BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengertian Sistem Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu Systema, dalam Bahasa Inggris dikenal dengan SYSTEM, yang mempunyai satu pengertian yaitu sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan yang tidak terpisahkan. Menurut filsuf Stoa, bahwa sistem adalah gabungan dari keseluruhan langit dan bumi yang bekerja bersama-sama, sehingga dapat dilihat bahwa sistem terdiri dari unsur-unsur yang bekerja sama membentuk suatu keseluruhan dan apabila salah satu unsur tersebut hilang atau tidak berfungsi, maka gabungan keseluruhan tersebut tidak dapat lagi disebut suatu sistem. Berikut ini adalah definisi kata Sistem menurut beberapa para ahli: 1. Buckley Sistem adalah suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan diantara bagianbagiannya. (A whole that functions as a whole by virtue of interdependence of its parts). 2. H. Kerzner Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri dari manusia dan/atau bukan manusia (non-human) yang diorganisir dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama atau hasil akhir. Pengertian ini, mengandung arti pentingnya aspek pengaturan dan pengorganisasian komponen dari suatu sistem untuk mencapai sasaran bersama, karena bila tidak ada sinkronisasi II-1

2 dan koordinasi yang tepat, maka kegiatan masing-masing komponen, sub-sistem, atau bidang dalam suatu organisasi akan kurang saling mendukung. 3. B.S. Blanchard (1990) Engineering System adalah aplikasi yang efektif dari usaha-usaha ilmu pengetahuan dan engineering dalam rangka mewujudkan kebutuhan operasional menjadi suatu sistem konfigurasi tertentu, melalui proses yang saling terkait berupa definisi keperluan analisis fungsional, sintesis, optimasi, desain, tes, dan evaluasi. Sebagai contoh yaitu dalam hal konstruksi bangunan sipil, khususnya konstruksi jembatan, maka yang dimaksud dengan sistem konstruksi adalah suatu konstruksi yang disusun oleh atau terdiri dari sub-sistem yaitu: bangunan atas jembatan, bangunan bawah jembatan, dan dilengkapi dengan bangunan pelengkap jembatan Jenis Sistem Sistem dapat dibedakan menjadi 2 jenis Manajemen bag I, cetakan keempat 1987) yaitu: (Davis, B. Gordon, Kerangka dasar Sistem Informasi a. Sistem tertutup : sistem yang mandiri, tidak bertukar materi, informasi atau energi dari lingkungannya dan tidak terpengaruh dari gejolak di luar sistem. salah satu contohnya yaitu sistem komputer. b. Sistem terbuka : sistem yang mengadakan pertukaran informasi atau energi dengan lingkungannya. Sistem terbuka cenderung memiliki sifat adaptasi sehingga dapat menyesuaikan terhadap perubahan dalam lingkungannya sehingga dapat meneruskan eksistensinya, mengorganisasikan diri dan mengubah organisasinya sebagai tanggapan atas perubahan yang terjadi. Salah satu contohnya yaitu sistem organisasi atau sistem biologis seperti manusia. II-2

3 Tidak ada pertukaran dengan Lingkungan Gambar 2.1 Sistem tertutup Diketahui Tidak Diketahui Gangguan Menerima masukan yang diketahui, tidak diketahui dan gangguan Lingkungan Gambar 2.2 Sistem terbuka Keluaran 2.2 Manajemen Setiap kegiatan manusia mempunyai tujuan tertentu. Dalam mencapai tujuannya, setiap/kelompok orang akan melakukan usaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Namun seringkali yang terjadi pencapaian tujuan tersebut tidak dilakukan dengan baik yaitu secara efisien dan efektif. Oleh karena itu diperlukanlah manajemen yang merupakan sistem pengaturan terhadap unsur yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan seperti dapat dilihat pada gambar 2.3. Jadi secara umum manajemen adalah suatu usaha atau cara untuk memanfaatkan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu dengan efektif dan efisien. Gambar 2.3 Manajemen II-3

4 2.2.1 Unsur-unsur manajemen Sebagai salah satu komponen penting dalam lingkup manajemen adalah unsur-unsur manajemen atau sumber daya. Sumber daya yang dimaksud dikenal dengan 5 M yaitu manusia (man), bahan (material), mesin/peralatan (machine), metode/cara kerja (method), modal uang (money). Dalam rangka mencapai tujuannya setiap orang/kelompok akan mengoptimalkan pemakaian sumber daya tersebut sehingga tercapai tujuan kegiatan secara efektif dan efisien. Dengan memanfaatkan unsur-unsur atau sumber daya ini secara efisien, ketersediaannya yang terbatas tidak menjadi halangan sehingga tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat memberikan hasil yang maksimal Tingkatan Manajemen Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen (Azhar Susanto, Sistem Informasi Manajemen,2002:187) yaitu : 1. Tingkat Manajemen Atas (Top Management) adalah tingkatan paling tinggi dari manajemen yang biasanya terdiri atas beberapa orang saja. Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat konseptual yang meliputi kebijaksanaan, strategi dan keputusan dan meliputi kurun waktu rencana jangka panjang. 2. Tingkat Manajemen Menengah (Middle Management) adalah tingkatan manajemen yang berfungsi mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah. 3. Tingkat Manajemen Bawah (First Line Management) adalah tingkatan manajemen pada tingkat yang terbawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja pengoperasian. Tingkatan manajemen tersebut dapat digambarkan seperti piramida, dimana semakin ke atas semakin mengecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat paling atas mempunyai tanggung jawab yang besar dari II-4

5 tingkat di bawahnya. Oleh sebab itu, tingkatan paling atas (top managent) biasanya hanya terdiri dari satu orang atau bisa disebut dengan manager. Top Management Middle Management First line Management Gambar 2.4 Tingkatan Manajemen Proses Manajemen Dalam proses manajemen terdapat 2 (dua) kata kunci yang perlu diperhatikan dalam mencapai tujuan akhir ini, yaitu: 1. Efisien, yaitu penghematan. Kegiatan yang dilakukan diupayakan agar tidak boros terhadap : a) Sumber daya, baik dari segi biaya, material dan manusia, peralatan terutama dikarenakan adanya keterbatasan terhadap sumber daya yang dimiliki. b) Waktu. Perlu mengatur agar waktu yang ada dapat dipergunakan sebaik-baiknya. 2. Efektif, yaitu tepat guna. Melakukan pemilihan penggunaan sumber daya setepat-tepatnya untuk mencapai kualitas dan kuantitas yang dikehendaki. a. Urutan. Terkadang ada kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum dapat melakukan kegiatan lainnya. b. Prioritas. Dalam kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk menyelesaikan semua kegiatan yang telah direncanakan, perlu II-5

6 memilih kegiatan mana saja yang terpenting yang harus dilakukan tanpa penundaan lagi. Dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan diperlukan serangkaian kegiatan sebagai suatu usaha/cara melakukan manajemen yang disebut proses manajemen. Ada enam dasar fungsi manajemen dalam proses manajemen (Soekirno, Purnomo, Diktat Kuliah Manajemen Konstruksi, Bandung, 2006), yaitu: 1. Penetapan tujuan (goal setting) : Penetapan tujuan merupakan tahapan paling awal dari suatu proses manajemen. Tujuan merupakan misi sasaran yang ingin dicapaioleh suatu organisasi di masa yang akan datang. Efektivitas pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan oleh kemampuan manajemen, juga ditentukan oleh sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. 2. Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai kegiatan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perencanaan juga dapat dilihat dari sudut jangkauan waktu atau kurun (horison) perencanaannya. Ada rencana yang jangkauan waktunya panjang atau yang lebih dikenal dengan rencana jangka panjang (strategis). Ada rencana yang jangkauan waktunya lebih pendek, yang disebut sebagai rencana pengoperasian (taktis). 3. Pengisian Staff (Staffing) Staffing Adalah proses manajemen yang berkenaan dengan pengerahan, penempatan, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip dan tahapan proses manajemen ini adalah menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right position, right time). Sebelum mencari orang untuk ditempatkan dalam satu posisi tertentu maka terlebih dahulu ditetapkan struktur organisasi yang akan dipakai. Masing-masing posisi pada organisasi tersebut kemudian harus dijelaskan ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan keahlian serta ketrampilan yang disyaratkan yang II-6

7 dikenal sebagai uraian jabatan (job description) dan persyaratan jabatan (job requirement). 4. Pengarahan (Directing) Directing adalah usaha untuk memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam tahapan proses ini terkandung usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar bekerja dengan baik, bagaimana proses kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan serta dapat memberikan suasana hubungan kerja yang baik dan bagaimana mengkoordinasi orang-orang dan kegiatan-kegiatan dalam suatu organisasi. 5. Supervising Supervising didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individuindividu dalam suatu organisasi untuk mencapai kinerja kerja serta tujuan organisasi tersebut. Berkenaan dengan tahapan proses ini dikenal adanya suatu kondisi tertentu dalam organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan informasi dalam suatu organisasi. 6. Pengendalian (controlling) Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapka. Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yang direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak. Keenam fungsi manajemen tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yang disebut dengan proses manajemen seperti dapat dilihat pada gambar 2.5, yang terdiri dari : 1. Perencanaan (planning) Perencanaan dapat didefinisikan sebagai proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-asumsi di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. II-7

8 2. Pelaksanaan (execution) Merupakan salah satu proses manajemen yang bertujuan untuk melaksanakan rencana yang telah dibuat sebelumnya untuk mencapai suatu tujuan. Dalam proses pelaksanaan ini terdapat beberapa fungsi manajemen antara lain pengisian staff (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan (supervising). 3. Pengendalian (controlling) Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penetapan apa yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi/pengukuran kinerja dalam pelaksanaan terhadap rencana yang telah disusun dan jika diperlukan dilakukan perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengendalian sangat erat kaitannya dengan proses perencanaan sebab pada kegiatan pengendalian inilah dilihat apakah yang direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak. Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses yang bersifat dinamis. Dengan kata lain, proses tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu tahapan-tahapan yang berdiri sendiri, melainkan sebagai proses yang berkait yang memungkinkan adanya pengulangan kembali suatu tahap proses yang telah dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian. Gambar 2.5 Proses manajemen II-8

9 2.3 Definisi dan Prinsip Mutu Sebelum ISO 9000 lahir, berbagai definisi mutu telah dinyatakan oleh para ahli manajemen dunia, diantaranya adalah Juran (1951), Kecocokan dengan tujuannya atau penggunaannya Fegeinbaum (1951), Gabungan seluruh karakteristik barang dan jasa dalam bidang marketing, manufaktur, dan pemeliharaan yang dalam penggunaannya akan memenuhi harapan pelanggan Edward Deming (1986) mendefinisikan mutu menurut konteks, persepsi pelanggan dan kebutuhan serta kemauan pelanggan. Goestsch dan Davis (1994), membuat definisi mutu sebagai suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Hardjosoedarmo (2004) mendefinisikan mutu adalah karakteristik barang dan jasa yang ditentukan oleh pelanggan (consumer) dan diperoleh melalui pengukuran proses serta melalui perbaikan yang berkelanjutan. Mutu adalah penilaian subyektif dari pelanggan; penilaian ditentukan oleh persepsi pelanggan terhadap barang dan jasa; mutu tergantung pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh pelanggan. Mutu merupakan keseluruhan sifat dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang menyangkut kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan. Jadi definisi ini berkaitan dengan pemuasan kebutuhan klien atau pelanggan. Untuk suatu proyek gedung misalnya, klien dapat berarti pemilik, atau pengguna bangunan. Sebagai contoh, apabila klien diartikan sebagai pemilik atau pemberi tugas yang akan membiayai perencanaan dan pelaksanaan konstruksi dari proyek, maka kebutuhan yang harus dipenuhi oleh perencana dan kontraktor meliputi: II-9

10 Untuk perencanaan : - Estetika seperti selera desain yang baik. - Fungsionalitas seperti, perencanaan sesuai dengan kebutuhan, memenuhi peraturan yang ada. - Durabilitas seperti, bahan dan peralatan yang dapat melaksanakan fungsinya dengan baik selama masa layan. - Keselamatan seperti, aman untuk penghuni, mengikuti peraturan yang ada. - Biaya seperti, didalam batas dana yang tersedia. Untuk konstruksi : - Workmanship seperti, kualitas perkerjaan konstruksi - Integritas seperti, sesuai dengan gambar dan spesifikasi - Waktu penyelesaian proyek sperti sesuai dengan persyaratan pemilik. Untuk mencapai keseragaman pemahaman akan mutu dan hal-hal yang berhubungan dengan mutu, maka International Organization for Standardization (ISO) mengeluarkan ISO 8402 : Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu Kosa kata sebagai dokumen pendukung ISO Berikut ini diuraikan definisi dan prinsip mengenai mutu yang terkandung dalam ISO 8402 tersebut. a. Mutu (Quality) Keseluruhan karakteristik/spesifikasi mutu barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan pelanggan, baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat. Barang dan jasa ini dapat berupa hasil kegiatan atau proses berupa produk berwujud dan tak berwujud seperti jasa, program komputer dan desain,dapat pula berarti suatu kegiatan proses seperti pelaksanaan proses produksi. Kebutuhan pelanggan sebagai penerima produk berupa barang atau jasa tersebut dapat meliputi berbagai aspek seperti kinerja, kegunaan, II-10

11 keandalan yang mencakup ketersediaan, reliabilitas, dan daya rawat serta keselamatan, lingkungan, ekonomi dan estetika. Kebutuhan pelanggan yang dinyatakan biasanya telah dispesifikasi dalam lingkup kontrak sedangkan untuk lingkup lainnya, kebutuhan yang tersirat harus diidentifikasikan dan didefinisikan. Dalam banyak kasus, kebutuhan ini dapat berubah sejalan dengan waktu sehingga perbaikan spesifikasi secara berkala perlu dilakukan. Pemenuhan mutu barang atau jasa dipengaruhi oleh berbagai tahapan kegiatan yang saling berkaitan yang disebut dengan rangkaian mutu (quality loop), mulai dari identifikasi kebutuhan sampai dengan terpenuhinya persyaratan mutu. Untuk mencapai mutu yang memuaskan secara ekonomis, maka setiap tahapan kegiatan dalam rangkaian mutu harus dilibatkan secara menyeluruh. b. Pengendalian Mutu (Quality Control) Teknik dan kegiatan yang digunakan untuk memenuhi karakteristik/spesifikasi mutu. Dalam pengendalian mutu, terdapat berbagai teknik dan kegiatan untuk meyakinkan suatu produk berupa barang atau jasa memenuhi spesifikasi yang telah diterapkan. Pengendalian mutu ini diperlukan sebagai indikator setiap tahapan pengerjaan untuk melihat apakah persyaratan mutu produk telah terpenuhi dan berguna sebagai umpan balik apabila terjadi ketidaksesuaian yang memerlukan perbaikan. Melaksanakan pengendalian mutu berarti : Menggunakan pengawasan mutu sebagai dasar Melaksanakan pengendalian biaya, waktu dan mutu secara terintegrasi Melakukan pengendalian jumlah produksi dan waktu pengiriman Proses pengendalian tidak dapat dilakukan hanya dengan perintah dari atas saja karena bisa saja perintah tersebut macet atau menyimpang II-11

12 sehingga berakibat tidak sesuainya perintah dengan tujuan yang diinginkan. Untuk itu pengendalian harus diatur berdasarkan ungkapan Plan-Do- Check-Action (PDCA) yang meliputi : 1. Tentukan tujuan serta metoda untuk mencapai tujuan (Plan) Target harus ditentukan berdasarkan informasi, dasar pemikiran dan data yang lengkap. Metode yang ditetapkan harus dapat diterima oleh semua pihak karena itu harus dilakukan standarisasi yang harus diperbaiki secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu agar sesuai dengan kondisi yang terus berubah. 2. Sertakan Pendidikan dan latihan dalam melaksanakan pekerjaan (Do) 3. Periksa akibat dari pelaksanaan (Check) Pemeriksaan dilakukan untuk menemukan penyimpangan dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan memeriksa penyebabnya dan memeriksa akibatnya. 4. Ambil tindakan yang tepat (Action) Setelah faktor-faktor penyebab penyimpangan ditemukan maka harus diambil tindakan yang tepat sehingga dapat dicegah terjadinya kesalahan yang sama. Gambar 2.6 Siklus PDCA II-12

13 c. Jaminan Mutu (Quality Assurance) Seluruh kegiatan terencana dan sistematis yang diimplementasikan dalam sistem manajemen mutu untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu produk akan memenuhi persyaratan mutu. Ada dua tujuan mengenai jaminan mutu yaitu: 1. Ke dalam perusahaan (internal) Jaminan mutu memberikan keyakinan kepada manajemen dan seluruh karyawan perusahaan. 2. Ke Luar perusahaan (eksternal) Jaminan mutu memberikan keyakinan kepada pelanggan dan pihak-pihak yang terkait. Pada dasarnya, jaminan mutu ini tidak dapat memberikan keyakinan yang cukup kecuali jika persyaratan mutu benar-benar mencerminkan kebutuhan pelanggan. Jaminan mutu ini merupakan fungsi pencegahan, bukan pengendalian, walaupun beberapa kegiatan jaminan mutu dan kegiatan pengendalian mutu saling berhubungan. Untuk mengimplementasikan jaminan mutu secara efektif, prosedur dan instruksi kerja yang tepat dan sistematis yang digunakan dalam mengendalikan suatu proses harus diikuti dan dijalankan dengan baik. d. Manajemen Mutu (Quality Management) Aspek keseluruhan cara manajemen yang menetapkan dan melaksanakan kebijakan mutu. Kebijakan mutu (quality policy) yang dimaksud adalah keseluruhan maksud dan tujuan perusahaan mengenai mutu yang secara formal dinyatakan oleh manajemen puncak (top management). Untuk mencapai mutu yang diinginkan, diperlukan adanya komitmen dan keterlibatan seluruh karyawan dalam perusahaan sedangkan tanggung jawab manajemen mutu berada pada manajemen puncak. II-13

14 Manajemen mutu sendiri mencakup unsur-unsur sebagai berikut : Mendefinisikan sasaran Dimulai dengan suatu komitmen tertulis terhadap kebijakan dan organisasi yang terdefinisi lalu diteruskan dengan instruksi prosedur yang rinci untuk setiap langkah proses produksi. Menentukan standar Dalam sistem itu sendiri terdapat beberapa standar, misalnya : standar pembelian material, kemampuan supplier mengirim material sesuai persyaratan, kesesuaian dengan tuntutan produk dan sebagainya. Untuk semua standar tersebut harus dibuatkan prosedur dan sistem verifikasi. Sistem produksi Setelah mendefnisikan kedua hal diatas, maka dibutuhkan suatu sistem untuk menangani setiap proses produksi. Misalnya suatu sistem pengukuran pembelian, material masuk, kondisi dalam proses, inspeksi akhir dan pengiriman. Termasuk tes dan teknik pengukuran serta tes dan kalibrasi peralatan yang digunakan. Dalam manajemen mutu terdapat 2 elemen pokok yaitu jaminan mutu dan perbaikan mutu. Unsur jaminan mutu terdiri dari desain mutu dan pengendalian mutu sedangkan unsur perbaikan mutu terdiri dari audit dan kerja kelompok seperti yang diperlihatkan pada gambar Gambar 2.7 Manajemen mutu II-14

15 Perbaikan mutu biasanya didahului dengan tinjauan dan perubahan rencana mutu, sehingga manajemen mutu menggambarkan suatu siklus pergerakan spiral yang berkesinambungan untuk mencapai performa yang lebih tinggi dalam jangka panjang dengan urutan sebagai berikut : rencana mutu, pengendalian mutu, audit dan kerja kelompok. Rencana mutu adalah dokumen yang berisikan penetapan mutu yang diinginkan, sumber daya, dan urutan kegiatan yang terkait dengan produk, jasa, dan kontrak atau proyek khusus. e. Sistem Manajemen Mutu (Quality Management system) Struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, dan sumber daya untuk mengimplementasikan manajemen mutu. Tujuan sistem manajemen mutu atau sistem manajemen mutu adalah memungkinkan para karyawan perusahaan untuk mengetahui wewenang dan tanggung jawabnya. Hal ini dapat dicapai dengan mendokumentasikan manual kerja secara teratur dan pelatihan yang memadai untuk para karyawan. Dalam suatu perusahaan, sebelum menerapkan sistem manajemen mutu, keseluruhan maksud dan tujuan mengenai mutu perlu dituangkan dalam kebijakan mutu dengan melibatkan seluruh karyawan perusahaan yang dimulai dari manajemen puncak agar sistem manajemen mutu dapat berjalan dengan baik. Maksud dan tujuan mengenai sistem manajemen mutu hendaknya sebagai berikut : Mencapai dan mempertahankan mutu produk yang dihasilkan sehingga terus-menerus memenuhi persyaratan mutu. Meningkatkan mutu operasi perusahaan sehingga memenuhi semua kebutuhan pelanggan dan pihak-pihak yang terkait (stakeholder), baik kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat, secara berkesinambungan. II-15

16 Memberikan keyakinan kepada manajemen dan seluruh karyawan perusahaan bahwa mutu yang dikehendaki dapat tercapai, dipertahankan, serta ditingkatkan. Memberikan keyakinan kepada pelanggan dan pihak-pihak yang terkait bahwa mutu yang dikehendaki sedang dan akan dicapai dalam produk yang akan diserahkan. f. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) Pendekatan manajemen suatu organisasi yang berpusat pada mutu berdasarkan pada partisipasi seluruh anggota organisasi, dengan tujuan mencapai sukses jangka panjang berupa kepuasan pelanggan serta keuntungan yang diperoleh bagi organisasi dan masyarakat sekitarnya. Konsep mutu dalam manajemen mutu terpadu mengandung arti sebagai hasil akhir yang dituju oleh seluruh elemen manajemen. Agar suatu perusahaan dapat menjalankan manajemen mutu terpadu dengan baik dibutuhkan usaha pendekatan yang sungguh-sungguh dalam kepemimpinan manajemen puncak serta pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan bagi seluruh anggota organisasi. Adapun karakteristik dari Total Quality Management adalah: Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Memiliki obsesi yang tinggi pada mutu atau kualitas. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Memiliki komitmen jangka panjang. Membutuhkan kerja sama tim (teamwork). Memperbaiki proses secara berkesinambungan. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan. Memberikan kebebasan yang terkendali. Memiliki kesatuan tujuan. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan /tenaga kerja. II-16

17 Sementara sistem dan metoda kontrol dapat dengan mudah diciptakan, pembentukan sikap umumnya lebih sulit dan memerlukan waktu lama sebelum dapat dihayati oleh seluruh karyawan. Pimpinan perusahaan harus secara konsisten melaksanakan pembinaan dan menunjukkan bahwa permasalahan mutu mendapat perhatian serius dengan konsisten. Beberapa kondisi yang perlu diciptakan adalah sebagai berikut: Semangat untuk meningkatkan mutu harus tampak di lingkungan perusahaan. Pemberian penghargaan bagi karyawan yang berhasil menjaga atau meningkatkan mutu. Mutu harus tetap diutamakan walaupun pekerjaan terlambat atau biaya sudah membengkak. 2.4 Manfaat Sistem Manajemen Mutu Banyak perusahaan mulai memberikan perhatian pada peningkatan mutu sebagai suatu cara yang efektif untuk memenangkan persaingan lokal dan internasional. Melalui jaminan mutu, pemberi pekerjaan akan merasa yakin bahwa proyeknya akan dikerjakan dengan efesien. Di masa mendatang persyaratan tenderpun akan lebih menekankan pada aspek mutu sehingga calon konsultan atau kontraktor harus dapat menyakinkan pemilik bahwa bukan saja hasil akhir yang tercapai, tetapi juga pelaksanaan pekerjaan dilakukan melalui tahapan yang sepenuhnya dikendalikan sehingga kegiatan perbaikan-perbaikan yang tidak perlu dapat dihindari. Terdapat banyak keuntungan yang bisa didapat oleh perusahaan yang melaksanakan sistem pengendalian mutu dengan efektif dan efesien, di antaranya : Meningkatkan efisiensi melalui upaya melancarkan operasi perusahaan. Suatu sistem yang berjalan lancar akan menghemat biaya. Selalu lebih murah melaksanakan pekerjaan dengan terencana dan benar, tanpa harus melakukan pengulangan. II-17

18 Memungkinkan penyempurnaan secara kontinu dan sistematik seluruh kegiatan. Sistem manajemen mutu yang dikembangkan dengan baik memungkinkan manajemen untuk memberikan perhatian khusus pada kegiatan yang potensial memberikan masalah dan dapat pula menggiatkan staf untuk memantau dan memperbaiki kinerja bagiannya. Membangun kepercayaan klien dengan dipenuhinya persyaratanpersyaratan yang diajukan dan dengan demikian diperoleh pekerjaan lain atau klien baru. Meningkatkan semangat staf karena sertifikasi oleh pihak ketiga menjadikan perusahaan dikenal dan diakui serta meningkatkan pandangan terhadap perusahaan. II-18

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MANAJEMEN MUTU TERPADU DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PRIMA TURWELIS Widyaiswara Madya Badikltda Jabar www.themegallery.com Nama : Dra. Turwelis, S.Pd Tempat/tgl Lahir : Bandung, 26 Pebruari 1964 Jabatan : Widyaiswara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI I GUSTI AGUNG AYU ISTRI LESTARI ABSTRAK Fakultas Teknik Univ. Mahasaraswati Denpasar Tujuan utama dalam konstruksi adalah ketepatan

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MUTU? Expectation & Importance MANAJEMEN MUTU TERPADU Standard & Performance KONSEP MUTU Menurut Tjiptono dan Diana (2003): Unjuk kerja terhadap standar yang diharapkan pelanggan Menemukan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Penjadwalan Kunci utama keberhasilan melaksanakan proyek tepat waktu adalah perencanaan dan penjadwalan proyek yang lengkap dan tepat. Keterlambatan dapat dianggap sebagai

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan konstruksi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan jasa layanan

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT

Lebih terperinci

Definisi Taufiqur Rachman 1

Definisi Taufiqur Rachman 1 Total Quality Management By: Taufiqur Rachman Definisi Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya adalah Total Quality Management (TQM)

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS

BAB II PROSES BISNIS BAB II PROSES BISNIS 2.1 Proses Bisnis Utama Semua proses bisnis yang dijalankan PT X ditujukan langsung untuk melayani klien mulai dari proses mencari proyek sampai penyerahan produks. Jenis proses bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Perkembangan Mutu Kata mutu memiliki banyak definisi yang berbeda, dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Pengertian mutu dapat ditinjau dari definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM DAN PENGELOLAAN INTEGRASI

KONSEP SISTEM DAN PENGELOLAAN INTEGRASI KONSEP SISTEM DAN PENGELOLAAN INTEGRASI Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta Manajemen Proyek (TKE 3101) oleh: Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mutu 2.1.1 Definisi Mutu International Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan mutu sebagai totalitas fitur dan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi

Lebih terperinci

MANAJEMEN LAB LECTURE 3. By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor

MANAJEMEN LAB LECTURE 3. By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor MANAJEMEN LAB LECTURE 3 By Djadjat Tisnadjaja, Universitas Nusa Bangsa, Bogor 1 KONSEP MUTU LABORATORIUM ISO 8402 : mutu adalah karakteristik menyeluruh dari suatu barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya

Lebih terperinci

HANS PUTRA KELANA F

HANS PUTRA KELANA F KAJIAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU (ISO 9001:2000 DAN ISO 22000:2005) DI PERUSAHAAN GULA RAFINASI MELALUI MAGANG DI PERUSAHAAN JASA KONSULTASI, PREMYSIS CONSULTING, JAKARTA HANS PUTRA KELANA F24104051 2009

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah Sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Konstruksi Suatu proyek konstruksi biasanya merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN #2 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menerapkan

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

PECHA KUCHA KE-16. Manajemen Mutu dalam Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya yang Berkualitas dan Berkelanjutan. 13 Maret 2015

PECHA KUCHA KE-16. Manajemen Mutu dalam Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya yang Berkualitas dan Berkelanjutan. 13 Maret 2015 PECHA KUCHA KE-16 Manajemen Mutu dalam Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya yang Berkualitas dan Berkelanjutan 13 Maret 2015 Suryanto Direktorat Pengembangan Air Minum Acuan Normatif PP No. 29 Tahun 2000

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan Bagian PKSDM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

MANAJEMEN UMUM. Kode MK : MKK Program Studi : Sistem Informasi Bobot : 2 sks. STMIK Pradnya Paramita Malang

MANAJEMEN UMUM. Kode MK : MKK Program Studi : Sistem Informasi Bobot : 2 sks. STMIK Pradnya Paramita Malang MANAJEMEN UMUM Kode MK : MKK0-5102 Program Studi : Sistem Informasi Bobot : 2 sks STMIK Pradnya Paramita Malang Standar Kompetensi : Mampu menerapkan fungsi-fungsi manajemen pada tingkat operasional Materi

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO 14001 SECARA BERSAMAAN Sumito Abstrak ISO seri 9000 tentang sistem manajemen mutu pertama kali diterbitkan oleh organisasi standardisasi internasional (ISO) pada tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr.

JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr. JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr. Sumarto, MSIE 2.Prof. Dr. H. Mukhidin oleh : Nama : Aprianto NIM :

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Proses Menurut Wikipedia proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendifinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) 1 TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 TQM Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya. Menandakan terjadinya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang

BAB III LANDASAN TEORI. sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi terbagi dalam dua kelompok, yaitu landasan teori tentang permasalahan dan landasan teori tentang

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN. Sistem adalah sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan fungsi. Gambar 1.1 Komponen dari sistem

Bab 1. PENDAHULUAN. Sistem adalah sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan fungsi. Gambar 1.1 Komponen dari sistem SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Page 1 of 9 Bab 1. PENDAHULUAN 1. SISTEM Sistem adalah sekelompok elemen yang diintegrasikan dengan fungsi umum untuk mencapai tujuan ( Raymond McLeod) Gambar 1.1 Komponen dari

Lebih terperinci

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S.

INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S. INTERNAL AUDIT K3 TJIPTO S. LANGKAH SMK3 TAHAPAN 1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG INPUT 1. Pembentukan tim 2. Penentuan lingkup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era globalisasi dan hingga saat ini belum ada definisi yang pasti bagi globalisasi. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 2.1.1. Pengertian Mutu Menurut Hadiwiardjo & Wibisono (2000 : 17) mutu, sebagaimana yang diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3

Sehingga semua pihak merasa ikut memilki dan merasakan hasilnya. Pelatihan dan Kompetensi Kerja Sistem Manajemen K3 SMK3 Sertifikat SMK3 Sertifikat SMK3 PP 50 tahun 2012 adalah penghargaan terhadap komitmen perusahaan yang telah menjalankan sesi konsultasi dan audit SMK3 Sertifikat Sistem Manajemen K3 pp 50 tahun 2012 Untuk

Lebih terperinci

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM DEFINISI & FUNGSI KUALITAS Nur Hadi Wijaya, STP, MM LATAR BELAKANG Asumsi : 12 juta penduduk merupakan pasar potensial untuk barang dan jasa yang memiliki nilai tambah, Ada tiga hal mendasar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan lingkungan bisnis yang cepat menciptakan suatu kebutuhan akan suatu perusahaan yang tanggap untuk mempertahankan daya saingnya. Dalam persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

PROYEK, MANAJEMEN DAN MANAJEMEN PROYEK. 1. Proyek Pengertian Perkembangan proyek 2. Manajemen Pengertian Fungsi-fungsi manajemen 3.

PROYEK, MANAJEMEN DAN MANAJEMEN PROYEK. 1. Proyek Pengertian Perkembangan proyek 2. Manajemen Pengertian Fungsi-fungsi manajemen 3. PROYEK, MANAJEMEN DAN MANAJEMEN PROYEK 1. Proyek Pengertian Perkembangan proyek 2. Manajemen Pengertian Fungsi-fungsi manajemen 3. Manajemen Proyek PROYEK Apa Proyek itu??? Suatu keseluruhan aktifitas

Lebih terperinci

1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG

1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG Mata Kuliah - 12 1. INPUT : KEBIJAKAN DAN PERENCANAAN 2. PROCESS: IMPLEMENTASI DAN OPERASI 3. OUTPUT : EVALUASI DAN TINJAU ULANG 1. Pembentukan tim 2. Penentuan lingkup SMK3 3. Tinjau awal 4. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

PENGAWASAN/PENGENDALIAN

PENGAWASAN/PENGENDALIAN PENGAWASAN/PENGENDALIAN PENGAWASAN/PENGENDALIAN Pengertian Pengendalian menurut Fayol adalah memeriksa apakah segala sesuatu terjadi sesuai perencanaan, instruksi, dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya pembangunan fisik (infrastruktur dalam berbagai sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara pelaksanaan proyek

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Manajemen Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Pengertian kualitas ditinjau dari definisi

Lebih terperinci

BAB 2 ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI

BAB 2 ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI BAB 2 ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI 2.1 Pendahuluan 1. Tujuan Instruksional a) Memahami dan mengerti tentang organisasi b) Mengerti tujuan pengelolaan proyek serta menguasai karakteristik proyekproyek konstruksi,

Lebih terperinci

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI

Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Pengendalian Mutu Produk Agroindustri KULIAH PENGANTAR AGROINDUSTRI Latar Belakang Pengembangan agroindustri memandang pengendalian mutu sangat strategis karena : Mutu terkait dengan kepuasan konsumen

Lebih terperinci

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) suatu Proyek termasuk proses yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN FASILITAS DAN KEGIATAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA

Lebih terperinci

Analisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak

Analisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak Analisis Sistem Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Farida Pulansari Teknik Industri FTI-UP Veteran Jawa Timur Abstrak Sertifikasi ISO 9000 mutlak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (UKM) merupakan salah satu universitas swasta di kota Bandung yang banyak dikenal masyarakat, terlihat dari banyaknya peminat mahasiswa baru yang mendaftar

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI POKOK BAHASAN 1. Perlunya PT Melaksanakan Manajemen Kualitas 2. Pemahaman dan Landasan PMPT 3. Bentuk Dasar PMPT 4. Perkembangan Penerapan Konsep PMPT 5. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Proyek dengan segala ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilibatkan didalamnya merupakan salah satu upaya manusia dalam membangun kehidupannya. Suatu proyek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya revolusioner.

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kebutuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN ISO 22000 ISO 14001 ISO 17025 OHSAS Budaya Kerja 5S/5R Budaya Kerja K3 Sistem Manajemen Halal ISO 9001 Konsumen/Masyarakat IMPLEMENTASI ISO 9001:

Lebih terperinci

GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA

GUGUS KENDALI MUTU. Oleh : SITTI MARLINA Tugas Makalah Manajemen Mutu Terpadu GUGUS KENDALI MUTU Oleh : SITTI MARLINA 21311153 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN KONSENTRASI TIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

Lebih terperinci

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 35 RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: Purnomo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegagalan pada Proyek Konstruksi Kegagalan konstruksi merupakan kegagalan yang bersifat teknis dan non teknis. Kegagalan pekerjaan konstruksi adalah keadaan hasil pekerjaan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi

B A B I PENDAHULUAN. komponen bangsa sepakat mencantumkan angka 20% sebagai angka keramat bagi 1 B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kian lama kian disadari. Merujuk kepada UUD 1945 hasil amandemen, seluruh komponen bangsa

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan 112 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1. Kebijakan Manajemen Sekolah Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan dengan menata ulang aktifitasnya sesuai dengan persyaratan

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci