S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA"

Transkripsi

1 S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009

2 V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hhipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Setiap hipotesis bisa benar atau salah, sehingga perlu diuji dengan suatu penelitian untuk diterima atau ditolak Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah menerima atau menolak hipotesis disebut Pengujian Hipotesis. Hipotesis ada macam, yaitu : 1. Hipotesis Statistik atau H 0. Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif atau H 1 Hipotesis Nol ( H 0 ) merupakan hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak.

3 V. PENGUJIAN HIPOTESIS Dalam pengujian hipotesis terdapat kekeliruan (galat), yaitu : Kesimpulan Keadaan Sebenarnya H 0 Benar H 0 Salah Terima Hipotesis Benar Galat Tipe II (β) Tolak Hipotesis Galat Tipe I (α) Benar Nilai α disebut Taraf Nyata. Nilai α biasanya 0,05 (5%) atau 0,01 (1%). Jika α 0,05 artinya 5 dari tiap 100 kesimpulan kita akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima.

4 V. PENGUJIAN HIPOTESIS Teknik dalam pengujian hipotesis : α α Uji Pihak Uji Pihak Kiri Uji Pihak Kanan H 0 θ θ 0 H 0 θ θ 0 H 0 θ θ 0 H 1 θ θ 0 H 1 θ < θ 0 H 1 θ > θ 0 θ parameter (μ ; σ ; σ ) θ 0 Nilai yang dihipotesiskan

5 V. PENGUJIAN HIPOTESIS Penggunaan Sebaran t dan z Apa σ ada? Ya Uji - z Tidak n 30? Ya Uji - z Uji - t Tidak

6 1. Pengujian Rata-rata Satu Sampel z x σ μ n z x S μ n t x S μ n Contoh : Seorang peneliti senior menyatakan bahwa rata rata pendapatan per bulan keluarga di kota A sebesar Rp ,. Contoh acak berukuran 5 keluarga diambil dan diperoleh rata rata pendapatannya Rp , dengan simpangan baku sebesar Rp ,. Ujilah pada taraf nyata 0,05 apakah pernyataan peneliti senior tersebut dapat diterima. Jawab : 1. H 0 μ lawan H 1 μ Taraf Nyata α 5 % 0,05

7 1. Pengujian Rata-rata Satu Sampel 3. Uji Statistik : Uji t 4. Wilayah Kritik : t < t α/(n-1) atau t > t α/(n-1) t < t 0,05(4) atau t > t 0,05(4) 5. Perhitungan : x μ t 5,00 σ/ n / 5 6. Kesimpulan : Karena (t 5,00) > (t 0,05(4),064) maka disimpulkan untuk menolak H 0 (pendapat peneliti senior yang menyatakan bahwa rata-rata pendapatan sebesar Rp ,- tidak dapat diterima) t <,064 atau t >,064

8 1. Pengujian Rata-rata Satu Sampel 3. Uji Statistik : Uji t 4. Wilayah Kritik : t < t 0,05(4) atau t > t 0,05(4) t <,064 atau t >, Perhitungan : x μ t 5,00 σ/ n / 5 6. Kesimpulan : Tolak H 0 Tolak H 0 Terima H 0,064,064 5,00

9 B. Pengujian Rata-rata Dua Sampel 1. Jika σ 1 dan σ diketahui atau n 30 : a. Jika σ 1 σ : + n n x x z σ σ. Jika σ 1 dan σ Tidak diketahui serta n < 30 : + n s n s x x t n s n s x x z 1 1 1

10 B. Pengujian Rata-rata Dua Sampel x1 x b. Jika σ 1 σ : t s g x 1 1 n 1 x + 1 n ( n1 1) s1 + ( n ) n1 + n 1 sg Rata-rata Sampel ke-1 Rata-rata Sampel ke- s σ 1 σ Ragam Populasi ke-1 Ragam Populasi ke-

11 Contoh 1 : Ingin diketahui apakah terdapat perbedaan R/C usahatani padi antara kelompok tani yang menggunakan pupuk KCl dan tidak menggunakan pupuk KCl. Pada kelompok tani yang menggunakan pupuk KCl dengan anggota sebanyak 38 petani diperoleh rata-rata R/C sebesar 1,370 dengan ragam 0,0167, sedangkan kelompok tani tanpa pupuk KCl beranggotakan 5 petani diperoleh rata-rata R/C 1,50 dengan ragam 0,014. Ujilah pada taraf nyata 0,05 apakah rata-rata R/C kedua kelompok tani menunjukkan perbedaan. Jawab : 1. H 0 μ 1 μ lawan H 1 μ 1 μ. Taraf Nyata α 5 % 0,05 α/ 0,05 3. Uji Statistik : Uji-z ( n > 30 ) 4. Wilayah Kritik : z < z 0,05 atau z > z 0,05 z < 1,96 atau z > 1,96

12 B. Pengujian Rata-rata Dua Sampel 5. Perhitungan : n 1 38 ; x 1 1,350 ; s 1 0,0167 ; n 5 ; x 1,50 ; s 0,014 ; z z x s1 n1 1 + x s n 1,350 0, ,50 0,00044 z 1,350 0, ,1000 z z 4, 609 0,060 z + 1,50 0, , ,014 5

13 B. Pengujian Rata-rata Dua Sampel 6. Kesimpulan Karena nilai ( z 4,609) > (z 0,05 1,960) artinya kedua sampel mempunyai rata-rata R/C yang berbeda secara nyata. Tolak H 0 Tolak H 0 Terima H 0 1,960 1,960 4,609

14 Contoh : Data berikut menggambarkan hasil gula (ku/ha) pada usahatani tanam awal dan keprasan : Jawab : Tanam Awal Ujilah pada taraf nyata 0,05 apakah rata-rata hasil gula kedua usahatani tersebut menunjukkan perbedaan. 1. H 0 μ 1 μ lawan H 1 μ 1 μ. Taraf Nyata α 5 % 0,05 α/ 0,05 3. Uji Statistik : Uji-t ( n < 30 ) Tanam Keprasan Rata-rata Hasil 51,760 47,650 Ragam Hasil 36,4535 8,8596 Ukuran Sampel n Wilayah Kritik : t < t 0,05(0) atau t > t 0,05(0) t <,086 atau t >,086

15 5. Perhitungan : A. Uji Perbandingan Ragam : F 1 s s 36,4535 F F 4, 115 8,8596 F 0,05(5 ; 15),901 Karena nilai (F 4,115) > (F 0,05(5 ; 15),901) artinya ragam kedua sampel tersebut berbeda nyata. B. Uji lanjut atau Uji-t : t x s1 n1 1 + x s n

16 B. Uji lanjut atau Uji-t : t x s1 n1 1 + x s n t 51,760 36, ,650 8, t 51,760 6, ,650 0,5537 t 4, 110 6,693 4,110 t t 1, 596, Kesimpulan : Karena nilai (t 1,596) < (t 0,05(0),086) artinya rata-rata hasil gula kedua usahatani tersebut tidak berbeda nyata.

17 B. Pengujian Rata-rata Dua Sampel 6. Kesimpulan Karena nilai ( t 0,05(0),086) < (t 1,596) < (t 0,05(0),086) artinya rata-rata hasil gula kedua usahatani tersebut tidak berbeda nyata. Tolak H 0 Tolak H 0 Terima H 0,086,086 1,596

18 C. Pengujian Rata-rata Pengamatan Berpasangan t s d d n d sd Rata-rata dari selisih pengamatan kedua sampel Simpangan baku dari selisih pengamatan kedua sampel Contoh : Pelatihan manajemen agribisnis dilakukan kepada 100 petani andalan agar mampu mengembangkan usahataninya. Setelah beberapa waktu, 6 orang diantara 100 petani andalan tersebut diselidiki keuntungan yang mereka peroleh sebelum dan sesudah pelatihan. Ujilah dengan α 5% apakah keuntungan usahatani sebelum sama dengan sesudah pelatihan.

19 C. Pengujian Rata-rata Pengamatan Berpasangan Petani Sebelum Juta Rp Sesudah Juta Rp Jawab : 1. H 0 μ 1 μ lawan H 1 μ 1 μ. Taraf Nyata α 5 % 0,05 α/ 0,05 3. Uji Statistik : Uji-t ( n < 30 ) 4. Wilayah Kritik : t < t 0,05(5) atau t > t 0,05(5) t <,571 atau t >, Perhitungan :

20 C. Pengujian Rata-rata Pengamatan Berpasangan 5. Perhitungan : Sebelum Jumlah Sesudah Selisih (d) (d ) n 6 ; d 57 ; d 635 ; α 5% ; t α/(n-1),571 d ( d) /n (635) (57 )/ ,5 S d n S d 18,7 S d 18,7 4,34 d 57/6 9,5 ; 6,449 ; Sd / n 4,34/,449 1,765

21 C. Pengujian Rata-rata Pengamatan Berpasangan 5. Perhitungan : t sd d n t 9,5 4,34 6 t 9,5 4,34,449 t 9,5 1,765 t 5, Kesimpulan Karena nilai (t 5,099) > (t 0,05(5),571) artinya rata-rata keuntungan usahatani setelah pelatihan lebih besar daripada sebelum pelatihan.

22 D. Pengujian Rata-rata Beberapa Sampel Analisis yang digunakan dalam pengujian rata-rata beberapa sampel atau k sampel yaitu : 1. Analisis Ragam (Anava) : Uji F Uji dalam Analisis Ragam (Anava) digunakan untuk menguji apakah rata-rata dari k sampel menunjukkan perbedaan yang nyata atau tidak. Apabila hasil Analisis Ragam menunjukkan adanya perbedaan yang siginifikan, maka pengujian dilanjutkan untuk mengetahui rata-rata sampel mana yang menunjukkan perbedaan.. Uji Lanjut : a. Uji LSD (Uji BNT) b. Uji HSD (Uji BNJ) c. Uji Duncan (Uji DMRT atau LSR)

23 D. Pengujian Rata-rata Beberapa Sampel Contoh : Data berikut menggambarkan bobot GKG per petak pada berbagai takaran pupuk Kalium K O (kg/ha) Bobot GKG per Petak (kg) k 1 (1,5 ) 1,67 1,70 1,73 1,75 1,68 k (5,0 ) 1,64 1,69 1,70 1,71 1,67 k 3 (37,5 ) 1,77 1,81 1,75 1,74 1,79 k 4 (50,0 ) 1,66 1,65 1,63 1,61 1,70 k 5 (6,5 ) 1,48 1,34 1,5 1,47 1,55 Ujilah pada taraf nyata 5% apakah kelima takaran pupuk Kalium tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan, dan pada pupuk Kalium berapa diperoleh hasil GKG yang tertinggi?

24 D. Pengujian Rata-rata Beberapa Sampel Jawab : 1. H 0 μ 1 μ μ 5 H 1 minimal ada satu rata-rata yang berbeda. Taraf Nyata α 5 % 0,05 α/ 0,05 3. Uji Statistik : Uji-F dan Uji-t (Uji LSD) 4. Wilayah Kritik : F > F 0,05(db1 ; db) 5. Perhitungan : K O (kg/ha) Bobot GKG per Petak (kg) Jumlah Ratarata k 1 (1,5 ) 1,67 1,70 1,73 1,75 1,68 8,53 1,71 k (5,0 ) 1,64 1,69 1,70 1,71 1,67 8,41 1,68 k 3 (37,5 ) 1,77 1,81 1,75 1,74 1,79 8,86 1,77 k 4 (50,0 ) 1,66 1,65 1,63 1,61 1,70 8,5 1,65 k 5 (6,5 ) 1,48 1,34 1,5 1,47 1,55 7,36 1,47 Jumlah 41,41

25 Analisis Ragam (Anava) : K O (kg/ha) Bobot GKG per Petak (kg) Jumlah Rata-rata k 1 (1,5 ) 1,67 1,70 1,73 1,75 1,68 8,53 1,71 k (5,0 ) 1,64 1,69 1,70 1,71 1,67 8,41 1,68 k 3 (37,5 ) 1,77 1,81 1,75 1,74 1,79 8,86 1,77 k 4 (50,0 ) 1,66 1,65 1,63 1,61 1,70 8,5 1,65 k 5 (6,5 ) 1,48 1,34 1,5 1,47 1,55 7,36 1,47 Jumlah 41,41 1. FK (41,41) : 5 68,5915. JK-TOTAL (1,67 + 1, ,66 ) FK 0, JK-PERLAKUAN (8, ,56 )/5 FK 0,56 4. JK-GALAT JK(TOTAL) JK(PERLAKUAN) 0,0414

26 Analisis Ragam (Anava) : 1. FK (41,41) : 5 68,5915. JK-TOTAL (1,67 + 1, ,66 ) FK 0, JK-PERLAKUAN (8, ,56 )/5 FK 0,56 4. JK-GALAT JK(TOTAL) JK(PERLAKUAN) 0,0414 No Variasi DB JK KT F F 5% 1 Perlakuan 4 0,56 0,063 30,539,866 Galat 0 0,0414 0,001 Total 4 0,940 (F 30,539) > (F 0,05 (4 ; 0),866) ARTINYA RATA-RATA BOBOT GKG PER PETAK MENUNJUKKAN PERBEDAAN YANG NYATA. OLEH KARENA ITU PENGUJIAN DILANJUTKAN MENGGUNAKAN UJI LSD.

27 Uji LSD : LSD t 0,05( DBG LSD t0,05(0) x ) x ( KTG ) ulangan (0,001) 5 LSD LSD,086 x,086 x 0,0004 0,005 LSD 0,047

28 Uji LSD : LSD 0,047 0,04 K O (kg/ha) Ratarata Beda rata-rata Indek s k 5 (6,5 ) 1,47 - A k 4 (50,0 ) 1,65 0,18 B k (5,0 ) 1,68 0,03 0,1 BC k 1 (1,5 ) 1,71 0,0 0,06 0,3 C k 3 (37,5 ) 1,77 0,07 0,09 0,1 0,30 D

29 E. Pengujian Proporsi Satu Sampel Jika n 100 Jika n < 100 z x/ n p. q n p t x/ n p. q n p Contoh : Pemilik toko pestisida menyatakan bahwa minimal 30% pembeli setiap bulannya membeli insektisida X. Contoh acak 10 orang yang membeli pestisida pada suatu bulan terdapat 30 orang yang membeli insektisida X. Ujilah pada taraf nyata 5% apakah pernyataan pemilik toko tersebut dapat diterima

30 E. Pengujian Proporsi Satu Sampel Jawab : 1. H 0 p 0,30 lawan H 1 p 0,30. Taraf Nyata α 5 % 0,05 α/ 0,05 3. Uji Statistik : Uji-z (n > 100) 4. Wilayah Kritik : z < 1,96 atau z > 1,96 5. Perhitungan : p 0,30 q 0,70 n 10 x 30 x/n 0,5 z x/ n p. q n p z 0,5 0,30 0, ,05 z z 1,195 0,04183

31 E. Pengujian Proporsi Satu Sampel 6. Kesimpulan Karena nilai (z 0,05 1,96) < (z 1,195) < (z 0,05 1,96) artinya H 0 (pernyataan pemilik toko dapat diterima). Tolak H 0 Tolak H 0 Terima H 0 1,96 1,96 1,195

32 F. Pengujian Proporsi Dua Sampel z x 1 pq n1 x n ( 1 n1 + 1 n ) p x n 1 x n 1 + q 1 p + Suatu studi dilakukan untuk menguji apakah ada perbedaan proporsi yang nyata dari penduduk suatu kota dan penduduk di sekitar kota tersebut yang menyetujui pembangkit listrik tenaga nuklir. Bila 100 diantara 000 penduduk kota dan 400 diantara 5000 penduduk di sekitar kota yang diwawancarai menyetujui pembangunan apakah dapat dikatakan bahwa proporsi penduduk kota yang setuju lebih besar dari penduduk sekitar kota (gunakan taraf nyata 5%).

33 F. Pengujian Proporsi Dua Sampel Jawab : 1. H 0 p 1 p lawan H 1 p 1 p. Taraf Nyata α 5 % 0,05 α/ 0,05 3. Uji Statistik : Uji-z (n > 100) 4. Wilayah Kritik : z < 1,96 atau z > 1,96 5. Perhitungan : x n x 400 n 5000 p 1 x 1 /n 1 0,60 p x /n 0,48 p x n x n p p p 0,

34 F. Pengujian Proporsi Dua Sampel 5. Perhitungan : x n x 400 n 5000 p 1 x 1 /n 1 0,60 p x /n 0,48 p 0,51 q 0,49 z z z z x 1 pq n1 x n ( 1 n1 + 1 n ) 0,60 (0,51)(0,49) (0,499) 0,1 0, ,48 ( ) 0,1 ( 0, ,0000) 0,1 z z 9, 07 0,0133

35 F. Pengujian Proporsi Dua Sampel 6. Kesimpulan Karena nilai (z 9,07) > (z 0,05 1,96) artinya proporsi penduduk di kota yang setuju PLTN tidak sama dengan proporsi penduduk di sekitar kota yang setuju PLTN. Tolak H 0 Tolak H 0 Terima H 0 1,96 1,96 9,07

36 G. Pengujian Kesamaan Beberapa Proporsi χ ( ) o ij e ij e ij db-x (b )(k ) b banyaknya baris k banyaknya kolom o ij nilai observasi pada baris ke-i dan kolom ke-j e ij nilai ekspektasi pada baris ke-i dan kolom ke-j

37 G. Pengujian Kesamaan Beberapa Proporsi Contoh : Data berikut menunjukkan banyaknya produk yang cacat pada 3 macam waktu kerja. Ujilah pada taraf nyata 0,05 apakah produk yang cacat mempunyai proporsi sama untuk ketiga waktu kerja tersebut. Pagi Siang Malam Jumlah Cacat Baik Jumlah Jawab : 1. H 0 p 1 p p 3 lawan H 1 p 1 p p 3. Taraf Nyata α 5 % 0,05 3. Uji Statistik : Uji-X

38 G. Pengujian Kesamaan Beberapa Proporsi 4. Wilayah Kritik : X > X 0,05(b-1)(k-1) atau X > 5, Perhitungan : Pagi Siang Malam Jumlah o i e i o i e i o i e i Cacat 45 57, , ,3 170 Baik , , ,7 665 Jumlah (o i e i ) X e i (45 57,0) ( ,7) X + + 6,88 57,0 883,7

39 G. Pengujian Kesamaan Beberapa Proporsi 6. Kesimpulan Karena nilai (X 6,88) > (X 0,05() 5,991) artinya proporsi produk cacat yang dihasilkan pada ketiga macam waktu kerja tersebut tidak berbeda nyata. H. Pengujian Kesamaan Ragam Beberapa Sampel Uji kesamaan ragam menggunakan : 1. Uji Bartlett. Uji Levene

40 H. Pengujian Kesamaan Ragam Beberapa Sampel 1. Uji Bartlett X Ln 10 [ {Log s (n i 1) } { (n i 1) Log s i } ] (n i 1) s i (n i 1) s i s (n i 1) N k Contoh : Data berikut menggambarkan bobot GKG per petak pada berbagai takaran pupuk Kalium K O (kg/ha) Bobot GKG per Petak (kg) k 1 (1,5 ) 1,67 1,70 1,73 1,75 1,68 k (5,0 ) 1,64 1,69 1,70 1,71 1,67 k 3 (37,5 ) 1,77 1,81 1,75 1,74 1,79 k 4 (50,0 ) 1,66 1,65 1,63 1,61 1,70 k 5 (6,5 ) 1,48 1,34 1,5 1,47 1,55

41 H. Pengujian Kesamaan Ragam Beberapa Sampel Jawab : 1. H 0 σ 1 σ 5 lawan H 1 σ 1 σ 5. Taraf Nyata α 5 % 0,05 3. Uji Statistik : X 4. Wilayah Kritik : X > X 0,05(k-1) 5. Perhitungan : K Bobot GKG per Petak (kg) n i -1 s i Log s i (n i -1) Log s i k 1 1,67 1,70 1,73 1,75 1,68 4 0,0011 -,947-11,788 k 1,64 1,69 1,70 1,71 1,67 4 0,0008-3,114-1,454 k 3 1,77 1,81 1,75 1,74 1,79 4 0,0008-3,086-1,345 k 4 1,66 1,65 1,63 1,61 1,70 4 0,001 -,939-11,757 k 5 1,48 1,34 1,5 1,47 1,55 4 0,0065 -,189-8,756 Jml 0 0, ,75-57,100

42 H. Pengujian Kesamaan Ragam Beberapa Sampel K Bobot GKG per Petak (kg) n i -1 s i Log s i (n i -1) Log s i k 1 1,67 1,70 1,73 1,75 1,68 4 0,0011 -,947-11,788 k 1,64 1,69 1,70 1,71 1,67 4 0,0008-3,114-1,454 k 3 1,77 1,81 1,75 1,74 1,79 4 0,0008-3,086-1,345 k 4 1,66 1,65 1,63 1,61 1,70 4 0,001 -,939-11,757 k 5 1,48 1,34 1,5 1,47 1,55 4 0,0065 -,189-8,756 Jml 0 0, ,75-57,100 (n i 1) s i 4 (0,0103) s 0,001 N k 5 5 X Ln 10 [ {Log s (n i 1) } { (n i 1) Log s i } ] X,306 [ {,6844 (0) } ( 57,100 ) ] X,306 [ 53,689 ( 57,100) ] 7,854

43 H. Pengujian Kesamaan Ragam Beberapa Sampel X 7,854 X 0,05(k-1) X 0,05(4) 9, Kesimpulan Karena nilai (X 7,854) < (X 0,05(4) 9,488) artinya ragam kelima sampel tersebut tidak berbeda nyata.

44 H. Pengujian Kesamaan Ragam Beberapa Sampel 1. Uji Levene : Uji Levene dilakukan dengan menggunakan Analisis Ragam terhadap selisih absolut dari setiap nilai pengamatan dalam sampel dengan rata-rata sampel yang bersangkutan. Contoh : Data berikut menggambarkan bobot GKG per petak pada berbagai takaran pupuk Kalium K O Ratarata Bobot GKG per Petak (kg) Jmlh (kg/ha) k 1 (1,5 ) 1,67 1,70 1,73 1,75 1,68 8,53 1,71 k (5,0 ) 1,64 1,69 1,70 1,71 1,67 8,41 1,68 k 3 (37,5 ) 1,77 1,81 1,75 1,74 1,79 8,86 1,77 k 4 (50,0 ) 1,66 1,65 1,63 1,61 1,70 8,5 1,65 k 5 (6,5 ) 1,48 1,34 1,5 1,47 1,55 7,36 1,47 Jumlah 41,41

45 H. Pengujian Kesamaan Ragam Beberapa Sampel 1. Uji Levene : K O (kg/ha) Bobot GKG per Petak (kg) Jumlah k 1 (1,5 ) 0,04 0,01 0,0 0,04 0,03 0,14 k (5,0 ) 0,04 0,01 0,0 0,03 0,01 0,11 k 3 (37,5 ) 0,00 0,04 0,0 0,03 0,0 0,11 k 4 (50,0 ) 0,01 0,00 0,0 0,04 0,05 0,1 k 5 (6,5 ) 0,01 0,13 0,05 0,00 0,08 0,7 1. FK (0,74) : 5 0,01. JK-Total (0,04 + 0, ,08 ) FK 0, JK-Perlakuan (0, ,7 )/5 FK 0, JK-Galat JK(Total) JK(Perlakuan) 0,0156

46 H. Pengujian Kesamaan Ragam Beberapa Sampel 1. Uji Levene : 1. FK (0,74) : 5 0,01. JK-Total (0,04 + 0, ,08 ) FK 0, JK-Perlakuan (0, ,7 )/5 FK 0, JK-Galat JK(Total) JK(Perlakuan) 0,0156 No Variasi DB JK KT F F 5% 1 Perlakuan 4 0, ,0009 1,170,866 Galat 0 0,0156 0,0008 Total 4 0,019 (F 1,170) < (F 0,05 (4 ; 0),866) ARTINYA PERBEDAAN RAGAM KEEMPAT SAMPEL BERSIFAT TIDAK NYATA.

47 I. Penggunaan Uji X (Kai-Kuadrat) 1. Uji Proporsi Beberapa Sampel (Data Multinom). Uji Kecocokan atau Uji Kebaikan Suai (Goodness of Fit) 3. Uji Kebebasan Antar Variabel Uji Kecocokan atau Uji Kebaikan Suai Uji Kecocokan atau Uji Kebaikan Suai (Goodness of Fit) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kesesuaian (kecocokan) model sebaran yang diasumsikan, atau ada tidak kecocokan antara frekuensi yang teramati (terobservasi) dengan frekuensi harapan,

48 Uji Kecocokan atau Uji Kebaikan Suai X (o i e i ) e i o i Frekuensi Observasi e i Frekuensi Harapan db X (k g 1) dimana k adalah banyaknya kategori atau kelas interval dan g adalah banyaknya parameter yang ditaksir. Kriteria pengujian adalah Tolak H 0 jika X > X α(k g 1). Bila frekuensi teramati (o i ) dekat dengan frekuensi harapan (e i ), maka nilai X akan kecil, menunjukkan adanya kesuaian yang baik. Kesuaian yang baik membawa pada penerimaan H 0.

49 Uji Kecocokan atau Uji Kebaikan Suai Contoh : Eksperimen genetika menunjukkan bahwa semacam karakteristik diturunkan menurut perbandingan 1:3:3:9, untuk kategori A, B, C dan D. Dari 160 pengamatan terdapat 5 kategori A, B 3, C 3 dan D 100. Dengan taraf nyata 5%, apakah data tersebut menguatkan teori genetika? Jawab : 1. H 0 p 1 p 4 lawan H 1 p 1 p 4. Taraf Nyata α 5 % 0,05 3. Uji Statistik : X 4. Wilayah Kritik : X > X 0,05(k g-1) 5. Perhitungan :

50 Uji Kecocokan atau Uji Kebaikan Suai Menentukan Nilai Harapan e i : A : B : C : D 1 : 3 : 3 : A x C x A x C x Observasi 5 A B C D Jumlah Harapan

51 Uji Kecocokan atau Uji Kebaikan Suai Observasi 5 A B C D Jumlah Harapan (o i e i ) X e i (5 10) (100 90) X + + 5, Untuk α 0,05 dan db X (k g 1) (4 0 1) 3 didapat X α(k g 1) X 0,05 (3) 7,81

52 Uji Kecocokan atau Uji Kebaikan Suai 6. Kesimpulan Karena nilai (X 5,18) < (X 0,05(3) 7,81) maka H 0 diterima artinya tidak ada alasan untuk menolak teori genetika tersebut.

53 Uji Kebebasan Dua Variabel X (o i e i ) db-x (b 1)(k 1) e i Untuk tabel kontingensi x, berarti db X (b 1)(k 1) 1 perlu dilakukan koreksi Yate bagi kekontinyuan (karena data asal bersifat diskrit) yaitu : X [ o i e i 0,5 ] db-x (b 1)(k 1) e i

54 Uji Kebebasan Dua Variabel Rumus lain untuk tabel kontingensi x : Baris Jumlah Kolom A B C D (A+C) (B+D) Jumlah (A+B) (C+D) N N [ A.D B.C 0,5 N ] X db-x (b 1)(k 1) (A+B)(C+D)(A+C)(B+D)

55 Uji Kebebasan Dua Variabel Contoh : Data berikut menggambarkan banyaknya petani tebu berdasarkan penggunaan jenis pupuk dan cara tanam. Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah Tanam Awal Keprasan Jumlah Ujilah pada taraf nyata 1 % apakah penggunaan jenis pupuk tergantung dari cara tanamnya?

56 Uji Kebebasan Dua Variabel Jawab : 1. H 0 Penggunaan jenis pupuk tidak tergantung cara tanam H 1 Penggunaan jenis pupuk tergantung cara tanam. Taraf Nyata α 1 % 0,01 3. Uji Statistik : X 4. Wilayah Kritik : X > X 0,01(1) atau X > 6, Perhitungan : Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah o i e i o i e i Tanam Awal 5 6,53 9 7,47 14 Keprasan 9 7,47 7 8,53 16 Jumlah

57 Uji Kebebasan Dua Variabel Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah o i e i o i Tanam Awal Keprasan 5 9 6,53 7, ,47 8, Jumlah [ o i e i 0,5 ] X e i [ 5 6,53 0,5] [ 7 8,53 0,5] X + + 0,571 5, Kesimpulan Karena nilai (X 0,571) < (X 0,01(1) 6,635) maka H 0 diterima artinya penggunaan jenis pupuk tidak tergantung pada cara tanam. e i

58 Uji Kebebasan Dua Variabel Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk Jumlah Tanam Awal Keprasan Jumlah X N [ A.D B.C 0,5 N ] (A+B)(C+D)(A+C)(B+D) 30 [ ,5(30) ] X 0,575 (14)(16)(14)(16)

59 Uji Kebebasan Dua Variabel 30 [ ,5(30) ] X 0,575 (14)(16)(14)(16) X X 30 [ ] [ 961 ] X 0,

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Setiap

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PENGUJIAN HIPOTESIS V. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Setiap

Lebih terperinci

STATISTIKA II (BAGIAN

STATISTIKA II (BAGIAN STATISTIKA II (BAGIAN - ) Oleh : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 008 Wijaya : Statistika II (Bagian-) 0 VI. PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 IV. PENDUGAAN PARAMETER Populasi Sampling Sampel N n Rata-rata : μ Simp.

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 PENDUGAAN PARMETER IV. PENDUGAAN PARAMETER Populasi N Sampling Sampel n Rata-rata : μ Simp. Baku : σ Ragam

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009

OLEH : WIJAYA.   FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERCOBAAN SATU FAKTOR RANCANGAN ACAK LENGKAP ( R A L ) Percobaan Satu

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 ANALISIS KORELASI II. ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Korelasi Pearson Koefisien Korelasi Moment Product Korelasi

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010

OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 ANALISIS KORELASI OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2010 ANALISIS KORELASI II. ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Korelasi Pearson Koefisien Korelasi Moment Product Korelasi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERCOBAAN SATU FAKTOR RANCANGAN ACAK LENGKAP ( R A L ) Percobaan Satu Faktor : Pengaruh Takaran Pupuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 MATERI : 1. PENDAHULUAN 2. RANCANGAN ACAK LENGKAP ( RAL ) 3. RANCANGAN ACAK KELOMPOK ( RAK ) 4. RANCANGAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PERCOBAAN FAKTORIAL PERCOBAAN UNTUK MENGETAHUI PENGARUH BEBERAPA FAKTOR TERHADAP VARIABEL RESPON TUJUAN

Lebih terperinci

OLEH : WIJAYA. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009

OLEH : WIJAYA.   FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibrida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 I. ANALISIS REGRESI 1. 2. Regresi Linear : Regresi Linear Sederhana

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERCOBAAN

PERANCANGAN PERCOBAAN PERANCANGAN PERCOBAAN OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SPLIT PLOT Tepat digunakan pada percobaan faktorial jika pengaruh salah satu faktor sudah bisa diprediksi

Lebih terperinci

Pengacakan dan Tata Letak

Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan dan Tata Letak 26 Pengacakan dan Tata Letak Pengacakan bisa dengan menggunakan Daftar Angka Acak, Undian, atau dengan perangkat komputer (bisa dilihat kembali pada pembahasan RAL/RAK/RBSL satu

Lebih terperinci

Uji Lanjut: BEDA NILAI TERKECIL (BNT) (Least Significant Difference (LSD)) Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si Muta Ali Khalifa, S.IK., M.Si.

Uji Lanjut: BEDA NILAI TERKECIL (BNT) (Least Significant Difference (LSD)) Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si Muta Ali Khalifa, S.IK., M.Si. Uji Lanjut: BEDA NILAI TERKECIL (BNT) (Least Significant Difference (LSD)) Forcep Rio Indaryanto, S.Pi., M.Si Muta Ali Khalifa, S.IK., M.Si. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng

Lebih terperinci

STATISTIK PERTEMUAN XI

STATISTIK PERTEMUAN XI STATISTIK PERTEMUAN XI Topik Bahasan: Analisis Ragam (ANOVA) Universitas Gunadarma 1. Pendahuluan Metode hipotesis dengan menggunakan distribusi z dan distribusi t efektif untuk uji hipotesis tentang perbedaan

Lebih terperinci

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA email : zeamays_hibida@yahoo.com FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 009 ANALISIS KORELASI 1. Koefisien Koelasi Peason Koefisien Koelasi Moment

Lebih terperinci

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan

Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan tipe II Tolak hipotesis Kesalahan tipe I Tidak membuat kesalahan PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis Statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Dengan mengambil suatu sampel acak dari populasi tersebut dan menggunakan informasi yang dimiliki

Lebih terperinci

Jika Ho ditolak berarti ada minimal satu mean yang berbeda nyata dengan yang lain :

Jika Ho ditolak berarti ada minimal satu mean yang berbeda nyata dengan yang lain : perlu dilakukan pengujian lanjutan melacak perbedaan diantara nilai-nilai rerata perlakuan uji perbandingan berganda: LSD : least Significant Difference Uji Tukey : Honestly Significant Difference DMRT

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan.

Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan. Lampiran 1. Perhitungan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Koi Pada Penelitian Pendahuluan. Perlakuan N0 Nt SR% A (0,1 ml/l) 10 2 20 B (0,3 ml/l) C (0,5 ml/l) D (0,7 ml/l) E (0,9 ml/l) F (1,1 ml/l) G (1,3 ml/l)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Uji Hipotesis

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Uji Hipotesis BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian hipotesis, metode klasifikasi berstruktur pohon, metode-metode statistika yang menjadi dasar pada metode QUEST, dan algoritme QUEST..1

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Rancangan Percobaan Percobaan didefinisikan sebagai suatu uji coba (trial) atau pengamatan khusus yang dibuat untuk menegaskan atau membuktikan keadaan dari sesuatu yang meragukan,

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan

III. MATERI DAN METODE. No. 155 KM. 15 Simpang Baru Panam Kecamatan Tampan Pekanbaru, dari bulan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Jl. H.R Soebrantas

Lebih terperinci

DESAIN BUJURSANGKAR 6

DESAIN BUJURSANGKAR 6 6 DESAIN BUJURSANGKAR Outline 2 D e s a i n Bujursangkar Desain Bujursangkar Harga JK DBSL Desain Bujursangkar Latin dan variasinya ANAVA DBSL m x m Desain Bujursangkar Graeco-Latin Desain Bujursangkar

Lebih terperinci

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design

Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design Rancangan Acak Lengkap (RAL) Completely Randomized Design Atau Fully Randomized Design CIRI - CIRI R.A.L. : 1. Media atau bahan percobaan seragam (dapat dianggap se- ragam ) 2. Hanya ada satu sumber kera-

Lebih terperinci

2) Ukuran Data Tidak Sama k n i T 2.. JKT = X 2 ij - i=1 j=1 N k JKK = T 2 i. T 2.. i=1 n i N JKG = JKT - JKK Sumber Jumlah db Kuadrat Tengah F. Hitun

2) Ukuran Data Tidak Sama k n i T 2.. JKT = X 2 ij - i=1 j=1 N k JKK = T 2 i. T 2.. i=1 n i N JKG = JKT - JKK Sumber Jumlah db Kuadrat Tengah F. Hitun MODUL DISTRIBUSI F (ANOVA) I. PENDAHULUAN Ditemukan oleh seorang ahli statistik yang bernama R.A. Fisher pada tahun 1920. Distribusi F/ANOVA adalah prosedur statistika untuk mengkaji (mendeterminasi) apakah

Lebih terperinci

Pengujian Hipotesis. Oleh : Dewi Rachmatin

Pengujian Hipotesis. Oleh : Dewi Rachmatin Pengujian Hipotesis Oleh : Dewi Rachmatin Hipotesis Suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu populasi atau lebih Akan digunakan istilah diterima atau ditolak pada bagian ini Penolakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

Lebih terperinci

Hipotesis. Penerimaan hipotesis menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya

Hipotesis. Penerimaan hipotesis menunjukkan bahwa tidak cukup petunjuk untuk mempercayai sebaliknya Hipotesis Suatu anggapan yang mungkin benar atau tidak mengenai suatu populasi atau lebih Digunakan istilah diterima atau ditolak untuk suatu hipotesis Penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL

II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL II. PERCOBAAN NON FAKTORIAL A. Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1. Rancangan Acak Lengkap (Completely Randomized Design) termasuk rancangan faktor tunggal (hanya terdiri dari satu faktor) merupakan rancangan

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Faktorial Faktor Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Ade

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir, BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan: Chi Square Test

Pokok Bahasan: Chi Square Test Pokok Bahasan: Chi Square Test Start Pokok Bahasan A. Pengertian Distribusi Chi Kuadrat B. Uji Kecocokan (Goodness of Fit Test) (Kontigensi Table Test) 1 Instruksional Umum Memberi penjelasan tentang distribusi

Lebih terperinci

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll.

STATISTIKA. Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. STATISTIKA Statistika pengkuantifikasian (pengkuantitatifan) hasil-hasil pengamatan terhadap kejadian, keberadaan, sifat/karakterisitik, tempat, dll. Statistika deskriptif: pencatatan dan peringkasan hasil

Lebih terperinci

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian

PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian 1 2 PERENCANAAN (planning) suatu percobaan untuk memperoleh INFORMASI YANG RELEVAN dengan TUJUAN dari penelitian MENGAPA PERLU DIRANCANG? Untuk mendapatkan penduga yang tidak berbias Untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT)

Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Rancangan Petak-petak Terbagi (RPPT) Ade Setiawan 009 Rancangan Petak-Petak Terbagi (RPPT/Split-split Plot) merupakan perluasan dari Rancangan Petak Terbagi (RPT). Pada RPT kita hanya melakukan percobaan

Lebih terperinci

III. PERCOBAAN FAKTORIAL

III. PERCOBAAN FAKTORIAL III. PERCOBAAN FAKTORIAL A. Pendahuluan Mengapa peneliti memilih melakukan percobaan factorial? atau bagaimana kalau beberapa factor penelitian ingin diterapkan sekaligus dalam percobaan? Untuk menjawab

Lebih terperinci

Rancangan Petak Berjalur

Rancangan Petak Berjalur Rancangan Petak Berjalur Ade Setiawan 009 Nama lain untuk Rancangan Split-Blok adalah Strip-Plot atau Rancangan Petak-Berjalur (RPB. Rancangan ini sesuai untuk percobaan dua faktor dimana ketepatan pengaruh

Lebih terperinci

M 1 P 0.1 M 1 P 2.3 M 0 P 3.2 M 1 P 1.3 M 1 P 3.1

M 1 P 0.1 M 1 P 2.3 M 0 P 3.2 M 1 P 1.3 M 1 P 3.1 44 Lampiran 1. Tataletak Percobaan Penelitian U S M 0 P 0.2 M 1 P 1.3 M 1 P 0.2 M 0 P 3.1 M 0 P 2.3 M 1 P 2.3 M 0 P 2.1 M 1 P 3.3 M 1 P 3.1 M 1 P 1.2 M 1 P 1.1 M 0 P 3.3 M 0 P 0.3 M 0 P 1.1 M 1 P 0.3 M

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian dilakukan pada

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau selama 4 bulan di mulai dari

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Rancangan lingkungan: Rancangan Acak Lengkap (RAL), (RAK) dan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL), Lattice. Ade Setiawan 009 RAL Ade Setiawan 009 Latar Belakang RAK 3 Perlakuan Sama

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyualamsyah.wordpress.com. D3 - Manajemen Informatika - Universitas Trunojoyo Madura

PENGUJIAN HIPOTESIS. Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyualamsyah.wordpress.com. D3 - Manajemen Informatika - Universitas Trunojoyo Madura PENGUJIAN HIPOTESIS Nurwahyu Alamsyah, S.Kom wahyu@plat-m.com wahyualamsyah.wordpress.com HIPOTESIS Berasal dari bahasa Yunani, Hupo (lemah) dan Thesis (teori). Jadi hipotesis dapat diartikan sebagai suatu

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Pengertian dasar Faktor Taraf Perlakuan (Treatment) Respons Layout Percobaan & Pengacakan Penyusunan Data Analisis Ragam Perbandingan Rataan Pengertian dasar 3 Faktor: Variabel Bebas

Lebih terperinci

Outline. Uji rata-rata sesudah ANAVA Kontras Ortogonal Pengujian Rata-rata Sesudah Eksperimen Uji Rentang Newman-Keuls Uji Scheffé

Outline. Uji rata-rata sesudah ANAVA Kontras Ortogonal Pengujian Rata-rata Sesudah Eksperimen Uji Rentang Newman-Keuls Uji Scheffé 3 AFTER ANAVA Outline A f t e r A N A V A Uji rata-rata sesudah ANAVA Kontras Ortogonal Pengujian Rata-rata Sesudah Eksperimen Uji Rentang Newman-Keuls Uji Scheffé Uji Rata-rata Sesudah Anava 3 Jika pengujian

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Perancangan Percobaan Ade Setiawan 009 Review RAL: Satuan percobaan homogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh perlakuan RAK: Satuan percobaan heterogen Keragaman Respons disebabkan pengaruh Perlakuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

III. MATERI DAN METODE. Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa (Laboratorium Pemuliaan dan Genetika) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei 2013 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pertanian Fakultas Pertanian Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember

Lebih terperinci

r = =

r = = Lampiran 1. Bobot Edible Ayam Kampung Super Ulangan Perlakuan R-0 R-1 R-2 R-3 R-4......g... 1 237.2 345.8 392 440.5 390 2 290.4 373.1 449.2 482.6 473 3 358.8 395.9 463.2 517.1 534.7 4 363.8 421.5 564.7

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai

III. MATERI DAN METODE. Laboratorium Agronomi. Waktu penelitian dilakaukan selama ± 4 bulan dimulai III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau Jl. H.R. Soebrantas No.155

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek dan Peralatan Penelitian 2.1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor periode pertama tahun 2009. Sapi yang diamati

Lebih terperinci

Lampiran 1. Skema Penelitian

Lampiran 1. Skema Penelitian 105 Lampiran 1. Skema Penelitian DOC (Day Old Chick) Ampas kecap - Diberikan air gula & vaksin antistress - Vaksin ND (umur 4 & 20 hari) - Vaksin gumboro (umur 10 & 25 hari) - umur 0-2 minggu (protein

Lebih terperinci

REGRESI LINIER. b. Variabel tak bebas atau variabel respon -> variabel yang terjadi karena variabel bebas. Dapat dinyatakan dengan Y.

REGRESI LINIER. b. Variabel tak bebas atau variabel respon -> variabel yang terjadi karena variabel bebas. Dapat dinyatakan dengan Y. REGRESI LINIER 1. Hubungan Fungsional Antara Variabel Variabel dibedakan dalam dua jenis dalam analisis regresi: a. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia.

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR

PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN KATA PENGANTAR PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN 2012-2013 1 KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk membantu mahasiswa dalam mempelajari, melilih dan melakukan prosedur analisis data berdasarkan rancangan percobaan yang telah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai dengan Mei 2012 di areal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai dengan Mei 2012 di areal III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai dengan Mei 2012 di areal pembibitan PT. Anugerah Subur Sejahtera, Desa Ulak Bandung Kecamatan Muara Sahung Kabupaten

Lebih terperinci

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven 42 Lampiran 1. Prosedur Penentuan Kadar Bahan Kering Alat : 1. Oven listrik 2. Timbangan analitik 3. Cawan Alumunium 4. Eksikator/Desikator 5. Tang Penjepit Cara Kerja : 1. Cawan alumunium dikeringkan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dimulai pada bulan November 2014 sampai dengan Maret 2015 di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan

Lebih terperinci

Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu

Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Metode Pengukuran Kualitas Air Parameter Satuan Alat Sumber Fisika : Suhu o C Termometer/Pemuaian SNI 06-6989.23-2005 Kimia: Amonia mg/l Ammonia test kit SNI 06-6989.30-2005

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Kata regresi (regression) diperkenalkan pertama kali oleh Francis Dalton pada tahun 1886. Menurut Dalton, analisis regresi berkenaan dengan studi

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut :

PENGUJIAN HIPOTESIS. Langkah-langkah pengujian hipótesis statistik adalah sebagai berikut : PENGUJIAN HIPOTESIS A. Pengertian Pengujian Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu hupo dan thesis. Hupo berarti lemah, kurang, atau di bawah dan thesis berarti teori, proposisi, atau pernyataan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas 13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian dilakukan pada bulan November 2013 sampai dengan Januari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki

BAB 2 LANDASAN TEORI. regresi adalah sebuah teknik statistik untuk membuat model dan menyelediki BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan, dan hal tersebut biasanya diselidiki sifat hubungannya.

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, I. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas 15 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di rumah kaca (greenhouse) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pertanian Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan

Lebih terperinci

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL

Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Percobaan Rancangan Petak Terbagi dalam RAKL Kuliah 12 Perancangan Percobaan (STK 222) rahmaanisa@apps.ipb.ac.id Review Kapan rancangan split-plot digunakan? Apakah perbedaan split-plot dibandingkan dengan

Lebih terperinci

MINGGU VI UJI CHI SQUARE. Dyah Maharani, Ph.D.

MINGGU VI UJI CHI SQUARE. Dyah Maharani, Ph.D. MINGGU VI UJI CHI SQUARE Dyah Maharani, Ph.D. PENGERTIAN CHI-SQUARE Chi square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi dengan frekuensi

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih

PENGUJIAN HIPOTESIS. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih PENGUJIAN HIPOTESIS. Pendahuluan Hipotesis Statistik : populasi. pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis. Kebenaran

Lebih terperinci

DESAIN ACAK SEMPURNA 2

DESAIN ACAK SEMPURNA 2 2 DESAIN ACAK SEMPURNA Outline 2 D e s a i n A c a k Sempurna Pengertian Desain Acak Sempurna Analisis Varians untuk DAS Daftar ANAVA Model Linier Model dalam DAS Studi Kasus Desain Acak Sempurna (1) 3

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik tanaman padi yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi komponen hasil (jumlah malai per m 2, persen gabah isi, dan produktivitas) dan serapan hara (serapan total

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN WAKTU

III. MATERI DAN WAKTU III. MATERI DAN WAKTU 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaa Fakultas Pertanian dan Pertenakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Penelitian dilaksanakan pada

Lebih terperinci

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)

Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Oke, kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan uji Beda Nyata Terkecil atau sering disebut uji BNT. Seperti pada uji BNJ, Uji BNT sebenarnya juga sangat simpel.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Unversitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

Materi 1 : Review Statistika Inferensia Pengujian Hipotesis PERANCANGAN PERCOBAAN

Materi 1 : Review Statistika Inferensia Pengujian Hipotesis PERANCANGAN PERCOBAAN Materi : Review Statistika Inferensia Pengujian Hipotesis PERANCANGAN PERCOBAAN Pendahuluan Suatu pernyataan / anggapan yang mempunyai nilai mungkin benar / salah atau suatu pernyataan /anggapan yang mengandung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Ragam Klasifikasi Satu Arah Untuk menguji kesamaan dari beberapa nilai tengah secara sekaligus diperlukan sebuah teknik yang disebut analisis ragam. Analisis ragam adalah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R. Soebrantas

Lebih terperinci

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan II. Materi dan Metode 1.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan Januari-Mei 2013.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Pelaksanaan Eksperimen Pelaksanaan eksperimen adalah proses pembuatan paving block yang dilakukan langsung di CV. Riau Jaya Paving. Paving

Lebih terperinci

Chi Square Test. Edi Minaji Pribadi, SP., MSc. Pokok Bahasan: Oleh:

Chi Square Test. Edi Minaji Pribadi, SP., MSc. Pokok Bahasan: Oleh: Pokok Bahasan: Chi Square Test Oleh: Edi Minaji Pribadi, SP., MSc. Start Home Contact Pokok Bahasan A. Pengertian Distribusi Chi Kuadrat B. Uji Kecocokan (Goodness o Fit Test) (Contingency Table Test)

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang, III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan Januari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan Simpang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Model Regresi Logistik Biner untuk data Hasil Pembangkitan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Model Regresi Logistik Biner untuk data Hasil Pembangkitan HASIL DAN PEMBAHASAN Model Regresi Logistik Biner untuk data Hasil Pembangkitan Model regresi logistik digunakan untuk menggambarkan hubungan antara peubah respon dan peubah penjelas pada data hasil pembangkitan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Penentuan Glukosa, Fruktosa, dan Gula Invert dalam Suatu Bahan dengan Metode Luff Schoorl ml 0,1 N Natiosulfat.

Lampiran 1. Tabel Penentuan Glukosa, Fruktosa, dan Gula Invert dalam Suatu Bahan dengan Metode Luff Schoorl ml 0,1 N Natiosulfat. Lampiran 1. Tabel Penentuan Glukosa, Fruktosa, dan Gula Invert dalam Suatu Bahan dengan Metode Luff Schoorl ml 0,1 N Natiosulfat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Glukosa, fruktosa, gula invert mg

Lebih terperinci

Ayundyah Kesumawati. April 20, 2015

Ayundyah Kesumawati. April 20, 2015 Pengujian Kesumawati Nol dan Prodi Statistika FMIPA-UII April 20, 2015 Pengujian Statistik : pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau

Lebih terperinci

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN

PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN PERCOBAAN MENGGUNAKAN SPLIT PLOT DENGAN RANCANGAN DASAR RAK RANCANGAN PERCOBAAN Kelompok 11 : Devita Arum S. 12110101015 Saiful Fadillah 12110101027 Wafiyatul Khusna 12110101047 Firstyan Puguh N.C. 12110101051

Lebih terperinci

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc.

PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PERCOBAAN SATU FAKTOR: RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL) Arum Handini Primandari, M.Sc. PENGUJIAN HIPOTESIS Langkah-langkah pengujian hipotesis: 1) Merumuskan hipotesis 2) Memilih taraf nyata α 3) Menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Desa Moutong Kecamatan Tilong Kabila Kab. Bone Bolango dengan ketinggian tempat + 25 meter diatas permukaan laut. 3.2. Bahan

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus sampai November 2014 di Lahan Pertanian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

UJI CHI SQUARE ( 2 ) PRINSIP : 1. merupakan analisis data kategorial. data kualitatif (nominal) data kategorial. data semikuantitatif (ordinal)

UJI CHI SQUARE ( 2 ) PRINSIP : 1. merupakan analisis data kategorial. data kualitatif (nominal) data kategorial. data semikuantitatif (ordinal) ( 2 ) UJI CHI SQUARE ( 2 ) PRINSIP : 1. merupakan analisis data kategorial data kualitatif (nominal) data kategorial data semikuantitatif (ordinal) lebih tepat menggunakan analisis data semikuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data keadaan awal Fisika siswa dari nilai ulangan harian pada materi sub pokok bahasan Suhu dan Pemuaian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar, serta melibatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar, serta melibatkan 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang didalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SAMPLING besar

DISTRIBUSI SAMPLING besar DISTRIBUSI SAMPLING besar Distribusi Sampling Sampling = pendataan sebagian anggota populasi = penarikan contoh / pengambilan sampel Sampel yang baik Sampel yang representatif, yaitu diperoleh dengan memperhatikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Oktober 2014 Februari 2015. Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung Kec. Andong, Kab. Boyolali,

Lebih terperinci

Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri

Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri Lampiran 1a. Pengenceran konsentrasi bakteri dalam biakan murni dengan teknik pengenceran berseri A 2 lup biakan bakteri padat Inkubasi+shaker (suhu kamar, 18-24 jam) a b b b 0.1 ml 0.1 ml 0.1ml 1:10-1

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan III. MATERI DAN METODE 1.1. Tempat dan waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, penelitian

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS. Konsep: Dua macam kekeliruan. Pengujian hipotesis.

PENGUJIAN HIPOTESIS. Konsep: Dua macam kekeliruan. Pengujian hipotesis. Konsep: PENGUJIAN HIPOTESIS Agus Susworo Dwi Marhaendro Hipotesis: asumsi atau dugaan sementara mengenai sesuatu hal. Dituntut untuk dilakukan pengecekan kebenarannya. Jika asumsi atau dugaan dikhususkan

Lebih terperinci