2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22,
|
|
- Hartanti Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2014 KEMENSESNEG. Penerjemah. Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/24/M.PAN/5/2006 tentang Jabatan Fungsional Penerjemah dan Angka Kreditnya, Kementerian Sekretariat Negara ditetapkan sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penerjemah; Mengingat b. bahwa dalam rangka meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Pejabat Fungsional Penerjemah, perlu menyusun Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penerjemah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sekretaris Negara tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penerjemah; : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035);
2 2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Resmi Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Negara Lainnya; 5. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 6. Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2010 tentang Kementerian Sekretariat Negara; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/24/M.PAN/5/2006 tentang Jabatan Fungsional Penerjemah dan Angka Kreditnya; 8. Peraturan Bersama Menteri Sekretaris Negara dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2007 dan Nomor 22 Tahun 2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penerjemah dan Angka Kreditnya, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bersama Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 4 Tahun 2010 dan Nomor 16 Tahun 2010; 9. Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sekretariat Negara; 10. Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pendidikan dan Pelatihan
3 3 Penjenjangan Fungsional Penerjemah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 950); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penerjemah adalah persyaratan kompetensi minimal Jabatan Fungsional Penerjemah. 2. Penerjemah adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan penerjemahan, baik secara tertulis maupun secara lisan, penyusunan naskah, serta pengembangan, peningkatan, dan pengendalian kualitas penerjemah dan penerjemahan. 3. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, kecakapan, dan sikap kerja yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh Penerjemah dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 4. Pengetahuan adalah pemahaman atas segala aspek dalam pekerjaan yang berkaitan dengan bahan, alat, proses, hasil dan hal-hal lain yang mendasarinya. 5. Kecakapan atau kemahiran adalah suatu bentuk kemampuan penggunaan fisik (organ tubuh) dan/atau mental (daya nalar atau daya pikir) yang diaktualisasikan dalam praktik. 6. Sikap kerja atau kualitas pribadi adalah perpaduan antara penampilan (performance) dan perilaku (behaviour) berbentuk penguasaan atau pengendalian diri atau pemilikan sifat interaktif dalam beraktivitas. 7. Kompetensi umum adalah kompetensi dasar minimal yang harus dimiliki oleh setiap Penerjemah untuk melaksanakan penerjemahan tulis, penerjemahan lisan, dan/atau penyusunan naskah. 8. Kompetensi spesifik adalah kompetensi khusus minimal yang harus dimiliki Penerjemah guna melaksanakan kegiatan penerjemahan tulis, penerjemahan lisan, dan/atau penyusunan naskah. 9. Penerjemahan tulis adalah kegiatan mengalihkan pesan secara tertulis dari suatu bahasa ke bahasa yang lain.
4 4 10. Kompetensi spesifik penerjemahan tulis adalah kompetensi khusus minimal yang harus dimiliki oleh Penerjemah guna melaksanakan kegiatan penerjemahan tulis. 11. Penerjemahan lisan adalah kegiatan mengalihkan pesan secara lisan dari suatu bahasa ke bahasa yang lain. 12. Kompetensi spesifik penerjemahan lisan adalah kompetensi khusus minimal yang harus dimiliki oleh Penerjemah guna melaksanakan kegiatan penerjemahan lisan. 13. Penyusunan naskah adalah kegiatan menulis naskah dalam suatu bahasa, yang akan digunakan sebagai teks untuk diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain. 14. Kompetensi spesifik penyusunan naskah adalah kompetensi khusus minimal yang harus dimiliki oleh Penerjemah untuk menyusun naskah dalam suatu bahasa guna diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain. 15. Teks adalah bahan tertulis yang telah tersusun untuk diterjemahkan. 16. Naskah adalah bahan tertulis yang berupa rancangan yang disusun untuk menjadi teks bahan terjemahan. Pasal 2 Setiap Penerjemah dalam melaksanakan tugasnya harus memenuhi Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Penerjemah. BAB II JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH Pasal 3 (1) Setiap Penerjemah harus memiliki kompetensi Jabatan Fungsional Penerjemah sesuai dengan jenjang Jabatan Fungsional Penerjemah. (2) Jenjang Jabatan Fungsional Penerjemah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari Penerjemah Pertama, Penerjemah Muda, Penerjemah Madya, dan Penerjemah Utama. Pasal 4 Penerjemah pada setiap jenjang Jabatan Fungsional Penerjemah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) harus memiliki kompetensi pada jenjang jabatan sebelumnya. BAB III JENIS, RANAH, DAN PEMENUHAN KOMPETENSI Pasal 5 (1) Jenis kompetensi Jabatan Fungsional Penerjemah terdiri atas:
