LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2011"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI 2012

2

3

4

5 LAKIP DJBC TAHUN 2011 A. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC TAHUN 2011 Tujuan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Tahun Anggaran 2011 adalah penyampaian pertanggungjawaban atas pencapaian sasaran strategis DJBC pada tahun 2011 sebagaimana tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) DJBC Tahun 2011 yang tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DJBC Tahun Disamping itu LAKIP DJBC Tahun 2011 ini juga disusun sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan kegiatan pada periode berikutnya. Tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan oleh Undang-undang kepada DJBC sebagai institusi negara adalah bertanggung jawab dalam merumuskan serta melaksanakan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, DJBC menetapkan landasan kerja yang akan dijadikan acuan dan tolok ukur dalam pelaksanaan tugas yaitu berupa Visi, Misi, dan Strategi yang harus dijadikan pedoman bagi setiap pegawai DJBC dalam melaksanakan tugas. iii

6 RINGKASAN EKSEKUTIF Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh DJBC adalah sebagai berikut: Visi Misi : Menjadi Administrasi Kepabeanan dan Cukai Dengan Standar Internasional : Mengamankan Hak Keuangan Negara dan Memberikan Pelayanan Terbaik Kepada Industri, Perdagangan dan Masyarakat Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi DJBC serta menjabarkan tujuan tema pendapatan Kementerian Keuangan dalam kurun waktu 2014, DJBC menetapkan tiga tujuan strategis. Tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata dari perumusan visi dan misi yang sangat idealistik. Tiga tujuan strategis DJBC tersebut adalah sebagai berikut : 1) Terciptanya administrasi kepabeanan dan cukai yang dapat mengamankan hak keuangan negara, memfasilitasi perdagangan, mendukung industri dan melindungi masyarakat secara optimal. 2) Terwujudnya profesionalisme SDM kepabeanan dan cukai. 3) Terwujudnya pelayanan yang efisien dan pengawasan yang efektif. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah salah satu institusi pemerintah yang mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian nasional. Peran tersebut memiliki kontribusi yang siginifikan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama dalam menggerakan pertumbuhan di sektor riil melalui kebijakan fiskal yang diarahkan terutama untuk peningkatan dan melindungi industri dan investasi dalam negeri serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional. Sebagai aparat fiskal dan juga sekaligus sebagai aparat pengawasan terhadap lalu-lintas barang impor dan ekspor, DJBC mengemban tugas dan tanggung jawab yang cukup besar, meliputi: 1. Pengamanan dan pemungutan penerimaan negara dari kegiatan impor, ekspor, dan pemungutan cukai (revenue collection); 2. Melancarkan arus barang dari transaksi perdagangan internasional (trade facilitation); 3. Membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan investasi melalui pemberian fasilitas kepabeanan dan cukai serta pencegahan unfair trading (industrial assistance); iv LAKIP DJBC TAHUN 2011

7 RINGKASAN EKSEKUTIF 4. Menjamin perlindungan kepada masyarakat terhadap ekses yang timbul sebagai akibat dari masuknya barang-barang pembatasan dan larangan serta narkotika, psikotropika dan prekursor (community protection). Dengan dimulainya program reformasi birokrasi yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.01/2007 tentang Reformasi Birokrasi Departemen Keuangan maka dimulai juga manajemen kinerja Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berbasis Balanced Scorecards (BSC). Pengelolaan kinerja berbasis BSC di lingkungan Kemenkeu didasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan. Manajemen Kinerja di Kemenkeu meliputi level Kementerian Keuangan (level Kemenkeu-Wide) kemudian diturunkan (cascade) kepada level eselon I,II, III, IV dan V (Kemenkeu-One sampai Kemenkeu-Five). DJBC sebagai salah satu unsur Kementerian Keuangan juga telah menerapkan sistem pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecards sebagaimana telah diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 19/BC/ tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pengukuran kinerja dalam BSC merupakan hasil suatu penilaian yang didasarkan pada capaian indikator kinerja utama (pencapaian output) yang telah diidentifikasikan untuk tercapainya sasaran strategis (pencapaian outcome). Sasaran Strategis (SS) tersebut kemudian dipetakan dalam suatu Peta Strategi berupa kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi. Konsep manajemen kinerja berbasis BSC pada dasarnya sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 29 Tahun tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Memperhatikan harmonisasi antara 2 (dua) ketentuan di atas, maka berbicara mengenai masalah BSC pada dasarnya sama dengan berbicara mengenai Permenpan RB Nomor 29 Tahun. Dengan demikian, hal-hal yang disampaikan dalam LAKIP DJBC 2011 ini, apabila terdapat perbedaan terminologi, pada hakikatnya membicarakan masalah yang sama. Sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam konsep BSC terdapat Peta Strategi berupa kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi. Peta Strategi DJBC Tahun 2011 dimaksud dapat dilihat dalam diagram di bawah ini: LAKIP DJBC TAHUN 2011 v

8 RINGKASAN EKSEKUTIF Dalam Peta Strategi Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 telah ditetapkan 12 (dua belas) Sasaran Strategis (SS) dan 22 (dua puluh dua) Indikator Kinerja Utama (IKU). SS dan IKU ini telah dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang merupakan kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan Menteri Keuangan pada tahun Sasaran Strategis dan IKU DJBC pada tahun 2011 adalah sebagai berikut : vi LAKIP DJBC TAHUN 2011

9 RINGKASAN EKSEKUTIF Tabel 1: Sasaran Strategis dan IKU (Penetapan Kinerja dan Rencana Kinerja Tahunan) DJBC Tahun 2011 KODE SS KODE IKU BC-1 Tingkat pengamanan hakhak keuangan negara yang optimal BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai BC-2 Tingkat kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai BC-2.1 Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang BC-3 Tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan BC-4 Kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan nasional, standar internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai BC-4.1 BC-4.2 BC-4.3 Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional BC-5 Pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan BC-5.2 Persentase realisasi dari janji layanan pendukung BC-6 Edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku ekonomi BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi BC-7 Kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan perlindungan masyarakat BC-7.1 BC-7.2 Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai BC-8 Kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif BC-8.1 BC-8.2 Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan Persentase hasil audit berupa tambah bayar LAKIP DJBC TAHUN 2011 vii

10 RINGKASAN EKSEKUTIF KODE SS KODE IKU BC-9 BC-10 BC-11 BC-12 Pembentukan SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi Penataan organisasi yang modern selaras dengan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai Pembangunan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi dan handal Pengelolaan anggaran yang optimal BC-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP BC-10.2 Persentase penyelesaian /modernisasi organisasi BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan manajemen risiko BC-11.1 Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) BC-11.2 Persentase downtime sistem pelayanan BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai) Secara umum target IKU DJBC Tahun 2011 sebagaimana tertuang dalam dokumen PK dan RKT dapat tercapai dengan baik walaupun masih terdapat beberapa IKU yang pencapaiannya berada sedikit di bawah target yang ditetapkan. Dari 22 IKU, terdapat 20 IKU berstatus hijau (realisasi minimal 100% dari target yang ditetapkan) dan 2 IKU berstatus kuning (pencapaian target 80-99,99%). Dua IKU yang capaiannya kuning yaitu IKU Indeks kepuasan pengguna layanan dan IKU Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan. Secara rinci data pencapaian target IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 dapat disajikan sebagaimana tabel berikut : viii LAKIP DJBC TAHUN 2011

11 RINGKASAN EKSEKUTIF Tabel 2: Pencapaian IKU DJBC Tahun 2011 No IKU 2011 Pencapaian target IKU s.d. akhir tahun Kode Nama Target Realisasi 1 BC BC-2.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran Rp ,21 Rp ,89 Milyar Milyar TERCAPAI (APBN-P) (113,99%) 99% 99,99% TERCAPAI 3 BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 60% 79,42% TERCAPAI 4 BC BC BC BC-4.3 Indeks kepuasan pengguna layanan Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional 3,8 3,65 Tidak Tercapai 83,30% 102,08% TERCAPAI 75% 138,71% TERCAPAI 75% 128,57% TERCAPAI 8 BC BC BC BC BC BC BC BC BC-9.2 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan Persentase realisasi dari janji layanan pendukung Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan Persentase hasil audit berupa tambah bayar Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan 17 BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 100% 100% 99,92% Tidak Tercapai 80% 94,92% TERCAPAI 70 80,86 TERCAPAI 50% 79,34% TERCAPAI 55% 84,40% TERCAPAI TERCAPAI 80% 94,38% TERCAPAI 80% 80,41% TERCAPAI TERCAPAI 107% (214 SOP) TERCAPAI LAKIP DJBC TAHUN 2011 ix

12 RINGKASAN EKSEKUTIF No IKU 2011 Pencapaian target IKU s.d. akhir tahun Kode Nama Target Realisasi 18 BC BC BC BC BC-12.1 Persentase penyelesaian/ modernisasi organisasi Persentase UPR yang menerapkan manajemen risiko Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Persentase downtime sistem pelayanan Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai) 100% 100% (11 kantor) TERCAPAI 60% 94,64% TERCAPAI 100% 100% TERCAPAI 1% 0,02% TERCAPAI 80% 80,78% TERCAPAI B. KENDALA DAN STRATEGI DALAM PENCAPAIAN SASARAN Dalam rangka mewujudkan program reformasi DJBC pada umumnya dan khsususnya untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2011, terdapat berbagai kendala yang dihadapi baik dari faktor eksternal maupun internal. Untuk menghadapi berbagai kendala serta mengantisipasi tantangan yang dihadapi DJBC terus berupaya meningkatkan kemampuan organisasi melalui pelaksanaan transformasi organisasi sejalan dengan Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan ( 2011). Hakekat transformasi merupakan strategi dan sekaligus implementasi yang bertujuan untuk membawa organisasi ke bentuk dan sistem yang baru yang selaras dengan visi, misi dan strategi organisasi. Selama tahun 2011, DJBC terus berupaya melaksanakan program tranformasi kelembagaan. Format transformasi didasarkan pada penajaman tiga pilar Kementerian Keuangan yaitu penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis dan peningkatan disiplin dan manajemen budaya kerja SDM. Terkait pengembangan SDM, pada tahun 2011, DJBC secara serius dan konsisten, melakukan berbagai program yang menitikberatkan pada empat aspek yaitu integritas, kompetensi, accountability dan budaya kerja serta kepemimpinan. Selain itu, terkait dengan penataan organisasi, pada tahun 2011 telah berhasil diresmikan 11 kantor modern sehingga secara total kantor yang telah ditransformasi menjadi kantor modern berjumlah 39 kantor. Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011 juga dapat dilihat dari hasil piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian Keuangan dengan uji petik di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dilakukan oleh Tim Quality Assurance Reformasi Birokrasi Nasional berdasarkan surat x LAKIP DJBC TAHUN 2011

13 RINGKASAN EKSEKUTIF Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/1252/M.PAN-RB/05/2011 tanggal 11 Mei Hasil piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencakup 8 (delapan) area perubahan reformasi birokrasi (tingkat mikro), 24 (dua puluh empat) sasaran, dengan menggunakan 42 (empat puluh dua) indikator dan 76 (tujuh puluh enam) parameter menunjukkan capaian aktual dengan nilai 91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori sangat baik. C. TANTANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF Dengan semakin bertambahnya komitmen kerjasama ekonomi dengan negara lain yang ditandatangani pemerintah, maka saat ini titik berat tugas di bidang kepabeanan telah bergeser dari Revenue Collection ke Trade Facilitation, Industrial Assistance dan Community Protection yang bertujuan untuk dapat mendorong pertumbuhan industri dan investasi dalam negeri. Selain tantangan tersebut, DJBC juga menghadapi adanya perubahan yang sangat dinamis dalam perdagangan internasional dan perubahan paradigma kebijakan institusi pabean dunia. Untuk dapat mengantisipasi tantangan dan perubahan yang akan dihadapi, DJBC telah telah merumuskan langkah-langkah antisipatif dalam bentuk program kerja lanjutan yang dirumuskan secara berkelanjutan dari tahun Program dan kegiatan tersebut dirumuskan dalam pilar-pilar sebagai berikut: 1. Legal framework dengan program antara lain: penyelesaian petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis UU Kepabeanan dan UU Cukai, penyempurnaan penerapan aturan pemasukan barang larangan dan/atau pembatasan, rencana implementasi pajak rokok, dan pengelolaan barang milik negara; 2. Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Anggaran dengan program antara lain: revitalisasi struktur di Kantor Pusat, optimalisasi pengawasan DJBC di laut, transformasi KPPBC menjadi Kantor Modern, capacity building, pembentukan role model untuk implementasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan, pengembangan jabatan fungsional DJBC, dan pemanfaatan anggaran dengan berbasis kinerja; 3. Sarana dan prasarana dengan program antara lain: penyusunan website DJBC versi bahasa Inggris, peningkatan kualitas perencanaan sarana operasi (kapal patroli, alat pemindai, senjata api dan anjing pelacak narkotika); 4. Sistem dan prosedur dengan program antara lain: profiling Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan, perluasan pengembangan otomasi sistem pelayanan dan pengawasan di bidang Kepabeanan dan Cukai, pengembangan rencana strategis LAKIP DJBC TAHUN 2011 xi

14 RINGKASAN EKSEKUTIF Authorized Economic Operator (AEO), pengembangan Tempat Pemeriksaan Fisik dalam Tempat Pemeriksaan Sementara untuk meningkatkan kelancaran customs clearance, dan penyempurnaan sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan di Kantor Pos dan terhadap Perusahaan Jasa Titipan. Tahun 2011 juga telah dijadikan pijakan yang menentukan bagi DJBC. Dalam mengakiri tahun 2011, seluruh jajaran pimpinan DJBC telah berhasil melakukan instrospeksi dan mulai melakukan penataan yang akan digunakan sebagai blue print dalam perumusan action plan untuk membawa DJBC menuju ke tahun 2020, yang dikenal dengan CUSTOMS Semboyan CUSTOMS 2020 mengandung arti suatu kondisi DJBC di tahun 2020 dengan segala kekuatan sumber daya organisasi yang dimiliki telah mencapai suatu tingkatan global dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam era keamanan dan fasilitasi perdagangan dengan tetap mengoptimalkan pengamanan hak keuangan negara. xii LAKIP DJBC TAHUN 2011

15 LAKIP DJBC TAHUN 2011 PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... iii A. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC TAHUN iii B. KENDALA DAN STRATEGI DALAM PENCAPAIAN SASARAN... x C. TANTANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF... xi DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi... 2 B. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS... 3 C. SISTEMATIKA PELAPORAN... 4 xiii

16 DAFTAR ISI BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA... 5 A. RENCANA STRATEGIS Pernyataan Visi Pernyataan Misi Penetapan Tujuan dan Sasaran... 8 B. PENETAPAN KINERJA... 9 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA SS BC-1 TINGKAT PENGAMANAN HAK-HAK KEUANGAN NEGARA YANG OPTIMAL BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai SS BC-2 TINGKAT KEPATUHAN YANG TINGGI DARI PENGGUNA JASA KEPABEANAN DAN CUKAI BC-2.1 Persentase Cukai Yang Dibayar Tepat Waktu Dibandingkan Dengan Jumlah Cukai Yang Mendapat Penangguhan Pembayaran BC-2.2 Persentase Penyelesaian Piutang SS BC-3 TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN YANG TINGGI DARI PENGGUNA JASA KEPABEANAN DAN CUKAI BC-3.1 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan SS BC-4 KAJIAN DAN RUMUSAN KEBIJAKAN YANG SELARAS DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL, STANDAR INTERNASIONAL, DAN PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI BC-4.1 Persentase Kajian/Telaahan Yang Diselesaikan BC-4.2 Persentase Penyelesaian Perancangan dan Legalisasi Peraturan Pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai BC-4.3 Persentase Rumusan Kebijakan Kerjasama Internasional di Bidang Kepabeanan yang Sesuai dengan Standar Internasional xiv LAKIP DJBC TAHUN 2011

17 DAFTAR ISI SS BC-5 PELAYANAN PRIMA DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI BC-5.1 Rata-Rata Persentase Realisasi Dari Janji Layanan Unggulan BC-5.2 Persentase Realisasi dari Janji Layanan Pendukung SS BC-6 EDUKASI YANG EFEKTIF KEPADA MASYARAKAT DAN PELAKU EKONOMI BC-6.1 Tingkat Efektivitas Edukasi dan Komunikasi SS BC-7 KEGIATAN PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BC-7.1 Persentase Hasil Penyidikan Yang Dinyatakan Lengkap Oleh Kejaksaan (P21) BC-7.2 Persentase Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai SS BC-8 KEGIATAN AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit Yang Diselesaikan BC-8.2 Persentase Hasil Audit Berupa Tambah Bayar SS BC-9 PEMBENTUKAN SDM YANG BERKOMPETENSI DAN BERKINERJA TINGGI BC-9.1 Persentase Pejabat Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatannya BC-9.2 Jumlah Pegawai Yang Diberikan Penghargaan SS BC-10 PENATAAN ORGANISASI YANG MODERN SELARAS DENGAN PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI BC-10.1 Persentase Penyelesaian SOP BC-10.2 Persentase Penyelesaian/Modernisasi Organisasi 54 BC-10.3 Persentase UPR Yang Menerapkan Manajemen Risiko LAKIP DJBC TAHUN 2011 xv

18 DAFTAR ISI SS BC-11 PEMBANGUNAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI YANG TERINTEGRASI DAN ANDAL BC-11.1 Persentase Pengembangan Sistem Aplikasi yang Sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) BC-11.2 Persentase Downtime Sistem Pelayanan SS BC-12 PENGELOLAAN ANGGARAN YANG OPTIMAL BC-12.1 Persentase Penyerapan DIPA C. KINERJA LAINNYA Capaian Kinerja Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun Monitoring pelaksanaan Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun Laporan Kemajuan Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden (UKP4) Laporan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun D. AKUNTABILITAS KEUANGAN BAB IV PENUTUP LAMPIRAN Lampiran I : Pengukuran Kinerja Tahun 2011 Lampiran II : Matriks Kinerja Renstra DJBC Tahun Lampiran III : Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tahun 2011 Lampiran IV : Matriks Tindak Lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Lampiran V : Matriks Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden Tahun 2011 Lampiran VI : Matriks Monitoring Rencana Tindak Program Reformasi Lanjutan Kepabeanan dan Cukai xvi LAKIP DJBC TAHUN 2011

19 LAKIP DJBC TAHUN 2011 Tabel 1 : Sasaran Strategis dan IKU (Penetapan Kinerja dan Rencana Kinerja Tahunan) DJBC Tahun vii Tabel 2 : Pencapaian IKU DJBC Tahun ix Tabel 3 : Data Pegawai DJBC Berdasarkan Jabatan... 2 Tabel 4 : Rencana Kinerja Tahunan DJBC Tahun Tabel 5 : Capaian Kinerja DJBC T.A Tabel 6 : Realisasi Penerimaan DJBC Per 31 Desember Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Penerimaan Tahun dan Tabel 8 : Penerimaan PDRI Tahun dan Tabel 9 : Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas Penangguhan Pembayaran Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas Penangguhan Pembayaran 3 Tahun Terakhir Tabel 11 : Realisasi Penyelesaian Piutang xvii

20 DAFTAR TABEL Tabel 12 : Perbandingan Realisasi Penyelesaian Piutang 3 Tahun Terakhir Tabel 13 : Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJBC Tabel 14 : Data Rancangan dan Legalisasi Peraturan Tabel 15 : Perbandingan Penyelesaian Rancangan dan Legalisasi Peraturan Tabel 16 : Perbandingan Penyelesaian Rumusan Kebijakan Kerjasama Internasional di Bidang Kepabeanan Tabel 17 : Capaian Kinerja Layanan Unggulan Tabel 18 : Capaian Kinerja Layanan Pendukung Tabel 19 : Data Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi Per Bulan Tabel 20 : Perbandingan Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi Tabel 21 : Perbandingan Capaian IKU P21 Selama 3 Tahun Terakhir Tabel 22 : Capaian IKU P Tabel 23 : Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai Tabel 24 : Perbandingan Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai 2 Tahun Terakhir Tabel 25 : Data Jumlah Penyelesaian LHA Tabel 26 : Data Hasil Audit Yang Menghasilkan Tambah Bayar Tabel 27 : Data Hasil Assessment Center Tabel 28 : Perbadingan Hasil Assessment Center 2 Tahun Terakhir Tabel 29 : Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan Tabel 30 : Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan Per Unit Eselon II Tabel 31 : Perbandingan Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan xviii LAKIP DJBC TAHUN 2011

21 DAFTAR TABEL Tabel 32 : Perbandingan Penyelesaian SOP Tabel 33 : Capaian IKU Persentase UPR Yang Menerapkan Manajemen Risiko Tabel 34 : Rencana Pembangunan Sistem Aplikasi Tahun Tabel 35 : Capaian IKU Downtime Sistem Pelayanan Tabel 36 : Data Penyerapan DIPA Tahun 2011 (Non Belanja Pegawai) Tabel 37 : Perbandingan Realisasi Angggaran Belanja DIPA Tabel 38 : Hasil Quality Assurance Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di DJBC Tabel 39 : Realisasi Anggaran Tabel 40 : Realisasi Anggaran Per Kegiatan LAKIP DJBC TAHUN 2011 xix

22 LAKIP DJBC TAHUN 2011 A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI 1. Tugas dan Fungsi B erdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/ tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJBC mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepabeanan dan cukai. Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, DJBC menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai; c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kepabeanan dan cukai; d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai; dan e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 1

23 Bab I Pendahuluan 2. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 184/PMK.01/ tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011, struktur organisasi DJBC secara umum dapat di kelompokkan sebagai berikut : 9 Unit eselon II di Kantor Pusat; 1 Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai; 3 Tenaga Pengkaji pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; 16 Kantor Wilayah; 2 Kantor Pelayanan Utama; 113 Kantor Pelayanan, yang terdiri dari 3 KPPBC Tipe Madya Cukai, 7 KPPBC Tipe Madya Pabean, 8 KPPBC Tipe Madya Pabean A, 15 KPPBC Tipe Madya Pabean B, 4 KPPBC Tipe Madya Pabean C, 2 KPPBC Tipe A2, 22 KPPBC Tipe A3, dan 52 KPPBC Tipe B; 91 Kantor Bantu Layanan Bea dan Cukai; 649 Pos Pengawasan Bea dan Cukai; 4 Pangkalan Sarana Operasi yang terdiri dari 1 Tipe A dan 3 Tipe B; dan 3 Balai Pengujian dan Identifikasi Barang yang terdiri dari 1 Tipe A dan 2 Tipe B. Dalam menjalankan tugasnya, DJBC didukung oleh orang pegawai yang tersebar di seluruh Indonesia, bekerja di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Pengawasan dan Pelayanan, Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, Pangkalan Sarana Operasi, Kantor Bantu Layanan dan Pos Pengawasan. Tabel 3: Data Pegawai DJBC Berdasarkan Jabatan Jabatan Jumlah Eselon I 1 Eselon II 31 Eselon III 205 Eselon IV Eselon V PFPD (Fungsional) 170 Pranata Komputer (Fungsional) 17 Pelaksana Total Ket : data sampai dengan 31 Desember LAKIP DJBC TAHUN 2011

24 Bab I Pendahuluan Komposisi pegawai DJBC terdiri atas pegawai laki-laki sejumlah orang (87,44%) dan pegawai perempuan sejumlah orang (12,56%). Sedangkan komposisi pegawai berdasarkan pendidikannya adalah pegawai yang memiliki gelar sarjana (DIV/S1, S2, dan S3) sejumlah orang (33,97%), yang memiliki gelar diploma (DI, DII, dan DIII) sejumlah orang (32,62%) sedangkan yang belum memiliki gelar diploma ataupun sarjana (SD, SMP, dan SMA) sejumlah orang (33,41%). B. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah salah satu institusi pemerintah yang mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian nasional, terutama dalam menjaga wilayah perbatasan negara serta melaksanakan pemungutan terhadap barang-barang impor maupun ekspor yang dikenakan pungutan berdasarkan undang-undang. Peran tersebut memiliki kontribusi yang siginifikan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama dalam menggerakan pertumbuhan di sektor riil melalui kebijakan fiskal yang diarahkan terutama untuk meningkatkan dan melindungi industri dan investasi dalam negeri serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional. Sebagai aparat fiskal dan juga sekaligus sebagai aparat pengawasan terhadap lalu-lintas barang impor dan ekspor, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengemban tugas dan tanggung jawab yang cukup besar, meliputi: 1. Pengamanan penerimaan negara dari sektor impor, ekspor, dan cukai (revenue collector). DJBC sebagai aparatur pemungut penerimaan negara dalam rangka mengoptimalkan penerimaan negara melalui penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar, Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) dan mencegah kemungkinan terjadinya kebocoran penerimaan negara. 2. Memberikan fasilitas dalam perdagangan (trade facilitator), melalui berbagai upaya dengan tujuan meningkatkan kelancaran arus barang dan perdagangan, menekan ekonomi biaya tinggi, dan mencegah terjadinya perdagangan illegal. 3. Membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan investasi (industrial assistance) dalam rangka membantu meningkatkan daya saing industri dalam negeri serta mendukung peningkatan daya saing produk ekspor. 4. Menjamin perlindungan masyarakat terhadap ekses yang timbul sebagai akibat dari masuknya barang-barang pembatasan dan larangan (community protector). LAKIP DJBC TAHUN

25 Bab I Pendahuluan Disamping itu, DJBC juga bertekad untuk mensukseskan kebijaksanaan dan program-program nasional yang telah ditetapkan MPR, DPR, Presiden Republik Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia dan program-program pemerintah lainnya. C. SISTEMATIKA PELAPORAN LAKIP DJBC Tahun Anggaran 2011 ini disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut : Ikhtisar Eksekutif, yang menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran yang akan dicapai beserta hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil serta langkah antisipatifnya. Bab I Pendahuluan Menguraikan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi, mandat dan peran strategis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta sistematika laporan. Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Tahun 2011 Rencana Strategis : Meliputi pembahasan mengenai visi, misi, tujuan, dan sasaran DJBC tahun Penetapan Kinerja : Menjelaskan mengenai sasaran strategis (SS), Indikator Kinerja Utama (IKU) dan target tahun Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan Menguraikan tentang pencapaian Sasaran Strategis (SS) yang diukur dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) DJBC pada tahun 2011, evaluasi dan analisis capaian masing-masing IKU, dan juga capaian kinerja DJBC selama tahun 2011 yang tidak terukur dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJBC Tahun Terakhir akan dibahas mengenai akuntabilitas keuangan DJBC berupa sumber pembiayaan anggaran disertai realisasi anggaran untuk masingmasing program dan kegiatan. Bab IV Penutup Menguraikan tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala, serta strategi pemecahannya untuk tahun mendatang 4 LAKIP DJBC TAHUN 2011

26 LAKIP DJBC TAHUN 2011 A. RENCANA STRATEGIS B erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa setiap Kementerian diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Menengah (RPJM) Kementerian /Lembaga yang disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra KL) untuk periode lima tahun dan menyusun Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian/Lembaga yang disebut Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL) untuk periode satu tahun. Sebagai tindak lanjut undang-undang tersebut, Kementerian Keuangan telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun yang merupakan penjabaran visi dan misi Kementerian Keuangan yang berisi tujuan, sasaran dan kebijakan Kementerian Keuangan untuk periode lima tahun sesuai 5

27 Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/ tanggal 29 Januari tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, DJBC juga telah menyusun Renstra tahun yang meliputi rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Renstra DJBC Tahun telah ditetapkan dengan KEP-20/BC/ tanggal 24 Maret tentang Rencana Strategis DJBC Tahun LAKIP DJBC Tahun 2011 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi DJBC dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis DJBC pada Tahun Anggaran 2011 yang tercermin dalam capaian IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 serta merupakan realisasi dari Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2011 yang mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra) DJBC Tahun Kemajuan pencapain target Renstra DJBC Tahun hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran II. 1. Pernyataan Visi Berbagai perubahan lingkungan strategis di tingkat nasional, regional dan global, serta perkembangan yang sangat cepat di bidang teknologi informasi, telekomunikasi dan transportasi, berdampak kepada peningkatan tuntutan masyarakat perdagangan dan perekonomian dunia terhadap peningkatan kinerja institusi kepabeanan di setiap negara. Menghadapi tantangan, hambatan dan peluang masa depan menuju kondisi yang diinginkan, DJBC sebagai institusi pemerintah dituntut untuk senantiasa mengantisipasi perubahan internal dan eksternal. Karena sudah menjadi paradigma umum bahwa agar mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang berubah sangat cepat dewasa ini, suatu institusi pemerintah harus melakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat optimal. Sangat disadari pula, dalam suasana yang penuh persaingan serta perubahan lingkungan menuntut peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai secara multi dimensi yaitu sebagai pemungut pajak dalam rangka impor, memungut cukai, fasilitator perdagangan internasional, pengawas lalu lintas perdagangan impor dan ekspor serta sebagai aparat penegak hukum di bidang kepabeanan dan cukai. Peran yang demikian itu, mengharuskan DJBC untuk melaksanakan cara pandang yang antisipatif dan jauh ke depan di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya agar mampu memberikan pelayanan terbaik kepada stakeholder. 6 LAKIP DJBC TAHUN 2011

28 Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Cara pandang tersebut dikristalisasi dalam satu visi DJBC yaitu: MENJADI ADMINISTRASI KEPABEANAN DAN CUKAI DENGAN STANDAR INTERNASIONAL Dengan demikian visi DJBC bermakna suatu pandangan kedepan dan cita-cita menempatkan DJBC berada dalam jajaran institusi kepabeanan dan cukai yang bermutu dan berstandar internasional dalam pelayanan dan pengawasan atas lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk dan cukai. 2. Pernyataan Misi Sebagai sebuah institusi pemerintah, DJBC memiliki sesuatu yang harus diemban dan dilaksanakan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik yang berupa misi Direktorat Jenderal. Keberadaan DJBC adalah untuk melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian Keuangan di Bidang Kepabeanan dan Cukai berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Agar pelaksanaan tugas pokok bidang kepabeanan dan cukai dapat tercapai secara optimal, DJBC menetapkan misi yang terkait yaitu : a. Memungut penerimaan negara dari sektor perdagangan internasional dan cukai. b. Memberikan pelayanan terbaik di bidang kepabeanan dan cukai yang sederhana dengan berbasis teknologi informasi. c. Mengembangkan pengawasan yang efektif dalam rangka penegakan hukum di bidang kepabeanan dan cukai serta perlindungan masyarakat. d. Mengembangkan institusi kepabeanan dan cukai yang berdaya guna dan berhasil guna. e. Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan investasi. f. Mengembangkan kerjasama internasional di bidang kepabeanan dan cukai. LAKIP DJBC TAHUN

29 Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Keenam misi tersebut di atas dapat dikristalisasi dalam satu integrated mission: MENGAMANKAN HAK KEUANGAN NEGARA DAN MEMBERIKAN PELAYANAN TERBAIK KEPADA INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN MASYARAKAT 3. Penetapan Tujuan dan Sasaran Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun , tujuan yang hendak dicapai melalui tema pendapatan negara adalah Meningkatkan dan Mengamankan Pendapatan Negara Dengan Mempertimbangkan Perkembangan Ekonomi dan Keadilan Masyarakat. Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi DJBC serta menjabarkan tujuan tema pendapatan Kementerian Keuangan dalam kurun waktu 2014, DJBC menetapkan tiga tujuan strategis. Tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata dari perumusan visi dan misi yang sangat idealistik. Tiga tujuan strategis DJBC tersebut adalah sebagai berikut : 1) Terciptanya administrasi kepabeanan dan cukai yang dapat mengamankan hak keuangan negara, memfasilitasi perdagangan, mendukung industri dan melindungi masyarakat secara optimal. 2) Terwujudnya profesionalisme SDM kepabeanan dan cukai. 3) Terwujudnya pelayanan yang efisien dan pengawasan yang efektif. Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan penentuan sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu yang lebih pendek. Sasaran tersebut diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur dan memiliki kriteria, mengandung arti, rasional, menantang, konsisten satu terhadap yang lainnya, spesifik dan dapat diukur. Dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2014, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berkontribusi dalam pencapaian sasaran dalam tema pendapatan negara. Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun , sasaran strategis dalam tema pendapatan negara yang akan dicapai adalah : 1) Tingkat Pendapatan yang optimal. 2) Tingkat kepercayaan stakeholders yang tinggi dan citra yang meningkat yang didukung oleh tingkat pelayanan yang handal. 8 LAKIP DJBC TAHUN 2011

30 Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja 3) Tingkat kepatuhan wajib pajak, kepabeanan, dan cukai yang tinggi. Sasaran Kementerian Keuangan tersebut selanjutnya dijabarkan dalam 12 (dua belas) Sasaran Strategis DJBC sesuai dengan Peta Strategi Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 sebagai berikut : 1) Mengoptimalkan pengamanan hak-hak negara. 2) Meningkatkan kepatuhan pengguna jasa kepabeanan dan cukai yang tinggi. 3) Meningkatkan kepuasan pelayanan kepabeanan dan cukai yang tinggi dari pengguna jasa. 4) Melakukan kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan nasional, standar internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai. 5) Memberikan pelayanan yang prima di bidang kepabeanan dan cukai. 6) Melaksanakan edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku ekonomi. 7) Melaksanakan kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan perlindungan masyarakat. 8) Melaksanakan kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif. 9) Membentuk SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi. 10) Melakukan penataan organisasi yang modern selaras dengan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai. 11) Membangun sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi dan handal. 12) Melakukan pengelolaan anggaran yang optimal. B. PENETAPAN KINERJA Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disusun dengan menetapkan sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil (outcome). Dalam melakukan penetapan rencana kinerja juga ditetapkan ukuranukuran kinerja yang jelas berupa indikator kinerja serta penetapan rencana tingkat capaian untuk masing-masing indikator. Penetapan kinerja Tahun Anggaran 2011 DJBC disusun dengan mendasarkan pada sistem pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecards (BSC) sehingga kinerja DJBC diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (sebagai cerminan pencapaian output) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran- LAKIP DJBC TAHUN

31 Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja sasaran strategis (sebagai cerminan pencapaian outcome) sebagaimana telah ditetapkan dalam Kontrak Kinerja antara Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan Menteri Keuangan pada tahun Konsep manajemen kinerja berbasis BSC pada dasarnya sejalan dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 29 Tahun tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Memperhatikan harmonisasi antara 2 (dua) ketentuan di atas, maka berbicara mengenai masalah BSC pada dasarnya sama dengan berbicara mengenai Permenpan RB Nomor 29 Tahun. Dengan demikian, hal-hal yang disampaikan dalam LAKIP DJBC 2011 ini, apabila terdapat perbedaan terminologi, pada hakikatnya membicarakan masalah yang sama. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa Sasaran Strategis (SS), Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Kontrak Kinerja dalam konsep BSC sebangun dengan Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja sebagaimana tertuang dalam dokumen PK dan RKT dalam konsep Permenpan RB Nomor 29 Tahun. Dalam konsep BSC, Sasaran Strategis (SS) tersebut kemudian dipetakan dalam suatu Peta Strategi berupa kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi. Peta Strategi DJBC Tahun 2011 adalah sebagaimana dalam diagram berikut dibawah ini: 10 LAKIP DJBC TAHUN 2011

32 Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Dalam Peta Strategi DJBC Tahun 2011 telah ditetapkan 12 (dua belas) Sasaran Strategis (SS) dan 22 (dua puluh dua) Indikator Kinerja Utama (IKU). Sasaran Strategis dan IKU beserta targetnya (sebagaimana juga tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja dan Rencana Kinerja Tahunan) DJBC Tahun 2011 adalah sebagai berikut : LAKIP DJBC TAHUN

33 Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Tabel 4: Rencana Kinerja Tahunan DJBC Tahun 2011 KODE SS KODE IKU Target BC-1 BC-2 BC-3 BC-4 BC-5 BC-6 BC-7 Tingkat pengamanan hak-hak keuangan negara yang optimal Tingkat kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai Tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai Kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan nasional, standar internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai Pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai Edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku ekonomi Kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan perlindungan masyarakat BC-1.1 BC-2.1 BC-2.2 BC-3.1 BC-4.1 BC-4.2 BC-4.3 BC-5.1 BC-5.2 BC-6.1 BC-7.1 BC-7.2 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran Persentase penyelesaian piutang Indeks kepuasan pengguna layanan Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan Persentase realisasi dari janji layanan pendukung Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai Rp ,21 Milyar (APBN-P) 99% 60% 3,8 83,30% 75% 75% 100% 80% 70 50% 55% 12 LAKIP DJBC TAHUN 2011

34 Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja KODE SS KODE IKU Target BC-8 BC-9 BC-10 BC-11 BC-12 Kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif Pembentukan SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi Penataan organisasi yang modern selaras dengan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai Pembangunan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi dan handal Pengelolaan anggaran yang optimal BC-8.1 BC-8.2 BC-9.1 BC-9.2 Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan Persentase hasil audit berupa tambah bayar Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP BC-10.2 BC-10.3 BC-11.1 BC-11.2 BC-12.1 Persentase penyelesaian /modernisasi organisasi Persentase UPR yang menerapkan manajemen risiko Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Persentase downtime sistem pelayanan Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai) % 80% % (200 SOP) 100% (11 Kantor) 60% 100% 1% 80% LAKIP DJBC TAHUN

35 LAKIP DJBC TAHUN 2011 Sebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, berbicara mengenai masalah BSC pada dasarnya sama dengan berbicara mengenai Permenpan RB Nomor 29 Tahun. Dengan demikian, hal-hal yang disampaikan dalam Bab III LAKIP DJBC 2011 ini, apabila terdapat perbedaan terminologi, pada hakikatnya membicarakan masalah yang sama. A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Pengukuran tingkat capaian kinerja DJBC tahun 2011 sesuai dengan konsep BSC dilakukan dengan cara membandingkan antara capaian indikator kinerja yang terdapat dalam Peta Strategi Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 dengan targetnya. Secara umum target IKU DJBC Tahun 2011 sebagaimana tertuang dalam dokumen PK dan RKT dapat tercapai dengan baik walaupun masih terdapat beberapa 14

36 Bab III Akuntabilitas Kinerja IKU yang pencapaiannya berada sedikit di bawah target yang ditetapkan. Dari 22 IKU, terdapat 20 IKU berstatus hijau (realisasi minimal 100% dari target yang ditetapkan) dan 2 IKU berstatus kuning (pencapaian target 80-99,99%). Dua IKU yang capaiannya kuning yaitu IKU Indeks kepuasan pengguna layanan dan IKU Ratarata persentase realisasi dari janji layanan unggulan. Secara rinci data pencapaian target IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 dapat disajikan sebagaimana tabel berikut : Tabel 5: Capaian Kinerja DJBC T.A Bobot 2011 Kode Deskripsi IKU Target Realisasi % SS BC-1 Tingkat pengamanan hak-hak keuangan 113,99% negara yang optimal BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai 100% , ,89 113,99% SS BC-2 Tingkat kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai 116,68% BC-2.1 Persentase cukai yang dibayar tepat 50% 99% 99,99% 101,00% waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 50% 60% 79,42% 132,37% SS BC-3 Tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi 96,05% dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan 100% 3,8 3,65 96,05% SS BC-4 Kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan nasional, standar internasional dan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai BC-4.1 Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan BC-4.2 Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai BC-4.3 Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional 161,09% 31,43% 83,30% 102,08% 122,55% 37,14% 75% 138,71% 184,95% 31,43% 75,% 128,57% 171,43% SS BC-5 Pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan 109,29% 50% 100% 99,92% 99,92% LAKIP DJBC TAHUN

37 Bab III Akuntabilitas Kinerja Kode Deskripsi BC-5.2 Persentase realisasi dari janji layanan pendukung SS BC-6 Edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku ekonomi BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi Bobot IKU 2011 Target Realisasi % 50% 80% 94,92% 118,65% 115,51% 100% 70 80,86 115,51% SS BC-7 Kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan perlindungan masyarakat BC-7.1 Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) BC-7.2 Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai SS BC-8 Kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan BC-8.2 Persentase hasil audit berupa tambah bayar SS BC-9 Pembentukan SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi 156,63% 60,71% 50% 79,34% 158,68% 39,29% 55% 84,40% 153,45% 153,82% 50% ,67% 50% 80% 94,38% 117,98% 100,34% BC-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi 65,38% 80% 80,41% 100,51% standar kompetensi jabatannya BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan 34,62% ,00% penghargaan SS BC-10 Penataan organisasi yang modern 121,90% selaras dengan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 33,04% 100% 107% 107,00% BC-10.2 Persentase penyelesaian/modernisasi 33,04% 100% 100% 100,00% organisasi BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan 33,92% 60% 94,64% 157,73% manajemen risiko SS BC-11 Pembangunan sistem Teknologi 149,02% Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi dan andal BC-11.1 Persentase pengembangan sistem 50% 100% 100% 100,00% aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) BC-11.2 Persentase downtime sistem pelayanan 50% 1% 0,02% 198,03% SS BC-12 Pengelolaan anggaran yang optimal 100,98% BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai) 100% 80% 80,78% 100,98% 16 LAKIP DJBC TAHUN 2011

38 Bab III Akuntabilitas Kinerja B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA SS BC-1 TINGKAT PENGAMANAN HAK-HAK KEUANGAN NEGARA YANG OPTIMAL Tingkat pengamanan hak-hak keuangan negara yang optimal meliputi pengamanan terhadap 4 (empat) fungsi DJBC yaitu revenue collector, trade facilitator, community protector, industrial assistance. Salah satu fungsi DJBC yang utama yang dapat diukur outcome/hasil-nya adalah penerimaan negara yang optimal yaitu tingkat pencapaian penerimaan bea cukai yang sesuai dengan target sebagaimana tercantum dalam APBN atau APBN-P. Capaian sasaran strategis tingkat pengamanan hak-hak keuangan negara yang optimal pada tahun 2011 sebesar 113,99%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian IKU : BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea Dan Cukai 1. Realisasi Penerimaan DJBC Tahun 2011 NO Jenis Penerimaan REALISASI PENERIMAAN DJBC PER 31 Desember 2011 (Juta Rupiah) Target APBN- P Tabel 6 : Realisasi Nominal % (4/3) 6 (4-3) 7 (6/3) 1 BEA MASUK , ,47 117,39% ,27 17,39% Bea Masuk Riil , ,93 119,95% ,72 19,95% Bea Masuk DTP , ,54 9,47% ( ,46) -90,53% % Surplus (Defisit) Per 30 Desember 2 CUKAI , ,32 113,12% ,22 13,12% 3 BEA KELUAR , ,54 113,43% ,62 13,43% Total , ,33 113,99% ,11 13,99% Keterangan : 1. Data Bea Masuk dan Cukai sudah termasuk Pendapatan DA dan sudah dikurangi restitusi 2. Sumber Data : Direktorat Pengelolaan Kas Negara - Ditjen Perbendaharaan LAKIP DJBC TAHUN

39 Bab III Akuntabilitas Kinerja Total realisasi penerimaan Bea Masuk, Cukai dan Bea keluar s.d. 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp ,89 milyar (termasuk BM DTP), yang terdiri dari : Bea Masuk : Penerimaan Bea Masuk terdiri dari Bea Masuk Riil dan Bea Masuk Ditangung Pemerintah (BM-DTP). Realisasi penerimaan Bea Masuk s.d. 31 Desember 2011 sebesar Rp ,84 milyar (117,39% dari target), terdiri dari Bea Masuk Riil Rp ,49 milyar (119,95% dari target) dan BM-DTP Rp 47,3 milyar (9,47% dari target). Cukai : Penerimaan Cukai terdiri dari penerimaan Cukai HT, Cukai MMEA, dan Cukai EA. Realisasi penerimaan Cukai s.d. 31 Desember 2011 sebesar Rp ,46 milyar atau (113,12% dari target APBN-P). Bea Keluar : Realisasi penerimaan Bea Keluar s.d. 31 Desember 2011 sebesar Rp ,58 milyar atau (113,43% dari target APBN-P). Jumlah penerimaan Bea dan Cukai s.d. akhir Desember 2011 di luar BM DTP berdasarkan laporan dari Ditjen. Perbendaharaan sebesar Rp ,53 milyar atau sebesar 114,44% dibandingkan target APBN-P 2011 (Non BM DTP). Perbandingan realisasi penerimaan Bea Masuk, Cukai, dan Bea Keluar tahun dan 2011 adalah sebagaimana pada tabel di bawah ini : Jenis Penerimaan Tabel 7: Perbandingan Realisasi Penerimaan Tahun dan 2011 Realisasi penerimaan DJBC pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan realisasi penerimaan DJBC tahun, terdiri dari kenaikan jenis penerimaan Bea Masuk sebesar Rp 5.431,06 milyar (naik 27,48%), Cukai sebesar Rp ,17 milyar (naik 16,39%), dan Bea Keluar sebesar Rp ,80 milyar (naik 224,30%) Grow th APBN-P Realisasi % APBN-P Realisasi % Nominal % Bea Masuk , ,43 130,80% , ,49 119,95% 5.431,06 27,48% Bea Keluar 5.454, ,78 163,13% , ,58 113,43% ,80 224,30% Cukai , ,29 111,64% , ,46 113,12% ,17 16,39% Total , ,50 118,79% , ,53 114,44% ,03 38,21% Ket : Target dan realisasi BM tidak termasuk BM DTP Milyar Rp 18 LAKIP DJBC TAHUN 2011

40 Bab III Akuntabilitas Kinerja Secara keseluruhan penerimaan DJBC pada tahun 2011 mengalami peningkatan 38,2% dibandingkan periode yang sama tahun, karena importasi meningkat 27,8%, kenaikan tarif Cukai HT, dan tingginya tarif BK dan Harga Patokan Ekspor CPO. Penerimaan Bea Keluar merupakan sektor yang meningkat sangat signifikan yaitu sebesar 224,30%, hal ini disebabkan tingginya tarif BK dan HPE sebagai imbas dari tingginya harga CPO Internasional pada tahun Realisasi Penerimaan PDRI dan PPN HT Tahun 2011 Disamping tugas pokoknya melaksanakan pemungutan terhadap pungutan negara dibidang Kepabeanan dan Cukai, DJBC juga mengemban tugas untuk melaksanakan pemungutan dibidang perpajakan lainnya yaitu pemungutan terhadap Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) yang meliputi PPN Impor, PPnBM Impor dan PPh pasal 22 Impor serta pemungutan terhadap PPN Hasil Tembakau. Tabel 8: Penerimaan PDRI Tahun dan 2011 NO Jenis Penerimaan 2011 Milyar Rp Growth Nominal % 1 PPN Impor , , ,73 29,39% 2 PPn BM Impor 4.790, ,48 583,90 12,19% 3 PPh psl 22 Impor , , ,66 19,90% Sub Total PDRI , , ,29 26,64% 4 PPN Cukai H T , , ,48 11,94% Total Pajak , , ,77 25,26% Selama tahun 2011 DJBC berhasil memungut penerimaan dari PDRI dan PPN Hasil Tembakau sebesar Rp ,47 Milyar atau naik 25,26% dibandingkan tahun. 3. Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Bea dan Cukai a. Bea Masuk Tercapainya target penerimaan Bea Masuk per 31 Desember 2011, antara lain disebabkan: 1) Nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan, mendorong tingkat importasi sehingga meningkatkan dutiable import Nilai kurs rata-rata s.d. Desember 2011 sebesar Rp 8.775,21 menguat sebesar Rp 324,64 (3,6%) dibanding periode yang sama tahun dan berada di bawah kurs asumsi makro APBN-P 2011 sebesar Rp LAKIP DJBC TAHUN

