BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 A. Gambaran Umum Hypermart 1. Sejarah Berdirinya Hypermart BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berawal dari Matahari toko kecil seluas 150 m 2 di daerah Pasar Baru Jakarta bernama Mickey Mouse yang didirikan oleh Bapak Harry Darmawan beserta istrinya, Anna Janti pada tangal 24 Oktober Tahun itu merupakan tonggak sejarah bagi usaha ritel Matahari. Pak Harry beserta istrinya bahu membahu merintis usaha mereka dengan cara menjual pakaian yang dijahit langsung oleh istrinya dengan dibantu karyawannya yang berjumlah sepuluh orang pada waktu itu. Pada tahun 1972 Hary Darmawan memutuskan untuk membeli toko De Zon yang luasnya enam kali lebih basar Mickey Mouse. Harry menerjemahkan nama toko berbahasa Belanda itu menjadi arti yang sama yaitu Matahari. Merasa yakin akan perkembangan usahanya, Hary berani meminjam uang dari bank yang digunakanya untuk merenovasi total toko tersebut dengan menghadirkan fasilitas escalator pertama di Jakarta. Tercatat Store Manager untuk toko Matahari pertama ini adalah Kho Tjoeng. Pada masa itu pula logo matahari diciptakan oleh sahabat Harry sendiri seorang berkebangsaan Jepang yang bernama Mr. Takashi. Penataan barang di toko pada waktu itu juga bergaya Jepang sedangkan barang yang dijual banyak merupakan barang import karena produksi lokal tidak ada. Pada masa itu Matahari merupakan toko yang paling ekslusif di Indonesia. Ini menjadikan kawasan Pasar Baru menjadi ramai dan lebih hidup. Sekitar tahun 1975, terjadi perubahan kebijakan di bidang perdagangan RI, yaitu larangan barang dari luar negeri. Sejak saat itu Matahari mengubah target pasarnya menjadi kelas menengah dan banyak menjual pakaian dalam negeri. Pemasok pertamanya antara lain perusahaan Great River Indonesia. Perlahan tapi pasti matahari mulai merambah ke kota-kota besar seperti Bogor, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Medan dan Cirebon. Ekspansi bisnis Matahari yang pertama ditandai dengan mengoperasikan supermarket Super Bazaar pada 14 Juli Pada tahun 2000, Super Bazaar berganti nama menjadi Matahari Supermarket. Pada tahun 2002, Matahari memisahkan bisnis inti menjadi bisnis independen demi kemajuan perusahaan dengan mengembangkan bisnis perusahaan baru seperti Matahari Supermarket.

2 Sebagai perusahaan retail pertama asli dari Indonesia, PT. Matahari Putra Prima Tbk tidak ingin visinya menciptakan suasana belanja yang nyaman dan lengkap hanya sebatas impian. Didukung tenaga profesional di bidangnya yang berpayung pada visi dan misi yang sama, Matahari memperluas cakupan bisnisnya kepada pengoperasian supermarket yang dikibarkan dengan bendera Super Bazaar pada tahun Lokasi pertamanya bertempat di Pasar Baru 14. Berkat kerja keras segenap elemennya berbalut akar budaya perusahaan yang kuat, Super Bazaar berekspansi ke Melawai, Pasar Senen dan di Lengkong Bandung, Labuan. Kesuksesannya membawa Super Bazaar berkembang hingga ke kota-kota besar di luar Jakarta. Bisnis Matahari di sektor makanan bukanlah pekerjaan yang mudah. Saat pertama kali memulai bisnisnya, Matahari mengalami banyak kerugian karena tidak memiliki pengalaman dan jam terbang dalam bidang penjualan makanan seperti daging dan buah-buahan segar. Agar tetap eksis, Matahari mendatangkan para ahli di bidang makanan segar untuk memberi konsultasi, membuat sistem dan menata bisnisnya. Beberapa pakar food business retail dari luar negeri juga turut didatangkan untuk memberikan pelatihan. Kebutuhan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari semakin membesar. Supermarket saja tak cukup. Perlu didirikan hypermarket, sebuah konsep belanja dengan koleksi barang yang jauh lebih lengkap, Matahari memandang bahwa Marketplace bisa ditingkatkan dari supermarket menjadi hypermarket. Inovasi baru pun ditawarkan dengan mengganti Marketplace di WTC Serpong menjadi Hypermart, hypermarket Matahari yang pertama, dioperasikan 22 April Perjalanan Hypermart merintis langkahnya di Indonesia tidak bisa dikatakan singkat. Mulai beroperasi pada 2004, Hypermart yang kala itu hadir sebagai peritel paling bungsu, mengejar ketertinggalannya untuk menunjukkan kepada publik: Inilah peritel asli Indonesia yang lahir dari Bumi Pertiwi dan mampu bersaing dengan peritel asing. Kini, di usianya yang ke-9 Hypermart ingin menunjukkan bahwa keinginannya menjadi No.1 Multi Format Food Retail di Indonesia bukanlah sebuah mimpi semata. Di usia yang masih muda, Hypermart menjadi hypermarket pertama yang berhasil membuka gerai ke-91 di Indonesia Tahun ini Hypermart bersiap-siap membuka tokonya yang ke-92. Momentum ini sekaligus menjadi refleksi perjalanan Hypermart di Indonesia: Kini Hypermart memiliki tantangan untuk mewujudkan visinya menjadi pemimpin pasar hypermarket pada tahun 2014.

