LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Kemampuan Siswa Menulis Pantun DIKelas IV SDN 28. Kota Selatan Kota Gorontalo. Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Kemampuan Siswa Menulis Pantun DIKelas IV SDN 28. Kota Selatan Kota Gorontalo. Oleh"

Transkripsi

1 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Kemampuan Siswa Menulis Pantun DIKelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo Oleh Rima Subula Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Pembimbing II Dra. Dajani Suleman, M.Hum Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd Nip : Nip : Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Dra. Hj. Hakop Walangadi, M.Si NIP

2 KEMAMPUAN SISWA MENULIS PANTUN DI KELAS IV SDN 28 KOTA SELATAN KOTA GORONTALO OLEH RIMA SUBULA Pembimbing I : Dra. Dajani Suleman, M.Hum Pembimbing II : Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd Mahasiswa Program Studi S1- PGSD UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO ABSTRAK Rima Subula Kemampuan siswa menulis pantun di kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M.Hum dan pembimbing II Dra. Hj.Evi Hasim, M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo? Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. npenelitian ini dilaksanakan di SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, dengan jumlah siswa 21 orang laki-laki 12 orang dan perempuan 9 orang, dari hasil penelitian ini peneliti melihat bahwa dari hasil keseluruhan siswa kelas IV dalam menulis pantun ternyata yang mampu 14 siswa atau 66,66% sedangakan yang tidak mampu 7 siswa atau 33,3%.Berdasarkan analisis hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa menulis pantun di kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo tergolong sudah mampu. Kata Kunci : Menulis Pantun 1 1 Rima Subula mahasiswa jurusan pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu pendidikan Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Dajani Suleman, M.Hum Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd

3 Menulis merupakan salah satu dari empat kemampuan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan ini tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan yang mendasari proses pembentukan bahasa anak. Kemampuan berbahasa ini secara bertahap dimiliki oleh siswa, dikatakan siswa mampua berbahasa yang baik dan benar, bila mereka mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan berbahasa dikategorikan dari aspek pemerolehan yakni pemerolehan alami dan pemerolehan tidak alami. Kemampuan berbicara dan mendengarkan sudah merupakan hakekat dasar manusia, berbicara dan mendengarkan sudah didapati melalui interaksi alamiah dan lingkungan sekitar tempat dia tinggal dan masyarakat berbeda dengan kemampuan menulis dan membaca, seseorang hanya bias memperoleh setelah mengikuti pendidikan formal disekolah, serta melalui latihan-latihan dan bimbingan baik oleh guru maupun dengan orang tua sehingga orang tersebut dapat menulis. Untuk menulis pantun, hal yang harus diperhatikan yaitu membuat topik atau tema terlebih dahulu, sama halnya jika hendak membuat karangan yang lain, tema dalam penulisan pantun sangat penting sekali, karena dengan tema pantunpantun yang dibuat oleh siswa akan lebih terarah kepada suatu maksud yang diharapkan, dan juga tidak akan merebak kemana-mana, yang akhirnya dapat mendatangkan masalah. Dengan adanya sedikit pengekangan kreativitas bagi siswa dalam menulis pantun, jika menggunakan tema yang sempit, oleh sebab itu guru harus lebih bijaksana dalam memilih tema yang didalamnya dapat mengandung atau mencakup berbagai permasalahan keseharian. Tema yang cocok diberikan dalam proses pembelajaran, misalnya saja berkaitan dengan masalah politik, sosial budaya, dan kehidupan keluarga. Misalnya tema tentang sosial budaya dengan mengambil topik soal kebersihan atau masalah sampah, hal pertama yang harus dilakukan yaitu membuat isinya terlebih dahulu,untuk membuat isi harus diingat bahwa pantun terdiri atas empat baris. Dua baris pertama sampiran, dan dua baris berikutnya yaitu isi. Jadi soal sampah tersebut dapat disusun dalam dua baris kalimat yang setiap baris kalimatnya terdiri atas empat perkataan dan berkisar antara 8 sampai 12 suku kata.

