BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan / Prakualifikasi. ditandatangani oleh direktur.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan / Prakualifikasi. ditandatangani oleh direktur."

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja Konstruksi PT. X 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses Perkenalan / Prakualifikasi Di dalam proses perkenalan ini perusahaan mengisi formulir kualifikasi yang disediakan oleh pemberi kerja. Formulir ini diisi secara lengkap dan diserahkan kepada pemberi kerja yang telah ditandatangani oleh direktur. b. Proses Tender Apabila pemberi kerja menganggap perusahaan mampu untuk mengerjakan proyek tersebut maka perusahaan akan diberi undangan untuk menghadiri acara tender. c. Memenangkan Tender Apabila perusahaan telah berhasil memenangkan tender maka pemberi kerja atau owner akan menerbitkan SPK ( Surat Perintah Kerja ) untuk melaksanakan kegiatan awal proyek. d. Menyusun kontrak kerja 43

2 44 Setelah SPK terbit disusunlah kontrak kerja antara pemberi kerja dengan kontraktor. Kontrak kerja ini berfungsi untuk mengatur hak dan kewajiban antara pemberi kerja dan kontraktor. e. Pelaksanaan Proyek Proses selanjutnya setelah penandatangan kontrak kerja antara kedua belah pihak maka kegiatan dapat dilaksanakan. Dokumen Dokumen yang terkait adalah sebagai berikut : 2. Rencana Anggaran Proyek Rencana ini dibuat untuk mendapatkan kepastian berupa anggaran biaya yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek. a. Laporan Prestasi Proyek. Laporan ini dibuat oleh manajer proyek dilampiri berita acara lapangan. b. Berita Acara Lapangan Berita acara lapangan ini adalah laporan mengenai prestasi fisik penyelesaian yang ditanda tangani oleh pengawas lapangan (mewakili pemberi kerja) dan manajer proyek (mewakili kontraktor) guna memperkuat keabsahan prestasi fisik tersebut. c. Bukti Bukti Tagihan Bukti Tagihan ini yang nantinya akan digunakan sebagai lampiran untuk membuat tagihan kepada pemberi kerja. d. Bukti Penerimaan Termyn atau Angsuran.

3 45 Bukti penerimaan termyn menunjukkan bahwa pemberi kerja telah melakukan pembayaran kepada kontraktor. 3. Perjanjian Kontrak Kerja Surat perjanjian kerja ini ditandatangani tanggal 16 Mei 2014 antara PT. Z dengan PT. X yang memuat 22 pasal. Poin poin yang penting dari pasal tersebut adalah sebagai berikut : a. Pasal 2 yaitu mengatur tentang ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan kontraktor meliputi beberapa ayat : 1) Pekerjaan yang harus dilaksanakan dan diselesaikan oleh kontraktor dalam perjanjian ini adalah pelaksanaan pekerjaan pembangunan Gedung Pusdiklat RSIJP seperti persiapan, pondasi, sloof, beton bertulang, dinding/railig/partisi, keramik lantai, keramik dinding, plafon, pengecatan, kusen, instalasi, genset, tata udara, elevator, jaringan dan termasuk pengadaan material bantu sesuai dengan kebutuhan di lapangan. 2) Pekerjaan yang tersebut pada ayat 1 pasal ini harus dilaksanakan dan diselesaikan sendiri oleh kontraktor kecuali untuk pekerjaan pekerjaan tertentu dapat dilaksanakan oleh pihak lain setelah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pemberi kerja. 3) Dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini kontraktor harus berpedoman pada Bill of Quantity, Spesifikasi Teknis, Gambar

4 46 Teknis dan persyaratan / ketentuan lainnya yang ditetapkan dalam perjanjian. 4) Lingkup pekerjaan antara lain meliputi : a) Persiapan pelaksanaan meliputi : 1. Melakukan rapat koordinasi dengan konsultan perencana untuk mendapatkan BQ dan gambar. 2. Mengajukan rencana perkiraan biaya sesuai dengan unit rate yang telah disepakati. 3. Mengumpulkan data dan informasi lapangan yang berkaitan dengan kondisi ruangan, bangunan dan lingkungan. 4. Berkoordinasi dengan konsultan berkaitan dengan area di lokasi. 5. Melaksanakan pekerjaan marking lapangan sesuai dengan gambar yang telah diberikan oleh konsultan perencana. 6. Koordinasi dengan pengelola gedung setempat mengenai peraturan peraturan gedung khususnya untuk keperluan perijinan. 7. Mengajukan contoh contoh material sesuai dengan spesifikasi untuk persetujuan sebelum pelaksanaan. b) Pelaksanaan dilokasi meliputi : 1. Utility sementara, pembersihan harian, pembuangan sampah dan keamanan lokasi selama konstruksi, untuk

5 47 diingat bahwa pembersihan harian harus dilakukan pada kondisi pelayanan kerja sebagaimana biasanya. 2. Kontraktor pelaksana harus menyediakan super visi secara full time setiap saat dan disetiap lokasi yang direnovasi. 3. Menyediakan scaffolding dan akses peralatan yang diperlukan selama konstruksi untuk melaksanakan pekerjaan. 4. Mengijinkan housekeeping dan melakukan pembersihan harian untuk memastikan area pekerjaan bersih dan rapih. 5. Menyiapkan metode kerja, gambar kerja dan detail pentahapan pelaksanaannya. 6. Menyampaikan semua contoh material dan informasi teknik sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk diperiksa oleh konsultan management. 7. Mengijinkan untuk commisioning dan testing yang disebutkan di spesifikasi dan detail. 8. Menyediakan semua sumber yang penting yang dibutuhkan untuk menjaga jadwal kerja yang telah disetujui oleh konsultan management. 9. Menyediakan manual operasional dan perawatan termasuk gambar as built dan garansi yang berlaku dalam basis progresif untuk keseluruhan jadwal kerja yang telah disetujui oleh konsultan management

6 Dalam hubungannya dengan penggunaan material dalam proyek ini kontraktor harus mengikuti kepada rekomendasi pabrik dan supplier sesuai dengan peraturan dan standard gedung. Apabila ada konflik antara spesifikasi dan rekomendasi pabrik dengan supplier maka yang harus didahulukan. 11. Keselamatan mobil, pejalan kaki dan property lainnya selama konstruksi. c) Jadwal dan pelaporan meliputi : 1. Mengajukan jadwal proyek sebagai acuan pelaksanaan. 2. Mengajukan progress pekerjaan secara berkala (mingguan) 3. Menginformasikan permasalahan di lapangan khususnya yang berkaitan dengan jadwal keseluruhan. b. Pasal 5 yaitu yang mengatur jangka waktu pelaksanaan yaitu yang meliputi beberapa ayat 1) Jangka waktu ditetapkan terhitung sejak 16 Mei Maret ) Penyerahan penyelesaian fisik pekerjaan yang dimaksud ini melalui Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAPP) yang dituangkan ke dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) Awal atau Provisional Hand Over apabila telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian.

7 49 3) Masa pemeliharaan pekerjaan yang telah diselesaikan oleh kontraktor adalah 90 hari terhitung mulai tanggal yang ditetapkan dalam BAST tersebut. 4) BAST akhir dilakukan oleh para pihak apabila masa pemeliharaan pekerjaan berakhir dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian. c. Pasal 6 yaitu mengatur mengenai harga satuan dalam penyelesaian satu pekerjaan yaitu : 1) Harga satuan adalah unit rate (belum termasuk PPN 10%) yang bersifat tetap dan pasti selama jangka waktu perjanjian yang ditetapkan dalam perjanjian. 2) Nilai perjanjian ini adalah senilai Rp ,- (tiga puluh dua milyar enam ratus lima puluh Sembilan juta tujuh ratus empat puluh lima ribu rupiah). Termasuk jasa pemborong dan PPN 10% yang menjadi beban pemberi kerja. 3) Nilai pekerjaan adalah harga satuan dikalikan volume realisasi pekerjaan termasuk jasa pemborong dan PPN 10% yang menjadi beban pemberi kerja. 4) Harga tersebut merupakan Lumpsum Fix Price d. Pasal 8 yaitu mengatur prosedur penagihan dan pembayaran yaitu sebagai berikut :

8 50 1) Setiap penagihan pembayaran sehubungan dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib menyampaikan surat tagihan. 2) Setiap penagihan pembayaran yang dilakukan oleh kontraktor dilakukan dalam mata uang rupiah, dengan melampirkan kelengkapan dokumen : a) Kuitansi dalam rangkap 3 (tiga). b) Faktur Pajak. c) Fotokopi Perjanjian. d) BAST yang telah ditandatangani para pihak. e) Fotocopy warkat jaminan pelaksanaan. f) Sertifikasi dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). 3) Pemberi kerja akan melakukan pembayaran kepada kontraktor atas prestasi penyelesaian pekerjaan adapun pembayaran per termin dilakukan 10 (sepuluh) tahap dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut : a) Pembayaran Pertama (Termin 1) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 25% (dua puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan. b) Pembayaran Kedua (Termin 2) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan

9 51 mencapai 35% (tiga puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan. c) Pembayaran Ketiga (Termin 3) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 45% (empat puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan. d) Pembayaran Keempat (Termin 4) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 55% (lima puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan. e) Pembayaran Kelima (Termin 5) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 65% (enam puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan. f) Pembayaran Keenam (Termin 6) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 75% (tujuh puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan. g) Pembayaran Ketujuh (Termin 7) sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan mencapai 85% (delapan puluh lima persen) dari nilai total keseluruhan Pekerjaan.

10 52 h) Pembayaran Kedelapan (Termin 8) sebesar 25% (dua puluh lima persen) dari nilai Pekerjaan, dibayar setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen). i) Pembayaran Retensi (Pelunasan) sebesar 5% (lima persen) dari nilai pekerjaan dibayarkan setelah masa pemeliharaan berakhir dan BAST ditandatangani oleh para pihak. B. Penerapan Metode Akuntansi Pengakuan Pendapatan PT. X Proyek-proyek yang dilaksanakan PT. X termasuk proyek jangka panjang, yaitu kontrak proyek yang melebihi jangka waktu 1 bulan sedangkan untuk proyek dengan jangka waktu pelaksanaan melebihi 1 tahun disebut sebagai proyek Multi Years. Perlakuan akuntansi pada pendapatan PT. X didasarkan dengan penerimaan per termin dimana setiap termin dapat ditagih bila progress dalam persentase penyelesaian pekerjaan di lapangan sudah sesuai dengan ketentuan persentase progress per termin pada Surat Perintah Kerja (SPK). Penetapan persentase penyelesaian dilapangan dilakukan oleh Kepala Pelaksana Sipil. Persentase bobot fisik yang telah diselesaikan, kemudian dicatat dalam Laporan Kemajuan Pekerjaan yang dibuat oleh unit pelaksana. Laporan ini berisi informasi mengenai volume, yaitu bobot prestasi yang telah diselesaikan yang berguna sebagai alat untuk mengukur kemajuan fisik proyek yang dikerjakan oleh bagian yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek tersebut, yang pada dasarnya merupakan laporan prestasi yang dibuat berdasarkan perhitungan intern perusahaan

11 53 dan diketahui oleh pengawas lapangan atau konsultan. Setiap bulan laporan ini diikhtisarkan menjadi Laporan Ikhtisar Bobot Prestasi Karya untuk periode atau bulan yang bersangkutan. Berikut adalah progress yang diakui setiap bulan dari studi kasus proyek PT. Z yang disajikan dalam jutaan rupiah: Pada bulan Mei 2014 telah disepakati dengan PT. Z dengan kontrak perjanjian pemborongan pekerjaan pembangunan Gedung PUSDIKLAT RSIJ, nilai kontrak sebesar Rp (sudah termasuk PPN 10%). Berikut TABEL 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan (RABP).

12 54 TABEL 4.1 REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN (RABP) PROYEK : PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG PUSDIKLAT RSIJ CEMPAKA PUTIH LOKASI : CEMPAKA PUTIH TENGAH VI NO 4 WAKTU PELAKSANAAN : 300 ( TIGA RATUS ) HARI KALENDER NO.SPK / TANGGAL : 57/SK/X/5/2014, 09 MEI 2014 NILAI KONTRAK : Rp (Incl. PPN 10%) PEMILIK PROYEK : PT. Z NO. URAIAN JUMLAH (Rp.) NILAI KONTRAK PPN 10% DPP NET SALES 32,659,745, ,969,067, ,690,677, ,690,677, RAP 21,000,000, OVERHEAD KANTOR a. Biaya Operasional b. Biaya Penagihan 387,600, ,950, TOTAL RABP 21,395,550, Estimasi Profit sebelum PPh 3% 8,295,127, PPh 3% 890,720, Estimasi Profit setelah PPh 7,404,406, Sumber : Lembar RABP PT. X PERSENTASE KET. Pada Mei 2014 tahap penyelesaian lapangan yang diakui adalah sebesar 0,00% karena aktivitas pembangunan baru mencapai tahap perjanjian dan administrasi. Pada bulan Juni 2014 tahap penyelesaian yang diakui dilapangan menurut PT. X adalah sebesar 10,228% sehingga belum

13 55 bisa melakukan penagihan termin atas pendapatan proyek. Pada bulan Juli 2014 tahap penyelesaian yang diakui dilapangan menurut konsultan pengawas pembangunan adalah sebesar 26,32% sesuai dengan perjanjian didalam kontrak, ketika progress lapangan telah mencapai 25% maka PT. X berhak melakukan penagihan kepada PT. Z. Berikut rincian pembayaran setiap termin yang dibayar oleh PT. Z selaku pemilik pekerjaan kepada PT. X didasarkan pada presentase penyelesaian pekerjaan dilapangan. TABEL 4.2 TERMIN PEMBAYARAN PEKERJAAN OLEH PT. Z KEPADA PT. X Termin Tanggal Persentase Progress Pembayaran I (05/07/2014) 10% 25% 3,265,974, II (07/08/2014) 10% 35% 3,265,974, III (12/09/2014) 10% 45% 3,265,974, IV (28/10/2014) 10% 55% 3,265,974, V (05/11/2014) 10% 65% 3,265,974, VI (11/12/2014) 10% 75% 3,265,974, VII (24/01/2015) 10% 85% 3,265,974, VIII (29/03/2015) 25% 100% 8,164,936, Retensi (17/07/2015) 5% 100% (masa pemelihar aan) 1,632,987, Sumber : Data yang telah diolah Pada tabel 4.2, dapat dilihat nilai pembayaran pembayaran sudah termasuk PPN 10% dan PPh 3% dari Nilai Perolehan Pekerjaan yang disepakati. Dalam kontrak kerja konstruksi antara PT. Z dengan PT. X Pajak Penghasilan (PPh) yang sudah termasuk dalam nilai pekerjaan, sesuai ketentuan yang berlaku akan dipotong langsung dari pembayaran

14 56 dan disetorkan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak atau Kantor Kas Negara oleh pemberi kerja. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% yang sudah termasuk dalam nilai pekerjaan akan dibayarkan oleh pemberi kerja kepada kontraktor dan disetorkan kepada Kantor Pelayanan Pajak atas Kas Negara oleh Kontraktor. Sehingga berdasarkan ketentuan tersebut pendapatan yang diakui oleh perusahaan atas pekerjaan pembangunan PUSDIKLAT RSIJ adalah sebagai berikut : TABEL 4.3 PENDAPATAN YANG DIAKUI OLEH PT. X Termin Tanggal Persentase Progress Pendapatan I 30 Jul % 25% 2,879,995,695 II 30 Ags % 35% 2,879,995,695 III 30 Sept % 45% 2,879,995,695 IV 30 Okt % 55% 2,879,995,695 V 30 Nov % 65% 2,879,995,695 VI 30 Des % 75% 2,879,995,695 VII 30 Jan % 85% 2,879,995,695 VIII 30 Mar % 100% 7,199,989,239 Retensi 30 Jun % 100% (masa pemelih araan) 1,439,997,848 Sumber : Data yang telah diolah Dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Gedung PUSDIKLAT RSIJ CEMPAKA PUTIH, PT. X secara keseluruhan mengeluarkan biaya sebesar Rp Rincian biaya yang dikeluarkan oleh PT. X selama pelaksaanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :

15 57 TABEL 4.4 PERHITUNGAN BIAYA PROYEK OLEH PT. X Rincian Biaya Tahun RAP 15,806,076,949 5,268,692,316 Operasional 665,722, ,057,550 Administrasi 103,006,905 57,539,765 Upah 340,808, ,399,329 Total Biaya 16,915,615,189 6,090,688,961 Sumber : Data yang telah diolah C. Pengakuan Pendapatan Menurut PSAK No. 34 Mengacu pada PSAK No. 34 bahwa jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Ada 3 kunci utama yang perlu dipahami dari pernyataan standar ini, yaitu: a. Pendapatan dan biaya kontrak konstruksi dapat diakui jika hasil kontrak dapat diestimasi secara andal. Andal disini artinya pasti. bicara kata pasti untuk urusan bisnis patokannya cuma satu, yaitu: legalitas artinya sepanjang dalam kontrak telah disebutkan berapa nilai kontraknya, apa hak dan

16 58 kewajiban beserta syarat-syarat pembayaran dengan jelas, dan kontraknya dituangkan ke dalam perjanjian yang sifatnya mengikat secara hukum, maka itu artinya sudah memenuhi syarat dapat diestimasi secara andal. b. Pengakuan pendapatan dan biaya kontrak konstruksi memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas (sesuai kontrak) dan c. Jika diperkirakan biaya aktivitas konstruksi diperkirakan lebih tinggi dari hasilnya, maka segera diakui sebagai biaya (atau beban). Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi sering kali perlu untuk direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian. Oleh karena itu, jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari suatu period ke periode berikutnya. Misalnya: 1) Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode yang disetujui pada kontrak awal 2) Jumlah pendapatan yang disetujui dalam kontrak harga tetap dapat meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan biaya

17 59 3) Jumlah pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut 4) Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output, pendapatan kontrak meningkat jika jumlah unit meningkat Berikut Persentase Penyelesaian Menurut PSAK No 34 adalah sebagai berikut dengan asumsi besar progress yang diakui setiap termin dari kasus proyek PT. Z berdasarkan pada PSAK 34 yang disajikan dalam jutaan rupiah. Pada bulan Mei 2014 telah disepakati kontrak dengan nilai kontrak sebesar Rp dengan nilai perolehan setelah dikurangi PPN 10% dari nilai kontrak adalah sebesar Rp

18 60 TABEL 4. 5 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Mei 2014 Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak 29, Penambahan/Pengurangan Kontrak - PPh 3% Total Pendapatan Kontrak 28,799,18 Jumlah Selesai - Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini - Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan - Total Estimasi Biaya Kontrak - Estimasi Laba - Tahap Penyelesaian 0% Sumber: Data sekunder yang diolah Pada penagihan Termin Ke I tahap penyelesaian berdasarkan asumsi metode cost to cost baru mencapai 27.93%. Metode cost to cost menggunakan perhitungan estimasi biaya untuk menentukan progress, perhitungannya adalah sebagai berikut: Persentase Penyelesaian : Rp / x 100% = 27.93%, maka Pendapatan yang diakui adalah 27.93% x ( ( x 3%)) = ,75

19 61 TABEL 4.6 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Termin I Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak 29, Penambahan/Pengurangan Kontrak - Total Pendapatan Kontrak 28, Jumlah Selesai 8, Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini 5,977 Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan 15, Total Estimasi Biaya Kontrak 21, Estimasi Laba 22,4 Tahap Penyelesaian 27,93% Sumber: Data yang telah diolah

20 62 Untuk pengakuan pendapatan termin II tahap penyelesaian berdasarkan asumsi metode cost to cost adalah 40.98% TABEL 4.7 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Termin II Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak ,68 Penambahan/Pengurangan Kontrak - Total Pendapatan Kontrak 28, Jumlah Selesai 11, Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini 8,769 Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan 12, Total Estimasi Biaya Kontrak 21, Estimasi Laba 22,4 Tahap Penyelesaian 40.98% Sumber: Data yang telah diolah Pada saat penagihan pembayaran untuk Termin III, PT. X melakukan evaluasi atas estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. Ternyata ada salah hitung satuan harga pada Rencana Anggaran Proyek. PT. X menghitung total pengeluaran untuk menyelesaikan pekerjaan yang semula Rp ,00 berubah menjadi ,00. Pada Termin III PT. X mengakui pendapatan sesuai tahap penyelesaian berdasarkan asumsi metode cost to cost adalah 44.81%

21 63 TABEL 4.8 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Termin III Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak ,68 Penambahan/Pengurangan Kontrak - Total Pendapatan Kontrak 28, Jumlah Selesai 12, Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini 10,309 Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan 12, Total Estimasi Biaya Kontrak 23, Estimasi Laba 19.51% Tahap Penyelesaian 44,81% Sumber: Data yang telah diolah Pada pengakuan pendapatan Termin IV tahap penyelesaian berdasarkan asumsi metode cost to cost adalah 58.83% TABEL 4.9 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Termin IV Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak ,68 Penambahan/Pengurangan Kontrak - Total Pendapatan Kontrak 28, Jumlah Selesai 12,905.55

22 64 Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini 13,535 Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan 9, Total Estimasi Biaya Kontrak 23, Estimasi Laba 19.51% Tahap Penyelesaian 58,83% Sumber: Data yang telah diolah Pada pengakuan pendapatan Termin V tahap penyelesaian berdasarkan asumsi metode cost to cost adalah 68.05% TABEL 4.10 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Termin V Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak ,68 Penambahan/Pengurangan Kontrak - Total Pendapatan Kontrak 28, Jumlah Selesai 19, Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini 15,655 Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan 7, Total Estimasi Biaya Kontrak 23, Estimasi Laba 19.51% Tahap Penyelesaian 68.05% Sumber: Data yang telah diolah

23 65 Pada pengakuan pendapatan Termin VI tahap penyelesaian berdasarkan asumsi metode cost to cost adalah 73.53% TABEL 4.11 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Termin VI Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak 29, Penambahan/Pengurangan Kontrak - Total Pendapatan Kontrak 28, Jumlah Selesai 21, Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini 16,916 Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan 6, Total Estimasi Biaya Kontrak 23, Estimasi Laba 19.51% Tahap Penyelesaian 73,53% Sumber: Data yang telah diolah Pada pengakuan pendapatan Termin VII tahap penyelesaian berdasarkan asumsi metode cost to cost adalah 88.07% TABEL 4.12 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Termin VII Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak ,68 Penambahan/Pengurangan Kontrak -

24 66 Total Pendapatan Kontrak 28, Jumlah Selesai 25, Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini 20,261 Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan 2, Total Estimasi Biaya Kontrak 23, Estimasi Laba 19.51% Tahap Penyelesaian 88,07% Sumber: Data yang telah diolah Pada pengakuan pendapatan Termin VIII tahap penyelesaian berdasarkan asumsi metode cost to cost adalah 98,34% TABEL 4.13 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Termin VIII Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak ,68 Penambahan/Pengurangan Kontrak - Total Pendapatan Kontrak 28, Jumlah Selesai 28, Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini 22,632 Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan Total Estimasi Biaya Kontrak 23, Estimasi Laba 19.51% Tahap Penyelesaian 98,34% Sumber: Data yang telah diolah

25 67 Pada saat pengakuan pendapatan dari Retensi semua tahap pekerjaan proyek telah diselesaikan 100% dan masa pemeliharaan sudah selesai maka PT. X mengakui pendapatan sebesar : TABEL 4.14 Persentase Penyelesaian Metode Cost to cost (Dalam Jutaan Rupiah) Retensi Jumlah Semua Pendapatan yang disetujui dalam Kontrak ,68 Penambahan/Pengurangan Kontrak - Total Pendapatan Kontrak 28, Jumlah Selesai 28, Biaya Kontrak yang Terjadi Saat Ini 23,006 Biaya Kontrak Untuk Menyelesaikan 0 Total Estimasi Biaya Kontrak 23, Estimasi Laba 19.51% Tahap Penyelesaian 100% Sumber: Data yang telah diolah Berdasarkan rincian perhitungan di atas, dapat disimpulkan pendapatan yang diakui menurut PSAK No. 34 sebagai berikut :

26 68 TABEL 4.15 PENDAPATAN YANG DIAKUI MENURUT PSAK No. 34 Termin Tanggal Persentase Pendapatan Penyelesaian I 30 Jul % 8,045,117, II 30 Ags % 3,757,984, III 30 Sept % 1,102,446, IV 30 Okt % 4,037,465, V 30 Nov % 2,654,780, VI 30 Des % 1,577,661, VII 30 Jan % 4,187,513, VIII 30 Mar % 2,957,755, Retensi 30 Jun % 479,231, Sumber: Data yang telah diolah

27 69 D. Hasil Analisis Pengakuan Pendapatan 1. Perbandingan Pengakuan Pendapatan PT. X dan PSAK No. 34 Berdasarkan perbandingan tahap penyelesaian PT. X dengan PSAK 34 sebagai berikut : TABEL 4.16 PERBANDINGAN PERSENTASE PENDAPATAN PT. X DAN PSAK No.34 Termin PT. X PSAK No. 34 I 25% 27.93% II 35% 40.98% III 45% 44.81% IV 55% 58.83% V 65% 68.05% VI 75% 73.53% VII 85% 88.07% VIII 95% 98.34% Retensi 100% 100% Sumber: Data yang telah diolah

28 70 TABEL 4.17 PERBEDAAN PENCATATAN PENDAPATAN ANTARA PT. X DENGAN PSAK NO. 34 Tahun Perusahaan PSAK No.34 Selisih (Rp.) (Rp.) (Rp.) 2014 Pendapatan 17,279,974,173 21,175,456, (3,895,482,177.89) 2015 Pendapatan 11,519,982,782 7,624,500, ,895,482, Sumber : Data yang telah diolah Dari tabel diatas serta perhitungan-perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa pengakuan pendapatan pada tahun 2014 yang diakui perusahaan lebih kecil sebesar Rp ,59 dibandingkan dengan PSAK No.34 sehingga pada tahun 2015 pengakuan pendapatan menurut perusahaan menjadi lebih besar sebesar Rp ,59 dibandingkan dengan PSAK No.34. Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan persentase progress/kemajuan fisik yang tidak sesuai dengan permohonan proses tagihan proyek. Dimana tahap-tahap pembayaran yang telah disepakati sesuai dengan persentase termin tidak sesuai dengan progress fisik yang terjadi dilapangan sesuai perhitungan pengawas. Hal tersebut nampak pada termin I sampai dengan termin VIII dimana progress fisik telah melewati proyek awal akan tetapi proses

29 71 penagihan yang dilakukan kepada pihak pemilik tidak sesuai dengan kemajuan progress fisik di lapangan. Sehingga mengakibatkan perbedaan pendapatan yang diakui. Selain itu metode persentase yang digunakan tidak menggunakan ukuran biaya yang telah dikeluarkan selama proyek tersebut dikerjakan, sampai dengan keluarnya progress fisik pada saat tertentu. Sehingga nilai tagihan kepada owner tidak sesuai dengan matching concept principle. Metode pengakuan pendapatan dengan pendekatan cost-to-cost melakukan pencatatan nilai pendapatan (revenue) berdasarkan perhitungan proporsi biaya kontrak yang dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan the matching principle yang menyatakan bahwa biaya yang dikeluarkan harus diakui dalam periode yang sama dengan pendapatan sebagai satu kesatuan. Sehingga pendapatan dan laba kotor konstruksi diakui lebih tepat dalam rangka penyajian laporan keuangan yang wajar yang berguna untuk memberikan informasi lebih akurat dalam pengambilan keputusan. pendapatan dan laba yang disajikan dengan metode cost to cost lebih konservatif atau sesuai dengan proporsi biaya yang dikeluarkan dalam penyelesaian proyek tersebut. Sehingga mencerminkan luas aktivitas pekerjaan serta kinerja yang sesungguhnya atas penyelesaian proyek dalam periode bersangkutan.

30 72 2. Perbandingan Jurnal Transaksi Antara PT. X dan PSAK 34 Prinsip kesesuaian (matching principle) akuntansi menjelaskan agar setiap pengakuan biaya harus bisa dihubungankan dengan pendapatan yang timbul. Itu artinya, segala biaya (material yang dipergunakan, upah buruh yang dibayarkan, dan lain sebagainya) yang terjadi sebelum penilaian perkembangan hasil pekerjaan dilakukan, untuk sementara tidak diakui sebagai biaya, melainkan diakumulasikan ke dalam satu akun khusus yang biasa diberi nama Pekerjaan Dalam Proses (Work-In-Progress) yang nantinya akan masuk ke dalam kelompok Aktiva (asset) di Neraca. Karena jika dipaksakan masuk biaya, Laporan Laba Rugi akan terlihat aneh yang muncul hanya biaya-biaya, sementara tidak ada pendapatannya. Berikut adalah jurnal yang sesuai dengan PSAK 34 dan menurut PT. X berdasarkan sample transaksi di PT. X: 2.1 Pada Saat Pencatatan Biaya Konstruksi Pada tanggal Juli 2014 PT. X membeli bahan bangunan seperti besi, semen, pasir dan lain sebagainya senilai Rp ,00. Berikut jurnal transaksi yang dicatat (dalam jutaan rupiah) menurut PT. X dan PSAK No. 34 :

31 73 TABEL 4.18 Jurnal Pada Saat Pengakuan Biaya Menurut PT. X (dalam jutaan rupiah) Tanggal Akun Debet Kredit Material 5,977 Bank/Kas 5,977 Menurut PSAK No. 34 Tanggal Akun Debet Kredit Pekerjaan Dalam Progres 5,977 Bank/Kas 5,977 Dalam jurnal tersebut PT. X langsung mengakui bahan bangunan sebagai biaya, tidak seperti PSAK 34 yang memasukkan biaya kedalam akun Pekerjaan Dalam Proses.

32 Tagihan Atas Pekerjaan Kontrak Menurut PT. X TABEL 4.19 Jurnal Pada Saat Tagihan Atas Pekerjaan Tanggal Akun Debet Kredit Piutang Usaha 2.880,00 Tagihan atas kemajuan kontrak konstruksi 2.880,00 PSAK No. 34 Tanggal Akun Debet Kredit Piutang Usaha 2.880,00 Tagihan atas kemajuan kontrak konstruksi 2.880, Pada saat pengakuan pendapatan Menurut PT. X TABEL 4.20 Jurnal Pada Saat Pengakuan Pendapatan Tanggal Akun Debet Kredit Kas 2.880,00 Pendapatan Kontrak 2.880,00 PSAK No. 34 Tanggal Akun Debet Kredit Konstruksi dalam Proses Beban Konstruksi Pendapatan Kontrak 8.045

33 75 Metode cost to cost menggunakan perhitungan estimasi biaya untuk menentukan progress, perhitungannya adalah sebagai berikut: Rp / x 100% = 27.93%, maka pendapatan yang diakui adalah 27.93% x ( ( x 3%)) = ,75 PT. X melakukan jurnal pencatatan pengakuan pendapatan karena PT. X hanya melakukan pencatatan atau jurnal jika terjadi kegiatan keuangan saat kas atau uang telah diterima (cash basis). 3. Perbandingan Pengungkapan menurut PT. X dan PSAK No Perusahaan mengungkapkan: Jumlah tagihan bruto kepada pemberi kerja sebagai aset; dan jumlah hutang bruto kepada pemberi kerja sebagai kewajiban. Dalam laporan yang diungkapkan oleh PT. X terdapat infomasi sebagai berikut : a. Pendapatan kontrak Pendapatan kontrak diungkapkan dalam laporan keuangan project sesuai dengan nilai penagihan termin untuk setiap project. b. Jumlah biaya

34 76 Jumlah biaya diungkapkan dalam laporan keuangan project sesuai dengan nilai yang dikeluarkan sesuai realisasi pekerjaan yang terjadi dilapangan dalam satu periode c. Laba Laba diungkapkan dalam laporan keuangan project dengan nilai selisih pendapatan yang diterima dikurangkan biaya yang dikeluarkan dalam 1 periode akuntansi 3.2 Menurut PSAK No.34 perusahaan harus mengungkapkan: a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan dalam periode berjalan sesuai dengan aturan dalam PSAK No.34; b. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui dalam periode; c. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak Perusahaan harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk pekerjaan dalam proses penyelesaian pada tanggal neraca: 1. Jumlah akumulasi biaya yang terjadi dan laba yang diakui (dikurangi kerugian yang diakui) sampai tanggal neraca, 2. Jumlah uang muka yang diterima; dan 3. Jumlah retensi.

35 77 Berdasarkan data tersebut, pengungkapan yang diungkapkan oleh PT. X secara garis besar belum sesuai dengan PSAK No. 34 yaitu informasi yang sangat penting yang harus diungkapkan dengan nilai yang tepat serta menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Perbedaan pengungkapan pengakuan pendapatan atas kontrak jasa konstruksi menurut PT. X dan menurut PSAK No. 34 diatas akan menunjukan selisih nilai pendapatan yang harus diakui oleh perusahaan. Perbedaan nilai pengakuan mempengaruhi juga laba yang seharusnya diakui oleh perusahaan dalam akhir periode pelaporan. Berdasarkan metode penelitian dalam bentuk wawancara kepada staff perusahaan, diperoleh informasi mengapa perusahaan belum menerapkan metode yang benar untuk pengakuan pendapatan. PT. X belum menerapkan metode yang sesuai karena berbagai hal diantaranya : a. SDM yang belum menunjang dalam ilmu akuntansi konstruksi b. Ketidaktahuan dan kerumitan aturan yang harus diterapkan dalam perusahaan konstruksi yang berlaku umum sesuai dalam PSAK No. 34. c. Masih kurangnya kemampuan SDM perusahaan dalam mengestimasi pendapatan dan biaya akan diakui.

36 78 E. Pengaruh Penerapan Metode Pengakuan Pendapatan terhadap Laba Kotor Perusahaan serta Menurut PSAK No. 34 Dari perhitungan-perhitungan dan jurnal-jurnal yang telah dibahas,maka dapat diketahui laba kotor yang diakui pada tahun 2014 dan tahun 2015 sebagai berikut : TABEL 4.21 PT. X LABA KOTOR Tahun Berdasarkan Perusahaan Rp. 364,358, Rp. 5,429,293, PSAK No.34 Rp. 4,259,841, Rp ,811, Sumber : Data yang telah diolah Dari Tabel di atas, diketahui bahwa laba yang diakui oleh perusahaan pada tahun 2014 lebih kecil dibandingkan metode persentase penyelesaian kontrak menurut PSAK No. 34. Sedangkan untuk tahun 2015 laba yang diakui perusahaan lebih besar dibandingkan dengan laba yang seharusnya diakui sesuai dengan PSAK No. 34. Hal ini dikarenakan dampak dari ketidaksesuaian penggunaan metode persentase penyelesaian perusahaan dengan PSAK No. 34 yang mempengaruhi besarnya laba kotor periodik, cara perhitungan yang digunakan oleh PT. X tidak sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No.34, karena perusahaan menagih hanya berdasarkan ketentuan termin, bukan berdasarkan progress fisik yang telah

37 79 dicapai. Sedangkan PSAK No. 34 mengharuskan penghitungan tagihan didasarkan kepada progress nyata di proyek dan pembebanan biaya didasarkan biaya yang telah dikeluarkan untuk mancapai suatu progress tertentu. Maka dalam kondisi ini cara perhitungan atas tagihan dan pembebanan biaya yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan matching concept principle atas PSAK No.34. Letak perbedaan inilah yang mengakibatkan nilai laba kotor yang dihasilkan perusahaan berbeda dari PSAK No. 34 pada setiap periodenya.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kontrak Kerja PT Aikovito 1. Prosedur Kontrak Kerja Prosedur di dalam suatu proyek secara garis besar mempunyai beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: a. Proses

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. Mekarindo Mitrasarana PT. Mekarindo Mitrasarana menerapkan metode persentase penyelesaian untuk mengakui pendapatan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Kontrak Pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, Pertama penulis akan membahas mengenai apakah pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian berdasarkan pendekatan fisik yang digunakan oleh PT.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan yang Digunakan oleh PT. TBP Tbk PT. Total Bangun Persada Tbk ( PT.TBP Tbk ) menerapkan metode persentase penyelesaian untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase BAB 4 PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase penyelesaian (percentage of completion) yang dilakukan PT. TPHE dengan menggunakan pendekatan fisik. Penulis juga akan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan

BAB IV PEMBAHASAN. revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, pertama penulis akan menjelaskan perbedaan PSAK 34 sebelum revisi (1994) dengan PSAK 34 sesudah revisi (2010). Kedua, pembahasan dilanjutkan dengan penerapan persentase

Lebih terperinci

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN KONTRAK KONSTRUKSI BERDASARKAN METODE PERSENTASE PENYELESAIAN Novi Nugrahani Politeknik Negeri Malang nugrahani19@gmail.com ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing :

KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masing-masing : KONTRAK PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN NO: Pada hari ini hari tanggal bulan tahun, kami yang bertanda tangan dibawah ini masingmasing : 1 Nama Alamat Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama

Lebih terperinci

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam

BAB IV. yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi pada PT. KLS dimana dibahas dalam penelitian ini. Adapun penelitian

Lebih terperinci

PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09

PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09 Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : PERJANJIAN PEKERJAAN KONSTRUKSI RUMAH TINGGAL KAVLING No TYPE.. M 2 DI PERUMAHAN PURI SYAILENDRA Nomor : /SBP/SPKK/ -09 Dalam hal ini bertindak untuk dan atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Seperti yang terlah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa terdapat 3 (tiga) metode pengajuan pendapatan. Yaitu: metode selesai produksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan yang baru didirikan maupun yang sedang berjalan mempunyai sebuah tujuan atau target yang akan dicapainya baik untuk jangka pendek, jangka

Lebih terperinci

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Konstruksi dan Infrastruktur Infrastruktur: Jalan Tol Jasa Marga Listrik PLN Kereta api PT. KA Komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan) Pajak Masukan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT PIBS adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pemborong bangunan dan kontraktor umum (general contractor) sebagai perencana,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan

BAB IV PEMBAHASAN. jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak. Ketiga pendapatan BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Evaluasi atas Pendapatan Perusahaan Pendapatan PT. Infimedia Solusi Pratama terbagi menjadi tiga, yaitu pendapatan jasa atas penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan kontrak.

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN. untuk melaksanakan

SURAT PERJANJIAN. untuk melaksanakan KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH DJBC KHUSUS KEPULAUAN RIAU PANGKALAN SARANA OPERASI BEA DAN CUKAI TANJUNG BALAI KARIMUN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING). PENDAHULUAN A. Umum. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 tentang Kontrak Konstruksi disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta Abstraksi Seiring dengan terkenalnya kota Yogyakarta sebagai kota pelajar, maka semakin banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang digunakan adalah PT TPHE

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN KANTOR BUPATI SIGI

KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN KANTOR BUPATI SIGI KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN KANTOR BUPATI SIGI. PENDAHULUAN A. UMUM. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana harus mendapatkan

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan tujuan utama dari pendirian suatu perusahaan. Sebagai suatu organisasi yang berorientasi profit maka pendapatan mempunyai peranan

Lebih terperinci

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI Kelompok : 2 (Dua) Program Studi : Akuntansi Mata Kuliah Dosen : Standar Akuntansi Keuangan Indonesia : Yunan Helmi., Ak. Disusun Oleh : Raihan Prasetyo (023134122)

Lebih terperinci

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor. PSAK No. 34 - AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI PENDAHULUAN Tujuan Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kontrak konstruksi. Karena

Lebih terperinci

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK 1. PENANDATANGANAN KONTRAK Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO SURABAYA SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan Konstruksi PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SURAT PERJANJIAN Paket Pekerjaan

Lebih terperinci

F. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Rp ,- (lima juta Rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

F. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Rp ,- (lima juta Rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 391 F. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta Rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

Lebih terperinci

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT A. Pengertian dan Ruang Lingkup Jasa Konstruksi A. 1 Pengertian Jasa Konstruksi Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA PENGAWASAN GEDUNG DAN BANGUNAN KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI SUMATERA SELATAN I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pembangunan

Lebih terperinci

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 408 H. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawasan dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI PENGAWASAN Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan

Lebih terperinci

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI ASET TETAP KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI ASET TETAP KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI ASET TETAP KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH DEFINISI Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat

Lebih terperinci

ADDENDUM KE 1 DOKUMEN PENGADAAN

ADDENDUM KE 1 DOKUMEN PENGADAAN ADDENDUM KE 1 DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN REHABILITASI JARINGAN IRIGASI D.I. KAYANGAN SKPD DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KULON PROGO TAHUN ANGGARAN 2013 Nomor : 04.01 / ADD. Dok / KAYANGAN / VIII / WISMP

Lebih terperinci

SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR : SPK- /SPPK3000/2015/S7. : Pengadaan Tambahan Lisensi IT Service Management (ITSM) Tools ANTARA SKK MIGAS DENGAN

SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR : SPK- /SPPK3000/2015/S7. : Pengadaan Tambahan Lisensi IT Service Management (ITSM) Tools ANTARA SKK MIGAS DENGAN SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR : SPK- /SPPK3000/2015/S7 TANGGAL : PEKERJAAN LOKASI NILAI KONTRAK (SPK) : Pengadaan Tambahan Lisensi IT Service Management (ITSM) Tools : SKK Migas - Jakarta : Rp876.700.000,00

Lebih terperinci

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK 5.1 Penjadwalan Kerja Dengan Bar Chart dan Curva S Merupakan suatu planing yang baik bila pembuatan penjadwalan kerja pada pelaksanaan suatu kegiatan/proyek dibuat,

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A I. URAIAN PEKERJAAN 1. LOKASI PROYEK Lokasi pekerjaan terletak di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. 2. SUMBER PENDANAAN Sumber dana

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi merupakan bagian yang penting dari sistem informasi manajemen proyek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara maritim yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara maritim yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian suatu negara tak lepas oleh sumber daya alam sebagai penyedia kebutuhan manusia. Indonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN SYARAT UMUM SURAT PERINTAH KERJA (SPK) 1. LINGKUP PEKERJAAN Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis

Lebih terperinci

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1 ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL Theresita Herni Setiawan Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Jalan Ciumbuleuit 94 Bandung 404 Email :herni@home.unpar.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 A. Pengertian Akuntansi Keuangan BAB II LANDASAN TEORI Menurut Charles T Horrgren Walter T Harrison Jr dan Linda Smith Bamber (2006 : 4) mendefinisikan akuntansi adalah Sistem informasi yang mengukur

Lebih terperinci

Prosedur Pencatatan Piutang pada PT.Gardyas Utama Sarana (Jasa Konstruksi)

Prosedur Pencatatan Piutang pada PT.Gardyas Utama Sarana (Jasa Konstruksi) Prosedur Pencatatan Piutang pada PT.Gardyas Utama Sarana (Jasa Konstruksi) Nama : Dessi Amelia NPM : 49211415 Program Studi : D III / Bisnis dan Kewirausahaan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam suatu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1973, 2014 KEMENKEU. Pajak. Penyetoran. Pembayaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242 /PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOMITE PEMBANGUNAN SMA KEBERBAKATAN OLAHRAGA Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 35, Telepon 0431-863487, 852240, 862485, 863184 Facsimile 862485, 863184

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan

BAB II DASAR TEORI. produk/jasa yang dihasilkannya. Untuk menyampaikan produk yang ada ke tangan BAB II DASAR TEORI A. Pendapatan 1. Pengertian Pendapatan Setiap perusahaan tentunya menginginkan agar usahanya berjalan dengan baik. Oleh karena itu perusahaan dapat memberi kepuasan kepada konsumen melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Garindo Mira Sejati adalah perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor Mekanikal dan Elektrikal. Perusahaan ini didirikan dalam bentuk

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Murabahah bil Wakalah pada Produk ib Investasi Line Facility di Bank Jateng Cabang Syariah Semarang Produk Pembiayaan ib Investasi adalah salah

Lebih terperinci

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o

Gambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif

Lebih terperinci

Owner (Pemilik Proyek)

Owner (Pemilik Proyek) Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL Jl. Soekarno Hatta Km.4 Brangsong, Telp (0294) 381490 Fax (0294) 384044 Kendal-51371 Website : www.pa-kendal.go.id SURAT PERINTAH KERJA (SPK) Halaman 1 dari 1 PAKET PEKERJAAN:

Lebih terperinci

C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 355 C. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Pengawas dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan konstruksi adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembangunan dimana pekerjaan mereka secara umum adalah membangun, membuat, memperbaiki, atau

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012 A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012 Untuk PENGADAAN BAHAN MAKAN TARUNA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN TAHUN 2013 BAB I BAB II BAB

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VII TINJAUAN KHUSUS BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1. Uraian Umum S-Curve atau Kurva S adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga proyek

Lebih terperinci

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :..

K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp ,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :.. 443 K. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) KONTRAK PENGADAAN JASA KONSULTANSI Nomor :.. Nama Kegiatan :.. Nama Pekerjaan :.. Lokasi :.. Sumber

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur organisasi Firma RR adalah bentuk garis dan staff yang berhasil penulis susun dan berdasarkan

Lebih terperinci

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila.

KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila. KLAIM KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PEKERJAAN PENGADAAN GEDUNG KESEHATAN PADA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA) Herman Susila Abstrak Klaim merupakan bentuk atau cara permohonan atau permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur

BAB I PENDAHULUAN. teknik sipil mengalami kemajuan, baik ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur BAB 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini dilakukan untuk melaksanakan analisis factor penyebab terjadinya pembengkakan biaya upah tenaga kerja pada proyek, dalam bab pertama ini akan dibahas

Lebih terperinci

B. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

B. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 347 B. Kontrak Pengadaan Barang dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH... SURAT PERINTAH

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA DI KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : bahwa guna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-jenis Kontrak Dalam suatu pekerjaan kita lazim mendengar istilah kontrak. Kontrak adalah kesepakatan antara dua belah pihak yang secara hukum mengikat (Zaini et al, 2009).

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada perusahaan kontraktor terdapat beberapa pembatasan pada area bisnis. Pembatasan area bisnis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Akuntansi Pengelolaan Kontrak Kerja Proyek Perusahaan PT. Bina Rekacipta utama Sistem akuntansi yang dilakukan oleh PT. Bina Rekacipta Utama adalah berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (Bapepam). Penerapan Pengakuan Pendapatan Perusahaan. ketentuan dalam kontrak.

BAB IV PEMBAHAS AN. Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek (Bapepam). Penerapan Pengakuan Pendapatan Perusahaan. ketentuan dalam kontrak. BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Penerapan Perlakuan Akuntansi Pembahasan mengenai penerapan perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan ialah mengevaluasi lebih lanjut perlakuan akuntansi perusahaan dalam

Lebih terperinci

DOKUMEN KONTRAK. NOMOR SURAT PERINTAH KERJA (SPK) : SPK-19/PPK.PA-BTG/V/2016 Tanggal : 16 Mei 2016 PENGADAAN BARANG

DOKUMEN KONTRAK. NOMOR SURAT PERINTAH KERJA (SPK) : SPK-19/PPK.PA-BTG/V/2016 Tanggal : 16 Mei 2016 PENGADAAN BARANG DOKUMEN KONTRAK NOMOR SURAT PERINTAH KERJA (SPK) : SPK-19/PPK.PA-BTG/V/2016 Tanggal : 16 Mei 2016 PENGADAAN BARANG Instansi : Pengadilan Agama Bantaeng Nama Paket : Pengadaan Gorden Nilai Kontrak : Rp

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan landasan teori yang telah dijelaskan pada bab II, maka dalam bab ini penulis akan membahas penerapan pembiayaan istishna pada PT. Bank Muamalat Indonesia.

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang

Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Jasa Konstruksi Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. Martimbang Utama Palembang Riyan Saputra (ian.spectrum@rocketmail.com) Rizal Effendi (Rizaleffendi31@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Perusahaan ini telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Lebih terperinci

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) 1. Estimasi Biaya Proyek : Macam-macam estimasi biaya Jenis-jenis biaya proyek konstruksi 2. RAB Susunan RAB Tahap-tahap penyusunan RAB Contoh RAB ESTIMASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH...

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH... 367 D. Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi Perencana dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

E. Kontrak Pengadaan Jasa Lainnya dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah)

E. Kontrak Pengadaan Jasa Lainnya dengan nilai Rp ,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp ,- (lima puluh juta rupiah) 377 E. Kontrak Pengadaan Jasa Lainnya dengan nilai Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) PEMERINTAH KOTA SURABAYA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH... SURAT

Lebih terperinci

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN : BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SURAT PERINTAH KERJA (SPK) SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN PENAWARAN: PAKET PEKERJAAN : NOMOR DAN TANGGAL

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA

SURAT PERJANJIAN PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA SURAT PERJANJIAN Nomor : Tanggal : Antara PT DWI KARYA MAKMUR Samarinda Dengan PT BGC DAYA KONTRAKTOR JAKARTA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA PT DWI DENGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah satu perusahaan di Jakarta yang bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS BAB IV PEMBAHASAN IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS Semua badan merupakan Wajib Pajak tanpa terkecuali, mulai saat didirikan atau saat melakukan kegiatan usaha atau memperoleh

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS. PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS 3.1. Sejarah Perusahaan PT. Inti Graha Sembada didirikan pada tanggal 23 November 2006 berdasarkan akta notaris nomor 61 oleh notaris H. Harjono Moekiran, SH., M.Kn, dan disahkan

Lebih terperinci

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL.

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL. PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO JL. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6 8, Telp. 031-5501011-1013, Fax. 031-5022068, 5028735. SURABAYA - 60286 SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI 1 PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI Titi Sari titi_sari89@yahoo.co.id Astri Fitria Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

PAKET PEKERJAAN : PENGADAAN MEUBELAIR

PAKET PEKERJAAN : PENGADAAN MEUBELAIR SURAT PERINTAH KERJA (SPK) Halaman 1 dari 1 PAKET PEKERJAAN : PENGADAAN MEUBELAIR PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN NOMOR DAN TANGGAL SPK : Nomor : W5-A2/401.a/PL.08/V/2013 Tanggal 08 Mei 2013 NOMOR DAN TANGGAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendapatan 2.1.1. Definisi Pendapatan Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah : Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas yang normal dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kebijakan Akuntansi Perusahaan. Dalam pelaksanaan kebijakan akuntansi yang mana diterapkan oleh perusahaan untuk mengetahui penentuan posisi keuangan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci