BAB III PERANCANGAN DAN METODOLOGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERANCANGAN DAN METODOLOGI"

Transkripsi

1 BAB III PERANCANGAN DAN METODOLOGI 3.1 Sistem Proses Transduser merupakan suatu piranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi lain. Bagian masukan dari transduser disebut sensor, karena bagian ini dapat mengindera suatu besaran fisik dan mengubahnya menjadi bentuk energi yang lain. Dalam perancangan analisa ini sistem pengukuran berat molekul gas di Direct Reduction Plant menggunakan NT 3096 Specific gravity transducer Solartron. Alat ini menggunakan sensing element sebagai sensor penginderaannya, yaitu menerima inputan dari perubahan frekuensi yang diterima akibat getaran yang dipicu dari berat molekul gas dengan berat molekul udara luar di dalam chamber, sehingga specific gravity biasanya digunakan pada sistem metering aliran gas. Sejak berdirinya DR Plant tahun 1980 sensor ini sudah digunakan sampai sekarang, namun saat ini Specific Gravity jenis ini sudah tidak diproduksi dan keluaran yang baru adalah tipe NT 3098 yang awalnya tipe NT Dengan fungsi yang sama tapi mengalami perubahan bentuk yang semakin kecil dan respon sistem penginderaannya yang semakin cepat, sehingga aliran pada sistem transduser ini mengalami perubahan pada laju aliran gas sampling yang lebih banyak. Adapun sinyal frekuensi ini dirubah oleh flowcom/converter menjadi besaran arus, sehingga dalam antarmuka ke sistem DCS akan lebih mudah hanya menggunakan 37

2 38 pengkabelan yang dihubungkan ke suatu sistem bernama PCS (Process Control System) yang nantinya bisa diolah menjadi grafis dan visual di layar DCS menggunakan desain HMI (Human Mechine Interface). 3.2 Diagram Blok Proses Direct Reduction Plant merupakan pabrik yang berproduksi biji besi murni, dengan proses sebagai berikut : Gambar 3.1 Overview Proses Produksi Di Layar DCS CH 4&H 2O Reformer Gas Heater Reactor CO2 Absorber Kompresor SG Meter Gambar 3.2 Diagram Block Proses Produksi Iron Making Proses reduksi biji besi/pellet dari Fe2O3 menjadi Fe murni membutuhkan gas CO dan H2 untuk pemisahan unsur O dalam pellet pada temperatur dan tekanan

3 39 tertentu, CH4 dan steam/h20 merupakan row material yang direformasi menjadi gas CO dan H2, kemudian dipanaskan sekitar C sebelum untuk mereduksi biji besi di dalam reaktor, gas outlet reaktor ini didaur ulang untuk mengurangi kadar CO2 pada proses CO2 Absorber menggunakan proses tekanan tinggi yang sebelumnya dinaikkan oleh kompresor, gas ini disebut sebagai Tail gas. Merupakan campuran antara gas pereduksi Karbon Monoksida dan Hidrogen. Proses ini dilakukan secara continuous sehingga peranan kompresor sangat menunjang kelancaran proses produksi. 3.3 Diagram Blok Sistem Karena Specific Gravity di sini hanya untuk mengukur gas campuran berupa N2, H2, CO, CO2, dan CH4 maka untuk mengetahui nilai itu dibagi dengan berat molekul udara yaitu 28, Berikut diagram proses sampling gas proses ke DCS : Pipa/ gas proses Pressure Control Regulator Filter & Water Trap Vent Display DCS Flow Transmitter Specific Gravity Meter Display DCS Flowcom/ Converter Gambar 3.3 Flow Diagram Sistem

4 40 Tekanan sample gas proses dari pipa ke analizer D1503 sama dengan tekanan dalam reaktor yaitu 4 kg/cm 2. Karena proses produksi dilakukan secara terus menerus maka gas yang diukur juga akan mengalami perubahan fisik sesuai reaksi kimiawi di dalamnya, sehingga jarak pengambilan sample pipa ke analizer juga tidak boleh terlalu panjang, diharapkan data terukur adalah data realtime. Gambar 3.4 Pipa Inlet Gas Proses ke Kompresor Jarak antara nozzle taping sample ke analizer sekitar 5 meter. Reaksi yang terjadi di reaktor sangat panas dan tidak murni berupa gas dan metal, melainkan air, debu besi, debu semen, debu tanah juga ada maka banyak ditemukan campuran debu atau air kondensat. Jadi gas yang diukur sensor fluidanya bercampur dengan zat lainnya. Apalagi Gas buang reaktor banyak mengandung fines sponge (debu besi), sehingga sample yang diukur pada analizer D1503 kerap tidak tepat, karena faktor tersebut masih sangat dominan dalam pengukuran fluida yang dibaca oleh sensor. Pada dasarnya sensor specific gravity hanya untuk mengetahui berat molekul gas proses produksi, bukan untuk mengukur campuran gas dengan metal, air

5 41 ataupun zat lainnya. Aktualnya pembacaan SG semakin lama semakin jauh dari hasil lab. Pada awalnya filter pada unit sensor hanya terdapat 1 filter dengan dimensi 7 µm dan susah untuk assemblingnya, karena ukurannya kecil dan penyaring tersebut berbahan metal. Pembacaan akan bagus jika setelah dilakukan pembersihan filter, proses kalibrasi serta pembersihan sensor. Untuk itu dirancang sebuah water trap dan penambahan filter berdimensi 3 µm dengan bahan terbuat dari serat fiber untuk menangkal air kondensat dan debu metal. Oleh karena fluida yang mengalir ke specific gravity meter lama-lama banyak partikel debu yang menempel di filter dan semakin senyempit, maka laju aliran keluaran sensorpun semakin menurun pembacaannya bisa dilihat pada flowglass, jadi indikasi di DCS pun akan menjadi abnormal. Kemudian dirancanglah penambahan laju aliran keluaran sensor yang bisa dimonitoring dari display DCS untuk memudahkan pengamatan dan mempercepat tindakan seperti mengganti filter. 3.4 Cara Kerja dan Metode Kerja Keseluruhan Dengan adanya Specific Gravity meter di area kompresor bisa membantu pembacaan berat molekul gas proses untuk mengendalikan operasional kompresor. Maksudnya hasil analisa gas ini mampu mengendalikan beban arus kerja kompresor. Monitoring Specific Gravity D1503 dilakukan di ruang DCS, sistem pengendalian beban arus kompresor dikontrol oleh feed back dari indikasi SG D1503 ke bukaan control valve FCV1401. Jika beban arus kompresor naik karena berat molekul gas besar maka laju aliran bisa dibagi atau dialihkan ke jalur bypass

6 42 yang dipasang jalur FCV1401. Sebelumnya pengendalian control valve tersebut sering dimode MAN melalui indikasi D1503 dengan proses value sesuai hasil lab, dikarenakan hasil pembacaan alat sering terjadi selisih. Debu proses yang terbawa aliran akibat proses kimiawi produksi, hanya diserap oleh filter dengan dimensi 7µm. Banyaknya debu yang terbawa oleh gas bisa dilihat dari kondisi fisik sensor saat dibuka untuk pembersihan, yaitu dengan cairan pembersih aceton, terlebih debu yang mengalir adalah debu besi dan bercampur dengan air kondensat, akibat dari perubahan temperatur dari ambient menuju sampling unit chamber yang cenderung lebih rendah dan air tersebut mempengaruhi proses pembacaan sensor. Sensing element akan membaca tinggi jika berat molekul yang melintas berat, karena saat media melintas di dalam chamber sensor akan bekerja lambat atau vibrasi rendah, sehingga frekuensi yang dikeluarkan oleh sensor juga rendah. Konfigurasi dari sensor sendiri dalamnya berbentuk coil dan bekerja seperti hukum faraday, karena akibat getaran maka akan mengeluarkan medan magnet kemudian medan magnet dirubah menjadi frekuensi, semakin kecil frekuensi pencacahan sensor maka semakin cepat waktu yang ditangkap oleh flowcomp, dari selang frekuensi yang dicacah oleh sensor maka bersama flowcom/converter diolah menjadi waktu dan dari waktu dirubah menjadi ma sesuai kebutuhan analog input pada sistem di DCS dengan range 0,2 0,7. Untuk melakukan kalibrasi harus didapat data frekuensi pencacahan sensor sample gas (menggunakan sample gas H2 dan N2 sebagai reference), setelah data didapat (bisa dilihat pada display menu di flowcom berupa time periode yang sudah

7 43 dikonversi). Cara adjustment sistem specific gravity harus memasukkan konstanta K0 dan K2 dari hasil injeksi gas sample tadi, barulah nilai pembacaan sensor akan menjadi normal. Adapun rumus untuk mencari K0 dan K2 harus mengetahui density masing-masing gas. G = K o + K 2 T 2 K 2 = G x G y T x 2 T y 2 K 0 = G y K 2 T y 2 (3.1 (3.2 (3.3 Dimana ; T = Time periodic sample gas Specific gravity Tx = Time periodic yang diketahui gas kalibrasi x Ty = Time periodic yang diketahui gas kalibrasi y Gx = Specific gravity kalibrasi gas x Gy = Specific gravity kalibrasi gas y Metode Proses Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap/langkah seperti ditunjukkan pada gambar diagram 3.5 dibawah ini :

8 44 Mulai Mengumpulkan data history Specific Gravity dan prepare perlengkapan Melakukan proses kalibrasi injeksi gas sample H2 dan N2 Menganalisa hasil antara pengukuran alat dan hasil lab dengan ralat penyimpangan Toleransi pengukuran 2% dibanding hasil lab? Tidak Menambah monitoring laju aliran gas outlet sensor di HMI Ya Flow = 40 Nl/h Tidak Mengganti filter dan mencatat hasil pengukuran alat serta hasil lab Ya Analisa dan pembahasan Kesimpulan Selesai Gambar 3.5 Diagram Metode Perbaikan

9 45 Dari diagram diatas bahwa metode perbaikan adalah berdasar hasil dan perbandingan pengukuran, dimana hasil diperoleh dari pengukuran alat pada awal sebelum dilakukan modifikasi dan perbandingan menggunakan lab berstandar, sehingga diperoleh 3X perhitungan ralat dengan dilakukan 2X perbaikan dan tetap menggunakan hasil lab sebagai acuan keakuratan alat ukur. 3.5 Prosedur Perbaikan a. Tahap Pertama Pada tahap ini pengambilan data dilakukan 1 minggu dua kali dari bulan Desember 2012, data diambil setelah dilakukan pembersihan sensor menggunakan cairan aseton dan sudah dilakukan kalibrasi sehingga nilai pembacaan sensor masih dalam ambang normal dibandingkan dengan hasil pengukuran sample gas di lab, tapi bilamana sampling diambil seminggu setelah kalibrasi pembacaan mulai menyimpang dibanding hasil analisa sample gas dari lab, begitu juga seterusnya mengalami kenaikan deviasi penyimpangan jika dilakukan pengambilan data pada minggu-minggu berikutnya. Prosedur percobaan yang dilakukan sebagai berikut : - Merubah indikasi D1503 di layar DCS dalam mode manual, agar tidak berpengaruh pada sequence bukaan valve dan mengamankan supply DC 24V dari marshalling cabinet/lepas fuse 0,5 ma, untuk menghindari short sircuit. - Melepas kabel sinyal dari transduser dan buka koneksi 1/2 menggunakan kunci pass ring ukuran 22 mm pada Specific gravity sensor, membuka sensing element menggunakan kunci hexagonal dan membersihkan menggunakan kain halus

10 46 dengan pembersih aseton. Bentuk sensing element jika dibuka akan tampak seperti gambar 3.6 dibawah ini: Gambar 3.6 a) Unit Chamber Specific Gravity a) b) Gambar 3.6 b) Sensing Element SG - Memastikan jalur yang masuk dan keluar yang melalui tubing stainless tidak mampat menggunakan udara compressor atau gas nitrogen untuk flashing supaya debu atau air keluar sampai jalur benar-benar bersih. Jika terjadi mampat menggunakan injector/handpump untuk membuang kotoran dengan media cairan panas untuk menekan kotoran/air keluar secara menerus. - Memasang kembali semua connection dan fuse, serta mengkalibrasi dengan gas H2 sebagai zero dan N2 sebagai span. Adapun prosedur kalibrasi yang dilakukan sebagai berikut : 1. Menyediakan tabung sample gas kalibrasi H2 dan memasang regulator valve untuk mereduksi tekanan gas dengan set pressure sekitar 20 Psi. 2. Menghubungkan selang dari tabung ke probe sample gas kalibrasi. 3. Menutup valve gas sample proses, valve venting dan membuka valve dari gas H2, seperti tampak pada gambar 3.7 berikut :

11 47 Gambar 3.7 Diagram Scematic Sample Gas 4. Menunggu sampai tekanan dalam chamber 4 kg/cm 2 (pada pressure indicator). 5. Menutup valve sample gas H2 dan membuang melalui valve venting. 6. Melakukan poin 4 dan 5 sampai 7X. Setelah sampling ketujuh tahan posisi valve untuk dilakukan pengambilan data Time periodic di layar flowcom. Proses purging ini dilakukan sebanyak 7X dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah siklus purging = [ 4 x 7 ] tekanan maks.regulator (3.4 Cara ini dilakukan dengan maksud gas reference pada chamber akan homogen sehingga pengukurannya relatif stabil. 7. Menutup valve sample gas H2 dan valve pada tabung gas. 8. Melakukan poin 1-7 dengan sample gas N2, dan mencatat Time periode. 9. Buka kembali valve gas sample proses, ambil sample gas untuk dilakukan pengecekan di laboraturium dan mencatat pembacaan gas proses di DCS dan FC.

12 Melakukan adjustment di layar flowcomp dengan cara memasukkan parameter K0 dan K2 dengan rumus ke-v dan ke-vi di atas, kemudian injeksi gas CH4 sebagai referensi pengukuran dan indikasinya density harus menunjukkan 16,043 jika belum menunjukkan angka tersebut maka harus dilakukan kalibrasi ulang. 11. Menganalisa data hasil pembacaan dengan hasil lab, membandingkan dan mengkoreksi tingkat error alat. b. Tahap Kedua Modifikasi ini dilakukan karena didapat ralat cukup besar dari tahap pertama, sehingga ditambah filter regulator dengan dimensi mesh 3 µm, dan desain pabrik terpasang 7 µm. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut : - Melepas kabel dan connector. - Baut chamber dibuka dan melepas sensor untuk dibersihkan dan memastikan jalur tidak ada yang mampat dengan menginject udara. - Memasang filter dan water trap pada jalur masuk chamber sebelum pressure regulator. Seperti pada gambar 3.8 dibawah ini : Gambar 3.8 Modifikasi Pada Jalur Inlet Gas Sample

13 49 - Memasang kembali sensor yang sudah bersih dan melakukan kalibrasi seperti pada tahap sebelumnya. - Catat hasil pembacaan pada kondisi normal/sample gas proses dan bandingkan dengan hasil lab setiap seminggu sekali. - Lakukan analisa ralat dari hasil pembacaan selama 6 minggu dengan perbandingan hasil lab. Filter regulator dipasang dengan water trap dengan maksud gas yang masuk ke chamber sensor tidak terdapat kandungan air, sehingga jika gas terkontaminasi dengan air maka dengan sendirinya akan mengendap di water trap dan dengan sendirinya terbuang pada level sekitar 30%. c. Tahap Ketiga Tahap ketiga dilakukan setelah didapat ralat tahap kedua masih signifikan, sehingga perlu dilakukan perawatan preventive dengan menganalisa hasil laju aliran gas buang sample dari layar DCS, sehingga harapan pembacaan sensor bisa seakurat mungkin seperti hasil lab pada tahap ketiga dilakukan dengan prosedur seperti tahap pertama dengan menambah tampilan flow transmitter FI1401 menggunakan program Grafic Builder dan pemasangan transmitter yang sebelumnya sudah dilakukan kalibrasi dengan range 0~80 Nl/h merk Endress and Houser, pada tahap ini metode yang digunakan agak konvensional, karena terus melakukan penggantian filter secara berkala/indikasi flow 38 Nl/h. Flow rotameter yang digunakan di lapangan dan modifikasi indikasi laju aliran FI1401 DCS adalah seperti pada gambar 3.9 berikut :

14 50 Gambar 3.9 Flow Rotameter Outlet Dari SG Langkah yang dilakukan pada tahap ketiga adalah sebagai berikut : 1. Sebelum dilakukan pemasangan transmitter terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dengan menginject arus pada transmitter 4~20 ma hasil kalibrasi tertera pada bab empat. 2. Mencari spare terminal (Blok X3/ =71-JBA-043 no 21/22) di panel Marshalling (OIC22F) untuk menghubungkan kabel sinyal analog input dari lapangan ke DCS/sistem. Gambar 3.10a Panel Marshalling Rack Gambar 3.10b Teminal Blok dari Lapangan ke DCS 3. Konfigurasi di sistem PCS dengan membuka software dari Honeywell dengan nama Configuration Studio yang sudah terkoneksi dengan jaringan HYL3SVR sebagai main server seperti pada gambar berikut:

15 51 Gambar 3.11 Menu Configuration Studio Untuk Konfigurasi Pembuatan Indikasi Baru Pada DCS Gambar 3.12 Konfigurasi Untuk Control Modul Tag Number

16 52 pada software Configuration Studio masuk pada Control Strategi untuk konfigurasi penamaan, unit dan lainnya. 4. Setelah selesai melakukan konfigurasi pada tag number tersebut, maka pada tahap selanjutnya adalah membuat tampilan HMI menggunakan software HMIWeb Display Builder dari Honeywell. Seperti tertera pada gambar berikut: Gambar 3.13 HMI Yang Belum Dimodifikasi Secara Offline Setelah selesai melakukan konfigurasi dilakukan penyimpanan dan melakukan downloading untuk merealisasikan hasil ke layar DCS agar bisa di akses atau monitoring, sedangkan untuk konfigurasinya bisa dilihat di lampiran penelitian ini, karena banyak gambar metode konfigurasinya. Dalam monitoring laju aliran gas sample FI1401 harus sesering mungkin, minimal 6 jam sekali, sama seperti pengambilan sample untuk lab. Jika indikasi flow menurun 38 Nl/h segera lakukan penggantian filter atau pembersihan filter, dan bila indikasi melebihi nilai toleransi segera lakukan proses kalibrasi, karena

17 53 indikasi SG meter sangat berpengaruh terhadap bukaan valve FCV 1401, kondisi ini dimaksudkan untuk menjaga sistem kerja kompressor agar putaran motor tidak terlalu berat dan tidak menyebabkan beban arus naik. Filter/ saringan yang dipakai adalah seperti pada gambar berikut : Gambar 3.14 Filter Gas Proses 3.6 Pembahasan Spesifik Specific gravity meter merupakan satu dari jenis transduser dengan merubah energi mekanik menjadi frekuensi dari perbedaan berat jenis suatu gas per satuan mol, kemudian frekuensi ini dikonversi menjadi suatu tegangan/arus, micro motion jenis ini menggunakan type 3098 merk Emerson, sensor yang digunakan adalah sensing element, sangat berpengaruh terhadap perubahan getaran, air, dan kotoran debu gas yang menempel. Mula-mula saat melakukan sampling gas seperti pada gambar 3.3 schematic flow gas dengan perubahan berat jenis dengan aliran 40 Nl/h masuk ke Chamber untuk mengisi gas reference sampai tekanan 4 Bar, gas akan melalui vibrating cylinder dan akan bergetar sesuai berat jenis gas yang melewati sensor, sensor akan menghasilkan sinyal frequensi akibat gerakan dari coil sensor dengan tube cylinder,

18 54 karena sinyal output dari sensor masih kecil kemudian dikuatkan dengan amplifier unit seperti gambar 3.15 berikut : Gambar 3.15 Diagram Blok Schematic Amplifier Dengan Sistem 3 Kabel Output transduser berupa 3 koneksi, yaitu sinyal, power suplay 24 V DC (+ & -) Kemudian sinyal output akan di kirim ke flow converter micromotion seperti gambar dibawah ini : Gambar 3.16 Flow Converter Micromotion Tampilan Berat Molekul Gas Sinyal datang dideteksi sebagai waktu tempuh sensor dalam membaca setiap periode, sehingga setiap gas yang dideteksi akan berbeda tiap alirannya dengan rentang waktu tertentu, disebut juga time periodic yaitu seberapa lama waktu dalam satu periode pengukuran. Semakin besar berat jenis gas makin lama pula periode samplingnya dan semakin tinggi indikasi SG suatu gas.

19 55 Sensing element Transduser ini menerima inputan dari perubahan frekuensi yang diterima akibat getaran yang picu dari berat molekul gas di dalam chamber dengan berat molekul udara luar, sehingga specific gravity biasanya digunakan pada sistem metering aliran gas. Dalam melakukan kalibrasi zero atau span gas disesuaikan dengan kadar persen yang ada dalam sertifikat tabung tersebut nilai tersebut berdasarkan kondisi standar yaitu pada tekanan 1 Atm dan 20 0 C. Proses kalibrasi menggunakan gas H2 karena sebagai acuan gas yang memiliki specific gravity terkecil buatan Indonesia dan menggunakan gas N2 sebagai span karena nilai range yang digunakan untuk mengukur Specific gravity proses nilai maksimum bisa sampai ke angka tersebut. Range SG terpasang sebesar 0,2 ~ 0,7 pada layar DCS. Selama proses kalibrasi dilakukan pembuangan gas sample dalam chamber dimaksudkan untuk membuang semua unsur gas yang ada dalam chamber sekaligus membersihkan saluran dan sensor. Persentase penyimpangan pengukuran yang baik sebenarnya menggunakan proses sampling dengan tekanan 7 Bar, karena pada fase ini tingkat error pembacaan mulai kecil dan cenderung stabil, seperti percobaan yang telah dilakukan dengan hasil tertera pada bab empat, tapi aktual pressure regulator gas proses 4 kg/cm 2.

ANALISA PENGARUH LAJU ALIRAN, TEKANAN, AIR DAN DEBU TERHADAP PENGUKURAN SPECIFIC GRAVITY GAS PROSES PRODUKSI DI AREA DIRECT REDUCTION PLANT

ANALISA PENGARUH LAJU ALIRAN, TEKANAN, AIR DAN DEBU TERHADAP PENGUKURAN SPECIFIC GRAVITY GAS PROSES PRODUKSI DI AREA DIRECT REDUCTION PLANT LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PENGARUH LAJU ALIRAN, TEKANAN, AIR DAN DEBU TERHADAP PENGUKURAN SPECIFIC GRAVITY GAS PROSES PRODUKSI DI AREA DIRECT REDUCTION PLANT Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Krakatau Steel merupakan suatu perusahaan yang memproduksi baja dengan produk yang dihasilkan berupa Hot Roll Coil, Cold Roll Coil dan Wire Rod. Dalam prosesnya,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASASI SISTEM. bentuk energi yang lain. Perancangan sistem untuk mendeteksi kadar air pada EDC

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASASI SISTEM. bentuk energi yang lain. Perancangan sistem untuk mendeteksi kadar air pada EDC BAB III PERANCANGAN DAN REALISASASI SISTEM 3.1 Sistem Secara Keseluruhan Dalam hal Transduser adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari transduser

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN ANALISA BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Tata Cara Pengambilan Data Pengambilan data volatile gas dari sensor sangat menentukan kehandalan diagnose yang akan didapatkan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA SISTEM FLOW CONTROL amdea DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Bambang Nur Cahyono (L2F008013) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Jln.

Lebih terperinci

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN Penelitian mengenai nyala difusi pada medan aliran berlawanan ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang telah meneliti mengenai limit stabilitas nyala

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN

ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN ISTILAH-ISTILAH DALAM SISTEM PENGATURAN PENGANTAR Sistem pengaturan khususnya pengaturan otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan diberikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber 1 Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber Septian Ade Himawan., Ir. Nurussa adah, MT., Ir. M. Julius St., MS. Abstrak Abstrak Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan unit penyusun semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup.

Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup. 12/10/2014 1 DEFINISI Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup. 12/10/2014 2 CODE DAN STANDARD ASME MFC-18M, Measurement of Fluid Flow Using

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan menghubungkan Simulator Plant dengan menggunakan PLC FX series, 3 buah memori switch on/of sebagai input, 7 buah pilot lamp sebagai output

Lebih terperinci

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN

PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN PENGANTAR SISTEM PENGUKURAN Teknik pengukuran telah berperan penting sejak awal peradaban manusia, ketika pertama kali digunakan untuk mengatur transfer barang dalam perdagangan barter agar terjadi pertukaran

Lebih terperinci

Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak dapat diuraikan sebagai berikut :

Secara umum tahapan-tahapan proses pembuatan Amoniak dapat diuraikan sebagai berikut : PROSES PEMBUATAN AMONIAK ( NH3 ) Amoniak diproduksi dengan mereaksikan gas Hydrogen (H 2) dan Nitrogen (N 2) dengan rasio H 2/N 2 = 3 : 1. Disamping dua komponen tersebut campuran juga berisi inlet dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengukuran level adalah yang berkaitan dengan keterpasangan terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Pengukuran Level Alat-alat Instrument yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi permukaan cairan dikenal dengan istilah Level. Pengukuran level adalah

Lebih terperinci

Komponen Sistem Pneumatik

Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik Komponen Sistem Pneumatik System pneumatik terdiri dari beberapa tingkatan yang mencerminkan perangkat keras dan aliran sinyal. Beberapa tingkatan membentuk lintasan kontrol untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada gas orifice meter custody titik serah terima antara PT. Pertamina Gas dengan PT. Krakatau Steel yang terletak di Stasiun Metering

Lebih terperinci

ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN

ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN ISTILAH ISTILAH DALAM SISTEM PENGENDALIAN PENGANTAR Sistem pengendalian khususnya pengendalian otomatis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam bahasan ini, akan

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang Makalah Seminar Kerja Praktek Analisis Pressure Control Pada Absorber (101-C1) di CO 2 Removal Field Subang Reza Dwi Imami (L2F008080) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Peralatan Penelitian Alat percobaan yang digunakan pada percobaan ini bertujuan untuk mengukur temperatur ring pada saat terjadi fenomena flame lift-up maupun blow off, yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Pengujian Kinerja Damper Position Blower Persiapan Pencatatan data awal Pengujian Kinerja Blower: -Ampere Actual - Tekanan Pencatatan hasil pengujian performance

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI Pada Bab III akan dibahas perancangan simulasi kontrol level deaerator. Pada plant sebenarnya di PLTU Suralaya, untuk proses kontrol level deaerator dibuat di

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PERALATAN PENELITIAN 3.1.1 Bunsen Burner Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Bunsen burner Flame Propagation and Stability Unit P.A. Hilton Ltd C551, yang dilengkapi

Lebih terperinci

Analisa Aliran Control Valve HCB BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK

Analisa Aliran Control Valve HCB BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK 38 BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK 4.1 Aplikasi Control Valve Pada PT Polichem Indonesia Tbk. PT Polichem Indonesia Tbk. adalah sebuah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL

BAB 5 KOMPONEN DASAR SISTEM KONTROL BAB 5 KOMPONEN ASAR SISTEM KONTROL 5. SENSOR AN TRANSMITER Sensor: menghasilkan fenomena, mekanik, listrik, atau sejenisnya yang berhubungan dengan variabel proses yang diukur. Trasmiter: mengubah fenomena

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian emisi gas buang dengan

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan kadar oksigen yang cukup dalam tubuh untuk dapat bertahan hidup. Sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain : BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisis pada alat Bottle Filter yang berbasis mikrokontroler. Tujuan dari pengujian adalah untuk mengetahui apakah alat yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS INTEGRASI PLC SIEMENS S7 Lite300DAN DCS CENTUM CS 3000 UNTUK IMPLEMENTASI PENGATURAN CONTROL VALVE Samsul Rajab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

X Sistem Pengendalian Advance

X Sistem Pengendalian Advance X Sistem Pengendalian Advance KENDALI CASCADE Control cascade adalah sebuah metode control yang memiliki minimal dua buah loop pengontrolan : a. loop pengontrolan primer atau master b. loop pengontrolan

Lebih terperinci

Sistem Monitoring Air Bubble System Pada Prototype Sephull Bubble Vessel

Sistem Monitoring Air Bubble System Pada Prototype Sephull Bubble Vessel Jurnal Wave, UPT. BPPH BPPT Vol. 4, No. 2, 2010 Sistem Monitoring Air Bubble System Pada Prototype Sephull Bubble Vessel Mochammad Nasir 1, Miftah 1, M. Ali Mudhoffar 1 Abstrak Sephull Bubble Vessel adalah

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengharuskan pelaku industri mempercepat setiap pekerjaan yang dilakukan. Karena waktu merupakan salah satu aset dunia industri yang paling berharga.

Lebih terperinci

Strategi Pengendalian

Strategi Pengendalian Strategi Pengendalian Strategi apa yang dapat kita gunakan dalam pengendalian proses? Feedback (berumpan-balik) Feedforward (berumpan-maju) 1 Feedback control untuk kecepatan 1. Mengukur kecepatan aktual

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-153 Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

Lebih terperinci

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Kerusakan Mesin dan Keputusan Modifikasi Filter Oli Dari data data yang ada di BAB sebelumnya, sudah bisa diketahui bahwa kerusakan mesin khususnya komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. alat monitoring tekanan oksigen pada gas sentral dengan sistem digital yang lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang gas medis telah dilakukan oleh Oktavia Istiana (2005) dengan tampilan analog dan Rachmatul Akbar (2015) yang melakukan pembuatan alat

Lebih terperinci

Pengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran

Pengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran Pengukuran Besaran Listrik Kuliah-2 Sistem Pengukuran Quiz-1 (Pre-test) 1. Buat rangkaian Sistem Instrumentasi elektronik! 2. Jelaskan fungsi dari: Controller Data Processor Recorder Signal Conditioner

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER

MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER SEKILAS PRODUK MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER 1.1. Aplikasi Utama & Penerapan Digunakan untuk sistem penyaringan perawatan air. Sangat cocok untuk: Sistem Penyaringan Perumahan Perlengkapan Penyaringan

Lebih terperinci

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG

STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG STUDY PERHITUNGAN RANGE d/p CELL TRANSMITTER UNTUK PENGUKURAN LEVEL DENGAN METODE DRY OUTSIDE LEG dan WET OUTSIDE LEG Oleh : Dwi Heri Sudaryanto *) ABSTRAK Transmitter adalah salah satu instrument yang

Lebih terperinci

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode

Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Sistem Identifikasi Kualitas Bahan Bakar Minyak Menggunakan Deret Light Emitting Diode Nurseno Aqib Fadwi Adi 2209100156 Dosen Pembimbing 1 Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. Dosen Pembimbing 2 Ir. Siti Halimah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan sensor putaran berbasis serat optik dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik serta Laboratorium Bengkel Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Dengan memahami konsep dasar alat pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem prinsip kerja dan komponen-komponen pembentuk sistem, maka pada bab ini akan dibahas

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI DAN CARA KERJA DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III FUNGSI DAN

Lebih terperinci

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini Dosen Pembimbingh: Dr. Melania Suweni muntini Oleh: Gaguk Resbiantoro JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin menipisnya sumber daya alam yang berasal dari sisa fosil berupa minyak bumi diakibatkan karena kebutuhan manusia yang semakin meningkat dalam penggunaan energi.

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Departemen Teknik Mesin dan Biosistem dan Laboratorium Kimia Pangan Departemen Ilmu Teknologi

Lebih terperinci

PEMBUATAN GAS ANALYZER DAN ANALISIS AKURASI SENSOR OKSIGEN DENGAN VARIASI PERUBAHAN PANJANG SELANG

PEMBUATAN GAS ANALYZER DAN ANALISIS AKURASI SENSOR OKSIGEN DENGAN VARIASI PERUBAHAN PANJANG SELANG PEMBUATAN GAS ANALYZER DAN ANALISIS AKURASI SENSOR OKSIGEN DENGAN VARIASI PERUBAHAN PANJANG SELANG Bayu Agung Wicaksono 1, Anggit Murdani 2 1,2 Politeknik Negeri Malang, Malang Alamat Korespondensi : Jl.

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1

Gambar 4.21 Grafik nomor pengujian vs volume penguapan prototipe alternatif rancangan 1 efisiensi sistem menurun seiring dengan kenaikan debit penguapan. Maka, dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem akan bekerja lebih baik pada debit operasi yang rendah. Gambar 4.20 Grafik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

Session 10 Steam Turbine Instrumentation

Session 10 Steam Turbine Instrumentation Session 10 Steam Turbine Instrumentation Pendahuluan Pengoperasian turbin yang terus menerus dan kondisi yang abnormal mempengaruhi kondisi turbin. Instrumen dibutuhkan untuk memantau kondisi turbin dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Dalam pengujian ini bahan yang digunakan adalah air. Air dialirkan sling pump melalui selang plastik ukuran 3/4 menuju bak penampung dengan variasi jumlah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 51 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini berisi mengenai hasil pengujian mesin Auto Loading menggunakan Robo Cylinder pada mesin Power Press PP 60. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa pembuatan

Lebih terperinci

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI 75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,

Lebih terperinci

Control II ( ADC DAC)

Control II ( ADC DAC) Modul 3 Control II ( ADC DAC) KHAMDIMUBAROK MUBAROK, M.ENG TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Parameter dan variabel pada operasi manufaktur 1 Suatu variabel/parameter kontinyu adalah suatu penunjukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Bab ini membahas hasil dari sistem yang telah dirancang sebelumnya melalui percobaan dan pengujian. Bertujuan agar diperoleh data-data untuk mengetahui alat yang dirancang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Februai sampai dengan Juni 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Februai sampai dengan Juni 2015. 42 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Februai sampai dengan Juni 2015. Pembuatan program dilaksanakan di Sub Bidang Sistem instrumentasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem

BAB I PENDAHULUAN. industri menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) sebagai sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kebutuhan manusia akan energi semakin berkembang seiring dengan semakin pesatnya perkembangnya teknologi, berbagai penemuan terbaru yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam industri minyak dan gas bumi, peningkatan pemanfaatan gas bumi domestik membutuhkan terobosan nasional dalam sinkronisasi perencanaan produksi, pengembangan

Lebih terperinci