MANAJEMEN JARINGAN DAN MITRA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN JARINGAN DAN MITRA"

Transkripsi

1 BAB VII MANAJEMEN JARINGAN DAN MITRA You can talk with someone for years, everyday, and still, it won't mean as much as what you can have when you sit in front of someone, not saying a word, yet you feel that person with your heart, you feel like you have known the person for forever... connections are made with the heart, not the tongue. C. JoyBell C. Tujuan utama kedua penelitian ini adalah menjawab pertanyaan tentang bagaimana Komunitas Sapu memelihara jaringan dan mitra. Menurut jaringan bisnis, sebuah usaha maupun seorang pengusaha, tidak dapat menjalankan usaha sendiri tanpa ada keterkaitan dengan pihak luar berupa jaringan dan mitra yang ada, baik sebagai pemasok, distributor, reseller, pelanggan, maupun konsumen. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk membangun dan memelihara jaringan usaha agar usaha yang dijalankan bisa tetap berkelanjutan dan berkembang. Pengembangan jaringan dan mitra usaha akan berperan penting dalam pengembangan usaha. Hal itu disebabkan karena perusahaan perseorangan atau komunitas bergantung pada sumber daya yang dikendalikan oleh pihak lain. Pihak tersebut bisa berupa individu, kelompok, maupun lembaga. Sesuai dengan teori jaringan (network theory) pada internasionalisasi, bagi sebuah usaha, membutuhkan jaringan yang kuat agar bisa mengembangkan usahanya ke pasar internasional (Augusty, 2003). Jaringan tersebut membantu proses internasionalisasi sebuah usaha, baik jaringan yang ada di Negara sendiri maupun di luar negeri. Jaringan merupakan semua pihak, baik individu, organisasi, maupun komunitas yang terlibat. Untuk menganalisis jaringan yang bersinggungan dengan proses internasionaliasi Komunitas Sapu. Bentuk jaringan tersebut bisa berupa jaringan antarpersonal

2 maupun antarperusahaan. Sedangkan kemitraan merupakan hubungan suatu kerja sama formal antarindividu, kelompokkelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Jadi, hal pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi jaringan dan mitra apa yang berhubungan dengan setiap proses internasionaliasi tersebut. Proses tersebut dimulai dari penyuplai bahan baku, produksi, dan pemasaran. Langkah kedua adalah dengan melihat pola hubungan di antara jaringan tadi, apakah jaringan antarperusahaan ataukah jaringan antarpersonal. Hasil kajian menunjukkan bahwa pola hubungan lebih bersifat antarpersonal, karena intensitas hubungan cenderung kepada personal dibanding dengan lembaga atau organisasi. Supplier sebagai Jaringan Pemasok Salah satu syarat utama agar usaha bisa berjalan lancar adalah adanya pasokan bahan baku yang konstran. Jika bahan baku mengalami kesendatan maupun keterlambatan, usaha pun akan bermasalah. Terlebih jika pihak yang bisa memasok bahan baku terbatas jumlahnya. Untuk itulah diperlukan jalinan hubungan yang baik antara pemasok bahan baku dengan produsen. Tidak ada perjanjian tertulis antara Komunitas Sapu dengan pengelola bengkel Tanjung Emas Semarang selaku penyuplai bahan dasar berupa ban dalam bekas. Hubungan yang ada lebih bersifat informal dengan sarana komunikasi lewat telepon seluler. Misalnya dalam kasus rencana pengiriman ban bekas, pengelola bengkel member info bahwa di bengkel Tanjung Emas, sudah ada tumpukan ban bekas siap kirim. Biasanya, pengiriman tiap satu bulan sekali. Ketiadaan perjanjian hitam di atas putih menandakan hubungan yang sudah terjalin. Hubungan yang ada lebih bersifat

3 personal dibanding informal resmi. Hubungan yang bersifat informal lebih mengandalkan kedekatan emosi dan kepercayaan dibanding dengan hubungan formal yang menuntut hak dan kewajiban. Hampir tidak ada masalah dengan pola hubungan itu. Selama ini, pengiriman bahan baku tetap lancar dan tidak pernah mengalami keterlambatan yang mengganggu. Begitu pun dengan masalah harga dan pembayaran, selama ini pola pembayaran yang ada adalah dengan cara membeli ban langsung ke Semarang, dengan biaya angkut dari Komunitas Sapu. Penentuan harga yang ada dilakukan oleh pengelola bengkel. Bahan baku lain yang dipakai adalah kayu palet bekas, tong bekas, dan terpal bekas. Bahan baku tersebut diperoleh secara insidentil bergantung pada informasi yang tersedia. Informasi tersebut berasal dari sesama aktivis pencinta lingkungan. Sedangkan bahan lainnya, misalnya benang, kain, kancing, dan lainnya bisa diperoleh sewaktu-waktu dengan cara membeli di toko di Salatiga. Dengan hubungan personal tersebut, diyakini bahwa hubungan dengan jaringan supplier akan bertahan. Jaringan Produksi Proses produksi di Komunitas Sapu melibatkan mesin dan pekerja. Untuk memperlancar proses produksi, diperlukan hubungan yang baik antara pengelola usaha dengan karyawan yang ada. Karyawan Komunitas Sapu berjumlah 11 orang, yang berasal dari kelurahan sekitar, satu orang beda kecamatan. Semuanya karyawan tersebut bukan orang baru, artinya karyawan yang masuk merupakan teman atau saudara karyawan lama. Akibatnya, hubungan yang dihasilkan karena memang tidak harus baru

4 karena bagi karyawan baru, sudah ada orang yang dikenalnya terlebih dahulu sehingga memudahkan adaptasi di lingkungan kerja. Jam kerja yang diterapkan di Komunitas Sapu dimulai jam pagi sampai sore, selama lima hari kerja dalam sepekan, mulai hari Senin sampai Jumat. Di Komunitas Sapu, pengelola telah menjalankan kewajibannya, yaitu memberikan gaji sesuai UMR Kota Salatiga, di sisi lain, karyawan juga telah menjalankan kewajibannya dengan baik. Hal itu terukur pada tingkat kedisiplinan jam kerja yang diterapkan, serta output hasil kerajinan yang mencapai buah perbulan. Jika dirinci maka, dengan memakai 14 orang, terdiri 10 karyawan dan 4 pengelola, dalam sebulan bisa menghasilkan berbagai macam kerajinan sejumlah 1.250, per pekan akan menghasilkan 312,5 buah, sedangkan perhari akan menghasilkan 62.5 buah, perjam akan menghasilkan kurang lebih 6 buah. Dengan demikian, untuk hasil sejumlah itu sudah masuk kategori optimal. Secara personal, untuk memelihara hubungan yang baik dengan karyawan, suasana kerja yang diciptakan adalah suasana persaudaraan, bukan hubungan kaku antara atasan dan bawahan sehingga dalam waktu yang lama, suasana kerja tidak menjemukan. Manajemen usaha cenderung dikelola secara kekeluargaan. Tidak ada kontrak kerja ketika seorang karyawan dengan perusahaan. Aturan tertulis juga tidak ada. Ketika calon karyawan mengajukan lamaran kerja, hal itu dilakukan secara lisan, yaitu orang yang membawa cukup hanya menyampaikan kepada Sindhu atau Rudy.Bahkan, ketika seorang karyawan izin tidak masuk kerja, cukup mengirimkan pesan singkat. Jaringan Lingkungan Masyarakat Sekitar Lokasi Komunitas Sapu terletak jauh dari lingkungan masyarakat yang padat. Tetangga paling dekat adalah rumah sebelah

5 kiri yang berjarak kurang lebih 50 meter dari Bengkel. Akibatnya, aktivitas Komunitas Sapu tidak dianggap sebagai gangguan bagi masyarakat sekitar, hal ini terbukti ketika dalam pengurusan IMB, tetangga dekat bersedia menandatangani izin gangguan (HO) bagi Komunitas Sapu. Dalam hal keamanan, secara penataan tempat, Komunitas Sapu dikelilingi oleh tembok yang tinggi, dengan pintu masuk utama rumah yang dijadikan displai hasil kerajinan. Dengan sistem tersebut, secara keamanan lingkungan relatif bisa diantisipasi. Untuk itu, Sindu tak semata memproduksi ban bekas menjadi aksesori berharga. Tapi, ia dan teman-temannya, juga rajin mengampanyekan kepada warga lokal terutama pelajar dan mahasiswa untuk lebih peduli pada lingkungan, dengan membeli produk-produk daur ulang, seperti buatan komunitasnya. Mereka tak hanya berkutat pada up-cycle yang menjadi bagian ekonomi kreatif. Tapi juga mengampanyekan isu-isu lingkungan, mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang menarik dan bernilai ekonomi. Cara yang dilakukan adalah dengan menjadi pembicara pada sekolah-sekolah di Kota Salatiga, yaitu SMA 2, SMA 2, SMK 2, SMP 09. Karena itu, selain sibuk dengan up-cycle-nya, Sindu juga sibuk menjadi pembicara pemanfaatan limbah menjadi barang berguna. Sasarannya, sekolah-sekolah dan kampus. Ia bahkan pernah diundang ke Papua. Kini, workshop Sindu di lereng Merbabu, kerap menjadi jujukan pelajar dan mahasiswa yang ingin melihat proses up-cycle ban bekas menjadi tas dan aksesori bernilai ekonomi. Kebanyakan dari kampus mengajak kami berpameran di kampus. Bulan Juni 2015, ada rombongan tamu dari Korea yang berwisata ke Jawa Tengah, dengan tujuan Temanggung dan Salatiga. Ketika di Salatiga, mereka diajari proses mengolah dari ban bekas menjadi dompet dan tas, bertempat di Wisma Karang Alit. Saat itu, Sindhu dan Rudi bersama karyawannya mengadakan demo tentang

6 proses pembuatan kerajinan dari ban bekas, yang kemudian dilanjutkan dengan percobaan olah wisatawan. Dari temuan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan yang terjadi dalam organisasi tersebut adalah hubungan personal yang lebih berlandaskan kekeluargaan dan kepercayaan. Jaringan Dengan Reseller Luar Negeri Reseller merupakan ujung tombak sebuah usaha. Hubungan antara produsen dan mitra di luar negeri tersebut merupakan hubungan yang saling menguntungkan. Di sisi produsen, keuntungan yang didapat adalah harga terjual ke konsumen, sedangkan dari sisi reseller, mereka mendapatkan untung dengan menjual barang ke konsumen, yaitu selisih antara harga jual ke konsumen dengan harga yang ditawarkan oleh produsen. Para pembeli adalah reseller yang ada di luar negeri, yang meminta barang dalam jumlah yang besar, rata-rata 5000 buah. Para reseller tersebut dikenal ketika ada acara pameran internasional. Kontak selanjutnya adalah melalui media internet dan telepon. Pemasar internasional mesti membentuk suatu sistem komunikasi yang efektif di dalamnya informasi umpan balik mengalir dari anggota-anggota saluran. Hal ini menempatkan para pemasar dalam posisi mengevaluasi secara rasional efektivitas saluran pemasaran. Pemasar internasional perlu mengetahui seberapa baik sistem saluran beroperasi. Seiring dengan itu, organisasi pemasaran dapat mengharapkan umpan balik yang serupa. jadi, yang dibutuhkan adalah komunikasi dua arah. Selama ini, pasar yang menjadi tujuan kerajinan Komunitas Sapu adalah negara maju. Komunitas Sapu menyadari, bahwa pola kerja yang dipakai di negara maju adalah kepercayaan dan adanya hitam di atas putih. Untuk menjaga kepercayaan, Komunitas Sapu selalu membuat produk yang berkualitas tinggi, dan mengirim

7 barang tepat waktu. Selain itu. Komunitas Sapu melakukan kontrak penjualan dengan reseller di luar negeri. Kontrak tersebut berisi hak dan kewajiban tiap-tiap pihak. Dengan adanya kontrak tersebut, kepastian posisi masing-masing pihak akan lebih jelas. Jadi, untuk mempertahankan jaringan antara Komunitas Sapu dengan para reseller di luar negeri, hubungan yang dibina harus lebih bersifat resmi, di mana setiap kontak kesepakatan harus ada bukti tertulisnya, yang biasanya melalui surat elektronik. Jaringan dengan Sesama Aktivis Lingkungan Salah satu kelebihan Komunitas Sapu yang merupakan anak cabang dari Komunitas TUK adalah memiliki jaringan sesama aktivis lingkungan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Jaringan tersebut antara lain GEF SGP Indonesia, Australian Volunteers International (AVI), Taring Padi Jogjakarta, Anak Seribu Pulau di Blora, Sawung Jabo & Community bertempat di Sydney Yogyakarta, Taring Babi di Jakarta, SEBUMI di Jogjakarta dan Jakarta, Hysteria di Semarang, Komunitas Gudang di Surabaya, Gang Inc. di Sydney-Australia, Alpha House di Sydney-Australia, Engage Media di Melbourne-Australia, PUSDAKOTA di Surabaya, Rolling Stone Magazine (Reno), Trax Magazine, Provoke, MRA Grap, Ruang Rupa Instalasi, Gardu House, Tembok Bomber, ISAD, Stage ID (Fotografi), DTS (Salatiga Skater Comunity), SARU (Salatiga Reggae United), Kampung Seni Lerep (Ungaran), Karang Taruna Desa Tajuk di Kabupaten Semarang, Karang Taruna Desa Tegalwaton Kab Semarang, Cosmo's Cafe & Library Salatiga, KAWAN, Relawan Mahasiswa UKSW, Capoera Salatiga, Mitra Gahana, dan Mitapasa Salatiga. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa kesuksesan Komunitas Sapu untuk melakukan internasionalisasi tidak bisa dilepaskan dari keikutsertaan dalam komunitas pencinta lingkungan, baik di tingkat

8 lokal, nasional, maupun internasional. Komunitas tadi memiliki informasi dan sumber daya yang bisa mengatasi permasalahan dan membantu kelangsungan usaha pada Komunitas Sapu. Misalnya dimulai dari bahan baku atau bahan mentah. Ketersediaan ban truk bekas bagian dalam yang menjadi bahan baku utama kerajinan yang banyak dan relatif stabil tidak bisa diperoleh di sembarang tempat. Kalaupun ada di tempat tambal ban misalnya, suplai yang ada tidak memadai sehingga berpotensi terjadinya defisiensi pada faktor belanja transportasi dan waktu. Adanya jaringan pencinta lingkungan di Surabaya, memberikan informasi tentang ketersediaan bahan baku yang banyak dan konstan, yaitu di pelabuhan Tanjung Priok, Surabaya. Namun, karena ada informasi baru tentang bahan baku dan tak dimungkiri pula dengan alasan pertimbangan biaya, Komunitas Sapu tidak melanjutkan pengambilan bahan baku dari Tanjung Priok Surabaya. Jaringan pencinta lingkungan pulalah yang akhirnya memberikan informasi adanya suplai ban bekas di Tanjung Emas Semarang, dan sejak itu Komunitas Sapu menjadi pelanggan tetap ban bekas dari bengkel trailer di Tanjung Emas. Lantas, bagaimana hubungan sesama komunitas pencinta lingkungan tersebut tercipta? Sebelum menjelma menjadi Komunitas Sapu, Komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK) merupakan cikal bakalnya. Ketika masih bernama TUK tersebut, mereka sering mengikuti even-even yang menyuarakan tentang isu lingkungan di berbagai tempat di tanah air. Seiring dengan intensitas pertemuan yang relatif sering, tercipta hubungan personal. Hubungan personal tersebut melebihi hubungan yang dilandasi profesionalisme. Pun dengan reseller luar negeri, Komunitas Sapu menjalin jaringan dengan para LSM pencinta lingkungan di Eropa. Misalnya dengan PAGURO di Jerman, Sapustore di Belanda, dan lainnya.

9 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa adanya jaringan internasional pencinta lingkungan dengan visi yang sama menjadi faktor dominan bagi Komunitas Sapu untuk melakukan internasionalisasi. Hubungan dengan Pemerintah sebagai Mitra Selain jaringan, Komunitas Sapu juga mempunyai mitra yang mendukung keberlangsungan usaha. Mitra tersebut adalah pemerintah dan media massa. Selama berkecimpung di sektor pelestarian alam bersama TUK, Komunitas Sapu menjalin mitra dengan pemerintah, antara lain Pemerintah Kota Salatiga, Pemerintah Kabupaten Semarang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Badan Lingkungan Hidup Jawa Tengah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, dan Kementerian UMKM dan Usaha Kecil Menengah. Di satu sisi, dalam melangsungkan aktivitasnya, Komunitas Sapu seakan independen dari pemerintahan, karena sifat pemasaran internasionalnya lebih ke business to business. Mulai dari bahan baku sampai ekspor, peran pemerintah dapat dikatakan minim. Misalnya, dalam pameran yang diselenggarakan oleh Pemkot Salatiga melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah pada acara Pameran Pembangunan, hampir tidak ada barang yang terjual sama sekali. Namun secara tidak langsung, pemerintah menduduki peranan yang cukup vital dalam kelangsungan Komunitas Sapu karena Pemerintah menyediakan modal dan peralatan yang dibutuhkan. Dalam kaitannya dengan jaringan pemerintah, Komunitas Sapu melakukan hubungan personal dengan pegawai instansi pemerintah, antara lain Dinas UMKM Provinsi Jawa Tengah, Kementerian Perdagangan dan UMKM. Salah satu bentuk yang

10 hubungan tersebut adalah Komunitas Sapu selalu membantu pemerintah Kota untuk mengadakan pameran pembangunan. Dengan adanya hubungan personal tersebut, informasi yang didapat semakin cepat dan lengkap, misalnya kegiatan yang mendukung UMKM, baik dalam produksi maupun permodalan. Mitra dengan Media Massa Kegiatan di Komunitas Sapu merupakan kegiatan yang unik dan memancing orang untuk mencari tahu lebih lanjut. Karena bagaimanapun juga, tidak banyak usaha yang bisa mengubah barang bekas menjadi barang yang berkualitas tinggi dan bisa merambah negara-negara maju di Eropa dan Asia. Karena hal itulah maka tidak sedikit media yang meliput kegiatan dan produk Komunitas Sapu. Awal mula peliputan Komunitas Sapu oleh media massa adalah ada seorang kontributor dari SCTV yang tiba-tiba datang ke Komunitas Sapu berbekal informasi dari salah seorang teman yang ada di Jakarta, bahwa ada sebuah bengkel yang cukup unik yang ada di Kota Salatiga. Bengkel tersebut bisa mengolah dari ban bekas menjadi barang yang cukup unik. Berbekal dari informasi tersebut, sang kontributor tadi datang ke Salatiga, melakukan survei dan wawancara, kemudian menayangkan di Liputan 6 SCTV. Mulai saat itulah Komunitas Sapu lebih banyak dikenal dan diliput media massa. Media massa merupakan mitra penting bagi Komunitas Sapu. Banyak orang mengenal Komunitas Sapu melalui media massa, baik cetak maupun elektronik, baik melalui Koran, TV, maupun berita daring (online). Jika mengetik kata Komunitas Sapu di mesin pencarian daring, akan banyak ditemukan artikel, liputan, ulasan, video maupun foto yang berkaitan dengan keberadaan Komunitas Sapu. Mulai dari aktivitas pencinta lingkungan, maupun proses produksi.

11 Maka tak mengherankan jika media massa dianggap sebagai sarana promosi gratis yang kadang dimanfaatkan oleh perusahaan. Selama ini, banyak media massa baik lokal, nasional, maupun internasional meliput kegiatan upcycle di Komunitas Sapu. Melalui pemberitaan media massa, produk yang dihasilkan semakin dikenal masyarakat luas dan bernilai positif karena pemberitaan di media massa cenderung memunculkan berita baik dan layak diberitakan. Mengingat pentingnya media massa dalam mengenalkan produk kepada masyarakat, Komunitas Sapu selalu menerima dengan baik kehadiran wartawan yang datang, dengan menunjukkan data-data yang diperlukan. Jika dianggap layak diberitakan, maka satu persatu wartawan lain datang untuk meliput.

BAB IV LATAR BELAKANG. Bab ini akan membahas proses pembentukan Komunitas Sapu yang dimulai dari komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK).

BAB IV LATAR BELAKANG. Bab ini akan membahas proses pembentukan Komunitas Sapu yang dimulai dari komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK). BAB IV LATAR BELAKANG Bab ini akan membahas proses pembentukan Komunitas Sapu yang dimulai dari komunitas Tanam Untuk Kehidupan (TUK). Tanam Untuk Kehidupan, Awal Mula Komunitas Sapu Latar Belakang Komunitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Guna mendapatkan data yang utuh dan menggambarkan realitas, Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif,. Pendekatan kualitatif digunakan karena

Lebih terperinci

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Investor Relations Pemerintah Kabupaten Kendal Investor relations merupakan salah satu kegiatan bagian hubungan masyarakat. Dalam praktek yang dijalankan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil merupakan salah satu industri unggulan yang banyak diminati baik oleh pasar nasional maupun internasional. Industri tekstil, dimana pada

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Nama : Tanggal isi : / / 1. Bagaimana pendapat Anda mengenai tampilan web secara keseluruhan?

LAMPIRAN. Nama : Tanggal isi : / / 1. Bagaimana pendapat Anda mengenai tampilan web secara keseluruhan? L1 LAMPIRAN Kuesioner Data Responden: Nama : Tanggal isi : / / Pekerjaan : Pertanyaan: (Lingkari jawaban yang sesuai) 1. Bagaimana pendapat Anda mengenai tampilan web secara keseluruhan? a. Tidak menarik

Lebih terperinci

Peluang Usaha Perabot Rumah Tangga Batok Kelapa

Peluang Usaha Perabot Rumah Tangga Batok Kelapa Peluang Usaha Perabot Rumah Tangga Batok Kelapa Hampir setiap rumah atau keluarga pastinya membutuhkan barang-barang perabot rumah tangga. Selain menjadi perlengkapan rumah semata, kehadiran barang-barang

Lebih terperinci

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca Bagi para pelaku bisnis konveksi, mungkin kain perca hanya dianggap sebagai bagian dari limbah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Namun, lain halnya bagi para pelaku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai analisis sebagai hasil dari penelitian ini yaitu peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Sampingan Distro Online

Peluang Bisnis Sampingan Distro Online Peluang Bisnis Sampingan Distro Online Bagi sebagian besar anak muda, terlihat modis, rapi, dan trendy, sudah menjadi sebuah kebutuhan yang tak bisa dipisahkan. Tidaklah heran bila perubahan gaya hidup

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN LAMPIRAN PENELITIAN Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN BATIK MUKTI RAHAYU DIKABUPATEN MAGETAN LAMPIRAN 1 FORMULA WAWANCARA

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang usaha di sektor ini semakin berkembang. Investor banyak

BAB I PENDAHULUAN. peluang usaha di sektor ini semakin berkembang. Investor banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap properti menjadikan peluang usaha di sektor ini semakin berkembang. Investor banyak membangun hotel, sekolah, mall,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan penelitian Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikategorikan untuk pelayanan pelanggan loyal yang sangat mengesankan para

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR Oleh: HAJAR AHMAD CHUSAINI L2D 001 425 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk

Lebih terperinci

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG Menjadi salah satu tanaman pangan dunia, jagung yang memiliki nama biologi Zea Mays ini sekarang tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat UD. Bina Lancar Mojokerto

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat UD. Bina Lancar Mojokerto BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1 Profil & Sejarah Singkat UD. Bina Lancar Mojokerto UD. Bina Lancar merupakan perusahaan perorangan yang awalnya didirikan oleh Bapak Bambang pada tahun 1988 di Jl. Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan, kita bisa mempelajari berbagai hal serta mengembangkan diri. Buku yang menuntun kita menjelajah berbagai

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan PEMBAHASAN Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan pemimpin kelompok sangat dirasakan manfaatnya terutama dalam memotivasi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM HONEY MADOE

BAB IV GAMBARAN UMUM HONEY MADOE 29 BAB IV GAMBARAN UMUM HONEY MADOE 4.1. Gambaran Umum Unit Usaha HONEY Madoe 4.1.1. Sejarah Unit Usaha HONEY Madoe Unit usaha HONEY Madoe mulai berdiri pada tahun 2006 dan untuk pertama kalinya memperkenalkan

Lebih terperinci

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO RINGKASAN EKSEKUTIF WISHNU TIRTA, 2006. Analisis Strategi Penggunaan Bahan Baku Kayu Bersertifikat Ekolabel Di Indonesia. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI dan BUDI SUHARDJO Laju kerusakan hutan di Indonesia

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM RANSEL CONSERVATION (RANCO) dengan Berbagai Warna dan Desain Menarik Sebagai Inovasi Pembuatan Tas Ransel Ramah Lingkungan Di Kampus Konservasi UNNES

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam penelitian ini, fokus penelitiannya adalah Pendekatan Media Relations Yayasan Puteri Indonesia dalam meningkatkan publisitas Puteri Indonesia. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, perhatian kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dalam bisnis sekarang ini semakin lama semakin ketat. Apalagi, ditambah dengan adanya Teknologi Informasi yang semakin lama semakin berkembang dan maju.

Lebih terperinci

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata bahari merupakan salah satu jenis wisata andalan yang dimiliki oleh Indonesia, karena Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KEPITING SOKA A. LATAR BELAKANG Business Plan (Rencana Bisnis) adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

Usaha Sampingan Jasa Rental Mobil

Usaha Sampingan Jasa Rental Mobil Usaha Sampingan Jasa Rental Mobil Padatnya sarana transportasi umum menjelang libur hari lebaran, memaksa sebagian besar masyarakat untuk mencari alternatif lain dengan menyewa kendaraan roda empat kepada

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan kesejahteraan antar kelompok masyarakat dan wilayah. Namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi suatu industri sangat penting demi memberikan nilai tambah baik bagi industri itu sendiri maupun bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan tentang analisa hasil dan pembahasan dari tahap perencanaan audit, tahap persiapan audit, tahap pelaksanaan audit kontrol akses sistem informasi, serta

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. Produksi sampah di DKI Jakarta diperkirakan mencapai 6000

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan, tujuan penjualan, cara-cara penjualan, faktor yang mempengaruhi

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan, tujuan penjualan, cara-cara penjualan, faktor yang mempengaruhi BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori ini berisikan pengertian dari definisi para ahli, karakterisrik, variabel dan faktor yang berkaitan dengan kerangka yang diteliti. Teori yang digunakan di dalam landasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang

Lebih terperinci

LAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha?

LAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? LAMPIRAN 1 Daftar Pertanyaan Wawancara Pertanyaan untuk pemilik perusahaan : 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? 3. Bagaimana struktur organisasi

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K Diusulkan oleh: Sagita Tearisha Ikawati Sukarna Rizki Amalia Isnawati (C0213060) (C0213032) (C0213058)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam, kesenian, dan budaya yang masih dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakatnya.

Lebih terperinci

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok

2.3. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produsen Produsen adalah orang atau suatu badan perusahaan yang melakukan kegiatan dalam menaikan nilai guna suatu barang atau jasa, sehingga dapat menghasikan barang konsumsi untuk

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA Disusun Oleh Nama : Wakhid Wisnu W NIM : 11.01.2912 Kelas : D3 TI-02 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta penggerak ekonomi masyarakat. Pada tahun 2010, pariwisata internasional tumbuh sebesar 7% dari 119

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Foto 1.1 Jenis Flatshoes 1. Sumber: Data Internal NSBWZ (2014)

BAB I PENDAHULUAN. Foto 1.1 Jenis Flatshoes 1. Sumber: Data Internal NSBWZ (2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan Nice Shoes Be Wonder Zhoes selanjutnya disingkat NSBWZ merupakan salah satu merek lokal di Indonesia yang khusus memproduksi

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan nasabah atau yang sering disebut Customer Service Officer berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan nasabah atau yang sering disebut Customer Service Officer berasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan nasabah atau yang sering disebut Customer Service Officer berasal dari dua kata yaitu Customer yang berarti pelanggan dan Service yang berarti

Lebih terperinci

PROSES MIGRASI ORANG MADURA

PROSES MIGRASI ORANG MADURA 29 PROSES MIGRASI ORANG MADURA Migrasi Berantai Migran Madura Etnis Madura dikenal sebagai salah satu etnis yang memiliki budaya migrasi, selain etnis Bugis, Batak dan Minangkabau (Mantra 1992). Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur kematangan ilmu yang didapat itu juga sangat perlu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengukur kematangan ilmu yang didapat itu juga sangat perlu, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada setiap Universitas tentu tidak hanya mengandalkan kajian teori untuk ketercapaian ilmu yang diperoleh tetapi praktik juga diperlukan untuk mengukur kematangan ilmu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI RAJUNGAN A. LATAR BELAKANG Business Plan akan menjadi dasar atau pijakan bagi

Lebih terperinci

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard.

LAMPIRAN WAWANCARA. Produk yang diproduksi dan dijual kepada pelanggan PT. Lucky Print Abadi. adalah kain bercorak. Kain dijual dalam ukuran yard. L 1 LAMPIRAN WAWANCARA 1. Bisa menceritakan sejarah PT. Lucky Print Abadi? Sejarah perusahaan dapat dilihat pada Company Profile yang telah kami berikan kepada kalian 2. Produk apa yang diproduksi PT.

Lebih terperinci

ABSTRAK Universitas paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013

ABSTRAK Universitas paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013 ABSTRAK Universitas paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi 2013 Nama : Dimas Radityo Sudarsono NIM : 205000064 Judul Skripsi : Strategi Pemasaran Apple Melalui Komunitas Id-mac (Studi Deskriptif Tentang

Lebih terperinci

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan

European Union. Potensi rotan ramah lingkungan European Union Potensi rotan ramah lingkungan Manfaat rotan ramah lingkungan Solo, (Provinsi Jawa Tengah) Surabaya (Provinsi Jawa Timur) SNV menyadari besarnya kebutuhan akan produk rotan Indonesia yang

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJASAMA PENJUALAN (PARTNERSHIP PROGRAM) FLURRY INDONESIA

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJASAMA PENJUALAN (PARTNERSHIP PROGRAM) FLURRY INDONESIA SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJASAMA PENJUALAN (PARTNERSHIP PROGRAM) FLURRY INDONESIA Kami yang bertandatangan di bawah ini : NAMA : ALAMAT : NOMOR ID : JABATAN : Sebagai produsen produk-produk Flurry Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari nama PT. Asia Victory Industry, Ltd. (AVI), PCI resmi berganti nama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari nama PT. Asia Victory Industry, Ltd. (AVI), PCI resmi berganti nama menjadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Platinum Ceramics Industry (PCI) merupakan sebuah perusahaan keluarga yang didirikan pada tahun 1971 di Jalan Karang Pilang nomor 201 Surabaya,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Carrefour Carrefour Indonesia memulai sejarahnya di Indonesia pada bulan Oktober 1998 dengan membuka unit pertama di Cempaka Putih. Pada saat yang sama, Continent,

Lebih terperinci

STRATEGI PROMOSI PADA PEMASARAN. MINGGU KE DELAPAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

STRATEGI PROMOSI PADA PEMASARAN. MINGGU KE DELAPAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. STRATEGI PROMOSI PADA PEMASARAN MINGGU KE DELAPAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. POKOK BAHASAN PENGERTIAN PROMOSI BAURAN PROMOSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BAURAN PROMOSI

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU

PEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU PEMBANGUNAN DAN PELATIHAN PENGELOLAAN WEBSITE UNTUK MENDUKUNG PROMOSI KAMPUNG WIRAUSAHA (E-LUN) KELURAHAN SISIR KOTA BATU Nur Hayatin 1, Dini Kurniawati 2, Evi D. Wahyuni 3 1,2,3 Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013 Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013 Indonesia memiliki potensi sapi potong yang cukup besar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sensus Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

FORMULIRPENDAFTARAN PESERTA STAND PASAR SENI FKY 29

FORMULIRPENDAFTARAN PESERTA STAND PASAR SENI FKY 29 PENDAFTARAN STAND PASAR SENI FKY 29-2017 Pasar Seni Festival Kesenian Yogyakarta hadir kembali, kali ini bertempat di Planet Pyramid, Bantul, dengan nuansa unik dan khas FKY serta dibalut artistik menarik.

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan Rupiah Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ciri itulah yang menandai pola kehidupan manusia. Mobilitas merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya kegiatan perjalanan telah lama dilakukan oleh manusia. Di dalam hidupnya manusia selalu bergerak, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ciri itulah

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Dalam menjalankan usaha sebaiknya terlebih dahulu mengetahui aspek pasar yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh usaha yang akan

Lebih terperinci

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken .VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken Kabupaten Blora telah berlangsung lama hingga lebih dari 10 tahun. Namun sebagian besar dari

Lebih terperinci

OCCASIONAL PAPER OP/ 1 /2016

OCCASIONAL PAPER OP/ 1 /2016 OP/ 1 /2016 OCCASIONAL PAPER Kesimpulan, pendapat, dan pandangan yang disampaikan oleh penulis dalam paper ini merupakan kesimpulan, pendapat, dan pandangan penulis dan bukan merupakan kesimpulan, pendapat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis. Adapun metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai kebutuhan pokok,

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data Sumatif : Berasal dari beberapa artikel

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG 5.1. Pasar Bunga Rawabelong 5.1.1. Sejarah Pasar Bunga Rawabelong Pasar Bunga Rawabelong merupakan salah satu pasar yang dijadikan Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura.

Lebih terperinci

Kisi-kisi instrumen Perusahaan

Kisi-kisi instrumen Perusahaan Kisi-kisi instrumen Perusahaan Variabel Indikator Pernyataan Pengaruh pemerintah Apakah kondisi politik, pemerintahan dan keamanan mempengaruhi terhadap penjualan produk dari PT. Fajar Jaya Teknik? Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada sebuah perusahaan bahwa tanggungjawab seorang public relations sangat diperlukan dengan tujuan membina hubungan yang baik dengan stakeholder termasuk dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN Predikat Kota Batik telah sejak lama melekat pada Kota Pekalongan dan dikenal hingga ke mancanegara, terbukti dengan adanya sebutan The World City of Batik sehingga menjadi kebanggaan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan data dan analisis maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : Strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh MIAMI FLEET Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran media massa memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di daerah-daerah dapat dengan mudah dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi dengan media tulisan, seperti SMS (Short Message Service), surat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi dengan media tulisan, seperti SMS (Short Message Service), surat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam masyarakat. Bahasa ditinjau dari segi fungsinya, memiliki fungsi beraneka ragam. Salah satu diantaranya yang paling menonjol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hakikat pembangunan adalah adanya pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan jumlah produksi perekonomian yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek yang diteliti adalah keragaan dan strategi pemasaran agroindustri kerajinan rotan untuk meningkatkan volume penjualan ekspor. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan terakhir di mana dunia informasi menjadi sangat penting dalam aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI

BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI BAB IV ANALISI STRATEGI PENINGKATAN MUTU PRODUK USAHA SANDAL KULIT DALAM PENINGKATAN JUMLAH PRODUKSI DI KELURAHAN MIJI KECAMATAN PRAJURIT KULON KOTA MOJOKERTO A. Analisis Strategi Peningkatan Mutu Produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang.

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang berasal dari daerah Kalimantan Barat yang berbentuk selendang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu warisan budaya Indonesia yang berasal dari daerah Kalimantan Barat adalah tenun ikat Dayak. Tenun ikat Dayak merupakan salah satu kerajinan tradisional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi yang berbasiskan website sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi yang berbasiskan website sudah mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini sistem informasi yang berbasiskan website sudah mulai berkembang dan banyak dipergunakan oleh berbagai kalangan. Hal ini disebabkan antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berawal memiliki cukup pelanggan loyalitas dengan sekejap bisa kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. berawal memiliki cukup pelanggan loyalitas dengan sekejap bisa kehilangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di dalam dunia bisnis merupakan hal yang begitu umum untuk diperbincangkan. Dapat dilihat dengan jelas, bahwa sebuah perusahaan yang berawal memiliki cukup

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK WANPRESTASI PEMESANAN BARANG DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BAK TRUK DI C.V SUMBER JATI BATANG DAN TIGA PUTRA WELERI

BAB III PRAKTEK WANPRESTASI PEMESANAN BARANG DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BAK TRUK DI C.V SUMBER JATI BATANG DAN TIGA PUTRA WELERI BAB III PRAKTEK WANPRESTASI PEMESANAN BARANG DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BAK TRUK DI C.V SUMBER JATI BATANG DAN TIGA PUTRA WELERI A. Sejarah dan Perkembangan C.V Sumber Jati Sumber Jati merupakan nama sebuah

Lebih terperinci

LAMPIRAN INTERVIEW LAMPIRAN 1 I. INTERVIEW GUIDE KEPADA PEMILIK PP. Kabel Listrik, dan Senter bagi Pasar Domestik.

LAMPIRAN INTERVIEW LAMPIRAN 1 I. INTERVIEW GUIDE KEPADA PEMILIK PP. Kabel Listrik, dan Senter bagi Pasar Domestik. LAMPIRAN LAMPIRAN INTERVIEW LAMPIRAN 1 INTERVIEW GUIDE KEPADA INTERNAL PP I. INTERVIEW GUIDE KEPADA PEMILIK PP 1. Apa visi dan misi perusahaan? - Visi perusahaan: Menjadi Distributor Lampu, Kabel Listrik,

Lebih terperinci

PETA PERSAMPAHAN BANDUNG. Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung

PETA PERSAMPAHAN BANDUNG. Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung PETA PERSAMPAHAN BANDUNG Mengembangkan Piranti Lunak Untuk Mendorong Sistem Persampahan Berbasis Komunitas di Kota Bandung permasalahan 1. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Walaupun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Percetakan Sinar Pandawa Usaha percetakan Sinar Pandawa dimulai pada tahun 1995. Percetakan ini didirikan oleh Bp Nicodemus Raharja bersama istrinya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 5 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN PRODUK LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kawasan Cigondewah merupakan salah satu kawasan pemukiman, sekaligus dikenal sebagai kawasan industri tekstil sejak tahun 1990-an, yang tumbuh seiring

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil observasi dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari hasil yang dilakukan serta mencoba untuk memberikan saran-saran

Lebih terperinci

KEBIJAKAN OPERASI PADA TOKO MATERIAL SUBUR SEJAHTERA

KEBIJAKAN OPERASI PADA TOKO MATERIAL SUBUR SEJAHTERA KEBIJAKAN OPERASI PADA TOKO MATERIAL SUBUR SEJAHTERA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Disusun Oleh:

Lebih terperinci