ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (STUDI KASUS: FLOATING MARKET LEMBANG, BANDUNG) DENADIA MUTTY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (STUDI KASUS: FLOATING MARKET LEMBANG, BANDUNG) DENADIA MUTTY"

Transkripsi

1 ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (STUDI KASUS: FLOATING MARKET LEMBANG, BANDUNG) DENADIA MUTTY DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2015 Denadia Mutty NIM H

3 ABSTRAK DENADIA MUTTY. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung). Dibimbing oleh ACENG HIDAYAT. Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang dapat meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat. Kawasan Floating Market Lembang merupakan salah satu kawasan yang berpotensi besar dan memiliki daya tarik sebagai kawasan wisata. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja daerah wisata Floating Market Lembang, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke Floating Market Lembang, mengestimasi dampak ekonomi yang timbul akibat dari adanya kegiatan wisata Floating Market Lembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pengunjung Floating Market Lembang berusia tahun dengan rata-rata pekerjaan pengunjung ialah sebagai pegawai swasta dan berpenghasilan berkisar antara Rp hingga Rp , sebagian besar pengunjung Floating Market Lembang berasal dari Bandung. Faktor- faktor yang berpengaruh pada taraf nyata 5% adalah tingkat pendapatan, biaya perjalanan, jarak tempuh, dan jumlah tanggungan. Nilai dampak ekonomi yang diestimasi menggunakan pendekatan multiplier effect yaitu untuk dampak ekonomi langsung yang dapat dirasakan oleh pemilik unit usaha sebesar Rp , dampak ekonomi tidak langsung yang dilihat dari pengeluaran unit usaha di dalam kawasan wisata sebesar Rp , sedangkan dampak ekonomi lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja di kawasan wisata sebesar Rp Nilai keynesian income multiplier sebesar 1.3, ratio income multiplier tipe I sebesar 2.0, ratio income multiplier tipe II sebesar 2.1. Kata kunci: dampak ekonomi, Floating Market Lembang, keynesian multiplier, permintaan wisata, wisata.

4 ABSTRACT DENADIA MUTTY. Economic Impact Analysis of Nature Tourism Activities (Case Study: Lembang Floating Market, Bandung). Supervised by ACENG HIDAYAT. The tourism industry is one sector that can improve the economic progress of society. Lembang Floating Market is one area that has great potential and has appeal as a tourist area. The specific objective of this research is to identify the characteristics of the visitors, business units, and manpower around the Lembang Floating Market, identify factors that affect tourism demand, estimating the economic impact of tourism activities of Lembang Floating Market. The results of this research show that the average age of visitors Lembang Floating Market is years old with an average visitor job is as private employees and earn between Rp 500,000 to Rp 2,000,000, most visitors come from Bandung. Factors that influence (at 5% significance level) is the level of income, travel expenses, mileage, and the number of families. Value of economic impact is estimated using a multiplier effect approach includes direct economic impact can be felt by the owner of a business unit of Rp 1,109,671,742, indirect economic impacts in the form of spending a business unit within the tourist area of Rp 1,120,265,853, while the advanced economic impact in the form of expenditure manpower in the tourist area of Rp 90,784,891. Value of Keynesian income multiplier is 1.3, the ratio of income multiplier type I is 2.0, ratio income multiplier type II is 2.1. Keywords: economic impact, Lembang Floating Market, the keynesian multiplier, tourism, tourism demand.

5 ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (STUDI KASUS: FLOATING MARKET LEMBANG, BANDUNG) DENADIA MUTTY Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

6

7 PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus : Floating Market Lembang, Bandung). Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bersama ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayah (Ir. Ridwan Iskandar, M.T), Ibu (Dra. Nomi Ariesyanti), dan adik tersayang Aprilliza Naura, serta segenap keluarga besar atas seluruh doa dan dukungan. 2. Dr. Ir. Aceng Hidayat, M.T selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi, bimbingan, arahan, saran, dan kritik dalam penyusunan skripsi ini. 3. Dosen penguji utama dan dosen penguji Departemen ESL yang telah memberikan banyak masukan dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak Asep selaku HRD Floating Market Lembang, serta seluruh staf Floating Market Lembang atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta informasi yang telah diberikan. 5. Seluruh keluarga besar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan atas semua arahan, masukan, motivasi, dan bantuannya. 6. Luqman Azis, yang telah memberikan doa, semangat, perhatian, dan dukungan. 7. Sahabat-sahabat Astari, Devi, Fadil, Kimel, Laras, Neng, Putri, Oni, serta keluarga besar ESL 47 yang selalu memberikan bantuan, motivasi, dan semangat. 8. Sahabat-sahabat TPB Dessy, Erlangga, Nurul, dan Rindang yang telah memberikan bantuan dan dukungan. 9. Teman-teman satu bimbingan Dhea, Fibri, Tika, Bintang, Nabila, dan Shella, yang telah memberikan bantuan dan dukungan. Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi para pembaca. Bogor, Januari 2015 Denadia Mutty

8

9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata Wisatawan Objek Wisata Alam Permintaan Wisata Metode Biaya Perjalanan Dampak Ekonomi Wisata Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengambilan Sampel Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Karakteristik Pengunjung Faktor-faktor Sosial Ekonomi dari permintaan Wisata Floating Market Lembang Analisis Regresi Berganda Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Floating Market Lembang V. GAMBARAN UMUM Keadaan Umum Wilayah Kondisi Sosial Sarana dan Prasarana Wisata Aksesibilitas... 31

10 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik Responden Pengunjung Karakteristik Responden Pengelola Unit Usaha Karakteristik Responden Tenaga Kerja Fungsi Permintaan Wisata Floating Market Lembang Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda Variabel yang Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Permintaan Wisata Floating Market Lembang Variabel yang Berpengaruh Secara Tidak Signifikan Terhadap permintaan Wisata Floating Market Lembang Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Floating Market Lembang Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact) Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact) Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact) Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect) VII. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP... 81

11 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1 Jumlah wisatawan mancanegara dan domestik di Kota Bandung Tahun Jumlah pengunjung Floating Market Lembang dari Desember 2012 hingga Agustus Daftar indikator dan parameternya Jumlah penduduk menurut umur & jenis kelamin di Kelurahan Lembang Tahun Karakteristik sosial ekonomi pengunjung Karakteristik kunjungan wisatawan Floating Market Lembang Karakteristik sosial ekonomi pengelola unit usaha Karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja Fungsi permintaan wisata Floating Market Lembang dengan Travel Cost Method Proporsi pengeluaran responden pengunjung di kawasan Floating Market Lembang Tahun Dampak ekonomi langsung di kawasan wisata Floating Market Lembang Pengeluaran unit usaha di kawasan Floating Market Lembang Tahun Dampak ekonomi tidak langsung di kawasan Floating Market Lembang Proporsi pengeluaran unit usaha Dampak ekonomi lanjutan di kawasan Floating Market Lembang Nilai efek pengganda dari arus uang yang terjadi di kawasan wisata Floating Market Lembang... 59

12 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1 Kerangka pemikiran penelitian Objek wisata Floating Market Lembang Hubungan antara pendapatan dengan dengan frekuensi kunjungan Hubungan antara biaya perjalanan dengan frekuensi kunjungan Hubungan antara jarak tempuh dengan frekuensi kunjungan Hubungan antara jumlah tanggungan dengan frekuensi kunjungan DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1 Estimasi model hasil regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisata ke Floating Market Lembang Uji Kolmogorov Smirnov Grafik sebar (Scatter Plot) Kuisioner penelitian untuk pengunjung Kuisioner penelitian untuk unit usaha Kuisioner penelitian untuk tenaga kerja... 77

13 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2009, jumlah penduduk di Indonesia pada Tahun 2010 yaitu sebesar jiwa. Hal ini tentu akan terus meningkat seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk. Banyaknya penduduk tentu akan membuat kebutuhan akan banyak hal meningkat, salah satunya kebutuhan akan wisata. Sektor pariwisata cukup potensial karena memanfaatkan keindahan alam serta keragaman budayanya yang menarik perhatian wisatawan. Menurut Wahab (2003) dengan adanya pariwisata dapat mempercepat sirkulasi ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dari wisatawan dalam menciptakan dampak lanjutan sehingga memperbesar efek pengganda (multiplier effect). Wisata juga sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang. Wisata mampu mendatangkan turis domestik maupun turis asing. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Tahun 2013, kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian nasional cukup besar. Jumlah wisatawan mancanegara meningkat dari 7,0 juta di tahun 2010 menjadi 8,8 juta di tahun 2013 dengan pertumbuhan rata-rata 8,5 persen, sedangkan untuk bulan Januari-Agustus 2014 telah mencapai wisatawan mancanegara. Hal ini juga berdampak terhadap peningkatan devisa. Devisa meningkat dari US$7,6 miliar di tahun 2010 menjadi US$10 miliar di tahun Selain itu pergerakan wisatawan nusantara rata-rata tiap tahun meningkat 234,4 juta perjalanan di tahun 2010 menjadi 248 juta perjalanan di tahun Industri pariwisata merupakan salah satu sarana yang dapat meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat. Sektor pariwisata dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran, menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar objek wisata, seperti pengadaan layanan rumah makan, jasa wisata, pusat oleholeh, hingga penginapan. Selain itu, dapat meningkatkan pendapatan serta taraf hidup masyarakat. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa industri pariwisata

14 2 merupakan sektor ekonomi yang cukup vital untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Tahun 2010, 11 provinsi yang sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten, dan Sumatera Barat. Berdasarkan data, Jawa Barat menempati posisi kedua setelah Bali. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi pariwisata. Letak Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota Negara Indonesia, DKI Jakarta, membuat Jawa Barat menjadi daerah yang strategis bagi pengembangan pariwisata. Selain karena dekat dengan DKI Jakarta yang merupakan pintu gerbang utama Indonesia, Jawa Barat juga memiliki keragaman wisata dan memberikan alternatif yang lebih bervariasi bagi wisatawan. Salah satu daerah wisata di Jawa Barat yang digemari oleh banyak orang di Indonesia adalah daerah Bandung. Bandung memiliki potensi wisata yang tinggi. Pesona keindahan alamnya serta cuaca yang sejuk merupakan salah satu daya tarik wisata yang patut diperhitungkan. Di daerah ini banyak terdapat kawasan wisata yang menarik, mulai dari wisata alam hingga wisata budaya. Aspek pendukung kegiatan wisata di daerah tersebut tidak hanya keindahan alamnya, tetapi juga keramah-tamahan masyarakat di sekitar objek wisata. Tak heran banyak wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Tabel 1 Jumlah wisatawan mancanegara dan domestik di kota bandung Tahun Tahun Wisatawan Mancanegara Domestik Jumlah Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung (2013) Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara dari tahun ke tahun. Kenaikan paling tinggi terjadi

15 3 pada tahun 2011 yaitu mencapai jiwa. Hal ini menunjukkan wisata di daerah Bandung termasuk salah satu wisata yang diminati. Namun, terjadi penurunan pada tahun 2012 menjadi jiwa. Kawasan wisata yang terkenal di Bandung adalah daerah Lembang. Salah satu kawasan wisatanya adalah Floating Market Lembang (FML). Floating Market Lembang merupakan kawasan wisata pasar terapung yang dibangun di kawasan Situ Umar. Kawasan dengan luas 7,7 hektar ini terdiri dari 3 hektar kawasan air dan 4,7 hektar kawasan darat. Floating Market Lembang tidak hanya menyediakan pasar terapung, namun juga wahana air, sawah dan kebun, factory outlet, dan lainnya. Selama beberapa periode, berdasarkan catatan pengelola Floating Market Lembang perkembangan jumlah wisatawan kawasan ini terus mengalami peningkatan (Tabel 2). Tabel 2 Jumlah pengunjung Floating Market Lembang dari Desember 2012 Agustus 2014 No Bulan Jumlah Pengunjung (Orang) Januari Febuari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Sumber: Pengelola Floating Market Lembang (2014) Berdasarkan Tabel 2, jumlah pengunjung kawasan Floating Market Lembang terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata ini memiliki potensi untuk terus dikembangkan dan keberadaannya cukup penting bagi kehidupan masyarakat sekitar kawasan. Adanya Floating Market Lembang mendatangkan dampak tersendiri seperti peningkatan pendapatan dan peningkatan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Namun, sejauh ini belum

16 4 diketahui seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari kegiatan wisata terhadap keadaan ekonomi masyarakat lokal. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk membantu masyarakat lokal agar menyadari akanpentingnya lokasi wisata ini bagi peningkatan perekonomian masyarakat lokal. 1.2 Rumusan Masalah Sektor pariwisata memiliki dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat sekitar, terutama terhadap perubahan pendapatan masyarakat. Salah satu kawasan wisata yang memiliki potensi ekonomi yaitu kawasan Floating Market Lembang. Floating Market Lembang merupakan salah satu kawasan wisata yang menawarkan keindahan alam, kenyamanan, dan keasrian. Selain itu, merupakan salah satu kawasan yang berpotensi besar dan memiliki daya tarik sebagai kawasan wisata. Tidak sedikit masyarakat yang berkunjung untuk sekedar melepas penat maupun berkumpul bersama keluarga. Adanya kegiatan wisata yang berlangsung di Floating Market Lembang berdampak pada ekonomi yaitu perekonomian masyarakat sekitar. Potensi yang dimiliki Floating Market Lembang juga akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan daerah dan penciptaan kesempatan kerja bagi masyarakat di sekitar kawasan. Semenjak diberlakukannya UU No.32 Tahun 2004 mengenai otonomi daerah, masing-masing daerah terus berusaha mengembangkan potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu sektor yang potensial untuk dikembangkan adalah sektor pariwisata. Devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata akan dialokasikan untuk daerah otonomi tersebut (Nirwandar, 2005). Dampak ekonomi yang ditimbulkan Floating Market Lembang juga dapat dilihat dari keadaan sosial ekonomi pengunjung. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi dari pengunjung, semakin tinggi juga pengeluaran yang dilakukan oleh pengunjung. Jumlah pengunjung yang tinggi tiap tahunnya membuat kawasan wisata ini membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Sehingga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Kawasan wisata Floating Market Lembang menjadi salah satu pendorong perekonomian daerah, khususnya bagi masyarakat sekitar. Tingkat kunjungan

17 5 wisata yang baik juga berakibat terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan akan memberikan dampak ekonomi yang positif terhadap ekonomi masyarakat lokal. Floating Market Lembang sebagai salah satu kawasan wisata tentunya akan memberikan dampak bagi komponen-komponen yang terkait didalamnya. Keberadaan objek wisata ini juga sangat bergantung terhadap pengunjung yang datang sehingga penting bagi pengelola untuk mengetahui karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja agar dapat memberikan informasi tambahan dan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam penetapan kebijakan pengelolaan di masa datang. Kegiatan pariwisata di Floating Market Lembang memiliki dampak ekonomi yang terkait dengan perekonomian masyarakat lokal sekitar sehingga hal ini perlu dikaji. Sejauh ini belum ada studi mengenai analisis dampak ekonomi dari kegiatan wisata di Floating Market Lembang sehingga nilai dampak ekonomi kegiatan wisata belum diketahui. Berdasarkan uraian diatas, beberapa hal menarik untuk dikaji disajikan dalam beberapa rumusan berikut: 1. Bagaimana karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja daerah wisata Floating Market Lembang? 2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Floating Market Lembang? 3. Bagaimana dampak ekonomi yang timbul akibat dari kegiatan wisata di sekitar objek wisata Floating Market Lembang? 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja daerah wisata Floating Market Lembang. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata di Floating Market Lembang. 3. Mengestimasi dampak ekonomi yang timbul akibat dari adanya kegiatan wisata Floating Market Lembang.

