PEMBUATAN GAS ANALYZER DAN ANALISIS AKURASI SENSOR OKSIGEN DENGAN VARIASI PERUBAHAN PANJANG SELANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN GAS ANALYZER DAN ANALISIS AKURASI SENSOR OKSIGEN DENGAN VARIASI PERUBAHAN PANJANG SELANG"

Transkripsi

1 PEMBUATAN GAS ANALYZER DAN ANALISIS AKURASI SENSOR OKSIGEN DENGAN VARIASI PERUBAHAN PANJANG SELANG Bayu Agung Wicaksono 1, Anggit Murdani 2 1,2 Politeknik Negeri Malang, Malang Alamat Korespondensi : Jl. Soekarno Hatta No.9, Telp ) agoenk145@gmail.com, 2) anggitm@polinema.ac.id Abstrak Sensor merupakan komponen penting pada gas analyzer. Sensor berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur kadar gas tertentu sesuai dengan jenis sensor tersebut. Saat beroperasi, sensor memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti suhu operasi dan kondisi lingkungan. Apabila syarat tersebut tidak dipenuhi, kinerja sensor dapat berkurang, bahkan dapat terjadi kerusakan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi paling optimal sensor bekerja. Dalam penelitian ini dianalisis panjang selang paling sesuai sehingga sensor dapat bekerja secara optimal. Percobaan dilakukan dengan cara mengubah panjang selang dengan rentang 4-8 meter dan mengubah jenis bahan bakar yang digunakan. Hasilnya pada bahan bakar beroktan 88 dan 92, variasi perubahan panjang selang tidak berpengaruh terhadap akurasi data. Sedangkan pada bahan bakar beroktan 90, variasi perubahan panjang selang berpengaruh terhadap akurasi data. Untuk menjaga agar data tetap akurat pada saat kendaraan menggunakan bahan bakar beroktan 90, maka panjang selang yang harus digunakan adalah sepanjang 4 meter, karena memiliki nilai ketelitian nisbi sebesar 92,67%. Kata-kata kunci : gas analyzer, akurasi data, kadar oksigen, panjang selang, sensor oksigen 1. PENDAHULUAN Gas analyzer adalah sebuah perangkat yang berfungsi untuk mendeteksi gas tertentu di dalam sebuah sistem. Pada bidang otomotif, gas analyzer berfungsi untuk mengukur kadar emisi gas buang kendaraan yang selanjutnya digunakan sebagai informasi apakah kendaraan tersebut masih ramah lingkungan atau perlu dilakukan perbaikan pada sistem tertentu. Pada perangkat gas analyzer terdapat beberapa komponen penting, salah satunya adalah sensor. Sensor merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur kadar gas tertentu sesuai dengan jenis sensornya. Agar sensor dapat bekerja secara optimal, maka terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut seperti kondisi lingkungan tempat alat tersebut digunakan dan suhu operasi sensor. Apabila kondisi tersebut tidak dipenuhi maka yang akan terjadi adalah kinerja sensor tidak optimal, pengurangan umur kerja sensor hingga kerusakan sensor. Untuk mencari dan mengetahui kondisi optimal agar sensor dapat bekerja maka dilakukan penelitian ini dengan cara merubah panjang selang yang digunakan pada alat. Pembuatan perangkat gas analyzer tersebut merupakan sebuah penyempurnaan dari perangkat gas analyzer sebelumnya yang dilakukan oleh mahasiswa dari Politeknik Negeri Malang ataupun dari mahasiswa dari universitas lain di Indonesia. Pada tahun 2012, Haris Salim Abdurrahman, mahasiswa Politeknik Negeri Malang melakukan pembuatan perangkat gas analyzer yang menggunakan koneksi bluetooth dan hanya mampu mengukur kadar gas hidrokarbon pada emisi gas buang. Perangkat tersebut menggunakan modul HC-05 sebagai transmitter bluetooth sehingga hasil pembacaan yang diterima oleh mikrokontroler dapat dibaca melalui smartphone. Selain itu untuk mendeteksi dan mengukur kadar gas hidrokarbon, menggunakan sensor TGS Selain itu, penelitian mengenai pembuatan perangkat gas analyzer pernah juga dilakukan pada tahun 2013 oleh Victor V. Koesegeran, mahasiswa Universitas Sam Ratulangi. Perangkat tersebut mampu mengukur kadar gas karbon dioksida, karbon monoksida dan hidrokarbon. Perangkat tersebut menggunakan sensor MG-811 untuk mengukur kadar karbon dioksida dan 336 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

2 sensor TGS 2201 untuk mengukur kadar karbon monoksida dan hidrokarbon. Perangkat tersebut juga menggunakan mikrokontroler Atmega 8535 sebagai kontrol unit. Hasil penelitian tersebut adalah perbandingan antara konsentrasi gas dengan tegangan keluaran sensor bersifat linear, dimana semakin banyak konsentrasi gas yang terdeteksi, maka tegangan keluaran sensor akan semakin besar. Selain itu, waktu yang diperlukan agar sensor mencapai kestabilan yaitu ± 2 menit. Penelitian mengenai rancang bangun alat uji emisi portabel juga pernah dilakukan oleh Wahyu Hidayat, mahasiswa Universitas Negeri Semarang, yang dilaksanakan pada tahun Alat tersebut menggunakan sensor MQ-7 untuk mengukur kadar gas CO dan juga sensor TGS 2201 untuk mengukur kadar gas HC dan nitro oksida (NO x ) pada gas buang kendaraan. Hasilnya, tingkat error pembacaan gas CO sebesar 8,3%, gas NO x sebesar 0,325% dan gas HC sebesar 4,245%. Uap air dalam emisi gas buang juga mempengaruhi resistansi sensor sehingga konsentrasi yang terbaca tidak akurat. 2. METODE Pada penelitian ini, yang menjadi objek kajian adalah gas analyzer buatan sendiri. Dalam penelitian ini, langkah pertama penelitian adalah melakukan pengkajian teori, baik teori mengenai emisi gas buang dan juga gas analyzer. Langkah selanjutnya adalah melakukan perancangan terhadap desain gas analyzer yang akan dibuat. Rancangan tersebut mencakup 2 sistem, yaitu konfigurasi posisi komponen dan sistem elektronik. Rancangan konfigurasi komponen pada penelitian ini adalah merancang posisi-posisi komponen-komponen yang digunakan pada gas analyzer agar seluruh komponen dapat bekerja secara optimal. Sedangkan perancangan sistem elektronik pada penelitian ini adalah merancang sistem kontrol dari gas analyzer yang terdiri dari sensor-sensor dan mikrokontroler. Penelitian dilakukan dengan metode observasi. Metode observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap objek kajian dalam periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis pada hal-hal tertentu yang diamati. Terdapat beberapa data yang diamati ketika dilakukan observasi pada objek kajian. Data-data yang diamati dalam penelitian ini antara lain panjangnya selang yang digunakan untuk mengalirkan gas buang dari knalpot menuju alat dan juga hasil pembacaan sensor oksigen. Pengambilan data dilakukan setelah perangkat gas analyzer sudah siap digunakan dan dipastikan komponen-komponen yang digunakan dapat bekerja sesuai dengan harapan. Setelah perangkat siap digunakan maka dilakukan pengkalibrasian dengan perangkat gas analyzer yang standar agar ditemukan nilai pembacaan sensor yang sama dengan perangkat yang standar. Setelah dilakukan pengkalibrasian, maka dilakukan pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara memvariasikan panjang selang dengan rentang 4-8 meter. Panjangnya selang yang digunakan pada perangkat kemudian dibandingkan dengan hasil pembacaan sensor oksigen yang ditampilkan pada LCD 20 x 4 yang terpasang pada perangkat gas analyzer. Hasil pembacaan kemudian diolah dengan menggunakan analisis variansi satu arah (Anova one-way) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh perubahan panjang selang ataukah tidak ada pengaruh terhadap akurasi data pengukuran. Setelah didapatkan hasil pengolahan analisis variansi, apabila terdapat pengaruh perubahan panjang selang terhadap akurasi data pengukuran, dilakukan pencarian pada panjang berapakah hasil pembacaan sensor oksigen sangat akurat. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pembuatan Gas Analyzer Pada penelitian kali ini, gas analyzer dibuat secara sendiri. Pembuatan tersebut melalui beberapa tahapan yaitu desain casing, desain rangkaian elektronik dan perakitan. Desain casing tersebut ditampilkan pada gambar 1. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

3 Gambar 1. Desain casing gas analyzer Berikut merupakan penjelasan dari letak komponen pada desain yang ditunjukkan pada gambar 1. a) Tombol power Berfungsi untuk memutus dan menghubungkan aliran arus dari sumber catu daya. b) Saluran inlet Berfungsi sebagai saluran masuk emisi gas buang ke dalam alat gas analyzer. c) Saluran outlet Berfungsi sebagai saluran keluar gas setelah dilakukan pengukuran oleh sensor. d) Dudukan sensor oksigen Berfungsi sebagai tempat sensor oksigen agar dapat membaca kadar oksigen pada emisi gas buang. e) Tombol reset Berfungsi sebagai masukan mikrokontroler agar dapat mengeksekusi program reset. f) LCD Berfungsi sebagai penampil hasil pembacaan sensor. g) Tombol start Berfungsi sebagai masukan mikrokontroler agar dapat mengeksekusi program pembacaan sensor. h) Filter udara Berfungsi untuk menyaring kotoran yang terdapat pada emisi gas buang agar tidak mempengaruhi kinerja sensor dan saluran gas tidak tersumbat kotoran. i) Dudukan sensor gas Berfungsi sebagai tempat sensor hidrokarbon (MQ-2), karbon dioksida (MG-811) dan karbon monoksida (MQ-7). j) Lubang kipas pendingin Berfungsi sebagai ventilasi agar udara luar dapat mendinginkan komponen-komponen yang berada pada gas analyzer, seperti mikrokontroler, regulator tegangan LM7805A dan lain sebagainya. Selain merancang casing, dirancang pula rangkaian regulator tegangan, rangkaian pembacaan sensor oksigen dan juga minimum sistem mikrokontroler. Rancangan rangkaian tersebut ditunjukkan pada gambar 2, 3 dan SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

4 Gambar 2. Skematik rangkaian regulator tegangan Pada gambar 2, ditunjukkan skematik rangkaian regulator tegangan dengan menggunakan IC LM 7805 A. Rangkaian tersebut berfungsi untuk menstabilkan tegangan keluaran dari baterai dan juga untuk menurunkan tegangan baterai dari 12 VDC menjadi 5 VDC. Gambar 3. Skematik rangkaian pembacaan sensor oksigen Pada gambar 3 adalah skematik rangkaian pembacaan sensor oksigen. Pada gambar ditunjukkan bahwa sensor oksigen dipasang pada pin 36 (PA2) dan pin 37 (PA3). Hal tersebut dikarenakan pada port PA selain sebagai pin GPIO (general input output), port PA juga berfungsi sebagai ADC (analog to digital converter). Selain itu, dihubungkannya terminal positif sensor oksigen ke PA2 dan terminal negatif sensor oksigen ke PA3 dikarenakan tegangan keluaran sensor oksigen sangat kecil (7-13 mv) sehingga diperlukan penguatan sinyal agar tegangan keluaran dapat dibaca oleh mikrokontroler. Penguatan sinyal tersebut berasal dari gain amplifier internal milik mikrokontroler Atmega 16. Gambar 4. Skematik rangkaian pembacaan sensor oksigen Pada gambar 4 ditunjukkan skematik rangkaian minimum sistem rangkaian. Rangkaian tersebut berfungsi agar mikrokontroler dapat bekerja. Pada rangkaian minimum sistem, terpasang Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

5 pin-pin header yang berfungsi untuk menghubungkan peralatan eksternal (sensor, tombol dan LCD) dengan mikrokontroler. 3.2 Hasil Pengambilan Data Dari hasil pembacaan kadar oksigen dengan menggunakan gas analyzer yang dibuat sendiri, dengan memvariasikan panjang selang yang menghubungkan probe dengan alat, di dapatkan data sebagai berikut. 1. Bahan bakar oktan 88 (Premium) Tabel 1. Hasil pembacaan kadar oksigen pada saat menggunakan bahan bakar beroktan 88 beserta standar deviasi dan rata-ratanya Selang SD x 4 M 11,62% 11,67% 11,69% 11,69% 11,69% 0,031 11,67% 5 M 11,67% 11,67% 11,67% 11,69% 11,69% 0,013 11,68% 6 M 11,67% 11,67% 11,69% 11,69% 11,72% 0,02 11,69% 7 M 11,69% 11,69% 11,69% 11,69% 11,72% 0,011 11,7% 8 M 11,67% 11,67% 11,69% 11,69% 11,72% 0,02 11,69% 2. Bahan bakar oktan 90 (Pertalite) Tabel 2. Hasil pembacaan kadar oksigen pada saat menggunakan bahan bakar beroktan 90 beserta standar deviasi dan rata-ratanya Selang SD x 4 M 13,28% 13,28% 13,28% 13,28% 13,28% 0 13,28% 5 M 12,57% 12,57% 13,05% 13,05% 13,28% 0,319 12,9% 6 M 13,05% 13,28% 13,28% 13,28% 13,28% 0,106 13,23% 7 M 12,57% 12,57% 13,05% 13,05% 13,28% 0,319 12,9% 8 M 13,05% 13,05% 13,05% 13,05% 13,28% 0,106 13,2% 3. Bahan bakar oktan 92 (Pertamax) Tabel 3. Hasil pembacaan kadar oksigen pada saat menggunakan bahan bakar beroktan 92 beserta standar deviasi dan rata-ratanya Selang SD x 4 M 13,28% 13,28% 13,28% 13,28% 13,28% 0 13,28% 5 M 12,57% 13,05% 13,28% 13,28% 13,28% 0,31 13,09% 6 M 13,28% 13,28% 13,28% 13,28% 13,28% 0 13,28% 7 M 12,57% 13,05% 13,05% 13,28% 13,28% 0,291 13,05% 8 M 13,05% 13,28% 13,28% 13,28% 13,28% 0,106 13,23% 3.3 Pengolahan Data Data yang telah di dapat di atas diolah dengan menggunakan Anova satu arah. Hasil pengolahan data-data tersebut adalah sebagai berikut. 1. Oktan SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

6 Gambar 5. Hasil pengolahan data menggunakan anova satu arah Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan hasil P-value pada tabel dengan nilai α (0,05). Apabila nilai P-value > α, maka H0 diterima. Tetapi, apabila nilai P- value < α, maka H0 ditolak. Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai P-value sebesar 0,404 sehingga nilai P-value lebih besar dari nilai α. Hal tersebut mengindikasikan bahwa H0 diterima sehingga pada saat kendaraan menggunakan bahan bakar beroktan 88, panjang selang yang digunakan pada perangkat tidak berpengaruh pada akurasi data pengukuran sensor oksigen. 2. Oktan 90 Gambar 6. Hasil pengolahan data menggunakan anova satu arah Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan hasil P-value pada tabel dengan nilai α (0,05). Apabila nilai P-value > α, maka H0 diterima. Tetapi, apabila nilai P- value < α, maka H0 ditolak. Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai P-value sebesar 0,009 sehingga nilai P-value lebih kecil dari nilai α. Hal tersebut mengindikasikan bahwa H0 ditolak sehingga pada saat kendaraan menggunakan bahan bakar beroktan 90, panjang selang yang digunakan pada perangkat berpengaruh pada akurasi data pengukuran sensor oksigen. 3. Oktan 92 Gambar 7. Hasil pengolahan data menggunakan anova satu arah Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan hasil P-value pada tabel dengan nilai α (0,05). Apabila nilai P-value > α, maka H0 diterima. Tetapi, apabila nilai P- value < α, maka H0 ditolak. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

7 Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai P-value sebesar 0,104 sehingga nilai P-value lebih besar dari nilai α. Hal tersebut mengindikasikan bahwa H0 diterima sehingga pada saat kendaraan menggunakan bahan bakar beroktan 92, panjang selang yang digunakan pada perangkat tidak berpengaruh pada akurasi data pengukuran sensor oksigen. 3.4 Pembahasan Gas analyzer ini merupakan penyempurnaan dari beberapa penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya pada bagian pendahuluan. Hal tersebut dikarenakan pada alat ini menggunakan sensor oksigen yang digunakan untuk membaca kadar oksigen dan nilai lambda. Pada alat ini juga, waktu yang dibutuhkan agar alat dapat siap digunakan adalah sebesar ± 6 menit. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Victor V. Koesegeran yang hanya membutuhkan waktu ± 2 menit, sehingga hasil pembacaan pada alat gas analyzer yang telah dibuat ini lebih stabil. Pada penelitian sebelumnya juga bahan bakar yang digunakan satu jenis oktan saja sedangkan pada penelitian kali ini menggunakan beberapa jenis oktan bahan bakar untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh terdapat hasil pembacaan sensor apabila bahan bakar yang digunakan berbeda oktannya. Selanjutnya, sebelum dilakukan pembahasan terhadap hasil pengolahan data di atas, diperlukan spesifikasi bahan bakar yang digunakan dalam pengujian tersebut. Hal tersebut bertujuan sebagai informasi pembantu dalam mengambil kesimpulan terhadap hasil pengolahan data tersebut. Berdasarkan informasi mengenai spesifikasi bahan bakar yang diambil dari Surat Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, pada bahan bakar beroktan 88 dan 92 masih terdapat kadar timbal sebesar 0,013 g/l. Sedangkan, pada bahan bakar beroktan 90 tidak terdapat kadar timbal pada bahan bakar. Timbal tersebut berfungsi untuk meningkatkan nilai oktan bahan bakar dan juga untuk menghindari knocking saat terjadinya pembakaran. Pada umumnya, jenis timbal yang paling umum digunakan sebagai aditif bahan bakar adalah TEL (Tetra Ethyl Lead). Hasil pembakaran zat aditif tersebut menghasilkan tidak hanya karbondioksida dan uap air, tetapi juga timbal. Reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. (CH 3 CH 2 ) 4 Pb + 13 O 2 8 CO H 2 O + Pb Timbal tersebut ada yang menempel di dalam dinding silinder dan ada juga yang dilepas langsung melalui gas buang. Timbal merupakan salah satu unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Timbal juga merupakan logam berat yang secara alami terdapat pada kerak bumi. Dikarenakan timbal termasuk dalam kategori logam, maka timbal merupakan konduktor panas yang baik dengan nilai konduktivitas panas sebesar 35,3 Watt/m.K. Hal tersebut berakibat pada hasil pengolahan data di atas yang menunjukkan bahwa pada bahan bakar beroktan 88 dan 91 (termasuk juga bahan bakar beroktan 92) hasil pengukuran tidak terpengaruh terhadap variasi panjang selang. Hal ini dapat dikarenakan oleh adanya unsur timbal di dalam bahan bakar tersebut. Timbal tersebut dapat menghantarkan panas hasil emisi gas buang sehingga saat panjang selang divariasikan, panjang media pelepasan panas tidak begitu berpengaruh terhadap hasil pengukuran dikarenakan panas emisi gas buang telah dilepaskan oleh unsur timbal. Sedangkan, pada bahan bakar beroktan 90 hasil pengukuran terpengaruh terhadap variasi panjang selang. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh tidak dianjurkannya unsur timbal pada bahan bakar beroktan 90. Dengan tidak adanya unsur timbal pada bahan bakar, panjang selang yang digunakan dari probe menuju alat berpengaruh terhadap pelepasan panas emisi gas buang yang masuk ke dalam alat. Agar hasil pengukuran sensor oksigen tetap akurat pada saat kendaraan menggunakan bahan bakar beroktan 90, maka perlu dihitung ketelitiannya. Berikut akan dipaparkan perhitungan ketelitian berdasarkan data pengukuran pada saat kendaraan menggunakan bahan bakar beroktan Panjang selang 4 meter a. Nilai benar : % b. Hasil pengukuran : 13,2845% 342 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

8 c. Ketelitian nisbi = ,2845 = 1-1,005 = 1-0, = 0, Panjang selang 5 meter a. Nilai benar : % b. Hasil pengukuran : 12,8097% c. Ketelitian nisbi = ,8097 = 1-1,4803 = 1 0, = 0, Panjang selang 6 meter a. Nilai benar : % b. Hasil pengukuran : 13,23702% c. Ketelitian nisbi = ,23702 = 1-1,05298 = 1 0, = 0, Panjang selang 7 meter a. Nilai benar : % b. Hasil pengukuran : 12,90466% c. Ketelitian nisbi = ,90466 = 1-1,38534 = 1 0, = 0, Panjang selang 8 meter a. Nilai benar : % b. Hasil pengukuran : 13,09458% c. Ketelitian nisbi = ,09458 = 1-1,19542 = 1 0, = 0, Berdasarkan teori pengukuran bahwa makin besar nilai ketelitian nisbi, maka semakin akurat hasil tersebut. Dari kelima perhitungan di atas didapatkan bahwa panjang selang 4 meter memiliki keakuratan nisbi yang tinggi yaitu sebesar 92,67%. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada bahan bakar beroktan 90, hasil pengukuran dinyatakan sangat akurat saat alat gas analyzer menggunakan panjang selang sepanjang 4 meter. 4. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dan dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa : a) Variasi perubahan panjang selang tidak berpengaruh terhadap hasil pengukuran kadar oksigen saat kendaraan menggunakan bahan bakar beroktan 88 dan 92. Hal tersebut dikarenakan masih adanya unsur timbal yang ikut terbuang melalui gas buang sehingga pengaruh media pelepasan panas melalui selang yang digunakan pada perangkat tidak begitu berpengaruh terhadap hasil akurasi data pengukuran. b) Variasi perubahan panjang selang berpengaruh terhadap hasil pengukuran kadar oksigen saat kendaraan menggunakan bahan bakar beroktan 90. Hal tersebut dikarenakan sudah Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO

9 tidak dianjurkannya unsur timbal dalam bahan bakar oktan 90 sehingga pengaruh media pelepasan panas melalui selang yang digunakan pada perangkat sangat berpengaruh terhadap hasil akurasi data pengukuran. c) Dikarenakan pada saat kendaraan menggunakan bahan bakar dengan oktan 90 variasi perubahan panjang selang berpengaruh terhadap akurasi data pengukuran kadar oksigen, maka perlu dicari panjang selang optimal agar hasil pembacaan tetap akurat. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus ketelitian nisbi, maka didapat bahwa pada panjang selang 4 meter pembacaan sensor oksigen sangat akurat, dengan nilai ketelitian nisbi sebesar 92,67%. DAFTAR PUSTAKA [1] Abdurrahman, Haris Salim. Pembuatan Exhaust Gas Analyzer Dengan Koneksi Bluetooth dan Analisis Unjuk Kerja Pembacaan Kadar Emisi HC. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Politeknik Negeri Malang. [2] Arifin, Zainal. Presentasi Pengujian Emisi Diklat Emisi Gas Buang Balai Diklat Transportasi Darat. [3] ATMEL. Datasheet Microcontroller Atmega 16. [4] Hidayat, Wahyu. RANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI PORTABEL GAS CO, NOx, DAN HC PADA KENDARAAN BERMOTOR. Tugas akhir tidak diterbitkan. Semarang : Universitas Negeri Semarang. [5] Kosegeran, Victor V. Perancangan Alat Ukur Kadar Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO 2 ) dan Hidro Karbon (HC) Pada Gas Buang Kendaraan Bermotor Manado : E-Journal Universitas Sam Ratulangi. [6] Nilsson, Ylva Master s Thesis : The art of injecting the correct amount of fuel, Modelling of a Gaseous Squential Injection System. Swedia : Linköping University. [7] Surat Keputusan Dirjen Minyak dan Gas Bumi No K/24/DJM/2006 Tentang Standar Dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin (91) Yang Di Pasarkan Di Dalam Negeri. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. [Online], (dari : diakses tanggal 14 Agustus [8] Surat Keputusan Dirjen Minyak dan Gas Bumi No 933.K/10/DJM.S/2013 Tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 88 yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. [Online], (dari : diakses tanggal 14 Agustus [9] Surat Keputusan Dirjen Minyak dan Gas Bumi No 313.K/10/DJM.T/2013 Tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Website Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. [Online], (dari : diakses tanggal 14 Agustus [10] Teledyne Analytical Instruments. Datasheet Automotive Oxygen Sensor. 344 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Dalam bab ini akan dijelaskan hasil pengujian alat uji emisi kendaraan roda empat berbahan bakar bensin yang dilakukan terhadap hardware dan software yang telah dibuat. Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian 4.1.1 Skema Alat Penelitian ini menggunakan rangkaian terdiri dari blok mikrokontroler, blok input/output, blok programmer, blok Sensor C0 2, blok LCD

Lebih terperinci

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pada tahun 2014 kendaraan beroda dua sudah tembus hingga 104,2 juta unit yang menyebabkan polusi dan pembuatan alat uji emisi sebagai salah satu cara mencegah bertambahnya polusi yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16

RANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16 RANCANG BANGUN ALAT UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DENGAN TAMPILAN LCD BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega16 Muhamad Deby Feriyanto. (1), Supriyono. (2), Purwiyanto. (3) (1) (2) (3) Program Studi Teknik Elektronika

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KADAR POLUSI UDARA (CO) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : Wurianto Adi NIM

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KADAR POLUSI UDARA (CO) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : Wurianto Adi NIM PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KADAR POLUSI UDARA (CO) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh : Wurianto Adi NIM 031903102032 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Udara merupakan kebutuhan yang pokok guna menunjang kehidupan manusia dimuka bumi ini. Terkadang secara tidak langsung aktifitas yang dilakukan oleh manusia itu sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Penyusunan naskah tugas akhir ini berdasarkan pada masalah yang bersifat aplikatif, yaitu perencanaan dan realisasi alat agar dapat bekerja sesuai dengan perancangan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam bab ini akan dibahas mengenai pembuatan rangkaian dan program. Seperti pengambilan data pada pengujian emisi gas buang dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dapat menyelesaikan permasalahan pencemaran udara yang terjadi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah suatu kondisi dimana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Karbon monoksida adalah zat pencemar dengan rumus CO yang merupakan jumlah karbon monoksida yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam ruang bakar mesin kendaraan yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini

Oleh: Dosen Pembimbingh: Gaguk Resbiantoro. Dr. Melania Suweni muntini Dosen Pembimbingh: Dr. Melania Suweni muntini Oleh: Gaguk Resbiantoro JURUSAN FISIKA Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi. mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber energi mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang disertai dengan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini menjadikan teknologi otomotif juga semakin berkembang. Perkembangan terjadi pada sistem pembakaran dimana sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sangat pesat terjadi di segala bidang, terutama bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat mempengaruhi berjalannya suatu proses pekerjaan meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini teknologi merupakan sudah menjadi kebutuhan manusia, dikarenakan dikarenakan adanya teknologi dapat membantu dan mempermudah pekerjaan manusia. Oleh karena

Lebih terperinci

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 Denny Wijanarko 1, Harik Eko Prasetyo 2 1); 2) Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Jember. 1email: dennywijanarko@yahoo.com

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR SUHU DAN KADAR ALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR MQ-3

RANCANG BANGUN ALAT UKUR SUHU DAN KADAR ALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR MQ-3 RANCANG BANGUN ALAT UKUR SUHU DAN KADAR ALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR LM35 DAN SENSOR MQ-3 Dolpfy Latupeirissa 1), Verna A. Suoth 1), Hesky S. Kolibu 1) 1) Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL Sadar Wahjudi 1

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Pendeteksi Gabah Kering Dan Gabah Basah Perkembangan zaman yang semakin maju, membuat meningkatnya produk elektronika yang beredar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENDETEKSI KADAR GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

APLIKASI SISTEM PENDETEKSI KADAR GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR APLIKASI SISTEM PENDETEKSI KADAR GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR Bayu Nugroho Dosen pada Jurusan Sistem Komputer, Informatics & Business Institute Darmajaya Jl. Z.A Pagar Alam No 93, Bandar Lampung - Indonesia

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Sistem Transmisi Data Sensor Untuk Peringatan Dini Pada Kebakaran Hutan Dalam perancangan sistem transmisi data sensor untuk peringatan dini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penjelasan mengenai sistem instrumen alat ukur kelembaban, dapat dilihat dalam bentuk Blok diagram berikut: Power Supply 5Vdc Sensor Kelembaban HCZ-H6 Non Inverting Amplifier

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kadar Gas Karbon Monoksida (CO) pada Kendaraan Bermotor Menggunakan Arduino Uno TUGAS AKHIR

Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kadar Gas Karbon Monoksida (CO) pada Kendaraan Bermotor Menggunakan Arduino Uno TUGAS AKHIR Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kadar Gas Karbon Monoksida (CO) pada Kendaraan Bermotor Menggunakan Arduino Uno TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Polusi udara Polusi udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Udara

Lebih terperinci

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya. BAB II LANDASAN TEORI Di bab ini, akan dijelaskan komponen-komponen utama yang digunakan untuk merancang pembuatan suatu prototype kwh meter digital dengan menggunakan sensor ACS712 dengan menggunakan

Lebih terperinci

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller Tanu Dwitama, Daniel Sutopo P. Politeknik Batam Parkway Street, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia E-mail: tanudwitama@yahoo.co.id, daniel@polibatam.ac.id

Lebih terperinci

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL

ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL ROBOT PENGURAI ASAP DALAM RUANGAN MENGGUNAKAN T-BOX DENGAN METODE BEHAVIOUR BASED CONTROL Anggara Trisna Nugraha 1),Ichal Haichal S 2) 1) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber 1 Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber Septian Ade Himawan., Ir. Nurussa adah, MT., Ir. M. Julius St., MS. Abstrak Abstrak Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana dan unit penyusun semua

Lebih terperinci

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER

BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER BAB II SISTEM MESIN LAS DAN POTONG KANTONG PLASTIK BERBASIS PNEUMATIK DENGAN MIKROKONTROLER Secara fisik, mesin terdiri dari bagian mekanik dan elektronik. Bagian mekanik berfungsi untuk menarik plastik

Lebih terperinci

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk

AKHIR TUGAS OLEH: JURUSAN. Untuk PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIRKULASI UDARA OTOMATIS MELALUI DETEKSI KADAR CO DAN CO2 BERLEBIH DALAM RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 LAPORAN PROYEK TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Mukono (2006), Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 tahun 1982, pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,

Lebih terperinci

PROTOTYPE TEKNOLOGI KONTROL EMISI TRANSPORTASI DARAT JALAN RAYA MENGGUNAKAN PLATINUM CATALIC CONVERTER

PROTOTYPE TEKNOLOGI KONTROL EMISI TRANSPORTASI DARAT JALAN RAYA MENGGUNAKAN PLATINUM CATALIC CONVERTER PROTOTYPE TEKNOLOGI KONTROL EMISI TRANSPORTASI DARAT JALAN RAYA MENGGUNAKAN PLATINUM CATALIC CONVERTER ROHMATUL ULUWIYAH 1), *), RIFKO HARNY DWI CAHYO 1), REZA ALAN SAPUTRA 2), ENY LATIFAH 1) 1) Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gas-gas pencemar dari gas buang kendaraan bermotor seperti gas CO dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat hemoglobin darah

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN EMISI GAS BUANG BAHAN BAKAR LGV DENGAN PREMIUM PADA DAIHATSU GRAND MAX STANDAR

ANALISA PERBANDINGAN EMISI GAS BUANG BAHAN BAKAR LGV DENGAN PREMIUM PADA DAIHATSU GRAND MAX STANDAR ANALISA PERBANDINGAN EMISI GAS BUANG BAHAN BAKAR LGV DENGAN PREMIUM PADA DAIHATSU GRAND MAX STANDAR Munzir Qadri 1, Fadwah Maghfurah 2, Sulis Yulianto 3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING PENCEMARAN POLUTAN KENDARAAN VIA GADGET BERBASIS ARDUINO

SISTEM MONITORING PENCEMARAN POLUTAN KENDARAAN VIA GADGET BERBASIS ARDUINO SISTEM MONITORING PENCEMARAN POLUTAN KENDARAAN VIA GADGET BERBASIS ARDUINO Adibatul Ardianto 1), Uswatun Khasanah 2), Brian Dwi Murdianto 3), Bekti Wulandari 4) 1)2)3)4) Pendidikan Teknik Elektronika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan fisik kota yang ditentukan oleh pembangunan sarana dan prasarana. Lahan yang seharusnya untuk penghijauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah rusaknya kualitas udara yang tercemar oleh zatzat polutan sehingga mengubah susunan udara yang bisa membahayakan manusia, hewan, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran BAB IV PEMBAHASAN Setelah perancangan dan pembuatan peralatan selesai, maka tahap selanjutnya akan dibahas mengenai pembahasan dan analisa dari pengukuran yang diperoleh. Untuk mengetahui apakah rangkaian

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN

BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN BAB II KONSEP DASAR LEMARI PENGERING PAKAIAN Pada bab ini, penulis akan menjabarkan mengenai prinsip kerja dan beberapa hal yang mendasari terealisasikannya lemari pengering pakaian dengan moving hanger

Lebih terperinci

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535 Parulian Sepriadi, Agus Wahyudi, Iman Fahruzi, Siti Aisyah Politeknik Batam Parkway Street Batam Centre, Batam 24961, Kepri, Indonesia E-mail: paru0509@yahoo.com;

Lebih terperinci

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T Pendahuluan Tujuan dari penggunaan sistem kontrol pada engine adalah untuk menyajikan dan memberikan daya mesin yang optimal

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun mempunyai sumber daya minyak melimpah, Indonesia masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Antara Juni hingga Oktober 2015, lebih dari 100.000 kebakaran melahap jutaan hektar hutan di Indonesia. Korban meninggal dunia, baik manusia maupun hewan, telah berjatuhan.

Lebih terperinci

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN Riccy Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman 51 Jakarta 12930

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG Suhanto 1), Kustori 2) 1),2) Prodi D3 Teknik Listrik Bandar Udara, Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT.

Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Rivai, ST., MT. 2. Ir. Tasripan, MT. Implementasi Sensor Gas pada Kontrol Lengan Robot untuk Mencari Sumber Gas (The Implementation of Gas Sensors on the Robotic Arm Control to Locate Gas Source ) Oleh : Abi Nawang Gustica Pembimbing : 1.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul maka perlu dilakukan pendataan melalui proses pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran yaitu mengetahui

Lebih terperinci

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN Wachid Yahya, S.Pd, M.Pd Mesin Otomotif, Politeknik Indonusa Surakarta email : yahya.polinus@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kontribusi emisi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya berkisar antara 10-15%. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditi utama bagi nelayan yang memiliki perahu bermotor untuk menjalankan usaha penangkapan ikan. BBM bersubsidi saat ini menjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ellyas, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ellyas, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu industri, pabrik, atau perusahaan biasanya terpasang kipas pembuangan (exhaust fan). Exhaust fan tersebut biasanya terpasang di dinding bagian atas / ventilasi

Lebih terperinci

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang LJTMU: Vol. 03, No. 02, Oktober 2016, (61-66) ISSN Print : 2356-3222 ISSN Online: 2407-3555 http://ejournal-fst-unc.com/index.php/ljtmu Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap

Lebih terperinci

PENGUKURAN KADAR CO 2 DI UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN TAMPILAN LCD

PENGUKURAN KADAR CO 2 DI UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN TAMPILAN LCD PENGUKURAN KADAR CO 2 DI UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN TAMPILAN LCD Trisno Yuwono Putro Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung Jl.Geger Kalong Hilir, Ciwaruga, Bandung ABSTRAK Karbondioksida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber energi dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, baik sumber energi yang terbarukan (renewable erergy) ataupun tidak terbarukan (unrenewable energy). Pemenuhan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K Adi Purwanto 1, Mustaqim 2, Siswiyanti 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan dipasang seperti pada gambar 3.1 berikut. Gambar 3.1. Pemasangan Node Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dijelaskan tentang pengujian sistem yang telah direalisasikan beserta analisis dari hasil pengujian. Pengujian sistem ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PERSEMBAHAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PERSEMBAHAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PERSEMBAHAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premium Premium terutama terdiri atas senyawa-senyawa hidrokarbon dengan 5 sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh langsung dari hasil penyulingan

Lebih terperinci

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014 STUDI KOMPARASI DARI ZAT ADITIF SINTETIK DENGAN ZAT ADITIF ALAMI TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN GENSET MOTOR BENSIN 4-LANGKAH

Lebih terperinci

SIMULASI OVERHEATING WARNING ALARM SYSTEM UNTUK INTERNAL COMBUSTION ENGINE

SIMULASI OVERHEATING WARNING ALARM SYSTEM UNTUK INTERNAL COMBUSTION ENGINE SIMULASI OVERHEATING WARNING ALARM SYSTEM UNTUK INTERNAL COMBUSTION ENGINE Wisnu Prasetiyo Wicaksana1), Wahyu Eka Rachmadhani Sulistiyo2) 1) Teknik Keselamatan Otomotif Politeknik Keselamatan Transportasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Alat yang dibuat ini berfungsi untuk membuat udara menjadi lebih bersih, jernih dan sehat serta terbebas dari bakteri yang terkandung di udara, hal ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16. Gambar modul Tugas Akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Spesifikasi Alat a. Nama : pengukur TDS larutan berbasis microcontroller ATMega16 b. Range pengukuran : 0-2000 ppm c. Display : LCD 2x16 d. Daya : +5 Volt DC e. Sensor :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada masing-masing node ditunjukkan pada tabel 4.1.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada masing-masing node ditunjukkan pada tabel 4.1. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Minimum Sistem 4.1.1 Hasil Pengujian Hasil pengujian pengiriman data dari minimum sistem Melalui Xbee-Pro pada masing-masing node ditunjukkan pada tabel 4.1.

Lebih terperinci

DETEKTOR LPG MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 328

DETEKTOR LPG MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 328 E-Journal SPEKTRUM Vol. 2, No. 4 Desember 2015 DETEKTOR LPG MENGGUNAKAN SENSOR MQ-2 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 328 Tander Risard Lowongan 1, Pratolo Rahardjo 2, Yoga Divayana 3 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan akan menyebabkan kualitas lingkungan menurun karena tingginya aktivitas manusia. Perkembangan kota seringkali diikuti

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem alat pembuat biogas dari eceng gondok. Perancangan terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. 3.1.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UKUR EMISI GAS BUANG, STUDI KASUS: PENGUKURAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO)

RANCANG BANGUN ALAT UKUR EMISI GAS BUANG, STUDI KASUS: PENGUKURAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) RANCANG BANGUN ALAT UKUR EMISI GAS BUANG, STUDI KASUS: PENGUKURAN GAS KARBON MONOKSIDA (CO) Irvan Adhi Eko Putro 1, Imam Abadi, ST. MT. Program Studi D3 Teknik Instrumentasi, Jurusan Teknik Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

3 BAHAN DAN METODE. Pembuatan dan uji coba alat dilakukan di Bengkel Workshop Akustik dan

3 BAHAN DAN METODE. Pembuatan dan uji coba alat dilakukan di Bengkel Workshop Akustik dan 15 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Oktober 2010. Kegiatan penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu pembuatan dan uji coba

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN PROTOTYPE PENDETEKSI KADAR CO SEBAGAI INFORMASI KUALITAS UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER [1] Leonard Agustinus, [2] Fatma Agus Setyaningsih, [3] Tedy Rismawan [1][2][3] Jurusan Sistem Komputer,

Lebih terperinci