IKHTISAR EKSEKUTIF Domestik Masuk: Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditas antar area berupa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IKHTISAR EKSEKUTIF Domestik Masuk: Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditas antar area berupa"

Transkripsi

1 IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam Penyelenggaraan karantina pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tahun 2016 telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang berbahaya seperti Rabies dan Nematoda Systa Kuning (NSK). Sebagai pendukung terhadap suksesnya pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK telah terimplementasi dalam program dan kegiatan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai upaya pencapaian visi dan misi. Dalam rangka menjalankan tupoksinya, tahun 2016 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah melakukan tindakan karantina pertanian antara lain Tindakan Karantina Hewan berupa pemeriksaan hewan terdiri dari Domestik Masuk: Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditas antar area berupa Hewan sebanyak Ekor dengan frekuensi kali; Bahan Asal Hewan (BAH) sebanyak Kg dengan frekuensi kali, lembar dengan frekuensi 693 kali dan butir dengan frekuensi 31 kali; Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak Kg dengan frekuensi 403 kali; dan Benda lain sebanyak Kg dengan frekuensi 244 kali dan Collie dengan frekuensi sebanyak 126 kali. Domestik Keluar: Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok berupa Hewan sebanyak Ekor dengan frekuensi kali; Bahan Asal Hewan (BAH) sebanyak Kg dengan frekuensi kali, lbr dengan frekuensi 14 kali, butir dengan frekuensi 4 kali; Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 680 kg dengan frekuensi 36 kali; dan Benda Lain sebanyak Kg dengan frekuensi 953 kali, dan 7 Collie dengan frekuensi 7 kali. Impor: Nihil dan Ekspor: Nihil. Tindakan pemeriksaan terhadap komoditas tumbuhan dan produknya terdiri dari Domestik Masuk: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak Kg dan Batang dengan frekuensi 363 kali; Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebanyak Kg, Batang dengan frekuensi kali; dan Hasil Tanaman Mati sebanyak Kg dan 70 Batang dengan frekuensi 30 kali; dan Benda Lain nihil. Domestik Keluar: Tanaman Hidup dan Benih sebanyak 1 Laporan Tahunan 2016

2 Kg dan Batang dengan frekuensi 376 kali; Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebanyak Kg dan Batang dengan frekuensi kali; Hasil Tanaman Mati sebanyak Kg dengan frekuensi 95 Kali; dan Benda Lain sebanyak 62 Kg dengan frekuensi 1 kali. Impor: sebanyak 0,24 Kg dengan frekuensi 1 kali dan Ekspor: sebanyak Kg dengan frekuensi 127 kali. Dalam rangka melaksanakan tupoksi tersebut, petugas karantina melakukan tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK, OPTK yang dilalulintaskan baik masuk maupun keluar dari Pulau Lombok (antar area maupun ekspor/impor) di tempat pemasukan/pengeluaran (Pelabuhan Laut dan Penyeberangan Lembar, Bandara Internasional Lombok dan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan, namun dalam hal-hal tertentu tindakan karantina dapat dilaksanakan diluar tempat pemasukan/ pengeluaran (Pelabuhan Laut) yaitu di dalam instalasi maupun diluar instalasi karantina karena : 1. Tidak tersedianya tempat, waktu dan fasilitas memadai untuk pelaksanaan tindakan karantina di tempat pemasukan/pengeluaran. 2. Kondisi alat angkut (Truck) yang membawa media pembawa telah tertutup rapat dengan terpal. Bila dilaksanakan tindakan karantina di pelabuhan akan mengakibatkan terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut dan berdampak terganggunya arus penyeberangan. 3. Untuk komoditas tertentu seperti daging, DOC dan Tumbuhan/Hasil Tumbuhan memerlukan pemeriksaan cepat dengan kondisi lingkungan sesuai. Pemeriksaan karantina ditempat pemasukan/pengeluaran yang mengakibatkan terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut akan berdampak terjadinya kerusakan komoditas tersebut. Peningkatan kualitas pelayanan karantina kepada pengguna jasa memberikan jaminan bahwa komoditas yang diperiksa sehat dan layak dikonsumsi dengan pemberian Sertifikat Kesehatan Hewan, Phytosanitary Certificate, Sertifikat Sanitasi dan Sertifikat Pelepasan. Bila kondisi seperti ini tercapai, tentu komoditas yang ada mampu bersaing di pasaran Domestik maupun Internasional yang pada akhirnya pencapaian peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pelaku usaha agribisnis dapat terwujud. 2 Laporan Tahunan 2016

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan Tahunan ini merupakan laporan yang rutin dibuat setiap tahun oleh Unit Pelaksana Teknis Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan dan non teknis (administrasi) selama setahun. Kegiatan perkarantinaan meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan. Pemberian sertifikasi merupakan salah satu bentukfinal dari kegiatan perkarantinaan sedangkan kegiatan non teknis (administrasi) sebagai kegiatan penunjang meliputi pengelolaan keuangan, kepegawaian, IT, kehumasan, pengadaan barang /jasa, perlengkapan dan rumah tangga. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian merupakan hasil integrasi 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis yaitu Balai Karantina Hewan Kelas II Lembar dan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Lembar. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram terbentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 03 April 2008 dengan melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan di Pulau Lombok dengan Wilayah Kerja Lembar, Wilayah Kerja Labuhan Lombok, Labuan Haji, Tanjung Luar, serta Wilayah Kerja Kantor Pos Besar Mataram. Memahami Pulau Lombok memiliki garis pantai yang panjang, luas serta merupakan transportasi lintas Bali, Sumbawa, Flores-NTT maka Karantina Pertanian memegang peran sangat strategis sebagai benteng terdepan Karantina Pertanian dalam melindungi pulau Lombok dari resiko masuknya HPHK/OPTK dari Luar Negeri ke Indonesia, mencegah tersebarnya HPHK/OPTK dari satu area ke area lain di Indonesia serta mencegah keluarnya HPHK/OPTK dari Indonesia ke Luar Negeri. Dalam pembangunan bidang pertanian di Pulau Lombok, peran institusi yang menangani aspek-aspek lalulintas pertanian dan kesehatan hewan menjadi sangat penting. Karantina Pertanian sebagai salah satu institusi yang menjalankan mata rantai aspek-aspek tersebut bertugas untuk mencegah masuk-keluar dan 3 Laporan Tahunan 2016

4 tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga pulau Lombok dari ancaman HPHK dan OPTK tersebut. Hal ini penting dilaksanakan karena : a. Mendukung Program PIJAR (Sapi, Jagung, Rumput Laut) yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi NTB b. Pulau Lombok merupakan salah satu sumber ternak potong dan bibit untuk memenuhi kebutuhan daerah lainnya di Indonesia c. Pulau Lombok masih dinyatakan bebas dari beberapa penyakit hewan yang membahayakan seperti : Rabies, Penyakit Mulut dan Kuku, Brucellosis dan Septicemia Epizootica dan beberapa penyakit tumbuhan seperti penyakit Nematoda Sista Kuning pada kentang. Dengan keberadaan Pulau Lombok diantara Pulau Bali dan Pulau Flores yang terjangkit penyakit Rabies dan Septicemia Epizootica maka Pulau Lombok berpotensi tertular/ masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK yang membahayakan d. Kemajuan di bidang perhubungan dan pariwisata mengakibatkan kebutuhan terhadap Hewan, Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) dan produk pertanian lainnya menjadi meningkat seiring pemenuhan kebutuhan hotel dan restoran yang ada serta dibukanya jalur-jalur transportasi laut baru e. Kejadian penyakit Rabies di Pulau Bali mulai Oktober 2008 dan di pulau Flores mulai tahun 1997 serta penyakit Anthraks di Kabupaten Bima (NTB) memerlukan perhatian dan kewaspadaan tersendiri karena Pulau Lombok merupakan jalur transportasi darat yang vital menghubungkan pulau-pulau tersebut Maksud Dan Tujuan Laporan Tahunan ini disusun dengan tujuan memberikan gambaran terhadap pelaksanaan kegiatan perkarantinaan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dari Januari sampai dengan Desember 2016 baik yang menyangkut teknis maupun non teknis, permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaannya, perkembangan dari kegiatan yang telah dilakukan serta solusi/saran yang ditawarkan sehingga dapat dijadikan bahan untuk menentukan kebijakan selanjutnya. 4 Laporan Tahunan 2016

5 BAB II STRUKTUR ORGANISASI, VISI, MISI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI 2.1. Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram terbentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian mempunyai wilayah operasional di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan wilayah kerja sebagai berikut : a) Pelabuhan Laut/Penyebrangan Lembar. b) Pelabuhan Laut Penyebrangan Lombok/Kayangan. c) Labuhan Haji d) Tanjung Luar e) Bandara Internasional Lombok f) Kantor Pos Besar Mataram dan g) Pemenang Adapun bagan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI No.22/Permentan/OT.140/4/2008 dapat dilihat pada lampiran Visi dan Misi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam melaksanakan kegiatan penyelenggaraan perkarantinaan, mempunyai visi dan misi sebagai berikut : Visi Mewujudkan Karantina yang Tangguh dan Terpercaya Tangguh Terpercaya : Mampu bertindak secara tegas berdasarkan ketentuan perundangan yang berlaku dan mampu mengikuti perkembangan zaman berbasis teknologi. : Penyelenggaraan pelayanan karantina didukung dengan pembuktian ilmiah, memenuhi kaidah-kaidah, etika dan moral. 5 Laporan Tahunan 2016

6 Misi Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram mengemban misi : 1. Melindungi dan menyelamatkan kelestarian sumber daya hayati hewan dan tumbuhan. 2. Mendukung keberhasilan program agribisisnis dan ketahanan pangan nasional 3. Mengembankan dan meningkatkan teknologi perkarantinaan nasional dalam rangka meningkatkan daya saing melalui standar sertifikasi karantina internasional. 4. Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran agribisnis 5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik melului sumber daya manusia yang profesional. 6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati Fungsi 1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan 2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) 3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK 4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK 5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati 6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional, pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati 7. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan 6 Laporan Tahunan 2016

7 8. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan, dan keamanan hayati hewani dan nabati 9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 7 Laporan Tahunan 2016

8 BAB III CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA HEWAN 3.1. Pemeriksaan dan Pembebasan Impor Dalam tahun anggaran 2016, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan Benda lain yang di impor, sehingga tidak ada tindakan karantina terhadap impor Ekspor Dalam tahun anggaran 2016, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan Benda lain yang di ekspor, sehingga tidak ada tindakan karantina terhadap ekspor Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan Benda lain antar area dalam tahun anggaran 2016 adalah berupa Hewan sebanyak Ekor dengan frekuensi kali, Bahan Asal Hewan (BAH) sebnyak Kg dengan frekuensi kali, lembar dengan frekuensi 693 kali dan butir dengan frekuensi 31 kali, berupa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak Kg dengan frekuensi 403 kali dan Benda lain sebanyak kg dengan frekuensi 244 kali, collie dengan frekuensi sebanyak 126 kali. Jenis media pembawa HPHK yang dimasukkan ke pulau Lombok antara lain : Hewan terdiri dari Sapi potong, ayam ras afkir, ayam bangkok, DOC, DOD, Kerbau potong, anjing, Kuda Potong, Kuda Kesayangan, Kambing, tikus putih dan Kelinci, Bahan Asal Hewan (BAH) terdiri dari Daging ayam beku, Daging Kambing beku, daging sapi, daging kerbau, daging sapi beku, jeroan kerbau, jeroan sapi, Kulit sapi, kulit kerbau, kulit sapi, madu dan susu, telur konsumsi, tulang kerbau, tulang sapi dan sarang burung walet, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) terdiri dari Butter, daging ayam olahan, daging sapi olahan, dan es cream, Benda Lain terdiri dari pakan ternak, semen, Vaksin, prebiotik dan ulat Hongkong. Sedangkan daerah asal dari media pembawa HPHK tersebut berasal dari, Sulawesi, sumbawa, Bima, Dompu, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jakarta. 8 Laporan Tahunan 2016

9 Data Domestik Masuk Tindak Karantina Hewan berdasarkan Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2016: a. Wilayah Kerja Lembar No Keterangan 2016 Satuan Frekuensi (kali) 1 Hewan Ekor Kg Bahan asal hewan lbr butir 31 3 HBAH Kg Kg Benda Lain 0 tabung 0 31 Collie 4 b. Wilayah Kerja BIL No Keterangan 2016 Satuan Frekuensi (kali) 1 Hewan Ekor Bahan Asal Hewan Kg 53 3 HBAH Kg 65 3 Kg 3 4 Benda Lain 0 tabung Collie 126 c. Wilayah Kerja Labuhan Lombok No Keterangan 2016 Satuan Frekuensi (kali) 1 Hewan Ekor Kg Bahan asal hewan lbr butir 0 3 HBAH 0 Kg 0 0 Kg 0 4 Benda Lain 0 tabung 0 0 Collie 0 9 Laporan Tahunan 2016

10 Berikut Data Domestik Masuk Total Tindak Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan 2016 No Keterangan Satuan 2015 Frek. Frek (kali) (kali) 1 Hewan Ekor Kg Bahan Asal lbr Hewan butir HBAH Kg Kg Benda Lain tabung 0 0 Collie Grafik Domestik Masuk Tindak Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan Ekor Kg lbr butir Kg Kg tabung Collie Hewan Bahan asal hewan HBAH Benda Lain Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (MP-HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok berupa Hewan sebanyak Ekor dengan frekuensi kali, Bahan Asal Hewan (BAH) sebanyak kg dengan frekuensi kali, lembar dengan frekuensi 14 kali sedangkan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 680 kg dengan frekuensi 36 kali dan Benda Lain sebanyak kg dengan frekuensi 953 kali dan 7 Collie dengan frekuensi 7 kali. 10 Laporan Tahunan 2016

11 Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, berupa hewan terdiri dari anjing, ayam, ayam aduan, ayam petelur, ayam bangkok, ayam potong, bebek, Kambing PE, Kambing bibit,kucing, kuda poni, burung, DOC, sapi bibit, sapi potong dan babi. Bahan Asal Hewan terdiri dari kulit kambing, sarang burung, madu, telur tetas dan telur serangga. Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah Sumbawa, Jawa Timur, Bima, Riau, Kupang, Ujung Pandang, Balik Papan, Pontianak, samarinda, Papua, sorong, Yogyakarta, Jakarta, Barito Kuala, Gorontalo, dan Manokwari. Data Domestik Keluar Tindak Karantina Hewan berdasarkan Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2016 : a. Wilayah Kerja Lembar No Keterangan 2016 Satuan Frekuensi (kali) 1 Hewan 550 Ekor Kg 14 2 Bahan Asal Hewan lbr 14 0 butir 0 3 HBAH 0 Kg 0 0 Kg 0 4 Benda Lain 0 tabung 0 0 Collie 0 b. Wilayah Kerja BIL No Keterangan 2016 Satuan 1 Hewan Ekor Frekuensi (kali) Kg Bahan Asal Hewan 0 lbr butir 4 3 HBAH 0 Kg 0 0 Kg 0 4 Benda Lain 0 tabung 0 7 Collie 7 11 Laporan Tahunan 2016

12 c. Wilayah Kerja Labuhan Lombok No Keterangan 2016 Satuan Frekuensi (kali) 1 Hewan Ekor Kg 6 2 Bahan Asal Hewan 0 Lbr 0 0 Butir 0 3 HBAH 459 Kg 27 0 Kg 0 4 Benda Lain 0 Tabung 0 0 Collie 0 d. Wilayah Kerja Pemenang No Keterangan 2016 Satuan 1 Hewan 0 Ekor Frekuensi (kali) Kg Bahan Asal Hewan 0 Lbr 0 0 Butir 0 3 HBAH 221 Kg 9 0 Kg 0 4 Benda Lain 0 Tabung 0 0 Collie 0 Berikut Data Domestik Total Tindak Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan 2016 No Keterangan Satuan 2015 Frek 2016 Frek 1 Hewan ekor Kg Bahan asal hewan lbr butir collie HBAH kg kg Benda Lain tabung 0 collie Laporan Tahunan 2016

13 Grafik Domestik Keluar Tindak Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan ekor Kg lbr butir collie kg kg tabung collie Hewan Bahan asal hewan HBAH Benda Lain Data hasil pelaksanaan kegiatan tindak karantina terhadap Media Pembawa HPHK tahun 2016 disajikan dalam lampiran Perlakuan Dalam anggaran tahun 2016, terdapat tindakan perlakuan terhadap komoditas yang dilalulintaskan yaitu pada kegiatan domestik masuk : Hewan ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) Kg dan Lembar, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak Kg, Benda Lain sebanyak 244 Kg, Kegiatan domestik keluar : Hewan ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) kg dan Lembar, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 680 Kg, Benda Lain sebanyak Kg Pengasingan dan Pengamatan Dalam tahun anggaran 2016 telah dilakukan pengasingan dan pengamatan : Domestik Masuk: nihil dan Domestik keluar sebanyak terhadap ekor Hewan dengan frekuensi sebanyak 165 kali. 13 Laporan Tahunan 2016

14 3.4. Penahanan Dalam tahun anggaran 2016 terjadi 249 kali tindakan karantina penahanan, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 sebanyak 252 kali. Penahanan dilakukan terhadap : Daging, Ayam dan Burung Penolakan Tindakan penolakan dilakukan 33 kali berupa burung Pemusnahan Pada tahun 2016 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 59 kali, mengalami penurunan dibandingkan tahun Data penahanan, penolakan dan pemusnahan MP-HPHK tahun 2016 terlampir pada lampiran Intersepsi HPHK Pemeriksaan laboratorium dalam rangka memantau hama penyakit hewan karantina dilakukan terhadap komoditi karantina yang dilalulintaskan masuk maupun keluar tidak dijumpai penyakit karantina yang membahayakan. Pada pemeriksaan mikroskopis terhadap Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan, Benda Lain yang masuk telah dilakukan beberapa pengujian antara lain untuk contoh/sampel yang berupa serum darah telah dilakukan uji serologi AI, terhadap komoditi telur dilakukan uji mutu, untuk bahan asal hewan yang berupa daging telah dilakukan uji organoleptik, PH daging, pemeriksaan awal kebusukan daging, Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit Surra, Bacillus antraxis dan Trypanosoma Sp pada komoditas hewan ternak (bibit, potong) yang akan dikeluarkan dari Lombok hasilnya negatif, terhadap sapi dan kerbau bibit yang akan dikeluarkan, dilakukan pemeriksaan Brucellosis dengan uji RBT cukup satu kali oleh Dinas Peternakan Propinsi NTB sesuai Surat dari Dinas Peternakan Provinsi NTB No.524.3/5708/Keswan tanggal 3 Oktober 2008 mengingat pulau Lombok sejak tahun 2002 telah dideklarasikan bebas Brucellosis oleh Menteri Pertanian RI. Intersepsi terhadap komoditas karantina berupa hewan yang dilalulintaskan masuk antar area dilaksanakan intersepsi terhadap DOC berasal dari Bali dan dari Jawa. Terhadap Bahan asal hewan dilakukan intersepsi masing masing untuk telur ayam 14 Laporan Tahunan 2016

15 yang berasal dari Bali dan Jawa, daging ayam berasal dari Jawa dan Bali, daging sapi dari jawa, daging kambing berasal dari Jawa dan untuk Hasil bahan asal hewan dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain daging ayam olahan, daging sapi olahan. Intersepsi dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang akan dikeluarkan dari pulau Lombok ke daerah lain terdiri dari sapi bibit tujuan Papua, Kalsel, Kalbar, Kaltim, Jambi dan Gorontalo, sapi potong tujuan Bogor, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kambing tujuan pulau Jawa. Data hasil kegiatan Intersepsi HPHK tahun 2016 terlampir pada lampiran Penggunaan Formulir Formulir dokumen karantina hewan yang digunakan selama tahun 2016 di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram untuk sertifikasi komoditas yang masuk/keluar pulau Lombok, terdiri dari formulir utama (KH 9 s/d KH 12) formulir yang dikirim Badan Karantina Pertanian Jakarta sesuai dengan kebutuhan. Dokumen penunjang (KH-1 s/d KH-8c) yang pengadaannya dilakukan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Pencatatan dan pelaporan penggunaan formulir telah dilakukan dengan baik. Hanya pemakaian form segel Karantina Pertanian (KP 1) belum dipakai dalam pelaksanaan tindak karantina. Dan untuk perincian penggunaan formulir Karantina Hewan (KH) tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar Penyakit Hewan Karantina Sasaran Sasaran dari pemantauan ini adalah untuk memperoleh informasi status dan situasi HPHK di Pulau Lombok, memetakan status dan situasi HPHK dan tersusunnya peta status dan situasi HPHK di Pulau Lombok Hasil Pemetaan Hasil pengumpulan informasi yang dilakukan kepada seluruh Dinas yang membidangi kesehatan hewan di Pulau Lombok, BBVet Denpasar, Universitas Udayana dan Universitas Mataram, dapat disimpulkan bahwa Hama Penyakit Hewan Karantina yang terdapat dipulau lombok tahun 2016 adalah Scabies/Demodecosis, New Castle Desease (ND), Contagious Ecthyma (ORF), Surra, Malignant Catarrhal fever (MCF) dan Canine Parvovirus. 15 Laporan Tahunan 2016

16 3.10. Laboratorium Karantina Hewan Pada tahun 2016 Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI ISO/IEC :2008 (ISO/IEC ;2005) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Ruang Lingkup Pengujian HA-HI AI pada unggas, burung dan bebek, dengan nomor sertifikat LP- 901-IDN tanggal 22 April 2016 berlaku hingga 21 April Pada tahun yang sama Laboratorium Karantina Hewan mengajukan penambahan ruang lingkup pengujian yaitu Identifikasi Trypanosoma sp. pada Preparat Ulas Darah secara Mikroskopis. Laboratorium Hewan BKP Kelas I Mataram juga melaksanakan Uji Banding antar laboratorium pengujian dengan ruang lingkup Identifikasi Trypanosoma sp. secara mikroskopis. Uji Banding diikuti oleh 5 (lima) Laboratorium yaitu: BBUSKP, BBVet Wates, BBVet Denpasar, BBVet Maros dan BKP Kelas I Mataram. Keseluruhan Laboratorium peserta uji banding mendapatkan hasil MEMUASKAN. Dalam Tahun Anggaran 2016 Laboratorium Karantina Hewan BKP Kelas I Mataram telah melaksanakan pengujian sebanyak sampel dengan frekuensi intersepsi sebanyak 270 kali. Data Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Per Bulan Tahun 2016 Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept. Okt. Nop. Des Frekuensi Grafik Pengujian Laboratorium Karantina Hewan FREKUANSI (KALI) Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept. Okt. Nop. Des Laporan Tahunan 2016

17 3.11. Kegiatan Pengambilan dan Pengiriman Sampel HPHK-PSAH Pengambilan sampel dilaksanakan oleh petugas laboratorium di cold storage, gudang penyimpanan dan kandang. Sampel diambil berupa ulas darah, sampel pakan, sampel daging ayam beku, sampel daging sapi beku, sampel daging kambing, sampel telur, sampel serum ayam. Jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji HA-HI AI, uji residu antibiotika, isolasi dan identifikasi E.coli, colliform, Salmonella sp., isolasi dan identifikasi cendawan dan kapang dan uji cepat (rapid test) AI Pembuatan dan pengelolaan Koleksi HPHK-PSAH Koleksi Laboratorium Karantina Hewan berupa koleksi preparat ulas darah dari hewan yang terindikasi menderita sakit (Trypanosoma sp., Babesia sp., Theleria sp.), koleksi foto cendawan/kapang dari hasil monitoring komoditi pakan hewan (Aspergillus sp., Aspergillus flavus, Aspergillus niger), koleksi preparat eksternal (Pthyarus pubis, Linognatus sp., Cytodectes sp.), koleksi parasit internal (Ascaris sp., Taenia sp., Entamoeba sp.). Sedangkan pengelolaan koleksi terdiri dari perawatan koleksi berupa penggantian wadah, penggantian cairan alkohol, pelabelan, penataan dan pendataan ulang koleksi. 17 Laporan Tahunan 2016

18 BAB IV CAPAIAN KEGIATAN OPERASIONAL KARANTINA TUMBUHAN 4.1 Pemeriksaan dan Pembebasan Impor Dalam tahun anggaran 2016 Impor terjadi satu kali berupa benih tembakau yang berasal dari Amerika Serikat. Benih tembakau yang didatangkan seberat 240 Gram (0,24 Kg). Pelabuhan pemasukan di Wilayah Kerja Bandara Internasional Lombok. Persyaratan administrasi berupa dokumen Phytosanitary Certificate, SIPMENTAN, Certificate of Origin, Bill of Leading telah dipenuhi dan persyaratan teknis berupa pengujian laboratorium memiliki hasil nihil OPTK A1 sehingga diberi tindakan karantina berupa pembebasan melalui penerbitan Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan (KT-9). Lalu-lintas MP-OPTK impor hanya terdapat di wilker Bandara Internasional Lombok sedangkan pada unit pelayanan wilker lainnya tidak ada. Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan Impor Tahun 2016 No. 1 Komoditas Benih Tembakau Negara Asal Amerika Serikat Pelabuhan Pemasukan Jumlah Satuan Frek. (kali) BIL 0.24 Kg 1 JUMLAH 0.24 Kg Ekspor Kegiatan tindakan karantina tumbuhan terhadap ekspor MP-OPTK di dalam wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam tahun anggaran 2016 dilakukan sebanyak 127 kali dengan volume sebanyak Kg. MP-OPTK yang dilakukan ekspor berupa buah Melon, Jagung Manis, Buah Manggis, Daun Ashitaba dan Tembakau Kering. Negara tujuan ekspor adalah Hongkong, Singapura, Vietnam, Malaysia dan Jerman. Pada tahun 2016 tidak terjadi keluhan ataupun permasalahan di negara tujuan berupa Notification Non Compliance (NNC) berkaitan dengan Phytosanitary Certificate (PC) yang diterbitkan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. 18 Laporan Tahunan 2016

19 Kegiatan tindakan Karantina Tumbuhan mengalami fluktuasi volume dan frekuensi antara periode tahun 2014, 2015 dan Volume MP-OPTK meningkat dari tahun 2014 sebesar Kg menjadi Kg pada tahun 2015 kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi Kg. Sedangkan untuk frekuensi mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 13 kali menjadi 74 kali pada tahun 2015 kemudian mengalami peningkatan lagi pada tahun 2016 sebesar 127 kali. Dari data diatas diketahui bahwa sekalipun volume mengalami penurunan pada periode tahun 2015 ke 2016 namun frekuensi ekspor justru mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pada kecilnya volume MP-OPTK yang dikirim namun frekuensinya tinggi. Pelayanan tindakan karantina tumbuhan untuk MP-OPTK Ekspor hanya ada di unit pelayanan Kantor Induk Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Hal ini dikarenakan untuk memperlancar akselerasi ekspor komoditas pertanian asal Lombok-NTB. Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Tahun 2016 No. Komoditas Negara Tujuan Pelabuhan Pengeluaran Jumlah Satuan 1 Buah Melon Hongkong Kantor Induk KG 16 2 Buah Melon Singapura Kantor Induk KG 24 3 Jagung Manis Hongkong Kantor Induk KG 10 4 Jagung Manis Singapura Kantor Induk KG 50 Frek. (kali) 5 Buah Manggis Vietnam Kantor Induk KG 19 6 Daun Ashitaba Malaysia Kantor Induk 605 KG 7 7 Tembakau Kering Jerman Kantor Induk 4 KG 1 JUMLAH KG 127 Berikut Data Hasil Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan No Komoditas Negara Tujuan Jumlah (kg) Frek (kali) Jumlah (kg) Frek (kali) 1 Buah Melon Hongkong, Singapura 2 Beras India Laporan Tahunan 2016

20 3 Buah Manggis Malaysia, Hongkong, Thailand, Vietnam 4 Buah Salak Singapura Daun Ashitaba Malaysia Bibit Keladi Amerika Serikat Tikus 7 Tembakau Jerman Kering 8 Jagung Manis Hongkong, Singapura JUMLAH Grafik Hasil Pelaksanaan Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan Volume Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan MP-OPTK antar area di wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam tahun anggaran 2016 untuk tanaman hidup dan benih sebanyak Kg dan Batang dengan frekuensi 363 kali meningkat dari tahun anggaran 2015 adalah sebanyak Kg dan Batang dengan frekuensi 199 kali serta tahun anggaran 2014 yang sebesar Kg dan Batang dengan frekuensi 146 kali. Untuk hasil tanaman hidup bukan benih mengalami penurunan pada tahun anggaran 2016 dari kg, batang, 1403 kali dari tahun anggaran 20 Laporan Tahunan 2016

21 2015 sebesar kg, batang, 1282 kali. Selanjutnya mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sebesar Kg, batang, 1297 kali. Sedangkan pada hasil tanaman mati mengalami peningkatan dan penurunan berturut-turut antara tahun 2014, 2015, 2016 masing-masing sebesar : kg, 0 batang, 37 kali (tahun 2014); kg, 800 batang, 53 kali (tahun 2015); kg, 70 batang, 30 kali (tahun 2016). Untuk benda lain pada tahun 2014 s/d 2016 tidak ada lalu lintas. Data Domestik Masuk Tindakan Karantina Tumbuhan berdasarkan Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun a. Wilayah Kerja Lembar NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI TANAMAN HIDUP DAN KILOGRAM 1 A 72 BENIH BATANG HASIL TANAMAN HIDUP KILOGRAM 2 B 758 BUKAN BENIH 0 BATANG KILOGRAM 3 C HASIL TANAMAN MATI 17 0 BATANG 0 KILOGRAM 4 D BENDA LAIN 0 0 BATANG b. Wilayah Kerja BIL NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI 1 A TANAMAN HIDUP DAN KILOGRAM BENIH BATANG B HASIL TANAMAN HIDUP KILOGRAM BUKAN BENIH BATANG C HASIL TANAMAN MATI 228 KILOGRAM 70 BATANG 13 4 D BENDA LAIN 0 KILOGRAM 0 BATANG 0 c. Wilayah Kerja Labuhan Lombok NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI 1 A TANAMAN HIDUP DAN 0 KILOGRAM BENIH 750 BATANG 1 2 B HASIL TANAMAN HIDUP 0 KILOGRAM BUKAN BENIH 0 BATANG 0 3 C HASIL TANAMAN MATI 0 KILOGRAM 0 BATANG 0 4 D BENDA LAIN 0 KILOGRAM 0 BATANG 0 21 Laporan Tahunan 2016

22 d. Wilayah Kerja Pemenang NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI 1 A TANAMAN HIDUP DAN 0 KILOGRAM BENIH 0 BATANG 0 2 B HASIL TANAMAN HIDUP KILOGRAM BUKAN BENIH 0 BATANG 57 3 C HASIL TANAMAN MATI 0 KILOGRAM 0 BATANG 0 4 D BENDA LAIN 0 KILOGRAM 0 BATANG 0 Berikut Data Domestik Masuk Tindakan Total Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tahun 2015 dan 2016 No Keterangan Vol Sat Frek Vol Sat Frek 1 Tanaman Hidup Kg Kg 363 dan Benih Btg Btg 2 Hasil Tanaman Kg Kg Hidup Bukan Benih Btg Btg 3 Hasil Tanaman Mati Kg Kg Btg 70 Btg 4 Benda Lain 0 Kg 0 0 Kg 0 Btg 0 Btg 0 Grafik Domestik Masuk Tindakan Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan Kg Btg Kg Btg Kg Btg Kg Btg Tanaman Hidup dan Benih Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih Hasil Tanaman Mati Benda Lain Laporan Tahunan 2016

23 Jenis Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (MP-OPTK) yang dimasukkan ke pulau Lombok antara lain, buah-buahan seperti : strawbery, jeruk, dukuh, pir, anggur, buah rambutan, kemudian, buah anggur, bawang putih, buah apel, buah salak, sayuran segar, tomat, wortel, kentang, kedelai, bawang merah, sayuran kubis, beras, kacang hijau, bibit durian, bibit kakao, kayu sengon, bunga mawar, brocolli, benih kacang panjang, benih padi, buah jeruk, jahe, bibit kelengkeng dan wijen, bunga potong segar, kelapa tempurung, pandan, paprika, petai, kemiri, ubi jalar dan lain-lain. Sedangkan daerah asal dari media pembawa organisme pengganggu tumbuhan tersebut diantaranya adalah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Makasar, Palembang, Sumbawa, Bima, Dompu, Jakarta, sumba, dan Medan. Data MP-OPTK yang dilalu-lintaskan dibagi ke dalam 4 kelompok besar yaitu: tanaman hidup dan benih, hasil tanaman hidup bukan benih, hasil tanaman mati dan benda lain. Data volume tertinggi Wilker Lembar terdapat pada Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebesar kg. Wilker BIL dengan volume tertinggi pada Tanaman Hidup Dan Benih sebesar batang. Wilker Labuhan Lombok dengan volume tertinggi pada Tanaman Hidup Dan Benih sebesar 750 batang. Wilker Pemenang dengan volume tertinggi pada Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebesar kg Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar Pada tahun 2014 pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang dikeluarkan dari Pulau Lombok untuk tanaman hidup dan benih sebanyak kg, batang, 301 kali mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi kg, batang, 364 kali kemudian mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi kg, batang, 376 kali. Sedangkan untuk hasil tanaman hidup bukan benih pada tahun 2014 sebesar kg, batang, kali kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar kg, batang, kali. Selanjutnya pada tahun 2016 juga mengalami peningkatan menjadi kg, batang, kali. Untuk hasil tanaman mati pada tahun 2014 sebesar kg, batang, 128 kali mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi kg, batang, 130 kali dan menurun pada tahun 2016 menjadi kg, 0 batang, 95 kali. Sedangkan untuk benda lain 23 Laporan Tahunan 2016

24 pada tahun 2014 sebesar 24 kg, 0 batang, 1 kali selanjutnya mengalami peningkatan pada tahun 2015 menjadi 26 kg, 0 batang, 2 kali kemudian meningkat lagi pada tahun 2016 menjadi 62 kg, 0 batang, 1 kali. Data Domestik Keluar Tindakan Karantina Tumbuhan berdasarkan Wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun a. Kantor Induk NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI TANAMAN HIDUP DAN 52 KILOGRAM 1 A 20 BENIH BATANG HASIL TANAMAN HIDUP 11 KILOGRAM 2 B 10 BUKAN BENIH BATANG 0 KILOGRAM 3 C HASIL TANAMAN MATI 0 0 BATANG 0 KILOGRAM 4 D BENDA LAIN 0 0 BATANG b. Wilayah Kerja Lembar NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI TANAMAN HIDUP DAN KILOGRAM 1 A 32 BENIH BATANG HASIL TANAMAN HIDUP KILOGRAM 2 B 277 BUKAN BENIH BATANG KILOGRAM 3 C HASIL TANAMAN MATI 49 0 BATANG 0 KILOGRAM 4 D BENDA LAIN 0 0 BATANG c. Wilayah Kerja BIL NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI TANAMAN HIDUP DAN KILOGRAM 1 A 172 BENIH BATANG HASIL TANAMAN HIDUP KILOGRAM 2 B 5758 BUKAN BENIH BATANG KILOGRAM 3 C HASIL TANAMAN MATI 27 0 BATANG 62 KILOGRAM 4 D BENDA LAIN 1 0 BATANG 24 Laporan Tahunan 2016

25 d. Wilayah Kerja Labuhan Lombok NO KODE GOLONGAN MP-OPTK JUMLAH SATUAN FREKUENSI 1 A 2 B TANAMAN HIDUP DAN BENIH HASIL TANAMAN HIDUP BUKAN BENIH 3 C HASIL TANAMAN MATI 4 D BENDA LAIN KILOGRAM BATANG KILOGRAM BATANG KILOGRAM 0 BATANG 0 KILOGRAM 0 BATANG Berikut Data Domestik Keluar Total Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan 2016 No Keterangan Vol Sat Frek Vol Sat Frek 1 Tanaman Hidup Kg Kg dan Benih Btg Btg Hasil Tanaman Kg Kg Hidup Bukan Benih Btg Btg Hasil Tanaman Mati Kg Kg Btg 0 Btg 4 Benda Lain 26 Kg 2 62 Kg 0 Btg 0 Btg 1 Grafik Domestik Keluar Tindakan Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Tahun 2015 dan Tanaman Hidup dan Benih Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih Hasil Tanaman Mati Benda Lain Laporan Tahunan 2016

26 Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, bawang merah, bawang putih, bawang bombai, kedelai, paprika, buah melon, sayuran segar, adenium, bibit gaharu, bibit tanaman hias, bibit kelapa, kacang tanah, bibit mangga, mangga, sayuran kangkung, tembakau kering, bibit kelengkeng, cabe dan lain-lain. Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah Sumba, Flores, Kupang (Nusa Tenggara Timur), Jawa Timur, Bali, Jakarta, Batam, Jawa Barat, Klaten, Balikpapan, Pangkal Pinang, Palembang dan Tangerang. Data domestik keluar untuk masing-masing wilker tertuang dalam data tabel dibawah ini. Data MP-OPTK yang dilalu-lintaskan dibagi ke dalam 4 kelompok besar yaitu : tanaman hidup dan benih, hasil tanaman hidup bukan benih, hasil tanaman mati dan benda lain. Data domestik keluar dengan volume tertinggi terdapat pada Wilker Labuhan Lombok berupa Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebesar Kg. Wilker Lembar volume tertinggi pada Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebesar kg. Wilker BIL volume tertinggi pada Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebesar kg. Wilker Labuhan Lombok volume tertinggi pada Hasil Tanaman Hidup Bukan Benih sebesar kg. Data hasil pelaksanaan kegiatan tindak karantina terhadap MP OPTK tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran Perlakuan Dalam tahun anggaran tahun 2016, tidak terdapat kegiatan tindakan karantina berupa perlakuan terhadap MP-OPTK yang di lalulintaskan baik impor, ekspor, maupun antar area. Perlakuan yang dimaksud berupa fumigasi, perlakuan air panas (hot water treatment), perlakuan uap panas (vapor hot treatment) dan Heat Treatment. Tidak adanya tindakan karantina perlakuan tidak ada disebabkan karena tidak adanya persyaratan tambahan untuk perlakuan. 4.3 Pengasingan dan Pengamatan Dalam tahun anggaran 2016, tidak ada MP-OPTK yang dilakukan pengasingan dan pengamatan. Hal ini dikarenakannya tidak adanya lalu lintas MP- OPTK yang dipersyaratkan untuk tindakan pengasingan dan pengamatan. 26 Laporan Tahunan 2016

27 4.4 Penahanan / Penangkapan Dalam tahun anggaran 2016 terjadi 257 kali tindakan karantina penangkapan. Penangkapan dilakukan terhadap bibit tanaman hias; bibit nangka; bibit pisang; benih paria dan bibit pepaya dari negara malaysia dan singapura karena tidak dilengkapi dengan Surat Ijin Pemasukan dari Menteri Pertanian (SIPMENTAN) dan surat kesehatan tanaman (Phytosanitary certifacate / PC) dari negara asal. Tindakan penangkapan ini terjadi karena adanya pengawasan dari petugas karantina di Konter Internasional Bandara Internasional Lombok bukan melalui laporan dari pengguna jasa. Oleh karena itu penanganan tindakan karantina dilakukan tanpa prosedur permohonan dari pengguna jasa (SP-1) karena bukan merupakan bentuk permohonan Karantina Tumbuhan. Tindkaan penangkapan ini terjadi karena bentuk pelanggaran terhadap UU No. 16 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan serta PP No. 14 tentang Karantina Tumbuhan. 4.5 Penolakan Terdapat Tindakan karantina penolakan terhadap Media Pembawa OPT/OPTK selama tahun 2016, sebanyak 0 kali dari 257 kali tindakan penangkapan. Penolakan ini tidak dilakukan oleh petugas karantina dikarenakan tidak ada satupun dari pemilik MP-OPTK yang memenuhi surat perintah penolakan terhadap MP-OPTK hingga batas waktu masa penolakan selama 14 hari berakhir. Sehingga terhadap MP-OPTK tersebut akan dilanjutkan ke tindakan pemusnahan dikarenakan belum dikeluarkan dari wilayah Republik Indonesia hingga batas waktu yang ditentukan 14 hari). Mengingat bahwa MP-OPTK yang ditangkap oleh petugas karantina maka pemilik tidak dapat memenuhi persyaratan karantina baik dari aspek adminitrasi maupun teknis. Selain itu lalu lintas MP-OPTK yang ditangkap merupakan pelanggaran terhadap UU No. 16 tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan serta PP No. 14 tentang karantina tumbuhan dan bukan permohonan terhadap pemeriksaan karantina. 4.6 Pemusnahan Pada tahun 2016 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 270 kali karena tidak memenuhi persyaratan karantina baik dari aspek adminitrasi maupun teknis. Selain itu MP-OPTK yang dimusnahan merupakan hasil tangkapan yang merupakan 27 Laporan Tahunan 2016

28 pelanggaran terhadap peraturan karantina bukan dari permohonan tindakan karantina. Tindakan pemusnahan dilakukan dikarenakan hingga batas waktu 14 hari sesuai UU-16 tahun 1992 dan PP-14 tahun 2002 pemilik MP-OPTK tidak mengeluarkan dari wilayah Republik Indonesia (penolakan). Oleh karena itu untuk mencegah resiko persebaran OPTK dilakukan tindakan pemusnahan. Data penahanan, penolakan dan pemusnahan MP-OPTK tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran 7. Data Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan MP-OPT/OPTK Tahun 2016 NO JENIS TINDAKAN VOLUME SATUAN WILKER 1 Penahanan 257 Kali BIL 2 Penolakan 0 Kali BIL 3 Pemusnahan 270 Kali BIL Grafik Tindakan Karantina Tumbuhan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan Axis Title Penahanan Penolakan Pemusnahan Intersepsi OPT / OPTK Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram bredasarkan media pembawa yg dilalulintaskan selama tahun 2016 ditemukan 4 (Empat) jenis organisme pengganggu tumbuhan. Intersepsi OPT umumnya dari kelompok Cendawan, Nematoda dan Bakteri. 28 Laporan Tahunan 2016

29 Cendawan yang ditemukan antara lain: Aspergillus flavus; Cercospora kikuchii; Fusarium sp; Curvularia lunata. Data hasil pelaksanaan kegiatan intersepsi OPT/OPTK tahun 2016 disajikan dalam lampiran Penggunaan Formulir Pelaksanaan kegiatan tindakan karantina tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram ditandai dengan dilakukannya sertifikasi atas MP-OPTK yang akan dilalulintaskan baik ke maupun dari dalam wilayah Pulau Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat. Pada Tahun 2016 Penggunaan Dokumen/Sertifikat atas MP-OPTK sebanyak (Sebelas ribu Sembilan ratus empat puluh tujuh) set yang terdiri dari Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan/Keamanan PSAT (KT.9) sebanyak 1787 (Seribu tujuh ratus delapan puluh tujuh) set, Penggunaan Dokumen Phytosanitary Certificate (KT.10) sebanyak 128 (Seratus dua puluh delapan) set dan Penggunaan Dokumen / Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area sebanyak (Sepuluh ribu tiga puluh dua) set. Sedangkan Dokumen/ Sertifikat Ruak/ Batal di Tahun 2016 Sebanyak 63 Set Sertifikat terdiri dari Dokumen / Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan/Keamanan PSAT (KT.9) sebanyak 17 (Tujuh belas) set, Dokumen Phytosanitary Certificate (KT.10) sebanyak 11 (Sebelas) set dan Dokumen / Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area sebanyak 35 (Tiga puluh lima) set. Dilakukan pemusnahan dokumen utama dan dokumen pendukung operasional karantina tumbuhan dikarenakan adanya perubahan dokumen. Sesuai dengan Permentan RI Nomor : 14/Permentan/KR.050/4/2016 tanggal 11 April 2016 dan Surat Edaran Sekretaris Badan Karantina Pertanian Nomor: 11776/PL.320/K.1/11/2016 tanggal 16 Nopember 2016 tentang Penghapusan Dokumen Sertifikat Karantina Pertanian. Data perincian penggunaan formulir Karantina Tumbuhan (KT) tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran Pemantauan Daerah Sebar OPT /OPTK Sasaran Pemantauan Berdasarkan kebijakan Badan Karantina Pertanian pelaksanaan Pemantauan OPT/OPTK Tahun Anggaran 2016, sasaran pemantauan secara 29 Laporan Tahunan 2016

30 umum mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/KR.010/9/2015 tentang Tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina. Secara khusus yang menjadi sasaran pemantauan adalah tanaman unggulan daerah dan jenis-jenis OPTK yang kemungkinan terbawa melalui produk pertanian impor maupun antar area melalui benih/non benih impor. Sasaran pemantauan OPTK tahun 2015 secara umum adalah OPTK kategori A1 maupun A2 seperti tercantum dalam Permentan Nomor 51/Permentan/KR.010/9/2015 Sedangkan secara khusus berdasarkan : 1. OPTK pada padi, jagung dan kedelai yang merupakan arahan untuk mendukung swasembada pangan serta komoditi impor strategis di Pulau Lombok. 2. OPT dan OPTK pada komoditi ekspor Pulau Lombok. 3. Hasil pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yaitu OPTK A1 dan A2 yang ditemukan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 yang perlu diverifikasi ulang dalam rangka penetapan daerah sebar OPTK. 4. Surat Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati No. 366/KT.210/L.3/9/2013 tentang Temuan OPTK Papayae Ring Spot Virus (PRsV) yang termasuk OPTK A1 yang telah ditemukan di Provinsi Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara menghimbau untuk dilakukan pemantauan lebih lanjut. 5. Lampiran Surat Kepala Badan Karantina Pertanian No.596/KT.110/L/01/2014 tentang pelaksanaan Pemantauan OPTK Tahun Anggaran 2014, menyatakan bahwa UPT Karantina Pertanian agar melakukan verifikasi ulang terhadap temuan OPTK A1 dan/atau A2 yang pernah ditemukan di wilayah pemantauan masing-masing, sekaligus memantau keberadaan OPTK yang telah ditemukan oleh UPT atau instansi lain. 6. Rekapitulasi hasil temuan OPTK tahun 2015 berdasarkan seminar nasional pemantauan tanggal 26 september Pemantauan OPTK dilakukan diseluruh wilayah Pulau Lombok, yaitu : 30 Laporan Tahunan 2016

31 No Nama Kabupaten Nama Kecamatan 1 Kabupaten Lombok : Kecamatan. Sembalun, Suela, Terara, Sikur, Timur Masbagik, Selong, Sakra, Wanasaba, Aikmel, Labuhan Haji. 2 Kabupaten Lombok : Kecamatan. Batukliang, Batukliang Utara, Tengah Kopang, Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat. 3 Kabupaten Lombok : Kecamatan. Narmada, Gerung, Kediri, Barat Lembar, Labuapi, Senggigi, Batu Layar, Gunung Sari, Sekotong. 4 Kabupaten Lombok : Kecamatan. Bayan, Kayangan, Gangga, Utara Tanjung, Pemenang 5 Kota Mataram : Kecamatan. Ampenan, Sekarbela, Cakranegara, Selaparang, Mataram Hasil Pemantauan Berdasarkan hasil pemantauan OPTK di seluruh wilayah Pulau Lombok (4 Kabupaten dan 1 Kota) yang dilanjutkan dengan identifikasi di Laboratorium Karantina Tumbuhan dan hasil uji konfirmasi atau uji rujukan di Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, didapat temuan OPTK sasaran sesuai keputusan Menteri Pertanian No. 51/Permentan/KR.010/9/2015 sebanyak 11 OPTK yaitu 1 OPTK Kategori A1 dan 10 OPTK Kategori A2 dengan perincian sebagai berikut : Tabel Daftar OPTK Hasil Temuan Pemantauan OPTK Tahun 2016 Kelompok Temuan Jenis OPTK Serangga Tungau 1. Bactrocera occipitalis OPTK A2 2. Bactrocera musae OPTK A2 3. Paraeucosmetus pallicornis OPTK A2 4. Aleurodicus dugesii OPTK A2 1. Raoiella indica OPTK A2 2. Brevipalpus californicus OPTK A1 31 Laporan Tahunan 2016

32 3. Calacarus carinatus OPTK A2 1. Helminthosporium solani OPTK A2 Cendawan 2. Uromycladium tepperianum OPTK A2 3. Peronospora manshurica OPTK A2 Bakteri 1. Pantoea stewartii OPTK A1 5 Berikut ini adalah Lokasi Daerah Sebar ditemukannya Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK) berdasarkan hasil pemantauan daerah sebar OPT/OPTK di wilayah Pulau Lombok ditemukan 11 jenis OPTK yaitu : 1. Bactrocera occipitalis Tanaman Inang : belimbing, jeruk, mangga, sawo, jambu biji, plum.. Daerah Temuan di Pulau Lombok: Bactrocera occipitalis ditemukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lembar (Desa Ketire, Desa Bakong Dasan, Desa Eyat Mayang); Kecamatan Gerung (Desa Giri Tembesi, Desa Dasan Tapen), Kecamatan Kediri (Desa Sedayu Tengah), Kecamatan Narmada (Desa Suranadi). Di Kota Mataram yaitu Kecamatan Cakranegara (Desa Sayang-Sayang), Kecamatan Selaparang (Desa Rembige). Di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Wanasaba (Desa Kembang Kerang, Desa Wanasaba, Desa Karang Baru), Kecamatan Suela (Desa Sapit, Desa Lemor), Kecamatan Selong (Desa Selong, Desa Bermis), Kecamatan Labuhan Haji (Desa Dasan Geres), Kecamatan Sukamulia (Desa Karang Anyar). Di Kabupaten Lombok Tengah yaitu Kecamatan Jonggat (Desa Pengenjek). Di Kabupaten Lombok Utara yaitu di Kecamatan Pemenang (Desa Pemenang/Pusuk), Kecamatan Tanjung (Desa Sokong), Kecamatan Gangga (Desa Genggelang, Desa Sambik Bangkol), Kecamatan Kayangan (Desa Santong Mulia). Di Kabupaten Lombok Tengah yaitu Kecamatan Praya Barat (Desa Batujai, Desa Penujak), Kecamatan Praya (Desa Perapen). 2. Bactrocera musae Tryon Tanaman Inang : tanaman pisang, papaya dan jambu biji. Daerah temuan di Pulau Lombok : Bactrocera musae ditemukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu di Kecamatan Gerung (Desa Babussalam), Kecamatan Lembar (Desa Bakong Dasan, Desa Jelateng), Kecamatan Sekotong (Desa Sekotong Tengah), Kecamatan Narmada (Desa Suranadi. 32 Laporan Tahunan 2016

33 Di Kota Mataram yaitu Kecamatan Sekarbela (Desa Tanjung Karang, Desa Karang Pule), Kecamatan Selaparang (Desa Rembige). Di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Selong (Desa Selong, Desa Bermis), Kecamatan Labuhan Haji (Desa Dasan Geres), Kecamatan Sukamulia (Desa Karang Anyar), Kecamatan Sikur (Desa Sikur Barat), Kecamatan Suela (Desa Lemor), Kecamatan Sembalun (Desa Pusuk, Desa Sembalun Lawang). Di Kabupaten Lombok Tengah yaitu Kecamatan Jonggat (Desa Ubung, Desa Pengenjek), Kecamatan Batukliang Utara (Desa Mas-Mas), Kecamatan Kopang (Desa Kopang), Kecamatan Pujut (Desa Tanaq Awu), Kecamatan Praya Timur (Desa Mujur), Kecamatan Praya Tengah (Desa Gerantung), Kecamatan Praya (Desa Praya, Desa Perapen). Di Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan Tanjung (Desa Sokong, Desa Tegal Maja), Kecamatan Kayangan (Desa Selengen). 3. Paraecosmetus pallicornis Dallas Tanaman Inang : Oryza sativa (padi) Daerah temuan di Pulau Lombok : Paraeucosmetus pallicornis ditemukan di Kota Mataram yaitu Kecamatan Sandubaya (Desa Babakan Kebon). Di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Aikmel (Desa Lenek, Desa Lenek Lauk, Desa Mamben, Desa Keroya), Kecamatan Selong (Desa Pancor). Di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lingsar (Desa Sigerongan). 4. Aleurodicus dugesii Cockerell Tanaman Inang : tanaman cabai, kelapa, murbei, kemuning, pisang, alpokat, jambu biji, jarak kepyar. Daerah temuan di Pulau Lombok : Aleurodicus dugesi ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Sembalun (Desa Sembalun Lawang, Desa Sajang, Desa Sembalun Sajang). 5. Raoiella indica Hirst Tanaman Inang : tanaman pinang, pisang, kelapa, kelapa sawit, jahe, jahe merah. Daerah temuan di Pulau Lombok : Raoiella indica ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Aikmel (Desa Lenek). Di Kabupaten Lombok Utara yaitu di Kecamatan Tanjung (Desa Tegal Maja), Kecamatan Gangga (Desa Sambik Bangkol). 33 Laporan Tahunan 2016

34 6. Brevipalpus californicus Bank Tanaman Inang: tanaman teh, okra, ubi jalar, pisang, buncis, anggrek, anggur, kayu manis, komak, terong-terongan, jambu biji. Daerah temuan di Pulau Lombok : Brevipalpus californicus ditemukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lembar (Desa Jembatan Kembar), Kecamatan Labuapi (Desa Labuapi), Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Pringgasela (Desa Sinar Sari), Kecamatan Sembalun (Desa Sembalun Bumbung) dan Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan Tanjung (Desa Tegal Maja). 7. Calacarus carinatus Green Tanaman Inang : tanaman teh dan cabai. Daerah Temuan di Pulau Lombok : Calacarus carinatus ditemukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lembar (Desa Labuhan Tereng, Desa Jembatan Kembar). Di Kota Mataram yaitu Kecamatan Sekarbela (Desa Jempong Baru), Kecamatan Pagutan (Desa Karang Buaya). Di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Sembalun (Desa Sembalun Sajang), Kecamatan Sukamulia (Desa Nyiur Tebel). Di Kabupaten Lombok Utara yaitu Kecamatan Gangga (Desa Lekok). 8. Helminthosporium solani Durieu & Mont Tanaman Inang : Kentang. Daerah temuan di Pulau Lombok : Helminthosporium solani ditemukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Narmada (Desa Gerimax Indah) dan di Kota Mataram yaitu Kecamatan Ampenan (Desa Tanjung Karang), Kecamatan Mataram (Desa Punia). 9. Uromycladium tepperianum Saccardo Tanaman Inang : Sengon. Daerah temuan di Pulau Lombok : Uromycladium tepperuanum ditemukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu Kecamatan Lembar (Desa Bakong Dasan), Kecamatan Narmada (Desa Golong) dan di Kabupaten Lombok Tengah yaitu Kecamatan Batukliang Utara (Desa Mas-Mas). 10. Peronospora manshurica Naum Syd Tanaman Inang: Kedelai. 34 Laporan Tahunan 2016

35 Daerah temuan di Pulau Lombok : Peronospora manshurica ditemukan di Kota Mataram yaitu Kecamatan Cakranegara (Desa Cakranegara) dan Kecamatan Ampenan (Desa Ampenan, Desa Karang Panas). 11. Pantoea stewartii subsp. stewartii Smith. Tanaman Inang: jagung, jagung manis, tebu, sorgum, gandum, kacang hijau, mentimun. Daerah temuan di Pulau Lombok : Pantoea stewartii subsp. stewartii ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu Kecamatan Aikmel (Desa Mamben) dan Kecamatan Pringgabaya (Desa Anggaraksa) Laboratorium Pada tahun 2016, Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas I Mataram memperoleh akreditasi ruang lingkup pengujian dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) yaitu Identifikasi Morfologi Helminthosporium solani dan Identifikasi Lalat Buah Spesies Bactrocera albistrigata, Bactrocera carambolae, Bactrocera caudata, Bactrocera cucurbitae, Bactrocera musae, Bactrocera occipitalis, Bactrocera papayae dan Bactrocera umbrosa dengan Metode Pengamatan Morfologi. Pada tahun yang sama Laboratorium Karantina Tumbuhan juga mengajukan penambahan raung lingkup yaitu Identifikasi Serangga Hama Gudang Spesies Tribolium castaneum, Rhyzopertha dominica dan Oryzaephilus mercatordengan Metode Pengamatan Morfologi. Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Mataram mengikuti uji banding yang diselenggarakan oleh: 1. BBKP Soekarno Hatta (tanggal Februari 2016) - Hasil uji banding pada deteksi bakteri Pseudomonas syringae pv. syringae dan Clavibacter michiganensis subsp. michiganensis (Cmm) menggunakan metode ELISA mendapatkan hasil MEMUASKAN. - Hasil uji banding pada Identifikasi Aphelenchoides besseyi Christie 1942 secara Morfologi mendapatkan hasil MEMUASKAN. 2. BKP Kelas I Balikpapan (tanggal 5-7 September 2016) - Hasil Uji Banding Identifikasi Hama Gudang (Sitophilus oryzae, Sitophilus zeamays dan Tribolium castaneum) secara Morfologi mendapatkan hasil MEMUASKAN. 35 Laporan Tahunan 2016

36 - Hasil Uji Banding Identifikasi Mikologi/ Cendawan Helminthosporium solani, Curvularia eragrostidis mendapatkan hasil MEMUASKAN Untuk menjamin keabsahan unjuk kerja dan mutu hasil pengujian serta memelihara kompetensi analis Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Mataram berdasarkan persyaratan teknis standar ISO/IEC 17025:2008 khususnya pada klausul 5.9 Jaminan Mutu Hasil Pengujian maka perlu melakukan uji banding antar laboratorium pada ruang lingkup terakreditasi serta yang akan diajukan untuk penambahan ruang lingkup sebagai persyaratan terakreditasi. Uji banding dilakukan dengan laboratorium lain (laboratorium peserta) yang dinilai kompeten di bidang pengujian. Pada tahun 2016 ini kegiatan uji banding yang dilaksanakan dengan ruang lingkup yaitu: 1. Identifikasi cendawan Helminthosporium solani. 2. Identifikasi cendawan Peronospora manshurica. 3. Identifikasi tungau Raoiella indica. Peserta laboratorium yang mengikuti uji banding sebanyak 5 (lima) Laboratorium yaitu: Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian, BKP Kelas I Denpasar, BKP Kelas I Jambi, BKP Kelas I Balikpapan dan BKP Kelas II Tarakan. Keseluruhan Laboratorium peserta uji banding mendapatkan hasil MEMUASKAN. Selain melasnakan kegiatan diatas, Laboratorium Karantina Tumbuhan BKP Kelas I Mataram melakukan pengujian. Frekuensi pengujian pada tahun 2016 dilakukan sebanyak 318 kali. Frekuensi pengujian tahun 2016 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dimana frekuensi pengujian di tahun 2015 mencapai 386 kali pengujian. Jumlah pengujian setiap bulannya bervariasi. Data Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan tahun 2015 dan Tahun 2016 Frekuensi (kali) No. Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Laporan Tahunan 2016

37 8. Agustus September Oktober November Desember JUMALH Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq system tahun 2016 Untuk frekuensi pengujian laboratorium pada tahun 2016 di bulan Maret menunjukkan frekuensi pengujian terendah yaitu 7 kali dan pada bulan April menunjukkan frekuensi pengujian tertinggi yaitu 89 kali. Pengujian yang dilakukan di Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram meliputi pengujian media pembawa, pengujian hasil pemantauan OPT/OPTK serta pengujian hasil pengambilan sampel (monitoring). Grafik Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan Tahun 2015 dan Tahun 2015 Tahun 2016 Interpretasi Data dan Grafik: Kegiatan pengujian tertinggi pada bulan April Laporan Tahunan 2016

38 Data Frekuensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai Golongan Target Pengujian Tahun 2016 Golongan Target Uji Frekeensi (kali) Persentase (%) Serangga ,54 Tungau 46 14,46 Cendawan 53 16,66 Bakteri 21 6,60 Nematoda 15 4,71 Virus 0 0 Gulma 0 0 Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan Eplaq system tahun 2016 Grafik Persentase Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai Target Pengujian Tahun Interpretasi Data dan Grafik: Berdasarkan target permintaan pengujian, untuk tahun 2016 persentase tertinggi adalah pengujian serangga sebesar 57,54 % sedangkan terendah adalah pengujian virus dan gulma sebesar 0 % Monitoring dan Pengambilan Sampel Kegiatan monitoring bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel dalam rangka peningkatan kompetensi personel laboratorium. Kegiatan monitoring berupa pengambilan sampel kentang, serangga hama gudang dan lalat buah, dimana 38 Laporan Tahunan 2016

39 merupakan target ruang lingkup pengujian akreditasi laboratorium tumbuhan sesuai SNI ISO/IEC 17025:2008. Hasil kegiatan monitoring/pengambilan sampel telah dirangkum dalam hasil pengujian laboratorium Koleksi OPT/OPTK Kegiatan koleksi yang dilakukan yaitu melaksanakan pembuatan dan pengelolaan koleksi OPT/OPTK, berupa koleksi kering dan koleksi basah. Kegiatan koleksi ini berdasarkan hasil intersepsi teknik operasional karantina, pemantauan daerah sebar OPT/OPTK di Pulau Lombok serta monitoring/pengambilan sampel tahun Koleksi meliputi 20 buah koleksi kering dari kelompok serangga hama gudang, 66 buah koleksi kering dari kelompok serangga lalat buah, 20 buah slide preparat dari kelompok tungau, 55 buah slide preparat dari kelompok cendawan, 11 buah koleksi kering media pembawa dan 1 buah koleksi basah (herbarium) gejala penyakit tumbuhan. 39 Laporan Tahunan 2016

40 BAB V PENGAWASAN DAN PENINDAKAN Dengan semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat, tentu mempunyai konsekwensi logis terhadap perkembangan dan peningkatan arus lalulintas alat angkut udara, laut maupun darat. Kondisi seperti itu tidak dipungkiri membuat terjadinya peningkatan arus bongkar muat barang dan manusia. Bila fungsi pengawasan tidak mendapat penanganan yang serius oleh petugas karantina di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan Pemerintah, maka akan memiliki potensi besar beresiko masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan Karantina) / OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) serta terjadinya perdagangan satwa-satwa dilindungi. Kekayaan alam dan kelestarian sumber daya alam yang tidak terjaga dan terawasi dengan baik dapat beresiko menimbulkan kerugian ekonomi yang besar dan berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat secara luas dan nyata. Operasional pengawasan sebagai implementasi pelaksanaan fungsi perkarantinaan dilaksanakan berdasarkan pada peraturan perkarantinaan antara lain Undang-undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan; Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan; Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan dan peraturan-peraturan lain yang relevan. Sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram diberikan mandat dan tanggungjawab strategis sebagai instansi pelaksana fungsi pengawasan perkarantinaan lalulintas komoditas pertanian dipintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan Pemerintah di Pulau Lombok. Serangkaian tugas pokok tersebut dilakukan oleh petugas karantina didalam upaya memberikan perlindungan pada sumber daya alam hayati/hewani melalui tindakan mencegah masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan Karantina) serta OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) dari Luar Negeri ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia; antar area/antar pulau di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia serta mencegah 40 Laporan Tahunan 2016

41 keluarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan Karantina) dan OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) dari wilayah Negara Republik Indonesia ke Luar Negeri. Kegiatan pengawasan terkait pencegahan masuk dan tersebarnya MPHPHK serta MPOTK dilakukan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan Pemerintah. Tetapi resiko pelanggaran lalulintas bongkar muat barang serta manusia yang berdampak masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK bisa saja terjadi dengan alat angkut perairan melalui tempat-tempat pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan disepanjang pantai Pulau Lombok. Pengawasan pada tempat yang belum ditetapkan perlu mendapat perhatian dari semua pihak termasuk instansi teknis terkait. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam mengemban tanggung jawab fungsi pengawasan, berupaya melakukan pengawasan di tempat-tempat pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan melalui kegiatan Patroli secara reguler dengan tujuan untuk memberi keyakinan bahwa tempat pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan tidak dipergunakan sebagai tempat bongkar muat media pembawa yang beresiko mengancam kelestarian sumberdaya alam hayati/hewani di Pulau Lombok melalui masuk dan tersebarnya penyakit hewan/tumbuhan karantina. Pelaksanaan koordinasi dengan Instansi terkait dan Pemerintah Daerah terus diupayakan meningkatkan fungsi pengawasan agar program pemerintah khususnya program Pemerintah Daerah dibidang peternakan dan pertanian dapat berjalan dengan optimal. Selain fungsi pengawasan untuk pelaksanaan perkarantinaan, fungsi pengawasan juga mempunyai peran luas dan melekat pada semua aspek kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah melaksanakan berbagai kegiatan yang berdaya guna dengan penerapan SMM (Sistem Managemen Mutu) Pelayanan 9001 : 2008, SMM Laboratorium : 2008, Standar Pelayanan Publik (SPP) serta penerapan SPIP (Sistem Pengendalian Internal Pemerintah) sebagai alat kontrol dan evaluasi. Dalam meningkatkan peran pengawasan dan penindakan ada 3 (tiga) kegiatan pokok yang diupayakan dilakukan seperti : 41 Laporan Tahunan 2016

42 1. Sosialisasi Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan mendorong peran serta masyarakat akan pentingnya pelaksanaan perkarantinaan dalam rangka mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan/tumbuhan karantina ke Pulau Lombok terutama penyakit Rabies dan Nematoda Sista Kuning pada kentang. Penyakit Rabies, salah satu penyakit hewan yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, menyerang susunan syaraf pusat dan dapat bersifat zoonosis. Anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya sangat berpotensi sebagai hewan pembawa rabies (HPR) kepada manusia lewat gigitan atau jilatan pada kulit terluka. Penyakit ini juga merupakan penyakit yang sangat ditakuti para wisatawan setelah penyakit malaria karena dapat menyebabkan kematian pada manusia yang tertular. Menyebabkan tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat terganggu dengan kerugian ekonomi yang sangat besar untuk program pemberantasannya. Nematoda Sista Kuning (NSK) merupakan nematoda parasit tanaman dan penyakit pada tanaman kentang, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. Penyakit NSK ini dapat menyebabkan produksi kentang petani turun hingga 70% dan sangat sulit dikendalikan sehingga menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar untuk program eradikasinya. Nusa Tenggara Barat sampai saat masih bebas dari penyakit Rabies dan NSK untuk itu terus diupayakan dapat dipertahankan melalui kegiatan sosialisasi Karantina Pertanian dengan melibatkan Instansi terkait, masyarakat pendidikan, masyarakat umum dan media masa dalam bentuk kegiatan pameran, pembuatan banner, pemasangan baligho serta penyebarluasan brosur, leaflet dan sticker. Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk meyakinkan bahwa masyarakat memahami pelaksanaan perkarantinaan dan perlunya dilakukan upaya pencegahan penyakit hewan/tumbuhan karantina. 2. Kegiatan Pre-emptif Sosialisasi Karantina Pertanian telah dilakukan diberbagai tempat seperti : a. Sosialisasi Karantina Pertanian di Jempong Baru, Kecamatan Sekarbela, Mataram dan di Desa Gondang, Kabupaten Lombok Utara yang merupakan daerah yang memiliki pesisir pantai yang sangat panjang dan beresiko sebagai tempat pemasukan/pengeluaran media pembawa HPHK maupun OPTK. 42 Laporan Tahunan 2016

43 b. Pelaksanaan donor darah dan senam bersama dengan instansi terkait di pelabuhan Lembar, sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan penyebarluasan informasi perkarantinaan melalui pembagian brosur dan leaflet. c. Melaksanakan kegiatan Coffee morning di Wilker Pemenang, Kabupaten Lombok Utara dan di Wilker Labuhan Lombok, Lombok Timur dengan melibatkan instansi terkait terutama tim yang tergabung dalam Tim Terpadu Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Hal ini dilakukan sebagai wujud koordinasi dengan instansi terkait dalam upaya menyamakan persepsi dalam pengawasan pelaksanaan tindakan karantina dan sekaligus merupakan bahan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan pengawasan oleh Tim Terpadu. d. Sedangkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap masuknya penyakit HPHK maupun OPTK ke Pulau Lombok, telah dilakukan pemasangan baligho di daerah Gerung, Lombok Barat yang tidak jauh dari pelabuhan Lembar. Pemasangan baligho pada prinsipnya dilakukan untuk mendorong peran serta masyarakat dalam melaksanakan perkarantinaan sehingga dapat mengantisipasi masuknya media pembawa HPHK/OPTK ke Pulau Lombok. Selain kegiatan tersebut, berbagai kegiatan bermanfaat telah dilakukan seperti peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia melalui rapat konsolidasi PPNS, Intelijen dan Polsus serta mengusulkan pegawai untuk mengikuti pelatihan PPNS dan Polsus yang diselenggarakan Badan Karantina Pertanian. e. Pameran Kegiatan pameran merupakan salah satu kegiatan penting dari kegiatan preemptif yang telah dilakukan dengan tujuan dapat mengoptimalkan kegiatan pameran sebagai media/sarana untuk menyebarluaskan informasi perkarantinaan sehingga tumbuh kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai perkarantinaan terutama bagi yang akan melalulintaskan produkproduk pertanian/peternakan. 3. Kegiatan Preventif Kegiatan ini dilakukan dalam upaya meminimalisir terjadinya pelanggaran tindakan perkarantinaan melalui pengawasan, supervisi pengawasan dan patroli di tempat-tempat pemasukan/pengeluaran ditetapkan maupun yang belum ditetapkan. Koordinasi internal maupun eksternal telah dilakukan pada berbagai kesempatan melalui kegiatan pertemuan/rapat, donor darah, coffee morning dan senam bersama 43 Laporan Tahunan 2016

44 dengan instansi terkait seperti Syahbandar, Pelindo III Lembar, Administrasi Pelabuhan, KP3 Laut/Bandara, Bea Cukai dan BKSDA NTB. 4. Kegiatan Refresif Komitmen pelaksanaan penegakan hukum oleh aparatur karantina dilakukan dengan meningkatkan kwalitas SDM melalui pelatihan PPNS sebagai jaminan kompetensi SDM dalam melaksanakan penegakan hukum serta melaksanakan koordinasi dengan penyidik Polri selaku Korwas PPNS. Kegiatan penegakan hukum terkait tindakan pelanggaran di bidang Karantina Pertanian diupayakan secara terus menerus dilakukan sehingga adanya kesadaran pengguna jasa untuk patuh terhadap peraturan perkarantinaan. Adapun data PPNS, Polsus dan Intelejen Karantina pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran 10. A. Frekuensi Lalulintas MP-HPHK/MP-OPTK, Tindakan Pelanggaran Frekuensi Lalulintas, Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (MP-OPTK) NO TAHUN LALIN (kali) PENAHANAN (kali) % PENOLAKAN (kali) % PEMUSNAHAN (kali) % ,7 50 0,1 88 1, , , , ,3 Frekuensi Lalulintas, Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan Media Pembawa Hama Dan Penyakit Hewan Karantina (MPHPHK) NO TAHUN LALIN (kali) PENAHANAN (kali) % PENOLAKAN (kali) % PEMUSNAHAN (kali) % ,8 9 0,1 31 0, ,0 12 0,1 73 0, ,8 33 0,2 59 0,4 44 Laporan Tahunan 2016

45 Grafik Frekuensi Lalulintas MPHPHK/MPOPTK Axis Title MPOPTK MPHPHK Grafik Frekuensi Tindakan Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan MPOPTK Axis Title PENAHANAN PENOLAKAN PEMUSNAHAN Grafik Frekuensi Tindakan Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan MPHPHK Axis Title PENAHANAN PENOLAKAN PEMUSNAHAN Laporan Tahunan 2016

46 B. ANALISA DATA Dari rekapitulasi data kegiatan Karantina Tumbuhan diketahui bahwa adanya peningkatan FREKUENSI lalulintas MPOPTK sebesar 32% dari kali pada tahun 2015 menjadi kali pada tahun Terjadi peningkatan prosentasi PENAHANAN MPOPTK sebesar 100% dari 100 kali penahanan (1,1%) pada tahun 2015 menjadi 257 kali penahanan (2,2%) pada tahun Untuk prosentase kegiatan PENOLAKAN MPOPTK tidak pernah dilaporkan sampai akhir tahun Sedangkan untuk prosentase kegiatan PEMUSNAHAN MPOPTK terjadi peningkatan sebesar 130% dari 95 kali pemusnahan (1,0%) pada tahun 2015 menjadi 270 kali pemusnahan (2,3%) pada tahun Sedangkan dari rekapitulasi data kegiatan Karantina Hewan diketahui bahwa adanya peningkatan FREKUENSI lalulintas MPHPHK sebesar 10,3% dari kali pada tahun 2015 menjadi kali pada tahun Terjadi penurunan prosentase PENAHANAN MPHPHK sebesar 1,2% dari 252 kali penahanan (2,0%) pada tahun 2015 menjadi 249 kali penahanan (1,8%) pada tahun Untuk kegiatan PENOLAKAN MPHPHK terjadi peningkatan prosentase sebesar 100% dari 12 kali penolakan (0,1%) pada tahun 2015 menjadi 33 kali penolakan (0,2) pada tahun Sedangkan untuk kegiatan PEMUSNAHAN MPHPHK terjadi penurunan prosentase sebesar 50% dari 73 kali pemusnahan (0,6%) pada tahun 2015 menjadi 59 kali pemusnahan (0,4%) pada tahun Frekuensi lalulintas dan prosentase kegiatan penahanan, penolakan dan pemusnahan MPHPHK/MPOPTK sangat bervariasi di setiap wilker tergantung frekuensi lalulintas media pembawa tetapi cenderung masih terjadi sangat tinggi di Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) dibandingkan Wilayah Kerja yang lain seperti : Wilayah Kerja Lembar, Wilayah Kerja Labuhan Lombok, Wilayah Kerja Pemenang. Frekuensi penahanan/pemusnahan MPHPHK/MPOPTK yang terjadi pada tahun 2016 terutama disebabkan adanya pemasukan burung/unggas, daging, madu, kulit kering, benih, bibit, buah, sayur segar, hortikultura dari dari luar negeri serta beberapa komoditas pertanian yang masuk dari luar daerah. Sosialisasi Karantina Pertanian, pemasangan baligho di tempat-tempat pemasukan/pengeluaran seperti bandara/pelabuhan laut telah dilakukan dengan tujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat/stakeholder/pengguna jasa 46 Laporan Tahunan 2016

47 mengenai tata cara melalulintaskan produk pertanian yang sesuai persyaratan perkarantinaan. Namun karena lancarnya arus transportasi dan perdagangan, maka tidak dapat dipungkiri masih banyak masyarakat yang ada belum memahami perkarantinaan secara baik. Bahkan masih ada dari masyarakat kita yang mencari sumber penghasilan di luar daerah/luar Negeri. Dan ketika mereka pulang kampung, mereka cenderung membawa komoditas pertanian sebagai oleh-oleh keluarga dengan tanpa dilengkapi dokumen perkarantinaan. Hal seperti ini merupakan tantangan, karena walaupun media pembawa/produk pertanian yang dibawa dalam jumlah sedikit namun jika media itu tidak sehat maka hal itu sangat berbahaya terhadap resiko masuk dan tersebarnya penyakit hewan/tumbuhan karantina di wilayah pemasukan. Sebagai upaya perbaikan dan meningkatkan kepatuhan akan peraturan perkarantinaan, berbagai upaya telah dilaksanakan secara formal/informal seperti kegiatan Sosialisasi Karantina Pertanian yang diadakan di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara dengan melibatkan masyarakat pesisir, masyarakat pendidikan, tokoh masyarakat dan instansi terkait. Metode sosialisasi dilakukan dengan ceramah, tanya jawab dalam bentuk quisioner. Hasil evaluasi quesioner yang terkumpul dapat disimpulkan peserta telah memahami dengan baik peraturan karantina. Namun kenyataan dilapangan masih saja ada pelanggaran terhadap kegiatan lalulintas media pembawa. Hal ini mungkin disebabkan : 1. Adanya pemahaman yang masih kurang optimal dari masyarakat tentang perkarantinaan. 2. Jangkauan/sasaran dan lokasi Sosialisasi terhadap masyarakat perlu diperluas sehingga adanya peningkatan pemahaman masyarakat pada peraturan karantina dalam jumlah yang besar pula. 3. Fungsi karantina adalah fungsi pencegahan penyakit sehingga ketika masyarakat melakukan lalulintas produk pertanian cenderung media pembawa yang dibawa akan diperiksa oleh petugas karantina dengan tindakan 8P. Hal seperti ini mungkin dianggap memberatkan sehingga ada kecenderungan masyarakat menghindar dari pemeriksaan petugas ketika melalulintaskan media pembawa/produk pertanian. 47 Laporan Tahunan 2016

48 Untuk menekan dan meminimalisir tingkat pelanggaran, kegiatan sosialisasi dapat dilakukan secara terus menerus, pemasangan baligho, pembagian brosur, leaflet, melakukan pertemuan/koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka meningkatkan fungsi pengawasan serta melakukan penegakan hukum yang refresif non yustisia maupun refresif yustisia. 48 Laporan Tahunan 2016

49 BAB VI CAPAIAN PENGELOLAAN KETATAUSAHAAN 5.1. PENGELOLAAN KEUANGAN Keuangan Dalam tahun anggaran 2016 anggaran belanja yang dialokasikan untuk penyelenggaraan Karantina Pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebesar Rp ,- yang terdiri dari : Belanja Pegawai... Rp ,- Belanja Barang... Rp ,- Belanja Modal... Rp ,- Dari dana tersebut telah terealisasi sebesar Rp ,- atau mencapai 95,69 % yang terdiri dari : Belanja Pegawai... Rp ,- Belanja Barang... Rp ,- Belanja Modal... Rp ,- Berikut Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2016 : Uraian Jenis Belanja Anggaran Realisasi Blokir % Belanja Pegawai ,92 Belanja Barang ,73 Belanja Modal ,11 Total Belanja Kotor Pengembalian Belanja : - Belanja Pegawai Belanja Barang Total Belanja Kotor Laporan Tahunan 2016

50 Dari Anggaran tahun 2016 tersebut masih tersisa sebesar Rp ,- (Seratus sembilan belas juta tiga puluh satu ribu tujuh ratus sembilan puluh rupiah). Yang terdiri dari : Belanja Pegawai... Rp ,- Belanja Barang... Rp ,- Belanja Modal... Rp ,- Capaian persentase realisasi anggaran tahun 2016 menurun sebesar 1.88 % dari realisasi anggaran tahun Berikut data perbandingan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2015 dan Tahun Anggaran Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2015 Realisasi TA 2016 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah Persentase Capaian Realisasi % % Grafik Realisasi Anggaran Per Jenis Belanja Tahun 2015 dan Belanja Belanja Belanja Modal Pegawai Barang Laporan realisasai keuangan tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran Laporan Tahunan 2016

51 6.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak Penerimaan Negara Bukan pajak yang diterima tahun 2016 adalah penerimaan fungsional berupa jasa karantina sebesar Rp ,-(Empat ratus enam puluh tigajuta lima ratus tujuh puluh ribu tujuh ratus delapan puluh enam rupiah) dari target realisasi sebesar Rp ,- atau mencapai 140,16 % dari target capaian. Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2015 sebesar Rp (Empat ratus dua juta delapan ratus dua puluh enam ribu delapan puluh rupiah) maka PNBP pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 44 %, hal ini terjadi karena terjadi peningkatan frekuensi lalulintas komoditas pertanian. Rekapitulasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama tahun 2015 dan tahun 2016 secara rinci dapat dilihat pada lampiran 12. DATA REALISASI PNBP TAHUN 2015 &2016 No Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember JUMLAH Grafik PNBP Tahun 2015 dan 2016 Thousands Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des Laporan Tahunan 2016

52 6.2 Perlengkapan Sarana Dan Prasarana Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram meliputi : A. Sarana Tidak Bergerak 1. Tanah a. Tanah di Lembar seluas m 2 telah bersertifikat hak pakai nomor: 4 dipergunakan untuk Kantor Induk, Laboratorium Karantina Hewan, Kantor Wilker Lembar, Musholla, Garasi/Parkir, Gudang Besar, Tempat Penyuntikan Sapi, Kandang, Kelder, Bangunan Tempat Turun Hewan, Lapangan tenis/volly, Bangunan/Rumah Genset, dan Pos Jaga Satpam dan Pos Jaga Lalu Lintas Komoditas. Tanah seluas 407 m 2 dipergunakan untuk pos jaga tanah telah berstatus hak pakai nomor: 19 tanggal 30 September 2009 dan tanah m 2 dipergunakan untuk Laboratorium Karantina Tumbuhan. b. Tanah di Seruni-Mataram seluas 530 m 2 dipergunakan untuk gedung arsip telah bersertifikat hak pakai nomor: 01 tanggal 31 Desember 2016; tanah seluas 473 m 2 di Selaparang dipergunakan untuk Kantor Wilker Eks. Bandara Selaparang bersertifikat hak pakai nomor: 97 tanggal 17 September 2016; dan tanah rumah dinas seluas 452 m 2 bersertifikat hak pakai nomor: 76 tanggal 31 Mei c. Tanah di Lombok Timur seluas m 2 dipergunakan untuk bangunan Pos Jaga Wilker Labuhan Lombok dengan sertifikat hak pakai nomor: 3 tanggal 4 Mei Tanah seluas m 2 dipergunakan untuk gedung kantor Wilker Labuhan Lombok, Kandang dan Pos Jaga dengan sertifikat hak pakai nomor: 57 tanggal 17 April Bangunan Bangunan gedung kantor permanen sebanyak 6 unit, gudang tertutup permanen sebanyak 1 unit, gudang bengkel/hanggar semi permanen sebanyak 1 unit, gedung laboratorium sebanyak 2 unit, tempat ibadah permanen sebanyak 1 unit, pos jaga keamanan sebanyak 7 unit, garasi/pool semi permanen sebanyak 1 unit, tempat pembakaran bangkai hewan permanen sebanyak 2 unit, lantai jemur permanen sebanyak 1 unit, kandang sebanyak 2 unit, gedung tempat kerja lainnya 52 Laporan Tahunan 2016

53 sebanyak 5 unit, tempat parkir terbuka permanen sebanyak 1 unit, rumah dinas 1 unit dan tugu/tanda batas administrasi kepemilikan sebanyak 2 unit. 2. Sarana Bergerak Untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram ditunjang dengan 8 (delapan) unit kendaraan roda empat dan 30 (tiga puluh) unit kendaraan roda dua serta sarana dan prasarana bergerak lainnya.untuk lebih jelasnya daftar inventaris barang-barang milik kekayaan negara BKP Kelas I Mataram tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran Sumber Daya Manusia Keadaan Pegawai Keadaan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sampai dengan tanggal 31 Desember 2016 seluruhnya berjumlah 119 (seratus sembilan belas) orang yang terdiri dari 5 orang pejabat struktural, 65 orang pejabat fungsional khusus, 20 orang tenaga fungsional umum dan dibantu 29 orang tenaga harian lepas. Sedangkan ditinjau dari ruang gaji / golongan saat ini terdiri dari 3 orang golongan IV/b; 2 orang golongan IV/a; 8 orang golongan III/d; 15 orang golongan III/c; 13 orang golongan III/b; 11 orang golongan III/a; 18 orang golongan II/d; 6 orang golongan II/c; 0 orang golongan II/b dan 13 orang golongan II/a; dan 1 orang golongan I/c. Data pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dapat dilihat pada lampiran Mutasi / AlihTugas Dalam tahun anggaran 2016, Pegawai Negeri Sipil Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mutasi / alih tugas sebanyak 5 (lima) orang. Data mutasi / alih tugas dapat dilihat pada lampiran Pendidikan dan Pelatihan Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tiap tahunnya selalu diikutkan dalam pelatihan-pelatihan baik yang dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian atau instansi lain. 53 Laporan Tahunan 2016

54 Untuk tahun 2016 kegiatan pelatihan yang diadakan secara internal adalah pelaksanaan inhouse training untuk tenaga laboratorium, kegiatan ini diikuti oleh 20 orang peserta dari laboratorium karantina hewan dan laboratorium karantina tumbuhan Kenaikan Pangkat Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapat kenaikan pangkat tahun 2016 sebanyak 23 orang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran Kenaikan Gaji Berkala Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapatkan kenaikan gaji berkala tahun 2016 sebanyak 38 orang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Dan Sumber Daya Manusia Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan kegiatan perkarantinaan dan Kualitas Sumber Daya Manusia di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram, telah dilakukan beberapa upaya berikut ini : a. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008 Kondisi dan dinamika lingkungan yang cenderung terus meningkat dengan sangat cepat dan pesat di bidang ilmu pengetahuan teknologi transportasi dan komunikasi membawa pengaruh meningkatnya volume dan frekuensi lalu lintas manusia, barang, jasa, hewan dan produknya baik antar pulau di dalam suatu negara maupun antar negara yang kemudian pada gilirannya dapat menyebabkan ancaman terhadap resiko masuk dan menyebarnya hama penyakit yang melampaui batas negara. Oleh karena itu penyelenggaraan Karantina Pertanian adalah upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan dan tumbuhan dari luar negeri, dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia, perlu meningkatkan perannya sejalan dengan perkembangan tersebut diatas dan prospek karantina kedepan yang 54 Laporan Tahunan 2016

55 semakin strategis. Kondisi faktual ini secara sistematis perlu ditindaklanjuti dengan menetapkan kebijakan yang programnya antara lain adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia karantina, peningkatan sarana dan prasarana, serta penyelenggaraan pelayanan karantina dengan sistem manajemen mutu yang berstandar internasional mengacu pada ISO Penyelenggaraan pelayanan Karantina dengan sistem manajemen mutu sudah merupakan tuntutan global yang perlu diterapkan sebagai wujud clean governance dan good governance service. Upaya penyelenggaraan karantina melalui clean governance dan good governance service dilaksanakan dimulai penyiapan sarana prasarana baik hardware maupun software yang memadai dan diikuti dengan penyiapan sumberdaya manusia yang kompeten memiliki integritas dan profesional yang handal menjadi fokus dalam kebijakan dan penerapannya. Implementasi dari SMM ISO 9001:2008 tersebut diatas diselaraskan dengan peraturan perundangan Karantina Hewan dan Tumbuhan agar sejalan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah mendapatkan sertifikat akreditasi SMM ISO 9001:2008 yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Nomor Sertifikat: QMS/432 berlaku sampai dengan 21 September Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 18. b. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO : 2008 Dalam rangka menghadapi tantangan globalisasi terhadap arus lalulintas HPHK dan OPTK antar negara dan antar area serta menjamin mutu hasil pengujian laboratorium yang berstandarisasi SNI-ISO/IEC 17025:2008, Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berkomitmen menjalankan sistem laboratorium sesuai standar internasional SNI-ISO/IEC 17025:2008. Dengan menerapkan ISO/IEC 17025:2008, laboratorium mampu memperagakan kemampuannya dalam hal penerapan sistem manajemen mutu, kompeten secara teknis dan mampu menyajikan hasil yang secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini telah dibuktikan berdasarkan surat Komite Akreditasi Nasional (KAN) nomor 2203/3.a2/LP/04/15 tanggal 28 April 2015 yang memutuskan untuk memberikan akreditasi kepada Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai Laboratorium 55 Laporan Tahunan 2016

56 Penguji dengan nomor akreditasi LP-901-IDN yang ditetapkan tanggal 22 April 2015 dan berlaku hingga 21 April Sertifikat ISO 17025:2008 dapat dilihat pada lampiran 19. Berdasarkan surat Komite Akreditasi Nasional nomor 1949/3.a2/LP/05/16 tanggal 4 Mei 2016 diputuskan sejak tanggal 20 April 2016, Laboratorium BKP Kelas I Mataram memperoleh akreditasi penambahan ruang lingkup. Ruang Lingkup Pengujian yang Terakreditasi No. A Laboratorium Tumbuhan : Jenis Ruang Lingkup 1. Identifikasi Morfologi Helminthosporium solani 2. Identifikasi Lalat Buah Spesies Bactrocera albistrigata, Bactrocera carambolae,bactrocera caudata, Bactrocera cucurbitae, Bactrocera musae, Bactrocera occipitalis, Bactrocera papayae dan Bactrocera umbrosa dengan Metode Pengamatan Morfologi. B Laboratorium Hewan : 1. Isolasi dan Identifikasi Salmonella sp. pada Daging dan Telur 2. Deteksi Titer Antibodi Virus Avian Influenza. Pada tahun yang sama, tahun 2016 laboratorium BKP Kelas I Mataram mengajukan penambahan ruang lingkup pengujian ke KAN. Penambahan Ruang Lingkup Tahun 2016 No. A Laboratorium Tumbuhan : Jenis Ruang Lingkup 1. Identifikasi Serangga Hama Gudang Spesies Tribolium castaneum, Rhyzopertha dominica dan Oryzaephilus mercatordengan Metode Pengamatan Morfologi. B Laboratorium Hewan : 1. Identifikasi Trypanosoma sp. pada Preparat Ulas Darah secara Mikroskopis Asesmen oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) telah dilaksanakan tanggal November Proses asemen langsung didampingi oleh Manajer Puncak sekaligus Kepala Balai. Kegiatan yang berlangsung 2 (dua) hari tersebut diikuti oleh seluruh personel Laboratorium. Hasil asesmen ditemukan sebanyak 7 ketidaksesuaian kategori 2 terdiri dari 1 persyaratan manajemen dan 6 persyaratan teknis. Diberi batas waktu perbaikan oleh KAN hingga 4 Maret Laporan Tahunan 2016

57 Sesuai Kebijakan Mutu yang tertuang dalam dokumen Panduan Mutu, laboratorium BKP Kelas I Mataram berkomitmen untuk: 1. Memberikan pelayanan kepada pelanggan melalui pemberian hasil pengujian yang profesional dengan menerapkan SNI ISO/IEC 17025: Laboratorium melaksanakan pengujian secara cepat, tepat, aman, konsisten, transparan dan akuntabel sesuai dengan sasaran mutu yang telah ditetapkan. 3. Laboratorium selalu meningkatkan standar mutu pelayanan untuk semua aspek kegiatan guna memenuhi kepuasan pelanggan. 4. Laboratorium didukung oleh personel yang berkualitas, terlatih dan profesional serta peralatan, bahan dan metode pengujian yang memadai. 5. Laboratorium berkomitmen melaksanakan dan meningkatkan efektivitas sistem manajemen mutu sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008. Sasaran Mutu laboratorium yang dicapai tahun 2016: 1. Kepuasan pelanggan laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan dengan kriteria baik (2,51-3,25). Laboratorium telah melaksanakan survei kepuasan pelanggan laboratorium dengan cara menyebarkan kuisioner kepada pelanggan internal. Diperoleh nilai rata-rata Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) mengalami peningkatan. Untuk Laboratorium Hewanpada tahun 2015 nilai IKP sebesar 3,11 mengalami peningkatan pada tahau 2016 menjadi 3,20(kategori baik) dan untuk Laboratorium Tumbuhannilai IKP pada tahun 2015 sebesar 3,09 mengalami peningkatan pada tahun 2016 menjadi 3,17 (kategori baik). Dengan demikian menunjukkan bahwa mutu pelayanan laboratorium berpredikat BAIK dan telah mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan serta mampu mempertahankan kepuasan pelanggan. 2. Target waktu pengujian laboratorium Karantina Hewan dan Karantina Tumbuhan tercapai 95,5 %. Pencapaian sasaran mutu hasil pengujian tahun 2016 pada Laboratorium Hewan sasaran mutu tercapai 100% untuk ruang lingkup pengujian HA HI AI test, Salmonella sp. dan Trypanosoma sp. Laboratorium Tumbuhan sasaran mutu tercapai 100% untuk ruang lingkup pengujian Helminthosporium solani, lalat buah Bactrocera papayae, B. carambolae, B. umbrosa, B. albistrigata, B. cucurbitae, B. caudata, B. occipitalis, B. musae dan hama gudang Tribolium castaneum, Rhyzopertha dominica dan Oryzaephilus mercator. 57 Laporan Tahunan 2016

58 3. Terlaksananya pelatihan personel sesuai denganprogram yang direncanakan. Laboratorium telah melaksanakan pelatihan teknis pengujian untuk personel laboratorium serta mengikuti magang di laboratorium lain (Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta). Pelatihan yang telah dilaksanakan selanjutnya dievaluasi terhadap efektifitas pelatihan.seluruh personel menunjukkan hasil yang memuaskan.personel Laboratorium Hewan telah mengikuti pelatihan sebanyak 3 kali (Magang pengujian Trypanosoma sp., Magang pengujian RBT., Workshop Identifikasi Campylobacter jejuni& identifikasi daging tikus menggunakan teknik PCR). Personel Laboratorium Tumbuhan telah mengikuti pelatihan sebanyak 3 kali (in house training Deteksi dan identifikasi cendawan pada komoditi strategis, Magang hama gudang dan nematoda di UGM).Semua pelatihan yang telah diikuti telah dievaluasi. 4. Terlaksananya kalibrasi dan pemeliharaan alat yang digunakan untuk pengujian dalam ruang lingkup. Laboratorium secara rutin melakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan pada tanggal Juli 2016 oleh PT. Era Baru Akurasindo. 5. Tersedianya bahan pengujian dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Bahan pengujian telah terpenuhi sesuai dengan kualitas dan kuantitas pengajuan pembelian. 6. Terlaksananya pengujian dengan metode yang tervalidasi. Laboratorium menetapkan metode pengujian mengacu referensi sesuai masingmasing ruang lingkup. Validasi metode dilakukan dengan cara melakukan pengujian sesuai metode yang diacu dengan membandingkan unjuk kerja antar analis dan melaksanakan uji banding antar UPT. Validasi metode bertujuan untuk menjamin keabsahan metode dan mutu hasil pengujian. Dukungan Pelaksanaan Akreditasi Laboratorium Tujuan kegiatan dukungan pelaksanaan akreditasi laboratorium adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan akreditasi laboratorium sesuai dengan ISO/IEC Kegiatan yang dilaksanakan adalah melakukan pengendalian mutu internal di masing-masing laboratorium (hewan dan tumbuhan) secara terus menerus, sosialisasi dokumen, uji banding antar laboratorium, asesmen sistematik faktor- faktor yang mempengaruhi hasil uji dan audit internal serta kaji ulang 58 Laporan Tahunan 2016

59 manajemen minimal 1 tahun sekali. Kegiatan ini telah dilaksanakan mulai bulan Januari s/d Desember 2016 dengan pencapaian 100%. Hasil kegiatannya adalah laporan pengendalian mutu internal di laboratorium termasuk uji banding dan asesmen sistematik faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji, laporan sosialisasi dokumen, laporan audit internal dan laporan kaji ulang manajemen yang berisi temuan ketidaksesuaian kegiatan dibandingkan dengan dokumen kendali manajemen mutu laboratorium sesuai ISO/IEC dan laporan tindakan perbaikan yang telah dilakukan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan sistem kemajuan mutu laboratorium Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pelaksanaan SPI lingkup BalaiKarantina Pertanian Kelas I Mataram dimaksudkan untuk peningkatan kinerja yang efektif, efisien, ekonomis dan tertib; pengelolaan keuangan Balai Karantina Pertanian yang transparan, dan akuntabel; mendorong ketaatan peraturan perundangan dan pengamanan aset negara. Dalam pelaksanaan SPI, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah membentuk Tim Satlak SPI dan tim tersebut telah merancang dan melaksanakan program yang direncanakan selama tahun Adapun program yang telah dilaksanakan oleh tim Satlak PI Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram antara lain : Evaluasi tim Satlak PI tahun 2015 Menanggapi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2015 Penyusunan rencana kerja Satlak PI 2016 dan anggaran Penyusunan Juknis SPIP BKP Kelas I Mataram Rapat koordinasi internal tim Satlak PI Pelaksanaan kegiatan audit internal Pemantauan kegiatan berkelanjutan Penyusunan laporan SPI Kegiatan SPI selama tahun 2016, cukup efektif dalam melakukan pemantauan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing penanggungjawab dan pelaksana kegiatan, yaitu dengan adanya kegiatan audit internal dapat lebih awal terdeteksi kekurangan atau ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya 59 Laporan Tahunan 2016

60 dilaksanakan dengan kondisi riil pelaksanaan kegiatan. Sehingga dengan adanya hasil audit SPI dapat segera diperbaiki dalam waktu yang relatif lebih cepat oleh penanggungjawab dan pelaksana kegiatan Pembinaan Mental Pegawai Dalam aspek manajemen sumber daya manusia, kualitas SDM dapat terjadi peningkatan yang signifikan ketika tersentuh dalam beberapa hal, diantaranya sebagai berikut : aspek ruhiyah (moral, etika, kedekatan dengan Tuhannya), aspek jasadiyah (fisik, kesehatan fisik), Aspek sosial (Lingkungan kerja yang kondusif), dan aspek ekonomi (kesejahteraan pegawai terpenuhi). Menyadari hal tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram melakukan kegiatan pembinaan mental dengan berbagai bentuk kegiatan sebagai berikut : 1. Pembinaan rohani Kegiatan pembinaan rohani melalui peningkatan keimanan dan ketaqwaan dilaksanakan dalam bentuk kajian keagamaan dengan mengundang narasumber dari tokoh agama dengan memanfaatkan momentum bulan Suci Ramadhan tahun Kegiatan tersebut dilaksanakan pada setiap hari Jum at selama satu bulan penuh. Dalam rangka menyambut hari raya Idul Fitri, pada tanggal 15 Juli 2016 BKP Kelas I Mataram melaksanakan kegiatan halal bihalal untuk mempererat tali silaturhami antara sesama pegawai. 2. Pembinaan Fisik Kegiatan pembinaan fisik di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram secara rutin dilakukan dalam bentuk olahraga bersama setiap hari jum at pagi, olahraga bersama ini dapat berupa senam pagi, jalan santai, serta diselingi juga denganolahraga lain seperti bulutangkis, bola voli, sepak takraw. Kegiatan ini juga dilaksanakan dengan instansi terkait yang bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan kerja sama. 3. Peningkatan Motivasi Kerja Kegiatan peningkatan motivasi kerja dilaksanakan pada tanggal 21 April 2016 bertempat di kantor indukdengan menghadirkan narasumber (Bapak Dr. Heri Margono) dengan peserta yang diikuti oleh seluruh pegawai BKP Kelas I Mataram kecuali petugas piket. Tema pada kegiatan tersebut yaitu Peningkatan Motivasi Kerja Untuk Mewujukan Karantina yang Tangguh dan 60 Laporan Tahunan 2016

61 Terpercaya. Selain kegiatan itu juga, peningkatan motivasi kerja dilaksanakan melalui tes urine oleh BNN Provinsi NTB pada tanggal 17 Mei 2017 di kantor induk yang diikuti oleh seluruh pegawai. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja pegawai BKP Kelas I Mataram serta pegawai yang bersih bebas dari penyalahgunaan narkoba. 4. Pembinaan Kerjasama Tim (Team Work) dan kedisiplinan Kegiatan pembinaan kerjasama tim dan kedisiplinan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan outbond training dengan menghadirkan trainer profesional. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 10 Nopember 2016 bertempat di Taman Wisata Aiq Nyet, Sesaot, Lombok Barat dengan menghadirkan tim Outbond dari BKSDA setempat. 5. Pembinaan Disiplin Pegawai Pembinaan disiplin pegawai di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram, dilakukan secara terus menerus baik melalui arahan-arahan pimpinan dan juga melalui sarana-sarana seperti : - Penggunaan Finger Print/absensi manual - Pencatatan buku keluar-masuk pada saat jam kerja - Kegiatan apel pagi setiap senin dan upacara bendera setiap tanggal 17 setiap bulan serta kegiatan senam pagi bersama yang dilaksanakan setiap hari jumat Pemanfaatan Teknologi Informasi (IT) 61 Laporan Tahunan 2016

62 Salah satu wujud penyelenggaraan negara yang terbuka adalah diimplemetasikannya keterbukaan informasi publik melalui penggunaan hak publik untuk memperoleh informasi yang berdasar dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Hak atas informasi menjadi sangat penting dalam upaya menjadikan proses keterbukaan penyelenggara Negara untuk terbuka kepada publik sehingga apa yang dilakukan oleh penyelenggara atas kerja-kerja penyelenggaraan Negara dapat diterima dan dipertanggungjawabkan kepada publik. Mulai 1 Mei 2010, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai Keterbukaan Informasi Publik akan efektif diberlakukan. Undang-Undang ini berlaku setelah pemerintah diberikan kesempatan untuk mempersiapkan segala piranti pelaksanaan selama dua tahun ini. Organisasi pemerintah yang berbasis kepada Teknologi Informasi menjadi hal yang sangat penting dalam abad ke dua puluh satu di era milenium ketiga ini. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Kekuatan suatu organisasi pemerintahan akan sangat tergantung kepada informasi atau pengetahuan yang dimilikinya, informasi akan menjadi perekat unsur-unsur yang ada dalam suatu organisasi. Sejalan dengan itu, peran dan fungsi pemerintah dalam kerangka mensosialisasikan kebijakan dan informasi yang cepat sangat mutlak diperlukan.salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mendesaign aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website.dengan adanya aplikasi ESKI, informasi, komunikasi, dan transaksi antara pegawai dapat dilakukan via internet.sehingga ada beberapa manfaat yang dihasilkan seperti misalnya, komunikasi dalam sistem administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari atau minggu. Artinya, pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi sangat cepat, service dan informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan mobile dimanapun tanpa harus hadir secara langsung. Fungsi ini disebut sebagai fungsi pelayanan pemberian informasi secara G2C (Government to Citizen).Fungsi lainnya adalah G2B (Government to Business), dan G2G (Government to Government). 62 Laporan Tahunan 2016

63 Pada perkembangannya fungsi website diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi yang bersifat pasif, namun diharapkan bisa bersifat dinamis, sehingga fungsi dan peran website menjadi dua arah dan timbul efek timbal balik. Seperti telah di jelaskan dalam Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, yang mana berangkat dari pemikiran tentang pertimbangan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam proses pemerintahan yang diyakini akan meningkatkan efesiensi, efekstifitas, transparansi serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Dengan terwujudnya aplikasi aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website yang bersifat dinamis, diharapkan akan diperoleh aliran informasi yang optimal. Seiring dengan itu dengan adanya kemanfaatan aplikasi aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website tersebut akan semakin meningkatkan efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan. Kementerian Pertanian khususnya Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai lembaga pemerintah juga memanfaatkan teknologi informasi berbasis website sebagai sarana menginformasikan kebijakan-kebijakan yang ada di keluarkan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Oleh karena itu untuk meningkatkan keterbukaan informasi publik maka perlu adanya pembuatan aplikasi Sistem Implementasi Manajemen berbasis website Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. APLIKASI ELEKTRONIK SISTEM KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS WEBSITE 1. E-LABORATORIUM (E-LAB) Layanan e-lab diperuntukkan bagi laboratorium rujukan yang ditunjuk untuk melakukan pengujian PSAT oleh Badan Karantina Pertanian, hasil dari pemeriksaan lab tersebut wajib dilaporkan secara online kepada Unit Pelaksana Teknis yang memberi rekomendasi. 63 Laporan Tahunan 2016

64 2. E-Cert Tumbuhan (Electronic System For Plant Quarantine) Sistem ini memberikan kemudahan2 bagi pengguna baik internal Badan Karantina Pertanian maupun Pengguna Jasa Karantina dimanapun berada. 3. E-QVET (Electronic System For Animal Quarantine) Monitoring data opersional karantina hewan. 4. PPK ONLINE KARANTINA TUMBUHAN PPK Online Aplikasi ini memudahkan para pengguna jasa untuk mendaftarkan komoditi karantina Hewan dan tumbuhan yang akan dilalulintaskan untuk disertifikasi serta dapat berkomunikasi langsung dengan petugas karantina secara langsung melalui internet. Aplikasi PPK Online dan petunjuknya dapat di unduh pada website Badan Karantina Pertanian. 5. PRIOR NOTICE (PSAT) 64 Laporan Tahunan 2016

65 Layanan Priority Notice (PSAT) diperuntukkan bagi pengguna jasa karantina yang akan melaksanakan pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan, Prior Notice wajib diisi oleh produsen di negara asal komoditas. 6.Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) merupakan unit kerja penyelenggara sistem elektronik pengadaan barang/jasa yang di dirikan oleh Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah untuk memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik. Terhadap ULP/Pejabat Pengadaan pada Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah yang tidak membentuk LPSE,dapat melaksanakan pengadaan secara elektronik dengan menjadi pengguna dari LPSE terdekat. 7. SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK) sapk.bkn.go.id Prosedur Penetapan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil, Kenaikan Pangkat, Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil, dan Perpindahan Antar Instansi Berbasis Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian secara On-Line (SAPK-OnLine). 8. ELEKTRONIK SISTEM KOMUNIKASI INTERNAL (ESKI) eski.bkpmataram.org 65 Laporan Tahunan 2016

66 Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor atau organisasi. Sistem komunikasi internal adalah segenap kegiatan komunikasi yang secara khusus diarahkan pengerjaannya kepada pegawai dalam lingkungan organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website. Beberapa Elektronik Sistem Komunikasi Internal Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram diantaranya Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK), Elekstronik Sistem Komunikasi Internal (ESKI), Laporan Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP), Informasi Keluar Masuk Komoditas Pertanian (IPORT), Elektronik Short Message Services (ESMS), Elektronik Mata Anggaran Keuangan (EMAK). a. Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK) Laporan Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dari setiap wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Berbasis Website. b. Elekstronik Sistem Komunikasi Internal(ESKI) Laporan catatan kinerja harian, bulanan dan tahunan secara elektronik pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website c. Laporan Penerima Negara Bukan Pajak(PNBP) Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak di setiap wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Berbasis Website. d. Informasi Keluar Masuk Komoditas Pertanian(IPORT) Laporan Informasi arus komoditas domestik masuk dan domestik keluar barang di setiap wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Berbasis Website. 66 Laporan Tahunan 2016

67 e. Elektronik Short Message Services(ESMS) Laporan layanan pesan singkat terhadap tarif jasa karantina pertanian dan sebagai salah satu layanan pengaduan serta informasi kepegawaaian lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website. f. Elektronik Mata Anggaran Keuangan(EMAK) Laporan pengelolaan mata anggaran keuangan lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website. 9. Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah dan dunia usaha sangat membutuhkan informasi unit pelayanan instansi pemerintah secara rutin. Untuk itu Pemerintah berupaya menyajikan indeks kepuasan masyarakat secara rutin, yang diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan di instansi pemerintah kepada masyarakat. Indeks tersebut diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat, yang dikumpulkan melalui survei kepuasan masyarakat terhadap unit pelayanan publik. Survei ini menanyakan pendapat masyarakat, mengenai pelayanan instansi pemerintah atas penyelenggaraan pelayanan. Pertanyaan sengaja dirancang sesederhana mungkin, untuk tidak mengambil waktu Bapak/Ibu/Saudara yang sangat berharga. Pendapat Bapak/Ibu/Saudara akan sangat membantu keberhasilan survei ini sebagai dasar penyusunan indeks kepuasan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pelayanan instansi pemerintah kepada masyarakat. Jawaban hanya dipergunakan untuk kepentingan survei. 67 Laporan Tahunan 2016

68 10. E-SHIPMEN Sistem Penerbitan Surat Ijin Pemasukan (SIPMEN) online yang terintegrasi dilingkup Kementerian Pertanian. 11. E-FC E-Legislasi SABMN Online Radio Barantan 68 Laporan Tahunan 2016

IKHTISAR EKSEKUTIF Domestik Masuk, dengan volume Domestik Keluar dengan Impor Ekspo Domestik Masuk, Domestik Keluar Impor Ekspo

IKHTISAR EKSEKUTIF Domestik Masuk, dengan volume Domestik Keluar dengan Impor Ekspo Domestik Masuk, Domestik Keluar Impor Ekspo IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam Penyelenggaraan karantina pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tahun 2015 telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina

Lebih terperinci

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS

PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS tangguhterpercaya Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok PERAN KARANTINA PERTANIAN DI KANTOR POS BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN TANJUNG PRIOK Disampaikan dalam acara Sosialisasi di wilker Kantor

Lebih terperinci

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG LaporanTahunan Annual report KementerianPertanian BadanKarantinaPertanian BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TANJUNGPINANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang

Lebih terperinci

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO

MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO MATRIKS DOMESTIK MASUK MEDIA PEMBAWA HPHK BKP KELAS II GORONTALO NO JENIS MEDIA PEMBAWA PEMERIKSAAN DOKUMEN TINDAKAN KARANTINA HEWAN PEMERIKSAAN TEKNIS MASA KARANTINA KETERANGAN 1. HPR 14 hari Bagi HPR

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR

Rencana Kerja Tahunan TA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin menyusun Rencana Kerja Tahunan untuk Tahun Anggaran 2018. Rencana Kerja Tahunan Balai Karantina

Lebih terperinci

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN PERSYARATAN DAN PROSEDUR PELAYANAN KARANTINA HEWAN BERDASARKAN KATEGORISASI MEDIA PEMBAWA HPHK DAN WAKTU PELAYANAN BIDANG KARANTINA HEWAN BALAI BESAR KARANTINA PERTANIAN BELAWAN TAHUN 2014 PERSYARATAN

Lebih terperinci

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN

PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN PROFIL BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN Motto BKP Kelas I Banjarmasin Bersama Anda melindungi negeri... Kata Pengantar Kilas Balik Visi & Misi Tugas Pokok & Fungsi Tujuan Karantina Struktur

Lebih terperinci

PENGUMUMAN HASIL SOSIALISASI DAN PUBLIC HEARING SERVICE LEVEL AGREEMENT MEDIA PEMBAWA WAJIB PERIKSA KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN

PENGUMUMAN HASIL SOSIALISASI DAN PUBLIC HEARING SERVICE LEVEL AGREEMENT MEDIA PEMBAWA WAJIB PERIKSA KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN PENGUMUMAN HASIL SOSIALISASI DAN PUBLIC HEARING SERVICE LEVEL AGREEMENT MEDIA PEMBAWA WAJIB PERIKSA KARANTINA HEWAN DAN TUMBUHAN oleh BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN Banjarmasin, 20 September

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) :

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) : BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Identitas Perusahaan Nama Perusahaan : Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Alamat : Jl. Ir. H. Juanda, Sidoarjo (61253) No Telp : (031) 8673997 Email Contact Person

Lebih terperinci

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

MEMUTUSKAN: KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 4. Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT )

STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT ) 1 STANDAR PELAYANAN PUBLIK JANGKA WAKTU LAYANAN KARANTINA ( SERVICE LEVEL AGREEMENT ) KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN KARANTINA PERTANIAN BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BANJARMASIN 2015 2 STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN JANUARI 2014

LAPORAN BULANAN JANUARI 2014 LAPORAN BULANAN JANUARI 2014 PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Dalam laporan ini, disampaikan

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS

LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS LAPORAN ANALISIS RISIKO PEMASUKAN SAPI BIBIT BALI YANG DIKIRIM DARI LOMBOK- NTB KE MAKASSAR TERHADAP PENYAKIT ANTHRAKS Oleh : 1. Drh. Muhlis Natsir NIP 080 130 558 2. Drh. Sri Utami NIP 080 130 559 BALAI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. OKTOBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017

Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 Disampaikan pada: Rapat Kerja Kementerian Pertanian 4 Januari 2017 SERAPAN ANGGARAN (Rp) URAIAN 2016 2015 Sebelum Sesudah di Kurangi Penghematan *) Blokir *) PAGU (Rp) 749.498.063.000 894.424.353.000 859.424.353.000

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. SEPTEMBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JUNI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan. Indikator

Lebih terperinci

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 1 I. Aspek Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2009 2013 Komoditas

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.12-/216 DS9275-658-42-941 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA

RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA RENCANA STRATEGIS STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I SAMARINDA 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai sumber daya alam hayati hewani dan sumberdaya alam nabati dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JULI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin Bulanan.

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN OKTOBER 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN NOVEMBER 2015 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JANUARI 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG PELAYANAN DOKUMEN KARANTINA PERTANIAN DALAM SISTEM ELEKTRONIK INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW (INSW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini

Lebih terperinci

NOVEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

NOVEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 NOVEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian bulan ini

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KARANTINA TUMBUHAN. Tumbuhan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan

STANDAR PELAYANAN KARANTINA TUMBUHAN. Tumbuhan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan STANDAR PELAYANAN KARANTINA TUMBUHAN Dasar Hukum 1. Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992, tentang Karantina hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian tahun 1996-2000 merupakan kelanjutan dari seri publikasi sebelumnya, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahunnya. Mulai

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian i PEDOMAN PELAPORAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 i TIM PENYUSUN Bagian Perancanaan Sekretariat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/10/62/Th. VIII, 1 November 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Oktober 2014 di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,33 persen. Laju

Lebih terperinci

Bab 4 P E T E R N A K A N

Bab 4 P E T E R N A K A N Bab 4 P E T E R N A K A N Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perkembangan populasi ternak utama

Lebih terperinci

SEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

SEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 SEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan kinerja perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN PROVINSI RIAU

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN PROVINSI RIAU No. 16/04/14/Th. XIV, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN PROVINSI RIAU MARET, PEKANBARU INFLASI 0,04 PERSEN DAN DUMAI DEFLASI 0,01 PERSEN Bulan, Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,04 persen

Lebih terperinci

DESEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN JANUARI, 2015

DESEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN JANUARI, 2015 DESEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN JANUARI, 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan Kinerja Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian

Lebih terperinci

MEKANISME ALUR LAYANAN KARANTINA

MEKANISME ALUR LAYANAN KARANTINA MEKANISME ALUR LAYANAN KARANTINA PERSYARATAN DAN PROSEDUR ANTAR AREA KELUAR MP HPHK KATEGORI RESIKO TINGGI PERSYARATAN DAN PROSEDUR KELUAR Media Pembawa : DOC (ayam bibit) Negara / Daerah Tujuan : Sulawesi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

JULI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

JULI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 JULI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan kinerja perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian bulan ini melaporkan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 6170-4200-6854-7766 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN JULI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN AGUSTUS 2015

LAPORAN BULANAN JULI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN AGUSTUS 2015 LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JULI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN AGUSTUS 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.12-/215 DS33-9596-64-778 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN MARET 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN APRIL 2015

LAPORAN BULANAN MARET 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN APRIL 2015 LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MARET 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN APRIL 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN AGUSTUS 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEPTEMBER 2015 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 MARET 2015 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014 BADAN KETAHANAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 1 Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Penting Tahun 2010 2014 Komoditas Produksi Pertahun Pertumbuhan Pertahun

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 MARET 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014 No. 04/01/Th.IX, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2014 Indeks NTP Sulawesi Tenggara pada Desember 2014 tercatat 99,63 atau mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN OKTOBER 2011 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,54 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN OKTOBER 2011 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,54 PERSEN l No. 45/11/14/Th. XII, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN OKTOBER KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI 0,54 PERSEN Dengan menggunakan Tahun Dasar 2007=100, pada bulan Kota Pekanbaru mengalami inflasi

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MARET 2016 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/09/53/Th. XIV, 5 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Bulan Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami Inflasi sebesar 0,46

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN APRIL 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MEI 2015

LAPORAN BULANAN APRIL 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MEI 2015 LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN APRIL 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MEI 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/09/62/Th. VIII, 1 September 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Agustus 2014 di Kota Palangka Raya terjadi deflasi sebesar 0,36 persen. Laju

Lebih terperinci

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015

RKT. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 RKT Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani TA 2015 Badan Karantina Pertanian 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perubahan paradigma dalam penyusunan program dan kegiatan

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEPTEMBER 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN OKTOBER 2015 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN BENIH, BIBIT TERNAK, DAN TERNAK POTONG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 55/09/Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2011 INFLASI 0,93 PERSEN Pada bulan terjadi inflasi sebesar 0,93 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN MEI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JUNI 2015

LAPORAN BULANAN MEI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JUNI 2015 LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN MEI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JUNI 2015 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN DESEMBER 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JANUARI 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 12/03/32/Th. XVIII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2016 DEFLASI SEBESAR 0,17 PERSEN Februari 2016 IHK Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota

Lebih terperinci

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH LAMPIRAN III TENTANG PERUBAHAN ATAS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA NO. TUJUAN UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/08/62/Th. IX, 3 Agustus 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Juli 2015 di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,94 persen. Laju inflasi

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018 Banun Harpini Kepala Badan Karantina Pertanian Realisasi Anggaran Per Kegiatan TA 2017 (Per 29 Mei 2017 - jam 9.00) No Kegiatan Pagu Total Realisasi Total

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 18/04/Th. X, 2 April 2007 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2007 INFLASI SEBESAR 0,24 PERSEN Pada bulan 2007 terjadi inflasi 0,24 persen. Dari 45 kota tercatat

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN AGUSTUS 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN SEPTEMBER 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014 OKTOBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 13/03/31/Th. XV, 1 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN DKI JAKARTA BULAN FEBRUARI MENGALAMI INFLASI 0,65 PERSEN Bulan Februari, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi

Lebih terperinci

BULAN MEI 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI SEBESAR 0,29 PERSEN

BULAN MEI 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI SEBESAR 0,29 PERSEN No. 21/06/14/Th. XI, 1 Juni 2010 BULAN MEI 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI SEBESAR 0,29 PERSEN Dengan menggunakan Tahun Dasar 2007=100, pada bulan 2010 Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,29

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/04/62/Th. IX, 1 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Maret 2015 di Kota Palangka Raya terjadi deflasi sebesar 0,25 persen. Laju inflasi

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per No.1757, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. UPT Pelayanan Operasional KIPM. Kriteria Klasifikasi. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53/PERMEN-KP/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/02/62/Th. IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Januari 2015 di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,79 persen. Laju

Lebih terperinci

BULAN JUNI 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI SEBESAR 1,29 PERSEN

BULAN JUNI 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI SEBESAR 1,29 PERSEN No. 24/07/14/Th. XI, 1 Juli 2010 BULAN JUNI 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI INFLASI SEBESAR 1,29 PERSEN Dengan menggunakan Tahun Dasar 2007=100, pada bulan Juni 2010 Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK No. 16/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2013 INFLASI 0,75 PERSEN Pada Februari 2013 terjadi inflasi sebesar 0,75 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN JANUARI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2015

LAPORAN BULANAN JANUARI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2015 LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN JANUARI 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN FEBRUARI 2015 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM BULAN NOPEMBER 2009 DEFLASI 0,20 PERSEN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM BULAN NOPEMBER 2009 DEFLASI 0,20 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU No 147/12/21/Th. IV, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM BULAN NOPEMBER DEFLASI 0,20 PERSEN Pada Bulan Nopember di Kota Batam

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN LAPORAN BULANAN PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN NOVEMBER 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN DESEMBER 2015 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

MEI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

MEI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 MEI 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 KATA PENGANTAR Laporan Bulanan kinerja perlindungan varietas tanaman dan perizinan pertanian bulan ini melaporkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/07/62/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Juni 2015 di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,96 persen. Laju inflasi

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015 No. 04/01/Th.X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA DESEMBER 2015 Indeks NTP Sulawesi Tenggara pada Desember 2015 tercatat 101,01 atau mengalami kenaikan sebesar 0,36

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41 No. 32/06/34/Th.XIX, 2 Juni 2017 NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI 1. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada Mei 2017, NTP Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 21/05/32/Th. XVIII, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2016 DEFLASI SEBESAR 0,37 PERSEN April 2016 IHK Gabungan Jawa Barat yang meliputi 7 kota yaitu

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014 SEPTEMBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM

RENSTRA BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM RENSTRA 2015-2019 BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM \ BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I BATAM BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Rencana Strategis 2015 2019 KATA PENGANTAR Rencana Strategis

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 07/02/21/Th.VIII, 01 Februari 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BATAM BULAN JANUARI 2013 INFLASI 0,94 PERSEN Pada Bulan Januari 2013 di Kota

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 DESEMBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI CQWWka BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 01/10/62/Th. IX, 1 Oktober PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan September di Kota Palangka Raya terjadi deflasi sebesar 0,34 persen. Laju inflasi tahun

Lebih terperinci

SELAMA BULAN MARET 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,34 PERSEN

SELAMA BULAN MARET 2010 KOTA PEKANBARU MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,34 PERSEN No. 12/04/14/Th. XI, 1 April SELAMA BULAN MARET KOTA PEKANBARU MENGALAMI DEFLASI SEBESAR 0,34 PERSEN Dengan menggunakan Tahun Dasar 2007=100, pada bulan Kota Pekanbaru mengalami deflasi (inflasi negatif)

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014 AGUSTSU 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR APRIL 2013

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR APRIL 2013 BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 01/05/53/Th. XVI, 1 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR APRIL Bulan : Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami deflasi sebesar

Lebih terperinci