3 Dengan konsep baru yang memudahkan konsumen menemukan barang belanjaan primer dan sekunder dalam satu tempat, Hypermart didesain dengan suasana hangat, menyenangkan dan bersahabat. Konsep yang dibawa Hypermart mendapat sambutan positif bagi pelanggan, dimana Tingkat kunjungan terus meningkat dan terus dikembangkan. Pembangunan gerai yang begitu cepat ini menempatkan Hypermart sebagai hypermarket yang tercepat dalam pembangunan outlet di Indonesia. Kini Hypermart memiliki tantangan untuk mewujudkan visinya menjadi pemimpin pasar hypermarket pada tahun Hypermart memang pintar mengambil hati konsumennya. Hal ini tercermin dari berbagai langkahnya dalam memanjakan konsumen. Ada satu yang menjadi trademark Hypermart dibanding para kompetitor di kelasnya. Untuk beberapa item barang, Hypermart memberikan ikon cek harga dengan ilustrasi kaca pembesar. Ini artinya Hypermart memberikan jaminan harga termurah dibanding barang yang dijual di tempat sejenis lainnya. Jika ada yang lebih murah, Hypermart akan mengganti selisihnya dua kali lipat. Kenyamanan berbelanja di Hypermart juga ditambah dengan adanya layanan jasa antar untuk produk-produk elektronik (radius tertentu) untuk para konsumennya. Langkah ini akan terus dibarengi dengan memperkuat logistik, menyelenggarakan pelatihan rutin bagi SDM serta peningkatan sistem IT ter-up date yang mengikuti perkembangan jaman. Jaringan outlet di seluruh Indonesia juga akan terus dibuka. Pembukaan gerai Hypermart yang ke-91, menandai kesungguhannya untuk mengukuhkan posisinya di pasar hypermarket Indonesia. Dalam sembilan tahun terakhir telah berdiri 91 gerai. Tahun ini Hypermart bersiap-siap membuka outletnya yang ke Struktur Organisasi Hypermart memiliki struktur organisasi yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan kantor pusat. Dalam bentuk ini setiap atasan hanya berwenang memerintahkan kepada bawahanya langsung, sebaliknya setiap karyawan hanya bertanggung jawab kepada pemimpin yang langsung membawahinya. Berikut ini Struktur organisasi Store Hypermart cabang (PT. Matahari Putra Prima, Tbk).

4 STRUKTUR ORGANISASI HYPERMART GORONTALO MALL 296 HEAD OFFICE PT. Matahari Putra Prima, Tbk STORE MANAGER HYPERMART GORONTALO DIVISI MANAGER GROCERIES DIVISI MANAGER GMS DIVISI MANAGER FRESH DEPARTEMEN MANAGER. - SUPPORT - PERSONALIA - FRONT END LOSS PREVENTION RECEIVING (XPDC) DEPARTEMEN MANAGER GROCERIES. - HBC (NON FOOD) - DRINK GRC DRY (FOOD) DEPARTEMEN MANAGER. -BAZAAR HOUSE HOLD / TOYS - STATIONARY/DIY - SOFTLINE - ELEKTRONIK DEPARTEMEN MANAGER. - PRODUCE - MEAT & - SEAFOOD - BAKERY READY TO EAT

5 SUPERVISOR/ TEAM LEADER -SUPORT -PERSONALIA -FRONT END LOSS PREVENTION -RECEIVING SUPERVISOR / TEAM LEADER - HBC (NOON FOOD) - DRINK GRC DRY (FOOD) SUPERVISOR / TEAM LEADER - BAZAAR HOUSE HOLD / TOYS - STATIONARY/DIY - SOFTLINE - ELEKTRONIK SUPERVISOR / TEAM LEADER - PRODUCE - MEAT & - SEAFOOD - BAKERY READY TO EAT - STAFF STAFF STAFF STAFF Sumber : Hypermart, 2013 Dari Struktur organisasi dapat dilihat secara garis besar bagaimana perusahan menggerakan para personilnya yang ada di dalam perusahaan tersebut agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancer. Berikut ini tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepada setiap bagian organisasi pada Hypermart Gorontalo. Berikut ini adalah bidang pekerjaan secara garis besar : a. Store General Manager atau yang lebih dikenal dengan sebutan S01 adalah manager toko secara keseluruhan dan menempati kedudukan yang mempunya peran penting di toko. S01 mempunyai kewajban-kewajiban dan hak-hak tertentu yang harus dijalankan dengan baik demi mencapai apa yang diharapkan toko. Selain itu, S01 juga harus memberikan motivasi kepada bawahannya agar mereka mempunyai semangat kerja yang optimal sehingga pekerjaan bisa diselesaikan dengan cepat dan tuntas. b. Divisi manager yaitu manager yang menempati kedudukan kedua setelah S01. Tidak jauh berbeda divisi manager pun mempunyai tugas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan. Divisi manager di Hypermart terdiri dari dua orang yaitu divisi manager GMS dan Fresh. c. Departement manager yaitu manager yang memiliki kedudukan kedua setelah divisi manager. Departement manager bertanggung jawab atas departementnya masing-masing.

6 d. Team leader yaitu ketua dari beberapa staff dari department tertentu. Pada umumnya team leader terdiri dari satu sampai dua orang. Tugas team leader adalah menggerakan bawahan-bawahannya (staff) dalam rangka menyelesaikan suatu pekerjaan. e. Staff adalah karyawan yang melakukan pekerjaan di area secara langsung atas bimbingan dari team leader dan department manager. A. Identitas Responden Konsumen yang menjadi responden dalam berbelanja komoditi hortikultura di Hypermart Gorontalo meliputi penelitian ini adalah konsumen yang umur, pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, dan jenis kelamin. Adapun penjelasan karateristik responden yang mengisi koesiner penelitian sebagai berikut. 1. Umur Umur merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh responden yang mengisi koesioner impulse buying dan kepuasan konsumen. Responden yang membeli hortikultura pada umumnya adalah konsumen rumah tangga yang memiliki usia 22 tahun keatas. Adapun umur responden ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%) , , Jumlah Sumber : Data diolah, Tabel 2 menunjukkan bahwa usia responden yang mengisi kuesioner adalah 22 sampai 42 tahun. Dari hasil tabel tersebut responden terbanyak yang mengisi kuesioner adalah usia 38-

