PERENCANAAN ABUTMEN STRUKTUR BAWAH JEMBATAN ( STUDI KASUS PEMBANGUNAN JEMBATAN PURUS )
|
|
- Ridwan Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERENCANAAN ABUTMEN STRUKTUR BAWAH JEMBATAN ( STUDI KASUS PEMBANGUNAN JEMBATAN PURUS ) Doddy Tandra, Hendri Warman, Indra Farni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang dmegandra@yahoo.co.id, warman_hendri@yahoo.com, Indrafarni@bunghatta.ac.id Abstrak Pada perencanaan dan pekerjaan jembatan Perencanaan Struktur Bawah tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagian dari struktur jembatan ini yang terletak di bagian bawah sangat menentukan bagi kekuatan serta keamanan bangunan diatasnya. Dan untuk penghubung langsung antara struktur atas jembatan dengan struktur bawah jembatan adalah Abutment yang termasuk juga pada struktur bawah jembatan. Abutment suatu bangunan yang berfungsi meneruskan beban (beban hidup dan beban mati) dari bangunan atas ke pondasi dan pondasi meneruskan ke tanah. Peraturan pembebanan yang dipakai untuk merencanakan jembatan ini mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) T , T , beban bangunan atas panjang bentang jembatan m, lebar jembatan 12 m, lebar perkerasan 9,4 m, jenis balok (splice girder / prestress girder continue) dengan jumlah balok 6 bh. Dari hasil perhitungan beban bangunan atas didapat perhitungan lebar abutmen 3.5 m, tinggi abutmen 5.50 m dan untuk jenis pondasi digunakan pondasi Tiang pancang 500 mm, beton K-500. Abutmen yang di studi kasuskan dalam tugas akhir adalah abutmen pada jembatan Purus Padang. Jembatan ini merupakan sarana penunjang yang membuka jaringan infrastruktur ruas jalan, yang mana ini merupakan rencana jangka panjang pemerintahan Kota Padang dalam memajukan Kota dan pariwisata, khusus nya daerah pantai Purus di Kota Padang. Kata kunci : jembatan, abutmen, struktur Pembimbing I Pembimbing II ( Ir. Hendri Warman, MSCE) ( Ir. H, Indra Farni, MT)
2 ABUTMENS PLANNING STRUCTURE UNDER BRIDGE (CASE STUDY DEVELOPMENT OF BRIDGE PURUS ) Doddy Tandra, Hendri Warman, Indra Farni Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning University of Bung Hatta Padang dmegandra@yahoo.co.id, warman_hendri@yahoo.com, Indrafarni@bunghatta.ac.id Abstract In planning and work bridges Down Structure Planning can not be ignored. Part of bridge structure is located at the bottom of a very decisive for the strength and security of the building thereon. And for a direct link between the structure of the bridge under the bridge structure is " Abutment " which includes also the bottom of the bridge structure. Abutment of a building that serves to continue the load ( live load and dead load ) of the building on the foundation and the foundation to continue to land. Regulations are used to plan the loading bridge refers to the Indonesian National Standard ( SNI ) T , T Load building long- span bridge over m, bridge width 12 m, pavement width of 9.4 m, types of beams ( girder splice / girder prestress continue ) the number of beams 6 pcs. From the above calculation results obtained building load calculations abutment width 3.5 m, 500 mm,5:50 m. High abutments and foundation types used for pile foundation. Abutments are in the study kasuskan the final task is to bridge abutments Purus Padang. This bridge is a means of supporting the open road infrastructure network, which is a long -term plan of the City government and the City of Padang in promoting tourism, Her special area in the City of Padang beach Purus. Keywords : bridges, abutments, the structure Advisor I Advisor II (Ir. Hendri Warman, MSCE) (Ir. H, Indra Farni, MT)
3 1. PENDAHULUAN Maksud dan tujuan penulisan Tugas Pada perencanaan dan pekerjaan Akhir ini adalah untuk merencanakan jembatan Perencanaan Struktur Bawah tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagian dari struktur jembatan ini yang terletak di bagian bawah sangat menentukan bagi kekuatan serta keamanan bangunan diatasnya. Dan untuk penghubung langsung antara struktur atas jembatan dengan struktur bawah jembatan adalah Abutment yang termasuk juga pada struktur bawah jembatan. Abutment suatu bangunan yang berfungsi meneruskan beban (beban hidup dan beban mati) dari bangunan atas ke pondasi dan Pondasi meneruskan ke tanah. Ada beberapa bentuk dari Abutment, tetapi pada umumnya berbentuk huruf T terbalik. Dan dengan ini penulis berharap dengan berkembangnya kemajuan teknologi dan estetika diharapkan nantinya bentukbentuk Abutment ini kuat, aman, indah struktur jembatan rangka, dan khususnya merencanakan Abutment. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui dan mengenal tentang bawah jembatan, dimana dalam hal ini penulis melihat sangat banyaknya sungai yang terdapat dalam wilayah kita, sehingga perencanaan struktur bawah pada jembatan tidak bisa diabaikan begitu saja. Permasalahan yang ada pada perencanaan abutment pada struktur bawah jembatan dititik beratkan pada perencanaan abutment berbentuk huruf T terbalik, serta Pondasi Tiang Pancang yang mendukung Abutment. 2. METODOLOGI Untuk merampungkan Tugas Akhir ini, banyak diperlukan data-data yang pada dasarnya bertujuan untuk mendukung materi dari Tugas Akhir ini, adapun data-data yang diperoleh: (estetika).
