III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif.
|
|
- Herman Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang tergabung dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif Metode Penelitian Penentuan Lokasi Penelitian Berdasarkan pra survei diperoleh data bahwa Desa Margamukti merupakan desa dengan kepemilikan populasi sapi perah dan peternak paling banyak di KPBS Pangalengan. Desa Margamukti terdiri dari lima Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) : Cipanas II, Los Cimaung I, Los Cimaung II, Pangkalan, dan Rancamanyar. Lokasi penelitian ditentukan dengan cara memilih dua TPK yang memiliki anggota (peternak) dan populasi ternak paling banyak yaitu Los Cimaung I dan Los Cimaung II (lihat Tabel 6) Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik multistage random sampling. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel terdiri dari empat tahap. Tahap pertama yaitu menentukan sampel unit. Paturochman (2012) menjelaskan mengenai ketentuan yang harus diperhatikan dalam penentuan jumlah sampel dari suatu populasi yaitu sebagai berikut :
2 23 1). Jika anggota suatu populasi (N) cukup besar ( ), maka persentase sampel (n) sebesar 0,1%-1%. 2). Jika anggota suatu populasi (N) relatif sedang ( ), maka persentase sampel (n) sebesar 10%-20%. 3). Jika anggota populasi relatif kecil, misalnya unit ambil semuanya. 4). Jumlah sampel yang harus diambil harus lebih banyak dari 30 unit. 5). Jumlah sampel yang diambil harus disesuaikan dengan anggaran biaya yang tersedia, batas waktu yang telah ditentukan, dan tenaga kerja yang ada. Los Cimaung I beranggotakan 87 peternak dan Los Cimaung II beranggotakan 113 peternak, maka jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 200 peternak. Anggota populasi peternak sapi perah Los Cimaung I dan Los Cimaung II masuk dalam kategori anggota populasi relatif sedang, maka dalam penentuan persentase sampel penelitian menggunakan 20% dari populasi yang ada, yaitu : n = 200 x 20% = 40 Jadi, jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang. Tahap dua yaitu mengalokasikan sampel yang diperoleh masing-masing TPK dengan persamaan : n i = N i x n N
3 Klasifikasi usaha peternakan rakyat berdasarkan jumlah kepemilikan sapi betina produktif, yaitu Skala Usaha I (1-3 ekor), Skala Usaha II (4-6 ekor), Skala Usaha III ( > 7 ekor) (Suryadi, dkk. 1989). Tahap tiga menentukan jumlah responden di setiap TPK pada berbagai skala usaha, dengan persamaan : n i = N i N i x n i 24 Keterangan : N Ni Ni n ni ni : Total populasi : Populasi pada TPK i : Populasi pada skala usaha TPK i : Total responden penelitian : Responden penelitian pada TPK i : Responden penelitian pada skala usaha TPK i Berikut hasil perhitungan penarikan sampel disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian di TPK Los Cimaung I dan Los Cimaung II per Skala Usaha Skala Usaha TPK (orang) Total Los Cimaung I Los Cimaung II I II III Jumlah Tahap empat memilih sampel atau responden pada masing-masing TPK dilakukan dengan teknik simple random sampling, angka acak diperoleh menggunakan fungsi RAND pada microsoft excel. Daftar responden terpilih dapat dilihat pada Lampiran 1.
