(Lingkungan Internal MI UNIKOM) UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA DISAJIKAN PADA SEMESTER V

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "(Lingkungan Internal MI UNIKOM) UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA DISAJIKAN PADA SEMESTER V"

Transkripsi

1 MATERI PERKULIAHAN MATEMATIKA DISKRET (Lingkungan Internal MI UNIKOM) UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA DISAJIKAN PADA SEMESTER V PENGAJAR : Citra Noviyasari, S.Si, MT MI/Citra/Diskret 0

2 Rencana Perkuliahan Minggu Materi Tugas 1 Kosong (PMB, Wisudda) 2 Silabi Himpunan Tugas Prinsip Inklusi & Eksklusi Tugas Preposisi Tugas Induksi Matematika Tugas Kombinatorial Tugas UTS 9 Fungsi & Relasi Sifat Relasi Biner Tugas Pengantar Graf Graf Lintasan Tugas Implementasi Algoritma Mencari Jarak Terpendek Floyd dan Djikstra 15 Kuis UAS MI/Citra/Diskret 1

3 Ketentuan Perkuliahan : 1. Mengikuti edaran Ketua Jurusan MI 2. Tidak ada susulan untuk nilai tugas atau yang lainnya, selain UTS dan UAS. Ketentuan Penilaian : UTS : 35 % UAS : 35 % Tugas Individu : 30 % Daftar Pustaka : 1. Liu, C. L, 1995, Dasar-Dasar Matematika Diskret, Gramedia, Jakarta 2. Munir, Rinaldi, 2003, Matematika Diskret, Informatika, Bandung MI/Citra/Diskret 2

4 PREPOSISI Ilmu logika berkaitan dengan kalimat-kalimat berupa argumen dan hubungan yang ada di antara kalimat tersebut. Ilmu Logika lebih mengarah pada bentuk kalimat (sintaks) daripada arti kalimat (semantiks). Preposisi atau kalimat deklaratif adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi bukan keduanya = 5 OPERATOR PREPOSISI Satu atau lebih preposisi dapat dikombinasikan untuk menghasilkan preposisi baru. Preposisi yang diperoleh dari kombinasi tersebut dinamakan preposisi majemuk. Preposisi yang hanya terdiri dari 1 operator dikatakan preposisi atomic. Operator preposisi terdiri dari : Negasi (Ingkaran) : ~ Konjungsi (Dan) : Λ Disjungsi (Atau) : V Implikasi (Jika.. Maka..) : Bi-Implikasi (..Jika hanya jika..) : Untuk menghindari konotasi berbeda dari preposisi majemuk, maka ditentukan table kebenaran dari preposisi tersebut. Suatu table kebenaran akan memuat 2 n kombinasi preposisi. Tabel Kebenaran p q ~ p p Λ q p V q p q p q B B S S B B B B S S S B S S S B B S B B S S S B B S B B Dalam programming, nilai untuk B (True) = 1, dan S (False) = 0. MI/Citra/Diskret 3

5 Soal : 1. Buatlah table kebenaran dari pernyataan berikut : a) ~ (~ p V~ q) b) ~ (~p q) c) (p q) Λ ~ (p V q) d) p ( q Λ ~ p) V q) e) (p q) Λ (~ p V q) f) (~p Λ (~ q Λ r)) V (q Λ r) V (p Λ r) g) (p Λ q) V (~ q Λ r) 2. Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut : (nilai p dan q = True, r dan s = False) a) p V ( q Λ r) b) ( p Λ q Λ r) V ~ ((p V q) Λ (r V s) c) (~(p Λ q) V ~ r ) V (((~p Λ q) V ~ r) Λ s) d) ~(p V q) Λ ~(s V r) e) ((~p V q) Λ ~r) (r Λ ~s) EKUIVALENSI Dua preposisi majemuk disebut ekuivalen secara logika jika keduanya mempunyai tabel kebenaran yang sama. (notasi : ) Tautologi kalimat yang selalu benar Kontradiksi kalimat yang selalu salah Kontingensi kalimat yang dapat bernilai benar dan salah Soal : 1. Dengan menggunakan tabel kebenaran periksalah ekuivalensi dari preposisi berikut : a) p Λ q ~p V ~q b) (q V r) (p Λ q) V (p Λ r) c) p V (q V r) (p V q) V r d) (p Λ q) (p V q) ~(p Λ q) V (p V q) e) ~(p q) p p 2. Buktikan bahwa pernyataan berikut adalah tautology dengan menggunakan tabel kebenaran : (p (p q)) ( q (p r)) MI/Citra/Diskret 4

6 HUKUM PREPOSISI 1. Hukum Identitas p V S p p Λ B p 2. Hukum Dominasi / Null p Λ S S p V B B 3. Hukum Negasi p V ~p B p Λ ~p S 4. Hukum Idempotent p V p p p Λ p p 5. Hukum Involusi ~(~p) p 6. Hukum Absorpsi p V (p Λ q) p p Λ (p V q) p 7. Hukum Komutatif p V q q V p p Λ q q Λ p 8. Hukum Asosiatif p V (q V r) (p V q) V r p Λ (q Λ r) (p Λ q) Λ r 9. Hukum Distributif p V (q Λ r) (p V q) Λ (p V r) p Λ (q V r) (p Λ q) V(p Λ r) 10. Hukum De Morgan ~(p Λ q) ~p V ~q ~(p V q) ~p Λ ~q MI/Citra/Diskret 5

7 Varians Preposisi Variasi preposisi terdapat 3 bentuk, yaitu : konvers, invers dan kontraposisi. Variasi preposisi merupakan variasi dari bentuk : p q Konvers : q p Invers : ~p ~q Kontraposisi : ~q ~p p q ~ p ~ q p q q p ~p ~q ~q ~p B B S S B B B B B S S B S B B S S B B S B S S B S S B B B B B B p : A merupakan bujursangkar q : A merupakan empat persegi panjang p q : Jika A merupakan bujursangkar maka A merupakan empat persegi panjang q p : Jika A merupakan empat persegi panjang maka A merupakan bukan bujursangkar ~p ~q : Jika A merupakan bujursangkar maka A merupakan bukan empat persegi panjang ~q ~p : Jika A merupakan bukan empat persegi panjang maka A merupakan bukan bujursangkar MI/Citra/Diskret 6

8 Soal Misalkan : p : David sedang berada di taman q : David ada di dalam rumah r : David sedang mengerjakan PR s : David sedang mendengarkan radio 1. Nyatakan kalimat berikut dalam bentuk preposisi : a) Jika David ada di dalam rumah dan tidak mengerjakan PR, ia pasti mendengarkan radio b) Jika David tidak ada di dalam rumah, maka ia sedang mengerjakan PR di taman c) Jika David tidak ada di dalam rumah, maka ia pasti tidak sedang mendengarkan radio, tetapi sedang berada di taman. 2. Nyatakan preposisi berikut dalam bentuk kalimat : a) (p ~r) V (q s) b) (p Λ r ) ~q c) (p Λ r) V (q ~s) MI/Citra/Diskret 7

9 HIMPUNAN Himpunan didefinisikan sebagai kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek yang terdapat dalam himpunan disebut elemen atau anggota himpunan. Penulisan anggota himpunan dapat dilakukan dengan : a) Menuliskan semua anggota himpunan di dalam kurung kurawal Contoh: A = {1, 2, 3, 5, 7} B = {a, i, u, e, o} b) Menuliskan notasi pembentuk himpunan yang mencakup karakteristik himpunan. A = {x x semua bilangan prima bernilai kurang dari 10} B = { x x merupakan huruf vokal} Diargram Venn Diagram Venn adalah grafis yang menyatakan keadaan himpunan. Diperkenalkan oleh John Venn. S R Q Z N C N : himpunan bilangan asli Z : himpunan bilangan bulat Q : himpunan bilangan rasional R : himpunan bilangan real C : himpunan bilangan kompleks S : himpunan semesta MI/Citra/Diskret 8

10 MACAM HIMPUNAN 1. Himpunan Kosong : { } atau Himpunan Kosong merupakan himpunan yang tidak memiliki satupun anggota (null set) 2. Himpunan Bagian : Himpunan Bagian merupakan himpunan yang anggotanya merupakan anggota dari himpunan yang lain. Teorema : a) Suatu himpunan memiliki satu himpunan bagian yang merupakan himpunan itu sendiri b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari semua himpunan c) Berlaku sifat transitif 3. Himpunan Sama : = Himpunan (yang) sama merupakan himpunan yang memiliki jumlah anggota dan jenis anggota yang tepat sama, walau tidak berurutan. A = B A B dan B A 4. Himpunan Kuasa : Himpunan Kuasa merupakan himpunan yang anggotanya merupakan semua himpunan bagian dari himpunan tersebut, termasuk himpunan kosong dan himpunan itu sendiri. Jumlah banyaknya anggota himpunan kuasa = 2 n. Jumlah dan banyaknya suatu elemen dinyatakan dalam kardinalitas ( ) 5. Himpunan Semesta : S atau U(nion) Himpunan semesta adalah himpunan semua objek yang dibicarakan. Soal 1. Diketahui A suatu himpunan, dengan anggota semua bilangan prima antara 4 hingga 15. Sebutkan (A). 2. Diketahui : B = {,{ }}. Sebutkan (B). MI/Citra/Diskret 9

11 OPERASI HIMPUNAN Operasi Himpunan Penyelesaian Visualisasi Irisan A B = {x x A dan x B} S A B Gabungan A U B = {x x A atau x B} S A B Komplemen A c = {x x S, x A} S A Selisih (Difference A - B = {x x A atau x B} S A B Beda Setangkup (Symmetric Difference) A B = {x x (AUB), x (A B)} S A B MI/Citra/Diskret 10

12 Soal Diketahui : S = {x semua bilangan antara 1 s/d 21} A= {x semua bilangan prima lebih kecil dari 20} B = {x semua bilangan ganjil antara 6 s/d 17} C = {2, 4, 7, 9, 13, 15} D = {1, 9, 12, 14, 16, 18} 1. A B c D = 2. (B C) c A = 3. D A (B A) = 4. C (A B) c = 5. C c B A c = HUKUM HIMPUNAN 1. Hukum Identitas A = A A S = A 2. Hukum Dominasi / Null A = A S = S 3. Hukum Komplemen A ~A = S A ~A = 4. Hukum Idempotent A A = A A A = A 5. Hukum Involusi ~(~A) = A 6. Hukum Absorpsi A (A B) = A A (A B) = A 7. Hukum Komutatif A B = B A A B = B A MI/Citra/Diskret 11

13 8. Hukum Asosiatif 9. Hukum Distributif 10. Hukum De Morgan A (B C) = (A B) C A (B C) = (A B) C A (B C) (A B) (A C) A (B C) (A B) (A C) ~(A B) ~A ~B ~(A B) ~A ~B PRINSIP INKLUSI & EKSLUSI Jika terdapat dua atau lebih himpunan yang akan digabungkan, maka harus diperhatikan apakah himpunan tersebut saling beririsan atau tidak, jika beririsan maka gabungan himpunan tersebut harus dikurangi dengan irisannya. a) Jika Saling Lepas n(a B) = A + B n(a B C) = A + B + C b) Jika saling Beririsan n(a B) = A + B - A B n(a B C) = A + B + C - A B - A C - B C + A B C Bentuk Umum : A1 A2.. An = Σ Ai - Σ Ai Aj + (-1) n-1 A1 A2.. An i 1 I j n 1. Pada suatu pertemuan, yang dihadiri 30 wanita, 17 orang keturunan Jawa, 16 orang keturunan Sunda dan 5 orang bukan keturunan Jawa maupun sunda. Berapa banyak yang merupakan keturuan Jawa dan Sunda. Misal : A = himpunan wanita keturunan Jawa B = himpunan wanita keturunan Sunda MI/Citra/Diskret 12

14 n(a) = 17, n(b) = 16, n(a B) c = 5 n(a B) = n(s) - n(a B) c n(a B) = A + B - A B S A (30 5) = x 25 = 33 x x = B x = Banyaknya bilangan antara 1 s/d 300 yang tidak habis dibagi oleh 2, 3, 5 Misal : A = himpunan bilangan yang habis dibagi 2 B = himpunan bilangan yang habis dibagi 3 C = himpunan bilangan yang habis dibagi 5 n(a) = 300/2 = 150, n(a B) = 300/(2. 3) = 50 n(b) = 300/3 = 100, n(a C) = 300/(2. 5) = 30 n(c) = 300/5 = 60 n(b C) = 300/(3. 5) = 20 n(a B C )= 300/( ) = 10 Bilangan yang tidak habis dibagi 2, 3, 5 = = n(s) n(a B C) = n(s) (n A + n B + n C - n A B - n A C - n B C +n A B C ) = 300 ( ) = = 80 S A B C 80 MI/Citra/Diskret 13

15 3. Terdapat 1232 mahasiswa mengambil kuliah bahasa Inggris, 879 mengambil kuliah bahasa Perancis, dan 114 mengambil kuliah bahasa Jerman. 103 mengambil bahasa Inggris dan Perancis, 23 orang mengambil kuliah Inggris dan Jerman, 14 orang kuliah Perancis dan Jerman. Jika 2092 orang mengambil paling sedikit satu kuliah bahasa saja, berapa banyak mahasiswa yang mengambil ketiga bahasa tersebut, dan gambarkan diagram Venn-nya. Misal : A = himpunan mahasiswa mengambil kuliah bahasa Inggris B = himpunan mahasiswa mengambil kuliah bahasa Perancis C = himpunan mahasiswa mengambil kuliah bahasa Jerman n(a) = 1232 n(a B) = 103 n(a B C) = 2092 n(b) = 879 n(a C) = 23 n(c) = 114 n(b C) = 14 n(a B C) = A + B + C - A B - A C - B C + A B C 2092 = x x = x = 7 S A B C 90 Soal 1. Diantara 130 mahasiswa, 60 memakai topi di dalam kelas, 51 memakai syal, dan 30 memakai topi dan syal, Diantara 54 orang yang memakai sweater, 26 memakai topi, 21 memakai syal dan 12 memakai syal dan topi. Berapa mahasiswa yang tidak memakai sweater dan syal, namun memakai topi?, Gambarkan diagram Venn-nya. MI/Citra/Diskret 14

16 2. Diantara 100 mahasiswa, 32 mempelajari matematika, 20 mempelajari fisika, 45 mempelajari biologi, 15 mempelajari matematika dan biologi, 7 mempelajari matematika dan fisika, 10 mempelajari fisika dan biolagi, dan 30 tidak mempelajari satu pun diantara ketiga bidang tersebut. Berapa mahasiswa yang mempelajari hanya satu diantara ketiga bidang tersebut?, Gambarkan diagram Venn-nya Mobil dirakit disebuah pabrik. Pilihan yang tersedia adalah radio, AC dan Power Window. Diketahui bahwa 15 mobil mempunyai radio, 8 mobil mempunyai AC dan 6 mobil mempunyai power window. Selain itu 3 diantaranya mempunyai ketiga pilihan. Berapa mobil yang tidak memiliki pilihan sama sekali. MI/Citra/Diskret 15

17 KOMBINATORIAL Ilmu kombinatorik ditujukan untuk mengetahui perkiraan jumlah operasi komputasi untuk mengetahui waktu proses dan besar kapasitas data. Kombinatorial adalah cabang matematika yang mempelajari pengaturan objek-objek. Kaidah Dasar perhitungan kombinatorial, adalah sebagai berikut : 1. Perhitungan Secara Langsung a. Kaidah Penjumlahan (m + n) Bila percobaan kesatu mempunyai m hasil percobaan yang mungkin terjadi, percobaan kedua mempunyai n hasil percobaan yang mungkin terjadi. Maka bila hanya satu percobaan yang dilakukan akan terdapat m + n kemungkinan hasil percobaan. Sekelompok mahasiswa terdiri dari 4 pria dan 3 wanita. Berapa jumlah cara memilih satu orang yang mewakili kelompok tersebut = 7 cara b. Kaidah Perkalian (m x n) Bila percobaan kesatu mempunyai m hasil percobaan yang mungkin terjadi, percobaan kedua mempunyai n hasil percobaan yang mungkin terjadi. Maka bila percobaan kesatu dan kedua akan terdapat m x n kemungkinan hasil percobaan. Sekelompok mahasiswa terdiri dari 4 pria dan 3 wanita. Berapa jumlah cara memilih satu wakil pria dan satu wakil wanita. 4 x 3 = 12 cara c. Perluasan rumusan (a) dan (b) Percobaan untuk nomor (a) dan (b) tidak terbatas hanya dua percobaan, tetapi lebih dari dua percobaan. p 1 + p 2 + p p n p 1 x p 2 x p 3 x.. x p n MI/Citra/Diskret 16

18 1. Jika ada 10 pertanyaan yang dijawab B/S, berapakah kemungkinan kombinasi jawaban yang dapat dibuat. B/S terdapat 2 alternatif, n = = Terdapat 6 buku bahasa Inggris, 3 buku bahasa Perancis dan 10 buku bahasa Indonesia. a) Berapa jumlah cara memilih 3 buku dengan bahasa berbeda? 6 x 3 x 10 = 180 b) Berapa jumlah cara memilih 1 buku secara sembarang? = Berapa banyak bilangan ganjil antara 100 dan 1000 a) Jika semua angka tidak berulang. Satuan(1,3,5,7,9)= 5 Ratusan (1.. 9) - 1 = 8 puluhan (0.. 9) 2 = 8 5 x 8 x 8 = 320 b) Jika semua angka boleh berulang. 5 x 9 x 10 = Perhitungan dengan rumus a. Permutasi b. Kombinasi PERMUTASI Permutasi adalah penyusunan objek-objek dalam suatu urutan tertentu. Prinsip Dasar Penghitungan Permutasi : 1) Setiap unsure dari n unsure, dapat dipilih sebagai unsure pertama sehingga terdapat n cara untuk memilih unsure pertama 2) Jika unsure pertama itu sudah dipilih, maka setiap dari sisanya, yaitu (n-1) unsure dapat dipilih sebagai unsure kedua, terdapat (n-1) cara untuk memilih unsure kedua MI/Citra/Diskret 17

