BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sikap peduli lingkungan merupakan kesatuan pendapat dan keyakinan individu dalam memperhatikan kelestarian lingkungan alam sebagai dasar respon untuk berperilaku ramah lingkungan (Walgito, 1999). Sikap tersebut mengandung penilaian individu terhadap lingkungan sekitar. Sikap terbentuk dari pengalaman seseorang terkait dengan permasalahan lingkungan dalam mengelola sumber daya alam. Sikap peduli lingkungan mampu mendorong seseorang untuk memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana dengan memperhatikan akibat dari pemanfaatan tersebut dan keberlanjutannya. Penanaman sikap peduli lingkungan dalam masyarakat dapat berkontribusi dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Melalui pembangunan berkelanjutan, manusia mampu mengelola sumber daya alam dengan memperhatikan keberlanjutan dari kondisi lingkungan alam tersebut untuk masa yang akan datang. Pengelolaan sumber daya alam yang tidak disertai dengan sikap peduli lingkungan memunculkan berbagai permasalahan lingkungan. Permasalahan tersebut muncul sebagai dampak aktivitas antroposentris yang cenderung mengabaikan nilai ekologi dan kelestarian lingkungan. Teori New Ecological Paradigm (NEP) menjelaskan bahwa manusia merupakan bagian dari lingkungan yang saling bergantung dengan spesies lain sehingga setiap tindakan manusia berdampak kepada kondisi lingkungan hidup (Stern, 2000). Aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengelola lingkungan berdampak pada kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan yang tidak segera diatasi dapat menimbulkan perubahan lingkungan secara global yang membahayakan keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain di bumi. Kerusakan lingkungan dapat terus terjadi jika sikap dan mental manusia tidak arif terhadap lingkungannya. Hasil kajian perilaku masyarakat Indonesia akan kepedulian lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan Indeks Perubahan Peduli 1

2 2 Lingkungan (IPPL) berdasarkan survei pada akhir tahun 2012 hanya sekitar 0,57. Nilai kepedulian lingkungan masyarakat masih rendah berdasarkan enam kebiasaan perilaku dalam rumah tangga yang ditanyakan kepada responden di 12 provinsi (Pratama, 2013). Merujuk pada pernyataan dan fakta tersebut penanaman sikap dan perilaku peduli lingkungan perlu ditanamkan pada generasi muda. Sikap peduli lingkungan dapat berpengaruh terhadap perilaku individu. Perilaku ramah lingkungan muncul sebagai akibat dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau bertindak terhadap lingkungan, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Theory of Planned Behavior. Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1991) menjelaskan bahwa perilaku ramah lingkungan muncul karena dorongan kesiapan untuk berperilaku/ behavioral intention. Salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan berperilaku adalah sikap/ behavioral attitude, yaitu sikap peduli lingkungan. Penanaman sikap peduli lingkungan dapat dilakukan melalui habituasi atau pembiasaan. Salah satu sarana untuk membiasakan sikap peduli lingkungan adalah melalui pendidikan lingkungan. Pendidikan merupakan sarana yang mampu untuk mengubah persepsi, sikap dan perilaku manusia (Arbuthnott, 2009). Upaya kultural untuk membentuk karakter peduli lingkungan melalui pendidikan telah menjadi perhatian secara global. Upaya tersebut telah dirumuskan dalam Agenda 21 sebagai hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro tahun Pada Bab 36 bagian IV rumusan Agenda 21 tersebut menyebutkan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan bersama mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui pembangunan karakter peduli lingkungan secara kultural. Rumusan tersebut kemudian diwujudkan dalam langkah operasional yang dikenal dengan istilah Education for Sustainable Development/ EfSD. Education for Sustainable Development merupakan suatu paradigma baru dimana pendidikan menjadi suatu sarana yang memberi kesadaran dan kemampuan kepada semua orang utamanya generasi muda untuk berkontribusi secara nyata bagi pembangunan berkelanjutan (sustainable development)

3 3 (Priyanto, dkk., 2013). EfSD dapat diwujudkan baik dalam pendidikan formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, EfSD dapat diterapkan pada siswa sekolah. Melalui EfSD, siswa diharapkan memiliki pengetahuan mengenai lingkungan. Pengetahuan yang dimiliki siswa dapat membiasakan diri untuk memiliki sikap peduli lingkungan yang diwujudkan melalui perilaku ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap kepedulian lingkungan yang merupakan tujuan dari EfSD dapat diukur menggunakan instrumen skala New Ecological Paradigm (NEP) dari Dunlap, et al. (2000). Skala tersebut sudah diterapkan di berbagai negara untuk mengukur sikap dan kesiapan berperilaku ramah lingkungan. Skala NEP versi revisi mencakup pandangan yang lebih lengkap dan terperinci dalam mengukur sikap kepedulian lingkungan. NEP hasil revisi memaksimalkan nilai validitas konten yang dimiliki dan terbukti konsisten sebagai suatu alat ukur (Dunlap, et al., 2000). NEP didesain untuk mengidentifikasi 5 dimensi dari ekologi meliputi dimensi balance of nature, limit to growth, anti anthropocentrism, antiexemptionalism dan eco-crisis. Lima dimensi ekologi tersebut dijabarkan ke dalam 15 item pernyataan yang diukur menggunakan skala Likert. Semakin tinggi skor dalam skala NEP tersebut, maka semakin tinggi pula tingkat kepedulian terhadap lingkungan. Hasil angket skala NEP yang telah diisi oleh siswa SMP Negeri 1 Banyudono menunjukkan bahwa sikap peduli lingkungan siswa berada pada kategori cukup dengan skor 50,11. Data sikap peduli lingkungan siswa setelah dianalisis pada setiap komponen dimensi ekologi, diketahui bahwa komponen limit to growth (10,05), anti-anthropocentrism (11,03) dan eco-crisis (10,14) berada pada kategori cukup sedangkan komponen balance of nature (9,94) dan anti-exemptionalism (8,95) siswa berada pada kategori rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sikap kepedulian siswa masih perlu dibenahi. Hasil angket NEP siswa belum menunjukkan sikap peduli lingkungan. Sikap peduli lingkungan siswa dapat diperbaiki melalui materi pembelajaran siswa di sekolah. Materi mengenai lingkungan dapat dipelajarai melalui bidang studi IPA. Berdasarkan Kompetensi Dasar/ KD bidang studi IPA jenjang SMP,

4 4 materi yang sesuai digunakan untuk meningkatkan sikap peduli lingkungan siswa adalah pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pembelajaran materi lingkungan mampu memberikan pengalaman kepada siswa untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan. Sesuai dengan teori behavioristik yang dikemukakan oleh Gage dan Berliner, sikap peduli lingkungan sebagai hasil belajar dalam ranah afektif dapat ditanamkan melalui pembelajaran yang memberi pengalaman mengenai lingkungan alam (Suardi, 2015). Pembelajaran mengenai lingkungan memberikan pengetahuan kepada siswa sebagai pengalaman khusus yang menghasilkan pembentukan sikap dan kebiasaan berperilaku (Irham & Wiyani, 2013). Desain pembelajaran yang spesifik sesuai bidang studi akan memaksimalkan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran sebagai sarana habituasi akan memunculkan sikap peduli lingkungan yang kemudian menjadi bagian dalam pembelajaran pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kepada siswa-siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pengembangan pembelajaran yang spesifik bidang studi/ Subject Specific Pedagogy (SSP) merupakan salah satu kunci efektivitas pencapaian hasil belajar yang membentuk sikap peduli lingkungan kepada siswa. Subject Spesific Pedagogy merupakan seperangkat pengajaran yang spesifik pada pokok bahasan tertentu. Pembelajaran spesifik bidang studi pada materi yang berhubungan dengan lingkungan merupakan cara yang efektif dalam pembelajaran lingkungan hidup yang mampu menguatkan sikap peduli lingkungan siswa. Pembelajaran yang spesifik pada materi bidang studi merupakan pembelajaran yang berbasis perencanaan pada materi spesifik bidang studi tersebut. Perencanaan materi spesifik bidang studi dikembangkan dengan tujuan spesifik yang diterapkan melalui pendekatan, strategi, model, teknik yang sesuai. Pembelajaran materi spesifik masuk dalam ranah pengembangan dengan produk keluaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku siswa, lembar kerja siswa (LKS) dan instrumen evaluasinya. Perangkat pembelajaran tersebut kemudian disusun sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kondisi perencanaan pembelajaran spesifik.