5 5 a. kompetensi umum; dan b. kompetensi spesifik. (2) Kompetensi umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus dimiliki oleh setiap Penerjemah pada masing-masing jenjang Jabatan Fungsional Penerjemah. (3) Kompetensi spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas: a. kompetensi spesifik penerjemahan tulis; b. kompetensi spesifik penerjemahan lisan; dan c. kompetensi spesifik penyusunan naskah. Pasal 6 (1) Ranah kompetensi Jabatan Fungsional Penerjemah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) terdiri atas: a. Pengetahuan; b. Kecakapan; c. Sikap Kerja. (2) Rincian dan deskripsi kompetensi Jabatan Fungsional Penerjemah untuk setiap ranah kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 7 Pemenuhan kompetensi Jabatan Fungsional Penerjemah dilaksanakan dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional dan teknis Penerjemah. BAB IV TUGAS DAN KOMPETENSI PENERJEMAH Penerjemah Pertama memiliki tugas: Bagian Kesatu Penerjemah Pertama Pasal 8 a. melakukan kegiatan persiapan penerjemahan tulis dan lisan; b. menerjemahkan secara tulis berbagai jenis teks dari bahasa asing dan/atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia; c. menyunting terjemahan berbagai jenis teks dari bahasa asing dan/atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia;
6 6 d. menyusun berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia; e. menyunting berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia; dan f. menulis karya ilmiah di bidang penerjemahan, bahasa, atau sastra. Pasal 9 Setiap Penerjemah Pertama minimal harus memiliki kompetensi umum sebagai berikut: 1. kemahiran berbahasa; 2. konteks sosial budaya; 3. kaidah penggunaan istilah bidang ilmu; 4. pengetahuan umum; 5. analisis makna; 6. analisis inferensial; 7. strategi penerjemahan teks umum; dan 8. kaidah penulisan karya ilmiah non akademik; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu melakukan kegiatan persiapan penerjemahan tulis dan lisan; 2. mampu membaca dengan kritis; 3. mampu merangkum informasi; 4. mampu menelusuri dokumen; 5. mampu melakukan analisis makna; 6. mampu melakukan analisis inferensial; 7. mampu menerjemahkan dengan akurat; 8. mampu menggunakan media dan alat penerjemahan; dan 9. mampu menulis karya ilmiah dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar; b. Sikap Kerja, yaitu: 1. jujur; 2. disiplin; 3. tekun; 4. cermat; 5. bertanggung jawab;
7 7 6. dapat bekerja sama; dan 7. mampu menjaga rahasia. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas penerjemahan tulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, huruf b, dan huruf c, Penerjemah Pertama harus memiliki kompetensi spesifik penerjemahan tulis sebagai berikut: 1. dasar penyuntingan; dan 2. dasar penyelarasan aksara; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu menyunting terjemahan; dan 2. mampu menyelaraskan aksara dalam teks terjemahan. Pasal 11 Dalam melaksanakan tugas penyusunan naskah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf d dan huruf e, Penerjemah Pertama harus memiliki kompetensi spesifik penyusunan naskah sebagai berikut: 1. dasar penulisan naskah; dan 2. ragam dan laras bahasa; b. Kecakapan, yaitu mampu menyusun naskah umum bahasa Indonesia untuk diterjemahkan. Penerjemah Muda memiliki tugas: Bagian Kedua Penerjemah Muda Pasal 12 a. menerjemahkan secara tulis berbagai jenis teks dari bahasa asing dan/atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia dan dari bahasa Indonesia ke bahasa asing dan/atau bahasa daerah; b. menyunting terjemahan berbagai jenis teks dari bahasa asing dan/atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia dan dari bahasa Indonesia ke bahasa asing dan/atau bahasa daerah; c. menerjemahkan secara lisan dengan membaca naskah (sight translation); d. menerjemahkan secara lisan konsekutif, yaitu penerjemahan yang dilakukan dengan cara mendengarkan tuturan dalam suatu bahasa
8 8 dalam beberapa kalimat kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa yang lain, setelah itu dilanjutkan dengan penerjemahan dengan cara yang sama sampai selesai; e. menyusun berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah; f. menyunting berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah; dan g. menulis karya ilmiah di bidang penerjemahan, bahasa, atau sastra. Pasal 13 Setiap Penerjemah Muda minimal harus memiliki kompetensi umum sebagai berikut: 1. kemahiran berbahasa untuk keperluan khusus; 2. analisis teks untuk kepentingan penerjemahan; 3. analisis wacana untuk kepentingan penerjemahan; 4. keberterimaan teks terjemahan; 5. kaidah penyusunan istilah; 6. pengetahuan aktual; 7. strategi penerjemahan teks khusus; dan 8. kaidah penulisan karya ilmiah akademik; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu menerjemahkan secara metodis; 2. mampu menyusun sintesis teks dan tuturan; 3. mampu melakukan analisis teks untuk kepentingan penerjemahan; 4. mampu melakukan analisis wacana untuk kepentingan penerjemahan; dan 5. mampu mengelola tekanan tugas (stress management); c. Sikap Kerja, yaitu kritis dan kreatif. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas penerjemahan tulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a dan huruf b, Penerjemah Muda harus memiliki kompetensi spesifik penerjemahan tulis sebagai berikut: 1. kaidah evaluasi untuk penyuntingan; dan
9 9 2. kaidah penyuntingan teks khusus; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu menyunting terjemahan teks khusus; dan 2. mampu menyunting dan memadatkan terjemahan. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas penerjemahan lisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c dan huruf d, Penerjemah Muda harus memiliki kompetensi spesifik penerjemahan lisan sebagai berikut: 1. teknik penerjemahan lisan dengan membaca naskah (sight translation); 2. teknik penerjemahan lisan konsekutif; dan 3. pengetahuan protokoler; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu mencatat dengan cepat; 2. mampu menangkap dan mengingat pesan; dan 3. mampu melaksanakan aturan-aturan protokoler dalam penerjemahan lisan. Pasal 16 Dalam melaksanakan tugas penyusunan naskah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf e dan huruf f, Penerjemah Muda harus memiliki kompetensi spesifik penyusunan naskah sebagai berikut: 1. gaya penulisan naskah umum; dan 2. ragam dan laras bahasa dalam naskah umum. b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu menyusun naskah khusus untuk diterjemahkan; dan 2. mampu menyunting naskah umum untuk diterjemahkan. Penerjemah Madya memiliki tugas: Bagian Ketiga Penerjemah Madya Pasal 17
10 10 a. menerjemahkan secara tulis berbagai jenis teks dari bahasa asing dan/atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya dan dari bahasa asing ke bahasa daerah atau sebaliknya; b. menyunting terjemahan berbagai jenis teks dari bahasa asing dan/atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya dan dari bahasa asing ke bahasa daerah atau sebaliknya; c. menyelia suntingan terjemahan berbagai jenis teks dari bahasa asing dan/atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebailknya; d. menerjemahkan secara lisan simultan, yaitu penerjemahan yang dilakukan secara bersamaan dengan tuturan yang disampaikan dalam suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain; e. menyusun berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah dan/atau bahasa asing; f. menyunting berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah dan/atau bahasa asing; g. menyelia berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah; h. menulis karya ilmiah di bidang penerjemahan, bahasa, dan sastra; dan i. menyusun metode, teknik, dan prosedur penerjemahan. Pasal 18 Setiap Penerjemah Madya minimal harus memiliki kompetensi umum sebagai berikut: 1. kemahiran berbahasa untuk keperluan profesional; 2. perubahan makna akibat konteks sosial budaya; 3. analisis situasi komunikasi; 4. kaidah penyusunan kamus umum; dan 5. pengetahuan ensiklopedik dan tematik; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu melakukan analisis situasi komunikasi; 2. mampu menerjemahkan teks khusus; 3. mampu menilai keilmiahan karya; dan 4. mampu menyusun kamus umum; c. Sikap Kerja, yaitu motivatif dan inovatif.
11 11 Pasal 19 Dalam melaksanakan tugas penerjemahan tulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, huruf b, dan huruf c, Penerjemah Madya harus memiliki kompetensi spesifik penerjemahan tulis sebagai berikut: 1. teknik penyuntingan dengan pemadatan; dan 2. teknik penyeliaan teks umum; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu melakukan kritik terjemahan; dan 2. mampu melakukan penyeliaan; Pasal 20 Dalam melaksanakan tugas penerjemahan lisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf d, Penerjemah Madya harus memiliki kompetensi spesifik penerjemahan lisan sebagai berikut: a. Pengetahuan, yaitu teknik penerjemahan lisan simultan; b. Kecakapan, yaitu mampu berbicara di depan publik. Pasal 21 Dalam melaksanakan tugas penyusunan naskah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf e, huruf f, dan huruf g, Penerjemah Madya harus memiliki kompetensi spesifik penyusunan naskah sebagai berikut: 1. gaya penulisan naskah khusus; dan 2. ragam dan laras bahasa dalam naskah khusus; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu menyunting naskah khusus untuk diterjemahkan; dan 2. mampu menyelia naskah umum untuk diterjemahkan. Penerjemah Utama memiliki tugas: Bagian Keempat Penerjemah Utama Pasal 22 a. Menerjemahkan secara tulis berbagai jenis teks dari bahasa asing dan/atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, dan dari bahasa asing ke bahasa daerah atau sebaliknya, serta dari bahasa asing yang satu ke bahasa asing lainnya; b. menyunting terjemahan tulis berbagai jenis teks dari bahasa asing dan/atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, dan