19 3) Untuk memilih unsure ketiga, yaitu (n-2) cara. Dan untuk menempatkan unsure kesatu dan kedua ada : n. (n-1). (n-2), sehingga didapat : Pn = P (n,n) = n. (n-1). (n-2) ! = n! Teknik perhitungan permutasi : 1. Permutasi dari keseluruhan n unsure Jika n bilangan bulat positif, maka hasil perkalian bilangan tersebut dari 1 s/d n disebut n faktorial P(n,n) = n! 2. Permutasi dari sebagian objek berbeda, dimana tidak semua objek tersebut digunakan. Jumlah permutasi dari suatu himpunan yang terdiri dari n objek yang berbeda dan yang diambil sekaligus sebanyak r objek tanpa pengulangan. P(n,r) = n!. (n-r)! 3. Permutasi dengan pengulangan Terdapat n pangkat r cara untuk menyusun r objek ke dalam n objek berbeda. P(n,r) = n r KOMBINASI Kombinasi adalah suatu subset pilihan dari objek-objek tanpa menghiraukan urutan objek yang bersangkutan. Teknik Penghitungan Kombinasi : 1. Kombinasi dari seluruh objek yang berbeda Jumlah kombinasi dari suatu set yang terdiri dari n objek yang berbeda dan diambil sebanyak n objek, maka akan sama dengan 1. C(n,r) = 1! 2. Kombinasi dari n objek yang berbeda, dipilih r objek tanpa menghiraukan susunannya, dengan syarat : 0 < r < n C(n,r) = n!. r!(n-r)! MI/Citra/Diskret 18

20 3. Kombinasi dengan pengulangan Masalah pengambilan r objek dari i benda yang berbeda dengan membolehkan pengambilan berulang, dapat dipandang sebagai penggunaan r tanda yang sama untuk menandai n benda yang berbeda, dan setiap benda dapa ditandai lebih dari satu kali. C(n+r-1,r) = (n+r-1)! r!(n-1)! 1) Sebuah bioskop mempunyai jajaran kursi per baris. Tiap baris terdiri dari 6 kursi. Jika dua orang akan duduk, berapa banyak pengaturan tempat duduk yang mungkin pada satu baris? P(6,2) = 6! = 6! = ! = 6. 5 = 30 (6-2)! 4! ! 2) Terdapat perlombaan lari dengan jumlah peserta tujuh orang. Berapa kemungkinan peserta mendapatkan medali. P(7,3) = 7! = 7! = ! = = 210 (7-3)! 4! ! 3) P(n,4) = 110. P(n-2,2), n? n! = 110. (n-2)! (n-4)! (n-4)! n.(n-1).(n-2)! = 110. (n-2)! (n-4)! (n-4)! n(n-1)=110 n 2 -n-110 = 0 (n-11)(n+10) = 0 n = 11, n = -10 4) P(n,4) = 9. P(n,3) n! = 9. n! (n-4)! (n-3)! n! = 9. n!. (n-4)! (n-3).(n-4)! n-3 = 9 n = 12 MI/Citra/Diskret 19

21 Soal 1) Terdapat koleksi buku : 4 buku basis data, 3 buku matematika, dan 6 buku pemrograman a) Berapa kemungkinan dapat dipilih 2 buku dengan tema berbeda b) Berapa kemungkinan terambil 3 buku dengan salah satunya adalah buku permrograman 2) Berapa kemungkinan 5 digit angka genap dapat disusun, dengan syarat digit pertama adalah angka ganjil dan tidak terjadi pengulangan. 3) P(n,r) = 336 C(n,r) = 56, n?, r? 4) P (n,r) = 6720 C(n,r) = 56, n?, r? 5) P(n,r) = 60 C(n,r) =10, n?, r? 6) Diketahui himpunan bilangan {1, 2, 3, 5, 8, 9}. Berapa banyak kemungkinan bilangan terdiri dari 5 digit, dengan ketentuan digit ke-3 selalu ganjil 7) 2. C (9,r) = 3. C(8,r), r? MI/Citra/Diskret 20

22 INDUKSI MATEMATIKA Serangkaian langkah-langkah perhitungan untuk membuktikan suatu pernyataan matematika benar, dan berlaku untuk semua nilai n. (n adalah bilangan bulat positif) Langkah Pembuktian terbagi 2, yaitu : 1. Basis Induksi Untuk pernyataan dengan nilai dasar bernilai benar. P(no) selalu benar 2. Langkah Induksi Untuk pernyataan semua nilai benar sehingga jika nilai tersebut ditambah satu maka pernyataan tetap benar. Jika p(k) benar untuk k no maka p(k+1) selalu benar n = n ( n+1), untuk n 1 2 Maka untuk nilai basis : 1) Nilai Basis no = 1 1 = 1. (1+1) 2 1 = 1. 2, Terbukti no = 1 bernilai benar 2 2) Langkah induksi n = k k = k (k+1) 2 n = k k + (k+1) = k(k+1) + (k+1) 2 = k(k+1) + 2. (k+1) 2 2 = (k 2 + k) + (2k+2) 2 = k 2 + 3k = (k+1) (k+2) 2 Misal : k = 1 (1+1). (1+2) = 3 2 MI/Citra/Diskret 21

23 n = n(n+1) Maka untuk nilai basis : 1) Nilai Basis no = 1 2 = 1. (1+1) 1 = 1. 2, Terbukti no = 1 bernilai benar 2) Langkah induksi n = k k = k (k+1) n = k k + 2(k+1) = k(k+1) + 2(k+1) = (k 2 + k) + (2k+2) = k 2 + 3k + 2 = (k+1) (k+2) Misal : k = 1 (1+1). (1+2) = 2. 3 = n = 2 n+1 1 Maka untuk nilai basis : 1) Nilai Basis no = 0 1 = ) 1 = = 1, Terbukti no = 0 bernilai benar 2) Langkah induksi n = k k = 2 k+1 1 n = k k + 2 k+1 = 2 k k+1 = 2. (2 k+1 ) - 1 = 2. 2 k = 2 k+2-1 Misal : k = = = 2. 3 = 8 1 = 7 MI/Citra/Diskret 22

24 Soal n = 2n(n+1) (4n-3) = n (2n-1) (2n-1) 2 = n (2n+1)(2n-1) (3n-1) = n(3n+1) n = 5n(n+1) n 2 = n(n+1).(2n+1) n(n+1) = n(n+1)(n+2) n 3 = n 2 (n+1) n = 2 n n < 1/8 (2n+1) = n n(n+1) n n 2 = n(n+1) (2n-1)(2n+1) 2(2n+1) = n (2n-1)(2n+1) 2n = n (3n-2)(3n+1) 2n+1 MI/Citra/Diskret 23

25 FUNGSI Teorema 1 : Misal A dan B adalah himpunan suatu fungsi dari A ke B adalah pe nandaan tepat satu kali dari satu elemen dari himpunan A, ke setiap elemen dari himpunan B. F(a) = b Jika b unik dan elemen dari B ditandai oleh fungsi f dari elemen a di A f : A B fungsi dari A ke B. Teorema 2 : Jika f adalah fungsi dari A ke B, disebut f memetakan A ke B, maka A adalah domain dari f, dan B adalah kodomain dari f. Jika f(a) = b maka b adalah image (daerah bayangan) dari a, dan a adalah pre-image (daerah bayangan awal) dari b. Range dari f adalah seluruh images dari A. Macam Fungsi Fungsi one to one (injective) a b c d e Visualisai onto (surjective) a b c correspondence one to one (bijective) a b c d MI/Citra/Diskret 24

26 Into a b c Tentukan macam-macam fungsi berikut : 1) A = {1, 2, 3}, B = {u, v, w} dan R = {{1, u}, {2, v}, {3, w}} 2) A = {1, 2, 3, 4}, B = {u, v, w}, dan R = {{1, u}, {2, v}, {3, w}} 3) A = {1, 2, 3}, B = {u, v, w}, dan R = {{1, u}, {1, v}, {2, v}, {3, w}} 4) A= {1, 2, 3}, B = {u, v, w}, dan R = {{1, u}, {2, u}, {3, w}} Soal Diketahui : A dan B adalah suatu himpunan, A = {1, 2, 3, 4} dan B = {u, v, w, x} Jika R adalah himpunan pemetaan dari A ke B, maka tentukan macam fungsi berikut : 1) R = {{1, v}, {2, u}, {3, v}, {4, w}} 2) R = {{1, x}, {2, u}, {3, v}, {4, w}} 3) R = {{1, u}, {2, u}, {3, v}, {4, w}} 4) R = {{1, u}, {1, v}, {2, w}, {3, x}, {4, x}} MI/Citra/Diskret 25

27 RELASI Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari A X B. Notasi : R (A X B) A X B = {(a, b) a A dan b B} Jika (a,b) R, maka dituliskan a R b, artinya a dihubungkan dengan b oleh R Jika (a,b) R, maka dituliskan a R b, artinya a tidak dihubungkan dengan b oleh R. Representasi Relasi Jenis A = {a, b, c} B = {1, 2, 3, 4} R = {(a,1), (b,2), (b,4), (c,3)} Diagram Panah a b c Visualisasi Tabel Relasi A = {a, b, c, d} R = {(a,a), (a,d), (b,b), (b,c), (c,a), (c,c), (d,c)} Matriks A B a 1 b 2 b 4 c 3 mij = 1 jika (ai, bj) R mij = 0 jika (ai, bj) R M = MI/Citra/Diskret 26

28 Graf berarah Relasi yang dapat direpresentasikan dalam graf berarah adalah relasi pada satu himpunan dan bukan dari satu himpunan ke himpunan yang lain. a d b c In-degree dari suatu titik adalah jumlah anak panah yang masuk atau berakhir pada titik itu Out-degree dari suatu titik adalah jumlah anak pannah yang keluar dari titik itu a b c d In-degree Out-degree SIFAT RELASI BINER 1. Relasi Refleksif (Reflexif) Relasi R pada himpunan A disebut reflexif jika (a,a) R untuk setiap a A. Irreflexif : Jika terdapat a A sedemikian sehingga (a,a) A 2. Relasi Setangkup (Symmetric) Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika terdapat (a,b) R, maka (b,a) R, untuk semua a,b R. Not Symmetric : Jika (a,b) R sedemikian sehingga (b,a) R untuk semua a,b R 3. Relasi Tolak Setangkup (Anti Symmetric) Relasi R pada himpunan A disebut tolak setangkup jika (a,b) R dan (b,a) R, hanya jika a=b, untuk semua a,b R A symmetric : Jika a b untuk (a,b) R sedemikian sehingga (b,a) R 4. Relasi Menghantar (Transitif) Relasi R pada himpunan A disebut transitif jika (a,b) R dan (b,c) R maka (a,c) R untuk semua a,b,c R. 5. Relasi Equivalence Relasi R pada himpunan A disebut equivalensi, jika mempunyai sifat reflexif, simetrik dan transitif. MI/Citra/Diskret 27

29 6. Relasi Partisi Relasi partisi adalah cara membagi sesuatu hal menjadi beberapa kelas yang berbeda. Pembagian kelas yang berbeda disebut Partisi. 7. Class Equivalence Relasi R pada himpunan A adalah relasi equivalensi. Himpunan dari semua elemen yang direlasikan atau berrelasi pada tiap elemen a dari A disebut class equivalensi dari a. Kelas equivalensi dari a yang bersesuaian dengan R dinotasikan [a]/r Soal 1. Misal : A = {1, 2, 3, 4} R1 = {(1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (2,4), (3,1), (3,4), (4,1), (4,4)} R2 = {(1,1), (1,2), (1,4), (2,1), (2,2), (3, 3), (4,1), (4,3)} b) Gambarkan relasi R1 dalam bentuk matriks c) R1 x R2 = d) R1 R2 = e) R1 R2 = f) R1 c R2 R1 c = 2. Misal : A = {1, 2, 3, 4} R1 = {(1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (2,4), (3,3), (4,2), (4,4)} R2 = {(1,1), (1,2), (1,4), (2,1), (2,2), (3, 3), (4,1), (4,3)} Sebutkan sifat relasi biner pada R1 dan R2. 3. Misal : A = {1, 2, 3, 4, 5, 6} R1 = {(1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (3,3), (3,5), (4,4), (5,3), (5,5), (6,6)} Tentukan a/[r]. MI/Citra/Diskret 28

30 GRAF Graf G(V,E) didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V adalah himpunan berhingga dan tidak kosong dari simpul-simpul (verteks atau node). Dan E adalah himpunan berhingga dari busur (vertices atau edge). V1 V4 e2 e1 e3 V2 e4 V3 e5 V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )} ISTILAH GRAF Gelang (loop) yaitu busur yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama. Busur ganda (multiple edge) yaitu suatu busur yang menghubungkan simpul yang sama Ketetanggaan (adjacent) : dua buah simpul dikatakan bertetangga, jika terdapat busur e dengan ujung awal dan akhir adalah v 1 dan v 2. ( e=(v 1,v 2 ) ) Kehadiran (incident) : suatu busur dikatakan hadir pada suatu simpul, jika busur tersebut menghubungkan simpul tersebut. Derajat (degree) yaitu banyaknya busur yang ada pada suatu simpul v. ( d(v) ) Simpul terminal adalah simpul yang berderajat 1 Simpul terpencil adalah simpul yang berderajat 0, dan tidak bertetangga dengan simpul lain. n = V = kardinalitas simpul m = E = kardinalitas busur MI/Citra/Diskret 29

31 MACAM GRAF Graf dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu : 1. Graf Kosong (Null graph) Graf kosong adalah graf dengan himpunan busur merupakan himpunan kosong. N 4 2. Graf Sederhana (simple graph) Graf sederhana adalah graf yang tidak mempunyai gelang (loop) dan/atau sisi ganda (multiple edge) Terdapat beberapa macam graf sederhana, yaitu : a) Graf lengkap (complete graph) Graf lengkap adalah graf dengan setiap pasang simpulnya saling bertetangga, dengan jumlah busur (m) = (n.(n-1))/2. K 3 K 4 K 5 b) Graf teratur (regular graph) Graf teratur adalah graf yang semua simpul dalam graf trsebut berderajat sama, dengan jumlah busur (m) = (n.r)/2, dan r adalah nilai derajat simpul. MI/Citra/Diskret 30

32 K 3 K 4 K 5 c) Graf Lintasan (paths) Graf lintasan adalah graf yang bentuknya menyerupai garis lurus, m=n-1. P 4 d) Graf lingkaran (Cycles) Graf lingkaran adalah graf yang bentuknya menyerupai lingkaran, dengan m=n Dinotasikan dengan C n C 2 e) Graf Roda (Wheels) Graf Roda adalah graf lingkaran yang setiap simpulnya dihubungkan dengan simpul di tengah lingkaran. Dinotasikan dengan W n W 6 MI/Citra/Diskret 31

33 3. Graf tidak sederhana (unsimple graph) Graf tidak sederhana adalah graf yang mempunyai gelang (loop) dan/atau sisi ganda (multiple edge) 1. Graf Ganda (Multigraph) adalah graf yang mempunyai sisi ganda 2. Graf Semu (Pseudograph) adalah graf yang mempunyai gelang / loop 4. Graf dengan kekhususan tertentu 1. Graf Petersen Graf Petersen adalah graf teratur yang mempunyai derajat simpul 3 pada semua simpulnya. K 4 K 6 2. Graf Planar Graf Planar adalah graf yang dapat digambarkan pada suatu bidang datar dengan busur-busur yang tidak saling memotong. K 4 K 6 3. Graf Bipartite Graf bipartite adalah graf G dengan himpunan simpulnya dapat dibedakan dan dipisahkan menjadi dua himpunan bagian, yaitu V 1 dan V 2, sedemikian sehingga MI/Citra/Diskret 32

34 setiap busur di G menghubungkan ke satu simpul di V 1 ke satu simpul di V 2, dengan kata lain setiap pasang simpul di V 1 tidak bertetangga, dan setiap pasang simpul di V 2 juga tidak bertetangga. Dinotasikan Sebagai G(V 1, V 2 ) K n,m Jika setiap simpul di V 1 bertetangga dengan semua simpul di V 2, maka disebut graf bipartite lengkap (complete bipartite graph) K 2,3 K 2,3 4. Graf Berarah (Directed graph) Graf berarah adalah graf yang semua busurnya mempunyai arah. 5. Graf Berbobot (Weighted graph) Graf berbobot adalah graf yang setiap sisinya diberi sebuah harga (bobot) tertentu. c 4 7 b d e a MI/Citra/Diskret 33

35 Graf Tidak Sederhana 1. Graf Ganda (multigraph) Graf yang mempunyai sisi ganda 2. Graf Semu (pseudograph) Graf yang mempunyai gelang/loop Representasi Graf dalam bentuk Matriks 1. Matriks Adjacent M simpul x simpul 2. Matriks Incident I simpul x busur Isomorfisma Isomorfik adalah dua buah benda yang sama tetapi secara geometri bersifat berbeda. Dua buah graf G1 dan G2 dikatakan mempunyai isomorfisma (isomorfiks), jika terdapat pemetaan satu-satu antara simpul-simpul di G1 dan simpul-simpul di G2, dan dipenuhinya syarat : (1) jumlah busur masing-masing graf sama, (2) jumlah node masingmasing graf sama, (3) terdapat kesesuaian antara busur-busur di dalam kedua graf tersebut G 1 G 5 G 3 G 2 G 4 G 6 MI/Citra/Diskret 34

36 Graf Komplemen Komplemen graf (G c ) adalah suatu graf sederhana dengan simpul yang sama dengan himpunan simpul graf G, dan memenuhi syarat bahwa dua buah simpul di G c bertetangga, jika dan hanya jika kedua simpul tidak bertetangga di G, sehingga G c dan G akan membentuk graf lengkap K 2,3 Komplemen K 2,3 K 2,3 Komplemen K 2,3 LINTASAN Sederetan busur atau simpul atau busur dan simpul secara berselang seling yang membentuk sambungan yang tidak putus pada graf G. Macam Lintasan 1. Lintasan Sederhana Lintasan yang setiap simpul yang dilalui berbeda 2. Lintasan Tertutup Lintasan yang berawal dan berakhir di simpul yang sama 3. Lintasan Terbuka Lintasan yang berawal dan berakhir di simpul berbeda Jalan (walk) adalah sederetan busur-busur yang membentuk sambungan yang tidak putus di G MI/Citra/Diskret 35

37 Lintasan (path) adalah sederetan busur dan simpul berselang-seling dari simpul awal v 0 ke simpul akhir v n, sedemikian sehingga e 1 = (v 0,v 1 ), e 2 = (v 1,v 2 ),, e n =(v n-1,v n ), adalah busur-busur dalam graf. Panjang suatu lintasan adalah banyaknya busur-busur pada jalan tersebut. Penulisan lintasan pada graf sederhana, hanya menuliskan simpul-simpul yang dilalui, sedangkan pada graf dengan sisi ganda, harus menuliskan urutan busur dan simpul secara berselang-seling sesuai dengan jalan yang dilalui. Lintasan sederhana adalah lintasan yang setiap simpul yang dilalui berbeda (atau setiap busur yang dilalui hanya satu kali). Lintasan tertutup (closed path) adalah lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang sama. Lintasan terbuka (open path) adalah lintasan yang berawal dan berakhir pada simpul yang berbeda. V 5 e 5 V 4 V 5 e 5 V 4 e 1 e 3 e 2 e 6 e 7 e 1 e 3 e 2 e 6 e 7 e 8 V 1 e 8 V 1 V 2 e 4 V 3 V 2 e 4 V 3 G 1 e 9 G 2 Jalan antara v 1 dan v 4 di G 1 : e 3 atau e 1 -e 2 -e 4 -e 7 atau e 1 -e 6 -e 7 Lintasan v 1 dan v 4 di G 1 : e 3 atau e 1 -e 2 -e 4 -e 7 atau e 1 -e 6 -e 7 Lintasan v 1 dan v 4 di G 2 : e 3 atau e 1 -v 5 -e 2 -v 2 -e 4 -e 2 -v 3 -e 7 atau e 1 - v 5 -e 6 -v 3 -e 7 Lintasan sederhana : v 1 - v 5 -v 3 -v 4 Lintasan tertutup : v 1 - v 5 -v 2 -v 3 -v 4 -v 1 Lintasan terbuka : v 1 - v 5 -v 2 -v 3 -v 4 Definisi Keterhubungan dalam graf : Suatu graf G disebut terhubung (connected) apabila setiap pasang simpul sembarang, misal: u dan v, di G mempunyai suatu lintasan dari simpul u menuju simpul v. Lintasan tertutup adalah lintasan dengan simpul awal dan simpul akhir lintasan sama (u=v). Contoh: MI/Citra/Diskret 36

38 V 5 e 5 V 4 V 5 V 4 e 1 e 3 e 2 e 6 e 7 e 1 e 2 e 6 V 1 V 1 V 2 e 4 V 3 G 1 V 2 e 4 G 2 V 3 Graf G 1 adalah graf terhubung, sedangkan G 2 merupakan graf tidak terhubung (disconnected graf) Graf Euler Lintasan Euler adalah lintasan yang melalui masing-masing busur dalam graf tepat satu kali. Bila lintasan tersebut kembali ke simpul asal, membentuk lintasan tertutup, maka lintasan itu dinamakan sirkuit Euler. Graf yang mempunyai sirkuit Euler dinamakan graf Euler, dan graf yang mempunyai lintaan Euler dinamakan graf semi-euler. G 1 G 2 G 3 Graf Hamilton Lintasan Hamilton adalah lintasan yang melalui setiap simpul di dalam graf tepat satu kali. Bila lintasan itu kembali ke simpul awal dan membentuk lintasan tertutup maka disebut sirkuit Hamilton Graf yang memiliki sirkuit Hamilton dinamakan graf Hamilton, sedangkan graf yang memiliki lintasan Hamilton disebut graf semi Hamilton. G 1 G 2 G 3 MI/Citra/Diskret 37

39 APLIKASI GRAF MENCARI JARAK TERPENDEK (SHORTEST PATH) Banyak permasalahan transportasi dimodelkan sebagai bentuk graf, yaitu graf yang mempunyai berat ( weighted graf). Kota digambarkan sebagai simpul, hubungan antar kota digambarkan sebagai busur, dan jarak antar kota sebagai berat dari gambar. Algoritma Djikstra Terdapat beberapa algoritma untuk mencari jalur terpendek, diantaranya adalah yang dikemukakan oleh E. Djikstra pada tahun Algoritma ini digunakan untuk mencari jalur terpendek yang menghubungkan dua buah simpul dalam suatu graf, sehingga sering disebut single pair s shortest path. Langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut : a) Iterasi pertama, simpul awal = v i, beri label untuk simpul yang lain, yaitu : 1. Jika simpul v j dengan j { v 1, v 2, v 3,.., v n }terhubung dengan v i oleh suatu busur (v i, v j ), maka label untuk v j = d(v j )= panjang busur tersebut 2. Jika v j tidak terhubung dengan v i maka d(v i ) = b) Iterasi kedua, pilih simpul dengan label minimum dari hasil iterasi pertama sebagai simpul awal, label untuk setiap simpul lain ditentukan dengan membandingkan nilai labelnya dengan jumlah nilai label simpul awal ditambahkan dengan panjang busur antara simpul awal dengan simpul tersebut, atau : d (v k ) = min{d(v k ), d(v j )+a(v j, v k )} dengan v j : simpul awal v k : simpul yang dicari labelnya d (v k) : nilai label yang baru d(v k) : nilai label hasil iterasi sebelumnya d(v j ) : nilai label hasil iterasi sebelumnya a(v j,v k ): panjang busur c) Ulangi iterasi kedua sampai simpul tujuan dipilih sebagai simpul awal. MI/Citra/Diskret 38

40 a 3 4 c 7 b e d 2 5 f Penyelesaian : Iterasi 1 Posisi awal di simpul a. d(a) = 0, d(b) = 4, d(c) = 3, d(d) = 7, d(e) =, d(f) =, Minimum di c, maka jalur yang didapat (a,c) Iterasi 2 Posisi awal di c d(b) = min {d(b), d(c)+ a(c, b)} = min {4, 3+ } = 4 d(d) = min {d(d), d(c)+ a(c, d)} = min {7, 3+ } = 7 d(e) = min {d(e), d(c)+ a(c, e)} = min {, 3+3} = 6 d(f) = min {d(f), d(c)+ a(c, f)} = min {, 3+ } = Minimum di b, jalur yang didapat (a, b) Iterasi 3 Posisi awal di b d(d) = min {d(d), d(b)+ a(b, d)} = min {7, 4+4} = 7 d(e) = min {d(e), d(b)+ a(b, e)} = min {6, 4+2} = 6 d(f) = min {d(f), d(b)+ a(b, f)} = min {, 4+ } = Minimum di e, jalur yang didapat (b, e) atau (c, e) Iterasi 4 Posisi awal di e d(d) = min {d(d), d(e)+ a(e, d)} = min {7, 6+ } = 7 d(f) = min {d(f), d(e)+ a(e, f)} = min {, 6+5} = 11 Minimum di d, jalur yang didapat (a, d) MI/Citra/Diskret 39

41 Iterasi 5 Posisi awal di d d(f) = min {d(f), d(d)+ a(d, f)} = min {11, 7+2} = 9 Minimum di f, Iterasi dihentikan, jalur yang didapat (d, f) Maka jalur terpendek dari a ke f adalah {(a, d), (d, f)} dengan panjang 9. Algoritma Djikstra Procedure Djikstra (G: berat graf terhubung, dengan semua berat graf positif) {G mempunyai busur a=v 0, v 1,..,v n dan berat w(v i,v j) =, jika (v i,v j) tidak terhubung dengan busur lain} for i:=1 to n L(v i):= L(a):=0 S:={} {simpul telah diinisialisasi sehingga simpul a adalah kosong dan simpul lainnya adalah, dan S adalah himpunan kosong} while z S begin u:=a simpul tidak ada dalam S dengan L(u) minimal S :=S {u} For semua busur v tidak ada dalam S If L(u)+w(u,v) < L(v) then L(v) :=L(u)+w(u,v) {menambahkan simpul ke S dengan nilai minimal dan mengubah nilai busur yang tidak berada di S} end. {Lz)=panjang dari jalur terpendek dari a ke z} Algoritma Floyd Algoritma yang juga sering digunakan untuk menentukan panjang jalur terpendek untuk setiap pasangan simpul adalah algoritma Floyd, sering disebut dengan all pair s shortest path algoritma. Langkah-langkah dalam algoritma Floyd : a) Setiap simpul diberi nomor dari 1, 2,.., n. Susun matriks D 0 yang masing-masing elemennya menunjukkan panjang busur terpendek yang menghubungkan simpul tersebut. (elemen i, j menunjukkan panjang busur terpendek yang menghubungkan v i dengan v j ). Jika tidak ada busur yang menghubungkan v i dengan v j, maka d 0 ij = dan d 0 ii = 0 b) Lakukan iterasi sebanyak n kali dimana setiap iterasi disusun matrik D m (m {1,2,..,n}) dari matriks D m-1 dengan rumus : d m ij = min{d m-1 ij, d m-1 im + d m-1 mj} MI/Citra/Diskret 40

42 c) Catat setiap jalur yang didapat dari setiap iterasi. Akhiri iterasi setelah m=n, sehingga D n menunjukkan panjang jalur terpendek yang menghubungkan simpul I dengan simpul j. a 3 4 c 7 b e d 2 5 f Penyelesaian : Iterasi 0 Iterasi 1 Iterasi 2 Matriks d 0 = Matriks d 1 = Matriks d 2 = MI/Citra/Diskret 41

43 Iterasi 3 Iterasi 4 Iterasi 5 Iterasi 6 Matriks d 3 = Matriks d 4 = Matriks d 5 = Matriks d 6 = Soal Carilah jarak terpendek dari a ke z dengan algoritma Floyd dan Djikstra, dan tuliskan jalurnya. MI/Citra/Diskret 42

44 Tugas Matematika Diskret 1. Diketahui sejumlah pernyataan sebagai berikut : p : Isi kuliahnya menarik q : Soal-soal latihannya menantang r : Kuliahnya menyenangkan Terjemahkan kalimat majemuk tersebut ke dalam notasi simbolik : a) jika isi kuliahnya tidak menarik dan soal-soal latihannya tidak menantang, maka kuliahnya tidak enak. b) Isi kuliahnya menarik jika dan hanya jika soal-soal latihannya menantang dan kuliahnya menyenangkan. Buatlah kalimat majemuknya berdasarkan notasi simbolik berikut : a) ~p ~r V ~q b) ~(p q) V (~q V r) 2. Gambarkan tabel kebenaran dari pernyataan berikut : p (q V r) ) (p q) V (q r) 3. Diketahui : S = {x 0 < x < 15} A = {x x < 15, x bilangan prima} B = { x x < 15, x bilangan asli genap} C = { x 3x 2 < 30, x bilangan asli} D = { 1, 4, 7, 10, 12, 13} Tentukan himpunan berikut : a) A c (C B) = b) A c ((D C) B) = 4. Diantara 50 mahasiswa di dalam kelas, 26 memperoleh nilai A dari ujian pertama dan 21 orang memperoleh nilai A dari ujian kedua. Jika 17 mahasiswa tidak memperoleh nilai A dari ujian pertama maupun ujian kedua, berapa banyak mahasiswa yang memperoleh dua kali nilai A dari ujian kedua itu?, gambarkan diagram Venn-nya. 5. Diketahui himpunan bilangan 1 antara 1 s.d 100, berapa banyak bilangan yang tidak habis dibagi 2 dan 5. Gambarkan diagram Venn-nya. (Yang dimaksud habis dibagi adalah hasil pembagian merupakan bilangan bulat dan bukan pecahan). 6. P(n,r) = 840 C(n,r) =35, n?, r? MI/Citra/Diskret 43

45 7. Diketahui suatu himpunan A = {0, 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9}. Dari himpunan tersebut dapat dibentuk angka yang terdiri dari 5 digit dengan ketentuan merupakan bilangan genap yang berada diantara s/d Tentukan rumus untuk menghitung ½ + ¼ + 1/ /(2 n ) dengan memeriksa nilai-nilai ekspresi untuk n yang lebih kecil, kemudian induksi matematika untuk membuktikan hal itu. 9. Untuk tiap relasi pada A = {1, 2, 3, 4}, tentukan apakah relasi tersebut reflexif, setangkup, tak setangkup dan menghantar. a) {(2,2), (2,3), (2,4), (3,2), (3,3), (3,4)} b) {(2,4), (4,2)} c) {(1,1), (2,2), (3,3), (4,4)} d) {(1,3), (1,4), (2,3), (2,4), (3,1), (3,4)} 10. Diketahui A = {1, 2, 3, 4, 5}, R = {(1,1), (1,2), (2,1), (2,2), (3,3), (4,4), (5,5)} Tentukan a/[r]. MI/Citra/Diskret 44

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )}

GRAF. V3 e5. V = {v 1, v 2, v 3, v 4 } E = {e 1, e 2, e 3, e 4, e 5 } E = {(v 1,v 2 ), (v 1,v 2 ), (v 1,v 3 ), (v 2,v 3 ), (v 3,v 3 )} GRAF Graf G(V,E) didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E), dengan V adalah himpunan berhingga dan tidak kosong dari simpul-simpul (verteks atau node). Dan E adalah himpunan berhingga dari busur (vertices

Lebih terperinci

Pengantar Matematika Diskrit

Pengantar Matematika Diskrit Pengantar Matematika Diskrit Referensi : Rinaldi Munir, Matematika Diskrit, Informatika Bandung 2005 1 Matematika Diskrit? Bagian matematika yang mengkaji objek-objek diskrit Benda disebut diskrit jika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang anggotanya

Lebih terperinci

BAB 2. HIMPUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 17 Oktober 2016

BAB 2. HIMPUNAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER ILHAM SAIFUDIN PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK. Senin, 17 Oktober 2016 PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER BAB 2. HIMPUNAN ILHAM SAIFUDIN Senin, 17 Oktober 2016 Universitas Muhammadiyah Jember ILHAM SAIFUDIN MI HIMPUNAN 1 DASAR-DASAR

Lebih terperinci

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10}

BAB I HIMPUNAN. Contoh: Himpunan A memiliki 5 anggota, yaitu 2,4,6,8 dan 10. Maka, himpunan A dapat dituliskan: A = {2,4,6,8,10} BAB I HIMPUNAN 1 1. Definisi Himpunan Definisi 1 Himpunan (set) adalah kumpulan dari objek yang berbeda. Masing masing objek dalam suatu himpunan disebut elemen atau anggota dari himpunan. Tidak ada spesifikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 15 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Graf Sebuah graf G adalah pasangan (V,E) dengan V adalah himpunan yang tak kosong yang anggotanya disebut vertex, dan E adalah himpunan yang

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA-31 Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc

I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA-31 Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA- Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc Tugas ke Pertemuan TIK Soal-soal Tugas. Mendefinisikan Proposisi Membedakan

Lebih terperinci

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan. Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 Himpunan Tujuan Mahasiswa memahami konsep dasar

Lebih terperinci

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

Induksi Matematika. Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik. Induksi Matematika Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik. Misalkan p(n) adalah pernyataan yang menyatakan: Jumlah bilangan bulat positif dari 1 sampai n adalah

Lebih terperinci

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika 16/12/2015 2 Sub Topik A. Graf dan Model Graf B. Terminologi Dasar Graf dan Jenis

Lebih terperinci

: SRI ESTI TRISNO SAMI

: SRI ESTI TRISNO SAMI MATEMATIKA DISKRIT By : SRI ESTI TRISNO SAMI 082334051324 Bahan Bacaan / Refferensi : 1. Seymour Lipschutz dan Marc Lars Lipson, Matematika Diskkrit Shcaum s Outline Series, Mc Graw-Hill Book Company,

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT RELASI

MATEMATIKA DISKRIT RELASI MATEMATIKA DISKRIT RELASI Relasi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkebangsaan Swiss pada Tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang

Lebih terperinci

RELASI DAN FUNGSI. /Nurain Suryadinata, M.Pd

RELASI DAN FUNGSI. /Nurain Suryadinata, M.Pd RELASI DAN FUNGSI Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah/SKS Program Studi Semester Dosen Pengampu : Matematika Diskrit : MAT-365/ 3 sks : Pendidikan Matematika : VI (Enam) : Nego Linuhung, M.Pd /Nurain Suryadinata,

Lebih terperinci

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP Graf Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP Pendahuluan Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar di bawah ini sebuah graf yang menyatakan

Lebih terperinci

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1

Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit. Himpunan. Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Bahan kuliah IF2120 Matematika Diskrit Himpunan Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Teknik Informatika STEI - ITB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan

Lebih terperinci

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Teori Himpunan 2011 Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. -

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Definisi Graf Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) ditulis dengan notasi G = (V, E), yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf

Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Penggunaan Algoritma Dijkstra dalam Penentuan Lintasan Terpendek Graf Rahadian Dimas Prayudha - 13509009 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Relasi. Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B).

Relasi. Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). Relasi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh R a R b adalah notasi untuk

Lebih terperinci

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo

Teori Dasar Himpunan. Julan HERNADI. December 27, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo 1 Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah, Ponorogo December 27, 2012 PENGERTIAN DASAR Denition Himpunan merupakan koleksi objek-objek yang disebut anggota atau elemen himpunan tersebut.

Lebih terperinci

R = {(Amir, IF251), (Amir, IF323), (Budi, IF221), (Budi, IF251), (Cecep, IF323) }

R = {(Amir, IF251), (Amir, IF323), (Budi, IF221), (Budi, IF251), (Cecep, IF323) } Pertemuan 9 Relasi Relasi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh R a R b

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penugasan Sebagai Masalah Matching Bobot Maksimum Dalam Graf Bipartisi Lengkap Berlabel Teori Dasar Graf Graf G adalah pasangan himpunan (V,E) di mana V adalah himpunan dari vertex

Lebih terperinci

LOGIKA DAN ALGORITMA

LOGIKA DAN ALGORITMA LOGIKA DAN ALGORITMA DASAR DASAR TEORI GRAF Kelahiran Teori Graf Sejarah Graf : masalah jembatan Königsberg (tahun 736) C A D B Gbr. Masalah Jembatan Königsberg Graf yang merepresentasikan jembatan Königsberg

Lebih terperinci

DEFINISI. Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B).

DEFINISI. Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). BAB 3 RELASI DEFINISI Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh R a R b adalah

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HIMPUNAN Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan Enumerasi Simbol-simbol Baku Notasi

Lebih terperinci

Kode MK/ Matematika Diskrit

Kode MK/ Matematika Diskrit Kode MK/ Matematika Diskrit TEORI GRAF 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 TEORI GRAF Tujuan Mahasiswa memahami konsep

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf

Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Aplikasi Algoritma Dijkstra dalam Pencarian Lintasan Terpendek Graf Nur Fajriah Rachmah - 0609 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit

DASAR-DASAR LOGIKA. Pertemuan 2 Matematika Diskrit DASAR-DASAR LOGIKA Pertemuan 2 Matematika Diskrit 25-2-2013 Materi Pembelajaran 1. Kalimat Deklaratif 2. Penghubung kalimat 3. Tautologi dan Kontradiksi 4. Konvers, Invers, dan Kontraposisi 5. Inferensi

Lebih terperinci

HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si

HIMPUNAN. Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si HIMPUNAN Arum Handini Primandari, M.Sc Ayundyah Kesumawati, M.Si 1. Himpunan kosong & semesta 2. Himpunan berhingga & tak berhingga Jenis-jenis himpunan 3. Himpunan bagian (subset) 4. Himpunan saling lepas

Lebih terperinci

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs

Himpunan. Nur Hasanah, M.Cs Himpunan Nur Hasanah, M.Cs 1 Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan secara rinci. Himpunan lima bilangan genap positif pertama: B ={2, 4, 6, 8, 10}. C = {kucing, a, Amir,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Teori Graf Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan

Lebih terperinci

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed

Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Himpunan Matematika Diskret (TKE132107) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Tahun Ajaran 2013/2014 Obyek-obyek diskret ada di sekitar kita. Matematika Diskret (TKE132107)

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Bahan kuliah Matematika Diskrit 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT

MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT MODUL PERKULIAHAN EDISI 1 MATEMATIKA DISKRIT Penulis : Nelly Indriani Widiastuti S.Si., M.T. JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2011 DAFTAR ISI Daftar Isi. 2 Bab 1 LOGIKA

Lebih terperinci

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB

Matematika Komputasional. Himpunan. Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB Matematika Komputasional Himpunan Oleh: M. Ali Fauzi PTIIK - UB 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah

Lebih terperinci

Relasi. Oleh Cipta Wahyudi

Relasi. Oleh Cipta Wahyudi Relasi Oleh Cipta Wahyudi Definisi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh

Lebih terperinci

Teori Himpunan. Author-IKN. MUG2B3/ Logika Matematika 9/8/15

Teori Himpunan. Author-IKN. MUG2B3/ Logika Matematika 9/8/15 Teori Himpunan Author-IKN 1 Materi Jenis Himpunan Relasi Himpunan Operasi Himpunan Hukum-Hukum Operasi Himpunan Representasi Komputer untuk Himpunan 2 Teori Himpunan Himpunan Sekumpulan elemen unik, terpisah,

Lebih terperinci

Relasi dan Fungsi. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Relasi dan Fungsi. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP Relasi dan Fungsi Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP 2 Matriks Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMTI adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan

Lebih terperinci

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com

HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com HIMPUNAN Adri Priadana ilkomadri.com Definisi Set atau Himpunan adalah bentuk dasar matematika yang paling banyak digunakan di teknik informatika Salah satu topik yang diturunkan dari Himpunan adalah Class

Lebih terperinci

RELASI DAN FUNGSI. Nur Hasanah, M.Cs

RELASI DAN FUNGSI. Nur Hasanah, M.Cs RELASI DAN FUNGSI Nur Hasanah, M.Cs Relasi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Terminologi graf Tereminologi termasuk istilah yang berkaitan dengan graf. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa definisi yang sering dipakai terminologi. 2.1.1 Graf Definisi

Lebih terperinci

Matematika Diskret. Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara RELASI. Pemodelan dan Simulasi

Matematika Diskret. Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara RELASI. Pemodelan dan Simulasi Matematika Diskret Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara Pemodelan dan Simulasi RELASI 1 9/26/2017 Hasil Kali Kartesian Hasil kali kartesian antara himpunan A dan himpunan B, ditulis AxB adalah semua pasangan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori teori yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai landasan berfikir dalam melakukan penelitian dan akan mempermudah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog:    1. MODUL I PENDAHULUAN 1. Sejarah Graph Teori Graph dilaterbelakangi oleh sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah Jembatan Koningsberg. Jembatan Koningsberg berjumlah tujuh buah yang dibangun di atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf (Graph) Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) yang dinotasikan dalam bentuk G = {V(G), E(G)}, dimana V(G) adalah himpunan vertex (simpul) yang tidak kosong

Lebih terperinci

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H G R A P H Graf adalah : Himpunan V (Vertex) yang elemennya disebut simpul (atau point atau node atau titik) Himpunan E (Edge) yang merupakan pasangan tak urut dari simpul, anggotanya disebut ruas (rusuk

Lebih terperinci

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2

Matematika Terapan. Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2 Matematika Terapan Dosen : Zaid Romegar Mair, ST., M.Cs Pertemuan 2 2/24/2016 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA Jl. Kolonel Wahid Udin Lk. I Kel. Kayuara, Sekayu 30711 web:www.polsky.ac.id mail: polsky@polsky.ac.id

Lebih terperinci

Matriks. Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom.

Matriks. Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m n) adalah: Matriks bujursangkar adalah matriks yang berukuran

Lebih terperinci

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? B D A E F C G Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? Contoh-contoh aplikasi graf Peta (jaringan jalan dan hubungan antar kota) Jaringan komputer Jaringan

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. - Himpunan empat bilangan

Lebih terperinci

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1

BAB I HIMPUNAN. Matematika Infomatika. Universitas Gunadarma Halaman 1 BAB I HIMPUNAN A. Pengertian Himpunan Himpunan adalah kumpulan dari objek tertentu (dinamakan unsur, anggota, elemen) yang dirumuskan secara jelas dan tegas, sehingga dapat dibeda-bedakan antara satu dengan

Lebih terperinci

Gambar 6. Graf lengkap K n

Gambar 6. Graf lengkap K n . Jenis-jenis Graf Tertentu Ada beberapa graf khusus yang sering dijumpai. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. a. Graf Lengkap (Graf Komplit) Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap titiknya

Lebih terperinci

Uraian Singkat Himpunan

Uraian Singkat Himpunan Uraian Singkat Himpunan Yus Mochamad Cholily Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang email:ymcholily@gmail.com March 3, 2014 1 Daftar Isi 1 Tujuan 3 2 Notasi Himpunan 3 3 Operasi

Lebih terperinci

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma

HIMPUNAN MATEMATIKA. Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma HIMPUNAN MATEMATIKA Program Studi Agroteknologi Universitas Gunadarma Ruang Lingkup Pengertian Himpunan Notasi Himpunan Cara menyatakan Himpunan Macam Himpunan Diagram Venn Operasi Himpunan dan Sifat-sifatnya

Lebih terperinci

BAB I H I M P U N A N

BAB I H I M P U N A N 1 BAB I H I M P U N A N Dalam kehidupan nyata, banyak sekali masalah yang terkait dengan data (objek) yang dikumpulkan berdasarkan kriteria tertentu. Kumpulan data (objek) inilah yang selanjutnya didefinisikan

Lebih terperinci

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit 8/29/24 Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 8/29/24 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/24 8/29/24 Relasi dan Fungsi Tujuan Mahasiswa memahami

Lebih terperinci

Himpunan. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa mahasiswa.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan 1 Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi GRPH 1 Konsep Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi 2 Contoh Graph agan alir pengambilan mata kuliah 3 Contoh Graph Peta 4 5 Dasar-dasar Graph Suatu graph

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah

BAB II LANDASAN TEORI. Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Teori graf dikenal sejak abad ke-18 Masehi. Saat ini teori graf telah berkembang sangat pesat dan digunakan untuk menyelesaikan persoalanpersoalan pada berbagai bidang

Lebih terperinci

Ulang Kaji Konsep Matematika

Ulang Kaji Konsep Matematika Ulang Kaji Konsep Matematika Teori Bahasa dan Automata Viska Mutiawani - Informatika FMIPA Unsyiah 1 Ulang Kaji Konsep Matematika Set / himpunan Fungsi Relasi Graf Teknik pembuktian Viska Mutiawani - Informatika

Lebih terperinci

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning

Modul ke: Matematika Ekonomi. Himpunan dan Bilangan. Bahan Ajar dan E-learning Modul ke: 01 Pusat Matematika Ekonomi Himpunan dan Bilangan Bahan Ajar dan E-learning MAFIZATUN NURHAYATI, SE.MM. 08159122650 mafiz_69@yahoo.com Selamat Datang di Perkuliahan MATEMATIKA EKONOMI 2 BUKU

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 2

Mata Kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Teknik Informatika Minggu ke : 2 Relasi Relasi antara himpunan A dan himpunan B didefinisikan sebagai cara pengawanan anggota himpunan A dengan anggota himpunan B. ilustrasi grafis dapat dilihat sebagai berikut: - Relasi Biner Relasi

Lebih terperinci

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

DEFINISI. Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. BAB 1 HIMPUNAN 1 DEFINISI Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMTI adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota

Lebih terperinci

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. 1 Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Setiap anggota himpunan didaftarkan

Lebih terperinci

Diktat Kuliah. Oleh:

Diktat Kuliah. Oleh: Diktat Kuliah TEORI GRUP Oleh: Dr. Adi Setiawan UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015 Kata Pengantar Aljabar abstrak atau struktur aljabar merupakan suatu mata kuliah yang menjadi kurikulum nasional

Lebih terperinci

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan (set) Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Cara Penyajian Himpunan 1. Enumerasi Contoh 1. - Himpunan empat bilangan

Lebih terperinci

Matematik tika Di Disk i r t it 2

Matematik tika Di Disk i r t it 2 Matematika tik Diskrit it 2 Teori Graph Teori Graph 1 Kelahiran Teori Graph Masalah Jembatan Konigsberg g : Mulai dan berakhir pada tempat yang sama, bagaimana caranya untuk melalui setiap jembatan tepat

Lebih terperinci

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM

MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM MEMBANDINGKAN KEMANGKUSAN ALGORITMA PRIM DAN ALGORITMA KRUSKAL DALAM PEMECAHAN MASALAH POHON MERENTANG MINIMUM Pudy Prima (13508047) Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. 1 HIMPUNAN DEFINISI Himpunan (set) adalah kumpulan objekobjek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMK adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa

Lebih terperinci

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan

BAB III HIMPUNAN. 2) Mahasiswa dapat menyebutkan relasi antara dua himpunan. 3) Mahasiswa dapat menentukan hasil operasi dari dua himpunan BAB III HIMPUNAN Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian himpunan, relasi antara himpunan, operasi himpunan, aljabar himpunan, pergandaan himpunan, serta himpunan kuasa. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. Himpunan Definisi Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota. HMIF adalah contoh sebuah himpunan, di dalamnya berisi anggota berupa

Lebih terperinci

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1.

1.1 Pengertian Himpunan. 1.2 Macam-macam Himpunan. 1.3 Relasi Antar Himpunan. 1.4 Diagram Himpunan. 1.5 Operasi pada Himpunan. 1. I. HIMPUNAN 1.1 Pengertian Himpunan 1.2 Macam-macam Himpunan 1.3 Relasi Antar Himpunan 1.4 Diagram Himpunan 1.5 Operasi pada Himpunan 1.6 Aljabar Himpunan Pengertian Himpunan 1. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1:

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1: MATRIKS & RELASI Matriks Matriks adalah adalah susunan skalar elemenelemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m n) adalah: A a a a 2 m a a a 2 22 m2 a a a

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF 1 Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli matematika dari Swiss. Euler

Lebih terperinci

: SRI ESTI TRISNO SAMI

: SRI ESTI TRISNO SAMI MATEMATIKA DISKRIT By : SRI ESTI TRISNO SAMI 08125218506 / 082334051324 Bahan Bacaan / Refferensi : 1. Seymour Lipschutz dan Marc Lars Lipson, Matematika Diskkrit Shcaum s Outline Series, Mc Graw-Hill

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II LNSN TEORI Landasan teori dalam penyusunan tugas akhir ini menggunakan beberapa teori pendukung yang akan digunakan untuk menentukan lintasan terpendek pada jarak esa di Kecamatan Rengat arat. 2.1 Graf

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori) Fakultas : Teknik Industri Jurusan : Teknik Informatika Mata Kuliah & Kode : Matematika Diskrit SKS : Teori : 3 Praktik : - Semester & Waktu : Sem : 1 Waktu

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT

SILABUS MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT Kode Formulir : FM-STMIK MDP-KUL-04.02/R3 SILABUS MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Sistem Informasi Mata Kuliah : Matematika Diskrit Kode : SP 245 Bobot : 4 (empat)

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA

MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA MATEMATIKA DISKRIT LOGIKA Logika Perhatikan argumen di bawah ini: Jika anda mahasiswa Informatika maka anda tidak sulit belajar Bahasa Java. Jika anda tidak suka begadang maka anda bukan mahasiswa Informatika.

Lebih terperinci

Logika Matematika Teori Himpunan

Logika Matematika Teori Himpunan Pertemuan ke-2 Logika Matematika Teori Himpunan Oleh : Mellia Liyanthy TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS PASUNDAN TAHUN AJARAN 2007/2008 Perampatan Operasi Himpunan A1 A2... An = Ai A1 U A2 U... U An = U

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat?

BAB I PENDAHULUAN. a. Apa sajakah hukum-hukum logika dalam matematika? b. Apa itu preposisi bersyarat? BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara etimologi, istilah Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu logos yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga ilmu pengetahuan. Dalam arti

Lebih terperinci

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAF GRAF Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut dari simpul. Anggotanya

Lebih terperinci

Teori Himpunan Elementer

Teori Himpunan Elementer Teori Himpunan Elementer Kuliah Matematika Diskret Semester Genap 2015-2016 MZI Fakultas Informatika Telkom University FIF Tel-U Januari 2016 MZI (FIF Tel-U) Himpunan Januari 2016 1 / 72 Acknowledgements

Lebih terperinci

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas

Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas Aplikasi Pewarnaan Graf Pada Pengaturan Warna Lampu Lalu Lintas Andreas Dwi Nugroho (13511051) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan peranannya, terutama pada sektor sistem komunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan

Lebih terperinci

HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI

HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI HIMPUNAN ARUM HANDINI PRIMANDARI, M.SC AYUNDYAH KESUMAWATI, M.SI Himpunan Jenis-jenis himpunan Operasi Pada Himpunan Cara Menuliskan Himpunan Himpunan kosong & semesta Himpunan berhingga & tak berhingga

Lebih terperinci

Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu? Logika... 1

Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu? Logika... 1 Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu?... iii v xi 1. Logika... 1 1.1 Proposisi... 2 1.2 Mengkombinasikan Proposisi... 4 1.3 Tabel kebenaran... 6 1.4 Disjungsi Eksklusif...

Lebih terperinci

APLIKASI GRAF DALAM BISNIS TRAVEL BANDUNG-BOGOR

APLIKASI GRAF DALAM BISNIS TRAVEL BANDUNG-BOGOR APLIKASI GRAF DALAM BISNIS TRAVEL BANDUNG-BOGOR Achmad Giovani NIM : 13508073 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jl. Ganeca 10 Bandung e-mail:

Lebih terperinci

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1:

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1: MATRIKS & RELASI Matriks Matriks adalah adalah susunan skalar elemenelemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m n) adalah: A = a a M a 2 m a a a 2 22 M m 2

Lebih terperinci

Matematika Diskrit 1

Matematika Diskrit 1 Dr. Ahmad Sabri Universitas Gunadarma Pendahuluan Apakah Matematika Diskrit itu? Matematika diskrit adalah kajian terhadap objek/struktur matematis, di mana objek-objek tersebut diasosiasikan sebagai nilai-nilai

Lebih terperinci

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN

PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN PEWARNAAN GRAF SEBAGAI METODE PENJADWALAN KEGIATAN PERKULIAHAN Eric Cahya Lesmana - 13508097 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, masalah jembatan KÖnigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan graf (tahun 1736). Di kota KÖnigsberg (sebelah timur Negara bagian

Lebih terperinci