BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada gas orifice meter custody titik serah terima antara PT. Pertamina Gas dengan PT. Krakatau Steel yang terletak di Stasiun Metering Cilegon Milik PT. Pertamina Gas yang telah tersertifikasi oleh Direktorat Metrologi dan Dirjen Migas. Gambar 3.1. Peta wilayah penelitian metering station Cilegon 22

2 Alur Penelitian Berikut adalah diagram alur penelitian perancangan optimalisasi gas orifice meter pada meter custody PT. Krakatau Steel menggunakan metode dual differential pressure transmitter. MULAI OBSERVASI PENDAHULUAN KAJIAN PUSTAKA IDENTIFIKASI MASALAH PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ANALISA DATA GAS METER ORIFICE SERTA PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PEMECAHAN PERMASALAHAN SIMPULAN DAN SARAN SELESAI Gambar 3.2. Diagram alur penelitian

3 24 Dimulai dengan observasi pendahuluan terhadap permasalahan yang dihadapi, lalu dilakukan kajian pustakan untuk memperoleh data penunjang dan memperdalam dasar teori, dilakukan indentifikasi penyebab permasalahan, lalu dilajutkan dengan penelitian sehingga dapat dilakukan pengumpulan dan pengolahan data untuk analisa parameter yang diperlukan pada saat optimalisasi, dilakukan perencanaan dan perancangan oprtimalisasi menggunakan data hasil analisa, selanjutnya dilakukan pengujian dan kalibrasi terhadap sistem sesudah dilakukan optimalisasi sehingga dapat diambil kesimpulan dari hasil optimalisasi yang telah dilakukan Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab keterbatasan ukur dari gas orifice meter pada custody meter titik serah terima antara PT. Pertamina Gas dengan PT. Krakatau Steel yang terletak di metering gas Cilegon pada laju aliran gas rendah. Beberapa hal yang yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi penyebab terjadinya keterbatasan ukur dari gas orifice meter pada: a) Tujuan dilakukannya analisis, apakah untuk operasional, evaluasi atau perencanaan. Karena hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat kedalaman dari suatu analisa. b) Kelengkapan data yang diperlukan. c) Persyaratan ketepatan analisis yang dilakukan sangat ditentukan dengan ketepatan data yang tersedia, sedangkan ketepatan data tergantung pada kualitas peralatan yang digunakan dan kemampuan surveyor/teknisi dalam pengambilan data menggunakan peralatan tersebut.

4 25 d) Ketepatan permodelan penyederhanaan masalah. e) Ketersediaan sumber daya. f) Persyaratan proses data. g) Kemampuan dari pihak yang melakukan analisis 3.4. Pengamatan Pendahuluan Pada tahapan pengamatan pendahuluan meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini : 1) Survey spesifikasi peralatan yang terpasang pada gas orifice meter custody transfer antara PT. Pertamina Gas dengan PT. Krakatau Steel. 2) Mengadakan pengamatan pendahuluan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi sehingga mempermudah tahapan proses selanjutnya. 3) Studi pustaka terhadap materi untuk menentukan garis besar penelitian. 4) Menentukan kebutuhan data Metode Pengumpulan Data Tahapan pengumpulan data diperlukan sebagai langkah awal untuk menganalisa kondisi lokasi studi serta mengidentifikasi kebutuhan data-data yang diperlukan dalam mencari solusi dari permasalahan yang timbul. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk merumuskan dan mengidentifikasi jenis dan tipe data yang diperlukan dalam melakukan analisis proteksi katodik terpasang. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mendapatkan seluruh data yang akan digunakan untuk analisis terhadap keterbatasan ukur antara gas orifice meter custody

5 26 transfer antara PT. PTG dengan PT. KS. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Metode Literatur Metode literatur yaitu metode untuk mendapatkan data dengan cara mengidentifikasi serta mengolah data tertulis dan metode pekerjaan yang digunakan sebagai input dalam pembahasan materi. 2) Metode Survey dan Observasi Metode survey dan observasi yaitu suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara melakukan survey langsung ke lokasi (uji pengamatan system). Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data aktual pada system meter gas orifice. Berdasarkan sumbernya data dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan melakukan pengukuran dan pengamatan dilapangan. 2) Data Sekunder adalah data penunjang untuk menganalisa permasalahan Uji Pengamatan dan Kalibrasi Gas Orifice Meter Pengukuran pengamatan dilakuan dengan cara membandingkan penunjukan alat ukur (flowcom) dengan input yang sebenarnya mengunakan formula AGA3 untuk mengetahui toleransi (selisih error) alat ukur tersebut adapun metode yang umum digunakan untuk pengamatan rutin adalah metode Dinamis (pada saat ada pengukuran aliran gas pada gas orifice meter), sedangkan pada saat kalibrasi tahunan umumnya juga

6 27 dilaksanakan pengamatan statis (menggunakan alat simulator pembanding excel yang telah distandarkan) Kalibrasi bertujuan untuk menentukan kebenaran konvensional dari penunjukan alat ukur yang sah dan distandarkan kembali menurut nilai standarnya (yang sebenarnya). Kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan penunjukan alat ukur terhadap standar ukur yang sah melalui nasional atau internasional. Standar ukur menggunakan peralatan uji yang sangat akurat dan bersertifikasi (1 tahun sekali) yang digunakan untuk kalibrasi instrumentasi. Toleransi atau maksimum error yang diperbolehkan, menurut Direktorat Metrologi dan Dirjen Migas dalam proses kalibrasi adalah maksimal 1. Bila suatu alat ukur termasuk katagori legal maka periodanya di tentukan oleh Direktorat Metrologi dan Dirjen Migas dilaksanakan 1 Tahun sekali dan dilakukan segel sebagai pengaman Prosedur Uji Pengamatan Dinamis Pengamatan dinamis diperlukan untuk menguji sistem gas orifice meter pada saat ada laju aliran gas dinamis (onstream), dari pengamatan dinamis ini dapat diketahui nilai error flowcom yang didapat antara perbandingan keluaran transmitter dengan hasil pembacaan dan perhitungan flowcom. Diagram instalasi pelaksanaan pengamatan dinamis dapat dilihat pada gambar 3.3

7 Temp Box Transmitter SP DP FC Print current Print L H DMM DMM RTD Pt100 Orifice Multimeter Flowcom Catudaya 24VDC Gambar 3.3 Diagram Pelaksanaan Pengamatan Dinamis 1) Dilakukan pada waktu gas mengalir di dalam pipa. 2) Adanya petugas instansi yang terkait, Shipper/Offtaker, Pemilik alat ukur untuk menyaksikan dan menanda tangani hasil pelaksanaan pengamatan. 3) Set manual Control Valve untuk menjaga kelancaran penyaluran gas ke Offtaker (jika menggunakan Control Valve). 4) Flowcom diposisikan pada print menu. 5) print Parameter, kemudian periksa apakah ada perubahan atau tidak. 6) 2 set Digital Multimeter dipasang secara seri pada terminal block di Flowcomp untuk mengukur nilai output current Transmitter (P, DP). 7) Data sample diambil 5x pada output current Transmitter (P, DP, T) pada Multimeter dan sekaligus print current Q Flowcomp 5x sample print secara bersamaan. 8) current Transmitter (P, DP) dikonversi menjadi nilai dalam satuan PSI, InH2O, Deg F dengan rumus : - 4 X Range max PSI =.. PSI 16 (3.1) 9) Dilakukan penghitungan hasil konversi menggunakan formula AGA 3.

8 29 10) print current Q Flowcomp dibandingkan terhadap hasil hitungan formula AGA 3 dengan rumus: Q Flowcom Q Aga3 X 100 =.. Q Aga3 (3.2) 11) Diketahuilah hasil toleransi (selisih error) yang diizinkan max 1. 12) Laporan Hasil Pengamatan Dinamis dibuat dalam Form Pengamatan Dinamis dan ditanda tangani oleh petugas yang terkait Prosedur Uji Pengamatan Statis Pengamatan statis diperlukan untuk menguji sistem gas orifice meter pada saat tidak ada laju aliran gas (offstream), dari pengamatan statis ini dapat diketahui nilai error flowcom yang didapat antara perbandingan input dari alat standart pembanding (multifunction calibrator) dengan hasil pembacaan dan perhitungan flowcom. Diagram instalasi pelaksanaan pengamatan statis dapat dilihat pada gambar Box Transmitter FC Print current Temp SP DP Print L H Atm inh2o Flowcom Catudaya 24VDC SCANDURA Gambar 3.4 Diagram Pengamatan Statis 1) Dilakukan pada waktu transmitter pada posisi offline. 2) Adanya petugas instansi yang terkait, Shipper/Offtaker, Pemilik alat ukur untuk menyaksikan dan menanda tangani hasil pelaksanaan pengamatan.

9 30 3) Set manual Control Valve untuk menjaga kelancaran penyaluran gas ke konsumen (jika menggunakan Control Valve). 4) Flowcomp diposisikan pada print menu. 5) print Parameter, kemudian periksa apakah ada perubahan atau tidak. 6) Alat kalibrasi dipasang pada Differential Pressure Transmitter untuk diinput statis. 7) Static Pressure Transmitter dan Temperature Transmitter diinput constant sesuai kondisi operasi pada pipa penyalur. 8) Tabel konversi simulasi dari menjadi InH2O dengan rumus : 100 X Range max InH2O =..InH2O (3.3) 9) DP Transmitter disimulasi input bertahap 0, 25, 50, 75, 100 dari range DP dan sekaligus diprint current pada Flowcomp secara bersamaan sesuai tahapan DP tersebut. 10) Input statis alat kalibrasi pada Differential Pressure Transmitter dihitung menggunakan formula AGA 3 mulai dari DP 0, 25, 50, 75, ) Hasil print out Flowcomp dilakukan perbandingan dengan hasil formula AGA 3 dengan rumus 3.2. Maka diketahuilah hasil toleransi (selisih error) system flowcomp, yang diizinkan ±1. 12) Laporan hasil pengamatan statis dibuat dalam form pengamatan statis dan ditanda tangani oleh petugas yang terkait.

10 Prosedur Kalibrasi Differential Pressure Transmitter Kalibrasi differential pressure transmitter umumnya dilakukan pada saat kalibrasi dan sertifikasi rutin tahunan, ini dilakukan untuk melakukan penjustiran ulang pada titik zero dan span (minimal dan maksimal) pada transmitter dengan peralatan pembanding yang telah tersertifikat agar titik minimal dan maksimal pada differential pressure transmitter standart kembali. Diagram instalasi pelaksanaan kalibrasi differential pressure transmitter dapat dilihat pada gambar FC Parameter Hart Com inh2o SCANDURA Input inh2o + - H DP L + - DMM Transmitter Multimeter Flowcom Catudaya 24VDC Print Gambar 3.5 Diagram Kalibrasi DP Transmitter 1) Peralatan kalibrasi yang dibutuhkan antara lain Hart Communicator, Digital Multimeter, Multifunction calibrator (SCANDURA) atau Pneumatic Hand Pump dan aksesoris. 2) Digital Multimeter pada disetting pada posisi current DC dan pasang secara seri ke Transmitter untuk mengukur nilai output current Transmitter. 3) DP Transmitter dihubungkan dengan catu daya 24 VDC. 4) Multifunction calibrator (SCANDURA) atau Pneumatic Hand Pump ke Transmitter dipasang dan disetting dalam range inh2o. Input pressure pada posisi high dan low posisi open atmosphere.

11 32 5) Tabel konversi simulasi dari 0, 25, 50, 75, 100 menjadi inh2o dengan rumus 3.3 : Contoh: X 200 inh2o = 50 inh2o Tabel 3.1 Form uji Differential Pressure Transmitter Input inh2o Std ) Dilakukan simulasi input min max menggunakan Multifunction calibrator (SCANDURA) (0-100) dan (100-0). 7) Dilakukan pengambilan data output Transmitter 4-20 (0-100) dan (100-0) menggunakan Multimeter dengan konversi sebagai berikut. Tabel 3.2 Contoh Uji differential pressure sesudah input nilai arus Input inh2o Std ) Dilakukan perhitungan toleransi error output current Transmitter mulai dari tahapan dengan rumus :

12 33 sebenarnya 16 X 100 =.. Fs (3.4) Contoh: X 100 = Fs Tabel 3.3 Contoh hasil uji differential pressure transmitter sebelum kalibrasi Input inh2o Std Maka diketahuilah hasil toleransi (selisih error) pada transmitter yang di izinkan ±0,25. 9) Jika terjadi error melebihi standar yang diijinkan, pasang Hart Communicator secara paralel pada Transmitter. Lakukan adjusment Zero dan Span. Kemudian ulangi tahapan kalibrasi nomor 6, 7 dan 8. Sampai hasil menunjukan akurasi error terendah / dibawah ±0,25 Tabel 3.4 Contoh hasil uji differential pressure transmitter sesudah kalibrasi Input inh2o Std ) Setelah kalibrasi dilaksanakan, install kembali Transmitter.

13 34 11) Manifold Valve dibuka perlahan-lahan dan tutup by pass Manifold Valve. 12) Dilakukan pengujian kebocoran gas pada instalasi tubing dan pastikan tidak ada kebocoran gas. 13) Dilakukan pemeriksaan kabel transmitter, pastikan tidak ada yang kendor. 14) Laporan hasil kalibrasi dibuat pada form kalibrasi transmitter dan ditanda tangani oleh petugas terkait. 15) Pemasangan segel oleh petugas Dimet 16) Transmitter siap dioperasikan Prosedur Kalibrasi Static Pressure Transmitter Kalibrasi static pressure transmitter umumnya dilakukan pada saat kalibrasi dan sertifikasi rutin tahunan, ini dilakukan untuk melakukan penjustiran ulang pada titik zero dan span (minimal dan maksimal) pada transmitter dengan peralatan pembanding yang telah tersertifikat agar titik minimal dan maksimal pada static pressure transmitter standart kembali. Diagram instalasi pelaksanaan kalibrasi differential pressure transmitter dapat dilihat pada gambar FC Parameter + - PT + - DMM Print Hart Com Transmitter Multimeter Flowcom Catudaya 24VDC DWT Gambar 3.6 Diagram Kalibrasi Pressure Transmitter

14 35 1) Peralatan kalibrasi yang dibutuhkan antara lain Hart Communicator, Digital Multimeter, DWT (Dead Weigth Tester) atau Digital Hand Pump dan aksesoris. 2) Digital multimeter disetting pada posisi current DC dan pasang secara seri ke transmitter untuk mengukur nilai output current Transmitter. 3) Pressure transmitter dihubungkan dengan catu daya 24 VDC. 4) Alat kalibrasi DWT (Death Weigth Tester) atau Digital Hand Pump ke Transmitter dalam range PSI dilakukan pemasangan sesuai dengan gambar ) Tabel konversi simulasi dari 0, 25, 50, 75, 100 menjadi PSI dengan rumus : 100 X Range max PSI =..PSI (3.5) Contoh: X 200 PSI = 50 PSI Tabel 3.5 Form uji Static Pressure Transmitter Input PSI Std ) Dilakukan simulasi input min max menggunakan DWT (0-100) dan (100-0).

15 36 7) Dilakukan pengambilan data output Transmitter 4-20, (0-100) dan (100-0) menggunakan digital multimeter dengan konversi sebagai berikut. Tabel 3.6 Contoh uji static pressure transmitter sesudah input nilai arus Input PSI Std ) Dilakukan Perhitungan toleransi error output Transmitter mulai dari tahapan dengan rumus 3.4. Contoh: X 100 = Fs Tabel 3.7 Contoh hasil uji static pressure transmitter sebelum kalibrasi Input PSI Std

16 37 Maka diketahuilah hasil toleransi (selisih error) pada transmitter yang di izinkan ±0,25. 9) Jika terjadi error melebihi standar yang diijinkan, pasang Hart Communicator secara paralel pada Transmitter. Lakukan adjusment Zero dan Span. Kemudian ulangi tahapan kalibrasi nomor 6, 7 dan 8. Sampai hasil output current menunjukan akurasi error terendah / dibawah ±0,25. Tabel 3.8 Contoh hasil uji static pressure transmitter sesudah kalibrasi Input PSI Std ) Setelah kalibrasi dilaksanakan, install kembali transmitter pada posisi stream. 11) Manifold Valve dibuka perlahan-lahan dan tutup by pass Manifold Valve. 12) Dilakukan Pengujian kebocoran gas pada instalasi tubing dan pastikan tidak ada kebocoran gas. 13) Dilakukan pemeriksaan kabel transmitter, dan dipastikan tidak ada yang kendor. 14) Laporan hasil kalibrasi dibuat pada form kalibrasi transmitter dan ditanda tangani oleh petugas terkait. 15) Pemasangan segel oleh petugas Dimet

17 38 16) Transmitter siap dioperasikan Prosedur Kalibrasi Temperature Transmitter Kalibrasi temperature transmitter umumnya dilakukan pada saat kalibrasi dan sertifikasi rutin tahunan, ini dilakukan untuk melakukan penjustiran ulang pada titik zero dan span (minimal dan maksimal) pada transmitter dengan peralatan pembanding yang telah tersertifikat agar titik minimal dan maksimal pada temperature transmitter standart kembali. Diagram instalasi pelaksanaan kalibrasi differential pressure transmitter dapat dilihat pada gambar FC Parameter + - Temp + - Print Hart Com RTD 2 Wire RTD2w Deg F SCANDURA DMM Transmitter Multimeter Flowcom Catudaya 24VDC Gambar 3.7 Diagram Kalibrasi Temp Transmitter 1) Peralatan kalibrasi yang dibutuhkan antara lain Hart Communicator, Digital Multimeter, Multifunction calibrator (SCANDURA) atau Decade Resistance Box dan aksesoris. 2) Digital Multimeter disetting pada posisi current DC dan pasang secara seri ke Transmitter untuk mengukur nilai output current transmitter. 3) Temperature transmitter dihubungkan dengan catu daya 24 VDC.

18 39 4) Sensor temperature di uninstall 5) Multifunction calibrator (SCANDURA) atau Decade Resistance Box ke Transmitter dalam range Deg F dan dipasang sesuai dengan gambar ) Tabel konversi simulasi dari 0, 25, 50, 75, 100 menjadi Deg F dengan rumus : 100 X Range max Deg F =..Deg F (3.6) Contoh: X 200 Deg F = 50 Deg F Tabel 3.9 Form uji Temperature Transmitter Input Deg F Std ) Dilakukan simulasi input min max menggunakan Multifunction callibrator (SCANDURA) (0-100) dan (100-0). 8) Data output Transmitter 4-20, (0-100) dan (100-0) diambil menggunakan multimeter dengan konversi sebagai berikut. 9)

19 40 Tabel 3.10 Form uji temperature transmitter sesudah input nilai arus Input Deg F Std ) Perhitungan toleransi error output arus transmitter mulai dari tahapan dengan rumus 3.4. Contoh: X 100 = Fs Tabel 3.11 Contoh hasil uji temperature transmitter sebelum kalibrasi Input Deg F Std Maka diketahuilah hasil toleransi (selisih error) pada transmitter yang di izinkan ±0,25. 11) Jika terjadi error melebihi standar yang diijinkan, pasang Hart Communicator secara paralel pada transmitter. Lakukan adjusment Zero dan Span. Kemudian

20 41 ulangi tahapan kalibrasi nomor 6, 7 dan 8. Sampai hasil output current menunjukan akurasi error terendah / dibawah ±0,25.. Tabel 3.12 Contoh hasil uji temperature transmitter sesudah kalibrasi Input Deg F Std ) Setelah kalibrasi dilaksanakan, install kembali transmitter. 13) Dilakukan pemasangan kembali sensor temperatur. 14) Dilakukan pemeriksaan kabel transmitter, pastikan tidak ada yang kendor. 15) Laporan hasil kalibrasi dibuat pada form kalibrasi transmitter dan ditanda tangani oleh petugas terkait. 16) Pemasangan segel oleh petugas Dimet 17) Transmitter siap dioperasikan Analisa Penyebab Permasalahan Sebelum melaksanakan tindakan lebih lanjut terlebih dahulu kita harus mengetahui penyebab permasalahan agar dapat melakukan tindakan lebih lanjut yaitu optimalisasi terhadap alat ukur gas orifice meter custody antara PT. PTG dengan PT. KS. Berikut spesifikasi gas orifice meter sebelum dilakukannya tindakan optimalisasi.

21 42 Tabel Spesifikasi gas orifice meter PT KS sebelum optimalisasi No Nama Merk / Tipe 1 Flow Computer Merk : Bristol Babcoock Tipe : ControlWave Micro 2 Differential Pressure Transmitter Merk : Rosemount Tipe : 3051CD2A 3 Static Pressure Transmitter Merk : Rosemount Tipe : 3051CG5A 4 Temperature Sensor & Transmitter Merk : Rosemount Tipe : 3144PD1A Sensor : PT Orifice Fitting Merk : Daniel Tipe : Senior dual chamber 6 Orifice Plate Merk : Daniel Tipe : Concentric 7 Two Pens Recorder Merk : Barton (Chart ITT Barton) Tipe : 202E Range Input : 4 to 20 : 4 to 20 Range : -250 to 250 InH2O Rerange : 0 to 200 InH2O : 4 to 20 Range : to 2000 Psig Rerange : 0 to 400 Psig : 4 to 20 Range : 0 to 150 ᵒ F : 4 to 20 D size : Inch D size : Inch DP Recorder : 0 to 200 InH2O Static Press Recorder : 0 to 600 Psig Analisa Tidak Terukurnya Gas Pada Laju Aliran Rendah Pada tanggal 4 dan 5 November 2014 gas orifice meter custody antara PT. PTG dengan PT. KS tidak dapat mengukur laju aliran rendah dikarenakan adanya keterbatasan alat ukur, PT. KS menyatakan bahwa pada tanggal tersebut dilaksanakan pemeliharaan rutin pada beberapa peralatan utama yang menggunakan bahan baku /

22 43 bahan bakar gas sehingga beberapa peralatan tersebut harus tidak beroperasi, namun ada beberapa peralatan lain yang masih beroperasi dengan konsumsi pemakaian gas yang kecil, sehingga pada tanggal 4 dan 5 November laju alir gas bumi tidak dapat terbaca pada gas orifice meter. Tabel Data harian PT. KS tanggal 4 November 2015 Hour Average Average Average DP Volume Volume Press (Psig) Temp (ᵒF) (InH2O) (Mscf) (MMscfd) Avg Total

23 44 Tabel Data harian PT. KS tanggal 5 November 2015 Hour Average Average Average DP Volume Volume Press (Psig) Temp (ᵒF) (InH2O) (Mscf) (MMscfd) Avg Total MSCFD Normal Aktual 11/4/2014 0:00 11/4/2014 0:08 11/4/2014 0:16 11/4/2014 0:24 11/4/2014 0:32 11/4/2014 0:40 11/4/2014 0:48 11/4/2014 0:56 11/4/2014 1:04 11/4/2014 1:12 11/4/2014 1:20 11/4/2014 1:28 11/4/2014 1:36 Gambar 3.8. Sample detail data tanggal 4 November 2014 jam 00:00 s/d 01:36

24 45 Dapat dilihat pada data diatas alat ukur tidak dapat mengukur nilai laju aliran kecil (sekitar 4 MMscfd). Pada program flow computer terdapat nilai Cut-Off yang pada dasarnya memiliki fungsi yang penting yaitu menghindari arus palsu (false signal) yang dikeluarkan oleh transmitter pada saat seharusnya tidak ada pengukuran sehingga alat hitung Flow computer tetap dapat menunjukkan nilai nol pada saat tidak ada pengukuran, sehingga diperlukan suatu batas ukur pada Differential Pressure Transmitter yang apabila nilai dibawah angka tersebut dianggap sebagai false signal sehingga harus dianggap nol. Nilai Cut-Off ini seharusnya dinilai dari karakteristik Flowcomp dan karakteristik differential pressure transmitter, dari dua alat tersebut berapa nilai tertinggi pada kondisi aktual yang memiliki nilai akurasi paling tinggi berdasarkan data sheet alat, nilai error tertinggi dari kedua alat itulah yang seharusnya dijadikan patokan nilai Cut-Off. Berdasarkan produk data sheet Rosemount 3051 pressure transmitter no , Rev SA. Halaman 2 akurasi differential pressure transmitter adalah sebesar 0.04 dari span sedangkan berdasarkan produk data sheet ControlWave Micro Analog Input / Moduls no.d301672x012 halaman 2 akurasi sesudah kalibrasi adalah sebesar 0.1 dari span sehingga dapat disimpulkan nilai cut-off yang seharusnya adalah sebesar 0.1 dari span.

25 46 Gambar 3.9. Block program Cut-Off pada Flowcom Gambar Program Cut-Off pada Flowcom

26 47 Pada gambar program dapat dilihat bahwa nilai cut-off ditetapkan sebesar 0.4 InH2O sehingga apabila disimulasikan pada AGA 3 nilai cut-off pada tekanan operasi Psi dan suhu operasi F (menggunakan rata-rata tekanan dan suhu tanggal 4 November 2014) berada pada kisaran MMscfd (gambar 3.12.), sehingga apa bila pembacaan alat ukur dibawah nilai tersebut maka dianggap nol. Gambar Simulasi pada nilai cut-off sebesar 0.4 InH2O

27 Analisa Tingginya Nilai Pengukuran Pada Laju Aliran Rendah Selain tidak terukurnya gas pada laju aliran rendah, ada masalah lain yang timbul pada laju aliran gas rendah yaitu tingginya nilai error pada saat laju aliran gas rendah, hal ini dibuktikan pada saat gas orifice meter custody PT. KS dilakukan pengamatan / uji dinamis saat laju aliran gas rendah. Tabel Hasil pengamatan dinamis PT. KS tanggal 22 april 2014 NO WAKTU OUTPUT TRANSMITTER OUTPUT FLOW COMPUTER DP PT TT Q.AGA 3 DP PT TT Q. FC ERROR () () (InH2O) () (Psig) () (⁰F) (MSCFD) (InH2O) (PSIG) (⁰F) (MSCFD) 1 11:27: :31: :34: :39: :43: RATA- RATA Tabel Hasil pengamatan dinamis PT. KS tanggal 15 Juli 2014 NO WAKTU DP OUTPUT TRANSMITTER OUTPUT FLOW COMPUTER PT TT Q.AGA 3 DP PT TT Q. FLOWCOMP ERROR () () (InH2O) () (Psig) () (⁰F) (MSCFD) (InH2O) (PSIG) (⁰F) (MSCFD) 1 10:23: :25: :34: :34: :36: RATA-RATA

28 49 Dapat dilihat dari tabel dan pada laju aliran gas rendah terjadi error yang tinggi yaitu diatas diatas batas yang ditetapkan yaitu +/- 1 pada saat uji dinamis. Dari beberapa pengambilan sample uji dinamis nilai error yang tertinggi adalah sebesar pada saat transmitter mengirimkan arus 4.06 atau setara dengan 0.75 inh2o analog input pada flow computer membaca inh2o. Sehingga apabila dihitung menggunakan AGA 3 Excel yang seharusnya nilai volume gas menurut perhitungan sebesar Mscfd sementara flow computer menghitung volume sebesar Mscfd. Hal ini disebabkan semakin kecil nilai arus yang dikirim differential pressure transmitter (semakin mendekati nol) maka semakin besar pula penyimpangan yang dibaca oleh analog input pada flow computer seperti data nilai error pada tabel dan Perancangan Optimalisasi Dari pembahasan sebelumnya ada dua permasahan yang timbul pada saat laju aliran gas rendah pada gas orifice meter PT. KS yaitu tidak terhitungnya laju aliran gas apabila nilai differential pressure kecil yaitu apabila dibawah 0.4 InH2O atau setara MMscfd pada tekanan operasi Psi dan suhu operasi F dan permasalahan tingginya nilai error pada saat penyaluan gas kecil seperti pada tabel dan Untuk itu diperlukan metode optimalisasi pada gas orifice meter PT. KS untuk meningkatkan kemampuan baras ukur dan akurasi pada laju aliran gas rendah. Penggunaan lebih dari satu differential pressure transmitter memungkinkan pada kasus

29 50 ini, karena kemampuan flow computer Bristol Babcook tipe Control Wave Micro yang dapat diprogram ulang sehingga memungkinkan untuk memasukkan program switching penggunaan lebih dari satu differential pressure transmitter pada saat pengukuran yang memiliki perbedaan range (range Low dan High). Pemasangan multi differential pressure transmitter ini dapat meningkatkan kemampuan batas bawah baca dan akurasi sistem gas orifice meter tanpa megorbankan kemampuan baca batas atas dari gas orifice meter. Semakin kecil range yang ditetapkan untuk differential pressure transmitter tamabahan semakin kecil batas bawah kemampuan pengukuran dan semakin akurat pengukuran pada saat laju aliran gas rendah. Gambar Komponen gas orifice meter PT. KS sebelum optimalisasi

30 Komponen gas orifice meter PT. KS sesudah optimalisasi Pengujian Rerange Differential Pressure Transmitter Untuk merencanakan nilai cut-off dari yang akan ditentukan pada flow computer maka diperlukan nilai span sekecil mungkin namun tetap akurat (error tidak lebih 0.25) agar nilai cut-off dapat ditetapkan sekecil mungkin, sehingga batas minimal pengukuran dapat ditetapkan sekecil mungkin juga. Untuk itu diperlukan dari uji transmitter yang di re-range. Differential pressure transmitter yang akan diuji adalah merk Rosemount tipe 3051CD2A dengan range asli pabrikan -250 s/d 250 InH2O yang di re-range sampai sekecil mungkin namun nilai error masih dibawah nilai toleransi yaitu 0.25.

31 52 Tabel Uji DP transmitter rerange 0 to 50 InH2O Current Input inh2o Std Tabel Uji DP transmitter rerange 0 to 40 InH2O Current Input inh2o Std Tabel Uji DP transmitter rerange 0 to 30 InH2O Current Input inh2o Std

32 53 Pada tabel dilakukan uji rerange DP transmitter dengan renge 0 sampai 50 InH2O dengan hasil nilai error tertinggi adalah pada nilai namun output transmitter masih linier setting ini dianggap memenuhi syarat karena nilai error masih dibawah +/ Pada tabel dilakukan rerange DP transmitter dengan renge 0 sampai 40 InH2O dengan hasil nilai error tertinggi adalah pada nilai setting ini dianggap memenuhi syarat karena nilai error masih dibawah +/ meskipun output transmitter sudah tidak linier lagi. Sedangkan pada tabel dilakukan rerange DP transmitter dengan renge 0 sampai 30 InH2O dengan hasil nilai error tertinggi adalah pada nilai setting ini dianggap tidak memenuhi syarat karena nilai error masih dibawah +/ dan output transmitter sudah tidak linier lagi. Sehingga dapat diambil kesimpulan pada tiga percobaan diatas nilai rerange 0 sampai 40 InH2O adalah nilai rerange terkecil yang memenuhi syarat batas error yaitu nilai error masih dibawah +/ dari acuan standart Perencanaan Software Flowcom Menggunakan Program Control Wave Designer Setalah menetukan nilai rerange yang sesuai untuk sistem multi differential pressure transmitter, tahap selanjutnya adalah perancangan perancangan software flow computer menggunakan program contol wave designer yang merupakan program standart untuk flow computer Bristol babcook tipe control wave micro. Program yang dibahas pada bagian ini hanya program tambahan yang dibuat unuk

33 54 metode switching multi differential pressure transmitter. Adapun tahapan program tambahan yang akan disusun adalah sebagai berikut : Inisialisasi komponen tambahan pada alamat modbus flowcomp Penambahan blok program untuk input DP low dan DP High Penambahan program switching input DP High dan Low Penggantian nilai cut-off dari 0.4 ke 0.04

OPTIMALISASI KINERJA ALAT UKUR GAS ORIFICE METER PADA LAJU ALIRAN GAS RENDAH MENGGUNAKAN METODE MULTI DIFFERENTIAL PRESSURE TRANSMITTER

OPTIMALISASI KINERJA ALAT UKUR GAS ORIFICE METER PADA LAJU ALIRAN GAS RENDAH MENGGUNAKAN METODE MULTI DIFFERENTIAL PRESSURE TRANSMITTER TUGAS AKHIR OPTIMALISASI KINERJA ALAT UKUR GAS ORIFICE METER PADA LAJU ALIRAN GAS RENDAH MENGGUNAKAN METODE MULTI DIFFERENTIAL PRESSURE TRANSMITTER Disusun oleh : RIZKI KURNIA MAHAESA 41409110040 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 PLC (Programmable Logic Controller) Pada sub bab ini penulis membahas tentang program PLC yang digunakan dalam system ini. Secara garis besar program ini terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengurangi emisi gas karbondioksida (CO 2 ) yang terbuang dari

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengurangi emisi gas karbondioksida (CO 2 ) yang terbuang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Pertamina EP Asset 3 Subang Field memiliki Fasilitas Produksi yang mengelola gas bumi menjadi gas berbahan bakar dengan komposisi yang sesuai standar baku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Dan Perancangan Pelaksanaan penelitian dan perancangan bertujuan mendapatkan sistem orifice flow meter yang tepat dan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas Metering Station Gas Metering station adalah suatu kumpulan beberapa metering skid dan aksesorisnya yang digunakan sebagai media custody transfer. 2.1.1 Metering Skid Satu

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Proses pengontrolan peralatan ukur dan pantau (Control of Monitoring and Measuring Device Elemen ISO7.6 ISO 9001 2008) di PT Torabika Eka Semesta dilakukan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah

Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Sistem pengukuran Sistem pengukuran merupakan bagian pertama dalam suatu sistem pengendalian Jika input sistem pengendalian salah, maka output salah Jika hasil pengukuran (input sistem pengendalian) salah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Krakatau Steel merupakan suatu perusahaan yang memproduksi baja dengan produk yang dihasilkan berupa Hot Roll Coil, Cold Roll Coil dan Wire Rod. Dalam prosesnya,

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI KOMPONEN DASAR DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB IV KOMPONEN DASAR DCS

Lebih terperinci

JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT. ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014

JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT. ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014 JENIS JENIS FIELD INSTRUMENT ditulis oleh Rekayasa Listrik - 21 December 2014 Level Meter Level meter berfungsi untuk mengetahui tingkat ketinggian suatu fluida di dalam sebuah tangki, cara mengukur level

Lebih terperinci

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses.

Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Instrument adalah alat-alat atau perkakas. Instrumentation adalah suatu sistem peralatan yang digunakan dalam suatu sistem aplikasi proses. Contoh : sistem instrumentasi pesawat terbang, sistem instrumentasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan pemakaian peralatan instrument tidak hanya sebagai alat ukur

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan pemakaian peralatan instrument tidak hanya sebagai alat ukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pemakaian peralatan instrument tidak hanya sebagai alat ukur saja, disamping itu juga sebagai alat pengontrol. Oleh karena kedua fungsi tersebut erat kaitannya

Lebih terperinci

PENGKAJIAN IRIGASI MODERN DENGAN OTOMATISASI IRIGASI TERPUTUS (INTERMITTENT)

PENGKAJIAN IRIGASI MODERN DENGAN OTOMATISASI IRIGASI TERPUTUS (INTERMITTENT) EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN IRIGASI MODERN DENGAN OTOMATISASI IRIGASI TERPUTUS (INTERMITTENT) Desember 2010 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Model Kontrol Pompa Pemadam Kebakaran Berbasis Arduino Simulasi ini dibuat menyesuaikan cara kerja dari sistem kontrol pompa pemadam kebakaran berbasis Arduino, perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Data acquisition system atau DAS adalah teknik yang dilakukan pada sistem pengukuran yang mempunyai prinsip kerja mengukur/mengambil data, menyimpan sementara

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

IX Strategi Kendali Proses

IX Strategi Kendali Proses 1 1 1 IX Strategi Kendali Proses Definisi Sistem kendali proses Instrumen Industri Peralatan pengukuran dan pengendalian yang digunakan pada proses produksi di Industri Kendali Proses Suatu metoda untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA

BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai persiapan komponenkomponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menampilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah pengujian dan analisa alat rancang bangun fire and gas and emergency shutdown integration. 4.1 Pengujian Alat Untuk mengetahui

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Daftar alat Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang digunakan agar proses pembuatan bisa berjalan dengan maksimal. Daftar alat-alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT Bab ini membahas hasil dari sistem yang telah dirancang sebelumnya melalui percobaan dan pengujian. Bertujuan agar diperoleh data-data untuk mengetahui alat yang dirancang

Lebih terperinci

Pengaruh Perhitungan Flow Gas Terhadap Perubahan Suhu Gas Alam Dengan Alat Ukur Orifice Meter

Pengaruh Perhitungan Flow Gas Terhadap Perubahan Suhu Gas Alam Dengan Alat Ukur Orifice Meter Pengaruh Perhitungan Flow Gas Terhadap Perubahan Suhu Gas Alam Dengan Alat Ukur Orifice Meter Junas Haidi 1* 1 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bengkulu, *Email: junas.haidi@unib.ac.id

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER Oleh : AMRI AKBAR WICAKSONO (2406 100 002) Pembimbing: IBU RONNY DWI NORIYATI & BAPAK TOTOK SOEHARTANTO

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Makalah Seminar Kerja Praktek KONTROL TEMPERATUR PADA RICH SOLUTION HEATER (101-E) DI CO 2 REMOVAL PLANT SUBANG Lilik Kurniawan (L2F008053) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN. simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diterangkan secara detail mengenai perancangan trainer simulator HMI berbasis PLC. Simulator ini memiliki beberapa bagian penting yaitu perancangan hardware

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI

PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI Perancangan merupakan sebuah proses yang sangat menentukan untuk merealisasikan alat tersebut. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara mempelajari karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 47 BAB IV PENGUJIAN ALAT Dalam bab ini akan menguraikan persiapan komponen-komponen dan peralatan yang digunakan serta langkah-langkah praktek, kemudian menyiapkan data hasil pengukuran dari pengujian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1 Hasil Penelitian Setelah perancangan alat dilakukan, analisa dan pengujian alat pun dilakukan guna meneliti apakah alat bekerja dengan baik sesuai dengan rancangan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENCATAT HASIL PRODUKSI PADA INDUSTRI METAL PRINTING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

RANCANG BANGUN PENCATAT HASIL PRODUKSI PADA INDUSTRI METAL PRINTING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 RANCANG BANGUN PENCATAT HASIL PRODUKSI PADA INDUSTRI METAL PRINTING MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Andi Adriansyah 1,Fanny Fajrillah Dasni 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro,Universitas Mercu Buana Jl. Meruya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Diagram Alir Perancangan Mounting Pole dan Reflektor RLG

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Diagram Alir Perancangan Mounting Pole dan Reflektor RLG BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Diagram Alir Perancangan Mounting Pole dan Reflektor RLG Mulai Parameter Data : Spesifikasi tangki timbun minyak bumi tipe floating roof tanpa pipa stilling well

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP

Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP Pengaruh Getaran Terhadap Pengukuran Kecepatan Aliran Gas Dengan Menggunakan Orifice Plate Oleh: Rizky Primachristi Ryantira Pongdatu 2410100080 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA NIP. 19650309

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Didalam dunia industri, dituntut suatu proses kerja yang aman dan berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah banyak serta dengan waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat

Lebih terperinci

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a. 3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu : III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Ilmu pengetahuan saat ini telah mengalami kemajuan yang pesat dan berkembang dari segala bidang khususnya di negara-negara maju, sehingga memberikan dampak

Lebih terperinci

4. Output Signal: Sinyal yang dihasilkan oleh suatu Peralatan, element atau system

4. Output Signal: Sinyal yang dihasilkan oleh suatu Peralatan, element atau system Measurement Terms dan Karaterisitik: Instrumentasi dan Kontrol Proses Istilah Signal 1. Measured Variable: Banyaknya, Properti atau kondisi yang sedang diukur - Istilah yang lain sering disebut sebagi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengenalan Alat Ukur Permukaan Cairan / Level Setiap alat instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukan tinggi permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Engineer tidak dapat dipisahkan dengan penggunaan alat ukur. Akurasi pembacaan alat ukur tersebut sangat vital di dalam dunia keteknikan karena akibat dari error yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk

Lebih terperinci

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI

MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI MODUL KULIAH SISTEM KENDALI TERDISTRIBUSI FUNGSI DAN CARA KERJA DCS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 BAB III FUNGSI DAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA 50 BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan rangkaian yang telah dibuat bekerja sesuai dengan landasan teori yang ada dan sesuai dengan tujuan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN 62 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian awal dilakukan pada periode 10 September 2012 dengan menghimpun data PDAM Tirta Lawu Kabupaten Karanganyar tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR BAB III PENGUJIAN ALAT THERMOELECTRIC GENERATOR 3.1 INSTALASI ALAT PENGUJIAN berikut: Instalasi alat pengujian yang dilakukan terlampir dengan gambar sebagai Gambar 3.1 Skema instalasi alat penguji Urutan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data 26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Instalasi Pengujian Pengujian dengan memanfaatkan penurunan temperatur sisa gas buang pada knalpot di motor bakar dengan pendinginan luar menggunakan beberapa alat dan

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN

BAB III RANCANG BANGUN 26 BAB III RANCANG BANGUN 3.1. Tujuan Perancangan. Dalam pembuatan suatu alat, perancangan merupakan tahapan yang sangat penting dilakukan. Tahapan perancangan merupakan suatu tahapan mulai dari pengamatan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI 75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor/Tranduser Sensor adalah elemen yang menghasilkan suatu sinyal yang tergantung pada kuantitas yang diukur. Sedangkan tranduser adalah suatu piranti yang mengubah suatu sinyal

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA Serangkaian uji dan analisa dilakukan pada alat, setelah semua perangkat keras (hardware) dan program dikerjakan. Pengujian alat dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat dapat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Deskripsi Alat Pada bab ini penulis akan menjelaskan spesifikasi alat pemodelan sterilisasi ruangan yang akan dibuat dan menjelaskan beberapa blok diagram dan rangkaian yang

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID Raditya Wiradhana, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Purwanto. 1 Abstrak Pada saat ini masih banyak tungku bakar berbahan

Lebih terperinci

3. METODOLOGI. Penelitian tentang Kinerja OTT PS 1 Sebagai Alat Pengukur Pasang Surut

3. METODOLOGI. Penelitian tentang Kinerja OTT PS 1 Sebagai Alat Pengukur Pasang Surut 3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan waktu pengamatan Penelitian tentang Kinerja OTT PS 1 Sebagai Alat Pengukur Pasang Surut Air Laut dilaksanakan di Muara Binuangeun yang terletak pada 06º50 35.88 LS dan 105º53

Lebih terperinci

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING 2.1 Pendahuluan Signal Conditioning ialah operasi untuk mengkonversi sinyal ke dalam bentuk yang cocok untuk interface dengan elemen lain dalam sistem kontrol. Process

Lebih terperinci

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi DQI-03 DELTA ADC Spesifikasi : Resolusi 10 bit 12 Ch ADC USB/RS232 Interface Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi Delta subsystem protokol

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Blok Diagram LED indikator, Buzzer Driver 1 220 VAC Pembangkit Frekuensi 40 KHz 220 VAC Power Supply ATMEGA 8 Tranduser Ultrasounik Chamber air Setting Timer Driver 2 Driver

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011 sampai dengan bulan Juli 2012 yang dilaksanakan di laboratorium Elektronika dan Robotika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengenalan Alat Ukur Level Setiap alat ukur instrument yang dipergunakan untuk mengukur dan menunjukkan tinggi dari permukaan cairan disebut sebagai alat ukur level. Pengukuran

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari

Lebih terperinci

Bab III. Metodelogi Penelitian

Bab III. Metodelogi Penelitian Bab III Metodelogi Penelitian 3.1. Kerangka Penelitian Analisa kinerja AC split 3/4 PK dengan mengunakan refrigeran R-22 dan MC-22 variasi tekanan refrigeran dengan pembebanan terdapat beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB III DINAMIKA PROSES BAB III DINAMIKA PROSES Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah membaca bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami Dinamika Proses dalam Sistem Kendali. Tujuan Pembelajaran Khusus: Setelah mengikuti kuiah ini

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bahan dan alat uji yang digunakan untuk pengumpulan data, pengujian, diagram

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bahan dan alat uji yang digunakan untuk pengumpulan data, pengujian, diagram BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Deskripsi Penelitian Metode penelitian menjelaskan tentang tempat dan waktu pelaksanaan, bahan dan alat uji yang digunakan untuk pengumpulan data, pengujian, diagram

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital) dan

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital) dan 41 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium teknik digital)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur.

BAB II LANDASAN TEORI. membandingkan tersebut tiada lain adalah pekerjaan pengukuran atau mengukur. BAB II LANDASAN TEORI II.I. Pengenalan Alat Ukur. Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah

Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Rancang Bangun Sistem Kalibrasi Alat Ukur Tekanan Rendah Sugeng Hariyadi 1, Fitria Hidayanti 1, Sunartoto Gunadi 1 1 Program Studi Teknik Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengharuskan pelaku industri mempercepat setiap pekerjaan yang dilakukan. Karena waktu merupakan salah satu aset dunia industri yang paling berharga.

Lebih terperinci

ABSTRAK. air, dalam hal ini mesin yang dipakai untuk melakukan suatu proses produksi

ABSTRAK. air, dalam hal ini mesin yang dipakai untuk melakukan suatu proses produksi ABSTRAK Kemajuan teknologi sangat berpengaruh terhadap dunia industri ditanah air, dalam hal ini mesin yang dipakai untuk melakukan suatu proses produksi dituntut dapat menghasilkan suatu hasil produksi

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA PENGUKURAN LAJU ALIRAN PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN PLAT ORIFICE DENGAN TRANSMITTER ELEKTRIK

PRINSIP KERJA PENGUKURAN LAJU ALIRAN PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN PLAT ORIFICE DENGAN TRANSMITTER ELEKTRIK PRINSIP KERJA PENGUKURAN LAJU ALIRAN PADA PIPA DENGAN MENGGUNAKAN PLAT ORIFICE DENGAN TRANSMITTER ELEKTRIK (Aplikasi Laboratorium PTKI Medan Sumut) OLEH : DEDIANTO HS 035203038 PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN BAB III METODOLOGI PENGUJIAN Percobaan yang dilakukan adalah percobaan dengan kondisi bukan gas penuh dan pengeraman dilakukan bertahap sehingga menyebabkan putaran mesin menjadi berkurang, sehingga nilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Kerja Pompa Transmisi Sistem pompa transmisi merupakan salah satu proses yang terdapat dari WTP (Water Treatment Plant) yang berfungsi untuk menyalurkan air bersih ke konsumen.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem berikut: Secara umum sistem yang dibangun dijelaskan dalam diagram blok sistem 6 1 Baterai Sensor: - GPS 2 Sensor Suhu dan Kelembapan 4 Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL Pada awalnya sistem pompa transmisi menggunakan sistem manual dimana dalam menyalakan atau mematikan sistem diperlukan dua operator lebih. Tugas para

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : November 2011 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG Paisal Tajun Aripin 1, Erna Kusuma Wati 1, V. Vekky R. Repi 1, Hari Hadi Santoso 1,2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB lll METODOLOGI PENELITIAN

BAB lll METODOLOGI PENELITIAN BAB lll METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Pembuatan Alat Dalam penyusunan bab ini penulis akan menjelaskan bagaimana merancang alat tersebut beserta rangkaiannya, perancangan dengan menentukan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang. BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas tentang skema rangkaian dari sistem alat ukur tingkat curah hujan secara keseluruhan, analisis perangkat keras, pengolahan data di software dan analisis

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Kesalahan Utama Pada Perhitungan Unaccounted Gas di Jaringan Pipa Transmisi Gas

Penentuan Tingkat Kesalahan Utama Pada Perhitungan Unaccounted Gas di Jaringan Pipa Transmisi Gas Penentuan Tingkat Kesalahan Utama Pada Perhitungan Unaccounted Gas di Jaringan Pipa Transmisi Gas Karisnda Rahmadani a, Asep Handaya Saputra b Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering

Lebih terperinci

4.1. PENGUMPULAN DATA

4.1. PENGUMPULAN DATA Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai analisa dan perancangan monitoring tekanan biogas mengunakan Arduino Nano. Pada prinsipnya perancangan dengan sistematika yang baik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Oleh : Hera Firdhausa Katili 2409100073 Dosen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI

KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI KETENTUAN UMUM PELANGGAN INDUSTRI JASA DAN KOMERSIAL / INDUSTRI MANUFAKTUR DAN PEMBANGKITAN LISTRIK *) Pasal 1 DEFINISI Dalam Ketentuan Umum ini yang dimaksud dengan: Untuk Pelanggan IJK 3 atau IMP 3 (1)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA Kalibrasi IDAC sebagai pembangkit tegangan bias BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISIS DATA 4.1. Kalibrasi Sistem CV Meter Kalibrasi yang dilakukan meliputi kalibrasi IDAC, IDAC1, Vstep dan ADC. IDAC yang digunakan mempunyai resolusi 8 bit dengan arus skala

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASASI SISTEM. bentuk energi yang lain. Perancangan sistem untuk mendeteksi kadar air pada EDC

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASASI SISTEM. bentuk energi yang lain. Perancangan sistem untuk mendeteksi kadar air pada EDC BAB III PERANCANGAN DAN REALISASASI SISTEM 3.1 Sistem Secara Keseluruhan Dalam hal Transduser adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk energi yang lain. Bagian masukan dari transduser

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci