DAB 7. VERIFIKASI DAN VALIDASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAB 7. VERIFIKASI DAN VALIDASI"

Transkripsi

1 DAB 7. VERIFIKASI DAN VALIDASI Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu mendemonstrasikan verifikasi dan validasi model 1. Mahasiswa dapat menjelaskan peran verifikasi dan validasi dalam simulasi 2. Mahasiswa dapat menjalankan verifikasi model konseptual 3. Mahasiswa dapat menjalankan validasi model konseptual 4. Mahasiswa dapat menjalankan verifikasi model logika 5. Mahasiswa dapat menjalankan validasi modellogika 6. Mahasiswa dapat menjalankan verifikasi model komputer 7. Mahasiswa dapat model simulasi. menguraikan validasi 7.1. Pendahuluan Ketika membangun model simulasi sistem nyata, kita harns melewati beberapa tahapan atau level pemodelan. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 7.1, pertama kita hams membangun model konseptual yang memuat elemen sistem nyata. Dari model konseptual ini kita membangun modellogika yang memuat relasi logis antara elemen sistem juga variabel eksogenus yang mempengaruhi sistem. Model kedua ini sering disebut sebagai model diagram alur. Menggunakan model diagram alur ini, lalu dikembangkan program komputer, yang disebut juga sebagai model simulasi, yang akan mengeksekusi model diagram alur. 157

2 Veriftkasi System nyata Validasi.1 Modelkonseptual Datadananalisis Implementasihasil Manajemen Modelkredibelterbentuk Gambar Relasi verifikasi, validasi dan pembentukan model kredibel Pengembangan model simulasi merupakan proses iteratif dengan beberapa perubahan kecil pada setiap tahap. Dasar iterasi antara model yang berbeda adalah kesuksesan atau kegagalan ketika verifikasi dan validasi setiap model. Ketika validasi model dilakukan, kita mengembangkan representasi kredibel sistem nyata, ketika verifikasi dilakukan kita memeriksa apakah logika model diimplementasikan dengan benar atau tidak. Karena verifikasi dan validasi berbeda, teknik yang digunakan untuk yang satu tidak selalu bermanfaat untuk yang lain. Baik untuk verifikasi atau validasi model, kita hams membangun sekumpulan kriteria untuk menilai apakah diagram alur model dan logika internal adalah benar dan apakah model konseptual merupakan representasi valid dari sistem nyata. Bersamaan dengan kriteria evaluasi model, kita harus spesifikasikan siapa yang akan mengaplikasikan kriteria dan menilai seberapa dekat kriteria itu memenuhi apa yang sebenamya. 158

3 Tabel 7.1. Hal yang harns diperhatikan dalam verifikasi dan validasi. Model Verifikasi Validasi Apakah model mengandung semua Konseptual elemen, kejadian dan relasi yang sesuai? Apakah model dapat menjawab pertanyaan pemodelan? Apakah kejadian Apakah mode memuat semua kejadian direpresentasikan dengan yang ada pada model konseptual? Logika benar? Apakah rumus matematika dan relasi benar? Apakah ukuran statistik Apakah model memuat semua relasi dirumuskan dengan benar? yang ada dalam model konseptual? Apakah kode komputer Apakah model komputer merupakan memuat semua aspek model representasi valid dari sistem nyata? Komputer logika? atau Apakah statistik dan rumus Dapatkah model komputer simulasi dihitung dengan benar? menduplikasi kinerja sistem nyata? Apakah model mengandung Apakah output model komputer kesalahan pengkodean? mempunyai kredibilitas dengan ahli sistem dan pembuat keputusan? Praktisi simulasi harns dapat menentukan aspek apa saja dari sistem yang kompleks, yang perlu disertakan dalam model simulasi. Petunjuk umum dalam menentukan tingkat kedetailan yang diperlukan dalam model simulasi : ~ Hati-hati dalam mendefinisikan ~ Model-model tidak valid secara universal ~ Memanfaatkan 'pakar' dan analisis sensitivitas untuk membantu menentukan level detil model Selama fase penerjemahan model, praktisi secara alami akan tertarik memastikan bahwa model simulasi memiliki semua komponen penting dan model berjalan dengan baik. Model simulasi yang dibangun harns kredibel. Representasi kredibel sistem nyata oleh model simulasi ditunjukkan oleh verifikasi dan validasi model. Kenyataannya, kita tertarik memastikan bahwa model beroperasi sesuai dengan yang diinginkan. Proses ini dikenal dengan verifikasi. Cara lain untuk melihat proses verifikasi adalah dengan membangun model dengan benar. Untuk beberapa alasan, bahkan praktisi yang sangat berpengalaman suka bingung membedakan model verifikasi dan validasi. 159

4 Verifikasi Verifikasi adalah proses kontinu yang meyakinkan model beroperasi sesuai dengan yang diinginkan. Validasi di sisi lain meyakinkan bahwa model merepresentasikan realitas. Sangat tidak berarti, bahkan tidak mungkin, untuk melihat model merepresentasikan realitas jika model tidak bisa dioperasikan sesuai dengan yang diinginkan. Dengan kata lain, jangan berusaha melakukan proses validasi modeljika proses verifikasi belum berhasil. Seperti yang sudah diutarakan sebelumnya, dengan maksud proses verifikasi model berlangsung dengan sukses, model harus : 1. memasukkan semua komponen yang dispesifikasikan pada fase pendefinisian sistem. 2. secara aktual dapat dijalankan tanpa kesalahan atau peringatan. Untuk memasukkan semua komponen dengan efektif, praktisi harus menggunakan pendekatan divide-and-conquer dan subroutine view. Untuk meyakinkan bahwa program berjalan tanpa kesalahan, praktisi dapat menggunakan teknik animasi, pemajuan secara manual pewaktu simulasi, dan penulisan berkas output Pendekatan Divide-and-Conquer Kecuali sistem sederhana, model simulasi akan membutuhkan sejumlah besar model pemrograman. Praktisi yang tidak punya pengalaman sering berusaha memodelkan keseluruhan sistem tanpa berusaha melakukan program debug. Cara seperti ini biasanya mengakibatkan banyak yang frustrasi ketika saatnya tiba untuk menjalankan model. Semakin besar dan rumit model, semakin besar frustrasi yang mungkin ditimbulkan. Praktisi pemula kemudian akan berusaha menyimpan program dengan menerapkan bantuan band pada kode cacat. Tidak ada usaha diarahkan memperbaiki kesalahan pemrograman dasar. Kadang-kadang praktisi sampai pada titik di mana hal-hal menjadi begitu membingungkan sehingga perlu untuk memulai program dari awal. Semua usaha pemrograman sebelumnya hilang. Jelas, pendekatan ini tidak dianjurkan untuk model apapun kecuali untuk model sederhana atau mungkin tidak. 160

5 Seperti halnya bahasa pemrograman lain, program simulasi dapat memperoleh manfaat dari pendekatan devide and conquer. Ini berarti bahwa praktisi hams memeeah model yang lebih besar menjadi lebih rinci, kecil, sederhana, mungkin menjadi model dengan tingkat yang lebih tinggi. Model yang lebih keeil, sederhana akan lebih mudah untuk di-debug. Model yang keeil dan sederhana meneakup semua dasar komponen yang diinginkan praktisi untuk dapat menjalankan model. Setiap kesalahan dalam sintaks atau penamaan variabel dapat lebih mudah ditangani. Setelah model beroperasi sebagaimana dimaksud, praktisi dapat mempertimbangkan untuk membuat serangkaian perangkat tambahan keeil dengan model sederhana satu per satu. Perangkat tambahan dapat bempa salah satu dari: 1. Perangkat tambahan ke detail komponen yang ada pada model awal untuk mewakili sistem aktual 2. Perluasan dari model untuk memasukkan komponen lain yang sebelumnya tidak dimodelkan namun perlu dimodelkan dalam rangka untuk mewakili sistem aktual. Ini yang disebut oleh praktisi sebagai pendekatan awal. Namun, akhimya akan perlu untuk memasukkan baik rinci komponen tambahan maupun perangkat tambahan. Tergantung pada sistem tertentu yang akan dibuat modelnya, mungkin akan lebih mudah untuk memulai dengan satu atau pendekatan lain Contoh Model Pelayanan Pertimbangkan model yang berorientasi pada layanan yang mewakili operasi sebuah bank sederhana. Kita pertama-tama hams memulai dengan membuat beberapa asumsi penyederhanaan tentang model awal. Ini dapat meneakup: 1. Semua pelanggan yang ingin melakukan transaksi memasuki bank. 2. Tidak ada pelanggan yang ingin membuka rekening bam. 3. Pelanggan masuk ke antrian kasir segera setelah memasuki bank. 4. Transaksi dimodelkan sebagai layanan tunggal distribusi. Dalam model awal, kita dapat berkonsentrasi pada masuknya pelanggan yang akan melakukan beberapa transaksi dengan kasir. Model sederhana ini hams memiliki staff perbankan dan antrian bagi pelanggan yang menunggu giliran mereka untuk dilayani. Karena model ini hanya memiliki sedikit komponen, hamsnya relatif mudah untuk dimodelkan dan dilakukan debug. Begitu kita bisa membuat model sederhana 161

