ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H"

Transkripsi

1 ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

2 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus: Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH. Bogor, Januari 2010 Milasari H iii

3 RINGKASAN MILASARI. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita). Dibimbing oleh ACENG HIDAYAT. Sektor pariwisata erat hubungannya dengan wisatawan. Tingkat permintaan atau kunjungan wisata akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap pemerintah dan masyarakat lokal, seperti peningkatan pendapatan, menciptakan lapangan pekerjaan dan dapat menunjang pengembangan wilayah tersebut. Pengeluaran wisatawan selama melakukan perjalanan wisata akan mendorong terciptanya transaksi ekonomi. Adanya transaksi tersebut menimbulkan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar lokasi wisata. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukanlah penelitian ini. Adapun permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana karakteristik masyarakat sekitar, unit usaha, tenaga kerja dan pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita? 2) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan wisata di lokasi Taman Wisata Tirta Sanita? 3) Bagaimana dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata alam berbasis masyarakat lokal di sekitar Taman Wisata Tirta Sanita?. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Wisata Tirta Sanita yang terletak di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita, pendapatan dari unit usaha, pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja lokal di lokasi wisata dan keterlibatan masyarakat lokal sekitar. Data sekunder meliputi keadaan umum lokasi wisata (sejarah, status, letak dan luas, keadaan fisik serta potensi wisata) dan jumlah kunjungan pengunjung yang diperoleh dari pengelola wisata dan studi literatur lainnya. Analisis menggunakan Metode Biaya Perjalanan dengan alat pengolah data Stata 9 dan Keynesian Income Multiplier untuk mengetahui dampak ekonomi yang diolah dengan Microsoft Excel Karakteristik sosial ekonomi pengunjung objek Taman Wisata Tirta Sanita adalah pengunjung berusia antara tahun, berasal dari Tangerang, berstatus sudah menikah dan memiliki tanggungan antara 1-3 orang, tingkat pendidikan SMA, pekerjaan sebagai karyawan swasta, total pendapatan sebesar Rp ,00-Rp ,00, mencapai lokasi wisata menggunakan kendaraan pribadi bersama keluarga dengan jumlah rombongan 2-6 orang dan aktivitas utama yang dilakukan adalah untuk mandi air panas. Pengunjung menyetujui bentuk pengelolaan berbasis masyarakat lokal. Menurut pengunjung perlu adanya penambahan fasilitas berupa kolam renang, toilet, tempat sampah, gazebo, warung makanan dan kios cenderamata. Persepsi pengunjung terhadap panorama alam dinilai baik sedangkan persepsi terhadap kebersihan dinilai sedang. Pelayanan oleh petugas Taman Wisata Tirta Sanita dilakukan dengan baik, akses menuju lokasi mudah. Harga tiket yang diberlakukan dinilai pengunjung masih terjangkau untuk semua kalangan. Faktor sosial ekonomi mempengaruhi fungsi permintaan rekreasi Taman Wisata Tirta Sanita adalah biaya perjalanan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jarak tempuh, jumlah rombongan dan pengetahuan pengunjung terhadap keberadaan objek wisata. Dampak ekonomi langsung yang berupa pendapatan pemilik unit usaha sebesar 54%. Sedangkan dampak tidak i

4 langsung yang berupa pendapatan tenaga sebesar 2%. Dampak induced berupa pengeluaran tenaga kerja sebesar 59%. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,07, Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah 1,22 dan Ratio Income Multiplier Tipe 2 adalah 1,37. ii

5 Judul Skripsi Nama NRP : Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita Kabupaten Bogor ) : Milasari : H Disetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP Diketahui, Ketua Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT NIP Tanggal Lulus : iv

6 ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa melimpahkan kasih dan sayang-nya pada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul dari skripsi ini adalah Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak memperoleh dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan ilmu dan membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. 2. Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku dosen penguji utama yang telah bersedia menguji dan memberikan masukan, kritik dan ilmu yang bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini. 3. Adi Hadianto, SP selaku dosen penguji komisi pendidikan yang telah memberikan masukan dalam perbaikan tata bahasa untuk penyempurnaan skripsi ini. 4. Seluruh staf pengelola objek Taman Wisata Tirta Sanita yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat melakukan penelitian di lokasi yang dikelola. vi

8 5. Keluarga penulis Mama, Ayah, Abang, Mpok, Nurma, Deni, Jaka, Rizki dan Dela yang telah memberikan kasih sayang, dukungann serta doa yang tak henti. 6. Rian Aditya atas perhatian, dukungan dan memberikan motivasi untuk melangkah. 7. Sahabat-sahabat penulis Margaret Bunga AS, Siti Maryati, Sylvia Amanda, Sri Rahayu, Mia Mardiatuljannah, Mutiara Indah S, Tiara Kirana Gita, Kamila Haqq, Kartini, Annisa Merryna, Meita Amanda, Tri Firandari, Miqdam Awali, Mba Dian, Yayan, Tia, Monky, Dina, Mba Asti dan seluruh mahasiswa ESL angkatan 42 yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi untuk melangkah dan berjuang lebih gigih. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga hasil dari skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Desember 2010 Milasari H vii

9 RIWAYAT HIDUP MILASARI. Penulis dilahirkan di Jakarta, 31 Maret 1987 dari pasangan Rukiyah dan Duli Bin Sajid. Penulis Menjalani Pendidikan di bangku Sekolah Dasar dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1999 di MI. Darul Muqinin, Jakarta. Selanjutnya meneruskan ke pendidikan tingkat pertama dari tahun 1999 sampai tahun 2002 di SLTPN 111 Jakarta. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan menengah umum di SMAN 16 Jakarta dan lulus pada tahun Pada tahun 2005, penulis di terima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB dan setahun kemudian diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan FEM IPB. Pada tahun penulis aktif sebagai staf divisi Entrepreneurship di Responsibility Resources Enviromental and Economic Student Association (REESA). v

10 DAFTAR ISI RINGKASAN... PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 8 II. TINJAUAN PUSTAKA Objek Wisata Alam Pengertian Pariwisata Pengertian Wisatawan Motivasi Berwisata Permintaan Wisata Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Dampak Ekonomi Pariwisata Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN IV. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Sampel Analisis Data Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Analisa Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam Air Panas Tirta Sanita Terhadap Masyarakat Lokal Hipotesis Penelitian V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Lokasi Penelitian Aksesibilitas i iii iv v vi viii xi xii xiii viii

11 VI. GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN Gambaran Umum Pengunjung Karakteristik Sosial Ekonomi Pengunjung Umur Asal Daerah Jumlah Tanggungan Tingkat Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Cara Kedatangan Jenis Kendaraan Jumlah Rombongan Motivasi Kunjungan Persepsi Pengunjung Persepsi Pengunjung Mengenai Bentuk Ekowisata Persepsi Pengunjung Mengenai Fasilitas di LokasiWisata Persepsi Pengunjung Mengenai Panorama Alam Persepsi Pengunjung Mengenai Kebersihan Lokasi Wisata Persepsi Pengunjung Mengenai Aksesibilitas Persepsi Pengunjung Mengenai Keamanan Persepsi Pengunjung Mengenai Pelayanan Petugas Persepsi Pengunjung Mengenai Harga Tiket Masuk Gambaran Umum Masyarakat Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Taman Wisata Tirta Sanita Persepsi Masyarakat Gambaran Umum Unit Usaha Lokal di Lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita Gambaran Umum Tenaga Kerja Lokal di Lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita VII. FUNGSI PERMINTAAN WISATA Fungsi Permintaan Taman Wisata Tirta Sanita Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Taman Wisata Tirta Sanita Variabel yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Permintaan Taman Wisata Tirta Sanita Variabel yang Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Permintaan Taman Wisata Tirta Sanita VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita ix

12 8.1.1 Dampak Langsung (Direct Impact) Dampak Tidak Langsung (Indirect Impact) Dampak Ikutan (Induced Impact) Nilai Penggandaan dari Pengeluaran Pengunjung IX. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran X. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

13 Nomor DAFTAR TABEL Halaman 1 Jumlah Pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita dari Tahun September Matriks Metode Analisis Data Hasil Analisis Regresi Poisson Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita Proporsi Struktur Pengeluaran Pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita Proporsi Pengeluaran Pengunjung per Bulan di Taman Wisata Tirta Sanita Sebaran Jenis Unit Usaha di Lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita Proporsi Struktur Alokasi Penerimaan Total Unit Usaha di Lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita Jumlah Tenaga Kerja Lokal pada Unit Usaha di Lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita Proporsi Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal Nilai Multiplier dari Arus Uang yang Terjadi di Taman Wisata Tirta Sanita.. 73 xi

14 Nomor DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Dampak Ekonomi Pariwisata Alam Terhadap Ekonomi Wilayah Kerangka Penelitian Penelitian Bukit Kapur Objek Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Diagram Kelompok Umur Responden Diagram Kelompok Asal Daerah Responden Diagram Kelompok Jumlah Tanggungan Responden Diagram Kelompok Tingkat Pendidikan Responden Diagram Kelompok Pekerjaan Responden Diagram Kelompok Tingkat Pendapatan Responden Diagram Cara Kedatangan Responden Diagram Kelompok Jenis Kendaraan Responden Diagram Jumlah Rombongan Responden Diagram Motivasi Kunjungan Responden Diagram Persepsi Responden Mengenai Bentuk Ekowisata yang diharapkan di Taman Wisata Tirta Sanita Diagram Persepsi Responden Mengenai Fasilitas di Taman Wisata Tirta Sanita Diagram Persepsi Responden Terhadap Panorama Alam di Taman Wisata Tirta Sanita Diagram Sebaran Persepsi Responden Terhadap Kebersihan di Taman Wisata Tirta Sanita Diagram Sebaran Persepsi Responden Terhadap Aksesibilitas Menuju Taman Wisata Tirta Sanita Diagram Persepsi Responden Terhadap Keamanan di Taman Wisata Tirta Sanita Diagram Persepsi Responden Terhadap Pelayanan Petugas Taman Wisata Tirta Sanita Diagram Sebaran Persepsi Responden Terhadap Harga Tiket Masuk... Taman Wisata Tirta Sanita xii

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1 Kuesioner untuk Pengunjung Kuesioner untuk Tenaga Kerja Kuesioner untuk Unit Usaha Kuesioner untuk Masyarakat Sebaran Pengeluaran Responden di Taman Wisata Tirta Sanita Sebaran Proporsi Pengeluaran Responden di Taman Wisata Tirta Sanita Hasil Regresi Poisson dengan Stata Foto-foto Taman Wisata Tirta Sanita xiii

16 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata menjadi andalan penggerak perekonomi Indonesia. Selain sebagai salah satu sumber penerimaan devisa, sektor pariwisata juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan adanya kemungkinan bagi masyarakat di negara penerima wisatawan untuk meningkatkan tingkat pendapatan dan standar hidup. Disamping itu, industri pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan sektor ekonomi lainnya. Pengembangan sektor pariwisata menjadi kegiatan riil yang dapat mengurangi masalah kemiskinan dalam perekonomian. Pengembangan sektor pariwisata merupakan paradigma pembangunan yang sudah berlangsung di Indonesia. Aktivitas sektor pariwisata telah didorong dan ditanggapi secara positif oleh pemerintah dengan harapan dapat menggantikan sektor migas yang selama ini menjadi sektor utama dalam penerimaan devisa negara. Hal ini didukung oleh potensi pariwisata yang sangat besar yang dimiliki oleh Indonesia baik dari segi alam maupun sosial budaya. Sektor pariwisata cukup menjanjikan untuk turut membantu dalam meningkatkan cadangan devisa negara dan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Menurut Badan Pusat Statistik (2009), penerimaan devisa yang berasal dari sektor pariwisata pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 2,1 miliar dollar AS menjadi 7,4 miliar dollar AS dibandingkan pada tahun 2007 yaitu sebesar 5,3 miliar dollar AS.

17 Pariwisata alam mempunyai peran penting dalam konteks pembangunan berkelanjutan, karena menawarkan potensi kepada sektor privat untuk memanfaatkan potensi sumberdaya alam agar mampu memberikan kontribusi terhadap pengembangan pariwisata dan pembangunan ekonomi masyarakat, terutama di wilayah yang berada di sekitar kawasan wisata alam. Strategi yang akan diterapkan yaitu pengelolaan kawasan wisata berbasis masyarakat lokal atau Community-based Tourism Development karena sebagian besar pelaku bisnis pariwisata merupakan usaha kecil dan menengah, serta hasil pariwisata dapat langsung dinikmati oleh masyarakat. Dalam konteks pengelolaan lingkungan, pengembangan pariwisata alam dapat menyediakan rangsangan dalam upaya konservasi pemanfaatan lahan dan membantu pendanaan perlindungan keanekaragaman hayati. Dengan demikian, pariwisata alam merupakan instrumen yang memadukan antara pembangunan ekonomi masyarakat sekitar dan upaya konservasi. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan WTO telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang yang relatif memiliki kemampuan (kaya), kini telah menjadi bagian dari hak azazi manusia. Hal ini terjadi tidak hanya di negara maju tetapi mulai dirasakan pula di negara berkembang termasuk Indonesia. Dalam hubungan ini, berbagai negara termasuk Indonesia turut menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia misalnya, banyak lapangan pekerjaan yang timbul mulai dari kegiatan pengadaan jasa 2

18 akomodasi, restoran, layanan wisata, hingga bisnis cinderamata yang telah berhasil membantu pemerintah untuk mengurangi tingkat pengangguran. Kabupaten Bogor memiliki banyak lokasi tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Dilihat dari aspek potensi sumberdaya alamnya, Kabupaten Bogor memiliki berbagai objek wisata yang dapat dikembangkan. Selain itu, letak Kabupaten Bogor yang tidak jauh dari ibu kota negara merupakan salah satu potensi sebagai daerah penyebaran wisatawan. Seni budaya dan cinderamata juga menjadi aspek lain yang menarik untuk dinikmati. Hal ini menjadikan Kabupaten Bogor sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara. Potensi wisata tersebut dapat memicu aktivitas di sektor pariwisata dan memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan ekonomi daerah. Terdapat beberapa tempat wisata alam pemandian air panas di Kabupaten Bogor, salah satunya adalah Taman Wisata Tirta Sanita. Taman Wisata Tirta Sanita merupakan objek wisata alam yang memiliki daya jual utama berupa gugusan bukit kapur yang memiliki sumber mata air panas alami yang mengandung belerang sehingga berguna untuk kesehatan. Selain itu, objek wisata pemandian air panas alami ini lokasinya paling dekat dengan ibu kota negara dibandingkan dengan objek wisata pemandian air panas alami lain yang terdapat di Kabupaten Bogor. Adapun ciri khas kawasan objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita adalah gunung kapur yang tingginya mencapai 20 meter yang menjadi sumber air panas bermineral. Daya tarik wisata lain yang ditawarkan diantaranya pemandangan alam yang indah, hamparan sawah dan pepohonan. Oleh karena itu, 3

19 pengembangan pariwisata ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah pada khususnya seperti retribusi dan pajak serta devisa negara pada umumnya. Selama beberapa periode, berdasarkan catatan pengelola Taman Wisata Tirta Sanita perkembangan jumlah wisatawan kawasan ini terus mengalami peningkatan (Tabel 1). Tabel 1. Jumlah Pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita dari Tahun September 2009 Jumlah Pengunjung (Orang) Bulan No Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: Pengelola Taman Wisata Tirta Sanita (2009) Berdasarkan catatan tersebut, kawasan wisata ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan berperan dalam peningkatan pendapatan masyarakat dan daerah. Meningkatnya jumlah wisatawan mendorong masyarakat lokal untuk terlibat dalam kegiatan pariwisata, misalnya berdagang atau menjadi tenaga kerja pada kawasan wisata tersebut. Adanya kawasan Taman Wisata Tirta Sanita mendatangkan dampak tersendiri bagi masyarakat lokal seperti peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja dan peluang usaha. Namun, sejauh ini belum diketahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut terhadap keadaan ekonomi masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk membantu masyarakat lokal agar lebih menyadari akan pentingnya lokasi wisata 4

20 ini bagi peningkatan perekonomian masyarakat lokal dan mendorong masyarakat untuk turut serta melindungi kawasan wisata tersebut. Selain itu juga untuk membantu pengelola kawasan untuk dapat mengevaluasi dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan pariwisata alam sehingga tujuan dari pengembangan pariwisata alam dapat tercapai Perumusan Masalah Berbagai potensi sumberdaya alam yang terdapat di Kabupaten Bogor dapat menjadi peluang dalam memajukan dunia pariwisata yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatkan pendapatan daerah dan penciptaan kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Dengan memanfaatkan potensi tersebut menjadi suatu kawasan pariwisata akan memicu kegiatan pariwisata yang ditandai dengan kunjungan para wisatawan dalam dan luar negeri. Peran masyarakat dalam pengembangan pariwisata yaitu menjaga kelestarian dan konservasi sumberdaya alam. Selain itu, masyarakat lokal umumnya memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap keberadaan kawasan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat sekitar yang ikut berkontribusi dalam kegiatan wisata maka pengelolaan yang dilaksanakan di kawasan tersebut harus memikirkan kepentingan masyarakat setempat. Taman Wisata Tirta Sanita merupakan salah satu objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Bogor. Upaya untuk menarik kedatangan pengunjung sangat diperlukan agar objek wisata alam ini mampu berkembang dan bersaing dengan objek rekreasi lainnya. Keberadaan objek wisata in sangat tergantung pada pengunjug yang datang sehingga penting bagi pengelola untuk mengetahui bagaimana karakteristik pengunjung, unit usaha dan tenaga kerja lokal serta 5

21 masyarakat sekitar yang diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan dapat digunakan sabagai salah satu dasar dalam menetapkan kebijakan pengelolaan di masa mendatang. Taman Wisata Tirta Sanita menawarkan daya tarik utama berupa sumber mata air panas alami yang berasal dari gunung kapur dan pemandangan alam yang indah yang terdapat pada kawasan wisata tersebut. Namun, potensi yang terdapat pada Taman Wisata Tirta Sanita belum dikembangkan secara optimal. Lingkungan kawasan wisata kurang terawat akibat sampah. Fasilitas-fasilitas yang terdapat dikawasan tersebut kondisinya kurang mendapat perhatian dari pengelola setempat, misalnya toilet dan gazebo. Selain itu, aksesibilitas untuk mencapai lokasi wisata saat ini membutuhkan perhatian dari Pemerintah Daerah setempat karena kondisi jalan raya yang mengalami kerusakan. Tidak jarang pula ditemukan pungutan liar yang dilakukan oleh masyarakat sekitar terutama pada masa liburan. Hal ini akan berdampak pada penurunan tingkat kunjungan wisatawan. Penurunan tingkat kunjungan wisata akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, karena sebagian besar masyarakat memiliki mata pencaharian di kawasan wisata Taman Wisata Tirta Sanita misalnya manjadi tenaga kerja di kawasan wisata dan berdagang berbagai cinderamata. Kegiatan pariwisata di Taman Wisata Tirta Sanita mempunyai dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat lokal sekitar sehingga hal ini perlu dikaji. Sejauh ini belum ada studi mengenai analisa dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Taman Wisata Tirta Sanita sehingga nilai dampak ekonomi kegiatan wisata bagi masyarakat lokal belum diketahui. Berdasarkan uraian tersebut, beberapa masalah dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 6

22 1. Bagaimana karakteristik masyarakat sekitar, unit usaha dan tenaga kerja lokal serta pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita? 2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan wisata di lokasi Taman Wisata Tirta Sanita? 3. Bagaimana dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata di sekitar objek wisata Taman Wisata Alam Tirta Sanita? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi karakteristik masyarakat sekitar, unit usaha dan tenaga kerja lokal dan pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita. 2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan di lokasi Taman Wisata Tirta Sanita. 3. Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata di sekitar objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita Manfaat Penelitian 1. Pemerintah Kabupaten Bogor dan para pengambil keputusan dalam menentukan kebijakan pengembangan sektor pariwisata dan melakukan perbaikan sarana dan prasarana wisata dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 2. Para penyelenggara jasa pariwisata untuk memperoleh gambaran mengenai prospek dan peluang pariwisata di Kabupaten Bogor. 3. Masyarakat umum sebagai informasi dan wawasan mengenai dampak ekonomi pariwisata terhadap masyarakat. 7

23 4. Para akademisi sebagai bahan tambahan dan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan ini akan mengambil tempat di Taman Wisata Tirta Sanita yang berlokasi di daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal yang diteliti dilihat dari sisi pengeluaran wisatawan ( tourism expenditure) dan penggunaan model Keynesian sebagai alat analisis yang mengandung keterbatasan bagi analisis dampak ekonomi pariwisata. 8

24 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Objek Wisata Alam Menurut Soewantoro (1977) dalam Sari (2007), objek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun pembudidayaan. Sementara itu, bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan dan tata lingkungannya disebut wisata alam. Pada umumnya yang menjadi daya tarik utama wisata alam adalah kondisi alamnya, sedangkan fasilitas seperti rumah makan, pelayanan yang baik, dan sarana akomodasi hanya faktor pendukung untuk melakukan wisata alam. Objek wisata alam dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Flora dan fauna Jenis flora yang memiliki keunikan dan kekhasan, antara lain: Bunga Edelweiss, Bunga Raflesia, Kantong Semar, dan Lontar. Jenis fauna yang memiliki keunikan dan kelangkaan, antara lain: Badak Bercula Satu, Harimau Jawa, Komodo, dan Orang Utan. 2. Keunikan dan kekhasan ekosistem Sesuai dengan keadaan geografis kawasan yang sangat bervariasi, keberadaan ekosistem didalamnya akan menunjukkan kekhasan tersendiri. Beberapa tipe ekosistem yang khas adalah ekosistem pantai, hutan, daratan rendah, daratan tinggi, hutan hujan daratan rendah, hutan hujan tropis, mangrove, rawa, dan gambut.

25 3. Gejala alam Potensi objek wisata alam berupa gejala alam, antara lain: kawah, sumber air panas, gleiser, air terjun, danau, gua, batu-batuan berukuran besar, dan matahari terbit. 4. Budidaya sumberdaya alam Potensi objek wisata alam berupa budidaya sumberdaya alam, antara lain: sawah, perkebunan, perikanan, dan kebun binatang Pengertian Pariwisata Definisi pariwisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Jadi, pariwisata meliputi: 1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata 2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti: kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah (candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat dan yang bersifat alamiah (keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya) 3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata. Menurut John Urry (19 90) dalam Pitana (2005), pariwisata adalah aktivitas bersantai atau aktivitas waktu luang. Perjalanan wisata bukanlah suatu kewajiban, dan umumnya dilakukan pada saat seseorang bebas dari pekerjaan yang wajib dilakukan, yaitu pada saat cuti atau libur. Pada perkembangan selanjutnya, berwisata dapat diidentikkan dengan berlibur di daerah lain. 10

26 Berlibur di daerah lain atau memanfaatkan waktu luang dengan melakukan perjalanan wisata, dewasa ini merupakan salah satu ciri dari masyarakat modern. Menurut Wahab (2003), pariwisata dapat dipandang sebagai suatu yang abstrak, misalnya sebagai suatu gejala yang melukiskan kepergian orang-orang di dalam negaranya sendiri (pariwisata domestik) atau penyeb erangan orang orang pada tapal batas suatu negara (pariwisata internasional). Proses bepergian ini mengakibatkan terjadinya interaksi dan hubungan-hubungan, saling pengertian insani, perasaan-perasaan, persepsi-persepsi, motivasi, tekanan-tekanan, kepuasan, kenikmatan dan lain-lain diantara sesama pribadi atau antar kelompok. Pariwisata mengandung tiga unsur, yakni: manusia (sebagai pelaku kegiatan pariwisata), tempat (unsur fisik yang tercakup oleh kegiatan itu sendiri), dan waktu (unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan). Menurut Institute of Tourism in Britain (1979) dalam Pendit (2006), pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut, mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata Pengertian Wisatawan Menurut Cohen (1974) dalam Pitana (2005), seorang wisatawan adalah seorang pelancong yang melakukan perjalanan atas kemauan sendiri dan untuk waktu sementara saja, dengan harapan mendapat kenikmatan dari hal-hal baru dan perubahan yang dialami selama dalam perjalanan yang relatif lama dan tidak 11

27 berulang. Terdapat ciri-ciri perjalanan wisata yang membedakan wisatawan dari orang-orang lain yang bepergian: 1. Sementara, untuk membedakannya dari perjalanan tiada henti yang dilakukan orang petualang (tramp) dan pengembara (nomad). 2. Sukarela atau atas kemauan sendiri, untuk membedakannya dari perjalanan terpaksa yang harus dilakukan orang yang diasingkan ( exile) dan pengungsi (refugee). 3. Perjalanan pulang pergi, untuk membedakannya dari perjalanan satu arah yang dilakukan orang yang pindah ke negeri lain (migrant). 4. Relatif lama, untuk membedakannya dari perjalanan pesiar ( excursion) atau bepergian (tripper). 5. Tidak berulang-ulang, untuk membedakannya dari perjalanan berkali-kali yang dilakukan orang yang memiliki rumah istirahat (holiday house owner). 6. Tidak sebagai alat, untuk membedakannya dari perjalanan sebagai cara untuk mencapai tujuan lain, seperti perjalanan dalam rangka menjalankan usaha, perjalanan yang dilakukan pedagang dan orang yang berziarah. 7. Untuk sesuatu yang baru dan perubahan, untuk membedakannya dari perjalanan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya menuntut lain. Menurut WTO (1986), wisatawan internasional ialah setiap orang yang bepergian ke negara yang lain dari negara tempat tinggalnya, tujuan kunjungannya bukan untuk melakukan pekerjaan yang dibayar di negara yang di kunjunginya dan tinggal di sana selama setahun atau kurang dari setahun. Definisi ini mencakup dua kelompok pengunjung yaitu wisatawan internasional dan transit internasional. Seorang wisatawan internasional disebut pengunjung dalam 12

28 pengertian tersebut di atas yang tinggal setidak-tidaknya satu malam tetapi tidak lebih dari satu tahun di negara yang dikunjunginya dan tujuan kunjungannya dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Kesenangan: liburan, budaya, olahraga, tujuan yang menyenangkan lainnya. 2. Profesional: pertemuan, perutusan, usaha. 3. Tujuan-tujuan lainnya: pendidikan, kesehatan, ziarah. Menurut Smith (1977) dalam Pitana (2005), wisatawan dibedakan menjadi tujuh kelompok, yaitu: 1. Exploler, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensif dengan masyarakat lokal, dan bersedia menerima fasilitas seadanya, serta menghargai norma dan nilai-nilai lokal. 2. Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang belum dikenal, tetapi dengan pengaturan lebih dahulu, dan bepergian dalam jumlah yang kecil. 3. Off-beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak ikut ke tempattempat yang sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap menerima fasilitas seadanya di tempat lokal. 4. Unusual, yaitu wisatawan yang dalam perjalanannya sekali waktu juga mengambil aktivitas tambahan, untuk mengunjungi tempat-tempat baru, atau melakukan aktivitas tambahannya bersedia menerima fasilitas apa adanya, tetapi program pokoknya tetap harus mendapatkan fasilitas yang standar. 5. Incipient mass, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan secara individual atau kelompok kecil, dan mencari daerah tujuan wisata yang mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian. 13

29 6. Mass, yaitu wisatawan yang bepergian ke daerah tujuan wisata dengan fasilitas yang sama seperti di daerahnya, atau bepergian ke daerah tujuan wisata dengan environmental bubble yang sama. Interaksi dengan masyarakat lokal kecil, kecuali dengan mereka yang langsung berhubungan dengan usaha pariwisata. 7. Charter, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk bersantai atau bersenang-senang, bepergian dalam kelompok besar dan meminta fasilitas yang berstandar internasional Motivasi Berwisata Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam studi tentang wisatawan dan pariwisata, karena motivasi merupakan trigger dari proses perjalanan wisata, walau motivasi ini seringkali tidak disadari secara penuh oleh wisatawan itu sendiri. Menurut Pearce (1998) dalam Pitana (2005), berpendapat bahwa wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata termotivasi oleh beberapa faktor yakni: kebutuan fisologis, keamanan, sosial, prestice, dan aktualiasi diri. Pada dasarnya seseorang melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal, motivasi-motivasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar sebagai berikut: 1. Physical or physiological motivation yaitu motivasi yang bersifat fisik atau fisologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai dan sebagainya. 14

30 2. Cultural Motivation yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek peninggalan budaya. 3. Social or interpersonal motivation yaitu motivasi yang bersifat sosial, seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi ( Prestice), melakukan ziarah, pelarian dari situasi yang membosankan dan seterusnya. 4. Fantasy Motivation yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain sesorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang memberikan kepuasan psikologis Permintaan Wisata Douglas (1970) mendefinisikan p ermintaan rekreasi adalah banyaknya kesempatan rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat atau gambaran keseluruhan partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan, bila fasilitas-fasilitas yang tersedia cukup memadai dan dapat memenuhi keinginan masyarakat. Menurut Wahab (2003), permintaan wisata dapat dibagi menjadi permintaan yang potensial dan permintaan yang aktual (nyata). Permintaan yang potensial ialah sejumlah orang yang memenuhi unsurunsur pokok suatu perjalanan dan dalam kondisi siap untuk berpergian. Sedangkan permintaan aktual (nyata) ad alah orang-orang yang secara nyata bepergian ke suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi menurut Clawson dan Knetsch (1975), diantaranya: 15

31 Faktor individu atau faktor yang berhubungan dengan konsumsi potensial, terdiri atas: a. Jumlah individu yang berada disekitar tempat rekreasi. b. Distribusi (penyebaran) geografis daerah konsumen potensial yang berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan untuk mencapai areal wisata. c. Karakteristik sosial ekonomi, seperti: umur, jenis kelamin, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan. d. Pendapatan per kapita rata-rata, distribusi pendapatan dari masing-masing individu untuk keperluannya. e. Rata-rata waktu luang dan alokasinya. f. Pendidikan khusus, pengalaman, dan pengetahuan yang berhubungan dengan rekreasi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat rekreasi, terdiri atas: a. Keindahan dan daya tarik. b. Identitas dan sifat pengelolanya. c. Alternatif pilihan tempat rekreasi lain. d. Kapasitas akomodasi untuk keperluan potensial. e. Karakteristik iklim dan cuaca tempat rekreasi. Hubungan konsumen potensial dengan tempat rekreasi, terdiri atas: a. Lama waktu perjalanan yang diperlukan dari tempat tinggal ke tempat rekreasi. b. Kesenangan (kenyamanan) dalam perjalanan. c. Biaya yang diperlukan untuk berkunjung ke tempat rekreasi. d. Meningkatkan permintaan rekreasi sebagai atribut promosi yang menarik. 16

32 2.6. Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Model biaya perjalanan dikembangkan untuk menilai manfaat yang diperoleh konsumen dalam memanfaatkan jasa lingkungan atau barang/jasa yang tidak memiliki nilai atau dinilai terlalu rendah. Menurut Hufschmidt et al. (1987) pendekatan ini merupakan pendekatan untuk menilai barang-barang yang tidak memiliki harga seperti lingkungan, taman umum dan juga tempat rekreasi. Pendekatan ini telah banyak digunakan di negara-negara maju untuk mendapatkan kurva permintaan terhadap jasa-jasa rekreasi. Inti dari pendekatan ini bahwa biaya perjalanan ke suatu tempat rekreasi akan mempengaruhi jumlah kunjungan yang dilakukan oleh seseorang. Informasi yang diperoleh dari pengunjung akan dianalisis dan data yang dihasilkan digunakan untuk meregresi tingkat kunjungan yang dipengaruhi oleh biaya perjalanan dan berbagai variabel sosial ekonomi. Q i = f (TC, X 1,..., X n ) dimana Q i adalah tingkat kunjungan, TC adalah biaya perjalanan dan X i...x n adalah banyaknya variabel sosial-ekonomi termasuk tingkat pendapatan dan variabel lain yang sesuai. Menurut Hufschmidt et al. (1987), terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam pendekatan biaya perjalanan: 1. Semua pemakai harus memperoleh manfaat total yang sama dari pemanfaatan tempat rekreasi dan ini sama dengan biaya perjalanan pemakai marjinal (yang paling jauh) 2. Surplus konsumen pemakai marjinal adalah nol 17

33 3. Biaya perjalanan merupakan data ganti rugi bagi harga. Hal ini bersandar pada anggapan bahwa ketidakgunaan atau ketidakmanfaatan seseorang menempuh jarak tertentu berasal dari biaya moneter semata-mata. 4. Orang di semua zona jarak akan mengkonsumsi jumlah kegiatan yang sama dengan biaya moneter tertentu. Dalam aplikasinya, metode biaya perjalanan ini mempunyai beberapa teknik-teknik pendekatan (Turner et al., 1994), antara lain: 1. Metode biaya perjalanan zonal, yaitu dengan membagi lokasi asal pengunjung untuk melihat jumlah populasi per zona, yang digunakan untuk mengestimasi tingkat kunjungan per seribu orang. 2. Metode biaya perjalanan individu, yaitu dengan mengukur tingkat kunjungan individu ke tempat rekreasi dan biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu tersebut. Tujuannya adalah untuk mengukur frekuensi kunjungan individu ke tempat rekreasi tersebut. 3. Random Utility Approach atau pendekatan utilitas acak, yaitu pendekatan yang mengestimasi bahwa individu akan berkunjung ke suatu tempat berdasarkan preferensi mereka dan individu tersebut tidak menghubungkan antara kualitas tempat wisata dengan biaya pendekatan biaya perjalanan untuk mencapai tempat tersebut. Oleh karena itu, pendekatan ini memerlukan informasi tentang semua kemungkinan yang dapat mempengaruhi preferensi individu untuk memilih antara kualitas lingkungan atau biaya perjalanan untuk setiap lokasi rekreasi. 4. Pada awal perkembangannya, penggunaan metode biaya perjalanan unuk menghitung nilai tempat rekreasi mnggunakan pendekatan zonal. Namun, 18

34 belakangan ini metode biaya perjalanan yang telah digunakan beralih menjadi pendekatan individual. Pada prinsipnya pendekatan individual sama dengan pendekatan zonal, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei. Permintaan wisata dapat dianalisis menggunakan metode biaya perjalanan ( Travel Cost Method). Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pengunjung dalam satu kali perjalanan rekreasi meliputi biaya konsumsi selama rekreasi (total konsum si selama rekreasi dikurangi biaya konsumsi sehari-hari), biaya transportasi, biaya dokumentasi dan biaya lain-lain. Tarif masuk tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya perjalanan karena merupakan suatu konstanta Dampak Ekonomi Pariwisata Dampak ekonomi pariwisata alam adalah manfaat atau kontribusi produk wisata berbasis alam terhadap ekonomi suatu wilayah. Dampak tersebut dapat berupa: (1) penerimaan dari penjualan produk wisata (tiket masuk taman nasional, hotel, campground, restoran, atraksi, transportasi dan retail), (2) pendapatan masyarakat, (3) peluang pekerjaan dan (4) penerimaan pemerintah dari pajak dan retribusi (Frechtling, 1987). Ketika pariwisata alam mulai dikembangkan, pertimbangan awal yang menjadi perhatian utama adalah memastikan bahwa aktivitas tersebut akan berdampak bagi masyarakat lokal. Dampak ekonomi yang dihasilkan oleh sektor pariwisata umumnya diukur dari keseluruhan pengeluaran pengunjung untuk keperluan akomodasi, konsumsi, perjalanan, dokumentasi dan keperluan lainnya. Jumlah dari seluruh pengeluaran itu diestimasi dari jumlah 19

35 total hari kunjungan dari pengunjung dan juga pengeluaran rata-rata per hari dari pengunjung. Analisis dampak ekonomi kegiatan pariwisata umumnya berfokus pada perubahan penjualan, penghasilan dan penempatan tenaga kerja yang terjadi akibat kegiatan pariwisata. Pada dasarnya analisis dampak ekonomi pariwisata menelusuri aliran uang dari belanja wisatawan, yaitu: (1) Kalangan usaha dan badan-badan pemerintah selaku penerima pengeluaran wisatawan, (2) Bidang usaha lainnya selaku pemasok (supplier) barang dan jasa kepada usaha pariwisata, (3) Rumah tangga selaku penerima penghasilan dari pekerjaan di bidang pariwisata dan industri penunjangnya, (4) Pemerintah melalui berbagai pajak dan pungutan (resmi) dari wisatawan, usaha dan rumah tangga. Menurut Stynes et al. (2000), pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan penjumlahan dari dampak langsung ( direct effects), dampak tidak langsung ( indirect effects) dan dampak ikutan ( induced effects). Dampak langsung selanjutnya lebih dikenal sebagai dampak primer, sedangkan dampak tidak langsung dan ikutan biasanya disebut dengan dampak sekunder. Dampak primer atau langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan pada usaha penerima awal/pertama pembelanjaan pengunjung, misalnya kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di hotel-hotel akan langsung menghasilkan kenaikan penjualan di sektor perhotelan. Tambahan Penjualan yang diterima hotel-hotel dan perubahan pembayaran yang dilakukan hotel-hotel untuk upah dan gaji karyawan, pajak dan kebutuhan barang dan jasa. Terdapat dua jenis pengaruh sekunder, yaitu dampak tidak langsung dan dampak ikutan. Dampak tidak langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan 20

