Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 8 17 Juni 2009 Lokasi : Surabaya
|
|
- Sukarno Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 8 17 Juni 2009 Lokasi : Surabaya A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Karangpoh, Kecamatan Tandes Kelurahan Karang Poh terdiri atas 4 RW dan 22 RT. Keempat RW ini terbagi ke dalam zoning pengelompokan penduduk sebagai berikut: - RW 1 disebut lokasi kampung lama, yakni lingkungan yang dihuni oleh penduduk asli (cikal bakal) Kelurahan Karangpoh. Di RW inilah kegiatan P2KP PNPM banyak dilaksanakan, karena memang RW 1 merupakan kantong kemiskinan di Kelurahan Karangpoh. - RW 2 masyarakat campuran, yakni lingkungan dimana penduduk asli dan pendatang berbaur. Lingkungan RW 2 juga dikenal sebagai daerah perumahan. - RW 3 dan 4 adalah wilayah yang dikembangkan oleh developer. Kedua RW ini adalah RW dengan kelompok masyarakat menengah ke atas dan didominasi oleh etnis Tionghoa. - Warga kost-kostan, banyak terdapat di RT 7 RW 1. Dari Gang 1 hingga Gang 3 di lingkungan RT 7 RW 1 ini, penduduk asli diperkirakan hanya sekitar 17 KK, selebihnya warga kost-kostan. Rumah kost-kostan yang rata-rata terdiri dari bangunan 2 lantai dan setidaknya 24 kamar. Jumlah penduduk jiwa dan 163 KK diantaranya adalah masyarakat miskin (menurut data BLT). Kelurahan Karangpoh terkesan adem ayem dan tenang. Tidak tampak ada gejolak atau perbedaan yang mencolok dalam interaksi masyarakatnya, meskipun stratifikasi sosial antar RW cukup menonjol. Kondisi hidup yang guyub juga tampak kental terutama di wilayah-wilayah kelompok masyarakat menengah kebawah. Bahkan di lingkungan yang didominasi warga pendatang (kost-kostan), mereka tampak membaur dan saling membantu satu sama lain. Satu-satunya lokasi yang dikatanya warga sering terjadi konflik adalah di tempat kost-kostan khusus warga NTT/Flores. Di antara para penghuni kostnya, sering terjadi pertikaian hingga melibatkan tokoh setempat (Ketua RT). Namun untuk melaksanakan kegiatan sosial, baik warga asli maupun pendatang, cancut tali wandha (terlibat bersama-sama). 2. Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo Kelurahan Kandangan merupakan kelurahan yang memiliki rentang geografis yang sangat luas. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan pertanian 122, 128 Ha, permukiman 64,05 Ha, dan yang paling dominan adalah lahan perikanan darat/tambak seluas 159,604,6 Ha. Total penduduk Kelurahan Kandangan mencapai jiwa. Kelurahan ini terdiri dari 7 RW dan 39 RT dengan rincian sebagai berikut: - RW 1 terdiri dari 9 RT, 1
2 - RW 2 terdiri dari 6 RT, - RW 3 terdiri dari 7 RT, - RW 4 terdiri dari 4 RT, - RW 5 terdiri dari 5 RT, - RW 6 terdiri dari 5 RT, dan - RW 7 terdiri dari 5 RT. Jika dipetakan dalam zoning lingkungan, Kelurahan Kandangan terbagi dalam lima kategori warga, yakni: a. Kategori warga asli, yaitu warga yang sudah sejak lama menempati wilayah ini, umumnya bermukim di sekitar sisi tepi Jl. Tengger Raya. Warga asli merupakan warga etnis campuran antara Jawa (Jawa Timur) dan Madura. Tingkat ekonomi rata-rata warga asli adalah ekonomi menengah dengan mata pencaharian sebagai petani penggarap, peternak kambing, dan pedagang di pasar. b. Kategori warga perumahan, yaitu warga yang tinggal di perumahanperumahan yang dikembangkan oleh developer di wilayah ini. Tingkat ekonomi warga perumahan pada umumnya mapan jika dibandingkan kategori warga lainnya di Kelurahan Kandangan. c. Kategori Warga kaplingan, adalah warga pendatang yang menempati tanah-tanah kaplingan atau petak-petak kaplingan dengan berbagai kondisi dan permasalahan tanah. d. Kategori warga kost-kostan adalah warga pendatang yang tidak memiliki KTP Kandangan dan mereka bisa keluar - masuk Kelurahan Kandangan kapan pun mereka suka. Sehingga dalam kegiatan kerelawanan PNPM, warga kost-kostan ini tidak dilibatkan dan atau tidak mau terlibat. e. Kategori warga seberang Jl. Tengger Raya adalah gabungan antara warga pendatang dengan warga asli yang sudah berbaur. Menempati wilayah yang bisa dikatakan keluar kesatuan kelurahan kandangan. Di lingkungan ini tidak pernah ada kegiatan dan sosialisasi PNPM. Meskipun lokasi wilayah ini tidak jauh dari kantor kelurahan, namun aksesibilitas masyarakat terhadap program PNPM sangat rendah, disebabkan oleh keberadaan BKM yang didominasi warga perumahan. B. Pertanyaan Penelitian 1. Siapa sajakah yang menjadi relawan dan apakah jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen yang mereka bawa ke proyek? Karakteristik relawan di Kelurahan Karangpoh: - Usia > 48 tahun - Tokoh di masyarakat - Mantan pejabat - Ekonomi mapan - Panggilan hati - Tidak mengharapkan reward materi Relawan perempuan: 2
3 - Aktif berorganisasi sejak muda - Anak tokoh - Mendukung tugas suami - Social cohessiveness dalam kegiatan sosial lain Pada dasarnya Kelurahan Kandangan sama dengan Karangpoh, ada ekslusifitas di tubuh BKM. Fokus kegiatan P2KP ada di zone perumahan, sehingga kerelawanan juga tidak tersebar. Usia bagi relawan tidak berpengaruh, tapi pada umumnya sudah menikah. Kesan yang ditangkap tim studi, BKM hadir mewakili masyarakat, sehingga ketika dana turun kegiatan dilaksanakan di lingkungan pengurus BKM sendiri. Motivasi bagi para relawan di Kelurahan Karangpoh seolah berbanding lurus dengan usia dan kesalehan individual. Mereka mengistilahkan kegiatan P2KP sebagai ladang amal bagi investasi akherat. Sehingga keterlibatan sebagai relawan dianggap sebagai panggilan hati dan tanggungjawab moral mereka dalam menjalankan hablum minnanass. Relawan adalah mengabdi (hablum minnanass). Dalam hidup ini, selain hablum minnallah, kita juga harus menjaga hubungan dengan sesama. (Seperti dituturkan oleh H. Nawawi, 8 Juni 2009 pukul ) Agak berbeda yang terjadi di Kelurahan Kandangan. Warga Kandangan adalah masyarakat yang terbiasa dengan kehidupan nrimo (memelihara kerbau di kandang), sehingga tidak aktif. Bahkan bagi warga Kaplingan, relawan dipilih dan dianggap jembatan oleh warga. Aku ini jembatan, tiap hari diinjak, tapi lama-lama bisa roboh jembatannya. Setiap bertemu masyarakat saling menegur, tapi pengaruhnya ke isteri dan anak-anak, masyarakat cenderung buang muka. Sedangkan di lingkungan kost-kostan adalah warga yang gak mau tahu dan gak mau direpotkan. Ketika tim studi masuk ke wilayah ini, mereka segera menutup pintu dan jika ditanya mencoba menghindar dengan mengatakan dirinya sebagai pendatang. Maka tidak mengherankan jika kelurahan ini dikategorikan sebagai low level untuk kerelawanannya. 2. Sejauhmana relawan merepresentasikan kepentingan mayoritas masyarakat pada umumnya dan kelompok miskin pada khususnya? Di Kelurahan Karangpoh, nampak kepedulian bagi warga yang benar-benar membutuhkan terjadi. Prioritasi kegiatan tampak tepat pada sasarannya. Meskipun sekretariat BKM dan pengurus BKM banyak berada di RW 2, namun wilayah sasaran tetap lebih berfokus di RW 1 sebagai kantong kemiskinan di Kelurahan Karangpoh. Pembangunan jalan setapak (pavlingisasi) terasa benar manfaatnya bagi masyarakat, terutama bagi 3
4 mereka yang memiliki usaha kecil dan pedagang kaki lima (menggunakan gerobak dorong). Sebagai contoh, di wilayah yang justeru dominan warga kost-kostan, RT 7 RW 1, pavlingisasi jalan diberikan di jalan akses menuju pasar. Jalan yang sebelumnya buntu dan becek, sekarang menjadi bagus dan memiliki akses langsung ke pasar. Sehingga jalan ini kemudian menjadi jalan utama bagi warga, terutama yang berdagang di pasar dan tidak harus mencari jalan memutar lagi. Di samping itu, kondisi jalan yang dulunya banjir, sempit dan becek, kini menjadi bersih dan bisa dilalui kendara bermotor. Hal ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat sebagai manfaat yang luar biasa dan mampu meningkatkan akses ekonomi mereka. Rasa syukur warga ditunjukkan dengan menggelar syukuran bersama. Kegiatan kerelawanan juga dipahami warga tidak hanya dari sisi anggota BKM, tapi buat mereka anggota BKM adalah penggerak. Warga juga dengan suka rela turut bergotong royong pada waktu pelaksanaan kegiatan. Bagi warga kost-kostan, masyarakat Karangpoh diakui sebagai masyarakat yang baik, sehingga mereka sangat betah tinggal di kost, bahkan ada yang hingga puluhan tahun. Karena itu, meskipun mereka tidak terlibat dalam proses perencanaanya, mereka turut serta beramai-ramai melaksanakan kegiatan. Hal ini terjadi, selain memang keterbatasan waktu warga kost sebagai karyawan pabrik dan menghargai warga asli. Berbeda dengan Karangpoh, bagi warga Kelurahan Kandangan, manfaat kegiatan P2KP PNPM hanya diketahui dan dirasakan oleh sebagian warga saja. Ada satu lokasi yang sama sekali tidak tersentuh oleh program, bahkan pada tahap sosialisasinya pun, masyarakat tidak mengetahui, yakni lingkungang di seberang Jl. Tengger Raya. Ekslusifisme BKM mendorong pelaksanaan kegiatan terfokus di lingkungan masing-masing anggota BKM, yang notabene banyak berasal dari warga perumahan. 3. Bagaimana peran relawan lokal dalam siklus P2KP dapat disesuaikan dalam rangka memenuhi kebutuhan yang meningkat dari kegiatan bersama berbagai pelaku (pemerintah, pihak swasta, masyarakat sipil)? Untuk kategori masyarakat di Kota Surabaya, sebagian dari mereka berpendidikan tinggi dan punya akses yang baik terhadap berbagai sumber. Sebagai contoh di Kelurahan Karangpoh, ketika pertama kali mendapat informasi tentang rencana pelaksanaan P2KP, diantara warga langsung mencari informasi ke Dinas Pekerjaan Umum. Setelah itu baru mereka yakin kebenaran program yang ditawarkan dan kemudian mau mengikuti perjalanan siklus. Awalnya saat pergantian RW dari yang lama, Pak Minun ke RW yang baru, hla disitu saya mendengar slentingan kalo nanti ada duit anu ini proyek P2KP, itu saya belum ngerti. Terus saya kejar2 informasi yang intinya ada bantuan untuk kegiatan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Jadi saya juga penasaran. Terus saya kontak ke PU, bener ada gak? Bener, ambil! 4
5 (Seperti dituturkan oleh Pak Suwarno, 8 Juni 2009, pada waktu FGD BKM Kelurahan Karangpoh) Demikian halnya dengan di Kandangan. Warga/relawan terutama yang terpilih menjadi anggota BKM adalah orang-orang pandai, rata-rata tokoh masyarakat. Dengan ketokohannyat tersebut, mereka memiliki kapasitas untuk meminta peran serta warga kaya. BKM Kandangan berhasil merangkul orang-orang kaya untuk ikut berswadaya. Hal itu terjadi karena anggota BKM adalah Ketua RW dan Ketua RT, secara langsung/secara eksplisit kekuatan sebagai RT/RW digunakan untuk merangkul kelompok kaya. Kalau mereka mengacuhkan kita, kita juga akan mengacuhkan mereka jika mereka mengurus surat2. 4. Apa kebutuhan peningkatan kapasitas diantara relawan lokal untuk melaksanakan peran-peran baru tersebut? Bagi masyarakat di Kota Surabaya, baik Kelurahan Karangpoh maupun Kandangan, kebutuhan pelatihan dirasakan benar manfaatnya. Hanya saja, pelatihan-pelatihan yang pernah dilaksanakan, tidak ada tindak lanjutnya. Bahkan relawan yang dulu sudah terlatih, seolah tidak ada gunakan setelah mereka tidak lagi terlibat di BKM. Bagus bagi Kelurahan Karangpoh, relawan terdaftar dan terlatih dilibatkan dalam KSM-KSM secara bergilir, supaya yang belum terlibat, yang putus asa pasca pembangunan BKM, mau terlibat lagi. Relawan yang tidak terpakai tadi, banyak sekali terserap di KSM. Kalau gak salah di UPL saja ada 4 KSM. Banyak sekali relawan yang tertampung di situ. Di UPS ada 11 KSM: montir, menjahit, memasak, kosmetik, komputer, dll. Sayangnya tindak lanjut peningkatan sumberdaya manusia setelah ada pelatihan, tidak ada. Menurut penuturan beberapa anggota BKM, tidak ada pembinaan lebih lanjut, padahal mereka memiliki kebutuhan untuk itu. Karena proses administrasi dinilai lebih rumit dibandingkan proses pelaksanaan kegiatannya. 5. Dapatkah pelatihan tambahan khusus dan upaya peningkatan kapastias untuk relawan memperdalam kesenjangan pemberdayaan di dalam masyarakat sebagaimana mereka menjadi sebuah elit baru (elit berdaya yang baru)? Dan bagaimana hal ini dapat diatasi? Bukan persoalan baru lagi jika BKM muncul sebagai elit baru di masyarakat. Di Kelurahan Kandangan, ekslusifisme ini makin tampak dengan terfokusnya kegiatan di lingkungan para anggota BKM sendiri. Sehingga bagi masyarakat yang pasif, yang takut-takut jika tidak diundang, sama sekali tidak ada proses pembelajaran. Bahkan ketika ditemui tim studi, sebagian mereka mengatakan tidak tahu sama sekali tentang kegiatan PNPM dan mereka juga tidak pernah mendapatkan sosialisasi. Berbeda ketika ditanyakan di sekitar tempat tinggal anggota BKM yang melaksanakan kegiatan infrastruktur maupun sosial, mereka mengenal 5
6 BKMnya tetapi mereka juga hanya terlibat sebatas pada waktu gotong royong. Kelurahan Karangpoh bukan memunculkan elit baru, akan tetapi memperkuat elit yang sudah ada. Keberadaan anggota BKM yang pada umumnya adalah tokoh masyarakat, memang memiliki nilai positif, yakni lebih mudah menggerakkan masyarakat. Usia senja para anggota BKM menjadikan mereka berorientasi pada amalan dan investasi akherat, sehingga konsep kerelawanan benar dimaknai sebagai sesuatu yang tanpa pamrih. Akan tetapi, feodalisme yang tinggi menjadi sangat kental. Nyaris tidak ada anggota BKM yang muda, rata-rata 48 tahun ke atas atau pensiunan. Mereka orang-orang pandai dan punya kedudukan di masyarakat, baik sebagai tokoh agama maupun tokoh yang disegani lainnya. Kesalehan tindakan bagi kalangan sepuh ini ditularkan dengan mekanisme degradasi usia juga. Proses regenerasi dilakukan dengan jarak usia terdekat dari mereka. Karena rentang usia yang jauh, biasanya juga timbul keseganan dalam berkomunikasi. Sementara itu, kalangan sepuh tadi juga sulit mempercayai kelompok anak-anak muda. Hal ini dipicu oleh kondisi umum pergaulan anak muda di Karangpoh yang cenderung bebas dan kental dengan budaya mabuk-mabukan. 6. Faktor-faktor mana saja yang mempengaruhi keberlanjutan kerelawanan lokal di lingkungan perkotaan? Meskipun kondisi di Surabaya jauh lebih kondusif dibandingkan dengan kota lain sebelumnya, namun dikatakan oleh pihak KMW Jawa Timur bahwa belum ada konsep pemberdayaan yang membangun kesadaran komunitas, yang ada hanyalah instrumen-instrumen proyek di masyarakat. Relawan dipahami hanya sebagai baju ketika melaksanakan kegiatan P2KP. Sehingga perlu pemahaman substansi program yang benar di setiap level pelaku P2KP. Pelatihan bisa diberikan dalam rangka cuci otak supaya masyarakat menyadari bahwa program adalah kebutuhan masyarakat. Masyarakat memahami bahwa kemiskinan itu masalah bagi masyarakat, bukan bagi program. Namun sayangnya pasca pelatihan dasar, relawan sendiri tidak punya media untuk berbagi pengalaman. Relawan juga seringkali dituntut terlibat secara kontinu. Hal ini pasti akan sulit terjadi. Karena kerelawanan itu akan muncul dengan pola yang tidak konstan. Kerelawanan sangat tergantung pada ketersediaan waktu dan dorongan hati orang-orang yang terlibat. Tentu saja setiap orang akan mengedepankan persoalan ekonomi keluarganya terlebih dahulu, sehingga perlu juga disadari bahwa untuk menjamin keberlanjutan kerelawanan, bukan diukur dari jumlah relawan yang ada. Akan tetapi perlu disadari benar bahwa relawan itu selalu ada di masyarakat, hanya saja tidak harus selalu di daftar. C. Hambatan Studi Proses pelaksanaan studi di Surabaya sangat menarik bagi tim studi. Sejak hari pertama datang di lapangan, tim sudah bisa bertemu dan melakukan 6
7 FGD dengan BKM pada malam harinya. Tim juga tidak mengalami kesulitan dalam menemui informan, baik di masyarakat maupun di pemerintahan kelurahan. Meskipun rentang kendali antara Kelurahan Karangpoh dan Kandangan cukup jauh, akan tetapi hal ini juga tidak menjadikan tim kesulitan untuk membagi waktu. Pemanfaatan waktu pada malam hari, sangat efektif dalam rangka menjaring informasi dari masyarakat yang sebagian besar disibukkan oleh pekerjaan pada siang harinya. 7
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Makassar
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 13 22 Juli 2009 Lokasi : Makassar A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujung Tanah Kelurahan Tabaringan berada di pinggiran utara Kota Makassar.
Lebih terperinciSite Report Tim Kerelawanan Waktu : Juni 2009 Lokasi : Pasuruan
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 17 25 Juni 2009 Lokasi : Pasuruan A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Panggungrejo, Kecamatan Bugul Kidul Kelurahan PANGGUNG REJO masuk dalam kecamatan Bugul Kidul,
Lebih terperinciSite Report Tim Kerelawanan Waktu : Juli 2009 Lokasi : Gorontalo
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 22 30 Juli 2009 Lokasi : Gorontalo A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Limba B, Kecamatan Kota Selatan Kelurahan Limba B berada di sebelah selatan Kota Gorontalo. Jumlah
Lebih terperinciSite Report Tim Kerelawanan Waktu : 28 Mei 6 Juni 2009 Lokasi : Bengkulu
Site Report Tim Kerelawanan Waktu : 28 Mei 6 Juni 2009 Lokasi : Bengkulu A. Gambaran Umum Lokasi 1. Kelurahan Kebun Geran, Kecamatan Ratu Samban Kelurahan Kebun Geran tidak jauh berbeda dengan Kelurahan
Lebih terperinciPLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT
BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS 3.1. ekonominya. RT. 37 ini merupakan salah satu kantong "PAKUMIS" (Padat, Kumuh, Miskin) dari seluruh kawasan Kelurahan Basirih yakni pada RT. 37 ini pula yang
Lebih terperinciBAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH
31 BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH 4.1 Kondisi Kemiskinan Kemiskinan memiliki konsep yang beragam. Kemiskinan tidak sematamata didefinisikan
Lebih terperinciPresentasi #3. Oleh: Tim 1
Presentasi #3 Oleh: Tim 1 Tata Saji 1. Tematik Studi 2. Pertanyaan Penelitian 3. Isu-isu Pokok 4. Strategi Penelitian Informan Metode Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data 2 Pertanyaan Penelitian
Lebih terperinciPertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender
Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi perberdayaan ekonomi-sosial
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG
24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas
Lebih terperinciINFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA
INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA Pemetaan Swadaya adalah suatu pendekatan parisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
127 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan akhir dari seluruh tahapan studi yang telah dilakukan. Bab ini berisi temuan dan kesimpulan studi yang menjelaskan secara umum mengenai ketersediaan
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
BAB III PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN A. Lokasi Kegiatan Program pengabdian pada masyarakat yang dilakukan di Kelurahan Sukapada merupakan program berkelanjutan yang dimulai sejak bulan Mei 2007. Pada
Lebih terperinciPertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender
Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci Tim 5 Studi Gender Pertanyaan Penelitian 1: Apakah masalah-masalah, hambatanhambatan dan juga peluang-peluang utama yang mempengaruhi pemberdayaan ekonomi-sosial
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada
BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada Proses peralihan kepemilikan lahan kosong terjadi sejak akhir 2004 dan selesai pada tahun 2005, dan sejak
Lebih terperinciPROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT JUDUL PENGABDIAN : PENDAMPINGAN MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN JEMBATAN DAN KIRMIR SUNGAI CIHALARANG KEL.SUKAPADA KEC. CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG LOKASI KEGIATAN :
Lebih terperinciDiskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR
Sosialisasi Masih ada kawasan yang belum tersentuh sehingga tampak kumuh Masih ada kesimpangsiuran kebijakan dari pusat kepada pelaku PNPM (Faskel) dalam menentukan kegiatan sosial Keterlibatan masyarakat
Lebih terperinciBAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP
BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP 7.1. STIMULAN P2KP 7.1.1. Tingkat Bantuan Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Salah satu indikator keberhasilan P2KP yaitu
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )
IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk Kota Bandung membawa konsekuensi pada masalah lingkungan binaan yang makin memprihatinkan. Beberapa kawasan terutama kawasan pinggiran
Lebih terperinciSite Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur
Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 18 26 Mei 2009 Lokasi : Pasuruan Jawa Timur A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program PNPM tahun 2007. Dilihat
Lebih terperinciDiskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MEDAN
Lingkungan Kegiatan bermanfaat Swadaya berjalan bagus, hampir 50% (uang + tenaga) Tepat sasaran Tingkat keberlanjutan kegiatan cukup bagus (air bersih) Bagi KSM kegiatan lingkungan telah menambah pengetahuan
Lebih terperinciPETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN
35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta Kampung Ngampilan RW I secara geografis terletak di daerah strategis Kota Yogyakarta,
Lebih terperinciDiskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA
Rekrutmen Cara Penentuan : Lebih banyak pada penunjukkan langsung dari Tomas Ketua KSM, biasanya Tomas, menunjuk anggota-anggotanya Ketua KSM, umumnya kelas menengah ke atas, menerima BLM lebih besar dari
Lebih terperinciLAPORAN SEMENTARA LOKASI
LAPORAN SEMENTARA LOKASI Kelurahan : Karang Pule Kecamatan : Mataram Kota : Mataram Propinsi : Nusa Tenggara Barat Kategori : Partisipasi Perempuan Rendah Tim : Ary Wahyono dan Marini Purnomo Karangpule
Lebih terperinciPanduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM)
BUKU 2 SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Panduan Fasilitasi Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan Panduan
Lebih terperinciSite Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu
Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 13 Juli 23 Juli 2009 Lokasi : Bengkulu Propinsi Bengkulu A.Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kelurahan Panorama, Gading Cempaka Bengkulu Kelurahan ini merupakan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa
BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki
Lebih terperinciBAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH
BAB IV KONDISI FISIK DAN SOSIAL KELURAHAN PAKEMBARAN KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL PROPINSI JAWA TENGAH 4.1. Kondisi Geografis Kelurahan Pakembaran Di Kecamatan Slawi terdapat 5 Kelurahan dan 5 Desa.
Lebih terperinciSELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN. Saiapa Dia? RELAWAN
SELAMAT BERJUMPA PARA RELAWAN Saiapa Dia? RELAWAN 1 Arah Kebijakan Program PENDEKATAN PROJEK PENDEKATAN PROGRAM Realisasi BLM 3 Membangun BKM KSM PJM Nangkis BKM 2 Pemetaan Swadaya 4 BLM PJM Pronangkis
Lebih terperinciTim/ Panitia PNPM Mandiri Desa Suka Makmur
PERTANYAAN UNTUK WAWANCARA Kepala Desa 1. Bagaimana pemahaman bapak tentang PNPM Mandiri? 2. Tahun berapa PNPM Mandiri di desa ini mulai dilaksanakan? 3. Apa saja jenis PNPM Mandiri di desa ini? 4. Kenapa
Lebih terperincipenelitian 2010
Universitas Udayana, Bali, 3 Juni 2010 Seminar Nasional Metodologi Riset dalam Arsitektur" Menuju Pendidikan Arsitektur Indonesia Berbasis Riset DESAIN PERMUKIMAN PASCA-BENCANA DAN METODA PARTISIPASI:
Lebih terperinciBAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN
38 BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN 5.1 Konsep PNPM Mandiri Perkotaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan merupakan proses pembelajaran
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah Lorong/Dusun
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat
Lebih terperinciMatrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan
Matrix Pertanyaan Penelitian, Issue, Informan, Metode, Instrumen, dan Data Sekunder Studi Kerelawanan Pertanyaan Penelitian Siapakah yang menjadi relawan dan apa saja jenis kemampuan, kapasitas, dan komitmen
Lebih terperinciBAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
69 BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 7.1 Motivasi Relawan dalam Pelaksanaan PNPM-MP Motivasi responden dalam penelitian ini diartikan sebagai dorongan atau kehendak yang menyebabkan
Lebih terperinciMengenali Kampung Sendiri Melalui Pemetaan Swadaya
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-Perkotaan 2 Pemetaan Swadaya PERKOTAAN Mengenali Kampung
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH
60 5.1. Latar Belakang Program BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH Pembangunan Sosial berbasiskan komunitas merupakan pembangunan yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciPembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif
1 Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif (a) Perencanaan Partisipatif disebut sebagai model perencanaan yang menerapkan konsep partisipasi, yaitu pola perencanaan yang melibatkan semua pihak (pelaku)
Lebih terperinciPETA SOSIAL DESA CURUG
PETA SOSIAL DESA CURUG Lokasi Desa Curug merupakan salah satu dari 10 desa yang berada dibawah wilayah administratif Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Letak fisik desa sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelurahan Purus merupakan salah satu kelurahan di kota Padang yang relatif berkembang lebih cepat seiring dengan berkembangnya kota Perkembangan ini terutama karena lokasinya
Lebih terperinciPertanyaan Penelitian 1 : Bagaimana Pola kegiatan sosial yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh BKM?
Site Report Tim (IV) Kegiatan Sosial Waktu : 8 Juni-17 Juni 2009 Lokasi : Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo A. Ringkasan Hasil Sangat Sementara Kedua kelurahan ini merupakan sasaran dari program P2KP tahun
Lebih terperinciBAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya
BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS A. Kondisi Geografis Kelurahan Lomanis merupakan salah satu kelurahan dari 4 wilayah kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya disebelah
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
116 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 6.1. Kesimpulan Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan yang kompleks dibutuhkan intervensi dari semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selain peran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 1. TinjauanPustaka PNPM Mandiri PNPM Mandiri adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis pemberdayaan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN
39 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Situ Gede Wilayah Kelurahan Situ Gede berada pada ketinggian 250 meter
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Surabaya sebagai ibu kota Propinsi Jawa Timur merupakan salah satu kota industri terbesar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan meningkatnya kegiatan perdagangan
Lebih terperinciPROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N
PROFILE DATA SIM P2KP NAD II U R A I AN 1 INFORMASI UMUM 1.1 Cakupan Wilayah 1.1.1 Jumlah Kota/ Kab 1 1.1.2 Jumlah Kecamatan 3 1.1.3 Jumlah Kelurahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 1.1.4 Jumlah
Lebih terperinciINVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR
INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNHILA KECAMATAN ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR I. PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kelurahan Nunhila memiliki 4 wilayah RW dan 17 wilayah RT, dengan
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62
BAB VI PENUTUP 6.1 Rencana Kerja Untuk mewujudkan Visi Penataan Lingkungan Permukiman Desa Jipang yaitu terwujudnya Desa Jipang yang sehat, berkembang dan berbudaya maka lembaga lembaga masyrakat beserta
Lebih terperinciPenataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat
Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Lebih terperinci6.10.(2) Surabaya. Paguyuban Sinoman Arek Suroboyo (PSAS)
6.10.(2) Paguyuban Sinoman Arek Suroboyo (PSAS) Surabaya Tipe Kegiatan : Pelayanan Sosial Inisiatif dalam manajemen Perkotaan : Penciptaan pelayanan sosial informal bagi warga kota (terutama yang miskin)
Lebih terperinciBAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN
4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
Lebih terperinciBAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN
BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar
Lebih terperincib. Tanah kering No Tanah Kering Luas 1 Pekarangan / Bangunan 25,717
BAB III PRAKTIK PEMBAGIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA DI DESA WANAR KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG A. Gambaran Umum Desa Wanar Kecamatan Tersono Kabupaten Batang 1. Deskripsi Wilayah Desa Wanar termasuk
Lebih terperinciDUKUNGAN SWADAYA MASYARAKAT DALAM PROGRAM P2KP ATAU PNPM MANDIRI PERKOTAAN. Oleh SLAMET SANTOSO
DUKUNGAN SWADAYA MASYARAKAT DALAM PROGRAM P2KP ATAU PNPM MANDIRI PERKOTAAN Oleh SLAMET SANTOSO Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang
Lebih terperinciIdentifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok
1 Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok Fachrul Irawan Ali dan Ema Umilia Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Lebih terperinciDAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi
DAFTAR ISI Kata Pengantar i Executive Summary ii Daftar isi vii Daftar Singkatan x Bab 1 Pendahuluan 1 A. Latar belakang masalah 1 B. Maksud dan Tujuan 5 Bab 2 Kegiatan Sosial Dalam P2KP 7 A. Pemikiran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan perkotaan yang begitu cepat, memberikan dampak terhadap pemanfaatan ruang kota oleh masyarakat yang tidak mengacu pada tata ruang kota yang
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dilapangan serta analisis yang dilaksanakan pada bab terdahulu, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk merumuskan konsep
Lebih terperinciPemilu BKM. Buletin Warta Desa
Pemilu BKM 3 Minta salah seorang warga menjelaskan tentang hasil FGD Kelembagaan dan FGD Kepemimpinan yang telah dilakukan pada siklus PS, terutama berkaitan dengan: (1) kriteria-kriteria lembaga komunitas
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)
58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan
18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011
BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD
IDENTIFIKASI TINGKAT KERENTANAN MASYARAKAT PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN LIVELIHOOD (SUL) (Studi Kasus : Kelurahan Tamansari, Bandung) Jenis : Tugas Akhir Tahun : 2006
Lebih terperinciANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN
45 ANALISIS SITUASI DAN PERMASALAHAN PETANI MISKIN Karakteristik Petani Miskin Ditinjau dari kepemilikan lahan dan usaha taninya, petani yang ada di RT 24 Kelurahan Nunukan Timur dapat dikategorikan sebagai
Lebih terperinciBAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI
BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI Masyarakat serta kehidupan sosial di Desa Raci Kulon hampir sama dengan kehidupan pada masyarakat lainnya. Desa Raci Kulon merupakan salah satu
Lebih terperinciKOLABORASI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU Lusi Dwi Putri 1)
KOLABORASI PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA PEKANBARU Lusi Dwi Putri 1) 1)Universitas Lancang Kuning Pekanbaru e-mail :lusidwiputri@unilak.ac.id ABSTRAK Program Kota
Lebih terperinciBAB III JUAL BELI RUMAH BERSTATUS TANAH WAKAF DI KARANGREJO BURENG KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA
49 BAB III JUAL BELI RUMAH BERSTATUS TANAH WAKAF DI KARANGREJO BURENG KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Peta Geografis Berdasarkan letak geografis wilayah Karangrejo Bureng
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Jam Belajar Masyarakat (JBM) di Kota Metro maka dapat ditarik kesimpulan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian penelitian yang dilakukan tentang Program Jam Belajar Masyarakat (JBM) di Kota Metro maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Lebih terperinciBAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN
BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kelurahan Pluit merupakan salah satu wilayah kelurahan yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara.
Lebih terperinciBAB IV PROFIL DESA BANJARWARU
BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (studi mengenai Pengelola Lingkungan) SKRIPSI Diajukan untuk
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI
RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian
Lebih terperinciBAB II SIGN SYSTEM GANG CIROYOM
BAB II SIGN SYSTEM GANG CIROYOM 1.1. Sign system 1.1.1. Pengertian Sign system Dengan berkembangnya sebuah pemukiman dan semakin rumitnya kondisi pemukiman kecil di daearah Ciroyom maka dibutuhkan media
Lebih terperinciLaporan Kemajuan. Proses Upaya : Peremajaan Lingkungan Permukiman. Struktur Organisasi Karang Taruna Kel. Jatipulo : S. V-06
BAB V Organisasi Kemasyarakatan: V Struktur Organisasi RW.06: S.V-01 Struktur Organisasi RT.016, RW.06: S.V-02 Struktur Organisasi BKM Jatipulo Mandiri: S.V-03 Struktur Organisasi TPP RW.06: S.V-04 Struktur
Lebih terperinciPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor. Pada hari ini. tanggal.. bulan. tahun 20, kami yang bertanda tangan di bawah ini
Lebih terperinciBAB VI DATA DAN ANALISIS
BAB VI DATA DAN ANALISIS 4.1 Analisa Kawasan Pemilihan tapak dikawasan Cicadas tidak lepas dari fakta bahwa Kawasan Cicadas termasuk kedalam salah satu kawasan terpadat didunia dimana jumlah penduduk mencapai
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Dari hasil keselurusan analisa dan pembahasan untuk merumuskan arahan perbaikan lingkungan permukiman kumuh berdasarkan persepsi masyarkat di Kelurahan Tlogopojok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hubungan kekerabatan merupakan hubungan antara tiap entitas yang memiliki asal-usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis, sosial, maupun budaya. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan desa diarahkan untuk mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya dari masyarakat perdesaaan agar mampu lebih berperan secara aktif dalam pembangunan desa.
Lebih terperinciBAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN
49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan
Lebih terperinciBAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.
BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN. Fungsi BKM pada program penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Pakembaran perlu ditingkatkan, sehingga dalam pemberdayaan
Lebih terperinciKeseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada
BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa
Lebih terperinciBAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
57 BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Persepsi Relawan terhadap PNPM-MP Persepsi responden dalam penelitian ini akan dilihat dari tiga aspek yaitu persepsi terhadap pelaksanaan
Lebih terperinciTambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588);
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN STATUS KAMPUNG PANARAGAN JAYA MENJADI KELURAHAN PANAGARAN JAYA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pembangunan pada masa orde baru, dari sistem sentralistik ke sistem desentralistik bertujuan untuk memberikan pelimpahan wewenang kepada otonomi daerah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Dari keseluruhan proses analisis dan pembahasan untuk merumuskan arahan penataan lingkungan permukiman kumuh di Wilayah Kecamatan Semampir melalui pendekatan
Lebih terperinci4.1. TINGKAT NASIONAL Project Management Unit (PMU)
PNPM Mandiri Perkotaan merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari PNPM Mandiri Nasional oleh sebab itu pengelolaan program ini juga merupakan bagian dari pengelolaan program nasional PNPM Mandiri
Lebih terperinciBAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE
50 BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE 6.1 Karakteristik Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Pada umumnya telah banyak kelompok tumbuh di masyarakat,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta
Lebih terperinci