6 -- ini bekeija, kita dapat meningkatkan detail dari model atau memperluas model untuk memasukkan komponen lain. Jika kita memilih untuk meningkatkan detail dari model, kita bisa memodelkan pelanggan berhenti di formulir counter dan memodelkan berbagai jenis transaksi seperti deposito, penarikan, menguangkan cek, dan lain-lain. Jika kita tertarik dalam mengembangkan model, kita bisa memodelkan pelanggan yang akan membuka rekening barn dan ingin menunggu, memodelkan pelanggan yang menggunakan drive-up, dan memodelkan pelanggan yang menggunakan mesinatm Contoh Model Manufaktur Pertimbangkan model manufaktur perakitan komputer sederhana. Proses terdiri dari: 1. Meletakkan komponen ke motherboard 2. Menempatkan motherboard ke dalam casing komputer 3. Memasukkan drive ke dalam casing 4. Pengujiankomputer Setelah model sederhana dibuat, kita sekali lagi dapat melakukan salah satu dari: 1. Meningkatkan detail model 2. Memperluas model untuk memasukkan komponen lain Jika kita memilih untuk meningkatkan detail model, kita dapat memasukkan proses pemodelan penyisipan RAM dan CPU secara terpisah ke motherboard, dan pemodelan penyisipan drive secara terpisah ke hard drive, CD-ROM, dan floppy drive. Demikian pula, kita dapat memperluas model untuk menyertakan penghitungan persentase komputer yang lulus perakitan, berbagai jenis kegagalan pengujian perakitan, dan penghitungan waktu untuk mengeijakan ulang masingmasing perakitan yang gagai Animasi Animasi mungkin mernpakan alat yang paling efektif untuk melakukan verifikasi dasar (Pegden et ai., 1995). Mampu memvisualisasikan program yang sedang dikeijakan membuat lebih mudah untuk mendeteksi kesalahan program. Animasi dapat digunakan untuk model verifikasi dengan berbagai cara: 1. Menggunakan gambar entitas yang berbeda untuk berbagaijenis entitas. 2. Mengikuti entitas di sepanjang sistem. 3. Mengubah gambar entitas. 4. Menampilkan variabel global atau nilai atribut entitas. 162

7 5. Menampilkan plot variabel global atau atribut entitas. 6. Menampilkan tingkat statistik sistem. Untuk model simulasi dengan berbagai jenis pelanggan atau prioritas pekerjaan yang berbeda, praktisi hams menggunakan berbagai jenis gambar entitas. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa berbagai jenis entitas mewakili bagian yang tepat dari model. Misalnya, jika temyata pelayanan penumpang kelas pertama penumpang pesawat tidak beroperasi dengan benar, maka akan mudah untuk melihat apakah penumpang kelas bisnis dilayani lebih baik sebagai gantinya. Demikian juga, dengan mengikuti animasi entitas melalui model, adalah mungkin untuk memverifikasi bahwa logika model sudah benar. Contoh yang paling umum adalah praktisi menemukan bahwa struktur keputusan mengirim entitas ke berbagai bagian dari model yang tidak tepat. Salah satu cara umum untuk melihat kejanggalan ini adalah ketika antrian tertentu kelebihan beban dengan tidak masuk akal. Gejala lain adalah suatu entitas menghilang di bagian-bagian tertentu dari model dan muncul kembali pada bagian lain. Jika entitas bembah bentuk dari model yang dibuat, praktisi juga hams mengubah gambar entitas. Sebagai contoh, jika sebuah gulungan bahan baku dipotong menjadi beberapa bagian oleh sebuah mesin, entitas yang keluar dari mesin hams memiliki gambar yang berbeda dari gulungan bahan baku. Jadi, jika sebuah entitas dari suatu model digambarkan dengan salah, maka entitas entah bagaimana caranya akan melewati proses aliran pertengahan (seperti yang dapat dilihat pada Gambar7.2). Gambar 7.2. Contoh animasi yang tidakjelas 163

8 Kita perhatikan misalnya pengubahan gambar sumber daya. Cara yang sangat efektifuntuk menentukan apa yang terjadi pada sumber daya dalam model simulasi adalah dengan mengubah gambar yang sesuai dengan statusnya. Sebagai contoh, sebuah mesin produksi bisa memiliki status menganggur, sibuk, tidak aktif atau rusak. Gambar animasi yang tidak aktif dapat mencakup mesin dan operator, tanpa indikasi bahwa itu sedang berjalan. Mesin yang sibuk harus mencakup entitas pekerjaan di mesin dengan operator masih ada. Pendekatan ini memastikan bahwa tidak ada kemungkinan bahwa praktisi akan bingung untuk keadaan mesin. Sumber daya akan dimodelkan sebagai tidak aktif dengan minus mesin operator. Kondisi ini berhubungan dengan masa ketika operator sedang istirahat atau sedang makan. Mesin yang rusak dapat diberi animasi tanpa operator tapi dengan mekanik membungkuk di atas mesin. Kondisi sumber daya yang berbeda diilustrasikan pada Gambar 7.3. (a) (b) (c) (d) Gambar 7.3. Contoh animasi berbagai status : (a) menganggur; (b) sibuk; (c) istirahat; (d) Rusak 164

9 Animasi dari alat angkut seperti truk atau forklift harus menggunakan konsep yang sarna. Alat angkut kosong hams jelas terlihat berbeda dari alat angkut yang berisi beberapa jenis kargo. Dimungkinkan untuk mengimplementasikan titik tumpangan saat alat angkut akan dimuat entitas ketika sedang diangkut. Ketika proses transportasi selesai, maka entitas kargo menurunkan alat angkut dan lanjut ke model. Pilihan gambar yang berbeda-beda untuk sumber daya dan alat angkut benar-benar diserahkan ke praktisi. Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa grafik harus dengan jelas mengindikasikan status sumberdaya pada periode tertentu. Alat angkut kosong versus penuh diilustrasikan pada Gambar 7.4. (b) (a) (a) (b) Gambar 7.4. Animasi alat angkut kosong dan terisi Warnajuga dapat digunakan untuk menunjukkan keadaan sumber daya yang berbeda. Biasanya sumber daya yang hijau menunjukkan bahwa sumber daya menganggur. Demikian pula, sumber daya merah mewakili sumber daya sibuk. Warnauntuk aktif dan gagal mungkin tidak begitujelas. Putih dapat digunakan untuk tidak aktif. Cokelat atau hitam dapat digunakan untuk gagal. Tidak masalah wama apa saja yang digunakan oleh praktisi, yang penting adalah konsistensi penggunaan warna untuk status dan entitas yang sarna di seluruh model. Praktisi juga hams berusaha keras untuk menggunakan wama yang paling cerah untuk menunjukkan perbedaan status. Persentase besar dari penduduk laki-iaki buta wama. Jika wama merah dan hijau digunakan, maka laki-iakipunya kesempatan yang lebih besaruntuk membedakan antara status sumber daya. Kemampuan animasi lain yang bermanfaat adalah penayangan nilai digital atau analog layar. Kemampuan ini memungkinkan praktisi untuk melihat baik nilai sesaat atau nilai rata-rata untuk setiap variabel global atau entitas atribut. Tampilan seketika sangat berguna jika digunakan untuk menampilkan berbagai nilai counter yang terletak di berbagai bagian dari model. Setiap kali sebuah entitas memasuki 165

10 bagian tertentu dari model, counter yang sesuai dengan bagian dari model bertambah.l<.edka counter untuk sebuah model komponen ddak pemah bertambah, praktisi hams memeriksa logika masuk model yang sesuai dengan komponen. Tampilan seketika juga berguna untuk menggambarkan jumlah entitas dalam antrian. Karena keterbatasan rnang gratis, tidak selalu memungkinkan untuk menampilkan banyak entitas dalam antrian tertentu. Suatu pendekatan umum untuk keterbatasan ini adalah untuk menganimasikan antrian sehingga beberapa entitas dapat diamati. Tampilan digital kemudian digunakan bersama dengan animasi antrian untuk menampilkan seluruh jumlah entitas dalam antrian. Teknik ini diilustrasikan pada Gambar 7.5. I 4 IIIJ~ Gambar 7.5. Representasi digital nilai sistem Terakhir, hampir semua model simulasi dapat memperoleh manfaat dari penggunaan layar analog waktu simulasi. Tampilan waktu simulasi ini sangat berguna untuk memastikan bahwa sumber daya sistem berfungsi dengan benar sehubungan dengan jadwal istirahat dan kegagalan acak. Jam analog ditampilkan pada Gambar ~~ Gambar 7.6. Representasi analog waktu sistem 166

11 Sebuah tampilan animasi digital atau analog dibatasi untuk menampilkan nilai tunggal pada suatu waktu tertentu. Ketika nilai berubah dengan cepat, sulit untuk melacak nilai-nilai sebelumnya. Lebih penting lagi, tampilan nilai tunggal tidak dapat memberikan infonnasi kecenderungan nilai. Ketika plot menampilkan kecenderungan yang tidak biasa atau tidak realistis, praktisi hams menyelidiki model logika. Gambar 7.7 mengilustrasikan waktu sistem plot untuk model dengan kesalahan. Seperti yang dapat diamati, sistem waktu dalam model dengan cepat meningkat. Level atas plot adalah 30 menit. Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan logika, mungkin dengan waktu layanan, mungkin ada dalam model. Gambar 7.7. Plot waktu sistem Bila menggunakan plot, praktisi harus memastikan bahwa sumbu y atau vertikal cukup untuk menampung semua nilai variabel. Jika nilai yang sesuai tidak digunakan, kemungkinan nilai plot akan terletak sejajar dengan bagian atas kotak plot pada nilai y maksimum. Ini akan mencegah praktisi menentukan bahwa beberapa jenis masalah dapat tetjadi dalam model. Gambar 7.8 menggambarkan apa yang mungkin tetjadi dalam situasi ini. Gambar 7.8. Penggunaan kisaran plot yang tidak tepat 167