12 12 dari bahasa asing ke bahasa daerah atau sebaliknya, serta dari bahasa asing yang satu ke bahasa asing lainnya; c. menyelia suntingan terjemahan berbagai jenis teks dari bahasa asing ke daerah atau sebaliknya dan dari bahasa asing yang satu ke bahasa asing lainnya; d. menyusun berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah dan/atau bahasa asing; e. menyunting berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah dan/atau bahasa asing; f. menyelia suntingan berbagai jenis naskah dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah dan/atau bahasa asing; g. menulis karya ilmiah di bidang penerjemahan, bahasa, dan sastra; dan h. melakukan evaluasi dan kajian guna penyempurnaan metode, teknik, dan prosedur penerjemahan. Pasal 23 Setiap Penerjemah Utama minimal harus memiliki kompetensi umum sebagai berikut: 1. kemahiran berbahasa untuk keperluan akademis; 2. kaidah penyusunan glosarium dan kamus istilah; dan 3. pengetahuan wacana; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu menilai terjemahan; dan 2. mampu menyusun glosarium dan kamus istilah; c. Sikap Kerja, yaitu adaptif dan mampu mengendalikan diri. Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas penerjemahan tulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf a, huruf b, dan huruf c, Penerjemah Utama harus memiliki kompetensi spesifik penerjemahan tulis sebagai berikut: 1. kaidah evaluasi untuk kritik terjemahan; dan 2. teknik penyeliaan teks khusus; b. Kecakapan, yaitu: 1. mampu mengevaluasi untuk kritik terjemahan; dan 2. mampu melakukan penyeliaan teks khusus;
13 13 Pasal 25 Dalam melaksanakan tugas penyusunan naskah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf d, huruf e, dan huruf f, Penerjemah Utama harus memiliki kompetensi spesifik penyusunan naskah sebagai berikut: a. Pengetahuan, yaitu penggunaan ragam dan laras bahasa; b. Kecakapan, yaitu mampu menyelia naskah khusus untuk diterjemahkan. Bagian Kelima Kode Etik Penerjemah Pasal 26 Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 12, Pasal 17, dan Pasal 22, Penerjemah wajib mematuhi kode etik Penerjemah. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 Desember 2013 MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, SUDI SILALAHI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 24 Januari 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN
14 14 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH RINCIAN DAN DESKRIPSI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH Ranah Pengetahuan No Kompetensi Deskripsi Kompetensi 1 kemahiran berbahasa 2 konteks sosial budaya 3 kaidah penggunaan istilah bidang ilmu menguasai pengetahuan kebahasaan yang memadai, sedikitnya dalam dua bahasa, untuk menggunakannya dalam komunikasi tulis dan lisan menguasai pengetahuan sosial dan budaya, sedikitnya dua masyarakat dan dua budaya, yang melatari penggunaan bahasa tulis dan lisan menguasai pengetahuan peristilahan yang memadai (pengetahuan ensiklopedis) untuk menerjemahkan teks bidang tertentu 4 pengetahuan umum menguasai pengetahuan umum yang luas dalam berbagai bidang, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan hubungan internasional untuk menggunakannya dalam memahami dan mengungkapkan pesan teks tulis dan lisan 5 analisis makna menguasai teknik analisis makna leksikal dan referensial untuk memahami makna gramatikal sebuah teks sumber 6 analisis inferensial menguasai teknik analisis makna inferensial dengan menghubungkan penggunaan unsur bahasa dalam konteks tertentu
15 15 No Kompetensi Deskripsi Kompetensi 7 strategi penerjemahan teks umum 8 kaidah penulisan karya ilmiah non akademik menguasai pengetahuan tentang metode dan prosedur penerjemahan berbagai jenis teks baik tulis maupun lisan yang menggunakan bahasa sehari-hari, ragam tulis ataupun lisan, tanpa laras tertentu; yang digunakan untuk keperluan sehari-hari menguasai pengetahuan tentang bahasa Indonesia laras ilmiah tulis non akademik dan teknik penulisan ilmiah 9 dasar penyuntingan menguasai pengetahuan tentang penyuntingan (editing) untuk menggunakannya dalam menyelaraskan gagasan dan bahasa dalam teks tulis 10 dasar penyelarasan aksara 11 dasar penulisan naskah 12 ragam dan laras bahasa 13 kemahiran berbahasa untuk keperluan khusus 14 analisis teks untuk kepentingan penerjemahan 15 analisis wacana untuk kepentingan menguasai pengetahuan tentang penyelarasan aksara (proof reading) untuk menggunakannya dalam mengoreksi kesalahan perwajahan, cetak, dan ejaan serta tanda baca menguasai pengetahuan tentang teknik komposisi tertulis dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa-bahasa lain sesuai dengan tuntutan situasi komunikasi dan tujuan komunikasi yang menentukan jenis teks (naratif, ekspositoris, deskriptif, argumentatif, persuasif, kreatif, otoritatif, informatif) menguasai pengetahuan tentang perbedaan dan penggunaan ragam dan laras bahasa menguasai pengetahuan tentang penggunaan ragam tulis dan lisan sesuai dengan laras tertentu menguasai pengetahuan tentang teknik analisis teks yang bertujuan untuk memahami teks sumber dan dampak pemahaman pada pengalihan makna menguasai pengetahuan tentang teknik analisis teks yang bertujuan untuk memahami koherensi dan kohesi teks sumber
