BAB IV ANALISA PENGELOLAAN DANA PEMBIAYAAN
|
|
- Irwan Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA PENGELOLAAN DANA PEMBIAYAAN 1. Analisis Usaha Nasabah a. M. Farkhi Berawal dari niat untuk membantu keluarganya menopang keuangan keluarga, M.Farkhi (35) tahun terbilang sukses dengan menjalankan usaha konveksinya, Usaha yang kini dijalankannya telah berjalan selama empat tahun dan mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. 1 M.Farkhi memproduksi celana jeans, akad yang dipakai dalam pembiayaan ini yaitu Al-murabahah jatuh tempo, merupakan penyaluran dana dari pihak BMT El-Nusama 335 kedungwuni kepada nasabah (M.Farkhi) berdasarkan prinsip jual beli. BMT El-Nusama 335 kedungwuni bertindak sebagai pemberi dana yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang yang diperlukan nasabah, dengan menegaskan pembiayaan pokok dan marginnya. dalam hal ini M.Farkhi melakukan pembayaran tresebut secara jatuh tempo (murabahah jatuh tempo). Biasanya M.Farkhi menggunakan pembiayaan tersebut untuk pembelian bahan baku. Jangka waktu pengembalian yang diberikan dalam waktu 3 bulan dengan sistem jatuh tempo, dimana bagi hasil yang ditentukan dari BMT 07 Juli M.Farkhi, Pengusaha Celana Jin, wawancara pribadi,capgawen selatan 02/ RT/RW 19, 64
2 65 EL-NUSAMA 335 Kedungwuni adalah 2,75 % sehingga beliau dalam pembayaran bagi hasil tiap bulannya sebesar Rp dan pada waktu bulan ketiga beliau harus mengembalikan pokok sebesar 10 juta tersebut, serta bagi hasil untuk bulan ketiga. Sebelum mendapat pembiayaan M.Farkhi hanya mempunyai 3 set mesin dengan 6 orang pekerja, dengan menghasilkan 300 potong celana jeans dalam satu minggu. Setelah mendapat pembiayaan beliau mampu menambah dua set mesin jahit. Usaha konveksi milik M.Farkhi mampu menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk membayar kewajiban pembiayaan. Usahanya dimulai dengan modal Rp 35 juta dan Rp 10 juta pembiayaan dari BMT EL-NUSAMA 335 KEDUNGWUNI pada tahun Saat itu Rp 25 juta dari kantong sendiri untuk membeli dua mesin jahit, satu mesin obras, dan lubang kancing sisanya untuk bahan baku. Sedangkan modal dari BMT EL-NUSAMA 335 KEDUNGWUNI sebesar Rp Gambaran kondisi dan perkembangan keuangan usaha setelah mendapat pembiayaan ini dihitung berdasarkan hasil penelitian terkait dan pengamatan lapangan yaitu sebagai berikut : a. Aset perusahaan Per bulan (Rp)- September 2010 No. Nama Mesin Produksi Jumlah Harga Satuan Total Nilai 1. Mesin Jahit 2 Unit Rp Rp Mesin Obras 1 Unit Rp Rp Total 3 Unit Rp Rp
3 66 Sumber data : diperoleh dari hasil wawancara dengan M.Farkhi (usaha celana jeans), kemudian diolah oleh penulis. b. Biaya produksi Per bulan (Rp)- September 2010 Bahan baku 1. Kain 5 pes : Rp Plastik : Rp Benang : Rp Kancing : Rp Jarum : Rp Jumlah Rp Dan digunakan untuk membayar bagi hasil perbulan sebesar Rp Pembiayaan digunakan untuk membantu menambah modal usaha dan meningkatkan omset perusahaan. b. Muh.Mukhlisin Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga menjadi naluri seorang suami dalam memenuhi kehidupan rumah tangganya. Pilihan membuka usaha konveksi tentunya telah Muh.Mukhlisin pertimbangkan segala aspeknya. Sehingga usaha ini menjadi usaha andalan. Muh.Mukhlisin (38) tahun adalah seorang pengusaha muslim pada usaha pakaian koko usahanya dimulai dengan modal Rp 15 juta dan Rp 10 juta pinjaman dari BMT EL-NUSAMA 335 KEDUNGWUNI Saat itu Rp 5 juta dari kantong sendiri untuk membeli dua mesin
4 67 jahit, satu mesin obras,sisanya untuk membeli bahan baku Usaha yang kini dijalankannya telah berjalan selama tiga tahun. 2 Akad yang dipakai dalam pembiayaan ini yaitu Al-murabahah jatuh tempo merupakan penyaluran dana dari pihak BMT El-Nusama 335 kedungwuni kepada nasabah (Muh.Mukhlisin) berdasarkan prinsip jual beli. Karena pembiayaan ini sudah banyak diterapkan di lembaga keuangan syari ah dan masyarakat pemakai pun sudah mengenal serta menggunakan pola pembiayaan tersebut. Produk murabahah juga sebagai upaya untuk mitigasi resiko baik terhadap usaha maupun nasabah, karena pada produk pembiayaan ini margin secara pasti ditentukan diawal akad. Jangka waktu pembiayaan dengan sistem jatuh tempo (murabahah jatuh tempo), biasanya Muh.Mukhlisin menggunakannya untuk pembelian bahan baku, Jangka waktu pengembalian yang diberikan dalam waktu 3 bulan dengan sistem jatuh tempo, dimana bagi hasil yang ditentukan dari BMT EL-NUSAMA 335 Kedungwuni adalah 2,75 % sehingga beliau dalam pembayaran bagi hasil tiap bulannya sebesar Rp dan pada waktu bulan ketiga beliau harus mengembalikan pokok sebesar 10 juta tersebut, serta bagi hasil untuk bulan ketiga. Beliau juga pernah melakukan akad ulang dalam pembiayaan tersebut, karena beliau tidak dapat membayar kewajiban 2 Muh.Mukhlisin, Pengusaha konveksi usaha pakaian koko, wawancara pribadi, Prawasan timur, 17 juli 2012.
5 68 pembiayaannya, yang disebabkan karena usahanya tidak berjalan. Dalam akad ulang tersebut jangka waktu pembiayaan diperpanjang sampai 3 kali sedangkan batas perpanjangan yang diperkenankan hanya 2 kali dengan itu beliau dikategorikan pembiayaan bermasalah. sedangkan modal dari BMT EL-NUSAMA 335 KEDUNGWUNI digunakan untuk : a. Aset perusahaan Per bulan (Rp)- September 2010 No. Nama Mesin Produksi Jumlah Harga Satuan Total Nilai 1. Mesin Jahit 1 Unit Rp Rp Mesin Obras 1 Unit Rp Rp Total 2 Unit Rp Rp Sumber data : diperoleh dari hasil wawancara dengan Muh.Mukhlisin (usaha pakaian koko), kemudian diolah oleh penulis. b. Biaya produksi Per bulan (Rp)- September 2010 Bahan baku 1. Kain 3 pes : Rp Plastik : Rp Benang : Rp Kancing : Rp Jarum : Rp Jumlah Rp
6 69 Dan digunakan untuk membayar bagi hasil perbulan sebesar Rp Pembiayaan digunakan untuk membantu menambah modal usaha. c. Ibnu Zaid Untuk membantu keluarganya menopang keuangan keluarga, Ibnu Zaid (40) tahun terbilang sukses dengan menjalankan usaha konveksinya, Usaha yang kini dijalankannya telah berjalan selama empat tahun dan mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. 3 Ibnu Zaid memproduksi celana jeans, usahanya dimulai dengan modal Rp 37 juta dan Rp 10 juta pembiayaan dari BMT EL-NUSAMA 335 KEDUNGWUNI pada tahun Saat itu Rp 24 juta dari kantong sendiri untuk membeli empat mesin jahit, satu mesin obras, mesin lubang kancing dan sisanya untuk membeli bahan baku sedangkan modal dari BMT EL-NUSAMA 335 KEDUNGWUNI sebanyak Rp 10 juta digunakan untuk : a. Aset perusahaan Per bulan (Rp)- September 2010 No. Nama Mesin Produksi Jumlah Harga Satuan Total Nilai juli Mesin Jahit 3 Unit Rp Rp Mesin Obras 1 Unit Rp Rp Total 4 Unit Rp Rp Sumber data : diperoleh dari hasil wawancara dengan Ibnu Zaid (usaha celana jeans), kemudian diolah oleh penulis 3 Ibnu Zaid, Pengusaha konveksi usaha celana jin, wawancara pribadi, Sidodadi Indah, 17
7 70 b. Biaya operasional Per bulan (Rp)- September 2010 Bahan baku 1. Kain 4 pes : Rp Plastik : Rp Benang : Rp Kancing : Rp Jarum : Rp Jumlah Rp Dan untuk membayar bagi hasil per bulan sebesar Rp Analisa hasil usaha nasabah Dari keuntungan hasil usaha ketiga nasabah digunakan sebagai berikut : a. M.Farkhi 4 Omset Rp Biaya produksi Bahan baku Rp Upah buruh Rp Rp Laba kotor Rp Biaya non produksi Biaya hidup Rp Laba bersih Rp Juli M.Farkhi, Pengusaha Celana Jin, wawancara pribadi,capgawen selatan 02/ RT/RW 19,
8 71 Bagi hasil perbulan Rp Laba setelah bayar bagi hasil Rp Dalam menjalankan fungsi manajemen keuangannya, tujuan perusahaan dapat tercapai dilihat dari hasil usaha tersebut laba yang dihasilkan setelah membayar bagi hasil, beliau mampu menyisihkan uang sebanyak Rp b. Muh.Mukhlisin 5 Omzet Rp Biaya produksi Bahan baku Rp Upah buruh Rp Rp Laba kotor Rp Biaya non produksi Biaya hidup Rp Laba bersih (Rp ) Bagi hasil perbulan Rp Laba setelah bayar bagi hasil (Rp ) Dalam menjalankan fungsi manajemen keuangannya belum berjalan dengan baik, dapat dilihat dari hasil usaha diatas, ternyata laba 5 Muh.Mukhlisin, Pengusaha konveksi usaha pakaian koko, wawancara pribadi, Prawasan timur, 17 juli 2012.
9 72 yang dihasilkan setelah membayar bagi hasil tersebut lebih besar dari laba bersihnya. Sehingga tujuan perusahaan tidak dapat tercapai. Karena usaha beliau tidak dapat berkembang (mengalami kebangkrutan). Bahkan beliau tidak dapat menyisihkan uang perbulannya dalam usahanya. Ibnu Zaid 6 Omzet Rp Biaya produksi Bahan baku Rp Upah buruh Rp Rp Laba kotor Rp Biaya non produksi Biaya hidup Rp Laba bersih Rp bagi hasil perbulan Rp Laba setelah bayar bagi hasil Rp Dalam menjalankan fungsi manajemen keuangannya, tujuan perusahaan dapat tercapai, dilihat dari hasil usaha tersebut laba yang dihasilkan setelah membayar bagi hasil, beliau mampu menyisihkan uang sebanyak Rp juli Ibnu Zaid, Pengusaha konveksi usaha celana jin, wawancara pribadi, Sidodadi Indah, 17
10 73 Dari hasil analisis usaha ketiga nasabah tersebut, salah satu nasabah menganggap omset yang diperolehnya sudah cukup besar, tetapi labanya ada yang habis tanpa sisa dikas usaha. Kebanyakan para pengusaha konveksi tidak memisahkan antara uang usaha dan uang pribadi, sehingga uang usaha termakan untuk keperluan sehari-hari, dan uang pribadi ikut digunakan untuk operasional usaha. Keadaan seperti itulah yang menjadi tantangan besar bagi para pengusaha, agar mereka bisa mengatur keuangan usaha dengan baik, maka pisahkan keuangan usaha dengan uang pribadi dan mengontrol semua pemasukan maupun pengeluaran usahanya agar semua transaksi usaha dapat tercatat dengan rapi. Perlu adanya antisipasi dan solusi dalam menjalankan manajemen dana pembiayaan untuk melakukannya, diperlukan pengawasan terhadap dana pembiayaan yang baik, caranya yaitu dengan melakukan penyaringan terhadap calon anggota dan proyek yang akan dibiayai. BMT EL- NUSAMA 335 Kedungwuni mewujudkan hal tersebut dengan melakukan analisis pembiayaan. Analisis yang dilakukan oleh BMT EL-NUSAMA 335 Kedungwuni adalah analisis 5C, yaitu : 7 1. Character (watak) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tentang kepribadian nasabah, dari ketiga nasabah yang saya teliti, mereka memiliki 7 Hasil wawancara dengan ibu reni, bagian pembiayaan BMT EL-NUSAMA 335 Kedungwuni pada tanggal 17 juli 2012.
11 74 kepribadian yang cukup baik di kenal masyarakat. dapat memenuhi kewajibannya, jujur, bertanggung jawab, dan disiplin dalam membayar kewajiban pembiayaan. Selain melihat dari data indentitas diri nasabah, juga melakukan wawancara langsung kepada tiga nasabah, salah satu diantaranya dengan menanyakan tujuan penggunaan pembiayaan tersebut. 2. Capacity (kemampuan membayar) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan ketiga nasabah dalam membayar kewajibannya. M.Farkhi mampu melakukan pelunasan jangka waktu pembiayaan yaitu 3 bulan, sedangkan mukhlisin, dalam melakukan pembayarannya, tidak tepat beliau tidak mampu melakukan pembayaran tepat waktu yang ditentukan, beliau melakukan akad ulang pembiayaan, karena beliau tidak mampu membayar kewajiban pembiayaan dikarenakan usaha yang dijalankan mengalami kebngkrutn. Dalam pembiayaannya sudah diperpanjang sampai 3 kali sedangakan batas perpanjangan yang diperkenankan hanya 2 kali dengan itu beliau dikategorikan pembiayaan bermasalah. Dan yang terakhir, Ibnu Zaid beliau dalam melakukan pembayaran kewajiban pembiayaan mampu melakukan pelunasan pada waktu yang ditentukan yaitu 3 bulan, dengan bagi hasil perbulan sebesar 257 ribu.
12 75 3. Capital (modal) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan modal yang dimiliki oleh ketiga nasabah. M.Farkhi dengan modal dua set mesin jahit dan setelah mendapat pembiayaan, beliau mampu menambah 2 set mesin jahit lagi untuk mendukung produktivitas kerja sebagai pengusaha konveksi. Mukhlisin, dengan modal satu set mesin jahit. Beliau dalam menjalankan usahanya, mengalami kebangkrutan sehingga tidak mampu membayar kewajibannya tepat waktu. Ibnu Zid, dengan modal 4 set mesin jahit dan setelah mendapat pembiayaan beliau dapat menambah 3 set mesin jahit shingga usahanya mampu berkembang hingga saat ini. 4. Condition (kondisi) Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi atau keadaan usaha yang dimiliki dan dikerjakan oleh ketiga nasabah yang penulis teliti. M.Farkhi usaha beliau mengalami perkembangan yang cukup bagus, beliau bisa menambah satu set mesin jahit dan dapat menghasilkan omset perbulannya mencapai 15 juta yang tadinya hanya 13 juta. Sedangkan perkembangan usaha mukhlisin beliau mengalami kebangkrutan, tetapi dengan adanya hubungan dengan lembaga keuangan BMT EL-NUSAMA 335 Kedungwuni usaha beliau dapat terselamatkan sampe saat ini. Yang terakhir perkembangan usaha milik Ibnu Zaid beliau sama sperti M.Farkhi usahanya dapat berkembang
13 76 pesat dengan adanya pembiayaan dari BMT EL-Nusama 335 Kedungwuni omset yang dapat diperoleh mencapai 15 juta, yang tadinya hanya 10 juta. Kelayakan nasabah pembiayaan dalam memperoleh pembiayaan yang diinginkan selain melihat pada prinsip 5C, juga dinilai dari: 1. Lama usaha Ketiga nasabah yaitu : M.Farkhi menjalankan usahanya selama 4 tahun, mukhlisin lama usahanya selama 4 tahun dan ibnu zaid juga 4 tahun. 2. Pengalaman debitur dalam menjalankan usaha Dari ketiga nasabah tersebut mempunyai pengalaman usaha yang berbeda, M.Farkhi mempunyai pengalaman cukup membanggakan dengan usahanya dapat berkembang sampai saat ini. Mukhlisin rintisan awal usahanya dimulai dengan menjadi penjahit disalah satu konveksi milik orang lain, kemudian sempat membuka usaha konveksi sendiri seiring terjadinya krisis moneter, berimbaslah pada usaha yang dijalankan mengalami kebangkrutan. Sedangkan Ibnu Zaid sama seperti M.Farkhi usahanya dapat berkembang dengan baik sampai saat ini. 5.Collateral (jaminan) Pembiayaan antara 5-10 juta: Jika menggunakan BPKB, dilengkapi dengan Surat Kuasa Menjual.
14 77 Sertifikat hak milik (SHM) jika perlu dilengkapi dengan Surat Kuasa Menjual nota riil. Menganalisa jaminan nasabah, yaitu: 8 a. M. Farkhi, jaminan yang diajukan berupa sertifikat tanah. b. Mukhlisin, jaminan yang diajukan dalam pembiayaan berupa 2 BPKB sepeda motor. c. Ibnu Zaid, jaminan yang diajukan berupa 2 BPKB motor 8 Hasil wawancara dengan ibu reni, bagian pembiayaan BMT EL-NUSAMA 335 Kedungwuni pada tanggal 17 juli 2012.
BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)
BAB III PEMBAHASAN Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW) Pada dasarnya semua pembiayaan di KJKS Baituttamwil Tamzis Cabang PIW
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah Di KJKS BMT Walisongo Semarang. Sebagai lembaga keuangan syari ah yang mempunyai satu tujuan untuk mengangkat perekonomian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN A. Kondisi Analisis Kelayakan Debitur Pada Pembiayaan Murabahah Di BMT ANKASA Kabupaten Pekalongan Dalam pemberian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Walisongo Semarang Mekanisme pengajuan pembiayaan murabahah merupakan tahap-tahap yang harus dilalui ketika
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH A. Strategi Pencegahan Pembiayaan Mura>bah}ah Multiguna Bermasalah Bank BNI Syariah Cabang Surabaya Resiko
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab Pembiayaan Ijarah Bermasalah di BMT Amanah Mulia Magelang Setelah melakukan realisasi pembiayaan ijarah, BMT Amanah Mulia menghadapi beberapa resiko
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Prinsip pemberian pembiayaan murabahah pada khususnya oleh KJKS BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking regulation)
Lebih terperinci2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga
2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga dan bagi hasil sangatlah berbeda. 3) Untuk mengetahui tingkat kejujuran para anggota mengenai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA A. Mekanisme Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Kendaraan Pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah pada Pembiayaan Modal Kerja di KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang Sayung 1. Persyaratan Permohonan Pembiayaan Mudharabah 1 a. Jujur
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo Dalam sebuah lembaga keuangan pembiayaan bermasalah bukanlah hal yang baru atau asing lagi untuk didengarkan,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Yang Menyebabkan timbulnya Pembiayaan Bermasalah. diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan
BAB IV PEMBAHASAN A. Faktor Yang Menyebabkan timbulnya Pembiayaan Bermasalah Sebagaimana diketahui bahwa dalam setiap pemberian pembiayaan diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PERAN KOSPIN JASA SYARIAH CABANG PEMALANG DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL (UMK) MELALUI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PERAN KOSPIN JASA SYARIAH CABANG PEMALANG DALAM MENGEMBANGKAN USAHA MIKRO KECIL (UMK) MELALUI PEMBIAYAAN MURABAHAH UMK (USAHA MIKRO KECIL) Kospin Jasa Syariah merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Akad Murabahah di BMT Harapan Umat Juwana Secara umum pembiayaan murabahah di BMT Harapan Umat dilakukan untuk pembelian secara pesanan dimana pada umumnya
Lebih terperinciBAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG
BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG A. Analisis mekanisme penilaian barang jaminan pada KSPPS Binama Semarang Barang jaminan atau yang biasa disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan syariah semakin berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya lembaga keuangan syariah yang berdiri di Indonesia. Tidak hanya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang Pembiayaan merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Menyadari
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : pembiayaan dan rekening koran yang memiliki fungsi yang berbeda yakni
108 BAB V PENUTUP Setelah membahas teori dan menganalisis hasil penelitian pada Bank Syariah Mandiri Cabang Pekalongan, maka pada bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran yang dapat bermanfaat
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pembiayaan Murabahah 1. Proses pengajuan - Persyaratan Administratif 66 1) Foto Copy KTP dan Menunjukkan Aslinya. 2) Foto Copy Kartu Keluarga dan Menunjukkan
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN III.
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS SURIYAH Kc Kudus Sebagai lembaga keuangan syariah aktivitas yang tidak kalah penting adalah melakkukan penyaluran
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah
BAB IV PEMBAHASAN A. Kriteria Pembiayaan Griya BSM 1. Manfaat Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah Jangka waktu pembiayaan hingga
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah
BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS Suriyah 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah Salah satu akad yang paling populer digunakan oleh perbankan syari ah adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja
BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja KSPS BMT Bina Ummat Sejahtera mempunyai beberapa produk pembiayaan. Salah satunya produk BMT Bina Ummat Sejahtera yaitu Pembiayaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra
47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra Sejahtera Subah-Batang Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian a. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. 1. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja
BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja 1. Permohonan Nasabah datang ke bank untuk mengajukan permohonan pembiayaan murabahah modal kerja, maka nasabah harus mengisi formulir (lampiran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap tempat kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja itu sendiri adalah suatu upaya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini seluruh perusahaan baik yang bergerak dibidang jasa maupun produksi menuntut pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dan perdagangan sehingga mengakibatkan beragamnya jenis perjanjian dalam masyarakat. Salah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Praktik Pembiyaan Mudharabah dengan Strategi Tempo di KSPPS TAMZIS Bina Utama Cabang Pasar Induk Wonosobo Sebagai lembaga keuangan, kegiatan KSPPS TAMZIS Bina
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan BMT BIMA. Peranan BMT sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari
BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan BMT BIMA Peranan BMT sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari masalah pembiayaan atau kredit. Bahkan BMT sebagai lembaga keuangan, pemberian
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kredit macet dengan menggunakan empat variabel yaitu margin, jangka waktu pinjaman, stabilitas penjualan, dan komitmen
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyebab terjadinya Pembiayaan Bermasalah di BMT Amanah Usaha Mulia Magelang Menurut informasi yang diperoleh penulis melalui wawancara dengan karyawan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD.Chaniago yang beralamat di jalan Bromo ujung / jalan Sepakat no 19 Medan, merupakan suatu industri yang bergerak di bidang garmen. Usaha ini didirikan
Lebih terperinciMura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam
BAB IV IMPLEMENTASI AKAD BAI AL-MURA>BAH}AH PADA BMT-BMT DI KECAMATAN PURWOKERTO UTARA A. Implementasi Akad Bai al-mura>bah}ah di BMT Dana Mentari Cabang Karangwangkal. 1. Praktek Akad Mura>bah}ah di BMT
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang
BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang Dalam suatu produk pembiayaan yang telah dikembangkan di KSPPS BMT Walisongo adalah pembiayaan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PEMIKIRAN
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Pembiayaan Pengertian sewa guna secara umum menurut Kasmir, 2002 adalah perjanjian pihak lessor (perusahaan leassing) dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah di KJKS BTM Kajen, kabupaten Pekalongan Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pelayanan dalam dunia perbankan adalah pemberian pinjaman kredit kepada nasabah yang memenuhi syarat perbankan. kredit merupakan sumber utama penghasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang seperti di Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang sudah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat, dari perspektif dunia, bisa disebutkan bahwa usaha kecil, dan menengah memiliki peranan yang sangat besar
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Bahjah Tulungagung Setelah melakukan pengamatan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya Baitul Maal wa Tamwil (BMT) selalu berupaya untuk. sehingga tercipta pemerataan ekonomi untuk semua kalangan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan syariah memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Banyaknya lembaga keuangan khususnya Baitul Maal wa Tamwil
Lebih terperinciWAKA<LAH PADA KJKS MBS
BAB IV ANALISIS TERHADAP MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN MURAlah di KJKS Muamalah Berkah Sejahtera Pembiayaan Mura>bah}ah
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran
32 BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN A. Profil BMT Fajar Mulia Ungaran 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran Gagasan untuk mendirikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
benar. 1 Dalam melakukan kelayakan pembiayaan, bank syariah diwajibkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Prinsip 5C pada Produk Ijarah di BPRS PNM Binama Semarang Sebelum suatu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Secara umum sistem ekonomi yang melakukan kegiatan perekonomian akan berakhir dengan transaksi. BNI Syariah sebagai bank yang menjalankan kegiatan perbankannya berdasarkan
Lebih terperinciANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI
ANALISIS INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA SING SAE KONVEKSI Nama : Evi Yanti Sidauruk NPM : 23214696 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh Penerapan akad ijarah pada pembiayaan multiguna untuk biaya umroh di Bank Syariah Mandiri KCP Katamso dilakukan dengan menjelaskan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan
BAB V PEMBAHASAN A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan Menurut Muhammad bahwa pembiayaan bermasalah merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh setiap lembaga keuangan
Lebih terperinciBAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian, maka bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data beserta pembahasannya. Hasil penelitian tersebut untuk menjawab
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN. yang peduli terhadap perkembangan ekonomi umat. BMT PAM merupakan
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian BMT (Baitul maal wat Tamwil) Prosumen amanah Mandiri (BMT PAM) adalah lembaga keuangan mikro syariah yang didirikan oleh para pegiat ekonomi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath Pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh KJKS BMT Al Fath dilakukan dengan cara komputerisasi dengan program IT
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit secara umum, kredit adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti
Lebih terperinciDAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1
ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI
BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU MOJOKERTO A. Analisis Mekanisme Penanganan Pembiayaan Macet
Lebih terperinciPENGARUH UPAH, PENGALAMAN KERJA DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DEALER PUTRA UTAMA MOTOR DI NGUTER"
PENGARUH UPAH, PENGALAMAN KERJA DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA DEALER PUTRA UTAMA MOTOR DI NGUTER" SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Perhitungan harga pokok produksi pada UKM Konveksi Pak Kirwono masih
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah di Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Tamzis Bina Utama Cabang Temanggung Untuk mengajukan pembiayaan Mudharabah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL
BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL A. Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT NU Sejahtera Cabang
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Aisyah Khoirun Nisa 2. Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 30 Maret 1996 3. Alamat : Ds. Kadengan Rt.02 Rw. 01 Randublatung-Blora, Jawa Tengah. 4. No. HP
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual
BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas Artha Mandiri cabang Tulungagung Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian barang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya perekonomian dari kegiatan suatu usaha maka diperlukan sumber sumber dana yang dapat mendukung suatu kegiatan usaha yang lebih besar salah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Murabahah bil Wakalah pada Produk ib Investasi Line Facility di Bank Jateng Cabang Syariah Semarang Produk Pembiayaan ib Investasi adalah salah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung
BAB V PEMBAHASAN A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung Berdasarkan paparan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat diketahui dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank. Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.
1 BAB V PEMBAHASAN A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung. Manajemen risiko adalah proses membangun kontrol untuk meminimalir kemungkinan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UMKM DI KARAH SURABAYA
BAB IV ANALISIS PERAN PEMBIAYAAN MUD}Arabah di BMT Amanah Ummah Lembaga keuangan syariah adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS Tamzis Bina Utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara. Salah satunya produk pembiayaan yang diberikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera ( UMS ). 1. Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera Prosedur pengajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menjadi pioner bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu menerapkan. sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia kian lama mengalami peningkatan yang cukup signifikan, mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2009 tercatat kontribusi UMKM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang berpijak di atas kaidah syariah dan mengadopsi nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi image spiritual kepada masyarakat. Image
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang
48 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang didirikan pada tahun 1996 dan mempunyai 40 mesin dan 30 tenaga kerja pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra Pekalongan Di BMT Matra Pekalongan dalam melakukan penyaluran dana salah satunya produk pembiayaan bai u bithaman
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Hasil dari analisa data dan pembahasan hasil analisa data pada penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Murabahah merupakan salah satu akad yang dipakai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG
BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG A. Analisis Pembiayaan Bermasalah di Kospin Jasa Layanan Syariah Pemalang Keluarnya Keputusan Menteri Negara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur Pembiayaan merupakan langkah yang dilakukan KSPPS TAMZIS Bina Utama dalam menyalurkan
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS APLIKASI 5C (Character,Capital,Capacity,Condition Dan Collateral) PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI UKHUWAH PERSADA SURABAYA
85 BAB IV ANALISIS APLIKASI 5C (Character,Capital,Capacity,Condition Dan Collateral) PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI UKHUWAH PERSADA SURABAYA A. Aplikasi 5C Pada Pembiayaan Mura>bah}ah di BMT
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.
BAB III PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat Kudus a. Prosedur Pengajuan Pembiayaan 1 1. Pemohon a. Telah masuk sebagai anggota b. Membuka simpanan sirkah sebesar Rp.
Lebih terperinciVI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia tidak akan terlepas dari peranan Kebijakan Bank Indonesia. Bank Indonesia dapat melaksanakan pengendalian moneter berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini menuntut dunia usaha untuk memperbaiki
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih
BAB IV PEMBAHASAN A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro Pembiayaan mikro adalah pembiayaan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah yang sudah mempunyai usaha lebih dari 2 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi. Berdasarkan Undang-undang nomor 25 Tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian
Lebih terperinciBAB IX MANAJEMEN PIUTANG
BAB IX MANAJEMEN PIUTANG 9.1. Manajemen Piutang Pengetian piutang diartikan dalam dua hal yaitu: 1. Piutang dalam bentuk penjualan barang atau jasa oleh perusahaan dagang 2. Piutang (kredit) dalam artipemberian
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG
BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG 1. Praktek pembiayaan murabahah di KJKS BMT Kecamatan Lubuk Begalung Adapun mekanisme pembiayaan murabahah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Seperti yang telah diketahui bukan hanya lembaga perbankan syariah saja, bahkan lembaga keuangan
Lebih terperinciI. RINGKASAN EKSEKUTIF
1 I. RINGKASAN EKSEKUTIF (GME) adalah sebuah usaha kecil menengah (UKM) yang bergerak di bidang usaha konveksi (pakaian jadi). Awalnya GME memproduksi berbagai jenis pakaian untuk semua usia yang disesuaikan
Lebih terperinciKesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, mengenai Studi Tentang Analisis Keuangan untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. jenis barang tertentu dengan harga yang disepakati bersama. 25. tambahan keuntungan yang desepakati. 27
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Pengertian Murabahah Murabahah adalah akad jual beli atas suatu barang, dengan harga yang disepakati antara penjual dan pembeli, setelah sebelumnya penjual menyebutkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, adalah penyedianaan uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sarana yang strategis dalam rangka pembangunan ekonomi, peran yang strategis tersebut disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai penghimpun
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN. Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan
BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan PT Abdy Sentra Kreasi adalah sebuah pabrik pengolahan dan pembuatan celana jeans yang ditujukan untuk pasaran lokal. Lokasi pabrik tersebut
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. jasa konveksi di kota Baganbatu. Konveksi ini di dirikan oleh Bapak Sarman pada
41 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah perusahaan Konveksi Intim adalah salah satu konveksi yang yang bergerak dibidang jasa konveksi di kota Baganbatu. Konveksi ini di dirikan oleh Bapak Sarman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara bisa dilihat dari minimalnya dua sisi, yaitu ciri perekonomian negara tersebut, seperti pertanian atau industri dengan sektor perbankan.
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang
BAB III PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang PT. BPRS Suriyah Semarang dalam memberikan Produk Pembiayaan, termasuk Pembiayaan Murabahah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah menjadi produk pembiayaan yang mampu mendominasi pembiayaan yang ada di bank Syariah daripada
Lebih terperinci