BAB II. Analisa Industri dan Pasar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. Analisa Industri dan Pasar"

Transkripsi

1 BAB II Analisa Industri dan Pasar Di Bab II ini kami akan menganalisa Market dan Industri dari Jaket Glowristic, Idea Generation, Value Propositions. 2.1 Analisa Industri dan Pasar Analisa Industri Otomotif Kami mengananalisa industri otomotif secara luas dengan menggunakan PESTEL a) Politic Akhir akhir ini pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan baru kepada industry automotif yang mengakibatkan kontroversi kebijakan yang banyak sekali menanggapi pro dan kontra, Peraturan Kontroversi Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah adalah mengenai LCGC (Low Cost Green Car). 17

2 18 Kebijakan ini tertuang dalam peraturan Mentri Perindustrian (Permenperin) Nomor 33/M-IND/PER/7/2013, baru baru ini sungguh banyak yang menanggapi dengan pro kontra. Permenperin tersebut merupakan turunan dari program mobil emisi Karbon rendah atau Low emission carbon yang telah diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 tentang kendaraan yang dikenakan pajak penjualan atas barang mewah (PPNBM). Peraturan itu sendiri menyebutkan salah satunya adalah penghapusan pajak bagi penjualan mobil hemat energy dengan kapasitas mesin dibawah 1200cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit dibawah 20 liter. AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) mengatakan pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia akan cepat meningkat karena saat ini pemerintah membuka lebar peluang kepada calon investor. Potensi ekspansi bisnis Indonesia yang ditetapkan sekitar 20% - 25% dari total kapasitas produksi sepeda motor sebesar 8,5 juta unit saat ini. Sebagian kebijakan yang diberikan pemerintah tidak selalu menguntungkan Industri, akhir akhir ini pemerintah Kementrian Perindustrian Republik Indonesia dan Bank Indonesia menerbitkan kebijakan baru mengenai pembatasan uang muka minimum kredit.

3 19 Hal ini jelas membuat industri kendaraan sepeda motor Indonesia anjlok 12%. b) Economic Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan PDB global naik 2,3% di 2012, dibandingkan perkiraan bulan juni sebesar 2,5%. Pertumbuhan diharapkan akan tetap berkisar pada level 2,4% ditahun 2013, sebelum kemudian menguat menjadi 3,1% di 2014 dan 3.3% di PDB (Product Domestic Bruto) Negara berkembang diperkirakan akan naik level 5.1% di 2012, dan diproyeksikan menguat menjadi 3,1% di 2014 dan 3,3% di Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2013 sebesar 5,78%. Angka pertumbuhan ekonomi tersebut tercatat turun dibandingkan sepanjang tahun 2012 sebesar 6,23%, dan pertumbuhan ekonomi ditahun 2011 lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan 2012 dan 2013, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,5%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi terjadi pada sector perekonomian, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp triliun, sedangkan

4 20 Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan Rp triliun. Kementrian Perindustrian mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sector otomotif pada tahun 2013 mengalami peningkatan 10% menjadi Rp.275 triliun dibandingkan pada tahun 2012 sebesar Rp.250 triliun. Peran industri otomotif nasional yang bertumbuh ini diyakini datang dari sector penjualan dan investasi yang semakin bertumbuh. c) Social Indonesia adalah negara besar yang memiliki total populasi lebih dari 200 juta (BPS, 2010) dan apabila berbicara soal pengendara motor, maka Indonesia memiliki jumlah pengendara yang cukup besar. Menurut Badan Pusat Statistik, Indonesia memiliki 77,755,658 orang yang mengendarai sepeda motor di 2013 dan di tahun 2014 datanya masih terus bertambah. Dari data diatas terlihat ada peningkatan pengguna motor setiap tahunnya dan akan terus bertambah di kemudian hari. Besarnya jumlah pengguna motor ini terutama di kota-kota besar tentu menjadi pemandangan yang umum terlihat contohnya di Jakarta. Salah satu hal yang sering menjadi masalah masyarakat Jakarta adalah kemacetan yang

5 21 semakin bertambah parah. Dapat kita lihat setiap hari begitu banyak motor yang mengisi jalan-jalan di Jakarta. Hal lain yang membuktikan bahwa pengendara motor semakin banyak adalah saat dimana Hari Raya Lebaran tiba. Masalah kecelakaan dan kemacetan di jalur Pantura tidak lepas dari banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda motor untuk kembali ke kampung halaman mereka.bisa dimaklumi motor menjadi pilihan bagi banyak orang dikarenakan perawatan dan bahan bakar yang lebih nyaman untuk dompet dibandingkan dengan kendaraan lain seperti mobil pribadi. Gambar 2.1 Pengguna Sepeda Motor di Indonesia Salah satu risiko besar yang dihadapi seseorang yang memakai motor adalah keamanan. Menurut Badan Intelijen

6 22 Negara, kecelakaan di jalan raya telah menjadi pembunuh nomor 3 di Indonesia. Di tahun 2011, Korlantas Porli memperlihatkan data kecelakaan di jalan raya dengan jumlah 120,226 kasus dan 76% diantaranya berhubungan dengan sepeda motor. Gambar 2.2 Jumlah Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia Kecelakaan tersebut sedikit banyak disebabkan oleh pengendara sepeda motor itu sendiri yang sering melanggar peraturan jalan raya dan meremehkan pelindung keselamatan seperti helm, meskipun tidak tertutup kemungkinan ada kelalaian dan kesalahan dari kendaraan lain.

7 23 d) Technology Perkembangan teknologi semakin cepat dan maju. Sesuai dengan ide bisnis Glowristik dimana teknologi menjadi salah satu keunggulan produk yang kami tawarkan yaitu teknologi lampu LED. Teknologi ini digabungkan dengan jaket menghasilkan jaket Glowristic yang belum pernah ada di Indonesia. Di industri otomotif, teknologi juga berperan banyak terutama dalam hal mesin, spesifikasi dan keamanan berkendara. e) Environment Dalam industri otomotif, lingkungan kadang menjadi korban terutama dalam hal polusi dari emisi gas buang yang buruk. Hal ini dapat diakibatkan dari perawatan motor yang kurang memadai dan pemakaian bahan bakar dengan kualitas yang kurang baik. Dengan semakin banyaknya jumlah sepeda motor di Indonesia maka tingkat polusi akan semakin meningkat. f) Legal - Peraturan dan Undang undang Lalu Lintas terbaru menerapkan sanksi pidanadan denda lebih berat buat pelanggaran lalu lintas. Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 tahun 2009 telah diberlakukan untuk menggantikan Undang undang Lalu Lintas Nomor 14 tahun 1992, dengan sangsi yang lebih berat bagi para

8 24 pengguna kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat atau lebih yang melanggar peraturan lalu lintas dijalan agar tidak ditilang. Berikut peraturan Undang Undang Lalu Lintas Terbaru dan serata sangsi nya: 1. Helm Berstandar SNI Pasal 57 ayat (2) dan Pasal 106 ayat (8): memberlakukan untuk menggunakan helm SNI. Bagi pengendara dan penumpang yang dibonceng diwajibkan mengenakan helm SNI. Sangsinya : pidana kurungan penjara paling lama satu bulan atau denda Rp ,- 2. Tidak Punya SIM. Sangsinya: Pidana kurungan 4 bulan atau dengan Rp ,- 3. Kelengkapan Kendaraan (Sepeda Motor) 27 Pasal 106 ayat (3) dan Pasal 285 ayat (1): Diwajibkan memenuhi persyaratan teknis layak jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penujuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, kondisi ban. Sangsinya: Pidana kurungan penjara paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp ,-

9 25 4. Menyalakan lampu pada malam hari Saat berkendara pada malam hari, pengemudi wajib menggunakan lampu, bagi pengendara yang tidak menyalakan lampu dimalam hari akan dikenakan denda. Sangsinya : Pidana kurungan penjara paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp ,- 5. Menyalakan lampu pada siang hari (Daytime Running Light) Undang Undang Pengguna kendaraan bermotor wajib menyalakan lampu utama pada siang hari. Sangsinya: Pidana kurungan penjara paling lama 15 hari atau denda Rp ,- Undang Undang Lalu Lintas terbaru ini menjadi perhatian bagi para pengendara bermotor dijalan. Selain demi keselamatan, tentunya juga untuk menghindari ditilang polisi. Selalu menaati peraturan dan rambu rambu lalu lintas. - Pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan perundang undangan khususnya undang undang Perpajakan. Salah satunya adalah mengenai pertambahan pajak penghasilan yang telah dirubah beberapa kali. Terakhir undang undang Nomor 10 tahun 1994 mengenai pajak penghasilan diganti dengan undang undang Nomor 17 tahun 2000.

10 26 Dari analisa PESTEL, ditemukan kesimpulan bahwa faktor faktor yang paling berkaitan dengan bisnis Glowristic adalah faktor Sosial, faktor Technology, dan faktor Legal. Glowristic berkaitan dengan Faktor Sosial, mengenai pertumbuhan sepeda motor dan juga komunitas sepeda motor di Indonesia yang juga cepat pertumbuhannya. Glowristic berkaitan dengan Faktor Technology, mengenai riset dan pengembangan ide yang kami jalankan, serta factor keselamatan Lampu LED yang di integrasikan dengan jaket. Glowristic berkaitan dengan Faktor Legal, mengenai legal, jaket Glowristic berpatokan dengan peraturan peraturan di Indonesia agar sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah Indonesia.

11 Analisa Industri Fashion (Jaket Motor) Untuk industri fashion (jaket motor) kami akan menganalisa dengan menggunakan Porter s Five Forces: Gambar 2.3 Porter s Five Forces a) Rivalry among existing competitors (Persaingan diantara usaha yang sudah ada) - Tinggi Persaingan usaha di dunia penjualan jaket motor cukup tinggi khususnya di Indonesia. Begitu banyak merk jaket motor yang beredar di Indonesia yang disebabkan oleh peningkatan penjualan volume sepeda motor di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa

12 28 merk jaket motor yang sudah menjadi pemain lama baik dari luar maupun produk lokal. Tabel 2.1 Daftar Merek Jaket Motor di Indonesia SHIFT Rp. 200, ,000 AHRS Rp. 200, ,000,- Respiro Rp. 215, ,000 FLM Rp. 250, ,000 Brutal Countin Rp. 275, ,000 BBS Rider Rp. 425, ,000,- Alpinestar Rp. 700,000-1,000,000 PROGRIP Rp. 950,000-1,200,000 Komine Rp. 2,100,000 2,900,000,- Taichi Rp. 2,600,000 4,000,000,- Merek-merek ini menjadi incaran bagi para pengendara motor ada yang berasal dari dalam negeri hingga merek luar negeri seperti Taichi yan gberasal dari Jepang. Harga yang ditawarkan pun beragam sesuai dengan kualitas dan asal jaket tersebut. Glowristic dapat meramaikan persaingan jaket motor di Indonesia apalagi dengan keunikan produk kami yang menggabungkan fashion, safety, dan technology. Kami berharap Glowristic dapat menjadi pemain utama dan bersaing dengan jaket dari luar yang harganya cukup mahal.

13 29 b) Threat of new entrants (Ancaman dari pendatang baru) Tinggi Untuk pemain lain masuk ke industri jaket motor sangat tinggi dikarenakan kemudahan pembuatan jaket motor. Jaket Glowristic sendiri sangat mungkin ditiru oleh orang lain setelah melihat teknologi yang ada di jaket Glowristic. Banyak merek jaket sepeda motor yang masuk ke niche market bermain di daerah-daerah yang menyasar target masyarakat kelas menengah ke bawah dan merupakan produk lokal. c) Bargaining power of buyers (Daya tawar menawar pembeli) Tinggi Dari jumlah pengguna sepeda motor yang tinggi menurut BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2013 mencapai 77 juta maka pemakai jaket motor juga cukup tinggi. Jaket motor selalu digunakan oleh para pengguna motor bukan hanya untuk pelindung dalam berkendara, namun juga menjadi fashion dan simbol keanggotaan untuk komunitas sepeda motor. d) Threat of substitute products (Ancaman dari produk subtitusi) Rendah Produk subtitusi untuk jaket motor tergolong rendah dikarenakan jaket motor masih menjadi opsi utama bagi para pengguna motor. Jaket motor memberikan banyak keuntungan bagi pengguna motor dengan adanya proteksi di lengan dan

14 30 punggung, tahan air hujan dan lain-lain. Produk terdekat yang menjadi pengganti adalah jaket kasual biasa dan rompi. e) Bargaining power of suppliers (Daya tawar menawar pemasok) Tinggi Jumlah pemasok untuk jaket motor sangat tinggi. Tingginya jumlah pemain jaket motor di Indonesia juga ditopang oleh mudahnya pemasok untuk membuat jaket motor. Untuk Glowristic sendiri karena menggunakan teknologi LED maka pemasok yang dibutuhkan untuk membuat jaket serupa cukup banyak komponen yang dipakai Profil Market Dari kuesioner yang kita bagikan, dapat di peroleh data bahwa dua dari tiga pengguna motor selalu menggunakan jaket ketika akan berkendara. Penggunaan jaket tergantung dari jarak yang akan ditempuh yaitu lebih dari 1km. Pengguna motor punya kesamaan yaitu ingin cepat sampai ditujuan. Orientasi pengguna motor berpusat pada motor sport. Pengguna motor merasa gagah saat menggunakan motor. Ketika mereka berkendara bersama-sama ada rasa kebersamaan solidaritas antar anggota yang mana biasa disebut group norm. Hampir semua turis yang ke Bali tidak menyiapkan perlengkapan jaket motor ketika ingin berlibur ke Bali. Mengacu dari analisa kami, produk kami sangat cocok ditawarkan kepada pengguna motor

15 31 Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, dimana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segela aspek. Targeting adalah proses mengevaluasi setiap daya tarik segmen kemudian memilih satu atau lebih karakteristik untuk dilayani. Targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau pasar. Targeting atau menetapkan target pasar merupakan tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Menurut Kotler & Amstrong (2008) targeting adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan. Target market Glowristic adalah Orang-orang yang ingin merasakan pengalaman berkendara baru dengan aman dan lebih fashionable. Glowristic akan menyusun profil target market yang menjadi pengguna dari jaket Glowristic. Dibawah ini tabel mengenai profil market Glowristic:

16 32 Tabel 2.2 Profil Market Glowristic No Criteria Characteristic 1 Geographic Perkotaan Demographic: Gender Laki-Laki dan Wanita Age Life Stage Marital Status Pekerja dan turis Single dan Menikah 2 Socioeconomic: Income Education Occupation <Rp5,000,000 S1 Karyawan, Supervisor 3 Psychographic: Personality Values Lifestyle Unik, Pencinta hal baru Experiencers Fashion minded

17 Brand Positioning Menurut Kotler (1997), Positioning is the act of designing the company s offer so that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind. Menurut Cravens (1991), keputusan pemilihan target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya. Adapun tahapan positioning Glowristic adalah sebagai berikut : Frame of Reference : a) POP (Points of Parity): Jaket b) POD (Points of Difference): Fashionable, safety, and sophisticated c) Brand mantras: Riding with style

18 Analisa Kompetitor Menurut Wilson (1994) analisa kompetitor harus menjadi unsur penting dari manajemen perencanaan dan control, dengan perhatian yang lebih terhadapap setiap objektif, sumber daya dan strategi dari kompetitor. Oleh sebab itu sebelum menjalankan suatu usaha, menganalisa dengan detil setiap lawan atau kompetitor adalah penting. Di Indonesia untuk industri aksesoris motor khususnya jaket motor memiliki beberapa kompetitor, baik dari produk lokal maupun produk luar. Produk lokal biasanya bermain di harga, sedangkan produk dari luar bermain pada kualitas. Berdasarkan riset kami, bahan yang digunakan produk luar dapat ditemukan di produk lokal juga, yang membedakannya adalah hasil akhir dan branding nya. Produk luar khususnya Dainese sudah menggunakan brand ambassador pembalap Motogp. Untuk produk lokal distribusi channelnya tersebar luas, sedangkan produk luar hanya di kota-kota besar saja. Secara umum produk jaket yang beredar di market Indonesia hanya mengedepankan fashion, dan safety. Berbeda dengan produk yang kita tawarkan fashion, safety, dan technology. Jadi bisa di katakan produk kita sudah di atas ekspektasi rata-rata orang.

19 Business Model Canvas Glowristic Glowristic berusaha menjadi jawaban bagi kesulitan pengendara kendaraan bermotor melihat lampu sein sepeda motor yang kadang jatuh di titik buta pengemudi mobil khususnya truk dan bus besar. Kami menawarkan lampu sein yang diletakkan di punggung jaket motor sehingga lebih terlihat jelas. Jaket Glowristic menggabungkan unsur fashion (mengikuti trend), safety (lampu sein yang memakai LED), dan technology (lampu LED). Dibawah ini adalah BMC untuk Glowristic: Gambar 2.4 Business Model Canvas

20 36 1. Customer Segment (Segmentasi Pelanggan) Dalam menjalankan bisnis, sebuah perusahaan harus menetapkan segmentasi mereka, penetapan segmen ini akan menentukan komponen komponen lainnya dalam model bisnis. Pelanggan jaket Glowristic akan berasal dari 2 jenis pelanggan yaitu turis asing yang gemar menyewa sepeda motor di Bali meskipun tidak tertutup kemungkinan untuk turis lokal, dan pembeli individual yang ditargetkan untuk masyarakat pengguna motor di Bali untuk tahap awal dan seluruh Indonesia di kemudian hari. 2. Value Proposition (Proposisi Nilai) Proposisi Nilai menjelaskan mengenai manfaat yang ditawarkan dari suatu bisnis kepada segmen pasar mereka. Proporsi Nilai ini akan menentukan segmen pasar yang diplih atau sebaliknya. Glowristic menawarkan nilai seperti: pengalaman baru, kustomisasi, kenyamanan, keamanan. 3. Channels (Media Penghubung) Media penghubung adalah sarana untuk menyampaikan Proporsi Nilai dari sebuah bisnis kepada segmennya. Glowristic memakai media seperti: official website dan media sosial.

21 37 4. Customer Relationship (Hubungan Pelanggan) Hubungan pelanggan merupakan cara sebuah perusahaan menjalin ikatan dengan para pelanggannya. Glowristic memakai beberapa cara seperti potongan harga, isentif, dan garansi 5. Revenue Streams (Aliran Pendapatan) Aliran pendapatan menjelaskan dari mana sebuah perusahaan memperoleh pendapatannya. Pendapatan Glowristic berasal dari penyewaan jaket Glowristic, penjualan jaket Glowristic, penjualan komponen pendukung jaket Glowristic dan, pelayanan jasa perbaikan jaket. 6. Key Resources (Sumber Daya Utama) Sumber daya utama adalah segala sesuatu yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk menjalankan bisnisnya. Sumber daya disini termasuk : manusia, teknologi, peralatan, keuangan, channels, maupun brand. Untuk Glowristic sumber daya utamanya berupa fisik (sarana dan prasarana), sumber daya manusia, dan hak paten. 7. Key Activities (Aktifitas Utama) Merupakan kegiatan utama perusahaan untuk dapat mencitrakan proposisi nilai kepada pelanggan. Aktifitas utama untuk Glowristic adalah

22 38 menyewakan, menjual jaket dan menjual komponen, dan memberikan layanan perbaikan jaket. 8. Key Partnership (Mitra Utama) Hampir sama dengan suber daya manusia, tapi yang membedakan adalah mitra utama disini merupakan sumber daya yang bukan milik perusahaan. Contohnya: Outsourcing, Join Venture, Joint Operation. Mitra utama untuk Glowristic berasal dari para pengusaha rental sepeda motor, dan semua distributor pendukung jaket Glowristic. 9. Cost Structure (Struktur Biaya) Merupakan komposisi biaya untuk menjalankan bisnis pada sebuah perusahaan. Struktur biaya yang efisiendapat menjadi kunci besarnya keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Struktur biaya untuk start up usaha Glowristic sebesar Rp393,845,000.

23 Idea Generation Kemacetan di kota-kota besar Indonesia semakin tidak terkendali seiring dengan banyaknya mobil yang memenuhi jalanan. Hal ini memicu orang untuk memakai sepeda motor menjadi salah satu solusi untuk menerobos kemacetan di jalan raya. Fenomena ini memang paling jelas terlihat di ibu kota Indonesia, Jakarta dibanding dengan kota lain. Mengenai sepeda motor yang memenuhi di jalanan kadang membuat pengendara kendaraan bermotor yang lain seperti mobil, truk dan bus besar kesulitan melihat lampu sein sepeda motor. Letaknya yang berada disamping sepeda motor ditambah dengan jarak pandang pengemudi kendaraan besar yang terbatas, membuat penggunaan lampu sein sulit terlihat. Melalui masalah ini, kami menawarkan solusi melalui jaket Glowristic, yang ide dasarnya menempatkan lampu sein di jaket sepeda motor pengguna yang letaknya lebih keatas dan terlihat oleh pengguna kendaraan lain. Lampu sein yang digunakan berasal dari lampu LED yang lebih hemat dan menyala lebih terang terlebih saat malam hari. Ide ini kemudian berkembang tidak hanya untuk kepentingan keamanan tapi juga dapat menjadi fashion jaket motor. Lampu LED di jaket motor dapat dikreasikan sehingga menjadi padanan yang unik antara jaket dan lampu LED. Untuk memudahkan pemasaran jaket baru ini, kami mencoba untuk memulai dari Bali karena Bali merupakan tempat yang banyak tempat rental sepeda motor dan turis asing yang menyewa. Dari tempat penyewaan maka jaket Glowristic akan semakin dikenal oleh orang banyak.

BUSINESS MODEL CREATION FUTURE OF MOTORCYCLE RIDING WITH FASHION, SAFETY & TECHNOLOGY: GLOWRISTIC JACKET

BUSINESS MODEL CREATION FUTURE OF MOTORCYCLE RIDING WITH FASHION, SAFETY & TECHNOLOGY: GLOWRISTIC JACKET BUSINESS MODEL CREATION FUTURE OF MOTORCYCLE RIDING WITH FASHION, SAFETY & TECHNOLOGY: GLOWRISTIC JACKET Alaen Bhaskara, Mitchell Budiono, Nurcahyo Kumolo, dan Ahdia Amini Laporan Teknis Jakarta, 19/01/2015

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS 3.1 Customer Segments (Segmentasi Pelanggan) Jenis segmen pelanggan jaket LED ini terbagi menjadi dua yaitu: penyewa sepeda motor dan pembeli individual. Penyewa Sepeda Motor

Lebih terperinci

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas Mengenal Undang Undang Lalu Lintas JAKARTA, Telusurnews Sejak Januari 2010 Undang Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 sudah efektif diberlakukan, menggantikan Undang Undang Nomor 14 Tahun 1992. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu bisnis terdapat 2 fungsi mendasar yang menjadi inti dari bisnis itu sendiri. Menurut Peter Drucker (1954) 2 fungsi dalam bisnis itu adalah marketing dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama kendaraan sepeda motor juga mengalami peningkatan. Jumlah kendaraan sepada motor pada tahun

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi yang serba modern saat ini salah satu produk modern yang banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan sepeda

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki Jalan yang rusak yang mengakibatkan Kecelakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau biasa disebut dengan nama DKI Jakarta, merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang sedang banyak digemari oleh masyarakat di indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah pengendara sepeda motor mengalami

Lebih terperinci

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara Pendahuluan Program Low Cost Green Car (LCGC) merupakan program pengadaan mobil ramah lingkungan yang diproyeksikan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia Industri otomotif membawa pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia Industri otomotif membawa pengaruh yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia Industri otomotif membawa pengaruh yang besar dalam berbagai dunia industri. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah

PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan dan penggunaan sepeda motor di Negara Indonesia sebagai salah satu alat transportasi semakin tinggi. Hal ini dikarenakan rata-rata masyarakat Indonesia lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan ini adalah : 1. Variabel-variabel bebas yang memiliki hubungan signifikan dengan variabel terikat perilaku safety

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan. Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan. Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat transportasi pribadi dan umum. Dan ternyata masyarakat lebih memilih menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang dianggap penting, karena setiap aktifitas manusia membutuhkan sarana transportasi khususnya daerah ibu kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. T-SHIRT DAN FUNGSINYA 1. Tinjauan Tentang T-shirt Pada mulanya T-Shirt hanya diakui sebagai pakaian dalam pria, alias pakaian yang sangat pribadi. Namun berkat peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di

Lebih terperinci

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 2. Formulir Persetujuan Menjadi Responden LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi, yang membedakan produk yang dimiliki dengan pesaing

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi, yang membedakan produk yang dimiliki dengan pesaing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan merek bukan hanya semata mata menunjukkan nama dari sebuah produk, namun lebih dari itu, merek menunjukkan nilai tambah dari produk dalam berbagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK SATLANTAS POLRESTABES Bandung sebagai pihak berwajib selaku pelaksana penegakan hukum di Negara Indonesia berwenang menerbitkan SIM-C kepada pemohon SIM-C dan sebagai pihak yang melakukan pengawasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya jaman, maka seseorang dituntut untuk melakukan mobilitas yang tinggi. Hal ini harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana transportasi

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna

Gambar 1.1 Logo Rumah Warna BAB I PENDAHULUAN Setiap bisnis baru atau pengembangan bisnis membutuhkan penanaman modal yang disesuaikan dengan tujuan bisnis dan bentuk badan bisnisnya. Salah satu tujuan didirikannya bisnis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp.

BAB I PENDAHULUAN. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kinerja Bank BUMN PT. XYZ pada tahun 2016 mencatat laba bersih sebesar Rp. 11,47 Triliun atau tumbuh sebesar 25,1% dibandingkan laba akhir tahun 2015 sebesar Rp. 9,07

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di dalamnya diatur oleh hukum. Tujuan dibuatnya hukum ini adalah untuk menciptakan suatu masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin

BAB I PENDAHULUAN. di setiap tahunnya. Pada tahun 2013, pertumbuhan di industri otomotif semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri otomotif di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan.itu terbukti dengan munculnya produk otomotif baru di setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat banyak hukum di Indonesia harus ditegakkan dengan sebaik mungkin. Hukum di Indonesia

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL Oleh : Eddhie Praptono, SH.MH Abstrak Salah satu perubahan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati kerena dianggap mudah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jenis kendaraan roda dua ini begitu diminati kerena dianggap mudah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, sepeda motor telah menjadi andalan utama transportasi masyarakat Indonesia. Bukan hanya kalangan menengah atas tetapi masyarakat biasa pun banyak yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati oleh masyarakat, baik anak-anak sampai orang dewasa. Sebagian orang memelihara anjing sebagai teman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Total Produksi Kendaraan Bermotor Domestik dan Ekspor-Impor Kendaraan Bermotor di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Total Produksi Kendaraan Bermotor Domestik dan Ekspor-Impor Kendaraan Bermotor di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri otomotif, khususnya mobil, di Indonesia berkembang sangat pesat. Persaingan antar perusahaan produsen mobil di Indonesia dewasa ini cukup ketat. Gabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mereka. Ada beberapa cara untuk menjaga kesehatan salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padatnya aktivitas pada masyarakat saat ini terutama di kota besar seperti Jakarta menuntut masyarakat untuk memberikan perhatian lebih dalam menjaga kesehatan mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data

BAB I PENDAHULUAN. jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor turut mendukung berkembangnya bisnis jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012) jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) menerangkan bahwa lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan alat transportasi yang sangat banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor merupakan alat transportasi yang sangat banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepeda motor merupakan alat transportasi yang sangat banyak penggunanya di Indonesia khususnya di kota Payakumbuh. Alasan masyarakat lebih memilih menggunakan sepeda

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kebutuhan sandang. Kehidupan sehari hari manusia tidaklah pernah terlepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alas kaki adalah kebutuhan primer dalam kehidupan manusia. Dari tiga kategori kebutuhan primer, sandang, pangan, papan. Alas kaki termasuk salah satu bentuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Antony Rahardi, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Antony Rahardi, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat cepat dan cenderung meningkat tiap tahunnya, seiring dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan sarana transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang lazim ditemui di dunia hukum. Demikian halnya dengan proses penegakan suatu perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moge (Motor Gede), atau yang dikenal sebagai High Class Community. dekat, tetapi juga sebagai hobi dan gaya hidup (life style).

BAB I PENDAHULUAN. Moge (Motor Gede), atau yang dikenal sebagai High Class Community. dekat, tetapi juga sebagai hobi dan gaya hidup (life style). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini popularitas sepeda motor memang tengah menanjak dan menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal tersebut karna sepeda motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelemahan neraca posisi transaksi berjalan. Meskipun demikian, Bank Dunia

BAB I PENDAHULUAN. pelemahan neraca posisi transaksi berjalan. Meskipun demikian, Bank Dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, krisis global yang sedang melanda berbagai negara membuat Indonesia terkena dampaknya. Sebelumnya, Bank Dunia membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai moda transportasi, sepeda motor merupakan yang paling banyak dipilih di Indonesia maupun di negara-negara berkembang lainnya. Hal ini yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III EVALUASI BISNIS

BAB III EVALUASI BISNIS BAB III EVALUASI BISNIS 3.1. Evaluasi Pencapaian Bisnis Konveksi Pakaian KVKU Pola gaya hidup konsumtif masyarakat Indonesia sangat berpengaruh terhadap performa penjualan KVKU dari tahun ke tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mengintegrasikan bagian-bagian masyarakat dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin modern suatu masyarakat, semakin banyak bidang-bidang kehidupan yang di atur oleh hukum. Hal ini terutama disebabkan oleh karena suatu masyarakat modern

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan hukum yang sama bagi warga masyarakat. Untuk mencapai tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan bernegara dan bangsa yang adil

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR 0 HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai Derajat Sarjana-S1 Bidang Psikologi dan Fakultas

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.187, 2012 TRANSPORTASI. Kendaraan Bermotor. Pelanggaran. Pemeriksaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5346) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia, yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan pada industri bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dewasa ini semakin menarik untuk dicermati, karena terjadi fluktuasi harga BBM bersubsidi sejak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran

I. PENDAHULUAN. empat membuat jalanan di kota-kota menjadi terganggu arus lalu-lintasnya, tidak heran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor merupakan alat transportasi yang paling digemari sebagian besar masyarakat perkotaan di Indonesia. Dengan semakin meningkatnya volume kendaraan roda dua dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepatuhan hukum masyarakat merupakan salah satu bagian dari budaya hukum, dalam budaya hukum dapat dilihat dari tradisi perilaku masyarakat kesehariannya yang sejalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Transportasi Menurut Nasution (1996) transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam hubungan ini terlihat tiga

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v

DAFTAR ISI. Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii. Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Intisari... xiv Abstract...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adalah bagaimana cara yang tepat untuk mengidentifikasi, mengukur dan

