Analisis Produktivitas Bagian Pengolahan Susu Pasteurisasi Menggunakan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus Di Kud Dau Sekar Gading Malang)
|
|
- Sri Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Produktivitas Bagian Pengolahan Susu Pasteurisasi Menggunakan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus Di Kud Dau Sekar Gading Malang) Pasteurized Milk Processing Using Method of Marvin E. Mundel (Case Studies in KUD Dau "Sekar Gading" Malang) Dimas Widiastara Putra 1), Wike Agustin Prima Dania 2), Rizky Lutfian Ramadhan Silalahi 3) 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 2) Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran No. 1 Malang Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan tingkat produktivitas pada bagian pengolahan susu pasteurisasi KUD Dau Malang dan memberikan usulan perbaikan produktivitas. Penelitian ini menggunakan metode Marvin E. Mundel yang membandingkan rasio periode dasar dengan periode yang diukur. Input yang digunakan yaitu dari bulan Januari 2012 hingga Desember 2013, dimana Januari 2012 sebagai periode dasar. Output yang digunakan adalah volume penjualan susu pasteurisasi. Hasil analisis produktivitas menunjukkan bahwa tingkat indeks produktivitas bagian pengolahan susu pasteurisasi tergolong baik. Indeks produktivitas depresiasi bernilai 149,81, material 117,57, tenaga kerja 147,19, energi 128,95, perawatan 90,71, dan produktivitas total 120,97. Selain itu untuk meningkatkan produktivitas terdapat banyak cara yang dapat dilakukan yaitu penjadwalan mesin secara teratur, pelatihan kerja yang rutin, membuat prosedur kerja atau SOP, pengendalian proses produksi, dan pemberian tanda peringatan lantai licin dan pengeringan, dengan nilai RPN secara berturut-turut adalah 448, 252, 196, 192, dan 108. Kata kunci : Marvin E. Mundel, Produktivitas, dan Susu Pasteurisasi Abstract The purposes of this study are to get the productivity level in the processing of pasteurized milk in KUD Dau Malang and to give suggestions for the improvement of productivity. The method that is applied in this research is Marvin E. Mundel which compares ratio between base period and the measured period. The input in this research is data from January 2012 to December 2013, which January 2012 as the base period. The output that had been used is the sales volume of pasteurized milk. Productivity analysis results showed that the index productivity level pasteurized milk processing unit is good. The productivity index depreciation is 149,81, material is 117,57, labor is 147,19, energy is 128,95, maintenance is 90,71, and total productivity is 120,97. Moreover to improve the productivities there are several ways that can be done, which are scheduling regular machine, job training routine, creating employment procedures or SOP, control of the process production, and giving a warning sign slippery floors and drying., with RPN values are 448, 252, 196, 192, and 108 respectively. Keywords : Marvin E. Mundel, Pasteurized Milk, and Productivity 1
2 PENDAHULUAN Setiap tahunnya konsumsi susu di Indonesia mengalami peningkatan namun, masih menjadi negara yang paling rendah dalam mengkonsumsi susu di wilayah Asia Tenggara (Irdam, 2008). Konsumsi susu di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara lain di tingkat Asia. Konsumsi susu baru mengalami peningkatan sejak Pada 2011 konsumsi susu di Indonesia mencapai 12,85 liter per kapita per tahun, meningkat dibandingkan 2010 yaitu 11,95 liter. Jumlah konsumsi susu di Indonesia tersebut masih lebih rendah dibandingkan sejumlah negara di Asia pada tahun 2011, seperti Malaysia (50,9 liter), India (47,1 liter), Singapura (44,5 liter), Thailand (33,7 liter), Vietnam (14,3 liter), dan Filipina (13,7 liter) (Fadjar, 2013). Upaya peningkatan konsumsi susu terus dilakukan dengan meningkatkan produktivitas. Daya saing sangat berpengaruh terhadap produktivitas, semakin maraknya susu pasteurisasi yang beredar semakin bertambah pula pesaing pada industri susu pasteurisasi. Keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usaha salah satunya dapat dilihat dari bagaimana perusahaan mengolah sumber daya terbatas yang dimiliki untuk mendapatkan output yang optimal. Semakin efisien sebuah perusahaan mengolah sumber daya yang ada, semakin besar pula perusahaan memperoleh laba, dimana laba merupakan tujuan atupun keharusan sebuah perusahaan dalam persaingan global. Semakin berkembangnya persaingan dalam industri susu, membuat perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan produktivitas. KUD (Koperasi Unit Desa) Dau Sekar Gading merupakan salah satu unit usaha yang memproduksi susu pasteurisasi, yang berlokasi di Jalan Sido Makmur No. 26 Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Persaingan dalam dunia usaha dapat dijadikan suatu acuan agar KUD Dau terus meningkatkan produktivitas yang baik demi mencapai keuntungan yang maksimal. Adanya tingkat produktivitas yang optimal akan mempertahankan eksistensi perusahaan dalam usaha susu pasteurisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas adalah tenaga kerja. KUD Dau Sekar Gading memiliki masalah dalam pemberdayaan tenaga kerja yang kinerjanya dirasa kurang memuaskan. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan pengoperasian mesin yang dirasa kurang maksimal, sehingga dapat berakibat pada peningkatan biaya perawatan mesin (Karl, 2007). 2 Kurangnya kinerja tersebut disebabkan karena tenaga kerja yang bekerja dibagian teknisi peralatan/mesin merupakan lulusan dari sekolah dasar ataupun sekolah menengah pertama.. Perbaikan produktivitas memungkinkan industri untuk melakukan lebih banyak perbaikan dengan sumber daya yang lebih sedikit. Pengertian produktivitas secara sederhana adalah perbandingan rasio output dan input. Terdapat beberapa metode untuk menjabarkan perbandingan rasio tersebut, diantaranya yaitu model APC (The American Productivity Centre), model Mundel (Marvin E. Mundel), dan model Omax (Objective Matrix) (Sudiyarto, 2004). Penelitian ini menggunakan metode Marvin E. Mundel, dimana metode ini memiliki kelebihan yaitu dapat melihat peningkatan atau penurunan produktivitas secara spesifik (Eko, 2009). Salah satu perhitungannya yaitu dilakukan perhitungan rasio output terhadap biaya perawatan mesin. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan biaya perawatan mesin antara lain adalah umur mesin, jam kerja mesin, jadwal perawatan mesin, dan kemampuan pekerja dalam mengoperasikan mesin dengan benar. Pada faktor tersebut dapat dilihat bahwa kendala yang dialami KUD Dau mengenai kinerja tenaga kerja dalam mengoperasikan mesin dapat meningkatkan biaya dari perawatan mesin sehingga dapat berdampak pada penurunan produktivitas. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di KUD Sekar Gading Dau, kota Malang. Pengambilan data dimulai pada bulan Januari 2014 hingga Februari Data yang diperoleh, akan dianalisis di Laboratorium Manajemen Agroindustri, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Prosedur penelitian memiliki tahapan penelitian yang jelas. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah melakukan studi lapang, studi pustaka, identiikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan interpretasi. Pengolahan data dilakukan berdasarkan teori dari Marvin E. Mundel terhadap data yang telah dikumpulkan dengan menghitung nilai agregat input dan output. Analisis dan interpretasi datadata dengan melakukan perhitungan terhadap nilai input dan output yang menjadi dasar dan yang diukur. Sumber data yang digunakan dari penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer digunakan sebagai data pengamatan untuk memperbaiki kegagalan yang terjadi. Data
3 sekunder yang digunakan yaitu, jam kerja, jumlah permintaan, biaya investasi, biaya tenaga kerja, biaya material, biaya energi, biaya perawatan mesin, serta harga jual produk (susu pasteurisasi). Langkah awal penelitan adalah penentuan nilai deflator dan menentukan harga konstan dari setiap biaya produksi yaitu biaya depresiasi mesin, material, tenaga kerja, energi, dan perawatan mesin dengan cara mengalikan nilai deflator masing-masing biaya dengan harga pada saat periode pengukuran. Setelah harga konstan setiap input diperoleh, maka dilakukan perhitungan total input partial yang merupakan penjumlahan dari seluruh input dengan harga konstan. Kemudian dilakukan perhitungan output partial yaitu dengan cara mengalikan volume penjualan dan harga produk. Dilanjutkan dengan. perhitungan indeks produktivitas parsial yaitu membandingkan salah satu input (biaya depresiasi, material, tenaga kerja, energi, perawatan) dengan output yang dihasilkan perusahan. Tahap terahkhir menghitung produktivitas. Analisis dilakukan melalui grafik hasil perhitungan indeks produktivitas dengan melakukan penjelasan penyebab turun-naiknya produktivitas. Kemudian dilanjutkan usulan perbaikan produktivitas dengan menggunakan metode diagram fishbone dan FMEA (Failure Mode and Evaluate Analysis). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Marvin E. Mundel (bisa disebut metode Mundel) lebih sederhana, mudah dipahami, serta mampu memantau produktivitas dari tiap bagian institusi dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (Suprobo, 2013). Pada metode Marvin E. Mundel untuk pengukuran indeks produktivitas total dilibatkan output agregat periode dasar dan periode yang diukur, serta input-input pada periode dasar dan periode yang diukur, yaitu (Katarina dkk, 2013):... (1) Dimana: IP input = indeks produktivitas input AOMP = output agregat periode yang diukur AOBP = output agregat untuk periode dasar RIMP = input untuk periode yang diukur RIBP = input untuk periode dasar HASIL DAN PEMBAHASAN Harga Konstan dan Total Input Resource Data yang digunakan dalam pengolahan data dengan menggunakan metode Marvin E. Mundel adalah biaya produksi yaitu biaya depresiasi mesin, material, tenaga kerja, energi, dan perawatan mesin. Semua data tersebut dihitung harga konstan berdasarkan periode dasar yaitu bulan Januari Menurut Eko (2009) dibutuhkan suatu harga konstan berfungsi sebagai penyeimbang terhadap kondisi perekonimian yang dapat mempengaruhi hargaharga yang berlaku. Data indeks harga diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data input dan output dinyatakan dalam satuan rupiah dan dihitung hanya pada periode Januari 2012 hingga Desember tahun Indeks harga digunakan untuk menghitung deflator yang mengkonversikan semua harga sesuai dengan periode dasar Januari 2012 dengan cara mengalikan nilai deflator masingmasing periode dengan harga berlaku input dan output. Sebelum menghitung harga konstan terlebih dahulu perhitungan nilai deflator. Nilai deflator dihitung dengan membagi selisih indeks harga periode penelitian dan periode dasar dengan indeks harga periode dasar. Hasil perhitungan deflator inilah yang digunakan untuk menghitung harga konstan untuk setiap input dan output. Hasil perhitungan nilai konstan untuk input biaya depresiasi, material dan tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data biaya input bahan baku, tenaga kerja, dan depresiasi Periode Input (Rp) Depresiasi Material T.Kerja Tahun 2012 Januari , , ,00 Februari , , ,81 Maret , , ,53 April , , ,84 Mei , , ,07 Juni , , ,31 Juli , , ,32 Agustus , , ,16 September , , ,67 Oktober , , ,51 November , , ,88 Desember , , ,92 Tahun 2013 Januari , , ,94 Februari , , ,61 Maret , , ,17 April , , ,23 Mei , , ,45 Juni , , ,86 Juli , , ,96 Agustus , , ,12 September , , ,07 Oktober , , ,98 November , ,56 Desember , ,00 Sumber: Data diolah,
4 Hasil dari perhitungan harga konstan menunjukkan trend yang beragam, pada input material dan energi, biaya yang dikeluarkan sesuai (linier) dengan output yang dihasilkan. Pada depresiasi, biaya yang dikeluarkan dipengaruhi oleh lamanya jam kerja mesin, untuk biaya tenaga kerja dipengaruhi oleh lamanya jam kerja dan jam lembur dari tenaga kerja sehingga setiap bulannya biaya yang dikeluarkan tidak sama selain itu biaya tenaga kerja juga tidak dipengaruhi oleh besarnya output yang dihasilkan. Hasil perhitungan nilai konstan untuk biaya energi dan perawatan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Harga Konstan biaya energi dan perawatan Periode Input (Rp) Energi Perawatan Tahun 2012 Januari , ,00 Februari , ,52 Maret , ,19 April , ,87 Mei , ,18 Juni , ,36 Juli , ,64 Agustus , ,05 September , ,01 Oktober , ,07 November , ,53 Desember , ,73 Tahun 2013 Januari , ,80 Februari , ,29 Maret , ,09 April , ,11 Mei , ,63 Juni , ,90 Juli , ,33 Agustus , ,11 September , ,91 Oktober , ,96 November , ,92 Desember , ,05 Sumber: Data diolah, 2014 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada komponen biaya input energi dan maintenance mengalami tren yang cenderung fluktuatif. Biaya energi dipengaruhi oleh lamanya jam kerja mesin. Biaya perawatan memiliki trend yang fluktuatif hal tersebut disebabkan oleh tindakan perawatan mesin yang tidak terjadwal. 4 Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Perhitungan produktivitas parsial dilakukan dengan cara membandingkan indeks output dengan indeks tiap input yang dilibatkan pada pengukuran. Menurut Umar (2005), masing-masing kriteria mempunyai pengaruh yang berbeda dalam mencapai produktivitas. Indeks produktivitas parsial yang dihitung dalam penelitian ini meliputi yaitu depresiasi, material, tenaga kerja, energi dan perawatan. Evaluasi hasil yang didapatkan adalah untuk mengetahui perubahan tiap input dalam mempengaruhi pencapaian produktivitas perusahaan. Hasil perhitungan untuk nilai indeks produktivitas parsial dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Indeks produktivitas parsial Periode Depresiasi Material T. Kerja Energi Perawatan Tahun 2012 Januari Februari 107,34 93,60 100,30 99,88 97,14 Maret 107,78 93,21 107,65 100,40 91,12 April 124,18 92,14 120,80 101,21 69,92 Mei 120,14 94,24 120,53 100,06 108,41 Juni 109,57 98,50 106,33 99,87 100,21 Juli 108,99 88,17 109,24 99,25 90,14 Agustus 80,86 87,54 81,35 99,38 70,86 September 171,52 120,15 166,40 143,75 92,92 Oktober 203,23 134,22 203,85 145,92 108,73 November 195,82 128,23 190,13 144,55 102,89 Desember 171,33 118,97 172,03 144,56 33,19 Tahun 2013 Januari 181,59 132,83 182,50 152,77 92,46 Februari 195,12 139,78 177,19 151,82 57,74 Maret 164,35 140,92 164,75 143,58 98,37 April 182,28 137,55 176,79 149,20 96,05 Mei 141,73 125,25 142,46 172,70 96,28 Juni 144,02 121,04 139,82 130,50 108,58 Juli 98,60 135,38 98,50 97,04 97,39 Agustus 116,70 112,59 116,86 115,46 66,49 September 194,22 131,32 187,62 155,21 104,48 Oktober 202,97 130,79 202,20 144,23 99,45 November 207,70 131,19 200,00 151,62 108,38 Desember 163,36 132,45 163,26 150,06 84,77 Rata-rata 149,73 117,50 147,11 128,88 90,67 Sumber: Data diolah, 2014 Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan diketahui bahwa indeks parsial menunjukkan tren dan hasil yang berbeda-beda. Pada indeks produktivitas depresiasi rendah dibawah standar (100) yaitu bulan Agustus 2012 dan Juli 2013 penurunan disebabkan rendahnya aktivitas produksi dan rendahnya volume penjualan produk pada periode tersebut. Pada periode Agustus 2012 dan Juli 2013 aktivitas produksi dikurangi untuk menyesuaikan permintaan pasar yang menurun karena bertepatan dengan puasa Ramadhan. Indeks produktivitas depresiasi tertinggi dicapai pada
5 bulan November 2013 terjadi peningkatan sebesar 107,70. Indeks produktivitas material rendah dibawah standar (100) terjadi pada tahun 2012 yaitu bulan Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, dan Agustus. Terjadinya penurunan produktivitas terjadi pada awal tahun 2012 hal ini disebabkan masih kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam mengendalikan bahan baku saat proses produksi. Indeks produktivitas material tertinggi dicapai pada bulan Maret 2013 terjadi peningkatan sebesar 40,92 jika dibandingkan dengan periode dasar (140,92-100). Peningkatan indeks mengindikasikan bahwa penggunaan material untuk produksi sudah efektif.. Indeks produktivitas tenaga kerja yang rendah dibawah standar (100) yaitu bulan Agustus 2012 dan Juli Hal ini terjadi karena pada bulan-bulan tersebut perusahaan memberlakukan kebijakan pengurangan kapasitas produksi yang disesuaikan pada bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Indeks produktivitas tenaga kerja tertinggi dicapai pada bulan Oktober 2012 terjadi peningkatan sebesar 103,85. Peningkatan indeks mengindikasikan bahwa penggunaan tenaga kerja untuk produksi efektif sesuai linier output yang dihasilkan, selain itu pada bulan tersebut permintaan terhadap susu pasteurisasi meningkat pasca hari raya Idul Fitri. Indeks produktivitas energi terjadi penurunan pada tahun 2012 yaitu bulan Februari, Juni, Juli, dan Agustus serta pada tahun 2013 yaitu bulan Juli. Terjadinya penurunan produktivitas dipengaruhi oleh tingginya perubahan harga tarif dasar listrik. Indeks produktivitas energi tertinggi dicapai pada bulan Mei 2013 terjadi peningkatan sebesar 72,70. Peningkatan indeks mengindikasikan bahwa penggunaan energi untuk produksi telah efektif. Indeks produktivitas perawatan rendah dibawah standar (100), terjadi pada tahun 2012 yaitu bulan Februari, Maret, April, Juli, Agustus, September, dan Desember, serta pada tahun 2013 yaitu bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juli, Agustus, Oktober, dan Desember. Penurunan indeks produktivitas dari periode ke periode mengindikasikan bahwa program perawatan yang dilakukan masih belum efektif dan belum mampu meminimasi penurunan performa mesin dan peralatan. Indeks produktivitas terendah terjadi pada bulan Desember 2012 hal tersebut diakibatkan oleh adanya penggantian beberapa spare part pada mesin plate cooler. Indeks produktivitas perawatan tertinggi dicapai pada bulan Oktober 2012 terjadi peningkatan sebesar 8,73 jika dibandingkan dengan periode dasar (108,73-100). Total Input Resources dan Total Output Hasil perhitungan total input resource dan output tertera pada Tabel 4. Tabel 4. Total input resource dan output Periode Total Input Total Output Tahun 2012 Januari , ,00 Februari , ,92 Maret , ,82 April , ,51 Mei , ,72 Juni , ,76 Juli , ,52 Agustus , ,86 September , ,22 Oktober , ,34 November , ,05 Desember ,93 176,476,018,80 Tahun 2013 Januari , ,14 Februari , ,90 Maret , ,86 April , ,27 Mei , ,03 Juni , ,67 Juli , ,21 Agustus , ,41 September , ,07 Oktober , ,71 November , ,55 Desember , ,80 Sumber: Data diolah, 2014 Hasil perhitungan harga konstan output dan biaya total input resource (total input sumberdaya) menunjukkan fluktuasi dari periode ke periode. Total input resources terendah pada tahun 2012 adalah bulan Agustus dan tahun 2013 adalah bulan Juli, hal tersebut disebabkan permintaan susu pasteusirasi yang menurun dikarenakan puasa Ramadhan. Total input resources tertinggi pada tahun 2012 dan 2013 adalah bulan Oktober, hal tersebut disebabkan permintaan susu pasteurisasi yang meningkat setelah Idul Fitri. Total output yang terendah dan tertinggi juga terletak di pada bulan yang sama dengan total input resources. Hasil total input resources mempengaruhi total output yang diperoleh. 5
6 Januari 12 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus september Oktober November Desember Januari 13 Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus september Oktober November Desember Indeks Perhitungan Indeks Produktivitas Total Perhitungan indeks produktivitas total dilakukan untuk mengetahui nilai produktivitas yang dicapai oleh perusahaan secara keseluruhan pada periode pengukuran tertentu. Indeks produktivitas total diperoleh dari perbandingan antara output dengan seluruh input (penjumlahan komponen-komponen produksi dalam satu periode meliputi depresiasi, marerial, tenaga kerja, energi, dan maintenance). Berdasarkan nilai indeks akan diketahui kinerja total input yang dilibatkan dalam produksi apabila dibandingkan dengan pengembalian (revenue) yang diperoleh. Hasil perhitungan indeks produktivitas total selama periode kerja Januari 2012 hingga desember 2013 tertera pada Tabel 6. Tabel 6. Indeks produktivitas total Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Rata-rata 120,97 Sumber: Data diolah, 2014 Indeks produktivitas rendah dan dibawah rata-rata (di bawah 100) terjadi pada periode Februari 2012-Agustus Hal tersebut disebabkan oleh pengolahan input yang masih kurang efektif yang tidak linier dengan output. Faktor yang paling berpengaruh terhadap penurunan produktivitas yaitu produktivitas perawatan dengan nilai rata-rata 90,67. Indeks produktivitas total tertinggi dicapai pada bulan Maret 2013 terjadi peningkatan sebesar 43,93 jika dibandingkan dengan periode dasar (143,93-100). Masalah utama dari empat faktor input yang terjadi yaitu jam kerja mesin, penggunaan bahan baku, dan pemotongan gaji tenaga kerja yang tidak seragam per bulannya sehinga mengakibatkan penurunan produktivitas. Fluktuasi indeks produktivitas yang terjadi dari periode ke periode mengindikasikan bahwa perusahaan belum mampu mempertahankan kinerja dan pencapaiannya. Selain itu, fluktuasi indeks produktivitas juga dipengaruhi oleh perubahan tingkat harga, kuantitas input yang digunakan dan volume produk yang mampu dipasarkan oleh perusahaan melalui koperasi maupun distributor. Menurut Herjanto (2007), produktivitas total digunakan untuk mengukur perubahan dalah suatu periode waktu, semua faktor yang berkaitan dengan total output dan input yang digunakan selama periode tersebut diperhhitungkan. Tren perubahan tingkat produktivitas total dapat dilihat pada Gambar Indeks Produktivitas Total Gambar 1. Indeks Produktivitas Total 6
7 Perencanaan Perbaikan Produktivitas Perusahaan Dengan Fishbone Diagram Berdasarkan hasil analisis terhadap penurunan produktivitas susu pasteurisasi disebabkan adanya penyebab khusus. Identifikasi penyebab khusus ini menggunakan diagram fishbone. Proses tersebut memerlukan brainstorming (pengungkapan pendapat) dari para karyawan untuk memperoleh penyebab potensial sebanyak mungkin. Menurut Michalko (2010), diagram fishbone adalah suatu cara untuk menguji semua faktor yang bisa mempengaruhi situasi tertentu dengan mengidentifikasi semua peyebab yang mungkin menghasilkan suatu sebab seperti yang tertera pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Fishbone Penyebab Penurunan Produktivitas a. Bahan Baku Berat jenis susu mempengaruhi kecepatan aliran fluida pada saluran outlet filter packaging machine, semakin besar jenis susu semakin cepat aliran fluida sehingga menyebabkan cup susu cepat terisi dengan penuh dan banyak yang tumpah. b. Metode Pada KUD DAU tidak terdapat panduan instruksi kerja atau SOP yang benar sehingga menyebabkan turunnya produktivitas. Panduan instruksi kerja diperlukan agar pekerja dapat memahami tata cara kerja dengan benar sehingga pengoperasian mesin dapat dilakukan secara tepat.. c. Manusia Kurangnya keterampilan operator dalam mengoperasikan mesin dapat mempengaruhi tingkat volume susu yang di luar spesifikasi hal ini disebabkan oleh kurangnya pelatihan kerja. d. Mesin Kerusakan mesin sering terjadi, disebabkan pemeliharaan meis yang kurang terjadwal. e. Lingkungan Berdasarkan hasil observasi lingkungan tempat operator bekerja, lantai tempat kerja juga basah tergenang air.. Perencanaan Perbaikan Produktivitas Perusahaan Dengan FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Dilakukan suatu diskusi (brainstorming) dengan kepala unit pasteurisasi KUD Dau Malang, untuk menentukan skor pada FMEA yang dapat mengakibatkan kegagalan atau penurunan produktivitas susu pasteurisasi, dimana hasil dari skor tersebut akan diurutkan berdasarkan besarnya skor dari tertinggi ke terendah. Hasil dari skor tersebut dapat digunakan untuk menentukan solusi yang tepat guna meningkatkan produktivitas susu pasteurisasi pada KUD Dau. FMEA digunakan untuk mengevaluasi bentuk kegagalan yang dapat terjadi. Identifikasi kegagalan potensial dilakukan dengan cara pemberian nilai atau skor pada masing-masing mode kegagalan berdasarkan atas tingkat pengaruh (severity), tingkat penyebab (occurance), dan tingkat deteksi (detection). Selanjurnya nilai resiko (RPN) diberi peringkat (rank) (Adi dkk, 2011). Tabel hasil FMEA dapat dilihat pada Tabel 5. 7
8 Tabel 5. FMEA Modus of Failure Pemeliharaan mesin yang kurang terjadwal Intruksi kerja kurang Keterampilan operator kurang Lantai tempat kerja licin Kecepatan aliran fluida yang berbeda Cause of Failure Kurangnya tanggung jawab operator dalam melakukan perawatan Tidak ada SOP Kurangnya pelatihan Terdapat genang-an air di tempat kerja Berat jenis susu Sumber: Data Diolah, 2014 Effects of Failure Mesin sering mengalami kerusakan Operator kurang memahami cara kerja mesin Operator tidak dapat mengoperasikan mesin dengan baik Operator dapat mengalami kecelakaan kerja Cup cepat terisi penuh dan tumpah Berdasarkan Tabel 5 yang memiliki nilai resiko kegagalan dari tertinggi hingga terendah adalah: a. Pemeliharaan mesin, yang tidak terjadwal mempunya nilai RPN 448 pemeliharaan mesin yang tidak terjadwal disebabkan kurangnya tanggung jawab operator untuk merawat mesin sehingga mengakibatkan mesin sering mengalami kerusakan. Menurut Park (2003), penilaian berdasarkan skala 1 sampai 10 dimana 10 adalah mutlak, 5 sedang, 1 hampir pasti. Solusi yang dapat dilakukan yaitu melakukan penjadwalan mesin secara teratur. b. Kurangnya keterampilan operator, disebabkan tidak adanya pelatihan yang teratur oleh pihak KUD Dau yang mempunyai nilai RPN 252. Resiko yang ditimbulkan dapat berupa berhentinya proses produksi karena kesalahan setting pada mesin, namun tidak membahayakan. Menurut Chauhan et al (2011), tingkat severity memiliki dampak yang akan menyebabkan luka pada pengguna. Semakin tinggi nilai severity maka semakin tinggi pula tingkat kecelakaan yang terjadi. Solusi yang dapat dilakukan yaitu mengadakan pelatihan secara teratur. Frequenc y of Occuranc e 8 Degree of Severity Chance of Detection RPN Rank c. Kurangnya intruksi kerja, mempunyai nilai RPN 196. Hal ini disebabkan karena tidak adanya SOP yang baik. Menurut Aravinth et al (2012), nilai detection yang tinggi mengindikasikan tingginya kesempatan kegagalan lolos dari pengawasan begitu pula sebaliknya. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan membuat prosedur kerja atau SOP. d. Kecepatan aliran fluida yang berbeda, disebabkan berat jenis susu yang mempunyai nilai RPN 192. Perbedaan kecepatan aliran fluida dapat menyebabkan cup susu pasteurisasi cepat rerisi penuh. Menurut Aravinth et al (2012), nilai detection yang tinggi mengindikasikan tingginya kesempatan kegagalan lolos dari pengawasan begitu pula sebaliknya. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan pengendalian proses pada saat penambahan bahan pendukung (gula, flavor, zat pewarna) agar setiap susu yang memiliki rasa berbeda tetap memiliki berat jenis yang sama. e. Lantai tempat kerja licin, memiliki nilai RPN sebesar 108. Lantai tempat kerja yang licin disebabkan pada saat setelah pembersihan peralatan dengan air bersih tidak dilakukan pengeringan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Menurut Abdul (2012), nilai detection
9 yang tinggi mengindikasikan tingginya kesempatan kegagalan lolos dari pengawasan. Solusi yang dapat dilakukan yaitu, pada saat melakukan proses pembersihan alat diberi tanda peringatan lantai licin, lalu setelah pembersihan dapat dilakukan proses pengeringan. Berdasarkan tabel FMEA, nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi adalah pada kesalahan pemeliharaan yang kurang terjadwal dengan nilai RPN 448. Kemudian secara berturut-turut kesalahan yang mempengaruhi adalah keterampilan operator kurang, intruksi kerja kurang, perbedaan kecepatan aliran fluida, dan lantai tempat kerja licin. Bentuk kegagalan yang mempunyai nilai RPN tertinggi harus diberikan prioritas tindakan korektif (Adi dkk, 2011). KESIMPULAN 1. Tingkat produktivitas pada bagian pengolahan susu pasteurisasi di KUD Dau Malang tergolong baik karena nilainya sudah diatas 100 dilihat dari indeks produktivitas depresiasi rata-rata adalah 149,81. Indeks produktivitas material rata-rata adalah 117,57. Indeks produktivitas tenaga kerja rata-rata adalah 147,19. Indeks produktivitas energi rata-rata adalah 128,95. Indeks perawatan rata-rata adalah 90,71. Indeks produktivitas total rata-rata adalah Perbaikan produktivitas di KUD Dau Malang dapat dilakukan dengan 1)Penjadwalan mesin secara teratur (RPN=448), 2)Pelatihan kerja yang rutin (RPN=252), 3)Membuat prosedur kerja atau SOP (RPN=196), 4)Pengendalian proses produksi (RPN=192), dan 5)Pemberian tanda peringatan lantai licin dan pengeringan (RPN=108). Daftar Pustaka Abdul T.B., dan Alizza A An Impact Time Motion Study In The Automation Process. Journal of Novel Applied Sciences 1(1): Adi I., Jabbar A., dan Elisabeth G Aplikasi Metode Taguchi Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk Perbaikan Kualitas Produksi di PT. XYZ. Jurnal Teknik Industri 2(2): Aravinth, P., Subramanian, S.P., Vishnu S.G., dan Vignesh, P Process Failure Mode and Effect Analysis On Tig Welding Process-A Critical Study. International Journal of Advances in Engineering&Technology 3(2): 753. Chauhan, A., Malik, R.K., Sharma, G. and Verma M Performance Evaluation of Casting Industry by FMEA A Case Study. International Journal of Engineering Application Research 2(2): Eko, M. H Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi. Jurnal Teknik Industri 2(1): Fadjar, E Konsumsi Susu Indonesia Terendah di Asia. /28/ /Konsumsi-Susu- Indonesia-Terendah-di-Asia. (Diakses tanggal 20 Maret 2013). Irdam, A Analisis Produksi dan Konsumsi Susu di Indonesia. Skripsi. STIE dan Perbankankan Indonesia. Jakarta. Karl E. C. dan Ray C. F Prinsip-Prinsip Ekonomi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Hal 262. Katarina S., Sukaria S., dan Ukurta T Evaluasi dan Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel di PT. XYZ. Jurnal Teknik Industri 2(1): Michalko, M Cracking Creativity The Secret of Creatice Genius. Andi Ofset. Yogyakarta. Hal 26. Nurlailah B, Dadang S, dan Yuda T Analisa Supply Chain Risk Management Berdasarkan Metode Failure Mode and Effects Analysis (FMEA). Jurnal Teknik Industri ISSN: Park, S. H Six Sigma for Quality and Productivity. Asian Produktivity Organization. Tokyo. Hal: 114.
10 Sudiyarto dan Waskito Analisis Pengukuran dan Evaluasi Produktivitas dengan Metode Omax di Bagian Produksi Gula Gempolkerep Mojokerto. Jurnal Ilmiah Manajemen Agribisnis 1(2): Suprobo P. F., Hariastuti, Mardiana C, Prihatin R, Suparjo Pengukuran Produktivitas kinerja UKM Sandang- Kulit berdasarkan Aspek Produksi dan Pemasaran. Jurnal Eco-Teknologi Uwika 1(1): Umar, H Riset SDM dalam Organisasi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal
Analisis Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus di Pabrik Gula Kebon Agung Malang, Jawa Timur)
Analisis Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus di Pabrik Gula Kebon Agung Malang, Jawa Timur) Productivity Analysis Using Marvin E. Mundel Method (Case Study to the Kebon Agung Sugar
Lebih terperinciAnalisis Produktivitas Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di KUD BATU Kota Batu
Analisis Produktivitas Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di KUD BATU Kota Batu Productivity Analysis Using Marvin E. Mundel Method at KUD BATU Batu City Heri Syahputra 1), Imam Santoso 2), Ika Atsari
Lebih terperinciJURNAL ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS PADA UD. BALLISTA TAHU CHIPS DI KEDIRI)
JURNAL ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS PADA UD. BALLISTA TAHU CHIPS DI KEDIRI) PRODUCTIVITY MEASUREMENT MODEL ANALYSIS USING MARVIN E. MUNDEL (CASE STUDY
Lebih terperinciPENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL Daniel Roy Sibarani Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciperusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator
Persaingan bisnis yang sangat kompetitif saat ini menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI
ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI Bakhtiar, Diana, Fariz Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh bakti66@yahoo.com
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Pada pembahasan ini akan diuraikan hubungan antara faktor-faktor input dengan hasil pengukuran produktivitas yang telah dilakukan. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memudahkan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 14 Nomor 2-2015 ISSN 123.456.7890 PENGUKURAN DAN PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI WOODEN CARPET DI CV NATURAL PALEMBANG Iunike
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini kemajuan sektor ekonomi meningkat dengan pesat, industri berkembang disegala bidang baik industri barang maupun jasa, sehingga persaingan
Lebih terperinciANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009
ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel Berikut ini akan disajikan data yang diperlukan dalam pengolahan data dengan menggunakan
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS UD ASIKIE MONDE KABUPATEN NGANJUK MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL
ANALISIS PRODUKTIVITAS UD ASIKIE MONDE KABUPATEN NGANJUK MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E. MUNDEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi
Lebih terperinciModel Pengukuran Produktivitas
Model Pengukuran Produktivitas Objective Matrix (OMAX) American Productivity Center (APC) Model Craig Haris Marvin E Mundel (1976) Model ini mengukur produktivitas total dengan cara membandingkan antara
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana
Lebih terperinciStrategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2014 Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.
PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciBab 3 Metodologi Pemecahan Masalah
Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Pemecahan Masalah Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya penulis membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX
ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI UKM RUMAH YOGHURT, JUNREJO, BATU). Productivity Analysis Of Mozzarella Chesse Production
Lebih terperinciUSULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *
Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE
Lebih terperinciAnalisis Produktivitas Bagian Produksi Sari Apel Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) (Studi Kasus di KSU BROSEM Batu)
Analisis Produktivitas Bagian Produksi Sari Apel Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) (Studi Kasus di KSU BROSEM Batu) Productivity Analysis On The Production Department of Apple Cider Using Objective
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan agroindustri memiliki tujuan memberi nilai tambah pada produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang semua bekerja secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat. Ditambah lagi banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat, sehingga persaingan antar perusahaan pun semakin ketat. Ditambah lagi
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS DI UD. SABAR JAYA MALANG) JURNAL
ANALISIS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL (STUDI KASUS DI UD. SABAR JAYA MALANG) JURNAL Oleh: Aprilia Dian Purwanti NIM : 105100701111030 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu dibuat tahapan-tahapan dari penelitian itu sendiri. Adapun tahapan dalam penelitian
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA
ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN METODE MARVIN E. MUNDEL PADA PT. KARYA MURNI PERKASA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh DANIEL SINAGA 0
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYSE) Setelah di lakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab cacat dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart
32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya
Lebih terperinciANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA
ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA Faisal Waisul Kurni Rusmana 1), Syarif Hidayat. 2), 1),2) Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu
48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA
AUDIT ENERGI DAN ANALISIS POTENSI PENGHEMATAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI BATIK CAP DI UKM SAUD EFFENDY LAWEYAN, SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI KOPERASI SAE PUJON)
ANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI KOPERASI SAE PUJON) PRODUCTIVITY ANALYSIS PROCESSING OF PASTEURIZED MILK USING OBJECTIVE
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2016), Vol. 4 No. 1, 1 8 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Malang e-mail: 411210021@student.machung.ac.id;yuswono.hadi@machung.ac.id
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses
Lebih terperinciPENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT. ITS Jakarta) Robertus Tang Herman*), Faisal Safa*), Rhiren R. Mukti*) Binus University,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh. Penelitian
Lebih terperinciUSULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas.02 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Aprili 2016 USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berkompetisi antar perusahaan industri kini semakin tinggi, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu memperbaiki kinerja sistem industri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam menjalankan proses produksi produk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi perkembangan teknologi yang semakin maju dan pesatnya kondisi pasar industri menuntut perusahaan harus mampu memberikan kepuasaan kepada para konsumen.
Lebih terperinciMETODE PERHITUNGAN ANGKA INDEKS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E MUNDEL
METODE PERHITUNGAN ANGKA INDEKS PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL MARVIN E MUNDEL Haryadi Sarjono 1 ABSTRACT There are several measures and methods to basically perform the productivity of calculation. Marvin
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur
1 IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Adanya persaingan antar produk yang semakin
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data: Mula i Observasilapangan / studi awal Studipusta ka Identifikasi dan perumusan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang
BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan metodologi yang akan dilakukan dari awal penelitian sampai akhir dari penelitian tersebut. Metodologi digunakan untuk mengarahkan dan mempermudah proses
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN)
PENENTUAN PRIORITAS MODE KEGAGALAN PENYEBAB KECACATAN PRODUK DENGAN ANOVA (STUDI KASUS: CV. PUTRA NUGRAHA TRIYAGAN) Ida Nursanti 1*, Dimas Wisnu AJi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Process improvement, Failure Modes & Effect Analysis, Vehicle Lights FMEA.
ABSTRACT PT. X is an automotive indutsry produces front and back lamps for motorcycles and cars. Production processes are divided into injection, aluminizing, and assembling. In the production process,
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT. PUMARIN (Pusaka Marmer Indahraya), yaitu sebuah perusahan yang bergerak
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN
Lebih terperinciBAB IV RENCANA IMPLEMENTASI
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTEPRETASI
56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu tahap - tahap yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan suatu masalah yang akan dilakukan dalam melakukan suatu
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman
Lebih terperinciJurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang
PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA PROSES PRODUKSI REMAH KARET (CRUMB RUBBER) DI PT.P&P LEMBAH KARET PADANG ROBINO INDAN Universitas Putra
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produktivitas 1 Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah
Lebih terperinciANALISIS KECACATAN PRODUK KEMASAN DENGAN METODE DMAIC DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK SKRIPSI
ANALISIS KECACATAN PRODUK KEMASAN DENGAN METODE DMAIC DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK SKRIPSI Oleh : RIDO HAKIKY 0832010048 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas
ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1
Anugrah, dkk USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1 Ninda Restu Anugrah, Lisye Fitria, Arie Desrianty
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa dan Pembahasan Produksi dan Defect Produk Dari data yang diambil, diketahui bahwa defect yang terjadi pada proses filling liquid produk obat sirup penurun panas
Lebih terperinciAnalisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis
Petunjuk Sitasi: Himawan, R., Choiri, M., & Saputra, B. (2017). Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis. Prosiding SNTI
Lebih terperinciOleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010
ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI.
ANALISA KUALITAS PRODUK SEPEDA PHOENIX DENGAN METODE SIX SIGMA UNTUK MEMINIMUMKAN KECACATAN PRODUK DI PT RODA LANCAR ABADI - SIDOARJO SKRIPSI Oleh : EVI MARINA P 0832010023 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1. Analisa Prioritas perbaikan proses Dyno dengan metode FMEA Setelah diketahui berbagai kendala dan hambatan dalam pencapaian target WIP diproses Dyno, maka perlu dibuatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan untuk mencapai suatu tujuan. Peralatan tersebut dapat berupa mesin yang bekerja sendiri
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up
1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani
Lebih terperinciMANAJEMEN RESIKO KERUSAKAN DI UNIT PENGEMASAN PT. SEMEN INDONESIA, Tbk, PABRIK TUBAN
MANAJEMEN RESIKO KERUSAKAN DI UNIT PENGEMASAN PT. SEMEN INDONESIA, Tbk, PABRIK TUBAN Ari Basuki Teknik Industri, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO. BOX 2 Kamal, Bangkalan e-mail: aribasuki.utm@gmail.com
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Analisa Pengendalian Kualitas Produk Jumbo Roll. Dengan Menggunakan Metode FTA (Fault Tree Analysis)
TUGAS AKHIR Analisa Pengendalian Kualitas Produk Jumbo Roll Dengan Menggunakan Metode FTA (Fault Tree Analysis) Dan FMEA (Failure Mode And Effect Analysis) Di PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk Diajukan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Jenis Cacat Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diambil 3 jenis cacat terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : a. Bocor (35,8%) Jenis cacat bocor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam menyelesaikan kajian risiko pada Proyek Pembangunan Transmisi Saluran udara tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Malingping Bayah ini terdapat beberapa langkah
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT
PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep
Lebih terperinciAnalisa Produktivitas Pada Divisi Produksi PT. XYZ Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)
Analisa Produktivitas Pada Produksi PT. XYZ Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) Sugeng Rahmatullah 1, Putiri Bhuana Katili 2, Nuraida Wahyuni 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciUSULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL
USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL Anwar 1, Syarifuddin 2, Sri Deza Kurnia Devi 3 Mahasiswa Jurusan Teknik
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR... ABSTRAK.. ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv viii ix x xv
Lebih terperinciProduktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja
Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja organisasi total, yaitu kemampuan memperoleh keuntungan Tanpa
Lebih terperinciPENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)
AGROINTEK Volume 9, No. 2 Agustus 2015 109 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) Agus Supriyanto 1, Banun Diyah Probowati 2, Burhan 2 1 Alumni Program Studi Teknologi
Lebih terperinciANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME
ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME MESIN HYDROSTATIC TEST PLANT VAI PADA PT XYZ DENGAN METODOLOGI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS ( OEE ) (STUDI KASUS PT XYZ) TUGAS AKHIR Yoyon Waryono 1128003030 Program
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian menurut Tujuan, Metode,
Lebih terperinciProduktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja I.
1 Produktivitas Bioetanol Menggunakan Metode American Productivity Center (APC): Studi Kasus di PT. Panca Jaya Raharja Productivity Measurement of Bioethanol Using American Productivity Center (APC) Methods:
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi
Lebih terperinci