18 6 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Peneliti dan akademisi, penelitian ini diharapkan menjadi pelengkap keilmuan ekonomi sumberdaya dan lingkungan serta sebagai bahan tambahan dan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 2. Bagi pengelola dan para pengambil kebijakan, diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka pengembangan obyek wisata Floating Market Lembang yang berkelanjutan. 3. Bagi penulis, sebagai syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana di Institut Pertanian Bogor. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi beberapa hal, diantaranya adalah : 1. Wilayah penelitian ini adalah kawasan wisata Floating Market Lembang, Desa Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. 2. Obyek penelitian ini adalah orang-orang yang mengunjungi kawasan wisata, unit usaha, dan tenaga kerja yang selanjutnya disebut sebagai responden. 3. Fungsi permintaan wisata menggunakan pendekatan individual travel cost method, sehingga diasumsikan Floating Market Lembang menjadi satusatunya tempat tujuan wisata responden. 4. Dampak ekonomi yang diteliti dilihat dari pengeluaran wisatawan selama di lokasi wisata.

19 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Menurut UU Pemerintah Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pengertian wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Menurut Institute of Tourism in Britain (1979) dalam Pendit (2006), pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut, mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata. Samsuridjal (1997) mengemukakan bahwa jenis-jenis wisata antara lain: 1. Wisata Rekreasi, yaitu wisata yang dilakukan orang untuk memanfaatkan waktu libur di luar rumah. Kebanyakan wisata jenis ini dilakukan untuk menikmati keindahan alam. 2. Wisata Bahari, yaitu wisata dengan objek kawasan laut, misalnya menyelam, berselancar, berlayar, memacing, dan lainnya. 3. Wisata Alam, yaitu wisata dengan objek alam. Objek gunung, gua, sungai. Pada umumnya peminat objek ini adalah para remaja dan petualang. 4. Wisata Budaya, yaitu wisata yang menawarkan objek yang berupa tradisi dan budaya serta adat istiadat masyarakat yang unik. 5. Wisata Olahraga, yaitu wisata yang dilakukan dengan tujuan pertandingan dan meningkatkan prestasi olahraga. 6. Wisata Bisnis, yaitu perjalanan yang dilakukan untuk tujuan bisnis. Wisata jenis ini membutuhkan sarana penunjang bisnis yang baik. 7. Wisata Konvensi, yaitu wisata yang dilakukan ke suatu negara untuk keperluan rapat atau sidang.

20 8 8. Wisata Jenis Lain, yaitu keinginan dan ketertarikan masyarakat beraneka ragam. Perkembangan jenis wisata juga semakin banyak. Kini mulai populer dengan sebutan wisata sejarah, arkeologi, berburu, safari, fotografi, dan sebagainya. Menurut Pendit (2006), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut : 1. Wisata Budaya Perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka. Seiring perjalanan serupa ini disatukan dengan kesempatan-kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan budaya, seperti eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan seni suara), atau kegiatan yang bermotif kesejarahan dan sebagainya. 2. Wisata Maritim atau Bahari Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air, lebihlebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi, berselancar, balapan mendayung, melihat-lihat taman laut dengan pemandangan indah di bawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah atau negaranegara maritim, di Laut Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji, dan sebagainya. 3. Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi) Jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan, dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. 4. Wisata Konvensi Wisata konvensi adalah hal yang dekat dengan wisata jenis politik. Berbagai negara pada dewasa ini membangun wisata konvensi ini dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta

21 9 konferensi, musyawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional maupun internasional. 5. Wisata Pertanian (Agrowisata) Sebagai halnya wisata industri, wisata pertanian ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan berbagai jenis sayur-mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi. 6. Wisata Buru Jenis ini banyak dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf, dan sebagainya. 7. Wisata Ziarah Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makammakam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-benar ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari. Jadi bisa juga dikatakan wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat lain yang jauh dari rumahnya bukan dengan alasan rumah atau kantor (Kusumaningrum, 2009). Tujuan dari wisata juga bermacam-macam, seperti untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta

22 10 tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, dan mempererat persahabatan antar bangsa. 2.2 Wisatawan Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Sedangkan menurut Cohen (1974) dalam Pitana dan Gayatri (2005), seorang wisatawan adalah seorang pelancong yang melakukan perjalanan atas kemauan sendiri untuk waktu sementara, dengan harapan mendapat kenikmatan dari hal-hal baru dan perubahan yang dialami selama dalam perjalanan yang relatif lama dan tidak berulang. Menurut Wahab (2003) motivasi wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kesehatan, kesenangan, pendidikan, agama, kebudayaan, hobi, olahraga, konferensi, seminar, dan lain-lain. Menurut MacIntosh (1972) dalam Yoeti (2008) wisatawan melakukan perjalanan wisata disebabkan oleh empat hal, yaitu: 1. Motivasi Fisik Perjalanan wisata yang tujuannya untuk mengembalikan keadaan fisik yang sudah lelah karena bekerja, mereka perlu beristirahat dan bersantai, melakukan kegiatan olahraga agar setelah kembali dari perjalanan wisata dapat bersemangat kembali sewaktu masuk kerja. 2. Motivasi Kultural Perjalanan wisata dilakukan karena ingin melihat tingkat kemajuan suatu bangsa, wisatawan juga ingin melihat perbedaan yang dimiliki tempat tersebut dengan tempat lainnya. 3. Motivasi Personal Perjalanan wisata dengan alasan ingin mengunjungi sanak keluarga yang sudah lama tidak bertemu. 4. Motivasi Status atau Prestise Perjalanan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan status dan prestise keluarga, dimana mereka memiliki kemampuan dibanding orang lain.

23 11 Menurut Smith (1977) dalam Pitana (2005), wisatawan dibedakan menjadi tujuh kelompok, yaitu: 1. Explorer, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berinteraksi secara intensif dengan masyarakat lokal, dan bersedia menerima fasilitas seadanya, serta menghargai norma dan nilai-nilai lokal. 2. Elite, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang belum dikenal, tetapi dengan pengaturan terlebih dahulu, dan berpergian dalam jumlah yang kecil. 3. Off-beat, yaitu wisatawan yang mencari atraksi sendiri, tidak ikut ke tempattempat yang sudah ramai dikunjungi. Biasanya wisatawan seperti ini siap menerima fasilitas seadanya di tempat lokal. 4. Unusual,yaitu wisatawan yang dalam perjalanannya sekali waktu juga mengambil aktivitas tambahan, untuk mengunjungi tempat-tempat baru, atau melakukan aktivitas tambahannya bersedia menerima fasilitas apa adanya, tetapi program pokoknya tetap harus mendapatkan fasilitas yang standar. 5. Incipient mass, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan secara individual atau kelompok kecil, dan mencari daerah tujuan wisata yang mempunyai fasilitas standar tetapi masih menawarkan keaslian. 6. Mass, yaitu wisatawan yang berpergian ke daerah tujuan wisata dengan fasilitas yang sama seperti di daerahnya, atau berpergian ke daerah tujuan wisata dengan environmental bubble yang sama. Interaksi dengan masyarakat lokal kecil, kecuali dengan mereka yang langsung berhubungan dengan usaha pariwisata. 7. Charter, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata dengan lingkungan yang mirip dengan daerah asalnya, dan biasanya hanya untuk bersantai atau bersenang-senang, berpergian dalam kelompok besar dan meminta fasilitas yang berstandar internasional. 2.3 Objek Wisata Alam Suwantoro (1977) dalam Milasari (2010) menyatakan bahwa objek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan

24 12 serta ditujukan untuk pembinaan cinta alam, baik dalam kegiatan alam maupun setelah pembudidayaan. Pada umumnya hal yang menjadi daya tarik utama dari wisata alam adalah kondisi alamnya, sedangkan fasilitas seperti rumah makan, pelayanan yang baik serta sarana akomodasi merupakan faktor pendukung untuk melakukan wisata alam. Objek wisata alam dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Flora dan fauna Jenis flora dan fauna yang memiliki keunikan dan kekhasan, seperti bunga Edelweiss, dan Badak Bercula Satu. 2. Keunikan dan kekhasan ekosistem Sesuai dengan keadaan geografis yang kawasan yang sangat bervariasi, keberadaan ekosistem didalamnya akan menunjukkan kekhasan sendiri. Contohnya seperti: ekosistem pantai, hutan, mangrove, dan dataran tinggi. 3. Gejala alam Potensi objek wisata berupa gejala alam, antara lain: kawah, sumber air panas, air terjun, danau, gletser, batu-batuan besar, dan gua. 4. Budidaya sumberdaya alam Potensi objek wisata alam berupa budidaya sumberdaya alam, seperti sawah, perkebunan, kebun binatang, dan perikanan. 2.4 Permintaan Wisata Douglas (1970) mendefinisikan permintaan rekreasi adalah banyaknya kesempatan rekreasi yang diinginkan oleh masyarakat atau gambaran keseluruhan partisipasi masyarakat dalam kegiatan rekreasi secara umum yang dapat diharapkan, bila fasilitas-fasilitas yang tersedia cukup memadai dan dapat memenuhi keinginan masyarakat. Menurut Wahab (2003), permintaan wisata dapat dibagi menjadi permintaan yang potensial dan permintaan yang aktual (nyata). Permintaan potensial ialah sejumlah orang yang memenuhi unsur-unsur pokok suatu perjalanan dan dalam kondisi siap untuk berpergian. Sedangkan permintaan aktual (nyata) adalah orang-orang yang secara nyata berpergian ke suatu daerah tujuan wisata. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan rekreasi menurut Clawson dan Knetsch (1975), diantaranya:

25 13 1. Faktor individu atau faktor yang berhubungan dengan konsumsi potensial terdiri atas: a. Jumlah individu yang berada di sekitar tempat rekreasi. b. Distribusi (penyebaran) geografis daerah konsumen potensial yang berkaitan dengan kemudahan atau kesulitan untuk mencapai areal wisata. c. Karakteristik sosial ekonomi, seperti: umur, jenis kelamin, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan tingkat pendidikan. d. Pendapatan per kapita rata-rata, distribusi pendapatan dari masingmasing individu untuk keperluannya. e. Rata-rata waktu luang dan alokasinya. f. Pendidikan khusus, pengalaman, dan pengetahuan yang berhubungan dengan rekreasi. 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat rekreasi, terdiri dari: a. Keindahan dan daya tarik. b. Identitas dan sifat pengelolanya. c. Alternatif pilihan tempat rekreasi lain. d. Kapasitas akomodasi untuk keperluan potensial. e. Karakteristik iklim dan cuaca tempat rekreasi. 3. Hubungan konsumen potensial dengan tempat rekreasi, terdiri dari: a. Lama waktu perjalanan yang diperlukan dari tempat tinggal ke tempat rekreasi. b. Kesenangan (kenyamanan) dalam perjalanan. c. Biaya yang diperlukan untuk berkunjung ke tempat rekreasi. d. Meningkatkan permintaan rekreasi sebagai atribut promosi yang menarik. 2.5 Metode Biaya Perjalanan Permintaan wisata dapat dianalisis menggunakan metode biaya perjalanan (Travel Cost Method). Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pengunjung dalam satu kali perjalanan rekreasi meliputi biaya konsumsi selama rekreasi, biaya transportasi, biaya dokumentasi, dan biaya lain-lain. Tarif masuk kawasan wisata tidak dimasukkan ke dalam perhitungan biaya perjalanan karena merupakan suatu konstanta.

26 14 Menurut Hufschmidt et al. (1987) pendekatan biaya perjalanan merupakan pendekatan untuk menilai barang-barang yang tidak memiliki harga seperti lingkungan, taman umum, dan juga tempat rekreasi. Inti dari pendekatan ini bahwa biaya perjalanan ke suatu tempat rekreasi akan mempengaruhi jumlah kunjungan yang dilakukan oleh seseorang. Informasi yang diperoleh dari pengunjung akan dianalisis dan data yang dihasilkan akan digunakan untuk meregresi tingkat kunjungan yang dipengaruhi oleh biaya perjalanan dan berbagai variabel sosial ekonomi. Qi = f (TC, X 1,...,Xn) Dimana, Qi = tingkat kunjungan TC = biaya perjalanan X 1...Xn = variabel sosial-ekonomi termasuk tingkat pendapatan dan variabel lain yang sesuai. Dalam aplikasinya, metode biaya perjalanan ini mempunyai beberapa teknik-teknik pendekatan (Turner et al.,1994), antara lain : 1. Metode biaya perjalanan zonal, yaitu dengan membagi lokasi asal pengunjung untuk melihat jumlah populasi per zona, yang digunakan untuk mengestimasi tingkat kunjungan per seribu orang. 2. Metode biaya perjalanan individu, yaitu dengan mengukur tingkat kunjungan individu ke tempat rekreasi dan biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh individu tersebut. Tujuannya adalah untuk mengukur frekuensi kunjungan individu ke tempat rekreasi tersebut. 3. Random Utility Approach atau pendekatan utilitas acak, yaitu pendekatan yang mengestimasi bahwa individu akan berkunjung ke suatu tempat berdasarkan preferensi mereka dan individu tersebut tidak menghubungkan antara kualitas tempat wisata dengan biaya pendekatan biaya perjalanan untuk mencapai tempat tersebut. Oleh karena itu, pendekatan ini memerlukan informasi tentang semua kemungkinan yang dapat mempengaruhi preferensi individu untuk memilih antara kualitas lingkungan atau biaya perjalanan untuk setiap lokasi rekreasi.

27 15 4. Pada awal perkembangannya, penggunaan metode biaya perjalanan untuk menghitung nilai tempat rekreasi menggunakan pendekatan zonal, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei. 2.6 Dampak Ekonomi Wisata Pariwisata telah memberikan devisa yang cukup besar bagi berbagai negara dan bagi beberapa negara/daerah. Beberapa aspek yang menyangkut pariwisata diantaranya aspek sosiologis, psikologis, ekologis, ekonomi dan lain-lain. Aspek yang mendapat perhatian paling besar dan hampir merupakan satu-satunya aspek yang dianggap penting ialah aspek ekonomi (Soekadijo, 1996). Pariwisata dapat memberikan dampak, baik itu dampak sosial, budaya, maupun ekonomi. Kawasan wisata juga merupakan salah satu sektor penggerak ekonomi yang sangat potensial. Kawasan wisata dapat memberikan manfaat ekonomi, baik bagi pengelola, masyarakat sekitar kawasan wisata, dan juga masyarakat luas. Pembangunan wisata pada suatu daerah biasanya dapat berdampak negatif maupun positif seperti meningkatkan pendapatan, meningkatkan penerimaan devisa, meningkatkan kesempatan kerja dan peluang usaha, serta meningkatkan pendapatan pemerintah dari pajak dan keuntungan badan usaha milik pemerintah. Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar (Cohen, 1984), yaitu: 1. Dampak terhadap penerimaan devisa 2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat 3. Dampak terhadap kesempatan kerja 4. Dampak terhadap harga-harga 5. Dampak terhadap distribusi manfaatan dan keuntungan 6. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol 7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya 8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah Selain dampak positif, berbagai penelitian juga menunjukkan adanya dampak negatif seperti makin memburuknya kesenjangan antar kelompok

28 16 masyarakat, memburuknya ketimpangan antar daerah, hilangnya kontrol masyarakat lokal terhadap sumberdaya ekonomi, munculnya neo-kolonialisme atau neo-imperialisme dan sebagainya (Pitana dan Gayatri, 2005). Fandelli (2001) menyimpulkan ada delapan prinsip dalam kegiatan ekowisata yaitu: 1. Mencegah dan menanggulangi dari aktivitas yang mengganggu terhadap alam dan budaya 2. Pendidikan konservasi lingkungan 3. Pendapatan langsung untuk kawasan 4. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan 5. Meningkatkan penghasilan masyarakat 6. Menjaga keharmonisan dengan alam 7. Menjaga daya dukung lingkungan 8. Meningkatkan devisa bagi pemerintah 2.7 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai dampak ekonomi wisata telah dilakukan oleh Milasari (2010) yaitu analisis dampak ekonomi wisata Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor. Hasil analisis menunjukkan bahwa dampak ekonomi langsung yang berupa pendapatan pemilik unit usaha sebesar 54%. Sedangkan dampak tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja sebesar 2%. Dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja sebesar 59%. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 1,07, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,22, dan Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 1,37. Amanda (2009) pada Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang Provinsi Banten menganalisis dampak ekonomi wisata bahari terhadap pendapatan masyarakat lokal dari objek wisata Pantai Bandulu. Hasil menunjukkan bahwa dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 46%. Sedangkan dampak tidak langsung yang berupa pendapatan tenaga kerja yaitu sebesar 2% dan dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu sebesar 65,9%. Nilai Keynesian Income Multiplier

29 17 adalah 1,46, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,38, dan Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 1,63. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustina pada Tahun 2009 dengan judul Analisis Persepsi dan Preferensi Pengunjung Serta Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah menganalisis dampak ekonomi kegiatan wisata Gunung Salak Endah. Hasil penelitian diperoleh dampak ekonomi langsung berupa pendapatan pemilik unit usaha yaitu sebesar 27,8% sedangkan dampak tidak langsung berupa pendapatan tenaga kerja sebesar 6,1% dan dampak lanjutan berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu sebesar 74%. Nilai Keynesian Income Multiplier adalah 2,79, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,51, dan Ratio Income Multiplier Tipe II adalah 1,90.

30 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN Floating Market Lembang merupakan kawasan wisata pasar terapung yang terdapat di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, provinsi Jawa Barat. Kawasan Floating Market Lembang memiliki potensi wisata dan sumberdaya alam yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik. Dulunya kawasan ini merupakan kawasan situ yang dipugar menjadi kawasan wisata. Daya tarik utama yang dimiliki wisata ini yaitu berupa pasar terapung yang menjual berbagai makanan khas dan keindahan alam berupa pemandangan yang indah. Floating Market Lembang sebagai sarana rekreasi, berhubungan erat dengan wisatawan. Oleh karena itu, penting bagi pihak pengelola untuk mengetahui bagaimana karakteristik dan penilaian wisatawan maupun masyarakat yang ikut berkontribusi dalam aktivitas wisata. Selain itu, diharapkan dapat memberikan informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan. Keberadaan wisata Floating Market Lembang telah memberikan berbagai dampak baik bagi lingkungan sekitar. Salah satunya dampak ekonomi. Dimana, tingkat permintaan atau kunjungan wisatawan akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar, seperti terciptanya lapangan pekerjaan. Evaluasi dari dampak yang terjadi di masyarakat akibat dari adanya pengembangan dari pariwisata di kawasan wisata Floating Market Lembang dapat dijadikan sebagai salah satu masukan untuk perumusan kebijakan, dalam rangka pengembangan daerah menuju arah yang lebih baik. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini merupakan keterkaitan antara tujuan penelitian dengan langkah yang dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian tersebut. Langkah pertama yang dilakukan yaitu mengidentifikasi karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja yang terdapat di Floating Market Lembang. Karakterisitik tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan Microsoft Excel Langkah kedua yaitu mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan wisata di Floating Market Lembang. Hal ini dilakukan

31 19 untuk mengetahui bagaimana permintaan terhadap wisata ini. Permintaan terhadap wisata diidentifikasi menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan Microsoft Excel 2007 dan SPSS Langkah terakhir yaitu menganalisis dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata Floating Market Lembang. Dampak ekonomi dianalisis menggunakan Keynesian income multiplier. Berdasarkan uraian tersebut maka didapatkan kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada Gambar 1.

32 20 Kawasan Wisata Floating Market Lembang Pengunjung Kawasan Wisata Permintaan Wisata Identifikasi Karakteristik Responden Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Wisata Dampak Ekonomi Adanya Kawasan Wisata Langsung Tidak Langsung Lanjutan Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Multiplier Nilai Dampak Ekonomi Rekomendasi Pengelolaan Wisata Floating Market Lembang Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

33 21 IV.METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan wisata Floating Market Lembang, Desa Lembang, Kecamatan Lembang. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) karena lokasi tersebut merupakan salah satu lokasi yang banyak dikunjungi oleh masyarakat. Selain itu akses menuju lokasi penelitian sangat mudah dan dirasa layak untuk diteliti. Pengumpulan data dilaksanakan selama dua bulan, yaitu pertengahan bulan April sampai dengan pertengahan bulan Juni Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden melalui kuisioner. Responden terdiri dari wisatawan, unit usaha, dan tenaga kerja. Data primer yang dibutuhkan antara lain karakteristik pengunjung, pengeluaran pengunjung, pendapatan dari unit usaha, serta pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja lokal di lokasi wisata. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur berbagai buku, jurnal, artikel, instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, dan sumber lainnya yang mendukung topik penelitian. Selain itu diperoleh dari pengelola wisata Floating Market Lembang. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain jumlah kunjungan tahunan wisatawan, gambaran umum lokasi wisata, serta informasi lain yang menunjang penelitian. 4.3 Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan contoh terhadap pengunjung menggunakan metode non-probability sampling yaitu semua objek penelitian tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai responden (Juanda, 2007). Responden dipilih secara purposive sampling yaitu sampel diambil dengan maksud dan tujuan tertentu. Responden pengunjung adalah orang yang sedang melakukan kegiatan wisata di Floating Market Lembang dan berusia diatas 16

34 22 tahun. Usia 16 tahun dipilih karena pada usia tersebut dinilai responden mampu menentukan keputusan. Jumlah sampel untuk pengunjung Floating Market Lembang sebanyak 40 orang. Metode pengambilan contoh responden pada unit usaha dan tenaga kerja lokal dilakukan dengan purposive sampling. Responden yang dipilih diusahakan dapat mewakili jenis usaha yang terdapat di sekitar lokasi wisata, yaitu unit usaha perahu makanan, souvenir, dan restoran. Responden terpilih untuk unit usaha dan tenaga kerja masing-masing sebanyak 30 orang. 4.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu : a. Observasi langsung ke lapangan, bertujuan untuk melihat secara langsung kondisi objek penelitian, seperti karakteristik pengunjung. b. Wawancara, dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif. 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Daftar indikator dan parameter diuraikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Daftar indikator dan parameternya No Indikator Parameter Karakteristik pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja 1. Identifikasi karakteristikpengunju ng, unit usaha, dan tenaga kerja 1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Status Pernikahan 4. Tingkat Pendidikan 5. Jenis Pekerjaan 6. Tingkat Pendapatan 7. Jumlah Tanggungan 8. Domisili

35 23 Tabel 3 Daftar indikator dan parameternya (lanjutan) No Indikator Parameter 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata Faktor yang mempengaruhi kunjungan responden Y= Frekuensi kunjungan per tahun X 1 =Pendapatan responden (Rp\tahun) X 2 =Biaya perjalanan individu (Rp) X 3 =Umur responden (tahun) X 4 =Jarak tempuh (Km) X 5 =Jumlah tanggungan 3. Dampak ekonomi dari timbulnya kegiatan wisata Perubahan pendapatan responden (orang) Pendapatan yang diakibatkan dari pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan, unit usaha, dan tenaga kerja Analisis Karakteristik Pengunjung Analisis karakteristik pengunjung Floating Market Lembang dianalisis dan diidentifikasi secara deskriptif. Karakteristik tersebut dapat menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pengunjung untuk kawasan wisata. Metode deskriptif menurut Whitney (1960) dalam Nazir (2003), merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Metode analisis ini digunakan untuk menjawab hampir seluruh tujuan penelitian yang dilakukan. Penjelasan secara deskriptif berdasarkan informasi dan data yang diperoleh melalui hasil wawancara dan pengamatan langsung Faktor Faktor Sosial Ekonomi dari Permintaan Wisata Floating Market Lembang Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata Floating Market Lembang diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan biaya perjalanan. Metode ini merupakan pendekatan untuk menilai barang dan jasa yang tidak memiliki harga seperti lingkungan, taman umum, dan tempat rekreasi. Inti dari pendekatan ini adalah bahwa biaya perjalanan ke suatu tempat wisata akan mempengaruhi frekuensi kunjungan yang dilakukan seseorang.

36 24 Pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan ke tempat wisata Floating Market Lembang tiap individu per tahun kunjungan, yaitu: Y = b 0 + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + ε Dimana: Y = Frekuensi kunjungan per tahun ke Floating Market Lembang (jumlah kunjungan/tahun) X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 ε = Pendapatan responden (rupiah/tahun) = Biaya perjalanan responden dari rumah ke lokasi wisata (rupiah) = Umur responden (tahun) = Jarak tempuh ke Floating Market Lembang (km) = Jumlah tanggungan responden (orang) = Dummy lingkungan di Floating Market Lembang = Error term b1-b6 = Koefisien regresi untuk faktor X 1 -X 6 Variabel di atas dipilih berdasarkan teori penelitian terdahulu dan observasi di lapangan. Data yang telah dikumpulkan penelitian ini diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0 untuk membentuk model regresi berganda Analisis Regresi Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Asumsi model regresi linier berganda sangat mirip dengan asumsi model regresi linier sederhana, yaitu: 1. Spesifikasi model ditetapkan dalam persamaan: Y = β 0 + β 1 X 1 i + β 2 X 2 i + β 3 X 3 i + + β k X k i + εi 2. Peubah X k merupakan peubah non-stokastik (fixed), artinya sudah ditentukan, bukan peubah acak. Selain itu tidak ada hubungan linier sempurna antar peubah bebas X k. a. Komponen sisaan εi mempunyai nilai harapan sama dengan nol, dan ragam konstan untuk semua pengamatan i. E(εi) = 0 dan Var (εi) = σ 2. b. Tidak ada hubungan atau tidak ada korelasi antar sisaan εi sehinggan Cov (εi, εj) = 0 untuk i j.

37 25 c. Komponen sisaan menyebar normal Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda Pemenuhan asumsi dalam regresi linier berganda perlu dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu model. Adapun beberapa pengujian statistik yang perlu dilakukan ialah (Firdaus, 2004): 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah error term dari data observasi mendekati sebaran normal sehingga statistik t dapat dikatakan sah.uji tersebut dapat dilakukan dengan normality test pada residual hasil persamaan model. Jika dalam grafik hasil uji tersebut keberadaan titik-titik pada garis berbentuk linier dan didapat p-value lebih besar dari taraf nyata, maka asumsi kenormalan dapat terpenuhi. 2. Uji Statistik t Uji t digunakan untuk menguji apakah koefisien regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan Ordinary Least Square (OLS) berbeda secara signifikan dengan nilai parameter tertentu atau tidak (Firdaus, 2004). Prosedur pengujiannya sebagai berikut: H 0 : b i = 0 artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). H 1 : b i 0 artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). Rumus untuk mencari t hitung sebagai berikut: t hitung = b γ Sγ Jika t hitung > t tabel, maka terima H 0, artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). Jika t hitung < t tabel, maka tolak H 0, artinya variabel bebas (Xi) berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya (Yi). 3. Uji Statistik F Uji statistik F merupakan pengujian koefisien regresi secara keseluruhan, pengujian ini menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan kedalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

38 26 Langkah-langkah pengujian statistik F 1) Membuat Hipotesa. H 0 :β1=β2=0 H 1 :β1 β2 β3=β4=0 2) Kriteria. H 0 akan diterima dan H 1 akan ditolak bila F-stat < F-tabel. H 0 akan ditolak dan H 1 akan diterima bila F-stat > F-tabel. 3) Membandingkan nilai F-statistik dengan nilai F-tabel. 4. Uji Multikolinearitas Salah satu asumsi dari model regresi ganda adalah bahwa tidak ada hubungan linear sempurna antara peubah bebas dalam model tersebut. Jika hubungan tersebut ada, kita katakan bahwa peubah-peubah bebas tersebut berkolinearitas ganda sempurna (perfect multicolinearity). Multikolinearitas muncul jika dua atau lebih peubah (atau kombinasi peubah) bebas berkorelasi tinggi antara peubah satu dengan yang lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas maka dapat dilihat dari output komputer, dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF lebih besar dari 10 maka dapat dikatakan terdapat multikolinearitas dalam model. 5. Uji Heteroskedastisitas Asumsi dari model regresi linear adalah bahwa ragam sisaan (ε i ) sama atau homogen. Jika ragam sisaan tidak sama atau Var (ε i ) = E(ε 2 2 i ) = σ i untuk tiap pengamatan ke-1 dari peubah-peubah bebas dalam model regresi, maka dikatakan ada masalah heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dapat menggunakan metode grafik atau dengan menggunakan uji Park, uji Gleiser, uji Breusch-Pagan, uji Goldfield-Quadant dan white test. 6. Uji Autokorelasi Uji ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi antara serangkaian data menurut waktu (time series) atau menurut ruang (cross section). Nilai statistik Durbin Watson berada pada kisaran 0 hingga 4, dan jika nilainya mendekati dua maka menunjukkan tidak adanya auto korelasi ordo kesatu. Pendeteksi autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW). H 0 : tidak ada serial autokorelasi baik positif maupun negatif

39 27 H 1 : terdapat serial autokorelasi Tolak H 0 jika d < dl atau d > 4 dl dan terima H 0 jika du < d < 4 du Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Floating Market Lembang Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata di kawasan Floating Market Lembang dapat dilakukan dengan beberapa analisis. Analisis dilakukan pada masing-masing kelompok pelaku kegiatan wisata yaitu, unit usaha lokal penyedia barang dan jasa untuk kegiatan wisata (Vanhove, 2005). Kelompok pertama adalah unit usaha lokal yang menyediakan barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal yang menyediakan barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Informasi yang didapat dari responden (pengunjung, unit usaha, dan tenaga kerja) mengenai pengeluaran pengunjung, serta aliran uang yang memberikan dampak langsung, tidak langsung, dan lanjutan bagi perekonomian masyarakat lokal. Berdasarkan Marine Ecotourism for Atlantic Area (META) (2001), dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal dapat diukur menggunakan dua tipe pengganda, yaitu : 1. Keynesian Local Income Multiplier Effect, yaitu nilai yang menunjukkan berapa besar pengeluaran pengunjung berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal. 2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Secara sistematis dirumuskan : Keynesian Income Multiplier = D+N+U E Ratio Income Multiplier, Tipe I = D+N D Ratio Income Multiplier, Tipe II = D+N+U D dimana : E : Pengeluaran pengunjung (Rupiah)

40 28 D : Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (Rupiah) N : Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (Rupiah) U : Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (Rupiah) Nilai Keynesian Income Multiplier, Ratio Income Multiplier Tipe I, dan Ratio Income Multiplier Tipe II memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Apabila nilai tersebut kurang dari atau sama dengan nol ( 0), maka lokasi wisata tersebut belum mampu memberikan dampak ekonomi terhadap kegiatan wisatanya. 2. Apabila nilai tersebut diantara angka nol dan satu (0 < x < 1), maka lokasi wisata tersebut masih memiliki dampak ekonomi yang rendah, dan 3. Apabila nilai tersebut lebih besar atau sama dengan satu ( 1), maka lokasi wisata tersebut telah mampu memberikan dampak ekonomi terhadap kegiatan wisatanya.

41 29 V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian ini dilakukan di Floating Market Lembang, Kelurahan Lembang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Kawasan ini dibuka pada bulan Desember tahun Lokasi ini merupakan kawasan danau alami yang diubah menjadi kawasan wisata alam. Sebelumnya kawasan ini merupakan tempat pemancingan yang dikenal dengan nama Situ Umar. Namun, seiring berjalannya waktu, kawasan ini diubah menjadi kawasan wisata yaitu Floating Market Lembang. Luas kawasan Floating Market Lembang sebesar 7,7 hektar yang terdiri dari 3 hektar kawasan situ dan 4,7 hektar kawasan darat, dengan suhu kisaran C. Adapun batas-batas wilayah Kelurahan Lembang adalah: Sebelah Utara : Kelurahan Jayagiri Sebelah Selatan : Kelurahan Wangunsari Sebelah Timur : Kelurahan Kayuambon Sebelah Barat : Kelurahan Jayagiri Daya tarik objek wisata ini adalah pemandangan yang indah serta pasar terapung yang menjual berbagai makanan khas. Selain itu, wisata pasar terapung ini merupakan satu-satunya di Jawa Barat. Seperti yang kita tahu bahwa pasar terapung yang terkenal berada di Thailand dan di Kalimantan, Indonesia. Kondisi wisata Floating Market Lembang dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Objek Wisata Floating Market Lembang

42 Kondisi Sosial Kelurahan Lembang memiliki KK. Berdasarkan laporan tahunan Kelurahan Lembang, hingga akhir Tahun 2013 jumlah penduduk Kelurahan Lembang adalah orang yang terdiri dari orang penduduk laki-laki dan orang penduduk perempuan. Jumlah penduduk menurut usia dan jenis kelamin di Kelurahan Lembang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin di Kelurahan Lembang tahun 2013 Kelompok usia Jumlah penduduk Jumlah Persentase (Tahun) Laki-laki Perempuan (orang) (%) , , , , , , , , , , , ,08 > ,78 Total Sumber: Laporan tahunan Kelurahan Lembang (2013) Mata pencaharian warga Kelurahan Lembang hingga akhir Tahun 2013 sebagian besar adalah pegawai negeri/swasta/polri/tni sebesar 65,97%. Selanjutnya warga bekerja sebagai petani/peternak, buruh, montir, pedagang barang kelontong, pengusaha, dan pengrajin. Selain itu warga yang telah menjadi purnawirawan/pensiunan sebesar 4,42%.

43 31 Tingkat pendidikan warga Kelurahan Lembang meliputi lulusan akademi/perguruan tinggi sebesar 30,17%. Selanjutnya lulusan setingkat SLTA sebesar 35,74%, SLTP sebesar 12,34%, SD/SLB sebesar 11,88%, dan 9,84% tidak menempuh pendidikan formal. 5.3 Sarana dan Prasarana Wisata Kawasan Floating Market Lembang menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap. Fasilitas yang dimiliki oleh Floating Market Lembang meliputi 8 unit joglo, 7 unit gazebo dan 11 unit saung. Selain itu, terdapat 4 unit restoran utama dan 2 unit dermaga yang terdiri dari dermaga pasar terapung dan dermaga wahana air. Selain itu tersedia pula fasilitas parkir untuk bus, mobil kecil, dan sepeda motor yang memadai. Harga tiket masuk Rp ,00 untuk hari kerja dan Rp ,00 pada akhir pekan atau hari libur. Seluruh tiket masuk sudah termasuk welcome drink. Berbagai wahana juga terdapat di kawasan ini, seperti taman kelinci, wahana adrenaline, wahana air, kampung kandang, dan kampung leuit. Tiket masuk tiap wahana berbeda-beda, untuk wahana taman kelinci sebesar Rp ,00 sudah termasuk dua buah wortel, untuk wahana air berkisar antara Rp ,00 hingga Rp ,00, sedangkan untuk wahana adrenalin berkisar antara Rp ,00 hingga Rp , Aksesibilitas Akses menuju lokasi wisata ini relatif mudah.selain karena kondisi jalan yang baik menuju kawasan wisata, lokasi wisata Floating Market Lembang berada di pinggir jalan utama sehingga mudah ditemukan. Pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun umum. Akses menuju Floating Market Lembang dapat ditempuh dengan berbagai cara diantaranya: a) Bila menggunakan angkutan umum, maka pengunjung bisa memulai dari Terminal Leuwi Panjang Bandung menggunakan damri jurusan Ledeng, setelah itu dapat dilanjutkan dengan naik angkutan kota jurusan Lembang dan tepat berhenti didepan kawasan wisata.

44 32 b) Bila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung dapat mengambil arah menuju Setiabudi, dilanjutkan menuju Terminal Ledeng, lalu menuju arah lembang. Setelah sampai di Grand Hotel Lembang, lanjut terus untuk memutar via pasar Lembang kearah Bandung, maka akan menemukan Floating Market Lembang tepat di sebelah kiri jalan.

45 33 VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelompok yaitu kelompok wisatawan, kelompok unit usaha, dan kelompok tenaga kerja. Karakteristik masing-masing kelompok responden tersebut dijelaskan pada sub bab di bawah ini Karakteristik Responden Pengunjung Karakteristik responden pengunjung dibedakan menjadi dua yaitu karakteristik sosial ekonomi seperti jenis kelamin, usia, asal kota, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan, status pernikahan, jumlah tanggungan, dan karakteristik kegiatan wisata yang meliputi frekuensi kunjungan, motivasi kunjungan, datang ke tempat wisata sendiri atau rombongan, tujuan kedatangan, waktu berkunjung, keinginan untuk mengunjungi kembali, dan penyebab ingin mengunjungi kembali. a. Karakteristik responden pengunjung berdasarkan faktor sosial ekonomi Responden pengunjung dalam penelitian ini kebanyakan laki-laki yaitu sebesar 52,5%. Hal tersebut dikarenakan untuk pengambilan responden pengunjung diutamakan kepala keluarga atau yang lebih dipercayakan untuk mengambil keputusan. Umur responden dalam penelitian ini dibatasi, yaitu pengunjung yang dijadikan responden berusia 16 tahun keatas. Hal ini dikarenakan pada batas usia tersebut, responden dianggap mampu untuk menentukan pengambilan keputusan dalam memilih tempat wisata. Pengunjung Floating Market Lembang memiliki keragaman usia dikarenakan tidak ada batasan umur bagi pengunjung tempat wisata ini. Sebaran usia pengunjung Floating Market Lembang berada pada kisaran antara tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata ini digemari oleh kaum muda, baik yang masih SMA hingga yang sudah bekerja. Selain itu juga segmen yang ditawarkan oleh Floating Market Lembang yaitu kalangan menengah. Lokasi wisata sangat cocok untuk dinikmati bersama keluarga atau teman.

46 34 Asal responden pengunjung Floating Market Lembang didominasi oleh warga Bandung. Hal ini disebabkan lokasinya yang mudah dijangkau dan strategis sehingga mempermudah wisatawan untuk menemukan lokasi wisata. Selain itu kawasan wisata ini tergolong baru dan unik serta merupakan satu-satunya kawasan wisata di Bandung yang mengusung konsep perahu terapung. Jumlah presentase pengunjung dari Bandung sebesar 65%, sedangkan untuk luar Bandung sebesar 35%. Pengunjung yang datang ke Floating Market Lembang memiliki keragaman latar belakang tingkat pendidikan akhir. Tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi pola pikir dalam mengambil suatu keputusan. Tingkat pendidikan sebagian besar responden Floating Market Lembang adalah lulusan perguruan tinggi, yaitu sebesar 50%. Selain itu, faktor tingkat kemampuan ekonomi atau pendapatan merupakan faktor penting dalam analisis permintaan rekreasi. Jenis pekerjaan responden Floating Market Lembang sangat bervariasi. Sebagian besar responden bekerja sebagai pegawai swasta. Keragaman jenis pekerjaan disebabkan oleh harga tiket masuk yang cukup terjangkau yaitu antara Rp ,00 hingga Rp ,00. Karakteristik sosial ekonomi wisatawan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Karakteristik sosial ekonomi pengunjung Karakteristik Jumlah (orang) Presentase (%) 1. Jenis Kelamin Laki-laki 21 52,5 Perempuan 19 47,5 Jumlah Usia (tahun) , >52 3 7,5 Jumlah Asal Kota Bandung Luar Bandung Jumlah

47 35 Tabel 5 Karakteristik sosial ekonomi pengunjung (lanjutan) Karakteristik Jumlah (orang) Presentase (%) 4. Pendidikan Terakhir SD 0 0 SMP 0 0 SMA 17 42,5 Perguruan Tinggi Pascasarjana 3 7,5 Jumlah Jenis Pekerjaan Mahasiswa 9 22,5 PNS 3 7,5 Pegawai Swasta 17 42,5 Wiraswasta 7 17,5 Ibu Rumah Tangga 1 2,5 Lainnya 3 7,5 Jumlah Tingkat Pendapatan (Rupiah) < , , ,5 > ,5 Jumlah Sumber: Data Primer(2014) Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengunjung Floating Market Lembang memiliki keragaman usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Hal ini karena Floating Market Lembang memiliki segmen pasar menengah keatas. Harga tiket masuk yang terjangkau, membuat siapa saja dapat mengunjungi kawasan wisata tersebut. Cuaca yang sejuk, pemandangan yang indah, banyaknya jenis makanan, dan wahana permainan yang beragam, membuat Floating Market Lembang cocok menjadi tempat kumpul bersama keluarga atau teman. Lokasi Floating Market Lembang juga cocok untuk segala usia karena lokasi ini tidak membutuhkan keterampilan khusus untuk mengunjunginya, seperti kawasan gunung yang hanya bisa dicapai oleh usia tertentu.

48 36 b. Karakteristik kegiatan wisata Selain karakteristik pengunjung, dalam penelitian ini juga dilihat karakteristik kunjungan wisatawan Floating Market Lembang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik kunjungan wisatawan Floating Market Lembang Karakteristik Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Frekuensi Kunjungan Tahun 2014 Baru Pertama Kali kali 11 27,5 3 kali 5 12,5 4 kali 1 2,5 >5 1 2,5 Jumlah Motivasi Kunjungan Piknik\Kumpul keluarga 4 10 Refreshing 33 82,5 Pendidikan & Penelitian 1 2,5 Lainnya 2 5 Jumlah Jarak tempat tinggal 20 km km 13 32, km 11 27, km >100 km 2 5 Jumlah Mengunjungi tempat wisata Sendiri 1 2,5 Kelompok Rombongan 25 62,5 Jumlah Biasa Berkunjung Hari Biasa (senin Jumat) 4 10 Hari Sabtu 6 15 Hari Minggu 9 22,5 Hari lainnya 21 52,5 Jumlah Aktivitas Utama di Kawasan Wisata Menikmati pemandangan 35 87,5 Mempelajari sejarah kawasan 1 2,5 Melakukan penelitian 0 0 Lainnya 4 10 Jumlah

49 37 Tabel 6 Karakteristik kunjungan wisatawan Floating Market Lembang (lanjutan) Karakteristik Jumlah (orang) Persentase (%) 7. Keinginan untuk mengunjungi FML kembali Ya Tidak 2 5 Jumlah Penyebab ingin kembali ke LFM Letaknya dekat 4 10,53 Biaya rekreasinya murah 5 13,16 Tempatnya indah dan menarik 27 71,05 Lainnya 2 5,26 Jumlah Sumber: Data Primer (2014) Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa sebagian besar pengunjung Floating Market Lembang baru pertama kali berkunjung ke tempat wisata ini, yaitu sebesar 55%. Hal ini dikarenakan kawasan wisata Floating Market Lembang masih tergolong baru. Namun, berdasarkan hasil wawancara, 95% responden pengunjung mengatakan ingin datang kembali ke Floating Market Lembang. Alasan ingin kembali salah satunya adalah tempatnya indah dan menarik.selain itu jarak tempuh tidak menjadi alasan untuk mengunjungi Floating Market Lembang. Sebagian besar pengunjung menempuh jarak 20 kilometer, sebanyak 35%. Pengunjung yang datang dengan menempuh jarak antara 81 kilometer hingga 100 kilometer juga ditemui sebesar 5%. Motivasi pengunjung yang datang ke Floating Market Lembang sebagian besar yaitu untuk refreshing. Selain itu aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung Floating Market Lembang yaitu menikmati pemandangan, sisanya melakukan aktivitas lainnya seperti menikmati makanan yang dijual oleh perahu. Wisatawan memilih berwisata pada hari libur nasional. Sisanya memilih berwisata pada akhir pekan atau hari biasa. Kebanyakan dari pengunjung yang datang yaitu rombongan, seperti rombongan sekolah, rombongan kantor, maupun rombongan komunitas tertentu dengan kunjungan selama satu hari.

50 Karakteristik Responden Pengelola Unit Usaha Sektor unit usaha merupakan sektor yang penting dalam suatu kegiatan pariwisata. Dengan adanya usaha di pariwisata, akan memicu pengunjung untuk ikut berkontribusi dalam aktivitas wisata serta berperan dalam menyediakan kebutuhan pengunjung selama melakukan kegiatan wisata. Unit usaha yang menjadi responden pada penelitian ini terdiri dari tiga puluh unit usaha. Pengelola unit usaha terdiri dari proporsi jenis kelamin 56,67% perempuan dan 43,33% lakilaki. Rata-rata usia responden berkisar antara usia dua puluh enam hingga tiga puluh empat tahun dengan presentase sebesar 46,67%. Sebanyak 26,67% merupakan responden dengan usia antara tiga puluh lima hingga empat puluh tiga, sedangkan presentase 23,33% merupakan responden dengan usia antara empat puluh empat hingga lima puluh dua. Sisanya sebanyak 3,33% merupakan responden dengan usia tujuh belas hingga dua puluh lima. Unit usaha yang paling banyak jumlahnya di Floating Market Lembang yaitu unit usaha perahu makanan. Jumlah responden unit usaha perahu makanan sebesar 80%. Sisanya merupakan unit usaha souvenir dan restoran masing-masing sebesar 10%. Pemilik unit usaha di Floating Market Lembang kebanyakan berasal dari Bandung dengan presentase sebesar 90%. Hal ini menunjukkan keberadaan kawasan wisata Floating Market Lembang membuka kesempatan bagi orangorang, khususnya yang berasal dari Bandung untuk berwirausaha. Pendidikan terakhir responden rata-rata lulusan Sekolah Menengah Atas sebesar 50%. Sebanyak 33,33% merupakan lulusan Perguruan Tinggi. Sisanya sebesar 13,33% dan 3,33% merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sebanyak 80% dari responden jenis unit usaha yang dimiliki adalah perahu makanan. Pendapatan rata-rata yang perbulan yang diperoleh unit usaha berkisar antara Rp hingga kurang dari Rp yaitu sebanyak 93,33%. Responden dengan pendapatan < Rp sebanyak 3,33%. Sedangkan responden dengan pendapatan Rp hingga kurang dari Rp juga sebanyak 3,33%. Pendapatan yang diperoleh unit usaha di Floating Market Lembang tergolong cukup besar. Hal ini tidak lepas dari pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan. Oleh karena itu, selain pengelolaan

51 39 kawasan wisata yang harus ditingkatkan, kualitas dari produk unit usaha, seperti makanan dan baju, juga harus ditingkatkan agar pengunjung mau meningkatkan pengeluaran di kawasan wisata. Karakteristik sosial ekonomi unit usaha dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik sosial ekonomi pengelola unit usaha Karakteristik Jumlah (orang) Pesentase (%) 1. Jenis Kelamin Laki-laki 13 43,33 Perempuan 17 56,67 Jumlah Usia (tahun) , , , ,33 > Jumlah Asal Kota Bandung Luar Bandung 3 10 Jumlah Pendidikan Terakhir SD 1 3,33 SMP 4 13,33 SMA Perguruan Tinggi 10 33,33 Pascasarjana 0 0 Jumlah Jenis Unit Usaha Perahu makanan Souvenir 3 10 Restauran 3 10 Jumlah Tingkat Pendapatan < , < , < , < Jumlah Sumber : Data Primer Diolah (2014) Karakteristik Responden Tenaga Kerja Keberadaan Floating Market Lembang memberikan banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh tenaga kerja lokal. Salah satunya dalam peningkatan

52 40 lapangan pekerjaan sehingga mampu mengurangi pengangguran yang ada disekitar lokasi wisata karena sebagian besar tenaga kerja bermukim di sekitar lokasi wisata. Responden tenaga kerja pada penelitian kali ini terdiri dari tiga puluh orang dengan proporsi 20% laki-laki dan 80% perempuan. Karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 8. Tabel 8 Karakteristik sosial ekonomi tenaga kerja Karakteristik Jumlah (orang) Presentase (%) 1. Jenis Kelamin Laki-laki 6 20 Perempuan Jumlah Usia (tahun) , , >52 2 6,67 Jumlah Asal Kota Bandung Luar Bandung 3 10 Jumlah Pendidikan Terakhir SD 8 26,67 SMP 9 30 SMA Perguruan Tinggi 1 3,33 Pascasarjana 0 0 Jumlah Jenis Pekerjaan Perahu Makanan 20 66,67 Souvenir 3 10 Restauran 3 10 Security 2 6,67 Petugas Kebersihan 2 6,67 Jumlah Tingkat Pendapatan (Rupiah) < , < , < , < > Jumlah Sumber : Data Primer Diolah (2014)

53 41 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rata-rata usia responden tenaga kerja berkisar antara tujuh belas hingga dua puluh lima tahun dengan presentasi sebesar 56,67% dari keseluruhan responden. Sebanyak 26,67% responden berusia antara dua puluh enam hingga tiga puluh empat tahun dan sebanyak 10% merupakan responden yang berusia tiga puluh lima tahun hingga empat puluh tiga tahun. Sisanya berusia diatas lima puluh dua tahun dengan presentasi sebesar 6,67%. Tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh responden terdiri dari 40% lulusan Sekolah Menengah Atas dan sebesar 30% merupakan lulusan Sekolah Menengah Pertama. Sisanya sebesar 26,67% dan 3,33% merupakan lulusan Sekolah Dasar dan Perguruan Tinggi. Rata-rata pekerjaan responden adalah sebagai penjaga perahu makanan yaitu sebesar 66,67%. Sebesar 10% responden masing-masing bekerja sebagai penjaga kios souvenir dan penjaga restaurant. Sisanya bekerja sebagai security dan petugas kebersihan dengan presentasi sebesar masing-masing 6,67%. Tingkat pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja di Floating Market Lembang bervariasi. Rata-rata pendapatan tenaga kerja di Floating Market Lembang berkisar antara Rp < Rp yaitu sebanyak 93,33%. Responden dengan penghasilan < Rp sebanyak 3,33%, begitu juga dengan penghasilan Rp < Rp sebanyak 3,33%. Tenaga kerja di Floating Market Lembang kebanyakan berasal dari Bandung sebesar 90%. Tenaga kerja ini sebagian besar berasal dari Kelurahan Lembang. Sisanya berasal dari luar Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata Floating Market Lembang membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Khususnya bagi pemilik unit usaha yang telah memberdayakan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja. Selain itu juga dapat mengurangi tingkat pengangguran di Kelurahan Lembang. 6.2 Fungsi Permintaan Wisata Floating Market Lembang Analisis permintaan wisata ke Floating Market Lembang menggunakan dua variabel utama yaitu variabel terikat (Dependent Variable) dan variabel bebas (Independent Variable). Variabel bebas diduga mempengaruhi variabel terikat.

54 42 Variabel terikat terdiri dari frekuensi kunjungan per tahun, sedangkan variabel bebas berupa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan untuk berwisata. Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari enam variabel yang diduga mempengaruhi permintaan wisata ke Floating Market Lembang. Variabel bebas terdiri dari pendapatan responden (X 1 ), biaya perjalanan ke lokasi wisata (X 2 ), umur responden (X 3 ), jarak tempuh (X 4 ), jumlah tanggungan keluarga (X 5 ), dan lingkungan wisata Floating Market Lembang (X 6 ). Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 16.0 diperoleh fungsi permintaan ke Floating Market Lembang. Adapun bentuk dari model persamaan fungsi permintaan tersebut adalah: Y = 3, , X 1 0, X 2 0,003X 3 0,013X 4 0,257X 5 0,017X 6 Keterangan : Y = Frekuensi kunjungan setahun terakhir ke Floating Market Lembang X 1 = Pendapatan responden (rupiah per tahun) X 2 = Biaya perjalanan ke lokasi wisata (rupiah) X 3 = Umur responden (tahun) X 4 = Jarak tempuh (Km) X 5 = Jumlah tanggungan keluarga (orang) X 6 = Dummy lingkungan wisata Floating Market Lembang (1=kurang bersih, 2=cukup bersih, 3=bersih, 4=sangat bersih) Dalam penelitian ini digunakan taraf uji 5%, karena analisis dilakukan pada bidang sosial ekonomi dengan responden manusia yang memiliki keberagaman karakteristik yang tinggi. Selain itu, penelitian ini terkait dengan wisatawan yang tentunya tidak lepas dari berbagai persepsi wisatawan. Setelah dilakukan uji secara keseluruhan menggunakan SPSS 16.0, maka diperoleh variabel-variabel yang signifikan pada taraf nyata 5%, yaitu pendapatan, biaya perjalanan, jarak tempuh, dan jumlah tanggungan. Hasil regresi fungsi permintaan Floating Market Lembang dapat dilihat pada tabel berikut.

55 43 Tabel 9 Fungsi permintaan wisata Floating Market Lembang dengan Travel Cost Method Model Koefisien SE Koefisien T P VIF Constant X 1 (pendapatan per tahun) X 2 (Biaya perjalanan) X 3 (Umur) X 4 (Jarak tempuh) X 5 (Jumlah tanggungan) X 6 (Lingkungan) R % R 2 (adj) 84.40% Sumber : Data Primer Diolah (2014) Dari hasil regresi diperoleh R-sq sebesar 86,8%. Hal ini menunjukkan sebesar 86,8% keragaman permintaan wisata Floating Market Lembang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model, sedangkan sisanya yaitu sebesar 13,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda Prinsip-prinsip yang mendasari regresi linier berganda tidak berbeda dengan regresi linier sederhana, tetapi dalam regresi linier berganda akan dijumpai beberapa permasalahan, seperti multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi (Nachrowi, 2002). Untuk mengetahui kebaikan suatu model yang telah dibuat, perlu dilakukan pengujian secara statistik. Berikut adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kebaikan dari suatu model: 1. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data residual dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian, untuk menguji apakah sisaan menyebar normal dapat dilakukan melalui dua cara. Cara pertama adalah secara eksploratif dengan melihat normal probability plot dan histogram, cara lainnya adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (Lampiran 2) dengan hipotesis H 0 apabila sisaan menyebar normal dan H 1 apabila sisaan tidak

56 44 menyebar normal. Apabila p-value>α, maka terima H 0, jika p-value<α, maka yang terjadi adalah tolak H 0. α yang digunakan adalah 5%. Berdasarkan hasil uji Kolmogrov-Smirnoff diperoleh bahwa nilai p-value sebesar 0.716, dengan p-value yang lebih besar dari α sebesar 5%, maka dapat disimpulkan terima H 0 atau data yang dimiliki telah menyebar normal. 2. Uji Autokorelasi Salah satu asumsi yang perlu dipenuhi dalam regresi linier berganda adalah tidak terjadinya masalah autokorelasi. Untuk memastikan tidak adanya autokorelasi dapat dilakukan uji secara formal yaitu melalui uji Durbin Watson. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson sebesar Nilai ini telah mencapai angka dua, sehingga dapat disimpulkan bahwa sisaan saling bebas atau tidak terjadi autokorelasi. 3. Uji Multikolinearitas Pengujian masalah multikolinearitas didasarkan pada nilai VIF. Pada (Lampiran 1) menunjukkan nilai VIF masing-masing variabel bebas memiliki nilai kurang dari sepuluh (VIF < 10). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas. 4. Uji Heteroskedastisitas Masalah heteroskdastisitas dapat diketahui melalui metode grafik yaitu grafik sebar (scatter plot) dari variabel residual kuadrat dan variabel independen. Variabel residual kuadrat dapat dihasilkan dari variabel residual (Winarno, 2007). Berdasarkan Lampiran 3 dapat dilihat bahwa sebaran yang tidak mengumpul atau menyebar sehingga dapat disimpulkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas. 5. Uji Statistik t Berdasarkan Tabel 9, dengan melakukan uji t diketahui terdapat empat variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan dengan taraf nyata kurang dari 5%. Keempat variabel tersebut adalah variabel pendapatan per tahun, variabel biaya perjalanan, variabel jarak tempuh, dan variabel jumlah tanggungan. Berdasarkan hasil analisis uji t, terdapat dua variabel bebas yang ternyata tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, variabel tersebut

57 45 adalah variabel umur dan variabel lingkungan. Hal ini dikarenakan P dari variabel tersebut lebih dari taraf nyata 5%, sehingga tidak memenuhi syarat signifikan. 6. Uji Statistik F Uji keseluruhan pada model regresi dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan dan ditunjukkan pada tabel analisis varians (Lampiran 1). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai P yang lebih kecil dari α. Nilai p dalam uji statistik F menunjukkan angka 0,000 yang berarti bahwa semua variabel bebas dalam model regresi ini memiliki pengaruh yang nyata terhadap variabel terikatnya Variabel yang Berpengaruh Secara Siginifikan terhadap Permintaan Wisata ke Floating Market Lembang Berdasarkan hasil uji t diketahui terdapat empat variabel yang berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata ke Floating Market Lembang. Adapun keempat variabel tersebut adalah: 1. Pendapatan Variabel pendapatan signifikan pada taraf nyata 5% dengan tanda koefisien positif. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan pendapatan pengunjung sebesar Rp 1/tahun maka akan meningkatkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan individu sebesar , cateris paribus. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka akan meningkatkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan orang tersebut. Hal ini dikarenakan pendapatan merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan terhadap kegiatan rekreasi. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka akan meningkatkan peluang seseorang dalam rata-rata frekuensi kunjungan. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi akan lebih sering melakukan wisata dibandingkan dengan seseorang dengan pendapatan yang rendah. Jumlah responden berdasarkan hubungan antara pendapatan dengan frekuensi kunjungannya ke Floating Market Lembang dapat dilihat pada Gambar 3.

58 46 Pendapatan (Rp juta/tahun) Rata-rata Frekuensi Kunjungan (per tahun) Gambar 3 Hubungan Antara Pendapatan dengan Frekuensi Kunjungan Gambar 3 menunjukkan hubungan antara tingkat pendapatan seseorang dengan frekuensi kunjungan ke tempat wisata dalam satu tahun terakhir. Pengunjung dengan pendapatan antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 memiliki rata-rata kunjungan 1,5 kali dalam satu tahun terakhir. Pengunjung dengan pendapatan antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 memiliki rata-rata kunjungan sebesar 2,3 kali dalam satu tahun terakhir, sedangkan pengunjung dengan pendapatan diatas Rp ,00 memiliki rata-rata kunjungan sebesar 4,7 kali dalam saatu tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar tingkat pendapatan pengunjung maka semakin besar tingkat kunjungannya ke Floating Market Lembang. 2. Biaya Perjalanan Biaya perjalanan disini merupakan biaya perjalanan ke lokasi wisata. Biaya perjalanan terdiri dari biaya transportasi, biaya konsumsi dari rumah, biaya konsumsi di kawasan wisata, dokumentasi, parkir, souvenir, toilet, dan biaya penginapan (jika menginap). Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan wisata. Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel biaya perjalanan berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5%. Biaya perjalanan memiliki koefisien negatif (berbanding terbalik) dengan rata-rata frekuensi kunjungan dimana setiap kenaikan biaya perjalanan sebesar Rp 1 akan

59 47 menurunkan peluang rata-rata kunjungan kunjungan individu ke Floating Market Lembang sebesar , cateris paribus. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi yang menyatakan bahwa apabila harga semakin meningkat maka konsumen akan mengurangi jumlah barang yang dikonsumsinya. Oleh karena itu, semakin besar biaya perjalanan ke lokasi wisata yang dikeluarkan pengunjung maka akan mengurangi peluang rata-rata kunjungan individu ke lokasi wisata. Hal ini sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa pengunjung yang menghabiskan biaya yang sedikit untuk mengunjungi Floating Market Lembang akan cenderung lebih sering berkunjung daripada pengunjung yang mengeluarkan biaya yang lebih besar. Jumlah responden berdasarkan hubungan antara biaya perjalanan dengan frekuensi kunjungannya ke Floating Market Lembang dapat dilihat pada Gambar 4. > Biaya Perjalanan (Rp) Rata-rata Frekuensi Kunjungan (per tahun) Gambar 4 Hubungan Antara Biaya Perjalanan dengan Frekuensi Kunjungan Gambar 4 menunjukkan bahwa responden dengan biaya perjalanan antara Rp ,00 sampai dengan Rp20.000,00 per kunjungan rata-rata memiliki frekuensi kunjungan 3,3 kali dalam satu tahun terakhir. Pengunjung dengan biaya perjalanan Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 per kunjungan rata-rata memiliki frekuensi kunjungan 2,3 kali dalam satu tahun terakhir, sedangkan pengunjung dengan biaya perjalanan diatas Rp ,00 per kunjungan

60 48 melakukan kunjungan rata-rata 1 kali dalam satu tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar biaya perjalanan yang dikeluarkan seseorang maka akan menurunkan tingkat kunjungannya ke Floating Market Lembang, begitu juga sebaliknya. 3. Jarak Tempuh Jarak tempuh merupakan seberapa jauh jarak yang dibutuhkan wisatawan untuk mencapai lokasi wisata. Jarak tempuh dipengaruhi oleh bagus tidaknya kondisi jalan, kendaraan yang dipakai, situasi jalan, apakah sering terkena macet atau tidak. Berdasarkan hasil analisis regresi, variabel jarak tempuh berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5%. Jarak tempuh memiliki hubungan negatif dengan jumlah kunjungan ke Floating Market Lembang. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 kilometer jarak tempuh maka akan menurunkan peluang rata-rata kunjungan wisata ke Floating Market Lembang sebesar 0.013, cateris paribus. Hal ini berarti semakin jauh jarak tempuh seorang pengunjung, maka akan mengurangi peluang rata-rata kunjungan seseorang ke Floating Market Lembang. Hal ini sesuai dengan kondisi wisata yang terletak di dataran tinggi dan jalan yang berliku-liku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunjung yang memiliki jarak tempuh lebih dekat dengan Floating Market Lembang dengan kata lain pengunjung yang bertempat tinggal lebih dekat memang memiliki kecenderungan frekuensi berkunjung lebih sering dibandingkan dengan pengunjung yang memiliki jarak tempuh lebih jauh. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5 dimana pengunjung dengan tingkat kunjungan 1 kali dalam setahun memiliki jarak tempuh 70 km. Pengunjung dengan jarak tempuh antara km hanya melakukan kunjungan sebanyak 1 kali dalam setahun, sedangkan pengunjung dengan jarak tempuh dekat cenderung sering berkunjung ke Floating Market Lembang dengan alasan karena tempat wisata ini mudah dijangkau, selain itu hanya sekedar untuk refreshing dan kumpul bersama keluarga atau teman.

61 49 Jarak Tempuh (km) Rata-rata Frekuensi Kunjungan (per tahun) Gambar 5 Hubungan Antara Jarak Tempuh dengan Frekuensi Kunjungan 4. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan berpengaruh secara signifikan pada taraf nyata 5%. Jumlah tanggungan memiliki hubungan negatif dengan jumlah kunjungan ke Floating Market Lembang. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu orang jumlah tanggungan maka akan menurunkan rata-rata kunjungan wisata ke Floating Market Lembang sebesar 0.257, cateris paribus. Jumlah tanggungan yang semakin banyak akan mengakibatkan biaya wisata yang semakin tinggi, sehingga wisatawan akan menurunkan frekuensi kunjungannya mengingat biaya yang harus disisihkan untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunjung yang memiliki jumlah tanggungan yang lebih banyak memiliki kecenderungan frekuensi kunjungan lebih sedikit dibandingkan dengan pengunjung yang memiliki jumlah tanggungan yang lebih banyak. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6. Jumlah Tanggungan (orang) Rata-rata Kunjungan (per tahun) Gambar 6 Hubungan Antara Jumlah Tanggungan dengan Frekuensi Kunjungan

62 50 Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa pengunjung dengan jumlah tanggungan sebanyak 1 orang memiliki rata-rata kunjungan sebesar 3 kali dalam satu tahun terakhir. Sedangkan pengunjung dengan jumlah tanggungan sebanyak 5 orang memiliki rata-rata kunjungan sebesar 2 kali dalam satu tahun terakhir. Hal ini menunjukkan semakin banyak jumlah tanggungan seseorang maka akan mengurangi frekuensi kunjungan seseorang ke tempat wisata Floating Market Lembang Variabel yang Berpengaruh Secara Tidak Signifikan terhadap Permintaan Wisata Floating Market Lembang Variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan wisata Floating Market Lembang ada dua variabel. Adapun variabel tersebut yaitu variabel umur dan variabel lingkungan. 1. Umur Umur tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan wisata karena memiliki taraf nyata lebih dari 5%, variabel ini memiliki koefisien negatif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu tahun usia pengunjung maka akan menurunkan peluang rata-rata frekuensi kunjungan wisata ke Floating Market Lembang sebesar Hal ini disebabkan rekreasi merupakan kebutuhan bagi seluruh manusia baik tua maupun muda, karena dengan berwisata mampu menghilangkan kejenuhan akibat dari aktivitas sehari-hari. Kegiatan wisata bukanlah kegiatan yang ditujukan untuk sekelompok umur saja. Selain itu, Floating Market Lembang merupakan tempat wisata yang kegiatan wisatanya dapat dinikmati oleh segala umur. Oleh karena itu, variabel usia tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisata ke Floating Market Lembang. 2. Lingkungan Lingkungan memiliki koefisien negatif yang dibuat dalam bentuk dummy dimana semakin kecil angka maka nilai yang diberikan akan semakin buruk. Ini menunjukkan bahwa semakin buruk lingkungan di kawasan wisata maka semakin kecil peluang rata-rata kunjungan wisatawan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, sebagian besar responden wisatawan akan datang kembali ke lokasi

63 51 wisata, oleh karena itu variabel lingkungan tidak berpengaruh nyata terhadap frekuensi kunjungan wisatawan. 6.3 Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Floating Market Lembang Kegiatan wisata yang ada di Floating Market Lembang mampu memberikan dampak yang cukup besar bagi masyarakat sekitar kawasan wisata. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan wisata dapat berupa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang ditimbulkan yaitu terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, sedangkan dampak negatif yang dirasakan yaitu terjadinya kemacetan dan kebisingan. Dampak yang muncul dari kegiatan ekonomi dapat berupa dampak ekonomi. Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi kegiatan wisata dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu dampak langsung (direct impact), dampak tidak langsung (indirect impact), dan dampak lanjutan (induced impact). Dampak ekonomi langsung merupakan manfaat yang langsung dirasakan oleh masyarakat berupa pendapatan yang diterima oleh penerima awal pengeluaran wisatawan. Salah satu contoh dampak positif langsung yang muncul dari kegiatan wisata yaitu munculnya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Hal ini membuat masyarakat dapat meningkatkan pendapatannya dan taraf hidupnya. Selain dampak positif yang dirasakan, terdapat juga dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan wisata. Dampak tidak langsung adalah aktivitas ekonomi lokal dari pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung dan dampak lanjutan (induced impact). Dampak lanjutan merupakan aktivitas ekonomi lanjutan dari tambahan pendapatan masyarakat lokal. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dapat dilihat berdasarkan pengeluaran wisatawan untuk konsumsi, transportasi, biaya perjalanan, dan pengeluaran lainnya. Pengeluaran pengunjung selama mengikuti kegiatan wisata memiliki proporsi tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti daerah asal, jumlah tanggungan, dan lain-lain. Berdasarkan sebaran responden di Floating Market Lembang, pengeluaran wisatawan selama berwisata antara lain digunakan untuk biaya transportasi, konsumsi, parkir, souvenir, dan kebutuhan lainnya. Hasil proporsi pengeluaran pengunjung dapat dilihat pada Tabel 10.

64 52 Tabel 10 Proporsi pengeluaran responden pengunjung di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014 Biaya (1) Rata-rata pengeluaran (Rp) (2) Persentase (%) =(1/c)*100% Pengeluaran konsumsi di luar kawasan wisata Konsumsi dari rumah Transportasi pribadi Transportasi umum Penginapan 0 0 Total kebocoran/kunjungan (a) Pengeluaran di dalam kawasan wisata Konsumsi didalam kawasan wisata Parkir Tiket Souvenir Toilet 0 0 Dokumentasi 0 0 Total pengeluaran di lokasi/kunjungan (b) Total pengeluaran pengunjung (c=a+b) Total pengeluaran pengunjung /tahun (c*12) Rata-rata total kunjungan per tahun ( )(d) Total kebocoran tahun (e=c*proporsi a*d) Sumber: Data Primer Diolah (2014) Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa proporsi terbesar yang dikeluarkan oleh wisatawan adalah biaya konsumsi di dalam kawasan wisata. Hal ini dikarenakan tempat wisata Floating Market Lembang memiliki nilai jual yang terdapat di perahu makanan yang menjual berbagai jenis makanan yang menarik. Besaran proporsi untuk konsumsi di dalam kawasan wisata yaitu sebesar 40,54% dengan nilai rata-rata pengeluaran sebesar Rp ,00 per kunjungan, sedangkan untuk proporsi terendah yaitu transportasi umum sebesar 1.23% dengan nilai rata-rata pengeluaran sebesar Rp 1.500,00.

65 53 Berdasarkan data pihak pengelola Floating Market Lembang rata-rata jumlah kunjungan per tahun dari tahun 2012 hingga 2014 sebesar orang. Total rata-rata pengeluaran pengunjung per kunjungan di lokasi cukup besar yaitu Rp ,00. Total kebocoran dari pengeluaran pengunjung per tahun yang diperoleh sebesar Rp ,00. Presentase kebocoran (leakage) sebesar 26.57%. Proporsi kebocoran di Floating Market Lembang ini tergolong cukup rendah. Kebocoran merupakan uang yang dibelanjakan wisatawan diluar lokasi wisata sehingga tidak memberikan dampak bagi penjualan ekonomi lokal. Kebocoran yang terjadi digunakan untuk biaya perjalanan, konsumsi dari rumah, dan penginapan Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact) Dampak ekonomi langsung dari suatu pariwisata merupakan pendapatan yang diperoleh unit usaha lokal yang berasal dari pengeluaran wisatawan. Adanya unit usaha di Floating Market Lembang tentu akan memenuhi kebutuhan wisatawan selama di lokasi wisata. Pengeluaran yang dikeluarkan wisatawan selama di lokasi wisata antara lain digunakan untuk konsumsi di lokasi, parkir, souvenir, dan lainnya. Unit usaha di Floating Market Lembang rata-rata buka setiap hari dan ramai dikunjungi pada akhir pekan dan hari libur. Unit usaha yang terdapat di kawasan wisata Floating Market Lembang diantaranya perahu makanan, restauran, dan souvenir. Perhitungan dampak langsung yang dirasakan oleh unit usaha dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Dampak ekonomi langsung di kawasan wisata Floating Market Lembang Responden unit usaha Jumlah populasi Rata-rata pendapatan pemilik usaha perbulan Dampak ekonomi langsung/rp Unit Usaha (a) (b) Pendapatan (c) Persentase (%) (e)=(c/d)*100% (f=b*c) - Souvenir Restauran Perahu makanan Total Sumber: Data Primer Diolah (2014)

66 54 Berdasarkan Tabel 11, unit usaha yang terdapat di kawasan wisata Floating Market Lembang yaitu kios souvenir, restaurant, dan perahu makanan. Pendapatan yang dihasilkan tiap unit usaha berbeda-beda. Pendapatan unit usaha terbesar adalah unit usaha souvenir dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp ,00 per bulan. Hal ini disebabkan unit usaha tersebut cukup ramai dikunjungi terutama saat akhir pekan atau hari libur nasional. Barang yang menarik dan bervariasi serta fasilitas yang memadai menjadi salah satu alasan unit usaha tersebut diminati oleh pengunjung. Unit usaha restaurant memperoleh pendapatan sebesar Rp ,00 per bulan, sedangkan unit usaha yang memperoleh pendapatan terendah yaitu unit usaha perahu makanan sebesar Rp ,00 per bulan. Dampak ekonomi langsung didapat dengan mengalikan jumlah populasi unit usaha dengan rata-rata pendapatan unit usaha per bulan. Nilai dampak ekonomi langsung yang paling besar dirasakan oleh unit usaha makanan. Unit usaha makanan terdiri dari restaurant dan perahu makanan, dengan nilai masingmasing sebesar Rp ,00 per bulan untuk unit usaha restauran dan Rp ,00 per bulan untuk unit usaha perahu makanan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya populasi perahu makanan dan restaurant. Selain itu pengunjung yang datang baik dari dalam kota maupun luar kota tertarik untuk mencoba aneka jajanan yang ditawarkan Floating Market Lembang. Unit usaha lainnya, yaitu souvenir memiliki nilai dampak ekonomi langsung sebesar Rp ,00 per bulan. Sehingga didapat total dampak ekonomi langsung dari ketiga unit usaha yaitu unit usaha souvenir, restauran, dan perahu makanan sebesar Rp ,00 per bulan Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact) Keberadaan kawasan Floating Market Lembang memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendirikan unit usaha. Keberadaan unit usaha akan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Unit usaha yang berada di Floating Market Lembang sebagian besar memiliki tenaga kerja dan cukup banyak menyerap tenaga kerja lokal atau tenaga kerja di sekitar kawasan wisata. Unit

67 55 usaha yang berada di Floating Market Lembang memiliki tenaga kerja, terutama unit usaha makanan sangat membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak. Dampak ekonomi tidak langsung berasal dari hasil pengeluaran unit usaha berupa biaya operasional unit usaha yang berada di Floating Market Lembang. Keberadaan Floating Market Lembang juga menyerap tenaga kerja lokal yang ada di sekitar sehingga menimbulkan dampak ekonomi secara tidak langsung berupa upah atau pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja yang bekerja di unit usaha yang terdapat di Floating Market Lembang. Tabel 12 menunjukkan bahwa unit usaha restoran mengeluarkan rata-rata biaya pengeluaran di kawasan wisata sebesar Rp ,00 per bulan. Biaya tersebut merupakan biaya terbesar dibandingkan dengan unit usaha souvenir dan perahu makanan. Biaya tersebut terdiri dari biaya sewa, biaya gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan alat, dan biaya bahan baku. Unit usaha perahu makanan memiliki rata-rata pengeluaran di kawasan wisata sebesar Rp ,00 per bulan, sedangkan untuk unit usaha souvenir sebesar Rp ,00 per bulan. Selanjutnya diperoleh total keseluruhan pengeluaran didalam kawasan wisata dengan mengalikan jumlah rata-rata pengeluaran di dalam kawasan dengan jumlah unit usaha. Sehingga diperoleh total pengeluaran di dalam kawasan wisata untuk unit usaha perahu makanan sebesar Rp ,00. Ini merupakan pengeluaran terbesar dibandingkan unit usaha souvenir dan restaurant. Unit usaha souvenir dan restaurant memperoleh total pengeluaran didalam kawasan wisata masing-masing sebesar Rp ,00 dan Rp ,00. Pengeluaran unit usaha tidak hanya dilakukan di dalam kawasan wisata, namun juga di luar kawasan wisata. Biaya yang dikeluarkan di luar unit usaha yaitu biaya transportasi. Unit usaha perahu makanan mengeluarkan biaya tertinggi di luar kawasan wisata dengan rata-rata Rp ,00 per bulan. Unit usaha souvenir dan restaurant mengeluarkan biaya di luar kawasan wisata rata-rata sebesar Rp ,00 per bulan dan Rp ,00 per bulan. Pengeluaran di luar kawasan wisata didapatkan dengan mengalikan populasi unit usaha dan biaya transportasi. Biaya yang dikeluarkan oleh unit usaha baik didalam maupun di luar kawasan wisata dapat dilihat pada Tabel 12.

68 56 Tabel 12 Pengeluaran unit usaha di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014 Unit Usaha Keterangan Perahu Souvenir Restaurant makanan (1) Rata-rata pengeluaran di kawasan wisata Biaya sewa Biaya gaji tenaga kerja Biaya pemeliharaan alat Biaya bahan baku Jumlah (a) Jumlah unit usaha (b) Total pengeluaran di kawasan wisata (c=a*b) (2) Rata-rata pengeluaran di luar kawasan wisata Biaya transportasi Jumlah (d) Total pengeluaran di luar lokasi (e=b*d) Sumber: Data Primer Diolah (2014) Perhitungan pada Tabel 12 dapat digunakan untuk menghitung dampak ekonomi tidak langsung (indirect impact). Dampak ekonomi tidak langsung dilihat dari jumlah rata-rata pengeluaran unit usaha di kawasan Floating Market Lembang. Perolehan dampak ekonomi tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Dampak ekonomi tidak langsung di kawasan Floating Market Lembang Jenis Unit Usaha Jumlah Tenaga Kerja (a) Respon den Tenaga Kerja Pendapata n Tenaga Kerja (Rp) (b) Total Pendapatan Tenaga Kerja (Rp) (c=axb) Pengeluaran Unit Usaha di Kawasan Wisata (Rp) (d) Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Rp) (e=c+d) Kios cinderamata Restaurant Perahu makanan Petugas kebersihan Security Total keseluruhan Sumber: Data Primer Diolah (2014)

69 57 Dampak ekonomi tidak langsung terbesar di kawasan wisata Floating Market Lembang diperoleh unit usaha perahu makanan sebesar Rp ,00 per bulan. Besarnya dampak ekonomi tidak langsung pada unit usaha perahu makanan disebabkan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan didalam kawasan wisata maupun diluar kawasan wisata. Biaya tersebut antara lain biaya sewa, biaya gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan alat, biaya bahan baku, dan biaya transportasi. Unit usaha restoran memperoleh dampak ekonomi tidak langsung sebesar Rp ,00 per bulan, sedangkan unit usaha souvenir memperoleh dampak tidak langsung sebesar Rp ,00 per bulan. Unit usaha lain seperti petugas kebersihan dan petugas keamanan memperoleh dampak ekonomi tidak langsung masing-masing sebesar Rp ,00 per bulan dan Rp ,00 per bulan, sehingga didapat total dampak ekonomi keseluruhan dari masing-masing unit usaha di Floating Market Lembang sebesar Rp ,00 per bulan. Floating Market Lembang juga dapat menggerakkan perekonomian secara makro. Dilihat dari uang yang dikeluarkan oleh unit usaha dapat berdampak terhadap siapa saja yang terlibat didalam kegiatan ekonomi seperti tenaga kerja, pengelola Floating Market Lembang, penjual bahan baku, dan lainnya. Berdasarkan Tabel 14 proporsi terbesar yang menerima dampak tidak langsung secara makro dengan adanya Floating Market Lembang adalah biaya sewa, yaitu sebesar 54,90%, untuk biaya bahan baku memiliki proporsi sebesar 21,06%. Sisanya pengeluaran unit usaha dialokasikan untuk gaji tenaga kerja, transportasi, dan pemeliharaan alat dengan proporsi masing-masing sebesar 18,38%, 4,68%, dan 0,98%. Keterangan mengenai proporsi pengeluaran unit usaha dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Proporsi pengeluaran unit usaha Komponen Biaya Proporsi (%) Biaya Sewa 54,90 Bahan Baku 21,06 Gaji Tenaga Kerja 18,38 Transportasi 4,68 Pemeliharaan Alat 0,98 Total 100 Sumber: Data Primer Diolah (2014)

70 Dampak Ekonomi Lanjutan (Induced Impact) Kawasan wisata tidak hanya menghasilkan dampak langsung dan dampak tidak langsung tetapi juga menghasilkan dampak lanjutan. Dampak lanjutan merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh tenaga kerja sekitar kawasan wisata. Biaya-biaya yang dikeluarkan diantaranya biaya konsumsi, biaya sekolah anak, biaya transportasi, biaya listrik, dan biaya pajak. Pengeluaran tenaga kerja di kawasan wisata akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Dampak ekonomi didapat dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja, lalu rata-rata total keseluruhan pengeluaran tenaga kerja, dan terakhir proporsi pengeluaran di kawasan wisata. Dari hasil perhitungan diperoleh dampak ekonomi lanjutan di objek wisata Floating Market Lembang sebesar Rp ,00 per bulan. Tabel mengenai dampak ekonomi lanjutan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Dampak ekonomi lanjutan di kawasan Floating Market Lembang Tahun 2014 Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja (a) Rata-rata total keseluruhan pengeluaran tenaga kerja (b) Proporsi pengeluaran di kawasan wisata (%) (c) Dampak ekonomi lanjutan (Rp) (a*b*c) Souvenir ,90% Restaurant ,50% Perahu makanan ,60% Petugas kebersihan ,70% Security ,40% Total Sumber: Data Primer Diolah (2014) Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect) Nilai efek pengganda (Multiplier Effect) digunakan untuk mengukur dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata. Menurut Vanhove (2005), dalam mengukur dampak ekonomi kegiatan wisata terhadap masyarakat lokal memiliki dua tipe pengganda, yaitu : (1) Keynesian Local Income Multiplier

71 59 Effect, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar pengeluaran pengunjung berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal, dan (2) Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukkan seberapa besar dampak ekonomi langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung terhadap perekonomian lokal. Nilai efek pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak lanjutan. Hasil perhitungan multiplier effect pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel 16. Tabel 16 Nilai efek pengganda dari arus uang yang terjadi di kawasan wisata Floating Market Lembang Multiplier Nilai Keynesian Income Multiplier 1,3 Ratio Income Multiplier Tipe I 2,0 Ratio Income Multiplier Tipe II 2,1 Sumber : Data Primer Diolah (2014) Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 1,3 artinya setiap peningkatan satu rupiah pengeluaran wisatawan akan berdampak terhadap ekonomi lokal sebesar 1,3 rupiah. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 2,0 artinya setiap peningkatan satu rupiah pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan peningkatan sebesar 2,0 rupiah terhadap pendapatan pemilik unit usaha dan tenaga kerja. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2,1 artinya setiap kenaikan satu rupiah penerimaan unit usaha maka akan mengakibatkan peningkatan sebesar 2,1 rupiah pada pendapatan pemilik unit usaha, pendapatan tenaga kerja, dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja dalam putaran perekonomian lokal di kalangan masyarakat sekitar. Perhitungan nilai efek pengganda menunjukkan bahwa ketiga nilai tersebut di atas satu. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan wisata Floating Market Lembang memiliki dampak ekonomi, baik secara langsung, tidak langsung, maupun dampak lanjutan. Oleh karena itu pengelola diharapkan dapat meningkatkan fasilitas dan pelayanan di kawasan wisata agar pengunjung dapat terus meningkat. Selain itu, pengelola bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat seperti fasilitas hotel dan transportasi yang dapat mempermudah pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata.

72 60 VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal : 1. Rata-rata pengunjung wisatawan berusia tahun, mayoritas berprofesi sebagai pegawai swasta dengan pendapatan berkisar antara Rp ,00 kurang dari Rp ,00. Wisatawan yang berkunjung sebagian berasal dari Bandung. Unit usaha rata-rata memiliki pendapatan yang berkisar antara Rp ,00 kurang dari Rp ,00 per bulan. Sedangkan tenaga kerja memiliki pendapatan rata-rata antara Rp ,00 - < Rp , Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan wisata di Floating Market Lembang adalah pendapatan responden, biaya perjalanan ke lokasi wisata, jarak tempuh, dan jumlah tanggungan. 3. Nilai dampak ekonomi yang diperoleh dari nilai Keynesian Income Multiplier yaitu sebesar 1.3, nilai Ratio Income Multiplier Tipe I sebesar 2.0, dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2.1. Nilai Multiplier Effect sama dengan satu (=1) menunjukkan bahwa keberadaan objek wisata Floating Market Lembang memberikan dampak ekonomi dan mempengaruhi perekonomian masyarakat lokal. 7.2 Saran Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan fasilitas maupun kualitas objek wisata oleh pengelola guna meningkatkan jumlah pengunjung dan perekonomian masyarakat sekitar, terutama masyarakat yang telah membuka usaha di dalam kawasan wisata. Adapun saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Pengelola perlu mengoptimalkan pengembangan wisata Floating Market Lembang agar lebih meningkatkan jumlah pengunjung.

73 61 2. Pihak pengelola bersama pemerintah daerah ataupun investor diharapkan dapat bekerja sama meningkatkan sarana dan prasarana yang telah ada (melakukan perbaikan berkala untuk musholla, bangku, dan lainnya) dan memberikan fasilitas wi-fi. 3. Pengelola, pengunjung, dan warga sekitar khususnya, diharapkan dapat menjaga keberlangsungan objek wista Floating Market Lembang demi keberlanjutan kawasan wisata tersebut.

74 62 DAFTAR PUSTAKA Agustina, V. S Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Amanda, M Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu Kabupaten Serang Provinsi Banten. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik Jumlah Penduduk Indonesia. Jakarta: BPS. Badan Pusat Statistik Pariwisata di Indonesia. Jakarta: BPS. Clawson, M. and J. L Knetsch Economic of Outdor Recreation. Baltimore: The John Hopkins Press. Cohen, E The Sociology of Tourism: Approaches, Issues, and Findings Annal of Tourism Research. No.30: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Data Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik Tahun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. Douglas, J. R Forest Recreation.New York: McGraw Hill Book Company. Fandeli, C Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Firdaus, M Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta: Bumi Aksara. Hufschmidt, Maynard M, David E Lingkungan Sistem Alami dan Pembangunan: Pedoman Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Juanda, B Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Bogor: IPB Press. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Laporan. wisman pdf [10 Oktober 2014] Kusumaningrum, R Faktor-faktor yang Mempengaruhi pemilihan Jenis Marine Ecotourism for Atlantic Area (META) Planning for Marine

75 63 Ecotourism in The EU Atlantic Area. Bristol: University of The West of England. Marine Ecotourism for Atlantic Area (META) Planning for Marine Ecotourism in The EU Atlantic Area. Bristol: University of The West of England. Milasari Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam Tirta Sanita. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nachrowi, D Penggunaan Teknik Ekonometrika. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada. Nazir, M Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Nirwandar, S Pembangunan Sektor Pariwisata di Era Otonomi Daerah. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Jakarta. Pendit, Nyoman S Ilmu Pariwisata (Sebuah Pengantar Perdana). Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Pitana, I. G.dan P. G. Gayatri Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Samsuridjal, D Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya. Soekadijo, R. G Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai Systemic Linkage. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Turner, R.K, and D.W. Pearce Environmental Economics: An Elementary Introduction. Hertfordshire: Harvester Wheatsheaf Campus 400. May Land Avenue Hemel. Hamsptead. Undang-Undang No. 32 Tahun Otonomi Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia. Undang-Undang No. 10 Tahun Pengertian Pariwisata. Undang-Undang Republik Indonesia. Vanhove, N The Economy of Tourism Destinations. Burlington: Elsevier Butterworth. Wahab, S Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramita. Winarno, W. W Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

76 64 Yoeti, O Ekonomi Pariwisata Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

77 LAMPIRAN 65

78 66 Lampiran 1 Estimasi model hasil regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisata ke Floating Market Lembang Regression Analysis: Y, X 1,X 2,X 3,X 4,X 5,X 6 The regression equation is Y = 3, , X 1 0, X 2 0,003X 3 0,013X 4 0,257X 5 0,017X 6 Model Koefisien SE Koefisien T P VIF Constant X 1 (pendapatan per tahun) X 2 (Biaya perjalanan) X 3 (Umur) X 4 (Jarak tempuh) X 5 (Jumlah tanggungan) X 6 (Lingkungan) R % R 2 (adj) 84.40% Analysis of variance Model SS Df MS F P Regression Residual Total

79 67 Lampiran 2 Uji Kolmogorov Smirnov Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.113 Positive.113 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.716 Asymp. Sig. (2-tailed).684 a. Test distribution is Normal.

80 68 Lampiran 3 Grafik Sebar (Scatter Plot)

81 69 Lampiran 4 Kuisioner penelitian untuk pengunjung DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Jalan Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor Telepon (0251) , (0251) , Fax (0251) KUESIONER PENELITIAN UNTUK PENGUNJUNG Nomor Responden : Nama : Alamat : No. HP : Tanggal : Status Hari : Biasa/Libur Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung) oleh Denadia Mutty, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi, dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih. Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan 2. Usia: Status : a. Menikah b. Belum Menikah 4. Pendidikan Terakhir: a. SD c. Perguruan Tinggi d. Pascasarjana b. SLTP/Sederajat d. SLTA/Sederajat 5. Pekerjaan : a. PNS bidang... b. Mahasiswa jurusan... c. Wiraswasta bidang... d. Pegawai Swsta bidang... e. Ibu Rumah Tangga 6. Pendapatan: a. < Rp ,00=Rp...

82 70 b. Rp ,00-< ,00= Rp... c. Rp ,00-< ,00=Rp... d. Rp ,00-< ,00=Rp... e. Rp ,00= Rp Jumlah anggota keluarga: a. 2 orang c. 4 orang e. > 5 orang b. 3 orang d. 5 orang 8. Domisili/asal tempat tinggal:... B. Karakteristik Pengunjung 1. Berapa kali dalam setahun anda berkunjung ke Lembang Floating Market : a. Baru kali ini c. 3 kali e. 5 kali b. 2 kali d. 4 kali 2. Kapan biasanya anda mengunjungi Lembang Floating Market: a. Hari Biasa/ Kerja, alasan=... b. Hari Sabtu, alasan=... c. Hari Minggu,alasan=... d. Hari Lainnya (tanggal merah, natal, lebaran, dll), alasan= Jarak Tempat Tinggal dari Lembang Floating Market : a. 20 km d km b km e. 81 > 100 km c km 4. Apa motivasi Anda berkunjungan ke tempat ini: a. Piknik/Kumpul keluarga c. Refreshing b. Pendidikan dan penelitian d. Bekerja 5. Kapan terakhir anda berkunjung ke Lembang Floating Market: a. 3 bulan yang lalu d. Lebih dari 1 tahun yang lalu b. 6 bulan yang lalu e. Lainnya, sebutkan... c. 1 tahun yang lalu 6. Anda datang kesini: a. Sendiri b. Kelompok c. Rombongan/keluarga/instansi (...orang) 7. Kedatangan anda ke tempat ini merupakan: a. Tujuan utama b. Tempat persinggahan (jika tujuan anda untuk persinggahan, kemana tujuan utama Anda...Berapa waktu yang dibutuhkan...jam, berapa biaya yang dibutuhkan Rp...) 8. Apakah aktivitas utama yang dilakukan di kawasan wisata? a. Menikmati pemandangan c. Melakukan penelitian b. Mempelajari sejarah kawasan d. Lainnya 9. Berapa lama anda berkunjung ke tempat rekreasi ini? a. Satu hari (pulang-pergi) b. Menginap, selama...hari

83 Jika menginap Anda bermalam di? a. Wisma/penginapan/hotel b. Lain-lain... a) Biaya Rekreasi No Jenis Biaya Jumlah(Rupiah) 1. Konsumsi dari rumah/ di jalan 2. Konsumsi di kawasan wisata 3. Bahan bakar (kendaraan pribadi) 4. Ongkos dari rumah (kendaraan umum) 5. Dokumentasi (foto) 6. Penginapan 7. Parkir 8. Souvenir 9. Biaya toilet Dikeluarkan di kawasan Dikeluarkan di luar kawasan b) Informasi 1. Apakah Anda sudah mengetahui keberadaan kawasan wisata Lembang Floating Market? a. Ya b. Tidak Jika ya, sudah berapa lama Anda mengetahui tempat Lembang Floating Market?.. (tahun/bulan) 2. Anda mengetahui tempai ini dari: a. Teman/keluarga d. Radio b. Surat kabar/majalah e. Televisi c. Brosur f. Lain-lain 3. Apakah Anda berkeinginan untuk kembali ke tempat ini pada waktu yang akan datang? a. Ya b. Tidak 4. Jika Ya, apa yang menyebabkan Anda ingin datang kembali ke tempat ini? a. Letaknya dekat c. Tempatnya indah dan menarik b. Biaya rekreasinya murah d. Lain-lain.. c) Wisata Alternatif 1. Tempat rekreasi apakah yang biasanya Anda kunjungi? a. Pegunungan d. Taman hiburan/bermain b. Pantai e. Adventure (petualangan) c. Tempat bersejarah f. Lainnya 2. Selain ke Lembang Floating Market, kemanakah tempat alternatif rekreasi Anda? a. De Ranch d. Kawah Putih b. Kampung Gajah e. Teropong Bintang Bosscha c. Gunung Tangkuban Perahu f. Lainnya 3. Adakah tempat wisata alternatif lain yang sejenis dengan wisata Lembang Floating Market yang menjadi alternatif wisata alam Anda selain di Lembang Floating Market?

84 72 a. Ada b. Tidak Jika ada, berapa jumlahnya.. sebutkan. d) Persepsi Responden Terhadap Kawasan Wisata Floating Market Lembang 1. Bagaimana kemudahan dalam mencapai lokasi ini? a. Sangat mudah c. Cukup Mudah b. Mudah d. Sulit 2. Secara umum, keindahan alam di sekitar tempat wisata ini menurut Anda: a. Sangat indah c. Cukup indah b. Indah d. Kurang indah 3. Bagaimana fasilitas di kawasan ini? a. Sangat lengkap c. Cukup lengkap b. Lengkap d. Kurang lengkap 4. Bagaimana kondisi fasilitas di kawasan ini? No 1. Toilet 2. Mushola Keterangan 3. Tempat sampah 4. Tempat makan 5. Kios Cinderamata 6. Kantor informasi 7. Papan Interpretasi 8. Guide/ Interpreter Sangat Baik Baik Buruk Sangat Buruk Tidak tersedia 5. Keadaan keamanan di tempat ini: a. Sangat aman c. Cukup aman b. Aman d. Kurang aman 6. Kebersihan di tempat ini: a. Sangat bersih c. Cukup bersih b. Bersih d. Kurang bersih 7. Bagaimana keramah-tamahan tenaga kerja di kawasan wisata? a. Sangat ramah c. Cukup ramah b. Ramah d. Kurang ramah 8. Bagaimana kepuasan Anda terhadap jasa wisata yang ditawarkan? a. Sangat puas c. Cukup puas b. Puas d. Kurang puas C. Harapan dan Saran 1. Apa harapan dan saran Anda dari keberadaan wisata Lembang Floating Market?..

85 Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di kawasan Lembang Floating Market? (jawaban boleh lebih dari satu) Terimakasih telah menjadi responden dalam penelitian ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Anda. Amin

86 74 Lampiran 5 Kuisioner penelitian untuk unit usaha DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Jalan Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor Telepon (0251) , (0251) , Fax (0251) KUESIONER PENELITIAN UNTUK UNIT USAHA Nomor Responden : Nama : Alamat : No. HP : Tanggal : Status Hari : Biasa/Libur Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung) oleh Denadia Mutty, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi, dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih. Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan 2. Usia: Status : a. Menikah b. Belum Menikah 4. Pendidikan Terakhir: a. SD c. Perguruan Tinggi d. Pascasarjana b. SLTP/Sederajat d. SLTA/Sederajat 5. Pekerjaan : Pendapatan : a. < Rp ,00 =Rp... b. Rp ,00 - < ,00 = Rp... c. Rp ,00 - < ,00 =Rp... d. Rp ,00 - < ,00 =Rp... e. Rp ,00 = Rp...

87 75 7. Jumlah anggota keluarga: a. 2 orang c. 4 orang e.>5 orang b. 3 orang d. 5 orang 8. Domisili/asal tempat tinggal: B. Unit Usaha dan Pendapatan 1. Apa unit usaha yang Anda miliki/ kelola? a. Warung makanan c. Penginapan b. Kios Cinderamata d. Lainnya 2. Sudah berapa lama Anda mendirikan usaha ini?.. tahun atau. bulan 3.Sebelum Anda memiliki unit usaha ini, apakah ada unit usaha yang Anda miliki? a. Ya b. Tidak Jika ya, apa unit usaha tersebut...dan dimana Anda mendirikannya 4. Kapan Anda membuka usaha Anda di kawasan ini? a. Setiap hari b. Hari. 5. Berapa jumlah hari kerja dalam satu minggu? a. 5 hari b. 7 hari c. 6 hari 6. Berapa lama Anda bekerja dalam satu hari a. 5 jam b. 7 jam c. 6 jam 7. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja dengan Anda Lokal. orang Non lokal... orang 8. Berapa besarnya pendapatan Anda sebelum membuka usaha disini? Berapa besarnya pendapatan dari unit uasaha yang Anda miliki terkait dengan kegiatan wisata di kawasan ini? a. Hari biasa (senin-jumat) Rp../ hari b. Hari Sabtu/Minggu Rp../ hari c. Hari libur Rp../ hari 10. Berapa pendapatan Anda per bulan? Rp Berapa modal yang Anda keluarkan untuk membuka usaha? Rp 12. Biaya apa yang Anda keluarkan selama membuka usaha? a. Biaya sewa Tepatnya: Rp. b. Biaya perizinan Tepatnya: Rp c. Biaya bahan baku Tepatnya: Rp d. Biaya gaji tenaga kerja Tepatnya: Rp e. Biaya transportasi Tepatnya: Rp f. Pemeliharaan alat Tepatnya: Rp C. Persepsi Responden Terhadap Kawasan Wisata Floating Market Lembang 1. Bagaimana kemudahan dalam mencapai lokasi ini? a. Sangat mudah c. Cukup Mudah b. Mudah d. Sulit 2. Secara umum, keindahan alam di sekitar tempat wisata ini menurut Anda: a. Sangat indah c. Cukup indah b. Indah d. Kurang indah 3. Bagaimana fasilitas di kawasan ini? a. Sangat lengkap c. Cukup lengkap b. Lengkap d. Kurang lengkap 4. Bagaimana kondisi fasilitas di kawasan ini?

88 76 No Keterangan Sangat Baik Baik Buruk Sangat Buruk Tidak tersedia 1. Toilet 2. Mushola 3. Tempat sampah 4. Tempat makan 5. Kios Cinderamata 6. Kantor informasi 7. Papan Interpretasi 8. Guide/ Interpreter 5. Keadaan keamanan di tempat ini: a. Sangat aman c. Cukup aman b. Aman d. Kurang aman 6. Kebersihan di tempat ini: a. Sangat bersih c. Cukup bersih b. Bersih d. Kurang bersih 7. Bagaimana kepuasan Anda terhadap jasa wisata yang ditawarkan? a. Sangat puas c. Cukup puas b. Puas d. Kurang puas D. Harapan dan Saran 1. Apa harapan dan saran Anda dari keberadaan wisata Lembang Floating Market? Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di kawasan Lembang Floating Market? (jawaban boleh lebih dari satu) Terimakasih telah menjadi responden dalam penelitian ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Anda. Amin

89 77 Lampiran 6 Kuisioner penelitian untuk tenaga kerja DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN Jalan Kamper Level 5 Wing 5 Kampus IPB Darmaga Bogor Telepon (0251) , (0251) , Fax (0251) KUESIONER PENELITIAN UNTUK TENAGA KERJA Nomor Responden : Nama : Alamat : No. HP : Tanggal : Status Hari : Biasa/Libur Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam (Studi Kasus: Floating Market Lembang, Bandung) oleh Denadia Mutty, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi, dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih. Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan 2. Usia: Status : a. Menikah b. Belum Menikah 4. Pendidikan Terakhir: a. SD c. Perguruan Tinggi d. Pascasarjana b. SLTP/Sederajat d. SLTA/Sederajat 5. Pekerjaan : Pendapatan : a. < Rp ,00 =Rp... b. Rp ,00 - < ,00 = Rp... c. Rp ,00 - < ,00 =Rp... d. Rp ,00 - < ,00 =Rp... e. Rp ,00 = Rp...

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam, pasal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soewantoro (1977) dalam Sari (2007), objek wisata alam adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soewantoro (1977) dalam Sari (2007), objek wisata alam adalah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Objek Wisata Alam Menurut Soewantoro (1977) dalam Sari (2007), objek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi dan berdaya tarik bagi wisatawan serta ditujukan untuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kota Solo. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan

IV. METODE PENELITIAN. Kota Solo. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Grojogan Sewu yang terletak di Kelurahan Kalisoro dan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang memiliki kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan yang melimpah dengan jumlah total pulau mencapai 17.508 pulau

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan pada obyek dan daya tarik wisata, penilaian manfaat wisata alam, serta prospek

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai obyek

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN

ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN ANALISIS PERMINTAAN DAN SURPLUS KONSUMEN TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG DENGAN METODE BIAYA PERJALANAN RANI APRILIAN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012). 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terletak di daerah tropis yang memiliki karakteristik kekayaan hayati yang khas dan tidak dimiliki oleh daerah lain di dunia. Keanekaragaman jenis flora dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 dalam Alexa (2009), yang dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis dan maritim yang kaya akan sumber daya alam. Berada pada daerah beriklim tropis menjadikan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan Intruksi Presiden nomor 16 tahun 2005 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG

ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG Reka Loka PWK - Itenas No.x Vol. xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2013 ANALISIS DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DI PULAU TIDUNG ACHADIAT DRITASTO, IR., MT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan oleh laut, Indonesia merupakan salah satu Negara

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan oleh laut, Indonesia merupakan salah satu Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar, yaitu; Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua dan belasan ribu pulau

Lebih terperinci

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR Oleh : MUKHAMAD LEO L2D 004 336 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai Pariwisata dan dukungan teknologi di dalamnya yang bertujuan untuk memajukan daerah pariwisata itu sendiri telah banyak dipublikasikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA. Referensi Utama: Utama, I Gusti Bagus Rai. (2015). Pengantar Industri Pariwisata. Penerbit Deepublish Yogyakarta CV. BUDI UTAMA. Url http://www.deepublish.co.id/penerbit/buku/547/pengantar-industri-pariwisata

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta

IV. METODOLOGI PENELITAN. Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta IV. METODOLOGI PENELITAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di objek wisata Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Penelitian lapang dilakukan selama dua bulan, yaitu Maret-April

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries), 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini perhatian terhadap pariwisata sudah sangat meluas, mengingat bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntungan bagi negara yang menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain

BAB I PENDAHULUAN. sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang perkembangannya memicu sektor lain untuk berkembang karena kegiatan pada sektor-sektor lain menghasilkan produk-produk yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, yang dimaksud pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan sumber pertumbuhan baru bagi bangsa Indonesia untuk keluar dari cengkeraman krisis ekonomi.

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H44050654 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara, dengan adanya pariwisata suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas. memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara dengan lautan dan pesisir yang luas memiliki potensi untuk pengembangan dan pemanfaatannya. Lautan merupakan barang sumber daya milik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata

III. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan pada objek dan daya tarik wisata, teknik pengukuran manfaat wisata alam dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Nasional Undang-undang No. 5 Tahun 1990 menyatakan bahwa taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Program pengembangan dan pendayagunaan

Lebih terperinci

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi kegiatan wisata alam dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman modern ini pariwisata telah berubah menjadi sebuah industri yang menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO (United Nations World

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H

ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA ALAM (Studi Kasus : Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor) MILASARI H44050654 DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO

ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO ANALISIS ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI WISATAWAN UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KE PEMANDIAN AIR PANAS CV ALAM SIBAYAK BERASTAGI KABUPATEN KARO SKRIPSI ARDIAN SURBAKTI H34076024 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah yang memiliki industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Pariwisata berasal dari bahasa Sangsakerta, terdiri dari dua suku kata, yatu pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor strategis dalam pengembangan perekonomian Indonesia adalah sektor pariwisata. Selain sebagai salah satu sumber penerima devisa, sektor ini juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada masa sekarang kepariwisataan menjadi topik utama di seluruh dunia. Isu-isu mengenai pariwisata sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat luas baik di Indonesia

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu. dan juga berlokasi tidak jauh dari pusat kota sehingga prospek pengelolaan dan

IV. METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu. dan juga berlokasi tidak jauh dari pusat kota sehingga prospek pengelolaan dan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di objek wisata Pantai Mutun MS Town dan Pulau Tangkil yang terletak di Desa Mutun, Kecamatan Padang Cermin, Kelurahan Lempasing, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Wisata Tirta Sanita yang terletak di Desa Bojong Indah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Menyan. Hal ini dilakukan karena dermaga tersebut menjadi pusat kegiatan

METODE PENELITIAN. Menyan. Hal ini dilakukan karena dermaga tersebut menjadi pusat kegiatan 32 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kawasan wisata bahari sekitar Teluk Ratai. Lokasi yang menjadi fokus penelitian ini adalah Dermaga Ketapang yang berada di Desa

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Adanya kegiatan wisata di Hutan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program

I. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata di Indonesia saat ini semakin mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara pada saat ini lebih fokus berorientasi kepada industri non migas seperti industri jasa yang didalamnya termasuk industri pariwisata,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi untuk untuk dikembangkan baik dalam sektor pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam dan menarik untuk di kembangkan sebagai obyek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam dan menarik untuk di kembangkan sebagai obyek dan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis Indonesia yang sangat strategis karena berada di dua benoa yakni Benoa Asia dan Benoa Australia sehingga Indonesia mempunyai iklim tropis dan hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor migas yang sangat potensial dan mempunyai andil besar dalam membangun perekonomian yang saat

Lebih terperinci

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik di darat maupun di laut. Hal ini didukung dengan fakta menurut Portal Nasional

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada TINJAUAN PUSTAKA Ekowisata Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada juga yang menterjemahkan sebagai ekowisata atau wisata-ekologi. Menurut Pendit (1999) ekowisata terdiri

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011) I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kekayaan alam merupakan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Indonesia diberikan anugerah berupa kekayaan alam yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata di Indonesia pada saat ini mulai berkembang menjadi satu industri di bidang jasa yang berusaha untuk menarik dan memberikan pelayanan untuk memuaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik itu alam pegunungan (pedesaan), alam bawah laut, maupun pantai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. untuk datang berkunjung dan menikmati semuanya itu. ekonomi suatu negara. Ada beberapa hal yang menjadi potensi dan keunggulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari beberapa pulau dengan potensi alam dan budaya yang berbeda-beda antara satu pulau dengan pulau lainnya. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

Oleh : Slamet Heri Winarno

Oleh : Slamet Heri Winarno Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata

Lebih terperinci

Analisis Dampak Ekonomi Wisata Hiu Paus Terhadap Pendapatan Masyarakat Batubarani Gorontalo

Analisis Dampak Ekonomi Wisata Hiu Paus Terhadap Pendapatan Masyarakat Batubarani Gorontalo Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan 2016, Vol. 5, No. 2, 136-143 Analisis Dampak Ekonomi Wisata Hiu Paus Terhadap Pendapatan Masyarakat Batubarani Gorontalo Eduart Wolok * Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Daya Saing Sektor Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Metode Shift Share Metode shift share digunakan dalam penelitian ini untuk melihat

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Peluang sektor pariwisata cukup prospektif, karena selain sebagai salah satu sektor pendorong pertumbuhan ekonomi, sektor pariwisata berpeluang untuk dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 18 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka mencapai cita cita bangsa indonesia sebagai bangsa yang mandiri,

Lebih terperinci

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor pariwisata saat ini telah menjadi sektor industri yang sangat besar di dunia. Pertumbuhuan pariwisata saat ini merupakan bentuk nyata dari perjalanan

Lebih terperinci

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR Oleh: TUHONI ZEGA L2D 301 337 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti banyak, berkali-kali, dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti banyak, berkali-kali, dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pariwisata Kata pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang di luar tempat tinggalnya, bersifat sementara untuk berbagai tujuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung

PENDAHULUAN. dan juga nursery ground. Mangrove juga berfungsi sebagai tempat penampung PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia kaya dan beranekaragam sumberdaya alam. Satu diantara sumberdaya alam di wilayah pesisir adalah ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya. Bagi sebagian orang, berwisata menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci