BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Assesment Supplier PT. XYZ. Berdasarkan data yang sudah disajikan pada bab sebelumnya, maka

Transkripsi

1 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Assesment Supplier PT. XYZ Berdasarkan data yang sudah disajikan pada bab sebelumnya, maka metode yang dilakukan oleh PT. XYZ dalam assessment supplier dengan cara pembobotan pada tiap-tiap poin dalam check sheet yang disajikan pada form assessment. Berikut contoh hasil penilaian assessment yang dilakukan oleh PT. XYZ : 1. Supplier A (Stamping). Supplier A merupakan supplier yang memproduksi bolt, nut weld. 2. Supplier B (Chasis). Supplier B merupakan supplier yang memproduksi tire atau roda. 3. Supplier C (Plastic). Supplier C merupakan supplier yang memproduksi part-part plastic seperti bumper, cover bumper. 4. Supplier D (Exterior & Interior). Supplier D adalah supplier yang memproduksi part untuk exterior dan interior seperti handle door. 5. Supplier E (Stamping). Supplier E adalah supplier yang memproduksi part stamping seperti exhaust pipe, frame assy door,catalyt monolytic. 52

2 83 Dari kelima data tersebut menghasilkan nilai final yang berbeda-beda, perbedaan nilai final tersebut disesuaikan dengan penilaian masing-masing kategori yang tercantum dalam check sheet assessment tersebut. Dari masing-masing kategori tersebut dinilai berdasarkan pembobotan poin dengan range 1-5, adapun rincian poin tersebut disajikan dalam tabel berikut. Tabel 5.6 Penilaian dengan pembobotan. Lima poin itu lah yang diisikan pada kolom score, dan dari kolom score tersebut dimasukkan dalam kolom Non Critical dan kolom Critical. Penentuan kriteria mana yang masuk dalam kritikal ataupun item yang non critical telah ditentukan sebelumnya oleh team melalui keputusan bersama dan mempertimbangkan proses jangka panjangnya apabila item tersebut tidak terpenuhi. Adapun pembagian Non Critical dan Critical digambarkan dalam tabel berikut :

3 84 Secara umum, perhitungan final score yang digunakan adalah sama untuk kelima supplier tersebut. Perhitungan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor tiap kelompok kategori yang sudah dibedakan berdasarkan pembagian critical dan non critical, kemudian dibagi dengan jumlah item yang dilakukan penilaian. Untuk analisa skor dari masing-masing kategori tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Perhitungan nilai Operational 1.1 Management Critical = Non Critical = Engineering Critical = Non Critical = Quality Critical = Non Critical =

4 Production Control/Manufacturing Critical = Non Critical = Control Outsourcing Critical = Non Critical = Experience Non Critical = Perhitungan nilai Risk Management 2.1 Supply Chain Management Critical = Non Critical = Perhitungan nilai Industrial Relation 3.1 Industrial Relation Critical = Non Critical =

5 Sesuai Persyaratan atau Undang-Undang(Syarat Kerja) Critical = Non Critical = Termination Management Critical = Non Critical = Perhitungan Environment, Safety & Health 4.1 Environment, Safety & Health Perhitungan IRA Untuk perhitungan IRA dibagi menjadi 5 kategori yang sifatnya pertanyaan Ya dan Tidak, dimana bila hasil pertanyaan tersebut adalah Ya maka skor tersebut adalah 1, dan bila hasil pertanyaan tersebut adalah Tidak maka skor tersebut adalah 0. Sehingga hasil perhitungan IRA ini adalah : IRA =

6 87 Dari hasil perhitungan tersebut maka diperoleh lah nilai final yang digunakan sebagai acuan dalam pemilihan supplier. Untuk terpilih menjadi supplier, hasil assessment minimal memiliki nilai final 65. Adapun range nilai tersebut disajikan salam bentuk tabel berikut. Tabel 5.8 Range nilai final dalam assessment supplier Range nilai tersebut dalam satuan persen, sesuai dengan kondisi nilai final. Range nilai tersebut diperoleh berdasarkan nilai rata-rata dan banyaknya pembobotan nilai yang muncul dalam satu kasus. Dengan melihat hasil yang assessment tersebut, maka kelima supplier tersebut berpotensi dan dapat dipilih menjadi supplier PT.XYZ sebagai pemasok part komponen pendukung produksi. 6. Perhitungan Cost/Harga Untuk kriteria cost/harga, tidak dibahas secara detail seperti yang lain, hal ini disebabkan tiap part memiliki harga yang berbeda sedangkan kelima kategori diatas memiliki kondisi sama untuk semua produk. Perhitungan harga berlaku apabila supplier tersebut telah memenuhi target cost ang sebelumnya sudah direncanakan.

7 Metode Analytic Hierarcy Process (AHP) Dalam melakukan analisa menggunakan metode AHP ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu : 1. Menentukan kriteria dari kategori pemilihan supplier. Dalam hal ini kriteria yang digunakan terdiri dari Operational, Risk Management, Industrial Relation, Environment, Health, Safety, IRA (Industrial Regulation and Administration) dan Cost. 2. Menentukan range nilai pembobotan untuk metode AHP. Range nilai ini digunakan untuk mengidentifikasi dan menghitung nilai pasangan dari setiap kriteria dan supplier yang akan dipilih. Berikut data range nilai menurut Thomas Saaty (1980). Tabel 5.9 Skala nilai kriteria berpasangan 3. Menyusun pasangan nilai dari masing-masing kriteria. Penentuan pasangan ini harus ditentukan dahulu dasar kriteria nya, misal kolom kriteria (A) dijadikan sebagai dasar dan pasangannya adalah baris kriteria (B), jika A sedikit lebih penting disbanding B maka nilai A adalah 3 dan B adalah 1. Sehingga nilai pasangan tersebut menjadi 1/3 = 0,33.

8 89 Tabel 5.10 Penentuan pasangan nilai untuk masing-masing kriteria Tabel 5.11 Penentuan pasangan nilai untuk masing-masing kriteria (decimal) 4. Menghitung matriks untuk nilai pasangan kriteria (M 1 ). Perhitungan matriks ini diperoleh dari nilai pasangan kriteria disusun dalam matriks matematika yang dikuadratkan. Dalam notasi matematika menghitung matriks ini dirumuskan menjadi M 1 = M x M Identitas Matriks (M)

9 90 Maka nilai M 1 adalah M 1 = M x M M Menghitung jumlah tiap baris dari matriks M 1, dimana jumlah ini akan digunakan untuk menghitung baris normalize dari matriks M 1. Misal jumlah baris dimisalkan dalam notasi S 0 dan baris normalize dalam E 0 maka nilai kedua item tersebut dihitung dengan formula berikut. S0 = M11 + M12 + M13 + M14 + M15 + M16 n E0 = S0 S Sehingga hasil dari S 1 dan E 0 masing-masing baris dari M 1 adalah :

10 91 6. Menghitung Eigen Vector (E 1 ). Eigen vector dipeeroleh dari M 1 kuadarat, hasil dari M 1 kuadrat dijumlahkan tiap baris dan dibagi ratarata tiap baris. Dalam notasi matematika dirumuskan sebagai berikut. S0 = M11 + M12 + M13 + M14 + M15 + M16 n E1 = S1 S Sehingga hasil perhitungan untuk Eigen Vektor (E 1 ). (M 1 ) 2

11 92 7. Menghitung λ max. Cara yang dilakukan untuk menghitung λ max adalah membagi rata-rata hasil perkalian matriks M dan Eigen Vector (E1). λmax = Rata rata Ax n Sehingga nilai λ max λmax = = 6, ( ) 8. Menghitung Consistency Index (CI). CI dipereoleh dengan cara membagi nilai λ max dan jumlah kriteria supplier. CI = (λmax n) n 1 = ( ) 6 1 = = Menghitung Consistency Ratio (CR). CR diperoleh dengan cara nilai CI dibagi dengan konstanta jumlah kriteria. Berikut tabel konstanta berdasarkan Thomas Saaty (1980). Tabel 5.12 Konstanta Random Index (RI) Sehingga nilai dari CR adalah CR = CI konstanta n = = 0.12

12 93 Karena nilai CR dalam range 0.1 atau 10 % maka perhitungan yang sudah dilakukan diatas konsisten, sehingga perhitungan dapat dilanjutkan. 5.3 Pemilihan Part Terbaik Berdasarkan Metode AHP Dari analisa dan proses pemilihan supplier yang dilakukan oleh PT. XYZ, kelima kandidat supplier berpotensi untuk menjadi supplier pemasok part produksi PT. XYZ. Hal ini terjadi karena ADM memberlakukan range nilai dalam pemilihan supplier, dimana jika nilai tersebut diatas atau minimal 65 maka supplier tersebut ada kemungkinan menjadi supplier ADM. Dan jika diurutkan dari nilai tertinggi dan terendah akan menghasilkan data supplier sebagai berikut. Tabel 5.13 Data hasil assessment supplier PT.XYZ NO NAMA SUPPLIER NILAI 1 Supplier E Supplier C Supplier B Supplier A Supplier D Namun, jika kriteria tersebut dihitung dengan AHP ada kemungkinan urutan supplier tersebut berbeda. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperoleh nilai dari masing-masing supplier, antara lain :

13 94 1. Menghitung nilai pasangan supplier berdasarkan masing-masing kriteria. Tabel 5.14 Nilai pasangan untuk kriteria Operational Tabel 5.15 Nilai pasangan untuk kriteria Risk Management Tabel 5.16 Nilai pasangan untuk kriteria Industrial Relation Tabel 5.17 Nilai pasangan untuk kriteria Environment, Health, Safety Tabel 5.18 Nilai pasangan untuk kriteria IRA

14 95 2. Menghitung nilai Matriks, jumlah dan baris normalize, Eigen Vektor untuk masng-masing kriteria supplier. 2.1 Kriteria Operational

15 Kriteria Risk Management 2.3 Kriteria Industrial Relation

16 Kriteria Environment, Health, Safety 2.5 Kriteria IRA

17 98 Dari perhitungan nilai berpasangan supplier dengan masing-masing kriteria, maka diperoleh nilai Eigen Vektor (E1) sebagai berikut. Tabel 5.19 Nilai Eigen Vektor dari masing-masing kriteria 3. Menghitung nilai akhir supplier diperoleh dari eigen vector pasangan supplier dikalikan dengan dengan eigen vector kriteria pemilihan supplier (E1). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka diperoleh hasil dalam tabel sebagai berikut. Tabel 5.20 Hasil Akhir Pemilihan Supplier dengan AHP Jika dilihat dari hasil nilai akhir dalam tabel diatas maka supplier yang berada di urutan pertama adalah Supplier A dan yang di urutan terakhir adalah supplier E. Sehingga dapat dikatakan supplier A adalah supplier terbaik berdasarkan metode AHP dengan nilai