I. PENDAHULUAN. adalah bagaimana cara yang tepat untuk mengidentifikasi, mengukur dan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tantangan besar dalam dunia manajemen pemasaran saat ini adalah bagaimana cara yang tepat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengelola elemen-elemen ekuitas

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan di dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk terus menciptakan produk baru sesuai dengan kebutuhan masyarakat di era globalisasi ini.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025]

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 273 (1) Setiap penyelenggara Jalan yang tidak dengan segera dan patut memperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia. Sumber : APBI, Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia. Sumber : APBI, Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah perusahaan yang dapat menyediakan produk atau jasa berkualitas. Sehingga perusahaan dituntut untuk terus

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB II ANALISA DAN PENGEMBANGAN

BAB II ANALISA DAN PENGEMBANGAN 20 BAB II ANALISA DAN PENGEMBANGAN 2.1. ANALISA INDUSTRI 2.1.1. Industri Fashion Di Indonesia Menurut informasi yang dikutip dari artikel Investor Daily Indonesia yang ditulis tanggal 15 Februari 2013

Lebih terperinci

BAB 2 VALUE PROPOSITION

BAB 2 VALUE PROPOSITION BAB 2 VALUE PROPOSITION 2.1 ANALISA MARKET Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan yang tinggi, namun tidak diimbangi dengan jumlah lahan yang memadai untuk dijadikan tempat tinggal. Contohnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat, di mana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus

Lebih terperinci

KUEISONER PENELITIAN PENERAPAN SAFETY RIDING PENGGUNA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016

KUEISONER PENELITIAN PENERAPAN SAFETY RIDING PENGGUNA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016 Selamat Pagi/Siang/Sore, KUEISONER PENELITIAN PENERAPAN SAFETY RIDING PENGGUNA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016 Saya Septy Chairunisya mahasiswa S1 FIKES UEU Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

KUESIONER. Identitas Responden

KUESIONER. Identitas Responden KUESIONER Saya, Benny Ferdiansyah. Saya sedang mengadakan penelitian yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) Ilmu Komunikasi, dengan judul penelitian : Sejauhmana Tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Market Segmenting, Targeting dan Positioning Para pembeli yang berada di suatu pasar terdiri dari berbagai macam orang dengan tipe, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda - beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sepeda motor merupakan salah satu sarana transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, baik kalangan menengah ke atas maupun kalangan bawah. Hal ini

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS UNTUK PENJUALAN SAFETY APPAREL SEPEDA MOTOR SKRIPSI

RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS UNTUK PENJUALAN SAFETY APPAREL SEPEDA MOTOR SKRIPSI RENCANA PENGEMBANGAN BISNIS UNTUK PENJUALAN SAFETY APPAREL SEPEDA MOTOR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri Disusun Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproduksi barang yang dibutuhkan, karena selain memasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran pemasaran dalam dunia usaha dewasa ini semakin penting karena persaingan antar perusahaan yang kini semakin ketat. Banyaknya pesaing yang muncul menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Manusia sebagai Makhluk Mobile Pada dasarnya manusia memiliki sifat nomaden atau berpindah tempat. Banyak komunitas masyarakat yang suka berpindah-pindah tempat

Lebih terperinci

BAB II PROPOSISI NILAI

BAB II PROPOSISI NILAI BAB II PROPOSISI NILAI 2.1. Restoran Restoran atau rumah makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS INDUSTRI

BAB 3 ANALISIS INDUSTRI BAB 3 ANALISIS INDUSTRI Analisa lingkungan mikro merupakan suatu analisa untuk mengetahui kekuatan yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup suatu industri. Dengan menganalisa lingkungan mikro, kita bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya kesadaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA

MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA TAHUN 2009 PEMERINTAH MEMPREDIKSI ADA SEKITAR 16,25 JUTA PEMUDIK ATAU NAIK 15% DIBANDINGKAN 2008 SEBANYAK 15,3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimilki produk tersebut. Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. cara menunjukkan keunggulan-keunggulan yang dimilki produk tersebut. Bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan bisnis maka semakin banyak persaingan bisnis yang menggunakan strategi dan memasarkan produk dengan cara menunjukkan keunggulan-keunggulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta suatu keamanan dan suatu kerukunan, yang mana tiap-tiap individu di dalam suatu

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO. 22 TAHUN 2009 BAGI WARGA DESA TAMPINGAN KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL Anis Widyawati Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi pemerintah atau iklan dari merek kendaraan ternama. Aman dalam berkendara, adalah sebuah kalimat yang

Lebih terperinci