36 penerimaan di sektor-sektor yang mensuplai barang dan jasa kepada komponen usaha penerima awal/pertama pembelanjaan pengunjung. Sedangkan dampak ikutan adalah perubahan dalam aktivitas ekonomi wilayah yang dihasilkan oleh pembelanjaan rumah tangga. Rumah tangga membelanjakan pendapatannya yang bersumber dari upah atau gaji diberbagai komponen usaha yang dipengaruhi oleh keberadaan pariwisata. Gambar 1 menunjukkan dampak ekonomi dari pengeluaran pengunjung. Sumber : Eagles and McCool, 2002 Gambar 1. Dampak Ekonomi Pariwisata Alam Terhadap Ekonomi Wilayah Menurut Murphy (1987) ukuran multiplier merupakan komponen penting dalam memperkirakan dampak ekonomi pariwisata bagi masyarakat, karena merefleksikan seberapa besar pengaruh dari setiap pembelanjaan pengunjung berada di dalam sistem ekonomi wilayah sebelum mengalami kebocoran. Efek pengganda uang terus sampai akhirnya 'kebocoran' dari ekonomi melalui pembelian barang dari negara lain (impor). Kebocoran ekonomi dari pengeluaran wisatawan dimulai sebelum wisatawan mencapai daerah tujuan. Kebocoran ekonomi dari pariwisata mungkin digambarkan sebagai jumlah pendapatan yang gagal didapat di sistem ekonomi daerah tujuan wisata, dari total pengeluaran wisatawan. Faktor-faktor yang mungkin meningkatkan tingkat kebocoran ekonomi, dan mengurangi keuntungan ekonomi dari pariwisata untuk masyarakat 21

37 lokal diantaranya termasuk tingkat kepemilikan asing dari industri pariwisata serta pembagian hasil kepada pemegang saham yang tinggal di luar daerah tersebut, makanan dan minuman yang berasal dari luar daerah tujuan wisata Penelitian Terdahulu Studi mengenai pengukuran dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan wisata telah dilakukan oleh Agustina (2009), yaitu tentang analisis dampak ekonomi kegiatan wisata Gunung Salak Endah. Pendugaan nilai dampak ekonomi terhadap perekonomian masyarakat sekitar menggunakan efek penggandaan ( multiplier) dari sisi pengeluaran wisatawan ( tourism expenditure). Dari hasil penelitian tersebut diperoleh dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 27,8%. Sedangkan dampak tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja yaitu sebesar 6,1% dan dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu sebesar 74%. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 2,79. Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah 1,51 dan Ratio Income Multiplier Tipe 2 adalah 1, 90. Amanda (2009) melakukan penelitian mengenai dampak ekonomi pariwisata bahari terhadap pendapatan masyarakat lokal dari obyek wisata Pantai Bandulu. Dalam penelitian tersebut, diperoleh dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 46%. Sedangkan dampak tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja yaitu sebesar 2% dan dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu sebesar 65,9%. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,46, Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah 1,38 dan Ratio Income Multiplier Tipe 2 adalah 1,

38 III. KERANGKA PEMIKIRAN Kawasan Taman Wisata Tirta Sanita merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan kawasan ini dilakukan oleh pihak swasta dengan sistem sewa lahan jangka panjang kepada Pemerintah Kabupaten Bogor. Kawasan Taman Wisata Tirta Sanita memiliki potensi wisata dan sumberdaya alam yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik. Daya tarik utama yang dimiliki wisata ini berupa sumber air panas alami yang berguna untuk kesehatan dan keindahan alam berupa pemandangan indah. Namun, potensi wisata yang terdapat dikawasan Taman Wisata Tirta Sanita yang merupakan modal dasar untuk menarik pengunjung belum dikelola secara optimal. Lingkungan kawasan wisata kotor akibat sampah pengunjung dan terdapat beberapa fasilitas memerlukan perbaikan. Selain itu, terdapat beberapa jalan raya yang mengalami kerusakan untuk menuju kawasan wisata yang dapat menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung. Taman Wisata Tirta Sanita berhubungan erat dengan wisatawan, sehingga penting bagi pihak pengelola untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan mencari tahu gambaran penilaian pengunjung maupun masyarakat lokal yang ikut berkontribusi dalam kegiatan wisata yang diharapkan dapat memberikan informasi tambahan untuk dapat digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan pelayanan. Selain itu, Tingkat permintaan atau kunjungan wisatawan akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung masyarakat lokal, seperti peningkatan pendapatan dan menciptakan lapangan pekerjaan karena senagian besar masyarakat lokal memiliki mata pencaharian yang terkait dengan kawasan wisata. Selama melakukan perjalanan wisata akan mendorong terciptanya

39 transaksi ekonomi bagi sektor-sektor penyedia barang dan jasa yang berasal dari pengeluaran pengunjung. Setiap tingkat perubahan pengeluaran wisatawan akan berpengaruh terhadap perubahan output, upah atau gaji, kesempatan kerja, penerimaan devisa dan neraca pembayaran. Adanya transaksi tersebut menimbulkan dampak pengganda bagi sektor ekonomi yang lainnya. Sektor pariwisata mempunyai dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat lokal sekitar sehingga hal ini perlu dikaji. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi karakteristik masyarakat sekitar Taman Wisata Tirta Sanita, unit usah dan tenaga kerja lokal yang menggambarkan kinerja Taman Wisata Tirta Sanita dan karakteristik pengunjung yang dapat menunjukkan bagaimana kualitas wisatawan yang dapat berkunjung. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di lokasi Taman Wisata Tirta Sanita agar dapat memprediksi bagaimana permintaan terhadap wisata ini. Tingkat permintaan wisata akan memiliki dampak ekonomi bagi masyarakat lokal sehingga akan menjadi masukan bagi pihak pengelola dengan masyarakat lokal dalam hal kerjasama dan pengelolaan yang lebih baik. Menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata di Taman Wisata Tirta Sanita terhadap kehidupan ekonomi masyarakat lokal merupakan indikator penting mengenai sejauh mana pengembangan wisata menguntungkan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal setempat. Adapun alur berfikir peneliti dapat disederhanakan pada Gambar 2. 24

40 Kawasan wisata alam Taman Wisata Tirta Sanita Kurang optimalnya pengelolaan kawasan wisata Karakteristik dan penilaian responden Dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan wisata Analisis Deskriptif Analisis Regresi Poisson Langsung (Direct) Tidak langsung (Indirect) Lanjutan (Induced) Analisis Multiplier Nilai dampak ekonomi : Metode yang digunakan Rekomendasi pengembangan Taman Wisata Tirta Sanita Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian 25

41 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita yang terletak di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja ( purposive), dengan pertimbangan bahwa kawasan Taman Wisata Tirta Sanita merupakan salah satu objek wisata yang potensi wisatanya belum dimanfaatkan secara optimal. Namun, selama beberapa periode perkembangan jumlah wisatawan kawasan Taman Wisata Tirta Sanita terus mengalami peningkatan. Hal ini berpeluang untuk terus dikembangkan dan dapat menimbulkan dampak ekonomi bagi masyarakat setempat. Pengambilan data di lapangan dilakukan mulai bulan Agustus-September Data yang diperoleh melalui survei lapang dan wawancara yang dilakukan terhadap pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita yang ditemui pada saat penelitian. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap unit usaha, tenaga kerja lokal dan masyarakat sekitar kawasan Taman Wisata Tirta Sanita Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang diolah baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan diinterpretasikan secara deskriptif. Pengumpulan data primer tersebut dilakukan dengan pengamatan dan wawancara langsung kepada responden dengan bantuan kuesioner. Data primer meliputi karakteristik pengunjung objek Taman Wisata Tirta Sanita, pendapatan dari unit usaha, pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja lokal di lokasi wisata dan keterlibatan masyarakat lokal sekitar.

42 Data sekunder dalam penelitian ini meliputi keadaan umum lokasi wisata (sejarah, status, letak dan luas, keadaan fisik serta potensi wisata) dan jumlah kunjungan pengunjung yang diperoleh dari pengelola Taman Wisata Tirta Sanita dan studi literatur lainnya Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan contoh terhadap pengunjung menggunakan metode non-probability sampling yaitu semua objek penelitian tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden ( Juanda, 2007). Responden dipilih dengan menggunakan metode convenience sampling, dimana peneliti mengambil contoh yang mudah tersedia, sembarang atau kebetulan ditemui. Hal ini relatif lebih mudah cepat serta menghemat biaya, namun tentunya dengan menjamin tingkat ketelitian. Responden yang terpilih adalah pengunjung sebanyak 80 orang. Metode pengambilan contoh responden pada unit usaha dan tenaga kerja lokal serta masyarakat sekitar dilakukan dengan bentuk purposive sampling, dimana anggota responden akan dipilih dan disesuaikan berdasarkan kriteria tertentu yaitu eterwakilan jenis usahanya. Responden terpilih untuk unit usaha sebanyak 30 orang dan tenaga kerja lokal sebanyak 30 orang. Sedangkan pengambilan contoh responden untuk masyarakat sekitar dengan pertimbangan kriteria responden terpilih adalah masyarakat yang mengetahui keberadaan Taman Wisata Tirta Sanita sebanyak 30 orang. 27

43 4.4. Analisis Data Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan. Metode analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2. Matriks Metode Analisis Data No Tujuan Penelitian Sumber Data 1 Identifikasi karakteristik dan penilaian pengunjung, unit usaha, tenaga kerja dan masyarakat sekitar objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita. 2 Kajian mengenai faktorfaktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi permintaan wisata ke objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita. 3 Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan Taman Wisata berbasis masyarakat lokal di sekitar objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita. Wawancara dengan menggunakan kuesioner. Wawancara dengan menggunakan kuesioner. Wawancara dengan menggunakan kuesioner. Metode Analisis Data Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan Microsoft Office Excel. Analisis Regresi Poisson dengan Microsoft Office Excel dan Stata 9. Keynesian Multiplier dengan Microsoft Office Excel Analisis Biaya Perjalanan (Travel Cost Analysis) Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pengunjung dalam satu kali perjalanan rekreasi meliputi biaya konsumsi selama rekreasi (total konsumsi selama rekreasi dikurangi biaya konsumsi sehari-hari), biaya transportasi, biaya dokumentasi dan biaya lain-lain. Dihitung dengan rumus: BP = TR + DC + ( KR- KS) + LL BP TR : Biaya perjalanan rata-rata (Rp/orang/hari) : Biaya transportasi (Rp/orang/hari) 28

44 DC KR KS LL : Biaya dokumentasi (Rp) : Biaya konsumsi selama rekreasi (Rp/orang/hari) : Biaya konsumsi sehari-hari (Rp/orang/hari) : Biaya lain-lain (Rp) Tarif masuk tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya perjalanan karena merupakan suatu konstanta. Permintaan wisata hanya terdefinsi untuk bilangan bulat yang tidak pernah negatif, sehingga untuk mengestimasi permintaan wisata dapat dilakukan dengan model Negatif Binomial maupun Model Poisson. Perhitungan nilai ekonomi ini menggunakan analisis regresi Poisson, dimana menurut Hellerstein et al (1993) dalam Nurdini (2004), regresi Poisson tidak seperti regresi linier bi asa yang diduga dengan ordinary least square (OLS) dimana R-squares bersifat aditif terhadap model, maka R-squares dalam regresi Poisson bersifat parametrik dan sudah dimasukkan dalam model. Dengan kata lain R-squares tidak terlalu penting untuk regresi Poisson. Tapi bukan berarti bahwa model yang didapat akan mampu meramalkan dengan tepat jumlah kunjungan seseorang secara pasti (akurat). Penafsiran pengaruh koefisien independent variable regresi Poisson ini sedikit berbeda dengan penafsiran terhadap hasil regresi linier dengan OLS. Sebagai contoh, dalam regresi linier koefisien regresi yang bertanda positif akan meningkatkan nilai dependent variable sedangkan dalam regresi Poisson nilai independent variable yang bertanda positif berarti akan meningkatkan peluang rata-rata kejadian. Dalam regresi OLS dapat dinyatakan peningkatan suatu independent variable tertentu sebanyak satu satuan akan meningkatkan dependent variable sebesar nilai koefisiennya, cateris paribus. Sedangkan dalam regresi 29

45 Poisson hanya dapat dinyatakan bahwa peningkatan independent variable yang bertanda positif akan meningkatkan peluang rata-rata dependent variable, cateris paribus. Pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Taman Wisata Tirta Sanita dilakukan dengan metode biaya perjalanan individual (Individual Travel Cost Method) tiap individu pertahun kunjungan, yaitu: Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + b 8 X 8 + b 9 X 9 + b 10 X 10 + ε dimana: Y = Jumlah kunjungan/trip tahunan ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (jumlah kunjungan per tahun) X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 X 10 ε = Biaya Perjalanan individu ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (rupiah) = Pendapatan responden (rupiah per tahun) = Taraf pendidikan responden (tahun) = Umur responden (tahun) = Waktu tempuh ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (menit) = Jarak tempuh ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (km) = Jumlah tanggungan (orang) = Lama kunjungan ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita (menit) = Jumlah rombongan (orang) = Pengetahuan pengunjung terhadap objek wisata (tahun) = Error term b 1 - b 10 = Koefisien regresi untuk faktor X 1 -X 10 30

46 Variabel-variabel diatas dipilih berdasarkan teori-teori, penelitian terdahulu dan observasi di lapang. Data yang telah dikumpulkan penelitian ini diolah dengan menggunakan program Stata 9 untuk membentuk model regresi berganda Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Taman Wisata Tirta Sanita Terhadap Masyarakat Lokal Analisis dilakukan pada masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata yaitu, unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata (META, 2001). Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah: (1) proporsi perputaran uang yang berasal dari pengeluaran pengunjung ke unit usaha tersebut, (2) proporsi antara kesempatan kerja yang dapat diciptakan oleh unit usaha tersebut ( full time, part time, seasonal), (3) proporsi dari perputaran arus uang terhadap tenaga kerja lokal, supplier, investor, pajak, (4) tipe dan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan, apakah berasal dari luar atau dalam wilayah dan (5) rencana investasi ke depan. Sejumlah informasi tersebut diharapkan dapat diperoleh perkiraan mengenai dampak langsung ( direct impact) dari pengeluaran pengunjung terhadap masyarakat lokal, perkiraan biaya sumberdaya yang diperlukan untuk menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh pengunjung, serta estimasi mengenai rencana investasi ke depan. Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi penting terkait dengan dampak ekonomi adalah: (1) jumlah tenaga kerja yang terdapat pada lokasi wisata, (2) jumlah jam kerja dan tingkat upah, (3) proporsi dari pengeluaran sehari -hari pekerja yang dilakukan di dalam dan di luar wilayah, (4) kondisi pekerjaan sebelum bekerja di unit usaha ini, dan (5) pelatiha n atau kursus yang pernah diikuti. Informasi yang diperoleh diharapkan dapat memperkiraan dampak tidak 31

47 langsung (indirect impact) dan dampak ikutan (induced impact) dari pengeluaran pengunjung. Kelompok ketiga adalah masyarakat lokal. Informasi penting yang terkait dengan dampak ekonomi adalah informasi mengenai manfaat dan biaya yang ditimbulkan dari kegiatan wisata tersebut. Informasi yang didapat dari responden akan memberikan informasi mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang sejumlah dana tersebut yang akan berdampak langsung, tidak langsung dan ikutan (induced impact) bagi perekonomian masyarakat lokal. Dampak ekonomi ini dapat diukur dengan menggunakan efek pengganda ( multiplier) dari arus uang yang terjadi. Dalam mengukur dampak ekonomi pariwisata terhadap perekonomian masyarakat lokal terdapat dua tipe pengganda, yaitu (META,2001): 1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal. 2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan (induced impact). Secara matematis dirumuskan : Keynesian Income Multiplier = Ratio Income Multiplier, Tipe I = Ratio Income Multiplier, Tipe II = dimana: E : Tambahan pengeluaran pengunjung (rupiah) 32

48 D N U : Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (rupiah) : Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (rupiah) : Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (rupiah) Dengan mengidentifikasi dampak ekonomi yang ditimbulkan dari objek wisata ini, selanjutnya dapat diidentifikasi produk atau jasa yang belum tersedia di lokasi tersebut, besarnya permintaan terhadap barang tersebut dan manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Hal ini juga dapat dijadikan rekomendasi bagi pengelola dan Pemerintah Daerah untuk pengembangan objek wisata tersebut Hipotesis Penelitian Menurut Juanda (2007), u ntuk mempermudah proses analisis, maka dianjurkan untuk menyusun hipotesis dalam membuat rancangan penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Biaya perjalanan ke lokasi wisata, jarak tempuh, waktu tempuh, umur dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh nyata secara negative terhadap kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita. 2. Tingkat pendapatan, taraf pendidikan, lama kunjungan ke Taman wisata Tirta Sanita dan pengetahuan pengunjung terhadap objek wisata berpengaruh nyata secara positif terhadap kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita. 33

49 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Lokasi Penelitian Taman Wisata Tirta Sanita merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di kawasan Kabupaten Bogor. Secara Administratif terletak di Desa Bojong Indah RT 15 RW 04, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Adapun batasan kawasan ini meliputi Desa Cogleg, Desa Cihoe, Desa Bojong Sempu dan Desa Waru. Secara astronomis, Desa Bojong Indah terletak pada 23,5 LU 66,5 LU dan 23,5 LS 66,5 LS, dengan suhu pada kisaran C. Daerah ini berada pada ketinggian meter dpl dengan curah hujan berkisar antara ml/tahun. Luas kawasan Taman Wisata Tirta Sanita seluas 13 ha yang terdiri dari lahan milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor seluas m 2. Pada tahun 1970 kawasan wisata ini dibuka untuk umum dan dikelola langsung oleh aparat desa setempat dibawah naungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Namun sejak tahun 1990, objek wisata ini dikelola oleh PT. Supra Piranti Wisata Ria dengan sistem sewa jangka panjang kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Daya tarik utama dari objek wisata ini berupa pemandangan bukit kapur yang mengasilkan air panas alami dan merupakan sentral dari lokasi pemandian ini. Selain itu, wisata alam ini merupakan kawasan wisata pemandian air panas yang letaknya relatif lebih dekat dengan ibukota dibandingkan wisata pemandian air panas lain yang terdapat di Kabupaten Bogor. Pada beberapa bagian dari bukit ini dipahat menyerupai anak tangga sehingga memungkinkan pengunjung untuk mendakinya. Di atas bukit kapur, terdapat sebuah kolam kecil berisi air panas alami yang menghasilkan bau belerang yang cukup menyengat berwarna putih

50 kehijau-hijaun. Air panas alami tersebut mengandung material kimia diantaranya kapur, belerang, garam dan zat kimia lainnya dengan suhu berkisar antara C. Menurut penelitian yang dilakukan oleh TEMAC (Thai Engineering Materials Co. Ltd) Thailand, sumber air panas di objek wisata ini sangat berguna untuk pengobatan penyakit kulit, tulang, pegal-pegal, dan kecantikan. Kondisi wisata alam Gunung Kapur dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Bukit Kapur Objek Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Pada kawasan wisata ini juga terdapat restoran, warung-warung dan kioskios cinderamata yang sebagian besar pemiliknya merupakan masyarakat lokal. Restoran tersebut terdapat di tengah danau dan warung-warung yang terdapat di Taman Wisata Tirta Sanita sebagian besar merupakan warung yang menjual berbagai makanan dan minuman sehingga mempermudah para pengunjung untuk membeli sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan kios cenderamata yang terdapat di Taman Wisata Tirta Sanita berupa kios yang sebagian besar menjual berbagai mainan anak-anak dan kaos. Tiket masuk yang diberlakukan berbeda-beda berdasarkan hari kedatangan dan kategori usia (dewasa dan anak-anak). Untuk hari biasa (senin -jumat), tiket 35

51 masuk untuk pengunjung dewasa dan anak-anak sebesar Rp 6.000,00 dan Rp 4.000,00. Sedangkan hari libur tiket masuk masing-masing pengunjung dewasa dan anak-anak sebesar Rp 7.000,00-Rp ,00 dan Rp 5.000,00. Pada hari libur, pengunjung juga dimanjakan dengan panggung hiburan musik. Hal ini menjadi nilai tambah bagi objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita agar semakin banyak pengunjung yang menjadikan lokasi ini tujuan wisata. Taman Wisata Tirta Sanita ini memiliki beberapa fasilitas lain, diantaranya: kamar mandi air panas, kolam renang, sarana hiburan dan taman rekreasi, sarana bermain anak dan dewasa, paket outbond, penginapan, serta gedung serba guna. Tiket untuk masing-masing fasilitas berbeda-beda. Untuk kamar mandi air panas dewasa, sebesar Rp 7.000,00 per orang untuk kamar biasa (ukuran 2 2 m) atau Rp ,00 per orang untuk kamar VIP (ukuran 4 4m). Sedangkan kolam rendam dan kolam renang anak-anak sebesar Rp 4.000,00 dan Rp 3.000,00 per orang. Tiket yang diberlakukan untuk sarana permainan anak dan dewasa mulai dari Rp 5.000,00 hingga Rp ,00. Untuk paket outbond tiket yang diberlakukan mulai dari Rp ,00 hingga Rp ,00. Tarif penginapan mulai dari Rp ,00 hingga Rp ,00. 36

52 5.2. Aksesibilitas Aksesibilitas menuju Kawasan Taman Wisata Tirta Sanita ini dapat dikatakan relatif mudah karena dapat ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan umum dan pribadi. Semua jenis kendaraan bisa masuk hingga pintu gerbang utama. Untuk menuju kawasan ini dapat ditempuh dari berbagai jalur jalan, baik melalui jalur Jalan Munjul, jalur Jalan Parung atau jalur tol Serpong. Pada jalur Jalan Parung akan mengalami hambatan karena adanya aktivitas pasar sehingga menimbulkan kemacetan. Untuk saat ini masih terdapat hambatan lain seperti jalan yang rusak dan perbaikan jalan. Namun demikian, hambatan-hambatan tersebut diduga tidak berpengaruh terhadap keinginan masyarakat untuk berekreasi di objek wisata ini. 37

53 VI. GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung Data pengunjung yang diperoleh hanya berasal dari pengunjung lokal. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya promosi kawasan wisata Taman Wisata Tirta Sanita. Pengunjung yang datang ke objek wisata ini cenderung hanya datang pada akhir pekan dan libur, sedangkan pada hari-hari kerja objek wisata ini sepi dari pengunjung. Jumlah pengunjung objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita ini dipilih sebanyak 80 orang, yang terdiri dari responden pria dan wanita dengan komposisi 80% pria dan 20% wanita Karakteristik Sosial Ekonomi Pengunjung Umur Umur berkaitan dengan kemampuan fisik responden untuk melakukan kunjungan dan produktifitas responden. Umur juga menjadi faktor yang menentukan pola pikir seseorang dalam menentukan jenis barang dan jasa yang akan dikonsumsi, termasuk keputusan untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatannya yang akan digunakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata, jadi secara tidak langsung umur akan turut mempengaruhi besarnya kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita. Pengunjung yang dipilih sebagai responden sebanyak 80 orang. Adapun sebaran kelompok umur responden dapat dilihat pada Gambar 4. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 4. Diagram Kelompok Umur Responden

54 Pada diagram diatas terlihat bahwa sebagian besar pengunjung yang menjadi responden berasal dari kelompok umur tahun, yaitu sebanyak 30%, tahun sebanyak 24%, tahun sebanyak 21%, tahun sebanyak 12%, tahun sebanyak 4% dan tahun sebanyak 1%. Kegiatan rekreasi sering dijadikan kegiatan rutin bagi keluarga. Selain sebagai salah satu jenis wisata kesehatan yang memiliki sumber air panas alami yang berguna untuk kesehatan keluarga, objek wista ini juga memiliki berbagai fasilitas tambahan sehingga sesuai untuk semua usia Asal Daerah Pembagian kelompok responden berdasarkan daerah asal dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Gambar 5 menjelaskan daerah asal responden yang mendatangi Taman Wisata Tirta Sanita. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 5. Diagram Asal Daerah Responden Pada diagram diatas terlihat bahwa sebanyak 34% responden merupakan pengunjung yang berasal dari daerah Tangerang. Hal ini disebabkan oleh jarak tempuh yang relatif lebih singkat untuk menuju ke lokasi. Sebanyak 29% responden pengunjung berasal dari daerah Jakarta dan sisanya merupakan responden berasal dari daerah Depok, Bogor dan Bekasi. Apabila diperhatikan, Pengunjung yang datang ke objek wisata ini hanya berasal dari kawasan Jakarta, 39

55 Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) sehingga promosi kawasan wisata perlu ditingkatkan untuk menambah jumlah pengunjung yang berasal dari luar daerah tersebut Jumlah Tanggungan Taman Wisata Tirta Sanita merupakan salah satu objek wisata yang diminati oleh keluarga. Oleh karena itu, sebagian besar pengunjung yang mengunjungi Taman Wisata Tirta Sanita berstatus sudah menikah dan memiliki tanggungan. Jumlah tanggungan yang lebih banyak pada akhirnya akan mempengaruhi besarnya biaya perjalanan yang harus dikeluarkan, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi kunjungan yang akan dilakukan. Hal ini terlihat dari sebagian besar proporsi pengunjung yang mengunjungi Taman Wisata Tirta Sanita memiliki tanggungan sebanyak 1-3 orang (Gambar 6). Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 6. Diagram Kelompok Jumlah Tanggungan Responden Pada diagram diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 57% responden memiliki jumlah tanggungan 1-3 orang. Sebanyak 24% responden tidak memiliki tanggungan dan sisanya memiliki tanggungan lebih dari 5 orang. Apabila diperhatikan, responden yang berkunjung ke objek wisata ini sebagian besar memiliki jumlah tanggungan dalam jumlah sedikit, hal ini disebabkan oleh 40

56 responden yang berkunjung merupakan keluarga muda yang baru memiliki anak sebanyak 1-2 orang Tingkat Pendidikan Pendidikan menunjukkan pendidikan formal yang pernah ditempuh seseorang. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap jenis pekerjaan, jenis pekerjaan akan mempengaruhi tingkat pendapatan, yang kemudian jumlah pendapatan akan mempengaruhi persepsi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata. Pengelompokkan pengunjung sebagai responden berdasarkan tingkat pendidikan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat kelompok yaitu SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Data responden menurut pengelompokkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 7. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 7. Diagram Kelompok Tingkat Pendidikan Responden Pada diagram diatas terlihat bahwa sebagian besar responden mempunyai pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi yaitu sebanyak 60% dan 24%, sedangkan sisanya adalah responden dengan pendidikan SMP dan SD. Dari diagram tersebut juga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula kesadaran untuk melakukan kegiatan wisata. 41

57 Pekerjaan Pekerjaan para responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, wirausaha, buruh, ibu rumah tangga dan pelajar/mahasiswa. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 8. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 8. Diagram Kelompok Pekerjaan Responden Berdasarkan diagram terlihat bahwa dari keseluruhan responden sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 41%, wirausaha sebanyak 27%, ibu rumah tangga dan pelajar/mahasiswa masingmasing sebanyak 10%, sedangkan PNS dan buruh sebanyak 7% dan 4%. Hal tersebut dapat terjadi karena jenis pekerjaan responden akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang sebagian besar merupakan tamatan SMA dan Perguruan Tinggi Pendapatan Pendapatan dalam hal ini adalah pendapatan per bulan keluarga yang diperoleh dari suami dan istri ataupun salah satu dari mereka yang bekerja. Sedangkan responden seperti pelajar/mahasiswa, pendapatannya dalam hal ini adalah uang saku. Pendapatan dapat mempengaruhi permintaan rekreasi, karena kegiatan rekreasi yang dilakukan memerlukan uang. Dalam penelitian ini tingkat 42

58 pendapatan responden dibagi menjadi lima kelompok. Adapun sebaran pendapatan responden Taman Wisata Tirta Sanita dapat dilihat dalam Gambar 9. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 9. Diagram Kelompok Tingkat Pendapatan Responden Dari diagram diatas, sebanyak 51% responden mempunyai pendapatan sebesar Rp ,00-Rp ,00. Sebanyak 27 % responden mempunyai pendapatan sebesar Rp ,00-Rp ,00. Sebanyak 13% responden mempunyai pendapatan sebesar Rp ,00-Rp ,00. Sebanyak 6% respoden mempunyai pendapatan sebesar Rp ,00-Rp ,00 dan sebanyak 3% responden mempunyai pendapatan sebesar Rp ,00-Rp ,00. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya kegiatan wisata ini dapat dijangkau oleh berbagai tingkat pendapatan Cara Kedatangan Berdasarkan sebaran cara kedatangan, responden yang berkunjung ke objek wisata ini diantaranya berkelompok, berpasangan dan datang bersama keluarga. Dalam penelitian ini tidak ditemui pengunjung yang datang sendiri. Berikut ini gambaran mengenai cara kedatangan pengunjung ke lokasi wisata (Gambar 10). 43

59 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 10. Diagram Cara Kedatangan Responden Dari Diagram diatas, sebanyak 67% responden datang berkunjung ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita bersama keluarga. Sebanyak 20% responden datang secara berpasangan dan sisanya sebanyak 13% responden datang secara berkelompok. Oleh karena itu, dapat dikatakan objek wisata ini sesuai untuk wisata keluarga dan para pengunjung pun dapat memanfaatkan waktu bersama keluarga mereka dengan berbagai fasilitas yang tersedia Jenis Kendaraan Para pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita memiliki berbagai macam cara dalam mendatangi lokasi. Para pengunjung biasanya menggunakan kendaraan, seperti motor, mobil dan angkutan umum untuk mencapai lokasi wisata. Hal tersebut dijelaskan dalam gambar berikut (Gambar 11). Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 11. Diagram Kelompok Jenis Kendaraan Responden Pada diagram diatas terlihat bahwa sebanyak 51% responden menggunakan kendaraan mobil untuk berkunjung ke lokasi wisata ini. Sebanyak 43% responden menggunakan kendaraan motor dan sisanya sebanyak 6% 44

60 menggunakan kendaraan umum. Hal ini karena sebagian besar pengunjung ingin berwisata bersama keluarga sehingga sebagian besar responden datang menggunakan kendaraan pribadi Jumlah Rombongan Berdasarkan pengamatan di lapangan, para pengunjung mendatangi Taman Wisata Tirta Sanita dengan berkelompok. Hal ini dikarenakan sebagian besar pengunjung datang bersama keluarga. Jumlah rombongan yang berkunjung ke Taman Wisata Tirta Sanita dapa terlihat pada Gambar 12. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 12. Diagram Jumlah Rombongan Responden Pada diagram diatas terlihat bahwa sebanyak 53% responden memiliki jumlah rombongan 2-6 orang. Sebanyak 30% responden memiliki jumlah rombongan 7-12 orang. Sebanyak 10% responden dengan jumlah rombongan 1318 orang. Kemudian sisanya sebanyak 4% dengan jumlah rombongan orang dan sebanyak 3% dengan jumlah rombongan orang Motivasi Kunjungan Setiap pengunjung yang datang ke lokasi Taman Wisata Tirta Sanita memiliki motivasi yang berbeda-beda. Hal tersebut juga dapat disebabkan oleh fasilitas dan potensi wisata yang ada di lokasi wisata. Taman Wisata Tirta Sanita memiliki daya tarik utama yaitu pemandian air panas alami sehingga sebagian besar pengunjung yang datang untuk mandi atau berendam air panas. Selain itu, 45

61 objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita terdapat fasilitas lain misalnya sarana permainan anak dan dewasa serta outbond. Jika pihak pengelola ingin meningkatkan pemasukan, maka sebaiknya memperbaiki dan meningkatkan berbagai fasilitas yang tersedia dengan tidak mengurangi kualitas alam di tempat tersebut. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 13. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 13. Diagram Motivasi Kunjungan Responden Persepsi Pengunjung Persepsi pengunjung merupakan pandangan atau pendapat dari para responden mengenai kualitas lingkungan dan fasilitas yang disediakan oleh pengelola. Untuk meningkatkan kualitas, daya saing dengan objek wisata lain dan dalam rangka perbaikan atau penambahan fasilitas di Taman Wisata Tirta Sanita maka perlu ditelaah mengenai persepsi pengunjung terkait kualitas lingkungan dan fasilitas yang tersedia di Taman Wisata Tirta Sanita Persepsi Mengenai Bentuk Ekowisata Dalam penelitian ini, sebagian besar responden pengunjung setuju dengan pengelolaan ekowisata berbasis masyarakat lokal (Community-based Ecotourism) yaitu sebanyak 59%. Menurut wisatawan hal ini bertujuan agar keberadaan objek wisata ini dapat ikut berkontribusi dalam aktivitas ekonomi masyarakat lokal. Selanjutnya sebanyak 41% dari responden menyetujui dengan bentuk ekowisata 46

62 Private Ecotourism, karena bentuk ekowisata tersebut membuat pengelolaan dan kawasan wisata menjadi lebih baik. Selanjutnya. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 14. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 14. Diagram Persepsi Responden Mengenai Bentuk Ekowisata yang diharapkan di Taman Wisata Tirta Sanita Persepsi Mengenai Fasilitas di Lokasi Wisata Taman Wisata Tirta Sanita memiliki potensi wisata yang sangat menarik dan memiliki peluang untuk terus dikembangkan. Selain itu, kawasan wisata ini juga memilki berbagai fasilitas. Berdasarkan pengamatan di lapangan, fasilitas yang terdapat di Taman Wisata Tirta Sanita sudah memadai. Dalam pelaksanaannya untuk meningkatkan kepuasan pengunjung perlu diadakan penambahan atau perbaikan fasilitas yang telah tersedia. Responden yang berkunjung memberikan penilaian terhadap sarana dan prasarana yang terdapat pada lokasi wisata. Sebagian besar responden memberikan penilaian sedang terhadap sarana dan prasarana yang terdapat di Taman Wisata Tirta Sanita seperti kolam renang, toilet, tempat sampah, gazebo, warung makanan dan kios cenderamata. Sarana dan prasarana tersebut dirasakan masih kurang memadai, terutama pada saat-saat musim liburan. Sedangkan responden memberikan penilaian baik untuk fasilitas, yaitu kamar mandi air panas, saran permainan dan outbond. 47

63 Menurut beberapa responden perlu adanya penambahan dan perbaikan sarana dan prasarana terutama toilet, musholla, gazebo untuk menunjang pengembangan wisata ini. Hal ini juga bertujuan agar pengunjung merasa lebih nyaman berada di lokasi wisata ini dan tertarik untuk kembali berkunjung. Berikut ini gambaran mengenai persepsi pengunjung terhadap sarana dan prasarana yang terdapat di Taman Wisata Tirta Sanita (Gambar 15). Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 15. Diagram Persepsi Responden Mengenai Fasilitas di Taman Wisata Tirta Sanita Persepsi Pengunjung Mengenai Panorama Alam Panorama alam yang ditawarkan pada lokasi Taman Wisata Tirta Sanita berupa pemandangan bukit kapur, hamparan sawah dan pepohonan yang menyejukkan hati. Hal ini dapat terlihat dari 57% responden memberikan penilaian sangat baik terhadap panorama alam yang terdapat pada kawasan Taman Wisata Tirta Sanita. Bahkan ada sebagian pengunjung yang datang hanya untuk melihat-lihat panorama alam yang terdapat di kawasan wisata ini. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar

64 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 16. Diagram Persepsi Responden Terhadap Panorama Alam di Taman Wisata Tirta Sanita Persepsi Pengunjung Mengenai Kebersihan Lokasi Wisata Taman Wisata Tirta Sanita merupakan tempat tujuan wisata yang cukup banyak didatangi pengunjung. Selain memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar, terdapat pula dampak negatif dari adanya kegiatan wisata yang dilakukan oleh pengunjung. Salah satunya yaitu mengenai kebersihan yaitu keberadaan sampah. Sampah tersebut diakibatkan adanya kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Persepsi pengunjung mengenai kebersihan di Taman Wisata Tirta Sanita ditunjukkan dalam Gambar 17. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 17. Diagram Persepsi Responden Terhadap Kebersihan di Taman Wisata Tirta Sanita Sebanyak 57% responden memberikan penilaian sedang terhadap kebersihan di Taman Wisata Tirta Sanita. Kebanyakan sampah tersebut merupakan sampah bekas konsumsi makanan pengunjung, baik berupa sisa 49

65 makanan maupun bungkus makanan/minuman sehingga membutuhkan perbaikan dan penambahan unit tempat sampah yang tersedia Persepsi Pengunjung Mengenai Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan wisata. Keadaan jalan menuju lokasi rekreasi mempengaruhi seseorang untuk berkunjung. Semakin buruk dan sulit akses untuk menempuh Taman Wisata Tirta Sanita, semakin enggan seseorang untuk melakukan perjalanan ke lokasi wisata tersebut dan sebaliknya. Akses menuju Taman Wisata Tirta Sanita cukup baik dan mudah, walaupun saat ini masih terdapat beberapa jalan yang rusak. Namun, hal ini tidak mempengaruhi keinginan pengunjung untuk datang berekreasi. Bagi pengunjung yang datang menggunakan kendaraan umum juga tersedia angkutan umum sampai lokasi Taman Wisata Tirta Sanita. Persepsi pengunjung mengenai aksesibilitas menuju Taman Wisata Tirta Sanita dapat dilihat pada Gambar 18. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 18. Diagram Persepsi Responden Terhadap Aksesibilitas Menuju Taman Wisata Tirta Sanita Sebanyak 62% responden menganggap akses menuju Taman Wisata Tirta Sanita mudah dan sebanyak 31% responden menganggap cukup mudah. Sisanya sebanyak 7% menganggap sulit untuk menuju Taman Wisata Tirta Sanita. Hal ini dikarenakan dari beberapa responden menggunakan jalur Jalan Parung, sehingga terhambat oleh kemacetan yang diakibatkan oleh aktivitas Pasar Parung. Selain 50

66 itu, terdapat pula jalan yang rusak sehingga semakin menghambat perjalanan menuju Taman Wisata Tirta Sanita. Oleh karena itu, diperlukan peranan Pemerintah Daerah Kabupaten atau aparat desa setempat untuk meningkatkan infrastruktur jalan raya agar kegiatan wisata pengunjung tidak terhambat Persepsi Pengunjung Mengenai Keamanan Aspek keamanan di lokasi wisata harus diperhatikan, mengingat Taman Wisata Tirta Sanita merupakan kawasan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Keamanan dalam penelitian ini adalah aman baik dari segi kecelakaan fisik yang dapat disebabkan oleh area Taman Wisata Tirta Sanita yang terdapat bukit kapur dan bebatuan serta dari segi materi seperti pencurian barang berharga. Persepsi pengunjung terhadap keamanan di Taman Wisata Tirta Sanita dapat dilihat dari Gambar 19. Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 19. Diagram Persepsi Responden Terhadap Keamanan di Taman Wisata Tirta Sanita Sebanyak 64% responden mengatakan bahwa Taman Wisata Tirta Sanita aman. Hal ini dikarenakan pengelola membuat tangga-tangga bagi pengunjung yang ingin mencapai puncak bukit kapur sehingga mengurangi resiko terjadinya kecelakaan pengunjung. Dalam hal keamanan barang berharga seperti kendaraan bermotor, Taman Wisata Tirta Sanita sebagai salah satu kawasan wisata alam yang harus melibatkan masyarakat sekitar misalnya mempunyai pekerja dari 51

67 warga sekitar sebagai tukang parkir. Sisanya sebanyak 36% responden mengatakan kurang aman karena menganggap masih kurangnya jasa keamanan seperti satpam yang memastikan kegiatan wisata berjalan lancar Persepsi Pengunjung Mengenai Pelayanan Petugas Penerimaan pengunjung dengan baik oleh petugas merupakan faktor yang penting dalam manajemen wisata. Keramahan petugas dalam melayani pengunjung sangat dibutuhkan. Berikut ini persepsi pengunjung mengenai pelayanan yang dilakukan petugas Taman Wisata Tirta Sanita (Gambar 20). Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 20. Diagram Persepsi Responden Terhadap Pelayanan Petugas Taman Wisata Tirta Sanita Sebanyak 59% responden menilai baik pelayanan yang dilakukan oleh petugas Taman Wisata Tirta Sanita dan sebanyak 37% responden mengatakan sedang terhadap pelayanan petugas, sedangkan sisanya sebanyak 4% menilai pelayanan yang dilakukan oleh petugas kurang baik Persepsi Pengunjung Mengenai Harga Tiket Masuk Penilaian pengunjung mengenai harga tiket masuk berbeda-beda sesuai dengan hari kunjungan wisatawan, sesuai dengan tiket masuk yang diberlakukan oleh pengelola. Sebagian besar pengunjung menganggap harga yang telah ditetapkan masih terjangkau. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar

68 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Gambar 21. Diagram Persepsi Responden Terhadap Harga Tiket Masuk Taman Wisata Tirta Sanita Sebanyak 36% responden menyetujui harga tiket masuk sebesar Rp 5.000,00 yaitu dibawah harga tiket yang telah ditetapkan pengelola. Sebanyak 33% responden sebesar Rp 9.000,00. Sebanyak 17% responden sebesar Rp 6.000,00, dan sisanya sebanyak 14% responden sebesar Rp 7.000, Gambaran Umum Masyarakat Masyarakat sekitar kawasan wisata Tirta Sanita memiliki kontribusi dalam kegiatan wisata di kawasan wisata Tirta Sanita dan pada umumnya menerima dampak langsung dari adanya kegiatan wisata ini terutama desa Bojong Indah. Masyarakat lokal yang menjadi responden sebanyak 30 orang terdiri dari 66,67% pria dan 33,33% wanita Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Taman Wisata Tirta Sanita Karakteristik sosial ekonomi masyarakat Desa Bojong Indah masih sederhana. Hal ini terlihat dari tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat sekitar. Tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar hanya tamatan SD yaitu sebanyak 37% responden dan SMP sebanyak 30% responden, dan sisanya masing-masing sebanyak 17% responden merupakan tamatan SMA dan Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kualitas sumberdaya 53

69 manusia masih kurang memadai. Sedangkan, pendapatan per bulan masyarakat berkisar antara Rp ,00-Rp ,00. Rendahnya tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap jenis pekerjaan dan yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh. Usia responden masyarakat sekitar lokasi wisata ini berkisar antara tahun dan berstatus menikah serta memiliki tanggungan. Masyarakat sekitar Taman Wisata Tirta Sanita sebagian besar masih penduduk asli setempat yang ikut berkontribusi pada kegiatan wisata. Sebanyak 57% responden memiliki unit usaha di lokasi Taman Wisata Tirta Sanita seperti berjualan makanan dan minuman atau jasa penyewaan tikar Persepsi Masyarakat Keberadaan lokasi wisata ini telah diketahui oleh sebagian besar masyarakat sekitar bahkan sebelum kawasan wisata dikelola oleh pihak swasta (PT. Supra Piranti Wisata Ria). Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden masyarakat yang mengetahui bahwa lokasi ini merupakan objek wisata. Berdasarkan hasil wawancara seluruh responden masyarakat sekitar kawasan wisata merasa tidak keberatan dengan keberadaan Taman Wisata Tirta Sanita karena masyarakat juga merasakan manfaat dengan adaya wisata ini seperti peningkatan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan dari unit usaha yang mereka miliki dilokasi wisata. Namun, sebanyak 63% responden juga merasakan dampak negatif dari keberadaan Taman Wisata Tirta Sanita yaitu polusi suara (bising) terutama saat adanya hiburan musik yang biasanya diselenggarakan pihak pengelola pada hari libur. Sehingga, masyarakat mengharapkan adanya 54

70 kompensasi dari pihak pengelola karena dirasakan telah mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar. Sebanyak 56% responden menyatakan bahwa kondisi lingkungan tidak ada perubahan sejak adanya objek wisata ini, hal ini dapat terlihat dari kondisi infrastruktur jalan raya untuk menuju kawasan wisata yang tetap mengalami kerusakan dan kondisi kawasan wisata yang tidak mengalami perubahan hanya terdapat penambahan dalam jumlah fasilitas permainan terutama untuk anak-anak. Padahal menurut 77% responden, objek wisata ini memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan dan berdampak pula pada usaha yang mereka miliki, sehingga, diharapkan kerjasama antara pihak pengelola wisata dengan Pemerintah Daerah atau aparat desa setempat untuk lebih meningkatkan kondisi lingkungan sekitar dalam rangka memajukan wisata dan desa setempat misalnya meningkatkan sarana infrastruktur jalan raya agar akses pengunjung menuju lokasi wisata tidak mengalami hambatan. Sebanyak 53% responden menyatakan harga tiket yang saat ini masih dapat dijangkau oleh pengunjung. Mereka Bahkan menganggap harga tiket sebaiknya diturunkan agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang ke lokasi ini. Jika harga tiket terlalu mahal, maka pengunjung akan enggan untuk berkunjung kembali ke lokasi ini. Hal ini akan berdampak pada pendapatan yang mereka peroleh. Selain itu, sebanyak 65% responden menyetujui bentuk ekowisata berbasis masyarakat lokal (Community-based Ecotourism) yang telah ada. Masyarakat memiliki kemudahan untuk ikut berpastisipasi dalam memajukan wisata daerah dan membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat. 55

71 6.3. Gambaran Umum Kegiatan Usaha Lokal di Lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita Pengelolaan wisata berbasis masyarakat lokal memiliki dampak ekonomi bagi perekonomian masyarakat lokal setempat. Masyarakat terdorong untuk ikut berkontribusi dalam aktivitas wisata dan memperoleh manfaat dari keberadaan wisata ini yaitu meningkatnya lapangan pekerjaan dan pendapatan masyarakat. Dalam penelitian ini, seluruh pemilik unit usaha yang terdapat di sekitar kawasan Taman Wisata Tirta Sanita merupakan penduduk asli desa setempat. Rata-rata mereka membuka usaha sejak dibukanya kawasan wisata ini. Sebanyak 61% responden menyatakan bahwa usaha di kawasan ini merupakan pendapatan utama. Jenis usaha masyarakat sekitar yang terdapat di lokasi wisata, diantaranya sebanyak 43% responden memiliki usaha warung makanan dan minuman, 18% responden memiliki usaha penyewaan tikar dan foto keliling, 14% responden sebagai penjual souvenir atau oleh-oleh dan 7% responden memiliki usaha rumah makan. Modal awal dalam membuka usaha mereka sebagian besar pada kisaran dibawah Rp ,00 yaitu sebanyak 50% responden. Hari kerja dari 61% responden adalah setiap hari (hari senin-jumat), sedangkan sisanya sebesar 39% responden hanya pada hari libur mengikuti hari kunjungan wisatawan yang umumnya berkunjung pada akhir pekan. Dari seluruh responden menyatakan pada hari akhir pekan atau hari libur nasional merupakan hari kerja yang sibuk, karena pada saat-saat itulah jumlah pengunjung melonjak. Berdasarkan sebaran pendapatan bersih responden, maka masing-masing 36% responden memiliki pendapatan pada kisaran dibawah Rp ,00 dan pada kisaran Rp ,00-Rp ,00, dan sisanya sebanyak 29% responden pada kisaran 56

72 diatas Rp ,00. Pemilik unit usaha umumnya mengelola sendiri usahanya karena pada umumnya usaha yang mereka miliki usaha berskala kecil. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan wawancara, sebanyak 82% responden menyatakan bahwa kondisi lingkungan tidak ada perubahan sejak adanya objek wisata ini, hal ini dapat terlihat dari kondisi infrastruktur jalan raya untuk menuju kawasan wisata yang tetap mengalami kerusakan dan kondisi kawasan wisata yang tidak mengalami perubahan hanya terdapat penambahan dalam jumlah fasilitas permainan terutama untuk anak-anak. Padahal, sebanyak 93% responden menyatakan bahwa objek wisata ini memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan dan berdampak positif pada usaha yang mereka miliki. Sebanyak 36% responden menyetujui harga tiket masuk sebesar Rp 5.000,00 yaitu dibawah harga tiket yang telah ditetapkan pengelola. Sebanyak 33% responden sebesar Rp 9.000,00, sebanyak 17% respoden sebesar Rp 6.000,00, dan sisanya sebanyak 14% responden sebesar Rp 7.000,00. Selain itu, bentuk pengelolaan wisata yang sesuai untuk wisata ini menurut 60% responden menyetujui bentuk ekowisata berbasis masyarakat lokal (Community-based Ecotourism) agar masyarakat memiliki kemudahan untuk ikut berpastisipasi dalam memajukan wisata daerah Gambaran Umum Responden Tenaga Kerja Lokal di Lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita Keberadaan objek Taman Wisata Tirta Sanita dengan melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan wisata. Hal ini merupakan salah satu cara dalam memberdayakan masyarakat sekitar kawasan wisata dalam sektor ekonomi. Tenaga kerja yang terdapat di Taman Wisata Tirta Sanita sebagian besar merupakan penduduk asli setempat. Sebanyak 64% responden 57

73 menyatakan telah bekerja di lokasi Taman Wisata Tirta Sanita sejak dibukanya kawasan wisata ini yaitu sejak tahun Manfaat yang dirasakan bagi masyarakat sekitar dengan adanya Taman Wisata Tirta Sanita terutama dalam hal peningkatan lapangan pekerjaan yaitu sebanyak 60% responden. Sedangkan, manfaat peningkatan pendapatan yaitu sebanyak 33% responden serta peningkatan pengetahuan yaitu sebanyak 7% responden terutama mengenai khasiat dari sumber air panas yang berguna untuk kesehatan. Bahkan sebanyak 54% responden menyatakan tidak memiliki pekerjaan sebelum bekerja di Taman Wisata Tirta Sanita. Pekerjaan di Taman Wisata Tirta Sanita merupakan pekerjaan utama bagi sebagian besar responden yaitu sebanyak 81% responden. Oleh karena itu, keberadaan objek wisata ini sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat lokal setempat. Tenaga kerja lokal di lokasi Taman Wisata Tirta Sanita ini terdiri penjaga tiket, petugas keamanan, petugas kebersihan, petugas teknis dan pengairan, petugas pertamanan, instruktur outbond, operator sarana permainan, pegawai rumah makan, penjual makanan dan minuman, penyewa tikar, penjual souvenir, dan jasa foto keliling. Untuk penjaga tiket terdiri dari 10 orang, petugas keamanan terdiri dari 9 orang, petugas kebersihan terdiri dari 12 orang, petugas teknis dan pengairan terdiri dari 4 orang, petugas pertamanan terdiri dari 3 orang, instruktur outbond terdiri dari 9 orang, serta operator sarana permainan terdiri dari 5 orang. Pendapatan per bulan berkisar antara Rp ,00-Rp ,00 dengan jumlah hari kerja sebanyak 6 hari per minggu dan jumlah jam kerja sebanyak 8 58

74 jam per hari. Pendapatan yang diperoleh tersebut berbeda-beda berdasarkan lamanya bekerja di Taman Wisata Tirta Sanita. Pegawai rumah makan terdiri dari 6 orang. Pendapatan per bulan yang diperoleh berkisar antara Rp ,00-Rp ,00 dengan jumlah hari kerja sebanyak 6 hari dan jumlah jam kerja sebanyak 10 jam per hari. Penjual makanan dan minuman terdiri dari 51 orang, pendapatan yang diperoleh berkisar antara Rp ,00-Rp ,00 dengan jumlah jam kerja sebanyak 10 jam per hari. Sedangkan, penyewa tikar terdiri dari 25 orang, pendapatan yang diperoleh berkisar antara Rp ,00-Rp ,00 dengan jumlah jam kerja sebanyak 10 jam per hari. Penjual souvenir terdiri dari 7 orang pendapatan yang diperoleh berkisar antara Rp ,00-Rp ,00 dengan jumlah jam kerja sebanyak 10 jam per hari dan jasa foto keliling terdiri dari 15 orang dengan pendapatan yang diperoleh berkisar antara Rp ,00-Rp ,00 dengan jumlah jam kerja sebanyak 10 jam per hari. Dilihat dari pendapatan dapat dikatakan kondisi ekonomi mereka sudah cukup baik, tetapi dari tingkat pendidikan masih tergolong rendah karena kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan. 59

75 VII. FUNGSI PERMINTAAN TAMAN WISATA TIRTA SANITA 7.1. Fungsi Permintaan Taman Wisata Tirta Sanita Model persamaan fungsi permintaan di bawah ini sudah mengalami pemilihan independent variable, untuk menghindari masalah multikolinearitas. Multikolinearitas dihindarkan pemakaiannya untuk melihat ketepatan dari nilai koefisien regresi. Masalah multikolinearitas ini muncul jika nilai korelasi lebih besar dari 0,80 artinya derajat keeratan antar variabel tersebut sangat besar, sehingga salah satu variabel harus dikeluarkan dari model. Variabel penjelas tingkat pendapatan berkorelasi kuat dengan variabel jumlah tanggungan, karena itu variabel jumlah tanggungan dikeluarkan dari model karena variabel tingkat pendapatan dianggap lebih mempengaruhi frekuensi kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita. Variabel penjelas waktu tempuh berkorelasi positif dengan variabel jarak tempuh, variabel waktu tempuh dikeluarkan dari model karena jarak tempuh dianggap lebih berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan ke objek Wisata Alam Tirta Sanita. Berdasarkan hasil analisis regresi Poisson dengan menggunakan program Stata 9, maka model permintaan rekreasi Taman Wisata Tirta Sanita adalah: Y = 0,90 4, X 1 + 1, X 2 0,0550 X 3 0,0016 X 4 0,0114 X 6 + 0,0120 X 8 0,0553 X 9 + 0,0420 X 10 + ε Sejumlah variabel penjelas dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang yang relatif berperan penting atau dinyatakan berpengaruh nyata secara statistik terhadap tingkat kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita adalah biaya perjalanan (X 1 ), tingkat pendapatan (X 2 ), tingkat pendidikan (X 3 ), jarak tempuh (X 6 ), jumlah

76 rombongan (X 9 ) dan pengetahuan pengunjung terhadap keberadaan objek wisata (X 10 ). Ringkasan hasil analisis regresi Poisson disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Poisson Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita Variabel Koefisien Const 0,90 c X 1 4, a X 2 1, c X 3 0,0550 X 4 0,0016 X 5 a X 6 X 7 0,0114 X 8 0,0120 a X 9 0,0553 a X 10 0,0420 Keterangan: Tanda a, b, c, d dan e menunjukkan taraf nyata koefisien regresi masing-masing variabel berturut-turut pada α: 1%, 5%, 10%, 15% dan 20% Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Hasil analisis yang menunjukkan nilai P sebesar 0,000 berarti peluang untuk menilai model persamaan tersebut masih sangat kecil, dengan kesalahan yang terjadi sangat kecil. Namun, karena analisis dilakukan pada benda lingkungan dimana selang kepercayaan dapat ditolerir hingga 20%, maka digunakan taraf nyata yaitu 1%, 5%, 10%, 15% dan 20% (P<0,01 ; P<0,05; P<0,10; P<0,15; dan P<0,20) untuk menjelaskan perilaku responden yang berkunjung ke kawasan Taman Wisata Tirta Sanita. Hal ini dapat diartikan variabel-variabel bebasnya secara simultan berpengaruh nyata terhadap tingkat kunjungan per individu per tahun. Tingkat signifikasi dari model permintaan wisata ini ditunjukkan dengan nilai pseudo R-square sebesar 20%. Hal ini berarti variabel penjelas yang ada di dalam model dapat menjelaskan model permintaan wisata di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. 61

77 Hasil uji-t untuk masing-masing variabel penjelasnya dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang relatif penting atau dinyatakan berpengaruh nyata secara statistik terhadap tingkat kunjungan ke objek wisata adalah biaya perjalanan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jarak tempuh, jumlah rombongan dan pengetahuan pengunjung terhadap keberadaan objek wisata 7.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Taman Wisata Tirta Sanita Berdasarkan tanda dari koefisien regresi dari setiap variabel penjelasnya, dilakukan penafsiran yang berkaitan dengan variabel dependennya yaitu jumlah kunjungan per individu per tahun. Bila tanda koefisien dari setiap variabel penjelasnya bernilai negatif maka peningkatan nilai setiap variabel akan menurunkan peluang rata-rata jumlah kunjungan responden, dan bila bernilai positif berarti peningkatan nilai setiap variabel akan meningkatkan peluang ratarata jumlah kunjungan setiap individu per tahun ke Taman Wisata Tirta Sanita Variabel yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Permintaan Wisata Adapun variabel-variabel yang berpengaruh nyata dalam model dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Biaya Perjalanan Biaya perjalanan dapat diartikan sebagai biaya yang seluruhnya dikeluarkan oleh setiap pengunjung dalam satu kali melakukan kegiatan wisata. Biaya perjalanan meliputi biaya transportasi, dokumentasi, konsumsi selama di lokasi wisata, parkir, pembelian souvenir dan biaya lainya tanpa biaya tiket masuk ke lokasi wisata. Hasil analisis dapat diketahui bahwa biaya perjalanan individu secara statistik berpengaruh nyata pada taraf uji 10%, hal ini bisa saja terjadi karena variabel biaya ini tidak dapat dipisahkan dengan frekuensi 62

78 perjalanan seseorang. Koefisien regresi bertanda negatif, artinya semakin meningkatnya biaya perjalanan cenderung akan menurunkan peluang rata-rata jumlah kunjungan individu ke Taman Wisata Tirta Sanita. Besar dan kecilnya biaya yang dikeluarkan sangat mempengaruhi keputusan untuk melakukan rekreasi. 2. Tingkat Pendapatan Variabel ini berpengaruh nyata pada taraf uji 1% dan memiliki koefisien bertanda positif. Hal ini berarti dengan semakin meningkatnya pendapatan mereka, maka akan semakin besar peluang rata-rata kunjungan ke objek wisata ini. Semakin tinggi pendapatan, maka semakin besar peluang mereka untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk melakukan kegiatan rekreasi. Jadi, responden yang memiliki pendapatan lebih tinggi memungkinkan memiliki kesempatan rekresi yang lebih tinggi dibandingkan responden yang berpendapatan rendah. 3. Tingkat Pendidikan Hasil analisis regresi terhadap variabel tingkat pendidikan menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh nyata pada taraf uji 10% dengan nilai koefisien regresi dari variabel yang bertanda negatif. Berdasarkan hipotesis, seharusnya tingkat pendidikan berpengaruh secara positif karena semakin tinggi pendidikan individu maka akan meningkatkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan. Tetapi dalam kasus ini, semakin tinggi tingkat pendidikan responden cenderung akan menurunkan peluang rata-rata jumlah kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita. Dengan makin tingginya tingkat pendidikan seseorang maka persepsi mereka terhadap lingkungan akan 63

79 semakin baik, sehingga dengan kondisi lingkungan wisata yang kotor akibat sampah dan kurang optimalnya pengelolaan kawasan wisata menyebabkan mereka enggan untuk berkunjung ke kawasan wisata ini. Kegiatan wisata ini dilakukan oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai tingkat pendidikan. Namun, dari hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita rata-rata lulusan SMA, dan sedikit yang mengenyam pendidikan hingga Perguruan Tinggi. 4. Jarak Tempuh Variabel ini menunjukkan berpengaruh nyata pada taraf uji 1% dan memiliki koefisien bertanda negatif. Secara ekonomi tanda dan besarnya koefisien yang dihasilkan tersebut dapat diartikan bahwa dengan bertambahnya jarak tempuh sebesar satu kilometer maka akan cenderung menurunkan peluang rata-rata jumlah kunjungan individu per tahun. Dalam penelitian ini, semakin jauh jarak tempuh ke suatu lokasi wisata, cenderung semakin enggan seseorang melakukan rekreasi yang terkait juga oleh faktor biaya perjalanan. 5. Jumlah Rombongan Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel jumlah rombongan mempunyai nilai koefisien yang negatif dan berpengaruh nyata pada taraf uji 1%. Tanda dari koefisien regresi yang dihasilkan tersebut dapat diartikan bahwa dengan bertambahnya jumlah anggota rombongan maka akan cenderung menurunkan rata-rata jumlah kunjungan individu per tahun. Dengan bertambahnya jumlah rombongan, maka biaya perjalanan yang harus dikeluarkan juga akan meningkat. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat kunjungan wisata. 64

80 6. Pengetahuan Pengunjung Terhadap Keberadaan Taman Wisata Tirta Sanita Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel jumlah rombongan mempunyai nilai koefisien yang positif dan berpengaruh nyata pada taraf uji 1%. Hal ini berarti bahwa semakin dalam seseorang mengetahui keberadaan lokasi Taman Wisata Tirta Sanita, maka akan cenderung meningkatkan peluang rata-rata jumlah kunjungan individu per tahun. Hal ini disebabkan responden melihat adanya peningkatan kualitas wisata alam dalam hal peningkatan fasilitas sarana dan prasarana Variabel yang Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Permintaan Wisata Terdapat dua variabel bebas dalam model yang secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikatnya. Kedua variabel tersebut adalah umur dan lama kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita. Variabel umur memiliki koefisien negatif yang berarti semakin dewasa umur seseorang maka akan menurunkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan. Dalam kasus ini variabel tersebut tidak mempengaruhi individu. Hal tesebut dapat terjadi karena rekreasi dapat dilakukan oleh semua usia. Variabel lama kunjungan ke Taman Wisata Tirta Sanita memiliki koefisien positif. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa semakin lama individu berada di lokasi wisata maka akan semakin meningkatkan peluang rata-rata kunjungan. Namun, berdasarkan analisis hasil regresi Poisson variabel ini tidak berpengruh nyata. Hal tersebut dapat disebabkan karena responden merasa nyaman dan puas menikmati fasilitas dan suasana di kawasan ini, sehingga akan cenderung kembali melakukan kunjungan ke objek wisata ini. 65

81 VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Menurut Vanhove (2005) d ampak ekonomi kegiatan wisata alam dapat diketahui dengan mengikuti aliran pengeluaran pengunjung dan kemudian memperkirakan dampak pengeluaran tersebut terhadap jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan penerimaan masyarakat lokal. Dampak ekonomi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu dampak langsung, dampak tidak langsung dan dampak ikutan. Dampak langsung adalah nilai dari pengeluaran wisatawan dikurangi nilai impor untuk penyediaan produk dan jasa pada front-line bisnis. Dampak ekonomi langsung merupakan manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat berupa pendapatan yang diterima oleh penerima awal pengeluaran wisatawan. Ketika pengunjung mengeluarkan sejumlah uang untuk melakukan permintaan terhadap produk dan jasa di tingkat lokal dan pada akhirnya akan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat lokal yang bekerja di lokasi itu. Demikian juga halnya dengan upaya perlengkapan sarana dan prasarana wisata yang dilakukan pemerintah, pada akhirnya bertujuan menciptakan pendapatan, kesempatan kerja dan penerimaan pajak bagi wilayah tersebut. Dampak tidak langsung adalah aktivitas ekonomi lokal dari pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung. Dampak ikutan adalah aktivitas ekonomi lokal lanjutan dari tambahan pendapatan lokal (dampak ikutan dari dampak langsung dan dampak tidak langsung) berupa aktivitas ekonomi pada tingkat rumah tangga dari pendapatan yang bersumber dari berbagai komponen usaha. Dampak ekonomi yang dihasilkan oleh sektor pariwisata umumnya diukur dari

82 keseluruhan pengeluaran pengunjung untuk keperluan akomodasi, konsumsi, perjalanan, dokumentasi dan keperluan lainnya. Jumlah dari seluruh pengeluaran itu diestimasi dari jumlah total hari kunjungan dari pengunjung dan juga pengeluaran rata-rata per hari dari pengunjung. Pengunjung yang datang ke lokasi wisata membutuhkan berbagai keperluan dari kegiatan rekreasi yang dilakukan, misalnya biaya untuk akomodasi, konsumsi, penyewaan alat atau fasilitas, pembelian cinderamata, dan lain-lain. Pengeluaran pengunjung untuk berbagai keperluan tersebut selama melakukan kegiatan wisata memiliki proporsi tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah rombongan, daerah asal, aktivitas utama yang dilakukan di lokasi dan lain-lain. Tabel 4 menjelaskan struktur pengeluaran pengunjung pada satu tahun terakhir di Taman Wisata Tirta Sanita. Tabel 4. Proporsi Struktur Pengeluaran Pengunjung Wisata Taman Tirta Sanita Biaya Proporsi (%) Biaya Perjalanan 34 Konsumsi dari rumah 13 Konsumsi di lokasi 32 Akomodasi 0 Pembelian souvenir 1 Biaya mandi air panas 4 Dokumentasi 0 Biaya toilet 1 Biaya fasilitas permainan 5 Tiket masuk lokasi wisata alam Tirta Sanita 10 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Pada Tabel 4 dapat dilihat dari proporsi pengeluaran wisatawan, sebagian besar responden untuk biaya perjalanan yaitu sebesar 34%. Berdasarkan pengamatan lapang dan kuesioner, pengunjung yang berkunjung sebagian besar berasal dari luar wilayah Parung. Hal ini berpengaruh pada biaya perjalanan yang mereka keluarkan untuk menuju Taman Wisata Tirta Sanita. Sebagian besar 67

83 pengunjung menggunakan kendaraan pribadi maka biaya perjalanan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar. Selain itu, biaya perjalanan sangat berpengaruh terhadap pengeluaran yang dilakukan wisatawan untuk melakukan kegiatan rekreasi. Rata-rata pengeluaran pengunjung untuk satu kali kunjungan berkisar antara Rp ,00 Rp ,00 dengan jumlah pengunjung rata-rata per bulan yaitu orang, maka jumlah pengeluaran pengunjung per bulan yaitu Rp ,93. Besarnya arus uang akan menunjukkan besarnya dampak ekonomi yang berasal dari pengeluaran pengunjung. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Proporsi Pengeluaran Pengunjung per Bulan di Taman Wisata Tirta Sanita Keterangan Proporsi Pengeluaran pengunjung dilokasi wisata alam Tirta Sanita (%) 56 Biaya di luar lokasi wisata (%) 44 Rata-rata pengeluaran pengunjung (Rp/hari/pengunjung) ,75 Jumlah pengunjung per bulan (orang) Total pengeluaran pengunjung per bulan (Rp) ,93 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Dampak Langsung (Direct Impact) Dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Taman Wisata Tirta Sanita adalah dapat tercipta aliran uang yang berasal dari transaksi ekonomi antara pengunjung dan masyarakat lokal. Jika kebutuhan para pengunjung ini dapat dipenuhi oleh usaha yang dimiliki oleh masyarakat lokal, maka akan menghasilkan dampak langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, maka akan menciptakan keuntungan ekonomi bagi masyarakat lokal yang mempunyai usaha di lokasi wisata ini. 68

84 Unit usaha lokal yang terdapat di lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita sebagian besar merupakan unit usaha dengan skala kecil dan hanya ramai dikunjungi pada akhir pekan dan hari libur, namun unit usaha yang ada cukup banyak. Sehingga, pengunjung dapat memenuhi kebutuhan selama berada di lokasi wisata. Unit usaha lokal yang terdapat di lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita diantaranya warung, kios souvenir, rumah makan, penyewaan jasa tikar dan foto keliling. Sebaran jumlah unit usaha dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Sebaran Jenis Unit Usaha Lokal di Lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita Jenis unit usaha Jumlah (unit) Warung 51 Kios souvenir 7 Rumah makan 4 Penyewa jasa tikar 25 Foto keliling 15 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Keberadaan objek wisata ini membuka peluang bagi masyarakat lokal untuk membuka usaha. Hal ini menimbulkan perputaran uang yang terjadi antara pengunjung dan masyarakat lokal yang mempunyai usaha di lokasi. Pengeluaran dari pengunjung akan menghasilkan dampak langsung berupa pendapatan bersih pemilik unit usaha lokal (laba bersih) dengan proporsi sebesar 54%. Pendapatan tersebut akan dialokasikan kembali untuk menjalankan aktivitas usahanya. Usaha ini tentunya membutuhkan bahan baku dalam proses pelaksanaannya, baik yang berasal dari lokasi wisata ataupun dari luar lokasi wisata. Komponen biaya yang utama dari unit usaha ini adalah biaya pembelian input, upah karyawan, pemeliharaan alat, biaya operasional unit usaha, pengembalian kredit ke bank, kebutuhan pangan harian, transportasi lokal dan retribusi atau pajak pada pemerintah setempat. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 7. 69

85 Tabel 7. Proporsi Struktur Alokasi Penerimaan Total Unit Usaha Lokal di Taman Wisata Tirta Sanita Komponen Proporsi (%) Pendapatan bersih pemilik (laba bersih) 54 Upah karyawan 2 Pembelian input/bahan baku 7 Biaya pemeliharaan alat 0 Biaya operasional unit usaha (listrik,pam) 2 Pengembalian kredit ke bank 0 Kebutuhan pangan harian 33 Transportasi lokal 3 Retribusi dan pajak 0 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Berdasarkan Tabel 7, proporsi alokasi penerimaan total unit usaha lokal dihabiskan untuk kebutuhan pangan sehari-hari. Setelah itu digunakan untuk pembelian input atau bahan baku usaha. Rata-rata pendapatan responden unit usaha tidak ada yang digunakan untuk pengembalian kredit ke bank, sedangkan untuk uang sewa bukan dipungut oleh pemerintah setempat tetapi oleh pemilik lahan lokasi Taman Wisata Tirta Sanita ini Dampak Tidak Langsung (Indirect Impact) Keberadaan Taman Wisata Tirta Sanita ini selain membuka peluang untuk usaha di lokasi ini juga dapat membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat lokal. Sebagian besar unit usaha di lokasi ini dikelola langsung oleh pemiliknya dan memiliki tenaga kerja pada waktu-waktu tertentu, terutama pada saat akhir pekan dan hari libur. Namun, hal ini tetap memberikan dampak kepada tenaga kerja lokal yang ada di lokasi ini karena pada saat itu jumlah pengunjung yang datang cukup banyak. Keberadaan objek wisata ini juga membantu mereka dalam perekonomian. Dampak ekonomi tidak langsung dapat dilihat dari proporsi upah karyawan yang dikeluarkan unit usaha lokal yang berasal penerimaan total di objek wisata. 70

86 Jika dilihat dari proporsi upah tenaga kerja yang dialokasikan dari penerimaan total unit usaha lokal, nilainya cukup rendah yaitu 2% (Tabel 7). Hal ini disebabkan karena sebagian besar dari unit usaha lokal di lokasi ini dikelola oleh pemilik dan sedikitnya jumlah jam kerja yaitu pada akhir pekan atau hari libur. Tetapi sebaiknya dilakukan peningkatan dalam pengelolaan agar penerimaan yang diperolah tenaga kerja juga semakin baik. Warung merupakan unit usaha yang paling tinggi menyerap tenaga kerja lokal. Pihak pengelola juga menyatakan tidak akan mempersulit warga yang ingin membuka usaha di lokasi ini. Hal ini disebabkan oleh salah satu tujuan dibukanya objek wisata ini dalam rangka usaha pemberdayaan masyarakat lokal sekitar. Masyarakat sekitar yang tidak memiliki pekerjaan dapat bekerja di lokasi ini. Tenaga kerja lokal merupakan pihak yang secara tidak langsung mendapatkan dampak ekonomi dari keberdaan objek wisata ini yaitu melalui pendapatan yang mereka dapat dari pemilik unit usaha lokal. Keterangan lebih lanjut tentang jumlah tenaga kerja di Taman Wisata Tirta Sanita dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Jumlah Tenaga Kerja Lokal pada Unit Usaha di Lingkungan Taman Wisata Tirta Sanita Jenis unit usaha Jumlah tenaga kerja (orang) Warung 102 Kios souvenir 14 Rumah makan 8 Penyewa tikar 25 Jasa foto keliling 15 Penjaga loket tiket 10 Petugas keamanan 9 Petugas kebersihan 12 Petugas teknis dan pengairan Petugas pertamanan Instruktur outbond Operator sarana permainan Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei 71

87 Dampak Ikutan (Induced Impact) Kegiatan wisata tidak hanya menghasilkan dampak langsung dan tidak langsung, tetapi juga menghasilkan dampak induced. Dampak ini merupakan dampak ikutan dari pengeluaran yang dilakukan oleh tenaga kerja lokal di objek wisata ini. Dampak ini berasal dari pengeluaran sehari-hari tenaga kerja lokal. Sebagian besar dari proporsi pengeluaran tenaga kerja lokal digunakan untuk kebutuhan pangan yaitu sebesar 59%. Proporsi untuk retribusi tidak ada karena memang objek wisata ini tidak mengeluarkan biaya untuk retribusi, hanya ada biaya sewa kepada pemilik lahan. Proporsi pengeluaran tenaga kerja di objek wisata ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Proporsi Pengeluaran Tenaga Kerja Lokal Karakteristik Proporsi (%) Kebutuhan pangan 59 Biaya sekolah anak 19 Biaya Transportasi 13 Biaya lainnya 9 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei 8.2. Nilai Pengganda dari Pengeluaran Pengunjung Nilai efek pengganda ( multiplier) dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar dampak ekonomi dari pengeluaran pengunjung yang digunakan selama mereka melakukan kegiatan rekreasi. Berdasarkan META (2001) terdapat dua ukuran dalam mengukur dampak ekonomi pariwisata di tingkat lokal yaitu: (1) Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan (2) Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak 72

88 langsung dan dampak terusan ( induced). Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Nilai Multiplier dari Arus Uang yang Terjadi di Taman Wisata Tirta Sanita Kriteria Nilai Keynesian Income Multiplier 1,07 Ratio Income Multiplier Tipe 1 1,22 Ratio Income Multiplier Tipe 2 1,37 Sumber: Dikumpulkan Oleh Penulis dari Survei Berdasarkan data yang diperoleh untuk menentukan besarnya dampak ekonomi di Taman Wisata Tirta Sanita, didapat nilai Keynesian Income Multiplier yaitu sebesar 1,07 yang artinya peningkatan pengeluaran pengunjung sebesar 1 rupiah akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal sebesar 1,07 rupiah. Dampak ekonomi lanjutan dari pengeluaran pengunjung dirasakan oleh pemilik unit usaha berupa keuntungan yang diterima. Selanjutnya dampak ekonomi dirasakan juga oleh tenaga kerja lokal di objek wisata yaitu berupa upah yang mereka dapatkan dari pemilik unit usaha. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah 1,22 yang artinya peningkatan 1 rupiah pendapatan pemilik usaha akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1,22 rupiah pada dampak langsung dan tidak langsung (berupa pendapatan pemilik unit usaha dan tenaga kerja lokal). Selanjutnya diperoleh nilai Ratio Income Multiplier Tipe 2 sebesar 1,37 artinya peningkatan 1 rupiah pendapatan pemilik unit usaha akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1,37 rupiah pada dampak langsung, tak langsung dan induced (berupa pendapatan pemilik usaha, tenaga kerja dan pengeluaran konsumsi di tingkat lokal). Angka tersebut menunjukkan dampak pengeluaran pengunjung terhadap perekonomian pemilik unit usaha dan tenaga kerja yang berada di objek wisata bukan pada kesejahteraan masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil diatas 73

89 dapat disimpulkan, bahwa keberadaan objek wisata ini secara nyata memberikan dampak ekonomi terhadap perekonomian masyarakat lokal sekitar lokasi tersebut. Nilai multiplier ini masih dapat ditingkatkan seiring dengan pengembangan objek wisata ini, peningkatan pemberdayaan masyarakat lokal dan penyediaan barang yang diperlukan pengunjung oleh unit usaha yang ada. Hal ini dapat meningkatkan proporsi pengeluaran pengunjung di objek wisata yang berpengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap perekonomian masyarakat lokal sekitar. 74

90 IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan dan interpretasi dari bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu : 1. Karakteristik sosial ekonomi pengunjung Taman Wisata Tirta Sanita yang paling menonjol adalah pengunjung dengan usia antara tahun, berasal dari daerah Tangerang dan sekitarnya, berstatus sudah menikah dan memiliki tanggungan antara 1-3 orang, tingkat pendidikan SMA, selain itu kebanyakan dari pengunjung merupakan karyawan swasta, total pendapatan sebesar Rp ,00-Rp ,00, mencapai lokasi wisata menggunakan kendaraan pribadi bersama keluarga dengan jumlah rombongan 2-6 orang dan aktivitas utama yang dilakukan adalah untuk mandi air panas. Dari hasil wawancara, pengunjung menyetujui bentuk pengelolaan berbasis masyarakat lokal. Menurut pengunjung perlu adanya penambahan fasilitas berupa kolam renang, toilet, tempat sampah, gazebo, warung makanan dan kios cenderamata. Persepsi pengunjung terhadap panorama alam dinilai baik sedangkan persepsi terhadap kebersihan dinilai sedang. Pelayanan oleh petugas dilakukan dengan baik, akses menuju lokasi mudah. Harga tiket yang diberlakukan dinilai pengunjung masih terjangkau untuk semua kalangan. 2. Dari hasil penelitian, terdapat enam faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap fungsi permintaan rekreasi Taman Wisata Tirta Sanita. Keenam faktor sosial ekonomi tersebut adalah biaya perjalanan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, jarak tempuh, jumlah rombongan dan pengetahuan pengunjung terhadap keberadaan objek wisata.

91 3. Keberadaan Taman Wisata Tirta Sanita ini memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal sekitar. Dampak ekonomi langsung yang berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 54%. Sedangkan dampak tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja masih sangat rendah yaitu sebesar 2%. Dampak induced yang berupa pengeluaran tenaga kerja sebesar 59% digunakan untuk kebutuhan pangan. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,07, Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah 1,22 dan Ratio Income Multiplier Tipe 2 adalah 1,37. Dampak ekonomi yang ditunjukkan dengan nilai pengganda (multiplier) yang dihasilkan relatif rendah. Tetapi walaupun masih rendah, objek wisata ini sudah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal baik secara langsung maupun tidak langsung Saran Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan fasilitas baik kualitas maupun fasilitas objek wisata oleh pengelola guna meningkatkan perekonomian masyarakat lokal dengan cara memberdayakan masyarakat setempat. Adapun beberapa masukan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah : 1. Perlu adanya perbaikan dan penambahan fasilitas untuk menambah jumlah pengunjung yang lebih banyak dengan memperhatikan karakteristik serta keinginan pengunjun misalnya toilet, tempat sampah, gazebo, kios cenderamata. 2. Pihak pengelola diharapkan dapat meningkatkan kinerja pengelolaan demi kemajuan objek wisata ini. Selain itu diharapkan agar lebih meningkatkan usaha pemberdayaan masyarakat sekitar Taman Wisata Tirta Sanita. 76

92 3. Perlu adanya kerja sama antara pihak pengelola dengan pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan sarana infrastruktur seperti jalan raya untuk menarik minat pengunjung. 77

93 DAFTAR PUSTAKA Agustina, V. S Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Amanda, M Analisis dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Studi kasus Pantai Bandulu, Kabupaten Serang, Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Amanda, S Analisis Willingness To Pay Pengunjung Objek Wisata Danau Situgede Dalam Upaya Pelestarian Lingkungan. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Ariyanto, E Ekonomi Pariwisata. Diakses: 2 Juni Clawson, M and J. L Knetsch Economic of Outdor Recreation. The John Hopkins Press. Baltimore. Cooper, C., D. Gilbert et al Tourism Principles and Practice. Financial Times, England. Douglas, J. R Forest Recreation. McGraw Hill Book Company. New York. Eagles, Paul F. J. and McCool, Stephen F Tourism in National Parks and Protected Areas; Planning and Management, CABI Publishing, UK. Fauzi, A Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Field, B. C Environmental Economics: An Introductory. McGraw-Hill Inc. Singapura. Frechtling, Douglas C Assessing the Impacts of Travel and Tourism- Introduction to Travel Impact Estimation. In Travel, Tourism and Hospitality Research, J.R. Brent Ritchie and Charles R. Goeldner (ed.), John Wiley and Sons Inc, New York. Garrot, G and Kennet G.Willis Economic Valuation of The Environment. Edward Elgar Publitions, Northamton. Hanley, N dan C. L Spash Benefit Cost Analysis and The Environment. Edward Elgar. England. Hellerstein, D Using Count Data Model in Travel Cost Analysis with Agregate Data. Amer. Jour. Agr. Econ. Vol 73, 1991, pp

94 Hufscmidt, M et al Lingkungan Sistem Alami dan Pembangunan: Pedoman Penelitian Ekonomi (Reksohadiprojo, S Penerjemah). Gajah Mada Press, Yogyakarta. Juanda, B Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press. Bogor. Lindberg, K and J. Enriquez An Analysis of Ecotourism s Economic Contribution to Conservation and Development in Belize. Report For WWF. USA. Lubis, Z Upaya Meningkatkan Sektor Pariwisata. Diakses: 23 Januari Mak, J Tourism and The Economy: Understanding The Economics of Tourism. University of Hawai I Press Book. Honolulu. Marine Ecotourism for Atlantic Area (META-Project) Planning for Marine Ecotourism in The EU Atlantic Area. University of The West of England, Bristol. Murphy, Peter E., 1987, Tourism A Community Approach, Methuen, New York. Nurdini Analisis Permintaan Ekoturisme Hutan Mangrove Muara Angke dengan Metode Biaya Perjalanan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian, Bogor. Pendit, N.S Ilmu Pariwisata. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Pitana, I. G Sosiologi Pariwisata. Andi Offset. Yogyakarta. Ross, G. F. Psikologi Pariwisata. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Sari, D. F Analisis Dampak Multiplier Ekonomi Sektor Pariwisata dalam Perekonomian Provinsi Jawa Tengah dengan Pendekatan Input-Output. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Stynes, Daniel J. et al, 2000, Estimating National Park Visitor Spending and Economic Impacts, Department of Park Recreation and Tourism Resources, Michigan State University. Susilowati, M. I Valuasi Ekonomi manfaat Rekreasi Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dengan Menggunakan Pendekatan Travel Cost Method. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Syakhabyantin, I Analisis Permintaan Rekreasi dan Strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Carita Karang Sari, Kabupaten Pandeglang, Provinsi 78

95 Banten. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Turner, K. D Pearce and Bateman Enviromental Economic: An Elementary Introdution. Centre for Social and Economic Research on The Global Enviroment University of East Angalia and University College London. Vanhove, N The Economy of Tourism Destinations. Elsevier Butterworth, Burlington. Wahab, S Manajemen Kepariwisataan. Pradnya Paramita, Jakarta. 79

96 Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung / Wisatawan Tanggal wawancara : No Responden : Nama : Alamat : INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Darmaga Bogor Telepon (0251) , (0251) , Fax (0251) KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini dugunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor). Kami mohon partisipasi saudara untuk mengisi kuisioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat menjadi data yang objektif. Informasi yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasikan dan tidak untuk digunakan dalam kepentingan politis. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : L/P 2. Usia :..tahun 3. Status : Belum menikah/sudah menikah 4. Pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh : (...tahun) 5. Apakah pekerjaan Anda sehari-hari : a. Pegawai Negeri Sipil e. BUMN b. Nelayan f. Buruh c. Wiraswasta g. Pelajar d. Karyawan swasta h. Lainnya.. 6. Jumlah tanggungan Anda :.orang 7. Pendapatan perbulan anda Adakah pendapatan lain selain pekerjaan yang Anda sebutkan di atas? a. Ya, bekerja sebagai. b. Tidak. 9. Jika ada berapa kisaran pendapatannya?rp Jika anda sudah menikah, adakah pendapatan selain dari pendapatan anda, jika ya, maka kisaran pendapatan perbulan tersebut adalah... B Dampak Ekonomi Wisata Alam Tirta Sanita 1. Anda datang ke tempat ini: a. Sendiri b. Kelompok c. Keluarga 2. Alat transportasi Anda menuju lokasi wisata ini: a. Mobil pribadi b. Motor pribadi c. Kendaraan Umum 3. Lokasi asal : 4. Selama satu tahun terakhir, sudah berapa kali anda mengunjungi lokasi ini?...kunjungan 5. Anda akan berada di lokasi ini selama:.jam 6. Sudah berapa lama anda mengetahui keberadaan objek ekowisata ini?...tahun 7. Jika Anda datang tidak sendiri, berapa banyak jumlah rombongan Anda:...orang 8. Biasanya Anda datang ke lokasi ini pada hari: a. Senin e. Jum at b. Selasa f. Sabtu c. Rabu g. Minggu/libur d. Kamis 9. Apakah sebelumnya Anda pernah datang ke lokasi wisata ini: a. Pernah b. Tidak pernah 10. Setelah datang ke lokasi wisata ini, apakah Anda akan berkunjung kembali di lain waktu: a. Iya b. Tidak 81

97 11. Aktivitas utama yang anda lakukan di lokasi ini adalah... (pilih boleh lebih dari satu) a. Berendam air panas c. Menikmati pemandangan b. Outbond /sarana permainan d. Lainnya. 12. Jarak lokasi asal Anda dengan lokasi wisata ini: km 13. Bagaimana menurut Anda perjalanan menuju lokasi wisata: a. Mudah b. Sulit 14. Berapa lama waktu tempuh Anda menuju lokasi wisata ini:..menit 15. Biaya apa saja yang Anda keluarkan selama melakukan wisata : a. Biaya perjalanan pulang pergi Tepatnya: Rp. b. Biaya tiket masuk Tepatnya: Rp. c. Konsumsi (dari rumah) Tepatnya: Rp. d. Konsumsi (di lokasi) Tepatnya: Rp. e. Pembelian souvenir Tepatnya: Rp. f. Penyewaan fasilitas mandi atau berendam air panas Tepatnya: Rp. g. Biaya parkir dan tol Tepatnya: Rp. h. Biaya dokumentasi Tepatnya: Rp. i. Biaya toilet Tepatnya: Rp. j. Biaya Sarana Permainan/outbond Tepatnya: Rp. k. Lainnya. 16. Selain wisata ini, sebutkan lokasi lain yang menjadi prioritas kunjungan anda? Tolong sebutkan spesifik objek wisata Berapa waktu perjalanan yang dihabiskan ke lokasi tersebut?...jam 18. Berapa biaya yang dihabiskan untuk ke lokasi tersebut? Rp... C. Preferensi Konsumen Terhadap Keberadaan Ekowisata 1. Menurut anda objek wisata apa yang paling sesuai berada di...? a. private ecotourism b. community based ecotourism 2. Menurut anda bagaimana peluang pengembangan ekowisata di Wiasata Alam Tirta Sanita? Sejauh pengamatan anda, bagaimana kondisi lingkungan setelah ada wisata Alam Tirta Sanita? a. tetap tidak berubah b. semakin baik c. semakin rusak 4. Berikut terdapat daftar tarif masuk per satu kali kunjungan, berikan tanda pada harga tiket maksimal yang bersedia anda bayarkan... a b c d e f... C. Persepsi Terhadap Lokasi dan Fasilitas di Objek Wisata No Keterangan Sangat Baik 1 Sarana dan Prasarana Toilet Tempat sampah Saung Warung makan Kios cendramata Penyewaan peralatan 2 Panorama alam 3 Kebersihan lokasi wisata 4 Aksesibilitas Dari ibu kota (tempat asal) 5 Keamanan 6 Sikap masyarakat lokal 7 Pengelola obyek wisata Baik Sedang Buruk Sangat Buruk Tidak Tersedia 82

98 Lampiran 2. Kuisioner untuk Tenaga Kerja Tanggal wawancara : No Responden : Nama : Alamat : A. Karakteristik Responden INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Darmaga Bogor Telepon (0251) , (0251) , Fax (0251) KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini dugunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor). Kami mohon partisipasi saudara untuk mengisi kuisioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat menjadi data yang objektif. Informasi yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasikan dan tidak untuk digunakan dalam kepentingan politis. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih. 1. Jenis Kelamin : L/P (lingkar) 2. Usia :..tahun 3. Status : Belum menikah/sudah menikah 4. Pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh : ( tahun) 5. Jumlah tanggungan Anda :...orang B. Pertanyaan Terkait Lokasi Wisata 1. Apakah anda penduduk asli di wilayah ini?...ya / Tidak.. (jika ya lanjutkan ke pertanyaan no.3) Jika tidak sudah berapa lama anda tinggal di lokasi ini?...tahun 2. Alasan utama anda menetap di lokasi ini adalah? a. bekerja b. ikut suami/istri c. alasan lain Apakah anda mengetahui bahwa lokasi ini menjadi salah satu objek wisata?...ya / Tidak Apakah anda merasakan adanya manfaat dari keberadaan ekowisata di wilayah ini?.. Ya / Tidak Jika ya dalam hal apa manfaat yang anda rasakan? a. peningkatan pendapatan c. peningkatan lapangan pekerjaan b. peningkatan sarana infrastruktur d. peningkatan pengetahuan e. alasan lain Apakah anda terganggu dengan keberadaan wisatawan?.ya / Tidak 7. Jika ya dalam hal apa anda merasa dirugikan? Jika ya dalam hal apa manfaat yang anda rasakan? a. sampah c. kerusakan lingkungan b. polusi d. perubahan sosial masyarakat e. alasan lain... B. Pertanyaan Terkait Dengan Pekerjaan 1. Anda bekerja sebagai:. 2. Sudah lama anda bekerja: 3. Berapa lama anda bekerja dalam satu hari?...jam 4. Berapa lama anda bekerja dalam satu minggu?...hari 5. Sebelum Anda bekerja disini, pekerjaan Anda sebelumnya:. 6. Pendapatan perbulan anda Pendapatan Anda sebelum bekerja di unit usaha ini: 83

99 8. Adakah pendapatan lain selain pekerjaan yang Anda sebutkan di atas? a. Ya, bekerja sebagai. b. Tidak. 9. Jika ada berapa kisaran pendapatannya? 10. Pengeluaran Anda per bulan: a. Biaya konsumsi Tepatnya: Rp b. Biaya sekolah anak Tepatnya: Rp c. Biaya listrik Tepatnya: Rp d. Biaya kebutuhan sehari-hari Tepatnya: Rp e. Biaya transportasi Tepatnya: Rp... f. Lainnya Tepatnya: Rp... B. Preferensi Masyarakat Terhadap Keberadaan Ekowisata 1. Menurut anda objek wisata apa yang paling sesuai berada di...? a. private ecotourism b. community based ectourism 2. Menurut anda bagaimana peluang pengembangan ekowisata di wisata alam Tirta sanita? Sejauh pengamatan anda, bagaimana kondisi lingkungan setelah ada wisata Tirta Sanita? a. tetap tidak berubah b. semakin baik c. semakin rusak 4. Berikut terdapat daftar tarif masuk per satu kali kunjungan, berikan tanda pada harga tiket maksimal untuk wisatawan, yang menurut anda sesuai... a b c d e f Menurut anda mengapa wisatawan perlu membayar? a. jasa lingkungan b. kompensasi kepada masyarakat c Menurut anda apakah selama ini ada peran pemerintah dalam pengembangan ekowisata? Dalam hal apa? a. sarana infrastruktur c. membantu pemasaran e.... b. pelatihan d. informasi 84

100 Lampiran 3. Kuisioner untuk Unit Usaha Tanggal wawancara : No Responden : Nama : Alamat : INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Darmaga Bogor Telepon (0251) , (0251) , Fax (0251) KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini dugunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor).. Kami mohon partisipasi saudara untuk mengisi kuisioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat menjadi data yang objektif. Informasi yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasikan dan tidak untuk digunakan dalam kepentingan politis. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : L/P (lingkar) 2. Usia :..tahun 3. Status : Belum menikah/sudah menikah 4. Pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh : (...tahun) 5. Jumlah tanggungan Anda : orang 6. Berapa lama Anda tinggal di lokasi ini: a. Penduduk asli c tahun b. 1-5 tahun d. >10 tahun 7. Alasan Anda tinggal di lokasi ini: a. Penduduk asli b. Bekerja c. Ikut suami/istri B. Pertanyaan Terkait Unit Usaha 1. Unit usaha yang Anda miliki / kelola adalah Sudah berapa lama Anda mendirikan unit usaha ini?...tahun atau...bulan 3. Sebelumnya Anda memiliki unit usaha ini, apakah unit usaha yang anda miliki?...di Kapan Anda berjualan disini: a. Setiap hari b. Hari. 5. Jumlah modal usaha Anda: Rp. 6. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja dengan Anda: orang 7. Berapa lama Anda bekerja dalam satu hari?...jam 8. Berapa lama Anda bekerja dalam satu minggu?...hari 9. Berapa besarnya perputaran uang dari unit usaha yang Anda miliki terkait dengan kegiatan ekowisata? a. Hari biasa (senin jumat) Rp.../hari b. Hari Sabtu / minggu / libur Rp.../hari 10. Pendapatan Anda perbulan... a. < Rp ; Tepatnya: Rp b. Rp Rp Tepatnya: Rp c. Rp Rp Tepatnya: Rp d. Rp Rp Tepatnya: Rp e. > Rp Tepatnya: Rp 11. Adakah pendapatan lain selain pekerjaan yang Anda sebutkan di atas? a.ya, bekerja sebagai. b. Tidak. 85

101 12. Jika ada berapa kisaran pendapatannya:rp Jika anda sudah menikah, adakah pendapatan selain dari pendapatan Anda, jika ya, maka kisaran pendapatan perbulan tersebut adalah... a.< Rp ; Tepatnya: Rp b.rp Rp Tepatnya: Rp c.rp Rp Tepatnya: Rp d.rp Rp Tepatnya: Rp e.> Rp Tepatnya: Rp 14. Pengeluaran Anda per bulan: a.biaya konsumsi Tepatnya: Rp b.biaya sekolah anak Tepatnya: Rp c.biaya listrik Tepatnya: Rp d.biaya kebutuhan sehari-hari Tepatnya: Rp e.lainnya Tepatnya: Rp 15. Biaya apa saja yang Anda keluarkan selama membuka usaha: a.biaya sewa Tepatnya: Rp.. b.biaya perizinan Tepatnya: Rp.. c.biaya bahan baku Tepatnya: Rp.. d.biaya gaji tenaga kerja Tepatnya: Rp.. e.biaya transportasi Tepatnya: Rp.. f. Pemeliharaan alat Tepatnya: Rp.. g.lainnya Tepatnya: Rp Jumlah pembeli dalam satu hari:.orang B. Preferensi Masyarakat Terhadap Keberadaan Ekowisata 1. Menurut anda objek wisata apa yang paling sesuai berada di...? a. private ecotourism b. community based ecotourism 2. Menurut anda bagaimana peluang pengembangan ekowisata di...? Sejauh pengamatan anda, bagaimana kondisi lingkungan setelah ada wisata Tirta Sanita? a. tetap tidak berubah b. semakin baik c. semakin rusak 4. Berikut terdapat daftar tarif masuk per satu kali kunjungan, berikan tanda pada harga tiket maksimal untuk wisatawan, yang menurut anda sesuai... a b c d e f Menurut anda mengapa wisatawan perlu membayar? a. jasa lingkungan b. kompensasi kepada masyarakat c Menurut anda apakah selama ini ada peran pemerintah dalam pengembangan ekowisata? Dalam hal apa? a. sarana infrastruktur c. membantu pemasaran e.... b. pelatihan d. informasi D. Harapan & Saran 1. Apa harapan anda dari keberadaan ekowisata ini? Apa saran anda dalam pengelolaan ekowisata ini?

102 Lampiran 4. Kuisioner untuk Masyarakat Setempat Tanggal wawancara : No Responden : Nama : Alamat : A. Karakteristik Responden INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN Jl. Kamper Wing 5 Level 5 Kampus IPB Darmaga Bogor Telepon (0251) , (0251) , Fax (0251) KUISIONER PENELITIAN Kuisioner ini dugunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor). Kami mohon partisipasi saudara untuk mengisi kuisioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat menjadi data yang objektif. Informasi yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasikan dan tidak untuk digunakan dalam kepentingan politis. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih. 1. Jenis Kelamin: L/P (lingkar) 2. Usia :..tahun 3. Status : Belum menikah/sudah menikah 4. Pendidikan formal terakhir yang telah ditempuh : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi 5. Apakah pekerjaan saudara sehari-hari : a. Pegawai Negeri Sipil b. Pedagang c. Wiraswasta d. Karyawan e. Lainnya, sebutkan. 6. Rata-rata pendapatan Saudara per bulan :Rp Jumlah tanggungan Anda :...orang 8. Adakah pendapatan lain selain pekerjaan yang Saudara sebutkan di atas? a. Ya, bekerja sebagai. b. Tidak. 9. Jika ada, rata-rata pendapatan tambahan Anda per bulan: Berapa lama Anda tinggal di lokasi ini: a. Penduduk asli c tahun b. 1-5 tahun d. >10 tahun 11. Pengeluaran Anda per bulan: a. Biaya konsumsi Tepatnya: Rp b. Biaya sekolah anak Tepatnya: Rp c. Biaya listrik Tepatnya: Rp d. Biaya kebutuhan sehari-hari Tepatnya: Rp e. Lainnya Tepatnya: Rp B. Dampak Adanya Wisata Alam Tirta Sanita 1. Pendapat Anda tentang adanya lokasi wisata ini: a. Keberatan b. Tidak keberatan 2. Manfaat yang dirasakan dengan adanya lokasi wisata ini: a. Peningkatan pendapatan b. Peningkatan lapangan pekerjaan c. Peningkatan pengetahuan d. Tidak ada manfaat e. Lainnya. 87

103 3. Kerugian yang dirasakan dengan adanya lokasi wisata ini: a. Sampah b. Polusi c. Kebiasaan yang berubah d. Tidak ada kerugian e. Lainnya. 4. Jenis pekerjaan sampingan yang ada dengan adanya lokasi wisata ini: a. Berjualan makanan b. Berjualan souvenir c. Penyewaan jasa (peminjaman tikar dan lain-lain) 5. Harapan Anda ke depannya dengan adanya lokasi wisata ini:.. 88

104 Lampiran 5. Sebaran Pengeluaran Responden di Taman Wisata Tirta Sanita No. Pengeluaran (Rupiah) B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 TE 1 6,000 20, ,000 1, , ,000 15, , ,000 1,000 10,000 92, , , , , , ,000 30,000 10, , ,000 1, , , , , ,000 1,000 10, , ,000 15,000 10, , ,000 1, , , , ,000 1, , ,000 50,000 20, , ,000 1, , , , , , , , ,000 1,000 10,000 57, , , , , , , , , , , , ,000 1,000 10,000 68, ,000 20,000 10, , ,000 1,000 10,000 72, , , , , ,000 79, ,000 50,000 10, , ,000 1, , , , , ,000 1, , , , , , , ,000 50,000 65, , ,000 1,000 10, , ,000 20,000 10, ,000 1, , , , , , , ,000 30,000 10, , ,000 1, , , , ,000 2,000 10,000 48, , , ,000 1,000 20, , ,000 20,000 10, , ,000 1,000 20, , , , , ,000 1, , , , , ,000 1,000 20, , , , , , , ,000 30,000 50, ,000 1, , ,000 30,000 50, ,000 2,000 30, , , , , , ,000 40,000 40, , ,000 1,000 20, , ,000 25,000 65, , ,000 1,000 20, , ,000 25, , ,000 10, ,000 1,000 50, , ,000 30,000 30, ,000 7, ,000 2,000 15, , , , , ,000 2,000 5,000 77, ,000 10, , , ,000 1,000 30, , ,000 15,000 20, , , ,000 69, ,500 25,000 6, , ,000 58, , , , , , ,000 25, , , , ,000 30,000 12, ,000 1, , ,000 20,000 27, , , , , , , ,000 25, , ,000 10, , , , , , , , ,000 10,000 20, , , , ,000 20, , , , , , ,000 69, ,000 15,000 30, ,000 2,000 10,000 86, , , , , ,000 89

105 No. Pengeluaran (Rupiah) B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 TE 52 10, , , , , , , , ,000 50, , , , , ,000 30,000 20, , , , , , , ,000 20, , , , , , , , , ,000 20, , , ,000 10, , , ,000 2,000 20, , ,000 20, ,000 1, , ,000 20,000 50, ,000 2,000 20, , ,000 10,000 25, ,000 1, , , , ,000 1, , , , ,000 1, , , , ,000 2, , , , ,000 2,000 30, , ,000 35,000 50, ,000 10, ,000 2, , , , , ,000 1, , , , ,000 1,000 30, , , , ,000 1, , ,000 50,000 10, , ,000 1, , ,000 20, ,000 1, , ,000 30, , ,000 1,000 10, , , , , , , ,000 25,000 50, ,000 2,000 30, , , , ,000 10, ,000 2, , , , , ,000 1, , , , ,000 1,000 30, , , , ,000 2,000 30, ,000 Rata-rata (Rupiah) 122, Keterangan : B1 : Biaya perjalanan dan tol B2 : Konsumsi dari rumah B3 : Konsumsi di lokasi B4 : Akomodasi B5 : Pembelian souvenir B6 : Tiket mandi air panas B7 : Dokumentasi B8 : Tiket masuk lokasi wisata B9 : Biaya Toilet B10 : Tiket Fasilitas permainan 90

106 Lampiran 6. Sebaran Proporsi Pengeluaran Responden di Taman Wisata Tirta Sanita No. Proporsi Pengeluaran (%) B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B

107 No. Proporsi Pengeluaran (%) B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B Rata-rata Keterangan : B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 : Biaya perjalanan dan tol : Konsumsi dari rumah : Konsumsi di lokasi : Akomodasi : Pembelian souvenir : Tiket mandi air panas : Dokumentasi : Tiket masuk lokasi wisata : Biaya Toilet : Tiket Fasilitas permainan 92

108 Lampiran 7. Hasil Regresi Poisson dengan Stata 9 Poisson regression Number of obs = 80 LR chi2(8) = Prob > chi2 = Log likelihood = Pseudo R2 = y Coef. Std. Err. z P>z [95% Conf. nterval] biayaperjalanan -4.66e e *** -9.88e e-07 pendapatan 1. 19e e * 5.53e e-07 usia jaraklokasi * lamakunjunngan jumlahrombongan * lamatahu lokasi * pendidikan *** _cons Y = 0,90 4, X 1 + 1, X 2 0,0550 X 3 0,0016 X 4 0,0114 X 6 + 0,0120 X 8 0,0553 X 9 + 0,0420 X 10 + ε 93

109 Lampiran 8. Foto-Foto Taman Wisata Tirta Sanita 94

110 95

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H44050654 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soewantoro (1977) dalam Sari (2007), objek wisata alam adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soewantoro (1977) dalam Sari (2007), objek wisata alam adalah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Objek Wisata Alam Menurut Soewantoro (1977) dalam Sari (2007), objek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam, pasal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 dalam Alexa (2009), yang dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek

Lebih terperinci

VALUASI EKONOMI MANFAAT REKREASI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TRAVEL COST METHOD MUTIARA INDAH SUSILOWATI

VALUASI EKONOMI MANFAAT REKREASI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TRAVEL COST METHOD MUTIARA INDAH SUSILOWATI VALUASI EKONOMI MANFAAT REKREASI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TRAVEL COST METHOD MUTIARA INDAH SUSILOWATI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi kegiatan wisata alam dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN

ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan pada obyek dan daya tarik wisata, penilaian manfaat wisata alam, serta prospek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Nasional Undang-undang No. 5 Tahun 1990 menyatakan bahwa taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012). 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki karakteristik kekayaan hayati yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain di dunia. Keanekaragaman jenis flora dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata di Indonesia saat ini semakin mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan

Lebih terperinci

POLA KESEMPATAN KERJA DI DAERAH PERTAMBANGAN EMAS GUNUNG PONGKOR

POLA KESEMPATAN KERJA DI DAERAH PERTAMBANGAN EMAS GUNUNG PONGKOR POLA KESEMPATAN KERJA DI DAERAH PERTAMBANGAN EMAS GUNUNG PONGKOR (Studi Kasus : Desa Bantar Karet, Desa Cisarua, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor) SITI MARYATI SETIANINGSIH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan pada objek dan daya tarik wisata, teknik pengukuran manfaat wisata alam dan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, yang dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita yang terletak di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA DI HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG FIANDRA ADIYATH M

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA DI HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG FIANDRA ADIYATH M ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA DI HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG FIANDRA ADIYATH M DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Lebih terperinci

PENILAIAN EKONOMI DAN JASA LINGKUNGAN PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR RINDRA RI KI WIJAYANTI

PENILAIAN EKONOMI DAN JASA LINGKUNGAN PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR RINDRA RI KI WIJAYANTI PENILAIAN EKONOMI DAN JASA LINGKUNGAN PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR RINDRA RI KI WIJAYANTI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Adanya kegiatan wisata di Hutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Pariwisata merupakan semua gejala-gejala yang ditimbulkan dari adanya aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dari tempat tinggalnya dalam waktu sementara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA DI HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG FIANDRA ADIYATH M

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA DI HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG FIANDRA ADIYATH M ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA DI HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG FIANDRA ADIYATH M DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada TINJAUAN PUSTAKA Ekowisata Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada juga yang menterjemahkan sebagai ekowisata atau wisata-ekologi. Menurut Pendit (1999) ekowisata terdiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN NILAI EKONOMI WISATA PULAU SITU GINTUNG-3 DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN TRI FIRANDARI

ANALISIS PERMINTAAN DAN NILAI EKONOMI WISATA PULAU SITU GINTUNG-3 DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN TRI FIRANDARI ANALISIS PERMINTAAN DAN NILAI EKONOMI WISATA PULAU SITU GINTUNG-3 DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN TRI FIRANDARI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah yang memiliki industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. Lautan merupakan barang sumber daya milik

Lebih terperinci

Analisis Dampak Ekonomi Wisata Hiu Paus Terhadap Pendapatan Masyarakat Batubarani Gorontalo

Analisis Dampak Ekonomi Wisata Hiu Paus Terhadap Pendapatan Masyarakat Batubarani Gorontalo Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan 2016, Vol. 5, No. 2, 136-143 Analisis Dampak Ekonomi Wisata Hiu Paus Terhadap Pendapatan Masyarakat Batubarani Gorontalo Eduart Wolok * Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG Reka Loka PWK - Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2013 ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG ACHADIAT DRITASTO, IR., MT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004). I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keragaman kekayaan sumber daya alam yang dimiliki bangsa Indonesia, seperti potensi alam, keindahan alam, flora dan fauna memiliki daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut

Lebih terperinci

SEGMENTASI WISATAWAN

SEGMENTASI WISATAWAN SEGMENTASI WISATAWAN Berbicara tentang kepariwisataan, pasti tidak akan terlepas dengan orang yang melakukan kegiatan/perjalanan wisata atau dikenal dengan istilah wisatawan. Banyak definisi atau batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu provinsi yang terletak di Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di provinsi ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Desa Tanjung Binga merupakan salah satu kawasan yang berada di zona pusat pengembangan pariwisata di Belitung yaitu terletak di Kecamatan Sijuk kawasan pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang mempunyai pesisir dan lautan yang sangat luas, dengan garis pantai sepanjang 95.181 km dan 17.480 pulau (Idris, 2007). Indonesia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Wisata dan Willingness To Pay Bermacam-macam teknik penilaian dapat digunakan untuk mengkuantifikasikan konsep dari nilai. Konsep dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern ini pariwisata telah berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO (United Nations World

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Perkembangan Wisatawan Nusantara pada tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Obyek Wisata Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata dan salah satu alasan pengunjung melakukan perjalanan ( something to see).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan. manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang telah menjadi kebutuhan manusia seiring dengan perkembangan sosiokultur yang mengalami perubahan. Kegiatan pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati. Negara ini dikenal sebagai negara megabiodiversitas

Lebih terperinci

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat

Lebih terperinci

ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT MASYARAKAT TERHADAP PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN DAS CIDANAU (Studi Kasus Desa Citaman Kabupaten Serang) ANI TRIANI

ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT MASYARAKAT TERHADAP PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN DAS CIDANAU (Studi Kasus Desa Citaman Kabupaten Serang) ANI TRIANI ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT MASYARAKAT TERHADAP PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN DAS CIDANAU (Studi Kasus Desa Citaman Kabupaten Serang) ANI TRIANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari cengkeraman krisis ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang perkembangannya memicu sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain menghasilkan produk-produk yang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan berbagai kemudahan komunikasi dan informasi yang mengakibatkan kondisi persaingan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Resha Febriyantika Yussita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Resha Febriyantika Yussita, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu destinasi pariwisata yang sudah di kenal di dunia karena memiliki daya tarik yang unik dan beragam serta memiliki kekhasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan yang melimpah dengan jumlah total pulau mencapai 17.508 pulau

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (STUDI KASUS: FLOATING MARKET LEMBANG, BANDUNG) DENADIA MUTTY

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (STUDI KASUS: FLOATING MARKET LEMBANG, BANDUNG) DENADIA MUTTY ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (STUDI KASUS: FLOATING MARKET LEMBANG, BANDUNG) DENADIA MUTTY DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi untuk dikembangkan baik dalam sektor pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI GUNA EKONOMI DAN DAMPAK PENAMBANGAN PASIR DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR GIAN YUNIARTO WILO HARLAN

ANALISIS NILAI GUNA EKONOMI DAN DAMPAK PENAMBANGAN PASIR DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR GIAN YUNIARTO WILO HARLAN ANALISIS NILAI GUNA EKONOMI DAN DAMPAK PENAMBANGAN PASIR DI KECAMATAN TAMANSARI KABUPATEN BOGOR GIAN YUNIARTO WILO HARLAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang berlapis karang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

VALUASI EKONOMI EKOSISTEM SUNGAI (Studi Kasus : Sungai Siak, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau) JUNITA NADITIA

VALUASI EKONOMI EKOSISTEM SUNGAI (Studi Kasus : Sungai Siak, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau) JUNITA NADITIA VALUASI EKONOMI EKOSISTEM SUNGAI (Studi Kasus : Sungai Siak, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau) JUNITA NADITIA DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab 106 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pedoman dalam memberikan kesimpulan, maka data-data yang dipergunakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dari studi yang dilakukan terhadap persepsi wisatawan terhadap Objek Wisata Batu Mentas, maka selanjutnya diuraikan kesimpulan dan rekomendasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel. Wisata Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kepariwisataan (Irawan, 2010:11) menjabarkan kata kata yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut: Wisata : Perjalanan, dalam bahasa

Lebih terperinci