BAB II DASAR TEORI Diagram Alir Proses Produksi Direct reduction Plant Hyl III

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II DASAR TEORI Diagram Alir Proses Produksi Direct reduction Plant Hyl III"

Transkripsi

1 BAB II DASAR TEORI 2.1. Diagram Alir Proses Produksi Direct reduction Plant Hyl III Pabrik Direct Reduction merupakan salah satu pabrik hilir di PT. KS yang memproduksi besi spons (Direct Reduced Iron) dari bahan baku besi pellet (iron ore pellet). Pabrik ini mereduksi besi pellet impor dari negara Brazil menjadi besi spons murni dengan bantuan gas alam. Gambar 2.1 Hasil Produk Besi Spons Proses yang dilakukan pada pabrik ini adalah proses reduksi langsung (direct reduction) yang bertujuan untuk memurnikan bijih besi dari pengotorpengotor seperti oksida sehingga diperoleh bijih besi dengan kandungan besi yang tinggi. Proses reduksi langsung ini merupakan proses pemurnian bijih besi tanpa meleburkannya terlebih dahulu, artinya langsung dilakukan saat bijih besi dalam bentuk padat. Proses ini dilakukan dengan menggunakan gas yang disebut gas pereduksi (reducing gas). Produk yang dihasilkan dinamakan Direct Reduced Iron 6

2 7 (DRI) yang merupakan nama lain dari besi spons. Secara garis besar, proses reduksi langsung ini dapat dibagi menjadi 2 bagian. Sektor reformasi (reforming section) dan sektor reduksi (reduction section). Untuk lebih memperjelas proses yang terjadi pada pabrik ini, dapat melihat pada gambar 2.2 di halaman berikut: Gambar 2.2 Diagram Proses DR Plant HYL III Gambar 2.3 Flow Diagram Proses Produksi

3 8 a. Sektor Reformasi Pada sektor ini dilakukan proses reformasi yaitu proses yang mengolah gas alam (natural gas) menjadi gas reformasi (reformed gas) berupa H2 dan CO. Gas reformasi ini nantinya akan direaksikan lagi dengan gas pereduksi yang telah dipakai pada proses reduksi. Reaksi gas alam yang memiliki komposisi utama CH4 dapat dijelaskan dengan singkat oleh reaksi berikut: CH4 + H2O = CO + 3 H2 b. Sektor Reduksi Pencampuran dengan gas pereduksi sebelumnya yang telah dikurangi kandungan CO2-nya dan pemanasan menghasilkan gas pereduksi, gas inilah yang kemudian akan masuk ke dalam reaktor dan mereduksi bijih besi. Gas pereduksi ini memasuki reaktor dan bergerak ke atas sementara bijih besi yang dimasukkan ke dalam reaktor dari atas akan bergerak ke bawah, menyebabkan terjadinya reaksi reduksi. Gas pereduksi yang terus bergerak ke atas pada akhirnya akan keluar dan dibuang kandungan H2O-nya. Sebagian akan diproses lagi dengan membuang kandungan CO2-nya dan nantinya akan dicampur dengan gas reformasi yang baru. Perputaran ini dinamakan sirkuit reduksi (reduction circuit). Reaksi utama yang terjadi pada proses reduksi langsung tersebut adalah: Fe2O3 + 3 H2 = 2 Fe + 3 H2O Fe2O3 + 3 CO = 2 Fe + 3 CO2

4 9 Sebagian gas yang memasuki reaktor, akan keluar melalui sisi reaktor dan didinginkan dengan cara mencampurnya dengan gas alam. Gas ini lalu digunakan untuk mendinginkan bijih besi yang telah direduksi sebelumnya, pendinginan ini terjadi pada bagian bawah reaktor. Perputaran ini disebut sirkuit pendinginan (cooling circuit). Bijih besi yang telah menjadi besi spons kemudian keluar dari reaktor dengan komposisi kasar kadar besi 92 % dan karbon 1,8 % Fluida Fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada zat padat tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya, sedangkan zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan padanya gaya yang sangat besar dan gas tidak mempunyai bentuk dan maupun volume yang tetap, gas akan berkembang mengisi seluruh wadah. Karena fase cair dan gas tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap, keduanya mempunyai kemampuan untuk mengalir. Dengan demikian keduanya sering secara kolektif disebut sebagai fluida.

5 Sifat Dasar Fluida Cairan dan gas disebut fluida, sebab zat cair tersebut dapat mengalir. Untuk mengerti aliran fluida maka harus mengetahui beberapa sifat dasar fluida. Adapun sifat sifat dasar fluida yaitu; kerapatan (density), berat jenis (specific gravity), tekanan (pressure), kekentalan (viscosity) Kerapatan (density) Kerapatan atau density dinyatakan dengan ρ (ρ adalah huruf kecil Yunani yang dibaca rho ), didefinisikan sebagai mass per satuan volume. ρ = m v...(2.1 dimana : ρ = kerapatan (kg/m 3 ) m = massa benda (kg) v = volume (m 3 ) Kerapatan adalah suatu sifat karakteristik setiap bahan murni. Benda tersusun atas bahan murni, misalnya emas murni, yang dapat memiliki berbagai ukuran ataupun massa, tetapi kerapatannya akan sama untuk semuanya. Satuan SI untuk kerapatan adalah kg/m 3. Kadang kerapatan diberikan dalam gr/cm 3. Dengan catatan bahwa jika kg/m 3 = 1000 gr/100cm 3, kemudian kerapatan yang diberikan dalam g/cm3 harus dikalikan dengan 1000 untuk memberikan hasil dalam kg/m 3. Dengan demikian kerapatan air adalah 1,00 gr/cm 3, akan sama dengan 1000 kg/m 3. PVm= RT...(2.2 Dimana : P = Tekanan(N/M 2 ) Vm = Volume molar, volume yang ditempatioleh1 kmol R = Konstanta gas KJ/molK T = Suhu(Kelvin)

6 11 Digunakan untuk menjelaskan perbandingan massa suatu bahan dengan udara bebas pada temperature 20 C (68 F) pada volume yang sama Berat jenis (specific gravity) Berat jenis suatu bahan perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis tidak mempunyai satuan atau dimensi. Gambar 2.4 Unit Chamber Specific Grafity Sistem metering aliran gas besar biasanya memerlukan jumlah meteran yang disajikan dalam panas (heating value) atau satuan volume standar. Untuk mencapai persyaratan ini, diperlukan membuat terobosan-terobosan dalam keakuratan mengukur specific gravity. Specific gravity dapat dihitung dengan mengaitkan molekul berat gas (atau campuran gas) dengan yang berat molekul udara, atau dengan menghitung relatif densitas gas (atau campuran gas) dan kompensasi hasil untuk Hukum deviasi Boyle pada kedua gas (atau campuran gas) dan udara.