4 Mempelajari buku literatur yang berkaitan dengan judul Tugas Akhir ini pada perpustakaan Universitas Bung Hatta. Buku pegangan, diktat-diktat kuliah, Labor, dan catatan-catatan selama mengikuti perkuliahan. hubungan korelasi antara aliran sungai seperti diketahui, besarnya aliran di dalam sungai terutama ditentukan oleh besarnya hujan, lama waktu hujan, luas aliran sungai, Catchment Area (Daerah Tangkapan Hujan) dan karakteristik daerah aliran tersebut Mengadakan observasi dan konsultasi, pada dosen-dosen dan mahasiswa, terutama yang memahami Mekanika Tanah, Teknik Pondasi, dan perhitungan Struktur Bawah. Spesifikasi dan standar perencanaan struktur bawah jembatan : 1. Elevasi Sungai Elevasi sungai ditentukan oleh tinggi muka air banjir dan curah hujan. Jadi elevasi sungai dari waktu ke waktu berubah-ubah. 1.1 Tinggi Muka Air Banjir Dalam menentukan muka air banjir dipengaruhi curah hujan, perlu ditinjau 1.2 Curah Hujan Curah hujan suatu daerah dengan daerah lainnya tidak sama, dengan demikian untuk dapat memperkirakan besarnya curah hujan yang akan terjadi pada suatu daerah hanya dapat dilakukan dengan berdasarkan pengukuran-pengukuran besarnya curah hujan pada waktu-waktu tertentu di masa yang lalu dengan menggunakan stasiun pengamatan curah hujan. Dan juga bisa dilakukan dengan melakukan observasi. Dan perhitungannya memakai Metoda Gumbel (menurut referensi yang penulis baca sesuai untuk analisa frekuensi
5 curah hujan). Sebagai suatu dasar untuk mengetahui kemampuan dan ketahanan suatu bangunan pada alur sungai. Elevasi kontruksi jembatan yang telah ditentukan oleh PPPJJR 1987 dimana jarak antara bangun atas diukur dari titik terbawah pada muka air banjir tidak boleh kurang dari 1,00 m. 2. Beban Dalam perencanaan Abutment perlu ditentukan beban yang bekerja pada struktur tersebut, yaitu: 2.1 Beban Mati Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat sendiri, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap satu kesatuan dengannya Berat sendiri Berat beban tetap (berat jembatan) yang terdiri dari : aspal, berat lantai, berat beban trotoar, gelagar, berat sambungan tambah ikatan angin. Jadi beban mati yang dipikul oleh abutment: Va = Total berat tetap / Beban Hidup Beban hidup adalah beban muatan yang berasal dari kendaraankendaraan yang bergerak/lalu lintas dan atau orang-orang yang berjalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Dua beban hidup yang harus diperhitungkan adalah beban T yang merupakan muatan beban untuk lantai kendaraan dan beban D merupakan muatan untuk gelagargelagar jembatan. Beban T Beban T adalah muatan akibat kendaraan truk yang mempunyai beban roda sebesar 10 ton dengan ukuran-ukuran sebagaimana pada gambar dibawah ini.
6 Besar p ditentukan sebagai berikut: p = 2,2 t/m untuk L 30 meter p = 2,2 t/m 1,1 60 untuk L 30 meter Beban D Beban D atau muatan jalur adalah susunan muatan pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari muatan terbagi rata sebesar P ton permeter panjang jalur dan muatan garis P = 12 ton (belum termasuk kejut) melintang jalur lalu lintas tersebut. Bagian muatan D adalah sebagaimana tertera pada gambar p = 1,1t/m 30 1 L untuk L > 60 meter L = panjang (m), dari bentang yang bersangkutan dalam penggunaan muatan D tersebut untuk suatu jembatan berlaku ketentuan, bahwa apabila jembatan tersebut mempunyai lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5,5 m, muatan mempunyai lebar lantai kendaraan pada lajur 5,5 m, sedangkan lebar selebihnya dibebani hanya 50% dari muatan D tersebut. Beban lain yang bekerja: beban hidup trotoar beban angin beban gempa
7 faktor kejut gaya rem Sebelah selatan : Jl. Baru Pantai Purus dan Danau Buatan Cimpago Jadi beban vertikal akibat beban hidup pada abutment: Sebelah timur Bandar Bekali : Banjir Kanal atau Va 2 = q. l 2 p. k Sebelah barat : Pantai Purus Dimana: q = Beban hidup terbagi merata P = Beban garis K = Faktor kejut Lokasi pembangunan jembatan purus B. Kondisi jembatan Jenis jembatan :Jembatan beton prategang Dimensi jembatan : Panjang = 81,10 m 3. HASIL 1. Data Struktur A. Lokasi proyek Proyek ini terletak dipinggir pantai daerah Purus, kota Padang Propinsi Sumatera Barat. Dengan batasbatas wilayah sebagai berikut : Lebar = 12 m Sebelah utara : Lapangan sepak bola dan Jl. Pasar Pagi Kel. Rimbo Kaluang Lebar perkerasan : 9,4 m Jenis balok : Beton prategang tipe I menerus (splice girder / prestress girder continue) Jumlah balok/gelagar : 6 buah
8 Panjang bersih balok : 81,10 m Jenis pondasi dalam : Tiang pancang 500 mm, K-500 C. Spesifikasi beton dan baja Mutu beton : - K-350 Pada beton bertulang - K-125 Pada lantai kerja - K-450 Pada beton prategang Baja tulangan : 32, 25, 22, 16, 13, 10 Mutu baja tulangan : - D > 12 mm : U mm : U-24 Penulangan prestress : - Digunakan PC strand 12,7 mm Standar : JIS atau ASTM A UTS : Kg - Jacking Force : 75% dari UTS D. Data Tanah 1. Berat volume tanah : 1.65 kn/m 3 2. Sudut Geser Dalam : Kohesi : 0.08 kn/m 2 Beban Vertikal 1. Beban Mati ( M ) 2. Beban Hidup ( H ) Beban Horizontal 2. Perhitungan Struktur A. Perhitungan Debit Banjir Dalam menentukan besarnya debit banjir berdasarkan curah hujan, perlu ditinjau hubungan korelasi antara hujan dan aliran sungai. Seperti diketahui, besarnya aliran di dalam sungai terutama ditentukan berdasarkan hujan, lama waktu hujan, luas daerah aliran sungai, karakteristik, Catcment Area (daerah tangkapan hujan). Metode yang dipergunakan untuk memperkirakan besarnya debit adalah metode Weduwen. Metode ini sesuai untuk menentukan besarnya debit banjir maksimum bagi sungai atau aliran yang mempunyai daerah pengaliran relatif luas. Perhitungan dengan metode ini menggunakan rumus sebagai berikut: Beban yang diperhitungkan :
9 Q n = m n. F. q. (R 50/240) Dimana: Dalam menghitung kecepatan dan tinggi muka air banjir digunakan rumus mannings Q n = Debit banjir rencana dengan yaitu: m F periode ulang n tahun (m3/dt) = Koefisien W eduwen terhadap jumlah pengamatan = Luas daerah pengairan (Km) V = 1/n x R 2/3 x I 1/2 Dimana: V = Kecepatan Aliran q = Debit dari monogram Weduwen R = Jari-jari Hidrolis R 50 (I vs q) = Curah hujan dengan periode ulang 50 tahun Perhitungan Debit Banjir Rencana I = Kemiringan Saluran n = Kekasaran Mannings C. Beban Vertikal Dari tabel data curah didapat: T 50 m n = 0,940 F (diambil) = 100 km 2 q = 2,73 Jadi debit banjir rencana 50 tahun adalah: Q50 = 0, ,73. (143,866/240) = 153,829 m 3 /dt B. Perhitungan Kecepatan dan Tinggi Muka Air Banjir Beban Mati Beban Lantai Kendaraan = 0.2 x 12 x 25 x = 1, kn Berat Diafragma = 1.85 x 5 x x 4 = kn Berat Air Hujan = 0.05 x 9.5 x x 9.8 = kn Berat Gelagar Memanjang = x 5 x
10 = 1, kn Berat Aspal = 0.05 x 9.5 x x 22 = kn Berat Trotoar + Kreb = 0.25 x 1 x 25 x 2 x = kn P = kn P total/2 = kn L = K = Kombinasi pembebanan akibat beban hidup dan koefisien kejut : Ph = kn Akibab Berat Sendiri Beban Hidup Beban hidup yang bekerja adalah beban "D" dengan panjang jembatan L = L = 19.55m 30 = P = 120 kn/ Jalur q = 15.1 kn/ Jalur Beban Merata q = kn/m Beban Garis P = kn Beban Hidup Trotoar = 5 kn/m 2 qt = 3 kn/m Dari analisa berat didapat G = kn Keofisien kejut
11 Titik Berat Abutmen Xo = MX/B = m dari titik S Yo = MY/B = m dari titik S Akibat Berat Tanah Isian Dari analisa berat didapat W = kn Xo = MX/B = m dari titik S Yo = MY/B = m dari titik S Dari analisa berat didapat W = kn D. Beban Horizontal Titik Berat Tanah Isian Xo = MX/B = m dari titik S Yo = MY/B = m dari titik S Berat Sendiri Plat Sayap
12 Ya2 = 1.85 m ² Total tegangan tanah aktif : Ya = ((Ta1 x Ya1+Ta2 x Ya2))/Ta = ( Dari dasar tanah ) Kp = 1.28 Tp = 54.7kN Yp = m Akibat Gaya Rem ( RM ) Ph = kn Ym = 7.33 m Akibat Gaya Gempa - Akibat beban bangunan atas - Akibat berat abutmen sendiri ƴt (berat volume tanah) = 1.65kN/m 3 θ (sudut geser dalam) = 6.95 C (kohesi) = 0.08kN/m 2 Beban yang bekerja dibelakang bangunan penahan tanah diperhitungkan senilai dengan muatan tanah setinggi 60 cm. q = 0.99 kn/m 3 Tekanan tanah aktif dan pasif (teori rankie) - Akibat berat sendiri tanah isian - Akibat berat sendiri tembok sayap Tekanan Tanah Akibat Gempa Tag = kn Akibat Gaya gesek Pada tumpuan Gg = kn Perhitungan Stabilitas Abutmen Perhitugan Daya Dukung Tanah pada Abutmen Perhitungan Stabilitas Abutmen
13 Penulangan Abutmen Gambaar Gaya yang bekerja pada bagian atas abutmen Gambar Pembebanan pada konsol pendek Gambar Penulangan konsol pendek Perhitungan penulangan kolom abutmen Gambar Penulangan kepala abutmen Penulangan Konsol pendek Beban vertical Beban mati MVh = kn Titik berat abutmen
14 Xo = MX/B = m dari titik S Yo = MY/B = m dari titik S Titik berat tanah isian Xo = MX/B = 3.95 m dari titik S Yo = MY/B = 1.85 m dari titik S Titik berat tembok sayap Xo = MX/B = 3.06 m dari titik S Yo = MY/B = m dari titik S Beban horizontal Mv = knm V = kn H = kn Aq = mm 2 e/h = Dari grafik penulangan beton didapat : ρ min = Diameter tulangan yang digunakan, Ø 22 mm Jarak tulangan yang diperlukan, 85.7 mm Digunakan tulangan, Ø Untuk Tulangan pembagi Diameter tulangan yang digunakan, Ø 13 mm Jarak tulangan yang diperlukan, 66.3 mm Perhitungan tulangan geser V = kn Vu = 1.6 xv Vu = < Gambar Beban horizontal Berarti tidak diperlukan tulangan geser dan cukup di gunakan tulangan praktis Dari hasil perhitungan di pakai pembebanan kombinasi III
15 4. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari analisa penulisan ini, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Jembatan merupakan salah satu prasarana perhubungan lalu lintas darat, dimana peranannya sangat penting dalam meningkatkan perekonomian dan mobilitas kehidupan. 2. Berdasarkan dari hasil daya dukung tanah dan lapisan tanah kerasnya yang terletak pada kedalaman yang cukup dalam maka dipakai/dipilih pondasi tiang pancang. 3. Dan sebagai penopang struktur atas jembatan dipakai Abutment, pada penulisan ini dipakai Abutment jenis Kantilever berbentuk huruf T terbalik. Saran Dalam melaksanakan pekerjaan proyek jembatan, sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkwalitas, yang mengerti dan menguasai tentang pekerjaan tersebut baik teknik pelaksanaan, pengendalian mutu, pengendalian waktu pekerjaan dan sebagainya. Untuk mendapatkan hasil perhitungan yang akurat dan efesiensi baik dari segi biaya, waktu maupun kekuatan dari struktur bangunan dalam hal ini jembatan dan khususnya Abutment, sebaiknya data tanah yang ada harus diteliti dengan seksama, dan dilakukan lagi pemeriksaan pada waktu pelaksanaan pekerjaan supaya hasil yang didapatkan baik. Pada bentuk Abutment ini diharapkan untuk masa yang akan datang makin berkembang dan tidak lupa untuk memperhatinkan nilai Estetika. DAFTAR PUSTAKA 1. Analisa dan Disain Pondasi, jilid 1, Joseph E. Bowles, Penerbit: Erlangga, Jakarta, 1991
16 2. Analisa dan Disain Pondasi, jilid 2, Joseph E. Bowles, Penerbit: Erlangga, Jakarta, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Kazuko Nakazawa dan Ir. Suyono Sasrodarsono, Penerbit: PT. Pradnya Paramita, Jakarta, Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa, jilid 1, Karl Terzaghi dan Raplh B. Peck, Penerbit: Erlangga, Jakarta, Pondasi Tiang Pancang, jilid 1, Ir. Sardjono HS Penerbit: Sinar Wijaya, Surabaya, Pondasi Tiang Pancang, jilid 2, Ir. Sardjono Hs, Penerbit: Sinar Wijata, Surabaya, 1988
MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN
JURUSAN DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FTSP ITS SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : M. ZAINUDDIN 3111 040 511 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG Febri, Bahrul Anif, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail : febri.firzalova@yahoo.com,
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA
SEMINAR TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA OLEH : AHMAD FARUQ FEBRIYANSYAH 3107100523 DOSEN PEMBIMBING : Ir.
Lebih terperinciOLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS
SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : ANDREANUS DEVA C.B 3110 105 030 DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT
PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RONA CIPTA No. Mahasiswa : 11570 / TS NPM : 03 02 11570 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK
SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan
MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR Oleh : Faizal Oky Setyawan 3105100135 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL PERENCANAAN Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan dan penunjang kebutuhan transportasi
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI. perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Geometrik Lalu Lintas Perencanan geometrik lalu lintas merupakan salah satu hal penting dalam perencanaan underpass yang dikerjakan dalam tugas akhir ini. Perencanaan geometrik
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB VI REVISI BAB VI
BAB VI REVISI BAB VI 6. DATA-DATA PERENCANAAN Bentang Total : 60 meter Lebar Jembatan : 0,5 meter Lebar Lantai Kendaraan : 7 meter Lebar Trotoar : x mter Kelas Jembatan : Kelas I (BM 00) Mutu Beton : fc
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)
TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU) OLEH : ABDUL AZIZ SYAIFUDDIN 3107 100 525 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. I GUSTI
Lebih terperinciJURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 1
PERENCANAAN GELAGAR JEMBATAN BETON BERTULANG BERDASARKAN PADA METODE KUAT BATAS (STUDI KASUS : JEMBATAN SUNGAI TINGANG RT.10 DESA UJOH BILANG KABUPATEN MAHAKAM ULU) Arqowi Pribadi 2 Abstrak: Jembatan adalah
Lebih terperinciABSTRAKSI STUDI EVALUASI DESAIN BANGUNAN BAWAH ( PONDASI TIANG PANCANG ) JEMBATAN WANGKAL - PROBOLINGGO
ABSTRAKSI STUDI EVALUASI DESAIN BANGUNAN BAWAH ( PONDASI TIANG PANCANG ) JEMBATAN WANGKAL - PROBOLINGGO Semakin meningkatnya transportasi di Kabupaten Probolinggo, memerlukan sarana penghubung antar beberapa
Lebih terperinciKONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA
KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S1 Teknik Sipil diajukan oleh : ARIF CANDRA SEPTIAWAN
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR GRACE HELGA MONALISA BAKARA NIM:
PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DELI KECAMATAN MEDAN-BELAWAN TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh GRACE HELGA MONALISA BAKARA
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus
III. METODE PENELITIAN Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus yang dilakukan yaitu metode numerik dengan bantuan program Microsoft Excel dan SAP 2000. Metode numerik
Lebih terperinciPERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR
PERENCANAAN LANTAI KENDARAAN, SANDARAN DAN TROTOAR 1. Perhitungan Lantai Kendaraan Direncanakan : Lebar lantai 7 m Tebal lapisan aspal 10 cm Tebal plat beton 20 cm > 16,8 cm (AASTHO LRFD) Jarak gelagar
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK OLEH : FIRENDRA HARI WIARTA 3111 040 507 DOSEN PEMBIMBING : Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO, MS JURUSAN
Lebih terperinciTUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.
MODIFIKASI STRUKTUR ATAS JEMBATAN CISUDAJAYA KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT DENGAN SISTEM RANGKA BATANG MENGGUNAKAN MATERIAL FIBER REINFORCED POLYMER (FRP) TUBAGUS KAMALUDIN 3110100076 DOSEN PEMBIMBING
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :
PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM : 07 02 12789 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciKAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES
KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES Riza Aulia1, Supardin2, Gusrizal3 1) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik
Lebih terperinciKeywords: bottom building structure, abutment, pile foundation
PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN BAWAH ABUTMENT JEMBATAN DESA SEKERAT KECAMATAN BENGALON KABUPATEN KUTAI TIMUR Slamet Rohadi Dr. Ir. Benny Mocthar, E.A. M.T. Deni Ariadi, S.T., M.T. Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciOPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation
OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation Eva Wahyu Indriyati Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Jembatan adalah sebuah struktur konstruksi bangunan atau infrastruktur sebuah jalan yang difungsikan sebagai penghubung yang menghubungkan jalur lalu lintas pada
Lebih terperinciBEBAN JEMBATAN AKSI KOMBINASI
BEBAN JEMBATAN AKSI TETAP AKSI LALU LINTAS AKSI LINGKUNGAN AKSI LAINNYA AKSI KOMBINASI FAKTOR BEBAN SEMUA BEBAN HARUS DIKALIKAN DENGAN FAKTOR BEBAN YANG TERDIRI DARI : -FAKTOR BEBAN KERJA -FAKTOR BEBAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN
BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Mulai dari tingkat perekonomian, sumber daya manusia, sumber daya alam, infrastruktur maupun
Lebih terperinciA. BERAT SENDIRI ABUTMENT LUAS (m^2)
A. BERAT SENDIRI ABUTMENT Bagian LUAS (m^2) Lengan (m)bj. Beton (t/m3 1 0.5 x 0.8 = 0.4 4.35 2.5 2 0.5 x 0.5 = 0.25 4.5 2.5 3 0.9 x 1.4 = 1.26 4.45 2.5 4 0.9 x 1.2 x 0.5 = 0.54 4.3 2.5 5 1 x 7.9 = 7.9
Lebih terperinciNama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir
Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI KELINGI DESA MANDI AUR MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN
PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI KELINGI DESA MANDI AUR MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RC
TUGAS AKHIR RC 090412 PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SUMBER SARI, KUTAI BARAT, KALIMANTAN TIMUR DENGAN SISTEM BUSUR BAJA OLEH : YANISFA SEPTIARSILIA ( 3112040612 ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. M. Sigit Darmawan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DESAIN
BAB III METODOLOGI DESAIN Metodologi suatu perencanaan adalah tata cara atau urutan kerja suatu perhitungan perencanaan untuk mendapatkan hasil perencanaan ulang bangunan atas jembatan. Adapun uraian dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan merupakan prasarana umum yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jembatan merupakan salah satu prasarana transportasi yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan rute/lintasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jembatan adalah sarana infrastruktur yang penting bagi mobilitas manusia. Terlepas dari nilai estetikanya jembatan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i LEMBAR PENGESAHAN. ii LEMBAR PERSEMBAHAN.. iii KATA PENGANTAR. iv ABSTRAKSI vi DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xv DAFTAR NOTASI.. xx DAFTAR LAMPIRAN xxiv BAB I
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti dibawah ini. Gambar 2.1. Komponen Jembatan 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan sebagai salah satu prasarana perhubungan pada hakekatnya merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa. Keberadaan Jembatan akan memberikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain ( jalan air / lalu lintas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan
METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini disusun hal-hal penting yang harus
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN. Judul Tugas Akhir : EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN KALI PELUS PURWOKERTO. Disusun oleh : Semarang, Agustus 2006
i HALAMAN PENGESAHAN Judul Tugas Akhir : EVALUASI DAN PERENCANAAN JEMBATAN KALI PELUS PURWOKERTO Disusun oleh : Muhamad Zaenuri L2A0 01 102 Noor Prihartanto L2A0 01 112 Semarang, Agustus 2006 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPERANCANGAN JEMBATAN KALI KEJI
PERANCANGAN JEMBATAN KALI KEJI Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : JAMIDEN FERNANDO E SILALAHI NPM : 01.02.10583 PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
Lebih terperinciSTANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN
STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN 1 BAB I JEMBATAN PERKEMBANGAN JEMBATAN Pada saat ini jumlah jembatan yang telah terbangun di Indonesia
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
vii DAFTAR ISI vi Halaman Judul i Pengesahan ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii DEDIKASI iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA AIR LAHAM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN TUGAS AKHIR
PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA AIR LAHAM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma IV Perancangan Jalan
Lebih terperinciDESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR
TUGAS AKHIR DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR DISUSUN OLEH : HILMY GUGO SEPTIAWAN 3110.106.020 DOSEN KONSULTASI: DJOKO IRAWAN, Ir. MS. PROGRAM STUDI S-1 LINTAS
Lebih terperinciBAB II PERATURAN PERENCANAAN
BAB II PERATURAN PERENCANAAN 2.1 Klasifikasi Jembatan Rangka Baja Jembatan rangka (Truss Bridge) adalah jembatan yang terbentuk dari rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN PRATEGANG KALI SURU PEMALANG
1 12 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 1 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERENCANAAN JEMBATAN PRATEGANG KALI SURU PEMALANG Achmad Santosa, Sugiyanto,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fly Over atau Overpass Jembatan yaitu suatu konstruksi yang memungkinkan suatu jalan menyilang sungai atau saluran air, lembah atau menyilang jalan lain atau melintang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi, yaitu konstruksi struktur atas dan struktur bawah jembatan. Bagianbagian
1-1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi jembatan di Indonesia secara umum terdiri dari dua perencanaan konstruksi, yaitu konstruksi struktur atas dan struktur bawah jembatan. Bagianbagian struktur
Lebih terperinciDESAIN FLY OVER PADA PERLINTASAN SEBIDANG JALAN KERETA API DI JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA
JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 275-281 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 275 7 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts
Lebih terperinciTUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN DETAIL STRUKTUR DAN REKLAMASI PELABUHAN PARIWISATA DI DESA MERTASARI - BALI OLEH : SIMON ROYS TAMBUNAN 3101.100.105 PROGRAM SARJANA (S-1) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciDESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG
DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG Antonius 1) dan Aref Widhianto 2) 1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung,
Lebih terperinciPERBANDINGAN DESAIN GELAGAR BAJA KONVENSIOMAL DAN CASTELLA
PERBANDINGAN DESAIN GELAGAR BAJA KONVENSIOMAL DAN CASTELLA PADA PERENCANAAN JEMBATAN KOMPOSIT Agus Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Abstrak Teknologi
Lebih terperinciPERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC
A. DATA VOIDED SLAB PERHITUNGAN VOIDED SLAB JOMBOR FLY OVER YOGYAKARTA Oleh : Ir. M. Noer Ilham, MT. [C]2008 :MNI-EC Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B 1 = 7.00 m Lebar trotoar B 2 = 0.75 m Lebar total
Lebih terperinciANALISA KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIJUNJUNG
ANALISA KAPASITAS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIJUNJUNG Redo Diana, Hendri Warman, Indra Farni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik sipil dan Perencanaan,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciPERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR
PERANCANGAN SLAB LANTAI DAN BALOK JEMBATAN BETON PRATEGANG SEI DALU-DALU, KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data-data Umum Jembatan Beton Prategang-I Bentang 21,95 Meter Gambar 4.1 Spesifikasi jembatan beton prategang-i bentang 21,95 m a. Spesifikasi umum Tebal lantai jembatan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN BUSUR MENGGUNAKAN DINDING PENUH PADA SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI. Oleh : GALIH AGENG DWIATMAJA 3107 100 616
PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR MENGGUNAKAN DINDING PENUH PADA SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI Oleh : GALIH AGENG DWIATMAJA 3107 100 616 LATAR BELAKANG Kondisi jembatan yang lama yang mempunyai lebar 6 meter, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Arus lalu lintas yang melalui jalan Yogyakarta Wonosari Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dari hari ke hari semakin ramai dan padat. Dalam rangka mendukung
Lebih terperinciRico Daniel Sumendap Steenie E. Wallah, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
Kajian Kapasitas Gelagar Beton Bertulang Berdasarkan Sistem Pembebanan BMS 199 dan SNI 005 Rico Daniel Sumendap Steenie E. Wallah, M. J. Paransa Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG DESA TOKO LIMA CALCULATION OF REINFORCED CONCRETE STRUCTURES BRIDGE VILLAGE TOKO LIMA ABSTRACT
PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG DESA TOKO LIMA CALCULATION OF REINFORCED CONCRETE STRUCTURES BRIDGE VILLAGE TOKO LIMA Program Studi Teknik Sipil Program Studi Strata 1 (Satu) Universitas
Lebih terperinciKajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang
Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas Vol. 2 No. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2016 Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang YUNO YULIANTONO, ASWANDY
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jembatan Menurut Struyck dan Van Der Veen (1984) dalam Perencanaan jembatan Katungau Kalimantan Barat, jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati
Lebih terperinciANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG)
ANALISIS ALTERNATIF PERKUATAN JEMBATAN RANGKA BAJA (STUDI KASUS : JEMBARAN RANGKA BAJA SOEKARNO-HATTA MALANG) Nawir Rasidi, Diana Ningrum, Lalu Gusman S.W Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciKey Word : Interchange Planning, Cost Analysis, Cost Resultshows.
PERENCANAAN PENGGANTIAN JEMBATAN TINJOMOYO KOTA SEMARANG Indra Hadi M. W *), Kurmein Al Musadad *) Moga Narayudha **), Rudi Yuniarto Adhi **) *) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciPERHITUNGAN STRUKTUR BOX CULVERT
A. DATA BOX CULVERT h1 ta c ts d H h2 h3 L DIMENSI BOX CULVERT 1. Lebar Box L = 5,00 M 2. Tinggi Box H = 3,00 M 3. Tebal Plat Lantai h1 = 0,40 M 4. Tebal Plat Dinding h2 = 0,35 M 5. Tebal Plat Pondasi
Lebih terperinciSTUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM ABSTRAK
VOLUME 7 NO. 1, FEBRUARI 2011 STUDI STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH KANTILEVER PADA RUAS JALAN SILAING PADANG - BUKITTINGGI KM 64+500 Abdul Hakam 1, Rizki Pranata Mulya 2 ABSTRAK Hujan deras yang terjadi
Lebih terperinciPERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA
TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Tingkat Strata 1 (S-1) DISUSUN OLEH: NAMA
Lebih terperinciAnalisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)
Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2) Abstract Indonesia is an archipelago and has an important role connecting bridges
Lebih terperinciEvaluasi Kekuatan Struktur Atas Jembatan Gandong Kabupaten Magetan Dengan Pembebanan BMS 1992
Evaluasi Kekuatan Struktur Atas Jembatan Gandong Kabupaten Magetan Dengan Pembebanan BMS 1992 Rosyid Kholilur R 1 1 adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract Gandong bridge located
Lebih terperinciPERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN PADA PROYEK JEMBATAN JALUR PIPA GAS PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN KABUPATEN LANGKAT
PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN PADA PROYEK JEMBATAN JALUR PIPA GAS PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN KABUPATEN LANGKAT TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciPERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN
PERHITUNGAN SLAB LANTAI JEMBATAN JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA SLAB LANTAI JEMBATAN Tebal slab lantai jembatan t s = 0.35 m Tebal trotoar t t = 0.25 m Tebal lapisan aspal + overlay
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN
BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan untuk membangun berbagai jenis konstruksi jembatan, yang pelaksanaannya menyesuaikan dengan kebutuhan kondisi setempat.
Lebih terperinciPERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA KRUENG SAKUI KECAMATAN SUNGAI MAS KABUPATEN ACEH BARAT
PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA KRUENG SAKUI KECAMATAN SUNGAI MAS KABUPATEN ACEH BARAT Aulia Azra, Faisal Rizal2, Syukri3 ) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan,
Lebih terperinciBAB V PERHITUNGAN STRUKTUR
PERHITUNGAN STRUKTUR V-1 BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR Berdasarkan Manual For Assembly And Erection of Permanent Standart Truss Spans Volume /A Bridges, Direktorat Jenderal Bina Marga, tebal pelat lantai
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT GROSIR BARANG SENI DI JALAN Dr. CIPTO SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik
Lebih terperinciPERENCANAAN ABUTMEN DAN ALTERNATIF JALAN PENDEKAT JEMBATAN BRAWIJAYA KEDIRI. Wilman Firmansyah
PERENCANAAN ABUTMEN DAN ALTERNATIF JALAN PENDEKAT JEMBATAN BRAWIJAYA KEDIRI Wilman Firmansyah 3111105007 Latar Belakang Jembatan Brantas dibangun pada tahun 1907 Dengan umur jembatan yang sudah sekian
Lebih terperinciBab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER
Bab 4 KAJIAN TEKNIS FLY OVER 4.1. DESAIN JEMBATAN/JALAN LAYANG Sistem jembatan/jalan layang direncanakan berdasarkan kriteria sebagai berikut : Estimasi biaya konstruksi ekonomis. Kemudahan pelaksanaan.
Lebih terperinciPEMBANDINGAN DISAIN JEMBATAN RANGKA BAJA MENGGUNAKAN PERATURAN AASHTO DAN RSNI
POLITEKNOLOGI VOL. 14 No. 1 JANUARI 2015 Abstract PEMBANDINGAN DISAIN JEMBATAN RANGKA BAJA MENGGUNAKAN PERATURAN AASHTO DAN RSNI Anis Rosyidah 1 dan Dhimas Surya Negara Jurusan Teknik Sipil, Politeknik
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER. Laporan Tugas Akhir
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS FLY OVER SIMPANG BANDARA TANJUNG API-API, DENGAN STRUKTUR PRECAST CONCRETE U (PCU) GIRDER Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas
Lebih terperinciAda dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan
JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT adalah jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN PONDASI DANGKAL PADA JEMBATAN (Studi Kasus Proyek Penggantian Jembatan Secang Kecil)
KAJIAN PENGGUNAAN PONDASI DANGKAL PADA JEMBATAN (Studi Kasus Proyek Penggantian Jembatan Secang Kecil) Agung Nusantoro 2, Nurmansyah Alami 1. 1 Teknik Sipil/Universitas Muhammadiyah Purworejo, Purworejo,
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS
PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh: ULIL RAKHMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I - Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dalam bidang ekonomi global menuntut adanya pengembangan infrastruktur pendukungnya. Kegiatan yang serba cepat, serta masyarakat yang dituntut
Lebih terperinciPERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS
PERHITUNGAN PILECAP JEMBATAN PANTAI HAMBAWANG - DS. DANAU CARAMIN CS A. DATA STRUKTUR ATAS URAIAN DIMENSI NOTASI DIMENSI SATUAN Lebar jembatan b 10.50 m Lebar jalan (jalur lalu-lintas) b 1 7.00 m Lebar
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS
III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Proses perencanaan yang terstruktur dan sisitematis diperlukan untuk menghasilkan suatu karya yang efektif dan efisien. Pada jembatan biasanya dirancang menurut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian tugas akhir ini adalah balok girder pada Proyek Jembatan Srandakan yang merupakan jembatan beton prategang tipe post tension. 3.2. Lokasi
Lebih terperinci4.1 URAIAN MATERI I : MENENTUKAN MODEL DAN BEBAN JEMBATAN
4.1 URAIAN MATERI I : MENENTUKAN MODEL DAN BEBAN JEMBATAN 4.1.1 Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu bangunan yang menghubungkan ruas jalan karena melintasi ngarai, bukit, sungai dan saluran air,atau
Lebih terperincidisusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT
disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN (3111040607) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT DIPLOMA 4 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Pemilihan Tipe Jembatan Tinjauan Penelitian Pembahasan...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAKSI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR TABEL... xix DAFTAR NOTASI...
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BOX GIRDER PRATEGANG SEGMENTAL DENGAN METODE KESETIMBANGAN BEBAN (LOAD BALANCING)
STUDI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BOX GIRDER PRATEGANG SEGMENTAL DENGAN METODE KESETIMBANGAN BEBAN (LOAD BALANCING) (STUDI KASUS : SUNGAI BRANTAS DI LAHAN BARAT KAMPUS 3 UMM) SKRIPSI Diajukan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali, dan terletak kurang lebih 400 meter dari pantai lebih. Jembatan ini
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER Disusun oleh : Andy Muril Arubilla L2A 306 004 Novi Krisniawati L2A 306 023 Disetujui,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Jembatan secara umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam,
Lebih terperinci