniture yang dirancang pada lokasi ini, yaitu Centre island/roundabout, guardhouse, signage, hardscape paving serta feature wall dan artworks.

78 62 a. Centre island/roundabout, berfungsi sebagai penghubung dan pengatur semua rute sirkulasi, baik yang mengarah ke area domestic maupun nondomestic. Central island ditanami pohon palem yang melingkar dan feature artwork ditengahnya sebagai point of interest pada gerbang awal penerimaan. b. Central guardhouse, berguna untuk memisahkan sirkulasi penghuni maupun tamu yang datang. Pemisahan ini berguna sebagai peningkatan kenyamanan dan keamanan bagi penghuni. c. Feature wall dan artworks yang mengelilingi tapak berguna untuk membatasi pandangan tapak dan memberikan kesan estetik tapak. d. Signage memiliki fungsi pemberi informasi nama lokasi tapak yang terletak pada feature wall. e. Hardscape paving yang digunakan merupakan jenis perkerasan modern dengan pola dan warna yang sederhana. Elemen perkerasan textured paving pada kawasan centre island memakai jenis paving cobble stone yang berfungsi sebagai feature dan memberikan perasaan kepada pengendara agar memperlambat kendaraannya. Gambar 33 merupakan gambar potongan lokasi main arrival. Potongan berguna untuk menunjukkan rancangan level lanskap, lebar jalan dan planting area, serta ilustrasi karakter tanaman, hardmaterial, artwork, dan furniture yang akan digunakan. Gambar 34 menyajikan gambar perspektif main arrival.

79 63 Gambar 33. Potongan Tapak Main Arrival dan Imagery (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 63

80 64 Gambar 34. Perspektif Main Arrival (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 64

81 65 Drop-off dan Garden Courtyard Area ini merupakan daerah bangunan perawatan kesehatan khusus bagi para lansia (Residential Care House for the Elderly (RCHE)). Lanskap pada lokasi mempertimbangkan penataan lanskap yang baik bagi kepentingan pengunjung maupun pasien yang dirawat. Gambar 35 merupakan site plan perbesaran area drop-off dan garden courtyard. Cakupan perancangan lanskap pada lokasi ini adalah perancangan jalur sirkulasi dan drop-off; spot/daerah penanaman; taman courtyard; dan teras tunggu. 1. Sirkulasi dan Drop-off Perancangan sirkulasi dimaksudkan untuk mempermudah pengguna jalan untuk masuk atau keluar area ini. Sirkulasi pada lokasi ini terdiri dari sirkulasi pedestrian dan sirkulasi mobil. a. Pada sirkulasi mobil, terdapat poket penanaman pada jalur masuk awal, berguna untuk mengatur sirkulasi kendaraan masuk dan keluar agar tidak terjadi konfik. Drop-off kendaraan di depan bangunan RCHE berguna untuk mengatur kendaraan ketika berbalik arah. Beberapa elemen desain drop-off di buat untuk meningkatkan kualitas visual, terdapat penanaman pohon palem massal, tanaman merambat dan beberapa artwork disekelilingnya. Pada lokasi ini juga di berikan ruang parkir dan sirkulasi keluar khusus (Gambar 35/Legenda no. 2) yang berdekatan dengan bangunan. Hal ini berguna untuk memudahkan ambulans atau kendaraan lainnya ketika memobilisasi pasien. b. Pada sirkulasi pedestrian, desain dibuat secara kontinyu dan meminimalkan konflik dengan sirkulasi mobil. Hal untuk memudahkan akses bagi manusia, baik yang datang dari area parkir maupun dari area EVA (Emergency Vehicle access). 2. Garden Courtyard Taman ini merupakan taman di antara bangunan RCHE yang berfungsi sebagai relaksasi pasien maupun pengunjung. Terdapat beberapa elemen pendukung lanskap, diantaranya elemen air, elemen tanaman dan elemen hardscape berupa timber deck, serta feature wall dengan air mancur. Elemen tanaman pada taman ini didominasi pohon palem dengan perpaduan tanaman semak

82 66 yang rapat (masif), selain itu terdapat pohon yang ditempatkan di area duduk timber deck sebagai pohon pemberi aksen. Timber deck berfungsi sebagai area duduk bagi pengguna. Disekeliling timber deck disajikan elemen air sebagai pemberi kesan estetis pada tapak. Feature wall dengan air mancur berguna untuk membatasi pandangan dengan drop-off. Selain itu air mancur memberikan suara gemericik yang memperindah suasana taman. Gambar potongan taman courtyard dapat dilihat pada Gambar Poket penanaman Poket penanaman merupakan ruang-ruang yang dapat dimanfaatkan sebagai penanaman. Beberapa tanaman berada di spot pengatur sirkulasi mobil (Gambar 35/Legenda no. 4). Tanaman pada poket penanaman ini dipilih berupa pohon jenis palem-paleman tinggi. Pohon palem tersebut diharapkan dapat mencapai pada level aktivitas diatasnya (level 1), sehingga memberikan kesan unik ketika pepohonan palem menonjol dari poket penanaman ini. Palempaleman yang dipilih merupakan jenis pohon palem yang toleran terhadap naungan karena terdapat banyak bangunan yang menghalangi masuknya sinar matahari. 4. Teras tunggu Teras tunggu merupakan area tunggu dan duduk-duduk. Terdapat beberapa furniture tempat duduk dan elemen hardscape diantaranya feature wall dan water feature. Feature wall digunakan sebagai penghalang pandangan ke arah drop-off dan ke arah area EVA. Water feature berfungsi untuk meningkatkan kualitas visual bagi pengguna teras tunggu ini. Gambar 36 menunjukkan gambar potongan pada garden courtyard, dan Gambar 37 menunjukkan perspektif di area drop-off.

83 67 Gambar 35. Drop-off dan Pocket Garden Plan (Non-Domestic Area) (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 67

84 68 Gambar 36. Potongan Tapak Pocket Garden Plan (Non-Domestic Area) (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 68

85 69 Gambar 37. Perspektif Drop-off (Non-Domestic Area) (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 81 69

86 70 Activities Area dan Pocket Gardens Lokasi ini merupakan bangunan villa berlantai tiga yang digunakan sebagai salah satu tempat tinggal lansia. Lanskap pada lokasi villa ini terdiri dari empat ruang lanskap utama, yaitu pocket garden, cluster node, tower lounge dan kawasan penyangga (buffer). Gambar 38. Activitiy Areas/Pocket Gardens (Domestic Area) Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 1. Pocket garden, merupakan ruang terbuka yang berlokasi di batas antara bangunan villa dengan area parkir. Perancangan lanskap pada pocket garden ini berupa kombinasi penanaman massal yang berguna sebagai healing landscape atau lanskap yang bermanfaat sebagai relaksasi lansia. Kombinasi ini diantaranya penanaman pohon bambu secara massal, green wall, tanaman

87 71 penutup tanah rendah, pepohonan bertajuk dan berbagai palem tinggi yang ditanam dengan pola informal. Penanaman ini juga berguna sebagai penghijauan yang berfungsi untuk membatasi hunian villa dengan area parkir. Penanaman jenis bambu dipilih karena memiliki bentuk yang unik ketika ditanam secara massal. Selain itu tanaman bambu juga toleran terhadap naungan. Gambar 39. Imagery Activitiy Areas dan Pocket Gardens (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 2. Tower lounge adalah lanskap di sekitar lift dan tangga yang menuju ke bangunan tower berlantai 10. Lanskap yang di usulkan pada ruang ini berupa taman healing/terapi. Tema lanskap yang dipakai berupa dry landscape dan water pond sebagai healing dan relaksasi bagi lansia. Beberapa furnitur tempat duduk disajikan sebagai tempat bersantai. Penggunaan material deck berfungsi mempercantik material keras. Selain itu feature water dengan water spout juga digunakan sebagai salah satu feature yang memberikan kenyamanan dengan menimbulkan suara gemericik air.

88 72 3. Kawasan penyangga (buffer) merupakan daerah penyangga yang membatasi langsung antara ruangan terbangun dengan lanskap lahan basah (wetland park) selebar 30 meter. Fungsi dari ruang terbuka ini dapet dilihat dari dua aspek, pertama fungsi aktivitas manusia dan kedua fungsi fisik. a. Dilihat dari fungsi aktivitas manusia, aktivitas yang dapat dilakukan di kawasan ini bersifat rekreasi aktif, seperti mini golf, yoga, jogging, senam, maupun aktifitas rekreasi pasif berupa duduk-duduk dan piknik. b. Fungsi fisik buffer adalah untuk memelihara dua daerah sehingga menghindari efek negatif yang ditimbulkan antara kedua pengguna daerah tersebut. Beberapa fungsi dari buffer ini diantaranya, menghindari pencemaran terhadap biodiversitas wetland park, sebagai kawasan resapan air, sebagai ameliorasi iklim mikro yang baik, serta sebagai pereduksi bising. Pola penanaman pada kawasan buffer terdiri dari berbagai pola yang membentuk ruang arsitektural. Pola-pola penanaman ini terdiri dari pola grid pada pohon bertajuk, pola informal pada pepohonan palem, pola menutup pada penanaman semak, serta pola menutup pada pepohonan boundary disekitar batas properti tapak dengan kawasan wetland park. a. Penanaman pola grid bertujuan untuk memberikan ruang berkanopi atau beratap bagi pejalan kaki. b. Pola informal pada penanaman palem berguna sebagai pemberi aksen atau point of interest. c. Penanaman pola menutup pada semak berfungsi agar memberikan ruang semi privat bagi pengguna tapak lawn area pada masing-masing cluster. d. Penanaman pohon boundary pada batas tapak berguna agar membatasi kawasan tapak pengembangan dengan kawasan wetland park. 4. Cluster node merupakan spot ruang terbuka yang bersifat semi-private. Semiprivate merupakan ruang terbuka yang digunakan bersama-sama secara terbatas pada ketetanggan lingkup cluster. Cluster node ini terbentuk oleh cluster bangunan yang membentuk U. Gambar perspektif pada taman cluster node dapat dilihat pada Gambar 40.

89 73 Gambar 40. Perspektif Cluster Node (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Enlargment plan pada level 1 dan level 3 terdiri dari central amenity; retail experience; drop-off dan entry experience; serta podium park. Gambar 41 merupakan keyplan dari keempat kawasan tersebut. Gambar 41. Key Level 1 dan Level 3 Enlargement Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

90 74 Central Amenity Central amenity merupakan ruang terbuka yang memiliki lokasi di tengahtengah tapak pengambangan. Raung terbuka ini menghubungkan antara bangunan pelayanan dan hotel (kawasan non-domestik) dengan bangunan hunian (area domestik). Pemanfaatan area ini berupa berbagai penggunaan pasif dan aktif. Diantaranya adalah open lawn dan amphitheatre sebagai ruang aktif. Selain itu kawasan lainnya, seperti pavilion, sitting area, dan deck sebagai ruang pasif. Gambar 42 menyajikan gambar perbesaran site plan central amenity. Lingkup perancangan lanskap central amenity terdiri dari perancangan penanaman, perancangan muka dasar (terdiri dari open lawn, dan elemen air), dan perancangan elemen hardscape furniture (terdiri dari sirkulasi jalan, artworks furniture, pavilion, timber deck, sitting area, dan amphitheatre. Gambar 42. Central Amenity Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

91 75 1. Perancangan penanaman Central amenity berada tepat diatas kawasan parkir. Berkaitan dengan hal ini, perancangan pada penanaman diperlukan studi yang cermat berkaitan dengan kebutuhan media tanah dan jenis tanaman yang akan digunakan. Secara keseluruhan, tebal tanah yang dibutuhkan pada tiap tanaman diperkirakan memerlukan kedalaman minimum 1,2 meter. Hal ini berguna untuk menyediakan media tanah yang cukup bagi tanaman. Tanaman yang dipilih diantaranya tanaman jenis palem-paleman, berbagai pohon-pohon rendah dan semak, serta dua pohon aksen pada tapak (feature trees). Pada sekeliling tapak, tanaman yang diusulkan berupa tanaman palem, pohon sedang dan berbagai semak yang dikombinasikan dengan pola masif. Sedangkan pada pohon aksen digunakan jenis pohon Ficus benjamina. Kedalaman tanah yang diusulkan untuk pohon Ficus benjamina adalah sekitar 2,5 meter. Kombinasi penanaman pada lokasi ini mengikuti konsep penanaman hutan hujan tropis. Gambar 43 merupakan gambar potongan central amenity dan Gambar 44 dan 45 merupakan gambar perspektif central amenity. 2. Perancangan muka dasar tapak Muka dasar tapak lokasi ini secara umum terdiri dari muka tanah dan muka air yang berada di atas struktur. Pada muka tanah penggunaannya meliputi lawn area, struktur jalan, dan daerah penanaman. Kedalaman minimum yang diusulkan pada muka tanah adalah 1,2 meter. Hal ini bertujuan agar memberikan kedalaman yang cukup bagi tanaman. Pada muka air berfungsi sebagai pembentuk lagoon artifisial. Kedalaman yang diusulkan maksimum adalah 50 cm. Hal ini merupakan ketinggian maksimum agar tidak memiliki beban terlalu berat pada struktur. Drainase air yang diusulkan adalah menggunakan oculus feature (lubang terbuka yang mengalir ke kawasan parkir). 3. Hardscape Furniture Material keras yang dipakai terdiri dari jalur sirkulasi, berupa paving dan deck, serta artworks, feature wall, pavilion, dan planter boxes.

92 76 Gambar 43. Potongan Tapak Central Amenity (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 76

93 77 Gambar 44. Perspektif Tapak Central Amenity (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 77

94 78 Gambar 45. Perspektif Tapak Central Amenity (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 78

95 79 Gambar 46. Central Amenity Imagery (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 79

96 80 Retail Experience Retail experience merupakan pusat komersial yang digunakan bagi penghuni maupun pengunjung luar. Kawasan ini belokasi di area non-domestik, dan 1 level berada diatas ground level. Lingkup perancangan lanskap pada lokasi tapak ini terdiri dari desain akses dan sirkulasi, desain focal point, dan penanaman. 1. Akses dan sirkulasi Akses dirancang agar pengunjung dapat masuk ke kawasan komersial dengan mudah. Akses masuk kawasan ini terdiri dari akses bagi penghuni dan akses bagi pengguna dari luar tapak. Terdapat 5 akses masuk ke kawasan ini, diantaranya 2 akses dari kawasan penghuni dan 3 akses dari luar tapak. 2. Focal point Focal point yang didesain berfungsi sebagai feature tapak. Perancangan focal point yang diusulkan diantaranya adalah decorative water feature dan water jet fountain (Legenda 2 dan 9/Gambar 47). 3. Penanaman Konsep penanaman pada kawasan ini berupa tanaman dalam pot, dan penanaman tanaman palem yang berasal dari ground level. Konsep penanaman tanaman yang berasal dari ground level dapat dilihat pada Gambar 48 potongan tapak.

97 81 Gambar 47. ND. Retail Experience Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 81

98 82 Gambar 48. Potongan Tapak Retail Experience (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 82

99 83 Drop-off dan Entry Experience Drop-off dan entry experience berlokasi di area domestik. Drop-off merupakan tempat kendaraan menurunkan/menaikkan penumpang. Sedangkan Entry experience merupakan jalur jalan penghuni memasuki bangunan perumahan. Rekomendasi penanaman pada area drop-off berupa tanaman penaung pada drop-off dan pembatas pada batas properti tapak dengan kawasan luar (pedestrian). Penanaman pada entry experience berupa penanaman masif di kanan kiri jalan masuk. Pananaman padat berfungsi sebagai relaksasi dan sebagai aspek bagi pengguna jalan, terutama lansia, dapat dilihat pada gambar potongan (Gambar 50). Lokasi tapak yang berdekatan dengan pedestrian di luar memerlukan penanaman pembatas agar memberikan kenyamanan bagi pengguna jalur terluar. Tanaman pembatas yang digunakan yaitu penanaman greenwall dan penanaman palem-paleman yang toleran terhadap naungan, seperti slinder palm dan Raphis excelsa. Penanaman ini dapat dilihat pada gambar potongan (Gambar 51). Gambar 49. Drop-off dan Entry Experience Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

100 84 Gambar 50. Potongan Tapak Entry Experience (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) Gambar 51. Potongan Tapak Drop-off Podium (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang)

101 85 Podium park/roof Garden Podium park/roof garden, merupakan ruang terbuka berlokasi di atas area parkir. Beberapa fungsi ruang yang di desain pada podium park diantaranya privat terrace, open lawn, seating pavilion, pathway, feature tree planting, dan lawn bowling area. Private terrace adalah halaman yang digunakan sebagai area privat bagi penghuni..open lawn sebagai ruang transisi antara ruang privat dan ruang semi-privat. Seating pavilion diperuntukkan sebagai kawasan pasif, duduk-duduk dan berkumpul. Lawn bowling area, merupakan area aktif permainan bowling dengan lapangan rumput. Sedangkan roof garden merupakan peananaman di atas villa sebagai peningkat kualitas visual. Gambar 52 merupakan site plan podium park/roof garden. Gambar 53 merupakan gambar potongan tapak dan Gambar 54 menyajikan gambar perspektif. Gambar 52. Podium Park dan Roof Garden Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

102 86 Gambar 53. Potongan Tapak Podium Park (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 86

103 87 Gambar 54. Perspektif Podium Park/Roof Garden (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 87

104 88 Gambar 55. Podium Park/Roof Garden Imagery (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 88

105 Imagery Boards Imagery Boards merupakan foto-foto referensi desain yang disusun oleh Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. dan diajukan kepada klien sebagai gambaran untuk desain lanskap yang akan diterapkan pada tapak. Imagery boards merepresentasikan jenis karakter material hardscape dan softscape yang akan dipakai, serta gambar-gambar suasana yang memberikan kesan lanskap yang akan terbentuk. Imagery boards pada proyek tahap preliminary concept design terdiri dari imagery board nightscape character, imagery board hardscape character dan imagery board tanaman yang akan digunakan. a. Nightscape Character Imagery board nightscape character merupakan foto-foto tapak yang merepresentasikan karakteristik suasana lanskap pada malam hari. Karakteristik lanskap pada malam hari ini berkaitan dengan konsep pencahayaan. Dilihat dari estetiska, pencahayaan dapat memperindah suasana lanskap pada malam hari. Sedangkan dari segi fungsional, pencahayaan mempengaruhi keselamatan dan keamanan pengguna tapak. Imagery boards Nightscape character ditampilkan pada Gambar 56. Gambar 56. Imagery Boards Nightscape Character (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.)

106 90 b. Hardscape Character Imagery karakter hardscape lanskap pada proyek ini terdiri dari hardscape paving, dinding, keramik, dan curb. Secara umum hardscape yang akan dipilih memiliki karakter yang modern dengan pola dan warna yang sederhana. Gambar 57 menyajikan gambar hardscape character. Gambar 57. Imagery Boards Hardscape Character (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) c. Softscape Character Imagery softscape merupakan foto katalog rekomendasi penggunaan taman yang diberikan oleh BCI Singapore dan di revisi oleh arsitek lanskap lokal di Hong Kong (KNA). Rekomendasi tanaman pada preliminary concept design merupakan jenis tanaman tropis yang hijau sepanjang tahun. Pemilihan jenis tanaman tropis ini selain sebagai penguat konsep tropis pada tapak, juga memberikan efek visual hijau yang teduh. Daftar nama-nama tanaman yang akan dipakai dikategorikan berdasarkan jenis tanaman pohon, tanaman palem, tanaman semak, tanaman penutup tanah, tanaman merambat, tanaman akuatik. Serta tanaman dengan kategori yang toleran terhadap naungan yang akan digunakan pada lokasi-lokasi penanaman yang terhalang oleh bangunan atau kurang cahaya.

107 91 1. Tanaman pohon Pada jenis tanaman pohon merupakan tanaman jenis penaung, pembatas, dan beberapa jenis pohon sebagai pemberi aksen pada lanskap. Berikut ini adalah imagery jenis pohon yang akan di tanam pada tapak. Gambar 58 menunjukkan imagery boards tanaman jenis pohon yang akan digunakan. Gambar 58. Imagery Boards Pohon (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.)

108 92 2. Tanaman palem Tanaman jenis palem merupakan tanaman yang mencirikan karakter lanskap tropis. Tanaman palem terdiri dari jenis palem jenis pohon, palem jenis perdu, dan palem jenis semak. Gambar 59 menyajikan imagery boards tanaman jenis palem-paleman yang akan digunakan. Gambar 59. Imagery Boards Palem (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) 3. Tanaman semak Tanaman semak merupakan salah satu tanaman yang paling digunakan untuk menimbulkan penanaman hijau secara massal. Pada proyek ini terdapat berbagai jenis tanaman semak yang variatif dengan ketingian berkisar antara 30 cm 2,5 m. Terdapat tanaman semak berbunga dan tanaman semak hijau. Gambar 60 merupakan katalog tanaman jenis semak yang akan digunakan pada tapak.

109 93 Gambar 60. Imagery Boards Semak (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) 4. Tanaman penutup tanah Jenis tanaman penutup tanah yang dipilih umumnya memiliki ketinggian maksimal sekitar 30 cm. Gambar 61 menunjukkan katalog tanaman yang akan dipakai di tapak.

110 94 Gambar 61. Imagery Boards Penutup Tanah (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) 5. Tanaman Merambat Tanaman merambat yang dipilih umumnya untuk penanaman pada green wall. Tanaman merambat yang dipakai pada proyek ini berguna sebagai estetika. Beberapa tanaman yang dipakai diantaranya tanaman merambat berbunga dan tanaman merambat tidak berbunga. Gambar 62 menunjukkan tanaman merambat yang akan dipakai di tapak. 6. Tanaman akuatik Tanaman akuatik yang diusulkan terdiri dari sembilan spesies. Penanaman tanaman akuatik dilokasikan pada central amenity yang memiliki kolam seperti lagoon. Gambar 63 merupakan imagery boards tanaman akuatik yang diusulkan pada tapak. 7. Tanaman toleran terhadap naungan Tanaman toleran naungan ini merupakan rekomendasi daftar tanaman yang digunakan pada lokasi-lokasi ruang penanaman yang memiliki cahaya kurang. Daftar tanaman toleran terhadap naungan yang akan dipakai di kategorikan manjadi tanaman jenis pohon, tanaman jenis palem, tanaman jenis bambu, tanaman sebagai aksen, tanaman semak dan tanaman penutup

111 95 tanah. Gambar 64 menunjukkan jenis tanaman yang toleran terhadap naungan yang akan di pakai di tapak. Gambar 62. Imagery Boards Tanaman Merambat (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) Gambar 63. Imagery Boards Tanaman Akuatik (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.)

112 Gambar 64. Imagery Boards Toleran terhadap Naungan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) 96

113 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap Elderly Community Housing, keunikan perancangan terletak pada tema tapak, yaitu Modern Tropical Resort. Alasan pemilihan tema Modern dan Tropical ini bertujuan sebagai ikon serta pemberi karakter pada kawasan Tin Shui Wai yang memiliki iklim sub-tropis. Tema Resort didasarkan pada pemanfaatan potensi alam disekeliling kawasan yang berupa ruang terbuka hijau, sehingga pengguna dapat merasakan kenyamanan hidup seperti di kawasan resort. Seperti yang dikatakan oleh Tan (1995) bahwa disamping budaya dan event, alam (scene) merupakan salah satu potensi lanskap yang dapat dijual pada sebuah resort. Pada tema Modern dittitikberatkan kedalam perancangan arsitektural dan elemen keras. Sedangkan Tropical Resort dititikberatkan pada perancangan lanskap. BCI mewujudkan tema Tropical Resort dengan merancang material softscape dengan jenis-jenis tanaman tropis. Selain itu pembukaan potensi pemandangan (scenery) disekeliling ruang lanskap sebagai borrowed landscape memberikan kesan resort tersendiri. Pada perancangan penanaman tanaman tropis BCI memberikan usulan penanaman yang memiliki ciri khas tropis, terdiri dari: 1. Penanaman semak padat dan beragam. 2. Penanaman jenis pohon-pohon peneduh yang hijau sepanjang tahun. 3. Penanaman palem-paleman sebagai tanaman ornamental tropis. Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

114 98 Keuntungan penerapan tema Modern Tropical Resort pada tapak Elderly Community Housing adalah meningkatkan karakteristik tapak sebagai ikon di daerah Tin Shui Wai, yang sebenarnya memiliki jenis iklim sub-tropis. Tema ini dinilai unik, sehingga dapat meningkatkan daya jual terhadap calon pengguna tapak. Kekurangan pada tema ini adalah tidak adanya konsep kebudayaan lokal Cina sebagai pengikat budaya lokal Cina pada tapak. Hal ini dikarenakan permintaan klien yang mengikuti perkembangan kota Hong Kong yang mengarah kepada kota modern. Tema tropis yang diusulkan oleh BCI tentunya memiliki kesulitan sendiri pada implementasi lapang di tapak, yaitu adaptasi tanaman tropis yang lebih sulit pada tapak sub-tropis dan membutuhkan biaya yang mahal untuk perawatan penanaman jenis tanaman tropis. Untuk mengatasi masalah ini, BCI meninjau kembali jenis-jenis tanaman dengan memberikan rekomendasi penanaman kepada konsultan lanskap lokal di Hong Kong untuk memastikan dan memeriksa jenis tanaman tropis yang umum ditanam di Hong Kong. Selain tema perancangan, BCI juga selalu berupaya untuk menghasilkan tapak yang fungsional serta ramah terhadap lingkungan sekitarnya. BCI selalu berusaha menyelaraskan antara kebutuhan klien dengan keadaan tapak dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di tapak yang akan dirancang. Pada proyek Elderly Community Housing, terdapat tiga tujuan utama yang ingin dicapai dan berikut penyelesaian oleh BCI, yaitu: 1. Mengupayakan tapak yang berkelanjutan. BCI merekomendasikan pemindahan pohon eksisting (transplanting) ke kawasan penyangga (buffer). Manfaat dari transplanting ini adalah salah satu upaya keberlanjutan (sustainability) tapak. Keuntungan dari transplanting ini adalah: a. Mengurangi pembelian tanaman yang berasal dari lokasi lain, b. Mengurangi pembiayaan pengangkutan tanaman dari luar tapak, c. Adaptasi pohon yang di transplanting di kawasan yang sama jauh lebih mudah pada pemeliharaan awal dalam kondisi iklim mikro yang sama, d. Sebagai salah satu pemanfaatan ulang pohon dengan mengurangi pembuangan pohon dengan percuma.

115 99 2. Memanfaatkan ruang terbuka yang terdiri dari area aktif dan pasif yang dapat digunakan oleh pengguna tapak. BCI merancang kawasan buffer tidak hanya dimanfaatkan sebagai kawasan penanaman pohon sebagai penyangga, namun juga dapat dapat dipakai sebagai ruang rekreasi aktif dan pasif. Dalam mewujudkan hal itu, BCI mengajukan pola penanaman pohon yang mampu membentuk ruang arsitektural pada area penyangga. Sesuai dengan yang dikatakan Booth (1983), bahwa tanaman mampu mengorganisasikan ruang yang diinginkan, seperti terbuka, tertutup, monumental, dan intim. Pola penanaman diterangkan pada gambar Menyediakan kawasan lanskap yang mampu memberikan aspek kesehatan. Dengan penanaman tropis yang lebat dan bervariasi serta penggunaan teknologi green wall dan roof garden merupakan hal penting untuk memaksimalkan kualitas pandangan sebagai aspek kesehatan. Penanaman ini diharapkan memberikan respon relaksasi terhadap lansia. Sesuai dengan yang dikatakan oleh Mitrione (2005), bahwa pembukaan terhadap pemandangan alam dan penghijauan berkaitan dengan pengurangan respon terhadap stress psikologis. Respon ini terkait dengan pengobatan, bahwa semakin banyak persentase penghijauan yang berlawanan dengan perkerasan, maka semakin besar kemungkinan terjadinya relaksasi. Respon ini dipercaya tertanam di dalam sistem saraf untuk bertahan hidup di lingkungan yang disenangi. Selain itu penghijauan menciptakan ketenangan dan ruang yang tertutup untuk memfasilitasi pengalaman mediasi. Gambar 66. Pola Penanaman Pada Area Buffer

116 100 Berdasarkan produk perancangan yang telah dipelajari pada perancangan lanskap Elderly Community Housing, terdapati nilai tambah bagi BCI dalam menciptakan produk, yaitu: 1. Menciptakan tema tapak yang unik. 2. Peduli terhadap lingkungan untuk mengupayakan keberlanjutan tapak. 3. Memanfaatkan ruang lanskap dengan maksimal baik bagi ruang aktif maupun pasif. 4. Menyediakan ruang lanskap sesuai kebutuhan pengguna tapak. 6.2 Proses Perancangan Arsitek lanskap akan bekerja dalam serangkaian analisis dan pemikiran kreatif untuk mencapai hasil integrasi yang sesuai antara elemen desain arsitektur lanskap yang satu dengan yang lainnya, antara tapak dengan kebutuhan klien. Serangkaian analisis dan pemikiran ini disebut dengan design process (proses perancangan). Proses perancangan ini akan membantu arsitek lanskap sampai pada penyelesaian perancangan yang secara kolektif memanfaatkan semua elemen desain untuk memenuhi kebutuhan proyek dengan cara yang efektif dan memuaskan secara estetik (Booth, 1983). Proses perancangan lanskap di BCI memiliki beberapa tahapan terstruktur yang menjadi standar bagi perusahaan BCI. Proses ini didapat melalui pengalaman BCI selama bertahun-tahun dalam melakukan kegiatan perancangan. Proses perancangan secara berurutan dimulai dari proses mobilization, design process, working drawing, implementation, hingga proses maintenance. Proses ini memiliki persamaan dengan proses yang dinyatakan oleh Booth (1983). Meskipun pada pencapaian tiap proses berbeda-beda, namun secara garis besar alur dari proses perancangan lanskap memiliki persamaan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Motloch (2001), setiap perancang memiliki cara yang berbeda dalam merancang, namun secara garis besar terdapat persamaan pada setiap tahap perancangan yang berupa sekuens yang berulang. Pada proyek Elderly Community Housing, proses perancangan dilaksanaan dengan beberapa penyederhanan dari proses standar yang dimiliki BCI. Penyederhanaan proses ini sebagai strategi penghematan waktu dan biaya bagi

117 101 klien. Proses yang dilewati oleh BCI terdiri dari proses tender dan proses pemeliharaan. Proses tender tidak dilaksanakan karena proyek merupakan penunjukkan langsung. BCI juga tidak melaksanakan proses pemeliharaan awal dikarenakan pembagian lingkup kerja oleh konsultan lanskap Hong Kong, KNA yang bertindak sebagai lead consultant. Pemeliharaan awal akan dilaksanakan oleh konsultan lokal KNA sebagai strategi penghematan waktu dan biaya. Proses yang dilewati oleh BCI sebenarnya dilaksanakan oleh konsultan KNA, sehingga dengan pembagian spesialisasi pekerjaan, dapat dikatakan proses yang dilakukan pada perancangan lanskap proyek ini telah lengkap. Dengan adanya dua konsultan lanskap yang terlibat dalam proyek menghasilkan proses perancangan lanskap yang lebih baik. KNA juga memberikan masukkan (review) terhadap proses perancangan yang dilakukan BCI. Dengan demikian proses perancangan yang dilakukan masing-masing konsultan memberikan pekerjaan yang efektif, dalam hal waktu dan tanaga menjadi lebih ringan, serta produk perancangan lebih maksimal. Selain KNA dan BCI, proyek ini juga melibatkan konsultan arsitek bangunan, yaitu AGC dan WATG. AGC dan KNA berperan sebagai lead consultant, sedangkan BCI dan WATG berperan sebagai sub-consultant. Pada proyek ini lead consultant memiliki hubungan langsung dengan klien. Spesialisasi pekerjaan lead consultant lebih banyak berperan dalam survey dan analisis tapak serta pembuatan masterplan, sedangkan sub-konsultan mengerjakan proses perancangan studio. Proses perancangan studio oleh BCI dan WATG sebagai subconsultant dilakukan secara bersamaan, sehingga menghasilkan proses perancangan terintegrasi antara bangunan dan lanskapnya. Hasil dari perancangan ini di selalu dikomunikasikan kepada lead consultant untuk mendapatkan masukan, hal ini memberikan keuntungan bagi sub-consultant yang tidak perlu membuat alternatif desain. Setelah perancangan studio selesai, lead consultant akan mengajukan presentasi kepada klien. Proses perancangan studio yang dilakukan BCI tidak terlepas dari data tertulis yang diperoleh dari konsultan terkait, terdiri dari data vegetasi yang didapat dari KNA, peta dasar dan level yang didapat dari AGC, serta pemodelan 3D dan perancangan skematik didapat dari WATG. Dengan data tersebut

118 102 mempermudah BCI melakukan perancangan lanskap. BCI sebagai sub-consultant tidak melaksanakan analisis tapak biofisik dan sosial, karena telah dihasilkan oleh lead consultant. Analisis yang dilakukan oleh BCI merupakan studi ruang eksterior terhadap gambar perancangan yang dihasilkan arsitek WATG. Studi ini fungsinya sebagai dasar dari pengembangan perancangan lanskap. Analisis terdiri dari studi ruang terbuka/lanskap, studi sirkulasi/aksesibilitas dan studi peletakkan furnitur eksterior. Setelah kegiatan analisis selesai, ditentukan tema dan karakter tapak yang akan dirancang. Tema ini dihasilkan dari kesepakatan antara klien dan seluruh konsultan. Tema tapak yang didapat adalah modern tropical resort yang akan mempersatukan rancangan lanskap dan bangunan yang terintegrasi. Kemudian dilakukan penetapan dan tujuan fungsional lanskap yang akan di rancang oleh BCI. Ketiga komponen, yaitu data, analisis, serta konsep yang telah didapat di kembangkan kedalam gambar sketsa perancangan awal (preliminary concept design). Perancangan arsitektur pada proyek ini sangat berpengaruh terhadap kondisi lanskap yang akan dirancang. Pemahaman tapak oleh pihak arsitek AGC sebagai lead consultant perlu mengetahui pentingnya kawasan lanskap bagi pengguna tapak. Pada pekerjaan masterplan, perancangan bangunan perlu memperhatikan kondisi lanskap yang akan disediakan. Dalam proyek ini, perancangan bangunan yang dilakukan arsitek AGC telah memperhatikan penyediaan ruang lanskap, sehingga memudahkan arsitek lanskap dalam merancang kawasan lanskapnya. Tipikal bangunan yang dirancang oleh arsitek berbentuk cluster bangunan dengan huruf U sebagai pembentuk ruang lanskap. Keuntungan dalam mendesain bangunan dengan cluster bentuk U adalah menciptakan ruang lanskap semi-private atau ruang lanskap khusus bagi penghuni cluster. Hal ini membentuk ruang ketetanggaan antar penghuni, sehingga terjadi interaksi sosial yang baik. Cluster juga di arahkan ke timur laut tapak sehingga memberikan fokus pandangan kearah good view (ruang terbuka hijau). Gambar 67 menunjukkan bentuk perancangan cluster bangunan dengan huruf U.

119 103 Gambar 67. Cluster Bangunan Berbentuk U pada Area Domestik McCahon (1986) mengatakan cluster unit yang dikelompokkan secara bersama-sama mendorong keramah-tamahan antar tetangga. Bentuk cluster sabit, U, atau L akan membentuk ketetanggan yang lebih kecil dalam satu lingkup perumahan dan mendefinisikan secara jelas lingkungan bersama pada grup ketetanggan. Ketetanggan yang terbentuk ini menjadi tahu satu sama lain dan berbagi rasa kebersamaan dan tanggungjawab atas kelompok rumah mereka. Booth (1983) mengatakan bentuk cluster bangunan terbuka pada salah satu sisi akan membentuk ruang terbuka dan memberikan keuntungan fokus, arah yang kuat dan orientasi menghadap kepada fitur menonjol pada lanskap terluar.

120 104 Gambar 66. Bentuk Cluster U (Sumber: McCahon, 1986) Gambar 67. Cluster U pada Bangunan Menciptakan Pandangan Fokus (Booth, 1983) 6.3 Pencapaian Kegiatan Magang Mahasiswa magang dilibatkan langsung pada pengerjaan desain berbagai proyek. Kegiatan magang bertepatan dengan beberapa proyek pada tahap awal yang dikerjakan oleh BCI dengan deadline yang hampir bersamaan. Sehingga mahasiswa magang banyak terlibat pada proses perencanaan awal yaitu preliminary concept design dan final concept design. Kegiatan magang dibimbing oleh staf BCI, baik Managing Director, Associate, Project manager maupun Arsitek Lanskap. Selain membantu proses desain pada penggambaran siteplan, mahasiswa juga mendapat tugas membuat model perspektif, skematik studi, serta penggambaran potongan (section) dan elevasi. Pada setiap proyek, penggambaran

121 105 terdiri pada tahapan preliminary concept design dan final concept design. Teknik penggambaran mengikuti standar penggambaran di BCI Singapura. Penggambaran banyak menggunakan teknik hand drawing dan dikombinasikan dengan grafis komputer. Teknik penggambaran hand drawing pada BCI dilakukan diatas kertas tracing paper, kemudian setelah penggambaran selesai, dilakukan scanning ke komputer lalu di print diatas vellum paper untuk diwarnai dengan marker, kemudian gambar di scan kembali dan diberi pengeditan akhir di program Adobe Photoshop CS3 kemudian di lakukan layout oleh tim grafis pada Adobe InDesign untuk dijadikan bahan persentasi. Dengan alat dan bahan, serta teknologi yang dimiliki oleh BCI, proses perancangan lanskap di studio menjadi mudah. Teknik penggambaran yang diterapkan di BCI antara kombinasi hand-drawing dan komputerisasi efisien, sehingga dapat mempercepat waktu perancangan lanskap. Dengan pembagian pekerjaan pada tiap tim, memberikan hasil akhir produk persentasi yang maksimal. Kekurangan yang didapat pada saat magang adalah pembelajaran mahasiswa terhadap pengerjaan gambar detail konstruksi tidak banyak dikarenakan deadline pekerjaan tahap preliminary concept design yang banyak pada setiap proyek. Selain itu mahasiswa tidak melakukan tinjauan lapang terhadap proyek-proyek yang sedang dilaksanakan BCI.

122 106 BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Kegiatan magang yang dilakukan di Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. telah bertujuan untuk meningkatkan softskill serta keterampulan merancang dalam lingkup keprofesian arsitektur lanskap, khususnya pada proses perancangan lanskap Elderly Community Housing di hong Kong. Dengan mempelajari proses perancangan lanskap, dapat meningkatkan keterampilan dan pengalaman dalam proses kerja perancangan, presentasi dan penyajian produk perancangan yang baik. Proses perancangan suatu proyek dapat terjadi dalam suatu organisasi proyek yang terdiri dari lead consultant dan sub-konsultan. Keterlibatan berbagai konsultan terkait ini dapat menghasilkan waktu dan biaya kerja perancangan tapak lebih efektif. Pembagian spesialisasi kerja proses perancangan akan mempersingkat waktu perancangan dan memberikan hasil produk yang baik. Pada proyek ederly community housing, BCI berperan sebagai sub-konsultan dalam perancangan lanskap di studio. Untuk menghasilkan usulan perancangan, BCI telah mendapatkan data yang cukup dari konsultan arsitek, sehingga dalam proses perancangan lebih mudah. Usulan perancangan awal yang dihasilkan oleh BCI didasarkan pada tiga komponen, yaitu data fisik, analisis dan konsep tapak yang akan dikembangkan. Produk perancangan sangat dipengaruhi oleh keselarasan kerja sama antar konsultan. Setelah berperan aktif dalam proses preliminary concept design pada proyek Elderly Community Housing, penulis mendapat pengetahuan tentang proses merancang perumahan bagi lansia. Konsep perancangan lanskap Elderly Community Housing memiliki tema Modern Tropical Resort. Tema ini dinilai tema yang unik sehingga dapat meningkatkan karakteristik tapak sebagai ikon kawasan, serta meningkatkan daya tarik bagi calon pengguna tapak. Hal yang dipelajari di BCI dalam merancang sebuah lanskap, terutama pada perancangan lanskap Elderly Community Housing adalah: 1. Menciptakan konsep yang unik

123 Peduli terhadap lingkungan untuk mengupayakan keberlanjutan tapak. 3. Memanfaatkan ruang lanskap dengan maksimal baik bagi ruang aktif maupun pasif. 4. Menyediakan ruang lanskap sesuai kebutuhan pengguna tapak. Kegiatan magang tidak hanya untuk mempelajari kegiatan perancangan lanskap di studio, tapi juga mempelajari sikap profesionalisme dan tanggung jawab di dunia kerja yang sesungguhnya. Kegiatan magang dinilai dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bagi mahasiswa magang Saran Kegiatan magang di perusahaan konsultan arsitektur lanskap merupakan kegiatan yang dapat mempelajari proses perancangan lanskap secara teknis dan memberikan pengetahuan serta mengasah profesinalisme didalam dunia pekerjaan yang sesungguhnya. Pemberian tutoring oleh pihak perusahaan magang secara terprogram kepada mahasiswa magang akan mampu menghindari kebingungan mahasiswa magang. Kegiatan magang yang selama 13 minggu cukup singkat dibandingkan dengan waktu proyek yang dikerjakan, perpanjangan waktu magang bisa menjadi pertimbangan untuk mahasiswa magang selanjutnya.

124 108 DAFTAR PUSTAKA [Anonim]. 2010a. Hong Kong. [terhubung berkala]. org/wiki/hong_kong. [7 Desember 2010]. [Anonim]. 2010b. Hong Kong Geography and Climate. [Terhubung Berkala] org/wiki/hong_kong#geography_and_climate. [2 Januari 2011]. [Anonim]. 2010c. Architecture of Hong Kong. [Terhubung Berkala] [2 Januari 2011]. [Anonim]. 2010d. Landscape. [terhubung berkala]. org/wiki/landscape. [10 Januari 2011]. [Anonim]. 2010e. Landscape Architect. [terhubung berkala]. org/wiki/landscape_architect. [10 Januari 2011]. [Anonim] Belt Collins International. [Terhubung Berkala]. [7 Desember 2010]. Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd Elderly Community Project at Wetland Park Package. [Tidak Dipublikasikan]. Bertauski, T Plan Graphics for the Landscape Designer. New Jersey: Pearson Education, Inc. 258hal. Booth, NK Basic Elements of Landscape Architectural Design. Ohio State University. New York. 315hal. Echols JM, Shadily H Kamus Inggris-Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 521hal. Elsaerodji, F Fasilitas Perumahan Bagi Lansia: Sebuah Pemikiran. [terhubung berkala]. [7 Desember 2010]. Gold, SM Recreation Planning and Design. New York.: McGraw-Hill Book Company. 164hal. Hakim R, Utomo H Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap:Prinsip- Unsur dan Aplikasi Desain. Bumi Aksara. Jakarta. 250hal. Hannebaum, L Landscape Design: A Practical Approach. New Jersey: Prentice Hall. 466hal. Laurie, M Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan (Terjemahan). Bandung: Intermedia. 138 hal.

125 109 McCahon, Shona Home and Independence the Landscape Design of Grouped Housing for the Elderly. [Tesis]. Landscape Architecture Department, Unifersity of Cantebury. New Zealand. Lincoln University Open Library. Mitrione, Steve Design, Landscape, and Health. [terhubung berkala]. [7 Desember 2010] Motloch, John L Introduction to Landscape Design Second Edition. John Wiley and Sons, Inc. Canada. 375hal. Reid, GW Form Concept to Form in Landscape Design. Van Nostrand Reindhold. New York. 162hal. Reid GW Grafik Lansekap (Terjemahan). Erlangga. Jakarta. 216hal. Sharky, Bruce G Ready, Set, Practice Elements of Landscape Architecture Professional Practice. New York: McGraw Hill Book Company. 272hal. Simonds, J.O Landscape Architecture A Manual of Site Planning and Design. Mc-Graw-Hill Book Company. New York. 331hal.

126 LAMPIRAN 110

127 111 Lampiran 1. Foto Kondisi Eksisting Tapak Keyplan foto lokasi 1,2, dan 3 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Lokasi 1,2, dan 3 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

128 112 Keyplan foto lokasi 4,5, dan 6 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto lokasi 4,5, dan 6 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

129 113 Keyplan foto lokasi 7,8, dan 9 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Lokasi 7,8, dan 9 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

130 114 Keyplan foto lokasi 10,11, dan 12 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Lokasi 10,11, dan 12 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

131 115 Keyplan foto lokasi 13,14, dan 15 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Lokasi 13, 14, dan15 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

132 116 Keyplan foto lokasi 16,17, dan 18 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Lokasi 16,17, dan18 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

133 117 Keyplan foto lokasi 19,20 dan 21 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Lokasi 19, 20 dan 21 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

134 118 Keyplan foto lokasi 22,23, dan 24 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Lokasi Tapak no. 22, 23, dan 24 (Sumber: Belt Collins International, 2010)

135 119 Keyplan foto lokasi 25, 26, dan 27 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Lokasi 25, 26, dan 27 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

136 120 Keyplan foto lokasi 28, 29, dan 30 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Tapak 28, 29, dan 30 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

137 121 Keyplan foto lokasi 31, 32, dan 33 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto tapak 31, 32, dan 33 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

138 122 Keyplan foto lokasi 34, 35, dan 36 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Foto Tapak 34, 35, dan 36 (Sumber: Belt Collins International, (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

139 123 Lampiran 2. Peta dasar dan Level Tapak Ground Level (Sumber: AGC Design Ltd, 2010)

140 Level 1 dan Level Podium (Sumber: AGC Design Ltd, 2010) 124

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PERUSAHAAN MAGANG

KONDISI UMUM PERUSAHAAN MAGANG 25 KONDISI UMUM PERUSAHAAN MAGANG Belt Collins International Pte. Ltd Belt Collins International (BCI) tumbuh dari kombinasi seorang perencana, Walter K. Collins, dan seorang insinyur sipil, Robert M.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A34204054 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DINNY OKTAVIANY. Perancangan

Lebih terperinci

METODOLOGI Lokasi Magang dan Studi Lokasi Proyek

METODOLOGI Lokasi Magang dan Studi Lokasi Proyek 19 METODOLOGI Lokasi Magangg dan Studi Lokasi Proyek Kegiatan magang dilakukan di perusahaan Belt Collins International Ptd. Ltd. yang berlokasi di Singapura, tepatnya di Ann Siang Hill no.4. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Belt Collins International Pte Ltd

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Belt Collins International Pte Ltd 16 BAB IV KONDISI UMUM Pada Bab ini akan dijelaskan kondisi umum perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd sebagai perusahaan tempat magang dan kondisi umum Hong Kong, sebagai kota lokasi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama.

BAB 3 METODOLOGI JL.TERAPI PERUM. BUMI MENTENG ASRI. Gambar 2. Lokasi Konsultan Lanskap Oemardi_zain (googlemaps.com, serigama. 14 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di kantor Konsultan Lanskap Oemardi_zain yang terletak di Perumahan Bumi Menteng Asri, Blok BE No. 2, Bogor Jawa Barat. Kantor ini merupakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG

BAB V HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG 32 BAB V HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG 5.1 Kondisi Umum Tapak Proyek Elderly Community Housing merupakan proyek yang dikembangkan oleh Hong Kong Housing Society (HKHS),

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A

PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON NATSEPA RESORT DAN SPA, AMBON DWI RETNO HANDAYANI A34203044 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERANCANGAN LANSKAP ASTON AMBON

Lebih terperinci

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10

Proses Desain (1) 10/18/2016. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) (ARL 200) PRAKTIKUM MINGGU 10 MK. DASAR DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Perumahan dan Permukiman 5 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Lanskap adalah bentang alam, total keseluruhan tapak ataupun pemandangan baik yang alami maupun buatan. Menurut Simonds (1983), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik

Lebih terperinci

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang 2011 di PT. Tropica Greeneries JENIS KEGIATAN 13 Dalam pelaksanaannya, mahasiswa magang mengikuti sistem kerja sesuai dengan arahan dan peraturan yang berlaku di perusahaan. Berikut ini adalah jadwal kegiatan magang yang dilakukan mahasiswa yang dalam

Lebih terperinci

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006)

Perencanaan DESAIN/PERANCANGAN 16/09/2015. Proses perencanaan (Simonds & Starke, 2006) Perencanaan MK. DASAR-DASAR ARSITEKTUR LANSKAP (ARL 200) Perencanaan merupakan suatu alat sistematik yang digunakan untuk menentukan kondisi yang diharapkan dari suatu tapak serta cara untuk mencapai kondisi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan 116 PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG Kelembagaan Perusahaan PT. Envirospace Consultans Indonesia (ECI) merupakan sebuah konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Dalam melakukan proses manajemen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber:

BAB III METODOLOGI. Gambar 1 Peta Lokasi Magang (Sumber: BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Magang Kegiatan magang studi perancangan lanskap Green Permata Residence (GPR) ini dilaksanakan selama 3,5 bulan yang terhitung sejak tanggal 7 Februari 2012 hingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanskap Lanskap memiliki arti yang luas, namun orang-orang awam mengartikan lanskap sebagai taman atau pertamanan. Simonds (1983) menyatakan lanskap merupakan suatu bentang

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN

BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 20 BAB 4 PROSES MAGANG DI KONSULTAN LANSKAP OEMARDI_ZAIN 4.1 Kondisi Umum Konsultan Lanskap Oemardi_zain Konsultan Lanskap Oemardi_zain didirikan tahun 2004 oleh Ir. Umar Zain beserta istrinya Ir. Dini

Lebih terperinci

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Metode Magang 36 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultants Indonesia (ESCI) yang bertempat di Jl Bambu Apus Raya No.6 Sektor 7 Taman Yasmin, Bogor, Jawa Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang

BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang 22 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di Oemardi_zain Landscape Consultant, yaitu sebuah studio konsultan lanskap yang berlokasi di Bumi Menteng Asri Blok BE No.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011)

III. METODOLOGI. Gambar 11. Peta Lokasi PT.Envirospace Consultant Indonesia (Sumber: PT. Envirospace Consultant Indonesia, 2011) 17 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi Magang Kegiatan magang dilakukan di perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI). Perusahaan ini bergerak di bidang pertamanan atau lanskap penyedia jasa konsultasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A

PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN. Oleh: Syahroji A PERANCANGAN ULANG JALUR HIJAU JALAN BARAT-TIMUR KOTA BARU BANDAR KEMAYORAN Oleh: Syahroji A34204015 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SYAHROJI. Perancangan

Lebih terperinci

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI

KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI KAJIAN LANSKAP PERTIGAAN JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR INDAH CAHYA IRIANTI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN INDAH CAHYA IRIANTI. A44050251.

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A

PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR. Oleh : Hendy Satrio Aji A PEMBANGUNAN LANSKAP CLUSTER PADMA NIRWANA DAN ORCHARD WALK PADA KAWASAN PERMUKIMAN BOGOR NIRWANA RESIDENCE, BOGOR Oleh : Hendy Satrio Aji A34204030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A

PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A PERANCANGAN LANSKAP RESORT DI LAEM KA, PHUKET, THAILAND DINNY OKTAVIANY A34204054 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DINNY OKTAVIANY. Perancangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Desain Lanskap

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Desain Lanskap 3 TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 5 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Lanskap berdasarkan Simonds (1983) merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dimana suatu lanskap dikatakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di konsultan lanskap Oemardi_Zain (OZ) yang berlokasi di Perumahan Menteng Asri, Blok BE No. 2 Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP PANYU AGILE RESIDENCE DI GUANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CINA (KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS INTERNASIONAL BALI)

PERANCANGAN LANSKAP PANYU AGILE RESIDENCE DI GUANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CINA (KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS INTERNASIONAL BALI) PERANCANGAN LANSKAP PANYU AGILE RESIDENCE DI GUANGZHOU, REPUBLIK RAKYAT CINA (KEGIATAN MAGANG DI PT. BELT COLLINS INTERNASIONAL BALI) RAY AGUNG SUCIKA PRATAMA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEKERJAAN LANSKAP HER HIGHNESS AL-SUDAIRI RESIDENCE COMPLEX DI RIYADH, ARAB SAUDI. Oleh: SYITA SALAMAH ALZAB A

PELAKSANAAN PEKERJAAN LANSKAP HER HIGHNESS AL-SUDAIRI RESIDENCE COMPLEX DI RIYADH, ARAB SAUDI. Oleh: SYITA SALAMAH ALZAB A PELAKSANAAN PEKERJAAN LANSKAP HER HIGHNESS AL-SUDAIRI RESIDENCE COMPLEX DI RIYADH, ARAB SAUDI Oleh: SYITA SALAMAH ALZAB A34204016 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Menurut Simond & Strake (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap,

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A

PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A PROSES PERANCANGAN BSD CITY BOTANICAL PARK DI PT SHEILS FLYNN ASIA, BOGOR RAHMAT HIDAYAT A34204005 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN RAHMAT HIDAYAT,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A 34202006 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN

BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 16 BAB IV KONDISI UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Oemardi_Zain Landscape Consultant (OZ) adalah sebuah perusahaan konsultan lanskap yang berdiri pada tahun 2004 di Bogor. Pendiri Oemardi_Zain atau sering disingkat

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT

PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR NANANG SUDRAJAT DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1. Deskripsi LINC WAREHOUSE CIKARANG 3.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Perencana Owner : LINC Warehouse Cikarang : Jababeka 7, Cikarang, Jawa

Lebih terperinci

METODOLOGI. Gambar 4 Peta Orientasi Lokasi Magang. Peta Kotamadya Bogor. Peta Jawa Barat. : Lokasi PT. Sheils Flynn Asia (SFA) U Tanpa Skala

METODOLOGI. Gambar 4 Peta Orientasi Lokasi Magang. Peta Kotamadya Bogor. Peta Jawa Barat. : Lokasi PT. Sheils Flynn Asia (SFA) U Tanpa Skala III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di PT. Sheils Flynn Asia yang berlokasi di Kebun Raya Bogor, Jl. H. Juanda No. 13, Bogor, Jawa Barat, Indonesia (Gambar 4). Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja praktik Pengaruh perkembangan era globalisasi yang semakin pesat membuat mahasiswa dituntut untuk bisa memahami banyak hal dengan mengikuti perkembangan teknologi

Lebih terperinci

LINGKUP DAN SKALA ARSITEKTUR LANSKAP LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL KEGIATAN PERENCANAAN DESAIN PENGELOLAAN KONSULTASI

LINGKUP DAN SKALA ARSITEKTUR LANSKAP LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL LINGKUP KEGIATAN ARL KEGIATAN PERENCANAAN DESAIN PENGELOLAAN KONSULTASI LINGKUP KEGIATAN ARL ARSITEKTUR LINGKUP DAN SKALA ARSITEKTUR Penataan lahan yang kreatif dan bertanggung jawab untuk menghasilkan suatu karya lanskap yang indah, selaras, nyaman, menarik, dan memuaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terminal BaranangsiangJalan Raya Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor, Jawa Barat (Gambar 9). Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta lokasi studi

Gambar 2 Peta lokasi studi 15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desain Tapak Menurut Simonds dan Starke (2006), desain merupakan proses pemberian bentuk adalah kreasi dari tempat, ruang, atau segala sesuatu yang dibuat manusia untuk mewujudkan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan

METODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A

PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A PERANCANGAN LANSKAP SEKOLAH ISLAM TERPADU UMMUL QURO BERDASARKAN KONSEP TAMAN ISLAMI FISQA TASYARA A34203058 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Dengan ini

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP DI KAWASAN PERMUKIMAN SENTUL CITY, BOGOR, JAWA BARAT SARI INDAH OKTAVIARNI A34204018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A

PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN. Disusun oleh: DENI HERYANI A PRA DESAIN LANSKAP UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR SEBAGAI BOTANICAL GARDEN Disusun oleh: DENI HERYANI A34203018 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN DENI

Lebih terperinci

APARTEMEN DI GEDEBAGE

APARTEMEN DI GEDEBAGE APARTEMEN DI GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 Sebagai Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Teknik Arsitektur Oleh : FERI

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT Oleh : RINRIN KODARIYAH A 34201017 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI

PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI PEMELIHARAAN LANSKAP PADANG GOLF KOTA ARAYA, MALANG KARTIKA NURHAYATI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN KARTIKA NURHAYATI. Pemeliharaan Lanskap Padang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek Untuk dapat terjun ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesianalan pekerjaannya yang sesuai

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bangunan yang ditujukan untuk singgah dalam jangka waktu sementara dengan layanan dan fasilitas lainnya. Sebagai pokok akomodasi yang terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap 2.2. Desain Lanskap 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Lanskap Menurut Eckbo dalam Laurie (1985), arsitektur lanskap merupakan bagian dari kawasan lahan yang dibangun atau dibentuk oleh manusia, di luar bangunan, jalan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI

PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI PENGARUH REKLAME TERHADAP KUALITAS ESTETIK LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR RAKHMAT AFANDI DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 Judul Nama NRP : Pengaruh

Lebih terperinci

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA

KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA KAJIAN PENCAHAYAAN LANSKAP JALAN LINGKAR KEBUN RAYA BOGOR ARSYAD KHRISNA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN ARSYAD KHRISNA A44052252. Kajian Pencahayaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA. Oleh : Mustika Retno Arsyanur A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN MENTENG JAKARTA PUSAT PADA DINAS PERTAMANAN PROVINSI DKI JAKARTA Oleh : Mustika Retno Arsyanur A34204025 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANTS INDONESIA

KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANTS INDONESIA 41 KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANTS INDONESIA Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultants Indonesia (ESCI) merupakan cabang perusahaan dari Envirospace Consultants Pte. Ltd. yang berkedudukan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN KERANGKA ACUAN KERJA STUDI PENATAAN DAN PERENCANAAN DED KOMPONEN PSU KAWASAN KUMUH KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENYIAPAN PRASARANA SARANA DAN UTILITAS KAWASAN KUMUH LOKASI : KABUPATEN BANGGAI LAUT TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG

DAFTAR ISI. R. Arry Swaradhigraha, 2015 MUSEUM SEJARAH PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA DI BANDUNG v DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL TUGAS AKHIR... PENGESAHAN... PERNYATAAN... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR DIAGRAM... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota identik dengan adanya bangunan-bangunan yang dibuat manusia. Bangunan perumahan, perkantoran, serta sarana umum dibangun demi kepentingan manusia (Nazaruddin,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber:  dan BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Studi Studi ini dilakukan di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang terletak di jalan Jambore No.4 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Peta lokasi studi dapat

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060

Asrama Mahasiswa UNDIP Mohammad Iqbal Hilmi L2B09060 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro atau yang biasa kita sebut UNDIP merupakan salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. Berdiri sejak tahun 1956

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A

PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI. Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A Skripsi PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERMUKIMAN PURI MAYANG KELURAHAN MAYANG MANGURAI, KECAMATAN KOTA BARU, KOTA JAMBI Oleh : ANGGIE OCTAVIANI A34203012 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK BAB III LAPORAN PEKERJAAN LAPANGAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK BAB III LAPORAN PEKERJAAN LAPANGAN BAB III LAPORAN PEKERJAAN LAPANGAN 3.1 Latar Belakang Proyek Rumah tinggal merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Selain sebagai kebutuhan pokok, saat ini bentuk rumah tinggal juga sebagai gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. 1.1 Latar Belakang Bandar udara merupakan prasarana penting

Lebih terperinci

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A

SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A i SKRIPSI KAJIAN LANSKAP RUANG TERBUKA DI RT 01/08, KELURAHAN BARANANGSIANG, KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR MIFTAHUL FALAH A34203053 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

9/16/2013 BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM PENGERTIAN LANSKAP PRAKTIKUM 1 PENGENALAN ARSITEKTUR LANSKAP

9/16/2013 BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM PENGERTIAN LANSKAP PRAKTIKUM 1 PENGENALAN ARSITEKTUR LANSKAP BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM PRAKTIKUM 1 PENGENALAN ARSITEKTUR LANSKAP Minggu Aspek dan Bahan 1 PENDAHULUAN: Pengenalan Arsitektur Lanskap (Slide) 2 Perkembangan Sejarah Arsitektur Lanskap (slide) 3 Lingkup

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A

PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG. Oleh: YULIANTO WIBISONO A PENGELOLAAN LANSKAP DAN PEMELIHARAAN TAMAN KOTA 1 DI BSD CITY, TANGERANG Oleh: YULIANTO WIBISONO A34204023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGELOLAAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1. Sejarah dan Tujuan Perusahaan 4.2. Struktur Organisasi

IV. KONDISI UMUM 4.1. Sejarah dan Tujuan Perusahaan 4.2. Struktur Organisasi 23 IV. KONDISI UMUM 4.1. Sejarah dan Tujuan Perusahaan Oemardi_Zain Landscape Consultant ini didirikan pada tahun 2004. Pendiri konsultan ini adalah Ir. Umar Zain dan Ir. Dini Afrianti. Ir. Umar Zain sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Lokasi Magang (Sumber: metroterkini.com dan PT. RAPP)

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Lokasi Magang (Sumber: metroterkini.com dan PT. RAPP) 14 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Magang Kegiatan magang dilakukan di PT. Riau Andalan Pulp and Paper (PT. RAPP) yaitu pada Departemen Research and Development (RDD). Perusahaan ini berlokasi di

Lebih terperinci

5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan

5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i LEMBAR PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii ABSTRAKSI...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR TABEL...xi BAB I 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.1.1 Isu Gempa

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN NAMA MATA KULIAH/KODE DOSEN/KODE SEMESTER/SKS PROGRAM STUDI : ARSITEKTUR LANSEKAP : SRI HANDAYANI/2079 : TUJUH (5) /2 SKS : TEKNIK ARSITEKTUR D3 TUJUAN DAN DESKRIPSI MATA KULIAH:

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA Oleh: PUTERA RAMADHON A34204046 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A

PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL. Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A PEMELIHARAAN LANSKAP HOTEL JAKARTA HILTON INTERNATIONAL Oleh : FAIKA RAHIMA ZORAIDA A34201024 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 RINGKASAN FAIKA RAHIMA ZORAIDA.

Lebih terperinci

Perancangan Ruang Terbuka Rumah Susun Tambora, Jakarta Barat. (Di bawah bimbingan SIT1 NURISJAH).

Perancangan Ruang Terbuka Rumah Susun Tambora, Jakarta Barat. (Di bawah bimbingan SIT1 NURISJAH). FRZIANI KEMALAPUTRI. Perancangan Ruang Terbuka Rumah Susun Tambora, Jakarta Barat. (Di bawah bimbingan SIT1 NURISJAH). Kebijaksanaan pembangunan mmah susun mempakan salah satu strategi dalam usaha-usaha

Lebih terperinci

RESORT HOTEL DI BELITUNG ABSTRAK

RESORT HOTEL DI BELITUNG ABSTRAK RESORT HOTEL DI BELITUNG ABSTRAK Belitung merupakan salah satu objek wisata yang banyak ditawarkan di internet, dengan panorama pantai berbatu besar pulau kecil ini mampu memikat banyak calon wisatawan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA

HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA HOTEL RESOR DI TANJUNG JAYA LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER I TAHUN 2007/2008 Oleh RR PRITHA HAYUNINGTYAS P 152 03 026 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PERANCANGAN VERTICAL GARDEN PADA DINDING JALAN UNDERPASS BOGOR MENGGUNAKAN BARANG BEKAS, SEBAGAI SOLUSI MENGHINDARI VANDALISME DAN PERBAIKAN LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN : PKM

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat

Lebih terperinci

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gambling merupakan sebuah dunia lain yang bersifat untung-untungan dimana kegiatan ini telah berkembang sejak dahulu kala, dan terus mengalami perkembangan seiring

Lebih terperinci

DESAIN WISATA EDUKASI BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SURABAYA

DESAIN WISATA EDUKASI BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SURABAYA DESAIN WISATA EDUKASI BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SURABAYA ABSTRACT - Keyword: - Bunga Imazizah Endrasari [1], Wiwik Widyo Widjajanti [2], Siti Azizah [3] Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Kajian Lokasi Magang

PEMBAHASAN. Kajian Lokasi Magang PEMBAHASAN Kajian Lokasi Magang Struktur Organisasi Pada perusahaan yang umumnya dimiliki dan dikelola oleh pemilik sendiri, maka penugasan setiap masing-masing fungsi langsung berada pada pemilik tersebut.

Lebih terperinci

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Instructional Designer Rehulina Apriyanti, ST., MT. Lia Rosmala S., ST.,MT. Multimedia

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta) BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai lanskap kawasan ekowisata karst ini dilakukan di Lembah Mulo, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

Lebih terperinci