7 meter yang specific gravity mengukur dengan metode dari kerapatan suatu gas pada kondisi normal, yang secara langsung berkaitan dengan berat molekul gas dan pengukuran specific gravity itu sendiri. Tipe ini terdiri dari vibrating cylinder gas density meter yang dikelilingi oleh ruang gas referensi, yang membantu untuk mencapai keseimbangan termal yang baik. Ruang referensi gas memiliki volume gas tetap yang awalnya ditekan dengan tekanan jalur gas pipa. Hal ini kemudian dijaga dengan menutup ruang referensi melalui katup, dengan tujuan mempertahankan pengukuran stabil dan gas tersebut dikenal sebagai gas referensi. Berat Jenis (Specific Gravity) Cairan SG liquid = ρ liquid ρ water...(2.3 Berat Jenis (Specific Gravity) Gas SG gas = ρ gas ρ air...(2.4 Specific Gravity adalah rasio perbandingan antara berat molekul gas yang diukur dengan berat molekul normal udara bebas, dimana berat molekul udara diasumsikan sebesar 28,96469; G = M G M A...(2.5 Dimana : MG = Berat molekul gas MA = Berat molekul udara

8 13 Dengan ; G = K o + K 2 T 2...(2.6 K 2 = G x G y T x 2 T y 2...(2.7 K 0 = G y K 2 T y 2...(2.8 Dimana ; T = Time Periodic sample gas specific gravity Tx = Time periodic yang diketahui gas kalibrasi x Ty = Time periodic yang diketahui gas kalibrasi y Gx = Specific gravity kalibrasi gas x Gy = Specific gravity kalibrasi gas y 2.4. Coriolis Flowmeters Coriolis flowmeter (diambil dari nama ahli matematika France, Gustave- Gaspard Coriolis, 1835) adalah teknologi flowmeter yang relatif baru dibandingkan dengan teknologi flowmeter yang lain dan digunakan untuk mengukur aliran massa (mass flow) secara langsung dengan accuracy dan rangeability yang tinggi. Teknologi ini dikembangkan dan diaplikasikan pada industri pada awal tahun Gambar 2.5 Flowmeter Coriolies Untuk Pengukuran Gas Prinsip Coriolis menyatakan bahwa jika sebuah partikel di dalam suatu gerak berputar mendekati atau menjauhi pusat perputaran, maka partikel menghasilkan gaya internal yang bekerja pada partikel itu.

9 14 Gambar 2.6 Prinsip Operasi Coriolis flowmeter Andaikan fluida sedang mengalir ke dalam U-Shaped tube pada kecepatan V dan tabung sedang bergetar pada kecepatan sudut, maka dengan mempertimbangkan suatu bagian yang kecil dari fluida pada bagian inlet masuk dengan jarak r, maka suatu Gaya (dikenal sebagai coriolies force) dihasilkan ; δf c = δm. a c = δm. δ2ω V...(2.9 Coriolis mass flowmeter menciptakan suatu gerak berputar dengan menggetarkan suatu tabung yang membawa fluida, dan gaya internal yang dihasilkan adalah sebanding dengan mass flowrate. Coriolis meter tersedia dalam beberapa disain yang berbeda, konfigurasi yang populer terdiri dari satu atau dua U-shaped, horseshoe-shaped atau tennisracketshaped (umumnya adalah U-shaped) yaitu pipa (tube) untuk aliran dengan inlet pada satu sisi dan outlet pada sisi yang lain dan dihubungkan dengan kotak untuk koneksi ke unit elektronik.

10 Distributed Control System (DCS) DCS merupakan salah satu jenis sistem pengendalian yang banyak digunakandalam industri. Seperti namanya, yang membedakan DCS dari sistem pengendalianlain adalah elemen kendali pada DCS tidak tersentralisasi pada suatu tempat atauruangan melainkan terdistribusi pada seluruh sistem. Seluruh sistem tersebut olehjaringan untuk fungsi komunikasi dan pengawasan. Gambar 2.7 Sistem Kendali Tersentralisasi & Terdistribusi Gambar di atas dapat memberikan perbedaan singkat antara sistem kendali secara tersentralisasi dengan sistem kendali terdistribusi. Karena berbagai kelebihannya, banyak pabrik atau perusahaa saat ini telah mengadopsi sistem kendali terdistribusi untuk mengedalikan proses produksinya. Pada umumnya, DCS memiliki beberapa komponen dengan fungsinya masing-masing. Prosesor yang bertindak sebagai pengendali (controller) dan melakukan berbagai proses perhitungan yang diperlukan untuk menghasilkan sinyal kendali

11 16 yang sesuai. Modul masukan dan keluaran (I/O) yang menerima masukan berupa sinyal yang berasal dari pengukuran instrumen di lapangan dan mengeluarkan sinyal kendali dari prosesor kepada aktuator. Lalu, sistem komunikasi dan jaringan yang bertugas menghubungkan prosesor dengan modul dan dengan semua instrumen di lapangan. Terakhir terdapat antarmuka atau disebut juga Human- Machine Interface (HMI) yang menguhubungkan seluruh sistem tersebut dengan manusia. Antarmuka itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pengawasan (monitoring), perawatan (maintenance), pemecahan masalah (troubleshooting), ataupun untuk memodifikasi berbagai pengaturan pada sistem. Untuk open loop, sinyal (analog/digital) dari field akan diterima module I/O, kemudian sinyal tsb dikirim ke CP (Control Processor) untuk diproses. Hasil proses CP akan ditampilkan di HMI (biasanya berupa PC biasa) untuk close loop, sinyal (analog/digital) dari field akan diterima module input, CP akan memproses antara value sinyal dari field dengan value setpoint dari operator, hasil proses itu digunakan untuk memberikan nilai ke module output, lalu nilai tsb diolah oleh module output, hasilnya module output akan mengirim sinyal ke device di field (control valve, motor, pump, dll.). Semua nilai PV(Process Value/input value), SP(SetPoint) dan MV(Manipulated Value/output value) akan ditampilkan di HMI. DCS juga mempunyai fasilitas trend, trend adalah fasilitas untuk menyimpan nilai yang lampau. Trend juga digunakan untuk tuning parameter PID (Proportional Integrated Derivative) sebuah controller. Dimulai dari Single Loop Controller (electronics, analog) pada jaman dahulu, dimana HMI adalah Controller faceplate yang diletakkan di front plate dari control

12 17 panel, orang mulai memikirkan untuk menggunakan teknologi komputer pada sistem kontrol. Dari sini muncullah sebuah multiple loop computerized/digital control system yang disebut sebagai Direct Digital Control (DDC). DDC mengandalkan sebuah computer sebagai main processor dan I/O (masih berupa computer card pada jaman itu) sebagai peripheral, sedangkan computer itu sendiri lengkap dengan perangkat lunaknya juga difungsikan sebagai Operator Workstation (OWS) - untuk operasi dan sekaligus juga sebagai Engineering Workstation (EWS) - untuk konfigurasi. Karena pada jaman itu teknologi digital dan komputer belum maju, penggunaan komputer untuk sebuah control system tidak begitu reliable sehingga perlu menambahkan redundancy (yang juga tidak reliable). Akibatnya kebanyakan orang tidak berani mempercayakan plant untuk dikontrol menggunakan DDC. Karena kegagalan DDC, orang memikirkan untuk menggunakan processor (computer) kecil sebagai controller (hanya 8 loop per controller pada awalnya) dan untuk melayani banyak control loop digunakan beberapa controller (computer) kecil-kecil, sehingga pada awal tahun 1970-an muncullah satu system control terdistribusi (masing-masing processor melakukan untuk sejumlah control loop yang tidak terlampau banyak) dan dinamakan Distributed Control System atau DCS. Processor dan I/O dibuat modular dan dihubungkan melalui I/O-Bus; sedangkan processor dihubungkan melalui satu Control Network (umumnya proprietary). OWS dan EWS dilakukan pada Computer (umumnya menggunakan Unix Platform pada saat itu) yang terkoneksi pada Control Network. Sampai saat

13 18 ini DCS sendiri sudah berkembang dengan redundancy pada setiap level, penggunaaan WinNT (atau lebih baru) based OWS dan EWS, dsb. Sesuai dengan disain awalnya, semakin distribusi (berarti semakin sedikit jumlah control loop per controller/processor), semakin handal DCS tersebut (berarti apabila terjadi kegagalan pada controller, kita hanya mengalami sedikit kegagalan control loop). Akan tetapi dengan membatasi jumlah loop per controller, biaya akan semakin mahal. Dengan kemajuan teknologi, orang bisa menambah jumlah control loop per controller dengan reliability dan performance yang memadai agar system lebih ekonomis. Seberapa jauh 'distribution level' (jumlah control loop per controller) yang bisa diterima, ini adalah hak para pengguna (Users) yang mendikte ketentuannya. Distributed Control System merupakan suatu sistem yang mendistribusikan berbagai fungsi yang digunakan untuk mengendalikan berbagai variabel proses dan unit operasi proses menjadi suatu pengendalian yang terpusat pada suatu control room dengan berbagai fungsi pengendalian, monitoring dan optimasi. DCS juga biasanya digunakan pada sistem manufacturing atau proses, dimana elemen controller tidak berada pada sentral sistem (sebagai pusat) tetapi tersebar di sistem dengan komponen subsistem di bawah kendali satu atau lebih controller. Keseluruhan sistem dapat menjadi sebuah jaringan untuk komunikasi dan monitoring. DCS banyak digunakan dalam industri untuk memonitor dan mengontrol peralatan yang tersebar dengan atau tanpa campur tangan manusia. Sebuah DCS biasanya menggunakan komputer sebagai controller dan menggunakan propietary

14 19 interconections dan protokol untuk komunikasi. Modul input dan output membentuk part komponen untuk DCS, Prosesor menerima informasi dari modul input dan mengirim informasi ke modul output. Modul input menerima informasi dari instrumentasi input dalam sistem dan modul output mengirim ke instrumen output pada sistem. Bus komputer atau bus elektrikal menghubungkan prosessor dengan modul melalui multiplexer atau demultiplexer. Mereka juga menghubungkan kontroller yang tersebar dengan sentral kontroller dan akhirnya terhubung ke Human machine Interface (HMI) atau panel kontrol. DCS merupakan sebuah istilah yang sangat luas yang menggambarkan sebuah solusi untuk industri yang sangat variatif, termasuk di dalamnya adalah : Electrical power grids dan electrical generation plants Environmental control systems Traffic signal Water management system Refining & chemical plants Pharmaceutical manufacturing Arsitektur memerlukan solusi yang luas melibatkan baik koneksi langsung dengan peralatan (aktuator) seperti saklar, pompa, valve atau koneksi via sistem sekunder seperti sistem SCADA. Sebuah DCS tidak memerlukan campur tangan operator untuk operasionalnya, tetapi dengan digabungnya SCADA dan DCS memungkinkan untuk interaksi dengan operator melalui sistem SCADA. DCS adalah sistem yang terintegrasi ditujukan untuk mengontrol proses manufacturing yang berkelanjutan atau batch-oriented, seperti oil refining, petrochemical, central

15 20 station dan pembuatan kertas. DCS dihubungkan dengan sensor dan aktuator dan mengunakan set poin kontrol untuk mengatur aliran material ke pabrik. Contoh yang paling umum adalah set point control loop yang terdiri dari sensor tekanan, controller, dan control valve. Pengukuran tekanan atau aliran cairan ditransmisikan kepada kontroler, biasanya melalui bantuan sebuah alat sinyal kondisi Input/Output (I/O). Saat variabel yang diukur mencapai titik tertentu, controller akan memerintahkan valve atau aktuator untuk membuka atau menutup sampai proses aliaran cairan mencapai titik yang ditentukan. Pengolahan minyak yang besar menggunakan ribuan I/O dan memberlakukan DCS yang sangat besar. Proses tidak dibatasi untuk mengatur aliran cairan melalui pipa saja tetapi juga termasuk mesin kertas, kontrol variasi kecepatan motor, mesin semen, operasi penambangan dan hal-hal lainnya Komponen DCS Secara umum komponen DCS dapat dibagi menjadi 3 bagian diantaranya: Human Interface Station (HIS) Operator Station digunakan untuk melakukan monitoring terpusat proses dari control room, menyajikan informasi plant terkini kepada operator melalui graphical user Interface (GUI), sehingga operator dapat melakukan fungsi operasi, maintenance dan troubleshooting, Pengembangan variable proses, parameter kontrol, alarm, dll. Alat ini mirip monitor komputer. Digunakan untuk memberikan informasi umpan balik tentang apa yang sedang dikerjakan atau dilakukan dalam pabrik, selain itu juga bisa menampilkan perintah yang diberikan

16 21 pada sistem kontrol. Melalui konsol ini juga, operator memberikan perintah pada instrumen-instrumen di lapangan Field control station (FCS) Station ini digunakan sebagai control unit untuk mengendalikan variabel variabel yang dikendalikan pada proses. Control station dikenal pula dengan istilah Field Control Station (FCS). Berikut adalah komponen dari FCS: Central Processor Unit (CPU) Catu daya (Power Supply Unit,PSU) VLnet coupler Modul masukan/keluaran (I/O modules, IOM) FCS adalah otak dari DCS yang mengeksekusi kontrol dan mengkoputasi kontrol di lapangan. Kelebihan FCS FCS terhubung langsung dalam memproses, sehingga hal tersebut membutuhkan terutama kehandalan yang tinggi dan akurat serta dibutuhkan kehandalan untuk menjadi aman. Pada dual redundant FCS, modul prosesor terdapat dua buah yang saling berkomunikasi (dual redundant) dan Vnet Coupler, Modul power supply, modul bus Interface, bus coupler, dan node bus dalam yang dual redundant. Pada sistem duplex (dual redundant) modul prosesor (ada yang aktif, ada juga dalam kondisi standby) yang nantinya dapat di alihkan dari aktif ke standby tanpa banyak interupsi dalam mengontrol ketika modul yang aktif suatu saat drop atau terjadi gangguan.

17 Baterai Untuk Pensuplai cadangan memori database dalam prosesor selama listrik mati mendadak apabila terjadi ganguan distribusi atau power plant. Maksimum waktu back-up 72 jam Sistem Komunikasi Sarana pertukaran data antara operator station, control station dan proces. Sarana komunikasi ini juga bisa dapat digunakan untuk menghubungkan DCS dengan sistem lain seperti PLC (Programmable Logic Control), SCADA system (Supervisory Control and Acquisition Data), dan Asset Management Engineering PC /Engineering Work Station (EWS). PC ini digunakan untuk melakukan modifikasi dari sistem yang sudah ada, juga untuk melakukan kegiatan maintenance dari sistem DCS Centum VP. Bentuk fisiknya sama seperti HIS, yang membedakan dengan HIS adalah software didalamnya. EWS dilengkapi dengan BUILDER sebagai window untuk modifikasi. Selama pekerjaan engineering tidak dilakukan, EWS dapat berfungsi sebagai HIS dan EWS juga dapat melakukan emulasi/ tes fungsi secara virtual Perlengkapan Sistem Communication Gateway Unit (CGW) Berfungsi untuk menghubungkan kabel Vnet dengan kabel Ethernet untuk keperluan supervisory computer ataupun untuk dihubungkan ke jaringan intranet.

18 23 Dengan CGW, kita juga dapat menghubungkan dua sistem CENTUM VP yang jaraknya berjauhan dengan menggunakan jaringan telepon V Net Vnet adalah kabel komunikasi kontrol yang menghubungkan antara FCS, HIS, BCV dan CGW. Standar dari Vnet adalah dual redundant. Vnet/IP sebuah kabel berbasis IP yang real-time untuk proses otomasi dan sudah menggunakan sistem komunikasi 1-Gbps Ethernet Vnet/IP sama seperti fungsi komunikasi Ethernet dan digunakan sebagai landasan kabel komunikasi di masa mendatang yang fungsinya sama seperti teknologi Vnet Fieldbus Foundation fieldbus adalah sebuah komunikasi berbasis digital yang diterapkan pada field instruments dan nantinya fieldbus akan menggantikan sistem konvensional antarmuka analog 4-20 ma Engginering PC (ENG USER) Fungsi engginering PC adalah untuk manajemen dan pemeliharaan sistem.

19 Operator PC (OFF USER) Fungsi operator PC adalah sebagai pencatat data variable pada saat real time ataupun data sebelumnya dan juga sebagai fungsi operasional harian sekaligus kontrol seperti: process alarm, indikator level, dll Tipe Arsitektur DCS DCS memiliki arsitektur yang lengkap dan dibuat untuk sesuai dengan field dan kebutuhan yang dikontrol. Sistem utama DCS meliputi: 1. Controller 2. I/O 3. Terminal Unit 4. HMI / Supervisory Station 5. Engineering Station 6. History 7. Sistem aset management & sistem report Sistem utama tersebut dirangkai dalam suatu topografi yang bersusun membentuk sistem pengontrolan, menghasilkan report, dan penyimpanan data, sampai saat ini DCS adalah sistem kontrol yang memiliki fungsi terlengkap dan cocok untuk aplikasi yang mengedepankan sistem integrasi. Di bawah ini merupakan beberapa vendor keluaran DCS dengan masing-masing tipe : - Foxboro I/A Series - Siemens PCS7

20 25 - Honeywell Experion PKS - Honeywell TDC Honeywell Total Plant Solutions (TPS) - Yokogawa Centum CS Experion Process Knowladge System (EKPS) Experion PKS merupakan sistem kontrol terbuka yang sangat menghemat biaya dan sistem keselamatan yang memperluas peran control dalam mendistribusi. Experion memberikan sistem yang aman, kuat, mudah dipelajari, sistem pabrik dengan konektifitas yang sebelumnya belum pernah ada dengan kalanganannya melalui tampilan arsitektur tingkat tinggi. Arsitektur Experion menggabungkan fungsi DCS dengan infrastruktur pabrik yang menyatukan bisnis, proses, dan aset manajemen untuk : - Fasilitas pemahaman pengetahuan. - Meningkatkan berbagi pengetahuan. - Optimalisasi proses kerja, dan - Mempercepat improvement dan inovasi. Berikut gambar landasan arsitektur Experion adalah sebagai berikut:

21 26 Gambar 2.8 Experion Platform Architecture Dasar EPKS Landasan Experion PKS sangat cocok untuk sistem kecil maupun besar. Mampu menyediakan kekuatan dan fleksibilitas yang diperlukan untuk menangani seluruh proces control dan aplikasi keselamatan, fitur kontrol distribusi meliputi : - HMI yang canggih. - Database yang terintegrasi, engineering tool, control dan safety application. - Operasi integrasi yang terkontrol. - Sistem kontrol dengan cepat melalui jaringan komunikasi untuk memprediksi dan mengkontrol secara menerus melalui server, controller, dan remote I/O. - Bisa dikontrol dengan mengandalkan sistem aplikasi. - Dilengkapi dengan Builder Tools, Configuration Studio, memungkinkan application configuration yang terintegrasi.

22 27-3 CEE (Control Excecution Environment) berdasar Controller yaitu C200 (langsung koneksi dengan I/O yang cocok dengan regulatory, fast logic, sequence, dan control application), C300 lebih andal dan lebih tahan dari C200 karena banyak terintegrasi dengan aplikasi kontrol dengan teknik instalasi yang mudah, ACE (Aplication Controller Environment) cocok untuk pengendalian pengawasan dan integrasi dengan sistem kontrol pihak ketiga. - SIS (Safety Instrumented System), menyediakan layanan komunikasi dengan tingkat keselamatan yang handal malelui koneksi I/O. - SCE (Simulation Control Environment), mendukung sistem simulasi pada komputer tanpa memerlukan tambahan hardware kontroler maupun koneksi tambahan Topografi Dasar Sistem Kontrol Dasar sistem topografi Experion, server dan C200 atau C300 terhubung dengan database global, gambar 2.9 berikut mengilustrasikan tampilan tingkat tinggi dari sistem dasar topologi Experion. Experion dapat dibagi menjadi: - Supervisory Platform, mencakup Platform komputasi non-proprietary yang mampu menjalankan sistem operasi WindowS dan sebagai server serta stasiun Experion m yang berfungsi sebagai engineering dan Interface operasi, tergantung pada software yang dipakai pada setiap node. - C200, C300 dan Safety Control Manager, menggunakan hardware yang mendukung arsitektur scalable dan modular. Kesamaan dan fleksibilitas komponen hardware, dan penempatan keseluruhan di dalam sistem, dan mengurangi biaya pembelian.

23 28 - Integrated Controller, server terintegrasi ke sejumlah controller dan recorder Honeywell. Integrasi ini secara efektif mengurangi waktu engineering dengan mengintegrasikan perangkat atau fitur konfigurasi diagnostik dengan Platform Experion. - Controller pihak ketiga, server dapat terhubung ke sejumlah pihak ketiga pengendali termasuk Allen Bradley SLC PLC5 dan jangkauan, Modicon, GE Fanuc dan Siemens dan banyak lagi. - Platform Communication, dengan memanfaatkan standar jaringan terbuka, termasuk: Ethernet atau Honeywell Fault Tolerant Ethernet (FTE) berdasarkan Plant Information Network (PIN) yang menghubungkan server dan klien bersama-sama bertujuan supervisory level Communications, Fault Tolerant Ethernet (FTE) jaringan yang menyediakan link komunikasi antara C300 Controller dengan supervisory level bagus untuk komunikasi peer-topeer antara Controller dan remote I / O, SafeNet yang menyediakan safelink komunikasi antara Safety Manager Controller pada jaringan yang terpisah menggunakan Fault Tolerant Ethernet (FTE), ControlNet, dan Ethernet. Gambar 2.9 Topologi Dasar Sistem Experion Dengan C200 Process Controllers

24 Transduser Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari masa ke masa berkembang cepat terutama dibidang otomasi industri. Perkembangan ini tampak jelas di industri pemabrikan, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia, kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semi otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full automatic) seperti penggunaan Flexible Manufacturing Systems (FMS) dan Computerized Integrated Manufacture (CIM) dan sebagainya. Model apapun yang digunakan dalam sistem otomasi pemabrikan sangat tergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Hasil penelitian menunjukan secanggih apapun sistem kendali yang dipakai akan sangat tergantung kepada sensor maupun transduser yang digunakan. Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transduser. Transduser berasal dari kata traducere dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang

25 30 dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari transduser disebut sensor, karena bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain. Kita mengenal ada enam macam energi, yaitu : radiasi, mekanik, panas, listrik, dan kimia. Berikut gambar beberapa aplikasi sensor yang bisa ditangkap dari beberapa besaran fisik. Gambar 2.10 Aplikasi Sensor Transduser adalah peralatan yang dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya. Transduser dalam sistem instrumentasi elektronika terdapat 3 bagian yaitu : 1. Input Transduser 2. Pengolahan Pengubah penampilan besaran listrik (signal conditioning) 3. Output Transduser William D.C. (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya. Transmisi energi ini bisa berupa listrik, mekanik,

26 31 kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas). Contoh; generator adalah transduser yang merubah energi mekanik menjadi energi listrik, motor adalah transduser yang merubah energi listrik menjadi energi mekanik dan sebagainya. William D.C. (1993), mengatakan alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi. Contoh; voltmeter, ampermeter untuk sinyal listrik, tachometer, speedometer untuk kecepatan gerak mekanik, luxmeter untuk intensitas cahaya, dan sebagainya Sensor Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu rangkaian elektronik. Sedangkan instrumen-instrumen pengukur (sensor) adalah instrumeninstrumen yang digunakan untuk pengukuran (measurement). Variabel-variabel yang diukur adalah Process Variables (PV). Instrumen ini juga digunakan untuk memperoleh informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam suatu proses. Dalam suatu sistem kontrol dapat dijumpai berbagai macam sensor yang berbeda dalam fungsinya. Sensor-sensor yang digunakan akan berbada tergantung dari process variable yang akan diukur. Jenis-jenis sensor tersebut adalah sebagai berikut : Pressure Sensor, Temperature Sensor, FLow Sensor, Liquid Level Sensor dan Composition Sensor.

27 Transmitter Transmitter adalah suatu alat kelanjutan dari sensor, merupakan salah satu elemen dari sistem pengendalian proses. Untuk mengukur besaran dari suatu proses digunakan alat ukur yang disebut sebagai sensor (bagian yang berhubungan langsung dengan medium yang diukur), dimana transmitter kemudian mengubah sinyal yang diterima dari sensor menjadi sinyal standar. Transmitter merupakan suatu alat kelanjutan dari sensor, dimana merupakan salah satu elemen dari sistem pengendalian proses. Untuk mengukur besaran dari suatu proses digunakan alat ukur yang disebut sebagai sensor (bagian yang berhubungan langsung dengan medium yang diukur), dimana transmitter kemudian mengubah sinyal yang diterima dari sensor menjadi sinyal standar Sinyal Transmitter Sinyal transmitter adalah suatu tanda ataupun sinyal yang diberikan ke alat penerima seperti pencatat, penunjuk yang berupa skala angka angka. Jenis jenis sinyal yang terdapat pada transmitter adalah : - Transmitter Elektrik Transmitter elektrik adalah suatu peralatan kontrol yang mempunyai pengaruh terhadap jalannya proses pengontrolan. Transmitter elektrik ini memiliki fungsi dimana sinyal proses yang diterima oleh detektor diubah menjadi sinyal listrik kemudian mengirimkan sinyal listrik tersebut ke alat penerima seperti pencatat (recorder), pengatur dan penunjuk. Sinyal yang dihasilkan dari transmitter elektrik ada dalam dua bentuk sinyal arus dan tegangan. Dimana skala kerja dari

28 33 sinyal arus selalu 4 20 ma dan skala kerja dari sinyal tegangan ada yang berkisar 1 5 VDC dan ada juga 0 10 VDC. - Transmitter Pneumatik Umumnya sistem dari transmitter ini merupakan jalur pengirim sinyal dari alat perasa ke kontroler dan dari kontroler ke pengatur akhir (control valve). Transmitter penumatik ini berfungsi untuk mengubah besaran sinyal proses menjadi sinyal pneumatik serta mengirimkan sinyal pneumatik tersebut ke alat penerima seperti pencatat (recorder), penunjuk, serta pengatur. Sinyal yang dihasilkan oleh pneumatik ini adalah udara yang bertekanan, dan biasanya sumber tekanan yang 20 Psi atau 1,4 kg/cm 2, tekanan sinyal berkisar 3 15 Psi atau 0,2 1,0 kg/cm 2. Transmitter pneumatik dapat dipergunakan sampai pada jarak sekitar 200 meter Tekanan Konsep tekanan sangat berguna terutama dalam berurusan dengan fluida. Sebuah fakta eksperimental menunjukkan bahwa fluida menggunakan tekanan ke semua arah. Hal ini sangat dikenal oleh para perenang dan juga penyelam yang secara langsung merasakan tekanan air pada seluruh bagian tubuhnya. Pada titik tertentu dalam fluida diam, tekanan sama untuk semua arah. Ini diilustrasikan dalam gambar 2.11 bayangan fluida dalam sebuah kubus kecil sehingga kita dapat mengabaikan gaya gravitasi yang bekerja padanya. Tekanan pada suatu sisi harus sama dengan tekanan pada sisi yang berlawanan. Jika hal ini tidak benar, gaya netto

29 34 yang bekerja pada kubus ini tidak akan sama dengan nol, dan kubus ini akan bergerak hingga tekanan yang bekerja menjadi sama. Gambar 2.11 Arah Tekanan Pressure Filter Regulator Sebuah Pressure Regulator (pengatur tekanan) adalah katup yang secara otomatis memutuskan aliran cairan atau gas pada tekanan tertentu. Regulator digunakan untuk memungkinkan cairan atau gas dengan tekanan tinggi dikurangi menjadi tekanan aman digunakan untuk berbagai aplikasi. Gas regulator tekanan digunakan untuk mengatur tekanan gas tapi tidak sesuai digunakan untuk mengukur laju aliran. Flowmeters, Rotometers or Mass Flow Controllers harus digunakan untuk secara akurat mengatur tingkat aliran gas. Gambar 2.12 Pressure Filter Regulator Glass Tube Flowmeter Tipe glass tube flowmeter banyak digunakan untuk aplikasi pemasangan dengan sistem vertikal dan besaran flowrate bisa langsung di baca pada tabung kaca

30 35 yang mana bahan dari kaca cukup baik yaitu pyrex glass. Jenis glass tube flowmeter ini banyak digunakan ketika installasi pipa cairan tidak mempunyai area horisontal yang memadai sehingga tidak terlalu membutuhkan area yang luas. Untuk aplikasinya glass tube flowmeter ini hanya maksimal pada temperatur Celcius, sedangkan pressure maksimal pada jenis ini tidak terlalu tinggi hanya pada kisaran 10 Bar, sedangkan untk aplikasi jenis glass tube flowmeter ini hanya untuk jenis liquid dan gas. Sedangkan jika kita menginginkan untuk pressure working yang lebih tinggi di kisaran hingga 60 Bar bisa digunakan jenis metal tube flow meter. Gambar 2.13 Flowmeter Glass Portable Pengukuran Aliran Fluida (Flow Measurements) Pengukuran aliran fluida adalah sangat penting di dalam suatu industri proses seperti kilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant) dan industri kimia (petrochemical). Pada industri proses seperti ini, memerlukan penentuan kuantitas dari suatu fluida (liquid, gas atau steam) yang mengalir melalui suatu titik pengukuran, baik didalam saluran yang tertutup (pipe) maupun saluran terbuka (open channel). Kuantitas yang ditentukan antara lain ; laju aliran volume (volume flow rate), laju aliran massa (mass flow rate), kecepatan aliran (flow velocity).

31 36 Alat instrumen untuk melakukan pengukuran kuantitas aliran fluida ini disebut flowmeter. Pengembangan flowmeter ini melalui tahapan yang luas mencakup pengembangan flow sensor, interaksi sensor dan fluida melalui penggunaan teknik komputasi (computation techniques), transducers dan hubungannya dengan unit pemprosesan sinyal (signal processing units), serta penilaian dari keseluruhan sistem di bawah kondisi ideal, kondisi gangguan (disturbed), kasar (harsh), kondisi berpotensi meledak (explosive conditions) serta pada lokasi laboratorium dan lapangan (field).

ANALISA PENGARUH LAJU ALIRAN, TEKANAN, AIR DAN DEBU TERHADAP PENGUKURAN SPECIFIC GRAVITY GAS PROSES PRODUKSI DI AREA DIRECT REDUCTION PLANT

ANALISA PENGARUH LAJU ALIRAN, TEKANAN, AIR DAN DEBU TERHADAP PENGUKURAN SPECIFIC GRAVITY GAS PROSES PRODUKSI DI AREA DIRECT REDUCTION PLANT LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH LAJU ALIRAN, TEKANAN, AIR DAN DEBU TERHADAP PENGUKURAN SPECIFIC GRAVITY GAS PROSES PRODUKSI DI AREA DIRECT REDUCTION PLANT Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KONSEP DASAR SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Politeknik Negeri Sriwijaya 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi SCADA SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang mengacu pada kombinasi telemetri dan akuisisi data. Ini terdiri

Lebih terperinci

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol Tujuan Instruksional Khusus (TIK): Mengerti filosopi sistem control dan aplikasinya serta memahami istilahistilah/terminology yang digunakan dalam system control

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin berkembang seiring dengan semakin pesatnya perkembangnya teknologi, berbagai penemuan terbaru yang digunakan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek Distributed Control Sistem (DCS) dan Sistem Kontrol pada CO 2 Removal Plant

Makalah Seminar Kerja Praktek Distributed Control Sistem (DCS) dan Sistem Kontrol pada CO 2 Removal Plant Makalah Seminar Kerja Praktek Distributed Control Sistem (DCS) dan Sistem Kontrol pada CO 2 Removal Plant Oleh : Arsyad (L2F008107) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. dengan YIN, Yang Sekaligus disini mengetahui Sistematika sebuah project perusahaan otomatisasi.

LANDASAN TEORI. dengan YIN, Yang Sekaligus disini mengetahui Sistematika sebuah project perusahaan otomatisasi. PENINGKATAN DCS DENGAN SOFTWARE CENTUM VP PADA PT. CHEVRON GEOTHERMAL SALAK OLEH PT.YOKOGAWA INDONESIA Causa Prima Wijaya 1),Ir Kodrat Iman satoto 2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI DAN CARA KERJA DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III FUNGSI DAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Krakatau Steel merupakan suatu perusahaan yang memproduksi baja dengan produk yang dihasilkan berupa Hot Roll Coil, Cold Roll Coil dan Wire Rod. Dalam prosesnya,

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS INTEGRASI PLC SIEMENS S7 Lite300DAN DCS CENTUM CS 3000 UNTUK IMPLEMENTASI PENGATURAN CONTROL VALVE Samsul Rajab

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah PLC Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E.Morley yang merupakan pendiri Modicon Coorporation. PLC pertama yang

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KONSEP DASAR SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KONSEP DASAR SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB

Lebih terperinci

Desain dan Realisasi Sistem Kontrol Proses Melalui Jaringan Menggunakan Distributed Control System Centum CS 3000

Desain dan Realisasi Sistem Kontrol Proses Melalui Jaringan Menggunakan Distributed Control System Centum CS 3000 Desain dan Realisasi Sistem Kontrol Proses Melalui Jaringan Menggunakan Distributed Control System Centum CS 3000 D I S U S U N O L E H : F a t w a C a h y o K u s u m o 2 2 0 6. 1 0 0. 1 3 7 DOSEN PEMBIMBING:

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM KONTROL DCS

APLIKASI SISTEM KONTROL DCS APLIKASI SISTEM KONTROL DCS Disampaikan oleh: ADI PUTRANTO UPTD BALAI LATIHAN KERJA (BLK) DEMAK - JAWA TENGAH Presentation Objective Pengertian DCS Fungsi Utama DCS Konstruksi DCS Hardware DCS Sistem Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN. PLC (Programmable Logic Controller) suatu alat kendali yang berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik adalah pilihan utama sebagai mesin penggerak dalam industri saat ini. Dari beberapa macam mesin listrik, motor induksi 3 fasa adalah salah satu yang banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller Proses di berbagai bidang industri manufaktur biasanya sangat kompleks dan melingkupi banyak subproses. Setiap subproses perlu dikontrol secara seksama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini, laju perkembangan teknologi semakin hari semakin bertambah maju, dengan mengedepankan digitalisasi suatu perangkat, maka akan berdampak pada kemudahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana telah diciptakan suatu peralatan yang modern dalam hal mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN. dimana telah diciptakan suatu peralatan yang modern dalam hal mempercepat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, dimana telah diciptakan suatu peralatan yang modern dalam hal mempercepat dan mempermudah suatu

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III PERENCANAAN, REALISASI, DAN METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan dan realisasi dari otomatisasi platform secara elektrikal. Selain itu, akan dibahas juga jenis

Lebih terperinci

Hardware Description DCS Centum VP

Hardware Description DCS Centum VP Hardware Description DCS Centum VP Training Services Center - SVD Prepared by: Nico Nyoto Raharjo PT. Yokogawa Indonesia Wisma Aldiron Dirgantara 2 nd floor, suite 22-29 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.72

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri, dituntut suatu teknologi yang mampu menghasilkan peralatan yang dapat menyelesaikan segala permasalahan industri dan mempermudah manusia dalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam

Lebih terperinci

VIII Sistem Kendali Proses 7.1

VIII Sistem Kendali Proses 7.1 VIII Sistem Kendali Proses 7.1 Pengantar ke Proses 1. Tentang apakah pengendalian proses itu? - Mengenai mengoperasikan sebuah proses sedemikian rupa hingga karakteristik proses yang penting dapat dijaga

Lebih terperinci

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1 BAB I SISTEM KONTROL Kata kontrol sering kita dengar dalam pembicaraan sehari-hari. Kata kontrol disini dapat diartikan "mengatur", dan apabila kita persempit lagi arti penggunaan kata kontrol dalam teknik

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? Tujuan Penulisan 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i. BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Apakah instrumentasi dan Pengendalian Proses itu? 1 1.2. Tujuan Penulisan 1 BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN INSTRUMENTASI & SISTEM KONTROL 3 2.1. Mengapa

Lebih terperinci

Pertemuan ke-2. Pengantar PLC

Pertemuan ke-2. Pengantar PLC Pertemuan ke-2 Pengantar PLC Mengetahui sejarah perkembangan PLC Mengetahui pengontrolan dengan Relay Prinsip dasar operasi PLC Mengetahui informasi umum mengenai PLC Sasaran Pelatihan Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN APLIKASI DCS HONEYWELL CONTROL ROOM PADA PRESSURE PLANT. Nama Tim :

LAPORAN PENELITIAN APLIKASI DCS HONEYWELL CONTROL ROOM PADA PRESSURE PLANT. Nama Tim : LAPORAN PENELITIAN APLIKASI DCS HONEYWELL CONTROL ROOM PADA PRESSURE PLANT Nama Tim : Nurpadmi (19790514 201012 2001) Wasis Waskito Adi (19830316 201012 1001) Agus Sugiharto (19800516 200604 1001) Luita

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktik APLIKASI DCS HARMONAS DEO UNTUK OTOMATISASI MEDIAFILTER PT.AZBIL BERCA INDONESIA

Makalah Seminar Kerja Praktik APLIKASI DCS HARMONAS DEO UNTUK OTOMATISASI MEDIAFILTER PT.AZBIL BERCA INDONESIA Makalah Seminar Kerja Praktik APLIKASI DCS HARMONAS DEO UNTUK OTOMATISASI MEDIAFILTER PT.AZBIL BERCA INDONESIA Mulkan Azizi [1], Dr. Aris Triwiyatno, ST, MT [2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

Materi-1 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-1 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-1 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PENGERTIAN DAN FUNGSI SENSOR DAN TRANSDUSER Pendahuluan Perkembangan pesat dunia otomasi industri dari pekerjaan dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS)

DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS) Nama : Emha Rofiqi Hasyim NIM : 09501241034 DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS) A. Pemahaman Dasar & Sejarah Perkembangan DCS DCS (Distributed Control System) adalah suatu pengembangan sistem kontrol dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek

Makalah Seminar Kerja Praktek A-1 Makalah Seminar Kerja Praktek PENGENDALIAN LEVEL AIR PADA BOILER DRUM SIMULATOR MENGGUNAKAN DCS YOKOGAWA CENTUM VP DI LABORATORIUM INSTRUMENTASI PUSDIKLAT MIGAS CEPU Ebtian Apriantoro [1], Wahyudi,

Lebih terperinci

Elemen Dasar Sistem Otomasi

Elemen Dasar Sistem Otomasi Materi #4 Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 Elemen Dasar Sistem Otomasi 2

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO

BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO 3.1 Tinjauan Umum Sistem Scada Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

IX Strategi Kendali Proses

IX Strategi Kendali Proses 1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KONTROL TERDISTRIBUSI

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KONTROL TERDISTRIBUSI LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KONTROL TERDISTRIBUSI DCS Yokogawa CS3000 Department Poly CP3 PT. Indorama Synthetics Tanggal 27-30 Oktober 2015 Disusun Oleh : Fahmi Ahmad Husaeni (201302025) Dosen Pengampu :

Lebih terperinci

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI TEORI DASAR OTOMASI Sumber: Mikell P. Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 3 PERTEMUAN #3 TKT312

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu pabrik yang menerapkan continue

BAB IV PEMBAHASAN. PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu pabrik yang menerapkan continue BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Masalah PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu pabrik yang menerapkan continue operasional, yang artinya pabrik tersebut bekerja secara 24 jam dan tidak ada jeda waktu

Lebih terperinci

Alat ukur aliran sangat diperlukan dalam industri oil, bahan kimia, bahan makanan, air, pengolahan limbah, dll.

Alat ukur aliran sangat diperlukan dalam industri oil, bahan kimia, bahan makanan, air, pengolahan limbah, dll. BAB III. ALAT UKUR ALIRAN FLUIDA LEARNING OUTCOME Bab III ini adalah mahasiswa diharapkan dapat:. memahami jenis dan prinsip kerja alat ukur aliran,. melakukan analisis kuantitatif pada alat ukur aliran

Lebih terperinci

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung

Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung Pengukuran Teknik, Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Teknik Mesin UBL KONSEP DASAR PENGUKURAN TEKNIK Oleh Ir. Najamudin, MT Dosen Universitas Bandar Lampung 1.1 Pengukuran ( measurement ) Pengukuran adalah

Lebih terperinci

Sistem Kontrol - 12 Computer Aided Control System. Dimas Firmanda Al Riza

Sistem Kontrol - 12 Computer Aided Control System. Dimas Firmanda Al Riza Sistem Kontrol - 12 Computer Aided Control System Dimas Firmanda Al Riza Materi setelah UTS MBH Dasar sistem kontrol Dasar kontrol PID Fuzzy DFA Elemen2 Sistem Instrumentasi dan Kontrol Computer Aided

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. satu bentuk pengendalian terhadap suatu plant. Sistem ini banyak digunakan dalam

BAB I. PENDAHULUAN. satu bentuk pengendalian terhadap suatu plant. Sistem ini banyak digunakan dalam BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya permintaan pasar di dunia manufaktur, perusahaan di tuntut untuk dapat memenuhi keinginan pasar dengan menggunakan proses produksi yang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI PERMUKAAN AIR DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA. Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani 14 Jurnal Teknik Elektro Vol. 3 No.1 RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALIAN TINGGI DAN SUHU CAIRAN BERBASIS PLC SCADA Tugino, Yohanes Purwanto, Tri Handayani Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk merancang

Lebih terperinci

X Sistem Pengendalian Advance

X Sistem Pengendalian Advance X Sistem Pengendalian Advance KENDALI CASCADE Control cascade adalah sebuah metode control yang memiliki minimal dua buah loop pengontrolan : a. loop pengontrolan primer atau master b. loop pengontrolan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dalam otomasi industri ini dibutuhkan adanya sistem pengawasan kendali untuk. serta manajemen informasi yang cepat dan akurat.

PENDAHULUAN. Dalam otomasi industri ini dibutuhkan adanya sistem pengawasan kendali untuk. serta manajemen informasi yang cepat dan akurat. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri saat ini, teknologi yang digunakan sudah beralih dari yang sebelumnya manual dan membutuhkan banyak tenaga kerja menjadi serba otomatis. Otomasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Tujuan Perancangan Perancangan sistem merupakan tahapan penting yang perlu diperhatikan sebelum memasuki tahapan merakit suatu sistem, baik pernagkat keras (hardware) maupun

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT. Menjelaskan operasional SCADA. Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2

MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT. Menjelaskan operasional SCADA. Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2 MENGOPERASIKAN SCADA SISTEM PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT Menjelaskan operasional SCADA Teknik Pembangkit Listrik 1 st Class Semester 2 Suatu sistem terpusat yang memonitor untuk melakukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB 1 FILOSOFI DASAR SISTEM KONTROL

BAB 1 FILOSOFI DASAR SISTEM KONTROL BAB 1 FILOSOFI DASAR SISTEM KONTROL 1. 1 Obyektif Sistem Kontrol Automatis Sebuah pabrik Kimia (chemical plant) adalah susunan unit-unit proses (reaktor, pompa, kolom destilasi, absorber, evaporator, tangki,

Lebih terperinci

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI Pengenalan PLC PLC merupakan sistem operasi elektronik digital yang dirancang untuk

Lebih terperinci

Gambar 3.20 Konfigurasi Hardware Gambar 3.21 Pngalamatan I/O Gambar 3.22 Pemrograman Ladder (simulasi) Gambar 3.

Gambar 3.20 Konfigurasi Hardware Gambar 3.21 Pngalamatan I/O Gambar 3.22 Pemrograman Ladder (simulasi) Gambar 3. xi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Lembar Pernyataan Keaslian... iv Halaman Persembahan... v Halaman Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

Pengantar Otomasi dan strategi Kontrol

Pengantar Otomasi dan strategi Kontrol Aplikasi Proggrammable Logic Controller Pengantar Otomasi dan strategi Kontrol Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Otomasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN METODOLOGI

BAB III PERANCANGAN DAN METODOLOGI BAB III PERANCANGAN DAN METODOLOGI 3.1 Sistem Proses Transduser merupakan suatu piranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi lain. Bagian masukan dari transduser disebut sensor, karena bagian

Lebih terperinci

KENDALI KOMPUTER TERHADAP PROSES (COMPUTER PROCESS CONTROL)

KENDALI KOMPUTER TERHADAP PROSES (COMPUTER PROCESS CONTROL) TI091209 [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-10 KENDALI KOMPUTER TERHADAP PROSES (COMPUTER PROCESS CONTROL) disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari Jurusan Teknik Industri 1 OUTLINE

Lebih terperinci

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL)

BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) BAB III PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) A. Pengertian PLC Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengharuskan pelaku industri mempercepat setiap pekerjaan yang dilakukan. Karena waktu merupakan salah satu aset dunia industri yang paling berharga.

Lebih terperinci

PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER UNTUK PENGERINGAN PETAI CINA

PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER UNTUK PENGERINGAN PETAI CINA LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER UNTUK PENGERINGAN PETAI CINA (Implementation of DCS System and Appliance Rotary Dryer for Leucaene Glauca) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

PERTEMUAN #7 SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI SISTEM KONTROL CONTINUE & DISKRIT Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer- Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 4 PERTEMUAN

Lebih terperinci

Pengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran

Pengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran Pengukuran Besaran Listrik Kuliah-2 Sistem Pengukuran Quiz-1 (Pre-test) 1. Buat rangkaian Sistem Instrumentasi elektronik! 2. Jelaskan fungsi dari: Controller Data Processor Recorder Signal Conditioner

Lebih terperinci

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengambilan Data Sebelum pengambilan data dimulai, turbin gas dioperasikan sampai dengan kondisi steady state. Penulis akan melakukan pengamatan satu dari enam unit pembangkit

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri

BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC. Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri BAB II SISTEM KENDALI, DIAGRAM TANGGA & PLC 2.1 Sejarah Perkembangan Sistem Kendali dan Otomtisasi Industri Pada awalnya, proses kendali mesin-mesin dan berbagai peralatan di dunia industri yang digerakkan

Lebih terperinci

Otomasi Sistem. Konsep Otomasi Sistem dan Strategi Kontrol

Otomasi Sistem. Konsep Otomasi Sistem dan Strategi Kontrol Otomasi Sistem Konsep Otomasi Sistem dan Strategi Kontrol Ir. Jos Pramudijanto, M.Eng. Jurusan Teknik Elektro FTI ITS Telp. 5947302 Fax.5931237 Email: pramudijanto@gmail.com Otomasi Sistem - 01 1 Objektif:

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi

BAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi 18 BAB III DASAR TEORI 3.1 Tinjauan Umum Sistem SCADATEL Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan

Lebih terperinci

5. Turbine Meters. 4. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Prinsip Operasi. Spesifikasi Umum. Kelebihan & Kekurangan

5. Turbine Meters. 4. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Magnetic Meters. Prinsip Operasi. Spesifikasi Umum. Kelebihan & Kekurangan 4. Prinsip kerja flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi elektromagnetik (Faraday s Low), yaitu bila suatu fluida konduktif elektrik melewati pipa tranducer, maka fluida akan bekerja sebagai

Lebih terperinci

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR UNTUK PENGENDALIAN FREKUENSI MENGGUNAKAN KONTROLER PID Oleh: Mahsun Abdi / 2209106105 Dosen Pembimbing: 1. Dr.Ir. Mochammad Rameli 2. Ir. Rusdhianto Effendie, MT. Tugas Akhir PERANCANGAN REMOTE TERMINAL UNIT (RTU) PADA SIMULATOR PLANT TURBIN DAN GENERATOR

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Bambang Nur Cahyono (L2F008013) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln.

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM

MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM MODIFIKASI SISTEM PLC S5 KE S7 PADA KONVEYOR JALUR 1 HOTCELL IRM Helmi Fauzi R, Antonio Gogo, Supriyono, Purwanta Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Email: helmi_fauzi@batan.go.id ABSTRAK MODIFIKASI

Lebih terperinci

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Rika Sustika P2 Informatika-LIPI rika@informatika.lipi.go.id Oka Mahendra P2 Informatika-LIPI oka@informatika.lipi.go.id

Lebih terperinci

Strategi Pengendalian

Strategi Pengendalian Strategi Pengendalian Strategi apa yang dapat kita gunakan dalam pengendalian proses? Feedback (berumpan-balik) Feedforward (berumpan-maju) 1 Feedback control untuk kecepatan 1. Mengukur kecepatan aktual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

APLIKASI LOAD CELL PADA PENGENDALIAN DAN MONITORING LEVEL AIR MENGGUNAKAN PLC ABSTRAK

APLIKASI LOAD CELL PADA PENGENDALIAN DAN MONITORING LEVEL AIR MENGGUNAKAN PLC ABSTRAK APLIKASI LOAD CELL PADA PENGENDALIAN DAN MONITORING LEVEL AIR MENGGUNAKAN PLC Fitri Nagasari Email : fi3na_gasari@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. drg. Suria Sumantri, MPH

Lebih terperinci

PT. DELTA REKAPRIMA SAKTI INDUSTRIAL AUTOMATION AND ROBOTIC SYSTEMS

PT. DELTA REKAPRIMA SAKTI INDUSTRIAL AUTOMATION AND ROBOTIC SYSTEMS PT. DELTA REKAPRIMA SAKTI INDUSTRIAL AUTOMATION AND ROBOTIC SYSTEMS PERKENALAN MAIN PRODUCT PRODUCT INDUSTRIAL AUTOMATION PLC ( PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL ) TOUCH SCREEN / HMI ( human machine interface

Lebih terperinci

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK Dwi Aji Sulistyanto PSD III Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM SIMULASI PENDINGIN MESIN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATmega128L TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM SIMULASI PENDINGIN MESIN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATmega128L TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SISTEM SIMULASI PENDINGIN MESIN SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATmega128L TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Pendidikan Diploma III Program Studi Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

Kategori Dasar Industri

Kategori Dasar Industri SISTEM KONTROL INDUSTRI Sumber: Mikell P Groover, Automation, Production Systems, and Computer-Integrated Manufacturing, Second Edition, New Jersey, Prentice Hall Inc., 2001, Chapter 4 Materi #5 Kategori

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].

Lebih terperinci

Perangkat Keras Komputer dan Perangkat Input Output

Perangkat Keras Komputer dan Perangkat Input Output Perangkat Keras Komputer dan Perangkat Input Output Komputer Komputer adalah sebuah mesin hitung elektronik yang secara cepat menerima informasi masukan digital dan mengolah informasi tersebut menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat

Lebih terperinci

II Protokol Remote Link II Protokol Modbus II Request Read N Bits. 16 II Request Read N Words. 16 II

II Protokol Remote Link II Protokol Modbus II Request Read N Bits. 16 II Request Read N Words. 16 II ABSTRAK Perkembangan dalam bidang industri dewasa ini semakin maju. Sebagian besar bidang industri telah menggunakan teknologi otomasi industri, pengendalian mesin-mesin industri telah dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI Pada Bab III akan dibahas perancangan simulasi kontrol level deaerator. Pada plant sebenarnya di PLTU Suralaya, untuk proses kontrol level deaerator dibuat di

Lebih terperinci

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 031 55166 Malang 6515 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun

BAB III LANDASAN TEORI. lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Waste Water Treatment Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri

Lebih terperinci