BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Swisscontact Swisscontact, sebuah organisasi nirlaba untuk kerjasama teknis yang didirikan pada tahun 1959 oleh perwakilan industriawan swasta dan universitas di Swiss dengan tujuan mendukung pembangunan sosial dan ekonomi di negara sampai negara mitra yang kurang berkembang. Sampai dengan saat ini, Swisscontact berada di kurang lebih 30 negara seperti Amerika Latin, Asia, Afrika, dan Eropa Timur dan dikenal sebagai organisasi terkemuka dalam bidang kerjasama pembangunan. Menyadari bahwa pembangunan ekonomi berkelanjutan dimulai dari landasan sektor swasta yang kuat dan dinamis, maka sejak awal Swisscontact menitikberatkan pada pembangunan sektor swasta melalui pendidikan profesional serta dukungan bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), termasuk akses ke jasa keuangan maupun ekologi perkotaan. 4.2 Misi Swisscontact di Indonesia Swisscontact adalah lembaga pembangunan internasional yang didirikan oleh sektor swasta Swiss, dengan pengalaman 30 tahun di Indonesia. Lembaga ini mempunyai reputasi baik dengan pendekatan-pendekatannya yang inovatif dan pragmatis dalam bidang pendidikan dan pelatihan, ekologi perkotaan, dan pengembangan UMKM. Swisscontact ingin turut memberikan kontribusi dalam peningkatan taraf hidup di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan akses yang merata bagi seluruh unsur masyarakat untuk berpartisipasi dalam perekonomian melalui lingkungan yang memungkinkan pengembangan sektor swasta, serta mendorong praktek-praktek yang lebih peka ekologi di dalam lingkungan perkotaan. Untuk masalah-masalah lokal, Swisscontact selalu berusaha memfasilitasi solusi-solusi lokal yang tepat. Swisscontact adalah organisasi yang fokus pada hasil akhir, dan bekerja dengan berbagai mitra dari kalangan pemerintah dan swasta, dengan berfungsi

2 sebagai stakeholders sosial dan ekonomi untuk menciptakan kesempatankesempatan bagi pembangunan di masa depan. Di Indonesia, Swisscontact telah melaksanakan proyek-proyek pembangunan selama lebih dari 30 tahun, dengan pertama-tama menitikberatkan pada pendidikan dan pelatihan kejujuran melalui proyek-proyek seperti POLMAN di Bandung (sebelumnya dikenal sebagai Politeknik Mekanik Swiss) dan Vocational Education Development Center (VEDC) atau Pusat Pengembangan Pendidikan Kejuruan di Malang. Dalam 15 tahun terakhir, Swisscontact memusatkan perhatian pada promosi UMKM dan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan, dan dikenal karena berpengalaman di bidang promosi UMKM dan Ekologi Perkotaan, yaitu : Sebagai kontributor penting bagi praktek-praktek internasional yang baik di dalam pemberian jasa-jasa usaha dan akibat intervensi yang inovatif dan berorientasi pasar, Swisscontact bekerja dengan berbagai mitra sektor swasta untuk merangsang lebih banyak jasa yang cocok dan tepat untuk UMKM. Berbagai intervensi inovatif guna merangsang terciptanya lingkungan usaha yang lebih kondusif pada tingkat nasional dan lokal, antara lain telah membantu meningkatkan mekanisme untuk mewakili perusahaan di bidang dialog kebijakan, menyederhanakan peraturan dan prosedur untuk registrasi usaha, serta meningkatkan kapasitas dan praktek penilaian dampak dari peraturan perundang-undangan. Membangun reputasi sebagai pelaku yang berpengaruh dalam program mengurangi emisi kendaraan bermotor yang membawa manfaat ekonomi dan sosial yang besar bagi masyarakat dan sektor swasta. Pada bulan Januari tahun 2005, program Swisscontact di Indonesia mempunyai enam proyek di bidang promosi UMKM dan ekologi dengan anggaran sekitar US$3 juta per tahun. Berikut penjelasannya: Di bidang promosi UMKM, Swisscontact menyoroti dua kendala utama UMKM di Indonesia yaitu, mengakses pasar dan mengakses keuangan. Kedua kendala ini dihadapi dengan mendukung organisasi-organisasi lokal dalam mengembangkan jasa-jasa usaha khusus untuk UMKM, seperti teknologi dan produksi, kemitraan usaha, pemasaran pengelolaan keuangan.

3 1. Proyek SPESI (Swiss Program for Small and Medium Enterprise in Indonesia) dipusatkan di Sumatra dengan kantor di Padang dan Medan. Tujuan utama proyek ini adalah mengembangkan jasa-jasa usaha profesional dalam bidang akses pasar (lokal dan ekspor), kemitraan usaha dan akses keuangan. 2. Proyek BUDBIN (Business Development Baden-Wurttemberg-Indonesia) dengan kantor di Bandung, mendukung mitra-mitra lokal untuk mendirikan Pusat Pengembangan Usaha untuk UMKM. Sama seperti SPESI, proyek BUDBIN menyediakan bantuan teknis dan keuangan bagi para mitra lokal untuk mengembangkan jasa-jasa usaha profesional di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jabotabek. 3. Proyek SELF (Small Enterprise Link to Finance Project) dengan kantor di Jakarta bertujuan mengembangkan pasar yang efisien untuk kredit usaha kecil dengan: a) menghubungkan UMKM, penyedia jasa dan lembaga keuangan, b) mengatasi kendala-kendala akibat berbagai peraturan yang berhubungan dengan kredit, c) meningkatkan kapasitas lembaga keuangan terpilih untuk memberi kredit kepada UMKM, serta d) meningkatkan informasi pasar untuk UMKM, penyedia jasa, dan lembaga keuangan. 4. Proyek LED-NTT (Local Economic Development Project in NTT) menerapkan pendekatan terpadu bagi upaya pengembangan sektor swasta dengan menciptakan lingkungan usaha yang memungkinkan dalam kerjasama dengan pemerintah daerah, mengembangkan jasa-jasa usaha untuk sektorsektor yang sangat berpotensi untuk tumbuh (kacang mede, vanili, rumput laut, dan kepariwisataan), serta meningkatkan akses ke jasa keuangan untuk UMKM. 5. Proyek SPAN (Swiss Business Recovery Program for Aceh and North Sumatra) dengan kantor yang berlokasi di Medan, bertujuan memberikan dukungan untuk pengembangan dan pemulihan UMKM di wilayah Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatra Utara pasca Tsunami. Proyek ini menawarkan akses modal melalui dana hibah padanan ekuiti, akses untuk jasa layanan usaha dan mendukung terciptanya hubungan-hubungan bisnis.

4 Di bidang ekologi perkotaan, Clean Air Project (CAP) di Jakarta bertujuan meningkatkan kualitas udara melalui peningkatan kesadaran semua stakeholders mengenai masalah yang berhubungan dengan polusi udara, mendukung pemerintah dalam menyusun kerangka kebijakan untuk udara bersih, maupun dengan melaksanakan proyek-proyek perintis untuk mengendalikan emisi gas buang dari kendaraan pribadi dan transportasi umum. Peran Swisscontact dalam program Small and Medium Enterprise Promotion (SMEP) ini, adalah sesuai dengan program mereka yang berada di Jakarta yaitu Small Enterprise Link to Finance Project (SELF). Sesuai dengan ketentuan program SELF, pada program SMEP ini Swisscontact hanya berfokus pada menghubungkan UMKM, penyedia jasa dan lembaga keuangan, mengatasi kendala-kendala akibat berbagai peraturan yang berhubungan dengan kredit, meningkatkan kapasitas lembaga keuangan terpilih untuk memberi kredit kepada UMKM, serta meningkatkan informasi pasar untuk UMKM, penyedia jasa, dan lembaga keuangan. 4.3 Profil Klaster UMKM Cipulir Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Selatan, Jakarta Selatan dikenal sebagai salah satu sentra industri konveksi di Jakarta, diantaranya adalah produk sampai produk celana anak berbahan baku jins. Sebagai sentra industri konveksi, salah satu keunggulannya adalah kedekatan geografisnya dengan Pasar Cipulir, yang juga dikenal sebagai pusat grosir TPT (Tekstil dan Produk Tekstil) di Jakarta setelah Pasar Tanah Abang. Para pelaku usaha konveksi disana memiliki kios di Pasar Cipulir yang memudahkan mereka untuk menjual hasil produknya sekaligus memperpendek rantai pasok (supply chain) di lapis forward, dengan wilayah pemasaran hasil produknya tidak hanya Jakarta tetapi menjangkau seluruh wilayah kepulauan di Indonesia. Proses produksi yang terjadi pada pelaku usaha konveksi di Cipulir bermula dari pembelian bahan baku utama dengan cara cash dan giro, selisih antara cash dan giro sebesar Rp 1.500,00 sampai dengan Rp 2.500,00 per yard. Setelah proses pembelian bahan baku, maka proses produksi selanjutnya adalah pembuatan gambar/pola dan pemotongan kain, pembuatan hiasan dari bordir,

5 obras dan jahit, pembuatan tres dan lubang, pencucian, pewarnaan, manequin dan setrika, buang benang, pasang kancing dan gesper, pemasangan merk, dan pengemasan. Sebagian proses produksi yang dilakukan melibatkan penduduk lokal di wilayah sentra dengan sistem makloon. Hasil produksi yang telah dihasilkan seluruhnya dikirim ke Pasar Cipulir. Selain Pasar Cipulir, hasil produksi juga didistribusikan ke Tanah Abang serta ke wilayah lain ke seluruh Indonesia. Untuk sistem pembayaran yang digunakan pada distribusi barang di luar Pasar Cipulir menggunakan cara giro, dua sampai tiga bulan. Apabila barang yang diterima rusak, maka akan diganti dengan jumlah uang yang sebanding dengan cara memotong uang pembayaran, terkadang pembeli yang berasal dari luar kota diberikan fasilitas untuk menginap di Hotel Syari ah Al Marwah. Pengembangan teknologi pada pelaku usaha Pasar Cipulir belum ada, pemakaian mesin hanya pada proses alat pemotongan kain, obras, dan jahit, selebihnya menggunakan manual dan komputer bagi jasa bordir. Sumber permodalan umumnya adalah modal pribadi dan pinjaman kerabat atau orang terdekat, belum memanfaatkan jasa lembaga pembiayaan. Pelaku usaha terkadang membayar upah pekerja dengan meminjam karena tidak ada dana cash kecuali jika giro telah cair. Tenaga kerja inti yang ada umumnya bukan berasal dari penduduk lokal, akan tetapi dari daerah asal pelaku usaha. Persentase pekerja pria lebih banyak dibandingkan dengan pekerja perempuan, tingginya persentase pekerja pria di industri konveksi jins ini karena untuk mengejar target volume produksi yang tinggi dibutuhkan stamina fisik yang kuat, sehingga umumnya operator mesin adalah pria, walaupun tidak tertutup kemungkinan pekerjanya perempuan. Sistem pembayaran upah tenaga kerja mingguan, dihitung dari volume hasil produksi (kodian), dengan upah rata-rata pekerja Rp ,00 per bulan dengan biaya makan dan penginapan disediakan oleh pengusaha. Rekruitmen tenaga kerja bergantung pada volume pekerjaan dan siklus produksi. Bagi pelaku usaha dari Karawang, pada saat musim tanam padi dan puncak produksi sering kesulitan mendapat tenaga kerja.

6 4.4 Gambaran Umum Program Small and Medium Enterprise Promotion (SMEP) Salah satu program dari Swisscontact dalam membantu pengembangan UMKM di Indonesia adalah dengan adanya program SMEP yang berlokasi di Jakarta, tepatnya di daerah Cipulir. Seperti dijelaskan sebelumnya, Cipulir merupakan tempat berkumpulnya industri garmen terbesar yang ada di Jakarta. Program SMEP telah berjalan dari tahun 2007 sampai sekarang. Banjir besar yang melanda pada kota Jakarta pada bulan Februari tahun 2007 dijadikan momentum yang tepat oleh Swisscontact dalam melaksanakan program sekaligus mempromosikannya kepada para pelaku usaha kecil di Cipulir. Dalam upaya mempromosikan programnya, Swisscontact mengambil perhatian para pelaku usaha kecil dengan memberikan bantuan berupa penggantian mesin jahit sebanyak 800 mesin kepada 400 pelaku usaha kecil. Sebelum program ini dilaksanakan, Swisscontact melakukan survei untuk mengklasifikasikan para pelaku UMKM secara keseluruhan yang berada di Cipulir. Hasil dari pengklasifikasian ini adalah dengan membagi kelompok usaha menjadi tiga, yaitu usaha skala mikro, skala kecil, dan skala menengah. Pada program ini, Swisscontact memfokuskan hanya pada usaha skala kecil saja, karena usaha kecil dianggap paling berpotensi untuk dikembangkan (dibahas dalam bab selanjutnya). Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan daya kompetitif dari para pelaku usaha kecil di Cipulir. Dimana target dari program ini adalah 200 usaha kecil jins, dan bertujuan untuk menambah 400 pekerja harian dan 200 pekerja paruh waktu didalamnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan-perusahaan dan keluarga pekerja sampai 25 persen. Pengaruh dari peningkatan daya kompetitif ini akan melebihi perbaikan mata pencaharian untuk 200 industri manufaktur dan diperkirakan akan meningkatkan pendapatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar (UMKM) tahun No Indikator Satuan.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan Data Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar (UMKM) tahun No Indikator Satuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997, telah meruntuhkan banyak usaha besar akan tetapi tidak dengan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Sebagian

Lebih terperinci

BAB VII MANFAAT PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) PADA UMKM DI CIPULIR

BAB VII MANFAAT PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) PADA UMKM DI CIPULIR BAB VII MANFAAT PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) PADA UMKM DI CIPULIR 7.1 Pengaruh Proses Pemberdayaan Terhadap Perubahan Pelaku Usaha Kecil Perubahan yang terjadi kepada para pelaku

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP)

BAB V STRATEGI PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) BAB V STRATEGI PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) 5.1 Strategi Pemberdayaan Program Small and Medium Enterprie Promotion (SMEP) yang dilakukan oleh Swisscontact kepada para

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP)

BAB VI PROSES PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) BAB VI PROSES PEMBERDAYAAN PROGRAM SMALL AND MEDIUM ENTERPRISE PROMOTION (SMEP) 6.1 Proses Pemberdayaan Proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan : Pertama, proses pemberdayaan menekankan pada proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi usaha kecil dalam perekonomian Indonesia menjadi semakin penting terutama setelah krisis melanda Indonesia. Kelompok usaha kecil pada saat krisis ekonomi dipandang

Lebih terperinci

Profil. Yayasan Swiss untuk kerjasama Teknis

Profil. Yayasan Swiss untuk kerjasama Teknis Profil Yayasan Swiss untuk kerjasama Teknis Siapa Kami Nilai Nilai Kami Swisscontact adalah sebuah yayasan swasta Swiss dan beroperasi secara independen untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Lebih terperinci

Profil. Yayasan Swiss untuk Kerja Sama Teknis

Profil. Yayasan Swiss untuk Kerja Sama Teknis Profil Yayasan Swiss untuk Kerja Sama Teknis Siapa kami Nilai - nilai kami Swisscontact adalah sebuah yayasan swasta dari Swiss yang beroperasi secara independen untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM Mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Rahma Iryanti Deputi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Deputi Kepala Bappenas Jakarta, 15 Juni

Lebih terperinci

Program Pemberdayaan Small And Medium Enterprise Promotion (SMEP) Oleh Swisscontact

Program Pemberdayaan Small And Medium Enterprise Promotion (SMEP) Oleh Swisscontact Program Pemberdayaan Small And Medium Enterprise Promotion (SMEP) Oleh Swisscontact Empowerment Program Small and Medium Enterprise Promotion (SMEP) by Swisscontact Al Briham Jarmal 1, Murdianto 2 1 Departemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mencerminkan wujud nyata sebagian besar kehidupan sosial dan ekonomi dari rakyat Indonesia. Peran usaha

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN INDUSTRI PAKAIAN JADI DI KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG TUGAS AKHIR

PENGELOMPOKAN INDUSTRI PAKAIAN JADI DI KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG TUGAS AKHIR PENGELOMPOKAN INDUSTRI PAKAIAN JADI DI KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG TUGAS AKHIR Oleh: PATI GAMALA L2D 002 427 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan industri kreatif di Kota Bandung menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan. Kota Bandung memiliki kawasan produksi yang strategis diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal sesuai potensinya menjadi sangat penting.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA KELOLA PRODUK-PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERIKANAN DI JAWA TIMUR I. UMUM Wilayah Provinsi Jawa Timur yang luasnya

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI ULFI SYARIFAH 29213043 DOSEN PEMBINGBING : DYAH PALUPI, SE., MMSI Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan serta rekomendasi pengembangan usaha tape

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya satu set pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan

Lebih terperinci

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH: HENDRA YUDHO PRAKOSO L2D 004 318 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sangat penting dan strategis dalam menghadapi perekonomian kedepan terutama dalam memperkuat struktur perekonomian nasional. Adanya

Lebih terperinci

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE 1. Persoalan apa yang akan diselesaikan? Pertumbuhan produktivitas di negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini akan dijelaskan secara umum mengenai bagaimana latar belakang pemilihan judul proyek, rumusan masalah yang mempengaruhi bagaimana desain proyek nantinya, tujuan proyek,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, yaitu perusahaan garmen yang membuat lembaran kain menjadi sebuah baju yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Raya Sport merupakan usaha kecil dan menengah yang bergerak di bidang konveksi, khususnya pakaian olahraga. CV. Raya Sport didirikan pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh

BAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi global mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia, apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh Danareksa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya buah tropis yang melimpah yang bisa diandalkan sebagai kekuatan daya saing nasional secara global dan sangat menjanjikan. Buah tropis adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah Indonesia mulai menggagas sebuah gagasan ekonomi rakyat sebagai salah satu upaya pemberdayaan

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan ABSTRAK Upaya Swisscontact yang dilakukan di dalam negeri, bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat lokal melalui pengembangan infrastruktur, pemberdayaan sumber daya manusia, dan mensosialisasikan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 No. 10/02/63/Th XIV, 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20 010 Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2010 tumbuh sebesar 5,58 persen, dengan n pertumbuhan tertinggi di sektor

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang BAB V HASIL PENELITIAN 1.1. Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang 1.1.1. Pelaku Usaha Tenun Ikat Pelaku usaha tenun ikat yaitu mereka yang membuka usaha dalam bidang menenun. Pelaku usaha

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MII(RO" KECIL, DAN MENENGAH A. KONDISI UMUM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah

Lebih terperinci

Mendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia

Mendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia IFAD/R. Grossman Mendorong masyarakat miskin di perdesaan untuk mengatasi kemiskinan di Indonesia Kemiskinan perdesaan di Indonesia Indonesia telah melakukan pemulihan krisis keuangan pada tahun 1997 yang

Lebih terperinci

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK

REPUBLIK DEMOKRASI RAKYAT LAOS JADWAL KOMITMEN SPESIFIK I. KOMITMEN HORISONTAL SEMUA SEKTOR YANG DICAKUP DALAM JADWAL INI 3) Kehadiran komersial pemasok jasa asing dapat berbentuk sebagai berikut : - Suatu usaha patungan dengan satu atau lebih penanam modal

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING Nama : Monalisa Apriani NPM : 206209476 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Syntha Noviyana, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Perbankan Komersial dan UKM

Perbankan Komersial dan UKM 01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa pembangunan adalah sesuatu yang bersahabat, pembangunan seharusnya merupakan proses yang memfasilitasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengangguran merupakan suatu fenomena yang terjadi di semua negara berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia menjadi masalah yang terus menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi diartikan sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Daerah Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kota Gorontalo terletak antara 00 0 28 17-00 0 35 56 lintang Utara dan antara 122 0 59 44-123 0 051 59

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pekerja formal dapat digolongkan berdasarkan penduduk yang berusaha dengan dibantu buruh tetap dan juga karyawan atau buruh, tidak termasuk dalam kategori tersebut

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( ) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) Bagian

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar.

BAB I PENDAHULUAN. taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu. sebuah usaha bisa tumbuh menjadi besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memulai sebuah usaha memang harus didahului dengan taktik dan strategi. Membuat usaha yang besar tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Mengawalinya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Salah satu hal yang menguatkan persaingan tersebut adalah semakin banyaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Salah satu hal yang menguatkan persaingan tersebut adalah semakin banyaknya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, mulai dirasakannya persaingan yang semakin ketat dalam industri pakaian. Salah satu hal yang menguatkan persaingan tersebut adalah semakin banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat 15 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia mengalami kegoncangan sejak adanya krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat luas dan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB III DATA PERUSAHAAN

BAB III DATA PERUSAHAAN BAB III DATA PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Wadah Kreasi Wadah kreasi adalah sebuah tempat produksi dalam dunia Konveksi yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dalam memberikan layanan konveksi dan percetakan

Lebih terperinci

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh Rencana Umum Penanaman Modal Aceh Dr. Nazamuddin, SE, MA Universitas Syiah Kuala Salah Satu MISI PEMBANGUNAN ACEH RPJM 2012-2017 Mewujudkan Peningkatan Nilai Tambah Produksi Masyarakat dan Optimalisasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pemberian kredit pada saat ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Jenis kredit yang diberikan pun sudah menyesuaikan dengan berbagai

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL I A Program Percepatan Pembangunan Daerah pusat produksi daerah 1. Meningkatnya

Lebih terperinci

10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun

10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun Ikhtisar Data Keuangan Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Keuangan Tinjauan Bisnis BCA terus meningkatkan kapabilitas dalam

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

BOKS 2 PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN (LENDING MODEL) USAHA MIKRO KECIL INDUSTRI KECIL BATU BATA DI SULAWESI TENGGARA

BOKS 2 PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN (LENDING MODEL) USAHA MIKRO KECIL INDUSTRI KECIL BATU BATA DI SULAWESI TENGGARA 2 PENELITIAN POLA PEMBIAYAAN (LENDING MODEL) USAHA MIKRO KECIL INDUSTRI KECIL BATU BATA DI SULAWESI TENGGARA Kesenjangan informasi (asymmetric information) antara produk perbankan beserta persyaratan yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 16/05/34/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 SEBESAR 6,30 PERSEN Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

PENERAPAN THEORY OF CONSTRAINT UNTUK PRODUKSI DAN THROUGHPUT CV.X. Farah Fatahiyah Ekonomi/Akuntansi

PENERAPAN THEORY OF CONSTRAINT UNTUK PRODUKSI DAN THROUGHPUT CV.X. Farah Fatahiyah Ekonomi/Akuntansi PENERAPAN THEORY OF CONSTRAINT UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH PRODUKSI DAN THROUGHPUT CV.X Farah Fatahiyah 22210608 Ekonomi/Akuntansi Latar Belakang Persaingan bisnis yang terus meningkat tajam akan mendorong

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007 SEBESAR 4,89 PERSEN No. 09/06/34/Th. IX, 4 Juni 2007 Pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber daya alam atau biasa disingkat SDA adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya industri pengolahan nonmigas (manufaktur) menempati

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sepuluh tahun terakhir, industri alat berat Indonesia berkembang sangat pesat. Bahkan, untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean China Free Trade Area (AC-FTA) yang terjadi saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan bagi

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 1 UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Dosen : Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak. CA Hari/Tanggal

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan

BAB I. Pendahuluan. Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi bagian terbesar dari rakyat Indonesia. UKM di Indonesia telah

Lebih terperinci

Rangkuman Eksekutif. Konteks. Seberapa efektif pendekatan atau strategi IFC untuk operasi-operasinya di Indonesia sebelum krisis? RANGKUMAN EKSEKUTIF

Rangkuman Eksekutif. Konteks. Seberapa efektif pendekatan atau strategi IFC untuk operasi-operasinya di Indonesia sebelum krisis? RANGKUMAN EKSEKUTIF Rangkuman Eksekutif Konteks 1. Krisis Asia pada akhir tahun 1990an berdampak lebih besar pada Indonesia dibandingkan negara lainnya di wilayah tersebut. Perubahan-perubahan politik dan ekonomi yang menyusul

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Ringkasan Kebijakan Pembangunan Industri Nasional Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan, dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan

BAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut

Lebih terperinci

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014 OUTLINE 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2 1. LINGKUNGAN STRATEGIS 3 PELUANG BONUS DEMOGRAFI Bonus Demografi

Lebih terperinci

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 17 PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR A. KONDISI UMUM Sebagai motor penggerak (prime mover) pertumbuhan ekonomi, sektor industri khususnya

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki total konsumsi bahan bakar minyak yang cukup tinggi. Konsumsi bahan bakar tersebut digunakan untuk menjalankan kendaraan seperti kendaraan bermotor

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN.

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN Keynote Speech Kebijakan Business Development Center Untuk Mendukung Penanganan

Lebih terperinci

ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA

ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA Noneng Masitoh Irman Firmansyah Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Iindustri kerajinan bordir

Lebih terperinci

R a a t f. Sistem Informasi Pedesaan

R a a t f. Sistem Informasi Pedesaan R a a t f Sistem Informasi Pedesaan 1 Ringkasan Eksekutif Mengintegrasikan Gender pada Sistem Informasi Pedesaan di Indonesia Bank Dunia, Unit Sektor Pengembangan Pedesaan dan Sumberdaya Alam, Wilayah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah

Lebih terperinci

I. Permasalahan yang Dihadapi

I. Permasalahan yang Dihadapi BAB 34 REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI DI WILAYAH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN KEPULAUAN NIAS PROVINSI SUMATRA UTARA, SERTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN PROVINSI JAWA TENGAH I. Permasalahan

Lebih terperinci

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di 120 No. 1 2 3 4 Tabel 3.5 Kegiatan Pembangunan Infrastruktur dalam MP3EI di Kota Balikpapan Proyek MP3EI Pembangunan jembatan Pulau Balang bentang panjang 1.314 meter. Pengembangan pelabuhan Internasional

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGELOLAAN DANA PEMBIAYAAN

BAB IV ANALISA PENGELOLAAN DANA PEMBIAYAAN BAB IV ANALISA PENGELOLAAN DANA PEMBIAYAAN 1. Analisis Usaha Nasabah a. M. Farkhi Berawal dari niat untuk membantu keluarganya menopang keuangan keluarga, M.Farkhi (35) tahun terbilang sukses dengan menjalankan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dan merupakan penelitian semi kualitatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik karena banyaknya penduduk yang bekerja di sektor pertanian, maupun karena kontribusinya yang

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KOTA PROBOLINGGO LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA DAN

PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KOTA PROBOLINGGO LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA DAN PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN UMKM KOTA PROBOLINGGO LAPORAN HASIL PENELITIAN KERJASAMA ~ BANK INDONESIA DAN TIM PENELITI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk kerjasama regional diantara negara-negara yang ada

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk kerjasama regional diantara negara-negara yang ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan merupakan salah satu anggota ASEAN (Association of south East Asian

Lebih terperinci

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)

PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) I. PENDAHULUAN Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013

ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013 ILO MAMPU Project - Akses terhadap Pekerjaan & Pekerjaan Layak bagi Perempuan Tinjauan Fase 2 January 2013 Miranda Fajerman Chief Technical Adviser ILO - MAMPU 1 Tujuan AusAID MAMPU Program Meningkatkan

Lebih terperinci