41 Bab III Akuntabilitas Kinerja Devisa impor bayar s.d. Desember sebesar US$ 141,04 Milyar, meningkat 27,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebesar US$ 110,4 Milyar. 2) Tarif efektif rata-rata yang berada diatas tarif yang diasumsikan Tarif efektif rata-rata, s.d. periode Desember 2011 sebesar 2,04%, naik 3,57% dari periode yang sama tahun sebesar 1,97%; namun masih berada diatas tarif yang diasumsikan dalam APBN-P pada tahun 2011 sebesar 1,93%. 3) Internal effort DJBC dalam peningkatan pelayanan dan pengawasan di bidang b. Cukai kepabeanan seperti intensifikasi pemeriksaan dokumen dan fisik barang, pemberantasan penyelundupan, temuan hasil audit dll. disebabkan: Dapat terlampauinya penerimaan Cukai s.d. 31 Desember 2011, antara lain 1) Dampak kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau mulai Januari 2011 Sebagai antisipasi kenaikan tarif cukai pada Januari 2011 terjadi peningkatan pesanan pita cukai di akhir tahun yang pelunasannya dilakukan bulan Januari dan Februari Penurunan penerimaan cukai pada bulan Maret dikarenakan nilai pesanan pita cukai bulan Januari dan Februari yang pembayarannya jatuh tempo bulan maret relatif sedikit/menurun karena dampak kenaikan tarif cukai di Namun demikian untuk bulan April, penerimaan cukai kembali normal. 2) Internal effort DJBC dalam pemberantasan rokok illegal, mengintensifkan kegiatan pemantauan kepatuhan pengusaha (a.l: Produksi, Pelekatan, Pencatatan), memaksimalkan penagihan cukai, dan optimalisasi sosialisasi di bidang cukai. Dari sisi produksi HT s.d. Desember 2011 dihasilkan produksi Hasil Tembakau sebesar 319,6 milyar batang atau mengalami kenaikan sebesar 7,98% dibandingkan dengan produksi HT pada periode yang sama tahun sebanyak 295,9 milyar batang. Kenaikan produksi HT tersebut lebih disebabkan adanya internal effort DJBC dalam pemberantasan peredaran rokok illegal. c. Bea Keluar antara lain: Tercapainya penerimaan Bea Keluar s.d. 31 Desember 2011 disebabkan 1) Tingginya tarif BK dan Harga Patokan Ekspor CPO Pengenaan BK atas ekspor beberapa komoditi seperti CPO, Rotan, Kayu, Kulit, dan Kakao sangat tergantung pada kebijakan pemerintah terkait dengan penetapan Harga Referensi yang menentukan tarif dan HPE. 20 LAKIP DJBC TAHUN 2011

42 Bab III Akuntabilitas Kinerja Sejak bulan September harga Referensi CPO meningkat seiring naiknya harga minyak mentah dunia. Memasuki awal tahun 2011, tarif Bea Keluar CPO bulan Januari menjadi 20%, bulan Februari dan Maret kembali meningkat menjadi 25% karena harga referensi yang sudah berada diatas US$ 1.250/ton, sedangkan untuk tarif Bea Keluar Kakao masih 10%. Penerimaan Bea Keluar bulan Agustus 2011 kembali meningkat di banding bulan sebelumnya, karena volume ekspor CPO yang tinggi dan tarif BK bulan Agustus menjadi 15%. 2) Internal effort DJBC Dengan meningkatnya harga minyak dunia, harga CPO dan turunannya yang menjadi komoditi substitusi minyak menjadi naik. Tingginya harga CPO dipasaran internasional mendorong tingginya tingkat eksportasi sehingga menghasilkan Bea Keluar yang cukup tinggi. DJBC diminta untuk meningkatkan pengawasan yang lebih efektif terhadap lalu lintas komoditi CPO dan turunannya, berkaitan hal tersebut telah dikeluarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-2/BC/2011 tanggal 21 Maret 2011 tentang Optimalisasi Pengawasan Pengangkutan Ekspor dan/atau Antar Pulau, Kelapa Sawit, CPO, dan Produk Turunannya. 4. Kendala dan Risiko Fiskal dalam Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011 a. Sektor Bea Masuk 1) Konsekuensi Kerjasama Perdagangan Internasional melalui skema FTA (IJ- EPA, China, Korea, India, AANZ). 2) Fasilitas Pembebasan dan Keringanan BM. 3) Tarif umum BM (MFN) cenderung menurunkan tarif efektif rata-rata BM. 4) Kebijakan non tarif yang berorientasi pada pengendalian barang impor dan penggunaan produksi dalam negeri. b. Sektor Cukai 1) Konsisten dengan Road Map Industri Hasil Tembakau. 2) Rencana pemberlakuan PP Pengendalian Tembakau. 3) Antisipasi Ratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control). 4) Antisipasi Pemberlakuan Pajak Rokok. c. Sektor Bea Keluar 1) Bea Keluar bukan merupakan instrumen penerimaan negara, karena tujuan penerapan BK adalah untuk mengantisipasi lonjakan harga yang tinggi, LAKIP DJBC TAHUN

43 Bab III Akuntabilitas Kinerja ketersediaan bahan baku dalam negeri, kelestarian SDA, dan menjaga kestabilan harga komoditas dalam negeri (Pasal 2A UU Kepabeanan). 2) Harga internasional CPO cenderung fluktuatif, yang berpengaruh pada penerimaan BK. 5. Strategi dalam Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011 a. Optimalisasi di Bidang Kepabeanan 1) Peningkatan akurasi penelitian nilai pabean dan klasifikasi barang impor dan peningkatan efektivitas pemeriksaan fisik barang. 2) Optimalisasi fungsi unit pengawasan melalui peningkatan patroli darat dan laut dan peningkatan pengawasan di daerah perbatasan terutama jalur rawan penyelundupan dan post audit. b. Optimalisasi di Bidang Cukai 1) Kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau. 2) Optimalisasi pengawasan peredaran BKC. 3) Pembinaan kepatuhan pengguna jasa terhadap ketentuan di bidang cukai. 4) Penerapan manajemen risiko dalam pelayanan dan pengawasan di bidang cukai. c. Peningkatan Sektor Pelayanan 1) Penyempurnaan implementasi Indonesia National Single Windows (INSW), dalam rangka menyongsong ASEAN Single Windows (ASW). 2) Pelayanan kepabeanan 24 Jam sehari 7 hari seminggu di pelabuhanpelabuhan utama. 3) Pengembangan otomatisasi pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai. 4) Transformasi kelembagaan dalam bentuk penetapan Kantor Modern (2009/: 28 Kantor, 2011: 11 Kantor). 22 LAKIP DJBC TAHUN 2011

44 Bab III Akuntabilitas Kinerja SS BC-2 TINGKAT KEPATUHAN YANG TINGGI DARI PENGGUNA JASA KEPABEANAN DAN CUKAI Tingkat kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai adalah kepatuhan dari pengguna jasa dalam menaati setiap peraturan di bidang kepabeanan dan cukai yang telah ditetapkan. Capaian strategis sasaran tingkat kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai pada tahun 2011 sebesar 116,68%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu : BC-2.1 Persentase Cukai Yang Dibayar Tepat Waktu Dibandingkan Dengan Jumlah Cukai Yang Mendapat Penangguhan Pembayaran Jumlah cukai yang dibayar tepat waktu adalah jumlah cukai yang harus dibayar pengusaha pabrik cukai yang diberikan penangguhan pembayaran cukai sebelum batas waktu penangguhan. Batas waktu penangguhan yaitu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal pengajuan dokumen CK-1. Jumlah penundaan pembayaran cukai hasil tembakau yang jatuh tempo sepanjang tahun 2011 hampir seluruhnya telah dilunasi tepat pada waktunya sehingga presentase capaian pelunasan nilai cukai yang diberikan penundaan untuk tahun 2011 hampir mendekati 100% yaitu sebesar 99,99%. Pada tahun 2011 jumlah cukai yang diberikan penundaan adalah Rp ,96 milyar dan sebesar Rp ,49 milyar dibayar tepat waktu. LAKIP DJBC TAHUN

45 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 9 : Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas Penangguhan Pembayaran No Bulan Jumlah cukai yang diberi fasilitas penangguhan pembayaran Jumlah cukai yang dilunasi tepat waktu % Capaian 1 Januari Rp Rp ,98% 2 Februari ,99% 3 Maret ,99% 4 April ,99% 5 Mei % 6 Juni % 7 Juli % 8 Agustus % 9 September ,99% 10 Oktober % 11 November % 12 Desember % Total ,99% Sumber Data: Laporan Pemberian Penundaan Pembayaran Cukai Atas Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (SE-11/BC/2008 tgl 13 Februari 2008) dari KPPBC Capaian pada tahun 2011 sebesar 99,99% mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian pada tahun sebesar 99,98%. Perbandingan capaian IKU dari tahun 2009 s.d adalah sebagaimana pada tabel di bawah ini: Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas Penangguhan Pembayaran 3 Tahun Terakhir Tahun Jumlah cukai yang diberi fasilitas penangguhan pembayaran Jumlah cukai yang dilunasi tepat waktu % Realisasi % Target ,964,847,076,114 50,948,632,693,164 99,96% 99,99% ,98% 98% ,99% 99% Upaya yang dilakukan untuk memenuhi pencapaian target tahun 2011 antara lain dengan memberikan penegasan kepada Kepala KPPBC untuk lebih meningkatkan ketelitian dalam pemberian penundaan dan pengawasan dalam pelunasan cukai dari pengusaha hasil tembakau. 24 LAKIP DJBC TAHUN 2011

46 Bab III Akuntabilitas Kinerja BC-2.2 Persentase Penyelesaian Piutang Piutang adalah piutang yang timbul atas kegiatan di bidang kepabeanan dan cukai yang dapat berupa Bea Masuk, Bea Keluar, Cukai, Denda Administrasi, Bunga, PPN, PPnBM, dan PPh Ps 22. Mekanisme penyelesaian piutang dapat berupa : 1) pembayaran/pelunasan; 2) pengalihan piutang pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP); 3) penggunaan kompensasi cukai; 4) penggunaan kompensasi PPN; 5) keputusan Direktur Jenderal atas keberatan; 6) pengajuan banding ke Pengadilan Pajak; 7) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal untuk menambah, mengurangi dan menghapus tagihan dalam surat penetapan; atau 8) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal untuk mengurangi atau menghapus sanksi administrasi berupa denda. Untuk tahun 2011, capaian IKU dihitung dengan membandingkan antara jumlah piutang yang diselesaikan dengan jumlah piutang outstanding (piutang yang belum dilunasi sampai dengan tanggal Laporan Keuangan) dengan umur kurang atau sama dengan 3 tahun. Piutang outstanding (piutang yang belum dilunasi sampai dengan tanggal Laporan Keuangan) dengan umur lebih dari 3 tahun akan dikeluarkan dari akun piutang dan dimasukan sebagai akun penyisihan piutang tidak tertagih dengan kategori piutang macet dengan nilai piutang yang disisihkan sebesar 100% dari total piutang setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan. Pada tahun 2011 telah diselesaikan piutang sebanyak Rp ,66 milyar dari jumlah piutang yang berumur kurang dari 3 tahun sebanyak Rp ,87 milyar sehingga capaian tahun 2011 sebesar 79,42% melebihi target yang ditetapkan sebesar 60%. LAKIP DJBC TAHUN

47 Bab III Akuntabilitas Kinerja No S.d. Bulan Σ Piutang < 3 Tahun Tabel 11 : Realisasi Penyelesaian Piutang Σ Penyelesaian Piutang Target % Capaian 1 Januari % 27,81% 2 Februari % 56,13% 3 Maret % 54,85% 4 April % 60,40% 5 Mei % 66,55% 6 Juni % 68,34% 7 Juli % 71,94% 8 Agustus % 76,22% 9 September % 79,82% 10 Oktober % 80,57% 11 November % 80,70% 12 Desember % 79,42% Perbandingan capaian IKU dari tahun 2009 s.d adalah sebagaimana pada tabel di bawah ini: Tabel 12: Perbandingan Realisasi Penyelesaian Piutang 3 Tahun Terakhir Tahun Σ Tagihan yang diterbitkan Σ Tagihan yang diselesaikan % Capaian Target , ,16 62,80% 50% , ,49 58,77% 55% 2011* , ,00 79,42% 60% * Ket : Jumlah piutang dan penyelesaian tahun 2011 meliputi piutang cukai Meskipun pada tahun 2011 penyelesaian piutang melebihi target yang telah ditetapkan, ada beberapa faktor penghambat yang dapat mempengaruhi kinerja penyelesaian piutang, antara lain: a. Terkait dengan penatausahaan piutang di tingkat Kantor Pelayanan maupun Kantor Wilayah, belum dilaksanakan rekonsiliasi baik internal maupun eksternal secara optimal guna memperoleh data piutang yang valid dan reliable; b. Terkait proses penagihan aktif terdapat alamat perusahaan dan penanggung bea cukai yang tidak ditemukan; c. Terkait dengan piutang yang tidak dapat ditagih, hingga saat ini belum diatur mekanisme penghapusan piutang dalam hal pailit atau penguasaan asset yang tidak dapat memenuhi piutang yang harus diselesaikan oleh penanggung bea cukai; 26 LAKIP DJBC TAHUN 2011

48 Bab III Akuntabilitas Kinerja d. Terkait dengan sumber daya manusia dalam pelaksanan pelaporan data piutang baik di Kantor Pelayanan maupun Kantor Wilayah perlu dilakukan pelatihan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam penatausahaan piutang; e. Terkait dengan penerapan Sistim Aplikasi Piutang dan Pengembalian (SAPP) untuk pelaksanaan pelaporan data piutang belum dapat diterapkan ke seluruh Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah, hingga saat ini masih dalam tahap uji coba pada Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok. Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka mengoptimalkan kinerja penyelesaian piutang antara lain : a. Diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal Nomor P-47/BC/2011 tentang Pedoman Penatausahaan Piutang di DJBCdan Surat Edaran Direktur Jenderal Nomor SE-01/BC/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan Piutang; b. Dalam rangka pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud huruf a di atas telah dibentuk Tim Piutang berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-37/BC/2011 yang memiliki tugas utama untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan penatausahaan piutang di DJBC guna memperoleh kualitas data piutang yang valid dan reliable; c. Bahwa salah satu fungsi Tim Piutang sebagaimana dimaksud huruf b di atas adalah melakukan evaluasi atas penggunaan aplikasi dalam rangka otomasi prosedur penatausahaan piutang, dimana pengembangan aplikasi oleh DIt. IKC dengan membuat SAPP yang saat ini sudah dalam tahap uji coba implementasi di KPUBC Tipe A Tanjung Priok dan selanjutnya akan diterapkan secara bertahap ke beberapa unit satker sesuai program kerja Dit. IKC dalam tahun SS BC-3 TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN YANG TINGGI DARI PENGGUNA JASA KEPABEANAN DAN CUKAI Tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi dari pengguna jasa di bidang kepabeanan dan cukai adalah kepuasan pengguna jasa terhadap peningkatan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai yang diberikan sehingga diharapkan dapat mendorong tercapainya pendapatan yang optimal. LAKIP DJBC TAHUN

49 Bab III Akuntabilitas Kinerja Capaian sasaran strategis tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi dari pengguna jasa di bidang kepabeanan dan cukai pada tahun 2011 sebesar 96,05%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian IKU : BC-3.1 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Tingkat kepuasan pengguna jasa atas pelayanan yang diberikan oleh DJBC diukur melalui Indeks Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks diperoleh melalui survey yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan terhadap pengguna jasa di tiap unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan dengan memakai jasa konsultan dari pihak eksternal. Untuk tahun 2011 survei dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan dengan menggunakan jasa konsultan dari IPB. Tabel 13: Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJBC Tahun Indeks Kepuasan Target IKU Pelaksana Survey 3, ,65 IPB (skala 1-5) 3,72 (skala 1-5) IPB 62 64,48 Haygroup (skala 1-100) ,5 Haygroup (skala 1-100) Indeks kepuasan pengguna layanan DJBC pada tahun 2011 sebesar 3,65 dari target yang ditetapkan sebesar 3,8 (skala 1-5). Capaian tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan indeks kepuasan pengguna layanan yang diperoleh DJBC pada tahun sebesar 3,72. Terkait dengan capaian tersebut, hasil survey pada tahun 2011 akan dijadikan masukan bagi DJBC dalam peningkatan dan penyempurnaan kualitas layanan yang diberikan kepada pengguna jasa. 28 LAKIP DJBC TAHUN 2011

50 Bab III Akuntabilitas Kinerja SS BC-4 KAJIAN DAN RUMUSAN KEBIJAKAN YANG SELARAS DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL, STANDAR INTERNASIONAL, DAN PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI Rumusan kebijakan adalah hasil dari proses penelaahan permasalahan di bidang kepabeanan dan cukai yang didasari pertimbangan kepentingan nasional dan keselarasan dengan standar internasional. Harmonisasi adalah suatu proses kegiatan menyelaraskan peraturan/prosedur di bidang kepabeanan dan cukai agar menghasilkan rumusan kebijakan yang tidak overlapping. Capaian sasaran strategis kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan nasional, standar internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai pada tahun 2011 sebesar 161,09%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 3 (tiga) IKU yaitu : BC-4.1 Persentase Kajian/Telaahan Yang Diselesaikan Kajian adalah hasil penelaahan atas permasalahan di bidang kepabeanan dan cukai. Permasalahan di lingkungan DJBC dikategorikan ke dalam: 1) Bidang pelayanan dan penerimaan kepabeanan dan cukai 2) Bidang pengawasan dan penegakan hukum kepabeanan dan cukai 3) Bidang pengembangan kapasitas dan kinerja organisasi. Capaian IKU ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah kajian/telaahan yang diselesaikan dengan jumlah kajian/telaahan yang direncanakan. Jumlah kajian/telaahan yang diselesaikan merupakan jumlah kajian/telaahan yang telah dihasilkan dalam bentuk surat, nota dinas, atau laporan hasil kajian/telaahan dengan memperhitungkan bobot tahapan penyelesaiannya sebagai berikut : 1) Penyampaian Topik : 15% 2) Pembuatan Outline : 10% 3) Proses Kajian : 60% 4) Penyelesaian dan Penyampaian Kajian : 15%. Sedangkan jumlah kajian/telaahan yang direncanakan merupakan jumlah kajian/telaahan yang merupakan rencana program kerja dari para Tenaga Pengkaji di lingkungan DJBC dalam tahun berjalan. LAKIP DJBC TAHUN

51 Bab III Akuntabilitas Kinerja Target pada tahun 2011 adalah 83,3% dari total 12 kajian atau sekitar 10 kajian. Pada tahun 2011 telah diselesaikan 8 (delapan) kajian (bobot penyelesaian 100%) dan dilaporkan 5 (lima) judul kajian (bobot penyelesaian 85%) sehingga capaian pada tahun 2011 sebesar 102,08%. Capaian tersebut meningkat jika dibandingkan dengan capaian pada tahun dengan jumlah kajian sebanyak 10 kajian dari 12 kajian yang ditargetkan (83,3%). Rincian kajian pada tahun 2011 sebagai berikut : Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Organisasi 1. Strategi optimalisasi peran pimpinan unit dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia untuk Percepatan Transformasi Kelembagaan (selesai) 2. "Evaluasi Efektivitas Pelayanan Kepabeanan 24 Jam per hari dan 7 Hari per minggu di KPU Tipe A Tanjung Priok, KPPBC Tipe Madya Pabean Tg. Perak, Belawan, dan Makassar (selesai) 3. "Assessment Budaya Organisasi dengan Menggunakan Metode Competing Value Framework-Studi Kasus KPPBC Tipe A3 Mataram, KPM Tangerang, dan PSO Tg. Priok" (selesai) 4. Hubungan antara Budaya Organisasi, Kepuasan Pegawai, Komitmen dan Kinerja Pegawai dan/atau Kinerja Organisasi dengan Metode Partial Least Square Path Modelling (selesai). Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Kepabeanan dan Cukai 1. Kajian mengenai "Reviu Fasilitas Kawasan Berikat pada Industri Sawit" (selesai) 2. Kajian mengenai "Analisis Posisi Indonesia Terkait Free Trade Agreement (selesai) 3. Topik Kajian mengenai Pencegahan Penyalahgunaan Jalur Hijau 4. Topik Kajian mengenai Pengamanan identitas importir jalur hijau dari penyalahgunaan identitas oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab 5. Topik Kajian mengenai Integrasi profiling pengguna usaha sebagai modal utama penerapan pelayanan berbasis risiko. Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan dan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai 1. Kajian mengenai Pelayanan dan Pengawasan Lalu Lintas Barang Melalui Perbatasan Darat. Studi Kasus: Perbatasan Darat Nanga Badau (selesai) 2. Kajian mengenai Pajak Rokok, Cukai, dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (selesai) 3. Topik Kajian mengenai Sistem monitoring penerimaan DJBC 4. Topik Kajian mengenai Optimalisasi Pemeriksaan Pabean Melalui Efisiensi dan Efektivitas Pemeriksaan Fisik. 30 LAKIP DJBC TAHUN 2011

52 Bab III Akuntabilitas Kinerja BC-4.2 Persentase Penyelesaian Perancangan Dan Legalisasi Peraturan Pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai adalah perbandingan antara jumlah penyelesaian rancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai yang selesai dibuat dibandingkan dengan target yang direncanakan. Rancangan adalah konsep peraturan yang telah final pembahasannya di DJBC dan telah diajukan ke Kementerian Keuangan untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan legalisasi adalah peraturan yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang baik Direktur Jenderal, Menteri Keuangan atau Pejabat lain yang berwenang. Target pada tahun 2011 direncanakan akan diselesaikan sebanyak 31 rancangan dan legalisasi peraturan. Pada tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak 43 peraturan dan rancangan peraturan (1 Peraturan Menteri Keuangan, 10 Rancangan Peraturan Menteri Keuangan, 10 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, 10 Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, 4 Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, 2 Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dan 6 Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai) dengan rincian sebagai berikut: Tabel 14: Data Rancangan dan Legalisasi Peraturan No Periode Realisasi 1 Januari dan Februari a. RPDJBC tentang Tata laksana pemberitahuan manifest kedatangan sarana pengangkut & manifest keberangkatan sarana pengangkut dalam rangka pengangkutan barang impor dan barang ekspor ke dan dari kawasan pabean atau kawasan pelayanan pabean terpadu b. RPDJBC tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan c. RPDJBC tentang Tatalaksana Pemberian PPNDTP atas impor barang untuk barang usaha hulu eksplorasi minyak dan gas bumi serta kegiatan usaha eksplorasi panas bumi untuk tahun anggaran 2011 d. RPMK tentang Registrasi Kepabeanan e. SE Dirjen tentang Komunikasi dan Publikasi di Lingkungan DJBC f. RPDJBC tentang Sertifikasi Auditor g. RPDJBC tentang Audit h. RPDJBC tentang Tatacara pengajuan dan penyelesaian keberatan di bidang kepabeanan i. RPMK tentang Penagihan Cukai. 2 Maret a. SE Dirjen tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan Piutang b. Kepdirjen tentang Pelimpahan wewenang kepada Direktur Teknis Kepabeanan, Direktur Fasilitas, Direktur PPKC, Kepala KPU BC, dan Kepala KPPBC untuk dan atas nama Dirjen, membuat dan menandatangani Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Atas Nama Menteri Tentang Pemberian Izin Penggunaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan c. RPDJBC tentang Tata Cara Pendirian dan Tatalaksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan Berikat d. INS DJBC tentang Peningkatan Integritas Pegawai dan Kepatuhan Pengguna Jasa dalam kegiatan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai LAKIP DJBC TAHUN

53 Bab III Akuntabilitas Kinerja No Periode Realisasi e. RPDJBC tentang Penyampaian secara Penuh (Mandatory) Peralihan Pelayanan dan PengawasanKITE dari Kantor Wilayah DJBC Jakarta ke Kanwil DJBC Banten f. RPMK tentang Penyelesaian Terhadap Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang Yang Dikuasai Negara, dan Barang Yang Menjadi Milik Negara. 3 April a. Peraturan Menteri Keuangan nomor 24/PMK.04/2011, tentang Tatacara Penagihan di Bidang Cukai b. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-7/BC/2011, tentang Tatacara pemungutan cukai etil alkohol, MMEA, dan Konsentrat Mengandung EA c. Penyampaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Impor Sementara d. Penyampaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai e. SE-5/BC/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai f. Instruksi Direktur Jenderal nomor INS-3/BC/2011, tentang Penelitian Dalam Rangka Pemberian Izin Penggunaan Jaminan Perusahaan (Coorporate Guarantee). 4 Mei a. Penyampaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007 Tentang Ketentuan Kepabeanan di Bidang Ekspor b. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-66/BC/2011 (Perubahan KEP-33/BC/ Tentang Pelimpahan Wewenang Untuk dan Atas Nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai Membuat dan Menandatangani Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kepala Kantor Wilayah DJBC, Kepala KPU BC, dan Kepala KPPBC c. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-71/BC/2011 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Direktur Teknis Kepabeanan, Direktur Audit, Kepala Kanwil DJBC dan Kepala KPU BC Untuk dan Atas Nama Dirjen Bea dan Cukai Membuat dan Menandatangani Surat Penetapan Kembali Perhitungan Bea Keluar d. PER-18/BC/2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-2/BC/2011 tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan e. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 4/BC/2011 tentang Pengawasan MMEA Tradisional sebagai BKC yang tidak dipungut cukai. 5 Juni Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-23/BC/2011, tentang Tatacara Rekonsiliasi Penerimaan Pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. 6 Juli Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, Serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai. 7 Agustus Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.04/2009 tentang Penundaan Pembayaran Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai yang melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pelekatan Pita Cukai. 8 September Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Perubahan Kedua Peraturan Direktur Jenderal Nomor: 22/BC/2009 tentang Pemberitahuan Pabean Impor. 9 Oktober Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Premi. 10 November Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai. 11 Desember a. Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Tata Cara Pangangsuran dan penyelesaian permohonan pembayaran tagihan utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi. b. PER-19/BC/2011 tentang Pemindahlekatan Pita Cukai Hasil Tembakau; c. PER-20/BC/2011 tentang Pemindahlekatan Pita Cukai MMEA; d. PER-48/BC/2011 tentang Desain Pita Cukai Hasil Tembakau dan Minuman Mengandung Etil Alkohol; e. PER-49/BC/2011 tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai; f. PER-52/BC/2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan Pengangsuran Pembayaran Tagihan Utang Cukai yang Tidak Dibayar pada Waktunya, Kekurangan Cukai, dan / atau Sanksi Administrasi Berupa Denda di Bidang Cukai; g. PER-53/BC/2011 tentang Tata Cara Tidak Dipungut Cukai; 32 LAKIP DJBC TAHUN 2011

54 Bab III Akuntabilitas Kinerja No Periode Realisasi h. PER-54/BC/2011 tentang Tata Cara Penimbunan, Pemasukan, Pengeluaran, dan Pengangkutan Barang Kena Cukai; i. KEP-33/BC/2011 tentang Pembentukan Panitia Penghapusan Pita Cukai yang Sudah Tidak Terpakai pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dancukai; j. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-14/BC/2011 tentang Pelayanan Pita Cukai Terkait Pergantian Tahun Anggaran; k. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-15/BC/2011 tentang Perbaikan Data pada Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi (SAC-S) Hasil Tembakau. Capaian pada tahun 2011 sebanyak 43 rancangan dan legalisasi peraturan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan capaian tahun sebanyak 58 rancangan dan legalisasi peraturan. Berikut perbandingan capaian tahun dan 2011 : Tabel 15: Perbandingan Penyelesaian Rancangan dan Legalisasi Peraturan Tahun Jumlah Penyelesaian Rincian Rencana % Capaian Target PP, 25 RPMK, 29 RPDJBC, 1 KEPDJBC, 1 SE, dan 1 INS 1 PMK, 10 RPMK, 10 PerDirjen, 10 RPDJ, 4 Kepdirjen, 2 Instruksi, dan 6 SE DJBC % 75% ,71% 75% BC-4.3 Persentase Rumusan Kebijakan Kerjasama Internasional Di Bidang Kepabeanan Yang Sesuai Dengan Standar Internasional Rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional adalah rumusan yang berisi kajian atas inisiatif kerjasama internasional di bidang kepabeanan ataupun berupa tindak lanjut kerjasama internasional. Rumusan dimaksud dapat berupa posisi DJBC baik menyetujui ataupun mempertimbangkan inisiatif kerjasama internasional di bidang kepabeanan maupun berupa tindak lanjut kerjasama internasional. Capaian IKU ini dihitung dengan membandingkan antara rumusan kebijakan yang dihasilkan dengan rencana rumusan kebijakan yang akan dibuat. Rencana rumusan yang diselesaikan pada tahun 2011 sebanyak 7 (tujuh) rumusan, s.d. bulan Desember 2011 telah terealisasi sebanyak 9 (sembilan) rumusan sebagai berikut: 1. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan dan Korea Customs Service (KCS) tentang Posisi Indonesia dan Agenda LAKIP DJBC TAHUN

55 Bab III Akuntabilitas Kinerja Pertemuan serta Agreed Minutes dalam the 1st Bilateral Meeting antara DJBC dan KCS. 2. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Position Paper dari Direktur Jenderal kepada PTRI Jenewa dan Kementerian Perdagangan pada Sidang Negotiating Group on Trade Facilitation (NGTF) antara: a. Position Paper DJBC atas Komunikasi China Terkait Draft Terbaru Post Clearance Audit / Customs Audit b. Position Paper DJBC atas Draft Consolidated Text Negotiating Group on Trade Facilitation revisi ke-7 (TN/TF/W/165/rev.7). 3. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan mengenai Rencana Penandatanganan draft Protocol 2 tentang Designated of Frontier Post dan Protocol 7 tentang The ASEAN Customs Transit System (ACTS). 4. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat Direktur Jenderal kepada Mr. Arjun Goswami, Director of Regional Cooperation and Operations Coordination Division of Southeast Asia Department of ADB mengenai Survey on Rate of Errors/Ommisions by Private Sector in BIMP-EAGA Priority Entry Points. 5. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan mengenai Usulan Posisi Nasional atas Rencana Pemberlakuan Skema Self Certification. 6. Rumusan kebijakan terkait kerja sama regional di tingkat APEC berbentuk surat dari Direktur Jenderal kepada Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI mengenai Masukan dan usulan DJBC untuk posisi nasional atas APEC Self Certification dan FTA terkait Skema APEC. 7. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Direktur Jenderal Kerja sama Perdagangan Internasional mengenai Penyampaian kesiapan DJBC dalam Implementasi Second Protocol to Amend the Agreement on Trade in Goods of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation ASEAN-China. 8. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan mengenai Laporan Perkembangan Rencana Penerapan Skema Self Certification dalam Kerangka ASEAN Trade In Goods (ATIGA). 9. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Direktur Jenderal Kerja sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan mengenai Pembahasan materi ROO untuk menghadapi perundingan IE-CEPA putaran ke LAKIP DJBC TAHUN 2011

56 Bab III Akuntabilitas Kinerja Walaupun secara keseluruhan capaian IKU rumusan kebijakan kerjasama internasional pada tahun 2011 telah melampaui target yang telah ditetapkan. Namun dalam pencapaian target terdapat kendala yang dihadapi yaitu rumusan kebijakan yang dihasilkan tidak seluruhnya sesuai dengan yang direncanakan karena adanya perubahan isu kerja sama internasional yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan. Oleh karena itu capaian rumusan kebijakan tersebut diperluas, yang juga mencakup seluruh rumusan kebijakan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan yang dicapai pada tahun Capaian pada tahun 2011 sebanyak 9 rumusan dari 7 rumusan kebijakan yang direncanakan meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun sebanyak 3 rumusan dari 4 rumusan yang direncanakan. Berikut perbandingan capaian tahun dan 2011 : Tabel 16: Perbandingan Penyelesaian Rumusan Kebijakan Kerjasama Internasional di Bidang Kepabeanan Tahun Jumlah Penyelesaian Rencana % Capaian Target % 75% ,57% 75% SS BC-5 PELAYANAN PRIMA DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI Pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai adalah pelaksanaan tugas pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai dengan mengutamakan kepentingan pengguna layanan (stakeholder) dan mengacu kepada standar waktu layanan. Capaian sasaran strategis pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai pada tahun 2011 sebesar 109,29%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu : LAKIP DJBC TAHUN

57 Bab III Akuntabilitas Kinerja BC-5.1 Rata-Rata Persentase Realisasi Dari Janji Layanan Unggulan Janji layanan unggulan adalah standar prosedur operasi yang disusun dan diimplementasikan dalam rangka pelayanan kepada pihak eksternal dengan limit waktu tertentu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK/ tentang Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Kementerian Keuangan. Pada tahun 2011 capaian IKU Janji Layanan Unggulan DJBC diukur dari 6 (enam) jenis layanan yaitu Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai MMEA Asal Impor (P3C MMEA), Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas, Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur Hijau, Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Awal Secara Elektronik, Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Tambahan Secara Elektronik, Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik. Data capaian kinerja janji layanan unggulan untuk tahun 2011 sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 17 : Capaian Kinerja Layanan Unggulan No Janji layanan unggulan PIC 1 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai MMEA Asal Impor (P3C MMEA) [11(sebelas) hari kerja] 2 Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas [20(dua puluh) menit] 3 Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur Hijau [30 (tiga puluh) menit] 4 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Awal Secara Elektronik [1 (satu) jam] 5 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Tambahan Secara Elektronik [1(satu) jam] 6 Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik [20 (dua puluh) menit] Dit. Cukai KPU Priok KPPBC Kudus Jumlah Dokumen S.d. Bulan Desember Memenuhi Target Dokumen % ,00% ,996% ,993% ,925% ,00% ,598% TOTAL ,92% 36 LAKIP DJBC TAHUN 2011

58 Bab III Akuntabilitas Kinerja Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian untuk janji layanan unggulan secara keseluruhan adalah sebesar 99,92% dari target yang ditetapkan sebesar 100%. Dari data capaian tersebut jumlah dokumen yang tidak mencapai target waktu janji layanan adalah 51 dari total dokumen (0,01%). Faktor penyebab tidak tercapainya beberapa dokumen sesuai janji layanan antara lain disebabkan oleh : a. Faktor yang di luar kontrol DJBC yaitu diperlukannya waktu untuk menunggu konfirmasi dari pihak bank pada saat verifikasi dokumen di mana hal tersebut di luar jangkauan sistem Bea dan Cukai; b. Pemeliharaan server yang dilakukan secara rutin yang mengharuskan server untuk dimatikan; c. Adanya perbaikan/pergantian hardware sistem yang rutin maupun dalam hal force majeure. Langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk mengoptimalkan capaian kinerja layanan unggulan yaitu : a. Meningkatkan koordinasi internal antara unit yang mempunyai tugas di bidang IT dengan Kantor Pelayanan; b. Melakukan pembinaan secara personal kepada para pegawai untuk mencegah terhambatnya pelayanan terhadap dokumen. BC-5.2 Persentase Realisasi Dari Janji Layanan Pendukung Realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu selain layanan unggulan yang diukur oleh DJBC pada tahun 2011 adalah Janji Layanan Pendukung. Janji layanan pendukung adalah standar prosedur operasi yang disusun dan diimplementasikan dalam rangka pelayanan kepada pihak eksternal dengan limit waktu tertentu berdasarkan Standar Operasi Prosedur (Standard Operating Procedure) yang ditetapkan oleh masing-masing unit pemberi layanan. Capaian janji layanan pendukung diukur dari 7 (tujuh) jenis layanan yaitu Pelayanan Ekspor, Pelayanan PEC (Pre Entry Classification)/PKSI, Pelayanan Penggunaan tarif dalam rangka USDFS, Pelayanan Pemberian Pembebasan BM atas Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk Keperluan Ibadah untuk Umum, Amal, Sosial, Kebudayaan, atau untuk Kepentingan Penanggulangan Bencana Alam, Pelayanan Pembebasan BM atas Impor Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi, Pelayanan Pemberian Perijinan Kawasan Berikat (KB), Pelayanan Registrasi Kepabeanan. LAKIP DJBC TAHUN

59 Bab III Akuntabilitas Kinerja Data capaian kinerja janji layanan pendukung pada tahun 2011 sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 18 : Capaian Kinerja Layanan Pendukung No Janji layanan pendukung PIC Jumlah Dokumen S.d. Bulan Desember Memenuhi Target Dokumen % 1 Pelayanan Ekspor [1 (satu) jam] KPU Priok ,89% 2 Pelayanan PEC / PKSI Standar waktu penetapan klasifikasi barang : a. 1-5 item barang : 7 hari kerja b item barang : 10 hari kerja c. > 10 item barang : Sesuai kebutuhan Dit. Teknis ,63% 3 Pelayanan Penggunaan tarif dalam rangka USDFS dengan standar waktu [5 (lima) hari kerja] ,12% 4 Pelayanan Pemberian Pembebasan BM atas Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk Keperluan Ibadah untuk Umum, Amal, Sosial, Kebudayaan, atau untuk Kepentingan Penanggulangan Bencana Alam [14 (empat belas) hari kerja] 5 Pelayanan Pembebasan BM atas Impor Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi serta Panas Bumi [14 (empat belas) hari kerja] Dit. Fasilitas ,59% ,00% 6 Pelayanan Pemberian Perijinan Kawasan Berikat (KB) [30 (tiga puluh) hari kerja] ,00% 7 Pelayanan Registrasi Kepabeanan Batas waktu yang berlaku saat ini : adalah 45 hari untuk registrasi PPJK/P-22/BC/2007 dan 30 hari untuk registrasi importir / P- 34/BC/2007. Dit. IKC ,19% TOTAL 94,92% Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian untuk janji layanan pendukung secara keseluruhan adalah sebesar 94,92% dari target yang ditetapkan sebesar 80%. Meskipun secara keseluruhan realisasi janji pelayanan pendukung telah memenuhi target yang telah ditetapkan, akan tetapi masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pencapaian janji pelayanan khususnya di Direktorat Teknis Kepabeanan yaitu : a. Jumlah barang yang diminta penetapan cukup banyak dan terkadang data yg diajukan oleh pemangku kepentingan belum lengkap; 38 LAKIP DJBC TAHUN 2011

60 Bab III Akuntabilitas Kinerja b. Belum adanya database analisa terhadap barang yang diajukan Penetapan Klasifikasi Barang Sebelum Impor (PKSI) maupun USDFS Saat ini dalam menetapkan klasifikasi barang masih ada kemungkinan pegawai tidak sesuai penetapannya / tidak konsisten dengan hasil penetapan yang lalu untuk barang yang sama, karena belum lengkapnya database mengenai Penetapan Klasifikasi Sebelum Impor. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menindaklanjuti kendala yang dihadapi dalam pencapaian target pada tahun 2011 yaitu : a. Penegasan persyaratan untuk permohonan penetapan nilai pabean dan klasifikasi barang, agar berkas pengajuan diterima oleh petugas dalam keadaan data telah lengkap dan benar; b. Pada tahun 2011 sudah disusun database PKSI namun belum termasuk hasil/proses analisa identifikasi dan klasifikasi dari pemeriksa dan pada tahun 2012 direncanakan akan dibuat database USDFS Diharapkan dengan penyusunan database tersebut dapat menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan menjamin konsistensi pegawai dalam menetapkan klasifikasi barang. SS BC-6 EDUKASI YANG EFEKTIF KEPADA MASYARAKAT DAN PELAKU EKONOMI Edukasi kepada masyarakat dan pelaku ekonomi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat dan pelaku ekonomi atas peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di bidang kepabeanan dan cukai yang pada akhirnya akan memperlancar proses pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai. Capaian sasaran strategis edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku ekonomi pada tahun 2011 sebesar 115,51%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian IKU : LAKIP DJBC TAHUN

61 Bab III Akuntabilitas Kinerja BC-6.1 Tingkat Efektivitas Edukasi Dan Komunikasi Efektivitas edukasi dan komunikasi merupakan bentuk pengukuran tingkat keberhasilan peserta (stakeholders) dalam hal pemahaman substansi/materi yang disampaikan melalui pelatihan/sosialisasi yang dilaksanakan. Penilaian efektivitas edukasi dan komunikasi didasarkan pada sebaran kuesioner terhadap peserta sosialisasi. Objek penilaian dalam kuesioner meliputi 6 (enam) objek yaitu: 1) Materi yang disampaikan lengkap dan komprehensif; 2) Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan; 3) Penyaji menguasai materi yang disampaikan; 4) Penyaji dapat menyampaikan materi dengan baik; 5) Tempat, sarana, dan prasarana memadai; 6) Secara umum sosialisasi ini sudah efektif. Survey yang dilakukan tersebut untuk mengukur Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi dalam skala 1-100, dengan keterangan sebagai berikut : 0 x 20 = tidak efektif 20 < x 40 = kurang efektif 40 < x 60 = cukup efektif 60 < x 80 = efektif 80 < x 100 = sangat efektif. Tabel 19 : Data Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi Per Bulan No Periode Pelaporan Jumlah Kegiatan Edukasi dan Komunikasi Yang Dilakukan Rata2 Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi (skala 1-100) 1 Januari 7 76,74 2 Februari 9 76,79 3 Maret April 3 81,82 5 Mei 1 87,41 6 Juni 12 80,78 7 Juli 2 84,25 8 Agustus 1 81,39 9 September Oktober 9 81,57 11 November 7 80,71 12 Desember 1 79,98 Total s.d. Desember 56 80,86 40 LAKIP DJBC TAHUN 2011

62 Bab III Akuntabilitas Kinerja Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi pada tahun 2011 sebesar 80,86 telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 70. Namun jika dibandingkan dengan capaian pada tahun sebesar 82,85 mengalami penurunan. Walaupun demikian persepsi kumulatif (rata-rata) stakeholder terhadap efektifitas edukasi dan komunikasi yang dilaksanakan oleh DJBC untuk sosialisasi pada tahun 2011 menunjukkan bahwa secara umum sosialisasi yang dilaksanakan SANGAT EFEKTIF. Perbandingan capaian IKU dari tahun s.d adalah sebagaimana pada tabel di bawah ini: Tabel 20 : Perbandingan Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi Tahun Rata-rata Indeks (skala 1-100) Target 82, ,86 70 SS BC-7 KEGIATAN PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Penindakan di bidang kepabeanan dan cukai adalah kegiatan pengawasan yang dilakukan dalam rangka memastikan dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan dan cukai. Penyidikan merupakan tindak lanjut temuan kegiatan penindakan yang mempunyai indikasi pelanggaran tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai. Capaian sasaran strategis kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan perlindungan masyarakat pada tahun 2011 sebesar 156,63%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu : LAKIP DJBC TAHUN

63 Bab III Akuntabilitas Kinerja BC-7.1 Persentase Hasil Penyidikan Yang Dinyatakan Lengkap Oleh Kejaksaan (P21) Pada tahun 2011 indikator pengukuran akurasi penyidikan kasus tindak pidana kepabeanan dan cukai mengalami perubahan jika dibandingkan dengan indikator pada tahun 2009 dan yang mengukur sampai dengan tahap penyerahan berkas ke Kejaksaan (P-19 dan P-21). Capaian kinerja untuk tahun 2011 diperoleh dengan membandingkan jumlah Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang merupakan bukti telah dimulainya penyidikan oleh PPNS DJBC dengan jumlah berkas perkara yang telah P- 21 (P21 adalah dokumen instansi kejaksaan sebagai penilaian kelengkapan penyidikan yang dilakukan penyidik DJBC). Berikut perbandingan capaian dari tahun 2009 s.d 2011 : Tabel 21: Perbandingan Capaian IKU P21 Selama 3 Tahun Terakhir Tahun PDP P-21 & P-19 % Target % 40% % 50% ,34% 50% Pada tahun 2011, penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan ditargetkan sebesar 50%. Sampai dengan bulan Desember 2011 realisasinya telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 79,34%, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 42 LAKIP DJBC TAHUN 2011

64 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 22: Capaian IKU P21 No Kantor S.d. Desember PDP P-21 % 1 Direktorat P ,33 2 NAD Sumut ,24 4 Riau & Sumbar Khusus Kepri Sumbagsel Banten Jakarta Jabar Jateng & DIY Jatim I ,67 12 Jatim II ,82 13 Bali, NTB & NTT Kalbagbar Kalbagtim Sulawesi MPP KPU Batam KPU Tg. Priok TOTAL ,34 Target % 50% Kegiatan penyidikan pada tahun 2011 mencapai 121 kasus. Dari 121 kasus yang dilakukan penyidikan, 96 kasus telah diserahkan ke kejaksaan dengan status P- 21. Berikut rincian dari 121 kasus tersebut : penyidikan tindak pidana kepabeanan sebanyak 69 kasus, dengan rincian : - 54 kasus telah dinyatakan lengkap oleh JPU (P-21), - 1 kasus penghentian penyidikan (SP3), - 4 kasus dinyatakan belum lengkap (P-19), - 2 kasus pengiriman berkas perkara (Tahap I) dan - 8 kasus dalam proses pemeriksaan. penyidikan tindak pidana cukai sebanyak 52 kasus, dengan rincian : - 42 kasus telah dinyatakan lengkap oleh JPU (P-21), - 1 kasus dinyatakan belum lengkap (P-19), - 2 kasus pengiriman berkas perkara (Tahap I) dan - 7 kasus dalam proses pemeriksaan. LAKIP DJBC TAHUN

65 Bab III Akuntabilitas Kinerja Walaupun pada tahun 2011 capaian IKU ini dapat melampaui target yang ditetapkan. Akan tetapi dalam pelaksanaan penyidikan terdapat beberapa kendala yang dihadapi yang mana kendala-kendala tersebut akan sangat berpotensi menghambat kinerja proses penyidikan pada tahun-tahun mendatang yaitu : 1. Kurangnya tenaga PPNS DJBC yang terampil, yang antara lain disebabkan karena : a. Pihak Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) sebagai satu-satunya institusi yang memiliki wewenang menyelenggarakan pendidikan PPNS tidak lagi membuka kesempatan bagi DJBC untuk mengirimkan pegawainya mengikuti Diklat PPNS. Hal ini disebabkan karena POLRI berpendapat bahwa dalam proses pemberkasan perkara suatu kasus DJBC harus bekoordinasi dengan POLRI dan tidak boleh langsung ke Kejaksaan. Sedangkan selama ini proses yang berjalan adalah DJBC langsung berkoordinasi dengan kejaksaan dan hal ini juga didukung oleh pihak kejaksaan itu sendiri yang menegaskan bahwa perkara terkait kepabeanan dan cukai dapat langsung ke kejaksaan. b. Adanya perubahan persyaratan administrasi untuk mengikuit pendidikan PPNS yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, yang mempersyaratkan calon peserta diklat PPNS dengan pangkat minimal III/a dan telah memiliki ijazah S1. 2. Jumlah penyidik yang relatif sedikit, khususnya untuk kualifikasi Pelaksana. Banyak Penyidik yang telah menduduki jabatan Struktural serta telah tersebar ke seluruh Indonesia serta penyebaran tenaga PPNS yang tidak merata dan proporsional dengan beban penyidikan pada masing-masing kantor DJBC. 3. Belum adanya kesepahaman dengan instansi penegak hukum lain di beberapa daerah berkaitan dengan pelaksanaan penegakan hukum Kepabeanan dan Cukai. BC-7.2 Persentase Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai. Pelanggaran merupakan pelanggaran di bidang kepabeanan dan cukai yang dilakukan penindakan oleh petugas bea dan cukai. Temuan pelanggaran merupakan temuan pelanggaran di bidang kepabeanan dan cukai yang mengakibatkan sanksi administrasi, penetapan barang dikuasai negara atau barang milik negara, rekomendasi audit dan penyidikan, dan/atau diserahkan kepada instansi terkait. Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai di seluruh Indonesia dari bulan Januari s.d Desember 2011 sebanyak kasus dan yang menghasilkan temuan sebanyak kasus, sehingga tingkat capaiannya sebesar 84,40%. 44 LAKIP DJBC TAHUN 2011

66 Bab III Akuntabilitas Kinerja NO Kantor Tabel 23: Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai Jumlah Penin dakan Mengha silkan Temuan Jumlah Tindak Lanjut Temuan Hasil Penindakan BDN SA atau Audit Penyi Pelimpahan ke Intansi dikan BMN lain Terkait 1 Direktorat P ,55% % Capaian Target 2 NAD ,91% 3 Sumut ,03% 4 Riau dan Sumbar ,71% 5 Kepulauan Riau ,33% 6 Sumbagsel ,24% 7 Banten ,78% 8 Jakarta ,36% 9 Jawa Barat ,55% 10 Jateng dan DIY ,17% 11 Jawa Timur I ,05% 12 Jawa Timur II ,68% 13 Bali, NTB, dan NTT ,24% 14 Kalbagbar ,90% 15 Kalbagtim ,31% 16 Sulawesi ,91% 17 MPP ,00% 18 KPU Batam ,15% 19 KPUTg. Priok ,61% Total ,40% 55% 55% Capaian pada tahun 2011 sebesar 84,40% meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun sebesar 67,20%. Berikut perbandingan capaian tahun dan 2011 : Tahun Tabel 24: Perbandingan Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai Penin dakan Temuan SA 2 Tahun Terakhir Tindak Lanjut Temuan BDN atau BMN Audit Penyidikan Pelimpahan ke Intansi lain Terkait % Capaian Target ,20% 50% ,40% 55% LAKIP DJBC TAHUN

67 Bab III Akuntabilitas Kinerja Program kerja yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 dalam rangka meningkatkan tingkat keberhasilan penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai antara lain : 1. Melakukan asistensi kegiatan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai pada beberapa kantor seperti Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau, Kanwil DJBC Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Barat, Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Timur, Kantor Wilayah DJBC Sulawesi, KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung, KPPBC Tipe B Bojonegoro; 2. Melakukan pengolahan data laporan penindakan dan perkembangan penanganan perkara dari Kantor Wilayah DJBC, Kantor Pelayanan Utama DJBC dan KPPBC. SS BC-8 KEGIATAN AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF Kegiatan audit di bidang kepabeanan dan cukai yang dilakukan secara efektif diharapkan dapat mencegah tax evasion dan meningkatkan kepatuhan wajib kepabeanan dan cukai. Capaian sasaran strategis kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif pada tahun 2011 sebesar 153,82%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu : BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit Yang Diselesaikan Laporan Hasil Audit (LHA) adalah laporan atas kegiatan audit yang telah dilaksanakan sesuai dengan surat tugas. Penetapan IKU ini dimaksudkan untuk mendorong efektivitas pelaksanan kegiatan audit kepabeanan dan cukai melalui pengukuran jumlah LHA yang diselesaikan. Sampai dengan bulan Desember tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak 569 LHA dari 300 LHA yang ditargetkan untuk selesai pada tahun Berikut rincian jumlah penyelesaian LHA pada tahun 2011 : 46 LAKIP DJBC TAHUN 2011

68 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 25: Data Jumlah Penyelesaian LHA No Kantor LHA atas ST DROA 1 NAD 5 2 Sumut 31 3 Riau dan Sumbar 29 4 Kepri 19 5 Sumbangsel 20 6 Banten 17 7 Jakarta 38 8 Jabar 67 9 Jateng dan DIY Jatim I Jatim II Bali, NTB, dan NTT Kalbagbar Kalbagtim Sulawesi Maluku, Papua, dan Papua Barat KPU Tg Priok KPU Batam Direktorat Audit 76 TOTAL 569 Target 300 BC-8.2 Persentase Hasil Audit Berupa Tambah Bayar Pada tahun 2011, efektivitas pelaksanaan audit kepabeanan dan cukai selain diukur dari penyelesaian jumlah LHA juga diukur dari jumlah hasil audit yang mengakibatkan tambah bayar. Capaian kinerja IKU ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang dilakukan dengan jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang mengakibatkan tambah bayar, yaitu pelaksanaan audit yang mendapatkan adanya temuan yang berakibat terjadinya tambah bayar dari auditee berupa tambah bayar BM, BK, Cukai ataupun sanksi administrasi. Sampai dengan Desember 2011, dari sejumlah 569 pelaksanaan audit yang dilaksanakan berdasarkan ST DROA sejumlah 537 audit mendapatkan adanya temuan yang berakibat terjadinya tambah bayar dengan total tagihan sebanyak Rp 1.173,99 milyar. Berikut rincian jumlah audit yang mengakibatkan tambah bayar : LAKIP DJBC TAHUN

69 Bab III Akuntabilitas Kinerja No Kantor Tabel 26: Data Hasil Audit Yang Menghasilkan Tambah Bayar Audit berdasarkan DROA Audit DROA yang mengakibatkan tambah bayar % Hasil audit berupa tambah bayar Tagihan Audit 1 NAD ,00% Rp Sumut ,77% Rp Riau dan Sumbar ,55% Rp Kepri ,74% Rp Sumbangsel ,00% Rp Banten ,12% Rp Jakarta ,11% Rp Jabar ,00% Rp Jateng dan DIY ,00% Rp Jatim I ,00% Rp Jatim II ,77% Rp Bali, NTB, dan NTT ,71% Rp Kalbagbar ,61% Rp Kalbagtim ,50% Rp Sulawesi ,67% Rp Maluku, Papua, dan Papua Barat ,12% Rp KPU Tg Priok ,35% Rp KPU Batam ,00% Rp Direktorat Audit ,05% Rp TOTAL ,38% Rp SS BC-9 PEMBENTUKAN SDM YANG BERKOMPETENSI DAN BERKINERJA TINGGI Pengembangan dan pembinaan SDM bertujuan untuk meningkatkan integritas dan kompetensi SDM DJBC sehingga dalam melaksanakan kewajiban/tugas berpedoman pada prinsip Good Governance. Capaian sasaran strategis pembentukan SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi pada tahun 2011 sebesar 100,34%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu : 48 LAKIP DJBC TAHUN 2011

70 Bab III Akuntabilitas Kinerja BC-9.1 Persentase Pejabat Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatannya Dalam rangka untuk menilai Job Person Match, yaitu indeks kesesuaian antara kompetensi pejabat dengan Standar Kompetensi Jabatan, dilakukan Assessment Test kepada pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan. Standar Kompetensi Jabatan adalah jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan. Target yang ditetapkan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 80% dari jumlah pejabat di lingkungan DJBC yang mengikuti Assessment Center mempunyai kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatannya (indeks kesesuaian min 72%). Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor: 47/PMK.01/2008 tentang Assessment Center Departemen Keuangan, DJBC telah melaksanakan assessment center bagi pejabat eselon IV, Pejabat Fungsional setingkat eselon IV, eselon V serta pelaksana di lingkungan DJBC. Sedangkan pelaksanaan assessment center bagi pejabat eselon II dan III dikelola oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan c.q. Biro Sumber Daya Manusia. Tabel 27: Data Hasil Assessment Center No Eselon Jumlah Pejabat *) Jumlah Pejabat yang telah mengikuti AC dan sudah diketahui hasilnya Jumlah pejabat yang memenuhi JPM minimal 72% Persentase pejabat yang memenuhi JPM minimal 72% 1 II % 2 III % 3 IV dan PFPD % TARGET 80% TOTAL ,41 Ket: *) Tidak termasuk pejabat yang sedang menduduki jabatan di luar DJBC (BPPK dan Kedubes) Sebanyak 1465 pejabat dari total 1472 pejabat di lingkungan DJBC telah mengikuti Assesssment Center dan yang memenuhi kualifikasi kesesuaian kompetensi jabatan minimal 72% sebanyak 1178 pejabat atau sebesar 80,41%. Dibandingkan dengan tahun capaian tersebut mengalami peningkatan. Berikut perbandingan capaian tahun dan 2011 : LAKIP DJBC TAHUN

71 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 28: Perbadingan Hasil Assessment Center 2 Tahun Terakhir Tahun Σ pejabat yang memenuhi JPM minimal 70% Σ Pejabat Eselon II s.d. IV yang mengikuti AC % Realisasi Target ,62% 80% ,41% 80% Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian target pada tahun 2011 antara lain : 1. Pelaksanaan feedback dan konseling bagi pejabat eselon III dan IV atas hasil assessment center. 2. Melakukan kegiatan coaching & conseling dengan melibatkan atasan yang bersangkutan untuk memberikan bimbingan. 3. Melakukan re-assessment test terhadap pejabat yang JPM-nya di bawah target. BC-9.2 Jumlah Pegawai Yang Diberikan Penghargaan Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan adalah jumlah pegawai DJBC yang diberikan penghargaan dengan kriteria luar biasa dan amat baik terkait dengan prestasi pada bidang tugasnya. Pemberian penghargaan mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal No P-55/BC/ tentang Pemberian Penghargaan bagi pegawai di lingkungan DJBC. Tabel 29: Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan No Bulan Kategori 1 Januari Prestasi Kerja Pengabdian Kualifikasi Penghargaan Jumlah pegawai yang mendapatkan penghargaan Amat Baik 13 Luar Biasa Baik 26 Amat Baik 21 Luar Biasa Baik 2 2 Februari Prestasi Kerja Amat Baik 25 3 Juni Pengabdian Amat Baik 16 4 Oktober Pengabdian Amat Baik 1 5 Desember Pengabdian Luar Biasa Baik 3 Jumlah 107 Target 107 Pada tahun 2011, jumlah pegawai yang menerima penghargaan kategori Amat Baik dan Luar Biasa Baik mencapai 107 orang dari target 107 orang. Berikut disampaikan rincian penerima penghargaan berdasarkan unit eselon II : 50 LAKIP DJBC TAHUN 2011

72 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 30: Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan Per Unit Eselon II No. Unit Eselon II Jumlah 1 Sekretaris Ditjen 1 2 Direktorat Audit 2 2 KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok 12 3 KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam 1 4 Kanwil DJBC Riau & Sumatra Barat 1 5 Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau 14 6 Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan 1 7 Kanwil DJBC Banten 3 8 Kanwil DJBC Jakarta 25 9 Kanwil DJBC Jawa Barat 1 10 Kanwil DJBC Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta 7 11 Kanwil DJBC Jawa Timur I 1 12 Kanwil DJBC Jawa Timur II 1 13 Kanwil DJBC Bali, NTB & NTT 2 14 Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat 3 16 Kanwil DJBC Sulawesi Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Papua Barat 1 Total 107 Capaian tahun 2011 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan capaian tahun dengan jumlah pegawai yang diberikan penghargaan sebanyak 231 orang. Berikut perbandingan capaian tahun dan 2011 : Tabel 31: Perbandingan Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan Tahun Target Realisasi % 50 (Pegawai) 231 (Pegawai) 462,00% (Pegawai) 107 (Pegawai) 100% Penurunan capaian tersebut dikarenakan perbedaan kualifikasi atas penerima penghargaan. Pada tahun semua kualifikasi penghargaan dimasukkan sebagai capaian. Pada tahun 2011 penghargaan yang dimasukkan sebagai capaian adalah penghargaan dengan kualifikasi amat baik dan luar biasa baiknya. LAKIP DJBC TAHUN

73 Bab III Akuntabilitas Kinerja Langkah-langkah yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas pemberian penghargaan dan juga mengoptimalkan pencapaian target pada tahun 2011 antara lain : a. Telah disusun mekanisme pemberian penghargaan pegawai dengan mengakomodir kategori pengabdian kerja dan prestasi kerja; b. Sosialisasi terkait Perdirjen Nomor: P-55/BC/ tentang pemberian penghargaan bagi pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah dilakukan secara menyeluruh. c. PUSKI secara proaktif mendorong KWBC dan KPPBC untuk dapat memberikan penghargaan kepada pegawainya yang berprestasi. SS BC-10 PENATAAN ORGANISASI YANG MODERN SELARAS DENGAN PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI Penataan organisasi adalah penyempurnaan struktur organisasi dan proses bisnis DJBC berdasarkan perkembangan kebutuhan. Capaian sasaran strategis penataan organisasi yang modern selaras dengan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai pada tahun 2011 sebesar 121,90%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 3 (tiga) IKU yaitu : BC-10.1 Persentase Penyelesaian SOP SOP (Standar Operasi Prosedur) adalah standar yang dijadikan panduan bagaimana suatu kegiatan dilaksanakan sehingga akan memberikan kepastian mengenai apa yang harus dilaksanakan, waktu penyelesaian, dan biaya (bila ada biaya). Jumlah SOP yang harus diperbaiki/dibuat adalah jumlah SOP yang ditargetkan untuk selesai diperbaiki/dibuat dan SOP dianggap selesai apabila telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Untuk tahun 2011 direncanakan akan diselesaikan SOP sebanyak 200 SOP dengan target persentase penyelesaian adalah 100%. Pada tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak 214 SOP (107%) dengan rincian: 52 LAKIP DJBC TAHUN 2011

74 Bab III Akuntabilitas Kinerja Telah ditetapkan 60 SOP berdasarkan KEP-55/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011 Perubahan ketiga KEP 90/BC/ tentang SOP di lingkungan DJBC; Telah ditetapkan 63 SOP tahap 2 Tahun 2011 berdasarkan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-81 tentang Perubahan keempat atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Prosedur Operasi di Lingkungan DJBC; Telah ditetapkan 38 SOP tahap 3 Tahun 2011 (2 SOP merupakan SOP Revisi) berdasarkan KEP DIRJEN BC Nomor KEP-115/BC/2011 hal Keputusan DIRJEN BC tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan DIRJEN BC Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Operasi Prosedur di Lingkungan DJBC; Pada bulan Desember 2011 telah ditetapkan sebanyak 53 SOP sebagaimana ditetapkan dalam KEP DIRJEN BC Nomor KEP-147/BC/2011 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Prosedur di lingkungan DJBC. Capaian penyelesaian SOP pada tahun 2011 sejumlah 214 SOP mengalami penurunan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2019 dan. Berikut perbandingan capaian tahun 2009 s.d : Tabel 32: Perbandingan Penyelesaian SOP Tahun Target Realisasi % SOP 264 SOP 264% 150 SOP 350 SOP 233% SOP 214 SOP 107% Faktor-faktor yang mendukung pencapaian target penyelesaian SOP pada tahun 2011 yaitu: 1. Perencanaan Perencanaan yang baik akan mempengaruhi capain kinerja yang diharapkan. Secara umum perencanaan penyelesaian SOP untuk tahun 2011 disusun dengan tahapan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi usulan-usulan SOP dari masing-masing unit kerja; b. Menetapkan judul-judul SOP yang akan ditetapkan per periode berdasarkan tingkat urgensi dan kompleksitasnya; c. Mengidentifikasi unit kerja yang akan dilibatkan dalam pembahasan; d. Finalisasi dan penetapan SOP. LAKIP DJBC TAHUN

75 Bab III Akuntabilitas Kinerja 2. Koordinasi Pembahasan SOP dilakukan dengan melibatkan unit kerja baik Kantor Pusat maupun unit vertikal DJBC sebagai pengguna SOP serta Bagian Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian Keuangan. Pembahasan dilakukan supaya kualitas SOP yang dihasilkan dapat meningkat. Koordinasi yang baik dengan masingmasing unit tersebut sangat penting dalam membantu kelancaran penentapan SOP. Selain faktor-faktor yang mendukung dalam pencapaian target, dalam penyelesaian SOP juga menghadapi beberapa kendala yaitu : 1. Perubahan peraturan Adanya perubahan peraturan yang menjadi dasar suatu SOP mengakibatkan SOP yang sudah diusulkan oleh unit kerja harus disesuaikan agar tetap sejalan dengan peraturan yang berlaku. 2. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang belum ditetapkan peraturan pelaksanaannya Adanya PMK yang belum ditetapkan peraturan pelaksanaannya mengakibatkan SOP yang akan ditetapkan harus menunggu hingga peraturan pelaksanaannya (Perdirjen) ditetapkan terlebih dahulu. Kebijakan/program kerja yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target penyelesaian SOP pada tahun 2011 yaitu : 1. Mengidentifikasi jenis layanan yang perlu segera ditetapkan SOP nya; 2. Menentukan prioritas penetapan dengan mengutamakan SOP yang menjadi rekomendasi Aparat Pengawasan Fungsional (Inspektorat Jenderal Kemenkeu, BPK, BPKP) dan juga mengutamakan SOP yang bersifat pelayanan; 3. Mengadakan pembahasan bersama dengan unit terkait disesuaikan dengan praktek layanan yang diselenggarakan oleh unit pelayanan baik di kantor pusat maupun kantor vertikal DJBC, serta melibatkan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian Keuangan dalam mengasistensi standar/format SOP yang seragam di Kementerian Keuangan; 4. Penyempurnaan format SOP agar memudahkan unit kerja dalam menggunakan SOP BC-10.2 Persentase Penyelesaian/Modernisasi Organisasi Modernisasi unit organisasi adalah pembentukan unit organisasi DJBC yang modern, diantaranya melalui pembentukan KPU dan KPPBC Madya, yang dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, efektivitas, kebutuhan penajaman fungsi, adaptasi terhadap perubahan lingkugan strategis, perencanaan pegawai, proses bisnis, dan value chain. 54 LAKIP DJBC TAHUN 2011

76 Bab III Akuntabilitas Kinerja Menyusul pembentukan 2 (dua) KPU pada tahun 2007, pembentukan 3 (tiga) KPPBC Tipe Madya Cukai dan 3 (tiga) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun 2008, pembentukan 9 (sembilan) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun 2009 serta 11 (sebelas) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun. Pada tahun 2011 ditargetkan untuk memodernisasi sebanyak 11 (sebelas) kantor yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC. Pada tahun 2012 juga direncanakan akan dilakukan pembentukan kantor pelayanan modern sebanyak 76 kantor dengan rincian: 2 (dua) KPPBC Tipe A2 menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B, 22 (dua puluh dua) KPPBC Tipe A3 menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C, dan 52 (lima puluh dua) KPPBC Tipe B menjadi KPPBC Pratama. Sehingga dari seluruh KPPBC (total berjumlah 115 kantor) akan selesai ditransformasikan menjadi Kantor Modern pada akhir tahun Proses transformasi KPPBC menjadi kantor modern pada tahun 2011 dilakukan secara bertahap, sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 telah dilakukan transformasi 11 (sebelas) KPPBC menjadi kantor modern (100%) yakni: 1. KPPBC TMP Tanjung Balai Karimun (KEP-89/BC/2011 tanggal 18 Agustus 2011) 2. KPPBC TMP Jambi (KEP-89/BC/2011 tanggal 18 Agustus 2011) 3. KPPBC TMP Entikong (KEP-106/BC/2011 tanggal 6 Oktober 2011) 4. KPPBC TMP Medan (KEP-120/BC/2011 tanggal 27 Oktober 2011) 5. KPPBC TMP Teluk Nibung (KEP-120/BC/2011 tanggal 27 Oktober 2011) 6. KPPBC TMP Pekanbaru (KEP-121/BC/2011 tanggal 27 Oktober 2011) 7. KPPBC TMP Teluk Bayur (KEP-121/BC/ Oktober 2011) 8. KPPBC TMP Tarakan (KEP-131/BC/2011 tanggal 09 November 2011) 9. KPPBC TMP Nunukan (KEP-131/BC/2011 tanggal 09 November 2011) 10. KPPBC TMP Banjarmasin (KEP-132/BC/2011 tanggal 09 November 2011) 11. KPPBC TMP Samarinda (KEP-132/BC/2011 tanggal 09 November 2011) Meskipun realisasi kinerja modernisasi organisasi dapat mencapai target yang ditetapkan namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi diantaranya : 1. Penerbitan legal formal berupa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang menjadi payung hukum membutuhkan waktu cukup lama; 2. Jadwal kegiatan dari Direktur Jenderal yang harus disesuaikan dengan waktu peresmian. Kebijakan/program kerja yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian target dalam Penyelesaian/Modernisasi Organisasi yaitu : LAKIP DJBC TAHUN

77 Bab III Akuntabilitas Kinerja 1. Monitoring usulan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) yang diajukan oleh Menteri Keuangan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 2. Pembahasan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) secara intensif bersama Biro Organisasi dan Tata Laksana Kementerian Keuangan dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. 3. Monitoring secara berkelanjutan sampai dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK). 4. Mengajukan konsep Keputusan Direktur Jenderal tentang Penetapan Kantor Modern sesuai dengan target yang telah ditetapkan. BC-10.3 Persentase UPR Yang Menerapkan Manajemen Risiko Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/ 2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan setiap UPR harus melaksanakan 7 (tujuh) tahapan dalam manajemen risiko yaitu : 1) penetapan konteks 2) identifikasi resiko 3) analisis resiko 4) evakuasi resiko 5) rencana penanganan resiko 6) monitoring 7) pelaporan. Unit Pemilik Resiko (UPR) adalah unit Eselon II di lingkungan DJBC. UPR yang telah melaksanakan manajemen resiko adalah UPR yang telah menyelesaikan seluruh tahapan manajemen resiko secara lengkap yang dibuat tiap semester yaitu: Periode Semester I : Laporan Profil Risiko s.d. Rencana Penanganan (Form 1 s.d. 5) Semester I 2011 Laporan Monitoring (Form 6 dan 7) untuk Semester I Periode Semester II: Laporan Profil Risiko s.d. Rencana Penanganan (Form 1 s.d. 5) Semester II 2011 Laporan Monitoring (Form 6 dan 7) untuk Semester II LAKIP DJBC TAHUN 2011

78 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 33: Capaian IKU Persentase UPR Yang Menerapkan Manajemen Risiko Jumlah UPR Σ UPR yang telah melaksanakan seluruh tahapan manajemen resiko Realisasi Target Semester I = 28 Realiasi Periode Semester I: 100% Semester II = 25 (Per 31 Januari) Realiasi Periode Semester II: 89,29% Rata-rata: 94,64% 60% Untuk Semester I periode Januari sampai dengan Juni 2011 seluruh unit eselon II di lingkungan DJBC sudah menyampaikan Formulir 1 sd. 7 untuk untuk 1st Risk Assessment kepada Sekretaris Direktorat Jenderal selaku Ketua Manajemen Risiko DJBC. Untuk semester II periode Juli sampai dengan Desember 2011 baru 25 (dua puluh lima) unit eselon II yang telah melaporkan Formulir 1 sd. 7 untuk 2nd Risk Assessment Tahun Walaupun demikian secara keseluruhan capaian untuk IKU ini sebesar 94,64% telah melebihi target yang ditetapkan pada tahun 2011 sebesar 60% SS BC-11 PEMBANGUNAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI YANG TERINTEGRASI DAN ANDAL Pembangunan sistem teknologi informasi dan komunikasi ditujukan untuk mendorong pembangunan sistem pelayanan DJBC yang terintegrasi dan andal dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada publik. Capaian sasaran strategis pembangunan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi dan andal pada tahun 2011 sebesar 149,02%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu : LAKIP DJBC TAHUN

79 Bab III Akuntabilitas Kinerja BC-11.1 Persentase Pengembangan Sistem Aplikasi Yang Sesuai Rencana Kerja Tahunan (RKT) Dengan Persentase sistem pengembangan aplikasi yang sesuai dengan RKT adalah perbandingan aplikasi yang dikembangkan dan sesuai dengan aplikasi yang direncanakan sesuai Rencana Kerja Tahunan Direktorat IKC. Penyelesaian proses pengembangan aplikasi yang diusulkan oleh semua unit organisasi eselon II pada tahun 2011 diukur berdasarkan masing-masing tahapan yang mempunyai bobot sbb : a. Permintaan TOR : 10% b. Pembuatan desain aplikasi : 30% c. Pengembangan aplikasi : 30% d. Penyelesaian pengembangan (dilakukannya User Acceptance Test/UAT dan serah terima aplikasi kepada user terkait) : 30% Total : 100% Pada tahun 2011, Direktorat IKC menargetkan untuk membangun 3 (tiga) sistem aplikasi yaitu : Tabel 34: Rencana Pembangunan Sistem Aplikasi Tahun 2011 No Sistem Aplikasi User 1 Sistem Komputerisasi Pelayanan (SKP) BC2.3 Sentralisasi 2 Sistem Aplikasi Database Nilai Pabean II Direktorat Fasilitas Kepabeanan Direktorat Teknis Kepabeanan Tahapan Penyelesaian s.d. Desember % 100% 3 Sistem Passenger Analysis Unit Direktorat P2 100% Sampai dengan bulan Desember 2011 ketiga sistem aplikasi dapat diselesaikan pembangunannya sesuai target yang ditetapkan dan masing-masing telah diimplementasikan dan diserahkan kepada unit pemakai (user) terkait. yaitu : Dalam pencapaian target tahun 2011 terdapat beberapa kendala yang dihadapi 1. Pembangunan aplikasi menggunakan teknologi baru berbasis java dan SOA (sevice oriented architecture) sehingga harus dilakukan training terlebih dahulu kepada SDM yang ada dan perlunya waktu penyesuaian dalam pelaksanaannya. 2. Pada tahun 2011 Direktorat IKC harus mengembangkan / mengerjakan beberapa sistem aplikasi yang tidak termasuk dalam Rencana Kerja Tahun 2011, seperti : Sistem Aplikasi Registrasi Kepabeanan, Sistem Aplikasi Cukai EA/MMEA, 58 LAKIP DJBC TAHUN 2011

80 Bab III Akuntabilitas Kinerja sentralisasi dan penyempurnaan Sistem Informasi Direktorat P2 sehingga ikut menyita waktu dan SDM yang tersedia. BC-11.2 Persentase Downtime Sistem Pelayanan IKU ini bertujuan untuk mengukur ketersediaan sistem informasi yang handal dalam rangka meningkatkan pelayanan kepabeanan dan cukai dengan tingkat downtime yang seminimal mungkin. Downtime adalah waktu dimana suatu sistem informasi tidak bisa berfungsi. Waktu pelayanan yang dilakukan sistem informasi adalah 24 jam sehari selama 1 tahun. Downtime sistem informasi adalah perbandingan antara jumlah downtime sistem informasi terhadap jumlah waktu pelayanan yang dilakukan sistem informasi. IKU ini memiliki polarisai "minimize" (semakin kecil semakin baik), artinya nilai aktual/realisasi pencapaian indikator kinerja diharapkan lebih kecil dari target. Tabel 35: Capaian IKU Downtime Sistem Pelayanan No. Kantor Jam Operasional Akumulasi 2009 (6 Kantor Utama) Akumulasi (6 Kantor Utama) Akumulasi 2011 (14 Kantor Utama) Target % Downtime % Downtime % Downtime 1 KPU Tg. Priok 24 jam sehari 2 KPU Batam 17 jam sehari 3 KPPBC Belawan 4 KPPBC SH 5 KPPBC Tg. Perak 6 KPPBC Tg. Emas 7 KPPBC Juanda 8 KPPBC Medan 9 KPPBC Jakarta 10 KPPBC Bekasi 11 KPPBC Purwakarta 12 KPPBC Tangerang 13 KPPBC Bogor 14 KPPBC Merak 24 jam sehari 12 jam sehari 0,318% 0,36% 0,0197% 1% Secara keseluruhan realisasi downtime sistem informasi pada tahun 2011 adalah 0,0197%. Capaian tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2009 dan. Dari 14 kantor pelayanan besar, selama tahun 2011 downtime sistem informasi hanya terjadi di KPPBC Tg. Perak dan KPPBC Jakarta : LAKIP DJBC TAHUN

81 Bab III Akuntabilitas Kinerja Downtime yang terjadi di KPPBC Tg. Perak (bulan Maret) diakibatkan padamnya listrik PLN dan pada saat yang bersamaan UPS tidak dapat pindah secara otomatis ke genset karena modul dalam konsisi rusak sehingga terjadi downtime. Untuk memperbaiki masalah tersebut dibutuhkan waktu kurang lebih 24 jam sampai sistem berjalan normal kembali; Downtime yang terjadi di KPPBC Jakarta (bulan Juli) diakibatkan server mengalami hang. Untuk memperbaiki masalah tersebut dibutukan waktu kurang lebih 1 jam sampai sistem berjalan normal kembali. SS BC-12 PENGELOLAAN ANGGARAN YANG OPTIMAL Dalam rangka menunjang tercapainya tujuan organisasi dibutuhkan adanya perencanaan anggaran yang optimal dan pengelolaan anggaran yang efisien dan efektif yaitu dengan menggunakan prinsip Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK). Capaian sasaran strategis pengelolaan anggaran yang optimal pada tahun 2011 sebesar 100,98%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian IKU : BC-12.1 Persentase Penyerapan DIPA IKU Persentase Penyerapan DIPA dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana perencanaan anggaran dilaksanakan sehingga dapat dilakukan perbaikan dalam proses perencanaan. Capaian IKU dihitung dengan membandingkan antara jumlah realisasi penyerapan DIPA dengan pagu DIPA yang direncanakan. DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) adalah dokumen yang memuat kegiatan dan jumlah anggaran setiap satuan kerja pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Penyerapan DIPA yang diperhitungkan dalam IKU ini adalah realisasi belanja barang dan modal. Pagu Anggaran DJBC Revisi (non belanja pegawai) tahun 2011 sebesar Rp 1.576,12 M dengan realisasi penyerapan sebesar Rp 1.273,20 M sehingga capaiannya sebesar 80,78% dari target yang ditetapkan pada tahun 2011 sebesar 80%. Berikut rincian realisasi penyerapan DIPA DJBC tahun 2011 : 60 LAKIP DJBC TAHUN 2011

82 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 36: Data Penyerapan DIPA Tahun 2011 (Non Belanja Pegawai) Jenis Belanja Pagu Anggaran (revisi) 2011 Realisasi S.d. Desember % Penyerapan Target 2011 Barang ,63% Modal ,05% 80% JUMLAH ,78%* *) Data hasil rekonsiliasi Bagian Keuangan dengan Ditjen. Perbendaharaan setelah revisi pagu minus Belanja Pegawai. Capaian pada tahun 2011 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan capaian tahun sebesar 77,88% sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 37: Perbandingan Realisasi Angggaran Belanja DIPA NO JENIS BELANJA 2011 (%) PAGU REALISASI PAGU REALISASI (%) 1 Belanja Barang ,10% ,63% 2 Belanja Modal ,88% ,05% Sub Total ,88% ,78% 3 Belanja Pegaw ai ,28% ,02% Total ,71% ,24% Meskipun realisasi penyerapan DIPA pada tahun 2011 dapat mencapai target yang ditetapkan, namun capaian tersebut masih belum optimal terutama untuk belanja modal. Rendahnya penyerapan belanja modal diantaranya disebabkan : 1) Tidak terserapnya PAGU sebesar Rp 57,08 Milyar yang dianggarkan sebelumnya terkait dengan pengembangan sistem NSW. Berdasarkan Pokok-pokok Kesimpulan Rapat Perkembangan Penerapan Sistem NSW dan Rencana Pengembangan Sistem NSW Tahun 2011 tanggal 13 Juni 2011, disimpulkan bahwa Pengelolaan dan Pengoperasian Portal INSW, untuk sementara waktu (sebelum ditetapkan Badan Pengelola), agar pengoperasian yang sudah berjalan tetap diteruskan dan dilakukan oleh DJBC (dengan tetap menggunakan existing-system yang ada sekarang). 2) Pembangunan gedung Kantor Pusat yang dianggarkan sebesar Rp 70 Milyar pada tahun 2011 masih belum terealisasi sepenuhnya. LAKIP DJBC TAHUN

83 Bab III Akuntabilitas Kinerja Selain faktor-faktor tersebut diatas, secara umum kendala yang masih dihadapi dalam penyerapan anggaran yaitu : 1. Masih perlunya peningkatan kualitas SDM dalam perencanaan kebutuhan anggaran dan masih kurangnya pengalaman SDM dalam pengadaan barang dan jasa, khususnya untuk belanja modal; 2. Adanya keterkaitan dengan pihak diluar Satuan Kerja dalam proses pengadaan barang dan jasa seperti dalam proses penerbitan rekomendasi/perijinan dari instansi terkait; 3. Terjadinya keterlambatan pengadaan barang dan jasa dikarenakan kekurangan penyedia jasa, lamanya jangka waktu penghapusan aset serta keterlambatan waktu pengumuman lelang; 4. Adanya batasan revisi anggaran sehingga anggaran untuk kegiatan yang tidak terealisasi tidak dapat direalokasi untuk kegiatan dan program lainnya. Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam rangka mendorong realisasi penyerapan DIPA pada tahun 2011 sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-73/PB/2011 sebagai berikut : 1. Membuat batasan waktu pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPM) berkaitan dengan SPM-LS agar proses penerbitan SPM tidak menumpuk pada akhir deadline; 2. Mendorong para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) agar melakukan inventarisasi pelaksanaan pekerjaan/kegiatan dan mempercepat proses penyelesaiannya sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan; 3. Melakukan revisi anggaran terhadap beberapa kegiatan yang dirasa perlu untuk dibiayai dengan DIPA. C. KINERJA LAINNYA Capaian kinerja DJBC selama tahun 2011 yang tidak terukur dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 antara lain sebagai berikut : 1. Capaian Kinerja Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Dalam rangka penyampaian laporan Tim Kormonev Kementerian Kuangan tentang pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi kepada Presiden, DJBC diwajibkan untuk melaporkan capaian indikator kinerja pada masing-masing diktum dalam Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 untuk tahun Rincian capaian kinerja DJBC pada tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran III. 62 LAKIP DJBC TAHUN 2011

84 Bab III Akuntabilitas Kinerja 2. Monitoring pelaksanaan Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011 Dalam hal Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (RAN PPK) Tahun 2011, DJBC diinstruksikan untuk melaksanakan 2 (dua) Rencana Aksi yaitu: a. Tersosialisasinya jenis, biaya dan waktu layanan pada setiap kantor pelayanan DJBC kepada para pengguna jasa DJBC telah mengeluarkan Instruksi Nomor INS-02/BC/2011 tentang Peningkatan Integritas Pegawai dan Kepatuhan Pengguna jasa dalam Kegiatan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai, serta telah dilakukan internalisasi instruksi tersebut. b. Pembuatan MoU Antikorupsi dengan masing-masing stakeholder pada setiap kantor pelayanan DJBC utama dalam rangka pemberantasan praktik gratifikasi termasuk 14 Kementerian/ Lembaga serta asosiasi pengguna jasa Telah dilaksnakan penandatangan MoU Anti Korupsi di sejumlah Kantor Pelayanan DJBC, yaitu: KPPBC TMP Belawan pada tanggal 29 Juli 2011 KPPBC TMP Tanjung Mas pada tanggal 28 Juli 2011 KPPBC TMP Tanjung Perak pada tanggal 25 Juli 2011 KPPBC TMP Soekarno-Hatta pada tanggal 20 Desember KPPBC TMP Juanda pada tanggal 21 Juli 2011 KPU Tanjung Priok pada tanggal 26 Juli Rincian progress report Matrik Tindak Lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran IV. 3. Laporan kemajuan Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden (UKP4) Laporan yang disampaikan setiap dua bulan sekali kepada Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Penerimaan Negara dalam rangka memonitor kemajuan Rencana Tindak Direktif Presiden. Program Rencana Tindak Direktif Presiden dengan target penyelesaian tahun 2011 yang menjadi tanggung jawab DJBC sebanyak 8 (delapan) rencana aksi, terdiri dari 2 (dua) rencana aksi yang telah ditetapkan pada tahun dan 6 (enam) rencana aksi yang ditetapkan pada tahun Untuk tahun 2012, masih terdapat 2 (dua) rencana aksi yang masih tersisa, yaitu: a. Terlaksananya sosialisasi PMK KITE; dan b. Terlaksananya sosialisasi PMK Audit Kepabeanan dan Audit Cukai. LAKIP DJBC TAHUN

85 Bab III Akuntabilitas Kinerja Rincian progress report Matrik Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden Tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran V. 4. Laporan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Dalam rangka untuk me-maintain momentum reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan di lingkungan DJBC, telah dicanangkan Program Reformasi Lanjutan Kepabeanan Dan Cukai yang terdiri dari 30 Inisiatif, 74 Strategi dan 168 Program Solusi yang kemudian terbagi menjadi : 2 inisiatif rencana tindak terkait tatanilai dan budaya kerja; 4 inisiatif rencana tindak terkait organisasi; 21 inisiatif rencana tindak terkait sistem dan prosedur; dan 3 inisiatif rencana tindak terkait SDM. Laporan kemajuan Matrik Rencana Tindak Program Reformasi Lanjutan Kepabenan dan Cukai tersebut dilaporkan setiap bulan kepada Menteri Keuangan. Rincian progress report Matrik Rencana Tindak Program Reformasi Lanjutan Kepabenan dan Cukai Tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran VI. 5. Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011 Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011 dijabarkan sesuai hasil Piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian Keuangan dengan uji petik di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dilakukan oleh Tim QA Reformasi Birokrasi Nasional berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/1252/M.PAN-RB/05/2011 tanggal 11 Mei 2011 tentang Piloting Monev dan QA Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia denga uji petik pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Hasil Piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencakup 8 (delapan) area perubahan reformasi birokrasi (tingkat mikro), 24 (dua puluh empat) sasaran, dengan menggunakan 42 (empat puluh dua) indikator dan 76 (tujuh puluh enam) parameter menunjukkan capaian aktual dengan nilai 91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori sangat baik. Skor tersebut berasal dari pencapaian aktual pengujian 8 (delapan) area perubahan sebagai berikut: 64 LAKIP DJBC TAHUN 2011

86 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 38: Hasil Quality Assurance Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di DJBC No Area Perubahan/Program Bobot Skor Nilai Akhir 1 Pola Pikir dan Budaya Kerja 10 94,86 9,49 2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 10 88,75 8,88 3 Penataan dan Penguatan Organisasi 10 90,00 9,00 4 Penataan Tata Laksana 10 90,50 9,05 5 Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur 20 96,88 19,38 6 Penguatan Pengawasan 10 87,98 8,80 7 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 10 86,25 8,63 8 Peningkatan Kualitas Layanan Publik 20 90,00 18,00 Jumlah ,21 Tabel di atas menunjukkan pelaksanaan 8 (delapan) area perubahan pada DJBC berada pada kategori sangat baik dan baik, namun secara keseluruhan masih terdapat area of improvement sebesar 8,79% untuk mencapai kondisi pelaksanaan reformasi birokrasi yang ideal. Berdasarkan analisa rasio yang dilakukan oleh Tim QA Reformasi Birokrasi Nasional dapat diketahui bahwa setiap Rp 1,00 belanja DJBC menghasilkan penerimaan negara sebesar Rp 50,64 pada tahun 2006 (sebelum reformasi birokrasi) meningkat menjadi Rp 60,47 pada tahun. Setiap Rp 1,00 belanja pegawai menghasilkan Rp 220,08 pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 229,87 pada tahun dan setiap pegawai DJBC menghasilkan Rp 4,60 miliar penerimaan DJBC pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 8,97 miliar pada tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa reformasi birokrasi yang dilakukan DJBC dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pegawai. D. AKUNTABILITAS KEUANGAN Anggaran yang digunakan sebagai penunjang dalam pencapaian tujuan dan sasaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh DJBC pada tahun 2011 bersumber dari Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur Kementerian Keuangan dari dana Bagian Anggaran (BA) 015 dengan pagu awal sebesar Rp yang kemudian mendapat penambahan pagu anggaran dari BA 009 sehingga menjadi sebesar Rp dengan realisasi Rp atau sebesar 83,24%. LAKIP DJBC TAHUN

87 Bab III Akuntabilitas Kinerja Tabel 39: Realisasi Anggaran Kode 13 Sumber Dana Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang Kepabeanan dan Cukai Anggaran Setelah Revisi Dana Yang Diserap (Rp) % Realisasi ,24% JUMLAH ,24% Data realisasi anggaran untuk masing-masing kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 40: Realisasi Anggaran Per Kegiatan Kode Kegiatan Peningkatan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai di Daerah Perumusan Kebijakan dan Pelaksanaan Audit Bidang Kepabeanan dan Cukai Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Bidang Cukai Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Fasilitas Kepabeanan Perumusan Kebijakan dan Pengembangan Teknologi Informasi Kepabeanan dan Cukai Perumusan Kebijakan dan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Internasional Perumusan Kebijakan dan Peningkatan Pengelolaan Penerimaan Bea dan Cukai Pelaksanaan Pengawasan dan Penindakan Atas Pelanggaran Peraturan Perundangan, Intelijen dan Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Bidang Kepabeanan Pembinaan Peyelenggaraan Kepabeanan dan Cukai di Daerah Peningkatan Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai di Daerah Anggaran Setelah Revisi Dana Yang Diserap (Rp) % Realisasi ,90% ,31% ,28% ,89% ,87% ,49% ,48% ,70% ,02% ,91% ,78% 66 LAKIP DJBC TAHUN 2011

88 Bab III Akuntabilitas Kinerja Kode Kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan Kepabeanan dan Cukai di Daerah Peningkatan Pelayanan dan Pengawasan Kepabeanan dan Cukai di Daerah Peningkatan Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai pada Perwakilan LN Perumusan Kebijakan, Pelaksanaan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas, Evaluasi Kinerja, Analisis dan Tindak Lanjut Pemberian Rekomendasi Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya DJBC Anggaran Setelah Revisi Dana Yang Diserap (Rp) % Realisasi ,33% ,46% ,22% ,24% ,43% JUMLAH ,24% LAKIP DJBC TAHUN

89 LAKIP DJBC TAHUN 2011 P encapaian kinerja DJBC pada tahun 2011 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan dan membanggakan. Dari sisi penerimaan - sebagai salah satu IKU dari 22 IKU yang dimiliki DJBC selama kurun waktu 5 tahun terakhir, DJBC kembali dapat melampaui target yang dibebankan oleh negara. Begitu pula dengan 19 IKU lainnya, realisasi pencapaiannya melebihi 100% dari target. Walaupun begitu, masih terdapat 2 IKU yang pencapaiannya sedikit di bawah target yang dibebankan, yaitu IKU Indeks kepuasan pengguna layanan dan IKU Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan. Mengingat pada tahun-tahun mendatang, 2 IKU ini tetap akan menjadi IKU DJBC, maka atas 2 IKU dimaksud diperlukan upaya-upaya khusus agar realisasi pencapaiannya dapat sesuai dengan yang diharapkan. Selain dari kinerja tersebut di atas yang merupakan implementasi dari dokumen Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan/Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011, kinerja-kinerja lainnya pun dapat dicapai oleh DJBC, antara lain kinerja yang didasarkan pada Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004, 68

90 BAB IV PENUTUP Monitoring pelaksanaan Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011, Laporan kemajuan Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden (UKP4) dan Laporan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan. Selain itu, terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi oleh DJBC, keberhasilan program percepatan reformasi yang telah dilakukan sampai dengan tahun 2011 oleh DJBC dalam rangka mendorong peningkaan kinerja dan citra telah menunjukan trend yang positif, hal ini antara lain ditandai dengan hasil piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian Keuangan dengan uji petik di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dilakukan oleh Tim QA Reformasi Birokrasi Nasional yang menunjukkan capaian aktual dengan nilai 91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori sangat baik. Pencapaian program reformasi DJBC pada umumnya dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2011 pada khususnya masih dihadapkan pada berbagai tantangan dan kendala, terutama dalam pelaksanaan tugas pengumpulan penerimaan negara di sektor pabean dan cukai. Disamping faktor eksternal berupa adanya komitmen kerjasama perdagangan internasional yang diikuti dengan adanya kebijakan tarif berupa penurunan tarif umum bea masuk (MFN) melalui skema Free Trade Area (FTA) maupun Economic Partnership Aggrement (EPA), belum seiramanya proses reformasi pada instansi lain yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan dan pengawasan Bea dan Cukai serta kesadaran masyarakat/pengguna jasa yang masih kurang dalam rangka penegakan ketentuan yang menjadi tugas DJBC. Selain itu, dari sisi internal DJBC masih dihadapkan dengan permasalahan pelayanan, pengawasan, dan korupsi yang disebabkan oleh 4 (empat) faktor yaitu: efektifitas organisasi, kepraktisan dan efisiensi sistem dan prosedur, sumber daya manusia (SDM), dan sistem remunerasi. Dalam rangka untuk mengatasi kendala yang dihadapi sekaligus mendukung Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan, DJBC terus meningkatkan kemampuan organisasi melalui pelaksanaan transformasi organisasi sejalan dengan Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan. Strategi Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro. Pendekatan makro dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan ( ) yang dilanjutkan dengan Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan ( 2011). Pelaksanaan program ini mengacu kepada Pilar-Pilar Reformasi Birokrasi yang ditetapkan Kementerian Keuangan yaitu penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis dan peningkatan disiplin dan manajemen budaya kerja SDM. LAKIP DJBC TAHUN

91 BAB IV PENUTUP Pendekatan mikro strategi reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dilakukan dengan pelaksanaan transformasi kantor-kantor pelayanan menjadi Kantor Modern yang mengacu pada Cetak Biru Kantor Modern yang dikembangkan oleh Tim Percepatan Reformasi DJBC. Selain itu, DJBC juga telah merumuskan langkah-langkah antisipatif dalam bentuk program kerja lanjutan yang dirumuskan secara berkelanjutan dari tahun Program dan kegiatan tersebut dirumuskan dalam pilar-pilar sebagai berikut: 1. Legal framework dengan program antara lain: penyelesaian petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis UU Kepabeanan dan UU Cukai, penyempurnaan penerapan aturan pemasukan barang larangan dan/atau pembatasan, rencana implementasi pajak rokok, dan pengelolaan barang milik negara; 2. Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Anggaran dengan program antara lain: revitalisasi struktur di Kantor Pusat, optimalisasi pengawasan DJBC di laut, transformasi KPPBC menjadi Kantor Modern, capacity building, pembentukan role model untuk implementasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan, pengembangan jabatan fungsional DJBC, dan pemanfaatan anggaran dengan berbasis kinerja; 3. Sarana dan prasarana dengan program antara lain: penyusunan website DJBC versi bahasa Inggris, peningkatan kualitas perencanaan sarana operasi (kapal patroli, alat pemindai, senjata api dan anjing pelacak narkotika); 4. Sistem dan prosedur dengan program antara lain: profiling Perusahaan Pengurusan Jasa Kepabeanan, perluasan pengembangan otomasi sistem pelayanan dan pengawasan di bidang Kepabeanan dan Cukai, pengembangan rencana strategis Authorized Economic Operator (AEO), pengembangan Tempat Pemeriksaan Fisik dalam Tempat Pemeriksaan Sementara untuk meningkatkan kelancaran customs clearance, dan penyempurnaan sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan di Kantor Pos dan terhadap Perusahaan Jasa Titipan. Tahun 2011 juga telah dijadikan pijakan yang menentukan bagi DJBC. Dalam mengakiri tahun 2011, seluruh jajaran pimpinan DJBC telah berhasil melakukan instrospeksi dan mulai melakukan penataan yang akan digunakan sebagai blue print dalam perumusan action plan untuk membawa DJBC menuju ke tahun 2020, yang dikenal dengan CUSTOMS Semboyan CUSTOMS 2020 mengandung arti suatu kondisi DJBC di tahun 2020 dengan segala kekuatan sumber daya organisasi yang dimiliki telah mencapai suatu tingkatan global dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam era keamanan dan fasilitasi perdagangan dengan tetap mengoptimalkan pengamanan hak keuangan negara. 70 LAKIP DJBC TAHUN 2011

92 BAB IV PENUTUP Akhirnya dengan disusunnya LAKIP DJBC Tahun Anggaran 2011 ini, diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada pimpinan dan seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi DJBC sehingga dapat menjadi umpan balik guna peningkatan kinerja dan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk merumuskan kebijaksanaan lebih lanjut pada periode berikutnya. LAKIP DJBC TAHUN

93

94 PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2011 Lampiran I Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Tahun Anggaran : 2011 Sasaran Strategis Stakeholder Perspective Indikator Kinerja Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia Data BC-1 Tingkat pengamanan hak-hak keuangan negara yang optimal BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai , ,89 113,99% Milyar Rupiah Milyar Rupiah Target APBN-P 2011 Kanwil DJBC, KPU Bea dan Cukai Dit. PPKC Customer Perspective BC-2 BC-3 Tingkat kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai Tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai BC-2.1 Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran 99% 99,99% 101,00% Dit. Cukai BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 60% 79,42% 132,37% BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan Dit. PPKC, Kanwil DJBC, KPU Bea dan Cukai 3,8 3,65 96,05% Dirjen BC Indeks Indeks Dit. PPKC Sekretariat Jenderal Kemenkeu Hal. 1 dari 4

95 Sasaran Strategis Internal Process Perspective Indikator Kinerja Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia Data BC-4.1 Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan 83,30% 102,08% 122,55% Tenaga Pengkaji di lingkungan DJBC BC-4 Kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan nasional, standar international, dan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai BC-4.2 Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai 75% 138,71% 184,95% Dit. PPKC BC-4.3 Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional 75% 128,57% 171,43% Dit. Kepabeanan Internasional BC-5 Pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai BC-5.1 BC-5.2 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan Persentase realisasi dari janji layanan pendukung 100% 99,92% 99,92% 80% 94,92% 118,65% Dit. Cukai, KPU BC Tanjung Priok, KPPBC Kudus KPU BC Tanjung Priok, Dit. Teknis, Dit. Fasilitas, Dit. IKC Hal. 2 dari 4

96 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia Data BC-6 Edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku ekonomi BC-7.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi 70 80,86 115,51% Dit. PPKC Indeks Indeks BC-7 Kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan perlindungan masyarakat BC-7.1 BC-7.2 Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 50% 79,34% 158,68% 55% 84,40% 153,45% Dit. P2, Kanwil DJBC, KPU Bea dan Cukai Dit. P2, Kanwil DJBC, KPU Bea dan Cukai Dit. P2 Dit. P2 BC-8 Kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif BC-8.1 BC-8.2 Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan Persentase hasil audit berupa tambah bayar ,67% Dit. Audit 80% 94,38% 117,98% Dit. Audit, Kanwil DJBC, KPU Bea dan Cukai Dit. Audit Learning & Growth Perspective BC-9 Pengembangan dan pembinaan SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi dalam mewujudkan Good Governance BC-9.1 BC-9.2 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan 80% 80,41% 100,51% Sekretariat DJBC ,00% PUSKI, Kanwil DJBC, PUSKI Orang Orang KPU Bea dan Cukai BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 100% 107% 107,00% Sekretariat DJBC Hal. 3 dari 4

97 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia Data BC-10 Penataan organisasi yang modern selaras dengan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai BC-10.2 Persentase penyelesaian/modernisasi organisasi 100% 100% 100,00% Sekretariat DJBC BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan manajemen risiko 60% 94,64% 157,73% Dit. IKC BC-11 Pembangunan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi dan andal BC-11.1 BC-11.2 Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Persentase downtime sistem pelayanan 100% 100% 100,00% Dit. IKC 1% 0,02% 198,03% IKU Minimize Dit. IKC BC-12 Pengelolaan anggaran yang optimal BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai) 80% 80,78% 100,98% Sekretariat DJBC, Seluruh Satuan Kerja di lingkungan DJBC Sekretariat DJBC Jumlah Anggaran Program Tahun 2011 Realisasi Pagu Anggaran Program Tahun 2011 : Rp : Rp (83,24%) Hal. 4 dari 4

98 MATRIKS KINERJA RENSTRA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN Lampiran II INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC Target Renja 2011 Realisasi Ket 1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai 100% 100% DIREKTORAT BC-1.1 JENDERAL BEA DAN Jumlah Penerimaan Bea CUKAI dan Cukai 100% 116,12% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV berdasarkan data Ditjen. Perbendaharaan adalah Rp95.019,26 Milyar dari target APBN-P sebesar Rp81.827,29 Milyar. BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai 2 Rasio realisasi dari janji pelayanan quick win ke 80% 85% BC % 95,40% Janji Layanan Quick Win yang diukur DJBC pada tahun BC % 99,92% pihak eksternal Persentase Realisasi dari Janji Pelayanan Quick yaitu : di KPU Priok : Pelayanan Jalur Prioritas, Pelayanan Rata-rata persentase realisasi dari janji Win Jalur Hijau, Pelayanan Jalur Merah, Pelayanan Ekspor, layanan unggulan Pelayanan Proses Penyelesaian Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai, dan Pelayanan Restitusi. di KPPBC SH : Pelayanan Rush Handling, dan Pelayanan PIBK-PJT. 100% 113,99% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV 2011 berdasarkan data Ditjen. Perbendaharaan adalah Rp ,89 Milyar dari target APBN-P 2011 sebesar Rp ,21 Milyar. Janji layanan unggulan adalah standar prosedur operasi yang disusun dan diimplementasikan dalam rangka pelayanan kepada pihak eksternal dengan limit waktu tertentu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK/ tentang Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Kementerian Keuangan. Pada tahun 2011 capaian IKU Janji Layanan Unggulan DJBC diukur dari 6 (enam) jenis layanan yaitu : Dit. Cukai - Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai MMEA Asal Impor (P3C MMEA), KPU Priok - Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas, Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur Hijau, KPPBC Kudus - Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Awal Secara Elektronik, Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Tambahan Secara Elektronik, Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik. Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian untuk janji layanan unggulan secara keseluruhan adalah sebesar 99,92%. Dari data capaian tersebut jumlah dokumen yang tidak mencapai target waktu janji layanan adalah 51 dari total dokumen (0,01%). Renstra DJBC s.d Page 1

99 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 3 Persentase jumlah kasus tindak pidana di bidang 50% 60% BC % 75% Target kinerja pelaksanaan penyidikan diperoleh BC % 79,34% kepabeanan dan cukai yang diserahkan ke Kejaksaan Persentase tindak dengan membandingkan jumlah surat Pemberitahuan Persentase hasil pidana di bidang Dimulainya Penyidikan (PDP) yang merupakan bukti penyidikan yang kepabeanan dan cukai telah dimulainya penyidikan oleh PPNS DJBC dengan dinyatakan lengkap oleh yang diserahkan ke penyerahan berkas perkara ke kejaksaan sebagai Kejaksaan (P21) Kejaksaan bukti bahwa penyidikan atas perkara telah diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum (P-19/P-21). Realisasi penerbitan PDP pada tahun sebanyak 153 berkas sedangkan jumlah PDP outstanding yang diterbitkan pada tahun 2009 sebanyak 31 berkas sehingga total menjadi 184 berkas. Dari 153 berkas PDP yang diterbitkan pada tahun yang telah P- 19 sebanyak 9 berkas dan yang telah P-21 sebanyak 98 berkas, sedangkan berkas lainnya masih dalam proses penyidikan. Dari 31 berkas PDP outstanding yang diterbitkan pada tahun 2009 yang telah P-19/P-21 sebanyak 31 berkas sehingga jumlah total yang telah P-19/P21 pada tahun sebanyak 138 berkas. Target Renja 2011 Realisasi Ket S.d. Triwulan IV 2011 telah diterbitkan PDP sebanyak 121 berkas dan telah P-21 sebanyak 96 berkas. *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21)", di mana formula penghitungan kinerja diukur melalui jumlah dokumen yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksanaan (P21), bukan dokumen yang diserahkan Kejaksaan (P19). 1 Persentase Penyelesaian SOP 100% 100% SES. DITJEN BC1-3.1 BEA DAN CUKAI Persentase penyelesaian SOP 100% 233% Untuk tahun direncanakan akan diselesaikan SOP sebanyak 150 SOP. Pada tahun telah diselesaikan SOP sebanyak 350 SOP. Sebanyak 301 SOP DJBC ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal BC Nomor KEP- 52/BC/ tanggal 22 Juli tentang Perubahan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Prosedur Operasi di Lingkungan DJBC. Sebanyak 49 SOP DJBC ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal nomor KEP-77/BC/ tanggal 12 November. BC1-3.1 Persentase penyelesaian SOP 100% 107% Untuk tahun 2011 direncanakan akan diselesaikan SOP sebanyak 200 SOP dengan target persentase penyelesaian adalah 100%. Pada tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak 214 SOP dengan rincian: Telah ditetapkan 60 SOP berdasarkan KEP- 55/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011 Perubahan ketiga KEP 90/BC/ tentang SOP di lingkungan DJBC; Telah ditetapkan 63 SOP tahap 2 Tahun 2011 berdasarkan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-81 tentang Perubahan keempat atas Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP- 90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Prosedur Operasi di Lingkungan DJBC; Telah ditetapkan 38 SOP tahap 3 Tahun 2011 (2 SOP merupakan SOP Revisi) berdasarkan KEP DIRJEN BC Nomor KEP-115/BC/2011 hal Keputusan DIRJEN BC tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan DIRJEN BC Nomor KEP- 90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Operasi Prosedur di Lingkungan DJBC; Pada bulan Desember 2011 telah ditetapkan sebanyak 53 SOP sebagaimana ditetapkan dalam KEP DIRJEN BC Nomor KEP-147/BC/2011 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Prosedur di lingkungan DJBC. Renstra DJBC s.d Page 2

100 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC 2 Persentase penyelesaian program pengembangan SDM 100% 100% BC1-6.1 Persentase Penyelesaian program pengembangan SDM 3 Persentase penyelesaian/modernisasi organisasi 100% 100% BC1-3.2 Persentase penyelesaian/modernisa si organisasi 4 Persentase realisasi pemenuhan sarana dan prasarana 80% 90% BC1-7.1 Persentase realisasi pemenuhan sarana dan prasarana Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 100% 100% BC1-6.1 Persentase penyelesaian program pengembangan SDM 100% 100% Pada tahun direncakan akan dilakukan BC1-3.2 modernisasi sebanyak 11 KPPBC Tipe Madya Pabean. Persentase Jumlah kantor yang telah ditetapkan menjadi kantor penyelesaian/modernis modern pada tahun sebanyak 11 kantor : asi organisasi 1. KPPBC Tipe Madya Pabean Ngurah Rai 2. KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda 3. KPPBC Tipe Madya Pabean Jakarta 4. KPPBC Tipe Madya Pabean Tangerang 5. KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai 6. KPPBC Tipe Madya Pabean Palembang 7. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung 8. KPPBC Tipe Madya Pabean Pontianak 9. KPPBC Tipe Madya Pabean Balikpapan 10. KPPBC Tipe Madya Pabean Makasar 11. KPPBC Tipe Madya Pabean Marunda. Target Renja 2011 Realisasi 100% 212,20% Kegiatan yang dilaksanakan adalah melaksanakan program pengembangan SDM DJBC. Dari target pengembangan yang dilaksanakan 41 program yang ditetapkan, dapat dicapai 87 program dengan realisasi pencapaian target sebesar 212%. Hal ini dikarenakan banyak permintaan pelaksanaan program pengembangan yang sifatnya perlu dan mendesak dari unit-unit. 100% 100% Pada tahun 2011 ditargetkan untuk memodernisasi sebanyak 11 (sebelas) kantor. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 telah dilakukan transformasi 11 KPPBC menjadi kantor modern yakni: 1. KPPBC TMP Tanjung Balai Karimun 2. KPPBC TMP Jambi 3. KPPBC TMP Entikong 4. KPPBC TMP Medan 5. KPPBC TMP Teluk Nibung 6. KPPBC TMP Pekanbaru 7. KPPBC TMP Teluk Bayur 8. KPPBC TMP Tarakan 9. KPPBC TMP Nunukan 10. KPPBC TMP Banjarmasin 11. KPPBC TMP Samarinda. 80% 143% 82% 127,27% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Persentase implementasi e-procurement" dalam rangka pelaksanaan kebijakan penyediaan sarana dan prasarana tertentu berbasis kinerja dan secara selektif. Ket Kegiatan yang dilaksanakan adalah pengadaan barang dan jasa melalui e-procurement, dari target pengadaan 11 frekuensi dapat direalisasikan sebanyak sebanyak 14 frekuensi sehingga pencapaian target adalah sebesar 127%. Terjadinya penambahan jumlah paket pengadaan yang dilakukan secara e- procurement karena adanya optimalisasi anggaran dan pengadaan jasa sewa mesin foto kopi, adapu paket-paket tersebut adalah sebagai berikut: pengadaan mobil patroli hasil optimalisasi, pengadaan mobil minibus hasil optimalisasi, pengadaan mobil operasional eselon II hasil optimalisasi, dan pengadaan jasa sewa mesin fotokopi. Renstra DJBC s.d Page 3

101 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 5 Persentase pos lintas batas tradisional dengan 10% 50% 10% - Realisasinya tidak dapat disampaikan karena pada 20% - kondisi sarana dan prasarana kepabeanan yang prinsipnya DJBC tidak memiliki Renstra dan Renja memadai yang terkait langsung dengan kebijakan pembangunan di wilayah kawasan perbatasan. Namun demikian, di dalam Renstra DJBC terdapat indikator "Persentase realisasi pemenuhan Sarana dan Prasarana" dimana hal tersebut sudah termasuk dalam alokasi DIPA kantor-kantor bea dan cukai yang bersangkutan, termasuk kantor-kantor yang ada di Kawasan Perbatasan. 6 Persentase tersedianya Dokumen Perencanaan 100% 100% BC % 100% Kegiatan yang dilaksanakan adalah membuat BC % 100% Anggaran (RKA-KL) dengan Jumlah Satuan Kerja DJBC Tersedianya dokumen perincian formulir 1-5 RKA dan DIPA untuk masingmasing Persentase dokumen perencanaan anggaran unit kerja dan KP DJBC. Dari target perencanaan anggaran (RKA-KL) penyediaan 143 berkas dokumen dapat disediakan (RKA-KL) satker DJBC 143 berkas. yang disampaikan tepat waktu 7 Persentase tercapainya penyelesaian Laporan 100% 100% BC % 100% BC % 100% Keuangan dengan Jumlah Satuan Kerja DJBC Tersedianya laporan Persentase laporan keuangan keuangan satker DJBC yang disampaikan tepat waktu Target Renja 2011 Realisasi Ket Kegiatan yang dilaksanakan adalah membuat perincian formulir I-5 RKA dan DIPA untuk masing-masing unit kerja dan Kantor Pusat DJBC. 1 Fekuensi pemutakhiran pada Data Base Harga I 12X 12X DIREKTORAT TEKNIS BC2-5.1 KEPABEANAN Frekuensi pemutakhiran pada DBH I 12x 13X Jumlah kegiatan pemutakhiran DBH I yang dilakukan sebanyak 13 kegiatan. BC2-3.1 Frekuensi pemutakhiran pada Data Base Harga I 12X 12X Pemutakhiran Data Base Nilai Pabean I dapat dilaksanakan sebanyak 12 (dua belas kali), hal ini dapat memenuhi target pemutakhiran untuk tahun 2011 yang ditetapkan sebanyak 12 kali atau satu kali setiap bulannya. Pemutakhiran yang dilakukan setiap bulan tersebut merupakan hasil pengumpulan data mengenai Nilai Pabean dari berbagai pihak yang berwenang, salah satunya dari hasil cek harga pasar yang dilakukan secara rutin oleh Subdit Nilai Pabean. 2 Persentase rumusan peraturan yang menjadi keputusan 75% 80% BC % 100% Jumlah rumusan peraturan yang dibuat di bidang BC % 144% di bidang teknis kepabeanan Persentase rumusan Teknis Kepabeanan sebanyak 25 peraturan dari Persentase rumusan peraturan yang menjadi rencana rumusan sebanyaak 25 peraturan. peraturan di bidang keputusan di bidang teknis kepabeanan teknis kepabeanan yang telah diselesaikan Untuk tahun 2011 target yang ditetapkan 9 peraturan dan realisasi yang tercapai adalah sebanyak 13 peraturan : a. PMK 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang Penyelesaian BTD, BDN dan BMN; b. PMK 122/PMK.04/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Perubahan Kedua atas PMK 51 tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean dan Penetapan Direktur Jenderal; c. PER-8/BC/2011 Tanggal 25 Februari 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan BMAD Terhadap Impor Hot Rolled Coil dari RRC dan Malaysia; d. P-12/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Tali Kawat baja (Steel Wire Ropes) dengan Pos Tarif ; e. P-13/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Renstra DJBC s.d Page 4

102 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 3 Persentase ketepatan waktu penyelesaian 75% 80% BC % 86,62% Jumlah penetapan nilai pabean dan klasifikasi barang BC % 92,44% penetapan nilai pabean dan klasifikasi barang Ketepatan waktu yang tepat waktu sebanyak 952 penetapan dari 1099 Ketepatan waktu penyelesaian penetapan permintaan penetapan. penyelesaian nilai pabean dan penetapan nilai pabean klasifikasi barang dan klasifikasi barang Target Renja 2011 Realisasi Ket Tali Kawat baja (Steel Wire Ropes) dengan Pos Tarif ex ; f. P-14/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Kawat Seng; g. P-15/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk Permintaan penetapan nilai pabean dan klasifikasi barang diajukan oleh pemangku kepentingan, terutama untuk keperluan pemberian ijin impor sementara dan untuk kendaraan bermotor yang diajukan oleh Dit. Fasilitas Kepabeanan, dapat dipenuhi secara tepat waktu sebesar 92,44% atau sebanyak 715 (tujuh ratus lima belas) berkas. 4 Persentase penyelesaian PMK tentang Authorized 10% BC % 100% PMK yang terkait dengan AEO dan telah diterbitkan 25% - Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait Persentase penyelesaian pada tahun yaitu PMK Nomor dengan Sistem Logistik Nasional PMK tentang Authorized 219/PMK.04/ tanggal 9 Desember tentang Economic Operator Perlakuan Kepabeanan Terhadap Authorized (AEO) dan dukungan Economic Operator (AEO). terkait dengan Sistem Logistik Nasional Pengukuran kinerja DJBC yang terkait dengan AEO adalah terbitnya PMK tentang AEO. Realisasi pada tahun sudah mencapai 100% sehingga tidak ditargetkan lagi pada tahun Persentase realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu 85% 90% DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN BC3-1.1 Persentase realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu 85% 95,43% Dari 1926 keputusan yang diterbitkan pada tahun sebanyak 1838 keputusan diterbtikan tepat waktu. 85% 97,09% Realisasi janji pelayanan yang tepat waktu Dit. Fasilitas pada tahun 2011 diukur melalui 3 indikator yaitu : - Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan pada Dit. Fasilitas Kepabeanan (capaian 2011 sebesar 98,66%); - Persentase realisasi dari janji layanan pendukung (capaian 2011 sebesar 98,19%); - Persentase realisasi dari janji layanan lainnya (capaian 2011 sebesar 94,43%). 2 Persentase penyelesaian rancangan peraturan di bidang fasilitas kepabeanan 75% 100% BC3-4.1 Persentase penyelesaian rancangan peraturan di bidang fasilitas kepabeanan 75% 100% Dari 4 rancangan peraturan yang ditargetkan untuk disusun pada tahun sebanyak 4 rancangan peraturan yang berhasil diselesaikan yaitu : PMK tentang BMDTP untuk Tahun Anggaran, RPMK tentang KB, RPMK tentang GB, PMK tentang Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR). BC3-4.1 Persentase penyelesaian rancangan peraturan di bidang fasilitas kepabeanan 75% 88,89% Dari 9 rancangan peraturan yang ditargetkan untuk disusun pada tahun 2011 sebanyak 8 rancangan peraturan yang berhasil diselesaikan yaitu : 1. Perdirjen Nomor PER-6/BC/2011 tanggal 14 Februari 2011 tentang tata cara pemberian PPN DTP untuk T.A Perdirjen BMDTP atas 16 sektor industri 3. RPMK Perubahan KMK-90/KMK.05/2002 jo. PMK-137/PMK,04/ RPMK tentang Form A, Form B, dan Form C 5. RPMK Pembebasan BM dan/atau Cukai atas impor barang kiriman hadiah/hibah untuk kepentingan penanggulangan bencana alam Renstra DJBC s.d Page 5

103 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC BC3-4.2 Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan kepabeanan yang mendukung sistem logistik nasional (Customs Advance Trade System) Target Renstra Realisasi Ket RPMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan kepabeanan yang mendukung Sistem Logistik Nasional (Customs Advance Trade System) merupakan program tahun dan telah diselesaikan pada akhir tahun dalam bentuk 1 RPMK dan 4 Perdirjen, yaitu : a. PMK Nomor 232/PMK.04/2009 tanggal 28 Desember 2009 tentang KPPT; b. PDJBC Nomor P-19/BC/ tanggal 17 Maret tentang Tata Laksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor Melalui KPPT c. PDJBC Nomor P-21/BC/ tanggal 19 Maret tentang Tata Laksana Penetapan KPPT; d. PDJBC Nomor P-26/BC/ tentang Bentuk, Warna, Ukuran Segel Dan Tanda Pengaman Bea dan Cukai, dan Tata Cara Penyegelan; e. PDJBC Nomor P-30/BC/ tanggal 7 Juni tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemasukan dan Pengeluaran Barang Impor Ke dan Dari TPS di dalam KPPT. INDIKATOR BSC 3 Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan kepabeanan yang mendukung sistem logistik nasional (Customs Advance Trade System) 75% 100% 75% 100% 100% - RPMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan kepabeanan yang mendukung Sistem Logistik Nasional (Customs Advance Trade System) merupakan program tahun dan telah diselesaikan pada akhir tahun dalam bentuk 1 RPMK dan 4 Perdirjen. Target Renja 2011 Realisasi Ket 6. RPMK Pembebasan BM dan/atau Cukai atas impor barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah untuk umum, amal, sosial atau kebudayaan 7. RPMK Pembebasan BM atas impor barang untuk keperluan museum, kebun binatang dan tempat lain semacam ituyang bertujuan untuk umum, serta barang untuk konservasi alam 8. PMK Nomor 253/PMK.04/2011 tanggal 28 Desember 2011 tentang pengembalian BM yang telah dibayar atas impor barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor 9. PMK Nomor 254/PMK.04/2011 tanggal 28 Desember 2011 tentang pembebasan BM yang telah dibayar atas impor barang dan bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain dengan tujuan untuk diekspor. Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun sehingga tidak ditargetkan lagi pada tahun Renstra DJBC s.d Page 6

104 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 4 Persentase penyelesaian peraturan terkait 70% 100% BC % 100% Dari 2 rancangan peraturan terkait KEK yang 100% - sistem pelayanan kepabeanan dan cukai di Persentase penyelesaian ditargetkan untuk disusun pada tahun, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). peraturan terkait sistem semuanya dapat diselesaikan yaitu : pelayanan kepabeanan - RPP tentang Ketentuan Kepabeanan dan Cukai di dan cukai di Kawasan KEK, dan Ekonomi Khusus (KEK) - RPMK tentang Tatalaksana Kepabeanan dan Cukai di KEK. Pada tahun, penyelesaian hanya sebatas RPP dan RPMK yang mana masih terus dilakukan pembahasan dengan instansi-instansi terkait sampai dengan diterbitkannya PP dan PMK. Rancangan peraturan tersebut telah diserahkan kepada Biro Hukum Kemenkeu pada tanggal 19 Juli untuk dikompilasikan dengan rancangan peraturan terkait dengan perpajakan di KEK. 5 Persentase penyelesaian rancangan PMK terkait 10% 100% Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun : - Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) a. PMK Nomor 232/PMK.04/2009 tanggal 28 dalam rangka pengembangan Sistem Logistik Desember 2009 tentang KPPT; b. PDJBC Nomor P-19/BC/ tanggal 17 Maret tentang Tata Laksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor Melalui KPPT c. PDJBC Nomor P-21/BC/ tanggal 19 Maret tentang Tata Laksana Penetapan KPPT; d. PDJBC Nomor P-26/BC/ tentang Bentuk, Warna, Ukuran Segel Dan Tanda Pengaman Bea dan Cukai, dan Tata Cara Penyegelan; e. PDJBC Nomor P-30/BC/ tanggal 7 Juni tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemasukan dan Pengeluaran Barang Impor Ke dan Dari TPS di dalam KPPT. 6 Persentase penyelesaian rancangan PMK terkait pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan perundang-undangan dan skema pembiayaan infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 100% 100% Rancangan peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan dan cukai di KEK yaitu : RPP tentang Ketentuan Kepabeanan dan Cukai di KEK dan RPMK tentang Tatalaksana Kepabeanan dan Cukai di KEK telah diselesaikan oleh DJBC dan telah diserahkan kepada Biro Hukum Kemenkeu pada tanggal 19 Juli untuk dikompilasikan dengan rancangan peraturan terkait dengan perpajakan di KEK. - Rancangan peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan dan cukai di KEK yaitu : RPP tentang Ketentuan Kepabeanan dan Cukai di KEK dan RPMK tentang Tatalaksana Kepabeanan dan Cukai di KEK telah diselesaikan oleh DJBC dan telah diserahkan kepada Biro Hukum Kemenkeu pada tanggal 19 Juli. Berdasarkan Surat Direktur PPKC kepada BKF Nomor S-92/BC.8/2011 tanggal 8 Februari 2011 disampaikan bahwa penyusunan PP dan PMK terkait KEK adalah termasuk materi perundangundangan yang penyusunannya dilimpahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal sehingga tanggungjawab penyelesaian PP dan PMK tersebut sudah berada di luar kewenangan DJBC. Target Renja 2011 Realisasi Ket Rancangan peraturan terkait sistem pelayanan kepabeanan dan cukai di KEK telah diselesaikan oleh DJBC dan telah diserahkan kepada Biro Hukum pada tanggal 19 Juli untuk dikompilasikan dengan rancangan peraturan terkait dengan perpajakan di KEK. Selain itu, berdasarkan Surat Direktur PPKC kepada BKF Nomor S-92/BC.8/2011 tanggal 8 Februari 2011 disampaikan bahwa penyusunan PP dan PMK terkait KEK adalah termasuk materi perundang-undangan yang penyusunannya dilimpahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal sehingga tanggungjawab penyelesaian PP dan PMK tersebut sudah berada di luar kewenangan DJBC. Posisi terakhir RPP yang telah dikompilasikan antara kepabeanan dan perpajakan telah dilakukan pembahasan di Ditjen Perundangundangan dan di Menko Perekonomian, namun dikembalikan ke Kemenkeu untuk dilakukan kajian atas pemberian fasilitas fiskal di KEK. Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun sehingga tidak ditargetkan lagi pada tahun RPMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait KPPT merupakan program tahun dan telah diselesaikan pada akhir tahun dalam bentuk 1 RPMK dan 4 Perdirjen. Renstra DJBC s.d Page 7

105 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC 7 Persentase penyelesaian rancangan PMK untuk pengembangan sistem elektronik terkait dengan perijinan investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan 10% - Berdasarkan PP Nomor 27 Tahun 2009 ttg Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal, pengembangan sistem elektronik terkait perijinan penanaman modal dibangun dan dikelola BKPM. BKPM membangun dan mengelola sistem pelayanan informasi dan perijinan investasi secara elektronik (SPIPISE) dan sesuai pasal 22 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 diatur kewajiban BKPM dalam mengelola SPIPISE. Kewenangan pemberian fasilitas pembebasan Bea Masuk terkait dengan penanaman modal telah dilimpahkan kepada Kepala BKPM dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2009. Porsi dari DJBC dalam hal ini adalah hanya sebatas berpartisipasi dalam penyusunan RPMK pengganti KMK-135/KMK-05/2000 yang akan dilaksanakan oleh BKPM dan PMK tsb telah diterbitkan yaitu PMK- 176/PMK.011/2009. Persentase penyelesaian rancangan PMK untuk memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT) dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di Jawa dan Sumatra) Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC Target Renja 2011 Realisasi 25% - Sesuai dengan pasal 21 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009, disebutkan bahwa BKPM membangun dan mengelola sistem pelayanan informasi dan perijinan investasi secara elektronik (SPIPISE) dan sesuai pasal 22 Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 diatur kewajiban BKPM dalam mengelola SPIPISE. Kewenangan pemberian fasilitas pembebasan Bea Masuk terkait dengan penanaman modal telah dilimpahkan kepada Kepala BKPM dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/ % - Sampai saat ini belum ada daerah yang ditetapkan oleh Dewan Nasional sebagai KEK (target sampai dengan akhir tahun 2011 adalah 2 daerah ditetapkan sebagai KEK). Ket Di samping itu, dengan belum terbitnya PP terkait fasilitas fiskal di KEK maka penyusunan PMK-nya pun belum dapat dilaksanakan. 1 Tingkat ketepatan waktu penyediaan pita cukai 22 hari 20 hari DIREKTORAT CUKAI BC4-1.1 Tingkat ketepatan waktu penyediaan pita cukai 22 15,33 Realisasi tahun yaitu 15,33 hari mengalami peningkatan jika diandingkan realisasi tahun 2009 yaitu 16,75 hari. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh penerapan Sistem Aplikasi Cukai (SAC) Sentralisasi yang semakin mempercepat proses penyediaan pita cukai, selain itu koordinasi dengan pengusaha pabrik/importir BKC serta dengan perusahaan pencetak pita cukai juga berjalan dengan baik. BC4-5.1 Presentase ketepatan waktu penyediaan pita cukai 22 hari 98,58% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Presentase ketepatan waktu penyediaan pita cukai", di mana formula penghitungan kinerja diukur melalui perbandingan antara penyediaan pita cukai Hasil Tembakau di Gudang Pita Cukai Kantor Pusat DJBC dalam waktu 22 hari sejak Permohonan Penyediaan Pita Cukai (P3C) oleh Pengusaha Pabrik atau Importir BKC diterima dibandingkan dengan jumlah permohonan. Capaian pada tahun 2011 sebesar 98,58%. Pencapaian tersebut dipengaruhi oleh implementasi Sistem Aplikasi Cukai (SAC) Sentralisasi yang sudah diimplenetasikan di seluruh kantor cukai sehingga mempercepat proses penyediaan pita cukai. Selain itu juga karena adanya koordinasi yang baik antara pengusaha pabrik/importir BKC, Kantor Pelayanan Bea dan Cukai, Direktorat Cukai dan perusahaan pencetak pita cukai. 2 Persentase permohonan pengembalian cukai yang 80% 100% BC % 100% BC % 98,54% selesai diproses Persentase permohonan pengembalian cukai yang selesai diproses Persentase permohonan pengembalian cukai yang selesai diproses tepat waktu Renstra DJBC s.d Page 8

106 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 3 Persentase cukai yang dibayar tepat waktu 98% 99% BC % 99,98% Pada tahun jumlah cukai yang diberikan BC % 99,99% dibandingkan dengan jumlah cukai secara Persentase cukai yang penundaan adalah Rp miliar dan sebesar Rp Persentase cukai yang keseluruhan dibayar tepat waktu miliar dibayar tepat waktu. dibayar tepat waktu dibandingkan dengan dibandingkan dengan jumlah cukai secara jumlah cukai yang keseluruhan mendapatkan penangguhan pembayaran Target Renja 2011 Realisasi Ket Jumlah penundaan pembayaran cukai hasil tembakau yang jatuh tempo sepanjang tahun 2011 hampir seluruhnya telah dilunasi tepat pada waktunya yaitu sebesar 99,99%. Pada tahun 2011 jumlah cukai yang diberikan penundaan adalah Rp ,96 milyar dan sebesar Rp ,49 milyar dibayar tepat waktu. 1 Persentase tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai yang diserahkan ke Kejaksaan 50% 60% DIREKTORAT PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN BC5-2.1 Persentase tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai yang diserahkan ke Kejaksaan 50% 75% Realisasi penerbitan PDP pada tahun sebanyak BC berkas sedangkan jumlah PDP outstanding yang Persentasi hasil diterbitkan pada tahun 2009 sebanyak 31 berkas sehingga total menjadi 184 berkas. Dari 153 berkas PDP yang diterbitkan pada tahun yang telah P- penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) 19 sebanyak 9 berkas dan yang telah P-21 sebanyak 98 berkas, sedangkan berkas lainnya masih dalam proses penyidikan. Dari 31 berkas PDP outstanding yang diterbitkan pada tahun 2009 yang telah P-19/P-21 sebanyak 31 berkas sehingga jumlah total yang telah P-19/P21 pada tahun sebanyak 138 berkas. 50% 79,34% S.d. Triwulan IV 2011 telah diterbitkan PDP sebanyak 121 berkas dan telah P-21 sebanyak 96 berkas. *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21)", di mana formula penghitungan kinerja diukur melalui jumlah dokumen yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksanaan (P21), bukan dokumen yang diserahkan Kejaksaan (P19). 2 Persentase pengguna jasa kepabeanan dan cukai 10% 9% BC % 5,09% Indikator kinerja ini memiliki polarisai "minimize" BC % 0,28% yang diblokir kegiatannya dibandingkan dengan Persentase pengguna (semakin kecil semakin baik), artinya nilai Persentase pengguna jumlah perijinan jasa kepabeanan dan aktual/realisasi/pencapaian indikator kinerja jasa kepabeanan yang cukai yang diblokir diharapkan lebih kecil dari target. diblokir kegiatannya kegiatannya dibandingkan dengan dibandingkan dengan jumlah perijinan jumlah perijinan 3 Persentase Penegahan Barang Larangan dan 70% 80% BC % 135% Realisasi pada tahun sebesar 135% merupakan BC % 220,00% Pembatasan Persentase penegahan gambaran peningkatan pengawasan dan penindakan Persentase Penindakan barang larangan dan terhadap barang lartas yang diikuti dengan tindakan Barang Larangan dan pembatasan penegahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pembatasan Indikator kinerja ini memiliki polarisai "minimize" (semakin kecil semakin baik), artinya nilai aktual/realisasi/pencapaian indikator kinerja diharapkan lebih kecil dari target. Realisasi IKU ini pada tahun 2011 adalah sebanyak 44 kali penindakan yang dilakukan dari target yang ditetapkan sebanyak 20 kali penindakan. 4 Persentase pemanfaatan sarana pengawasan Gamma Ray 60% 80% BC Persentase pemanfaatan sarana pengawasan Gamma Ray 60% 143,39% BC Persentase evaluasi pemanfaatan sarana operasi 65% 100,00% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Persentase evaluasi pemanfaatan sarana operasi", di mana kinerja yang diukur adalah kegiatan evaluasi atas pemanfaatan sarana pengawasan (tidak hanya Gamma Ray, tetapi juga sarana operasi lainnya). Realisasi pemanfaatan Gamma Ray diukur berdasarkan jumlah kontainer yang dapat diperiksa menggunakan Gamma Ray dalam waktu satu hari. DJBC pada tahun memiliki 6 Gamma Ray yang digunakan di KPU Tanjung Priok (2 unit model portal dan 1 model mobile), KPPBC Tanjung Emas (1 unit model mobile), dan KPPBC Tanjung Perak (2 unit model portal). Realisasi Tahun terdapat total kontainer dari 3 Kantor Pelayanan yang telah diperiksa menggunakan sarana Gamma-Ray Container Scanner. Jumlah kontainer yang ditargetkan untuk diperiksa yaitu 6000 kontainer per bulan. Pada tahun 2011 realisasi IKU ini sebesar 100% dari target yang ditetapkan yaitu sebanyak 4 kali evaluasi. Renstra DJBC s.d Page 9

107 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC Target Renja 2011 Realisasi Ket BC6-1.1 Realisasi audit dibandingkan dengan rencana Rencana audit adalah rencana audit kepabeanan dan cukai yang disusun berdasarkan DROA (Daftar Rencana Obyek Audit). Realisasi pelaksanaan audit DJBC pada tahun : Semester I 100% terhadap DROA Audit Semester I (340 perusahaan) Semester II 100% terhadap DROA Audit Semester II (249 perusahaan). 1 Persentase pelaksanaan audit sesuai dengan 90% 95% DIREKTORAT AUDIT 90% 100% BC % 100,00% DROA (Daftar Rencana Obyek Audit) Realisasi audit dibandingkan dengan rencana Pada tahun anggaran 2011, Direktorat Audit telah menetapkan Daftar Rencana Obyek Audit (DROA) sebanyak 71 obyek audit dengan perincian 36 obyek audit pada semester I dan 35 obyek audit pada semester II. Selama tahun 2011, dari 71 DROA tersebut yang ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas sebanyak Persentase Hasil Evaluasi Laporan Hasil Audit 85% 90% BC Persentase Hasil Evaluasi Laporan Hasil Audit 85% 100% Dari 190 LHA yang diterbitkan pada tahun telah dilakukan evaluasi terhadap seluruh LHA tersebut. BC6-1.3 Persentase hasil audit berupa tambah bayar 85% 94,38% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Persentase hasil audit berupa tambah bayar". Pada tahun 2011, efektivitas pelaksanaan audit kepabeanan dan cukai selain diukur dari penyelesaian jumlah LHA juga diukur dari jumlah hasil audit yang mengakibatkan tambah bayar. Capaian kinerja IKU ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang dilakukan dengan jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang mengakibatkan tambah bayar, yaitu pelaksanaan audit yang mendapatkan adanya temuan yang berakibat terjadinya tambah bayar dari auditee berupa tambah bayar BM, BK, Cukai ataupun sanksi administrasi. Pada tahun 2011, dari sejumlah 569 pelaksanaan audit yang dilaksanakan berdasarkan ST DROA di lingkungan DJBC sejumlah 537 audit mendapatkan adanya temuan yang berakibat terjadinya tambah bayar dengan total tagihan sebanyak Rp 1.173,99 milyar. 1 Persentase kebijakan kepabeanan nasional terhadap hasil kesepakatan kepabeanan internasional 70% 75% DIREKTORAT KEPABEANAN INTERNASIONAL BC7-1.1 Persentase kebijakan kepabeanan nasional terhadap hasil kesepakatan kepabeanan internasional 70% 100% Pada tahun terdapat 1 kesepakatan yang dihasilkan dari kerjasama kepabeanan internasional yaitu TRS (Time Release Study) Pilot Border/Port BIMP EAGA, yang kemudian ditindaklanjuti dengan kebijakan kepabeanan nasional yaitu dengan ditetapkannya Kep Dirjen BC Nomor 16/BC/ tanggal 3 Maret tentang Pembentukan Tim TRS di Pelabuhan Bitung dan Perbatasan Entikong selaku Pilot Border/Port Kerjasama BIMP EAGA. BC Jumlah kajian yang relevan dengan tugas dan fungsi DJBC yang berasal dari informasi dari forum kerjasama internasional 72% 240,00% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Jumlah kajian yang relevan dengan tugas dan fungsi DJBC yang berasal dari informasi dari forum kerjasama internasional" karena indikator sebelumnya redundan dengan indikator "Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional". Renstra DJBC s.d Page 10

108 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC Target Renja 2011 Realisasi Ket Kajian yang dihasilkan tersebut adalah kajian/analisa atas informasi di bidang kepabeanan yang berasal dari laporan kegiatan dalam rangka kerja sama internasional (pertemuan/sidang maupun international capacity building event), laporan keikutsertaan DJBC sebagai narasumber, maupun isu yang berasal dari forum kerja sama internasional yang perlu disampaikan kepada unit di lingkungan DJBC dan/atau instansi terkait dalam rangka mengharmonisasikan kepentingan nasional dan standar internasional. Untuk tahun 2011, ditetapkan sebanyak 10 (sepuluh) kajian yang akan dihasilkan oleh Direktorat Kepabeanan Internasional. Sampai dengan akhir tahun 2011 ternyata jumlah kajian yang dihasilkan berjumlah 24 (dua puluh empat) kajian, jauh melampaui target yang telah ditetapkan. 2 Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan dan cukai 75% 80% BC Persentase rumusan kebijakan kerjasama 75% 75% Pada tahun direncanakan akan dihasilkan 4 (empat) rumusan naskah perjanjian Internasional di bidang Kepabeanan dan cukai. Sampai dengan BC7-1.1 Persentase rumusan kebijakan kerjasama 77% 128,57% internasional di bidang Triwulan IV telah dihasilkan 3 rumusan sehingga internasional di bidang kepabeanan dan cukai capaiannya 75%. Capaian dimaksud diperoleh dari dihasilkannya : 1. Draft the ASEAN Agreement on Customs 1997 kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional 2. Memorandum of Cooperation (MoC) between the Directorate General of Customs and Excise of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and the Department of the Chief Minister of the Northern Territory of Australia on a Customs Pre-Inspection Facility in Darwin Australia 3. Draft Memorandum of Understanding between ASEAN and China Customs. Walaupun target pada tahun sebesar 75% telah terpenuhi, akan tetapi dari ke-4 rencana rumusan naskah perjanjian internasional yang direncanakan ada satu rencana rumusan naskah perjanjian internasional yang belum terselesaikan hingga akhir tahun yaitu draft aksesi The Revised Kyoto Convention. Adapun permasalahan/kendala yang dihadapi dalam pencapaian kinerja tahun sehingga tidak terselesaikannya draft aksesi The Revised Kyoto Convention yaitu : a. Dengan mempertimbangkan kewajiban yang akan timbul bagi DJBC sebagai RKC contracting party, tahapan persiapan aksesi baru dapat dilakukan setelah tim kerja melakukan cost benefit analysis; b. Berdasarkan pengamatan awal dari unit terknis terkait dinilai bahwa masih terdapat beberapa ketentuan dalam RKC yang masih belum mampu dipenuhi oleh DJBC dan stakeholders sesuai batas waktu yang ditentukan. Rencana rumusan yang diselesaikan pada tahun 2011 sebanyak 7 (tujuh) rumusan, s.d. bulan Desember 2011 telah terealisasi sebanyak 9 (sembilan) rumusan sebagai berikut: 1. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan dan Korea Customs Service (KCS) tentang Posisi Indonesia dan Agenda Pertemuan serta Agreed Minutes dalam the 1st Bilateral Meeting antara DJBC dan KCS. 2. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Position Paper dari Direktur Jenderal kepada PTRI Jenewa dan Kementerian Perdagangan pada Sidang Negotiating Group on Trade Facilitation (NGTF) antara: a. Position Paper DJBC atas Komunikasi China Terkait Draft Terbaru Post Clearance Audit / Customs Audit b. Position Paper DJBC atas Draft Consolidated Text Negotiating Group on Trade Facilitation revisi ke-7 (TN/TF/W/165/rev.7). 3. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan mengenai Rencana Penandatanganan draft Protocol 2 tentang Designated of Frontier Post dan Protocol 7 tentang The ASEAN Customs Transit System (ACTS). 4. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat Direktur Jenderal kepada Mr. Arjun Goswami, Director of Regional Cooperation and Operations Coordination Division of Southeast Asia Department of ADB mengenai Survey on Rate of Errors/Ommisions by Private Sector in BIMP- EAGA Priority Entry Points. 5. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan mengenai Usulan Posisi Nasional atas Rencana Pemberlakuan Skema Self Certification. Renstra DJBC s.d Page 11

109 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC Target Renja 2011 Realisasi Ket 6. Rumusan kebijakan terkait kerja sama regional di tingkat APEC berbentuk surat dari Direktur Jenderal kepada Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI mengenai Masukan dan usulan DJBC untuk posisi nasional atas APEC Self Certification dan FTA terkait Skema APEC. 7. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Direktur Jenderal Kerja sama Perdagangan Internasional mengenai Penyampaian kesiapan DJBC dalam Implementasi Second Protocol to Amend the Agreement on Trade in Goods of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation ASEAN-China. 8. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan mengenai Laporan Perkembangan Rencana Penerapan Skema Self Certification dalam Kerangka ASEAN Trade In Goods (ATIGA). 9. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Direktur Jenderal Kerja sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan mengenai Pembahasan materi ROO untuk menghadapi perundingan IE-CEPA putaran ke Jumlah penerimaan bea dan cukai 100% 100% DIREKTORAT BC8-1.1 PENERIMAAN DAN Jumlah penerimaan Bea PERATURAN dan Cukai KEPABEANAN DAN CUKAI 100% 116,12% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV berdasarkan data Ditjen. Perbendaharaan adalah Rp95.019,26 Milyar dari target APBN-P sebesar Rp81.827,29 Milyar. BC8-3.1 Persentase ketepatan alokasi distribusi target penerimaan 100% 13,78% *) Indikator jumlah penerimaan bea dan cukai merupakan indikator untuk program pengawasan, pelayanan, dan penerimaan di bidang kepabeanan dan cukai (Unit eselon I DJBC) dan pada tahun 2011 ditetapkan untuk tidak diturunkan sebagai indikator kegiatan perumusan kebijakan dan peningkatan pengelolaan penerimaan bea dan cukai (Unit eselon II Dit. PPKC). Sebagai pengganti dari indikator kinerja tersebut di Dit. PPKC ditetapkan indikator "Persentase ketepatan alokasi distribusi target penerimaan". Tingkat ketepatan pengalokasian target penerimaan diukur berdasarkan nilai deviasi yang merupakan selisih antara realisasi penerimaan BM, BK dan Cukai dengan target penerimaan BM, BK dan Cukai dari masingmasing KPU BC dan KWBC dibagi dengan target penerimaan BM, BK dan Cukai dari masingmasing KPU BC dan KWBC. Target pada tahun 2011 sebesar 20% dan realisasinya adalah 13,78%. Renstra DJBC s.d Page 12

110 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC 3 Persentase penyelesaian tagihan 55% 60% BC Persentase penyelesaian tagihan Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 2 Persentase penyelesaian rancangan dan legalisasi 75% 80% BC % 131% Target pada tahun direncanakan akan BC % 138,71% peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai Persentase penyelesaian diselesaikan sebanyak 44 rancangan dan legalisasi Persentase rancangan dan legalisasi peraturan. Pada tahun telah diselesaikan penyelesaian peraturan pelaksanaan sebanyak 58 rancangan dan legalisasi peraturan (1 perancangan dan UU Kepabeanan dan UU PP, 25 RPMK, 29 RPDJBC, 1 KEPDJBC, 1 SE, dan 1 INS) legalisasi peraturan Cukai pelaksanaan UU Kepabenanan dan UU Cukai 55% 58,77% Pada tahun telah diterbitkan tagihan sebanyak BC8-2.1 Rp 4.519,76 milyar dan telah dicairkan tagihan Persentase sejumlah Rp 2.656,09 milyar sehingga capaian tahun penyelesaian piutang sebesar 58,77% melebihi target yang ditetapkan sebesar 55%. Tagihan aktif pada tahun masih memperhitungkan tagihan dari tahun-tahun sebelumnya. 4 Persentase peraturan pelaksanaan di bidang 80% 90% BC % 100% 80% - kepabeanan dan cukai yang selaras dengan UU Persentase peraturan Kepabeanan dan UU Cukai. pelaksanaan di bidang kepabeanan dan cukai yang selaras dengan UU Kepabeanan dan UU Cukai. Target Renja 2011 Realisasi 55% 79,42% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Persentase penyelesaian piutang". Selain terjadi penyempurnaan nama indikator, formula penghitungan IKU ini juga disempurnakan dimana kinerja penyelesaian piutang diukur hanya untuk piutang yang usianya < 3 tahun. Pada tahun 2011 telah diselesaikan piutang sebanyak Rp ,66 milyar dari jumlah piutang yang berumur kurang dari 3 tahun sebanyak Rp ,87 milyar sehingga capaian tahun 2011 sebesar 79,42%. Ket Target pada tahun 2011 direncanakan akan diselesaikan sebanyak 31 rancangan dan legalisasi peraturan. Pada tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak 43 peraturan dan rancangan peraturan (1 PMK, 10 RPMK, 10 PerDirjen, 10 RPDJ, 4 Kepdirjen, 2 Instruksi, dan 6 SE DJBC). *) Indikator ini tidak lagi diukur pada tahun 2011 karena redundan dengan indikator "Persentase penyelesaian rancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai". 1 Persentase sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang sesuai dengan proses bisnis DJBC 100% 100% DIREKTORAT INFORMASI KEPABEANAN DAN CUKAI BC9-3.1 Persentase sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang sesuai dengan proses bisnis DJBC 100% 100% Pada tahun telah disepakati untuk pengembangan aplikasi yang berbasis web yaitu: 1. Re-engineering aplikasi EIS/dashboard (pengembangan aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan manajemen maupun infrastruktur IT di DJBC); 2. Aplkasi TPS online; 3. Aplikasi Keberatan / Monitoring Tagihan. Sampai dengan akhir pencapaian pengembangan 3 aplikasi tersebut sudah mencapai 100%. BC9-1.1 Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT) 100% 100,00% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)". Persentase sistem pengembangan aplikasi yang sesuai dengan RKT adalah perbandingan aplikasi yang dikembangkan dan sesuai dengan aplikasi yang direncanakan sesuai Rencana Kerja Tahunan Direktorat IKC. Sistem aplikasi DJBC yang selesai dikembangkan pada tahun 2011 sesuai dengan RKT adalah: 1. Aplikasi Passenger Analyzing Unit (PAU); 2. Aplikasi BC.23; 3. Aplikasi DB Nilai Pabean. Renstra DJBC s.d Page 13

111 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC 2 Persentase downtime sistem informasi 1% 1% BC9-1.1 Downtime sistem informasi Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 1% 0,36% Downtime adalah waktu dimana suatu sistem BC9-1.2 informasi tidak bisa berfungsi. Waktu pelayanan yang Persentase downtime dilakukan sistem informasi adalah 24 jam sehari sistem pelayanan selama 1 tahun. Downtime sistem informasi adalah perbandingan antara jumlah downtime sistem informasi terhadap jumlah waktu pelayanan yang dilakukan sistem informasi. Indikator kinerja ini memiliki polarisai "minimize" (semakin kecil semakin baik), artinya nilai aktual/realisasi/pencapaian indikator kinerja diharapkan lebih kecil dari target. S.d. Triwulan IV realisasi Donwtime Sistem Informasi adalah 0,36%. Capaian tersebut merupakan akumulasi downtime selama tahun pada 6 kantor utama yaitu KPU Priok, KPU Batam, KPPBC Belawan, KPPBC Soekarno Hatta, KPPBC Tanjung Emas, dan KPPBC Tanjung Perak. 3 Rata-rata persentase penyelesaian pengembangan 70% 75% BC % 100% Pada tahun telah diselesaikan 3 aplikasi dengan 70% - aplikasi sesuai rencana Rata-rata persentase tahapan penyelesaian masing-masing aplikasi 100% penyelesaian dengan keterangan sebagai berikut : pengembangan aplikasi 1. Pengembangan Aplikasi Monitoring sudah sesuai rencana mencapai 100% yaitu dengan telah diterapkan Aplikasi Monitoring Keberatan dan Monitoring Piutang di KPU Tg. Priok mulai tanggal 20 Desember (Keputusan Direktur Jenderal Nomor Kep- 91/BC/ tanggal 20 Desember ); 2. Pengembangan Aplikasi EIS sudah mencapai 100% yaitu dengan telah diterapkan Aplikasi EIS di KPU BC Tg. Priok pada minggu ke-3 bulan Desember (Nota Dinas Direktur Jenderal Nomor ND- 142/BC/ tanggal 22 Desember ); 3. Pengembangan Aplikasi TPS online sudah mencapai 100% yaitu dengan telah diterapkan Aplikasi TPS online di KPU BC Tg. Priok mulai tanggal 23 Desember (Keputusan Direktur Jenderal Nomor Kep- 92/BC/ tanggal 23 Desember). Target Renja 2011 Realisasi 1% 0,02% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011 telah disempurnakan menjadi "Persentase downtime sistem pelayanan". Akumulasi Donwtime Sistem Informasi selama tahun 2011 adalah 0,0197%. Dari 14 kantor pelayanan besar, selama tahun 2011 downtime sistem informasi hanya terjadi di KPPBC Tg. Perak dan KPPBC Jakarta : - Downtime yang terjadi di KPPBC Tg. Perak (Bulan Maret) diakibatkan padamnya listrik PLN dan pada saat yang bersamaan UPS tidak dapat pindah secara otomatis ke genset karena modul dalam konsisi rusak sehingga terjadi downtime. Untuk memperbaiki masalah tersebut dibutuhkan waktu kurang lebih 24 jam sampai sistem berjalan normal kembali; - Downtime yang terjadi di KPPBC Jakarta (Bulan Juli) dikabitkan server hang/ngedump. Untuk memperbaiki masalah tersebut dibutukan waktu kurang lebih 1 jam sampai sistem berjalan normal kembali. 4 Persentase penerapan aplikasi sistem komputer pelayanan (SKP) Kepabeanan yang terintegrasi dengan portal INSW 100% 100% BC9-8.2 Persentase penerapan aplikasi sistem komputer pelayanan (SKP) kepabeanan yang terintegrasi dengan portal INSW 100% 100% Penerapan Aplikasi SKP yang terintegrasi dengan portal INSW pada tahun direncanakan akan diterapkan di 5 pelabuhan utama. Sehubungan dengan mandatory NSW Ekspor di 5 kantor utama tersebut telah ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-50/BC/ tentang Penerapan Secara Penuh (Mandatory) Sistem National Single Window (NSW) Ekspor tanggal 13 Juli. Integrasi antara SKP Ekspor dengan portal INSW di 5 (lima) kantor utama sebagai berikut : 1. KPPBC TMP Tanjung Perak; 100% - Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun sehingga tidak ditargetkan lagi pada tahun Penerapan Aplikasi SKP yang terintegrasi dengan portal INSW pada tahun telah diterapkan di 5 kantor utama yaitu : 1. KPPBC TMP Tanjung Perak; 2. KPPBC TMP Tanjung Emas; 3. KPPBC TMP Belawan (15 Juli ); 4. KPUBC Tanjung Priok (12 Agustus ); 5. KPPBC TMP Soekarno Hatta (23 September ). 2. KPPBC TMP Tanjung Emas; 3. KPPBC TMP Belawan (15 Juli ); 4. KPUBC Tanjung Priok (12 Agustus ); 5. KPPBC TMP Soekarno Hatta (23 September ). Ket *) Indikator ini tidak lagi diukur pada tahun 2011 karena redundan dengan indikator "Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)". Renstra DJBC s.d Page 14

112 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC Target Renja 2011 Realisasi Ket 1 Persentase pegawai DJBC yang terkena sanksi 1% 0,50% PUSAT KEPATUHAN BC % 0,79% Pada tahun terdapat 84 pegawai yang terkena BC % 1,98% pelanggaran kode etik/disiplin pegawai INTERNAL Persentase pegawai sanksi pelanggaran kode etik/disiplin pegawai dari Persentase pegawai KEPABEANAN DAN DJBC yang terkena total pegawai DJBC. DJBC yang terkena CUKAI sanksi pelanggaran kode sanksi pelanggaran etik/disiplin pegawai kode etik/disiplin pegawai 2 Indeks kepuasan pengguna jasa kepabeanan dan BC ,48 Salah satu program kerja dalam pembentukan Kantor BC ,65 cukai. Indeks kepuasan Modern adalah dilakukannya Survey Persepsi Indeks kepuasan pelayanan bea dan cukai Pengguna Jasa baik sebelum maupun setelah pengguna layanan pembentukan Kantor Modern. Dari hasil survey ini akan didapatkan Indeks Kepuasan Pelayanan Bea dan Cukai. Untuk menjaga independensi dan validitas survey, maka Tim Percepatan Reformasi (TPR) DJBC bekerja sama dengan Lembaga Konsultan Manajemen HayGroup dalam penyelenggaraan Survey tersebut. Pada tahun telah dilakukan survey persepsi pengguna jasa pada 13 (tiga belas) kantor yang dilakukan oleh HayGroup Consulting yang menghasilkan Indeks Kepuasan Pelayanan rata-rata sebesar 64,48. 3 Jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC secara 10X 10X BC X 11X berkala Jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC secara berkala BC Jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC secara berkala Pada tahun telah dilaksanakan sebanyak 10 kali jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC dalam bentuk rapat bulanan pembahasan capaian IKU Depkeu-One DJBC Tahun. 4 Persentase rekomendasi audit aparat pengawas 75% 80% BC % 93,35% Rekomendasi audit aparat pengawasan fungsional BC % 95,33% fungsional yang telah ditindaklanjuti Persentase rekomendasi yang telah ditindaklanjuti pada tahun sebagai Persentase audit aparat berikut : rekomendasi audit pengawasan fungsional Itjen Kemenkeu : sebanyak 215 rekomendasi audit aparat pengawasan yang telah dari 248 rekomendasi telah ditindaklanjuti (86,69%) fungsional yang telah ditindaklanjuti BPK : sebanyak 71 rekomendasi audit dari 71 ditindaklanjuti rekomendasi telah ditindaklanjuti (100). Jumlah pegawai DJBC per 30 Desember 2011 sebanyak orang, dan jumlah pegawai yang terkena hukuman disiplin sebanyak 207 orang terhitung dari Januari s.d. Desember 2011 sehingga capaian IKU adalah sebesar 1,98% atau tidak mencapai target yang ditetapkan. Yang menyebabkan tidak tercapainya IKU ini adalah karena terdapat kurang lebih 300 pegawai Bea dan Cukai yang tidak/belum menyerahkan LHKPN tepat pada waktunya pada tahun 2011 sehingga wajib dijatuhi hukuman disiplin ringan sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/KMK.01/2011. *) Indikator ini pada tahun 2011 diukur pada level eselon I DJBC dengan penamaan yang disempurnakan menjadi "Indeks kepuasan pengguna layanan". Tingkat kepuasan pengguna jasa atas pelayanan yang diberikan oleh DJBC diukur melalui Indeks Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks diperoleh melalui survey yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan terhadap pengguna jasa di tiap unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan dengan memakai jasa konsultan dari pihak eksternal. Untuk tahun 2011 survei dilakukan dengan menggunakan jasa konsultan dari IPB. Indeks kepuasan pengguna layanan DJBC pada tahun 2011 sebesar 3,65 dari target yang ditetapkan sebesar 3,8 (skala 1-5). Capaian tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan indeks kepuasan pengguna layanan yang diperoleh DJBC pada tahun sebesar 3,72 (hasil survey IPB). Pada tahun 2011 telah dilaksanakan sebanyak 11 kali jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC dalam bentuk rapat bulanan pembahasan capaian IKU Kemenkeu-One DJBC. Rekomendasi audit aparat pengawasan fungsional yang telah ditindaklanjuti pada tahun 2011 sebagai berikut : Temuan Itjen : sebanyak 644 dari 749 rekomendasi telah ditindaklanjuti (85,98%) Temuan Itjen Belanja Modal : dari 204 rekomendasi keseluruhannya telah ditindaklanjuti (100%) Temuan BPK : dari 288 rekomendasi keseluruhannya telah ditindaklanjuti (100%). Renstra DJBC s.d Page 15

113 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 5 Persentase kegiatan internalisasi kepatuhan internal 100% 100% BC % 141,67% Pada tahun telah dilaksanakan sebanyak 17 BC % 212,50% yang direalisasikan Persentase kegiatan kegiatan internalisasi dari 12 kegiatan yang Persentase kegiatan internalisasi kepatuhan direncanakan dengan rincian sebagai berikut : internalisasi kepatuhan internal yang 1) Sosialisasi P-23 di 4 lokasi yaitu KP DJBC, Surabaya, internal yang direalisasikan Medan dan Makasar; direalisasikan 2) Pembekalan Kantor Madya pada 8 (delapan) KPPBC; 3) P2KP tentang IKU di Dit. Teknis Kepabeanan dan Dit. cukai; 4) Workshop cascading Depkeu-Three di 3 KPPBC yaitu Palembang, Pontianak, dan Manado). Target Renja 2011 Realisasi Ket Pada tahun 2011 telah dilakukan 17 (tujuh belas) kali kegiatan internalisasi peraturan di bidang Kepatuhan Internal dengan capaian sebesar 212,5% dari target 8 kegiatan. Materi yang disampaikan pada kegiatan internalisasi yaitu: a. Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor INS-02/BC/ Maret 2011 tentang Peningkatan Integritas Pegawai dan Kepatuhan Pengguna Jasa dalam Kegiatan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai, atau yang dikenal dengan INSTRUKSI NO TIPPING ; b. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-05/BC/2011 tanggal 6 April 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat di Lingkungan DJBC; c. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-55/BC/ tanggal 23 Desember tentang Pemberian Penghargaan Bagi Pegawai di Lingkungan DJBC; d. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-44/BC/ tangal 19 November tentang Pakta Integritas Pegawai DJBC; e. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-23/BC/ tanggal 3 November tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi DJBC; f. Konsep Paper Pengembangan Sistem Pengendalian Internal di Lingkungan DJBC; g. Informasi terkait BSC (Balance Scorecard) dan IKU (Indikator Kinerja Utama); dan h. Informasi terkait dengan pengaduan masyarakat. 1 Pencapaian target penerimaan bea dan cukai 100% 100% KANTOR WILAYAH Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai 2 Persentase tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai yang diproses diserahkan ke Kejaksaan 50% 60% Persentase tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai yang diserahkan ke Kejaksaan 3 Realisasi audit dibandingkan dengan rencana 90% 95% Realisasi audit dibandingkan dengan rencana 100% 117,90% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV Jumlah Penerimaan Bea dari 16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia adalah dan Cukai Rp83.379,66 Milyar dari total target yang dibebankan kepada 16 Kanwil DJBC sesuai dengan APBN-P sebesar Rp70.718,85 Milyar. 50% 87,22% Pada tahun dari 16 Kanwil DJBC di seluruh indonesia terdapat 116 berkas telah P-19/P-21 dari 133 berkas PDP yang diterbitkan sedangkan berkas lainnya masih dalam proses penyidikan. Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21) 90% 100% Realisasi pelaksanaan audit berdasarkan DROA dari Persentase realisasi 16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia pada tahun audit dibandingkan : dengan rencana di Semester I 100% terhadap DROA Audit Semester I Kanwil DJBC (262 perusahaan) Semester II 100% terhadap DROA Audit Semester II (189 perusahaan). 100% 112,97% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV 2011 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia adalah Rp ,31 Milyar dari total target yang dibebankan kepada 16 Kanwil DJBC sesuai dengan APBN-P 2011 sebesar Rp ,19 Milyar. 50% 77,14% Pada tahun 2011 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh indonesia terdapat 81 berkas telah P-21 dari 105 berkas PDP yang diterbitkan sedangkan berkas lainnya masih dalam proses penyidikan. 91% 100,00% Realisasi pelaksanaan audit berdasarkan DROA dari 16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia pada tahun 2011 yaitu sebanyak 435 ST Audit berdasarkan DROA. Renstra DJBC s.d Page 16

114 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC Target Renja 2011 Realisasi Ket 1 Pencapaian target penerimaan bea dan cukai 100% 100% KPU Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai 2 Realisasi dari janji layanan terhadap pelayanan jalur 90% 100% KPUBC1-4.1 Realisasi prioritas dan jalur hijau ke pihak eksternal dari janji pelayanan Jalur Prioritas 100% 104,78% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV Jumlah Penerimaan Bea dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg. Priok dan KPU dan Cukai Batam) adalah Rp11.639,61 Milyar dari total target yang dibebankan kepada 2 KPU Bea dan Cukai sesuai dengan APBN-P sebesar Rp11.108,44 Milyar. 90% 100% Capaian janji pelayanan jalur prioritas di KPU Priok selama tahun sebesar 100% yaitu dari KPU Rata-rata persentase jumlah dokumen keseluruhannya dapat dilayani tepat realisasi dari janji waktu sesuai janji layanan yang ditetapkan yaitu 20 layanan unggulan menit. 100% 122,34% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV 2011 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg. Priok dan KPU Batam) adalah Rp ,57 Milyar dari total target yang dibebankan kepada 2 KPU Bea dan Cukai sesuai dengan APBN-P 2011 sebesar Rp ,02 Milyar. 95% 99,99% Capaian janji pelayanan jalur prioritas di KPU Priok selama tahun 2011 sebesar 99,99% yaitu dari jumlah dokumen sebanyak dapat dilayani tepat waktu sesuai janji layanan yang ditetapkan yaitu 20 menit. KPUBC1-4.2 Realisasi dari janji pelayanan Jalur Hijau Capaian janji pelayanan jalur hijau di KPU Priok selama tahun sebesar 100% yaitu dari jumlah dokumen keseluruhannya dapat dilayani tepat waktu sesuai janji layanan yang ditetapkan yaitu 30 menit. 3 Persentase tindak pidana dibidang kepabeanan dan 50% 60% Persentase tindak 50% 100% Pada tahun dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg. Persentase hasil 50% 100,00% cukai yang diproses diserahkan ke kejaksaan pidana di bidang Priok dan KPU Batam) terdapat 19 berkas telah P- penyidikan yang kepabeanan dan cukai 19/P-21 dari 12 berkas PDP yang diterbitkan pada dinyatakan lengkap yang diserahkan ke tahun dan 7 berkas PDP outstanding dari tahun oleh Kejaksaan (P21) Kejaksaan Capaian janji pelayanan jalur hijau di KPU Priok selama tahun 2011 sebesar 99,99% yaitu dari jumlah dokumen sebanyak dapat dilayani tepat waktu sesuai janji layanan yang ditetapkan yaitu 30 menit. Pada tahun 2011 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg. Priok dan KPU Batam) terdapat 10 berkas telah P-21 dari 10 berkas PDP yang diterbitkan. 1 Pencapaian target penerimaan bea dan cukai 100% 100% KPPBC Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai 2 Indeks kepuasan pelayanan bea dan cukai Indeks kepuasan pelayanan bea dan cukai 100% 117,90% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV dari 113 KPPBC di seluruh Indonesia adalah Rp83.379,66 Milyar dari total target yang dibebankan kepada 113 KPPBC sesuai dengan APBN-P sebesar Rp70.718,85 Milyar. Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai 60 64,48 Pada tahun telah dilakukan survey persepsi pengguna jasa pada 13 (tiga belas) kantor yang dilakukan oleh HayGroup Consulting yang menghasilkan Indeks Kepuasan Pelayanan rata-rata sebesar 64,48. Indeks kepuasan pengguna layanan 3 Persentase temuan pelanggaran kepabeanan 80% 90% Persentase tindak lanjut 80% 67,20% 82% 84,40% dan cukai temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai di seluruh Indonesia dari bulan Januari s.d Desember sebanyak kasus dan yang menghasilkan temuan sebanyak kasus, sehingga tingkat capaiannya sebesar 67,20%. Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 100% 112,97% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV 2011 dari 113 KPPBC di seluruh Indonesia adalah Rp ,57 Milyar dari total target yang dibebankan kepada 113 KPPBC sesuai dengan APBN-P 2011 sebesar Rp ,02 Milyar. 61 3,65 Tingkat kepuasan pengguna jasa atas pelayanan yang diberikan oleh DJBC diukur melalui Indeks Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks diperoleh melalui survey yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan terhadap pengguna jasa di tiap unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan dengan memakai jasa konsultan dari pihak eksternal. Untuk tahun 2011 survei dilakukan dengan menggunakan jasa konsultan dari IPB. Indeks kepuasan pengguna layanan DJBC pada tahun 2011 sebesar 3,65 dari target yang ditetapkan sebesar 3,8 (skala 1-5). Capaian tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan indeks kepuasan pengguna layanan yang diperoleh DJBC pada tahun sebesar 3,72 (hasil survey IPB). Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai di seluruh Indonesia dari bulan Januari s.d Desember 2011 sebanyak kasus dan yang menghasilkan temuan sebanyak kasus, sehingga tingkat capaiannya sebesar 84,40%. Renstra DJBC s.d Page 17

115 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC Target Renja 2011 Realisasi Ket 1 Persentase jumlah kapal patroli yang siap untuk 60% 80% PANGSAROP 60% - Persentase jumlah 65% 85,48% berlayar dibandingkan dengan jumlah kapal dalam kapal patroli yang laik kondisi baik Tidak ada data capaian karena pada tahun untuk laut dibandingkan Pangasarop Bea dan Cukai belum ditetapkan Kontrak dengan jumlah kapal Kinerja (Belum ada indikator kinerja yang secara patroli yang tersedia spesifik mengukur capain kinerja) Capaian pada tahun 2011 merupakan capaian rata-rata dari 4 (empat) UPT Pangsarop di lingkungan DJBC dengan rincian sebagai berikut : Pangsarop TBK : 83,62% Pangsarop Batam : 98% Pangsarop Tanjung Priok : 88,89% Pangsarop Pantoloan : 71,43%. 1 Persentase jumlah pengajuan yang dapat 80% 90% BPIB 80% 100% Capaian indikator ini dapat dilihat dari capaian 82% 92,84% terlayani untuk uji laboratorium indikator "Persentase contoh uji yang disubkontrakkan ke laboratorium pengujian dan instansi lain" sebesar 0% yang berarti semua dokumen permohonan pengujian dapat diselesaikan tanpa perlu disubkontrakkan ke laboratorium lain. Selama tahun jumlah dokumen permohonan pengujian yang diterima BPIB Jakarta sebanyak 668 dokumen atau 1638 jenis barang. Pengujian dan identifikasi barang yang dilaksanakan sebanyak 548 dokumen atau 1277 barang. Tidak semua dokumen permohonan yang diterima dilakukan pengujian karena dokumen pengujian dari pengguna jasa internal dapat diselesaikan di lapangan sehingga tidak memerlukan pengujian lebih lanjut. Capaian tahun 2011 merupakan capaian ratarata dari 3 (tiga) UPT BPIB di lingkungan DJBC dengan rincian sebagai berikut : BPIB Medan : 98,65% BPIB Jakarta : 80% BPIB Surabaya : 92,84%. 2 Persentase jumlah ketepatan waktu hasil uji 75% 100% Persentase realisasi dari 75% 84,80% 80% 92,52% laboratorium dibandingkan dengan target penyelesaian janji pelayanan pengujian laboratoris dan identifikasi barang yang tepat waktu 3 Persentase status akreditasi ISO sebagai 100% 100% 100% 100% BPIB Jakarta telah memperoleh akreditasi sebagai 100% 100,00% laboratorium penguji yang berhasil dipertahankan laboratorium penguji bertaraf nasional/internasional pada tahun 2002 dari Komite Akreditasi Nasional Indonesia (KAN). Berdasarkan hasil re-aassessment pada tanggal 10 Nopember 2006, KAN memutuskan untuk memberikan re-akreditasi kepada BPIB Jakarta sesuai dengan ISO/IEC : 2005 dengan nomor akreditasi LP-158-IDN. Pada tahun 2009 BPIB Jakarta telah melaksanakan survailent dalam rangka untuk mempertahankan akreditasi yang telah diperoleh dan penyesuaian dengan ISO/SEC : Capaian tahun 2011 merupakan capaian ratarata dari 3 (tiga) UPT BPIB di lingkungan DJBC dengan rincian sebagai berikut : BPIB Medan : 96,24% BPIB Jakarta : 95,95% BPIB Surabaya : 85,37%. Sampai dengan tahun 2011 baru 1 (satu) BPIB yang memperoleh akreditasi ISO yaitu BPIB Jakarta dan sampai dengan saat ini status akreditasi tersebut masih berhasil dipertahankan sejak diperoleh tahun Persentase laboratorium penguji yang memiliki akreditasi ISO % 50% 25% 33,33% Dari 3 unit UPT BPIB di lingkungan DJBC, sampai 25% 33,33% dengan tahun baru 1 BPIB yang memiliki akreditasi ISO yaitu BPIB Jakarta. Dari 3 unit UPT BPIB di lingkungan DJBC, sampai dengan tahun 2011 baru 1 BPIB yang memiliki akreditasi ISO yaitu BPIB Jakarta. Renstra DJBC s.d Page 18

116 INDIKATOR TARGET 2014 UNIT ORGANISASI PELAKSANA INDIKATOR BSC Target Renstra Realisasi Ket INDIKATOR BSC 5 Persentase jumlah instrumen analisa yang tersedia 80% 100% Persentase ketersediaan 80% 100% Balai Pengujian dan Identifikasi Barang diwajibkan Persentase 85% 100,00% dibandingkan dengan target Instruksi Kerja Alat (IKA) untuk membuat instruksi kerja untuk setiap alat ketersediaan Instruksi laboratorium yang dimiliki agar bisa digunakan sesuai Kerja Alat (IKA) dengan fungsi alatnya. Instruksi kerja alat laboratorium BPIB Jakarta tertuang di dalam dokumen mutu ISO : Target Renja 2011 Realisasi Ket Capaian tahun 2011 merupakan capaian ratarata dari 3 (tiga) UPT BPIB di lingkungan DJBC dengan rincian sebagai berikut : BPIB Medan : 100% BPIB Jakarta : 100% BPIB Surabaya : 100%. 1 Persentase rumusan masukan untuk kerjasama 75% 80% Perwakilan LN 75% - 76% - Tidak ada data capaian karena pada tahun untuk internasional dibidang kepabeanan dan cukai Perwakilan Luar Negeri belum ditetapkan Kontrak terhadap isu yang diidentifikasi Kinerja (Belum ada indikator kinerja yang secara spesifik mengukur capain kinerja) Tidak ada data capaian karena pada tahun 2011 untuk Perwakilan Luar Negeri belum ditetapkan Kontrak Kinerja (Belum ada indikator kinerja yang secara spesifik mengukur capain kinerja) Renstra DJBC s.d Page 19

117 INSTRUKSI UMUM (Diktum 1 s.d 10) UNIT ESELON I : DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MATRIK PELAPORAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004 TAHUN 2011 Lampiran III INDIKATOR KINERJA Diktum Inpres/Program URAIAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN PELAKSANA KEGIATAN (UNIT IN CHARGE) KETERANGAN Diktum 1 Pejabat yang termasuk Persentase jumlah % ,21 1. Seluruh unit wajib mengisi target Bagian Kepegawaian (Target semesteran dan harus 100%, untuk Penyelenggara Negara yang pejabat yang telah dengan jumlah wajib LHKPN semester II kumulatif target semester I, sesuai belum melaporkan harta menyampaikan 2. Seluruh unit wajib mengingatkan Pusat Kepatuhan dengan KMK-38) kekayaannya agar segera LHKPN para pejabat wajib LHKPN yang Internal Kepabeanan Total Wajib Lapor LHKPN (3.793), telah menyampaikan melaporkannya kepada KPK belum menyampaikan dan Cukai LHKPN (3.761), belum menyampaikan (32) Persentase pemberian % ,27 Membuat surat peringatan/teguran Bagian Kepegawaian Formula: sanksi terhadap pejabat kepada pejabat wajib LHKPN yang Pejabat yang telah diberi sanksi x 100% yang belum belum menyampaikan LHKPN Pusat Kepatuhan Pejabat yang belum menyampaikan LHKPN menyampaikan LHKPN Internal Kepabeanan dan Cukai Telah dijatuhi hukuman disiplin (185), penundaan (2), pros konfirmasi data (67) Diktum 2 Membantu KPK dalam rangka Persentase LHKPN % Mendata NHK yang diterima unit Bagian Kepegawaian Formula: penyelenggaraan pelaporan, yang telah 2. Mengumumkan LHKPN yang telah NHK yang diumumkan x 100 pendaftaran, pengumuman dan diumumkan di mendapatkan NHK pada papan Pusat Kepatuhan NHK yang diterima unit pemeriksaan LHKPN di papan internal internal Internal Kepabeanan lingkungannya dan Cukai Diktum 3 Membuat penetapan kinerja Persentase pejabat % Mendata jumlah pejabat yang telah Pusat Kepatuhan Total kontrak kinerja yang ditandatangani sebanyak dengan pejabat di bawahnya yang telah menetapkan kontrak kinerja Internal Kepabeanan kontrak kinerja. secara berjenjang, yang menetapkan dan Cukai bertujuan untuk mewujudkan kontrak kinerja suatu capaian kinerja tertentu (KK) dengan sumberdaya tertentu, melalui penetapan target kinerja serta indikator kinerja Persentase unit kerja % Mendata unit kerja yang Pusat Kepatuhan Jumlah unit yang menyampaikan (LAKIP) yang menggambarkan yang menyampaikan menyampaikan laporan kinerja Internal Kepabeanan sebanyak 148 unit meliputi: 120 KPPBC, BPIB dan PSO keberhasilan pencapaiannya laporan kinerja (LAKIP) dan Cukai serta 28 unit eselon II di Kantor Pusat dan Kanwil baik berupa hasil maupun manfaat Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 1

118 INDIKATOR KINERJA Diktum Inpres/Program URAIAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN PELAKSANA KEGIATAN (UNIT IN CHARGE) KETERANGAN Persentase LAKIP % Mendata LAKIP eselon I yang telah Itjen Formula: eselon I yang telah dievaluasi Itjen LAKIP eselon I yang telah dievaluasi Itjen x 100% dievaluasi Itjen 12 Data diisi oleh Itjen dan disebutkan unit eselon I yang dievaluasi Diktum 4 Meningkatkan kualitas Persentase Penyusunan % Mendata : Bagian OTL 1. Formula: pelayanan kepada publik baik SOP dan Penyempurnaan 1. jumlah SOP yang diusulkan oleh Jumlah SOP Layanan Publik yang ditetapkan oleh unit dalam bentuk jasa ataupun SOP Layanan Publik yang unit eselon I X 100% perijinan melalui transparansi Diselesaikan 2. jumlah SOP yang direkomendasikan Jumlah SOP layanan Publik yang Direkomendasikan dan standardisasi pelayanan oleh setjen oleh setjen yang meliputi persyaratan- 3. jumlah SOP yang ditetapkan persyaratan, target waktu 2. SOP Layanan Publik merupakan instruksi yang tertulis penyelesaian, dan tarif biaya mengenai alur/ tahapan kegiatan, yang dijadikan yang harus dibayar oleh pedoman organisasi guna menghindari terjadinya variasi masyarakat untuk mendapatkan atau penyimpangan dalam proses penyelesaian kegiatan pelayanan tersebut sesuai pelayanan, dalam rangka pemenuhan kebutuhan peraturan masyarakat (pemberian jasa pelayanan, baik dalam perundang-undangan, dan bentuk barang publik atau jasa publik), maupun dalam menghapuskan pungutan liar rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan Jumlah SOP layanan SOP Mendata jumlah SOP layanan Bagian OTL Capaian target konfirmasi dengan Biro Organta unggulan (akumulasi) Unggulan unggulan (akumulasi) Persentase SOP % Mendata jumlah layanan unggulan Bagian OTL Layanan Unggulan yang telah ditayangkan di website Formula: yang telah ditayangkan Kemenkeu Jumlah Layanan Unggulan yang telah ditayangkan x 100% di website Kemenkeu Jumlah Layanan Unggulan yang ada Rata-rata persentase % ,92 Mendata norma waktu penyelesaian Pusat Kepatuhan secara rata-rata persentase unit dari Dit. Cukai, KPU penyelesaian janji layanan unggulan dan realisasinya Internal Kepabeanan Tg.Priok dan KPPBC Madya Kudus, diperoleh angka waktu layanan unggulan dan Cukai 99,92% sedangkan secara jumlah dokumen terdapat dokumen yang diselesaikan tepat waktu dari total seluruh dokumen (99,99%). Tercapainya indeks (PM) Biro Humas kepuasan konsumen Setjen (masy/stakeholder) Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 2

119 INDIKATOR KINERJA Diktum Inpres/Program URAIAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN PELAKSANA KEGIATAN (UNIT IN CHARGE) KETERANGAN Persentase tindak lanjut % Mendata tindak lanjut pengaduan Pusat Kepatuhan Dari 91 (sembilan puluh satu) pengaduan yang diterima pengaduan masyarakat masyarakat atas layanan publik Internal Kepabeanan hingga bulan Desember 2011, seluruhnya ditindaklanjuti atas layanan publik dan Cukai dan sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) pengaduan berhasil dituntaskan termasuk pengaduan yang diterima pada tahun. Persentase Kantor/unit % Mendata Kantor/Unit kerja yang Direktorat PPKC Seluruh Kantor/Unit Kerja telah menyediakan fungsi help kerja yang telah telah menyediakan fungsi help desk/costumer service menyediakan fungsi desk/customer service Bagian OTL help desk/customer service Diktum 5 Menetapkan program dan Jumlah Program SOP Mendata Layanan unggulan yang ada Pusat Kepatuhan Adanya bukti pendukung berupa PMK/KMK yang wilayah yang menjadi lingkup Layanan sebelumnya dan ditambahkan apabila ada Internal Kepabeanan menetapkan layanan unggulan tersebut tugas, wewenang dan tanggung Unggulan layanan unggulan yang baru maupun dan Cukai jawabnya sebagai program dan apabila ada penyempurnaan wilayah bebas korupsi (disebutkan jumlah kumulatif dan Bagian OTL jumlah perubahannya) Jumlah Unit Kerja yang Kantor / Mendata jumlah unit kerja yang telah Pusat Kepatuhan Sesuai dengan penetapan Kantor Modern sepanjang dijadikan wilayah bebas Unit Kerja ditetapkan dalam SK Dirjen/Badan sebagai Internal Kepabeanan tahun korupsi Unit/Wilayah Bebas Korupsi (jumlah dan Cukai kumulatif dari jumlah yang ada sebelumnya) Diktum 6 Melaksanakan Keppres 80/2003 Jumlah pejabat yang orang Mendata jumlah pejabat yang Bagian Kepegawaian tentang Pengadaan Barang/Jasa bersertifikat LKPP bersertifikat LKPP pada unit Pemerintah secara konsisten untuk masing-masing mencegah berbagai macam kebocoran dan pemborosan Tercapainya ketaatan % Itjen penggunaan keuangan negara baik terhadap prosedur yang berasal dari APBN maupun pengadaan barang APBD Persentase penghematan % Pusat LPSE Anggaran belanja yang dimaksud adalah akumulasi belanja barang dan belanja Setjen anggaran belanja modal dan anggaran belanja barang modal dengan pelaksanaan e-procurement Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 3

120 INDIKATOR KINERJA Diktum Inpres/Program URAIAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN PELAKSANA KEGIATAN (UNIT IN CHARGE) KETERANGAN Diktum 7 Menerapkan kesederhanaan Menetapkan peraturan Biro Organta Setjen akan menyusun Setjen baik dalam kedinasan maupun penghematan konsep SE Sekjen mengenai efisiensi dan dalam kehidupan pribadi serta penyelenggaran penghematan penghematan pada kegiatan perkantoran penyelenggaraan kegiatan yang berdampak langsung pada keuangan negara Diktum 8 Memberikan dukungan maksimal Persentase pemenuhan % Mendata jumlah permintaan Pusat Kepatuhan Target 100 % meskipun dalam realisasi tidak ada terhadap upaya-upaya permintaan informasi informasi yang dipenuhi Internal Kepabeanan permintaan informasi tetap dinilai 100% (disebutkan penindakan korupsi yang yang berkaitan dengan dan Cukai Instansi yang meminta informasi tersebut) dilakukan oleh Kepolisian tindak pidana korupsi Negara, Kejaksaan RI dan KPK dari aparat penegak Tidak ada permintaan dengan cara mempercepat hukum pemberian informasi yang berkaitan dengan perkara tindak pidana korupsi dan mempercepat pemberian ijin pemeriksaan terhadap saksi/tersangka Diktum 9 Melakukan kerjasama dengan Jumlah kerjasama Buah 2 1 Mendata segala bentuk kerjasama Pusat Kepatuhan 1. Segala bentuk kerjasama dengan KPK yang bersifat KPK untuk melakukan dengan KPK dengan KPK Internal Kepabeanan preventif dapat dicantumkan dalam indikator ini penelaahan dan pengkajian dan Cukai 2. Data Akumulatif terhadap sistem-sistem yang berpotensi menimbulkan tindak Direktorat PPKC Bentuk kerjasama berupa: pidana korupsi dalam ruang Observasi KPK terhadap sistem pengawasan dan lingkup tugas, wewenang dan Bagian OTL pelayanan cukai pada DJBC. tanggung jawab masing-masing Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 4

121 INDIKATOR KINERJA Diktum Inpres/Program URAIAN INDIKATOR SATUAN TARGET REALISASI KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN PELAKSANA KEGIATAN (UNIT IN CHARGE) KETERANGAN Diktum 10 Meningkatkan upaya Jumlah kegiatan terkait Jumlah N/A 76 Kegiatan yang terkait pengawasan Pusat Kepatuhan 1. Segala bentuk kegiatan yang terkait pengawasan dan pengawasan dan pembinaan pengawasan dan dan pembinaan aparatur termasuk Internal Kepabeanan pembinaan aparatur termasuk penyusunan peraturan aparatur untuk meniadakan pembinaan aparatur penyusunan peraturan dan Cukai 2. Target: N/A perilaku koruptif di lingkungannya Direktorat PPKC a. Internalisasi Kebijakan di bidang kepatuhan internal dan spot checkkegiatan pelayanan dan pengawasan di 2 Bagian Kepegawaian (dua) KPU dan 14 (empat belas) KPPBC b. Perumusan Surat Edaran Dirjen BC nomor SE-05/BC/2011 tentang Waskat c. Perumusan Instruksi Dirjen BC nomor INS-02/BC/2011 (Instruksi No Tipping) d. Asistensi rencana implementasi KPPBC Tipe Madya tahun 2011 sebanyak 11 (sebelas) Kantor e. Pelaksanaan pemindahan/mutasi pegawai sebanyak 18 (delapan belas) SKEP f. Perumusan Peraturan Dirjen BC nomor Per-46/BC/2011 tentang Peningkatan Penerapan Kepatuhan Intern g. Perumusan Keputusan Dirjen BC nomor Kep-124/BC/2011 tentang Pelaksanaan Pemantauan Pengelolaan Intern h. Survey Persepsi Kepatuhan Internal di 28 (dua puluh delapan) kantor pelayanan. Persentase penegakan % N/A 2,32 1. Mendata jumlah pegawai yang Pusat Kepatuhan 1. Formula: disiplin/pemberian dikenakan sanksi Internal Kepabeanan Jumlah pegawai yang dikenakan sanksi x 100 sanksi pada aparatur 2. Mendata total jumlah pegawai unit dan Cukai Total Jumlah pegawai unit yang bersangkutan yang melanggar yang bersangkutan 2. Target : N/A Bagian Kepegawaian Dari pegawai yang dikenakan sanksi sebanyak 242 orang. Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 5

122 MATRIK PELAPORAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004 MATRIK PELAPORAN DIKTUM KHUSUS Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan perpajakan, kepabeanan, dan cukai, penerimaan bukan pajak dan anggaran untuk menghilangkan kebocoran dalam penerimaan keuangan negara, serta mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keuangan negara yang dapat membuka peluang terjadinya praktek korupsi dan sekaligus menyiapkan rancangan peraturan perundang-undangan penyempurnaannya. DIKTUM URAIAN INDIKATOR INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN PELAKSANA KEGIATAN (UNIT IN CHARGE) KETERANGAN Diktum 11 a. Jumlah K/L/Komisi/BUMN/ Jumlah K/L 1. Pusat LPSE Kementerian Keuangan 1. Satuan indikator merupakan jumlah paket dan Khusus kepada : Perguruan Tinggi yang melayani penggunaan fasilitas nilai paket yang dilelang secara elektronik 1. Menko Bidang mempergunakan layanan sistem teknologi komunikasi dan informasi serta unit organisasi yang menggunakan Perekonomian, e-procurement Kementerian serta sistem aplikasi LPSE kepada seistem e-procurement Kementerian Keuangan Menteri Keuangan, dan Keuangan K/L/Komisi dan atau BUMN serta Meneg PPN/Kepala Perguruan Tinggi yang mendapatkan 2. Pelaksana Kegiatan Pusat LPSE Bappenas melakukan kajian b. Capaian kinerja e-procurement Total Paket alokasi anggaran dari APBN dan uji coba untuk dari komisi/k/l/bumn/perguruan Nilai Pagu pelaksanaan sistem Tinggi yang menjadi pengguna Hasil Lelang 2. (Kegiatan riil akan disampaikan dalam E-Procurement yang dapat sistem LPSE Kemenkeu manual IKU) dipergunakan oleh Instansi Pemerintah 2. Menteri Keuangan a. Jumlah putusan pengadilan Jumlah 1. Melakukan penelitian terhadap hasil Pelaksana Kegiatan : Itjen melakukan pengawasan pajak yang diteliti oleh tim Putusan penelaahan terhadap keputusan terhadap pelaksanaan gabungan BPKP, Itjen dan keberatan ketentuan perpajakan, KPK 2. Melakukan penelitian terhadap keputusan kepabeanan dan cukai pengadilan pajak terkait banding pajak penerimaan bukan pajak dan anggaran untuk 3 Kepabeanan dan Cukai menghilangkan kebocoran a Tercapainya target penerimaan Rp/Triliun 85, Direktorat PPKC Target satu tahun Rp 85.77T dalam penerimaan bea cukai Pencapaian satu tahun Rp T keuangan negara, serta mengkaji berbagai peraturan b Adanya unit kepatuhan internal unit Bagian OTL Target Kantor Madya tahun 2011 sebanyak 11 perundang-undangan yang dan unit intelijen/penyidikan (sebelas) kantor pada semester I belum tercapai berkaitan dengan keuangan negara yang dapat c Meningkatnya kemampuan % Pembangunan Customs Inteligent and Direktorat P2 CITAC merupakan operational control room yang membuka peluang pengawasan internal melalui EDI Targeting Center (CITAC) mengintegrasikan perangkat dan sistem aplikasi terjadinya praktek korupsi DJBC Direktorat IKC untuk kegiatan analisis intelijen dalam rangka dan sekaligus menyiapkan targetting secara tepat waktu, akurat dan relevan rancangan peraturan Pengintergrasian tersebut meliputi sinkronisasi perundang-undangan mekanisme kerja penyempurnaannya d Diterapkannya Modul Pelaporan unit Direktorat PPKC Online Direktorat IKC Diktum Khusus_INPRES 5 Thn 2004 Page 1

123 DIKTUM URAIAN INDIKATOR INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN PELAKSANA KEGIATAN (UNIT IN CHARGE) KETERANGAN e Terlaksananya kerjasama unit Kegiatan 12 6 Pusat Kepatuhan penegak hukum internal DJBC, Internal Kepabeanan Itjen, dan KPK dan Cukai Direktorat P2 f Tersusunnya peraturan PP N/A 0 Direktorat PPKC Pelaksanaan peraturan per UU an PMK N/A 13 Per Dirjen BC N/A 22 Diktum Khusus_INPRES 5 Thn 2004 Page 2

124 Lampiran IV INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 09 TAHUN 2011 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN Transparansi layanan publik di bidang Kepabeanan KETERANGAN 1 Transparansi jenis, biaya dan waktu layanan pada masing masing kantor pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (DJBC) Pengguna Jasa (Importir, Eksportir, PPJK, Pengusaha Terkait) Tersedianya informasi yang terbuka yang dapat diakses oleh semua pengguna jasa mengenai jenis, biaya dan waktu layanan kepabeanan TARGET : Tersedianya Instruksi yang mewajibkan unit layanan di DJBC untuk mencantumkan jenis, biaya dan waktu layanan TARGET : Tersedianya publikasi dalam bentuk banner dan bentuk lain seperti leaflet, website, screen display, dan lain-lain TARGET B06: Tersedianya Instruksi yang mewajibkan unit layanan di DJBC untuk mencantumkan jenis, biaya dan waktu layanan TARGET B06: Terlaksananya Internalisasi Instruksi 02/BC/ % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 02/BC/2011 tentang peningkatanintegritas pegawai dan kepatuhan pengguna jasa dalam kegiatan pelayanan kepabeanan dan cukai. 100% Telah dilakukan Internalisasi pada bulan April s.d. Juni 2011 dengan: 1. ST-24/KIBC/2011 tanggal 8 April 2011 di KPU BC Tipe B Batam (12-15 April 2011) 2. ST-85/BC/2011 tanggal11 April 2011 di Kanwil DJBC Banten (14-15 April 2011) 3. ST-91/BC/2011 tanggal 18 April 2011 di : Kantor Pusat DJBC (21 April 2011) Kanwil DJBC Jakarta (20-21 April 2011) KPU BC Tipe A Tanjung Priok (3-4 Mei 2011) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 1

125 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Kanwil DJBC Jatim II (3-6 Mei 2011) Kanwil DJBC Jawa Barat (3-6 Mei 2011) Kanwil DJBC Jatim I (8-11 Mei 2011) Kanwil DJBC Jateng dan DIY (10-13 Mei 2011) Kanwil DJBC Bali, NTB,NTT (10-13 Mei 2011) Kanwil DJBC Sumut (17-20 Mei 2011) Kanwil DJBC Sumbagsel (17-20 Mei 2011) Kanwil DJBC Riau dan Sumbar (24-27 Mei 2011) Kanwil DJBC Sulawesi (24-27 Mei 2011) 4. ST-101/BC/2011 tanggal 29 April 2011 di : Kanwil DJBC Kaltim (17-20 Mei 2011) Kanwil DJBC Kalbar (29 Mei-1 Juni 2011) Kanwil DJBC Khusus Kepri (29 Mei-1 Juni 2011) Tersedianya publikasi dalam bentuk banner dan bentuk lain seperti 100% Telah dilakukan spotcheck dan check list di 16 (enam belas) kantor yaitu: 1. KPU Tipe A Tanjung Priok 2. KPU Tipe B Batam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 2

126 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN leaflet, website, screen display, dan 3. KPPBC TMP Balikpapan 4. KPPBC TMP Makasar lain-lain pada 80% 5. KPPBC TMP Soekarno kantor DJBC yang Hatta sudah dilakukan check list 6. KPPBC TMP Bandung 7. KPPBC TMP Ngurah Rai 8. KPPBC TMP Tanjung Mas 9. KPPBC TMP Belawan 10. KPPBC TMP Palembang 11. KPPBC TMP Tanjung Perak 12. KPPBC TMC Malang 13. KPPBC TMP Jakarta 14. KPPBC TMP Pontianak 15. KPPBC Tipe A2 Pekanbaru 16. KPPBC Tipe A2 Tanjung Balai Karimun Dan ditemukan bahwa tidak semua kantor telah menyediakan publikasi dalam bentuk banner dan atau bentuk lain. Atas temuan tersebut, DJBC dalam hal ini PUSKI, telah mengirimkan surat Konfirmasi Pelaksanaan Instruksi No Tipping kepada masing-masing kantor tersebut diatas, dan hasilnya adalah laporan dari masing-masing kantor yang telah melaksanakan publikasi dalam bentuk banner dan atau bentuk lain sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan (sesuai Surat Konfirmasi Pelaksanaan Instruksi No Tipping ). Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 3

127 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN TARGET B09: Tersedianya publikasi dalam bentuk banner dan bentuk lain seperti leaflet, website, screen display, dan lain-lain pada 100% kantor DJBC yang sudah dilakukan check list KETERANGAN 100% Sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor :S-596/BC/2011 tanggal 20 Juni 2011 perihal Pelaksanaan INS-02/BC/2011 yang terdapat dalam butir 2b Sesuai dengan Surat KaPUSKI BC Nomor : S-152/KIBC/2011 tanggal 7 Juli 2011 perihal Laporan publikasi jenis, biaya, dan waktu Layanan S-158/KIBC/2011 tanggal 25 Juli 2011 perihal Laporan publikasi jenis, biaya dan waktu layanan S-165/KIBC/2011 tanggal 08 Agustus 2011 perihal Penyampaian laporan pelaksanaan sosialisasi terkait publikasi jenis, biaya dan waktu layanan Selain melaksanakan publikasi di 16 (enam belas) kantor DJBC yang dilakukan check list (seperti yang tertulis diatas),publikasi juga dilaksanakan oleh 100 kantor DJBC lainnya dalam bentuk banner. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 4

128 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN TARGET : Tersosialisasinya jenis, biaya dan waktu layanan kepada seluruh kantor DJBC para pengguna jasa sehingga pengaduan berkurang TARGET B06: Pemberitahuan untuk mengadakan sosialisasi. TARGET B09: Tersosialisasinya jenis, biaya dan waktu layanan kepada 28 kantor KPU/ Kantor Madya KETERANGAN 100% Telah diterbitkan Surat Dirjen Bea dan Cukai Nomor S- 596/BC/2011 tanggal 20 Juni 2011 perihal Pelaksanaan INS-02/BC/2011 yang terdapat dalam butir 2c 100% Sesuai dengan Surat KaPUSKI BC Nomor : S-152/KIBC/2011 tanggal 7 Juli 2011 perihal Laporan Publikasi Jenis, Biaya, dan Waktu Layanan S-163/KIBC/2011 tanggal 08 Agustus 2011 perihal Ralat Batas Waktu Penyampaian Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Terkait Publikasi Jenis, Biaya, dan Waktu Layanan S-183/KIBC/2011 tanggal 08 September 2011 perihal Laporan Kegiatan Sosialisasi Telah dilakukan sosialisasi jenis, biaya dan waktu layanan kepada 28 kantor KPU/ Kantor Madya antara lain : 1. KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok 2. KPU Bea dan Cukai Tipe B Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 5

129 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Batam 3. KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan 4. KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai 5. KPPBC Tipe Madya Pabean Palembang 6. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung 7. KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno-Hatta 8. KPPBC Tipe Madya Pabean Merak 9. KPPBC Tipe Madya Pabean Tangerang 10. KPPBC Tipe Madya Pabean Jakarta 11. KPPBC Tipe Madya Pabean Marunda 12. KPPBC Tipe Madya Pabean Bekasi 13. KPPBC Tipe Madya Pabean Bogor 14. KPPBC Tipe Madya Pabean Purwakarta 15. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung 16. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas 17. KPPBC Tipe Madya Cukai Kudus Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 6

130 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN KPPBC Tipe Madya Pabean Surakarta 19. KPPBC Tipe Madya Pabean Yogyakarta 20. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak 21. KPPBC Tipe Madya Pabean Pasuruan 22. KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda 23. KPPBC Tipe Madya Cukai Malang 24. KPPBC Tipe Madya Cukai Kediri 25. KPPBC Tipe Madya Pabean Ngurah Rai 26. KPPBC Tipe Madya Pabean Pontianak 27. KPPBC Tipe Madya Pabean Balikpapan 28. KPPBC Tipe Madya Pabean Makassar TARGET B12: Tersosialisasinya jenis, biaya dan waktu layanan kepada seluruh kantor DJBC para pengguna jasa sehingga pengaduan berkurang 100% Sesuai dengan Surat KaPUSKI BC Nomor : S-152/KIBC/2011 tanggal 7 Juli 2011 perihal Laporan Publikasi Jenis, Biaya, dan Waktu Layanan S-163/KIBC/2011 tanggal 08 Agustus 2011 perihal Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 7

131 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Ralat Batas Waktu Penyampaian Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Terkait Publikasi Jenis, Biaya, dan Waktu Layanan S-183/KIBC/2011 tanggal 08 September 2011 perihal Laporan Kegiatan Sosialisasi S-253/KIBC/2011 tanggal 01 Nopember 2011 perihal Laporan Kegiatan Sosialisasi terkait Publikasi Jenis, Biaya dan Waktu Layanan S-276/KIBC/2011 tanggal 28 Nopember 2011 perihal Laporan Kegiatan Sosialisasi terkait Publikasi Jenis, Biaya dan Waktu Layanan Telah dilakukan sosialisasi jenis, biaya dan waktu layanan kepada seluruh kantor DJBC yaitu : 1. KPPBC Tipe A3 Sabang 2. KPPBC Tipe A3 Banda Aceh 3. KPPBC Tipe B Meulaboh 4. KPPBC Tipe A3 Lhokseumawe 5. KPPBC Tipe B Kuala Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 8

132 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Langsa 6. KPPBC Tipe A2 Medan 7. KPPBC Tipe B Pangkalan Susu 8. KPPBC Tipe B Pematang Siantar 9. KPPBC Tipe B Sibolga 10. KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung 11. KPPBC Tipe B Kuala Tanjung 12. KPPBC Tipe A2 Pekanbaru 13. KPPBC Tipe A3 Tembilahan 14. KPPBC Tipe B Selat Panjang 15. KPPBC Tipe B Bengkalis 16. KPPBC Tipe B Bagan Siapiapi 17. KPPBC Tipe B Siak Sri Indrapura 18. KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur 19. KPPBC Tipe A2 Tanjung Balai Karimun 20. KPPBC Tipe A2 Tanjung Pinang 21. KPPBC Tipe B Sambu Belakang Padang 22. KPPBC Tipe B Dabo Singkep 23. KPPBC Tipe B Tarempa Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 9

133 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN KPPBC Tipe A2 Jambi 25. KPPBC Tipe A3 Bengkulu 26. KPPBC Tipe A3 Pangkal Pinang 27. KPPBC Tipe B Tanjung Pandan 28. KPPBC Tipe B Kantor Pos Pasar Baru 29. KPPBC Tipe A3 Cirebon 30. KPPBC Tipe B Tasikmalaya 31. KPPBC Tipe A3 Cilacap 32. KPPBC Tipe B Pekalongan 33. KPPBC Tipe B Purwokerto 34. KPPBC Tipe B Tegal 35. KPPBC Tipe A2 Gresik 36. KPPBC Tipe B Kalianget 37. KPPBC Tipe B Bojonegoro 38. KPPBC Tipe B Tulung Agung 39. KPPBC Tipe B Blitar 40. KPPBC Tipe B Madiun 41. KPPBC Tipe B Panarukan 42. KPPBC Tipe B Banyuwangi 43. KPPBC Tipe B Probolinggo 44. KPPBC Tipe B Benoa 45. KPPBC Tipe A3 Mataram 46. KPPBC Tipe B Bima 47. KPPBC Tipe A3 Kupang 48. KPPBC Tipe B Atapupu 49. KPPBC Tipe B Maumere Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 10

134 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN KPPBC Tipe A3 Entikong 51. KPPBC Tipe A3 Sintete 52. KPPBC Tipe B Ketapang 53. KPPBC Tipe B Jagoi Babang 54. KPPBC Tipe A3 Sampit 55. KPPBC Tipe B Pangkalan Bun 56. KPPBC Tipe B Pulang Pisau 57. KPPBC Tipe A2 Samarinda 58. KPPBC Tipe A3 Bontang 59. KPPBC Tipe A3 Tarakan 60. KPPBC Tipe A3 Nunukan 61. KPPBC Tipe B Sangata 62. KPPBC Tipe A2 Banjarmasin 63. KPPBC Tipe A3 Kotabaru 64. KPPBC Tipe B Pare-Pare 65. KPPBC Tipe B Malili 66. KPPBC Tipe B Bajoe 67. KPPBC Tipe A3 Kendari 68. KPPBC Tipe B Pantoloan 69. KPPBC Tipe B Poso 70. KPPBC Tipe B Luwuk 71. KPPBC Tipe A3 Bitung 72. KPPBC Tipe B Manado 73. KPPBC Tipe A3 Gorontalo 74. KPPBC Tipe A3 Ambon 75. KPPBC Tipe B Tual 76. KPPBC Tipe A3 Ternate Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 11

135 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN KPPBC Tipe A3 Sorong Kerjasama pihak terkait di pelabuhan untuk tidak memberi dan menerima gratifikasi 78. KPPBC Tipe B Manokwari 79. KPPBC Tipe B Fak-Fak 80. KPPBC Tipe B Kaimana 81. KPPBC Tipe A3 Jayapura 82. KPPBC Tipe A3 Amamapare 83. KPPBC Tipe B Biak 84. KPPBC Tipe B Merauke 85. KPPBC Tipe B Babo 86. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe A Jakarta 87. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe B Medan 88. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang Tipe B Surabaya 2 Pembuatan MoU Anti Korupsi dengan para stakeholders pada masing-masing kantor pelayanan DJBC utama dalam rangka upaya pemberantasan praktik gratifikasi, termasuk Kementerian Kementerian Keuangan (DJBC) Kemendag, BPOM, Kemenkes, Bapeten, Kemenhut, Kemenkomi nfo, Kementan, Kemenperi n, POLRI, KemenLH, KemenESD Tercapainya kesepakatan mengenai usahausaha pemberantasan korupsi termasuk praktik gratifikasi di wilayah kerja kantor pelayanan DJBC TARGET : MoU antara KPU/KPPBC dan pengguna jasa di 4 (empat) Pelabuhan Laut Utama (Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Tanjung Mas) dan 2 (dua) Bandar Udara Utama (Soekarno TARGET B06: Rapat pembahasan persiapan pembuatan MoU bersama dengan KPU/KPPBC Pelabuhan Laut Utama (Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Tanjung Mas) 100% Sesuai dengan Nota Dinas KaPUSKI BC Nomor ND- 153/KIBC/2011 tanggal 18 Mei 2011, KaPUSKI BC telah melaporkan rencana kerja pelaksanaan Inpres 9 Tahun 2011kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 12

136 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Perdagangan, M, Hatta dan Juanda) dan 2 (dua) Bandar BPOM, Kemenhan, Udara Utama Kementerian Kemenhub, (Soekarno Hatta dan Kesehatan, KemenKP, Juanda) Bapeten, asosiasi Kementerian pengguna Kehutanan, jasa, KPK Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, POLRI, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta asosiasi pengguna jasa Pada tanggal 24 Mei 2011 telah diadakan rapat pembahasan awal bersama KPU BC Tipe A Tanjung Priok dan KPPBC TMP Soekarno Hatta pada hasil pembahasan terkait dengan itu telah dilaporkan kepada Dirjen BC sesuai Nota Dinas KaPUSKI Nomor ND- 179/KIBC/2011 tanggal 6 Juni Pada tanggal 10 Juni 2011 telah diadakan rapat Staf Inti Kantor Pusat DJBC yang juga mengundang pejabat dari KPU BC Tipe A Tanjung Priok dan KPPBC TMP Soekarno Hatta guna penyusunan langkah-langkah pelaksanaan MoU anti korupsi sesuai INPRES Nomor 9 Tahun 2011 dengan menyepakati jadwal waktu pelaksanaan masingmasing rencana kerja dari RAN PPK. Telah dibuat konsep surat Menteri Keuangan kepada 14 Kementerian/lembaga ditambah asosiasi pengguna jasa dan KPK yang tersebut dalam Inpres 9 tahun Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 13

137 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Inti surat tersebut adalah permintaan dukungan atau peran serta kementerian/lembaga dalam penandatanganan MoU. Konsep surat tersebut telah dikirimkan kepada Menteri Keuangan sesuai Nota Dinas Dirjen BC Nomor ND- 29/BC/2011 tanggal 20 Juni 2011 dan Nota Dinas Nomor ND-30/BC/2011 tanggal 27 Juni Pada tanggal 28 Juni 2011, PUSKI bersama dengan Kepala Kantor KPPBC TMP Belawan, KPPBC TMP Tanjung Mas, KPPBC TMP Tanjung Perak, KPPBC TMP Soekarno Hatta, KPPBC TMPJuanda, dan KPU Tanjung Priok, telah mengadakan rapat koordinasi persiapan pelaksanaan penandatanganan MoU. Pada rapat tersebut telah diambil beberapa kesepakatan dan keputusan terkait dengan langkah-langkah pelaksanaan MoU di masing kantor. Atas pelaksanaan rapat tersebut telah dilaporkan kepada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 14

138 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Dirjen BC dengan Nota Dinas Nomor ND-206/KIBC/2011 tanggal 30 Juni TARGET B09: Penandatanganan MoU antara KPU/KPPBC dan pengguna jasa di 4 (empat) Pelabuhan Laut Utama (Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Tanjung Mas) dan 2 (dua) Bandar Udara Utama (Soekarno Hatta dan Juanda) 100% Sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor : S- 381/MK.04/2011 tanggal 11 Juli 2011 dan Surat KaPUSKI BC Nomor: S-153/BC/2011 tanggal 11 Juli 2011 perihal Rencana Aksi Penandatanganan MoU Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi DJBC Tahun Telah dilaksanakan Penandatanganan MoU Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi di 4 (empat) Pelabuhan Laut Utama dan 2 (dua) Bandar Udara Utama sebagai berikut : 1. KPU Tanjung Priok dengan Surat Nomor : S-1150/ KPU.01/2011 tanggal 05 Agustus KPPBC TMP Tanjung Perak dengan Surat Nomor :S- 6758/WBC.10/ KPP.MP.01/2011 tanggal 04 Agustus 2011 Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 15

139 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN KPPBC TMP Tanjung Emas dengan Surat Nomor : S- 1158/WBC.09/ TARGET : Tersosialisasinya MoU Anti Korupsi kepada para Pegawai dan Anggota Asosiasi TARGET B06: Persiapan sosialisasi MoU Anti Korupsi kepada para Pegawai dan Anggota Asosiasi KPP.MP.01/2011 tanggal 29 Juli KPPBC TMP Belawan dengan Surat Nomor : S- 1856/WBC.02/KPP.MP.01/2 011 tanggal 15 Juli KPPBC TMP Soekarno Hatta dengan Surat Nomor :S-4544/WBC.06/ KPP.MP.01/2011 tanggal 15 Juli KPPBC TMP Juanda dengan Surat Nomor : S- 3259/WBC.10/KPP.MP.03/2 011 tanggal 29 Juli % Telah diadakan rapat pembahasan draft MoU dan persiapan sosialisasi,pada hasil pembahasan terkait dengan itu telah dilaporkan kepada Dirjen BC sesuai Nota Dinas KaPUSKI BC Nomor ND-153/KIBC/2011 tanggal 18 Mei 2011, ND-29/BC/2011 tanggal 20 Juni 2011 dan ND- 30/BC/2011 tanggal 27 Juni Sesuai dengan surat KaPUSKI BC Nomor S- Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 16

140 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN /BC/2011 tanggal 11 Juli 2011 kepada 4 (empat) Kepala Kantor Pelabuhan Laut Utama (Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Tanjung Mas) dan 2 (dua) Bandar Udara Utama (Soekarno Hatta dan Juanda) untuk mensosialisasikan MoU dimaksud. Dalam konsep nota kesepahaman telah dicantumkan pula agar MoU tersebut disosialisasikan kepada para pegawai dan anggota asosiasi pada kesempatan pertama. TARGET B09: Tersosialisasinya MoU di 2 (dua) KPU/KPPBC 200% Sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor : S- 381/MK.04/2011 tanggal 11 Juli 2011 dan Surat KaPUSKI BC Nomor: S-164/KIBC/2011 tanggal 08Agustus 2011 perihal Laporan Kegiatan Sosialisasi MoU Anti Korupsi. Telah dilakukan sosialisasi MoU Anti Korupsi di 4 (empat) KPU/KPPBC yaitu: 1. Kantor KPU Tanjung Priok melalui surat : Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 17

141 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN S-1232/KPU.01/2011 tanggal 23 Agustus 2011 sosialisasi kepada Para Pegawai; S-1271/KPU.01/2011 tanggal 15 September 2011 sosialisasi kepada Anggota Asosiasi. 2. Kantor KPPBC TMP Tanjung Perak melalui surat : S-7306/WBC.10/ KPP.MP.01/2011 tanggal 23 Agustus 2011 sosialisasi kepada Para Pegawai; S-7919/WBC.10/ KPP.MP.01/2011 tanggal 22 September 2011 sosialisasi kepada Anggota Asosiasi. 3. Kantor KPPBC TMP Juanda melalui surat : S-603/WBC.10/ KPP.MP.03/2011 tanggal 24 Agustus 2011 sosialisasi kepada Para Pegawai; S-3633/WBC.10/ KPP.MP.03/2011 tanggal 25 Agustus 2011 sosialisasi kepada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 18

142 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Anggota Asosiasi. TARGET B12: Tersosialisasinya MoU di 4 (empat) KPU/KPPBC 4. Kantor KPPBC TMP Soekarno Hatta melalui surat : S-5772/WBC.06/ KPP.MP.01/2011 tanggal 14 September 2011 sosialisasi kepada Para Pegawai dan Anggota Asosiasi. 100% Sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor : S- 381/MK.04/2011 tanggal 11 Juli 2011 dan Surat KaPUSKI BC Nomor: S-164/KIBC/2011 tanggal 08Agustus 2011 perihal Laporan Kegiatan Sosialisasi MoU Anti Korupsi; S-254/KIBC/2011 tanggal 01 Nopember 2011 perihal Laporan Kegiatan Sosialisasi MoU Anti Korupsi. Telah dilakukan sosialisasi MoU Anti Korupsi di 2 (dua) KPU/KPPBC, yaitu: 1. Kantor KPPBC TMP Tanjung Emas melalui surat : Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 19

143 No RENCANA AKSI PENANGGUN G JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12 % CAPAIAN KETERANGAN S-1320/WBC.09/ KPP.MP.01/2011 tanggal 06 September 2011 S-1360/WBC.09/ KPP.MP.01/2011 tanggal 15 September Kantor KPPBC TMP Belawan melalui surat nomor : S- 2805/WBC.02/KPP.MP.01/2 011 tanggal 04 November 2011 sosialisasi kepada Para Pegawai dan Anggota Asosiasi. Secara keseluruhan target sosialisasi kepada pegawai dan anggota sosialisasi adalah sebanyak 6 (enam) KPU/KPPBC (dua di B09 dan empat di B12) telah direalisasikan seluruhnya sebanyak empat di B09 dan dua di B12. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 20

144 RENCANA TINDAK DIREKTIF PRESIDEN TAHUN 2011 Lampiran V No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN Mentransform asikan 11 kantor modern di tahun 2011 DJBC Sekjen Kemenkeu,Kemen PAN, Tim Reformasi Birokrasi Terlaksananya transformasi KPPBC menjadi kantor modern Transformasi 11 kantor modern baru pada tahun 2011 TARGET B04: Terlaksananya koordinasi dan pembahasan awal atas usulan DJBC dengan Sekjen melalui Biro Organta KETERANGAN 100% - Sesuai Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor S-878/BC/ tgl 7 September telah diusulkan transformasi 11 kantor modern tahun 2011, yaitu: a. KPPBC Medan b. KPPBC Teluk Nibung c. KPPBC Tanjung Balai Karimun d. KPPBC Pekanbaru e. KPPBC Teluk Bayur f. KPPBC Jambi g. KPPBC Entikong h. KPPBC Banjarmasin i. KPPBC Samarinda j. KPPBC Tarakan k. KPPBC Nunukan. - Telah dilakukan pembahasan dengan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian keuangan pada tanggal 26 Januari Undangan dan Surat Tugas serta laporan terlampir. Tanggal Konsinyering dengan Biro Organta Kemenkeu April 2011 Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

145 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN TARGET B06: Terlaksananya persiapan/ asistensi pembentukan kantor modern di 11 kantor yang diusulkan KETERANGAN 100% - Laporan asistensi bidang SDM dalam rangka implementasi KPPBC Tipe Madya DJBC TA Telah dilakukan asistensi bidang SDM terhadap 11 (sebelas) kantor yang diusulkan menjadi kantor modern sesuai dengan Surat Tugas : ST-54/BC/2011 tanggal 11 Maret 2011 di KPPBC Medan dan KPPBC Pekanbaru mulai tanggal 14 s.d. 16 Maret 2011 ST-62/BC/2011 tanggal 21 Maret 2011 di KPPBC Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Jambi mulai tanggal 23 s.d. Maret 2011 ST-67/BC/2011 tanggal 25 Maret 2011 di KPPBC Tipe A3 Tarakan, KPPBC Tipe A3 Nunukan dan KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung mulai tanggal 28 Maret s.d. 01 April 2011 ST-73/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011 di KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur, KPPBC Tipe A2 Samarinda dan KPPBC Tipe A2 Banjarmasin mulai tanggal 04 s.d. 08 April 2011 ST-96/BC/2011 tanggal 21 April 2011 di KPPBC Entikong mulai tanggal 25 s.d. 29 April 2011 Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

146 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN TARGET B08: Ditetapkannya 2 kantor modern KETERANGAN 100% - Sesuai dengan Surat Undangan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Nomor : Und- 431/SJ/2011 tanggal 29 Juli 2011 perihal Pembahasan Penataan Organisasi Bersama dengan Kementerian PAN dan RB - Sesuai dengan Nota Dinas Tim Percepatan Reformasi Kebijakan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai Nomor : ND-38/BC/TPR/2011 tanggal 27 Juni 2011 perihal Laporan Pelaksanaan Tugas Tim Percepatan Reformasi - Sesuai dengan Surat Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor: S-326/BC.1/2011 tanggal 8 Agustus 2011 perihal Persiapan Peresmian KPPBC Tipe Madya Pabean Antara lain; KPPBC Tipe A2 Jambi dan KPPBC Tipe A2 Tanjung Balai Karimun - Telah ditetapkan Keputusan. Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : KEP-98/BC/2011 tanggal 18 Agustus tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Tipe A2 Jambi menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

147 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN TARGET B10: Ditetapkannya 3 kantor modern KETERANGAN 100% - Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai - Sesuai dengan Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor ND- 438/BC.1/2011 tanggal 20 Oktober 2011 hal Pemberitahuan Rencana Tindak Jatuh Tempo Oktober 2011, telah ditetapkan lima (5) KPPBC menjadi kantor modern sebagai berikut: - Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP- 106/BC/2011 tanggal 15 September 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Entikong Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C - Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP- 120/BC/2011 tanggal 18 Oktober 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Medan Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B dan KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C - Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP- 121/BC/2011 tanggal 18 Oktober 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Pekanbaru Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B dan Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

148 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN KETERANGAN KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur Menjadi Tipe Madya Pabean B TARGET B12: Ditetapkannya 6 kantor modern 100% - Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai - Sesuai dengan Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor ND- 529/BC.1/2011 tanggal 9 Desember 2011 hal Pemberitahuan Kembali Rencana Tindak Direktif Presiden Tahun Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-131/BC/2011 tanggal 9 November 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Tarakan dan KPPBC Tipe A3 Nunukan Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C - Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-132/BC/2011 tanggal 9 November 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Banjarmasin dan KPPBC Tipe A2 Samarinda Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B 2 Menyempurna kan dasar hukum Tempat DJBC Sekjen Kemenkeu Adanya dasar hukum tentang TPB Terselesaikannya draft perubahan PMK tentang TPB TARGET B04: Terlaksananya pembahasan lanjutan Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun % - Telah dilaksanakan Rakertas DJBC di Kanwil DJBC Jawa Tengah pada tanggal April 2011 yang salah 5 P a g e

149 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN Penimbunan dan KITE (KB dan GB) dan atas draft RPMK KB, Berikat (TPB) yang KITE GB dan KITE (RPMK dan Kemudahan Impor komprehensif Fasilitas KITE Pengembalian dan Tujuan Ekspor (KITE) secara RPMK Fasilitas KITE komprehensif Pembebasan) dan mensosialisasikannya KETERANGAN satu agendanya adalah pembahasan RPMK Kawasan Berikat dan KITE - Telah dilaksanakan rapat sebagai tindak lanjut dari Rakertas tersebut di atas pada tanggal 25 dan 27 April 2011 untuk menyempurnakan draft RPMK Kawasan Berikat dan KITE hasil Rakertas DJBC TARGET B06: Terkirimnya draft final PMK KB dan GB ke Biro Hukum TARGET B08: - Diterbitkannya PMK KB dan GB Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun % - Sesuai Nota Dinas Direktur Fasilitas Kepabeanan Nomor ND- 369/BC.3/2011 tanggal 15 Juni 2011 perihal Penerusan RPMK KB,GB, dan KITE - Sesuai Surat Direktur Jenderal Nomor S-632/BC/2011 tanggal 27 Juni 2011 perihal Penyampaian Kembali RPMK tantang Kawasan Berikat, Gudang Berikat, KITE Pembebasan dan KITE Pengembalian. 100% - RPMK GB telah disampaikan kepada Menteri Keuangan dengan Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : S-899/BC/2011 tanggal 24 Agustus 2011 perihal Penyampaian RPMK tentang GB yang telah diberikan paraf persetujuan, dan telah diterbitkan PMK Nomor 143/PMK.04/ P a g e

150 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN KETERANGAN tanggal 26 Agustus 2011 tentang Gudang Berikat. RPMK KB telah disampaikan kepada Biro Hukum dengan Surat Direktur PPKC kepada Kepala Biro Hukum Nomor: S-551/BC.8/2011 tanggal 24 Agustus 2011 perihal Penyampaian RPMK tentang KB yang telah diberikan paraf persetujuan, dan telah diterbitkan PMK Nomor 147/PMK.04/2011 tanggal 06September 2011 tentang Kawasan Berikat. - Terlaksananya pembahasan lanjutan atas draft RPMK KITE (RPMK Fasilitas KITE Pengembalian dan RPMK Fasilitas KITE Pembebasan) TARGET B10: - Terlaksananya sosialisasi PMK KB dan GB - Telah dilakukan pembahasan RPMK KITE di BKF dengan Surat undangan dari Badan Kebijakan Fiskal Nomor : UND-279/KF.2/2011 tanggal 09 Agustus 2011, berikut kami sertakan bahan materi Rapat Pembahasan RPMK KITE, Presentasi Direktorat Fasilitas dan draft PMK KITE Pengembalian dan draft PMK KITE Pembebasan 100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Fasilitas Nomor ND-667/BC.3/2011 tanggal 21 Oktober 2011 perihal Penyampaian Laporan Rencana Tindak/Program Jatuh Tempo Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

151 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN Oktober 2011 KETERANGAN - Sosialiasi mengenai PMK KB dan GB dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor ST-237/BC/2011 tanggal 28 September 2011dibeberapa tempat, antara lain Kantor Pusat DJBC Kanwil DJBC Riau dan Sumbar Kanwil DJBC Sumatera Utara Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT Kanwil DJBC Jateng dan DIY Kanwil DJBC Jatim I KPPBC TMP Bekasi beserta absensi peserta sosialisasi dan laporan sosialisasi dari Dir. Fasilitas kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai - Terkirimnya draft final PMK KITE (RPMK Fasilitas KITE Pengembalian dan RPMK Fasilitas KITE Pembebasan) ke Biro Hukum - Pengiriman draft final PMK KITE (RPMK Fasilitas KITE Pengembalian dan RPMK Fasilitas KITE Pembebasan) ke Biro Hukum sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor Surat S-632/BC/2011 tanggal 27 Juni 2011 Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

152 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN TARGET B12: Diterbitkannya PMK tentang Fasilitas KITE (PMK Fasilitas KITE Pengembalian dan PMK Fasilitas KITE Pembebasan) KETERANGAN 100% - RPMK telah disampaikan kepada Biro Hukum Kemenkeu dengan surat Nomor: S-856/BC.8/2011 tanggal 19Desember 2011 perihal Penyampaian RPMK Pengembalian dan Pembebasan Yang Telah di Paraf dan; - RPMK telah disampaikan kepada BKF Kemenkeu dengan surat Nomor: S-857/BC.8/2011 tanggal 19Desember 2011 perihal Penyampaian RPMK Pengembalian dan Pembebasan Yang Telah di Paraf; - Telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan tentang KITE, yaitu: Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 253/PMK.04/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentangkite Pengembalian dan; Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 254/PMK.04/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang KITE Pembebasan. Keterangan : Hard Copy PMK KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan belum diterima karena harus menunggu diundangkannya PMK tersebut di Kementerian Hukum dan HAM. Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

153 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011 UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN Menyempurna kanpmk tentangpeneta pan Tarif dan Nilai Pabean, serta membuat mekanisme penelitian ulang tarif dan nilai pabean DJBC (TK) Sekjen Kemenkeu 1. Penyempur naan PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean 2. Penyempur naan Peraturan Direktur Jenderal tentang Penelitian Ulang tarif dan Nilai Pabean 3. Penetapan kembali tarif dan nilai pabean dapat dilaksanaka n dengan mekanisme selain audit kepabeanan 1. Terselesaikanny a PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean 2. Terselesaikanny a Peraturan Direktur Jenderal tentang Penelitian Ulang tarif dan Nilai Pabean 3. Tersosialisasika n-nya PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean dan peraturan Direktur Jenderal tentang Penelitian Ulang tarif dan Nilai Pabean TARGET B04: Tersusunnya rancangan perubahan PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean TARGET B06: Terlaksananya pembahasan lebih lanjut di Biro Hukum atas Rancangan Perubahan PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean TARGET B08: Ditetapkannya PMK tentang perubahan atas PMK Penetapan Tarif dan Nilai Pabean KETERANGAN 100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Teknis Kepabeanan nomor ND- 311/BC.2/2011 tanggal 01 April 2011 perihal penyampaian RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK 51/PMK.04/ Sesuai Surat Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan nomor S- 315/BC/2011 tanggal 06 April 2011 perihal penyampaian RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK 51/PMK.04/ % - Sesuai Nota Dinas Direktur Teknis Kepabeanan nomor ND- 497/BC.2/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal Rancangan Perubahan Kedua PMK 51/PMK.04/ Sesuai Surat Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan nomor S- 543/BC/2011 tanggal 7 Juni 2011 perihal Penyampaian RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 51/PMK.04/ % - Sesuai dengan Nota Dinas Direktur Teknis Kepabeanan Nomor : ND- 825/BC.2/2011 tanggal 11 Agustus 2011 Draft PMK tentang Perubahan atas PMK Tarif dan Nilai Pabean telah disampaikan kepada Kepala Biro Hukum sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: S-738/BC/2011 tanggal 21 Juli 2011 perihal Penyampaian 10 P a g e

154 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/ Telah ditetapkan PMK Nomor 122/PMK.04/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang perubahan kedua atas peraturan menteri keuangan nomor 51/PMK.04/2008 tentang tata cara penetapan tarif, nilai pabean, dan sanksi administrasi, serta penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai. TARGET B10: Tersusunnya Peraturan Direktur Jenderal tentang penelitian ulang tarif dan nilai pabean TARGET B12: Terlaksananya kegiatan sosialisasi perubahan PMK tentang Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean dan Peraturan Direktur Jenderal tentang penelitian ulang tarif dan/atau nilai pabean 100% Telah ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER- 45/BC/2011 tanggal 31 Oktober 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penelitian Ulang Tarif dan/atau Nilai Pabean 100% - Sesuai dengan nota dinas Direktur Teknis KC Nomor: ND- 1282/BC.2/2011 tanggal 06 Desember 2011 hal pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: PER-45/BC/2011, bahwa telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi peraturan tersebut dengan Surat Tugas antara lain: Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

155 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN KETERANGAN ST-175/BC.2/2011 tanggal 08 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Kalbagtim ST-183/BC.2/2011 tanggal 14 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Bali, NTB dan NTT ST-189/BC.2/2011 tanggal 18 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Jawa Timur I ST-313/BC/2011 tanggal 22 Nopember 2011 di KP-DJBC - Sesuai dengan nota dinas Direktur Teknis KC Nomor: ND- 1299/BC.2/2011 tanggal 13 Desember 2011 hal Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: PER-45/BC/2011, kegiatan Sosialisasi dilaksanakan dengan Surat Tugas antara lain: ST-131/BC.2/2011 tanggal 22 September 2011 di Kanwil DJBC Makassar ST-133/BC.2/2011 tanggal 23 September 2011 di Kanwil DJBC Jatim I ST-138/BC.2/2011 tanggal 29 September 2011 di Kanwil DJBC Bali, NTB,dan NTT ST-139/BC.2/2011 tanggal 30 September 2011 di Kanwil DJBC Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

156 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN Sumatera Utara KETERANGAN ST-145/BC.2/2011 tanggal 5 Oktober 2011 di Kanwil DJBC Jateng dan DIY ST-173/BC.2/2011 tanggal 4 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Kalbagtim 4 Evaluasi pelaksanaan Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu pada Kantor Pabean di 4 Pelabuhan Utama (Tanjung Priok, Belawan, Makasar, dan Tanjung Perak) DJBC (Set ditjen & IKC) Sekjen Kemenkeu Efektivitas pelaksanaan Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu pada Kantor Pabean di 4 Pelabuhan Utama Terselesaikannya kajian tentang kebijakan dan implementasi Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu pada Kantor Pabean di 4 Pelabuhan Utama dari sudut pandang kebijakan, implementasi dan pemberian insentif TARGET B04: - Tersusunnya kerangka kajian dan metodologi penelitian - Terkumpulnya record data elektronik pelayanan 24/7 dari 4 pelabuhan utama - Tersusunnya rancangan kuisioner persepsi stakeholder terhadap layanan 24/7 - Terlaksananya pembahasan bersama dengan KPU Tanjung Priok tentang Desain Kuesioner dan Mekanisme Pelaksanaan Survey 100% - Sesuai Nota Dinas Direktur IKC nomor ND-180/BC.9/2011 tanggal 29 Maret 2011 perihal Permintaan Data - Rancangan kuisioner untuk pegawai dan pengguna jasa - Sesuai Undangan Tenaga Pengkaji Bidang PKKO DJBC nomor Und- 04/BC.TP.3/2011 tanggal 20 April 2011 perihal Undangan Rapat Tentang Pelaksanaan Survey Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

157 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN TARGET B06: Terlaksananya pengumpulan data survey ke 4 (empat) pelabuhan utama KETERANGAN 100% - Sesuai ND-49/BC.TP.3/2011 tanggal 07 Juni 2011 perihal Permintaan Data - Sesuai S-04/BC.TP.3/2011 tanggal 08 Juni 2011 perihal Penyampaian Kuesioner - Sesuai ND-51/BC.TP.3/2011 tanggal 21 Juni 2011 perihal Permintaan Upload Kuesioner Survey - Sesuai SP-03/BC.TP.3/2011 tanggal 28 Juni 2011 perihal Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu. - Sesuai S-08/BC.TP.3/2011 Perihal Survey Layanan 24x7 di KPPBC TMP Perak - Sesuai S-09/BC.TP.3/2011 Perihal Survey Layanan 24x7 di KPPBC TMP Belawan - Sesuai S-10/BC.TP.3/2011 Perihal Survey Layanan 24x7 di KPPBC TMP Makasar - Terlaksananya pengumpulan data responden pegawai dan data responden pengguna jasa di KPU Tanjung Priok, KPPBC TMP Perak, KPPBC TMP Belawan, KPPBC TMP Makasar Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

158 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN TARGET B08: - Terselesaikannya Analisis Data survey - Terselesaikannya penyusunan Draft Kajian - Terlaksananya Presentasi dan Pembahasan Kajian dengan Perwakilan Kantor Pabean Terkait / Staf Inti KETERANGAN 100% - Terselesaikannya analisis data survey dan penyusunan draft kajian dalam Laporan evaluasi efektivitas pelayanan kepabeanan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu - Telah dilaksanakan presentasi dan pembahasan kajian di KPU Tanjung Priok melalui Surat Nomor : S- 16/BC.TP.3/2011 tanggal 11 Agustus dan di Staf Inti melalui Surat undangan Nomor : Und- 08/BC.TP.3/2011 tanggal 15 Agustus 2011 dan Und- 100/BC.8/2011 tanggal 18 Agustus Serta mendapat persetujuan dari Dirjen BC melalui ND- 75/BC.TP.3/2011 tanggal 22 Agustus 2011 TARGET B10: - Terlaksananya Public Hearing dengan pengguna jasa dan instansi terkait lainnya (Pelindo, dll) Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun % - Berdasarkan Nota Dinas Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Organisasi Nomor ND-112/BC.TP.3/2011 tanggal 06 Oktober 2011 hal Penyampaian Berkas Realisasi Rencana Tindak/Program Jatuh Tempo Oktober Terlaksananya Public Hearing di KPU BC Tipe A Tanjung Priok pada 16 September 2011 melalui Surat Nomor S-19/BC.TP.3/2011 tanggal 8 September 2011 dan Undangan Nomor UND-34/KPU.01/2011 tanggal 8 September 2011 beserta 15 P a g e

159 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN KETERANGAN daftar hadir peserta public hearing. - Terselesaikannya kajian dan telah diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai - Terlaksananya Public Hearing di KPPBC Tanjung Perak pada 04 Oktober 2011 melalui Surat Nomor S-21/BC.TP.3/2011 tanggal 22 September 2011 dan Undangan Nomor UND-8126 s.d 8130/WBC.10/ KPP.MP.01/2011 tanggal 28 September 2011 beserta daftar hadir public hearing. - Terselesaikannya kajian dan telah diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan Nota Dinas Nomor ND-75/BC.TP3/2011 tanggal 22 Agustus 2011 hal Laporan Hasil Evaluasi Efektivitas Layanan Kepabeanan 24/7 5 Penerapan sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) yang berbasis web secara nasional DJBC (P2 & IKC) - Aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 KPPBC dapat lebih efektif dalam melakukan pengawasan Terlaksananya penerapan sistem informasi dan pengiriman data profil importir dan penumpang (udara) yang berbasis web secara nasional pada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 KPPBC sehingga dapat dimanfaatkan untuk analisa dan profilling TARGET B04: Terlaksananya finalisasi program aplikasi dan ujicoba Internal di Direktorat P2. TARGET B06: Terlaksananya instalasi program pada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 KPPBC. TARGET B08: Terlaksananya asistensi Direktorat P2 kepada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun % Telah adanya modul program aplikasi dan telah diuji coba di Subdit Intelijen 100% Sesuai ND-459/BC.5/2011 tanggal 11 Juli 2011 perihal Laporan Pelaksanaan Tugas Asistensi berdasarkan Surat Tugas Direktur Jenderal Nomor : ST- 90/BC/2011 tanggal 14 April % Telah dilaksanakan asistensi terkait penerapan sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) bersamaan dengan pelaksanaan Instalasi program yang dilaksanakan 16 P a g e

160 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN KETERANGAN KPPBC. pada tanggal 21 April s.d. 01 Juni 2011, sesuai ND-459/BC.5/2011 tanggal 11 Juli 2011 perihal Laporan Pelaksanaan Tugas Asistensiberdasarkan Surat Tugas Direktur Jenderal Nomor : ST- 90/BC/2011 tanggal 14 April 2011 TARGET B10: Terwujudnya sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) dengan berbasis web, secara Nasional. 100% Sistem Informasi profil importir dan penumpang udara dengan berbasis web secara nasional telah selesai. Data pendukung: screen shot menu Sistem Informasi Penumpang Udara dan Sistem Informasi Profil Importir TARGET B12: Termanfaatkannya sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) dengan berbasis web, secara Nasional. 100% Sistem Informasi profil importir dan penumpang udara dengan berbasis web secara nasional telah termanfaatkan oleh Unit Penindakan dan Penyidikan DJBC secara Nasional. Data pendukung: Data User SIDIA dan PAU serta screen shot dalammenu Aplikasi PAU 6 Penerapan sistem informasi hasil penindakan dan penanganan perkara yang berbasis web DJBC (P2 & IKC) - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki informasi secara terpusat sebagai Terlaksananya penerapan sistem informasi dan pengiriman data hasil penindakan dan penanganan perkara dari masing-masing TARGET B04: Terlaksananya internalisasi atas mekanisme laporan penindakan dan penanganan perkara di 4 wilayah 100% Tersosialisasinya laporan penindakan dan penanganan perkara sesuai peraturan Dirjen BC Nomor 53/BC/ berdasarkan Surat Tugas Nomor : ST-15/BC/2011 tanggal 24 Januari 2011 Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

161 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN secara nasional sarana evaluasi yang lebih efektif dalam pengukuran kinerja unit pengawasan kantor secara tepat waktu (real time) dan akurat. TARGET B06: Terlaksananya internalisasi atas mekanisme laporan penindakan dan penanganan perkara di 7 wilayah KETERANGAN 100% - Kegiatan internalisasi atas mekanisme pelaporan penindakan dan penanganan perkara bertujuan untuk memperoleh data dan masukan dari unit kerja vertikal DJBC terkait mekanisme pelaporan dalam hal penindakan dan penanganan perkara. Data dan masukan yang diperoleh akan dijadikan sebagai sumber data dalam pengembangan Sistem Informasi Direktorat Penindakan dan Penyidikan (Si Dia). - Pelaksanaan internalisasi dilakukan bersaman dengan kegiatan instalasi dan asistensi operasional aplikasi Sistem Informasi Direktorat Penindakan dan Penyidikan (Si Dia) dan Passenger analis unit (PAU) pada tanggal 21 April sampai dengan 1 Juni 2011 (sesuai Surat Tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: ST-90/BC/2011 tanggal 14 April 2011)dengan pertimbangan efesiensi dan efektivitas waktu dan biaya. - Adapun untuk pembagian wilayah yang rencana awal adalah 7 (tujuh) wilayah, dalam perkembangannya dibagi kembali menjadi 10 wilayah (sesuai dengan jumlah lokasi pelaksanaan kegiatan instalasi dan asistensi operasioanal aplikasi Si Dia dan PAU) Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

162 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN KETERANGAN Data tambahan Nota Dinas Nomor: ND-459/BC.5/2011 tanggal 11 Juli 2011 TARGET B08: Terlaksananya pembahasan terkait sumber data dan kebutuhan data bagi KPPBC, di internal Direktorat P2 100% - Pembahasan awal pada internal Direktorat P2 telah dilaksanakan dalam rapat mingguan Selasa pada tanggal 16 Agustus 2011terkait sumber data dan kebutuhan data bagi KPPBC. (Terlampir Notulen Rapat Mingguan) TARGET B10: Terlaksananya finalisasi menu aplikasi program data hasil penindakan dan penanganan perkara secara tepat waktu (real time) 100% Finalisasi menu aplikasi program data hasil penindakan dan penanganan perkara secara tepat waktu (real time) telah terlaksana. Data pendukung: screen shot Finalisasi menu Pelaporan dan Penindakan Penanganan Perkara. TARGET B12: Terwujudnya sistem informasi hasil penindakan dan penanganan perkara yang berbasis web, secara nasional. 100% Menu aplikasi program data hasil penindakan dan penanganan perkara secara tepat waktu (real time) telah tersedia. Data pendukung: screen shot aplikasi penindakan dan penanganan perkara yang terintegrasi dalam aplikasi SIDIA 7 Menyempurna kan Peraturan Menteri Keuangan tentang Premi. DJBC (P2 & PPKC) Sekjen Kemenkeu, DJA, DJPb. 1. Tercapainya pembagian premi secara layak dan Diterbitkannya PMK tentang Premi sebagai pengganti PMK No TARGET B04: Terlaksananya konsultasi dengan Biro Hukum Kemekeu RI tentang permasalahan 100% Konsultasi dilakukan oleh Kasi BHP dengan Biro Hukum yang menangani masalah peraturan sesuai Surat Tugas Nomor : ST-135/BC.54/2011 tanggal 13 April Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

163 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN adil kepada aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai substansi RPMK tentang Premi 2. Terwujudny a motivasi yang tinggi dari aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk senantiasa bekerja sesuai ketentuan perundangundangan 3. Tercapainya peningkatan kinerja yang dapat diukur dari pelayanan yang lebih baik dan pengawasa n yang lebih efektif. 570/KMK.01/1997 tentang Premi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PMK No. 241/KMK.01/2002. TARGET B06: Terlaksananya inventarisasi kembali beberapa substansi yang dipermasalahkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta pengumpulan bahan/ketentuan terkait sebagai referensi. TARGET B08: Terlaksananya pembahasan, pengkajian, dan perumusan kembali Rancangan PMK bersama Direktorat PPKC. TARGET B10: Terlaksananya pembahasan substansi terkait ketentuan dan mekanisme yang KETERANGAN 100% - Sesuai ND-268/BC.54/2011 tanggal 24 Juni 2011 perihal Laporan pencapaian rencana tindak/ program jatuh tempo juni 2011, ternasuk didalamnya yaitu terlaksananya inventarisasi kembali beberapa substansi yang dipermasalahkan oleh Direktorat Jenderal Anggarandan Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta pengumpulan bahan/ketentuan terkait sebagai referensi terkait dengan perumusan RPMK tentang Pemberian Premi - Matriks usulan Direktorat Jenderal Anggaran atas Draft RPMK tentang Pemberian Premi 100% Sesuai dengan Nota Dinas Direktur Penindakan dan Penyidikan Nomor : ND-558/BC.5/2011 tanggal 23 Agustus 2011 perihal Perkembangan Penyusunan Draft RPMK tentang Pemberian Premi 100% - Pembahasan PMK tentang Pemberian Premi telah dilakukan dengan konsinyering antara DJBC, Biro Hukum Kemenkeu, Direktorat Jenderal Anggaran, dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan sesuai Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

164 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN berlaku di bidang penganggaran dan perbendaharaan, bersama BiroHukum Setjen Kemenkeu, Direktorat Anggaran dan Direktorat Perbendaharaan sehingga sudah tidak ada lagi permasalahan yang bersifat substansial dalam rancangan PMK tersebut. KETERANGAN dengan Surat Tugas Nomor ST- 206/BC/2011 tanggal 09 September Daftar hadir peserta konsinyering terlampir. - ND-616/BC.5/2011 tanggal 26 September 2011 hal Konsinyering Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Premi - ST-387/BC.5/2011 tanggal 12 Oktober 2011 dan Nota Dinas Nomor ND-679/BC.5/2011 tanggal 25 Oktober 2011 hal Penyampaian RPMK tentang Pemberian Premi. TARGET B12: Ditandatanganinya PMK tentang Premi oleh Menteri Keuangan sebagai pengganti PMK No 570/KMK.01/1997 tentang Premi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PMK No. 241/KMK.01/ % - RPMK telah disampaikan kepada Biro Hukum Kemenkeu dengan surat Nomor: S-854/BC.8/2011 tanggal 19 Desember Telah ditetapkandan diundangkan Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 243/PMK.04/2011 tanggal 27 Desember 2011 tentang Pemberian Premi 8 Menyempurna kan dan mensosialisasi kan Peraturan Menteri Keuangan Nomor DJBC (Audit) Setjen Kemenkeu 1. Dilaksanaka nnya peraturan tentang Audit Kepabeana n dan Cukai Terselesaikan dan tersosialisasikann ya Peraturan Menteri Keuangan tentang Audit Kepabeanan dan Cukai TARGET B04: Terlaksananya Inventarisasi Masukan dari Aparat Pengawas-an Fungsional (BPK, Itjen) 100% Telah didapatkan masukan dari BPK dan Itjen Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

165 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN /PMK.04/2 2. Pelaksanaa TARGET B06: 007 tentang n Audit 1. Terlaksananya Audit Kepabeana pembahasan Kepabeanan n dan Cukai internal di Direktorat dan Peraturan secara lebih Audit Menteri efektif, Keuangan efisien dan 2. Diajukannya Nomor berkualitas permintaan 91/PMK.04/20 Masukan Draft 08 tentang RPMK ke Bidang Audit Cukai Audit KPU/Kanwil 3. Memperjela s landasan hukum Audit Kepabeana n dan Cukai dalam hubunganny a dengan pihak luar 3. Terselesaikannya Draft RPMK dari Direktorat Audit TARGET B08: Terlaksananya pembahasan di Dit PPKC dan Staf Inti KETERANGAN 100% - Sesuai ND-120/BC.62/2011 tanggal 25 April 2011 perihal Workshop Bidang Audit - Sesuai ND-142/BC.62/2011 tanggal 10 Mei 2011 perihal hasil Workshop Audit - Telah diajukan permintaan masukan Draft RPMK ke Bidang Audit KPU/ Kanwil melalui Surat Nomor: S- 217/BC.6/2011 tanggal 21 April Terselesaikannya Draft RPMK tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai 100% Telah dilaksanakan Pembahasan di Direktorat PPKC dan Staf Inti dengan Surat Undangan Nomor: UND- 98/BC.8/2011 tanggal 4 Agustus 2011, berikut kami sertakan bahan materi pembahasan diantaranya materi perubahan PMK, Outline PMK, dan RPMK Audit (hasil rapat Staf Inti) TARGET B10: Diajukannya draft PMK ke Menteri Keuangan c.q. Sekjen 100% Telah diajukan draft PMK kepada Menteri Keuangan dengan Surat Nomor S-1084/BC/2011 tanggal 28 Oktober 2011 hal Penyampaian RPMK tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

166 No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB INSTANSI TERKAIT KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12 % CAPAIAN TARGET B12: Diajukan dan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan KETERANGAN 100% - RPMK telah disampaikan kepada Biro Hukum Kemenkeu dengan surat Nomor: S-816/BC.8/2011 tanggal 24 Nopember Telah ditetapkandan diundangkan Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 200/PMK.04/2011 tanggal 9 Desember 2011 tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun P a g e

167 Lampiran VI No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan MONITORING RENCANA TINDAK PROGRAM REFORMASI LANJUTAN KEPABEANAN DAN CUKAI Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Terselesaikannya Surat Edaran Direktur Jenderal mengenai Tata Nilai dan Budaya Organisasi DJBC dan membuat modul Tatanilai dan Budaya Organisasiserta slogan DJBC 1. Pengumpulan bahan-bahan kajian tentang karakteristik, tata nilai, dan budaya organisasi serta slogan DJBC 2. Melakukan kajian tentang karakteristik, tata nilai, dan budaya organisasi serta slogan DJBC 3. Menyusun konsep dan rancangan pertama dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan DJBC. 4. Konsultasi konsep dan rancangan pertama dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan kepada instansi terkait/stake holder termasuk permintaan masukan dari pegawai DJBC termasuk dalam bentuk polling 5. Terselesaikannya konsep dan rancangan kedua dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan 6. Pemaparan konsep dan rancangan kedua dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan kepada Menteri Keuangan 7. Menetapkan Surat Edaran Direktur Jenderal mengenai Tata Nilai dan BudayaOrganisasi DJBC dan membuat modul Tatanilai dan Budaya Organisasiserta slogan DJBC Kepala PUSKI KC September Oktober Oktober November November November Desember 100 % - Surat Kapuski kepada para Pejabat Eselon II pada KP. DJBC dan para Kepala Kantor DJBC Nomor S-167/KIBC/ tgl 1 Oktober Hal 100 % Permohonan Tanggapan dan Masukan atas Konsep SE Dirjen BC tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi DJBC 100 % - S.d. 18 Oktober telah diterima tanggapan dan masukan dari 18 kantor / unit kerja DJBC terhadap konsep SE DJBC tentang Tata Nilai dan 100 % Budaya Kerja 100 % 100 % Tanggapan dan masukan tersebut pada waktu ini telah dikompilasi dan akan dibahas lebih lanjut untuk penyempurnaan konsep SE DJBC tersebut 100 % SE-23/BC/ tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi Keterangan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 1

168 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Terselesaikannya modul tatanilai dan budaya organisasi 1. Pembentukan Tim Sosialisasi Tata Nilai dan Budaya Organisasi serta slogan DJBC. Kepala PUSKI KC Oktober 100 % Pembentukan Tim Pembekalan Sosialisasi sesuaiprint- 58/KIBC/ Tgl. 1 Oktober Keterangan 2. Penyusunan bahan-bahan dan modul sosialisasi Desember 100 % Modul Tatanilai dan Budaya Organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah selesai disusun Penyusunan mulai minggu I November s.d. minggu IV Desember 2. Tersosialisasinya dan terimplementasikan-nya tata nilai dan budaya organisasi DJBC ke seluruh jajaran melalui P2KP maupun usulan penambahan dalam kurikulum Diklat / Retraining 3. Pelaksanaan sosialisasi tata nilai dan budaya organisasi DJBC serta slogan dan pembuatan komitmen pegawai 4. Internalisasi tata nilai dan budaya organisasi DJBC ke seluruh jajaran melalui P2KP maupun usulan penambahan dalam kurikulum Diklat Q % Sosialisasi telah dilaksana-kan pada saat tanggal 5November Q % Telah dilakukan Internalisasi pada bulan April s.d. Juni 2011 dengan: 1. ST-24/KIBC/2011 tanggal 8 April 2011 di KPU BC Tipe B Batam (12-15 April 2011) 2. ST-85/BC/2011 tanggal11 April 2011 di Kanwil DJBC Banten (14-15 April 2011) 3. ST-91/BC/2011 tanggal 18 April 2011 di : - Kantor Pusat DJBC (21 April 2011) - Kanwil DJBC Jakarta (20-21 April 2011) - KPU BC Tipe A Tanjung Priok (3-4 Mei 2011) - Kanwil DJBC Jatim II (3-6 Mei 2011) - Kanwil DJBC Jawa Barat (3-6 Mei 2011) - Kanwil DJBC Jatim I (8-11 Mei 2011) - Kanwil DJBC Jateng dan DIY (10-13 Mei 2011) - Kanwil DJBC Bali, NTB,NTT (10-13 Mei 2011) - Kanwil DJBC Sumut (17-20 Mei Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 2

169 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut ) - Kanwil DJBC Sumbagsel (17-20 Mei 2011) - Kanwil DJBC Riau dan Sumbar (24-27 Mei 2011) - Kanwil DJBC Sulawesi (24-27 Mei 2011) 2 1. Internalisasi dan eksternalisasi tatanilai dan budaya organisasi DJBC sebagai bagian dari tatanilai dan budaya organisasi Kemenkeu 2. Integrasi tatanilai dan budayaorganisasi ke dalam elemen-elemen organisasi 1. Penetapan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tatanilai dan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan 2. Menyelaraskan tatanilai dan budaya organisasi DJBC dengan tatanilai dan budaya organisasi Kementerian Keuangan Sekjen Kemenkeu Kepala PUSKIKC Desember Q (atau setelah Sekjen Kemenkeu telah menetapkan PMK mengenai Tatanilai dan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan) Panjang 100 % 4. ST-101/BC/2011 tanggal 29 April 2011 di : - Kanwil DJBC Kaltim (17-20 Mei 2011) - Kanwil DJBC Kalbar (29 Mei-1 Juni 2011) - Kanwil DJBC Khusus Kepri (29 - Mei-1 Juni 2011) 1. KMK 312/KMK.01/2011 tanggal 12 September 2011 mengenai Nilai Nilai Kementerian Keuangan, yaitu: Integritas Profesionalisme Sinergi Pelayanan Kesempurnaan 2. Surat Kepala Puski nomor S- 265/KIBC/2011 tanggal 15 Nopember 2011 tentang Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan Keterangan Sesuai program dengan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 3

170 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Melaksanakan internalisasi tata nilai dan budaya organisasi Kementerian Keuangan ke seluruh jajaran DJBC Kepala PUSKIKC Q Surat Kepala Puski nomor S- 265/KIBC/2011 tanggal 15 Nopember 2011 tentang Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan Keterangan 3 1. Laporan monitoring waskat 2. Laporan kegiatan sosialisasi 3. Ketentuan pemberian penghargaan kepada pegawai 4. Menurunnya jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat 1. Melakukan monitoring dan pengujian serta evaluasi pelaksanaan waskat Kepala PUSKIKC November 100 % - Sejak bulan September s.d. 18 Oktober telah dilakukan monitoring, pengujian dan evaluasi pelaksanaan waskat pada 14 KPPBC berdasarkan Surat Tugas Dirjen BC Nomor ST-130/BC/ - Berdasarkan Surat Tugas tersebut masih 1 KPPBC yang akan dilakukan monitoring, pengujian dan evaluasi pelaksanaan waskat - Laporan monitoring, pengujian dan evaluasi pelaksanaan waskat beserta usulan tindak lanjut telah disampaikan ke Dirjen BC dengan Nota Dinas nomor ND-394/KIBC/ tgl. 23 November 2. Sosialisasi peraturan disiplin PNS berdasarkan PP No. 53 Tahun tentang Disiplin PNS Desember 100 % Telah dilaksanakan pada tanggal 2 s.d. 3 Desember di KPU BC Tanjung Priok 3. Penyempurnaan ketentuan pemberian penghargaan kepada para pegawai yang berprestasi, berdedikasi, dan/atau berdisiplin tinggi di lingkungan DJBC. Desember 100 % Telah ditetapkan Perdirjen Nomor P-55/BC/ tanggal 23 Desember tentang Pemberian Penghargaan bagi Pegawai di Lingkungan DJBC 4 1. Terselesaikannya Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai (PDJ) tentang Pakta Integritas 2. Penandatanganan Pakta Integritas oleh 1. Pengumpulan bahan mengenai Pakta Integritas Kepala PUSKIKC dan Sesditjen Oktober 100 % Penyusunan konsep Peraturan Dirjen BC tentang Pakta Integritas bagi pegawai DJBC yang meliputi materi pokok : Kewajiban pegawai DJBC untuk membuat / menandatangani Pakta Integritas, substansi/materi pokok Pakta Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 4

171 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut seluruh pegawai DJBC Integritas, format Pakta 3. Laporan penindakan pegawai Integritas, penatausahaan 4. Menurunnya jumlah pegawai DJBC yang terkena sanksi pelanggaran kode etik/disiplin pegawai 2. Pembahasan dengan pemangku kepentingan mengenai Pakta Integritas Oktober dokumen Pakta Integritas, dan keterkaitan Pakta Integritas dalam mutasi pegawai (Minggu I November ) 100 % Telah dilakukan pembahasan dengan pemangku kepentingan tanggal 28 Oktober Keterangan 3. Menyusun Peraturan Direktur Jenderal (PDJ) tentang Pakta Integritas Kepala PUSKIKC November 100 % Telah disusun Draft Perdirjen tentang Pakta Integritas, untuk ditetapkan 4. Menetapkan PDJ tentang Pakta Integritas pegawai DJBC Desember 100 % Telah Ditetapkan Perdirjen P- 44/BC/ tentang Pakta Integritas 5. Penandatangan Pakta Integritas oleh seluruh pegawai DJBC Q % Pegawai pada seluruh unit kerja DJBC (149 unit kerja) telah menandatangani Pakta Integritas 6. Penandatangan Pakta Integritas Auditor DJBC dengan Auditee Q dan berkelanjutan 100 % Telah diberlakukan sejak tanggal 1 Maret 2011 bersamaan dengan berlakunya Per-4/BC/ Terselesaikan dan tersosialisasinya SOP pelaksanaan kerja unit Kepatuhan Internal khususnya terkait dengan pengaduan 1. Menyusun SOP untuk pelaksanaan Peraturan Dirjen nomor P- 23/BC/ tentang petunjuk teknis pelaksanaan kerja unit Kepatuhan Internal khususnya terkait dengan pengaduan Sekretaris DJBC Oktober 100 % SOP telah ditetapkan dengan Surat Edaran Dirjen BC Nomor SE-20/BC/ tanggal 18 Oktober. Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 5

172 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Tersedianya saluran khusus pengaduan 2. Menyediakan saluran khusus dan Sekretaris November 100 % Telah disediakan : untuk menjamin petugas yang menangani DJBC kerahasiaan pelapor pengaduan untuk menjamin Meja Pengaduan kerahasiaan pelapor Berada di Gedung B Lantai I Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai Jalan Ahmad Yani Jakarta Telp : (Bebas Pulsa) ext 767 Faximile : Puski.beacukai@gmail.com Surat : Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai Jalan Jenderal A. Yani Jakarta Kotak Pos 108 Jakarta Keterangan 3. Sosialisasi SOP Direktur PPKC November 4. Evaluasi pelaksanaan SOP Kepala PUSKI Berkelanjutan 100 % Telah disosialisasikan pada saat Rapat Koordinasi Unit Kerja Kepatuhan Internal tgl Nov SE-20/BC/ mengenai Tata Cara Penerimaan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat Rata-rata waktu penyelesaian penerimaan pengaduan masyarakat 1 hari kerja. Rata-rata penanganan pengaduan masyarkat 3 hari kerja. Evaluasi dilaksanakan tiga bulan sekali Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 6

173 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Persetujuan struktur organisasi DJBC berupa Perubahan Peraturan Presiden (Perpres) 1. Finalisasi kajian akademik usulan penataan organisasi yang meliputi: a. Program penataan organisasi di Kantor Pusat DJBC, dengan rencana kegiatan: Transposisi Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai menjadi Direktorat Kepatuhan Internal; Pembentukan Direktorat Transformasi; Penataan Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai; Penataan Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai (unit yang menangani fungsi peraturan, keberatan dan kehumasan). Sekretaris DJBC Desember 100 % Program penataan organisasi ini untuk sementara ditunda berdasarkan hasil Rapat Pimpinan dengan Menteri Keuangan dan DJBC pada tanggal 28 Oktober. Namun demikian, dari sisi penyiapan telah dilakukan hal-hal sebagai berikut : Telah disusun draft kajian akademis program penataan organisasi Kantor Pusat DJBC. b. Program penataan organisasi instansi vertikal DJBC, dengan rencana kegiatan: Peningkatan status kantor Madya Soekarno Hatta menjadi KPU Pembentukan kantor pengawasan utama (penggabungan kanwil tanjung balai karimun dengan pangkalan sarana operasi) dengan tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan, patroli laut dan pemeliharaan saran dan prasarana patroli (Kajian Revitalisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC)) Pemecahan Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC Maluku, Papua dan Irian Jaya Barat menjadi Kanwil DJBC Maluku dan Kanwil DJBC Papua dan Irian Jaya Barat; Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page % 100 % 100 % Terkait dengan KPU Soekarno Hatta telah tersusun cetak biru KPU. Kajian akademik Kantor Pengawasan Utama dari sisi struktur organisasi sudah diselesaikan. Kajian ini akan dilengkapi dengan analisis wilayah operasional dan mekanisme pengawasan di laut dengan PIC Direktorat Penindakan dan Penyidikan (Dit P2) Kajian Akademik Instansi Vertikal khususnya Kanwil Maluku, Papua dan Papua Barat sudah selesai.

174 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Pembentukan struktur kantor modern untuk mengakomodasi kantorkantor tipe A2, A3 dan B; 100 % Kajian tentang struktur organisasi modern yang mencakup kantorkantor yang tipenya lebih kecil sudah diselesaikan. Keterangan Pembentukan Struktur baru yang menangani narkotika Desember 100 % Dit P2 sudah menyusun kajian akademik pembentukan struktur baru yang menangani pengawasan narkotika. Alternatif: 1. Pembentukan struktur setingkat Eselon IV pada instansi vertikal, dengan konsekuensi transformasi KWBC dan KPPBC menjadi tipe khusus; 2. Penajaman fungsi secara eksplisit terkait pengawasan narkotika dan formalisasi pembentukan Customs Narcotic Team (CNT) untuk level operasional (dengan KMK atau Kep Dirjen). Berdasarkan rapim Menteri Keuangan dan DJBC tgl 28 Oktober diminta untuk menunda pembentukan struktur yang menangani narkotika tetapi dengan alternatif penajaman fungsi unit pengawasan di instansi vertikal 2. Penyampaian usulan kepada Menteri Keuangan cq. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Sekretaris DJBC Desember 100 % Usulan dengan Surat Dirjen Nomor S-1286/BC/ tgl. 28 Desember 3. Pembahasan dengan Sekjen Kemenkeu Sekjen Kemenkeu* Q1-Q % - 7 (tujuh) KPPBC Tipe A2 yang akan ditetapkan menjadi KPPBC TMP pada tahun 2011 yaitu Medan, Pekanbaru, Tanjung Balai Karimun, Teluk Bayur, Jambi, Samarinda dan Banjarmasin - KPPBC TMP C, merupakan 4 (empat) KPPBC Tipe A3 yang akan ditetapkan menjadi kantor modern pada tahun 2011 dengan kepala kantor setingkat eselon IIIb yaitu Teluk Nibung, Entikong, Tarakan dan Nunukan Telah dilakukan konsiyering pembahasan Penataan Organisasi dengan Sekjen Kemenkeu tanggal April 2011 dengan Surat Tugas Nomor ST- 89/BC.1/ Pembahasan dengan Menpan dan RB Menpan dan Q % Telah dilakukan pembahasan dengan Kemen PAN dan RB Hasil rapat dengan Biro OTL tanggal 26 Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 8

175 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan RB* dalam rapat tanggal 2 Agustus Terlampir undangan rapat dari Kemen PAN dan RB (Und/744/D.II.PAN-RB/7/2011, tanggal 29 Juli 2011) dan dari Sekjen Kemenkeu (Und- 431/SJ/2011/2011 tanggal 29 Juli 2011) Januari 2011, Deputi Bidang Kelembagaan Kemenpan dan RB menyatakan bahwa perubahan kinerja Kemenpan dan RB dengan Presiden adalah meminimalkan perubahan struktur organisasi secara signifikan, sehingga apabila Kemenkeu berencana melakukan penataan organisasi yang cukup signifikan dan melakukan penambahan jabatan struktural di luar yang telah disetujui pada periode penataan, agar mengajukan ijin kepada Presiden lebih dahulu.dengan demikian DJBC diminta untuk menunggu strategic plan dari Kemenkeu. Hal ini telah dilaporkan kepada Dirjen dengan Nota Dinas nomor ND- 41/BC.1/2011 tanggal 31 Januari 2011 hal Laporan rapat pembahasan penataan organisasi di Kementerian Keuangan dan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 9 Panjang

176 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan masukan dari Dit. IKC. Panjang 5. Persetujuan struktur organisasi (Perubahan Perpres) Menpan dan RB* Q % Terkait Penataan Organisasi Unit vertikal (kantor modern pengganti KPPBC Tipe A2, A3, dan B): Surat Kemen PAN dan RB no. B/1907/M.PAN-RB/08/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tentang Persetujuan Prinsip Usulan Penataan Organisasi Kementerian Keuangan 2011 (untuk DJBC, terkait struktur organisasi unit vertkal dalam rangka implementasi kantor modern) Terkait penataan di tingkat pusat: Penataan organisasi di tingkat pusat terbentur oleh ketentuan sebagaimana dalam peraturan Presiden No.9 tahun 2005 dan diputuskan untuk sementara ditunda berdasarkan hasil Rapim dengan Menkeu dan DJBC pada tanggal 28 Oktober. Namun demikian, telah dilakukan upaya-upaya revisi Prepres sbb: Melalui surat Dirjen BC no S- 889/BC/2008 tanggal 17 Oktober 2008 telah disampaikan rancangan perubahan Perpres 9 tahun 2005 kepada Menkeu untuk mendapat arahan lebih lanjut Melalui surat Dirjen BC no. S1286/BC/ tanggal 28 Desember, Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 10

177 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Dirjen BC telah kembali mengingatkan Menkeu tentang perlunya perubahan Perpres No.9 tahun 2005 dalam rangka merealisasikan program penataan organiasi DJBC 7 1. Transformasi kantor Bea dan Cukai menjadi kantor modern sesuai standar compliance yang ditetapkan 2. Terlaksananya program asistensi terhadap kantor-kantor yang sudah ditransformasi menjadi kantor modern yang mengikutsertakan semua unit internal terkait 1. Penetapan 6 kantor modern di tahun (sisa 6 kantor dari 11kantor yang direncanakan untuk tahun ) a. KPPBC Balikpapan b. KPPBC Pontianak c. KPPBC Palembang d. KPPBC Bandar Lampung e. KPPBC Makasar f. KPPBC Marunda Sekretaris DJBC Desember Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 11 Panjang 100 % Berdasarkan Kep Dirjen Nomor 67/BC/ dan 68/BC/ menetapkan KPPBC Palembang dan Bandar Lampung menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean. Peresmian kedua kantor dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober oleh Dirjen BC bertempat di Palembang. Berdasarkan Kep Dirjen Nomor 75/BC/ dan 76/BC/ menetapkan KPPBC Balikpanan dankppbc Pontianak menjadi Dalam rapat pembahasan dengan Deputi Bidang Kelembagaan Kemen PAN dan RB tanggal 26 Januari 2011, telah disampaikan juga hambatan penataan oraganisasi DJBC terkait ketentuan Perpres 9 tahun Telah diadakan asistensi dan internalisasi dalam rangka pelaksanaan modernisasi KPPBC Madya berdasarkan Surat Tugas Sekrertaris Ditjen Nomor ST- 155/BC.1/ - Telah dilakukan pembahasan

178 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Penetapan tipologi yang ideal bagi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern KPPBC Tipe Madya Pabean, telah diresmikan tanggal 11 November di Kanwil Kalimantan Bagian Barat awal pejabat Organta Kemenkeu berdasarkan Berdasarkan Kep Dirjen Nomor 81/BC/ menetapkan KPPBC Makasar menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean, dan diresmikan pada tanggal 9 Desember di Makasar Berdasarkan 90/BC/ menetapkan KPPBC Sunda Kelapa menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean Marunda, dan diresmikan pada tanggal 21 Desember di Jakarta dengan Biro Surat Tugas Ditjen BC Nomor ST-146/BC/ tgl 30 Sept dalam rangka penetapan tipologi dan transformasi KPPBC pada tahun 2. Menyusun program asistensi terhadap kantor-kantor yang sudah ditransformasi menjadi kantor modern yang mengikutsertakan semua unit internal terkait (KP, Kanwil dan KPPBC ybs) Sekretaris DJBC Desember 100 % Telah disusun dan dilakukan asistensi berkaitan persiapan organisasi, sarana dan prasarana, keuangan, dan sumber daya manusia Program asistensi ini disusun bekerja sama dengan Tim Percepatan Reformasi kepabeanan dan Cukai 3. Kajian akademik tipologi yang ideal bagi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern secara keseluruhan Sekretaris DJBC Desember 100 % Kajian akademik sudah diselesaikan dan diusulkan untuk difinalisasi dalam rapat staf ini KP DJBC 4. Penetapan tipologi yang ideal bagi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern secara keseluruhan Sekretaris DJBC Desember 100 % Terdapat dalam Kajian akademik 5. Penyampaian usulan kepada Menteri Keuangan cq. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Sekjen Kemenkeu Q % Usulan untuk kantor modern tahun 2011 telah disampaikan dengan Surat Dirjen BC kepada Menteri keuangan Nomor S-878/BC/ tanggal 07 September 6. Pembahasan dengan Sekjen Kemenkeu Menpan dan RB Q % Telah dilakukan pembahasan dengan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian keuangan pada tanggal 26 Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 12

179 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Januari Undangan dan Surat Tugas terlampir Panjang Keterangan 7. Pembahasan dengan Menpan dan RB Menpan dan RB Q % Telah dilakukan pembahasan dengan Kemen PAN dan RB dalam rapat tanggal 2 Agustus Terlampir undangan rapat dari Kemen PAN dan RB (Und/744/D.II.PAN-RB/7/2011, tanggal 29 Juli 2011) dan dari Sekjen Kemenkeu (Und-431/SJ/2011/2011 tanggal 29 Juli 2011) PMK 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC adalah perubahan dari PMK- 74/PMK.01/ Persetujuan struktur organisasi (Perubahan Perpres) Sekretaris DJBC Q % Surat Kemen PAN dan RB no. B/1907/M.PAN-RB/08/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tentang Persetujuan Prinsip Usulan Penataan Organisasi Kementerian Keuangan 2011 PMK 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang perubahan dari PMK- 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC. Poin utama pada Masalah No. urut 7 adalah proses Transformasi Kantor Modern yang mengalami kelambatan Terkait masalah tersebut, perlu disampaikan bahwa proses transformasi kantor modern tidak terkendala oleh Perpres no. 9 tahun 2005, dan untuk mentransformasi kantor modern hanya diperlukan perubahan atas PMK tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Unit Vertikal DJBC. Oleh karena itu, penetapan Perubahan Perpres sebagai indikator Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 13

180 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan keberhasilan dianggapa kurang sesuai dan perlu diubah menjadi Perubahan PMK: Panjang 9. Transformasi 11 kantor modern tahun 2011, yaitu: a. KPPBC Medan b. KPPBC Teluk Nibung c. KPPBC Tanjung Balai Karimun d. KPPBC Pekanbaru e. KPPBC Teluk Bayur f. KPPBC Jambi g. KPPBC Entikong h. KPPBC Banjarmasin i. KPPBC Samarinda j. KPPBC Tarakan k. KPPBC Nunukan 10. Transformasi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern secara keseluruhan di tahun 2012 Sekretaris DJBC Q % Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai: 1. No. Kep-98/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Tipe A2 Jambi menjadi KPPBC TMP B 2. No. Kep-106/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Entikong menjadi KPPBC TMP C 3. No. Kep-120/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Medan dan KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung menjadi KPPBC TMP C 4. No. Kep-121/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Pekanbaru dan KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur menjadi KPPBC TMP B 5. No. Kep-131/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Tarakan dan KPPBC Tipe A3 Nunukan menjadi KPPBC TMP C 6. No. Kep-132BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Samarinda dan KPPBC Tipe A2 Banjarmasin menjadi KPPBC TMP B % Kajian tentang struktur organisasi modern yang mencakup kantorkantor yang tipenya lebih kecil sudah diselesaikan dan telah Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 14

181 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut (76 kantor) disampaikan kepada Menteri Keuangan melalui surat no. S- 852/BC/2011 tanggal 12 Agustus Panjang Keterangan 8 1. Hasil pengukuran dan penyempurnaan metodologi analisis beban kerja 1. Penetapan hasil pengukuran dan penyempurnaan metodologi analisis beban kerja, diantaranya meliputi sinkronisasi norma waktu unit kerja dan meningkatkan akurasi pengukuran beban kerja terkait bisnis proses yang relatif sama. Sekretaris DJBC Desember 100 % Telah diajukan surat ke Sekjen Kemkeu dlm rangka penetapan hasil ABK (Surat Dirjen nomor 1001/BC/) Diadakan pembahasan dengan pejabat Kabuki dari Kantor Wilayah DJBC dengan nara sumber dari biro Organta Kemenkeu dan PT. Toyota Astra dalam rangka petunjuk teknis pelaksanaan ABK berdasarkan Surat Tugas Sekretaris Nomor ST- 158/BC.1/ dan ST-159/BC.1/ tgl 17 Sept 2. Pengusulan jumlah dan formasi SDM sesuai dengan kebutuhan dibawah koordinasi Sekjen Kemenkeu 2. Pengusulan jumlah dan formasi SDM sesuai dengan kebutuhan dibawah koordinasi Sekjen Kemenkeu Sekretaris DJBC dan Biro SDM Sekjen Kemenkeu Desember 100 % Telah diajukan surat kepada Biro SDM Sekjen Kemenkeu Nomor S- 1499/BC.1/UP.10/ tgl 29 Oktober hal Estimasi kebutuhan pegawai golongan II dari Program Diploma III umum dan SMK, serta Program Diploma I dan III STAN Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 15

182 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Terlaksananya Program percepatan pelaksanaan assesment 4. Meningkatnya jumlah Pejabat yang memenuhi standar kompetensi jabatan 3. Melanjutkan program percepatan pelaksanaan assesment : a. 150 orang Pejabat Eselon IV Sekretaris DJBC dan Biro SDM Sekjen Kemenkeu Nov 100 % Percepatan penyelenggaraan assessment centertelah dilakukansejak bulan September, sehingga total pejabat yang mengikutiassessment center tahun berjumlah 630 orang dalam 6 tahap sebagai berikut : 1. S-789/BC.1/UP.6/ tanggal 9 Juni (90 orang) 2. S-956/BC.1/UP.6/ tanggal 20 Juni (90 orang) 3. S-1055/BC.1/UP.6/ tanggal 8 Juli (144 orang) 4. S-1364/BC.1/UP.6/ tgl 6 Sept (144 orang) 5. S-1467/BC.1/UP.6/ tanggal 6 Sept (54 orang) 6. S-1767/BC.1/UP.6/ tanggal 4 Nov (108 orang) b. 350 orang Pejabat Eselon IV Q % Telah diselenggarakan assessment center untuk pejabat Eselon IV dan pejabat fungsional setingkat Eselon IV sebanyak 352 orangdalam 3 tahap, sebagai berikut: 1. S-390/BC.1/UP.6/2011 tanggal 17 Maret 2011 (54 orang, hadir 49 orang) 2. S-527/;BC.1/UP.6/2011 tanggal 07 April 2011 (198 orang, hadir 197 orang) 3. S-703/BC.1/UP.6/2011 tanggal 04 Mei 2011 (106 orang) c. Pelaksana (assestment center dibawah koordinasi Biro SDM Sekjen Kemenkeu terkait penjadwalan penyelenggaraannya). Sekretaris DJBC dan BPPK Des Q3-Q % Telah dilaksanakan assessment centeruntuk pejabat Eselon V dan pelaksana sebanyak 316 orang dalam 3 tahap sebagai berikut: 1. S-1273/BC.1/UP.6/2011 tanggal 19 Agustus 2011 Sesuai dengan Nota Dinas Sekertaris Direktorat Jenderal Nomor ND- 438/BC.1/2011 tanggal 20 Oktober Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 16

183 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut (diikuti 97 orang) Terkait dengan hal di atas, akan dipercepat pengembangan dan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan termasuk kurikulumnya yang berbasis kompetensi (diklat teknis, diklat fungsional, diklat manajerial, seminar dan training) dengan DIPA /Anggaran DJBC: 2. S-1406/BC.1/UP.6/2011 tanggal 13 September 2011 (diikuti 99 orang) 3. S-1731/BC.1/UP.6/2011 tanggal 14 Oktober 2011 (120 orang, jumlah peserta hadir masih dalam proses rekapitulasi a. DTSS PPNS Q4 100 % Telah diselenggarakan DTSS PPNS dalam 2 tahap, yaitu pola 400 jamlat sesuai surat Sekretaris DJBC Nomor S- 1519/BC.1/UP.6/ hal pemanggilan calon peserta diklat PPNS pola 400 JP (30 orang peserta), dan S- 1802/BC.1/UP.6/ tanggal 19 Vovember hal pemanggilan calon peserta diklat PPNS pola 100 JP (30 orang peserta) Keterangan b. Diklat manajerial Pejabat Struktural % Telah diselenggarakan sesuai workshop manajerial Kepala Kantor pada 29 November s.d. 3 Desember sesuai Surat Sekretaris Nomor S- 1823/BC.1/UP.6/ tanggal 23 November Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 17

184 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan c. Crash Program DTSD Kepabeanan dan Cukai Telah diprogramkan untuk tahun 2011 sesuai Surat Kepala Pusdiklat BC Nomor S- 610/PP.5/ tanggal 6 Oktober hal Rencana Program Diklat Pusdiklat Bea dan Cukai tahun 2011, direncanakan pada : Jan s.d. 29 April Maret s.d. 25 April Juni s.d. 4 Juli Telah dilaksanakan program DTSD Kepabeanan dan Cukai tgl 31 Januari s.d. 29 April 2011 sesuai S-74/BC.1/UP.6/2011 tgl 26 Januari Telah dijadwalkan program DTSD Kepabeanan dan Cukai tgl 21 Maret s.d. 17Juni 2011 sesuai S-258/BC.1/UP.6/2011 tgl. 24 Februari Dilakukannya evaluasi kantor modern secara periodik dan berjenjang 1. Pembahasan awal atas Laporan Evaluasi yang telah disusun oleh masing-masing kantor modern dan penyiapan bahan evaluasi TPR Oktober 100 % ND-81/TPR/ Tgl. 25 Okt 2. Meningkatnya persepsi pengguna jasa terhadap kinerja Kantor Modern berdasarkan hasil survey independen 2. Pelaksanaan evaluasi Kantor Modern secara bersama-sama (Kantor Modern, Kanwil DJBC, Direktorat terkait, PusKIKC) dan komprehensif 3. Penyusunan rencana tindak hasil evaluasi Kantor Modern November Desember 100 % Tahap pertama selesai (konsinyering di Gadog) Tahap ke-2 di Surabaya tgl Nov 100 % Telah disusun evaluasi Kantor Modern 4. Pelaksanaan rencana tindak hasil evaluasi kantor Modern 5. Evaluasi pelaksanaan rencana tindak hasil evaluasi kantor modern Berkelanjutan Berkelanjutan Pelaksanaan rencana tindak hasil evaluasi kantor modern (berkelanjutan), sampai dengan tahun 2011 terdapat 42 (empat puluh dua) surat masuk yang akan menjadi bahan analisis untuk dilaksanakan evaluasi lanjutan, Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 18

185 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut yaitu sebagai berikut : Keterangan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 19 Panjang - KPU Tipe B Batam (S- 104/KPU.02/2011 tanggal 14 Januari 2011) - KPPBC TMP Bandung (S- 39/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 13 Januari 2011) - KPPBC TMP Tanjung Perak (S- 240/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 10 Januari 2011) - Kanwil DJBC Sumut (S- 45/WBC.02/ tanggal 27 januari 2011) - Kanwil DJBC Banten (S- 28/WBC.06/BG.01/2011 tanggal 27 Januari 2011) - KPPBC TMP Bandung (S- 97/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 31 janiari 2011) - Kanwil DJBC Jateng dan DIY (S-123/WBC.09/BG.01/2011 tanggal 31 januari 2011) - KPPBC TMP Purwakarta (S- 595/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 17 Februari 2011) - KPPBC TMP Bandung (S- 152/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 16 Februari 2011) - KPPBC TMP Tanjung Perak (S- 1196/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 07 Februari 2011) - Kanwil DJBC Jatim II (SP- 62/WBC.11/BG.01/2011 tanggal 28 Februari 2011) - Kanwil DJBC Jakarta (S- 114/WBC.07/2011 tanggal 10 Maret 2011) - KPPBC TMP Tanjung Perak (S- 2153/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 08 Maret 2011) - KPPBC TMP Bandung (S- 263/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 15 Maret 2011)

186 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut KPPBC TMP Purwakarta (S- 1171/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 25 Maret 2011) - KPPBC TMP Bandung (S- 409/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 20 April 2011) - Kanwil Banten (SP- 78/WBC.06/BG.01/2011 tanggal 19 April 2011) - KPU Tipe B Batam S- 649/KPU.02/2011 tanggal 27 April 2011) - KPPBC TMP Purwakarta (S- 1598/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 26 April 2011) - Kanwil DJBC Sulawesi (SP- 139/WBC.15/BG.01/2011 tanggal 26 April 2011) - Kanwil DJBC Riau dan Sumbar (SP-52/WBC.03/2011 tanggal 11 April 2011) - Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan (S-160/WBC.05/2011 tanggal 19 Mei 2011) - Kanwil DJBC Jateng dan DIY (SP-522/WBC.09/BG.01/2011 tanggal19 April 2011) - KPPBC TMP Purwakarta (S- 1825/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 12 Mei 2011) - KPPBC TMP Bandung (S- 534/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 31 Mei 2011) - KPPBC TMPTanjung Perak (S- 3206/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 08 April 2011) - KPPBC TMP Tanjung Perak (S- 4135/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 31 Mei 2011) - KPPBC TMP Bandung (S- 608/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 10 Juni 2011) - Kanwil DJBC Jakarta (S- 112/WBC.07/BG.01/2011 Keterangan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 20 Panjang

187 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut tanggal 16 Juni 2011) - KPPBC TMP Purwakarta (S- 2222/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 15 Juni 2011) - Kanwil DJBC Jawa Barat (S- 272/WBC.08/BG.01/2011 tanggal 29 April 2011) - KPPBC TMP Bandung (S- 741/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 13 Juli 2011) - KPPBC Tipe Madya Pabean Purwakarta S- 2620/WBC.08/KPP.MP.01/2011 tanggal 18 Juli Kanwil DJBC Jateng dan DIY SP-756/WBC.09/BG.01/2011 tanggal 27 Juli KPU Tipe B Batam S- 1058/KPU.02/2011 tanggal 18 Juli Kanwil DJBC Banten SP- 142/WBC.06/BG.01/2011 tanggal 22 Juli Kanwil DJBC Riau dan Sumbar SP-113/WBC.03/BG.01/2011 tanggal 25 Juli Kanwil DJBC Jawa Barat S- 380/WBC.08/2011 tanggal 22 Juli Kanwil DJBC Sulawesi SP- 202/WBC.15/BG.01/2011 tanggal 22 Juli Kanwil DJBC Jakarta S- 338/WBC.07/2011 tanggal 27 Juli KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung S- 960/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 13 September KPPBC TMP Purwakarta S- 3293/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 16 September KPPBC TMP Bandung S- 1149/WBC.08/KPP.MP.04/2011 Keterangan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 21 Panjang

188 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan tanggal 13 Oktober Penyampaian kajian tentang public governance (check and balance) penyusunan kebijakan kebijakan teknis Kepabeanan dan Cukai 2. Adanya penataan kembali fungsi perumusan kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai 1. Kajian fungsi kebijakan sesuai prinsip good governance 2. Melaporkan hasil kajian kepada Menteri Keuangan 3. Keputusan Menteri Keuangan tentang proses perumusan, penilaian dan pelaksanaan Direktur PPKC Oktober November Desember 100 % 100 % Telah disusun draft KMK tentang pengalihan perumusan kebijakan perpajakan ke BKF Telah disampaikan pada tgl 28 Oktober Telah dipresentasikan kepada Menteri Keuangan. Draft KMK tentang Mekanisme Perumusan Kebijakan Perpajakan dan Kebijakan Teknis Perpajakan telah dikirimkan ke Biro Hukum dengan surat nomor S- 627/BC.8/ tanggal 27 Oktober Setiap persidangan banding diwakili oleh pegawai yang mempunyai kapasitas 1. Membentuk Tim Khusus untuk mewakili DJBC di setiap persidangan banding di Pengadilan Pajak Direktur PPKC September 100 % Telah diterbitkan Nota Dinas nomor ND-55/BC.8.4/ tanggal 30 September tentang Pembagian Tugas. 2. Terselesaikannya draft perubahan Peraturan Menteri Keuangan tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan peraturan pelaksanaannya 3. Terselesaikan dan tersosialisasinya Peraturan Direktur Jenderal Bea Cukai tentang Tata Cara Penetapan Nilai Pabean 4. Pendelegasian wewenang penanganan keberatan kepada Kanwil DJBC dan 2. Mengusulkan Training dan Retraining pegawai yang mewakili DJBC dalam proses pengadilan kepada Sekretaris DJBC 3. Mengusulkan Perubahan Peraturan Menteri Keuangan tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Peraturan Pelaksanaannya 4. Melakukan sosialisasi kepada pegawai DJBC dan pengguna jasa Oktober Oktober November 100 % - Telah ditindaklanjuti dengan Nota Dinas nomor : ND- 823/BC.8/ tanggal 24 September - Telah dilaksanakan training sesuai ST-325/BC.8/ - Pegawai yang ditunjuk tersebut saat ini sedang menjalani Diklat PPNS dimaksud. 100 % Telah diajukan Draft Perubahan PMK sesuai dengan Surat nomor : S-526/BC/ tanggal 3 Juni dan Draft tersebut telah dilakukan pembahasan dengan Biro Hukum. 100 % PMK tentang Keberatandi Bidang Kepabeanan Nomor 217/PMK.04/ tanggal 3 Desember, dan dijadwalkan untuk sosialisasi pada tanggal 31 Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 22

189 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut KPU BC Januari s.d. 14 Februari 5. Format surat uraian banding yang telah disempurnakan 6. Menurunnya jumlah pengajuan banding 5. Penetapan Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 690/KMK.01/1996 tentang Nilai Pabean 6. Melakukan perubahan Peraturan Direktur Jenderal BC No. P- 01/BC/2003 tentang Tata Cara Penetapan Nilai Pabean September November 100 % Sudah dibuat perubahan dan diterbitkan PMK Nomor 160/PMK.04/ tgl 01 Sept. 100 % Termasuk dalam PMK Nomor 160/PMK.04/ tgl 01 Sept Keterangan 7. Melakukan review (koordinasi) dengan Pengadilan Pajak November 100 % - Tim kelompok kerja - Seminar pengadilan pajak - Menyampaikan PMK Nomor- 160/PMK.04/ 8. Kebijakan pendelegasian wewenang penanganan keberatan kepada Kanwil DJBC dan KPU BC 9. Mengevaluasi keputusan keberatan Kanwil DJBC dan KPU BC 10. Memberikan asistensi kepada petugas penelitian keberatan di KWBC 11. Menyempurnakan SOP penelitian keberatan September September September Oktober 100 % Sudah dibuat pendelegasian dengan Keputusan Dirjen No. KEP-33/BC/ tgl 21 Mei. 100 % Sudah dilaksanakan 100 % Telah dilaksanakan dengan Surat Perintah No. Print-29/BC/ tgl. 8 Juni 100% Telah diterbitkan Surat Edaran Nomor : SE-21/BC/ tg 26 Oktober tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengajuan, Penerusan dan Penyelesaian Keberatan di Bidang Kepabeanan 12. Membentuk Tim penyempurnaan format dan isi Surat Uraian Banding Oktober 100% Telah diterbitkan Nota Dinas nomor : ND-62/BC,84/ tanggal 22 Oktober tentang Penugasan sebagai Tim Penyempurnaan SUB dan Pembuatan SOP Banding. 13. Menerapkan format dan isi Surat Oktober 100% Telah diterbitkan Nota Dinas nomor: ND-911/BC.8/ Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 23

190 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Uraian Banding tanggal 27 Oktober tentang Format dan Isi Surat Uraian Banding (terlampir) 14. Melakukan penyempurnaan ketentuan tentang pengajuan banding dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 146/PMK.04/2007 tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan peraturan pelaksanaanya Oktober 100% Telah diajukan Draft Perubahan PMK sesuai dengan Surat nomor : S-526/BC/ tanggal 3 Juni dan Draft tersebut telah dilakukan pembahasan dengan Biro Hukum (terlampir) Terselesaikan dan tersosialisasinya Surat Edaran tentang komunikasi dan publikasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan citra DJBC kepada seluruh unit kerja dan pegawai di lingkungan DJBC 1. Kajian tentang sistem komunikasi dan publikasi DJBC 2. Penyusunan draft penyempurnaan Surat Edaran DJBC tentang komunikasi dan publikasi 3. Penetapan Surat Edaran tentang komunikasi dan publikasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan citra DJBC Direktur PPKC Oktober November Desember 100% Kajian tentang sistem komunikasi dan publikasi DJBC 100% Draft SE DJBC tentang komunikasi &publikasi 100 % Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 38/BC/ tanggal 28 Desember 2. Menurunnya berita negatif yang diberitakan oleh media nasional yang terpercaya. 4. Sosialisasi Surat Edaran tentang komunikasi dan publikasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan citra DJBC Q % Sosialisasi tahap awal dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2011 sesuai surat undangan nomor UND- 33/BC.8/2011 tanggal 25 Februari Terselesaikan dan tersosialisasinya Peraturan Menteri Keuangan mengenai jaminan, termasuk jaminan tunai yang belum menjadi penerimaan negara 2. Semua rekening jaminan tunai mendapatkan ijin dari DJPB 1. Menyusun draft penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan mengenai jaminan Direktur PPKC November 2. Pembahasan dengan Biro Hukum Desember 100 % Dengan surat nomor S- 1128/BC/ tanggal 16 Nopember, telah disampaikan Draft/Rancangan PMK Tentang Jaminan 100 % Draft penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan mengenai jaminan telah dikirim ke Biro hukum SekjenKemkeu dengan surat Nomor S-1128/BC/ tanggal 16 Nopember 3. Penerbitan PMK mengenai jaminan Desember 100 % PMK Nomor 259/PMK.04/ tanggal 31 desember tentang Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 24

191 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan Panjang Keterangan 4. Menerbitkan Peraturan Dirjen mengenai jaminan Januari % PerDirjen Nomor P-02/BC/2011 tanggal 31 Januari 2011 tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan 5. Sosialisasi peraturan mengenai jaminan Februari % Sosialisasi telah dilaksanakan mulai tanggal 27 Januari 2011 sesuai dengan ST-13/BC/ Terselesaikan dan tersosialisasikannya PMK tentang Nilai Pabean dan PDJ tentang Database Nilai Pabean, LPPNP dan Konsultasi 2. Tersusunnya materi instruksi Menteri Keuangan tentang doktrin baru pemeriksaan dan penetapan yang didasarkan pada good governance 3. Terbentuknya unit Quality Assurance dan Eksaminasi pada kantor-kantor berikut : - KPU Tanjung Priok - KPPBC Tipe Madya Belawan 1. Sosialisasi PMK tentang Nilai Pabean 2. Penetapan dan Sosialisasi Peraturan Dirjen BC tentang Database Nilai Pabean (DBH) 3. Penyusunan PerDirjen tentang Konsultasi dan LPPNP serta Surat Edaran tentang Eksaminasi dan Quality Assurance Direktur PPKC Direktur Teknis Kepabeanan Oktober November Oktober 100 % Telah dilakukan sosialisasi terpusat di Kantor Pusat dengan mengundang perwakilan dari masing-masing kantor yang dimulai tanggal 27 September sesuai Surat nomor S- 1429/BC.1/UP.6/ tanggal 23 September tentang Pemanggilan Peserta Sosialisasi. 100 % PerDirjen Nomor P-40/BC/ tanggal 01 Oktober dan telah disosialisasikan pada tanggal 27 September sesuai Surat nomor S-1429/BC.1/UP.6/ tanggal 23 September tentang Pemanggilan Peserta Sosialisasi (surat terlampir) 100 % PerDirjen Nomor P-38/BC/ tgl 01 Oktober tentang Mekanisme Konsultasi Nilai Pabean dan P-39/BC/ tgl 01 Oktober tentang LPPNP - KPPBC Tipe Madya Soekarno Hatta - KPPBC Tanjung Emas - KPPBC Tipe Madya 4. Pembentukan Unit Quality Assurance November 100 % SE-22/BC/ Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kendali Mutu (Quality Assurance) dan Eksaminasi Penelitian Nilai Pabean dan/atau Tarif Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 25

192 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan 4. Menurunnya penetapan nilai pabean yang tidak tepat sasaran Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Tanjung Perak 5. Pembentukan Unit Eksaminasi November 100 % SE-22/BC/ Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kendali Mutu (Quality Assurance) dan Eksaminasi Penelitian Nilai Pabean dan/atau Tarif Keterangan 6. Menyusun materi instruksi Menteri Keuangan tentang doktrin baru pemeriksaan bahwa dalam hal keragu-raguan maka dipilih alternatif yang meringankan pengguna jasa dengan memperhatikan pengamanan terhadap hak negara yang berkeadilan Desember 100 % Penyusunan telah selesai dilaksanakan, saat ini draft Instruksi tersebut masih dibahas di level eselon II Kantor Pusat DJBC 15 Terselesaikan dan tersosialisasinya Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Bea Cukai (PDJ) dan format baru tentang Customs Declaration 1. Pengkajian perubahan CD terkait dengan Undang-undang yang terkait 2. Penyusunan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan cukai tentang penyempurnaan CD berupa perubahan bentuk, isi dan informasi, dan sanksi yang diatur dalam CD Direktur Teknis Kepabeanan September Oktober 100 % Telah diterbittkan Perdirjen No. P- 41/BC/ tentang perubahan Perdirjen Nomor P-22/BC/2009 tentang Pemberitahuan Pabean 100 % Impor 3. Sosialisasi PDJ tentang perubahan Customs Declaration November 100 % Sosialisasi diadakan di KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta pada tanggal 29 November, 16 Terselesaikan dan tersosialisasikannya perubahan PMK tentang barang tidak dikuasai, barang dikuasai negara dan barang milik negara 1. Menyusun draft perubahan PMK tentang barang tidak dikuasai negara, barang dikuasai negara dan barang milik negara bersama dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Direktur Teknis Kepabeanan Desember 100 % Draft PMK tentang Barang Tidak dikuasai, Barang Dikuasai Negara dan Barang Milik Negara masih dalam tahap penyusunan yang dilakukan Dit. Teknis Kepabeanan bersama Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan sebagaimana terdapat dalam lampiran Laporan Hasil Audit Itjen nomor SR-287/IJ/ tgl. 15 Oktober Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 26