4 Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden penelitian melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan daftar pertanyaan atau kuesioner yang telah disiapkan. Kuesioner dibuat dengan berpedoman pada Guide to Good Dairy Farming Practice yang diterbitkan oleh FAO dan IDF tahun 2011, serta faktorfaktor penentu teknis sapi perah (impact point) Direktorat Jenderal Peternakan tahun Data sekunder diperoleh dari database KPBS Pangalengan dan kantor Desa Margamukti Operasionalisasi Varibel Good Dairy Farming Practice (Variabel X) Good Dairy Farming Practice yang merupakan variabel x terdiri dari tujuh sub variabel, diantaranya : reproduksi ternak, kesehatan ternak, higien pemerahan, nutrisi (pakan dan air), kesejahteraan ternak, lingkungan, dan manajemen sosial ekonomi. Penilaian GDFP berdasarkan poin-poin yang terdapat pada Guide to Good Dairy Farming Practice yang diterbitkan oleh FAO dan IDF tahun 2011, serta faktor-faktor penentu teknis sapi perah (impact point) Direktorat Jenderal Peternakan tahun Nilai maksimum variabel GDFP adalah 100 % dan nilai setiap sub variabel diberikan secara proportional yaitu sebesar 14,29 % (100% dibagi jumlah sub variabel). Definisi setiap sub variabel adalah sebagai berikut :
5 26 1). Reproduksi ternak, identifikasi performa-performa reproduksi yang terdiri dari umur beranak pertama, kawin pertama setelah beranak, selang beranak, service per conception, pengetahun birahi, dan cara kawin. 2). Kesehatan ternak (animal health), mendeskripsikan GDFP untuk menjamin ternak yang memproduksi susu adalah ternak yang sehat dan terdapat program kesehatan ternak yang efektif di dalam peternakan. 3). Higien pemerahan (milking hygiene), mendeskripsikan GDFP untuk menjamin proses produksi susu di bawah kondisi higienis dan peralatan yang digunakan terpelihara dengan baik. 4). Nutrisi (Nutrition, feed and water), mendeskripsikan GDFP untuk tatalaksana nutrisi ternak yang di dalamnya termasuk pakan dan air minum. 5). Kesejahteraan ternak (animal welfare), mendeskripsikan mengenai lima kebebasan yang harus didapatkan oleh ternak diantaranya ternak terbebas dari rasa haus, lapar, ketidaknyamanan, penyakit, takut, dan dapat bergerak sesuai dengan perilaku normalnya. 6). Lingkungan (environment) mendeskripsikan langkah penerapan sistem peternakan yang ramah lingkungan dan sistem pengolahan limbah untuk menjamin peternakan sapi perah tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. 7). Manajemen sosial ekonomi (socio economic management) yang meliputi manajeman sumber daya manusia yang efektif dan efisien, menjamin
6 27 seluruh pekerjaan dalam peternakan dilakukan secara aman dan kompeten serta harus memiliki sistem untuk mengelola keuangan. (satuan yang digunakan adalah persen) Pendapatan Peternak (Variabel Y) Pendapatan peternak merupakan variabel y diukur menggunakan metode Income Over Feed Cost (IOFC) yang diperoleh berdasarkan penjualan susu dan pengeluaran biaya pakan. 1). Produksi susu harian, merupakan total produksi dari seluruh sapi laktasi (lt/hari). 2). Harga jual susu, merupakan harga susu per kg pada masing-masing peternak yang ditetapkan oleh koperasi, berdasarkan kualitas susu, TPC, dan berat jenis (Rp/lt). 3). Biaya pakan, merupakan total biaya yang dikeluarkan oleh peternak atas pengadaan pakan hijauan dan konsentrat (Rp) Teknik Pengolahan dan Analisis Data Analisis Penerapan Good Dairy Farming Practices Analisis mengenai penerapan GDFP menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Ranking seluruh prioritas (skala prioritas) menggunakan Pairwise Comparison (perbandingan berpasangan). Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan alat pengambil keputusan yang menguraikan suatu permasalahan kompleks dalam struktur hirarki dengan banyak tingkatan yang terdiri dari tujuan, kriteria dan alternatif (Suyatno dkk., 2011).
7 28 Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan AHP, meliputi : 1). Menyusun hirarki yang terdiri dari unsur tujuan, kriteria dan sub kriteria. Good Dairy Farming Practice (GDFP) I. Reproduksi Ternak II. Kesehatan ternak III. Pemerahan Higienis IV.Nutrisi (pakan dan minum) V. Kesejahtera an ternak VI. Lingkungan VII. Sosialekonomi manajemen Sub aspek Sub aspek Sub aspek Sub aspek Sub aspek Sub aspek Sub aspek Ilustrasi 2. Struktur Kriteria Model AHP Good Dairy Farming Practice (Keterangan dapat dilihat pada Lampiran 2) 2). Melakukan pembobotan kuesioner. Tujuh aspek GDFP terdiri dari sejumlah sub aspek. Poin-poin pada sub aspek memiliki beberapa alternatif jawaban, jumlah alternatif jawaban yang dipilih oleh responden dipersentasikan dengan bobot poin tersebut sehingga diperoleh skor dari setiap poin. (lihat Lampiran 2). 3). Menyusun perbandingan berpasangan. Membandingkan nilai yang diperoleh setiap aspek ke dalam bentuk berpasangan, perbandingan tersebut kemudian ditransformasikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan (Pairwise Comparisson) (lihat Tabel 3). 4). Penelitian ini melibatkan banyak responden maka dari itu, nilai seluruh responden dirata-ratakan per aspek.
8 Tabel 3. Matriks Pairwise Comparisson (PC) I II III IV V VI VII I 1 aij a17 II III IV V VI VII a Keterangan : I : Reproduksi ternak II : Kesehatan ternak III : Higien pemerahan IV : Nutrisi (pakan dan air) V : Kesejahteraan ternak VI : Lingkungan VII : Manajemen sosial ekonomi Nilai aij merupakan nilai perbandingan aspek i dan aspek j, untuk i dan j adalah tujuh aspek GDFP. Apabila yang dibandingkan adalah aspek yang sama maka diberi nilai 1. Dalam penelitian ini melibatkan banyak responden sehingga nilai perbandingan merupakan nilai perbanding ratarata seluruh responden. 5). Menguadratkan matriks PC 29 1 a 17 1 a x ( a 71 1 ) ( a 71 1 ) (a 17 )(a 16 ) (a 17 )(a 17 ) = 1 Matriks PC ((a 71 )(1) + + (1)(a 71 ) (1)(a 17 ) )
9 30 6). Menjumlahkan setiap baris pada matriks PC (a 17 )(a 16 ) (a 17 )(a 17 ) ((a 71 )(1) + + (1)(a 71 ) (1)(a 17 ) ) = b 1 b 2 Jumlah setiap baris pada matriks PC 2 ( b n ) c Total 7). Membagi jumlah pada setiap baris dengan total baris sehingga diperoleh nilai eigenvector. Nilai eigenvector terbesar merupakan prioritas utama dalam hal ini aspek GDFP. b 1 c b 2 c Nilai eigenvector atau matriks prioritas b ( n c) 8). Menghitung konsistensi logis, pengukuran konsistensi ini dimaksudkan untuk melihat ketidakkonsistenan respon yang diberikan responden. Berikut langkah-langkah perhitungannya : a. Menentukan Vektor Jumlah Tertimbang (Weighted Sum Vector), dengan cara perhitungan semua baris pada kolom pertama matriks PC dikalikan dengan nilai baris pertama matriks prioritas dan seterusnya sampai diperoleh nilai dari matriks WSV.
10 31 1x b 1 c a 17 x b n c 1x b 2 c Matriks weighted Sum Vector (WSV) ( a 71 x b 1 c 1x b n c ) b. Menjumlahkan setiap baris pada matriks WSV. 1x b 1 c + + a 17 x b n c y 1 y 2 = Jumlah setiap baris pada matriks WSV ( a 71 x b 1 c + + 1x b n c) ( y n ) c. Menghitung Consistency Vector (CI), membagi hasil penjumlahan tiap baris pada matriks WSV dengan prioritas bersangkutan. y 1 b1 c y 2 b2 c = Consistency Vector (CV) y n ( bn c ) Cara perhitungan : baris pertama matriks WSV dibagi baris pertama matriks prioritas. d. Menghitung nilai rata-rata CI (λ) dan Consistency Index (CI), dengan rumus sebagai berikut : λ = ΣCV Σn CI = λ n n 1 e. Menghitung Consistency Ratio (CR), dengan rumus sebagai berikut : CR = CI RI Keterangan : λ : Nilai rata-rata Consistency Vector (CV) n : Jumlah faktor yang sedang dibandingkan RI : Random Index
11 32 Tabel 4. Indeks Random/ Random Index (RI) Ukuran Matriks RI 0 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 Sumber : Saaty (1994). Suatu matriks perbandingan berpasangan dinyatakan konsisten apabila nilai CR 0,1 atau 10% (Suyatno dkk., 2011). Random Index adalah indeks rerata konsistensi dari matriks perbandingan Analisis Tingkat Pendapatan Peternak Analisis pendapatan peternak dihitung menggunakan metode IOFC yaitu nilai yang didapat dari selisih penerimaan usaha ternak sapi perah dengan biaya pakan yang dikeluarkan. Perhitungan IOFC terlepas dari biaya lain yang belum diperhitungkan seperti upah tenaga kerja, fasilitas kandang, bibit dan lain sebagainya yang tidak termasuk ke dalam kriteria yang diamati dalam biaya variabel. Perhitungan keuntungan peternak selama satu tahun (tahun 2014) atas harga pakan yang dikeluarkan dan harga jual susu yang diterima, menggunakan rumus : IOFC = (produksi susu harian X harga jual susu) (pengeluaran biaya pakan) Hubungan Penerapan Good Dairy Farming Practices dan Tingkat Pendapatan Peternak 1). Mengolah setiap jawaban pertanyaan dari kuesioner untuk menghitung frekuensi dan persentasenya.
12 2). Mengambil pasangan data yang diteliti sehingga jika banyak sampel adalah sebesar n, maka diperoleh (x1y1), (x1y1) (xnyn), dimana x adalah variabel GDFP dan y adalah variabel tingkat pendapatan peternak. 3). Menentukan nilai d perbedaan antara dua ranking dan jumlah total kuadrat. 4). Menghitung pengujian hipotesis dengan menggunakan perhitungan korelasi peringkat dari Rank Spearman (Siegel, 1997), dengan persamaan sebagai berikut : r s = 1 [ 6 d2 N 3 N ] Keterangan : 33 rs d N : koefisien korelasi Spearman yang menunjukan ukuran keeratan hubungan antar variabel : selisisih antara jenjang dari x dan y : total pasangan data observasi 5). Menggunakan faktor koreksi T, jika terdapat ranking yang ber angka sama yaitu sebagai berikut : T = t3 t 12 Keterangan : T t : faktor koreksi : banyaknya observasi berangka sama Kemudian gunakan persamaan koefisien peringkat Spearman (rs) rs = Σx2 + Σy 2 Σdi 2 2 (Σx 2 )(Σy 2 )
13 34 Dimana : Σx 2 = N3 N 12 Σy 2 = N3 N 12 Keterangan : rs x y di N Tx Ty ΣTx ΣTy : Nilai keeratan hubungan : Variabel bebas (aspek GDFP) : Variabel terikat (tingkat pendapatan peternak) : perbedaan Rank : Jumlah sampel : Faktor koreksi pada x : Faktor koreksi pada y Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pengujian hipotesis, uji signifikan terhadap hipotesis tersebut dilakukan dengan pengujian t, dengan tingkat signifikasi 0,05 (α = 5%) serta menggunakan derajat bebas (df = degree of freedom) = n-2 dimana n adalah jumlah data. Persamaan sebagai berikut : t hitung = r s n 2 1 rs 2 Keterangan : rs n : koefisien korelasi spearman : banyaknya responden Bentuk hipotesis yang diuji adalah : H0 : Tidak ada hubungan nyata antara variabel GDFP dengan tingkat pendapatan peternak sapi perah di KPBS Pangalengan.
14 35 H1 : Ada hubungan nyata antara variabel GDFP dengan tingkat pendapatan peternak sapi perah di KPBS Pangalengan. Kaidah keputusan : 1). Bila thitung > ttabel H0 ditolak, terdapat yang nyata hubungan antara variabel GDFP dengan tingkat pendapatan peternak. 2). Bila thitung < ttabel H0 diterima, tidak ada yang nyata hubungan antara variabel GDFP dengan tingkat pendapatan peternak. Jika hasil signifikan menunjukan menolak H0 dan menerima H1, maka terdapat hubungan antara penerapan GDPF dengan tingkat pendapatan peternak. Derajat hubungan dan penafsiran dari koefisien korelasi yang diperoleh disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Derajat Hubungan dan Penafsiran Nilai Koefisien Hubungan Kurang dari 0,20 Hubungan rendah sekali 0,20 0,40 Hubungan rendah 0,40-0,70 Hubungan cukup berarti 0,70 0,90 Hubungan tinggi dan kuat Lebih dari 0,90 Hubungan sangat tinggi Sumber : Guilford, dalam Rahmat (1995)
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi potong Peranakan Ongole yang
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi potong Peranakan Ongole yang tergabung dalam kelompok peternak Jambu Raharja di Desa Sidajaya, Kecamatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. (KPBS) Pangalengan. Jumlah anggota koperasi per januari 2015 sebanyak 3.420
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha peternakan sapi perah di Indonesia saat ini didominasi oleh peternak rakyat yang tergabung dalam koperasi peternak sapi perah. Salah satu koperasi peternak sapi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERAPAN GOOD DAIRY FARMING PRACTICE DENGAN
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN GOOD DAIRY FARMING PRACTICE DENGAN ABSTRAK TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Suatu Kasus di Wilayah Kerja KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung) Nurdana
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI BAB KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... ii iii iv vi ix xi xii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan
19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,
Lebih terperinciUsia (tahun) Pendidikan Terakhir
77 Lampiran 1. Data Responden A. Skala Usaha I No Nama Responden TPK Usia (tahun) Pendidikan Terakhir Kepemilikan Sapi Perah (ekor) Laktasi Dara Pedet Jantan Kering Satuan Ternak 1 Ayi Komaludin Los Cimaung
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Bandung Provinsi Jawa Barat. Batas-batas admistratif Desa Margamukti, Utara
36 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1. Keadaan Geografi dan Topografi Desa Margamukti berada di wilayah Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)
PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) Fauzia Mulyawati 1, Ig. Sudarsono 1 dan Cecep Sopyan 2 1 Jurusan Teksik
Lebih terperinciANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP
ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai metode Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai metode yang digunakan untuk memilih obat terbaik dalam penelitian ini. Disini juga dijelaskan prosedur
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada ditpk Sukamenak Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
17 3.1. Objek Penelitian III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPBS Pangalengan yang berada ditpk Sukamenak Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. 3.2.
Lebih terperinciAnalisis Hirarki Proses Vendor Pengembang System Informasi. STIE Indonesia
Analisis Hirarki Proses Vendor Pengembang System Informasi STIE Indonesia Memilih Vendor Pengembang SIAK STIE Indonesia Kapabilitas Perusahaan Kelengkapan modul Harga yang ditawarkan Garansi dan Perawatan
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian dimulai dengan memahami visi dan misi KPSBU Jabar. Pada tahap ini dilakukan wawancara langsung dengan pihak internal koperasi agar memudahkan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.
35 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah Kelompok Pamegatan wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS. 2.2.
Lebih terperinciBab II Analytic Hierarchy Process
Bab II Analytic Hierarchy Process 2.1. Pengertian Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor logika, intuisi, pengalaman,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Perah Baturraden, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah. Penelitian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan
22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Sistem Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan
Lebih terperinci1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program
18 1 III METODE PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program pembinaan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang digunakan akan dianalisis
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 2 April 2014 sampai 5 Mei 2014, di Kecamatan Jati
21 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 2 April 2014 sampai 5 Mei 2014, di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. B. Bahan Penelitian Ternak yang digunakan
Lebih terperinciFasilitas Penempatan Vektor Eigen (yang dinormalkan ) Gaji 0,648 0,571 0,727 0,471 0,604 Jenjang 0,108 0,095 0,061 0,118 0,096
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERUSAHAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN) SEBAGAI TEMPAT KERJA MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA (USU) 1. Permasalahan Pemilihan Perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara 135-141 Yogyakarta. 3.2 Penentuan Kriteria Identifikasi kriteria menurut Verma dan Pullman
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku
8 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku pelaksana dan penyedia jasa di Kelurahan Cipageran dan tingkat kepercayaan peternak
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan
25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak yang tergabung dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Perusahaan ini hadir di Indonesia pada tahun 1995 pada awalnya perusahaan ini bernama PT NZMI pada tahun 2004 perusahaan ini berganti nama
Lebih terperinciBAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Assesment Supplier PT. XYZ. Berdasarkan data yang sudah disajikan pada bab sebelumnya, maka
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Assesment Supplier PT. XYZ Berdasarkan data yang sudah disajikan pada bab sebelumnya, maka metode yang dilakukan oleh PT. XYZ dalam assessment supplier dengan cara pembobotan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono (008 : 3) mengemukakan secara umum penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang
Lebih terperinciPENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI
PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI Dwi Nurul Izzhati Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : dwinurul@dosen.dinus.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto. Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, terdiri atas kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga, nomos berarti aturan. Sehingga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB 2 LANDASAN TEORI 2 1 Analytial Hierarchy Process (AHP) 2 1 1 Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP) Metode AHP merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang menggunakan faktor-faktor
Lebih terperinciBAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN. 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir
29 BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Penerapan AHP dalam Menentukan Prioritas Pengembangan Obyek Wisata Di Kabupaten Toba Samosir Penerapan AHP dalam menentukan prioritas pengembangan obyek wisata dilakukan
Lebih terperinciPENDEKATAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PENENTUAN URUTAN PENGERJAAN PESANAN PELANGGAN (STUDI KASUS: PT TEMBAGA MULIA SEMANAN)
PEDEKT LITYCL HIERRCHY PROCESS (HP) DLM PEETU URUT PEGERJ PES PELGG (STUDI KSUS: PT TEMBG MULI SEM) urlailah Badariah, Iveline nne Marie, Linda Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciAnalytic Hierarchy Process (AHP)
Permasalahan pada AHP didekomposisikan ke dalam hirarki kriteria dan alternatif MASALAH KRITERIA- KRITERIA-2 KRITERIA-n KRITERIA-, KRITERIA-n, ALTERNATIF ALTERNATIF 2 ALTERNATIF m Saya ingin membeli HP
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
47 III. METODE PEELITIA A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory (penjelasan), sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu
25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pegawai di UPT BBIB Singosari yang berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu gaya kepemimpinan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak
24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan teknologi yang begitu pesat, secara langsung mempengaruhi pola pikir masyarakat dan budaya hidup yang serba praktis dan modern.
Lebih terperinciMEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
Abstract Migunani Program Studi Sistem Informasi STMIK PROVISI, Semarang miguns25@yahoo.com This paper discusses how to choose the method of assessment or evaluation of students in a course of study publication
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi. Sistem
Lebih terperinciSeminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004 Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Pengembangan
Lebih terperinciPENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 213-224. PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000-
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Wilayah Kerja KPBS Pangalengan Wilayah kerja KPBS dikelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu Gunung Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah deskriptif korelasional yaitu suatu metode penelitian yang mempunyai tujuan memberikan deskripsi tentang suatu fenomena. Penelitian ini
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.Kom.) Pada Progam Studi Sistem Informasi
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Penyusunan Hirarki Dari identifikasi dan subatribut yang dominan, dapat disusun struktur hirarki sebagai berikut: Gambar 4.1 Struktur Hirarki Penerima Beasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah CV. Bagiyat Mitra Perkasa. Lokasi perusahaan berada di Jalan Taman Srinindito VII/1 Semarang. Perusahaan ini
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja untuk tahap pemeliharaaan serta analisis sampel di Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciIII.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi
29 III.METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Sumber kerumitan masalah keputusan bukan hanya dikarenakan faktor ketidakpasatian atau ketidaksempurnaan informasi saja. Namun masih terdapat penyebab
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. yang meliputi segala aktivitas teknis dan ekonomis dalam hal pemeliharaan
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Good Dairy Farming Practice Good Dairy Farming Practice adalah tatalaksana peternakan sapi perah yang meliputi segala aktivitas teknis dan ekonomis dalam hal pemeliharaan sehari-hari
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA 4.1. PENDAHULUAN
BAB IV ANALISA DATA 4.1. PENDAHULUAN Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai proses analisa data, termasuk gambaran umum data yang di analisa guna mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian dan pengolahan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG)
PENERAPAN METODE ANP DALAM MELAKUKAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN PRODUKSI (STUDI KASUS : PT. MAS PUTIH BELITUNG) Frans Ikorasaki 1 1,2 Sistem Informasi, Tehnik dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Hasil kerja Nurmaya yang didasarkan pada penelitian oleh [ABR96], melakukan modifikasi terhadap Metrics Calculator Christariny dengan menambahkan Graphical
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data
19 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Papua Barat. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa Papua Barat sebagai wilayah yang mempunyai potensi sumber
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bahan baku merupakan sumber daya utama dalam kegiatan produksi selain sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dan mesin sebagai sumber daya teknologi, dengan alasan diatas maka perlu dilakukan
Lebih terperinciAnalytic Hierarchy Process
Analytic Hierarchy Process Entin Martiana INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pedesaan pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani, selain usaha pertaniannya, usaha peternakan pun banyak dikelola oleh masyarakat pedesaan salah satunya
Lebih terperinciSesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)
Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan AHP
Lebih terperinciMETODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciKuliah 11. Metode Analytical Hierarchy Process. Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi. Sofian Effendi dan Marlan Hutahaean 30/05/2016
1 Kuliah 11 Metode Analytical Hierarchy Process Dielaborasi dari materi kuliah Sofian Effendi METODE AHP 2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analytical Network Process (ANP) dapat digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Keduang, daerah hulu DAS Bengawan Solo, dengan mengambil lokasi di sembilan Desa di Kabupaten Wonogiri yang menjadi
Lebih terperinciPENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ALTERNATIF ELEMEN FAKTOR TENAGA KERJA GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN SWOT DAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS Endang Widuri Asih 1 1) Jurusan Teknik Industri Institut Sains
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan jenis studi korelasional, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan
Lebih terperinciPenyebaran Kuisioner
Penentuan Sampel 1. Responden pada penelitian ini adalah stakeholders sebagai pembuat keputusan dalam penentuan prioritas penanganan drainase dan exspert dibidangnya. 2. Teknik sampling yang digunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 70 an ketika di Warston school. Metode AHP merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk peternakan yang berperan dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat sebagai sumber protein hewani karena hampir 100% dapat dicerna.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. MCDM (Multiple Criteria Decision Making) Multi-Criteria Decision Making (MCDM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek dan Peralatan Penelitian 2.1.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini menggunakan catatan reproduksi sapi FH impor periode pertama tahun 2009. Sapi yang diamati
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan
45 BAB III METODE PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Untuk mengadakan suatu penelitian, peneliti terlebih dahulu harus menentukan metode yang akan digunakan, karena hal ini merupakan pedoman atau langkah-langkah
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH KOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH KOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Damar Nurcahyono 1), Farindika Metandi 2) 1) Dosen Teknik Komputer, Politeknik Negeri Samarinda. 2)
Lebih terperinciANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS Muhammad Yusuf Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Email : yusuf@akprind.ac.id ABSTRAK Pemilihan lokasi yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manusia dan Pengambilan Keputusan Setiap detik, setiap saat, manusia selalu dihadapkan dengan masalah pengambilan keputusan baik yang maha penting maupun yang sepele. Bagaimanapun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani, yang dalam pemeliharaannya selalu diarahkan pada peningkatan produksi susu. Sapi perah bangsa Fries Holland (FH)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang Penelitian mengenai evaluasi sistem penggjian dan pengupahan sudah banyak dilakukan salah
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS
22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan
Lebih terperinciSistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process
Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process Joko Dwi Raharjo 1, Andriyan Darmadi 2 1 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 2 Mahasiswa STMIK Bina Sarana Global Email
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini melihat keterkaitan dua variabel melalui analisa data yang dikemukakan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
37 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan memberikan penjelasan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi, sampel, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian (Arikunto, 2006). Objek pada penelitian ini adalah hubungan karakteristik
Lebih terperinciBab 3 Kerangka Pemecahan Masalah
Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah 3.1. Flowchart Penelitian Agar penelitian ini berjalan dengan sistematis, maka sebelumnya peneliti membuat perencanaan tentang langkah-langkah pemecahan masalah yang akan
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Pendahuluan Ngatawi 1 dan Ira Setyaningsih 2 Abstrak:
Lebih terperinciPendidikan Responden
BAB IV BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini meliputi para panitia pengadaan barang/jasa, serta jajaran dinas teknis terkait dengan pengadaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 011 di PT. Pindo Deli Pulp and Paper Mills 1, Karawang. 3. Metode Pemilihan Responden PT. Pindo Deli Pulp
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Sumber Mulia Lestari merupakan salah satu perusahaan garmen di Indonesia yang memproduksi sweater baik untuk dewasa maupun untuk anakanak.perusahaan ini memiliki beberapa supplier yang memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Menurut Suharsimi Arikunto (00:160) Penentuan dan pemilihan
Lebih terperinciPenentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical. Hierarchy Process)
K O M P U Vol13, No.2, Juli 2016, pp. 94-104 ISSN: 1693 7-554 Penentuan Toko Buku Gramedia ter Favorit pilihan Mahasiswa T Di Bogor Dengan Metode AHP (Analytical A Hierarchy Process) S I, Lis. Uta.ri V
Lebih terperinciBAB III ANP DAN TOPSIS
BAB III ANP DAN TOPSIS 3.1 Analytic Network Process (ANP) Analytic Network Process atau ANP adalah teori matematis yang memungkinkan seorang pengambil keputusan menghadapi faktor-faktor yang saling berhubungan
Lebih terperinci