5 5 Pembelajaran spesifik mengenai lingkungan perlu untuk dikembangkan melihat kondisi nyata di sekolah yang masih menggunakan seperangkat pengajaran umum. Seperangkat pengajaran yang digunakan disusun tanpa memperhatikan karakteristik materi yang ada dan tidak ada keterkaitan antara indikator dalam silabus dan RPP terhadap materi dalam modul. Konsep dalam modul ada yang tidak sesuai dengan indikator pembelajaran yang diharapkan. Hasil analisis menggunakan matriks dengan lima dimensi ekologi skala NEP juga menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan di sekolah belum menampakkan dimensi ekologi anti-exceptionalism. Penerapan perangkat dalam pembelajaran mengenai lingkungan menjadi kurang maksimal terutama untuk menanamkan sikap peduli lingkungan kepada siswa. Pembelajaran spesifik yang memuat materi pembelajaran lingkungan hidup terdapat pada mata pelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pengembangan pembelajaran spesifik yang berkaitan dengan lingkungan tersebut dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas ketercapaian tujuan pembentukan sikap dan perilaku peduli lingkungan. Pengembangan yang dilaksanakan mencakup unsur-unsur dalam SSP yaitu silabus, RPP, buku siswa, LKS dan instrumen evaluasi menurut aturan-aturan dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan (Susilowati, dkk., 2013). Pengembangan pembelajaran spesifik bidang studi dikemas dalam seperangkat pembelajaran utuh, tidak terkecuali model pembelajaran yang digunakan. Pendidikan lingkungan dalam proses pembelajaran dapat menggunakan beberapa model pembelajaran aktif dan inovatif yang salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran yang mampu menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Model PBL dipilih untuk menumbuhkan keaktifan siswa yang berdasarkan hasil observasi masih tergolong pasif dalam pembelajaran. Pemilihan model PBL sesuai dengan karakteristik materi pada pencemaran dan kerusakan lingkungan karena berbasis masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. PBL merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa memperluas pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat

6 6 memecahkan masalah dalam dunia nyata (Husna, dkk., 2013). Pembelajaran aktif berdasarkan masalah dunia nyata melalui PBL dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentang lingkungan sekitar. Rasa ingin tahu tersebut dapat mendorong siswa untuk menemukan sendiri solusi permasalahan yang ada melalui pengalaman belajar. Pengalaman nyata berkaitan dengan permasalahan lingkungan sekitar akan mampu membentuk sikap positif siswa terhadap lingkungan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik perangkat Subject Spesific Pedagogy berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP Negeri 1 Banyudono? 2. Bagaimana kelayakan perangkat Subject Spesific Pedagogy berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP Negeri 1 Banyudono? 3. Bagaimana efektivitas perangkat Subject Spesific Pedagogy berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP Negeri 1 Banyudono? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah 1. Mengetahui karakteristik perangkat Subject Spesific Pedagogy berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP Negeri 1 Banyudono. 2. Mengetahui kelayakan perangkat Subject Spesific Pedagogy berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP Negeri 1 Banyudono. 3. Mengetahui efektivitas perangkat Subject Spesific Pedagogy berbasis Problem Based Learning yang dikembangkan pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP Negeri 1 Banyudono.

7 7 D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan Subject Spesific Pedagogy merupakan perangkat pembelajaran yang di dalamnya memuat silabus, RPP, modul dan evaluasi. Karakteristik SSP dalam penyajiannya dikhususkan untuk meningkatkan hasil belajar afektif (sikap peduli lingkungan) sehingga tercapai pemahaman materi yang lebih mendalam untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Produk yang dihasilkan berupa perangkat SSP mata pelajaran IPA pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang mampu menguatkan sikap peduli lingkungan siswa. E. Manfaat Penelitian Pengembangan SSP ini diharapkan berguna antara lain: 1. Bagi guru, dapat menjadi perangkat bantu dan alternatif dalam pembelajaran IPA siswa kelas VII SMP pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan. 2. Bagi instansi sekolah, dapat dijadikan referensi untuk pembuatan perangkat SSP pada mata pelajaran lain. 3. Bagi siswa, dapat mempermudah pemahaman mengenai mata pelajaran IPA khususnya pada materi yang berhubungan dengan lingkungan sekaligus dapat meningkatkan sikap peduli lingkungan. 4. Bagi peneliti lanjut dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian sejenis, yaitu pengembangan SSP. F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Beberapa hal yang dapat dijadikan asumsi dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sikap peduli lingkungan akan berpengaruh terhadap kesiapan berperilaku ramah lingkungan. 2. Skala NEP mampu mengukur sikap peduli lingkungan dan kesiapan siswa berperilaku ramah lingkungan. 3. Produk SSP pada mata pelajaran IPA materi pencemaran dan kerusakan lingkungan mampu menguatkan sikap peduli lingkungan.

8 8 Keterbatasan/ ruang lingkup pada penelitian pengembangan adalah sebagai berikut: 1. Produk yang dikembangkan berupa SSP berbasis PBL pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII di SMP Negeri 1 Banyudono. 2. Pengembangan SSP kelas VII pada mata pelajaran IPA materi Penelitian pengembangan dibatasi sampai tahap develop (pengembangan) berdasarkan model penelitian 4-D Thiagarajan. 3. Sikap lingkungan diukur menggunakan angket skala NEP yang berjumlah 15 butir pernyataan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap peduli lingkungan merupakan keadaan internal seseorang terhadap lingkungan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Handoyo, Mustika K S, Jatiningsih, Wasis, & Soeryanto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Handoyo, Mustika K S, Jatiningsih, Wasis, & Soeryanto, 2011). Handoyo, Mustika K S, Jatiningsih, Wasis, & Soeryanto, 2011). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap peduli lingkungan merupakan kesediaan yang muncul dari dorongan internal untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Sikap Peduli Lingkungan a. Pengertian Sikap Peduli Lingkungan Sikap merupakan cerminan jiwa seseorang sebagai suatu cara untuk mengkomunikasikan perasaan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Sikap Peduli Lingkungan Sikap menurut (Ajzen, 1991) merupakan kepercayaan seseorang untuk bertindak. Sikap menurut Suwarto (2013) merupakan perasaan seseorang untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan dengan tujuan mengembangkan sebuah produk, yaitu Subject Specific Pedagogy (SSP). Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Teori 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Sikap peduli lingkungan merupakan penentu baik buruknya kondisi suatu lingkungan. Sikap peduli lingkungan menjadi penting untuk dibiasakan pada generasi muda sebagai

Lebih terperinci

Pengembangan Subject Specific Pedagogy Berbasis PBL Untuk Penguatan Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas X IPA SMA Negeri Y Karanganyar

Pengembangan Subject Specific Pedagogy Berbasis PBL Untuk Penguatan Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas X IPA SMA Negeri Y Karanganyar SP-005-006 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 272-279 Pengembangan Subject Specific Pedagogy Berbasis PBL Untuk Penguatan Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas X IPA

Lebih terperinci

BIO-PEDAGOGI ISSN: Volume 5, Nomor 2 Oktober 2016 Halaman 31-42

BIO-PEDAGOGI ISSN: Volume 5, Nomor 2 Oktober 2016 Halaman 31-42 BIO-PEDAGOGI ISSN: 2252-6897 Volume 5, Nomor 2 Oktober 2016 Halaman 31-42 PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENGUATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS VII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang mendorong para peserta didik untuk mendapatkan prestasi terbaik. Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 4, No. 1 (Januari 2018) Hal E-ISSN:

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 4, No. 1 (Januari 2018) Hal E-ISSN: OUTDOOR LEARNING EFFECTIVITY IN ENHANCHING HIGH SCHOOL STUDENT S ECOLOGICAL LITERACY Achmad Mashfufi 1, Heribertus Soegiyanto 2, Puguh Karyanto 3 1,2,3 Program Studi Kependidikan dan Lingkungan Hidup (PKLH)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY

PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENGUATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : WAHYU ADHI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu bekal yang paling berharga dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan kunci utama dalam meraih sebuah kesuksesan. Pendidikan wajib

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA dengan Model Problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP) merumuskan 16 prinsip pembelajaran yang harus dipenuhi dalam proses pendidikan abad ke 21 yaitu (1) dari berpusat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian 24 III. METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah dikembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR HAK CIPTA... ii HALAMAN PENGESAHAN TESIS... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix ABSTRAK... v BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut saling berkaitan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu

I. PENDAHULUAN. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development). Metode tersebut digunakan untuk mengembangkan produk yang disesuaikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini dikembangkan perangkat pembelajaran sains

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN LINGKUNGAN MELALUI PENGEMBANGAN SUBJEK SPESIFIK PEDAGOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENGUATKAN LITERASI LINGKUNGAN

PEMBELAJARAN LINGKUNGAN MELALUI PENGEMBANGAN SUBJEK SPESIFIK PEDAGOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENGUATKAN LITERASI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN LINGKUNGAN MELALUI PENGEMBANGAN SUBJEK SPESIFIK PEDAGOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENGUATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA KELAS X MIA SMA SKRIPSI Oleh: WINDI MEGA WIDIANINGSIH K4313072

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 79 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Karakteristik SSP berbasis PBL pada materi perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and Development (penelitian dan pengembangan). Menurut Sukmadinata (2011: 167), dalam penelitian

Lebih terperinci

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pengembangan berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X

PENGARUH PEMBELAJARAN EKOSISTEM BERBASIS MASALAH GLOBAL TERHADAP PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN PENALARAN DAN KESADARAN LINGKUNGAN SISWA KELAS X 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu permasalahan mengenai lingkungan merupakan topik yang tidak pernah lepas dari pemberitaan sampai saat ini, mulai dari tingkat lokal, regional, nasional, maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai 286 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai Krisis lingkungan hidup adalah kondisi di mana kualitas lingkungan hidup kurang mendukung kehidupan

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA

ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA ANALISIS KESULITAN GURU MATEMATIKA KELAS VII DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI SMP N 12 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan A. RANCANGAN PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan desain penelitian dan pengembangan, yaitu metode penelitian yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas

I. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan di era globalisasi saat ini merupakan suatu tantangan setiap bangsa untuk menciptakan generasi yang dapat memperkuat landasan segala sektor kehidupan. Setyawati

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY

PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY BERBASIS PBL UNTUK PENGUATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS X IPA SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Oleh : KARISMA ANA YASINTA K4312033

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK Raifi Wulandari 37, Sunardi 38, Arika Indah K 39 Abstract. The research aims to know the process

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang berperan penting dalam dunia pendidikan. IPA mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP Arnetis, Mariani Natalina dan Sri Ayuni Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development /R&D). Menurut Sugiyono (2011) metode

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. kebutuhannya namun tidak memikirkan keadaan lingkungan yang menjadi

BAB I. PENDAHULUAN. kebutuhannya namun tidak memikirkan keadaan lingkungan yang menjadi 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan lingkungan hidup disekitar kita tiap tahun makin memprihatinkan, hal tersebut disebabkan karena kegiatan-kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis R&D (Research and Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema pencemaran lingkungan berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud the four pillars education, yaitu belajar untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud the four pillars education, yaitu belajar untuk mengetahui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran dalam upaya mempersiapkan sumber daya manusia abad 21 didasarkan pada konsep belajar sebagaimana dirumuskan oleh komisi UNESCO dalam wujud the four pillars

Lebih terperinci

ACHMAD MASHFUFI NIM. S

ACHMAD MASHFUFI NIM. S PENGEMBANGAN SUBJECT SPECIFIC PEDAGOGY (SSP) BERBASIS OUTDOOR LEARNING MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK PENGUATAN ECOLOGICAL LITERACY PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP TESIS Disusun Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah di persiapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Oleh karena itu, SDM (Sumber Daya Manusia) perlu disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Oleh karena itu, SDM (Sumber Daya Manusia) perlu disiapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Abad ke-21 merupakan era reformasi dan globalisasi yang ditandai dengan munculnya persaingan bebas antar bangsa di segala bidang. Persaingan yang terjadi antara lain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan proses membantu siswa untuk memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran harus benar-benar memperhatikan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa.

Kata Kunci: Pengembangan perangkat, Problem Based Learning (PBL), kompetensi siswa. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI KLASIFIKASI TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X SMA TAMAN HARAPAN MALANG Vivi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka misi pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan yang tertata dengan baik dapat menciptakan generasi yang berkualitas, cerdas, adaptif,

Lebih terperinci

Korelasi Kualitas Pembelajaran Geografi dan Hasil Belajar terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo

Korelasi Kualitas Pembelajaran Geografi dan Hasil Belajar terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo 298 JURNAL PENDIDIKAN HUMANIORA, HAL 298-303 Korelasi Kualitas Pembelajaran Geografi dan Hasil Belajar terhadap Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas XII IPS SMAN 1 Ponorogo Novia Kresnawati Pendidikan Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemahaman mengenai sains dan teknologi adalah pokok utama bagi seseorang untuk siap menghadapi kehidupan dalam masyarakat modern. Mudzakir (dalam Amri, 2013) mengemukakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU TEMA PEMANASAN GLOBAL BERBASIS KOMIK DI SMPN 4 DELANGGU Kristanti 1), Widha Sunarno 2), Cari 3) 1 tantiwidodo@gmail.com 2 widhasunarno@gmail.com 3 carinln@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, latihan, proses,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Tamanwinangun, Kelurahan Tamanwinangun, Kecamatan Kebumen, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan fakta dan konsep (Yuniastuti, 2013). 2009). Dengan melakukan hands on activity dan minds on activity berbasis proses

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan fakta dan konsep (Yuniastuti, 2013). 2009). Dengan melakukan hands on activity dan minds on activity berbasis proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya, biologi merupakan pendidikan berorientasi kehidupan, lingkungan, dan pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat. Akan tetapi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan secara formal. Di sekolah anak-anak mendapatkan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk masa depannya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya

I. PENDAHULUAN. mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Self-efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya (Bandura, 1994: 72). Self-efficacy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di era

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belajar mengajar yang efektif memerlukan penggunaan metodologi dan kemampuan pedagogi yang tepat untuk memenuhi tuntutan dari generasi siswa sekarang yang lebih cenderung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum yang berlaku di Indonesia mulai tahun ajaran 2013/2014 adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 ini mempunyai dua dimensi. Dimensi pertama yaitu perencanaan atau

Lebih terperinci

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 68 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan. (KTSP). Sesuai dengan amanat KTSP, model pembelajaran terpadu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Beragam strategi yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar

Lebih terperinci

EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN

EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN EVALUASI SIKAP DAN PERILAKU SISWA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI Madrasah Neni Wahyuningtyas 1 Abstract Environmental education is one effort to realize environmental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. nasional sedang menggalakan pendidikan berbasis karakter. Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam upaya mencapai kemajuan suatu bangsa. Saat ini pemerintah lewat departemen pendidikan nasional sedang menggalakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian 26 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini akan dikembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian 27 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian pengembangan.pada penelitian pengembangan ini telah dikembangkan Lembar Kerja Siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup. Membangun dan mengembangkan karakter yang baik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan (research and development). Penelitian dan pengembangan (R & D) adalah metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pemecahan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran pokok pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dalam pembelajaran IPA terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model prosedural. Puslitjaknov (2008) menyatakan bahwa model prosedural

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan sadar dan bertujuan, maka pelaksanaannya berada dalam suatu

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan global saat ini sedang menghadapi sejumlah isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan akibat interaksi aktivitas manusia dengan ekosistem global (NAAEE, 2011).

Lebih terperinci

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 22-980 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-701 PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI BERBASIS INKUIRI PADA MATERI INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN

PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN PENGEMBANGAN LKS BERMUATAN NILAI KETUHANAN DAN KECINTAAN TERHADAP LINGKUNGAN (1) Tiara Aprianty (1), Undang Rosidin (2), Viyanti (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, Tiaraaprianty69@gmail.com (2)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap lingkungan hidup telah diawali sejak konferensi PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni 1972. Pemerintah Indonesia sendiri menaruh

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Shobhi Al-Ghifari 1), Jufrida 2), dan Fibrika Rahmat Basuki 3) 1) Mahasiswa S1 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (quasi exsperimental). Ciri khas dari penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 11 Tahun 2008 Kerangka Indikator untuk Pelaporan Pencapaian Standar

BAB I PENDAHULUAN. 11 Tahun 2008 Kerangka Indikator untuk Pelaporan Pencapaian Standar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indikator suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat sumber daya manusianya, dan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan masyarakatnya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SUBJEK SPESIFIK PEDAGOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENGUATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS X IPA SMAN 1 TERAS

PENGEMBANGAN SUBJEK SPESIFIK PEDAGOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENGUATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS X IPA SMAN 1 TERAS PENGEMBANGAN SUBJEK SPESIFIK PEDAGOGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENGUATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS X IPA SMAN 1 TERAS SKRIPSI Oleh: ENDAH TRI HARTATI K4312022 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) 46 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) pada penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci