PERSONALISASI KONTEN PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN TIPE BELAJAR TRIPLE-FACTOR DALAM STUDENT CENTERED E-LEARNING ENVIRONMENT
|
|
- Benny Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERSONALISASI KONTEN PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN TIPE BELAJAR TRIPLE-FACTOR DALAM STUDENT CENTERED E-LEARNING ENVIRONMENT Mira Suryani 1, Zainal A. Hasibuan 2, Harry Budi Santoso 3 1,2,3 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indnesia Fakultas Ilmu Komputer, Kampus Depok mira.suryani@ui.ac.id, 2 zhasibua@cs.ui.ac.id, 3 harrybs@cs.ui.ac.id Abstrak Perbedaan karakteristik pembelajar yang kurang terakomodasi dengan baik pada pembelajaran konvensional merupakan sebuah permasalahan yang harus segera diatasi untuk memperbaiki performa pembelajar. Personalisasi pembelajaran dengan memanfaatkan e-learning memberikan keleluasan dalam memfasilitasi perbedaan karakteristik, kebutuhan, dan preferensi setiap pembelajar. Perbedaan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai informasi untuk personalisasi. Dengan mengadopsi pendekatan triple-factor, dikembangkanlah algoritma yang mampu memetakan 36 tipe belajar triple-factor (gaya belajar, motivasi, dan kemampuan pengetahuan) pada konten pembelajaran yang sesuai dengan masing-masing karaketeristik, kebutuhan, dan preferensi pembelajar. Algoritma tersebut selanjutnya diimplementasikan ke dalam sebuah LMS Student Centered E- learning Environment (SCELE) yang dapat diakses oleh pembelajar. Dari hasil eksperimen dilakukan evaluasi dengan membandingkan performa pembelajar dari kelompok eksperimen (pembelajar yang menggunakan fitur personalisasi) dan kelompok kontrol (pembelajar yang tidak menggunakan fitur personalisasi). Perbandingan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengoptimalan sistem yang dikembangkan dapat membantu pembelajar. Adapun hasil dari perbandingan dengan uji statistik diperoleh bahwa performa pembelajar yang menggunakan fitur personalisasi lebih baik dibandingkan dengan performa pembelajar yang tidak menggunakan fitur personalisasi. Kata kunci : personalisasi, e-learning, triple-factor, SCELE-PDE 1. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran, pada dasarnya setiap pembelajar memiliki karakteristik, kebutuhan dan preferensi yang berbeda. Dari segi kecepatan dan kemampuan, terdapat pembelajar yang dengan cepat mampu menangkap dan mengolah informasi namun ada pula pembelajar yang lambat. Dari segi preferensi format materi pembelajaran, terdapat pembelajar yang menyukai materi berbentuk teks, audio, atau video. Dari segi kenyamanan pun, terdapat perbedaan, ada pembelajar yang nyaman dan berkonsentrasi belajar di siang hari, namun ada pula pembelajar yang lebih nyaman dan berkonsentrasi jika belajar di malam hari. Sayangnya, perbedaan pembelajar yang mendasar tersebut kurang dapat diakomodasi pada pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran konvensional, pendidik memberikan perlakuan yang sama kepada pembelajar. Hal tersebut membuat pembelajar menjadi tidak nyaman, tertekan, dan tidak dapat mengeluarkan performa terbaiknya dalam belajar. Pada akhirnya terdapat pembelajar yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran dengan mendapatkan nilai yang baik, namun ada juga pembelajar yang gagal dan harus mengulang. Disisi lain, terdapat fenomena mengenai tingkat penetrasi TIK yang tinggi baik di dunia maupun di Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada hasil survei yang dilakukan oleh ITU melalui Global ICT developments [1] yang menyatakan bahwa 96,2 % penduduk di dunia sudah menggunakan telepon selular dan 38,8% sudah berlangganan internet secara individu. Selain itu, data dari Indonesia sendiri menyatakan bahwa pada tahun 2013, terdapat 63 juta pengguna internet [2]. Tingginya pemanfaatan perangkat TIK dari tahun ke tahun ini mempengaruhi berbagai aspek kehidupan tak terkecuali pada bidang pendidikan. Pada bidang pendidikan, e-learning merupakan salah satu media atau aplikasi yang digunakan untuk menunjang pembelajaran. E-learning memungkinkan pembelajar melakukan proses pembelajaran dimana saja dan kapan saja sesuai dengan keleluasan yang diinginkan [3]. Kemungkinan tersebut menjadi suatu peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi mengenai perbedaan pembelajar. Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan karakteristik, kebutuhan, dan preferensi pembelajar dibutuhkan suatu sistem yang dapat menangkap perbedaan tersebut sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk memberikan sebuah personalisasi pembelajaran. Sfenrianto dan Hasibuan mendefinisikan bahwa personalisasi pembelajaran
2 merupakan sebuah strategi yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar secara efektif [4]. Di Indonesia, terdapat beberapa penelitian yang berkenaan dengan personalisasi e-learning [5,6]. Penelitian terkini mengenai personalisasi e-learning adalah munculnya framework triple-factor yang diusulkan oleh [6]. Berdasarkan framework tersebut, paper ini dikembangkan dengan tujuan untuk memberikan konten pembelajaran yang sesuai dengan 36 tipe belajar yang ada pada kombinasi triple-factor. 2. Studi Literatur 2.1 E-learning dan Learning Management System (LMS) E-learning merupakan proses pembelajaran yang disampaikan melalui media teknologi komunikasi sehingga memungkinkan kebebasan berinteraksi bagi penggunanya tanpa terhalang batasan ruang dan waktu [3]. Secara lebih mendalam lagi, Moore, Deane, dan Gaylen menyampaikan bahwa e-learning merupakan sebuah media yang mampu mentransformasikan pengalaman belajar ke dalam pengetahuan [7]. E-learning memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan pembelajaran konvensional. Santoso menyampaikan bahwa pada pembelajaran menggunakan e-learning tingkat selfregulated sangat tinggi dan memiliki paradigma student-centered sehingga dibutuhkan kreativitas dalam memotivasi pembelajar untuk terus menggunakan e-learning [5]. Selain itu, Du, Liu, dan Wei mengemukakan bahwa dengan e-learning, waktu, tempat, dan jumlah pembelajar bisa tidak tetap, dan akses ke sumber materi pembelajaran melimpah [8]. Sebuah e-learning akan berhasil diimplementasikan apabila enam faktor penunjangnya lengkap dan memiliki performa yang baik. Enam faktor tersebut adalah: pembelajar, instruktur, teknologi, course, desain instruksional, dan lingkungan [3]. Selain mempertimbangkan faktor, implementasi e-learning tersebut dapat ditunjang dengan fitur yang lebih banyak untuk mendukung pembelajaran seperti fitur administrasi, fitur interaksi seperti diskusi forum dan chat, serta fitur lainnya. E-learning yang telah diperkaya berbagai fitur yang ada tersebut dikenal sebagai learning management system (LMS). 2.2 Learning Object Learning object merupakan materi pembelajaran dalam bentuk digital, berukuran kecil, dapat didistribusikan (share) maupun digunakan kembali (reusable) [9]. Learning object yang baik haruslah memiliki sifat granulariti yang baik [10] dimana learning object yang berukuran besar dapat dipecah menjadi menjadi bagian-bagian yang kecil tanpa kehilangan makna [10]. Kemudian bagianbagian kecil tersebut dapat digabung kembali secara utuh sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Dalam penelitian, learning object dapat diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan. Santoso mengklasifikasikan learning object berdasarkan kebutuhan pembelajar, yang terbagi ke dalam tiga level, yaitu: (1) level materi 1: berupa materi dalam format slide, (2) level materi 2: berupa slide ditambah dengan narasi dalam bentuk audio, video, atau animasi, (3) level materi 3: materi pengayaan yang disajikan dalam format Word, PDF, dan URL [5]. Sfenrianto, mengklasifikasikan learning object berdasarkan preferensinya. Learning object dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu: (1) materi singkat (M) merupakan materi yang berisi poin-poin penting dalam sebuah bahasan materi, (2) materi penjelasan (P) berupa video, audio, dan animasi yang berisi penjelasan materi pembelajaran lebih rinci, dan (3) materi tambahan (T) [6]. 2.3 Personalisasi Konten Pembelajaran Personalisasi pembelajaran merupakan strategi yang digunakan untuk mengetahui karakteristik pembelajar sehingga dapat belajar secara efektif [6]. Terdapat banyak pendekatan yang dapat dilakukan dalam personalisasi pembelajaran. Dari segi proses identifikasi karakteristik pembelajar, banyak peneliti menggunakan faktor yang berbeda seperti gaya belajar [5,6,11,12], motivasi [5,6,13], kemampuan pengetahuan [6,12,14], dan faktor lainnya. Dari segi teknik, terdapat beberapa pendekatan yang digunakan peneliti diantarnya dengan menggunakan data mining [12], semantik web [14], dan predefined rule [5,6]. Personalisasi pembelajaran dapat dilakukan dalam tiga bentuk. Pertama, personalisasi alur pembelajaran merupakan personalisasi berupa pemberian rekomendasi langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan preferensi pembelajaran dalam mempelajari materi [11,15]. Kedua, personalisasi antarmuka media pembelajaran merupakan personalisasi yang lebih difokuskan pada perubahan tampilan dari media pembelajaran seperti jenis font, ukuran font, tata letak menu, warna dan gambar dari latar belakang [16]. Ketiga, personalisasi konten pembelajaran merupakan personalisasi berupa pemberian konten pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pembelajar [5,6]. 2.4 Framework Tipe Belajar Triple-Factor Triple-factor merupakan sebuah framework yang diusulkan oleh [4] untuk mengidentifikasi karakteristik pembelajar berdasarkan Triple- Characterictic Model (TCM) yaitu gaya belajar, motivasi dan kemampuan pengetahuan. Secara rinci framework personalisasi yang diusulkan terdiri dari 3 layer utama, yaitu (1) learning layer, (2) characteristic layer, dan (3) personalization layer.
3 Ilustrasi framework dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Gambar 1. Framework Triple-Factor [17]. Pada learning layer, pembelajar melakukan kegiatan pembelajaran. Semua aktivitas yang ada direkam ke dalam learning log kemudian dipelajari learning behavior pattern-nya. Kemudian learning behavior pattern dijadikan sebagai acuan untuk mengidentifikasi karakteristik pembelajar yang terdiri dari gaya belajar, motivasi, dan kemampuan pengetahuan pada characterstic layer. Gaya belajar merupakan faktor pertama yang diidentifikasi berdasarkan perbandingan antara jumlah aktivitas seorang pembelajar dalam mengakses materi dengan rata-rata aktivitas pembelajar secara berkelompok yang dihitung pada tabel frekuensi akses materi sebagai batasan (threshold). Adapun kategorisasi gaya belajar menggunakan atura pada tabel berikut. Tabel 1. Kategori Gaya Belajar pada Triple- Penentu Factor. Kategori Deskripsii Suka-suka Log akses materi pembelajar < rata-rata Disiplin Log akses materi pembelajar = rata-rata Rajin Log akses materi pembelajar > rata-rata Kemudian, faktor kedua dari triple-factor adalah motivasi. Motivasi pembelajar dapat ditentukan dengan membandingkan jumlah aktivitas pembelajar pada forum dengann rata-rata aktivitas kelompok pembelajar terhadap forum pada tabel frekuensi. Motivasi pembelajar terbagi ke dalam tiga kategori dengan penentuan sebagai berikut (lihat Tabel 2). Tabel 2. Kategori Motivasi pada Triple-Factor Kategori Deskripsi Penentu Rendah Log aktivitas forum pembelajar < rata-rata aktivitas kelompok pada forum diskusi Sedang Log akses materi pembelajar = rata-rata Tinggi Log akses materi pembelajar > rata-rata Faktor terakhir dari triple-factor untuk mengidentifkasi karakter pembelajar adalah kemampuan pengetahuan. Kemampuan pengetahuan ditentukan berdasarkan gabungan dari nilai kuis dan nilai tugas pembelajar. Adapun kategori kemampuan pengetahuan dibagi berdasarkan 4 interval nilai sebagai berikut (lihat Tabel 3). Tabel 3. Kategori Kemampuan Pengetahuan pada Triple-Factor Kategori Deskripsi Penentu Gagal Baik Sangat Baik 0>nilai>60 61>nilai>80 81>nilai>90 91>nilai>100 Kombinasi dari triple-factor tersebut menghasilkan 36 tipe belajar. Selanjutnya kombinasi tipe belajar ini dijadikan informasi untuk menentukan konten pembelajaran yang sesuai pada personalization layer.. Adapun metode pada personalization layer untuk menentukan konten pembelajaran yang sesuai merupakan fokus pada pada penelitian ini. 3. Menentukan Komponen Kebutuhan Sistem Dalam melakukan personalisasi konten pembelajaran, terdapat empat komponen yang diperlukan untuk mengembangkan dan menjalankan sistem secara keseluruhan. Komponen pertama adalah fitur umum e-learning yang dapat menangkap karakteristik pembelajar. Fitur umum yang digunakan yaitu fitur resources, forum, quiz, dan assignment. Komponen kedua adalah log pembelajaran yang dibagi kedalam dua jenis yaitu log akses ke materi pembelajaran dan log aktivitas pembelajar pada forum diskusi. Komponen ketiga adalah konten pembelajaran yang secara garis besar dibagi ke dalam dua jenis yaitu materi pembelajaran dan data diskusi dengan penjelasan sebagai berikut (lihat Tabel 4). Tabel 4. Konten Pembelajaran untuk Personalisasi Jenis Konten Kode Deskripsi Materi singkat M Materi dalam bentuk slide Materi penjelasan P Materi dalam bentuk audio, video, dan animasi Materi tambahan T Materi berupa contoh, latihan, dan link referensi Forum umum F1 Forum yang menyediakan informasi umum mengenai course Posting mandiri F2 Kegiatan pembelajar melakukan posting terlebih dahulu atau memulai diskusi Menjawab trigger/pemicu F3 Forum yang berisi pertanyaan dari pendidik yang dapat mentrigger pembelajar untuk berpartisipasi
4 Komponen terakhir adalah komponen data evaluasi berupa nilai pembelajar yang digunakan untuk menentukan kemampuan akhir pembelajar. Setelah komponen kebutuhan sistem diidentifikasi, merancang dan mengimplementasikan algoritma merupakan langkah selanjutnya dari penelitian. 4. Rancangan dan Implementasi Algoritma Personalisasi Konten Pembelajaran berdasarkan Tipe Belajar Triple-Factor Pada tahapan ini, peneliti merancang algoritma personalisasi konten pembelajaran yang didasarkan pada tipe belajar triple-factor. Algoritma sistem personalisasi konten yang digunakan untuk memberikan konten pembelajaran yang sesuai karakteristik pembelajar secara garis besar diilustrasikan pada Gambar 2 berikut ini. Gambar 2. Rancangan Algoritma Personalisasi Konten Pembelajaran Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa untuk mengetahui konten pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajar, setiap tipe belajar ditinjau kembali faktor penyusunnya yaitu gaya belajar, motivasi, dan kemampuan pengetahuan. Pada faktor gaya belajar dihitung kembali jumlah akses pembelajar pada materi berdasarkan jenis materi yang ada. Pada faktor motivasi, dihitung jumlah aktivitas pembelajar terhadap masing-masing jenis forum. Pada faktor kemampuan pengetahuan, dilihat nilai yang dimiliki pembelajar termasuk ke dalam kategori kemampuan pengeatahuan yang mana. Hasil perhitungan dari ketiga faktor tersebut selanjutnya akan diproses masing-masing oleh tiga proses yang berbeda. Jumlah akses pembelajar terhadap masing-masing jenis materi pembelajaran akan menjadi input untuk proses penentuan level materi pembelajaran. Luaran dari proses ini adalah level materi yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar. Adapun proses penentuan level materi pembelajaran diilustrasikan padaa Gambar 3 berikut. Gambar 3. Proses Penentuan Level Materi Pembelajaran Pada proses penentuan level materi pembelajaran dilakukan perbandingan antara rata- masing-masing jenis rata akses pembelajar terhadap materi yang tersedia. Kemudian rata-rata yang diperoleh selanjutnya dirata-ratakan kembali untuk memperoleh batasan (threshold) untuk mencari jenis materi mana yang secara rata-rata merupakan preferensi paling tinggi. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara rata-rata akses pembelajar terhadap masing-masing materi dengan batasan (threshold) yang telah ditentukan. Apabila rata-rata akses pembelajar terhadap jenis materi tersebut lebih besar, maka jenis materi tersebut akan ditampilkan. Terdapat 3 level materi pembelajaran yang dapat ditampilkan yaitu: (1) level materi 1 yang terdiri dari pemberian materi singkat saja (M), (2) level materi 2 terdiri dari pemberian materi singkat disertai dengan materi penjelasan (M+P), dan (3) level materi 3 terdiri dari pemberian materi singkat, materi penjelasan, dan materi tambahan (M+P+T). Pada proses penentuan peningkatan motivasi pada aktivitas forum, jumlah aktivitas pembelajar terhadap masing-masing forum (F1, F2, dan F3) dijadikan sebagai input yang akan diproses. Adapun pemrosesan peningkatan motivasi dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Gambar 4. Proses Penentuan Peningkatan Motivasi pada Aktivitas Forum. Pada Gambar 4, dapat dilihat frekuensi akses masing-masing forum akan dibandingkan dengan rata-rata kelompok pembelajar terhadap masing- masing jenis forum yaitu Forum 1 (F1), Forum 2 (F2), dan Forum 3 (F3). Apabila ketiga jenis forum tersebut termasuk ke dalam kategori sedang atau rendah, maka aktivitas pada forum tersebut perlu ditingkatkan. Pada proses penentuan peningkatan motivasi terdapat 8 kemungkinan jenis peningkatan motivasi yang dapat diberikan antara lain: peningkatan terhadap F1 saja, F2 saja, F3 saja, F1 dan F2, F1 dan F3, F2 dan F3, semua forum (F1, F2, dan F3), atau tidak ada rekomendasi yang berarti semua tingkat motivasi pada semua forum sudah tinggi.
5 Proses terakhir dari menentukan konten pembelajaran yang sesuai kebutuhan pembelajar adalah penentuan next target kemampuan pengetahuan. Proses penentuann next target dapat dilihat pada Gambar 5 berikut. Gambar 5. Proses Penentuan Next Target Kemampuan Pengetahuan. Untuk menentukan next target kemampuan pengetahuan pembelajar sebelumnya harus diketahui posisi kategori KP terakhir berdasarkan nilai yang dimiliki. Setelah ketegori sebelumnya diketahui, maka sistem akan merekomendasikan next target KP satu tingkat diatas posisi sebelumnya. Sebagai contoh, seorang pembelajar dengan tipe belajar tertentu setelah melalui ketiga proses tersebut akan menghasilkan konten pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan seperti ilustrasi pada Gambar 6 berikut. Gambar 6. Pemetaan Sebuah Tipe Belajar dengan Konten Pembelajaran yang Sesuai Kebutuhan. Adapun hasil dari dari rancangan algoritma personalisasi konten pembelajaran yang dikembangkan diimplementasikan ke dalam sebuah learning management system (LMS) berbasis Moodle. Hasil implementasi tersebut diberi nama Student Centered E-learning Environment Personalisasi Dinamis E-learning (SCELE-PDE). Ilustrasi tampilan personalisasi konten pembelajaran untuk pembelajar dapat dilihat pada Gambar 7 berikut. Gambar 7. Antarmuka Personalisasi Konten Pembelajaran pada SCELE-PDE 5. Eksperimen dan Hasil Sistem diujicobakan kepada 118 pembelajar yang menjadi peserta matakuliah Penulisan Ilmiah (PI) semester gasal tahun ajaran 2013/2014 di Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. Uji coba dilakukan selama satu semester. Dengan tujuan untuk mengetahui animo aktivitas pembelajaran dengan menggunakan fitur personalisasi dalam SCELE, maka penelitii membagi dua tahap pembelajaran, yaitu tahap (Minggu 1 hingga 7) sebagai tahapan identifikasi, dan Tahap 2 (Minggu 8 hingga 12) sebagai tahap pemberian personalisasi. Meskipun pembelajaran dilakukan pada dua tahap, sistem personalisasi konten pembelajaran dapat digunakan pada minggu-minggu awal pembelajaran. Pemberian personalisasi akan terus berubah apabila nilai pada ketiga faktor tersebut berubah. Pada uji coba diperoleh pemetaan tipe belajar ke dalam materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, diamati pula perubahan personalisasi setiap individu. Sebagai contoh dilakukan pengamatan terhadap dua pembelajar (lihat Tabel 5). Tabel 5. Pengamatann Personalisasi Konten Individu Pembelajar N o 1 2 Deskripsi Tipe Belajar TB1: Suka-suka Rendah KP: Gagal TB2: Suka-suka Rendah KP: Minggu 1 7 Personalisasi Konten Level 3 (M+P+T) F1,F2,F3 Level 1 (M) F1, F2, F3 Baik Deskripsi Tipe Belajar TB2: Suka-suka Rendah KP: TB23: Disiplin Tinggi KP: Baik Minggu 8-12 Personalisasi Konten Level 1 (M) F1, F2, F3 baik Level 3(M+P+T) F1,F2,F3 sangat baik Catatan: Gaya Belajar, Motivasi, KP: Kemampuan Pengetahuan. Pada Tabel 5 dapat diamati bahwa terdapat pembelajar yang mengalami perubahan pada sebagian faktor yaitu level materi dan kemampuan pengetahuan, namun ada juga pembelajar yang mengalami perubahan pasa semua faktor sehingga merubah tipe belajar pembelajar yang cukup tinggi. Setelah uji coba dilaksanakan selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui pengoptimalan dari sistem yang dikembangkan. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan performa pembelajar yang menggunakan fitur personalisasi dalam SCELE (kelompok eksperimen) yaitu pada matakuliah Penulisan Ilmiah (PI) 2013/2014 dengan performa pembelajar yang tidak menggunakan fitur personalisasi SCELE (kelompok kontrol) yaitu pada mata kuliah PI dan Metodologi Penelitian dan Penulisan Ilmiah (MPPI) 2012/2013. Performa pembelajar dilihat dari nilai akhir yang diperoleh dari nilai ujian dan kuis. Untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai rata-rata kelompok pembelajar, dilakukan tes one-
6 way ANOVA dan uji lanjutan multi perbandingan dengan t-scheffe. Hasilnya diperoleh, terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata nilai akhir kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan nilai sig. sebesar 0,000 (p<0,05) dan perbedaan rata-rata nilai maksimal dapat mencapai 13,68. Dapat disimpulkan, bahwa performa pembelajar yang menggunakan fitur personalisasi dalam SCELE lebih baik daripada pembelajar yang tidak menggunakan fitur personalisasi. 6. Kesimpulan dan Saran Personalisasi konten pembelajaran merupakan personalisasi dengan memberikan konten pembelajaran sesuai dengan karakteristik, preferensi, dan kebutuhan pembelajar. Terdapat 4 komponen yang dibutuhkan dalam personalisasi konten pembelajaran yaitu fitur umum e-learning, data log pembelajaran, konten pembelajaran, dan data evaluasi pembelajaran. Dengan memanfaatkan 36 tipe belajar triple-factor terbentuklah sebuah algoritma yang mampu memetakan tipe belajar ke dalam konten pembelajaran yang sesuai. Konten pembelajaran yang dimaksud terdiri dari 3 kemungkinan level materi pembelajaran, 8 kemungkinan aktivitas motivasi yang harus ditingkatkan, dan 4 kemungkinan next target kemampuan pengetahuan yang harus dicapai pembelajar. Dari hasil ekperimen kemudian dievaluasi dengan uji statistik menyatakan bahwa performa pembelajar yang menggunakan fitur personalisasi lebih baik dibandingkan dengan performa pembelajar yang tidak menggunakan fitur personalisasi. Rencana pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini diantaranya: (1) disain dan implementasi otomatisasi rekomendasi konten pembelajaran, (2) peningkatan kualitas dan kuantitas dari konten pembelajaran yang diberikan. Daftar Pustaka: [1] ITU, 2013, Global ICT Developments, International Telecommunication Union, Retrieved Desember 23, 2013, from: D/Statistics/Pages/stat/default.aspx [2] APJII, 2013, Indonesia Internet Users, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, Retrieved Desember 23, 2013, from: man-data/9/statistik.html [3] P. C, Sun, et al, 2006, What Drives a Sucessful E- learning? An Empirical Investigation of The Critical Factors Influencing Learner Satisfaction, Computers & Education, Elsevier, doi: /j.compuedu pp [4] Sfenrianto dan Hasibuan, Z. A, 2011, Triple- Characteristic Model (TCM) in E-Learning System. Proceedings of 4th International Conference on Computer Science and Information Technology. IEEE, Chengdu. [5] Santoso, H. B., 2007, Pemodelan Personalisasi Pembelajaran Berdasarkan Aspek Gaya Belajar Pada Student Centered E-Learning Environment. Tesis, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer, Depok. [6] Sfenrianto, 2013, Pendekatan Tipe Belajar Triple- Factor dalam E-learning Process sebagai Basis Rekomendasi dan Personalisasi Pembelajaran, Ujian Pra-promosi, Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Komputer, Depok. [7] Moore, J. L., Deane C. D., dan Galyen K., 2010, E- Learning, Online learning, and Distance Learning Environments: Are They The Same? Internet & Higher Education, Elsevier, Vol 14. pp [8] Du, H., Liu H., & Wei L., 2010, On the Characteristics and Application of Integrated E- learning. Proceedings of 2nd International Conference on e-business and Information System Security, IEEE, Wuhan. pp.1-3. [9] Ashley, K., Davis R., dan Pinsent E., 2008, Significant Properties of E-learning Objects, JISC Information Environment Committee. [10] Noor, S. F., Yusof N. S., & Hashim Z. M., 2011, Creating Granular Learning Object Towards Reusability of Learning Object in E-learning Context, Proceedings of International Conference on Electrical Engineering and Informatics, IEEE, Bandung, Indonesia, pp [11] Knauf, R., et al., 2010, Personalizing Learning Processes by Data Mining, Proceedings of 10th International Conference on Advanced Learning Technologies, IEEE, pp [12] Banu, R. K. dan Ravanan, R., 2011, Analysis of E- learning in Data Mining - A Dreamed Vision for Empowering Rural Students in India. Proceedings of International Conference in Recent Trends in Information Technology, IEEE, MIT, Anna University, Cennai, pp [13] Xie, K., Durrington V., dan Yen L., 2011, Relationship Between Students Motivation and Their Participation in Asynchronous Online Discussion, MERLOT Journal of Online Learning and Teaching, Vol. 7(1) March, pp [14] Jamuna, R.S., Ashok, M. S. & Palanivel, K., 2009, Adaptive Content for Personalized E-learning using Web Service and Semantic Web, Proceedings of International Conference on Intelligent Agent and Multi-Agent System, IEEE, Chennai, pp [15] Jyothi, N., et al., 2012, A Recommender System Assisting Instructor in Building Learning Path for Personalized Learning System, Proceedings of Fourth International Conference on Technology for Education, IEEE, Hyderabad, pp [16] Kolekar, S. V., Sanjeevi, S.G., & Bormane, D. S., 2010, Learning Style Recognition using Artificial Neural Network for Adaptive User Interface in E- Learning, Proceedings of International Conference on Computational Intelligence and Computing Research, IEEE, Coimbatore, pp [17] Suryani, M., & Hasibuan, Z. A., 2013, The Study of Dynamic Delivery Adaptive Learning Content in E- learning Personalization using Text Mining and Ontology Approach, Proceedings of International Conference on Advanced Computer Science and Information System, IEEE, Bali, pp. 1-7.
SISTEM REKONSTRUKSI MATERI PEMBELAJARAN BERBASIS OBJEK PEMBELAJARAN GRANULAR
SISTEM REKONSTRUKSI MATERI PEMBELAJARAN BERBASIS OBJEK PEMBELAJARAN GRANULAR A.A. Gede Yudhi Paramartha, I Ketut Purnamawan, Ni Wayan Marti, Putu Hendra Suputra Jurusan Manajemen Informatika, Universitas
Lebih terperinciDigital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Pengembangan Konten Pembelajaran
Petunjuk Teknis Pengembangan Konten Pembelajaran KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya. Perguruan Tinggu (PT) dan Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peranan regulasi dari pemerintah atau departemen terkait dalam mendukung realisasinya e-learning dalam proses pendidikan di tanah air tersirat dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang. memberi dampak besar dalam dunia pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT), khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang pendidikan yang akan merubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan
Lebih terperinciTatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa
Tatyana Dumova Point Park University, USA Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Abstrak Fokus studi ini adalah penilaian, komponen penting dari pengajaran dan pembelajaran. Mengkaji kegunaan
Lebih terperinciPanduan Standar Rancangan Program e-learning
Panduan Standar Rancangan Program e-learning 1. Rancangan program e-learning terdiri dari a. Peta pembelajaran yang memuat i. Peta capaian pembelajaran (learning outcome pembelajaran) ii. Peta kajian atau
Lebih terperinciANALISIS E-LEARNING CENTER OBJECT RECOMMENDER UNTUK PERSONALISASI PEMAHAMAN PRIOR KNOWLEDGE
ANALISIS E-LEARNING CENTER OBJECT RECOMMENDER UNTUK PERSONALISASI PEMAHAMAN PRIOR KNOWLEDGE T.Henny 1, Hanifah Amrul 2, Darmeli Nasution 3 Sistem Komputer, Teknik, Universitas Pembangunan Pancabudi Jl.
Lebih terperinciMengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang
Learning: dahulu vs sekarang Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org
Lebih terperinciS Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)
Belajar: dahulu vs sekarang Perkembangan Teknologi E-Learning Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands
Lebih terperinciPengembangan E-learning menggunakan LMS. E-learning
Pengembangan E-learning menggunakan LMS Herman Dwi Surjono E-learning Materi pembelajaran melalui media elektronik (definisi konvensional) Perkembangan teknologi Pergeseran konten & adaptivity Pengelolaan
Lebih terperincie-learning: Konsep dan Pemanfaatan Outline Definisi E-learning Konsep e-learning
1 2 3 4 e-learning: Konsep dan Pemanfaatan Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Outline Definisi e-learning Konsep e-learning E-learning framework Komponen e-learning Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Teknologi mengalami kemajuan yang pesat termasuk di bidang pendidikan. Pembelajaran online menjadi terobosan yang menggembirakan di bidang pendidikan. Namun,
Lebih terperinciBAB I BAB 1 PENDAHULUAN
BAB I BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan di Indonesia. Dalam pembelajaran terdapat berbagai macam strategi dan metode yang dapat digunakan
Lebih terperinci1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n
1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n Kebutuhan Teknologi Seperti telah diketahui bersama, dalam e-learning peserta didik tidak memiliki kesempatan bertatap muka
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang E-Learning atau pembelajaran secara elektronik merupakan metode pembelajaran yang kini sudah umum digunakan dalam pembelajaran. E-learning dapat diartikan sebagai metode
Lebih terperinciPEMODELAN FAKTOR-FAKTOR KESIAPAN E-LEARNING MENGGUNAKAN ONTOLOGI ONTOLOGY FOR E-LEARNING READINESS FACTORS
PEMODELAN FAKTOR-FAKTOR KESIAPAN E-LEARNING MENGGUNAKAN ONTOLOGI ONTOLOGY FOR E-LEARNING READINESS FACTORS Yeni Anistyasari 1) 1) Universitas Muhammadiyah Jember Jl. Karimata Jember e-mail: anistyasari@gmail.com
Lebih terperinciReferensi PJJ Konsorsium Aptikom Standar Teknologi Pembelajaran Versi Maret 2014 disusun oleh Konsorsium APTIKOM
PEDOMANPJJ 004 Referensi PJJ Konsorsium Aptikom 1 Kebutuhan Teknologi Seperti telah diketahui bersama, dalam e-learning peserta didik tidak memiliki kesempatan bertatap muka langsung secara fisik dengan
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH OPEN COURSEWARE UI 2014
PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM HIBAH OPEN COURSEWARE UI 2014 Kantor Pelayanan dan Pengembangan Sumber Daya Pembelajaran Universitas Indonesia 2014 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... 1 I. Latar Belakang...
Lebih terperinciPENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?
1 2 PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran Pengertian E-learning Kelebihan dan kekurangan Framework E-learning Komponen E-learning Konten E-learning
Lebih terperinciINTELLIGENT TUTORING SYSTEM UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN BERBASIS BAYESIAN NETWORK DI STMIK WIDYA PRATAMA PEKALONGAN
INTELLIGENT TUTORING SYSTEM UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA PEMROGRAMAN BERBASIS BAYESIAN NETWORK DI STMIK WIDYA PRATAMA PEKALONGAN Taryadi Komputerisasi Akuntansi, STMIK Widya Pratama Jalan Patriot No. 25,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM E-LEARNING JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER
RANCANG BANGUN SISTEM E-LEARNING JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMPUTER Huzaeni Hasanun 1, Salahuddin 2 1,2 urusan Teknologi Informasi dan Komputer Politeknik Negeri Lhokseumawe Jln. B.Aceh Medan Km.280
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar
DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii iv v vi viii ix Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi siswa. Pendidikan juga merupakan suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam
Lebih terperincie-learning: Belajar Kapan Saja, Dimana Saja
e-learning: Belajar Kapan Saja, Dimana Saja Oleh: Harry B. Santoso Dulu mungkin kita berpikir bahwa kegiatan belajar mengajar harus dalam ruang kelas. Dengan kondisi dimana guru atau dosen mengajar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, fitur dan layanan teknologi komunikasi sudah demikian maju. Teknologi komunikasi dapat membawa seorang individu melintasi batas ruang dan waktu
Lebih terperinciPengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda
Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda Fredy Windana(1), Yerry Soepriyanto(2), Henry Praherdhiono(3) (1) Jurusan Teknik Informatika
Lebih terperinciYusnaeni A & Udin SS, Faktor-faktor Terpenting dalam Pembangunan E-Learning System
Jurnal MEDTEK, Volume 1, Nomor 1, April 2009 FAKTOR-FAKTOR TERPENTING DALAM PEMBANGUNAN E-LEARNING SYSTEM Yusnaeni Arifin 1) dan Udin Sidik Sidin 2) 1) Jurusan Teknik Elektro Universitas Tadulako 2)Jurusan
Lebih terperinciPERANCANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK SEKOLAH
PERANCANGAN MODEL LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK SEKOLAH Natalia Limantara; Fredy Jingga Information Systems Department, School of Information Systems, Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak hal. Dalam bidang pendidikan misalnya, kini banyak universitasuniversitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hadirnya Internet telah banyak mengubah cara manusia melakukan banyak hal. Dalam bidang pendidikan misalnya, kini banyak universitasuniversitas terkemuka di dunia mempunyai
Lebih terperinciMengenal Fitur Kuliah Online
Mengenal Fitur Kuliah Online Panduan Kuliah Online untuk Dosen UPT elearning ITB Daftar Isi 1. Assignment... 2 2. Chat... 2 3. Choice... 3 4. Database... 3 5. Forum... 4 6. Glossary... 4 7. Lesson... 4
Lebih terperinciSISTEM E-LEARNING DENGAN PENDEKATAN GAYA BELAJAR VARK
SISTEM E-LEARNING DENGAN PENDEKATAN GAYA BELAJAR VARK Tika Indah Apriyani 1), Muhammad Said Hasibuan 2) Teknik Informatika STMIK Darmajaya Bandar Lampung 1,2) saidmkom@gmail.com ABSTRACT This paper presents
Lebih terperinciTINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak
TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Almed Hamzah Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Lebih terperinciPengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado
Pengembangan Aplikasi E-learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado Djoni Setiawan K, Purnomo Wisnu Aji Program Studi D3 Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Maranatha
Lebih terperinciImplementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi
Implementasi Blended Learning Dr. Sentot Kusairi, M. Si. Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA UM Pendahuluan Dewasa ini perkembangan teknologi komputer dan informasi telah merambah dunia pendidikan. Dengan
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE) http://elearning.unukaltim.ac.id Disusun Oleh : Tribowo Suryanto Modul ini membahas bagaimana cara penggunaan perangkat
Lebih terperinciANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.
ANALISIS DAN DESAIN E-LEARNING DIKLAT TEKNIS PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR LEARNING TECHNOLOGY SYSTEM ARCHITECTURE (IEEE P1484.1) 1 2 3 Sri Palupi, Meuthia Rachmaniah, Abdul Rahman Saleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancang Bangun Aplikasi E-Learning Berbasis LMS ( Learning Management System
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar yang cepat, efektif dan efisien merupakan tujuan pembelajaran yang menenkankan pada penguasaan materi secara cepat dan tuntas. Pembelajaran yang menekankan
Lebih terperinciPerancangan Implementasi E-Learning Berbasis Moodle Dalam Matakuliah Statistika Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer
Perancangan Implementasi E-Learning Berbasis Moodle Dalam Matakuliah Statistika Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Affni Syaviera Nova, Yuliatri Sastrawijaya Universitas Negeri Jakarta
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)
BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE) http://elearning.unukaltim.ac.id Disusun Oleh : Tribowo Suryanto Modul ini membahas bagaimana cara penggunaan perangkat
Lebih terperinciUraian Rinci Materi Kuliah Tujuan Instruksional Pert. Khusus (TIK) 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep dasar sistem Memberikan pengetahuan pa
A.1. XX - XXXX Model dan Sistem Jam / Minggu 3 Jam Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Silabus Ringkas Semester 1 XX-XXXX Sifat Wajib Dasar Sistem Kuliah ini memberikan dasar dan pengertian kerangka serta
Lebih terperinciPENGANTAR E-LEARNING
PENGANTAR E-LEARNING Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kaprodi S2 TP PPs UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran
Lebih terperinciSoftware User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa
Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa [E-learning Mahasiswa] Page 0 KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya.
Lebih terperinciPengembangan Web Pembelajaran Interaktif Bagi Guru SMK Menuju Sekolah Berstandar Internasional. Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd
Pengembangan Web Pembelajaran Interaktif Bagi Guru SMK Menuju Sekolah Berstandar Internasional Oleh Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd e-mail: nuryadin_er@uny.ac.id SMKN 1 Sedayu 18 Juli 2011 Analisis Situasi
Lebih terperinci5/24/12. Potensi TIK dalam Pendidikan. Pengertian E-learning. Pembelajaran berbasis TI. Berbagai contoh. Perkembangan
Potensi TIK dalam Pendidikan Pemanfaatan E-learning di SMA Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org http://www.facebook.com/hermands
Lebih terperinciBAB V DISKUSI. LMS dalam proses belajar mengajar pada matakuliah Teori Graf. Seperti
87 BAB V DISKUSI 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan LMS dalam proses belajar mengajar pada matakuliah Teori Graf. Seperti yang telah dilakukan oleh penelitian
Lebih terperinciPencarian File Teks Berbasis Content dengan Pencocokan String Menggunakan Algoritma Brute force
Scientific Journal of Informatics Vol. 3, No. 1, Mei 2016 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Pencarian File Teks Berbasis Content dengan Pencocokan String Menggunakan
Lebih terperinciTOPIK PENELITIAN MAHASISWA PRODI S-1 SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS U'BUDIYAH INDONESIA TAHUN AJARAN 2015/2016
TOPIK PENELITIAN MAHASISWA PRODI S-1 SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS U'BUDIYAH INDONESIA TAHUN AJARAN 2015/2016 Bidang Ilmu : Sistem Informasi NO TOPIK PENELITIAN SUB TOPIK Arsitektur, Dukungan layanan Algortitma
Lebih terperinciMengapa menggunakan TIK 5/23/12. Learning: dahulu vs sekarang. Skill abad 21 (Wagner) Tantangan Peran Guru. Teacher-centered learning
Learning: dahulu vs sekarang Pembelajaran Berbasis TIK (E-learning) Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan Ka Prodi TP S2 PPs UNY hermansurjono@uny.ac.id atau @gmail.com http://blog.uny.ac.id/hermansurjono
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN E-LEARNING #1
MODUL PELATIHAN E-LEARNING #1 BIDANG PENGEMBANGAN E-LEARNING DEPARTEMEN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA 2017 E-Learning bukan hanya sekedar proses mendownload materi yang sudah disediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini telah menyebar hampir pada semua bidang kehidupan, Teknologi merupakan pemicu bagi berkembangnya
Lebih terperinciPerancangan Model Ontologi Pada Sistem Informasi Manajemen Skripsi
Perancangan Model Ontologi Pada Sistem Informasi Manajemen Skripsi Fajar Saptono, Idria Maita Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru
Lebih terperinciKerangka Acuan Kerja Praktek
Topik : Pengembangan Modul E learning Bahasa Inggris SMA kelas X Oleh : Dephira Amenike 0606101263 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 2009 Pelaksana Nama : Dephira Amenike NPM : 0606101263 Fakultas
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASIONAL BAKU. Pengelolaan e-learning
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Pengelolaan e-learning Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi Institut Pertanian Bogor 2011 Judul: Pengelolaan e-learning IPB Pendahuluan: Seiring dengan perbaikan infrastruktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai pendahuluan, rumusan masalah,tujuan, batasan yang dikerjakan, hipotesis, metodologi penyelesaian masalah, sistematika penulisan, dan jadwal pengerjaan
Lebih terperinciInfo awal, ringkasan, pemandu, mind map, dll 1 per babak. Latihan, contoh soal, contoh tugas 2 per semester
PANDUAN HIBAH MODUL MATA KULIAH BERBASIS E-LEARNING THE SUPPORT TO THE DEVELOPMENT OF HIGHER EDUCATION" 7IN1 IDB PROJECT PROJECT IMPLEMENTATION UNIT (PIU) UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015 I. Ketentuan-Ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak sistem domain name (.com,.org,.gov,.edu, dan lain-lain) diperkenalkan pada tahun 1984, dan pesatnya pertumbuhan transaksi secara online sejak setelah tahun 2000,
Lebih terperinciEVALUATION MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB UNTUK MENDUKUNG PENILAIAN TES ONLINE
EVALUATION MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB UNTUK MENDUKUNG PENILAIAN TES ONLINE M. Udin Harun Al Rasyid, Setiawardhana Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik ELektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS E-mail:
Lebih terperinciE-Learning SMKN 2 Kediri PRAKTEK
E-Learning SMKN 2 Kediri PRAKTEK Login dan Logout Course Administration Turn Editing On: Menu ini dipilih jika kita akan mengedit kelas seperti menambahkan materi dan aktivitas. Jika tidak diaktifkan,
Lebih terperinciBab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan
48 Bab IV Rekomendasi Pada bab ini akan dipaparkan jalannya tahap 3 penelitian (Gambar III.1), yaitu mengenai pembentukan rekomendasi bagi UKM untuk langkah implementasi selanjutnya. Sebagai dasar pemberian
Lebih terperinciImplementasi Ontologi untuk Personalisasi Pembelajaran Online pada Mata Kuliah Jaringan Komputer
Implementasi Ontologi untuk Personalisasi Pembelajaran Online pada Mata Kuliah Jaringan Komputer Bernard Renaldy Suteja Fakultas Teknologi Infomasi, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Abstract Cognitive
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institusi pendidikan saat ini seharusnya membuat proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya. Hal ini perlu diaplikasikan karena setiap siswa memiliki
Lebih terperinciPengembangan Personalisasi Gaya Belajar pada E-learning dengan Menggunakan Felder Silverman Learning Style Model untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pengembangan Personalisasi Gaya Belajar pada E-learning dengan Menggunakan Felder Silverman Learning Style Model untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ayi Muhammad Iqbal Nasuha Pendidikan Ilmu Komputer,
Lebih terperinciPengembangan Personalisasi Gaya Belajar pada E-learning dengan Menggunakan Felder Silverman Learning Style Model untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pengembangan Personalisasi Gaya Belajar pada E-learning dengan Menggunakan Felder Silverman Learning Style Model untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ayi Muhammad Iqbal Nasuha Pendidikan Ilmu Komputer,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Yuli Sopianti, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sistem pendidikan dalam suatu Negara tidak terlepas dari peran serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dewasa ini, perkembangan IPTEK berkembang
Lebih terperinciJumlah Mahasiswa Universitas Binus
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, Universitas Binus menjadi salah satu universitas pilihan terbaik di Indonesia bagi para siswa/i SMA (Sekolah Menengah Atas) yang berniat melanjutkan
Lebih terperinciPANDUAN PENGGUNAAN elearning Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) untuk Mahasiswa
PANDUAN PENGGUNAAN elearning Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) untuk Mahasiswa UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah
Lebih terperinciPengembangan LMS (Learning Management System) Berbasis Web untuk Mengukur Pemahaman Konsep dan Karakter Siswa
Scientific Journal of Informatics Vol. 1, No. 2, November 2014 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Pengembangan LMS (Learning Management System) Berbasis Web
Lebih terperinciEVALUASI PERPUSTAKAAN DIGITAL PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PERPUSTAKAAN DIGITAL
Evaluasi Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi berdasarkan... (Sasongko dan Hartanto) EVALUASI PERPUSTAKAAN DIGITAL PERGURUAN TINGGI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PERPUSTAKAAN DIGITAL Dimas Sasongko 1*, Rudy
Lebih terperinciPanduan Penggunaan. Elearning Universitas Almuslim untuk Mahasiswa. M. Rezeki Muamar
Panduan Penggunaan Elearning Universitas Almuslim untuk Mahasiswa M. Rezeki Muamar 2016 Panduan Penggunaan elearning Universitas Almuslim untuk Mahasiswa Penulis M. Rezeki Muamar Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini akan diberikan kesimpulan dan saran yang didapatkan selama pembuatan Tugas Akhir.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diberikan kesimpulan dan saran yang didapatkan selama pembuatan Tugas Akhir. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan-pembahasan pada bab bab sebelumnya,
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABUS PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI
No. SIL/EKA/PTI 201/06 Revisi : 00 Tgl: 21 Juni 2010 Hal 1 dari 5 MATA KULIAH : Pengantar KODE MATA KULIAH : PTI SEMESTER : 1 PROGRAM STUDI : Pendidikan Teknik Informatika DOSEN PENGAMPU : Rahmatul Irfan,
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN V.1.0 SISTEM E-LEARNING STT-HARAPAN BERBASIS MOODLE PENGGUNA : DOSEN
MODUL PELATIHAN V.1.0 SISTEM E-LEARNING STT-HARAPAN BERBASIS MOODLE PENGGUNA : DOSEN Disusun Oleh : Dedy Arisandi, ST, Mkom Tommy, ST, Mkom Ade Zulkarnain, ST, Mkom Adidtya Perdana, ST, Mkom SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ONTOLOGI UNTUK PERSONALISASI E-LEARNING
IMPLEMENTASI ONTOLOGI UNTUK PERSONALISASI E-LEARNING Bernard Renaldy Suteja, Suryo Guritno, Retantyo Wardoyo, dan Ahmad Ashari Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Infomasi UK. Maranatha Ilmu Komputer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Inggris telah diperkenalkan kepada anak-anak yang bersekolah di play group.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin hari orang-orang semakin dituntut untuk menguasai bahasa Inggris. Hal tersebut berlaku hampir di semua bidang. Bahkan, sekarang bahasa Inggris telah
Lebih terperinciMenyusun komunitas belajar online di elisa. Diah Tri Widayati PPP-ICT UGM
Menyusun komunitas belajar online di elisa Diah Tri Widayati PPP-ICT UGM Latar Belakang Perubahan yang cepat pada masa sekarang ini disebabkan terutama oleh kemajuan teknologi: membuat perubahan jadi revolusioner,
Lebih terperinciSISTEM REKOMENDASI BAHAN AJAR UNTUK ELEARNING
SISTEM REKOMENDASI BAHAN AJAR UNTUK ELEARNING Hervin Islahudin Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Tamansari 10 Bandung 40132 E-mail: hervin@gmail.com ABSTRAKSI Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh segala bidang termasuk bidang pendidikan dan pelatihan. Rosenberg mengemukakan bahwa salah satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra Kurniawan dalam skripsi berjudul Analisis dan perancangan Aplikasi E-Learning
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SINKRONISASI BIDIREKSIONAL ANTAR LEARNING MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS MOODLE
RANCANG BANGUN APLIKASI SINKRONISASI BIDIREKSIONAL ANTAR LEARNING MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS MOODLE Henning Titi Ciptaningtyas 1), Royyana Muslim Ijtihadie 1), Panji Arya Lumayung 1) 1) Jurusan Teknik
Lebih terperinciDigital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar
Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar KATA PENGANTAR Pendidikan merupakan salah satu pilar bangsa yang perlu diselenggarakan dan ditingkatkan pelaksanaannya. Perguruan Tinggu
Lebih terperinciAdi Heru Utomo Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember Jalan Mastrip Kotak Pos 164 Jember
Sistem Monitoring dan Evaluasi pada Moodle untuk kegiatan E-learning pada Program S-2 Pascasarjana Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya Adi
Lebih terperinciPengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan
Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Adhika Aryantio School of Electrical Engineering and Informatics Institute Technology of Bandung 10th Ganeca Street Bandung, Indonesia. Adhikaaryantio.x6@gmail.com
Lebih terperinciAPLIKASI KOMPUTER. Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING. Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM. Modul ke: Fakultas MKCU
APLIKASI KOMPUTER Modul ke: Pokok Bahasan : PENGENALAN E-LEARNING Fakultas MKCU www.mercubuana.ac.id Anggun Puspita Dewi, S.Kom., MM Program Studi Sistem Informasi & MarComm PENGENALAN E-LEARNING E-Learning
Lebih terperinciTUGAS I PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATRIKS JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT
TUGAS I PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MATRIKS JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT Oleh REFNITA 14175056 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Festiyed, MS Dr. Usmeldi,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN TAHAPAN PENELITIAN TKK6352 Metodologi Penelitian Name Chalifa Chazar Website script.id Email chalifa.chazar@gmail.com Last update : Juli 2016 chalifa.chazar@gmail.com Course Outline
Lebih terperinciPetunjuk Teknis. Penggunaan Sistem E-Learning. Untuk Pengajar
Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning Untuk Pengajar KATA PENGANTAR Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan besar pada berbagai segmen kehidupan masyarakat, tidak terkecuali pada bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya era globalisasi, pelaksanaan pembelajaran saat ini perlu didukung dengan adanya media pembelajaran yang berbasis teknologi. Media berbasis
Lebih terperinciPENGEMBANGAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION (CAI) PADA STMIK WIDYA DHARMA PONTIANAK
PENGEMBANGAN APLIKASI PERANGKAT LUNAK COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION (CAI) PADA STMIK WIDYA DHARMA PONTIANAK Mei 2015 Hal 19 Thommy Willay Sistem Informasi, STMIK Widya Dharma, Pontianak e-mail: twillay@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saja. Mudahnya informasi sangatlah memberi pengaruh cukup besar dalam bidang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, informasi dan data bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Mudahnya informasi sangatlah memberi pengaruh cukup besar dalam bidang musik. Hal ini
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) HUG1M2 PENGANTAR TEKNIK INFORMATIKA Disusun oleh: PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Semester (RPS) ini
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL E-LEARNING SEBAGAIAGEN PEMBELAJARAN
PENGEMBANGAN MODEL E-LEARNING SEBAGAIAGEN PEMBELAJARAN Ni Wayan Marti 1, Luh Joni Erawati Dewi 2, Gede Rasben Dantes 3 Jurusan D3 Manajemen Informatika, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja 1 Jurusan
Lebih terperinciPanduan Singkat Penggunaan Share ITS
Panduan Singkat Penggunaan Share ITS Oleh: Tim Share ITS P3AI, Gedung Perpustakaan ITS Lt. 6 Nopember 2015 Platform elearning Share ITS dikembangkan dengan LMS Moodle versi 2.9.2+ Membuat Soal Bank soal
Lebih terperinciTAMPILAN E-LEARNING (biothink.web.id) BESERTA FITURNYA
TAMPILAN E-LEARNING (biothink.web.id) BESERTA FITURNYA 1. Tampilan awal e-learning (biothink.web.id) Log in untuk administrator dari e-learning pada bagian kiri, sedangkan untuk member baru (peserta didik),
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Layanan pencarian lowongan pekerjaan telah banyak diterapkan dalam portal-portal bursa kerja online yang menawarkan informasi pekerjaan kepada pencari kerja (Montuschi
Lebih terperinciAPLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA KULIAH INFORMATION TECHNOLOGY BERBASIS MULTIMEDIA
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 A12 APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA KULIAH INFORMATION TECHNOLOGY BERBASIS MULTIMEDIA Iwan Rijayana Program Studi Sistem Informasi, Universitas Widyatama
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Ringkasan Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan
Lebih terperinciPANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI
PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI 2018 0 0 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 PENGENALAN...2 Langkah-langkah membuat account guru di jejak bali..9 Langkah-langkah login
Lebih terperinciUSU e-learning PANDUAN BAGI DOSEN. Pusat Sistem Informasi USU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
USU e-learning PANDUAN BAGI DOSEN Pusat Sistem Informasi USU - 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN A. Apa Itu E-Learning Sistem pembelajaran online (E-Learning) merupakan sarana yang memungkinkan
Lebih terperinciPilih IMPLEMENTASI atau PENGAYAAN KONTEN sesuai jenis hibah yang diikuti Piliha A atau B. A= Hibah Pembuatan; B= Hibah Pengayaan
PROPOSAL A/B Pilih IMPLEMENTASI atau PENGAYAAN KONTEN sesuai jenis hibah yang diikuti Piliha A atau B. A= Hibah Pembuatan; B= Hibah Pengayaan IMPLEMENTASI / PENGAYAAN KONTEN e-learning PADA MATA KULIAH
Lebih terperinci