193 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut KPPT dapat beroperasi penuh pada awal Penetapan perubahan PMK tentang barang tidak dikuasai, barang dikuasai negara dan barang milik negara Keterangan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 27 Panjang Q % Telah ditetapkan dengan PMK Nomor 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang Penyelesaian terhadap barang yang tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara 3. Sosialisasi Direktur PPKC Q % Telah dilakukan sosialisasi PMK Nomor 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang Penyelesaian terhadap barang yang tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara berdasarkan Nota Dinas dari Direktur Teknis Kepabeanan Nomor ND- 394/BC.2/2011 tanggal 20 April 2011 di beberapa tempat pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yaitu : 1. Operasionalisasi awal ekspor dan impor di KPPT 2. Evaluasi kegiatan operasionalisasi ekspor dan Direktur Fasilitas Kepabeanan September Oktober - Kantor Pusat DJBC (28 April 2011) - Kanwil DJBC Sumatra Utara (03-05 Mei 2011) - Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur (10-12 Mei 2011) - Kanwil DJBC Jateng dan DIY (18-20 Mei 2011) - Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT (24-26 Mei 2011) - Kanwil DJBC Jatim I (30 Mei-01 Juni 2011) - Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Papua Barat (07-09 Juni 2011) 100 % Ekspor pertama tgl 24 Agustus Impor pertama tgl 30 Agustus 100 % Berdasarkan KEP-55/BC/ telah ditetapkan 3 perusahaan yang dapat memasukkan barang -

194 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut impor di KPPT impor ke TPS di KPPT Kawasan Industri Jababeka menggunakan BC 1.2, yaitu : 1. PT. Kao Indonesia (IP) 2. PT. Kimberly-Clark Indonesia (IP) 3. PT. Tekpak Indonesia (KB) Keterangan Berdasarkan data bulan Agustus s.d. September, kegiatan operasional terdiri dari : - PT. Mulia Glass (2 dok. ekspor / BC 3.0) - PT. Toshiba Consumer (1 dok. Ekspor / BC 3.0) - PT. Kimberly Clark-Indonesia (6 dok. Impor / BC 2.0) - PT. Tekpak Indonesia (2 dok. Impor / BC 2.3) Sedang dilakukan persiapan rencana implementasi through B/Ldi KPPT berupa : Penyiapan dasar hukum yang menjadi pedoman pelaksanaan mekanisme angkut lanjut dengan dokumen BC 1.1. (inward/outward manifest) untuk pengangkutan barang imporekspor ke dan dari KPPT Penyiapan sistem otomasi (NSW, SKP PDE manifest dan TPS OL) termasuk instalasi dan pelatihan pegawai Pengembangan organisasi dan SDM pada KPPBC Tipe Madya Pabean Bekasi. 3. Sosialisasi KPPT kepada market forces. November 100 % Sosialisasi telah dilaksanakan di KPPBC Tipe Madya Bekasi pada tanggal 12 Juli. Undangan dan daftar hadir terlampir Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 28

195 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Sosialisasi KPPT Lanjutan. Desember 5. Operasionalisasi penuh ekspor dan impor di KPPT 100 % Berdasarkan ST-207/BC.3/ tanggal 20 Desember telah dilakukan evaluasi lanjutan KPPT, serta hearingdengan pihak internal DJBC ( KPU Tanjung Priok dan KPPBC Madya Bekasi)serta Stakeholder (CDP - pengelola KPPT dan Shipping Line Company) Q % Saat ini KPPT telah beroperasi penuh melayani kegiatan ekspor dan impor (dokumen BC 1.2, BC 2.3, BC 2.0, dan BC 3.0) di bawah pengawasan KPPBC Tipe Madya Pabean Bekasi. Laporan kegiatan KPPT terlampir. 2. Laporan kepada Menteri Keuangan tentang hasil identifikasi hambatan pelaksanaan tugas pelayanan dan rekomenda-si terkait instansi/pihak lain dan rencana tindak perbaikan Penyusunan laporan kepada Menteri Keuangan tentang hasil identifikasi hambatan pelaksanaan tugas pelayanan di pelabuhan dan rekomendasi terkait instansi/pihak lain dan rencana tindak perbaikan Direktur Teknis Kepabeanan November 100 % Sudah dilakukan Identifikasi dan telah dilaporkan kepada Menteri Keuangan dengan surat Nomor S- 1157/BC/ tanggal 23 November Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan tentang TPB (KB, GB, TBB, dan TLB) dan KITE 2. Meningkatnya realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu 1. Pengajuan draft PMK tentang KB dan GB 1. Direktur Fasilitas Kepabeanan 2. Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan * September 2. Pengajuan draft PMK tentang KITE Oktober 100 % Telah diajukan dengan S- 752/BC/ tgl 11 Agustus, draft awal sudah siap dibahas dalam rapat konsinyering 100 % Draft sudah ada 3. Pengajuan draft PMK tentang TLB dan TBB November 100 % Telah diajukan dengan S- 1168/BC/ tgl 26 November Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 29

196 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Penyerahan draft final PMK tentang TPB dan KITE ke Biro Hukum. Desember Panjang 100 % Draft PMK tentang TPB telah disampaikan dengan S- 752/BC/ tanggal 11 Agustus ; draft tentang KITE disampaikan dengan S- 765/BC.8/ tanggal 30 Desember Keterangan 5. Finalisasi PMK tentang TPB dan KITE Q % - Sesuai Nota Dinas Direktur Fasilitas Kepabeanan Nomor ND-369/BC.3/2011 tanggal 15 Juni 2011 perihal Penerusan RPMK KB,GB, dan KITE - Sesuai Surat Direktur Jenderal Nomor S-632/BC/2011 tanggal 27 Juni 2011 perihal Penyampaian Kembali RPMK tentang Kawasan Berikat, Gudang Berikat, KITE Pembebasan dan KITE Pengembalian Penyempurnaan profiling importir secara periodik dan melibatkan unit vertikal 2. Menurunnya jumlah persentase Pemeriksaan Fisik 3. Tersedianya sarana dan prasarana pemeriksaan fisik oleh TPS untuk menciptakan suasana kondusif bagi pemeriksa barang dalam menjalankan wewenang dan 1. Menyempurnakan profiling importir terkait penjaluran untuk mengurangi beban pemeriksaan fisik 2. Mewajibkan TPS untuk menyediakan Sarana dan Prasarana yang memadai untuk menciptakan suasana kondusif bagi pemeriksa barang dalam menjalankan wewenang dan tanggung jawabnya 3. Melakukan evaluasi atas kinerja pemeriksafisik secara periodik Direktur P2 Kepala Kantor Kepala Kantor Oktober Berkelanjutan Berkelanjutan 100 % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/ tanggal 27 Oktober tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor 100 % Sesuai surat Nomor S- 1157/BC/ tanggal 23 Nopember 100 % Dilakukan bersamaan dengan evaluasi kantor modern Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 30

197 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut tanggung jawabnya 4. Melakukan sosialisasi secara berkala kepada pengguna jasa mengenai hak dan kewajibannya pada saat pemeriksaan fisik Direktur PPKC Berkelanjutan 100 % Telah dilakukan sosialisasi secara berkelanjutan mengenai P- 07/BC/ tentang pemeriksaan fisik barang impor Keterangan Penetapan peraturan tentang mekanisme profiling danscoringterhadap importir 2. Internalisasi penegakan disiplin pegawai terutama pada titik rawan melalui penerapan kode etik 3. Pelayanan dan pengawasan terhadap importir sesuai dengan tingkat kepatuhan 4. Ditindaklanjutinya pelanggaran yang dilakukan oleh importir family 1. Pengarahan kepada para pejabat PFPD, Pemeriksa Fisik dan unit Penindakan dan Penyidikan untuk meningkatkan disiplin 2. Penegakan disiplin pejabat yang melanggar kode etik 3. Penerbitan peraturan tentang mekanisme profilingdan scoring terhadap importir Direktur P2 1. Kepala PUSKIKC 2. Sekretaris DJBC Direktur P2 Oktober Desember Desember 100 % Sudah dilakukan pengarahan kepada PFPD, Pemeriksa Fisik dan Unit Penindakan dan Penyidikan pada tanggal 29 Oktober di KPU Tanjung Priok berdasarkan Surat Direktur Penindakan Nomor : S-699 /BC.5/ tanggal 25 Oktober 100 % Untuk bulan Desember tidak ada pelanggaran kode etik 100 % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/ tanggal 27 Oktober tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor Pelaksanaan tusi yang berkelanjutan 4. Penegakan Peraturan (Law Enforcement) terhadap importir family Direktur P2 Berkelanjutan 100 % - Telah dilakukan enforcement dengan pemblokiran pada akhir Oktober terhadap 2225 importir. - Telah dibuat daftar rencana obyek pengawasan secara semesteran dengan focus entitas - Optimalisasi fungsi pengawasan di Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah terhadap profiling importir dengan mengacu pada INS-06/BC/ tgl. 27 Oktober Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 31

198 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Terselesaikan dan tersosialisasikannya Peraturan Direktur Jenderal mengenai standarisasi pola pengawasan 2. Meningkatnya Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai 1. Penyusunan draft Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan,yang membakukan proses intelijen, penindakan dan penyidikan, hubungan kerja antar unit, dokumentasi input, proses dan output serta monitoring kinerja pengawasan, yang meliputi: Penerbitan produk Intelijen (NHI/NI) dan tindak lanjutnya, Patroli Laut, Pelabuhan,perbatasan darat dan kawasan pabean lainnya Operasi Penindakan, Penanganan Perkara, Penanganan Barang Hasil Penindakan (BHP) Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP) 2. Pembahasan dengan Staf Inti Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan Direktur P2 Oktober November Panjang 100 % Telah disusundraft Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan 100 % Telah dilakukan pembahasandengan Staf Inti Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan Keterangan 3. Penetapan Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan Desember 100 % Telah diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 53/BC/ tanggal 23 Desember Tentang Tatalaksana Pengawasan 4. Sosialisasi dan internalisasistandarisasi pola pengawasan agar kegiatan berjalan sistemik dan mencegah adanya KKN Direktur P2 Q % Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/ tentang Tatalaksana Pengawasanmulai tgl 31 Januari 2011 s.d. 23 Februari Surat tugas dan jadwal terlampir. Telah dilaksanakan bersama dengan Direktorat PPKC, Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P- 53/BC/ tentang Tatalaksana Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 32

199 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Pengawasan, sesuai Surat Tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : ST- 15/BC/2011 tanggal 24 Januari Penyempurnaan pola penilaian profil perusahaan dalam bentuk Instruksi Direktur Jenderal 5. Penetapan Instruksi Direktur Jenderal tentang pola penilaian profil perusahaan 6. Pemuktahiran profiling dalam rangka penetapan penjaluran berdasarkan manajemen risiko, yang meliputi: Profil importir, Profil penerima fasilitas (KB dan KITE) Profil pengusaha Barang Kena Cukai (BKC) Direktur P2 Oktober Desember Panjang 100 % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/ tanggal 27 Oktober tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor Telah dilakukan collecting data profil KB dan GB sebanyak 28 dari 51 kantor. Total KB : 1963 Total GB 1214 dan progressnya akan dilaporkan pada awal November Telah disampaikan konsep Surat Rahasia Direktur Jenderal tentang Profilling pengusaha KB dan GB dengan Nota Dinas rahasia Dir. P2 Nomor NDR-155/BC.5/ tgl 8 Desember Telah diterbitkan surat Direktur P2 nomor S- 877/BC.5/ tanggal 3 desember tentang Pemutakhiran Database KITE Pelaksanaan Sosialisasi dilakukan pada 5 Lokasi yaitu : KP DJBC (2 kali), Kanwil DJBC Sumut, KPPBC Makassar, KPU BC Batam dan Kanwil DJBC Jatim I. Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 33

200 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Meningkatnya kegiatan operasi dan patroli pengawasan secara reguler berdasarkan 7. Penyusunan pola penilaian dan pemuktahiran profiling dalam rangka penetapan penjaluran berdasarkan manajemen risiko, yang meliputi: Profil eksportir, Profil komoditi 8. Peningkatan pengawasan secara reguler berdasarkanmanajemen risiko, meliputi: patroli laut dengan skema patroli mandiri atau perbantuan Direktur P2 Berkelanjutan Keterangan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 34 Panjang Q % Proses collecting data masih berlangsung 1. Sesuai surat Direktur P2 Telah diminta kepada Kepala Kantor Wilayah DJBC Nangroe Aceh Darussalam, Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, Kantor Wilayah DJBC Riau dan Penyusunan profil eksportir menunggu selesainya registrasi eksportir Telah disusun Profil eksportir tertentu berdasarkan P- 40 dan P-27 tgl 21 Mei Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS- 06/BC/ tanggal 27 Oktober tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor -Telah dilaksanaan patroli laut di wilayah perairan KWBC Nangroe Aceh Darussalam,

201 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan manajemen risiko patroli pelabuhan, dan perbatasan darat Sumatera Barat, Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau, KWBC Sumatera dan KPU Tipe B Batam untuk Utara, KWBC pengawasan fasilitas KB dan melaksanakan patroli laut secara Riau dan KITE mandiri di wilayah kerjanya Sumatera Barat, masing-masing guna KWBC Khusus Pengawasan Barang Kena mengantisipasi kemungkinan Kepulaua Riau, Cukai (BKC) ilegal termasuk meningkatnya pelanggaran dan KPU BC pemalsuan pita cukai (penyelundupan) di wilayah Tipe B Batam Perairan Selat Malaka dan dengan bekerja Pesisir Timur Sumatera sama KWBC menjelang datanya perayaan Nangroe Aceh natal tahun dan tahun baru Terhadap Kakanwil diminta juga agar memerintahkan kepada Ka KPPBC yang ada dibawah Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 35 Panjang pengawasaannya untuk melaksanakan patroli laut secara mandiri; 2. Dilaksanakan patroli laut yang bersifat perbantuan di wilayah perairan di bawah pengawasan Kantor Wilayah DJBC Riau dan Sumatera Barat, Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau, Kantor Wilayah DJBC Sumatera Bagian Selatan, Kantor Pelayanan Utama BC Tipe B Batam terhitung mulai tanggal 7 November s.d. 31 Desember 3. Pengawasan perbatasan darat di wilayah kerja KPPBC Tipe A3 Entikong; 4. Pengawasan kegiatan impor di wilayah kerja: a. Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara b. Kantor Wilayah DJBC Riau dan Sumatera Barat 5. Pelaksanaan surveillance perusahaan penerima fasilitas KB dan KITE di wlayah kerja: Darussalam dan KWBC Sumatera Utara -Telah dilaksanakan pengawasan kegiatan impor di wilayah kerja: 1. KPU BC Tipe A Tanjung Priok 2. KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan 3. KPPBC Tipe Madya Pabean Merak 4. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung 5. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas 6. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak 7. KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai 8. KPPBC Tipe Madya Pabean Pontianak 9. KPPBC Tipe B Kuala Langsa 10. KPPBC

202 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan i. Kanwil DJBC Jakarta ii. Kanwil DJBC Banten Tipe A3 Teluk Nibung iii. Kanwil DJBC Jawa Barat 11. KPPBC 6. Pelaksanaan operasi pengawasan MMEA di wilayah kerja Kantor Wilayah DJBC Banten 7. Sampai dengan 20 Oktober 2011, Direktorat Penindakan dan Penyidikan telah melaksanakan pengawasan regular dengan kegiatan patrli, yaitu: a. 43 kali kegiatan operasi patroli laut b. 24 kali kegiatan pengawasan bidang kepabeanan c. 21 kali kegiatan pengawasan di bidang cukai d. 31 kali kegiatan pengawasan bidang NPP (Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor) Tipe A2 Pekanbaru 12. KPPBC Tipe A2 Jambi -Telah dilaksanaan kegiatan surveillance dan pengawasan atas kegiatan perusahaan peneriman fasilitas KITE dan KB di wilayah kerja: 1. Kantor Wilayah DJBC Jakarta 1 2. Kantor Wilayah DJBC Banten 3. Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat -Telah dilaksanakan operasi pengawasan BKC di wilayah kerja: 1. Kantor Wilayah DJBC Jakarta 2. Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I 3. Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur II 4. Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara 5. Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 36

203 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB, dan NTT 5. Tersebarnya secara periodik dan tepat waktu spesimen tanda tangan penerbit FTA 9. Pengawasan terhadap penyalahgunaan fasilitas FTA melalui penyebaran secara periodik dan tepat waktu tentang spesimen tanda tangan penerbit dalam rangka pendeteksian pelanggaran (pelarian HS /penyalahgunaan SKA ) Direktur P2 Berkelanjutan 100 % Penyebaran telah dilakukan melalui program aplikasi pengawasan P2 6. Pemanfaatan Aplikasi Passenger Analisys Unit (PAU) secara optimal 10. Penyempurnaan penerapan aplikasi PassengerAnalisys Unit (PAU) untuk profiling penumpang terkait penyelundupan narkoba Direktur P2 Desember 100 % Pelaksanaan/penerapan PAU periode 31 Desember, Matriks Pencapaian PAU Periode 31 Deember terlampir Telah dilakukan pembahasan dengan Direktorat Imigrasi 7. Tersebarnya profil barang larangan dan pembatasan yang terkait dengan limbah B3, barang Cities dan hasil hutan 11. Penanganan penyelundupan limbah B3, barang Citiesdan hasil hutan melalui penyebaran profil barang Direktur P2 Desember Berkelanjutan 100 % Telah dilakukan penyebaran informasi tentang satwa-satwa liar yang dilindungi berdasarkan Surat Rahasia Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SR- 16/BC/ tanggal 7 September tentang Pengawasan Mendalam atas Ekspor Tumbuhan dan Satwa Liar Indonesia Tersosialisasinya pola pengawasan patroli laut yang terpadu 2. Meningkatkan kegiatan patroli mandiri, gabungan dan terpadu dalam rangka pengawasan 1. Menyusun peta kerawanan pelanggaran di bidang Kepabeanan berdasarkan manajemen risiko Direktur P2 November 100 % Telah disusun peta kerawanan pelanggaran kepabeanan, yaitu: a. Wilayah kerja Kanwil DJBC Nangroe Aceh Darussalam meliputi KPPBC Kuala Langsa sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S-702/BC.5/ tanggal 27 Peta kerawanan pelanggaran di bidang kepabeanan di Selat Malaka dan Pesisir Sumatera Timur, antara lain: -Perbatasan dengan Malaysia dan Singapore Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 37

204 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Selat Malaka dan Oktober ; -Jarak tempuh Pesisir Sumatera yang relative Timur b. Wilayah kerja Kanwil DJBC pendek ke Sumatera Utara meliputi daerah pabean KPPBC Teluk Nibung (+ 2-3 jam) sebagaimana telah disampaikan -Banyaknya pada surat Direktur P2 Nomor pelabuhan S-703/BC.5/ tanggal 27 kecil/tangkahan Oktober ; yang digunakan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 38 Panjang c. Wilayah kerja Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat meliputi KPPBC Pekanbaru dan KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S- 704/BC.5/ tanggal 27 Oktober ; d. Wilayah kerja Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau meliputi KPPBC Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Tanjung Pinang sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S- 705/BC.5/ tanggal 27 Oktober ; e. Wilayah kerja KPU Tipe B Batam sebagaimana telah disampaikan pada surat Dir. P2 Nomor S-706/BC.5/ tanggal 27 Oktober ; sebagai tempat pembokaran barang secara illegal seperti di Kuala Langsa, Dumai -Pada KPPBC Kuala Langsa, KPPBC Dumai, KPPBC Teuk Nibung belum tersedia sarana pergudangan yang memadai. -Pada KPPBC Kuala Langsa, KPPBC Dumai, dan KPPBC Pekanbaru belum tersedia TPS. -Pada wilayah KPPBC Tanjung Balai Karimun, KPU Batam, KPPBC Tanjung Pinang terdapat banyak pelabuhan illegal yang digunakan untuk antar sehingga menyulitkan pengawasan, angkutan pulau terkait fasilitas FTZ yang ada disana

205 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan Tidak didukung dengan sarana patroli laut yang memadai dan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan yang cukup baik 2. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan patroli gabungan dan terpadu 3. Melaksanakan patroli gabungan dan terpadu dengan menggunakan pedoman baru 4. Monitoring pelaksanaan patroli gabungan dan terpadu November Desember Berkelanjutan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 39 Panjang 100 % Telah disusun Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-12/BC/ tanggal 3 Juni tentang Optimalisasi Pelaksanaan Patroli Laut di Perairan Dalam Daerah Pabean Berkelanjutan 100 % Pelaksanaan patroli laut bersamasama dengan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara di wilayah pengawasan Kantor Wilayah DJBC Nangroe Aceh Darussalam dan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara terhitung mulai tanggal 7 November s.d. 31 Desember 100% Pelaksanaan monitoring patroli gabungan dan terpadu akan dilakukan secara berkesinambungan Sampai dengan 20 Oktober 2011, Direktorat Penindakan dan Penyidikan telah melaksanakan patroli gabungan dan terpadu, yaitu: 1. Kegiatan Operasi Laut terpadu lintas Kanwil pada tanggal 05 April s.d 01 Juni 2011 (Kanwil DJBC Kepri, Kanwil DJBC Riau dan Sumbar, dan KPU DJBC

206 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Batam) Keterangan 2. Kegiatan patroli/operasi gabungan pengawasan NPP dengan Mabes Polri, Polda Kepri, dan KPU DJBC Batam pada tanggal April Kegiatan operasi terkoordinasi Bakorkamla Wilayah Satgas III pada tanggal Juni Kegiatan Patkor Kastima ke-17 bersama Kastam Diraja Malaysia yang pada tanggal Juli Kegiatan Operasi Gabungan pengawasan NPP dengan BNN, dan US DEA pada tanggal 27 Juli s.d 05 Agustus 2011 di Entikong, Nunukan, dan Atambua. Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 40

207 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Surat usulan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut 5. Menyampaikan surat usulan pembaharuan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut 6. Pembahasan pembaharuan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut Oktober Nopember Panjang 100 % Telah disusun Surat dari Sekretaris Direktorat Jenderal kepada Kantor Pusat Pertamina terkait kerjasama pengisian BBM di SPBU Laut. 100 % Telah dilakukan pembahasan dengan PT. Pertamina pada tanggal 10 Nopember di Kantor Pusatdengan hasil akan mempelajari pemintaan DJBC Keterangan 7. Penandatanganan pembaharuan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut Q % Nota Kesepahaman telah ditandatangani pada tanggal 18 Maret 2011 Nota Kesepahaman Nomor : Pertamina : 005/F00000/2011-S3 DJBC : PRJ- 01/BC.5/2011 Tgl. 18 Maret Surat usulan penyelesaian kepada Menteri Keuangan tentang proses perijinan penggunaan senjata yang memerlukan koordinasi kebijakan tingkat nasional 8. Menyampaikan surat usulan penyelesaian kepada Menteri Keuangan tentang proses perijinan penggunaan senjata yang memerlukan koordinasi kebijakan tingkat nasional Oktober 100 % Telah dibuat Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor S- 1049/BC/ tanggal 27 Oktober tentang Perijinan Penggunaan Senjata 5. Terselesaikannya Kajian Revitalisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC) 9. Kajian Revitalisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC) Sesditjen Desember 100 % Telah disusun kajian Pembentukan / Penataan Organisasi Pangkalan Patroli Laut (Kantor Pengawasan Laut) Teridentifikasinya hambatan terkait penegakan hukum Kepabeanan dan Cukai 2. Laporan kepada Menteri Keuangan tentang hambatan Penyusunan laporankepada Menteri Keuangan tentang hasil identifikasi hambatan pelaksanaan tugas penegakan hukum dan rekomendasi terkait instansi/pihak lain dan rencana tindak perbaikan Direktur P2 November 100 % Telah dilakukan identifikasi hambatan pelaksanaan penegakan hukum dan rekomendasi terkait instansi/pihak lain dan telah dilaporkan ke Menteri Keuangan dengan surat Nomor S- 1155/BC/ tanggal 23 Nopember Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 41

208 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut penegakan hukum yang memerlukan koordinasi kebijakan tingkat nasional Panjang Keterangan Terselesaikan dan tersosialisasikannya Modul penelaahan atas temuan audit untuk menjamin mutu LHA 2. Terselesaikan dan tersosialisasikannya Modul peni- laian mutu LHA 3. Terselesaikan dan tersosialisasikannya Modul untuk mereview sertifikasi auditor 1. Evaluasi dan Konsultasi peraturan terkait audit dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan 2. Pembahasan perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal di Direktorat Audit 3. Pembahasan perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal dengan staf inti DJBC Direktur Audit September Oktober November 100 % Telah dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus dan hasilnya dituangkan dalam berita acara pembahasan akhir 100 % Draft sudah selesai disusun, saat ini dalam tahap permintaan tanggapan kepada Direktorat lain, Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan, Kepala Kantor Wilayah dan Kepala KPU sesuai ND-668/BC.6/ dan S- 626/BC.6/ tgl 27 Oktober 100 % Sudah ada pembahasan 4. Finalisasi draft Perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal Desember 100 % Draft Perubahan Perdirjen Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Audit Cukai, P-12/BC/2008 tentang Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis Audit dan Pengawasn mutu Audit (draft terlampir) 5. Pengajuan draft Perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal Q % Telah diajukan dengan Nota Dinas Nomor ND-724/BC.6/ tanggal 08 Desember 6. Penetapan Perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal Q % Telah ditetapkan Perdirjen nomor Per-3/BC/2011 tentang perubahan atas Perdirjen Nomor P- 12/BC/2008 ttg Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit Bea dan Cukai tgl 31 januari 2011 Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 42

209 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut dan Perdirjen Nomor Per- 4/BC/2011 tentang perubahan atas Perdirjen Nomor P- 13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Cukai tanggal 31 Januari 2011 Panjang Keterangan 7. Pembuatan Modul penelaahan atas temuan audit, Modul penilaian mutu LHA, Modul untuk mereview sertifikasi auditor Q % Modul telah dibuat sebagai bahan sosialisasi 8. Penandatangan Pakta Integritas Auditor DJBC dengan Auditee Q dan berkelanjutan 100 % Telah diberlakukan sejak tanggal 1 Maret 2011 bersamaan dengan berlakunya Per-4/BC/ Sosialisasi Modul penelaahan atas temuan audit, Modul penilaian mutu LHA, Modul untuk mereview sertifikasi auditor Q % Telah dilaksanakan sosialisasi antara lain: - Peraturan Direktur Jenderal Nomor Per-4/BC/2011 tentang Perubahan atas Perdirjen Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Audit Cukai dan - Peraturan Direktur Jenderal Nomor Per-3/BC/2011 tentang Perubahan atas Perdirjen Nomor P-12/BC/2008 tentang Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit Bea dab Cukai. Sosialisasi dilaksanakan tanggal 21 Februari Maret 2011 dengan Surat Tugas Nomor ST- 30/BC/2011 tanggal 17 Februari 2011 di Kantor Pusat DJBC dan 4 (empat) wilayah antara lain: - Kanwil DJBC Jatim I - Kanwil DJBC Sulawesi - Kanwil DJBC Sumatera Utara - Kanwil DJBC Jawa Barat Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 43

210 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Terselesaikan dan tersosialisasikannya perubahan dan penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan tentang Registrasi Kepabeanan 2. Meningkatnya pemberian keputusan Registrasi Kepabeanan yang tepat waktu 1. Melakukan kajian untuk mendukung perubahan dan penyempurnaan PMK tentang Registrasi Kepabeanan 2. Menyusun draft Perubahan PMK tentang Registrasi Kepabeanan 3. Mengajukan draft Perubahan PMK tentang Registrasi Kepabeanan 4. Sosialisasi kepada pengguna jasa melalui berbagai media terutama website DJBC tentang proses registrasi dan menegaskan bahwa registrasi tidak dipungut biaya dan harus dilakukan sendiri oleh Pengguna Jasa Kepabeanan Direktur IKC Desember Keterangan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 44 Panjang 100 % Kajian tentang Registrasi kepabeanan telah selesai disusun Q % Draft Perubahan PMK ttg Registrasi Kepabeanan telah selesai disusun Q % Draft Perubahan PMK ttg Registrasi Kepabeanan telah diajukan ke Biro Hukum Kementerian Keuangan sesuai surat nomor S-182/BC/2011 tanggal 25 Februari 2011 Q % Pelaksanaan sosialisasi PMK ttg Registrasi Kepabeanan kepada pengguna jasa Terlaksananya sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.04/2011 tentang Registrasi Kepabeanan pada bulan Juni dengan Surat Tugas Nomor: ST-134/BC/2011 tanggal 09 Juni 2011 di beberapa kantor sebagai berikut: - KPU Tipe B Batam (13 s.d 16 Juni 2011) - Kanwil DJBC Sumut (14 s.d. 17 Juni 2011) - Kanwil DJBC Jatim I (19 s.d. 22 Juni 2011) - Kanwil DJBC Sulawesi (21 s.d. 24 Juni 2011) - Kantor Pusat

211 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan DJBC (27 s.d. 28 Juni dan 30 Juni) Tersusunnya kebijakan strategis pengembangan TIK DJBC melalui penetapan IT Direction, IT Blueprint dan IT Plan DJBC 2. Terbentuknya Komite Pengarah TIK DJBC yang terdiri dari Board of Directors DJBC 3. Tersusunnya SOP pengembangan sistem aplikasi berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) yang ideal bagi DJBC 1. Merumuskan penyusunan kebijakan strategis dengan menetapkan IT Direction, IT Blueprint dan IT Plan DJBC 2. Membentuk Komite Pengarah TIK DJBC dan menetapkan melalui Peraturan Direktur Jenderal 3. Menerbitkan SOP pengembangan sistem aplikasi DJBC berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) Direktur IKC Desember 100 % - IT Direction telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal - IT Blueprint sudah disetujui di rapat pembahasan Staf Inti DJBC, menunggu penetapan dari Direktur Jenderal - IT Plan sudah diselesaikan dan menunggu masukan dari konsultan untuk revisi 100 % - Telah dibentuk dengan Keputusan Dirjen Nomor KEP- 88/BC/ tgl. 10 Desember (terlampir) 100 % - Penyelesaian draft awal Perdirjen tentang SDLC, finalisasi pembahasan di internal DIKC - Telah dibuat SOP Permohonan Pengembangan Sistem Aplikasi dan SOP Pengembangan Sistem Aplikasi. - Nota Dinas dari Direktur IKC nomor: ND- 437/BC.9/2011 tanggal 02 Agustus 2011 perihal SOP Permohonan Pengembangan Sistem Aplikasi dan SOP Pengembangan Sistem Aplikasi 27 Tersedianya desain Arsitektur TIK yang lebih efisien dan sesuai karakteristik layanan di DJBC 1. Mengembangkan desain arsitektur TIK DJBC yang lebih efisien dan sesuai kebutuhan DJBC Direktur IKC Desember 100 % - Pengembangan desain arsitektur TIK sesuai IT Plan (terlampir) Tersusunnya rencana pengadaan infrastruktur TIK DJBC dalam jangka pendek, menengah dan 2. Melakukan analisis kebutuhan infrastruktur dan menyiapkan rencana pengadaan infrastruktur TIK dalam jangka pendek, Q % - Kajian analisis kebutuhan infrastruktur TIK dalam jangka pendek, menengah dan panjang a. pendek dan menengah sudah dibuat IT Plan DJBC Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 45

212 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan panjang menengah dan panjang untuk tahun 2011 dan 2012, dan sudah ditetapkan dengan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP- 38/BC/2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang Penetapan Perencanaan Teknologi Informasi dan Komunikasi DJBC (IT PLAN DJBC) b. panjang sudah dibuat cetak biru dengan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP- 39/BC/2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang Penetapan Cetak Biru Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) DJBC Downtime yang tidak melebihi 1% 3. Melakukan monitoring kinerja infrastruktur TIK secara intensif 100% - Jadwal rencana pemeliharaan peralatan server beserta sarana penunjangnya dan rencana pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan perangkat jaringan data dan power, UPS, genset, AC, dan Fire Extinguishing di Kegiatan monitoring kinerja infrastruktur TIK DJBC dilakukan dengan mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 46

213 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan lingkungan DJBC dilakukan oleh vendor sebagaimana dalam kontrak pemeliharaan. Monitoring pekerjaan pemeliharaan berdasarkan rencana jadwal pelaksanaan pemeliharaan yang disepakati oleh DJBC dengan vendor terkait terdiri dari: Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 47 Panjang 1. Monitoring Kinerja server dan sarana penunjangnya sesuai jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan dalam rangka pemeliharaan peralatan server merk IBM dan Thin Client merk SUN beserta sarana penunjangnya di lingkungan DJBC tahun Monitoring Kinerja Jaringan Data dan Power dan sarana penunjangnya sesuai jadwal rencana pelaksanaan

214 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan pekerjaan dalam rangka pemeliharaaa n perangkat jaringan data dan power, UPS, genset, AC dan Fire Extinguishing di lingkungan DJBC tahun Melakukan optimalisasi database pada sistem komputer pelayanan Direktur IKC Berkelanjutan 100 % - Laporan Optimalisasi Database atas lima (5) kantor yang telah dilakukan optimalisasi Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tersebut diatas oleh vendor dilakukan di masing-masing Kantor Bea dan Cukai dan dibuatkan Berita Acara antara Vendor dengan Kantor Bea Cukai setempat Kantor-kantor yang dilakukan optimalisasi adalah: KPU Batam, KPPBC TMP. Tanjung Perak, KPPBC TMP Belawan, KPPBC TMP Bekasi, KPPBC TMP Tanjung Emas, dan KPPBC TMP Purwakarta. Optimalisasi dilakukan tiga bulan sekali. Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 48

215 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Meminta laporan periodik downtime sistem dari kantor-kantor pelayanan Keterangan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 49 Panjang 100 % Laporan periodik downtime sistem dari kantor-kantor pelayanan Downtime sistem adalah berhentinya sistem komputerisasi pelayanan (SKP) sebagai akibat dari terganggunya server dan sarana pendukung TIK lainnya sehingga infrastruktur TIK tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk proses pelayanan kepada masyarakat usaha. Downtime sistem dari 14 kantor pelayanan bea dan cukai pada pertengahan bulan September yaitu: 1. KPU Tanjung Priok = 0% 2. KPU Batam = 0% 3. KPPBC Belawan = 0% 4. KPPBC Soekarno Hatta = 0% 5. KPPBC Tanjung Emas = 0% 6. KPPBC Tanjung Perak = 0% 7. KPPBC Juanda = 0% 8. KPPBC Medan = 0% 9. KPPBC Jakarta

216 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut = 0% Panjang Keterangan 10. KPPBC Bekasi = 0% 11. KPPBC Purwakarta = 0% 12. KPPBC Tangerang = 0% 13. KPPBC Merak = 0% 14. KPPBC Bogor = 0% 28 Terselesaikan dan tersosialisasikannya Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Data dan Informasi Kepabeanan dan Cukai 1. Melakukan perumusan draft Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang pemberian data dan informasi 2. Penetapan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Data dan Informasi Kepabeanan dan Cukai Direktur IKC Desember Desember 100 % Telah disusun draft PMK tentang Pemberian Data dan Informasi 50% Telah dilakukan pertemuan antara Dit. PPKC, Dit. IKC, dan Biro Hukum untuk membahas tindak lanjut draft Penetapan PMK tentang Pemberian Data dan Informasi Kepabeanan dan Cukai Akan dilakukan pertemuan lanjutan untuk membahas draft akhir di awal bulan Desember Penetapan aturan yang menjadi dasar hukum pertukaran data antara DJP dan DJBC 2. Adanya sistem dan mekanisme pertukaran data antara DJP-DJBC 3. Adanya sistem dan mekanisme pertukaran data antara DJBC dan instansi 1. DJP, DJBC dan Itjen melakukan pembahasan bersama untuk merumuskan Keputusan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC 2. DJP dan DJBC masing-masing menetapkan aturan (Peraturan Direktur Jenderal) yang mengatur mekanisme dan sistem (SOP) pertukaran data antara DJP dengan DJBC 3. DJP dan DJBC menyepakati SOP dan Sistem Pertukaran Direktur IKC Desember Desember 100 % Sudah ada KMK tentang Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC No. 428/KMK.03/ tanggal 2 Nopember 100 % Sudah ada Perdirjen BC tentang Tatacara Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC Q % Pembahasan Sistem dan Mekanisme Pertukaran Data Perdirjen BC nomor: PER-25/BC/2011 tentang Tatacara Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC Perdirjen Pajak tentang Sistem Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 50

217 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut Keterangan terkaitlainnya Data yang digunakan dalam pertukaran data antara DJP DJBC antara DJP dan DJBC Pertukaran Data antara DJP dan DJBC sudah ditandatangani. 30 Terselesaikannya draft PP dan PMK tentang Penambahan Barang Kena Cukai 4. DJBC dan instansi terkait lainnya menyepakati Sistem Pertukaran Data 1. Membuat Kajian Rencana Barang Kena Cukai baru yang telah disepakati termasuk di dalamnya Bisnis Proses Direktur Cukai September Q % Sudah ada Nota Kesepahaman tentang Pertukaran Data terkait kegiatan ekspor dan impor antara Menteri Keuangan, Gubernur BI, dan Kepala BPS 100 % Telah dilakukan pada bulan Agustus s.d. September Direncanakan pada awal bulan Desember 2011 akan dilakukan pembahasan mengenai Sistem dan Mekanisme Pertukaran Data antara DJP dan DJBC. Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut dilaksanakan pada tangal 10 Agustus Melakukan kajian komprehensif termasuk survei studi lapangan 3. Pembahasan dengan Badan Kebijakan Fiskal Oktober Desember 100 % Telah dilakukan kajian komprehensif serta kompilasi terhadap beberapa jenis barang yang akan dijadikan obyek perluasan Barang Kena Cukai Telah dilakukan survey studi lapangan pada tanggal 11 s.d. 22 Oktober 100 % Telah diadakan pembahasan pada tanggal 6 Desember, rapat selanjutnya akan diadakan pada tanggal 13 Desember 4. Public Hearing Q Telah dibentuk Tim kajian kelayakan minuman ringan, berlian dan monosodium Sesuai dengan surat Direktur PPKC kepada Kepala Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 51

218 No Urut pada Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi Penanggung Jawab Pendek Target Waktu Menengah Panjang Persentase Pencapaian Produk Tindak Lanjut glutamate dengan Keputusan Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Nomor 01/KF.2/ Laporan Kajian Komprehensif ke Menteri Keuangan 6. Persetujuan Penambahan BKC dari Menteri Keuangan 7. Persetujuan Penambahan BKC ke DPR 8. Penyiapan Rancangan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan terkait penambahan BKC baru 9. Pembahasan Rancangan PP dan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan dengan Biro Hukum dan instansi terkait Q Dirjen BC Q Menkeu Q Direktur PPKC dan Direktur Cukai Q Q Telah dilakukan rapat pembahasan rencana pelaksanaan Quick Research kajian kelayakan minuman ringan, berlian, dan monosodium glutamate menjadai Barang Kena Cukai antara DJBC dengan BKF Keterangan Badan Kebijakan Fiskal dengan nomor S- 92/BC.8/2011 pada tanggal 08 Februari 2011 perihal Penyerahan Daftar Inventarisasi Perumusan Kebijakan Perpajakan di Bidang Kepabeanan dan Cukai, kebijakan penambahan/pengur angan jenis Barang Kena Cukai (Pasal 4 ayat (2) UU. No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai) termasuk kewenangan yang diserahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal, maka untuk selanjutnya program ini kewenangannya diserahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal Keterangan: Warna Kuning pada kolom nomor (1) menunjukan bahwa inisiatif tersebut merupakan program yang dilaporkan ke UKP4 Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 52

219

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIN)

LAPORAN KINERJA (LAKIN) LAPORAN KINERJA (LAKIN) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI LAKIN DJBC TAHUN 2014 PENGANTAR Rasa syukur mari

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2017 1. Kementrian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. Sasaran Strategis K/L : 1.Terjaganya Kesinambungan Fiskal 3. Program : Program

Lebih terperinci

2016 Laporan Kinerja DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2016 Laporan Kinerja DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2016 Laporan Kinerja DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LAKIN) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 11 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Barat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan organisasi vertikal di bawah Kementerian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIN)

LAPORAN KINERJA (LAKIN) 2016 Laporan Kinerja DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA (LAKIN) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bagi suatu organisasi pemerintah merupakan suatu kewajiban sebagai upaya mewujudkan tata kelola system yang modern. RSB

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 206.3/PMK.01/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia. Demi terciptanya suatu good governance, pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai upaya yang lebih nyata dalam meningkatkan kinerja pelayanan kepada para pemangku kepentingan dan pengguna jasa maka Kementerian Keuangan sejak tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.01/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang PENGANTAR PENGANTAR (LAKIP) Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja DJPU tahun 2011 sebagai salah satu Unit Eselon I Kementerian Keuangan. LAKIP DJPU disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional memegang peranan penting dalam sejarah pembangunan di Negara berkembang, tak terkecuali di Indonesia. Perdagangan internasional merupakan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

21 Universitas Indonesia

21 Universitas Indonesia BAB 3 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN KEUANGAN DAN BALANCED SCORECARD TEMA BELANJA NEGARA 3.1. Tugas, Fungsi, dan Peran Strategis Departemen Keuangan Republik Indonesia Departemen Keuangan Republik Indonesia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean B Yogyakarta Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam kerangka pembangunan kelautan dan perikanan saat ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DAN LAPORAN AKUNTANTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) SAKIP adalah rangkaitan sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DIREKTORAT FASILITAS KEPABEANAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI Pembebasan Bea Masuk atas barang untuk keperluan Museum, Kebun Binatang, dan Tempat Lain Semacam Itu Yang Terbuka Untuk Umum, serta barang untuk Konservasi Alam K E M E N TER I A N K E U A N G A N R E

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LAKIP) TAHUN 2015 BAB II. PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis atau yang disebut dengan RENSTRA merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu berisi visi,

Lebih terperinci

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA

BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA BAB II KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Bea dan cukai sesungguhnya merupakan suatu lembaga dan aktifitas yang telah lama ada di Indonesia. Bahkan jika

Lebih terperinci

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 FORMULIR 1 PENJELASAN UMUM RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016 1.Kementerian/Lembaga : KEMENTERIAN KEUANGAN 2. VISI : Menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menindaklanjuti serangkaian kebijakan dan strategi yang secara utuh tertuang di dalam Rencana Stragis KKP tahun 2010-2014, Ditjen PSDKP sesuai tugas dan fungsinya telah

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal.

1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat Jenderal. LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Sekretaris Direktorat

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 74/PMK.01/2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN OLAHRAGA YANG DIIMPOR OLEH INDUK ORGANISASI OLAHRAGA NASIONAL

PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN OLAHRAGA YANG DIIMPOR OLEH INDUK ORGANISASI OLAHRAGA NASIONAL PEMBEBASAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG UNTUK KEPERLUAN OLAHRAGA YANG DIIMPOR OLEH INDUK ORGANISASI OLAHRAGA NASIONAL Homepage http://www.beacukai.go.id DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TUGAS: Merumuskan

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA 2012 Kedeputian Pelayanan Publik Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Akuntabilitas sebagai salah satu pilar tata kepemerintahan

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) merupakan organisasi vertikal di bawah Kementerian Keuangan yang mempunyai tugas

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1

1 Pendahuluan. Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kab. Pasuruan 1 1 Pendahuluan D alam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan kinerjanya sebagaimana diamanatkan dalam inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), seluruh instansi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KOTA TANGERANG TAHUN 2014-2018 A. Latar Belakang RPJMD Kota Tangerag tahun 2014-2018 adalah merupakan tahapan ke- III dalam rangka mewujudkan Visi Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2014 FORMULIR RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 04 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN KEUANGAN I. VISI No 0 II. MISI No 0 0 03 04 05 06 III. SASARAN STRATEGIS No 0 Tingkat pendapatan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS Rencana Strategis Ditjen Bina Marga memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penyelenggaraan jalan sesuai

Lebih terperinci

Kata Kunci: pelayanan Barang Impor, Prosedur Pelaksanaan Barang Impor

Kata Kunci: pelayanan Barang Impor, Prosedur Pelaksanaan Barang Impor Judul : Tata Cara Prosedur Pelayanan Barang Impor Pada Kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai Ngurah Rai ( PIB) Nama : Anastasia Astuti Nim : 1406043042 ABSTRAK Direktorat Jendral Bea dan Cukai merupakan

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS Perencanaan Strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 27 Januari 2017 KEPALA BIRO PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAN LAYANAN PENGADAAN SETDA PROVINSI GORONTALO,

KATA PENGANTAR. Gorontalo, 27 Januari 2017 KEPALA BIRO PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAN LAYANAN PENGADAAN SETDA PROVINSI GORONTALO, KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur ke Hadirat Allah SWT, berkat perkenan, rahmat, dan hidayah-nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Pengendalian Pembangunan dan Ekonomi Setda Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi antar negara, melainkan antar

BAB I PENDAHULUAN. dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi antar negara, melainkan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada tahun 1999, kita melihat negara-negara di Asia Timur yang samasama terkena krisis mulai mengalami pemulihan, kecuali Indonesia. Harus dipahami bahwa kompetisi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran I Matriks Rencana Strategis Tahun 2016-2021 SATUAN POLISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) merupakan salah satu unit eselon I pada Kementerian Keuangan yang memiliki tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH

BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH BAB V PERTANGGUNGJAWABAN LURAH Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu : Bentuk Laporan Pertanggungjawaban Kepala Desa : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan (selama 100 menit) Tujuan : Praja dapat

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) ASISTEN DEPUTI BIDANG MATERI PERSIDANGAN 2014 KATA PENGANTAR Dalam rangka melaksanakan amanah Inpres Nomor 7 Tahun 1999, Asisten Deputi Bidang Materi

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai media untuk menjawab amanah yang diberikan oleh pemangku kepentingan (stakeholders) kepada Pemerintah pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, ruang lingkup dan batasan penelitian, dan sistematika penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1792, 2016 KEMENKEU. PPK-BLU Satker. Penetapan. Pencabutan Penerapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.05/2016 TENTANG PENETAPAN DAN PENCABUTAN

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2011 Daftar Isi i Kata Pengantar ii Ringkasan Eksekutif iv Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2011 v BAB I Pendahuluan 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk usaha Dalam era globalisasi perdagangan antar negara mengalami peningkatan yang sangat tinggi dalam nilai ekspor Indonesia. Peningkatan

Lebih terperinci

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi

Gambar Piramida Penyelarasan Strategi Balanced Scorecard Kementerian Keuangan Konsep Balanced Scorecard (BSC) dikembangkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton yang berawal dari studi tentang pengukuran kinerja di sektor bisnis pada tahun

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah.

1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah. LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KM.1/2016 TENTANG URAIAN JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1. NAMA JABATAN: Direktur Pendapatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU. A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU. A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B PEKANBARU A.Sejarah KPPBC Tipe Madya Pabean B Pekanbaru Bea dan Cukai merupakan institusi global yang hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 23 mengamanatkan: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang- Undang dan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun anggaran 2013, kewenangan atas pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) beralih dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB) kepada Direktorat

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PEKANBARU

RENCANA STRATEGIS BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PEKANBARU LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PEKANBARU NOMOR 40.1/BPP.02/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PEKANBARU TAHUN 2015 RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Pajak adalah sebuah direktorat jenderal dibawah Kementerian Keuangan Indonesia

Lebih terperinci

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

L A K I P. Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN. PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L A K I P LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH Satuan Kerja (sebutkan) TAHUN ANGGARAN BADAN PUSAT STATISTIK (sebutkan Satuan Kerja) (tahun terbit) Satuan Kerja (Sebutkan) Kata Pengantar Bagian

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan

Lebih terperinci

Independensi Integritas Profesionalisme

Independensi Integritas Profesionalisme BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Independensi Integritas Profesionalisme VISI Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilainilai dasar untuk berperan

Lebih terperinci