16 16 No Kompetensi Deskripsi Kompetensi penerjemahan serta dampak pemahaman pada pengalihan makna 16 keberterimaan teks terjemahan 17 kaidah penyusunan istilah menguasai pengetahuan tentang aspek sosial budaya pembaca sasaran untuk memilih ungkapan yang dapat diterima pembaca sasaran menguasai pengetahuan tentang teknik menyusun istilah dalam bidang ilmu tertentu 18 pengetahuan aktual menguasai pengetahuan tentang kondisi dan situasi sezaman, khususnya yang mutakhir 19 strategi penerjemahan teks khusus 20 kaidah penulisan karya ilmiah akademik 21 kaidah evaluasi untuk penyuntingan 22 kaidah penyuntingan teks khusus 23 teknik penerjemahan lisan dengan membaca naskah (sight translation) 24 teknik penerjemahan lisan konsekutif 25 pengetahuan protokoler menguasai pengetahuan tentang metode dan prosedur penerjemahan berbagai jenis teks baik tulis maupun lisan yang digunakan untuk keperluan khusus (laras) menguasai pengetahuan tentang bahasa Indonesia laras ilmiah tulis akademik dan teknik penulisan ilmiah menguasai teknik dan tata cara menilai terjemahan dalam rangka memahami proses penerjemahan dan kesalahan yang terjadi menguasai teknik, tata cara menyelaraskan gagasan dan penyajian naskah terjemahan teks khusus, serta kode etik penyunting menguasai pengetahuan tentang teknik penerjemahan membaca cepat dalam bahasa sumber sambil mengujarkan pemahaman dalam bahasa sasaran menguasai pengetahuan tentang berbagai teknik penerjemahan lisan tuturan demi tuturan (konsekutif), termasuk teknik berbisik menguasai tentang kaidah keprotokoleran yang harus diikuti dalam praktik
17 17 No Kompetensi Deskripsi Kompetensi penerjemahan lisan 26 gaya penulisan naskah umum 27 ragam dan laras bahasa dalam naskah umum 28 kemahiran berbahasa untuk keperluan profesional 29 perubahan makna akibat konteks sosial budaya 30 analisis situasi komunikasi 31 kaidah penyusunan kamus umum 32 pengetahuan ensiklopedik dan tematik 33 teknik penyuntingan dengan pemadatan 34 teknik penyeliaan teks umum 35 teknik penerjemahan lisan simultan menguasai pengetahuan tentang berbagai gaya penulisan yang ditentukan oleh jenis dan tujuan teks menguasai pengetahuan tentang penggunaan bahasa sesuai dengan situasi komunikasi dan bidang yang melatari teks menguasai pengetahuan tentang kaidah penggunaan bahasa dalam konteks profesi menguasai pengetahuan tentang perubahan bahasa seiring dengan perubahan zaman dan/atau penuturnya menguasai pengetahuan tentang teknik menengarai situasi tertentu dalam rangka memilih penggunaan ragam dan laras yang tepat menguasai pengetahuan tentang leksikologi dan leksikografi menguasai pengetahuan tentang penggunaan bahasa dalam berbagai bidang, khususnya konsep dan istilah yang mengungkapkannya. menguasai pengetahuan tentang teknik menyunting dan memadatkan teks untuk penerjemahan menguasai pengetahuan tentang teknik memeriksa naskah teks umum yang akan disebarluaskan dan menetapkan kelaikannya menguasai pengetahuan tentang berbagai teknik penerjemahan lisan secara langsung (simultan), termasuk teknik berbisik 36 gaya penulisan menguasai pengetahuan tentang teknik penulisan naskah khusus (seperti naskah
18 18 No Kompetensi Deskripsi Kompetensi naskah khusus hukum, naskah politik, naskah pidato), baik ragam maupun larasnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa-bahasa lain 37 ragam dan laras bahasa dalam naskah khusus 38 kemahiran berbahasa untuk keperluan akademis 39 kaidah penyusunan glosarium dan kamus istilah 40 pengetahuan wacana 41 kaidah evaluasi untuk kritik terjemahan 42 teknik penyeliaan teks khusus 43 penggunaan ragam dan laras bahasa menguasai pengetahuan tentang penggunaan bahasa sesuai dengan situasi komunikasi dan bidang yang melatari teks dalam naskah khusus menguasai pengetahuan tentang kaidah teknik penulisan ilmiah menguasai pengetahuan tentang asas kodifikasi, penyusunan istilah, serta perbedaan antara teknik penyusunan glosarium dan teknik penyusunan kamus istilah menguasai pengetahuan tentang penggunaan bahasa dalam situasi komunikasi yang sebenarnya menguasai pengetahuan tentang penimbangan, evaluasi, dan penilaian secara kritis terhadap teks terjemahan menguasai pengetahuan tentang teknik memeriksa naskah teks khusus dengan mempertimbangkan kelaikannya untuk disebarluaskan menguasai pengetahuan tentang perbedaan ragam dan laras bahasa sehingga mampu menggunakannya secara tepat
19 19 Ranah Kecakapan No Kompetensi Deskripsi Kompetensi 1 mampu melakukan kegiatan persiapan penerjemahan tulis dan lisan 2 mampu membaca dengan kritis 3 mampu merangkum informasi 4 mampu menelusuri dokumen 5 mampu melakukan analisis makna 6 mampu melakukan analisis inferensial 7 mampu menerjemahkan dengan akurat 8 mampu menggunakan media dan alat penerjemahan 9 mampu menulis karya ilmiah dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar mampu menengarai, dalam teks tulis dan lisan, aspek bentuk teks (bahasan, paparan), penulis TSu, pembaca TSa, menelusuri dokumen termasuk menyediakan sumber rujukan mampu menghubungkan (1) gagasan yang satu dengan yang lain dan (2) menghubungkan teks dengan konteks ekstrabahasa sehingga memahami makna pesan sebuah teks tulis dan lisan mampu menghimpun gagasan dari lebih dari satu teks tulis dan memadukannya dalam tulisan baru mampu mencari dan memilih sumber rujukan yang gayut dengan upaya memahami teks tulis dan lisan mampu mengurai makna kata dan ungkapan untuk mengenali perbedaannya dengan makna kata lain mampu memahami makna unsur pembentuk teks berdasarkan konteks penggunaannya mampu memahami teks dalam satu bahasa dan mengungkapkan pesannya ke dalam bahasa lain dengan memperhatikan keakuratan, keberterimaan, dan kelancaran (fluency) mampu menerjemahkan dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi mampu menggunakan bahasa Indonesia tulis ragam resmi dan baku yang sesuai dengan isi, bentuk, dan tujuan tulisan
20 20 No Kompetensi Deskripsi Kompetensi 10 mampu menyunting terjemahan 11 mampu menyelaraskan aksara dalam teks terjemahan 12 mampu menyusun naskah umum bahasa indonesia untuk diterjemahkan 13 mampu menerjemahkan secara metodis 14 mampu menyusun sintesis teks dan tuturan 15 mampu melakukan analisis teks untuk kepentingan penerjemahan 16 mampu melakukan analisis wacana untuk kepentingan penerjemahan 17 mampu mengelola tekanan tugas (stress management) 18 mampu menyunting terjemahan teks khusus 19 mampu menyunting dan memadatkan terjemahan 20 mampu mencatat dengan cepat mampu menyelaraskan unsur-unsur pembentuk naskah terjemahan berdasarkan penilaian atas keakuratan terjemahan mampu menengarai dan memperbaiki kesalahan cetak, ejaan, dan tanda baca dalam naskah terjemahan siap cetak mampu menulis naskah untuk segala keperluan sehari-hari yang siap diterjemahkan mampu mengatasi masalah penerjemahan dengan menerapkan strategi, metode, teknik yang tepat sesuai dengan tuntutan situasi komunikasi mampu memahami dan merumuskan intisari teks dan tuturan mampu mengurai hubungan antarunsur pembentuk teks untuk memahami makna pesan yang akan dialihkan mampu mengurai hubungan intra dan ekstra tekstual untuk memahami koherensi dan kohesi teks sumber mampu mengatasi masalah akibat tekanan pekerjaan yang berkaitan dengan tugas penerjemah mampu menyelaraskan unsur pembentuk naskah terjemahan khusus 18. mampu... mampu menyelaraskan sambil memadatkan unsur pembentuk naskah terjemahan mampu menggunakan teknik menyimak sambil mencatat dengan cepat
21 21 No Kompetensi Deskripsi Kompetensi 21 mampu menangkap dan mengingat pesan 22 mampu melaksanakan aturan-aturan protokoler dalam penerjemahan lisan 23 mampu menyusun naskah khusus untuk diterjemahkan 24 mampu menyunting naskah umum untuk diterjemahkan 25 mampu melakukan analisis situasi komunikasi 26 mampu menerjemahkan teks khusus 27 mampu menilai keilmiahan karya 28 mampu menyusun kamus umum 29 mampu melakukan kritik terjemahan 30 mampu melakukan penyeliaan 31 mampu berbicara di depan publik 32 mampu menyunting naskah khusus untuk diterjemahkan 33 mampu menyelia naskah umum untuk mampu menggunakan daya ingat untuk memahami dan mengalihkan pesan mampu melaksanakan aturan aturan protokoler dalam acara acara resmi kenegaraan/pemerintahan pada saat melaksanakan penerjemahan lisan mampu menulis naskah khusus dengan ragam dan laras bahasa yang tepat sehingga naskah siap diterjemahkan mampu menyelaraskan unsur pembentuk naskah umum sehingga siap diterjemahkan mampu menengarai situasi komunikasi yang tepat baik dalam rangka memahami maupun memproduksi teks mampu memahami teks khusus dan menggunakan strategi penerjemahan yang tepat mampu menerapkan kriteria karya ilmiah untuk mengukur kualitasnya mampu menerapkan teknik leksikografis untuk mengodifikasi kata yang termasuk bahasa sehari-hari mampu memahami proses penerjemahan untuk menimbang karya terjemahan mampu menetapkan kelaikan sebuah naskah untuk disebarluaskan mampu menerapkan teknik komunikasi di depan umum dan menggunakan ragam bahasa yang sesuai mampu menyelaraskan unsur pembentuk naskah khusus sehingga siap diterjemahkan mampu menetapkan kelaikan sebuah naskah
22 22 No Kompetensi Deskripsi Kompetensi diterjemahkan umum untuk diterjemahkan 34 mampu menilai terjemahan 35 mampu menyusun glosarium dan kamus istilah 36 mampu mengevaluasi untuk kritik terjemahan 37 mampu melakukan penyeliaan teks khusus 38 mampu menyelia naskah khusus untuk diterjemahkan mampu mengukur keakuratan, kewajaran, dan keberterimaan karya terjemahan mampu menerapkan teknik kodifikasi istilah untuk keperluan penyusunan glosarium dan kamus istilah mampu mengukur kualitas karya terjemahan dalam rangka mengkritisi isi dan bentuknya mampu menetapkan kelaikan sebuah naskah khusus untuk disebarluaskan mampu menetapkan kelaikan sebuah naskah khusus untuk diterjemahkan Ranah Sikap Kerja No Kompetensi Deskripsi Kompetensi 1 jujur sikap yang menunjukkan kesesuaian antara ucapan, tindakan sikap maupun perilaku dalam pelaksanaan tugas dan penyampaian hasilnya 2 disiplin sikap kepatuhan atau ketaatan pada suatu peraturan 3 tekun sikap bersungguh-sungguh untuk menggunakan segenap pikiran dan tenaga guna mengerjakan tugas 4 cermat sikap penuh minat, perhatian, seksama, teliti, dan hati-hati dalam mengerjakan tugas 5 bertanggung jawab sikap memikul tanggung jawab atau menanggung segala sesuatunya dalam pelaksanaan tugas 6 dapat bekerja sikap memberi kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan menjadi bagian dari
23 23 No Kompetensi Deskripsi Kompetensi sama suatu kelompok dalam melaksanakan tugas 7 mampu menjaga rahasia sikap menjaga dan melindungi setiap pesan dalam penerjemahan agar tidak disampaikan kepada pihak lain 8 kritis sikap yang tajam di dalam menganalisis suatu masalah yang timbul 9 kreatif sikap atau kemampuan daya cipta untuk mengembangkan ide-ide, metode atau teknik baru untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi 10 motivatif sikap mendorong diri sendiri dan orang lain agar mempunyai kemampuan melaksanakan tugas penerjemahan 11 inovatif sikap untuk menghasilkan sesuatu yang baru dalam pengembangan metode, teknik, dan prosedur penerjemahan 12 adaptif sikap mudah menyesuaikan diri dengan keadaan 13 mampu mengendalikan diri sikap yang menunjukkan cara perbuatan mengendalikan diri dalam pelaksanaan tugas MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, SUDI SILALAHI
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2014 KEMENSESNEG. Penerjemah. Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.950, 2011 SEKRETARIS NEGARA. Diklat Fungsional. Penerjemah. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.157, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEBUDAYAAN. Bahasa. Sastra. Pengembangan. Pembinaan. Perlindungan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5554) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 363, 2016 KEMENPAN-RB. Penerjemahan. Jafung. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Nomor 5512); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
No.1171, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Jabatan Fungsional. Penguji Mutu Barang. Uji Kompetensi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/M-DAG/PER/7/2016
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.863A, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Auditor. Jafung. Angka Kreditnya. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA
SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinci2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu
No.1867, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPUSNAS. Jabatan Fungsional. Pustakawan. Formasi. PERATURAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/24/M.PAN/5/2006 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA
1 PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/24/M.PAN/5/2006 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.381, 2013 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah. Jabatan Fungsional. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 2. Peraturan Menteri Pendayagunaa
No.481, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LKPP. Tim Penilai. Penilaian. Angka Kredit. Jabatan Fungsional. Pengelola Barang/Jasa. Tata Cara. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI TRANFUSI DARAH
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI TRANFUSI DARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinci- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
- 2 - BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 67 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinci2 Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembar
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1625, 2014 KEMENKUKM. Kelas Jabatan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PER/M.KUKM/IX/2014 TENTANG KELAS JABATAN DI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.331, 2013 BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. Pengangkatan. Sertifikasi. Perpindahan. Fungsional Auditor. Petunjuk Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
No.1360, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Jabatan Fungsional. Penerjemahan. Juknis. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
Lebih terperinci2015, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 3. Peraturan Pemer
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1788, 2015 KEMENDIKBUD. Ejaan. Bahasa Indonesia. Pedoman Umum. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2015 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Penyuluh Kesehatan Masyarakat. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010
PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KUALIFIKASI PENDIDIKAN UNTUK JABATAN FUNGSIONAL PENERJEMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SEKRETARIS
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.1566, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan Kinerja.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1566, 2013 KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan Kinerja. PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciREV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa penguasaan, pemanfaatan,
Lebih terperinciBERITA NEGARA. DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Organisasi. Tim Penilai. Perancang Perundang-undangan. Kanwil. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
No.27, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Organisasi. Tim Penilai. Perancang Perundang-undangan. Kanwil. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1264, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Jabatan Fungsional. Pamong Budaya. Pedoman Formasi. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.513, 2014 KEMENKUMHAM. Jabatan. Kelas Jabatan. Struktural. Fungsional. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.14/MEN/XI/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN
Lebih terperinciMENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG
MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK AUDITOR DI KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pamong Belajar. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.515, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pamong Belajar. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.566, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Pola Mutasi. Jabatan Karier. PNS. Pedoman. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN POLA MUTASI
Lebih terperinciNo.1610, 2014 KEMENTAN. Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan.
No.1610, 2014 KEMENTAN. Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan. Angka Kredit. Petunjuk Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 119/Permentan/OT.140/10/2014 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.862, 2015 KEMENKES. Jabatan Fungsional Asisten Apoteker. Standar Kompetensi Manajerial. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN APOTEKER
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL ASISTEN APOTEKER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 1994 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Rep
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1358, 2015 KEMENKES. Psikologi Klinis. Jabatan. Fungsional. Manajerial. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU/KHUSUS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai
Lebih terperinci2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.409, 2016 KEMENPAN-RB. Jafung. Perekayasa. Angka Kredit. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.873, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Analis Pasar hasil pertanian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Perubahan. PERATURAN MENTERI
Lebih terperinci2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.546, 2017 KEMENDIKBUD. Jabatan Fungsional. Pengembang Teknologi Pembelajaran. Pedoman Formasi. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PATEN DAN PEMERIKSA MEREK
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PATEN DAN PEMERIKSA MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinci2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pen
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.628, 2017 KEMEN-ESDM. Auditor Inspektorat Jenderal. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA PATEN DAN PEMERIKSA MEREK
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG PEMERIKSA PATEN DAN PEMERIKSA MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R
No.1705, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Pegawai Negeri Sipil. Pola Karier. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/M-DAG/PER/10/2014 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 61 TAHUN 2010 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan
Lebih terperinci2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat
Lebih terperinciDRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN
DRAFT PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA Revisi tgl 19-21 Oktober 2012, di Hotel patrajasa semarang NOMOR TENTANG JABATAN AKADEMIK DOSEN DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1769, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAN. Jabatan Fungsional. Analis Kebijakan. Standar Kompetensi. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG
NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG FUNGSIONAL TEKNIK PENGAIRAN, TEKNIK JALAN DAN JEMBATAN, TEKNIK TATA BANGUNAN DAN PERUMAHAN, DAN TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.04/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.04/2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA BEA DAN CUKAI DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1859, 2015 KEMENKES. Jabfung. Teknisi Transfusi Darah. Standar Kompetensi. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI
Lebih terperinci2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan
No.2043, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Pemeriksa. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29
Lebih terperinci-2-3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.482, 2017 KEMENKES. Jabatan Fungsional Penyelenggaraan Uji Kompetensi. Kesehatan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.137, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Perawat Gigi. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.67/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG STANDAR DAN UJI KOMPETENSI JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI EKOSISTEM HUTAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 025 TAHUN 2014 TENTANG FORMASI JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 20142013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negeri
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN TEKNISI PENELITIAN DAN PEREKAYASAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PEREKAYASA DAN TEKNISI PENELITIAN DAN PEREKAYASAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat Menetapkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI DAN PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.633, 2017 KEMENAKER. Jabatan Fungsional. Pengantar Kerja. Juknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinci2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2003 No
No.1271, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Pengawas Sekolah. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1575, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA TUNJANGAN FUNGSIONAL TEKNIK PENGAIRAN, TEKNIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang: a. bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN SAMBUTAN, PIDATO, DAN PERNYATAAN RESMI KEPALA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
SALINAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN
PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a.
Lebih terperinci2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege
No.170, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. RESCUER. Standar Kompetensi. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 2 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR KOMPETENSI RESCUER DI LINGKUNGAN BADAN SAR
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 20142013 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pegawai Negeri
Lebih terperinci2012, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nom
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.982, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Aparatur. Pengawasan Intern. Kompetensi. Standar. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT NEGARA DAN SEKRETARIAT
Lebih terperinci2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No.129, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPETEN. Jabatan Fungsional. Pengawas Radiasi. Standar Kompetensi. Pedoman Diklat. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 10 TAHUN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.288, 2014 KEMENPAN RB. Pemeriksa Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2016, No Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494), 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabat
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.499, 2016 LKPP. Karya Tulis. Pejabat Fungsional. Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS PASAR HASIL PERTANIAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS PASAR HASIL PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinci2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.417, 2017 BPKP. Kompetensi, Kinerja, dan Potensi Kepemimpinan Pejabat Tertentu. Pedoman. Penilaian. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL RUMPUN PENELITIAN DAN
Lebih terperinci2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.579, 2016 KEMEN-LHK. Jabatan Fungsional. Penyuluh Kehutanan. Uji Kompetensi. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.37/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2016
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL SANITARIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1804, 2014 KEMENPAN RB. Asisten Pelatih. Olahraga. Jabatan Fungsional PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.418, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Formasi. Jabatan Fungsional. Assessor SDM Aparatur. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinci2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat
No.2044, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional. Pembina Jasa Konstruksi. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L
No.287, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Keimigrasian. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
No.416, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pejabat Fungsional Auditor. Pemetaan Talenta. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMETAAN TALENTA
Lebih terperinci2 Kepala Badan Kepegawaian Negara tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
No.542, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Analis Keuangan Pusat Dan Daerah. Jabatan Fungsional. PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le
No.2114, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Jabatan Fungsional. Arsiparis. Juknis. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBINAAN JABATAN
Lebih terperinci1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KOMPETENSI WIDYAISWARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa
Lebih terperinci