7 42 tahun yaitu 10 orang atau 33.3%, dan yang terkecil adalah usia lebih dari tahun yaitu 5 orang atau 16.7%. 2. Pendidikan Tingkat pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting, karena tingkat pendidikan menunjukan kemampuan dan pengetahuan responden dalam menentukan pilihan maupun kualitas produk, dalam hal ini pengetahuan tentang komoditi hortikultura Adapun tingkat pendidikan responden dapat terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 SMA D S1 9 30,0 Jumlah Sumber : Data diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa karakteristik responden yang mengisi kuesioner terdiri dari SMA, D3 dan SI. Dari ketiga tingkat pendidikan, responden yang terbanyak adalah pendidikan SMA yaitu 17 orang atau 56.7%. Sedangkan pendidikan responden yang paling sedikit di tingkat pendikan D3 yaitu 4 orang atau 13.3 %. 3. Pekerjaan Selain pendidikan, pekerjaan merupakan faktor penting yang mempengaruhi konsumen dalam membeli komoditi hortikultura. Hal ini dilihat pada kemampuan seseorang membeli komoditi hortikultura yang disesuaikan dengan pendapatan. Pada umumnya pekerjaan responden yang mengisi kuesioner adalah sebagai ibu rumah tangga dan sebagian lagi memiliki pekerjaan lain. Untuk lebih jelas pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Ibu Rumah Tangga Lainnya

8 Jumlah Sumber : data diolah, 2013 Bedasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa pekerjaan responden terbanyak yang mengisi koesioner adalah PNS yaitu 8 orang atau 26.6% sedangkan pekerjaan responden yang paling sedikit adalah ibu rumah tangga yaitu 5 orang atau 16.7 %. 4. Tingkat Pendapatan Pendapatan dapat menjelaskan kemampuan seseorang dalam kaitannya dengan perilaku seseorang. Tabel responden mengenai pendapatan disajikan pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan No. Pendapatan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Rp Rp ,0 2 Rp Rp Rp Rp > Rp ,0 Jumlah Sumber : Data diolah, Tabel 5 menunjukkan bahwa pendapatan sebagian responden adalah Rp Rp yaitu sebanyak 12 orang atau 40 %, diikuti oleh responden yang berpenghasilan dari Rp Rp yaitu sebanyak 5 orang atau %. Dan lebih dari Rp sebanyak 6 orang atau 20%. 5. Jenis Kelamin Lokasi Hypermart merupakan sebuah lokasi untuk berbelanja yang memungkinkan bahwa konsumen yang ada di dalamnya bervariasi dalam jenis kelaminnya. Komposisi responden menurut jenis kelamin disajikan tabel 6 berikut. Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%) 1 Perempuan Laki-laki 9 30 Jumlah Sumber : Data diolah, 2013.

9 Bedasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah perempuan yaitu sebanyak 21 orang (70%) sedangkan responden laki-laki sebanyak 9 orang atau 30%. Hal ini dikarenakan perempuan seringkali lebih aktif berbelanja dibanding pria. B. Uji Validitas Dan Reliabilitas Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu harus diuji cobakan untuk melihat keampuhan instrumen. Uji instrumen sangat penting dilakukan untuk mengukur hasil kuesioner penelitian. Dalam uji instumen kuesioner penelitian impulse buying dan kepuasan konsumen dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Adapun uji instrumen validitas dan reliabilitas sebagai berikut: 1. Uji Validitas Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Misalnya peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengukuran pengumpulan data penelitian, maka kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang dikumpulkan adalah data yang valid. Oleh sebab itu sebelumnya diukur validitas (Singarimbun dan Effendi, 2006: 67). Pengujian validitas dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus korelasi product moment. r hitung diperoleh dari hasil analisis data, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai r tabel (95% ; 13). Untuk lebih jelas hasil uji validitas dalam kuesioner dapat dilihat pada Tabel 5.

10 Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas Angket Penelitian. No Variabel Indikator r hitung r tabel Keterangan 1 Impulse Valid Buying Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid 2 Kepuasan Konsumen Sumber: Data diolah, Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid ,553 Valid Tabel 5. hasil uji validitas kuesioner sebanyak 15 orang menunjukkan bahwa variabel Impulse buying dan kepuasan konsumen masing-masing indikator pertanyaan dalam kuesioner ini mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari rtabel. Adapun pertanyaan yang tdk valid adalah pertanyaan mengenai iklan dan media terhadap impulse buying ini berarti bahwa tak selamanya media dapat mempengaruhi konsumen berbelanja secara tiba-tiba. Dari hasil pengujian validitas tersebut menunjukkan bahwa variabel Impulse buying konsumen ada 18 indikator pertanyaan tersebut hasilnya adalah valid. 2. Uji Reliabilitas dan kepuasan Uji reliabilitas sangat penting dilakukan dalam suatu penelitian. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan

11 kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama (Singarimbun dan Effendi, 2006 : 71). Pengujian reliabilitas dalam penelitian Impulse buying dan kepuasan konsumen ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha yaitu untuk melihat alat pengukur dalam penelitian ini dapat dipercaya atau diandalkan. Untuk lebih jelas hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Pengujian Reliabilitas Angket Penelitian. No Variabel Alpha Keterangan 1 Impulse Buying 0,847 Reliabel 2 Kepuasan Konsumen 0,830 Reliabel Sumber: Data diolah, Tabel 6 hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian menunjukkan bahwa semua variabel Impulse buying dan kepuasan konsumen mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas > 0.6 hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang reliabel karena hasil uji reliabilitas semuanya memuaskan. C. Deskripsi Hasil Penelitian Deskripsi hasil penelitian yaitu memberikan gambaran tentang tanggapan konsumen terhadap kepuasan konsumen dan impulse buying komoditi hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo, Untuk melihat seberapa jauh tanggapan responden terhadap kepuasan konsumen terhadap pembelian komoditi hortikultura maka jawaban responden tentang variabel kualitas pelayanan, kualitas produk, dan komunikasi diukur dengan skala likert yang diberi nilai skor 1 sampai 5. Nilai dari jawaban responden ditabulasikan berdasarkan hasil kuesioner yaitu nilai terendah 5 dan nilai tertinggi 18. Adapun hasil gambaran variabel kepuasan konsumen dan impulse buying sebagai berikut : 1. Kepuasan Konsumen a. Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi. kualitas pelayanan adalah segala sesuatu yang dapat memuaskan konsumen yang sediakan pihak perusahaan yaitu komoditi hortikultura. Indikator kualitas pelayanan dalam penelitian ini meliputi: bangunan interior, kecepatan dalam melayani konsumen. Untuk melihat seberapa jauh tanggapan konsumen tentang

12 variabel kualitas pelayanan yang di lakukan oleh Hypermart di Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Kualitas Pelayanan Untuk Kepuasan Konsumen Hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo. NO Interval Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Lebih Dari Frekuensi Kurang Dari Jumlah 100 Komoditi Sumber : Data diolah, Berdas arkan Tabel 7. menunjukan bahwa interval dimulai skor yaitu dari interval 5-6 sampai interval Skor tertinggi pada interval yaitu 14 responden atau %. Sedangkan skor terendah pada interval 5 10 dan yaitu 1 responden atau 3.33 %. Berdasarkan hasil tersebut secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah dengan simpangan baku Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen komoditi hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Persentase Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan Menurut Item Jawaban NO Pertanyaan 1 Bangunan dan interior Hypermart bagus dan menarik 2 Karyawan Hypermart selalu cepat dalam menyelesaikan Sangat Setuju Agak Tidak Sangat tidak

13 permintaan konsumen 3 Komoditi hortikultura yang ada di Hypermart Gorontalo lengkap dan sesuai harapan Karyawan Hypermart berpenampilan bersih bersih dan menarik. Rata-rata Sumber : Data diolah, Tabel 8. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut item. Ada empat pertanyaan yang menjadi item kualitas pelayanan. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang memberikan jawaban dan sangat dari setiap item pertanyaan adalah 86 %, sehingga dapat disimpulkan sikap konsumen terhadap pelayanan pembelian komoditi hortikultura di Hypermat Kota Gorontalo adalah sangat baik. Hal ini disebabkan karena baiknya pelayanan yang diberikan perusahaan terhadap konsumen b. Kualitas Produk Kualitas Produk merupakan inti dari suatu penjualan, tanpa adanya kualitas produk maka variabel kepuasan konsumen lain tidak memiliki nilai guna. Kualitas dan keunggulan produk itu memiliki hubungan besar dalam kepuasan konsumen untuk membeli produk yang akan ditawarkan. Semakin baik kualitas dan manfaat produk yang ditawarkan maka semakin banyak peluang produsen untuk dapat mempertahankan produk dari pesaing lainnya. Kualitas Produk adalah segala sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan konsumen yang dipasarkan oleh pihak produsen, yaitu komoditi hortikultura. Indikator kualitas produk dalam penelitian ini meliputi: rasa, kemasan, dan ekspair. Untuk melihat seberapa jauh tanggapan konsumen tentang variabel kualitas produk untuk kepuasan konsumen komoditi hortikultura di hypermart Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 9. NO Interval Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Lebih Dari Frekuensi Kurang Dari

14 Tabel Jumlah Distribusi Frekuensi Kualitas Produk untuk Kepuasan Konsumen Komoditi Hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo. Sumber : Data diolah, Berdasarkan Tabel 9. menunjukan bahwa skor interval yaitu dimulai dari interval 6-7 sampai interval Skor tertinggi pada interval yaitu 10 responden atau %. Sedangkan skor terendah pada interval 6 7 yaitu 2 responden atau Berdasarkan hasil tersebut secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah 20.4 dengan simpangan baku Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variabel kualitas produk terhadap kepuasan konsumen komoditi hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Persentase Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk Menurut Item Jawaban NO Pertanyaan Sangat Setuju Agak Tidak Sangat tidak Komoditi hortikultura yang ada di Hypermart rasanya baik Komoditi hortikultura memiliki kemasan yang menarik 3. Persediaan komoditi hortikultura yang ada masih segar-segar

15 4. Massa expired komoditi hortikultura dapat diketahui Rata -rata Sumber : Data diolah, Tabel 10. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut item. Ada empat pertanyaan yang menjadi item kualitas produk. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang memberikan jawaban dan sangat dari setiap item pertanyaan adalah 71.66%, sehingga dapat disimpulkan kepuasaan konsumen terhadap kualitas produk komoditi hortikultura di Hypermat Kota Gorontalo adalah sangat baik. Hal ini disebabkan karena Hal ini disebabkan komoditi hortikultura memiliki keunggulan dari rasa, kemasan, dan ekspaired. c. Komunikasi Orang-orang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan, atau instruksi, memberi informasi, mengemukakan ide/pendapat. Disini kepuasan konsumen dapat tercapai ketika komunikasi yang di bangun oleh perusahan sangat baik. Untuk melihat seberapa jauh komunikasi konsumen dan karyawan tentang kepuasan pembelian komoditi hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Distribusi Frekuensi Komunikasi untuk Kepuasan Konsumen Komoditi Hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo. Sumber : Data NO Interval Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Lebih Dari Frekuensi Kurang diolah, Berdasarka n Tabel 11. menunjukan bahwa interval dimulai skor yaitu dari interval 8-9 sampai interval Skor tertinggi pada interval yaitu 8 responden atau %. Sedangkan skor terendah pada interval 8 9 yaitu 2 responden atau 6.66 %. Berdasarkan hasil Dari Jumlah 100