12 Tipe lain dari animasi yang dapat membantu para praktisi melakukan debug model simulasi adalah level. Level adalah analog pada pengukur. Jika, misalnya, praktisi ingin mengetahui utilisasi rata-rata sumber daya yang sedang dioperasikan, level dapat digunakan. Level bawah atau kosong menunjukkan pemanfaatan o. Sebaliknya, level atas atau penuh akan direpresentasikan dengan 1.0 atau 100% pemanfaatan. Jika level dimanfaatkan dengan cara ini, penting untuk diingat bahwa level menunjukkan rata-rata, bukan nilai seketika, level pemanfaatan. Hal ini dapat membingungkan bagi praktisi pemula ketika kelihatannya sumber daya sedang digunakan, tetapi level menunjukkan sebaliknya. Catatan bahwa mungkin tidak tepat bagi praktisi untuk menggunakan level untuk menunjukkan tingkat pemanfaatan sesaat dalam setiap peristiwa. Level akan berubah segera antara benar-benar kosong dan benar-benar penuh. Lebih baik untuk menggambarkan efek ini dengan mengubah gambar sumber daya antara menganggur dan sibuk (Gambar 7.9). j Gambar 7.9. Display level utilisasi sistem Ketika menggunakan level untuk membantu debug model identik dengan beberapa sumber daya, praktisi harus ekstra hati-hati dengan persamaan yang digunakan untuk mendorong level. Dalam kasus ini, praktisi juga hams membagi nilai level dengan jumlah sumber daya identik. Jika ini tidak dilakukan, maka level tidak selalu memberikan nilai yang mewakili rata-rata levelpemanfaatan sumber daya. 168

13 Pewaktu Simulasi Lanjut Kejadian demi Kejadian Animasi model simulasi biasanya dirancang untuk berjalan dalam waktu singkat. Ini kadang-kadang membuat suiit unt:ukmengikuti aliran entitas melalui model. Meskipun dimungkinkan untuk memperlambat animasi model secara signifikan, akan lebih baik untuk dapat melangkah dari satu kejadian ke kejadian lainnya. Praktisi dapat melakukan debug model di bawah kontrol menggunakan perangkat lunak simulasi karena pada umumnya perangkat lunak simulasi dilengkapi dengan kontrol seperti VCR. Ini memungkinkan praktisi tidak hanya untuk melangkah melalui model tetapi juga mempercepat langkah maju ke bagian dari model yang praktisi inginkan untuk dilihat Perekaman ke Berkas Hasil Perangkat verifikasi lain yang sangat potensial tetapi lebih sulit menggunakannya adalah penggunaan berkas output. Berbeda dengan penggunaan layar animasi, berkas output memberikan catatan permanen bagi praktisi. Berkas ini dapat ditulis dalam format berpemilik atau dalam format teks ASCII. lika program menulis berkas dalam format berpemilik, maka berkas harus diekspor oleh para praktisi ke berkas ASCII. Di sisi lain, jika berkas tersebut dalam format ASCII, berkas dapat segera dan mudah dilihat menggunakan editor teks atau pengolah kata apapun Daftar Berkas Kejadian Satu jenis berkas yang praktisi mungkin gunakan adalah berkas daftar acara. Di sini, entri terdaftar sesuai dengan sistem waktu. lumlah informasi yang ditulis ke berkas untuk setiap peristiwa dapat membuat output sangat sulit untuk diartikan. Ini akan menghasilkan informasi yang berlebihan bagi praktisi. Karena tidak setiap detail dan perubahan nilai variabel selalu menarik minat para praktisi, sebagian besar paket perangkat lunak simulasi memungkinkan pengguna untuk menetapkan tingkat detail yang ditulis ke berkas. Teks berikut adalah contoh dari sebuah berkas daftar acara output dengan paket perangkat lunak simulasi. 169

14 --- Urutan No. Label Blok Perubahan Status Sistem Waktu : 0 Entitas : 2 Arrtime set to $ CREATE kejadian berikutnya dijadwalkan pada waktu batch entitas diciptakan 2 1$ QUEUE kirim entitas 2 ke blok berikutnya 3 2$ SEIZE menangkap 1 unit derk sumber daya 4 3$ DELAY tunda sampai waktu Waktu: Entitas : 3 Arrtime = $ CREATE jadwal penciptaan berikutnya pada waktu batch entitas diciptakan 2 1$ QUEUE Entitas 3 dikirim ke blok 3 2$ SEIZE Tidak dapat mencapai derk sumber daya. Entitas 3 ditambahkan ke antrian. Derk 2 pada peringkat 1 Berkas jejak ini mengorganisasikan data kejadian melalui struktur model dan waktu. Tugas ini dimulai dengan sebuah entitas memasuki sistem pada waktu 0,0 dengan membuat blok. Pada saat yang sarna, kedatangan entitas kedua ke dalam sistem dijadwalkan pada menit ke-i.73. Awal entitas, entitas 2 dikirim ke struktur berikutnya, antrian blok. Karena tidak ada entitas dalam antrian dan petugas tidak sibuk, entitas langsung dilayani. Entitas ini dilayani sampai 4.27 menit. Sementara itu, entitas kedua yaitu entitas 3, tiba di sistem pada menit ke Entitas 3 memasuki antrian dan berusaha langsung mendapatkan pelayanan. Karena petugas telah sibuk melayani entitas 2, maka entitas 3 harns menunggu dalam antrian pada posisi pertama. Dengan cara yang sarna, praktisi dapat mengidentifikasi hambatan dalam program. Seperti dapat dilihat, jumlah data yang dapat dikirim ke berkas penjejak bisa sangat besar dan berat untuk diteijemahkan. Jika kita hanya tertarik untuk mengetahuijejak ketika permasalahan antrian teijadi, kita bisa mengatur jejak untuk menulis peristiwa hanya saat antrian mendekati ukuran besar. Demikian juga, jika kita tahu bahwa masalahnya tidak teijadi sampai waktu tertentu dalam model, kita bisa mengaturjejak untuk memulai output pada waktu itu. 170

15 Atribut atau Variabel Output Berkas Praktisi belum tentu tertarik akan perubahan dari satu kejadian ke kejadian lainnya dalam sistem. Mungkin hanya perubahan atau nilai akhir dari suatu variabel atau atribut spesifik yang menarik bagi praktisi untuk membantu debug model simulasi. Dalam kasus ini, praktisi dapat memilih hanya output variabel atau atribut yang diinginkan ke berkas. Dengan melihat variabel atau nilai atribut, praktisi dapat memastikan bahwa entitas mengalir melalui model dengan benar. Tabel di bawah ini menunjukkan daftar dari waktu sistem entitas individu dari model simulasi. Beberapa baris pertama hanya merupakan informasi administrasi dan dapat diabaikan. Kolom pertama menunjukkan waktu simulasi, tnow, ketika entitas meninggalkan sistem. Kolom kedua adalah sistem waktu untuk setiap entitas. Jenis berkas keluaran dapat digunakan oleh praktisi untuk memastikan bahwa tidak ada waktu sistem individu yang ganjil. Waktu sistem panjang yang tidak biasa bisa menunjukkan bahwa entitas sengaja ditahan dalam sistem lebih dari waktu yang seharusnya. Jika tidak ada sistem waktu sarna sekali ditulis ke berkas, mungkin akan ada penghentian tiba-tiba atau loop yang tak terhingga dalam model /18/2002 Y I 15 7 tnow sistime

16 VALIDASI Validasi adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau abstraksi, mernpakan representasi berarti dan akurat dari sistem nyata (Hoover dan Perry, 1989).Validasi adalah penentuan apakah model konseptual simulasi (sebagai tandingan program komputer) mernpakan representasi akurat dari sistem nyata yang sedang dimodelkan (Law dan Kelton, 1991). Validasi didetinisikan sebagai proses untuk memastikan bahwa model merepresentasikan realitas pada tingkat kepercayaan tertentu. Ini berarti bahwa praktisi simulasi akan mencoba untuk membuat sebuah model yang masuk akal yang mernpakan representasi dari sistem sebenarnya. Namun, karena berbagai alasan, meskipun model dibangun dengan susah payah, model mungkin tidak benar-benar mewakili realitas. Ini berarti bahwa tidak peduli seberapa baik praktisi berpikir bahwa ia telah debugged dan tingkatkan model, model mungkin masih tidak cocok untuk melakukan semua jenis analisis. Ketidakmampuan model untuk merepresentasikan realitas mungkin disebabkan oleh beberapa tindakan atau kelalaian dari pihak praktisi sehubungan dengan salah satu atau semua masalah asumsi, penyederhanaan, pengawasan, dan keterbatasan Asumsi Secara berkala, praktisi hams membuat asumsi model. Asumsi dapat dilakukan karena kurangnya pengetahuan. Asumsi biasanya dibuat karena praktisi sedang memodelkan sistem yang belum ada atau proses yang tidak dapat diamati. Asumsi tertentu mungkin hams dibuat sehubungan dengan komponen sistem, interaksi, dan masukan data. Bahkan meskipun beberapa data tersedia dari desainer atau vendor, praktisi hams mengasumsikan bahwa data valid. Masalah lain yang dihadapi praktisi adalah input data. Tidak jarang terjadi praktisi gagal mengumpulkan jenis tertentu data input. Selama fase pemodelan, praktisi mungkin tiba-tiba menyadari bahwa data input hilang. Daripada menunda pengembangan model, suatu asumsi dibuat sehubungan dengan jenis data yang hilang. Distribusi data yang diasumsikan dimasukkan ke titik yang sesuai dalam model. Sayangnya, karena tenggat waktu pendekatan, data yang diasumsikan tersebut terlupakan. Jika model tidak dapat divalidasi, hal terakhir yang diperiksa oleh praktisi adalah asumsi yang terlupakan. 172

17 Situasi ini barn-barn ini terjadi pada pemodelan simulasi untuk memeriksa urutan pemuatan penumpang. Tidak ada data yang dikumpulkan tentang distribusi perjalanan para penumpang menyusuri lorong kabin saat mau memasuki pesawat. Karena data tersebut belum tersedia, dianggap bahwa penumpang bergerak dengan kecepatan yang sarna menyusuri lorong kabin seperti yang mereka lakukan dalam Jetway perjalanan ke pesawat. Ketika model tidak dapat divalidasi, asumsi ini dievaluasi ulang untuk validitasnya. Pada kenyataannya, rnang terbatas lorong kabin penumpang mengurangi 'laju gerakan. Ketika gerakan yang lebih realistis digunakan, model ini dapat divalidasi secara statistik. Setiap kali praktisi membuat asumsi, rincian hams dicatat dalam daftar resmi asumsi. Walaupun mungkin diperlukan beberapa disiplin untuk menyimpan daftar ini terbaharni, tetap daftar asumsi memiliki potensi keuntungan besar bagi praktisi. Jika praktisi tidak dapat memvalidasi model secara statistik, daftar asumsi adalah tempat akhir untuk dilihat. Daftar ini juga akhirnya akan dimasukkan dalam presentasi dan laporan proyek simulasi Penyederhanaan Praktisi kadang-kadang akan membuat penyederhanaan dalam model sistem. Beberapa penyederhanaan ini akan diperlukan untuk menyelesaikan proyek simulasi dalam waktu yang diberikan. Asumsi lain dibuat karena detail internal cara kerja proses entah terlalu kompleks atau dianggap tidak signifikan. Menghindari penyederhanaan yang disebabkan oleh kendala waktu lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Dengan pengalaman, para praktisi dapat membuat perkiraan lebih baik untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya lain untuk langkah-iangkah dalam proses studi simulasi. Satu pengamatan yang sering terlihat dari tim praktisi pemula adalah kegagalan untuk mengembangkan model secara paralel di bawah kendala waktu. Banyak praktisi berpengalaman percaya bahwa karena hanya ada satu model, hanya satu individu dapat bekerja pada model pada waktu tertentu. Sarna sekali tidak ada alasan untuk meragukan bahwa individu berbeda dapat bekerja secara sendiri-sendiri dan paralel untuk mengembangkan berbagai bagian berbeda model. Di masa mendatang, beberapa sub model yang secara individual debugged dapat digabungkan dan debugged. Tentu saja, tim proyek hams mempertahankan skema pelacakan yang kuat untuk mencegah masalah perbedaan versi. Jika tidak ditangani dengan tepat, tim akan saling menghapus pekerjaan individu lain dan mengembangkan submodel barn

18 Dua penyederhanaan paling umum dikaitkan dengan pemodelan proses kompleks sebagai proses tunggal atau sarna sekali mengabaikan proses. Penyederhanaan proses biasanya dilakukan dengan mengumpulkan satu distribusi data input dari beberapa individu, bukan beberapa input data distribusi. Sebuah contoh akan hal ini adalah mengumpulkan proses penyelesaian di toko grosir sebagai layanan satu waktu. Waktu layanan sebenamya merupakan fungsi dari banyaknya item yang dibeli dan cara pembayaran pelanggan. Sehingga dalam distribusi input tunggal akan dimiliki sekurang-kurangnya: 1. Waktupelayanan untuk pemindaian barang belanjaan. 2. Distribusijenis pembayaran 3. Waktu layanan untuk setiapjenis pembayaran Tipe kedua penyederhanaan terjadi di mana praktisi secara sadar memutuskan bahwa proses tertentu tidak perlu dimodelkan. Biasanya, hal ini dilakukan karena praktisi memutuskan bahwa proses tidak akan memiliki dampak signifikan pada seluruh model. Sebagai contoh, jika pada waktu rata-rata antara kegagalan suatu mesin tidak pemah teramati adanya kerusakan, praktisi bisa menyederhanakan asumsi dengan tidak memodelkan kerusakan mesin Pengawasan Jika ada kompleksitas sistem yang dimodelkan, sangatlah mungkin bahwa praktisi akan sengaja mengabaikan satu atau lebih komponen sistem kritis. Jika pada kenyataannya komponen yang diabaikan memang memiliki dampak signifikan pada ukuran kinerja, model tidak akan dapat divalidasi. Karena praktisi tidak menyadari potensi masalah dari awal, masalah validasi yang timbul dari pengawasanjauh lebih sulit untuk ditangani. Selain melakukan orientasi rinci sebisa mungkin, ada beberapa cara menghindar dari kelalaian peristiwa tertentu atau proses yang mungkin menjadi bagian dari sistem. Satu hal yang praktisi dapat lakukan adalah menjaga daftarpembanding yang semakin meningkat dari pembelajaran yang diperoleh Keterbatasan Ada kemungkinan besar akan banyak keterbatasan yang berkaitan dengan kemampuan pemodelan sistem yang kompleks. Dampak dari masing-masing pembatasan ini dalam memvalidasi model dapat bervariasi secara signifikan. Secara umum, keterbatasan ini tidak akan berada di bawah kendali langsung dari praktisi. Sarna halnya dengan asumsi model, praktisi harus menjaga daftar pembatasan untuk presentasi dan laporan proyek. Keterbatasan dapat disebabkan oleh praktisi, pemodelan perangkat lunak, dan data. 174

19 Jelas, kita tidak dapat mengatasi keterbatasan yang melekat ke praktisi. Praktisi yang merasa bahwa kemampuannya adalah masalah yang signifikan, dia dapat memilih untuk menerima tambahan pelatihan simulasi formal. Namun, bahkan dengan pelatihan yang signifikan, tidak biasa bagi praktisi yang dapat menemukan kesalahan ketika meninjau kembali model-model sebelumnya dalam awal karier simulasi mereka. Secara teori ada kemungkinan tidak bisa memodelkan beberapa sistem karena keterbatasan perangkat lunak simulasi tertentu. Dengan mengusahakan ke tingkat terendah simulasi praktis, adalah mungkin untuk menghindari masalah ini. Di sisi lain, menjaga ke tingkat terendah konstruksi meningkatkan beban pemrograman. Namun, pada saat yang sarna, fleksibilitas dari model juga meningkat. Ekstrimnya, bahasa pemrograman umum merupakan alat yang terbaik. Ada kemungkinan bahwa karena sifat dari sistem, akan ada beberapa keterbatasan dalam pengumpulan data. Sebuah contoh nyata dari keterbatasan pengumpulan data terlihat jika diperlukan mungkin waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk mengumpulkan jumlah yang diperlukan masukan data sistem untuk bisa melakukan analisis statistik yang kuat. Dalam kasus ini, praktisi harus melakukan yang terbaik yang ia dapat lakukan dengan keadaan tersebut. Kurangnya data yang memadai mungkin memerlukan praktisi untuk menerima kenyataan bahwa beberapa uji statistik tidak akan menghasilkan hasil yang dapat diandalkan dibandingkan dengan situasi di mana ada data yang memadai. Hal lain di mana data tidak memadai dapat menyebabkan masalah terhadap praktisi adalah model detail. Di sini, praktisi mungkin terpaksa mengumpulkan beberapa proses bersama dalam rangka untuk mengumpulkan jumlah data yang memadai. Sebagai contoh, jika tidak ada data yang memadai untuk memisahkan pelanggan membayar dengan uang tunai, cek, atau kartu debit atau kartu kredit, praktisi dipaksa untuk menggabungkan semua jenis pembayaran individu ke dalam satu distribusi input. Hal ini menyebabkan situasi yang sarna sebagai model penyederhanaan dan memiliki bahaya yang sarna Perlunya Pengesahan Asumsi penyederhanaan, pengawasan, dan keterbatasan tidak dapat dipertimbangkan sebagai penyebab utarna kegagalan model mewakili realitas pada 175

20 tingkat keyakinan tertentu. Jika salah satu dari masalah itu menjadi masalah potensial yang mencegah model mewakili realitas, praktisi mungkin memiliki masalah serius. Proses validasi membantu praktisi untuk mengetahui apakah tepat untuk melanjutkan studi simulasi atau kembali ke papan gambar. Sayangnya, jika anda hams kembali ke papan gambar, validasi tidak memiliki kemampuan untuk memberi tahu anda secara spesifik di mana mencari permasalahan Dua Jenis Validasi Ada dua jenis utama validasi yang menarik bagi praktisi simulasi. Jenis pertama adalah validitas permukaan. Validitas permukaan berarti bahwa model, setidaknya di permukaan, merepresentasikan realitas. Validitas kedua adalah validitas statistik. Validitas statistik kuantitatif melibatkan perbandingan antara kineija keluaran sistem yang sebenamya dan model (Law dan Kelton, 2000). Praktisi simulasi hams menggunakan keduajenis validitas dan tercapai untuk mendapatkan keyakinan bahwa model akurat. Validitas permukaan biasanya dicapai dengan bantuan dari pakar domain. Seorang pakar domain hanya seorang individu atau kelompok individu yang dianggap berpengetahuan pada sistem yang sedang dipelajari. Asalkan kelompok yang sarna dari orang-orang yang menugaskan studi simulasi di tempat pertama berpengetahuan luas, akan sangat bermanfaat bagi praktisi untuk menggunakan grup ini sebagai pakar domain. Pendekatan ini akan membantu: 1. Menanamkan rasa kepemilikan dalam model 2. Mencegah menit-menitterakhir pertanyaan "kenapa kau tidak..." 3. Mengurangijumlah pertanyaan kemajuan proyek Kebanyakan praktisi bernsaha mencapai validitas permukaan akhir periode pengembangan model yang dialokasikan. Hal ini memungkinkan praktisi untuk membuat penyesuaian kecil terhadap model sebelum memulai proses validitas statistik. Sayangnya, proses validitas permukaan biasanya dianggap sebagai satu kali peristiwa. Setelah praktisi percaya bahwa validitas permukaan telah dicapai, tidak ada pemikiran lebih lanjut untuk pemikiran membangun kembali validitas permukaan sebelum laporan akhir atau presentasi. Sebaliknya, praktisi hams mempertimbangkan validitas permukaan sebagai proses yang berkesinambungan. Antara waktu validitas permukaan pertemuan pertama dan laporan akhir atau presentasi, praktisi harns bernsaha untuk melakukan pertemuan validitas permukaan tambahan. Penggunaan tambahan pertemuan validitas permukaan juga akan membantu memastikan bahwa setiap kepentingan atau tujuan sekunder untuk model diidentifikasi sebelum laporan akhir dan presentasi. 176

21 Dalam rangka untuk melaksanakan benar proses validitas permu1man,praktisi hams memastikan bahwa animasi dari proses visual telah cukup sesuai dengan proses sebenamya. lni tidak berarti bahwa praktisi simulasi hams bemsaha untuk membuat animasi duplikat yang tepat dari sistem sebenamya. Usaha di sepanjang periode ini biasanya melibatkan pemindaian atau peletakan cetak bim atau peta dari sistem. Pendekatan ini biasanya akan menghasilkan hasil yang tidak memuaskan sehubungan dengan visual yang detail dan skala. Dengan kata lain, animasi berskala yang tepat akanjarang memberikan efek visual yang memadai untuk memungkinkan para pakar domain untuk melihat benar model. Akan lebih baik untuk berkonsentrasi pada detail visual yang penting dari proses dan kompromi pada skala yang tepat. Kadang-kadang pakar domain ingin tahu bagaimana model menangani peristiwa-peristiwa yang tidak umum. lni mungkin melibatkan: 1. Gangguan potongan kritis mesin atau kendaraan 2. Kedatangan sejumlah besar pelanggan di bus 3. Keterlambatan penumpang penerbangan udara mencari bantuan penjadwalan ulang di konter layanan Meskipun kejadian-kejadian itu mungkin sudah dimasukkan dalam model, mereka mungkin dikendalikan dengan semacam distribusi probabilistik. Untuk memungkinkan praktisi menunjukkan efek ini, sebagian besar paket simulasi memungkinkan pemrograman kunci panas untuk memulaijenis kegiatan yang tidak biasa ini. Sebagai contoh, menggunakan perangkat lunak Arena, praktisi dapat menggunakan kedatangan elemen untuk memunculkan entitas pada setiap titik dalam model. Jelas bahwa validitas permukaan adalah proses yang agak subjektif. Tingkat keahlian antara pakar domain mungkin bervariasi. Tingkat keingintahuan dalam model simulasi yang diperlihatkan oleh individu pakar domain mungkin juga bervariasi. Untuk alasan ini, validitas permukaan dipandang perlu tetapi tidak cukup untuk menentukan validitas model secara keseluruhan. Model mungkin terlihat seolah-olah mewakili kenyataan di permukaan. Untuk membangun validitas model yang lengkap, validasi analisis statistikjuga hams dilakukan Validitas Statistik Validitas statistik melibatkan perbandingan objektif dan kuantitatif antara sistem sebenamya dan model simulasi. Jika tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara sekumpulan data, maka model dianggap sah. Sebaliknya, jika 177

22 ada perbedaan yang signifikan secara statistik, maka model tidak valid dan membutuhkan pekerjaan tambahan sebelum analisis lebih lanjut dapat dilakukan. Validasi pengumpulan data melibatkan pengumpulan data dari sistem aktual dan dasar model simulasi yang dirancang untuk mewakili sistem yang sebenarnya. Validasi data tersebut dapat didasarkan pada pengamatan baik perorangan atau ringkasan statistik. Dalam kasus pengamatan individu, praktisi akan melakukan analisis menggunakan data dari entitas individu ukuran kinerja. Sebaliknya, pendekatan statistik ringkasan analisis melibatkan maksud penggunaan data dari pengamatan beberapa kumpulan entitas individual ukuran kinerja. Secara signifikan lebih sedikit data yang diperlukan untuk metode pengamatan individu daripada metode ringkasan. Semakin sederhana dan cepat dieksekusi, pengeksekusian pengamatan individu mungkin lebih ke utilitas praktisi. Validasi sistem pengumpulan data bervariasi secara signifikan dari input proses pengumpulan data. Dalam validasi sistem pengumpulan data, perhatian utama adalah mengumpulkan data yang mencerminkan kinerja keseluruhan sistem. Metode umum adalah mengumpulkan sistem atau aliran waktu. Aliran waktu ini adalah waktu yang dibutuhkan suatu entitas untuk diproses atau mengalir melalui seluruh sistem yang sedang dipelajari. Pada titik ini, praktisi dapat memilih menggunakan salah satu dari: I. Data entitas individu, atau 2. Seluruh sistem dan model yang menjalankan data Validasi data entitas individual melibatkan pengumpulan waktu sistem untuk setiap entitas yang terjadi dan melalui sistem dan model. Dalam model tipe order manufaktur, validasi ini akan melibatkan perekaman waktu saat order diterima dan selesai pada sistem sebenarnya. Jenis data tersebut dapat dikumpulkan untuk sesedikitnya 30 order sebenarnya untuk membuat perbandingan dengan perintah dari model simulasi. Tergantung pada sistem yang tepat, jenis data dapat dikumpulkan dalam beberapa jam atau hari. Keterbatasan pendekatan ini terutama pada masalah otokorelasi. Ini berarti, misalnya, jika pekerjaan tertentu mempunyai waktu sistem lama, maka pekerjaan segera setelah pekerjaan tertentu mungkin juga memiliki waktu sistem lama. Demikian pula, jika pekerjaan tertentu memiliki waktu sistem singkat, maka pekerjaan berikutnya setelah pekerjaan ini mungkin juga memiliki sistem waktu yang singkat. Masalah dengan keberadaan otokorelasi adalah bahwa hal itu melanggar beberapa persyaratan statistik yang sesuai untuk penggunaan tes validasi

23 Apakah keberadaan otokorelasi adalah masalah serius untuk praktisi mempakan keputusan individu. Namun, potensi masalah dengan otokorelasi hams diperhatikan dengan baik dalam mempertimbangkan tidak memvalidasi model atau menggunakan lebih banyak waktu dengan pendekatan statistik yang lebih kuat. Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan seluruh sistem dan model data berjalan. Pendekatan ini memerlukan jumlah yang lebih besar pengumpulan data aktual sistem secara signifikan daripada pendekatan entitas individu. Di sini, kita akan memilih jangka waktu tertentu dan mengumpulkan waktu semua urutan pemrosesan diamati selama periode waktu. Rata-rata untuk semua order untuk jangka waktu tersebut akan dihitung. Proses ini akan diulang berkali-kali mungkin sampai total 30 waktu order rata-rata pengolahan dikumpulkan. Model juga akan dijalankan 30 kali dengan tujuan untuk menghasilkan dataperbandingan. Pendekatan ini tidak menghadapi masalah potensi otokorelasi. Namun, praktisi hams memutuskan secara individu apakah keuntungan ini sepadan dengan upaya pengumpulan data yang lebih besar atas pendekatan entitas individu. Isu yang sangat penting dalam validasi sistem pengumpulan data bahwa praktisi merekam keadaan sistem saat data dikumpulkan. Ini termasuk status dari semua entitas dan sumber daya dalam sistem. Entitas bisa berada dalam antrian, atau mereka dapat dalam perjalanan ke berbagai bagian dari sistem. Ini berarti, misalnya, bahwa sejumlah individu mungkin sudah menunggu dalam antrian ketika praktisi mulai mengumpulkan data. Ini sangat penting karena praktisi tidak akan tahu berapa lama entitas sudah berada di sistem. Karena praktisi perlu mengetahui kapan individu memasuki sistem untuk menghitung waktu sistem, individu-individu yang sudah dalam sistem tidak dapat digunakan untuk tujuan validasi. Namun, keberadaan individu dalam sistem akan berdampak pada bagaimana kinerja sistem. Jadi praktisi perlu mengetahui berapa banyak individu yang hadir tetapi juga hams berhati-hati untuk tidak menggunakan individu-individu untuk mengumpulkan waktu sistem. Demikian pula, kebutuhan praktisi untuk merekam keadaan setiap sumber daya di dalam sistem. Setiap sumber daya mungkin tidak akan terlibat dengan suatu entitas. Apakah sumber daya yang terlibat dapat mempengamhi kinerja data sistem yang sebenamya? Validasi model pengumpulan data terdiri dari perekamjenis yang sarna output sebagai mana yang dikumpulkan dalam validasi sistem proses pengumpulan data. Dalam rangka pengumpulan data yang benar, praktisi hams memuat model dengan 179

24 -- cara yang sarna ketika validasi sistem data dikumpulkan. Ini berarti bahwa setiap antrian yang berisi entitas yang ada sebelumnya hams dimuat sebe1um validasi model simulasi data yang dikumpulkan. Ini juga berarti bahwa praktisi hams membuang data apapun yang dihasilkan oleh entitas yang ada sebelumnya. Jadi,jika praktisi mengamati sepuluh pelanggan menunggu dalam antrian dan dua pelanggan sedang dilayani, model validasi data dari 12 pelanggan pertama hams dibuang. Praktisi disarankan untuk memanfaatkan jumlah yang sarna dari pengamatan model sebagai jumlah pengamatan yang diperoleh dari sistem sebenarnya. Penggunaan jumlah yang sarnaakan menyederhanakan perhitungan berikutnya Validasi Proses Analisis Data Validasiproses analisis data terdiri dari penentuan perbandingan statistik yang sesuai untuk melaksanakan pengujian signifikan. Hal ini dilakukan dengan menentukan apakah salah satu atau kedua validasi kumpulan data adalah normal. Jika kedua kumpulan data normal, maka versi uji-t yang dilakukan. Jika hanya satu atau tidak ada kumpulan data normal, maka dilakukan uji nonparametrik. Normalitas validasi sistem data dan validasi model data hams diperiksa. Hal ini biasanya dilakukan dengan menjalankan uji chi-kuadrat pada masing-masing kumpulan data secara individual pada tingkat signifikansi statistik tertentu. Walaupunpraktisi dapat memilih tingkat signifikansi yang wajar, sebuah nilai a 0,05 biasanya digunakan. Untuk berhasil melakukan uji chi-kuadrat, praktisi hams memastikan bahwa minimum 20 titik data dalam setiap data. Jika data yang tersedia kurang dari 20 titik, chi-kuadrat tidak dapat digunakan untuk menentukan normalitas. Dalam kejadian ini, praktisi akan dipaksa untuk menggunakan uji jumlah peringkat nonparametic untuk perbandingan rata-rata antara sistem dan model kumpulan data. Chi-kuadrat bisa diimplementasikan secara manual di komputer aplikasi pengolah data seperti Microsoft Excel atau dilakukan secara otomatis menggunakan paket statistik seperti analisis inputarena, AutoStat atau lainnya. Untuk menguji normalitas kumpulan data, data pertama-tama hams dibagi ke dalam satu kumpulan sel yang mirip dengan histogram. Chi-kuadrat membandingkan jumlah aktual pengamatan di setiap sel dengan perkiraan jumlah pengamatan dalam setiap sel jika data mengikuti distribusi normal. Praktisi hams menentukan baik jumlah sel dan nilai batas masing-masing sel. Jumlah sel yang hams digunakan dalam uji chi-kuadrat mengikuti panduan berikut ini: 1. Jumlah sel hams jumlah maksimal, tidak melebihi 100,dengan masing-masing sel memiliki setidaknya lima pengamatan. Ini berarti bahwa jika ada 30 titik data, maka hams ada enam sel. 180

25 2. Perhatikan bahwa karena hams ada paling sedikit 20 titik data, chi-kuadrat tidak pemah memiliki kurang dari empat sel. Cara terbaik adalah menggunakan sebuah pendekatan peluang sarna untuk menentukan batas sel. Ini berarti bahwa dilakukan penyesuaian batas masing-masing sel sehingga didapatkan persentase yang sarna dari total jumlah pengamatan pada setiap sel. Karena distribusi normal berbentuk lonceng bukan berbentuk seragam, perhitungan batas sel hams melibatkan beberapa dasar matematika dan statistik. Untuk mengilustrasikan proses ini, bayangkan bahwa ada total 20 titik data dalam kumpulan data. Menggunakan algoritma untuk menentukan jumlah sel, kita akan membutuhkan 20 dibagi dengan 5 atau total 4 sel. Masing-masing sel ini hams berukuran seimbang. Ini berarti bahwa 25% atau 5 dari titik data yang teramati hams dalam masing-masing sel. Untuk menentukan batas-batas sel, kita perlu menghitung rata-rata dan standar deviasi dari kumpulan data. Karena distribusi normal atau bel adalah simetris, 50% dari pengamatan hams jatuh di bawah rata-rata, dan 50% dari pengamatan hams lebih dari rata-rata. Ini juga berarti bahwa dua dari sel akan ke kiri atau di bawah rata-rata dan dua dari sel akan ke kanan atau di atas rata-rata. Hal inijuga berarti bahwa batas atas dari sel kedua akan sarna dengan rata-rata dan batas bawah sel ketiga juga akan sarna dengan rata-rata. Demikian pula, batas kiri dari sel pertama hams mencakup nilai terkecil yang mungkin dan batas kanan sel keempat hams mencakup nilai tertinggi yang mungkin. Karena kita hanya memiliki empat sel dan sudah mengetahui nilai terendah, nilai tertinggi, dan rata-rata, satu-satunya nilai yang tersisa yang masih hams dihitung adalah nilai batas antara sel pertama dan kedua dan antara sel ketiga dan keempat. Untuk menghitung kedua nilai yang tersisa, kita hams menggunakan salah satu tabel distribusi normal, yang dapat ditemukan dalam buku statistik, atau fungsi NORMINV dalam pengolah kata Microsoft Excel. Kita mulai ilustrasi menggunakan metode manual. Setelah praktisi menguasai metode manual, akan mudah untuk menggunakan fungsi NORMINV. Metode manual dimulai dengan menentukan Z atau nilai normal standar untuk menentukan nilai probabilitas yang sesuai dengan sel. Dalam kasus ini, kita dapat mulai dengan mencari nilai normal standar baik 0.25 atau probabilitas Kita mungkin perlu menggunakan probabilitas 0.75 karena beberapa tabel distribusi normal mulai dengan probabilitas Angka itu dapat ditemukan dengan mudah. Untuk mengubahnya ke angka normal standar, kita perlu pindah ke batas tabel. Sebuah probabilitas 0.75 memiliki standar yang sesuai nilai normal sekitar

26 Kita dapat menggunakan nilai normal standar untuk menghitung nilai batas distribusi normal. Kita telah menentukan bahwa batas bawah dan se1ketiga adalah rata-rata. Kita dapat menghitung batas atas sel ketiga menggunakan data rata-rata dan kemudian menambahkan nilai normal standar dikalikan dengan standar deviasi data. Ingat bahwa nilai inijuga merupakan batas bawah sel keempat. Kitajuga dapat menghitung batas bawah sel kedua menggunakan data rata-rata dan mengurangkannya dengan nilai normal standar yang sarna lalu dikalikan dengan standar deviasi. Penyelesaian hasil perhitungan tersebut akan menghasilkan nilai batas untuk masing-masing sel. Langkah berikutnya dalam uji chi-kuadrat adalah menghitung jumlah pengamatan yang berhubungan dengan masing-masing sel yang mempunyai peluang sarna. Jika data kira-kira terdistribusi normal, jumlah pengamatan akan sarna dengan jumlah pengamatan yang diharapkan. Dalam kebanyakan kasus, akan ada beberapa perbedaan, dan jumlah pengamatan tidak akan sarna dengan lima observasi yang diharapkan dalam setiap sel. Kita sekarang perlu menghitung apa yang dikenal sebagai uji statistik chikuadrat. Nilai ini merepresentasikan perbedaan antara kumpulan data dan bagaimana kumpulan kalau kumpulan data terdistribusi secara normal. Uji statistik adalah penjumlahan perbedaan kuadrat antara pengamatan aktual dan pengamatan harapan dibagi denganjumlah pengamatan yang diharapkan untuk tiap sel. Statistik Chi-kuadrat yang sudah dihitung harus dibandingkan dengan nilai kritis. Nilai kritis ditentukan dengan membaca tabel chi-kuadrat atau dapat dihitung dengan fungsi CHIINV di Excel. Nilai kritis Chi-kuadrat ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi chi-kuadrat yang sesuai dengan tingkat signifikansi yang sudah ditentukan. Tabel Chi-kuadrat untuk a sebesar 0,05 tersedia di semua buku statistik. Untuk mencari nilai kritis yang sebenamya, juga diperlukan menentukanjumlah derajat bebas untuk chi-kuadrat. Derajat bebas dihitung dengan mengurangkan satu dari jumlah sel parameter yang digunakan untuk menentukan batas sel. Dalam contoh, kita punya empat sel, dan kita menggunakan parameter ratarata dan standar deviasi dari kumpulan data. Ini berarti bahwa jumlah derajat bebas dalam contoh kita adalah 1.Nilai kritis chi-kuadrat untuk a 0,05 dan derajat bebas 1 adalah 3,84. Tentu saja, nilai kritis akan berubah tergantung padajumlah sel dalam uji chi-kuadrat. 182

7/28/2005 created by Hotniar Siringoringo 1

7/28/2005 created by Hotniar Siringoringo 1 Model Simulasi Representasi kredibel model. kredibel. verifikasi dan validasi Verifikasi proses pemeriksaan apakah logika operasional model (program komputer) sesuai dengan logika diagram alur. (Hoover

Lebih terperinci

BAB3. LANGKAH-LANGKAHSIMULASI

BAB3. LANGKAH-LANGKAHSIMULASI Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus 3.1. Pendahuluan BAB3. LANGKAH-LANGKAHSIMULASI Mahasiswa dapat menguraikan langkahlangkah dalam simulasi 1. Mahasiswa dapat menguraikan elemen analisis

Lebih terperinci

VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI

VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI Model simulasi yang dibangun harus kredibel. Representasi kredibel sistem nyata oleh model simulasi ditunjukkan oleh verifikasi dan validasi model. Verifikasi adalah

Lebih terperinci

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit Pokok Bahasan Pendahuluan Sistem, Model dan Simulasi Keuntungan dan Kerugian Simulasi Jenis-jenis Simulasi Simulasi Komputer Bahasa Simulasi Tahapan Pemodelan Simulasi 19 20 PENGANTAR PEMODELAN & SIMULASI

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI

VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL SIMULASI Model simulasi yang dibangun harus kredibel. Representasi kredibel sistem nyata oleh model simulasi ditunjukkan oleh verifikasi dan validasi model. Verifikasi adalah

Lebih terperinci

Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN

Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN Chapter 10 PENGENDALIAN INTEGRITAS PEMROSESAN DAN KETERSEDIAAN Integritas Pemrosesan A. Pengendalian Input Adanya pengendalian input adalah hal yang penting karena apabila input yang masuk tidak akurat,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

Gambar 1.1. User Interface ATM

Gambar 1.1. User Interface ATM 1 Sebuah bank lokal bermaksud untuk menginstal mesin teller otomatis baru (ATM) untuk memungkinkan pengguna (yaitu, Nasabah bank) untuk melakukan transaksi keuangan dasar (Gambar 1.1). Setiap user dapat

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA ) Disusun Oleh : MUKHAMAT JAFAR 41813120014 MATA KULIAH : REKAYASA PERANGKAT LUNAK DOSEN : WACHYU HARI HAJI, S.KOM, MM UNIVERSITAS MERCUBUANA 2015 Mukhamat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND

SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND SISTEM TRANSPORTASI BUS KAMPUS UNAND Aro Manis, Siti Tri Susiati Hutami Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Pada umumnya, bus kampus beroperasi untuk mengantarkan mahasiswa

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan

Lebih terperinci

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi

6/15/2015. Simulasi dan Pemodelan. Keuntungan dan Kerugian. Elemen Analisis Simulasi. Formulasi Masalah. dan Simulasi Simulasi dan Pemodelan Analisis lii Model dan Simulasi Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Hanna Lestari, M.Eng Simulasi

Lebih terperinci

Sistem (3 sks) Black Box Testing (1) Black Box Testing

Sistem (3 sks) Black Box Testing (1) Black Box Testing Testing & Implementasi Sistem (3 sks) Black Box Testing (1) Black Box Testing Black box testing, dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari sistem atau komponen yang dites. juga disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI BAB III 3. LANDASAN TEORI Landasan teori digunakan untuk menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan membahas landasan teori yang meliputi landasan teori mengenai hal hal dari permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sementara para pelanggan tiba di satu sarana pelayanan, mereka bergabung

BAB I PENDAHULUAN. Sementara para pelanggan tiba di satu sarana pelayanan, mereka bergabung BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Antrian adalah sekumpulan proses dan mekanisme di dalam suatu sistem yang berkaitan dengan urutan (prioritas) yang dilakukan oleh sistem. Dari sudut pandang model antrian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah antrian adalah masalah umum yang pernah dan akan dialami oleh siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti antrian kendaraan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerjanya baik setiap elemen ataupun siklus. Teknik pengukuran waktu terbagi atas dua bagian

Lebih terperinci

transaksi yang ingin dilihat detailnya.

transaksi yang ingin dilihat detailnya. L26 Gambar L36 Form view order penjualan pembayaran - User dapat melihat detail dari transaksi dengan cara memilih transaksi yang ingin dilihat detailnya, kemudian menekan tombol LIHAT DETAIL, atau bisa

Lebih terperinci

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F TEKNIK SIMULASI Nova Nur Hidayati TI 5F 10530982 PENDAHULUAN TUJUAN MEMPELAJARI SIMULASI Melalui kuliah ini diharapkan kita dapat mempelajari suatu sistem dengan memanfaatkan komputer untuk meniru (to

Lebih terperinci

Komputer & Software Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

Komputer & Software Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Komputer & Software Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Komputer Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( )

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( ) Dibuat Oleh : 1. Andrey (41813120186) FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI 3.1 Sistem Antrian Incoming Call THE TEMPO GROUP Gambar 3.1 Telepon Operator Secara umum Sistem Antrian Incoming Call di THE TEMPO GROUP dapat digambarkan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Masalah Terdapat dua kriteria permasalahan umum pada busway, yaitu faktor kriteria kenyamanan penumpang dan keekonomisan bus. Kriteria kenyamanan penumpang

Lebih terperinci

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis.

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menjelaskan validasi persyaratan dan peran tinjauan

Lebih terperinci

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 1 Implementasi Bagian ini menjelaskan kebutuhan pengguna untuk membuat Aplikasi Surat Keluar Masuk Studi Kasus Biro Kerjasama Dan Kemahasiswaan Bagian ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

6. PENGEMBANGAN MODEL.

6. PENGEMBANGAN MODEL. 6. PENGEMBANGAN MODEL alsen.medikano@gmail.com 1 1. TAHAPAN PENGEMBANGAN MODEL Kriteria memodelkan suatu sistem : 1. Harus mewakili (representasi) sistem nyatanya 2. Merupakan penyederhanaan dari kompleksnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal

Lebih terperinci

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN

TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN TUGAS E BISNIS MENINGKATKAN SUPPLY RANGKAIAN PERENCANAAN Di susun oleh: Bayu Saputra 09.11.3160 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Advance supply chain planning Tinjauan sekarang banyak perubahan yang cepat pada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990).

PENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). Lalu bagan Shewhart dapat dibentuk dengan rumus sebagai berikut: simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). p = Rata-rata proporsi produk cacat n = Ukuran contoh yang diambil UCL = Batas

Lebih terperinci

DATA FLOW DIAGRAM (DFD) / DIAGRAM ARUS DATA (DAD)

DATA FLOW DIAGRAM (DFD) / DIAGRAM ARUS DATA (DAD) Rekayasa Sistem Informasi - Politeknik Harapan Bersama Tegal 1/9 DATA FLOW DIAGRAM (DFD) / DIAGRAM ARUS DATA (DAD) DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu metode untuk menghindari deadlock. Algoritma ini disebut algoritma Banker karena memodelkan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Sistem Informasi. Menulis dan Menampilkan Proposal Sistem

Manajemen Proyek Sistem Informasi. Menulis dan Menampilkan Proposal Sistem Manajemen Proyek Sistem Informasi Menulis dan Menampilkan Proposal Sistem Metode yang tersedia Proposal tertulis bertindak sebagai rangkuman hasil karya penganalisis sistem didalam perusahaan sampai titik

Lebih terperinci

TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (Software Testing Techniques)

TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (Software Testing Techniques) TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (Software Testing Techniques) Ujicoba software merupakan elemen yang kritis dari SQA dan merepresentasikan tinjauan ulang yang menyeluruh terhadap spesifikasi,desain dan

Lebih terperinci

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani SOFTWARE TESTING Ratna Wardani Capaian Memahami pentingnya Software Testing Memahami teknik dalam Software Testing Dasar-dasar Software Testing Teknik-teknik dalam Software Testing Here we go... Dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA SISTEM DAN PERANCANGAN 25 BAB III ANALISA SISTEM DAN PERANCANGAN Analisa sistem merupakan suatu proses yang harus di laksanakan untuk menentukan permasalahan yang harus dihadapi. Tahap ini adalah sangat penting, karena proses

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Pemodelan Data Pemodelan Data dalam rekayasa perangkat lunak adalah proses menciptakan sebuah model data dengan menerapkan model deskripsi formal data menggunakan

Lebih terperinci

Chapter 9 Software testing strategies

Chapter 9 Software testing strategies Chapter 9 Software testing strategies Testing software adalah tool pertama untuk menjamin kualitas software yang diterapkan untuk mengontrol kualitas produk software sebelum pengiriman atau instalasi di

Lebih terperinci

1. Penggunaan Pemodelan

1. Penggunaan Pemodelan 2. PEMODELAN BERORIENTASI OBJEK A. Pemodelan sebagai Teknik Desain Teknik pemodelan objek menggunakan tiga macam model untuk menggambarkan sistem, yaitu model objek, model dinamik, dan model fungsional.

Lebih terperinci

Sistem, Model dan Simulasi

Sistem, Model dan Simulasi Sistem, Model dan Simulasi Sistem dan model Sistem merupakan kumpulan elemen ng bekerja bersama untuk mencapai tujuan ng diharapkan. Karakteristik atau ciri-ciri system : Sistem terdiri dari berbagai elemen

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4: SISTEM DAN TEKNIK DOKUMENTASI

PERTEMUAN KE 4: SISTEM DAN TEKNIK DOKUMENTASI PERTEMUAN KE 4: SISTEM DAN TEKNIK DOKUMENTASI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu memahami : 1. Memahami pengertian teknik dan sistem dokumentasi. 2. Mengetahui

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015

ANALISIS SISTEM. Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 ANALISIS SISTEM Gentisya Tri Mardiani, S.Kom., M.Kom ADSI-2015 ANALISIS SISTEM Analisis sistem adalah mendefinisikan kebutuhan terkait sistem yang akan dikembangkan. Hasil akhir dari tahap analisis di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express sudah BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan Dari hasil studi di lapangan menunjukan bahwa sistem yang sedang berjalan di PT. POS INDONESIA khususnya pada layanan POS Express

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN Pada bab ini akan dijelaskan proses pengujian, hasil, dan analisis dari hasil pengujian. Ada tiga bagian yang diuji, yaitu perangkat keras, perangkat lunak,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..Net 2005 dan menggunalan SQL Server 2005 sebagai database.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI..Net 2005 dan menggunalan SQL Server 2005 sebagai database. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Impementasi Sistem Tahap implementasi program merupakan suatu tahap penerapan dari analisa dan perancangan sistem yang telah dibuat sebelumnya. Aplikasi uang dibangun,

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci

TOOL PENGUJIAN OVERVIEW

TOOL PENGUJIAN OVERVIEW TOOL PENGUJIAN Dalam duapuluh tahun terakhir sebagian besar usaha pengembangan dikeluarkan dalam prosesproses pengembangan yang mengharuskan adanya aktifitas pengujian terutama secara manual dan seringkali

Lebih terperinci

Nama : M. Andre Sofyan NIM : Kelas SK5C. Visualisasi PCAP Data dengan menggunakan Rumint. Data pcap : Rumint Tools :

Nama : M. Andre Sofyan NIM : Kelas SK5C. Visualisasi PCAP Data dengan menggunakan Rumint. Data pcap : Rumint Tools : Nama : M. Andre Sofyan NIM : 09011281520130 Kelas SK5C Visualisasi PCAP Data dengan menggunakan Rumint. Data pcap : Rumint Tools : Menafsirkan security visualization images adalah sedikit seperti menafsirkan

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10 MATA KULIAH: REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 10 DESAIN PERANGKAT LUNAK DAN REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PRINSIP DAN KONSEP DESAIN) NAMA : RAHMAT JAENURI NIM : 41814120237 Rekayasa Perangkat Lunak Page

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah aktivitas kuliah dan batasan mata kuliah ke dalam slot ruang dan waktu 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan kegiatan administrasi utama di berbagai institusi. Masalah penjadwalan merupakan masalah penugasan sejumlah kegiatan dalam periode

Lebih terperinci

Nama : Rendi Setiawan Nim :

Nama : Rendi Setiawan Nim : Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Desain Test Case Definisi Test Case Test case merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan

Lebih terperinci

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM

MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK. NAMA : RANI JUITA NIM : DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM MAKALAH DESAIN PERANGKAT LUNAK NAMA : RANI JUITA NIM : 41813120165 DOSEN : WACHYU HARI HAJI. S.Kom.MM JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 A. DESAIN PERANGKAT

Lebih terperinci

TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI

TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI Disusun oleh : M DITA CAHYANING A 01109053 TOFAN STALLONY K 01109054 PRIYANTO SIADJONO 01111036 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2011 1

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal. 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun aplikasi, sangatlah penting untuk mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar teori yang digunakan. Dasar-dasar teori tersebut digunakan sebagai landasan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek Minggu 2

Manajemen Proyek Minggu 2 Project Management Process Manajemen Proyek Minggu 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng Initiating / Requirement :...awal siklus! Planning : perencanaan... Executing : Lakukan! Monitoring and Controlling

Lebih terperinci

Pengembangan Fungsi Random pada Kriptografi Visual untuk Tanda Tangan Digital

Pengembangan Fungsi Random pada Kriptografi Visual untuk Tanda Tangan Digital Pengembangan Fungsi Random pada Kriptografi Visual untuk Tanda Tangan Digital Abdurrahman Dihya Ramadhan/13509060 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Spesifikasi Formal

REKAYASA PERANGKAT LUNAK. Spesifikasi Formal REKAYASA PERANGKAT LUNAK Spesifikasi Formal MUHLIS TAHIR 092904033 PTIK A 2009 TUJUAN : Untuk menjelaskan mengapa teknik spesifikasi formal membantu menemukan masalah dalam persyaratan sistem Untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Findra Kartika Sari Dewi

Findra Kartika Sari Dewi Teknik dan Logika Pemrograman findra_tf@yahoo.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Penelitian dilakukan di Toko Kampung Gaya yang beralamatkan di Jalan Raya Tanjung-Banjarharjo KM.12 Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes. Pengambilan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENENTUAN INVESTASI SARANA TAMBATDI PELABUHAN X DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DISKRIT DAN ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI Risa Rininta 1), Nurhadi Siswanto 2), dan Bobby O. P. Soepangkat 3) 1) Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam menentukan objek penelitian, penulis melakukannya pada Rental Mobil Permata Trans yang beralamatkan di Jalan Raflesia J-4, Komplek Mitra

Lebih terperinci

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA

PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS PEREMPATAN PINGIT YOGYAKARTA DENGAN SIMULASI ARENA Masrul Indrayana Teknik Industri, FT, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Email: masrul_indrayana@yahoo.com ABSTRAK Pertumbuhan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. SIMULASI SISTEM Sistem Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Karakteristik Sistem: komponen ; Relasi; Tujuan ; Batasan; Lingkungan; Interface; Input; Output. Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan urutan (prioritas) yang dilakukan oleh sistem. Menurut J.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan urutan (prioritas) yang dilakukan oleh sistem. Menurut J. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Antrian adalah sekumpulan proses dan mekanisme di dalam suatu sistem yang berkaitan dengan urutan (prioritas) yang dilakukan oleh sistem. Menurut J. Liberman,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN. Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN Pada dasarnya perancangan sistem yang dibuat oleh peneliti adalah mengenai perancangan software. Software yang dimaksud adalah aplikasi database yang digunakan untuk menyimpan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Simulasi 2.1.1 Pengertian Metode Simulasi Simulasi ialah suatu metodologi untuk melaksanakan percobaan dengan menggunakan model dari suatu sistem nyata (Siagian, 1987).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada PT. Buana Jaya Lestari menggunakan sistem terkomputerisasi, yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN. pada PT. Buana Jaya Lestari menggunakan sistem terkomputerisasi, yaitu dalam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem akuntansi pembelian dan penjualan onderdil yang sedang berjalan pada PT. Buana Jaya Lestari menggunakan sistem terkomputerisasi, yaitu dalam pencatatan pembelian

Lebih terperinci

Bab 20 Pengembangan Sistem 20.1 Pendahuluan

Bab 20 Pengembangan Sistem 20.1 Pendahuluan Bab 20 Pengembangan Sistem 20.1 Pendahuluan Pengembangan Sistem Informasi yang direalisasikan dengan bantuan komputer (Computerized Information System) melalui suatu tahapan yang disebut dengan sistem

Lebih terperinci

BASIS DATA MODEL BASIS DATA

BASIS DATA MODEL BASIS DATA BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4: SISTEM DAN TEKNIK DOKUMENTASI

PERTEMUAN KE 4: SISTEM DAN TEKNIK DOKUMENTASI PERTEMUAN KE 4: SISTEM DAN TEKNIK DOKUMENTASI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu memahami : 1. Memahami pengertian teknik dan sistem dokumentasi. 2. Mengetahui

Lebih terperinci

Outline 0 PENDAHULUAN 0 PERENCANAAN UNTUK IMPLEMENTASI 0 PENGENDALIAN DAN PERAWATAN SOLUSI 0 TINDAK LANJUT IMPLEMENTASI MODEL

Outline 0 PENDAHULUAN 0 PERENCANAAN UNTUK IMPLEMENTASI 0 PENGENDALIAN DAN PERAWATAN SOLUSI 0 TINDAK LANJUT IMPLEMENTASI MODEL Outline 0 PENDAHULUAN 0 PERENCANAAN UNTUK IMPLEMENTASI 0 PENGENDALIAN DAN PERAWATAN SOLUSI 0 TINDAK LANJUT IMPLEMENTASI MODEL Pendahuluan 0 Proyek (misal dalam riset operasi) seringkali ditujukan untuk

Lebih terperinci

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA NAMA : ENDRO HASSRIE NIM : 41813120047 MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA Pemodelan data (ER Diagram) adalah proses yang digunakan untuk mendefinisikan dan menganalisis kebutuhan data yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses

BAB II DASAR TEORI II.1 Pekerjaan II.2 Proses BAB II DASAR TEORI Bab ini akan membahas dasar teori yang melandasi penulisan tesis ini yaitu pekerjaan, proses, struktur organisasi, sistem informasi, sistem informasi yang peduli proses, teknik pemodelan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pengembangan perangkat lunak dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu kepada SDLC model waterfall berdasarkan referensi Ian Sommerville, yang terbagi atas 4

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 4 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak Dasar-dasar Pengujian Perangkat Lunak. Pengujian White Box.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian deskriptif (Narbuko dan Achmadi, 2008) adalah jenis penelitian yang berusaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 63 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Studi Literatur Sistem Pakar Forward Chaining Wawancara Pakar Studi Literatur Permasalahan Perawatan Penderita DBD Sebaran Angket Aturan/Kaidah Data

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB III SIMULASI Definisi Simulasi Tahapan Simulasi

BAB III SIMULASI Definisi Simulasi Tahapan Simulasi BAB III SIMULASI 3. 1. Definisi Simulasi Simulasi adalah proses merancang model dari suatu sistem yang sebenarnya, mengadakan percobaan-percobaan terhadap model tersebut dan mengevaluasi hasil percobaan

Lebih terperinci

Abstrak. Keyword : Penjualan, Pembelian, Stok, SMS, Bonus, laporan, C# Microsoft Visual Studio. NET 2003, Mobile FBUS 1.5, format.

Abstrak. Keyword : Penjualan, Pembelian, Stok, SMS, Bonus, laporan, C# Microsoft Visual Studio. NET 2003, Mobile FBUS 1.5, format. Abstrak Aplikasi Penjualan dan Pembelian yang dilengkapi dengan fitur SMS ini dibuat dengan tujuan memberi kemudahan bagi sales perusahaan untuk melakukan pengecekan stok dan juga memberikan kemudahan

Lebih terperinci

Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok. Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke

Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok. Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke 184 Gambar 4.57 Layar Ubah Pemasok Data pemasok dapat diubah di sini. Data-data akan disimpan ke tabel pemasok jika kolom nama, alamat dan telepon pemasok telah diisi. 185 Gambar 4.58 Layar Transaksi Pembelian

Lebih terperinci

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER

III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER III. METODE KONVENS IONAL 11. REKAYASA SISTEM BERBASIS KOMPUTER 11.1 Sistem Berbasis Komputer (Computer-based System) Sistem berbasis komputer bertujuan untuk mendukung berbagai fungsi bisnis atau untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pegolahan data saat ini terus berkembang pesat. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya perangkat-perangkat

Lebih terperinci

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Tugas Rekayasa Perangkat Lunak Disusun Oleh : M Ikhsan Ariya Girinata 41813120052 Dosen : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM INFORMASI Mata Kuliah : REKAYASA PERANGKAT LUNAK

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Memodelkan Antrian Analisis atas sistem antrian serta penentuan tingkat kapasitas (teller) yang optimal (seimbang antara kebutuhan nasabah dengan kapasitas perusahaan)

Lebih terperinci

BAB V DISTRIBUSI NORMAL. Deskripsi: Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep distribusi normal dalam pengukuran.

BAB V DISTRIBUSI NORMAL. Deskripsi: Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep distribusi normal dalam pengukuran. BAB V DISTRIBUSI NORMAL Deskripsi: Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep distribusi normal dalam pengukuran. Manfaat: Memberikan metode distribusi normal yang benar saat melakukan proses pengukuran.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

Chapter 6. Development and quality plans

Chapter 6. Development and quality plans Chapter 6 Development and quality plans 6.1 Sasaran Rencana Pengembangan dan Kualitas Perencanaan, sebagai suatu proses, memiliki beberapa tujuan, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan landasan yang kuat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROGRAM PENGOLAHAN CITRA BIJI KOPI Citra biji kopi direkam dengan menggunakan kamera CCD dengan resolusi 640 x 480 piksel. Citra biji kopi kemudian disimpan dalam file dengan

Lebih terperinci