BAB V HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG"

Transkripsi

1 32 BAB V HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG 5.1 Kondisi Umum Tapak Proyek Elderly Community Housing merupakan proyek yang dikembangkan oleh Hong Kong Housing Society (HKHS), sebuah organisasi non-profit yang menyediakan perumahan di Hong Kong. Proyek ini akan menyediakan 1200 unit rumah bagi para lansia, dilengkapi dengan pusat kebugaran, residential care house bagi lansia, hotel, fasilitas rekreasi dan pusat latihan yang variatif, serta kawasan komersial. Selain bertujuan untuk memberikan pelayanan bagi lansia yang tinggal di Tin Shui Wai, pembangunan kawasan komersial didalamnya diharapkan dapat mendorong perkembangan sosial dan ekonomi di kawasan Tin Shui Wai. Tapak Elderly Community Housing terletak di kawasan Tin Shui Wai yang berlokasi di barat laut New Territories, Hong Kong. Peruntukan lahan kawasan Tin Shui Wai terdiri dari kawasan perumahan privat maupun perumahan publik. Tapak berbatasan dengan Hong Kong Wetland Park pada barat laut. Pada bagian barat daya tapak menghadap pada bangunan-bangunan perumahan. Sedangkan pada batas bagian tenggara dan timur laut tapak merupakan area ruang terbuka. Luas lahan yang akan dikembangkan adalah sekitar m². Proses perancangan tapak Elderly Community Housing, selain meliputi perancangan bangunan, juga termasuk pada cakupan perancangan lanskap yang akan membentuk ruang eksterior pada lingkungan disekitar tempat tinggal dan kawasan komersial. BCI merupakan salah satu konsultan lanskap yang berperan dalam proses perancangan lanskap pada proyek ini. Pada kunjungan awal tapak di tahap mobilization yang dilakukan oleh BCI, tapak masih berupa lahan kosong berupa vegetasi penutup tanah dan pepohonan. Pada tahap tersebut, diambil foto eksisting tapak yang berguna sebagai pengingat kondisi fisik dan kualitas visual tapak pada saat proses perancangan lanskap di studio. Gambar 10 memperlihatkan peta lokasi tapak dan Lampiran 1 memperlihatkan foto eksisting tapak.

2 33 Gambar 10. Lokasi Tapak Proyek Elderly Community Housing, Tin Shui Wai, Hong Kong (Sumber Peta: Proses Perancangan Lanskap Pada proyek lanskap Elderly Community Housin di Hong Kong, proses perancangan BCI dilakukan dengan beberapa tahapan. Pada proyek kali ini, peran BCI dalam proses perancangan lanskap hanya mencapai tahapan implementasi atau pelaksanaan lanskap. Meskipun BCI memiliki standar proses perancangan seperti yang telah diterangkan pada bab IV Kondisi Umum, namun pada pengerjaan berbagai proyek, proses perancangan terkadang dilewati dengan beberapa penyederhanaan tahapan. Dalam proyek ini, BCI tidak melakukan tahapan pemeliharaan, hal ini disebabkan oleh persetujuan kontrak yang didapat dari klien sebagai upaya penghematan waktu dan biaya. Gambar 11 merupakan proses perancangan lanskap proyek Elderly Community Housing yang akan dilakukan oleh BCI.

3 34 Mobilization Preliminary Concept Design Design Process Final Concept Design Schematic Design Preliminary Design Development Final Design Development Rievew of Working Drawings Working Drawings Periodic Site Construction Observation Implementation Gambar 11. Proses Perancangan Lanskap Proyek Elderly Community Housing yang dilakukan oleh BCI 5.3 Organisasi Proyek Perancangan lanskap yang dilakukan di BCI pada umumnya selalu berhubungan dengan konsultan arsitektur, kontraktor, mekanikal elektrik, lighting designer, dan interior designer. Struktur organisasi pengerjaan proyek memiliki variasi yang berbeda tergantung kepada kondisi masing-masing proyek. Namun pada tahap awal umumnya tim konsultan hanya terdiri dari arsitek lanskap dan arsitek bangunan. Pada tahap awal (preliminary concept design) proyek Elderly Community Housing terdapat beberapa konsultan terkait, yaitu arsitek lanskap Hong Kong, Kenneth Ng Associates Ltd. (KNA); arsitek bangunan Hong Kong, AGC Design Ltd (AGC); arsitek bangunan Singapore, WATG Design Pte Ltd (WATG) sebagai sub-consultant; dan arsitek lanskap Singapore (BCI), yang juga berperan sebagai

4 35 sub-consultant lanskap. Gambar 12 menunjukkan organisasi antar konsultan pada proyek Elderly Community Housing, dan Tabel 3 memperlihatkan lingkup kerja antara sub-konsultan lanskap (BCI) dengan KNA sebagai konsultan lanskap. Klien (HKHS) Arsitek Lanskap Lokal (KNA) Arsitek Lokal (AGC) Arsitek Lanskap Singapore (BCI) Arsitek Singapore (WATG) Keterangan: Hubungan timbal balik intensif Hubungan timbal balik semi-intensif Gambar 12. Organisasi antar Konsultan pada proyek Elderly Community Housing Pada proyek ini KNA memiliki cakupan proses perancangan pada mobilisasi dan survey tapak, peninjauan ulang terhadap perancangaan lanskap yang dihasilkan BCI, serta melakukan observasi lapang. BCI memiliki cakupan pekerjaan pada tahapan mobilisasi dan survey tapak, perancangan lanskap (studio), peninjauan ulang gambar konstruksi yang dibuat arsitek dan observasi lapang pada saat konstruksi. Tabel 3. Lingkup Kerja KNA Hong Kong dan BCI Singapore No. LINGKUP KERJA KNA Hong Kong BCI Singapore 1. Mobilisasi dan Survey Tapak 2. Perancangan Lanskap 3. Review Perancangan Lanskap BCI 4. Gambar Konstruksi 5. Review Gambar Konstruksi 6. Implementasi/Observasi Lapang 7. Pemeliharaan Awal

5 Data Proses Perancangan Lanskap Proses perancangan lanskap yang dilakukan oleh BCI tidak terlepas dari data tertulis sebagai bahan dasar yang membantu proses perancangan lanskap di studio. Pada beberapa proyek, data tertulis diperoleh dari konsultan lain yang ikut terlibat dalam proyek. Pada proyek ini, data diperoleh baik dari konsultan lanskap KNA maupun konsultan arsitek AGC dan WATG yang lebih dulu terlibat dalam proyek. Data tersebut terdiri dari data vegetasi, topografi level tapak, desain skematik arsitektural, dan model 3D Vegetasi Kondisi eksisting tapak yang berupa lahan hijau kosong memiliki vegetasi eksisting yang terdiri dari tanaman penutup tanah, pepohonan, dan semak liar. Secara umum vegetasi yang ada pada lingkar luar yang mengelilingi tapak merupakan spesies tanaman introduksi, dan tanaman-tanaman yang berada pada tengah tapak, merupakan spesies tanaman gulma. Pendataan vegetasi jenis pohon dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik pohon, sebagai syarat dan regulasi pemerintah Hong Kong tentang penebangan pohon, transplanting pohon maupun pohon yang perlu dipertahankan. Pengambilan data pohon dilakukan oleh arsitek lanskap lokal (KNA). Secara umum, hasil dari pendataan ini bertujuan untuk memfasilitasi pengajuan Aplikasi Penebangan Pohon agar dapat di setujui oleh pemerintah Hong Kong. Secara khusus tujuan pendataan pohon adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi semua pohon yang terdapat di dalam tapak. 2. Untuk mencari lokasi pohon dan mendata tinggi pohon, penyebaran tajuk, serta diameter batang. 3. Untuk membuat rekomendasi pohon yang harus ditebang, dipertahankan ataupun di transplasi/dipindahkan sebagai konsekuensi dari pengajuan pengerjaan konstruksi pada pengembangan tapak. 4. Untuk menyiapkan aplikasi penebangan pohon dan proposal kompensasi prospek pengembangan tapak. 5. Untuk memfasilitasi peraturan Aplikasi Penebangan Pohon/Pemindahan Pohon.

6 37 Pendataan pohon pada tapak mengikuti kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah Hong Kong, yaitu sesuai dengan garis pedoman Environment, Transport and Works Bureau Technical Circular (Works) No. 3/2006 Hong Kong, tentang preservasi pohon, bahwa pohon didefenisikan memiliki diameter batang berukuran 95 mm atau lebih tinggi dari 1.3 meter dari permukaan tanah. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat 635 pohon eksisting yang telah terdata pada tapak Elderly Community Housing. Dari hasil pendataan pohon, total sembilan spesies teridentifikasi. Satu dari sembilan spesies tersebut merupakan tanaman asli. Delapan spesies merupakan spesies exotic dan salah satu dari tanaman exotic ini merupakan tanaman gulma. Pohon-pohon yang teridentifikasi paling banyak ditemukan di batas lingkar luar tapak. Spesies pohon yang paling banyak ditemukan adalah Eucalyptus robusta (175 pohon) dan Eucalyptus citriodora (138 pohon). Tanaman lainnya terdiri dari spesies Cassia siamea (76 pohon), Eucalyptus torelliana (54 pohon), Acacia confusa (36 pohon), Acacia auriculiformis (2 pohon), dan Casuarina equisetifolia (2 pohon). Ketujuh spesies pohon tersebut tertanam pada lingkar luar tapak. Hibiscus tiliaceus (96 pohon) merupakan satu-satunya tanaman asli yang teridentifikasi pada lingkar luar tapak. Jenis spesies pohon yang tidak diinginkan adalah Leucaena leucocephala (56 pohon), banyak ditemukan di tengah tapak. Mengikuti kriteria Forestry Regulations Hong Kong, semua tanaman yang terinventarisasi oleh arsitek lanskap lokal merupakan spesies umum lokal, tidak satu pun merupakan spesies luar, langka, ataupun dilindungi. Juga tidak ada tanaman yang terdaftar pada tanaman tua dan bernilai (Old and Valuable Tree) yang teridentifikasi pada tapak Topografi dan Level Tapak Hong Kong memiliki standar ketinggian permukaan laut tersendiri yang telah ditetapkan oleh Royal Naval Ship pada tahun Ketinggian permukaan laut ini disebut meter above principle datum (MPD). Berdasarkan MPD, topografi eksisting tapak Elderly Community Housing tergolong datar (0-8%), yang berkisar antara +4,65 MPD hingga +6,92 MPD. Namun, topografi yang digunakan pada perancangan lanskap yang dilakukan BCI, mengacu kepada site plan yang telah

7 38 dihasilkan oleh arsitek. Ketinggian atau level lanskap yang harus dirancang berkisar antara titik tertendah +4,70 MPD dan titik tertinggi +17,20 MPD. Ketinggian lokasi lanskap yang bervariasi ini merupakan pengaruh dari desain bangunan yang dihasilkan arsitek. Lampiran 2 menunjukkan gambar peta dasar dan level tapak yang digunakan BCI sebagai peta dasar Desain Skematik Arsitektural Data ini merupakan gambar denah studi skematik yang dilakukan oleh pihak arsitek bangunan WATG Design Pte. Ltd. Desain skematik ini berguna untuk mempelajari keterkaitan antar ruang bangunan, sirkulasi, serta kawasan lanskapnya. Desain skematik mempermudah dalam menganalisis cakupan kawsan lanskap dengan penggambaran yang lebih mudah dimengerti. Gambar 13,14,15,16, dan 17 merupakan gambar denah desain skematik tiap level yang dihasilkan WATG Design Pte. Ltd Model 3D Model 3D merupakan data yang didapat dari arsitek WATG Design Pte. Ltd. Model 3D berupa perancangan bangunan yang disajikan dalam bentuk aplikasi Google SketchUp. Model ini berfungsi untuk mempermudah dalam mempelajari lokasi-lokasi tapak yang memiliki kompleksitas yang sulit dilihat pada gambar dua dimensi. Beberapa view perlu dilihat untuk memahami bentuk dan massa yang tampak seperti sesungguhnya. Beberapa lokasi yang disajikan dalam bentuk 3D ini juga membantu dalam proses penggambaran perspektif dengan massa bangunan yang akurat. Gambar 18,19,20,21 dan 22 merupakan gambar 3D yang di-export dari Model 3D Google SketchUp.

8 39 Gambar 13. Architectural Schematic Design Ground Floor (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 39

9 40 Gambar 14. Architectural Schematic Design Level 1 (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 40

10 41 Gambar 15. Architectural Schematic Design Level 2 (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 41

11 42 Gambar 16. Architectureal Schematic Design Level 3 (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 42

12 43 Gambar 17. Architectural Schematic Design Level 4-10 (Sumber: WATG Design Pte. Ltd., 2010) 43

13 44 Gambar 18. Model 3D Seluruh Bangunan (Sumber: WATG Design Pte. Ltd. 2010) Gambar 19. 3D Tampak dari Wetland Park (Sumber: WATG Design Pte. Ltd. 2010) Gambar 20. Void dan Roof Garden 3D (Sumber: WATG Design Pte. Ltd. 2010)

14 45 Gambar 21. Lagoon dari Wetland Park 3D (Sumber: WATG Design Pte. Ltd. 2010) Gambar 22. Drop-off Non-Domestic Area 3D (Sumber: AGC Design Pte. Ltd. 2010) 5.5 Peruntukan Ruang Tapak yang akan dirancang dibagi menjadi tiga daerah utama. Pembagian ruang ini diperoleh dari masterplan yang dirancang arsitek. Tiga kawasan ini adalah area domestik, area non-domestik dan kawasan tak terbangun (buffer). 1. Area domestik merupakan kawasan tempat tinggal privat bagi para lansia. Tempat tinggal ini terdiri dari gedung hunian 10 lantai dan villa 3 lantai.

15 46 2. Area Non-Domestik merupakan area komersial yang dapat diakses oleh publik. Terdiri dari hotel, retail, pusat kebugaran, medical house, laundry service, spa, residential care house for the erlderly dan mix use komponen. 3. Kawasan tidak terbangun ditujukan sebagai penyangga. Kawasan ini berada pada lokasi yang langsung berbatasan dengan wetland park selebar 30m dari kawasan terbangun. Gambar 23 merupakan gambar pembagian peruntukan ruang utama. Gambar 23. Peruntukan Ruang Utama (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 5.6 Analisis Lanskap Analisis lanskap dilakukan oleh BCI sebagai dasar dari pengembangan perancangan lanskap. Analisis ini berupa catatan komentar terhadap studi ruang eksterior (terdiri dari: ruang lanskap; sirkulasi dan aksesibilitas) yang terbentuk dari desain bangunan yang telah dihasilkan arsitek WATG. 1. Studi ruang terbuka/lanskap Analisis ini mencakup studi ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang lanskap atau pertamanan. Ruang lanskap atau pertamanan ini dapat berupa ruang yang berpotensial digunakan sebagai aktivitas pengguna (fungsional) ataupun ruang yang hanya dijadikan sebagai peningkat kualitas

16 47 visual dan lingkungan (artistik), misalnya ruang display penanaman, ruang penanaman boundary, display kolam. Analisis ini didasarkan oleh keterkaitan bangunan yang dirancang oleh arsitek dengan kondisi lanskap disekitarnya. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Analisis ini mencakup potensi aksesibilitas dan sirkulasi yang dapat dikembangkan di tapak, baik sirkulasi kendaraan maupun pejalan kaki. Pada analisis sirkulasi, studi mencakup pengaturan dan penyesuaian sirkulasi tapak yang telah ataupun yang belum terdesain oleh arsitek, serta penggunaan material sirkulasi yang akan digunakan. Pada analisis aksesibilitas, studi yang dilakukan adalah penentuan lokasi yang yang berpotensial sebagai akses keluar masuk tapak. Penentuan akses didasari oleh fungsi bangunan dan ruang lanskapnya. Analisis lanskap dilakukan diatas gambar perancangan skematik arsitektural yang terdiri dari ground level, level 1, dan level podium (level 3) dan level Ground Level Analisis lanskap terhadap Ground Level ditunjukkan pada Gambar 24. Analisis terdiri dari studi terhadap ruang lanskap dan studi terhadap sirkulasi dan aksesibilitas. 1. Studi ruang terbuka/lanskap Pada Gambar 24 catatan 1, 2, dan 3, ruang lanskap ditujukkan sebagai peningkat kualitas visual. Pada catatan 1, desain bangunan mengakibatkan ruang terbuka ke arah batas tapak, ruang ini akan disiasati dengan pembentukan taman atau halaman dengan elemen tertentu untuk mengontrol pandangan visual pengguna tapak. Catatan 2 menerangkan potensi ruang penanaman sebagai aksen visual pada level diatasnya. Pada catatan 3, ruang disela-sela area elevator kawasan villa berpotensi untuk dirancang sebagai taman kering dengan elemen taman batu, air dan tanaman indoor. Catatan 4, 5 dan 6 menerangkan bahwa ruang lanskap ditujukan untuk memberikan privasi bagi unit bangunan villa. Catatan 4 merupakan zona penanaman yang memberikan batas antara ruang parkir dengan unit villa sebagai fungsi privasi, serta pereduksi bising dan polusi. Pada catatan 5

17 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Studi Terhadap Sirkulasi dan Aksesibilitas Gambar 24. Analisis Lanskap Ground Level (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

18 49 Diterangkan bahwa didepan unit villa akan dibuat halaman teras, dan pada catatan 6, level taman semi-privat direncanakan agar lebih rendah dari taman teras. Keduanya ditujukan sebagai pendukung privasi bagi penghuni. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Catatan 7 menyatakan bahwa pada ujung barat tapak bukan sebagai akses baik bagi kendaraan karena area ini merupakan bagian belakang bangunan. Pada catatan 8 diterangkan bahwa bangunan perawatan yang menghadap ke area terbuka berpotensial dibuat akses sehingga pengguna dapat terhubung dengan dengan ruang terbuka. Pada catatan 9, akses kawasan komersial akan terbuka bagi publik disepanjang jalur publik sepeda dan pedestrian. Pada catatan 10, akses keluar bagi kendaraan yang berasal dari area parkir. Catatan 11 menjelaskan sirkulasi yang dibuat oleh arsitek akan dirancang ulang oleh BCI. Pada catatan 12 menyatakan sirkulasi pada kawasan villa terdiri dari pathway pada ground level dan dan jembatan pada level 1 dan 2, sehingga material yang sebaiknya dipakai pada jembatan adalah timber bridge. Catatan 13 menerangkan lebar minimum pada sirkulasi EVA sebaiknya 6 meter Level 1 Analisis lanskap pada level 1 diperlihatkan pada Gambar 25. Analisis terdiri dari studi terhadap potensi ruang lanskap, studi terhadap sirkulasi dan aksesibilitas, serta studi peletakkan furnitur eksterior. 1. Studi ruang lanskap/pertamanan Pada Gambar 25 catatan 1 dan 2 menyatakan potensi pemanfaatan ruang atap sebagai area penanaman (roof garden) yang meningkatkan kualitas visual dan lingkungan. Catatan 3 menerangkan penanaman pohon dari ground level, akan membentuk aksen visual yang terbentuk oleh tajuk yang muncul di level 1. Catatan 4 menyatakan bahwa central amenity selain akan dibentuk taman dengan elemen air, juga diberikan open lawn, tempat duduk, sirkulasi pedestrian, serta amphiteathere. Ruang ini akan berfungsi lebih maksimal dengan perawatan yang lebih rendah dibanding taman yang berupa eleman air saja. Pada catatan 5, taman pada ground level dapat terlihat dari level 1.

19 50 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Pada level 1, yang termasuk pada studi sirkulasi dan aksesibilitas terdiri dari penentuan letak-letak aksesibilitas masuk dan keluar tapak. Pada catatan 6 dinyatakan bahwa diperlukan akses langsung berupa tangga dan ramp yang berguna untuk menghubungkan ruang luar dengan kawasan komersial pada keaadaan darurat. Pada catatan 7 diterangkan bahwa perlu ada akses langsung dari bangunan retail naik ke level 1. Pada catatan 8 dijelaskan bahwa diperlukan pendefinisian ruang pada jalur masuk utama, hal ini disiasati pengajuan roundabout yang dapat mengorganisir rute sirkulasi. Pada catatan 9, bentuk desain jembatan yang diusulkan arsitek perlu di atur ulang menjadi bentukan dengan sudut yang lebih sederhana dan mengarahkan ke bangunan. 3. Peletakan furniture eksterior Pada level ini terdapat catatan peletakan furniture eksterior, terdiri dari peletekkan EVA hammerhead yang dekat dengan akses masuk kawasan retail yang dijelaskan pada catatan 10. Pada catatan 11, furniture guardhouse perlu diletakkan pada sirkulasi masuk domestik area sebagai pos keamanan dan bantuan bagi penghuni ataupun tamu yang berkunjung Level Podium (Level 3) Level podium merupakan kawasan lanskap lantai 3 yang berada di area domestik area. Analisis level podium ditunjukkan oleh Gambar 26. Analisis lanskap pada kawasan ini terdiri dari studi ruang terbuka/lanskap dan studi sirkulasi dan aksesibilitas. 1. Studi ruang terbuka/lanskap Pada Gambar 26 catatan 1, ruang terdapat ruang kosong yang tersisa pada penerimaan hotel sehingga desain bangunan perlu diatur ulang, selain itu pada drop-off perlu diberikan teras eksterior. Catatan 2 menjelaskan ruang dengan kemiringan alami sebaiknya ditanami dengan tanaman masal. Catatan 3 menjelaskan perlu adanya penanaman dibawah jalur kendaraan level 1 (overhang) yang berbatasan dengan ruang publik. Catatan 4 menjelaskan diperlukan taman teras didepan unit bangunan tower

20 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Studi Terhadap Sirkulasi dan Aksesibilitas Studi Terhadap Peletakkan Elemen Eksterior Gambar 25. Analisis Lanskap Level 1 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 5. 9.

21 52 sebagai pemisah antara taman semi privat dengan ruang pribadi (privat). Catatan 5 menerangkan bahwa diperlukan akses pada roof garden untuk kepentingan pemeliharaan. Pada catatan 6 menandakan bahwa ruang antara bangunan villa dengan taman di kawasan podium merupakan lahan kosong di level 3, sehingga langsung tertuju pada ground floor dibawahnya. 2. Studi sirkulasi dan aksesibilitas Pada catatan 7 diterangkan bahwa posisi jalur sepeda dan ramp telah dipindahkan, pada pengembangan perancangan, level ketinggian ramp harus tehubung dengan kawasan masuk tapak. Pada catatan 8 menyatakan jalan masuk ke kawasan bangunan memerlukan ramp dan tangga untuk mempermudah sirkulasi dengan level yang berbeda. Catatan 9 menyatakan akses EVA terletak di bawah bangunan tower. Catatan 10 menekankan bahwa jalan hanya akan digunakan bagi jalur keluar kendaraan dengan lebar jalan minimum 6 m Lanskap Level 4 Pada level 4, analisis lanskap ditunjukkan pada Gambar 27. Catatan ruang lanskap terdiri dari pembukaan ruang bangunan pada ruang penerimaan hotel dan potensi perancangan roof garden yang berlokasi di sekitar atap gedung tower.

22 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Studi Terhadap Sirkulasi dan Aksesibilitas Gambar 26. Analisis Lanskap Level Podium (Level 3) (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

23 54 Keterangan: Studi Terhadap Ruang Lanskap Gambar 27. Analisis Tapak Level 4 (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

24 Konsep Perancangan Tapak Tema perancangan tapak Elderly Community Housing yang diajukan oleh konsultan adalah Modern Tropical Resort. Tema ini merupakan integrasi perancangan antara arsitek bangunan dengan arsitek lanskap. Tropical Resort diterjemahkan bahwa lingkungan tempat tinggal layaknya lanskap resort dengan kondisi alam tropis yang berlimpah ruang terbuka hijau disekitarnya. Hal ini akan menyediakan penghuni kesenangan hidup di lingkungan rumah sepanjang waktu. Sedangkan Modern dicirikan dengan desain arsitektural kontemporer. Modern kontemporer diidentikan dengan masa depan, kesenangan, dan antusiasme, yang akan menciptakan ikon dan identitas yang kuat di daerah Tin Shui Wai, Hong Kong. Secara fungsi spesifik, terdapat tiga tujuan utama yang diajukan oleh BCI untuk mencapai fungsi lanskap yang baik, yaitu: 1. Memanfaatkan pohon eksisting untuk di-transplanting ke area penyangga sebagai pendukung keberlanjutan tapak. 2. Menyajikan ruang terbuka yang terdiri dari area aktif dan pasif yang dapat digunakan oleh semua pengguna tapak. 3. Menyediakan penghijauan massal, serta mengaplikasikan teknologi roof garden dan green wall untuk memaksimalkan kualitas view dan sebagai aspek kesehatan. 5.8 Preliminary Concept Design Preliminary concept design merupakan gambar awal perancangan lanskap. Dasar dari proses perancangan preliminary concept design ini terdiri dari overlay antara hasil gambar analisis lanskap dengan konsep lanskap yang akan dikembangkan. Setiap lokasi tapak yang dirancang mengikuti tema lanskap modern tropical resort, serta secara fungsi spesifik tapak harus memenuhi ketiga tujuan utamanya. Pada preliminary concept design akan dijelaskan konsep yang dipresentasikan dalam bentuk sketsa gambar yang terdiri dari gambar konsep rencana tapak (conceptual site plan), serta gambar-gambar penunjang, yaitu perbesaran site plan (enlargement plan), potongan, dan perspektif. Selain itu pada

25 56 tahap ini diberikan rekomendasi softscape dalam bentuk foto imagery board dan daftar tanaman yang akan digunakan pada tapak Conceptual Site Plan Conceptual site plan menginformasikan gambar denah desain lanskap. Penggambaran conceptual site plan dilakukan pada skala 1:400. Kawasan lanskap pada tapak ini terdiri dari level yang variatif yang mengikuti desain bangunan, sehingga penggambaran conceptual site plan terbagi menjadi beberapa bagian yang menggambarkan berbagai level. Conceptual site plan yang disajikan pada proyek ini terdiri dari overall site plan (rencana keseluruhan tapak), ground level plan (level area lanskap terbawah), serta gambar denah level 1 area non-domestik dan level 3 area domestik plan. 1. Overall Site Plan Overall site plan merupakan site plan tapak yang menginformasikan denah desain lanskap secara keseluruhan. Gambar mencakup perancangan seluruh ruang lanskap yang terdesain. Gambar 28 menyajikan overall site plan. 2. Ground Level Plan Ground level plan merupakan site plan dengan daerah level lanskap paling bawah. Level ini merupakan level lanskap eksisting yang tidak terpengaruh oleh desain bangunan. Area lanskap yang termasuk dalam ground level diantaranya adalah Main Arrival, Buffer atau kawasan penyangga, Pocket Garden, Drop-off di area non-domestik, Villa Cluster Node. Ground floor plan dapat dilihat pada Gambar Site Level 1 dan Level 3 Plan Site Plan di level ini merupakan denah lanskap dengan level yang berada diatas bangunan parkir yang telah dirancang oleh arsitek. Pembangunan kawasan parkir yang berada di level paling bawah merupakan salah satu syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah Hong Kong. Perancangan lanskap pada site plan ini mencakup Central Amenity, Podium Park, Retail Experience, dan Roof Garden. Level 1 dan Level 3 Plan dapat dilihat pada Gambar 30.

26 57 Gambar 28. Overall Site Plan, Preliminary Concept Design (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 57

27 58 Gambar 29. Ground Floor Plan, Preliminary Concept Design (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 58

28 59 Gambar 30. Site Level 1 dan Level 3 Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 59

29 Enlargement Plan Enlargment Plan merupakan gambar perbesaran site plan pada tiap lokasi lanskap yang dirancang BCI. Perbesaran gambar ini berguna untuk mempresentasikan secara jelas dan fokus pada masing-masing area lanskap yang dirancang. Enlargment plan dilengkapi dengan penggambaran sections (potongan) dan perspektif, serta foto imagery yang mempresentasikan contoh desain yang memiliki karakteristik desain yang sama. Enlargment plan pada ground level terdiri dari tiga area, yaitu main arrivall; drop-off dan pocket garden; serta activities area (area domestik). Gambar 33 merupakan keyplan dari ketiga area tersebut. Gambar 31. Key Enlargement Plan Ground Level (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Main Arrival Main Arrival merupakan penerimaan utama memasuki kawasan Elderly Commuinty Housing. Elemen-elemen desain yang diusulkan oleh arsitek lanskap adalah desain penanaman dan hardscape furniture. Site plan perbesaran dan foto referensi desain (imagery) kawasan main arrival dapat dilihat pada Gambar 32.

30 61 Gambar 32. Main Arrival Enlargment Plan dan Imageries (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 1. Elemen tanaman Secara keseluruhan, tanaman yang dipilih pada lokasi main arrival merupakan jenis tanaman tropis. Penanaman terdiri dari tanaman penutup tanah semak dan pohon-pohonan. Jenis tanaman yang ditonjolkan pada lokasi main arrival adalah pohon palem. Pohon palem dipilih berdasarkan jenis fisiknya yang mampu memberikan kesan ornamental tropis pada tapak. Selain itu pohon palem digunakan sebagai pengarah dan dengan tajuknya yang cukup tinggi diharapkan tidak menghalangi pengemudi saat masuk ataupun keluar tapak. 2. Hardscape furniture Terdapat beberapa hardscape furniture yang dirancang pada lokasi ini, yaitu Centre island/roundabout, guardhouse, signage, hardscape paving serta feature wall dan artworks.

31 62 a. Centre island/roundabout, berfungsi sebagai penghubung dan pengatur semua rute sirkulasi, baik yang mengarah ke area domestic maupun nondomestic. Central island ditanami pohon palem yang melingkar dan feature artwork ditengahnya sebagai point of interest pada gerbang awal penerimaan. b. Central guardhouse, berguna untuk memisahkan sirkulasi penghuni maupun tamu yang datang. Pemisahan ini berguna sebagai peningkatan kenyamanan dan keamanan bagi penghuni. c. Feature wall dan artworks yang mengelilingi tapak berguna untuk membatasi pandangan tapak dan memberikan kesan estetik tapak. d. Signage memiliki fungsi pemberi informasi nama lokasi tapak yang terletak pada feature wall. e. Hardscape paving yang digunakan merupakan jenis perkerasan modern dengan pola dan warna yang sederhana. Elemen perkerasan textured paving pada kawasan centre island memakai jenis paving cobble stone yang berfungsi sebagai feature dan memberikan perasaan kepada pengendara agar memperlambat kendaraannya. Gambar 33 merupakan gambar potongan lokasi main arrival. Potongan berguna untuk menunjukkan rancangan level lanskap, lebar jalan dan planting area, serta ilustrasi karakter tanaman, hardmaterial, artwork, dan furniture yang akan digunakan. Gambar 34 menyajikan gambar perspektif main arrival.

32 63 Gambar 33. Potongan Tapak Main Arrival dan Imagery (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 63

33 64 Gambar 34. Perspektif Main Arrival (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 64

34 65 Drop-off dan Garden Courtyard Area ini merupakan daerah bangunan perawatan kesehatan khusus bagi para lansia (Residential Care House for the Elderly (RCHE)). Lanskap pada lokasi mempertimbangkan penataan lanskap yang baik bagi kepentingan pengunjung maupun pasien yang dirawat. Gambar 35 merupakan site plan perbesaran area drop-off dan garden courtyard. Cakupan perancangan lanskap pada lokasi ini adalah perancangan jalur sirkulasi dan drop-off; spot/daerah penanaman; taman courtyard; dan teras tunggu. 1. Sirkulasi dan Drop-off Perancangan sirkulasi dimaksudkan untuk mempermudah pengguna jalan untuk masuk atau keluar area ini. Sirkulasi pada lokasi ini terdiri dari sirkulasi pedestrian dan sirkulasi mobil. a. Pada sirkulasi mobil, terdapat poket penanaman pada jalur masuk awal, berguna untuk mengatur sirkulasi kendaraan masuk dan keluar agar tidak terjadi konfik. Drop-off kendaraan di depan bangunan RCHE berguna untuk mengatur kendaraan ketika berbalik arah. Beberapa elemen desain drop-off di buat untuk meningkatkan kualitas visual, terdapat penanaman pohon palem massal, tanaman merambat dan beberapa artwork disekelilingnya. Pada lokasi ini juga di berikan ruang parkir dan sirkulasi keluar khusus (Gambar 35/Legenda no. 2) yang berdekatan dengan bangunan. Hal ini berguna untuk memudahkan ambulans atau kendaraan lainnya ketika memobilisasi pasien. b. Pada sirkulasi pedestrian, desain dibuat secara kontinyu dan meminimalkan konflik dengan sirkulasi mobil. Hal untuk memudahkan akses bagi manusia, baik yang datang dari area parkir maupun dari area EVA (Emergency Vehicle access). 2. Garden Courtyard Taman ini merupakan taman di antara bangunan RCHE yang berfungsi sebagai relaksasi pasien maupun pengunjung. Terdapat beberapa elemen pendukung lanskap, diantaranya elemen air, elemen tanaman dan elemen hardscape berupa timber deck, serta feature wall dengan air mancur. Elemen tanaman pada taman ini didominasi pohon palem dengan perpaduan tanaman semak

35 66 yang rapat (masif), selain itu terdapat pohon yang ditempatkan di area duduk timber deck sebagai pohon pemberi aksen. Timber deck berfungsi sebagai area duduk bagi pengguna. Disekeliling timber deck disajikan elemen air sebagai pemberi kesan estetis pada tapak. Feature wall dengan air mancur berguna untuk membatasi pandangan dengan drop-off. Selain itu air mancur memberikan suara gemericik yang memperindah suasana taman. Gambar potongan taman courtyard dapat dilihat pada Gambar Poket penanaman Poket penanaman merupakan ruang-ruang yang dapat dimanfaatkan sebagai penanaman. Beberapa tanaman berada di spot pengatur sirkulasi mobil (Gambar 35/Legenda no. 4). Tanaman pada poket penanaman ini dipilih berupa pohon jenis palem-paleman tinggi. Pohon palem tersebut diharapkan dapat mencapai pada level aktivitas diatasnya (level 1), sehingga memberikan kesan unik ketika pepohonan palem menonjol dari poket penanaman ini. Palempaleman yang dipilih merupakan jenis pohon palem yang toleran terhadap naungan karena terdapat banyak bangunan yang menghalangi masuknya sinar matahari. 4. Teras tunggu Teras tunggu merupakan area tunggu dan duduk-duduk. Terdapat beberapa furniture tempat duduk dan elemen hardscape diantaranya feature wall dan water feature. Feature wall digunakan sebagai penghalang pandangan ke arah drop-off dan ke arah area EVA. Water feature berfungsi untuk meningkatkan kualitas visual bagi pengguna teras tunggu ini. Gambar 36 menunjukkan gambar potongan pada garden courtyard, dan Gambar 37 menunjukkan perspektif di area drop-off.

36 67 Gambar 35. Drop-off dan Pocket Garden Plan (Non-Domestic Area) (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 67

37 68 Gambar 36. Potongan Tapak Pocket Garden Plan (Non-Domestic Area) (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 68

38 69 Gambar 37. Perspektif Drop-off (Non-Domestic Area) (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 81 69

39 70 Activities Area dan Pocket Gardens Lokasi ini merupakan bangunan villa berlantai tiga yang digunakan sebagai salah satu tempat tinggal lansia. Lanskap pada lokasi villa ini terdiri dari empat ruang lanskap utama, yaitu pocket garden, cluster node, tower lounge dan kawasan penyangga (buffer). Gambar 38. Activitiy Areas/Pocket Gardens (Domestic Area) Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 1. Pocket garden, merupakan ruang terbuka yang berlokasi di batas antara bangunan villa dengan area parkir. Perancangan lanskap pada pocket garden ini berupa kombinasi penanaman massal yang berguna sebagai healing landscape atau lanskap yang bermanfaat sebagai relaksasi lansia. Kombinasi ini diantaranya penanaman pohon bambu secara massal, green wall, tanaman

40 71 penutup tanah rendah, pepohonan bertajuk dan berbagai palem tinggi yang ditanam dengan pola informal. Penanaman ini juga berguna sebagai penghijauan yang berfungsi untuk membatasi hunian villa dengan area parkir. Penanaman jenis bambu dipilih karena memiliki bentuk yang unik ketika ditanam secara massal. Selain itu tanaman bambu juga toleran terhadap naungan. Gambar 39. Imagery Activitiy Areas dan Pocket Gardens (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 2. Tower lounge adalah lanskap di sekitar lift dan tangga yang menuju ke bangunan tower berlantai 10. Lanskap yang di usulkan pada ruang ini berupa taman healing/terapi. Tema lanskap yang dipakai berupa dry landscape dan water pond sebagai healing dan relaksasi bagi lansia. Beberapa furnitur tempat duduk disajikan sebagai tempat bersantai. Penggunaan material deck berfungsi mempercantik material keras. Selain itu feature water dengan water spout juga digunakan sebagai salah satu feature yang memberikan kenyamanan dengan menimbulkan suara gemericik air.

41 72 3. Kawasan penyangga (buffer) merupakan daerah penyangga yang membatasi langsung antara ruangan terbangun dengan lanskap lahan basah (wetland park) selebar 30 meter. Fungsi dari ruang terbuka ini dapet dilihat dari dua aspek, pertama fungsi aktivitas manusia dan kedua fungsi fisik. a. Dilihat dari fungsi aktivitas manusia, aktivitas yang dapat dilakukan di kawasan ini bersifat rekreasi aktif, seperti mini golf, yoga, jogging, senam, maupun aktifitas rekreasi pasif berupa duduk-duduk dan piknik. b. Fungsi fisik buffer adalah untuk memelihara dua daerah sehingga menghindari efek negatif yang ditimbulkan antara kedua pengguna daerah tersebut. Beberapa fungsi dari buffer ini diantaranya, menghindari pencemaran terhadap biodiversitas wetland park, sebagai kawasan resapan air, sebagai ameliorasi iklim mikro yang baik, serta sebagai pereduksi bising. Pola penanaman pada kawasan buffer terdiri dari berbagai pola yang membentuk ruang arsitektural. Pola-pola penanaman ini terdiri dari pola grid pada pohon bertajuk, pola informal pada pepohonan palem, pola menutup pada penanaman semak, serta pola menutup pada pepohonan boundary disekitar batas properti tapak dengan kawasan wetland park. a. Penanaman pola grid bertujuan untuk memberikan ruang berkanopi atau beratap bagi pejalan kaki. b. Pola informal pada penanaman palem berguna sebagai pemberi aksen atau point of interest. c. Penanaman pola menutup pada semak berfungsi agar memberikan ruang semi privat bagi pengguna tapak lawn area pada masing-masing cluster. d. Penanaman pohon boundary pada batas tapak berguna agar membatasi kawasan tapak pengembangan dengan kawasan wetland park. 4. Cluster node merupakan spot ruang terbuka yang bersifat semi-private. Semiprivate merupakan ruang terbuka yang digunakan bersama-sama secara terbatas pada ketetanggan lingkup cluster. Cluster node ini terbentuk oleh cluster bangunan yang membentuk U. Gambar perspektif pada taman cluster node dapat dilihat pada Gambar 40.

42 73 Gambar 40. Perspektif Cluster Node (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) Enlargment plan pada level 1 dan level 3 terdiri dari central amenity; retail experience; drop-off dan entry experience; serta podium park. Gambar 41 merupakan keyplan dari keempat kawasan tersebut. Gambar 41. Key Level 1 dan Level 3 Enlargement Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

43 74 Central Amenity Central amenity merupakan ruang terbuka yang memiliki lokasi di tengahtengah tapak pengambangan. Raung terbuka ini menghubungkan antara bangunan pelayanan dan hotel (kawasan non-domestik) dengan bangunan hunian (area domestik). Pemanfaatan area ini berupa berbagai penggunaan pasif dan aktif. Diantaranya adalah open lawn dan amphitheatre sebagai ruang aktif. Selain itu kawasan lainnya, seperti pavilion, sitting area, dan deck sebagai ruang pasif. Gambar 42 menyajikan gambar perbesaran site plan central amenity. Lingkup perancangan lanskap central amenity terdiri dari perancangan penanaman, perancangan muka dasar (terdiri dari open lawn, dan elemen air), dan perancangan elemen hardscape furniture (terdiri dari sirkulasi jalan, artworks furniture, pavilion, timber deck, sitting area, dan amphitheatre. Gambar 42. Central Amenity Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

44 75 1. Perancangan penanaman Central amenity berada tepat diatas kawasan parkir. Berkaitan dengan hal ini, perancangan pada penanaman diperlukan studi yang cermat berkaitan dengan kebutuhan media tanah dan jenis tanaman yang akan digunakan. Secara keseluruhan, tebal tanah yang dibutuhkan pada tiap tanaman diperkirakan memerlukan kedalaman minimum 1,2 meter. Hal ini berguna untuk menyediakan media tanah yang cukup bagi tanaman. Tanaman yang dipilih diantaranya tanaman jenis palem-paleman, berbagai pohon-pohon rendah dan semak, serta dua pohon aksen pada tapak (feature trees). Pada sekeliling tapak, tanaman yang diusulkan berupa tanaman palem, pohon sedang dan berbagai semak yang dikombinasikan dengan pola masif. Sedangkan pada pohon aksen digunakan jenis pohon Ficus benjamina. Kedalaman tanah yang diusulkan untuk pohon Ficus benjamina adalah sekitar 2,5 meter. Kombinasi penanaman pada lokasi ini mengikuti konsep penanaman hutan hujan tropis. Gambar 43 merupakan gambar potongan central amenity dan Gambar 44 dan 45 merupakan gambar perspektif central amenity. 2. Perancangan muka dasar tapak Muka dasar tapak lokasi ini secara umum terdiri dari muka tanah dan muka air yang berada di atas struktur. Pada muka tanah penggunaannya meliputi lawn area, struktur jalan, dan daerah penanaman. Kedalaman minimum yang diusulkan pada muka tanah adalah 1,2 meter. Hal ini bertujuan agar memberikan kedalaman yang cukup bagi tanaman. Pada muka air berfungsi sebagai pembentuk lagoon artifisial. Kedalaman yang diusulkan maksimum adalah 50 cm. Hal ini merupakan ketinggian maksimum agar tidak memiliki beban terlalu berat pada struktur. Drainase air yang diusulkan adalah menggunakan oculus feature (lubang terbuka yang mengalir ke kawasan parkir). 3. Hardscape Furniture Material keras yang dipakai terdiri dari jalur sirkulasi, berupa paving dan deck, serta artworks, feature wall, pavilion, dan planter boxes.

45 76 Gambar 43. Potongan Tapak Central Amenity (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 76

46 77 Gambar 44. Perspektif Tapak Central Amenity (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 77

47 78 Gambar 45. Perspektif Tapak Central Amenity (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 78

48 79 Gambar 46. Central Amenity Imagery (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 79

49 80 Retail Experience Retail experience merupakan pusat komersial yang digunakan bagi penghuni maupun pengunjung luar. Kawasan ini belokasi di area non-domestik, dan 1 level berada diatas ground level. Lingkup perancangan lanskap pada lokasi tapak ini terdiri dari desain akses dan sirkulasi, desain focal point, dan penanaman. 1. Akses dan sirkulasi Akses dirancang agar pengunjung dapat masuk ke kawasan komersial dengan mudah. Akses masuk kawasan ini terdiri dari akses bagi penghuni dan akses bagi pengguna dari luar tapak. Terdapat 5 akses masuk ke kawasan ini, diantaranya 2 akses dari kawasan penghuni dan 3 akses dari luar tapak. 2. Focal point Focal point yang didesain berfungsi sebagai feature tapak. Perancangan focal point yang diusulkan diantaranya adalah decorative water feature dan water jet fountain (Legenda 2 dan 9/Gambar 47). 3. Penanaman Konsep penanaman pada kawasan ini berupa tanaman dalam pot, dan penanaman tanaman palem yang berasal dari ground level. Konsep penanaman tanaman yang berasal dari ground level dapat dilihat pada Gambar 48 potongan tapak.

50 81 Gambar 47. ND. Retail Experience Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 81

51 82 Gambar 48. Potongan Tapak Retail Experience (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 82

52 83 Drop-off dan Entry Experience Drop-off dan entry experience berlokasi di area domestik. Drop-off merupakan tempat kendaraan menurunkan/menaikkan penumpang. Sedangkan Entry experience merupakan jalur jalan penghuni memasuki bangunan perumahan. Rekomendasi penanaman pada area drop-off berupa tanaman penaung pada drop-off dan pembatas pada batas properti tapak dengan kawasan luar (pedestrian). Penanaman pada entry experience berupa penanaman masif di kanan kiri jalan masuk. Pananaman padat berfungsi sebagai relaksasi dan sebagai aspek bagi pengguna jalan, terutama lansia, dapat dilihat pada gambar potongan (Gambar 50). Lokasi tapak yang berdekatan dengan pedestrian di luar memerlukan penanaman pembatas agar memberikan kenyamanan bagi pengguna jalur terluar. Tanaman pembatas yang digunakan yaitu penanaman greenwall dan penanaman palem-paleman yang toleran terhadap naungan, seperti slinder palm dan Raphis excelsa. Penanaman ini dapat dilihat pada gambar potongan (Gambar 51). Gambar 49. Drop-off dan Entry Experience Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

53 84 Gambar 50. Potongan Tapak Entry Experience (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) Gambar 51. Potongan Tapak Drop-off Podium (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang)

54 85 Podium park/roof Garden Podium park/roof garden, merupakan ruang terbuka berlokasi di atas area parkir. Beberapa fungsi ruang yang di desain pada podium park diantaranya privat terrace, open lawn, seating pavilion, pathway, feature tree planting, dan lawn bowling area. Private terrace adalah halaman yang digunakan sebagai area privat bagi penghuni..open lawn sebagai ruang transisi antara ruang privat dan ruang semi-privat. Seating pavilion diperuntukkan sebagai kawasan pasif, duduk-duduk dan berkumpul. Lawn bowling area, merupakan area aktif permainan bowling dengan lapangan rumput. Sedangkan roof garden merupakan peananaman di atas villa sebagai peningkat kualitas visual. Gambar 52 merupakan site plan podium park/roof garden. Gambar 53 merupakan gambar potongan tapak dan Gambar 54 menyajikan gambar perspektif. Gambar 52. Podium Park dan Roof Garden Plan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010)

55 86 Gambar 53. Potongan Tapak Podium Park (Sumber: Digambar oleh mahasiswa magang) 86

56 87 Gambar 54. Perspektif Podium Park/Roof Garden (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 87

57 88 Gambar 55. Podium Park/Roof Garden Imagery (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd., 2010) 88

58 Imagery Boards Imagery Boards merupakan foto-foto referensi desain yang disusun oleh Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. dan diajukan kepada klien sebagai gambaran untuk desain lanskap yang akan diterapkan pada tapak. Imagery boards merepresentasikan jenis karakter material hardscape dan softscape yang akan dipakai, serta gambar-gambar suasana yang memberikan kesan lanskap yang akan terbentuk. Imagery boards pada proyek tahap preliminary concept design terdiri dari imagery board nightscape character, imagery board hardscape character dan imagery board tanaman yang akan digunakan. a. Nightscape Character Imagery board nightscape character merupakan foto-foto tapak yang merepresentasikan karakteristik suasana lanskap pada malam hari. Karakteristik lanskap pada malam hari ini berkaitan dengan konsep pencahayaan. Dilihat dari estetiska, pencahayaan dapat memperindah suasana lanskap pada malam hari. Sedangkan dari segi fungsional, pencahayaan mempengaruhi keselamatan dan keamanan pengguna tapak. Imagery boards Nightscape character ditampilkan pada Gambar 56. Gambar 56. Imagery Boards Nightscape Character (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.)

59 90 b. Hardscape Character Imagery karakter hardscape lanskap pada proyek ini terdiri dari hardscape paving, dinding, keramik, dan curb. Secara umum hardscape yang akan dipilih memiliki karakter yang modern dengan pola dan warna yang sederhana. Gambar 57 menyajikan gambar hardscape character. Gambar 57. Imagery Boards Hardscape Character (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) c. Softscape Character Imagery softscape merupakan foto katalog rekomendasi penggunaan taman yang diberikan oleh BCI Singapore dan di revisi oleh arsitek lanskap lokal di Hong Kong (KNA). Rekomendasi tanaman pada preliminary concept design merupakan jenis tanaman tropis yang hijau sepanjang tahun. Pemilihan jenis tanaman tropis ini selain sebagai penguat konsep tropis pada tapak, juga memberikan efek visual hijau yang teduh. Daftar nama-nama tanaman yang akan dipakai dikategorikan berdasarkan jenis tanaman pohon, tanaman palem, tanaman semak, tanaman penutup tanah, tanaman merambat, tanaman akuatik. Serta tanaman dengan kategori yang toleran terhadap naungan yang akan digunakan pada lokasi-lokasi penanaman yang terhalang oleh bangunan atau kurang cahaya.

60 91 1. Tanaman pohon Pada jenis tanaman pohon merupakan tanaman jenis penaung, pembatas, dan beberapa jenis pohon sebagai pemberi aksen pada lanskap. Berikut ini adalah imagery jenis pohon yang akan di tanam pada tapak. Gambar 58 menunjukkan imagery boards tanaman jenis pohon yang akan digunakan. Gambar 58. Imagery Boards Pohon (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.)

61 92 2. Tanaman palem Tanaman jenis palem merupakan tanaman yang mencirikan karakter lanskap tropis. Tanaman palem terdiri dari jenis palem jenis pohon, palem jenis perdu, dan palem jenis semak. Gambar 59 menyajikan imagery boards tanaman jenis palem-paleman yang akan digunakan. Gambar 59. Imagery Boards Palem (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) 3. Tanaman semak Tanaman semak merupakan salah satu tanaman yang paling digunakan untuk menimbulkan penanaman hijau secara massal. Pada proyek ini terdapat berbagai jenis tanaman semak yang variatif dengan ketingian berkisar antara 30 cm 2,5 m. Terdapat tanaman semak berbunga dan tanaman semak hijau. Gambar 60 merupakan katalog tanaman jenis semak yang akan digunakan pada tapak.

62 93 Gambar 60. Imagery Boards Semak (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) 4. Tanaman penutup tanah Jenis tanaman penutup tanah yang dipilih umumnya memiliki ketinggian maksimal sekitar 30 cm. Gambar 61 menunjukkan katalog tanaman yang akan dipakai di tapak.

63 94 Gambar 61. Imagery Boards Penutup Tanah (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) 5. Tanaman Merambat Tanaman merambat yang dipilih umumnya untuk penanaman pada green wall. Tanaman merambat yang dipakai pada proyek ini berguna sebagai estetika. Beberapa tanaman yang dipakai diantaranya tanaman merambat berbunga dan tanaman merambat tidak berbunga. Gambar 62 menunjukkan tanaman merambat yang akan dipakai di tapak. 6. Tanaman akuatik Tanaman akuatik yang diusulkan terdiri dari sembilan spesies. Penanaman tanaman akuatik dilokasikan pada central amenity yang memiliki kolam seperti lagoon. Gambar 63 merupakan imagery boards tanaman akuatik yang diusulkan pada tapak. 7. Tanaman toleran terhadap naungan Tanaman toleran naungan ini merupakan rekomendasi daftar tanaman yang digunakan pada lokasi-lokasi ruang penanaman yang memiliki cahaya kurang. Daftar tanaman toleran terhadap naungan yang akan dipakai di kategorikan manjadi tanaman jenis pohon, tanaman jenis palem, tanaman jenis bambu, tanaman sebagai aksen, tanaman semak dan tanaman penutup

64 95 tanah. Gambar 64 menunjukkan jenis tanaman yang toleran terhadap naungan yang akan di pakai di tapak. Gambar 62. Imagery Boards Tanaman Merambat (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) Gambar 63. Imagery Boards Tanaman Akuatik (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.)

65 Gambar 64. Imagery Boards Toleran terhadap Naungan (Sumber: Belt Collins International (Singapore) Pte.Ltd.) 96

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan

Gambar 65. Tipikal Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan 97 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Produk Perancangan Lanskap Pada setiap perancangan lanskap yang dihasilkan oleh BCI terdapat karakter dan keunikan tersendiri pada masing-masing proyek. Pada perancangan lanskap

Lebih terperinci

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar.  Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011).

III. METODOLOGI. 2). Waktu penelitian sejak pelaksanaan hingga pembuatan laporan hasil studi berlangsung selama 9 bulan (Februari 2011-Oktober 2011). 16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Bandara Internasional SoekarnoHatta, Tangerang, Banten dengan lokasi yang berada pada Terminal 3 (Gambar 2). Waktu penelitian

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN LANSKAP ELDERLY COMMUNITY HOUSING HONG KONG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE LTD

PROSES PERANCANGAN LANSKAP ELDERLY COMMUNITY HOUSING HONG KONG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE LTD i PROSES PERANCANGAN LANSKAP ELDERLY COMMUNITY HOUSING HONG KONG DI BELT COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE LTD IRVAN NUGRAHA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB VI R E K O M E N D A S I

BAB VI R E K O M E N D A S I BAB VI R E K O M E N D A S I 6.1. Rekomendasi Umum Kerangka pemikiran rekomendasi dalam perencanaan untuk mengoptimalkan fungsi jalur hijau jalan Tol Jagorawi sebagai pereduksi polusi, peredam kebisingan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Proyek Taman Menteng Square, Jakarta Pusat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Proyek Taman Menteng Square, Jakarta Pusat 61 HASIL DAN PEMBAHASAN Proyek Taman Menteng Square, Jakarta Pusat Pengembang Proyek Menteng Square ini dikembangkan oleh PT. Bahama Development yang merupakan holding company dengan memfokuskan diri pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang

III. METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang 3.1 Lokasi dan Waktu Magang III. METODOLOGI Kegiatan magang dilakukan di perusahaan AECOM Singapore Pte. Ltd, divisi Planning, Design, Development (PDD), tim Landscape Architecture (LA team). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum Subdivisi Arsitektur Lanskap Redinuka Ashil Karamah Sempervivum tectorum Review: Love Your Garden Season 6 Episode 2 TUJUAN Mempelajari perancangan taman Mempelajari konsep taman dengan salah satu gaya/tema

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar mengacu kepada tema yang telah diusung yaitu Ekspos Arsitektur untuk Rakyat, dalam tema ini arsitektur haruslah beradaptasi dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA

IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 25 IV. KONDISI UMUM PT. ENVIROSPACE CONSULTANT INDONESIA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. Envirospace Consultant Indonesia (ESCI) berdiri pada tahun 2005. Perusahaan ini merupakan cabang dari perusahaan Envirospace

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu: mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan ini adalah bangunan yang menyatu dengan alamnya/ keadaan sitenya. Contour as a part of building atau kontur sebagai bagian dari bangunan.

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis

Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Sumber : Analisa Penulis BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Pengertian Umum Konsep Perancangan Gambar 6.1 Konsep Hasil Perumusan Pendekatan Konsep Konsep perancangan terminal penumpang kapal laut (TPKL) ini merupakan sebuah konsep

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK APARTEMEN DAAN MOGOT CITY

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK APARTEMEN DAAN MOGOT CITY BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK APARTEMEN DAAN MOGOT CITY 3.1. Deskripsi Proyek Apartemen Daan Mogot City 1.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Perencana Owner Pendanaan Harga Kontrak : Perencanaan Pembangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan

PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG. Kelembagaan Perusahaan 116 PEMBAHASAN UMUM KEGIATAN MAGANG Kelembagaan Perusahaan PT. Envirospace Consultans Indonesia (ECI) merupakan sebuah konsultan yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Dalam melakukan proses manajemen,

Lebih terperinci

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan

Lebih terperinci

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 23 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Desain Lanskap kampus Fakultas Seni Rupa dan Desain menitikberatkan pada sebuah plaza dengan amphitheatre di bagian tengah kampus yang menghubungkan semua gedung

Lebih terperinci

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan BAB V : KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam konsep dasar perancangan Bangunan Hotel dan Konvensi ini dipengaruhi oleh temanya, yaitu Arsitektur Hijau. Arsitektur Hijau adalah arsitektur yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Kawasan Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, yaitu dengan menggunakan lingkungan yang tenang dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN DESAIN PREMIS Seiring berkembangnya kawasan wisata Baturaden mengharuskan kawasan tersebut harus juga meningkatkan kualitas dalam sektor penginapan. Masih minimnya penginapan berbintang seperti hotel resort

Lebih terperinci

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A

KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A KONSEP STREET FURNITURE KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA INDRA SAPUTRA A34203039 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN INDRA SAPUTRA. A34203039.

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI Unsur-unsur bangunan seperti Ketinggian bangunan, Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Dasar Bangunan (KDB) / Building

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan penulis sebelumnya melihat peruntukan lahannya, sebelum merancang sebuah bangunan rancangan apa yang pantas pada tapak dengan

Lebih terperinci

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK HANDOUT PERKULIAHAN MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU PROF. Dr. H. MAMAN HILMAN, MPd, MT. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku BAB V KONSEP DASAR 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion Park ini mencangkup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku Kriteria dalam behaviour

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 DRAFT PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA ATLET Nama / No. Responden : Usia : Cabang Olahraga : Asal : 1. Kegiatan apa saja yang Anda lakukan sehari hari? Bagaimana jadwalnya (waktu berlangsung)?

Lebih terperinci

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim Compact House Penulis Mufliah Nurbaiti Fotografer Ahkamul Hakim Idealnya sebuah bangunan, khususnya rumah tinggal didirikan berdasarkan kebutuhan penghuninya. Selain itu, bentuk kaveling juga turut memengaruhi

Lebih terperinci

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur BAB II TRUTHS Setelah menemukan adanya potensi pada kawasan perancangan, proses menemukan fakta tentang kawasan pun dilakukan. Ramussen (1964) dalam bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan

Lebih terperinci

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan. KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan

Lebih terperinci

Pengembangan RS Harum

Pengembangan RS Harum BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert

Lebih terperinci

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

BAB VI DESAIN PERANCANGAN BAB VI DESAIN PERANCANGAN 6.1 Identitas Proyek Desain perancangan Redesain Saung Angklung Udjo merupakan aset bagi wilayah kota Bandung pada umumnya dan khususnya bagi pemilik Objek wisata Saung Angklung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1. Rancangan Tapak Hasil akhir dari rancangan mengacu pada konsep yang telah ada. Dengan demikian rancangan yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari konsep yang telah dibuat. Konsep

Lebih terperinci

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S The Via And The Vué Apartment Surabaya Dyah Tri S 3107 100 509 Apartemen sebagai pemenuhan kebutuhan manusia akan hunian sebagai tempat untuk berteduh, untuk tinggal dan melakukan kegiatan harus memiliki

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, serta atas izinnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul Redesain Gelanggang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini 165 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Ide Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini menggunakan tema Arsitektur Perilaku, dimana subjek (manusia) dan lingkungan masing-masing berperan

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

KARAWACI Data Proyek. Lokasi. Kelapa. bersifat campuran.dalam. beberapa.

KARAWACI Data Proyek. Lokasi. Kelapa. bersifat campuran.dalam. beberapa. BAB IV: TINJAUAN UMUM PROYEK 4.1. Deskripsi Umumm Proyek 4.1.1 Data Proyek Namaa Proyek Lokasi : Superblock VIVAONE : Jl. Pasir Randu Cijengir, Desa Binong, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Provinsi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN HASIL MAGANG

PEMBAHASAN HASIL MAGANG 110 PEMBAHASAN HASIL MAGANG Proses Perancangan Lanskap Dari seluruh proses perancangan yang ada pada oleh BCI yang dimulai dari penerimaan proyek, mobilization, desain (PLMP, CD, dan DD), HWD dan SWD,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta

Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 DISKURSUS Threshold Space sebagai Pendekatan Desain Ruang Terbuka di Kawasan Kota Tua Jakarta Steven Nio (1), Julia Dewi (1) stevennio93@gmail.com, julia.dewi@uph.edu (1) Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalan bebas hambatan Tol Jagorawi dengan mengambil beberapa segmen jalan yang mewakili karakteristik lanskap jalan

Lebih terperinci