16 tersebut secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah dengan simpangan baku Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variabel komunikasi terhadap kepuasan konsumen komoditi hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Persentase Responden Terhadap Variabel Komunikasi Menurut Item Jawaban NO Pernyataan Sangat Setuju Agak Tidak Sangat tidak Karyawan hypermart selalu ramah saat konsumen masuk hypermart Konsumen yang kelihatan kebingungan, langsung di hampiri oleh karyawan 3. Seringkali karyawan langsung menayakan apa yang konsumen butuhkan 4. Tersedia layanan via telepon untuk konsumen hypermart Rata -rata Sumber : Data diolah, Tabel 12. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut item. Ada empat pertanyaan yang menjadi item komunikasi. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang memberikan jawaban dan sangat

17 dari setiap item pertanyaan adalah %, sehingga dapat disimpulkan kepuasaan konsumen terhadap kualitas produk komoditi hortikultura di Hypermat Kota Gorontalo adalah sangat baik. Hal ini disebabkan karena komunikasi yang dibangun oleh karyawan hypermart dan konsumen sangat baik. 2. Impulse Buying Terjadinya impulse buying pada konsumen umumnya adalah pertama produk yang memiliki harga yang rendah sehingga konsumen tidak perlu berfikir untuk menghitung budget yang dikeluarkan. Kedua adalah produk-produk yang memiliki mass marketing, sehingga ketika berbelanja konsumen ingat bahwa produk tersebut tersebar pernah diiklankan di televisi. Ketiga adalah tingkat pendapatan yang relatif tinggi dapat membuat konsumen langsung membelii. Biasanya konsumen mengambil produk ini karena dianggap murah dan tidak terlalu membebani keranjang atau kereta belanjanya. Untuk melihat seberapa jauh impulse buying pembelian komoditi hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 13 Tabel 13. Distribusi Frekuensi Impulse Buying Komoditi Hortikultura di Gorontalo. Hypermart Kota NO Interval Skor Frekuensi Persentase (%) Sumber : Data diolah, Berdasarka n Tabel 13. menunjukan bahwa interval skor yaitu dimulai dari interval sampai interval Skor tertinggi pada interval yaitu 17 responden atau %. Sedangkan skor terendah pada interval yaitu 2 responden atau 6.66 %. Berdasarkan hasil tersebut secara keseluruhan rata-rata skor yang dicapai responden adalah dengan simpangan baku Frekuensi Lebih Dari Frekuensi Kurang Untuk lebih jelas tanggapan responden dari masing-masing indikator variabel Impulse Buying Dari , Jumlah 100 komoditi hortikultura di Hypermart Kota Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 14.

18 Tabel 14. Persentase Responden Terhadap Variabel Impulse Buying Menurut Item Jawaban (%) NO Pernyataan 1. Diskon produk komoditi hortikultura di hypermart, membuat saya membeli secara tiba-tiba 2. Brosur harga komoditi hortikultura yang di bagikan karyawan hypermart saat saya masuk menarik saya untuk membeli secara tiba-tiba 3. Terkadang saya karena iklan dan media cetak, keinginan saya untuk membeli 4. Saya suka mendapat banyak informasi mengenai hypermart sebelum membeli 5. Karena desain kemasanya yang baik tanpa berpikir panjang saya langsung membelinya Sangat Setuju Agak Tidak Sangat tidak Ekspired date yang telah di informasikan oleh karyawan membuat saya tertarik dan ingin membeli produk hortikultura 7. Harganya lebih murah di banding supermarket lain Jenis komoditi hortikultura lebih lengkap dan bervariasi disbanding supermarket lain. Rata-rata Tabel 14. menunjukan hasil jawaban responden yang disajikan dalam bentuk persentase jawaban menurut item. Ada delapan pertanyaan yang menjadi item impulse buying. Berdasarkan hasil tabel tersebut rata-rata persentase responden yang memberikan jawaban dan sangat dari setiap item pertanyaan adalah 75.25%, sehingga dapat disimpulkan impulse buying

19 komoditi hortikultura di Hypermat Kota Gorontalo adalah sangat baik. Hal ini disebabkan karena Diskon Media dan Desain Produk yang selalu ditingkatkan Hypermart di Kota Gorontalo. D. Analisis Korelasi Pearson Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan atanra impulse buying dengan kepuasan konsumen. Analisis Korelasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan impulse buying dengan kepuasan konsumen Hypermart di Kota Gorontalo. Adapun hasil perhitungan analisis korelasi pearson yaitu r = 0,826. Artinya hubungan antara impulse buying dan kepuasan konsumen mempunyai hubungan sangat kuat dimana r = 0,826 dan Sig = 0,00 Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara impulse buying dengan kepuasan konsumen. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, berarti semakin tinggi impulse buying maka semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen. Secara umum penelitian ini menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kepuasan konsumen dalam melakukan impulse buying terhadap komoditi hortikultura secara umum sudah baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya tanggapan kepuasan yang tinggi dari responden terhadap kondisi dari masing-masing variabel penelitian. Dari hasil tersebut selanjutnya diperoleh bahwa variabel kepuasan konsumen dalam beberapa itemnya memiliki hubungan yang positif terhadap impulse buying. ini dikarenakan bahwa dengan pemberian pelayanan, produk yang berkualitas dan komunikasi yang baik, maka hal tersebut akan menciptakan kepuasan dalam diri konsumen. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Tjiptono (2004 : 349).Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya sesuatu yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh konsumen. Untuk produk atau layanan dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat kepuasan yang berbeda-beda bagi konsumen yang berbeda. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus selalu memperhatikan kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Kemampuan penyedia jasa pelayanan yang ditunjukkan dengan kehandalan dalam bentuk kecepatan pelayanan, kemampuan karyawan, dan kehandalan karyawan dalam melayani konsumen akan dipertimbangkan dalam membentuk kepuasan konsumen.. Hal ini selanjutnya

20 akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi.berdasarkan hasil uji korelasi yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara kepuasan konsumen (kualitas pelayanan, kualitas produk dan komunikasi) dengan impulse buying konsumen pria dan wanita yang menjadi responden. Setiap variabel kepuasan konsumen memiliki hubungan yang positif dengan impulse buying, yang berarti bahwa jika kepuasan konsumen meningkat maka impulse buying juga meningkat. Hal ini dapat terjadi karena Hypermart memang pintar mengambil hati konsumennya. ini tercermin dari berbagai langkahnya dalam memanjakan konsumen. Hasil nyata dilapangan menunjukan bahwah tingkat kepuasan konsumen secara nyata dan ini bisa diukur melalui sikap konsumen Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2000 : 52). Teori tersebut mengabarkan bahwa perlunya pelayan yang maksimal oleh perusahan melalui karyawanya sehingga konsumen bisa merasakan kepuasan. Hasil analisi korelasi menunjukan bahwa kepuasan konsumen sangat kuat, dan dapat dilihat melalui Ciri-ciri konsumen yang puas Menurut Kotler, (2000) menyatakan ciri-ciri konsumen yang merasa puas sebagai berikut: a) Loyal terhadap produk konsumen yang puas cenderung loyal dimana mereka akan membeli ulang dari produsen yang sama b) Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) yang bersifat positif yaitu rekomendasi kepada calon konsumen lain dan mengatakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan ketika konsumen ingin membeli produk yang lain, maka perusahaan yang telah memberikan kepuasan kepadanya akan menjadi pertimbangan yang utama.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemajuan perekonomian mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku dan gaya hidup

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kota Gorontalo 4.1.1 Keadaan Geografis Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bonebolango.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Hypermart Kota Gorontalo, dengan waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan September-November Tahun 2013. B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hypermart Mall Puri Daan Mogot Kali Deres Jakarta Barat. Divisi membawahi bebarapa bagian, yaitu :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hypermart Mall Puri Daan Mogot Kali Deres Jakarta Barat. Divisi membawahi bebarapa bagian, yaitu : 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisa Organisasi 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Penulis melakukan penelitian pada salah satu Hypermart yaitu Hypermart Mall Puri Daan Mogot Kali Deres Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 47 Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data Bab ini berisi pengumpulan data dan hasil pengolahan data yang dilakukan berdasarkan metodologi yang telah disusun pada Bab 3. 4.1. Data Umum Perusahaan Data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian. dan kepuasan yang diberikan perusahan. Sedangkan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian. dan kepuasan yang diberikan perusahan. Sedangkan metode penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Enje Mart Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian Rancangan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- Faktor Strategi Bauran Pemasaran Jasa yang Memengaruhi Mahasiswa Memilih Program

Lebih terperinci

pelayanan dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. Penelitian bertujuan

pelayanan dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. Penelitian bertujuan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan di Susindo Swalayan Temanggung terhadap kualitas pelayanan dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian. Pengaruh Brand Image, Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian. Pengaruh Brand Image, Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan 107 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Survei Loyalitas Pelanggan Pengaruh Brand Image, Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan serta Dampaknya Pada Loyalitas Pelanggan Giant (hypermarket) di Wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Data Penelitian dilakukan terhadap kualitas pelayanan pada Warung Makan Gudeg Yu Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Depot Java Dancer Coffee, berada di Jl. Kahuripan 1 Malang. Alasan pengambilan lokasi ini karena pengunjung cukup banyak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Perpustakaan sekolah SD Islam Hidayatullah Semarang berdiri sejak tahun 1994 berdasarkan Surat Keputusan/SK yang dikeluarkan dan diresmikan oleh Ketua

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri ritel yang kian berkembang di Indonesia saat ini, menciptakan berbagai peluang yang cukup besar. Dimana menurut data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Giant Indonesia Giant didirikan pada tahun 1944 oleh keluarga Teng Meng Chun. Pada awal berdirinya berupa sebuah toko kecil di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia adalah 246 juta, dimana menempatkan Indonesia di urutan ke empat

BAB I PENDAHULUAN. dunia adalah 246 juta, dimana menempatkan Indonesia di urutan ke empat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Populasi Indonesia menurut Bank Indonesia tahun 2012 menurut Bank dunia adalah 246 juta, dimana menempatkan Indonesia di urutan ke empat berdasarkan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dunia usaha sekarang ini banyak yang secara sadar berorientasi pada konsumen. Hal yang harus dipahami oleh perusahaan selaku produsen,

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat.

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat. BAB l PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan dunia pendidikan semakin besar, sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat. Dalam perekrutan tenaga

Lebih terperinci

VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART

VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART VI ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PRIMA FRESH MART 6.1. Karakteristik Umum Responden Konsumen yang berbelanja di Prima Fresh Mart (PFM) memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis ritel adalah penjualan barang secara langsung dalam berbagai macam jenis seperti kios, pasar modern/tradisional, department store, butik dan lain-lainnya termasuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. retail food dan non-food dengan konsep convenience store yang berasal dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. retail food dan non-food dengan konsep convenience store yang berasal dari BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Franchise Circkle K adalah waralaba yang bergerak di bidang industri retail food dan non-food dengan konsep convenience store yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Perusahaan Kebutuhan konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya semakin membesar dan beragam. Supermarket saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan dunia bisnis menjadi semakin ketat karena persaingan bisnis sekarang ini bersifat mendunia sehingga hal tersebut mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti trend yang berkembang di pasar. Oleh karena itu, para pemasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sifat manusia cenderung konsumtif, yang berarti bahwa konsumen selalu mengkonsumsi produk atau jasa sepanjang waktu. Perilaku konsumtif ini muncul selain dikarenakan

Lebih terperinci

PENGARUH SITUASI PEMBELIAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA GIANT SUPERMARKET CILACAP

PENGARUH SITUASI PEMBELIAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA GIANT SUPERMARKET CILACAP PENGARUH SITUASI PEMBELIAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA GIANT SUPERMARKET CILACAP Wuri Agustanti Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Purworejo email: Wuri_agustanti@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian Kecenderungan impulse buying merupakan fenomena yang sering terjadi di masyarakat. Menurut Ma ruf dalam penelitian Divianto (2013 : 4) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan agar barang dan jasa yang diproduksi dapat sampai ditangan konsumen. Dalam keadaan seperti

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Putra Baru Swalayan Putra Baru Swalayan merupakan salah satu dari bisnis ritel yang ada di Indonesia. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada 84 BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada Kantor Pos Besar Bandung 40000 Dalam penelitian ini penulis menyebarkan 80 lembar kuisioner

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan yang terjadi dalam dunia bisnis di Indonesia saat ini menjadi semakin ketat, terutama di dalam bidang ritel dengan adanya persaingan dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Giant di Indonesia beroperasi di bawah bendera bisnis jaringan ritel raksasa, PT. Hero Supermarket Tbk. yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah

Lebih terperinci

Perempuan % Total % Usia di bawah 20 tahun % Usia 20 tahun 29 tahun % Usia Responden

Perempuan % Total % Usia di bawah 20 tahun % Usia 20 tahun 29 tahun % Usia Responden Bahasan Penelitian Karakteristik Responden Data dari sampel sebanyak 200 responden lebih lanjut secara deskriptif, dapat ditelusuri dari: jenis kelamin, usia, pendapatan atau uang saku perbulan dan frekuensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian ini dinyatakan dalam bentuk deskripsi responden penelitian, deskripsi variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran kuesioner. Analisis yang dilakukan terhadap data pada

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran kuesioner. Analisis yang dilakukan terhadap data pada BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV berisi tentang analisis dan pembahasan data yang diperoleh responden melalui penyebaran kuesioner. Analisis yang dilakukan terhadap data pada pembahasan ini untuk

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. WTC Serpong, Tangerang oleh Mochtar Riady dan anaknya James T. Riady.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. WTC Serpong, Tangerang oleh Mochtar Riady dan anaknya James T. Riady. IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Hypermart Hypermart merupakan gerai hypermarket yang tergabung dalam MPP. Gerai Hypermart yang pertama diresmikan pada tanggal 22 April 2004 di WTC Serpong,

Lebih terperinci

BAB III PERSEPSI WISATAWAN DOMESTIK TENTANG UNSUR-UNSUR PEMBENTUK CITY BRANDING KOTA SEMARANG TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE KOTA SEMARANG

BAB III PERSEPSI WISATAWAN DOMESTIK TENTANG UNSUR-UNSUR PEMBENTUK CITY BRANDING KOTA SEMARANG TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE KOTA SEMARANG BAB III PERSEPSI WISATAWAN DOMESTIK TENTANG UNSUR-UNSUR PEMBENTUK CITY BRANDING KOTA SEMARANG TERHADAP MINAT BERKUNJUNG KEMBALI KE KOTA SEMARANG Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil uji validitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha baru baik usaha besar, menengah maupun kecil sehingga cenderung

BAB I PENDAHULUAN. usaha baru baik usaha besar, menengah maupun kecil sehingga cenderung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian menyebabkan semakin banyak bermunculan bentukbentuk usaha baru baik usaha besar, menengah maupun kecil sehingga cenderung mengarah kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Won-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Won- BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Won- Moo Hur et al. (2011), Unit analisa dalam penelitian ini adalah individu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation. bagi industri. Berdiri di Yogyakarta sejak tahun 2004. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Amarta Multi Corporation Amarta Multi Corporation adalah sebuah perusahaan penyedia jasa pelatihan dan konsultasi Sumber Daya Manusia bagi industri.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instagram. Instagram kini menjadi market place

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kebutuhan konsumen akan selalu mengalami perubahan dalam hidupnya sejalan dengan perubahan keadaan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bisnis Ritel di Indonesia makin hari dirasakan semakin berkembang dan persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan desain penelitian survei, yaitu mengambil contoh dari suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Matahari Department Store

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Matahari Department Store BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di PT. Matahari Department Store Kudus dan mengambil obyek penelitian pada konsumen yang melakukan pembelian di PT. Matahari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data dikumpulkan dan diperoleh melalui menyebar kuesioner secara langsung kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian. Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Butik Batik Tasik di Bandung

Kuesioner Penelitian. Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Butik Batik Tasik di Bandung Kuesioner Penelitian Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Butik Batik Tasik di Bandung A. Kata Pengantar No. Angket : Tanggal Interview : Kepada Yth: Sdr/i Di tempat. Dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. strategis bagi perkembangan Ekonomi Islam, Perbankan Syari ah, Asuransi

BAB IV HASIL PENELITIAN. dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. strategis bagi perkembangan Ekonomi Islam, Perbankan Syari ah, Asuransi 64 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian 1.1 Profil Umum Program Studi Ekonomi Syari ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Ampel Surabaya Program Studi Ekonomi Syari ah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri ritel berkembang sangat pesat di Indonesia terlebih sejak dibukanya peraturan yang memperbolehkan ritel asing memasuki pasar di Indonesia. Menurut hasil survey

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Royal Pizza merupakan salah satu usaha makanan cepat saji yang ikut meramaikan pasar kuliner di Pekanbaru. Usaha ini baru berdiri pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat tinggi. Informasi bisa didapatkan dari buku maupun akses data yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah studi yang meneliti tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan di restoran Tairyo Indonesia yang terletak di

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk lokasi pelaksanaan penelitian ini penulis mengambil lokasi di Lotte Mart Gandaria City dan objek dari penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah: Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Ecolab merupakan perusahaan multi nasional yang berpusat di Amerika Serikat, didirikan pada tahun 1923, sejak itu hanya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang dimiliki oleh Kota Bogor. Munculnya objek wisata baru yang menawarkan keunggulannya baik dalam bentuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 34 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Bloop merupakan distribution outlet (distro) pionir di kawasan Jakarta, khususnya di wilayah Tebet. Sebagai salah satu distribution outlet besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan obyek dari penelitian ini adalah produk Eiger. Data yang digunakann dalam penelitian ini adalah data primer,

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan obyek dari penelitian ini adalah produk Eiger. Data yang digunakann dalam penelitian ini adalah data primer, BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian dan Obyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah pengguna produk Eiger, sedangkan obyek dari penelitian ini adalah produk Eiger B. Jenis dan Sumber

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN DATA. A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL ANALISIS DAN DATA. A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian BAB IV HASIL ANALISIS DAN DATA A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penilitian Dalam empat hingga lima tahun terakhir, bisnis kedai kopi (coffee shop) di tanah air tercatat tumbuh signifikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta sebagai kota pariwisata, sedang giat dalam membangun industri pariwisata. Banyaknya objek wisata baru di Yogyakarta ini membuat wisatawan domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha dalam bidang ritel dalam perkembangannya sangat meningkat, di iringi dengan daya beli konsumen yang meningkat. Bisnis ritel di Indonesia sendiri

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Responden Adapun deskripsi karakteristik responden dari penelitian ini meliputi jenis kelamin dan usia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang modern, pertumbuhan ekonomi terus berkembang seiring perkembangan yang disertai dengan kemajuan teknologi. Segala kemudahan yang diciptakan oleh manusia,

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

3. Keterangan : 4. r = koefisien korelasi X= skor pertanyaan 5. N= jumlah observasi/responden Y= skor total b). Uji Reliabilitas

3. Keterangan : 4. r = koefisien korelasi X= skor pertanyaan 5. N= jumlah observasi/responden Y= skor total b). Uji Reliabilitas Pembangunan dalam sektor pertanian merupakan manifestasi akuntabilitas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagaimana Margono (2003:14) mengemukakan bahwa pertanian memiliki posisi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian. Yamaha SS Cabang Kedungmundu Semarang. Kuesioner dibagikan BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif 1. Deskripsi Pengumpulan Data Penelitian Penelitian ini menggunakan data hasil penyebaran koesioner kepada 100 orang responden calon konsumen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Vale Indonesia Tbk. Memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud, apabila didukung oleh SDM bermutu. PT. Vale Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa pada pasar yang telah ada, juga harus mampu merebut daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini semakin diyakini bahwa setiap kemajuan usaha selalu membawa masalah-masalah dan kesempatan bagi perusahaan. Dengan semakin besarnya perusahaan maka semakin

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN

BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN BAB V GAMBARAN UMUM BOTANI SQUARE BOGOR DAN KARAKTERISTIK UMUM KONSUMEN 5.1 Sejarah Botani Square Bogor Botani Square merupakan mall yang dibangun di lokasi yang strategis di Kota Bogor, dengan posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan kerja dan target yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Perusahaan akan selalu berusaha agar tujuannya dapat tercapai secara maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja dan target

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen di the Summit Boutique Outlet Bandung. Hasil uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis, menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis, menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Mengingat penelitian ini lebih diarahkan pada pengujian kebenaran suatu hipotesis, menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Sumber : AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Sumber : AC Nielsen, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Media Data BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modern adalah tempat penjualan barang-barang kebutuhan rumah tangga (termasuk kebutuhan sehari-hari), dimana penjualan dilakukan secara eceran dan dengan cara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan saat ini. Sebagian dari

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan saat ini. Sebagian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dampak peralihan dari zaman tradisional menjadi modern, sangat terlihat pada kehidupan masyarakat perkotaan saat ini. Sebagian dari masyarakat Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Toserba Samudra yang beralamat di Jl. H.Z Mustofa No. 59 Tasikmalaya, Jawa Barat. 3.1. Gambaran Umum Toserba

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : 3.1.1 Data Primer Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Profil responden digunakan untuk mengetahui gambaran dari konsumen (pengguna Wi-Fi) maupun konsumen potensial yang telah menggunakan fasilitas Wi-Fi yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Realibilitas Pada penelitian kali ini dilakukan uji validasi dengan dilanjutkan uji realibilitas pada instrumen penelitian. Instrumen penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan teknologi informasi dalam kondisi bisnis sekarang sudah sangat pesat dan dapat menembus batasan batasan geografis sehingga informasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT.MIDI UTAMA INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PT.MIDI UTAMA INDONESIA 15 BAB II DESKRIPSI PT.MIDI UTAMA INDONESIA 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Midi Utama Indonesia, Tbk. didirikan pada tanggal 28 Juni 2007 oleh keluarga Djoko Susanto yang telah berkecimpung dalam industri

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz

PEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz IV. PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz Company Limited, sebuah perusahaan multinasional berbasis di Amerika Serikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedua dalam penerimaan devisa negara setelah minyak dan gas. Oleh. dibangun dengan harapan agar wisatawan banyak datang berkunjung

BAB I PENDAHULUAN. kedua dalam penerimaan devisa negara setelah minyak dan gas. Oleh. dibangun dengan harapan agar wisatawan banyak datang berkunjung digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata merupakan salah satu industri terbesar dan merupakan sektor jasa dengan tingkat pertumbuhan paling pesat di dunia saat

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis ritel eceran saat ini mengalami perkembangan cukup pesat, ditandai dengan semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Hubungan Interaksi Kelompok Teman Sebaya Terhadap Perilaku Konsumtif Remaja pada siswa kelas XI SMA Al-Kautsar Bandar Lampung yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Uji Validitas Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lingkup Penelitian Pada bab ini akan dibahas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi penelitian,

Lebih terperinci