PERSETUJUAN PEMBIMBING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSETUJUAN PEMBIMBING"

Transkripsi

1 PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal Yang Berjudul FAKTORFAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONEBOLANGO Oleh: Raina Laniyo Nim: Telah Diperiksa dan disetujui

2 FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 6 BULANGO SELATAN KABUPATEN BONE BOLANGO Raina Laniyo, Haris Mahmud, Elmia Umar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Rain.chayank@yahoo.co.id ABSTRAK Raina Laniyo, Faktor-Faktor Penghambat Kreativitas Guru dalam Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Mata Pelajaran IPS Di SDN 6 Bulango Selatan Kabupate Bone Bolango. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Drs. H. Haris Mahmud S.Pd, M.Si dan Pembimbing II Dra. Elmia Umar M.Pd. Masalah dalam penelitian ini adalah Apa faktor-faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPS di SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango?. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktorfaktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran di SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, serta teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data yaitu Guru SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Analisis data yaitu sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah di lapangan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: faktor-faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPS di SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango di antaranya; terbatasnya waktu pelajaran IPS, terbatasnya pengetahuan guru dalam menggunakan model pembelajarann kooperatif, terdapat karakteristik siswa yang berbeda dan kurangnya pelatihan-pelatihan mengenai PAIKEM. Kata kunci: Penghambat Kreativitas, model pembelajaran kooperatif 1 1 Raina Laniyo, , Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Drs. H. Haris Mahmud, S. Pd, M. Si, Dra. Elmia Umar, M. Pd

3 Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SD, dan keberhasilan aktifitas yang dilakukan oleh guru diharapkan dapat membantu ketuntasan dan perubahan tingkah laku bagi peserta didik, baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Belajar diartikan sebagai kegiatan pribadi peserta didik yang mengutamakan potensi pikiran dalam proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan dan pembiasaan serta memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman. Adapun Model pembelajaran yang akan diterapkan di kelas harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan bahan ajar sehingga akan mencapai tujuan atau sasaran pembelajaran, dan menjadikan pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan bagi peserta didik. Berdasarkan hasil observasi awal di SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango, proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru sudah cukup baik akan tetapi kurangnya variasi yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar khususnya dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif. Hal ini sangat berdampak dan mempengaruhi prestasi belajar bagi pesera didik Oleh karena itu peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul Faktor-faktor Penghambat Kreativitas Guru Dalam Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPS di SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. METODE PENELITIAN Adapun latar penelitian yang akan menjadi tempat penelitian yaitu di SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Maleong (2004:6), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada satu konteks khusus yang alamiah dan dengan pemanfaatan metode alamiah.. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrument utama yaitu sebagai pelaksana, pengamat, dan sekaligus sebagai pengumpul data tanpa atau dengan bantuan orang lain. Menurut Lexy Maleong (2006:121), kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Peneliti berperan sekaligus sebagai perencana, mengumpulkan, menganalisis, serta menafsirkan data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya. Dengan demikian, peneliti dikatakan sebagai instrumen atau alat di sini karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Menurut Lofland (dalam maleong, 2004:157), sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif yaitu tidakan dan kata-kata, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sumber data salah satunya adalah manusia yang dijadikan informan. Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu: Data primer merupakan data utama yang diambil langsung dari tempat penelitian. Data tersebut berupa hasil dari wawancara dengan guru SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango mengenai faktor-faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPS.

4 Pada data sekunder ini mencakup dokumen-dokumen sekolah seperti profil sekolah, keadaan sekolah, kurikulum serta arsip administrasi lainnya yang relevan dan sesuai dengan topik kajian penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu: Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2010:203), mengemukakan bahwa, Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Esterberg (dalam Sugiyono, 2013:194), Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Menurut Sugiyono (2008:329) Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan kebijkan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapanagan. Dalam hal ini Nasution (dalam Sugiyono, 2010:336) menyatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Di dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Di dalam bukunya Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif kualitatif Sugiyono (2013:363), validasi merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Penelitian ini dilakukan berdasarkan tahap-tahap penelitian yaitu: Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan penelitian, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian pendahuluan yaitu: a. Memilih lapangan penelitian b. Mengurus perijinan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian. c. Menilai keadaan lapangan penelitian. d. Memilih dan memanfaatkan informasi. e. Menyampaikan instrument.

5 Pengembangkan desain penelitian yaitu membuat pola atau rencana pendahuluan. Pada tahap ini peneliti akan mengembangkan sarana atau alat yang digunakan untuk penelitian kemudian memberi pengarahan atau penjelasan terhadap obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti langsung turun kelapangan untuk melakukan penelitian yang sebenarnya, yaitu melakukan observasi langsung di kelas serta mewawancarai guru mengenai faktor-faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPS. Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti dapat mengumpulkan data, mencatat hal-hal, yang berhubungan dengan faktor-faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif, semua hal yang akan diamati kemudian disimpulkan dengan catatan kesimpulan. Setelah penelitian yang sebenarnya telah dilakukan, langkah yang dilakukan selanjutnya yaitu penulisan laporan. Dalam penyusunan laporan peneliti mengungkapkan semua hasil yang diperoleh dari data-data yang ada. Peneliti harus menyatakan sesuai dengan hasil yang diperoleh, keadaan sebenarnya, apa adanya, dan tidak menambah atau mengurangi dari keadaan sebenarnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh informan dan sesuai fakta di lapangan dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif di SDN 6 Bulango selatan tersebut belum sesuai dengan harapan karena idealnya dalam pembelajaran yang berlangsung dikelola secara baik dan benar sehingga pembelajaran tersebut akan lebih menyenangkan. Hal ini terjadi karena pemahaman guru dalam menggunakan model pembelajaraan kooperatif masih kurang, dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif dibutuhkan kreativitas guru untuk mengolah dan memilih model pembelajaran yang tepat, sehingganya di SDN 6 bulango selatan Kabupaten Bone Bolango ditemukan pada umumnya guru menggunakan model pembelajaran STAD (student Teams achievement Division) disetiap pembelajaran IPS tanpa mengganti model pembelajaran kooperatif yang lain, ini sangat berdampak pada siswa yang akan mengakibatkan kebosanan atau kejenuhan dalam belajar. Temuan khusus dalam penelitian ini berupa hasil wawancara dengan 4 guru yakni guru kelas III, guru kelas IV, guru kelas V, serta guru kelas VI di SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango yang bertujuan untuk mengetahui Faktor-faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif. Wawancara yang dilakukan pada guru yang ada di SDN 6 Bulango Selatan kabupaten Bone bolango, menunjukkan terdapat 4 orang guru yang sering menggunakan model pembelajaran kooperatif, namun terdapat 3 orang guru yaitu guru kelas III, guru kelas IV dan guru kelas V yang menggunakan model pembelajaran kooperatif secara menoton dalam pembelajaran IPS yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student Teams achievement Division) disetiap pertemuan tanpa mengganti model pembelajaran kooperatif yang lain. Ketiga guru tersebut berpendapat bahwa dalam pembelajaran lebih mudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan model pembelajaran kooperatif tipe lainnya, karena model pembelajaran kooperatif STAD ini merupakan model belajar dalam kelompok yang terbagi secara hetorogen dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif lainnya sulit untuk diterapkan. Sedangkan guru kelas VI berpendapat bahwa dalam pembelajaran sering menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu STAD (student Teams achievement

6 Division) dan sekali-kali menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together). Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif di SDN 6 bulango selatan yaitu terdapat faktor penghambat kretivitas guru mengenai terbatasnya waktu pelajaran IPS di SDN 6 Bulango Selatan. Pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif guru kelas III sampai guru kelas V menggunakan model pembelajaran pada saat pemberian tugas atau di akhir pembelajaran sehingganya sangat membutuhkan waktu dalam membentuk kelompok. Sedangkan indikator yang dibahas mencapai 2 indikator. Berbeda dengan guru kelas VI melalui pernyataannya bahwa guru tersebut menerapakan model pembelajaran kooperatif pada saat proses pembelajaran atau pada kegiatan inti. Jika waktunya terbatas maka guru tersebut memberikan tugas dirumah serta menyuruh siswa mencari informasi lebih lengkap melalui internet. Terbatasnya pengetahuan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif ini merupakan faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembalajaran kooperatif, menurut piyudiai (dalam Http//Blogspot faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru), terbatasnya pengetahuan guru terutama masalah pengelolaan dan pendekatan pengelolaan, baik sifatnya teoritis maupun praktis, sudah barang tentu akan menghambat perwujudan pengelolaan kelas dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu pengetahuan guru tentang pengelolaan kelas sangat diperlukan. Pada kegiatan proses pembelajaran dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif, guru kelas III sampai guru kelas V pada umumnya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tanpa mengganti model pembelajaran kooperatif tipe lainnya dalam setiap pertemuan, hal ini yang akan berdampak pada siswa, siswa akan merasa jenuh dan bosan akibat dari model pembelajaran yang menoton. Satu hal yang tidak boleh dilupakan oleh guru atau pendidik di sekolah dasar ini adalah guru hendaknya memahami karakteristik siswa yang akan diajarkan. Karena anak yang berada di sekolah dasar tentunya masing-masing berbeda karakteristiknya. Pada kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, guru di kelas III dan kelas IV menyatakan bahwa terdapat kendala dari siswa dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu terdapat siswa yang nakal dan suka mengganggu temannya dalam kelompok. Sedangkan guru kelas V menyatakan bahwa terdapat siswa yang memiliki tingkat kognitif yang rendah sehingga sulit untuk menyesuaikan dengan siswa yang memiliki tingkat kognitif yang tinggi. Berbeda dengan pendapat yang dinyatakan oleh guru kelas VI bahwa untuk kelas tinggi tidak ada hambatan dalam menggunakan model pembelajaran STAD, karena model ini tidak terlalu rumit. Apalagi sekarang banyak buku, kalau materinya masih kurang jelas mereka dapat mencarinya diinternet. Guru kelas III sampai guru kelas V belum pernah mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai PAIKEM, mereka hanya mengikuti pelatihan kurikulum K-13, berbeda dengan guru kelas VI guru tersebut sudah 2 kali mengikuti pelatihan-pelatihan PAIKEM serta pelatihan kurikulum K-13.

7 Dilihat dari latar belakang pendidikan pun masing-masing berbeda, guru kelas III berpendidikan terakhir SPG bahkan tidak pernah mengikuti pelatihan sehingga kurang pengetahuannya mengenai model pembelajaran kooperatif, guru kelas IV berpendidikan terakhir S1 PGSD namun dalam menggunakan model pembelajaran masih kurang, guru kelas V S1 Biologi, serta guru kelas VI berpendidikan terakhir S1 PGSD serta sering mengikuti pelatihan-pelatihan. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dengan ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor penghambat kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu terbatasnya waktu pelajaran IPS hal ini terjadi karena dalam penerapan model pembelajaran kooperatif dilaksanakan pada pemberian tugas serta indikator yang dibahas maksimal 2 indikator sehingga sangat membutuhkan waktu yang banyak dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif, terbatasnya pengetahuan guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu kurang variasi model pembelajaran, yang lebih dominan di gunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD, terdapat karakteristik siswa yang berbeda yaitu terdapat siswa yang suka mengganggu siswa lain dalam kelompok serta terdapat siswa yang memiliki pengetahuan yang rendah sehingga sulit untuk menyesuaikan dengan siswa yang lainnya, kurangnya pelatiahan-pelatihan mengenai PAIKEM yaitu terdapat guru yang tidak pernah mengikuti pelatihan-pelatihan PAIKEM. SARAN Sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut: a. Kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif diharapkan mendapat perhatian dari guru. Karena melalui model pembelajaran kooperatif ini dapat membantu siswa aktif dalam menerima materi pelajaran serta bertanggung jawab atas kerjanya serta menghormati siswa lainnya dalam kelompok. b. Dalam memilih model pembelajaran harus disesuaikan dengan indikator pencapaian dan materi yang akan dijelaskan, serta karakteristik siswa. c. Guru harus membiasakan siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. e. Hendaknya guru mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan pembelajaran, terutama pelatiahan mengenai model pembelajaran kooperatif. f. Hendaknya guru memvariasikan model pembelajaran kooperatif.

8 DAFTAR PUSTAKA Asma, Nur Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Isjoni Cooperative Learning. Pekan Baru: Alfabeta. Lexy J, Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Posdakarya , Maleong Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Posdakarya. Piyudiai Faktor pendukung dan penghambat kreativitas guru. http//blogspot (di akses pada tanggal 26 februari 2014). Rahman, Arif masyukur Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Jogjakarta: Diva Press. Rusman Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Susanto, Ahmad Teori Belajar dan Pembelajaran di sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus Cooperative Learning. Surabaya: Pustaka Belajar. Talajan, Guntur: menumbuhkan kreativitas dan prestasi guru. Yogyakarta: Laksbang Pressindo. Trianto Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 11 TABONGO KABUPATEN GORONTALO. Roslian Tute, Hakop Walangadi, Elmia Umar

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 11 TABONGO KABUPATEN GORONTALO. Roslian Tute, Hakop Walangadi, Elmia Umar 1 PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN 11 TABONGO KABUPATEN GORONTALO Roslian Tute, Hakop Walangadi, Elmia Umar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode merupakan suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian, sedangkan penelitian adalah semua kegiatan pencarian penyelidikan

Lebih terperinci

BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH. Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran. 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009.

BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH. Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran. 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009. BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH A. Lokasi dan waktu observasi Observasi diadakan di kelas VIIA MTsN Bangkalan tahun pelajaran 2009/2010 pada bulan Nopember Desember 2009. B. Subyek dan obyek observasi

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU TENTANG MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PKn DI SDN 15 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

PERSEPSI GURU TENTANG MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PKn DI SDN 15 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO PERSEPSI GURU TENTANG MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN PKn DI SDN 15 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO Irmayani Halim, Elmia Umar, Nurhayati Tine Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI PENINGKATAN KEAKTIFAN BERDISKUSI SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA TENTANG PESAWAT SEDERHANA MELALUI KOMBINASI MODEL JIGSAW DENGAN NHT ( NUMBERED HEADS TOGETHER ) DI KELAS V SDN MARGOURIP I KECAMATAN NGANCAR

Lebih terperinci

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Desra Putri Devi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X IIS 2 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN 2014/2015 Desra Putri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia memiliki beragam makna bila ditinjau dari berbagai segi yaitu segi pengajaran, pembelajaran, serta kurikulum. Pendidikan berarti tahapan

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Kualitatif 1

Jurnal Penelitian Kualitatif 1 Jurnal Penelitian Kualitatif 1 Deskripsi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas V SDN 6 Bulango Selatan Kabupaten Bone Bolango Fitria Ismail Dra. Samsiar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa, terdapat pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian diskriptif kualitatif di mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir: Penelitian Pendidikan Matematika

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir: Penelitian Pendidikan Matematika LAPORAN TUGAS AKHIR Topik Tugas Akhir: Penelitian Pendidikan Matematika IMPLEMENTASI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas (PTK) pada siswa kelas VIIB SMP Negeri 3 Tempel dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan bagian utama dari suatu sistem pendidikan. Belajar menghasilkan perubahan perilaku dalam individu sebagai akibat interaksi individu

Lebih terperinci

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh : BINTI ROHMATUL YATIMAH NPM :

ARTIKEL SKRIPSI. Disusun Oleh : BINTI ROHMATUL YATIMAH NPM : PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MODEL NHT PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN SIMETRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS SIFAT-SIFAT KESEBANGUNAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian dari tugas akhir yang berjudul Pop Up Book Asma ul Husna dengan tekhnik Lift The Flap sebagai media pembelajaran murid PAUD. adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Yang dimaksud dengan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dalam dunia pendidikan masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama metode pembelajaran. Pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang merupakan mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD dan

Lebih terperinci

Suwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida Mahmud3 Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak

Suwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida Mahmud3 Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan Model pembelajaran Aktif Tipe Guided Teaching pada Mata pelajaran IPS Terpadu Di Kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Botumoito Suwardi kei1, Salma Bowtha2, Melizubaida

Lebih terperinci

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ?

Saintifik pada materi himpunan kelas VII Semester Ganjil MTs GUPPI Sumberejo Tahun Pelajaran ? PENDAHULUAN Tujuan utama dalam proses pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, guru dituntut untuk merancang suatu pembelajaran yang efektif. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah-sekolah. Dalam proses pembelajaran guru mempertimbangkan model pembelajaran,

Lebih terperinci

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi

JSEE - Vol. III, No. 1 April 2015 ISSN : Jurnal Sains Ekonomi dan Edukasi JSEE - Vol. III, No. 1 April 015 ISSN : 35-6719 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TINDAKAN, PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI DI KELAS

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA Oleh: Alfi Novitasari 11144100116

Lebih terperinci

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Ewisahrani Universitas Ahmad

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 34 Nomor 1 Tahun 2017 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS 6 SEKOLAH DASAR Dyah Kartika Sari

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD) MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD) Aisjah Juliani Noor, Rifaatul Husna Pendidikan Matematika FKIP

Lebih terperinci

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG KARYA ILMIAH OLEH : TEGUH RIYANTO NIM : A1D109057 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara prosedur atau langkah yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengelola data serta menganalisis data dengan menggunakan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan bagaimana strategi membangun loyalitas pelanggan PT. ISS Indonesia cabanga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu.1 Metode penelitian digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Demi tercapainya suatu tujuan dari penelitian adalah dengan metode, karena metode membahas tentang cara-cara yang ditempuh dengan sebaik-baiknya sehingga hasil penelitian akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu prosedur penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penerapan lean manufacturing dalam mengurangi pemborosan dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penerapan lean manufacturing dalam mengurangi pemborosan dengan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana penerapan lean manufacturing dalam mengurangi pemborosan dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keadaan tertentu, yaitu untuk menghasilkan penelitian yang ilmiah dan memiliki

Lebih terperinci

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Rahmat Husain (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Drs. H. Haris

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Menaati Keputusan Bersama Melalui Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Menaati Keputusan Bersama Melalui Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD 1 Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Materi Menaati Keputusan Bersama Melalui Model Pembelajaran Cooperative Tipe STAD Kelas V SDN 3 Tapa, Kecamatan Tapa, Kabupaten Bone Bolango. Andre Adrian Umar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pengajarannya, oleh karena itu setiap pengajar menginginkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien 1. Dalam

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA KELAS VIID SMP N I SEYEGAN Jundari Universitas PGRI Yogyakarta ndarijun@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan proses dan unsur dasar dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, proses belajarlah yang menjadi kegiatan paling pokok

Lebih terperinci

ISTIQOMAH KURNIAWATI A54B090117

ISTIQOMAH KURNIAWATI A54B090117 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERKALIAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SDN GEMAMPIR KECAMATAN KARANGNONGKO KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang memakai metode yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukuan. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELANGKAAN DIKELAS X SMA NEGERI 2 BIREUEN Noventi, Nurul Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Colomadu Tahun 2011/2012 ) Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif, dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari bahasa Inggris qualitative research. 1 Jenis penelitian ini, menghasilkan data deskriptif

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut kemampuan kompetitif dalam berbagai aspek kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Sehubungan dengan itu, upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas

I. PENDAHULUAN. Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, dan Pembatasan Masalah. Beberapa hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan,

BAB III METODE PENELITIAN. data-data berupa kata-kata dan gambar di lapangan dengan cara pengamatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah salah satu faktor yang terpenting dan sangat menentukan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian banyak dipengaruhi atau ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah yang dimaksud adalah kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 1 MINGGIR Dian Safitri Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini ingin mengetahui kreativitas siswa dalam memahami bangun datar kelas VII MTs Al Ghozali Panjerejo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV SDN Ambelang Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Mufida. Hi. H. Bikuno, Jamaludin, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) Tadjuddin * Abstrak: Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

SISWA. Diajukan. Gelar. Disusun Oleh: A

SISWA. Diajukan. Gelar. Disusun Oleh: A PENERAPAN METODE PENGAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASILBELAJAR SISWA PADAA MATA PELAJARAN IPS (EKONOMI) KELAS VII A MTSNEGERI 1 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 11 RAWANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Indriani 1, Yusrizal 1, Hendrizal 1 1 Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

BAB III METODE PENELITIAN. dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGATASI MASALAH BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV MI AL-YUSRA DI KECAMATAN DUNGINGI KOTA GORONTALO Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penulis Utama:

Lebih terperinci

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENGGUNAAN ALAT PERAGA BLOK PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN PENGUASAAN OPERASI HITUNG DALAM KONSEP PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 JATIPURO KECAMATAN JATIPURO

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA PAPAN PETA DALAM MODEL STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DEVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN

PENGARUH MEDIA PAPAN PETA DALAM MODEL STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DEVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN PENGARUH MEDIA PAPAN PETA DALAM MODEL STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DEVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN KEBERAGAMAN SUKU DAN BUDAYA INDONESIA PADA SISWA KELAS V SDN GAYAM KABUPATEN KEDIRI TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan yaitu penelitian di lakukan dalam situasi alamiah akan tetapi di dahului oleh semacam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya

I. PENDAHULUAN. perbedaan pada siswa-siswanya. Siswa yang pandai akan terhambat kemajuannya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran dewasa ini di sekolah-sekolah masih berjalan klasikal, artinya seorang guru dalam menyampaikan materi kepada semua siswa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : WULAN WIDHIA NINGRUM

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : WULAN WIDHIA NINGRUM PENGARUH MODEL BAMBOO DANCING DIDUKUNG MEDIA FLASHCARD TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BANGUN DATAR SEDERHANA MENURUT SIFAT ATAU UNSURNYA KELAS III SDN GEBANG KECAMATAN PAKEL KABUPATEN TULUNGAGUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan, karena merupakan wahana atau sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia. Sumber

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH : LINDA REVITASARI NPM

SKRIPSI OLEH : LINDA REVITASARI NPM PENGARUH MODEL STAD TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PENYEBAB PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS IV SDN SAMBIJAJAR 2 KEC SUMBERGEMPOL KAB TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa

Lebih terperinci

Rustam Effendi dan Hendra

Rustam Effendi dan Hendra MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING KOMBINASI DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS V SDN ULU BENTENG 1 KABUPATEN BARITO KUALA Rustam Effendi

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK Fandi Kurniawan Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd

ROSITA SAYEDI Nim Pembimbing 1. Dr. Hamzah Yunus, M.Pd 2. Badriyyah Djula, S.Pd., M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN METODE DRILL PADA MATERI KERTAS KERJA (WORKSHEET) MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS X 5 SMA NEGERI 2 GORONTALO ROSITA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian dan empiris dalam penelitian sangat diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul penulis menggunakan penelitian kualitatif

Lebih terperinci

Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Efektivitas Penggunaan Metode Kooperatif Learning Model Jigsaw Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ritna Handayani (09130030) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Banyak faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah Suatu penelitian tidak akan berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dikatakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu yang sangat penting dalam kehidupan kita karena dengan Matematika kita bisa menyelesaikan berbagai masalah di dalam kehidupan. Hal ini

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : ERIKA DIANTY ASNAWATI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH : ERIKA DIANTY ASNAWATI PENGARUH MODEL TWO STAY TWO STRAY DIDUKUNG MEDIA NYATA TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI JENIS JENIS TANAH PADA SISWA KELAS V SDN BANGSAL 1 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS IV SDN PURWANTORO I MALANG BERDASARKAN KURIKULUM 2013

ANALISIS PENGGUNAAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS IV SDN PURWANTORO I MALANG BERDASARKAN KURIKULUM 2013 ANALISIS PENGGUNAAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PENDEKATAN SCIENTIFIC DI KELAS IV SDN PURWANTORO I MALANG BERDASARKAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI OLEH: AIDA NUR AINI NIM: 201010430311522 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK

PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU ABSTRAK PENGARUH MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU Darwinsyah, Merti Triyanti, M.Pd. 2, Yuni Krisnawati, M.Pd. 3 1 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN KEGUNAANNYA PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO 6 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berfungsi untuk menciptakan pribadi manusia yang berkualitas dan memiliki karakter sehingga dapat mencapai cita-cita yang diharapkan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada poin ini akan membahas mengenai jenis penelitian serta tempat dan waktu penelitian, berikut adalah penjelasannya: 1. Jenis Penelitian Penulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum Sekolah Dasar diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang diperlukan untuk

Lebih terperinci