BAB V DISKUSI. LMS dalam proses belajar mengajar pada matakuliah Teori Graf. Seperti

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V DISKUSI. LMS dalam proses belajar mengajar pada matakuliah Teori Graf. Seperti"

Transkripsi

1 87 BAB V DISKUSI 5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan LMS dalam proses belajar mengajar pada matakuliah Teori Graf. Seperti yang telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya bahwa efektifitas ini dapat dilihat dari perbedaan nilai yang terjadi dalam dua kelompok, antara kelompok eksperimen dan kelompok control dalam pembelajaran Teori Graf dengan menggunakan LMS untuk melakukan aktifitas pembelajaran (Valinejad, Aminifar, Bakhshalizadeh, 2009). Selain dilihat dari perbedaan yang signifikan diantara dua kelompok,efektifitas ini juga dapat dilihat dari sisi teknologi yang digunakan, yaitu sikap penerimaan pengguna terhadap sistem yang digunakan (Jung et al, 2008., Roca et al, 2006, ). Artinya bahwa terdapat penerimaan pengguna terhadap pemakaian sistem yang sedang berjalan. Untuk mengukur penerimaan pengguna tersebut digunakan TAM. Berdasarkan hasil yang telah dijelaskan di bab 4, dapat dikatakan bahwa ada perbedaan secara signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol pada penggunaan LMS dalam proses belajar Teori Graf. Hal itu dapat dilihat dari nilai P-Value yang diperoleh (.043 < 0.05). Artinya bahwa pada proses pembelajaran Teori Graf dengan menggunakan LMS lebih mudah dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa dalam membangun konsep berfikir mereka. Nilai yang dihasilkan 87

2 88 merupakan hasil belajar selama menggunakan LMS dan Konvensional dengan perbedaan rata-rata sebesar (t = 2.051) dimana rata-rata nilai Teori Graf pada kelompok Eksperimen adalah dan untuk kelompok Kontrol adalah Mahasiswa lebih mudah menerima materi yang disampaikan dengan menggunakan kombinasi antara gambar, animasi dan definisi. Sehingga mereka lebih mudah memahami maksud dari materi yang dijelaskan daripada menggunakan cara konvensional. Seperti yang kita tahu bahwa Teori Graf lebih mengarah kepada Ilmu Matematika terapan yang lebih banyak penjelasan berupa gambar dan definisi. Oleh karena itu, materi tersebut akan lebih mudah diterima oleh mahasiswa dalam bentuk presentasi dengan animasi sederhana. Kemudian dalam LMS yang digunakan, mahasiswa dapat berdiskusi baik dengan dengan sesama mahasiswa maupun kepada dosen, sehingga tidak ada batas untuk ruang dan waktu ketika mereka ingin bertanya. Selain itu aktifitas yang terdapat dalam LMS Moodle juga mendukung pembelajaran Teori Graf dalam mengirim materi kepada mahasiswa, berupa teks, video dan hasil persentasi sebagai bahan tambahan selama perkuliahan. Untuk memperdalam hasil penelitian, digunakan faktor demografi untuk menunjang hasil penelitian. Dimana pada penggunaan demografi ini untuk melihat jenis kofaktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran Teori Graf. Kofaktor yang diuji antara lain Jenis Kelamin, Asal Sekolah, Jurusan Sekolah, Pekerjaan Orang Tua, Pendidikan Orang Tua, dan Lokasi Tempat Tinggal. Pengujian pertama ini dilakukan pada kedua kelompok yang bertujuan untuk menjelaskan bahwa kedua kelompok berada pada kondisi

3 89 yang sama, artinya tidak dipengaruhi oleh faktor lain. Dari pengujian ini didapat bahwa Jenis kelamin dan Pekerjaan Orang Tua turut mempengaruhi hasil pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa LMS bias terhadap Jenis kelamin, hal itu dapat dilihat dari perbedaan yang signifikan antara nilai awal dengan p-value dan nilai Teori Graf dengan p-value Kemudian untuk Pekerjaan Orang Tua dapat dilihat dari perbedaan yang signifikan antara nilai awal dengan p-value dan nilai Teori Graf dengan p-value Perbedaan secara signifikan ini yang dianggap mempengaruhi proses pembelajaran. Hal ini hanya sebagai informasi yang dapat digunakan untuk memperkaya hasil penelitian bahwa faktor demografi juga turut menentukan hasil penelitian. Berdasarkan informasi dari hasil demografi yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan proses pembelajaran Teori Graf berbantukan LMS di Perguruan Tinggi tersebut harus diimbangi dengan metode yang lain. Sehingga dalam penerapan proses pembelajaran ini tidak terjadi perbedaan antara pria dan wanita. Kemudian untuk latar belakang pekerjaan orang tua, dapat disimpulkan bahwa penerapan proses pembelajaran Teori Graf berbantukan LMS mendidik mahasiswa untuk belajar mandiri. Sehingga aktifitas orang tua berdasarkan pekerjaan turut mempengaruhi proses pembelajaran Teori Graf dengan menggunakan LMS di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Setelah itu dilanjutkan dengan pengujian korelasi secara simultan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara nilai Prasyarat dengan nilai Teori Graf. Dari hasil analisa pada bab 4, dapat dilihat bahwa secara

4 90 simultan ada hubungan positif yang cukup kuat antara nilai Prasyarat atau nilai rata-rata Prasyarat dengan nilai Teori Graf dengan nilai signifikansinya lebih kecil dari Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai Prasyarat yang ada turut mempengaruhi hasil dari pembelajaran Teori Graf, baik pengujian pada nilai Kalkulus (r (48) =.704, p < 0.05), Aljabar (r (48) =.711, p < 0.05) dan Matematika Diskrit (r (48) =.713, p < 0.05) ataupun dari rata-rata nilai Prasyarat (r (48) =.820, p < 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan nilai Teori Graf yang baik, harus ditunjang dengan nilai pendukung yang baik pula. Tentunya harus di imbangi dengan metode pembelajaran dan sistem yang digunakan selama proses belajar mengajar. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa selain pengujian berdasarkan nilai yang diperoleh pada matakuliah Teori Graf. Pengujian selanjutnya adalah menguji penerimaan pengguna terhadap sistem yang digunakan dengan menggunakan TAM. Berdasarkan hasil analisa menggunakan Pearson s Correlation pada bab 4, dapat dijelaskan bahwa semua komponen dari TAM turut menentukan diterimanya sistem LMS oleh mahasiswa pada proses pembelajaran Teori Graf. Pada pengujian yang pertama ini hanya melihat penerimaan mahasiswa terhadap sistem yang digunakan saja tanpa menghubungkan dengan nilai Teori Graf yang diperoleh. Dimana ada korelasi positif antara ITU, ATT, PEOU, PU dalam penerapan LMS. Pada hubungan ini, masing-masing komponen mempunyai hubungan yang cukup kuat. Faktor kemudahan (PEOU ; r (48) =.677, p < 0.05)dan kemanfaatan (PU ; r (48) =.509, p < 0.05) dalam

5 91 menggunakan LMS pada pembelajaran Teori Graf dan mempunyai hubungan positif terhadap sikap menerima sistem yang sedang digunakan (ATT). Artinya semakin mudah digunakan dan mendatangkan manfaat, maka sikap mahasiswa selaku pengguna terhadap sistem akan semakin diterima dengan baik. Faktor kemudahan (PEOU ; r (48) =.568, p < 0.05) juga mempunyai hubungan yang positif terhadap persepsi kemanfaatan (PU), dimana persepsi kemudahan yang diterima oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran Teori Graf juga mendatangkan manfaat bagi mahasiswa itu sendiri. Walaupun manfaat tersebut dapat dirasakan langsung, dan ada manfaat yang darasakan setelah menggunakan, seperti hasil nilai yang didapat. Kemudian untuk sikap penerimaan mahasiswa terhadap sistem yang digunakan dalam proses pembelajaran Teori Graf (ATT ; r (48) =.576, p < 0.05) juga mempunyai nilai korelasi yang positif dengan keinginan mahasiswa untuk terus menggunakan sistem pembelajaran (ITU). Mereka merasakan terdapat suatu perbedaan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan presentasi animasi dan penyampaian materi melalui LMS. Selain itu dalam LMS ini juga tedapat media diskusi, sehingga mereka mempunyai media yang menghubungkan pertanyaan atau keraguan mereka terhadap materi atau tugas yang disampaikan. Sehingga melalui media ini mereka dapat berdiskusi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mahasiswa menerima model sistem pembelajaran yang dilakukan selama penelitian dengan memeperhatikan aspek-aspek yang diberikan dalam TAM.

6 92 Setelah dilakukan uji korelasi terhadap komponen TAM, untuk memperdalam hasil penelitian, maka dicoba uji korelasi yang kedua, yaitu antara TAM dengan nilai Teori Graf dengan menggunakan Pearson s Correlation. Pada pengujian ini dapat dilihat bahwa memang ada korelasi antara dua komponen TAM dengan nilai Teori Graf, yaitu ITU dan PEOU walaupun dengan derajat korelasi yang cukup lemah, yaitu ITU Teori Graf (r (48) =.376, p =.008) dan PEOU Teori Graf (r (48) =.310, p =.032). Teori Graf dengan PEOU menunjukkan bahwa Mahasiswa merasa mudah untuk memahami pembelajaran Teori Graf dengan gambar bergerak. Ditunjang dengan aktifitas dalam penyampain materi tersebut dengan menggunakan LMS. Sehingga pada pembelajaran ini, kita mempunyai media untuk menerima materi, berdiskusi dan melakukan pengujian dengan hasil yang cepat. Mahasiswa juga merasa mudah menggunakan LMS dalam pembelajaran Teori Graf dengan Graphic User Interface (GUI) yang User Friendly. Kemudian untuk hubungan antara Teori Graf dengan ITU, ditemukan bahwa pelajar ingin terus menggunakan LMS dalam proses pembelajaran Teori Graf dilihat dari aktifitas yang cukup efektif dan kemudahan dalam menggunakan sistem tersebut, sehingga menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara konvensional. Dengan demikian mahasiswa selaku pengguna merasa puas dalam penggunaan sistem yang diberikan dalam proses pembelajaran Teori Graf. Namun berbeda untuk hasil antara Teori Graf dengan sikap penerimaan terhadap sistem (ATT) dan persepsi kemanfaatan dalam

7 93 menggunakan sistem (PU). Dalam komponen TAM, dapat dilihat bahwa bahwa terdapat pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung terhadap nilai Teori Graf. Komponen PEOU dan ITU mempunyai pengaruh langsung terhadap nilai Teori Graf, sedangkan PU dan ATT tidak berhubungan langsung namun mendukung tercapainya hubungan yang kuat antara komponen TAM yang lain terhadap nilai Teori Graf karena pada dasarnya setiap komponen TAM memiliki relasi antar komponen TAM itu sendiri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam pembelajaran Teori Graf, bahwa sikap menerima dengan melihat manfaat yang ada tidak menjadi prioritas dalam proses pembelajaran Teori Graf. Mahasiswa hanya memperhatikan jika sistem pembelajaran yang digunakan relatif mudah, maka mereka akan terus menggunakan sistem tersebut dalam pembelajaran ini. sehingga sikap menerima dan manfaat tidak berhubungan secara langsung karena mahasiswa akan melihat manfaatnya setelah mereka mendapatkan nilai. Kesimpulan yang dapat diambil dapat dilengkapi dengan diagram dibawah ini. PU PEOU TG ATT ITU Gambar 5.1 Diagram Pengaruh TAM dengan Teori Graf Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan secara singkat bahwa terdapat korelasi positif antara

8 94 komponen TAM tehadap Teori Graf maupun terhadap komponen TAM itu sendiri. Dari diagram tersebut juga terlihat hubungan langsung dan tidak langsung terhadap nilai Teori Graf. Sehingga berdasarkan diagram tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran Teori Graf dengan menggunakan LMS sangat dipengaruhi oleh faktor kemudahan. Hal itu menyebabkan mahasiswa ingin terus menggunakan LMS beserta materi yang diberikan dan aktifitas yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Kemudian faktor kemudahan mempengaruhi diterimanya system pembelajaran karena menghasilkan manfaat yang dapat dirasakan oleh mahasiswa baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sehingga dengan penerimaan mahasiswa terhadap system pembelajaran, mendorong mahasiswa untuk terus menggunakan system pembelajaran menggunakan LMS pada proses pembelajaran Teori Graf di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Namun secara garis besar dapat dikatakan bahwa TAM dapat dinilai sebagai suatu instrument yang valid dan reliable untuk menilai penerimaan pengguna terhadap suatu sistem yaitu dalam hal ini adalah penerapan LMS pada matakuliah Teori Graf di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya hasil yang lebih baik pada nilai matakuliah Teori Graf dalam pemanfaatan penggunaan LMS

9 95 dan Konvensional pada proses pembelajaran Teori Graf di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian dan bukti yang ada, dapat dikatakan hipotesis diterima Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan pada penellitian ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan pada bagian hasil penelitian. Dimana ada perbedaan nilai Teori Graf yang signifikan antara kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol. Selain itu akan dilihat hasil penerimaan pengguna terhadap sistem yang digunakan selama proses pembelajaran Teori Graf di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta dengan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM). Hasil dari penelitian ini adalah : a) Berdasarkan dari nilai Aljabar, Kalkulus dan Matematika Diskrit didapat nilai signifikansi terhadap kofaktor untuk Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen. Hanya pada kelompok Eksperimen (Kalkulus - Jurusan Sekolah) (Exacta F = 71.72, Ilmu Sosial F = dengan P =.004) dan Kelompok Kontrol (Kalkulus - Jurusan Sekolah) (Exacta F = 59.18, Ilmu Sosial F = dengan P =.161). Hal ini menunjukkan bahwa semua kelompok mempunyai varians yang sama sebelum diberikan interfensi. Kecuali untuk Kalkulus terhadap Jurusan sekolah yang mempunyai kondisi berbeda pada tahap awal dengan perbedaan yang signifikan P =.004.

10 96 b) Secara simultan dapat dilihat dari Nilai Prasyarat (nilai rata-rata dari Aljabar, Kalkulus dan Matematika Diskrit) bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama sebelum diberikan interfensi, kecuali untuk Jurusan Sekolah. Hal itu dapat dilihat dari Kelompok Kontrol (Jenis Kelamin, P =.082, Asal Sekolah P =.833, Jurusan Sekolah P =.084, Pekerjaan Orang Tua P =.675, Pendidikan Orang Tua P =.944, Lokasi Tempat Tinggal P =.255) dan, Kelompok Eksperimen (Jenis Kelamin, P =.067, Asal Sekolah P =.478, Jurusan Sekolah P =.025*, Pekerjaan Orang Tua P =.256, Pendidikan Orang Tua P =.790, Lokasi Tempat Tinggal P =.875). c) Terdapat perbedaan yang signifikan antara Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol pada proses pembelajaran Teori Graf dengan menggunakan Learning Management System (F = 1.060, P =.047). d) Secara simultan dapat dilihat dari Nilai Teori Graf bahwa terdapat kofaktor yang mempunyai varians yang berbeda setelah diberikan interfensi. Hal itu dapat dilihat dari kofaktor Jenis Kelamin (t (48) = , P =.031) dan Pekerjaan Orang Tua (t (48) = 2.065, P =.045). Sehingga dapat dikatakan bahwa Jenis Kelamin dan Pekerjaan Orang Tua mempengaruhi penerapan LMS atau e-learning dalam proses pembelajaran Teori Graf pada salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta.

11 97 e) Untuk Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data nilai yang digunakan terdistribusi normal dengan Nilai Teori Graf (p =.540), Nilai Aljabar (p =.409), Nilai Kalkulus (p =.518), dan Nilai Matematika Diskrit (p =.889). f) Untuk Uji Linieritas, Nilai Teori Graf mempunyai hubungan yang linier dengan : Nilai Aljabar, Nilai R-Square =.505 (F = , p =.019) Nilai Kalkulus, Nilai R-Square =.495 (F = , p =.000) Nilai Matematika Diskrit, R-Square =.508 (F = , p =.001). g) Terdapat korelasi positif yang kuat dan signifikan antara Teori Graf dengan : Nilai Prasyarat ( r (48) =.820, p < 0.05), Nilai Aljabar ( r (48) =.711, p < 0.05), Nilai Kalkulus ( r (48) =.704, p < 0.05), Nilai Matematika Diskrit ( r (48) =.713, p < 0.05), h) TAM cukup reliable untuk menilai penerimaan pengguna terhadap suatu sistem. Berdasarkan nilai Cronbach's Alpha dalam kuesioner TAM untuk 19 pertanyaan adalah : Intention to Use (ITU) =.777 Attitude (ATT) =.696 Perceive Ease of Use (PEOU) =.794 Perceived Usefulness (PU) =.840

12 98 i) Untuk Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data TAM yang digunakan terdistribusi normal dengan ITU (p =.172), ATT (p =.076), PEOU (p =.125), PU (p =.536) dan TG (p =.540). j) Untuk Uji Linieritas dapat dikatakan bahwa : PEOU-ATT mempunyai hubungan yang linier dengan Nilai R- Square =.458 (F = , p < 0.05). PU- ATT juga mempunyai hubungan yang linier dengan Nilai R-Square =.259 (F = , p < 0.05) PEOU- PU juga mempunyai hubungan yang linier dengan Nilai R-Square =.323 (F = , p < 0.05) ATT - ITU juga mempunyai hubungan yang linier dengan Nilai R-Square =.332 (F = , p < 0.05). k) Dengan menggunakan Pearson s Correlation, dapat dibuktikan sesuai penelitian sebelumnya bahwa : PEOU memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap ATT ( r (48) =.677, p < 0.05), PU memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap ATT ( r (48) =.509, p < 0.05), PEOU memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap PU ( r (48) =.568, p < 0.05), ATT memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap ITU ( r (48) =.576, p < 0.05),

13 99 l) Dengan menggunakan Pearson s Correlation, secara statistik dapat dilihat hubungan yang kuat antar TAM untuk menilai penerimaan pengguna terhadap LMS dengan nilai signifikansi (p < 0.05), yaitu : ITU ATT ( r (48) =.576), ITU PEOU ( r (48) =.687), ITU PU ( r (48) =.649), ATT PEOU ( r (48) =.677), ATT PU ( r (48) =.509), PEOU PU ( r (48) =.568), m) Sebagai pengujian terakhir, Dengan menggunakan Pearson s Correlation kembali, secara statistik dapat dilihat hubungan positif dan signifikan antar TAM untuk menilai penerimaan pengguna terhadap nilai Teori Graf, yaitu ITU Teori Graf ( r (48) =.379, p =.008) dan PEOU Teori Graf ( r (48) =.310, p =.032). Sehingga dapat disimpulkan bahwa makin tinggi nilai Teori Graf, maka makin tinggi pula penilaian mahasiswa terhadap penggunaan LMS pada pembelajaran matakuliah tersebut. n) Uji Linieritas yang dilakukan sebelum mendapatkan hasil korelasi antara komponen TAM dengan Teori Graf, dimana Teori Graf mempunyai hubungan yang linier dengan : ITU (R-Square =.144 (F = 6.831, p =.013)). PEOU (R-Square =.017 (F = 6.336, p =.096)).

14 Diskusi Pada pembahasan sebelumnya dikatakan bahwa ada perbedaan nilai yang cukup signifikan yang didapat mahasiswa pada penggunaan LMS dalam proses pembelajaran Teori Graf dengan nilai t (48) = 2.051, p =.043. Penggunaan LMS pada pembelajaran Teori Graf ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam proses belajar mengajar. Intinya adalah bagaimana materi pembelajaran dapat disampaikan dengan baik kepada mahasiswa. Hal serupa juga diutarakan oleh peneliti sebelumnya, dimana proses pembelajaran Teori Graf dengan menggunakan aplikasi e- learning mempunyai pengaruh positif untuk membangun konsep berfikir mahasiswa. Penelitian ini membandingkan antara kelompok Eksperimen, yaitu kelompok yang menggunakan educational software dengan kelompok Kontrol, yaitu kelompok yang tidak menggunakan perangkat lunak apapun (Valinejad, Aminifar, Bakhshalizadeh, 2009; Hazzan, Hadar, 2005). Dalam pembelajaran Teori Graf, lebih ditekankan kepada penyampaian materi kepada mahasiswa. Karena pada dasarnya pembelajaran Teori Graf untuk membentuk konsep berfikir dan pemikiran matematis yang lebih efektif sehingga penggunaan LMS juga ditunjang dengan persentasi animasi sederhana atau gambar bergerak (Mikolva, 2008; Chuda, 2007; Aminifar, 2007). Torrubia et al (2008) menemukan bahwa visualisasi merupakan fitur yang cukup penting dalam mempelajari konsep Teori Graf dan algoritma yang ada.

15 101 Pada penelitian ini, berdasarkan tabel 4.10, ditemukan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara Nilai Teori Graf dengan rata-rata Nilai Prasyarat maupun dengan Nilai Prasyarat itu sendiri. Hal itu karena Teori Graf merupakan bagian dari Ilmu Matematika, sehingga terdapat karakteristik yang sama dalam kedua bidang tersebut. Pada penelitian sebelumnya juga dikatakan diamana Teori Graf memiliki hubungan yang erat dari Matematika Diskrit dan juga bagian dari Geometri dilihat dari fungsi yang ada (Hart, 2008; Marrero, 2007, ). Selain itu matematika diskrit itu juga mempunyai hubungan yang cukup penting dengan matematika untuk tingkat atas dan computer programming. Nilai rata-rata Kalkulus dan Aljabar digunakan sebagai penambahan pada ujian bersama sebagai latar belakang ilmu pendidikan Matematika yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran Teori Graf (Valinejad, Aminifar, Bakhshalizadeh, 2009). Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan LMS pada proses pembelajaran Teori Graf juga dibedakan dari sisi jenis kelamin. Berdasarkan Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.8, wanita mempunyai nilai Prasyarat (Aljabar, Kalkulus dan Matematika Diskrit) dan rata-rata nilai prasyarat yang lebih besar daripada Pria (mean Wanita (7) = 77.37, mean Pria (41) = 67.71, dengan p =.067). Hal itu juga berlaku untuk rata-rata nilai Teori Graf, dimana wanita mempunyai nilai Teori Graf lebih tinggi dibandingkan dengan Pria (mean (7) = 87.63), (mean (41 )= dengan p =.031 ). Pada penelitian yang dilakukan Boulton (2008) dan Suparyanto (2010), Pelajar wanita mempunyai kemampuan

16 102 ICT yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelajar pria karena pelajar wanita lebih menyukai pengalaman dengan menggunakan e-learning dibandingkan pelajar pria pada proses belajar mengajar. Berdasarkan penelitian ini, pelajar wanita memiliki kesempatan yang lebih besar dalam bidang IT. Namun pelajar wanita sedikit tertarik untuk mengambil IT sebagai karir di masa depan (Davies, Klewe, Ng, Nyhus, & Sulvian, 2003). Klewe, Ng, Nyhus, & Sulvian, (2003) mengatakan bahwa hal itu disebabkan sosialisasi gender-bias, keterbatasan atau kekurangan akses dan pengalaman dalam dunia komputer, kebiasaan yang kurang baik dan penerimaan kemampuan yang cukup rendah yang dialami sebagian pelajar wanita sehingga hal tersebut yang mempengaruhi pelajar wanita kurang tertarik untuk menggunakan IT sebagai karir. Pada penelitian yang lain ditemukan juga bahwa kedua pelaja baik wanita maupun pria mempunyai tingkatan yang sama dalam kemampuan ICT (Kay, 2006; Madigan, Goodfellow & Stone, 2007). Berdasarkan hasil ini, dapat dikatakan bahwa gender-bias terhadap bidang Teknologi Komunikasi dan informasi (ICT) tidak diterima dengan baik, artinya wanita dan pria mempunyai tingkatan yang sama dalam kemampuan di bidang tersebut. Pada penelitian ini, didapatkan pula bahwa ada perbedaan yang cukup signifikan pada proses pembelajaran dengan menggunakan LMS pada matakuliah Teori Graf berdasarkan latar belakang pekerjaan orang tua. Seperti yang diketahui bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan menjadi dasar bagi pendidikan anak. Dengan kata lain bahwa orang tua adalah sebagai penanggung jawab pendidikan bagi anak

17 103 yang pertama dan utama. Keluarga dalam hal ini orang tua memang secara subtansial mempengaruhi hasil belajar anak, seperti pendidikan orang tua, pekerjaan, pendapatan orang tua, ukuran keluarga dan status sosial serta ekonomi keluarga (Datcher, 1989). Ternyata tidak hanya pendidikan orang tua yang mempengaruhi hasil belajar anak, namun dari sisi pekerjaan juga ikut mempengaruhinya. Pada penlitian ini, pekerjaan orang tua mempengaruhi hasil prestasi belajar Teori Graf. Jika dilihat dari Nilai Teori Graf (t = 2.065, p =.045, mean Bekerja = 80.78, mean Tidak Bekerja = 72.39) dibandingkan dengan nilai sebelumnya, yaitu rata-rata Nilai Prasyarat ( t = 1.151, p =.256, mean Bekerja = 71.17, mean Tidak Bekerja = ), dapat dikatakan bahwa latar belakang pekerjaan orang tua juga turut mempengaruhi hasil belajar. Hal ini sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Stewart and Barling (1996) yang mengatakan bahwa pengalaman kerja ayah mempengaruhi kemampuan kompetensi anak di dunia pendidikan. Berdasarkan perbedaan nilai tersebut, nilai mahasiswa yang orang tuanya bekerja lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mahasiswa yang orang tuanya tidak bekerja. Hal itu sesuai dengan tujuan pembelajaran online bahwa proses pembelajaran berbantukan LMS melatih kemandirian. Orang tua mahasiswa yang bekerja cenderung untuk membentuk pribadi anak yang mandiri. Sehingga proses pembelajaran Teori Graf membutuhkan sikap kemandirian dari masing-masing mahasiswa. Hasil penelitian selanjutnya adalah melihat penerimaan mahasiswa terhadap teknologi yang digunakan dalam penelitian. Sejauh mana

18 104 mahasiswa dapat menerima dengan baik penggunaan teknologi LMS selama proses pembelajaran Teori Graf berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis (1989). Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan LMS dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya LMS oleh pengguna berdasarkan lima konstruk yaitu Intention to Use (ITU), Attitude (ATT), Perceive Ease of Use (PEOU), dan Perceived Usefulness (PU). Pada bab sebelumnya telah dibahas penjelasan untuk masing-masing konstruk, sehingga pada bagian ini akan dideskripsikan mengenai hasil yang telah diperoleh. Dimana pada penelitian ini didapatkan hasil korelasi terhadap masing-masing komponen TAM pada penggunaan LMS. Hubungan yang kuat ditunjukkan antara ITU PEOU (r (48) =.687, p =.000), ITU PU (r (48) =.649, p =.000), ATT PEOU (r (48) =.677, p =.000) dan hubungan yang cukup lemah ditunjukkan antara ITU ATT (r (48) =.576, p =.000), ATT PU (r (48) =.509, p =.000), PEOU PU (r (48) =.568, p =.000). Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara simultan mahasiswa pada salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta menerima aplikasi LMS yang digunakan. Hal itu dikarenakan ada faktor kemudahan dalam penggunaa LMS, faktor manfaat, faktor sikap menerima terhadap aplikasi LMS dan faktor keinginan untuk terus menggunakan LMS dalam proses belajar mengajar. TAM ini juga digunakan untuk mengukur hasil penerimaan mahasiswa terhadap penggunaan Web-based E-Learning tool (Landry et al, 2006; Saade & Galloway, 2005). Hasil penelitian ini juga

19 105 menghasilkan hubungan yang cukup kuat, yaitu ATT memiliki hubungan positif terhadap ITU, PU memiliki hubungan positif terhadap ITU, PEOU memiliki hubungan positif terhadap ATT, PU memiliki hubungan positif terhadap ATT, PEOU memiliki hubungan positif terhadap PU (Saade & Galloway, 2005; Jung et al, 2008). Landry (2005) juga menyatakan bahwa mahasiswa menerima Blackboard adalah Ease to Use, maka juga harus menyatakan bahwa Blackboard juga Useful. Artinya bahwa penilaian terhadap LMS yang digunakan mempunyai hubungan yang cukup kuat. Liu et al (2005) menemukan adanya perbedaan dalam penerimaan mahasiswa berdasarkan jenis penyampaian dalam proses belajar mengajar. Pada penelitian tersebut ditambahkan variabel yang mendeskripsikan perbedaan presentation types (Text audio, Audio-video. Text-Audio-video). Pada penelitian ini, dimana penggunaan LMS pada proses pembelajaran Teori Graf mempunyai korelasi yaitu antara ITU Teori Graf ( r (48) =.379, p =.008) dan PEOU Teori Graf ( r (48) =.310, p =.032). Hasil analisa ini digunakan untuk melihat hubungan antara Teori Graf dengan komponen TAM yang digunakan, dimana pada penyampaian materi pembelajaran menggunakan animasi sederhana untuk menanamkan konsep berfikir yang lebih mudah kepada mahasiswa, hasil ini didukung oleh Liu et al (2005). Mahasiswa merasa mudah untuk memahami pembelajaran Teori Graf dengan gambar bergerak. Ditunjang dengan aktifitas dalam penyampain materi tersebut dengan menggunakan LMS. Sehingga pada pembelajaran ini, kita mempunyai media untuk menerima materi, berdiskusi dan melakukan pengujian dengan hasil yang cepat.

20 106 Mahasiswa juga merasa mudah menggunakan LMS dalam pembelajaran Teori Graf dengan Graphic User Interface (GUI) yang User Friendly. Kemudian keinginan mahasiswa untuk menggunakan LMS ini (ITU) sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Roca et al (2006). Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa pelajar ingin terus menggunakan e-learning dalam proses belajar mengajar. Hal itu dikarenakan karena pelajar (user) merasa puas dalam penggunaan sistem yang diberikan, sehingga dikatakan bahwa PU dan PEOU berpengaruh terhadap kepuasan pengguna (Roca et al, 2006). Namun untuk penerapan LMS dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, sehingga jika dilihat hubungan antara sistem dengan penerimaan serta dari perspektif kemanfaatan masih belum ada hubungan yang cukup significant. Hal ini seperti hasil penelitian yang dilakukan Jung et al (2008), dimana mahasiswa masih ingin menggunakan sistem pembelajaran, namun pengajar belum membuat aplikasi secara total. Masih terdapat kekurangan sehingga mahasiswa kurang mengapresiasi sistem yang telah dibuat dan digunakan Rekomendasi Penerapan LMS Berdasarkan hasil dari penelitian ini, didapatkan suatu strategi untuk mengimplementasikan LMS di perguruan Tinggi pada matakuliah Teori Graf pada khususnya dan seluruh matakuliah dalam Perguruan Tinggi tersebut pada umumnya. Hasil pembelajaran Teori Graf dengan menggunakan LMS dapat dijadikan acuan untuk penarapan LMS di

21 107 Perguruan Tinggi. Selain itu ditunjang dengan penilaian dengan menggunakan TAM, sehingga dapat diketahui bahwa mahasiswa menerima dengan baik penerapan LMS pada matakuliah Teori Graf. Namun pada dasarnya tatap diketahui, bahwa hasil pendidikan yang baik tidak hanya terletak pada teknologi yang digunakan. Namun juga terletak pada bagaimana cara pengajar menyampaikan materi yang diberikan sehingga dapat diterima dengan baik oleh mahasiswa. Ada beberapa langkah yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan LMS di Perguruan Tinggi. a) Proses Awal Gambar 5.2 Proses Pendaftaran Pada penggunaan LMS, pertama kali harus dilakukan pendaftaran. Bagi mahasiswa yang baru bergabung, harus mengikuti petunjuk yang diberikan. Intinya adalah tampilan dari LMS tidak menyulitkan mahasiswa untuk menggunakan fasilitas yang disediakan.

22 108 Kemudahan ini merupakan awal yang baik, sehingga dapat meningkatkan tingkat kunjungan ke aplikasi LMS. Dari sisi keamanan data, username dan password langsung di kirim ke profil pengguna sehingga tidak terjadi kesalahan. Setelah mahasiswa mendapatkan username dan password, mereka harus menggantinya dengan data kombinasi yang baru dan mereka dapat langsung mengubah profile sesuai dengan data yang sebenarnya. Pada proses ini, mahasiswa dapat melihat tampilan dari materi yang ditampilkan, pilihan dari kategori yang telah disusun oleh tim dosen. Selain itu mahasiswa dapat melihat aktifitas yang sudah disediakan oleh admin LMS Moodle. Intinya dalam semua proses harus dibuat dengan memperhatikan faktor kemudahan. Gambar 5.1 menjelaskan tentang proses awal penggunaan LMS Moodle pada pembelajaran Teori Graf.

23 109 b) Proses Pembelajaran Teori Graf dengan LMS Moodle Gambar 5.3 Proses Pembelajaran Proses selanjutnya adalah proses pembelajaran dengan menggunakan LMS. Sistem yang digunakan adalah aplikasi LMS berbasiskan MOODLE dan proses pembelajaran yang dilakukan adalah kombinasi antara e-learning dengan Konvensional atau lebih dikenal dengan nama Blended Learning yaitu gabungan diantara keduanya. Dalam membuat matakuliah yang baru, perlu dipersiapkan materi pembelajaran dalam format digital atau dalam bentuk file. Materi pembelajaran dapat berupa dokumen (doc, pdf, xls dan txt), presentasi (ppt), gambar (jpg, gif, png), video (mpg, wmv), suara (mp3, wav). File-file ini perlu diorganisir sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan dan digunakan pada saat penggunaan LMS.

24 110 Melalui LMS ini, para pengajar dapat mengelola materi perkuliahan, yaitu : menyusun silabus, melakukan upload materi perkuliahan, memberikan tugas kepada mahasiswa, menerima pekerjaan mahasiswa, membuat kuis, memberikan nilai, berinteraksi dengan mahasiswa melalui forum diskusi. Gambar 5.2 menjelaskan tentang proses pembelajarang dengan menggunakan LMS c) Proses Penilaian Gambar 5.4 Proses Penilaian Proses penilaian pada aplikasi ini dapat dilakukan langsung dalam aplikasi LMS. Pada penelitian ini digunakan blended learning, yaitu gabungan antara konvensional dengan e-learning sehingga dapat dilihat proses pemberian nilai dalam tugas. Pada bagian ini terlihat proses kegiatan online dan offline dalam proses pembelajaran, dimana hasil akhir dari tugas atau ujian tersebut merupakan rata-rata

25 111 dari tugas yang dilakukan secara online dan offline. Gambar 5.3 menjelaskan tentang proses penilaian tugas atau kuis pada penggunaan LMS 5.6. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan yang ada, sehingga masih diperlukan perbaikan pada penelitian selanjutnya. Efektifitas pembelajaran Teori Graf tidak hanya dilihat dari konsep berfikir mahasiswa, namun juga dilihat dari kemampuan mahasiswa untuk menyelesaikan masalah yang ada. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Valinejad, Aminifar, Bakhshalizadeh (2009), dimana mereka menggunakan aplikasi NEWGRAPH untuk proses pembelajaran. sehingga mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan yang ada dengan bantuan aplikasi tersebut. Namun mahasiswa juga tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dengan menggunakan aplikasi NEWGRAPH jika mereka tidak memahami konsep Teori Graf terlebih dahulu. Sehingga mahasiswa membutuhkan penjelasan yang lebih mudah diterima untuk membangun konsep berfikir mereka terhadap pembelajaran Teori Graf. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mikolva (2008), Chuda (2007) dan Aminifar (2007). Kemudian karena keterbatasan waktu penelitian yang hanya satu semester. Masih banyak fitur dari Moodle yang belum digunakan secara optimal. Sehingga penerimaan mahasiswa terhadap system yang digunakan dalam pembelajaran Teori Graf menggunakan TAM masih ada

26 112 kekurangan. Walaupun secara simultan sikap penerimaan mahasiswa terhadap system pembelajaran dapat diterima dengan positif. Hal itu dapat terlihat dari hubungan antar komponen TAM yang berkorelasi positif. Dalam penelitian ini terdapat kendala yang ditemukan, namun kendala tersebut bukan menjadikan halangan dan hambatan dari penelitian ini tetapi sebagai informasi yang dapat digunakan pada penelitian selanjutnya. Adapun kendala yang dilakukan selama penelitian diantaranya : 1. Setelah dilakukan penelitian, dapat dikatakan bahwa proses pengajaran dan pembelajaran Teori Graf dengan LMS Moodle cukup lama terutama dalam hal penyiapan materi. Hal tersebut dikarenakan pengajar harus membuat materi yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Dimana ketika dalam penyampaian materi, mahasiswa dapat merasa dipermudah dan dibantu untuk membangun konsep berfikir dalam memahami Teori Graf. Sehingga dapat mengurangi peran pengajar dalam menyampaikan informasi kepada mahasiswa dalam proses pembelajaran Teori Graf. 2. Lebih mudah penyampaian materi kepada mahasiswa untuk Matakuliah Non-Matematika atau full text, karena matakuliah tersebut sedikit menggunakan gambar sebagai materi yang disampaikan. Namun untuk Matakuliah Teori Graf, penjelasan lebih banyak berupa angka, gambar dan teks, sehingga membutuhkan waktu untuk membuat materi dan soal-soal yang diberikan. Namun

27 113 jika materi sudah dibuat, akan sangat cepat untuk penyampaian materi kepada mahasiswa. 3. Pada penelitian ini ditemukan kendala untuk mengajak mahasiswa menggunakan semua fitur yang ada. Karena dengan waktu yang terbatas sehingga tidak semua fitur digunakan. Namun dari penelitian ini dapat dilihat, bahwa pengguanaan LMS dalam proses pembelajaran sangat powerfull dalam penyampaian materi, diskusi, kuis, kamus dan kuis online Rekomendasi Penelitian Selanjutnya Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melakukan penelitian dan berdasarkan keterbatasan yang ada, maka dapat dijadikan rekomendasi bagi penellitian berikutnya bahwa :. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa jenis kelamin mempengaruhi proses pembelajaran Teori Graf berbantukan LMS. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran Teori Graf ini berpengaruh terhadap jenis kelamin. Sehingga dalam pelaksanaannya proses pembelajaran ini dapat dimodifikasi dengan metode lain. Dengan harapan agar proses pembelajaran Teori Graf ini tidak bias terhadap jenis kelamin dan faktor demografi lainnya. Penelitian ini juga ditunjang dengan pengujian terhadap kofaktor yang ada. Sebagai informasi tambahan, dapat diperluas kembali kofaktor apa saja yang mempengaruhi proses pembelajaran Teori Graf

28 114 berbantukan LMS. Sehingga didapatkan hasil yang lebih kaya dan beragam pada penelitian selanjutnya. TAM cukup baik untuk mengukur penerimaan pengguna terhadap sistem yang sedang digunakan. Instrument yang dikembangkan oleh Davis (1989) sudah valid dan reliable karena sudah banyak digunakan pada penelitian sejenis. Pada penelitian berikutnya diharapkan jangan ada interval waktu yang cukup lama pada saat pengambilan data kuesioner karena hal itu dapat menyebabkan hasil yang di dapat menjadi sedikit bias.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 59 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Pendahuluan Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa LMS moodle cukup efektif digunakan dalam proses belajar mengajar pada matakuliah Teori Graf. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang. memberi dampak besar dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang. memberi dampak besar dalam dunia pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT), khususnya teknologi internet telah banyak dimanfaatkan dalam bidang pendidikan yang akan merubah

Lebih terperinci

Pengembangan Web Pembelajaran Interaktif Bagi Guru SMK Menuju Sekolah Berstandar Internasional. Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd

Pengembangan Web Pembelajaran Interaktif Bagi Guru SMK Menuju Sekolah Berstandar Internasional. Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd Pengembangan Web Pembelajaran Interaktif Bagi Guru SMK Menuju Sekolah Berstandar Internasional Oleh Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd e-mail: nuryadin_er@uny.ac.id SMKN 1 Sedayu 18 Juli 2011 Analisis Situasi

Lebih terperinci

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1 A. Pendahuluan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk

Lebih terperinci

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK

Fitri Imandari Endang Siti Astuti Muhammad Saifi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya ABSTRAK PENGARUH PERSEPSI KEMANFAATAN DAN PERSEPSI KEMUDAHAN TERHADAP MINAT BERPERILAKU DALAM PENGGUNAAN E-LEARNING (Studi Pada Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya) Fitri Imandari Endang Siti

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN E-LEARNING

PEMBELAJARAN E-LEARNING PEMBELAJARAN E-LEARNING Oleh Nuryadin Eko Raharjo, M.Pd HP: 08157915225 e-mail: nuryadin_er@uny.ac.id Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri ayogyakarta Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat pada bidang teknologi informasi saat ini mendorong masyarakat dunia memasuki era teknologi yang serba cepat sekaligus menjadikan informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

Lebih terperinci

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan

Bab IV Rekomendasi IV.1. Analisis Lanjutan 48 Bab IV Rekomendasi Pada bab ini akan dipaparkan jalannya tahap 3 penelitian (Gambar III.1), yaitu mengenai pembentukan rekomendasi bagi UKM untuk langkah implementasi selanjutnya. Sebagai dasar pemberian

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN E-LEARNING #1

MODUL PELATIHAN E-LEARNING #1 MODUL PELATIHAN E-LEARNING #1 BIDANG PENGEMBANGAN E-LEARNING DEPARTEMEN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS DR. SOETOMO SURABAYA 2017 E-Learning bukan hanya sekedar proses mendownload materi yang sudah disediakan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya kemajuan teknologi informasi memberi pengaruh pada perkembangan dibidang pendidikan. Teknologi informasi telah menawarkan paradigma baru di Perguruan Tinggi yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1.E-learning E-Learning didefinisikan sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran,

Lebih terperinci

PENGANTAR E-LEARNING DAN PENYIAPAN MATERI PEMBELAJARAN. Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D.

PENGANTAR E-LEARNING DAN PENYIAPAN MATERI PEMBELAJARAN. Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. PENGANTAR E-LEARNING DAN PENYIAPAN MATERI PEMBELAJARAN Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://herman.elearning-jogja.org PUSAT KOMPUTER UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 2009@herman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Information and Communication Technology ( ICT ) yang. keuntungan yang masuk, baik secara finansial maupun jaringan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang sudah berlangsung merupakan kenyataan terhadap kemajuan jaman yang memiliki kelebihan dan kekurangannya. Hal ini terjadi berkat dari perkembangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang berkualitas merupakan informasi yang strategis untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Seiring perkembangan zaman, semua kegiatan masyarakat semakin akrab bahkan sangat akrab dengan teknologi informasi, termasuk menjalankan sebuah tugas. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi informasi (TI) pada zaman sekarang merupakan salah satu kebutuhan yang tidak terpisahkan dari kehidupan suatu komunitas. Begitu pula dengan sebuah universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Desa dan Kawasan merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses pembangunan

Lebih terperinci

Pengembangan E-learning menggunakan LMS. E-learning

Pengembangan E-learning menggunakan LMS. E-learning Pengembangan E-learning menggunakan LMS Herman Dwi Surjono E-learning Materi pembelajaran melalui media elektronik (definisi konvensional) Perkembangan teknologi Pergeseran konten & adaptivity Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem informasi merupakan kombinasi teknologi dan aktivitas orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem informasi merupakan kombinasi teknologi dan aktivitas orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi merupakan kombinasi teknologi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Teknologi informasi adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Ringkasan Perkembangan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga akan meningkatkan

Lebih terperinci

Pengembangan Aplikasi E learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado BAB 1 PENDAHULUAN

Pengembangan Aplikasi E learning dengan Menggunakan PHP Framework Prado BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan yang berjalan pada saat ini yaitu tatap muka antara mahasiswa dengan dosen memang sudah berjalan dengan baik. Namun terkadang ada beberapa masalah

Lebih terperinci

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model

Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model Analisis Penerimaan Pengguna Terhadap Aplikasi Salatiga Mobile Library Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) (Studi Kasus : Perpustakaan Dan Arsip Daerah Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti

Lebih terperinci

Presentasi Sidang Akhir Tugas Akhir

Presentasi Sidang Akhir Tugas Akhir Presentasi Sidang Akhir Tugas Akhir Analisis Kemanfaatan dan Kemudahan Penggunaan Aplikasi Manajemen Surat dengan Pendekatan Technology Acceptance Model pada PT. XYZ Surabaya Oleh : - Aldioctavia Vicka

Lebih terperinci

PRAKTEK E-LEARNING. Mengaskses e-learning UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Puskom UNY

PRAKTEK E-LEARNING. Mengaskses e-learning  UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Puskom UNY PRAKTEK E-LEARNING Oleh: Puskom UNY UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012 1 Mengaskses e-learning http://besmart.uny.ac.id 2 Akun e-learning Username dan password yang digunakan adalah NIM masing-masing mahasiswa

Lebih terperinci

PRAKTEK E-LEARNING Oleh: Tim ICT UNY

PRAKTEK E-LEARNING Oleh: Tim ICT UNY PRAKTEK E-LEARNING Oleh: Tim ICT UNY UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 1 Mengaskses e-learning http://besmart.uny.ac.id 2 Akun e-learning Username yang digunakan adalah NIM masingmasing mahasiswa Password

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan BAB III METODE PENELITIAN Gambar 3.1 dibawah ini, menggambarkan tentang tahapan-tahapan penelitian yang akan digunakan untuk meneliti penerimaan penerapan PARIS (Parking Information System) dengan metode

Lebih terperinci

Artikel Ilmiah. Peneliti : Widya Suprapto

Artikel Ilmiah. Peneliti : Widya Suprapto Analisis Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada Lembaga Pemerintahan Menggunakan Unified Theory of Acceptance and Use a Technology (UTAUT) (Studi Kasus : DISHUBKOMBUDPAR Kota Salatiga) Artikel Ilmiah Peneliti

Lebih terperinci

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Tatyana Dumova Point Park University, USA Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Abstrak Fokus studi ini adalah penilaian, komponen penting dari pengajaran dan pembelajaran. Mengkaji kegunaan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Bab 1 merupakan bab pengantar yang berisi latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penulis membuat aplikasi ini. Selain itu dilengkapi pula dengan ruang lingkup kajian, sumber data,

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Belanja Online Belanja online (online shopping) adalah proses dimana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU. Pengelolaan e-learning

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU. Pengelolaan e-learning PROSEDUR OPERASIONAL BAKU Pengelolaan e-learning Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi Institut Pertanian Bogor 2011 Judul: Pengelolaan e-learning IPB Pendahuluan: Seiring dengan perbaikan infrastruktur

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN elearning Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) untuk Mahasiswa

PANDUAN PENGGUNAAN elearning Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) untuk Mahasiswa PANDUAN PENGGUNAAN elearning Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) untuk Mahasiswa UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI BANJARMASIN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

TAMPILAN E-LEARNING (biothink.web.id) BESERTA FITURNYA

TAMPILAN E-LEARNING (biothink.web.id) BESERTA FITURNYA TAMPILAN E-LEARNING (biothink.web.id) BESERTA FITURNYA 1. Tampilan awal e-learning (biothink.web.id) Log in untuk administrator dari e-learning pada bagian kiri, sedangkan untuk member baru (peserta didik),

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING. Muhamad Ali, MT.

MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING. Muhamad Ali, MT. MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING Muhamad Ali, MT http://elektro.uny.ac.id/muhal Fitur-Fitur E-Learning dengan LMS Moodle Ditinjau dari segi fasilitas, E-learning yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kombinasi dari yang sedikit dua media input atau output dari data yang berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kombinasi dari yang sedikit dua media input atau output dari data yang berupa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video atau secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks atau kombinasi dari yang sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini peran dan pemanfaatan teknologi informasi semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini peran dan pemanfaatan teknologi informasi semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini peran dan pemanfaatan teknologi informasi semakin meningkat dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu membuat sumber daya manusia harus mampu berinovasi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. individu dikarenakan faktor-faktor, seperti sikap individu, norma-norma BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi sistem informasi berperan besar pada perubahan perilaku organisasi yang berdampak pada perubahan perilaku individu. Perubahan perilaku individu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data yang diperlukan penelitian ini didapat dari pendekatan survei. Sesuai dengan Gambar 4.1.1 setelah pengumpulan data maka dilakukan analisis dan interpretasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Salah satu tahap dalam penelitian adalah proses pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini berisikan penjelasan mengenai jenis data yang diperlukan, teknik dan

Lebih terperinci

E LEARNING STIE PANCASETIA BANJARMASIN BERBASIS MOODLE

E LEARNING STIE PANCASETIA BANJARMASIN BERBASIS MOODLE E LEARNING STIE PANCASETIA BANJARMASIN BERBASIS MOODLE Panduan Untuk Mahasiswa halaman 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat ternyata berdampak luas

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. 1.2 Rumusan Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. 1.2 Rumusan Masalah BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah E-Learning dapat didefinisikan sebagai sebuah benuk penerapan teknologi informasi dibidang pendidikan dalam bentuk online. E-Learning memungkinkan pembelajar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. menguji validitas dan realbilitas setiap butir-butir pertanyaan kuesioner. Responden

BAB 4 HASIL PENELITIAN. menguji validitas dan realbilitas setiap butir-butir pertanyaan kuesioner. Responden BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Responden Kuesioner Sebagai langkah awal, kuesioner disebarkan kepada 30 responden untuk menguji validitas dan realbilitas setiap butir-butir pertanyaan kuesioner. Responden

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti menyertakan beberapa uraian singkat hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penerapan TAM pada berbagai bidang, terutama perpustakaan

Lebih terperinci

PREDIKSI TINGKAT KEYAKINAN MAHASISWA AKAN MANFAAT FASILITAS KRS ONLINE DENGAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM)

PREDIKSI TINGKAT KEYAKINAN MAHASISWA AKAN MANFAAT FASILITAS KRS ONLINE DENGAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) PREDIKSI TINGKAT KEYAKINAN MAHASISWA AKAN MANFAAT FASILITAS KRS ONLINE DENGAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL (TAM) Fatmasari 1), Muhammad ariandi 2) 1 Ilmu Komputer, Universitas Bina Darma JL.Jendral

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PENUGASAN ONLINE BERBASIS E-LEARNING DENGAN MOODLE PADA MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN ILMU KOMPUTER Siti Husnul Bariah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan-STKIP Garut

Lebih terperinci

APRESIASI E-LEARNING

APRESIASI E-LEARNING APRESIASI E-LEARNING Herman Dwi Surjono, Ph.D. hermansurjono@uny.ac.id http://herman.elearning-jogja.org Dosen FT, PPs dan Ka Puskom UNY 1 Mengapresiasi e-learning Mengalami menjadi siswa yang beraktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kemajuan IPTEK yang begitu pesat, banyak terobosanterobosan yang diciptakan untuk membantu kerja manusia dalam menyelesaikan masalahnya. Segala aktifitas manusia

Lebih terperinci

Fadlillah Mukti Ayudewi 1*, Handayaningsih 2** Ahmad Dahlan Yogyakarta, Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, C 55164

Fadlillah Mukti Ayudewi 1*, Handayaningsih 2** Ahmad Dahlan Yogyakarta, Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, C 55164 ANALISIS PENERIMAAN PENGGUNA TERHADAP SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUANG UNIVERSITAS ABC MENGGUNAKAN TEKNOLOGI ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR PERBAIKAN PADA SISTEM Fadlillah Mukti Ayudewi 1*, Handayaningsih

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (LKS) E-LEARNING BERBASIS MOODLE SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MATERI TERMODINAMIKA DI SMA ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (LKS) E-LEARNING BERBASIS MOODLE SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MATERI TERMODINAMIKA DI SMA ABSTRAK PENGEMBANGAN BAHAN AJAR (LKS) E-LEARNING BERBASIS MOODLE SEBAGAI PENUNJANG PEMBELAJARAN FISIKA DALAM MATERI TERMODINAMIKA DI SMA Suyono 1),Maison ), Nehru 3) 1 Mahasiswa S1 Pendidikan Fisika PMIPA FKIP

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pendidikan di Indonesia sedang menuju pada suatu perubahan besar. Beberapa tahun yang lalu, siswa hanya terfokus pada kegiatan belajar selama kurang lebih 5 jam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun ini sangat pesat, seiring dengan perkembangan ini tuntutan akan informasi juga semakin besar. Media teknologi informasi

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM (Studi Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Administrasi Bisnis Angkatan Tahun 2010/2011

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. kuesioner uji coba kepada member kaskus yang menggunakan forum jual-beli kaskus

BAB 4 HASIL PENELITIAN. kuesioner uji coba kepada member kaskus yang menggunakan forum jual-beli kaskus BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Responden Kuesioner Sebagai langkah awal akan dilakukan penyebaran kuesioner dengan metode nonprobability sampling yaitu penyebaran dimana setiap unsur populasi tidak memiliki

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Jerry Fith gerald dalam Jogiyanto (2006) juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, karena pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan komputer telah merambah ke berbagai bidang kehidupan dan dalam berbagai penyelesaian pekerjaan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM E-LEARNING MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL. Sri Lestari Universitas Widyatama Bandung

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM E-LEARNING MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL. Sri Lestari Universitas Widyatama Bandung Jurnal Ilmiah Kopertis Wilayah IV ANALISIS PENERIMAAN SISTEM E-LEARNING MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Sri Lestari Universitas Widyatama Bandung ABSTRAK - Universitas Widyatama sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Masyarakat di Kecamatan Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur. Jumlah kuisioner yang disebarkan

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN KONTEN E LEARNING LENGKAP

PANDUAN PEMBUATAN KONTEN E LEARNING LENGKAP PANDUAN PEMBUATAN KONTEN E LEARNING LENGKAP 1) Ketentuan Umum a. Ada 15 (lima belas) pengusul yang diundang untuk memasukkan konten e learning. Kelima belas konten ini selanjutnya akan diseleksi untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Laboratorium Satya Wacana yang merupakan salah satu sekolah dasar yang ada di Kota Salatiga.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Guruan ( Association for Education and

BAB III LANDASAN TEORI. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Guruan ( Association for Education and BAB III LANDASAN TEORI A. Media Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Bebrapa definisi menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, para pelaku bisnis di dunia dihadapkan pada perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi membutuhkan teknologi informasi agar

Lebih terperinci

ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE

ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE ANALISIS USABILITY TERHADAP SISTEM LECTIVE GEGULANG BERBASIS USE QUESTIONNAIRE Gita Indah Marthasari* 1, Nur Hayatin 2 1,2 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak Person : Gita Indah Marthasari e-mail:

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA ELEARNING MENGGUNAKAN METODE END-USER COMPUTING SATISFACTION

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA ELEARNING MENGGUNAKAN METODE END-USER COMPUTING SATISFACTION Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA ELEARNING MENGGUNAKAN METODE END-USER COMPUTING SATISFACTION I Gusti Ngurah Satria Wijaya 1),

Lebih terperinci

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL Yani Iriani 1, Adjeng Mariana 2, Sri Lestari 3, Murnawan 4 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang memanfaatkan internet sebagai salah satu hal yang paling banyak diambil manfaatnya untuk membantu

Lebih terperinci

Modul. Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D.

Modul. Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. Modul Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono UPT PUSKOM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 Pengantar E-learning dan Penyiapan Materi Oleh: Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono

Lebih terperinci

Panduan Penggunaan. Elearning Universitas Almuslim untuk Mahasiswa. M. Rezeki Muamar

Panduan Penggunaan. Elearning Universitas Almuslim untuk Mahasiswa. M. Rezeki Muamar Panduan Penggunaan Elearning Universitas Almuslim untuk Mahasiswa M. Rezeki Muamar 2016 Panduan Penggunaan elearning Universitas Almuslim untuk Mahasiswa Penulis M. Rezeki Muamar Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian survey. Metode survey yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh informasi melalui

Lebih terperinci

Fatmasari 1, Muhamad Ariandi 2

Fatmasari 1, Muhamad Ariandi 2 PENERAPAN METODE TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL(TAM) TERHADAP PENERIMAAN KRS ONLINE (STUDI KASUS : Mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Palembang) Fatmasari 1, Muhamad Ariandi Dosen Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Literatur Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini harus sesuai dengan Metode penelitian, langkah awal yaitu melakukan studi literatur dan jurnal yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Responden Untuk memperoleh data dalam pengujian ini, penulis telah membagikan kuesioner kepada 60 responden. Jumlah responden tersebut dihasilkan dari rumus perhitungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 TAM (Technological Acceptance Model) Salah satu unsur penting dalam penerapan sebuah sistem informasi adalah penerimaan terhadap sistem informasi. Bagi sebuah Perusahaan, sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menggunakan salah satu perdiktor dari TAM yaitu perceived ease of. use(persepsi kemudahan dalam menggunakan teknologi).

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menggunakan salah satu perdiktor dari TAM yaitu perceived ease of. use(persepsi kemudahan dalam menggunakan teknologi). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori Technology Acceptance Model(TAM) telah digunakan oleh banyak peneliti untuk mengeksplorasi sikap pengguna terhadap teknologi dan perilaku pengguna untuk menggunakan

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 STUDI KOMPARATIF METODE UTAUT DAN TAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (STUDI KASUS: SISTEM INFORMASI AKADEMIK

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum hasil penelitian disajikan, terlebih dahulu dengan sederhana dijelaskan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi saat ini menyebabkan kebutuhan manusia terhadap informasi semakin kompleks, sehingga menuntut dunia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi

BAB V PENUTUP. keunggulan bersaing. Salah satu industri yang sangat berkembang dewasa ini adalah aplikasi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Persaingan bisnis dewasa ini menuntut perusahaan untuk mengadopsi perkembangan teknologi dalam menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat. Perusahaan yang mempu memanfaatkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET

PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET PENGGUNAAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL SEBAGAI DASAR USULAN PERBAIKAN FASILITAS PADA LAYANAN MOBILE INTERNET Ali Sadiyoko 1, Ceicalia Tesavrita 2, Irfan Suhandi 3 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

Materi Computer Mediated Learning Orientasi Belajar Mahasiswa 2008 MATERI COMPUTER MEDIATED LEARNING

Materi Computer Mediated Learning Orientasi Belajar Mahasiswa 2008 MATERI COMPUTER MEDIATED LEARNING MATERI COMPUTER MEDIATED LEARNING Untuk kegiatan Orientasi Belajar Mahasiswa 2008 1 Daftar Isi A. SEKILAS TENTANG MODUL MATERI CML OBM... 4 B. PENGANTAR COMPUTER MEDIATED LEARNING UNIVERSITAS INDONESIA...

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 : KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 : KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 : KISI KISI INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen Penelitian Variabel Pembelajaran Learning Manajement System (LMS) (X) 1. Kisi-kisi No Dimensi Indikator No. Butir Jumlah Butir

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Demografi responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin Jumlah Presentase. Pria (P) 63 63% Wanita (W) 37 37% Total %

Tabel 4.1 Demografi responden berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin Jumlah Presentase. Pria (P) 63 63% Wanita (W) 37 37% Total % BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Profil Responden Karakteristik demografi responden pada penelitian ini dibedakan menurut jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. a. Berdasarkan jenis kelamin

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

DAFTAR ISI. Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar DAFTAR ISI Halaman Persetujuan Pernyataan Penghargaan Abstrak Abstract Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii iii iv v vi viii ix Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengalami kemajuan yang sangat pesat. Ini merupakan tuntutan bagi manusia

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN GOJEK (Studi Kasus Di Wilayah Pejagalan, Jakarta Utara) Kepada Yth,

Lebih terperinci

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL Ni Made Shandyastini 1, Kadek Dwi Pradnyani Novianti 2 STMIK STIKOM Bali shandyastini311090@yahoo.co.id 1, novianti@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Penerimaan Website Imigrasi Kota Surabaya Dengan Kerangka Technology Acceptance Model

Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Penerimaan Website Imigrasi Kota Surabaya Dengan Kerangka Technology Acceptance Model Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Penerimaan Website Imigrasi Kota Surabaya Dengan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM) dan Metode Structural Equation Modeling (SEM) Dosen

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang

Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang Rancang Bangun Sistem Informasi E-Learning Berbasis Web di SMK Negeri 1 Tangerang Hilmi Fuad 1, Zainul Hakim 2, Pramana Anwas Panchadria 3 1,2 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 3 Mahasiswa STMIK Bina Sarana

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap E - filing

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap E - filing 82 KUESIONER PENELITIAN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap E - filing Identitas Responden Nama : Jenis Kelamin : Usia : Pekerjaan : KPP : Jenis alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah peneliti melakukan studi lapangan dan kemudian melakukan olah data dari data yang diperoleh dengan menggunakan spss 17.0 for windows, maka pada bab ini penulis akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Riset dan perkembangan dalam teknologi komunikasi sudah tumbuh dengan cepat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan alat komunikasi yang semakin canggih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses-proses akuntansi suatu entitas dituntut harus bisa dilakukan melalui

I. PENDAHULUAN. Proses-proses akuntansi suatu entitas dituntut harus bisa dilakukan melalui I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses-proses akuntansi suatu entitas dituntut harus bisa dilakukan melalui proses berbasis komputer dan teknologi informasi (TI). Selain proses-proses transaksi offline,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyusunan Kuesioner dan Penentuan Variabel Kuesioner disusun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan olehwadie Nasri dan Lanouar Charfeddine (2012) mengangkat faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Penelitian tentang kepuasan pelanggan sistem pembelajaran e-learning yang dilakukan pada mahasiswa program S1 reguler 1, program S1 reguler 2 dan program

Lebih terperinci