4 Guru merupakan sumber belajar, ia menjadi pusat tempat bertanya. Tugas guru selain untuk memberikan ilmu pengetahuan kepada murid, juga menunjukkan jalan bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan, dan mengembangkan dorongan untuk berilmu. Dengan kata lain menumbuh kembangkan budaya membaca dan meneliti untuk menemukan sesuatu pada diri muridnya. Beraneka ragam sumber belajar yang dapat ditemukan oleh siswa selain pada guru itu sendiri, melainkan siswa dapat menemukan sumber belajar di perpustakaan, taman bacaan, toko buku, berbagai media massa, alam dan lingkungan sekitar. Seorang guru harus memiliki kelebihan dari murid-muridnya, salah satu kriteria yang tidak bisa dihilangkan untuk menjadi guru adalah kapasitas ilmu pengetahuan yang dimilikinya harus berada jauh melebihi murid-muridnya. Guru juga harus menjadikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sebagai dasar segala tingkah laku dan perbuatan yang dilakukannya karena guru adalah profesi mulia yang dididik secara khusus. Itu sebabnya guru menjadi panutan masyarakat, digugu dan ditiru oleh anak didiknya. Pembelajaran bahasa juga adalah proses pemberian ransangan belajar kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa. Dengan pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia. Pada dasrnya sastra puisi dan prosa dibagi menjadi dua. Pertama sastra imajinatif dan kedua sastra non imajinatif. Sastra imajinatif adalah karya sastra yang berasal dari daya khayal atau imajinasi pengarang. Dan sangat tipis hubungannya dengan fakta dan realita kehidupan. Yang termasuk dalam sastra imajinatif yang terdapat didalam kurikulum dan dipelajari di sekolah dasar adalah puisi lama yaitu pantun. Dalam kegiatan menyusun isi pantun anak selalu memandang bahwa dalam menulis pantun hanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki bakat, karena siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan dalam pikiran mereka. Sehingga pembelajaran dalam menyusun isi pantun anak

5 dianggap sulit bagi siswa, karena pandangan bahwa menulis pantun diperlukan suatu kreativitas, imajinasi yang tinggi, adanya kesulitan siswa dalam menyusun kalimat dalam baris pantun, baik berupa sampiran maupun isi yang sesuai dengan tema serta menyusun rima antara sampiran dan isi. Demikian pula pengajaran yang kurang biasa menerapkan metode, strategi maupun teknik pembelajaran yang kurang tepat, sehigga terasa menjenuhkan. Permasalahan yang terjadi di SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo khususnya pada siswa kelas IV, berdasarkan observasi awal penelitian bahwa kurangnya penguasaan siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam penulisan pantun. Maka berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengangkat suatu judul kemampuan siswa menulis pantun di kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD 28 Kota Selatan Kota Gorontalo pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Peneliti menetapkan objek penelitian di SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, khususnya pada siswa kelas IV, karena ada beberapa alasan bahwa sekolah tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Selain itu data yang digunakan sebagai bahan penelitian cukup memadai Jenis penelitian ini menggunakan rancangan kuali tatif dengan metode deskriptif karena peneliti ingin mengetahuai bagaimana upaya guru mengatasi kesulitan siswa dalam menulis pantun. Pada penelitian jenis ini dilakukan observasi, wawancara dan dokumentasi untuk dapat mengumpulkan data-data yang valid sehingga akan diketahui bagaimana kemampuan siswa untuk menulis pantun Dalam penelitian ini, peneliti sebagai pengumpul data sangat berperan penting karena peneliti sebagai pengamat utama dalam penelitian. Kehadiran Peneliti ini juga diketahui oleh kepala sekolah, Guru-guru, serta siswa-siswa yang berada di SDN 28 Kota Selatan Kabupaten Gorontalo. Dengan penelitian ini peneliti bermaksud untuk bisa mengetahui secara langsung bagaimana kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu : Data primer adalah bukti penulisan yang diperoleh di lapangan yang dilakukan secara langsung oleh penulisannya. Untuk pembuktian suatu kasus penulisan ilmiah (laporan), penulis harus mengumpulkan data atau informasi secara cermat dan tuntas. Jika data tidak lengkap, kesimpulan yang dihasilkan

6 tidak valid (tidak sah). Selain itu, data juga diuji kebenaran dan keabsahanya. Oleh karena itu, sebelum digunakan dalam karangan semua data harus dievaluasi atau diuji kebenaranya sehingga diketahui secara pasti, data itu merupakan fakta. Data dapat diuji dengan. Wawancara, dan observasi. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber-sumber yang sudah ada. Data ini dapat diperoleh di perpustakaan, atau dari data-data yang sudah ada sebelumnya. Adapun yang menjadi teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Observasi merupakan pengamatan langsung kepada objek yang diteliti, dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran secara umum tentang permasalahan yang ada. teknik ini digunakan untuk mengamati permasalahan yang diteliti yaitu bagaimana kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan. Untuk mendapatkan suatu informasi peneliti melakukan wawancara dengan guru dan siswa secara langsung, agar dapat mengetahui apa yang menjadi kesulitan siswa dalam menulis pantun sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV. Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melalui dokumentasi yang berupa gambar. Untuk melakukan dokumentasi peneliti meminta bantuan salah satu teman mahasiswa untuk mengambil gambar dengan menggunakan alat handphone atau kamera digital, pengambilan dokumentasi dan pengumpulan data dilakukan pada saat peneliti mengamati proses pembelajaran bahasa Indonesia yang sedang berlangsung, untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo

7 Tujuan dilakukannya keabsahan data adalah untuk mengetahui kebenaran data yang diperoleh dari sumber data, untuk itu diperlukan teknik pemeriksaan data, agar dapat diketahui tingkat kebenaran data, dengan cara tersebut maka dapat dipastikan bahwa data yang diperoleh peneliti benar-benar dilakukan secara langsung dan dapat dipercaya keabsahannya Analisis data dilakukan berkesinambungan dan dianalisis secara kualitatif. Untuk memperoleh data tentang kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Data yang dipakai oleh peneliti diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, untuk mengetahui situasi siswa, guru, serta lingkungan sekitar SD tersebut dan untuk mendapatkan informasi, serta melengkapi data-data yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam melakukan penelitian tentang kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota selatan Kota Gorontalo, peneliti melakukan proses sebagai berikut 1. Melakukan observasi dilapangan 2. Mengumpulan data 3. Menganalisis data yang diperoleh 4. Penulisan laporan 5. Melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk perbaikan 6. Memperbaiki kembali kekeliruan dalam penulisan laporann yang dikoreksi oleh dosen pembimbing 7. Melakukan pengurusan kelengkapan persyaratan untuk seminar proposal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Mei Peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk melihat keadaan guru dan siswa yang akan diteliti, kemudian konsultasi langsung dengan wali kelas IV, Penelitian ini disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran dikelas khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada tahap ini peneliti mengamati secara langsung pembelajaran dikelas yang di ajarkan oleh guru..

8 Peneliti mengamati proses pembelajaran dikelas IV sesuai dengan pedoman observasi oleh Ibu Rukmin nasaru S.pd sebagai wali kelas dan saya sebagai peneliti mengamati proses belajar mengajar terlebih yang dilakukan oleh guru dimulai dari pemberian salam, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, setelah itu guru menjelaskan materi tentang menulis pantun. Kemudian guru mulai menjelaskan materi pantun yang akan diajarkaan, siswa menyimak panjelasan guru, setelah itu guru memberikan contoh pantun, kemudian guru membuka sesitanya jawab tentang materi yang belum dipahami, kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis pantun, setelah itu guru memberikan suatu permainan sesuai dengan model pembelajaran. Dari tugas yang diberikan ada beberapa aspek yang akan dinilai diantaranya isi pantun, pilihan kata, jumlah baris, dan jumlah bait. Dari tugas yang diberikan oleh guru tersebut, menunjukan kemampuan menulis pantun yang dimiliki oleh siswa diperoleh dengan menggunakan lembar pengamatan siswa, menunjukkan dari 21 siswa secara rata-rata nilai yang diperoleh siswa dari seluruh aspek yang diamati tentang menulis pantun adalah 14 siswa (66,66%) mampu menulis pantun dengan baik. 4 siswa (19,04%) masih kurang mampu menulis pantun dan 3 siswa (14,28%) tidak mampu menulis pantun. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis pantun dilihat dari keempat aspek tersebut memang masih berbeda-beda namun sudah sebagian besar siswa yang mampu menulis pantun. Dalam proses pembelajaran ini guru harus mengunakan model atau metode yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai indikator yang ditetapkan. Bedasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo, ada beberapa temuan yang diperoleh yaitu : (1) guru tidak melaksanakan fungsinya dengan baik dalam meningkatkan kemampuan siswa

9 khususnya menulis pantun. (2) guru kurang mampu menggunakan model pembelajaran dengan baik, dan guru juga dalam menjelasan materi kurang dipahami oleh siswa, namun demikian karena keingintahuan siswa yang sangat besar, maka siswa banyak bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahaminya, dan dengan adanya media pembelajaran cukup membantu siswa dalam memahami materi Hasil pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo menunjukkan temuan khusus, yaitu sebagian besar siswa kelas IV yang berjumlah 21 siswa ada 14 siswa sudah mampu menulis pantun, 4 siswa masih kurang mampu menulis pantun dan 3 siswa tidak mampu menulis pantun. Berikut ini adalah tabel nilai siswa, sebagai berikut : 1. Ahmad Albar Selong, untuk aspek isi pantun mampu, untuk pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, dan jumlah bait mampu, dan mendapat nilai Andika Rahman, untuk aspek isi pantun tidak mampu, pilihan kata tidak mampu, jumlah baris tidak mampu, dan jumlah bait tedak mampu, dan mendapat nilai Ahmad zidan, untuk aspek isi pantun mampu, untuk pilihan kata mampu, jumlah baris kurang mampu, dan jumlah bait mampu, dan mendapat nilai Andi tursiandi yusuf, untuk aspek isi pantun tidak mampu, pilihan kata tidak mampu, jumlah baris tidak mampu, jumlah bait tidak mampu, dan mendapat nilai Arifin umar, untuk aspek isi pantun tidak mampu, pilihan kata tidak mampu, jumlah baris tidak mampu, jumlah bait tidak mampu dan mendapat nilai Frangki Ibrahim, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Sabrin manderong, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100.

10 8. Moh. Rivalgi umar,untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris kurang mampu, jumlah bait kurang mampu dan mendapat nilai Moh. Abdullah napu, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Moh. Reza yunus, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Moh. Rahmat makulase, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Moh. Zulkarnain harun, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Dela ambarwati, untuk aspek isi pantun mampu pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Alyani usman, untuk aspek isi pantun kurang mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Fahria musa, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapatkan nilai Fauza djafar, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Meylinda botutihe, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Marsyanda Ibrahim, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai Siti aulia pou, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata mampu,jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapatkan nilai Fauzia usman, untuk aspek isi pantun mampu, pilihan kata kurang mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait kurang mampu dan mendapat nilai 67.

11 21. Sri angraini kadir, untuk isi pantun mampu, pilihan kata mampu, jumlah baris mampu, jumlah bait mampu dan mendapat nilai 100. Dengan demikian, persentase yang diperoleh siswa mampu menulis pantun pada aspek isi pantun sebanyak 17 siswa atau 80.95% mampu, sebanyak 1 siswa atau 4,76% kurang mampu, dan sebanyak 3 siswa atau 14,28% tidak mampu. Untuk aspek pilihan kata sebanyak 17 siswa atau 80,95% yang mampu, sebanyak 1 siswa atau 4,76% kurang mampu, dan sebanyak 3 siswa atau 14,28% tidak mampu. Untuk aspek jumlah baris sebanyak 16 siswa atau 76,19% mampu, sebanyak 2 siswa atau 9,52% kurang mampu, dan sebanyak 3 siswa atau 14,28% tidak mampu. Dan untuk aspek jumlah bait sebanyak 16 siswa atau 76,19% mampu, sebanyak 2 siswa atau 9,52% kurang mampu, dan 3 siswa atau 14,28% tidak mampu. Terkait dengan siswa yang tidak mampu menulis pantun, hal ini disebabkan antara lain : 1) Siswa tidak paham dengan penjelasan guru dan tidak mau bertanya. 2) Siswa hanyak banyak bermain. Berdasarkan uraian diatas, peneliti menemukan beberapa hal khusus yang menyebabkan sebagian siswa kurang mampu menulis pantun khususnya di kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo. Untuk mengetahui kemampuan siswa menulis pantun peneliti menggunakan lembar penilaian yang memuat aspek-aspek penilaian yang diperhatikan untuk mengamati sekaligus menilai kemampuan siswa menulis pantun dengan memperhatikan aspek-aspek berikut : (1) isi pantun, (2) pilihan kata, (3) jumlah baris dan (4) jumlah bait pada pantun. Nilai yang diperoleh siswa dari tugas yang diberikan guru berbeda dengan hasil penilaian peneliti, karna guru dalam menilai kemampuan siswa tidak melihat dari empat aspek tersebut dan hanya sembarang menilai. Sedangkan peniliti menilai berdasarkan aspek-aspek penilaian.

12 Setelah melihat kemampuan guru dalam memberikan pelajaran khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang mengacu pada judul peneliti yaitu tentang kemampuan siswa menulis pantun. Peneliti mengamati bahwa guru dalam proses pembelajaran dikelas disesuaikan dengan alokasi waktu dan jadwal mata pelajaran itu sendiri.pada proses pembelajaran guru menjelaskan materi terlebih dahulu kemudian guru memberikan contoh dengan memperlihatkan media pembelajaran setelah itu guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan tugas kepada siswa. setelah tugas selesai guru memberikan permainan snowball throwling, meski guru tidak begitu menguasai model pembelajaran tapi banyak siswa yang begitu antusias untuk mengikuti pembelajaran dan banyak bertanya tentang materi yang tidak dipahaminya, walaupun peneliti masih menemukan beberapa siswa yang masih kurang mampu bahkan tidak mampu menulis pantun karena di sebabkan kurangnya perhatian dalam pembelajaran dan kurangnya motivasi untuk bertannya tentang materi yang tidak dipahami. Dari hasil penelitian di kelas IV SDN 28 Kota Selatan, Kota Gorontalo, peneliti menemukan temuan umum dan temuan khusus bahwa yang menyebabkan kurang mampunya siswa dalam menulis pantun disebabkan oleh factor penghambat dan pemdukung. Fahtor penghambat inilah yang mempengaruhi siswa dalam menulis pantun dikelas IV. Faktor pendukung siswa menulis pantun dikelas IV yaitu pemilihan model pembelajaran Snowball Throwling dengan membelajarkan menulis pantun secara bertahap, sehingga dapat memudahkan siswa dalam menulis pantun, serta menciptakan suasana kelas yang bersih dan rapih agar siswa nyaman dalam mengikuti pelajaran. Selain itu juga diperhatikan aspek-aspek penulisan pantun. Dari hasil observasi dan wawancara diperoleh data siswa yang tidak mampu menulis pantun dipengaruhi oleh faktor-faktor penghambatantara lain : 1. Kurangnya perhatian siswa dalam menerima pelajaran. 2. Siswa lebih banyak bermain dari pada belajar. 3. Kurangnya motivasi dari lingkungan orang tua siswa saat belajar dirumah.

13 4. Kurangnya minat anak dalam menulis pantun. Untuk mengatasi foktor-faktor penghambat seperti yang telah diuraikan diatas, maka dilakukan upaya-upaya sebagai berikut: 1. Lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Guru sebaiknya lebih memantau setiap kegiatan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. 3. Memberikan sangsi-sangsi yang sesuai jika siswa bermain saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Guru memberikan bimbingan khusus atau kesempatan kepada siswa untuk bettanya terhadap hal-hal yang belum dipahami. 5. Memberikan motivasi kepada siswa dengan dukungan dari guru dan orang tua siswa Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dengan judul kemampuan siswa menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 28 Kota Selatan Kota Gorontalo maka diperoleh data dari hasil penelitian dari 21 siswa secara rata-rata nilai yang diperoleh siswa dari seluruh aspek yang diamati tentang menulis pantun adalah 14 siswa (66,66%) mampu menulis pantun dengan baik. 4 siswa (19,04%) masih kurang mampu menulis pantun dan 3 siswa (14,28%) tidak mampu menulis pantun. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis pantun dilihat dari keempat aspek tersebut memang masih berbeda-beda namun sudah sebagian besar siswa yang mampu menulis pantun. Dalam proses pembelajaran ini guru harus mengunakan model atau metode yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai indikator yang N simpulan dari hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Bagi sekolah

14 Peneliti mengharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih memotivasi guru mata pelajaran agar lebih kreatif dalam melaksanakan proses belajar mengajar khususnya menulis pantun. 2. Bagi guru Hendaknya setiap guru selalu kreatif mencari model atau metode yang sesui dengan materi pelajaran untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa, dan tidak hanya berpatokan pada satu metode saja. Kepada guru mata pelajaran khususnya bahasa indonesia agar dapat memperhatikan aspek-aspek penilaian yang digunakan dalam menulis pantun. 3. Bagi siswa Untuk siswa lebih giat belajar agar dalam pembelajaran selanjutnya akan meningkat. DAFTAR PUSTAKA

15 Domili Jefri Meningkatkan kemampuan menyusun kembali isi pantun anak dengan menggunakan teknik skrambel pada siswa kelas IV SDN 4 telaga jaya kab. Gorontalo Badu syamsu qamar Panduan karya tulis ilmiah. Gorontalo (di akses tanggal 25 februari 2014) (di akses pada tanggal 10 maret 2014) (di akses pada tanggal 10 maret 2014) (diakses pada tanggal 14 juli 2014) (di akses pada tanggal 10 maret 2014) pada tangga 10 maret 2014) (diakses Iskandarwassid, Sunendar dadang Strategi pembelajaran bahasa, Bandung : Remaja rosdakarya Nani, meis safitri Kemampuan siswa mengomentari masalah faktual dikelas V SDN 2 Telaga Kabupaten Gorontalo Parera, Tasai amran Pintar berbahasa Indonesia 2. Jakarta. Balai pustaka Purwanto ngalim,2006.ilmu pendidikan teoritis dan praktis.bandung : remaja rosdakarya Pm redaksi, Sastra Indonesia. Depok jawa barat. Pustaka makmur

16 Rahmat Abdul.2010.pengantar pendidikan.bandung : MQS Publishing Rahmat Abdul kearifan cinta sang guru. Bandung : MQS Publishing Widjono Bahasa Indonesia, jakarta : gramedia widiasarana indonesia HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS LAPORAN PENGAMATAN LINGKUNGAN DI KELAS V SDN 19 TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO ABDUL KADIR HARUN DALI (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dr. Hj. Rusmin

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL OLEH Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas 1V SDN 1 Batudaa Kabupaten Gorontalo LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEMBACA DAN MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS IV SDN 04 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEMBACA DAN MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS IV SDN 04 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO 1 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEMBACA DAN MENULIS PANTUN PADA SISWA KELAS IV SDN 04 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Misra Uliyani, Ratnarti Pahrun, Yusuf Jafar 1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA

KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA KEMAMPUAN SISWA MENULIS KALIMAT SEDERHANA DI KELAS 1 SDN 10 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Bunga M Kartini, Dajani Suleman, Rusmin Husain Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH 1 2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 OLEH Hasnia Lundeto Fatma

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA

KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA KEMAMPUAN SISWA MENULIS PUISI DI KELAS V SDN 13 BONGOMEME KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO NURLAELA JURUSAN PENDIDIKAN GUTU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pendidik haruslah menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat memegang peranan penting terutama dalam pengungkapan pikiran seseorang. Konsep, pikiran dan anganangan seseorang dituangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya belajar bahasa Indonesia adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan dilaksanakan untuk mengembangkan potensi siswa dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Hal ini sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang diajarkan disajikan melalui bahasa, oleh karena itu bahasa

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV MI AL-YUSRA DI KECAMATAN DUNGINGI KOTA GORONTALO Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penulis Utama:

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI METODE ROLE PLAYING KELAS IV SDN 3 TOLINGGULA TENGAH KECAMATAN TOLINGGULA KABUPATEN GORONTALO UTARA Oleh WIWIN KARES YASIN NIM. 151

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENDESKRIPSIKAN ISI PUISI DI KELAS II SDN 3 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO. Oleh : Ririn Sagita Puloli

KEMAMPUAN SISWA MENDESKRIPSIKAN ISI PUISI DI KELAS II SDN 3 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO. Oleh : Ririn Sagita Puloli KEMAMPUAN SISWA MENDESKRIPSIKAN ISI PUISI DI KELAS II SDN 3 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Oleh : Ririn Sagita Puloli Pembimbing I : Dra. Dajani Suleman, M.Hum Pembimbing II : Dr. Hj. Rusmin Husain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan perasaan, ide, gagasan,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018 ABSTRAK

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENEMUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS IV SDN 2 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO NOVITA Evi Hasim 1 Wiwy T. Pulukadang 2 Jurusan /

Lebih terperinci

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan salah satu pokok yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah, pelajaran bahasa Indonesia juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa verbal atau lisan, baik dalam menyampaikan atau menerima informasi. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL PENGGUNAAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE DALAM MENULIS KARANGAN PERSUASIF PADA SISWA KELAS IV SDN No 13 KOTA BARAT KOTA GORONTALO Oleh DEISI OLII NIM. 151 410 123 Telah Diperiksa dan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MEMBERI TANGGAPAN DARI CERITA TEMAN DI KELAS III SDN 4 BONE KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh

KEMAMPUAN SISWA MEMBERI TANGGAPAN DARI CERITA TEMAN DI KELAS III SDN 4 BONE KABUPATEN BONE BOLANGO. Oleh KEMAMPUAN SISWA MEMBERI TANGGAPAN DARI CERITA TEMAN DI KELAS III SDN 4 BONE KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh Pebriyanti Madjadi 1. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M.Hum 2. Pembimbing II Dr.Hj. Rusmin Husain,

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN SKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA DAERAH GORONTALO PADA SISWA KELAS IV SDN 4 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

HASIL PENELITIAN SKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA DAERAH GORONTALO PADA SISWA KELAS IV SDN 4 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO ARTIKEL HASIL PENELITIAN SKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA DAERAH GORONTALO PADA SISWA KELAS IV SDN 4 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO Oleh YANE HARDIYANTI MAHMUD NIM. 151409107 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (2006 : 317), secara umum mata pelajaran Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan harus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dan harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis tidak diperoleh secara instant tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra sebagai salah satu unsur kesenian yang mengandalkan kreativitas pengarang melalui penggunaan bahasa sebagai media. Dalam hal ini, sastra menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Studi ini dilaksanakan dengan pendekatan penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Studi ini dilaksanakan dengan pendekatan penelitian dan pengembangan 79 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Studi ini dilaksanakan dengan pendekatan penelitian dan pengembangan (research and develop-ment) yang mengacu pada Borg dan Gall (003) dengan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada pembelajaran bahasa Indonesia, salah satunya siswa dituntut untuk terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat. Menulis merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan proses seseorang memberi dan menerima informasi yang terjadi setiap waktu. Kesehariannya manusia selalu berinteraksi dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN IDE POKOK PADA WACANA DI KELAS IV SDN NO. 39 HULONTHALANGI KOTA GORONTALO. Oleh : Adrian Brahim

KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN IDE POKOK PADA WACANA DI KELAS IV SDN NO. 39 HULONTHALANGI KOTA GORONTALO. Oleh : Adrian Brahim KEMAMPUAN SISWA MENENTUKAN IDE POKOK PADA WACANA DI KELAS IV SDN NO. 39 HULONTHALANGI KOTA GORONTALO Oleh : Adrian Brahim Pembimbing I Dr. Rusmin Husain, S.Pd. M.Pd Pembimbing II Dra. Dajani Suleman, M.Hum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah membantu, membimbing, dan memimpin. Melalui

Lebih terperinci

FATRISIE PEMBENGO NIM

FATRISIE PEMBENGO NIM e-ta yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Soal Cerita Bentuk Pecahan Sebagai Perbandingan dan Skala Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas V SDN 17 Telaga Biru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK Kolaborasi. Penelitian ini dilakukan di kelas II SDN 2 Jlamprang Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo. Waktu penelitian

Lebih terperinci

Sri Utami Rahayu Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: peningkatan, keterampilan menulis puisi, metode Sugestopedia

Sri Utami Rahayu Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: peningkatan, keterampilan menulis puisi, metode Sugestopedia PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X PROGRAM ILMU BAHASA-BAHASA (IBB) SMA NEGERI 1 GONDANGLEGI KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DENGAN MENGUNAKAN METODE SUGESTOPEDIA Sri Utami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan berbahasa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga merupakan mata pelajaran yang

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa Membaca Puisi Melalui Pendekatan Proses Di Kelas IV SDN 2 Polanto Jaya I Nyoman Adi Setiawan Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bahasa dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu anak didik yang sedang berusaha untuk memperoleh atau mengembangkan

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura Sustri Do embana SDN 1 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan utama pada penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Saryono, (dalam Yanti dan Munaris, 0:) PTK merupakan

Lebih terperinci

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025

RAHAYU DANIK SUMIYATI A54B111025 NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA ASPEK MENULIS KARANGAN MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SDN 2 KARANGNONGKO TAHUN AJARAN 2013/2014 Diajukan oleh: RAHAYU

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan PEMBERIAN UMPAN BALIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH PERJUANGAN DALAM MEMPERSIAPKAN KEMERDEKAAN INDONESIA KELAS V SDN 1 BIAU KABUPATEN GORONTALO UTARA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA LET S TELL A STORY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V SDN CIPOCOK JAYA 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA LET S TELL A STORY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V SDN CIPOCOK JAYA 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 PENGGUNAAN PERMAINAN BAHASA LET S TELL A STORY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V SDN CIPOCOK JAYA 2 TAHUN AJARAN 2015/2016 Rani Rahmah

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu Yayu M.Binol, Ali Karim, Efendi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Di dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bekalang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang akan senantiasa memerlukan interaksi dengan manusia lainnya. Oleh karena itu, manusia membutuhkan media untuk berinteraksi.

Lebih terperinci

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) Suci Lawati 09.21.0081 suciwijay@gmail.com

Lebih terperinci

Hasnah PGSD UPP Parepare Fakultas Ilmu Pendidikan UNM

Hasnah PGSD UPP Parepare Fakultas Ilmu Pendidikan UNM Jurnal Publikasi Pendidikan http://ojs.unm.ac.id/index.php/pubpend Volume V Nomor 3 September 2015 ISSN 2088-2092 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION)

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 11 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO.

JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 11 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO. 1 PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN GURU DALAM PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN 11 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Oleh Festy Djenaan NIM. 151410350

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS BERCERITA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING

MENINGKATKAN KREATIVITAS BERCERITA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING MENINGKATKAN KREATIVITAS BERCERITA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VI SDN SEI RENGGAS *EFFENDI MANALU DAN **MIMI OKTAVIANA *Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNIK BERCERITA DALAM MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK DONGENG SISWA KELAS V SDN 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

PENERAPAN TEKNIK BERCERITA DALAM MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK DONGENG SISWA KELAS V SDN 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PENERAPAN TEKNIK BERCERITA DALAM MENENTUKAN UNSUR INTRINSIK DONGENG SISWA KELAS V SDN 1 SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO Lisliarty Pantolay Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Pembimbing

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN MELALUI TEKNIK COPY THE MASTER

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN MELALUI TEKNIK COPY THE MASTER UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN MELALUI TEKNIK COPY THE MASTER (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa SMP Darul Falah Kelas VII Tahun Ajaran 2012-2013) Deni Ari Indra Gumilar Jurusan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK Tia Sri Lestari 1, Ani Nur Aeni 2, Prana Dwija Iswara 3 123 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat penting. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya

BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang kemampuan menulis pantun sebelumnya sudah pernah dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memerlukan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memerlukan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memerlukan bahasa untuk dapat berkomunikasi dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki empat keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi pembelajaran

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR

Lebih terperinci

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

Candra Hulopi SI Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DIKELAS X PEMASARAN SMK NEGERI I LIMBOTO Candra Hulopi 911 409 022

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah dasar. Selain itu juga bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di SD memiliki nilai strategis. Pada jenjang inilah pertama kalinya pengajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS 2 SDN 6 TELAGA BIRU KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS 2 SDN 6 TELAGA BIRU KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELAS 2 SDN 6 TELAGA BIRU KECAMATAN TELAGA BIRU KABUPATEN GORONTALO JURNAL PENELITIAN Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan bahasa Indonesia di sekolah dasar harusnya dikembangkan proses pembelajaran yang mengacu pada pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara Indonesia diajarkan pada jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menenengah atas. Bahasa Indonesia diajarkan

Lebih terperinci

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN PEMBIMBING PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal Yang Berjudul FAKTORFAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONEBOLANGO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan baik. Melalui tulisan, seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mampu menuangkan pikiran serta perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

Multin Arabi, Salma Bowtha, Radia Hafid 1. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak

Multin Arabi, Salma Bowtha, Radia Hafid 1. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MELALUI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS VII SMP NEGERI 4 BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Multin Arabi, Salma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan secara lisan yang disebut bahasa lisan maupun secara tertulis yang disebut bahasa tulis. Bahasa juga bisa

Lebih terperinci

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG Miswanto Guru SMP Negeri 1 Ponorogo Email : smpn1_pon@yahoo.co.id ABSTRAK Penguasaan keterampilan berbahasa khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat pemersatu bangsa indonesia dan diperjelas didalam isi sumpah pemuda yang berbunyi kami

Lebih terperinci

BAB V PENGGUNAAN PUISI KARYA ANAK USIA 7-11 TAHUN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB V PENGGUNAAN PUISI KARYA ANAK USIA 7-11 TAHUN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR BAB V PENGGUNAAN PUISI KARYA ANAK USIA 7-11 TAHUN SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR 5.1. Metode Pengajaran Sastra di Sekolah Dasar Pelaksanaan pengajaran sastra di sekolah dasar tentunya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu gabungan huruf, kata, dan kalimat yang menghasilkan suatu tuturan atau ungkapan secara terpadu sehingga dapat dimengerti dan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Hal ini disebabkan pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONTEKSTUAL QUESTIONING DAN MODELING DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS V SDN 11 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

PENERAPAN KONTEKSTUAL QUESTIONING DAN MODELING DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS V SDN 11 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO PENERAPAN KONTEKSTUAL QUESTIONING DAN MODELING DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS V SDN 11 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia.Pembelajaran sastra membuat peserta didik dapat menumbuh kembangkan akal budinya melalui

Lebih terperinci

*Hj. Sri Ratnawati, M.Pd. *

*Hj. Sri Ratnawati, M.Pd. * PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA SEKOLAH DASAR *Hj. Sri Ratnawati, M.Pd. *e-mail: hjsriratnawati@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka pengembangan pendidikan nasional yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan didalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum tersebut, guru diharapkan dapat menciptakan metode yang kreatif agar. siswa mudah memahami materi yang disampaikan guru.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum tersebut, guru diharapkan dapat menciptakan metode yang kreatif agar. siswa mudah memahami materi yang disampaikan guru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat aktif. Salah satu kompetensi dasar yang dicantumkan dalam KTSP 2006 adalah menulis pantun dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, (4) keterampilan menulis.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minat membaca karya sastra sama halnya dengan minat membaca, namun minat membaca karya sastra lebih diarahkan dan difokuskan dalam bidang sastra baik itu puisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah karya imajinatif yang menggunakan media bahasa yang khas (konotatif) dengan menonjolkan unsur estetika yang tujuan utamanya berguna dan menghibur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan. (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan. (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci