III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan
|
|
- Bambang Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Informasi dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Informasi perlu dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada TPK Cibodas yang berlokasi di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Data lainnya diperoleh dari KPSBU yang berlokasi di Kompleks Pasar Panorama Lembang Jawa Barat dengan pertimbangan bahwa TPK tersebut merupakan TPK terbesar dan TPK terbaik dengan jumlah populasi 350 peternak Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden melalui teknik wawancara yang berpedoman
2 20 pada daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disusun dan diobservasi terhadap keadaan peternak responden. Data sekunder diperoleh untuk melengkapi data primer melalui penelusuran literatur yang berhubungan dengan penulisan usulan penelitian ini serta dari data KPSBU Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel dilakukan secara acak sederhana (Simple random sampling) yaitu cara pemilihan responden yang memiliki karakteristik homogen secara bebas. Responden yang diambil sebanyak 35 orang dari 350 orang peternak anggota TPK Cibodas atau 10% sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) bahwa dalam populasi yang berjumlah lebih dari 100, maka sampel yang dapat diambil sebanyak % atau 20-25%. 3.3 Operasional Variabel Berkaitan dengan penelitian ini maka terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku komunikasi interpersonal peternak sapi perah anggota KPSBU, yaitu tingkat aktivitas peternak dalam berkomunikasi dengan pihak lain (petugas koperasi termasuk dengan pengurus, penyuluh, atau peternak) dalam rangka pemenuhan kebutuhan
3 21 informasi dalam beternak sapi perah. Pemberian skor berdasarkan skala likert (ordinal), berjenjang dari satu sampai tiga. Dimensi atau frekuensi yang diukur adalah: 1. Jumlah sumber informasi yang berbeda. a. Jumlah sumber informasi yang didatangi mengenai manajemen pemeliharaan dan manajemen usaha. Penilaian jumlah sumber informasi yang didatangi peternak diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mendatangi lebih dari dua sumber diberi nilai 3, bila peternak mendatangi dua sumber diberi nilai 2, dan bila peternak mendatangi satu sumber diberi nilai 1. b. Tingkat inisiatif peternak mendatangi sumber informasi. Penilaian tingkat inisiatif peternak mendatangi sumber informasi diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mendatangi sumber informasi atas dasar keinginan diri sendiri diberi nilai 3, bila peternak mendatangi sumber informasi atas dorongan dari orang lain diberi nilai 2, dan bila peternak mendatangi sumber informasi atas dasar keterpaksan diberi nilai Frekuensi peternak bertemu dengan sumber informasi dalam 1 minggu terakhir. a. Frekuensi peternak berkomunikasi dengan petugas koperasi atau petugas penyuluh dalam 1 minggu terakhir. Penilaian jumlah pertemuan peternak berkomunikasi dengan pegawai koperasi atau petugas penyuluhan diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak berkomunikasi melebihi 2 kali pertemuan dengan pegawai koperasi atau petugas penyuluhan dalam 1 minggu terakhir diberi nilai 3, bila peternak berkomunikasi hanya 1 kali pertemuan dengan pegawai koperasi atau petugas penyuluhan dalam 1
4 22 minggu terakhir diberi nilai 2, bila peternak tidak berkomunikasi atau bertemu dalam 1 minggu terakhir diberi nilai 1. b. Frekuensi peternak berkomunikasi dengan peternak lain dalam 1 minggu terakhir. Penilaian jumlah pertemuan peternak berkomunikasi dengan peternak lain diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak berkomunikasi melebihi 2 kali pertemuan dengan peternak lain dalam 1 minggu terakhir diberi nilai 3, bila peternak berkomunikasi hanya 1 kali pertemuan dengan peternak lain dalam 1 minggu terakhir diberi nilai 2, bila peternak tidak berkomunikasi atau bertemu dalam 1 minggu terakhir diberi nilai Cakupan Informasi peternak. a. Informasi manajemen pemeliharaan, mencakup : Bibit, pakan, tatalaksana pemeliharaan, kandang,dan kesehatan. Penilaian peternak mengenai manajemen dalam pemeliharaan diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak memahami semua mengenai manajemen dalam pemeliharaan diberi nilai 3, bila peternak memahami sebagian mengenai manajemen dalam pemeliharaan diberi nilai 2, bila peternak kurang memahami mengenai manajemen dalam pemeliharaan diberi nilai 1. b. Informasi manajemen usaha, mencakup: tujuan usaha dan penyusunan prioritas pengembangan usaha. Penilaian peternak mengenai aspek pengelolaan usaha diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak memahami semua aspek pengelolaan usaha diberi nilai 3, bila peternak memahami salah satu aspek pengelolaan usaha diberi nilai 2, bila peternak kurang memahami aspek pengelolaan usaha diberi nilai 1.
5 23 4. Kejelesan peternak menerima informasi. a. Kejelasan informasi manajemen pemeliharaan. Penilaian kejelasan peternak menerima informasi manajemen pemeliharaan mencakup : Bibit, pakan, tatalaksana pemeliharaan, kandang, dan kesehatan diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila informan menyampaikan informasi sangat jelas diberi nilai 3, bila sebagian informasi yang dapat diterima peternak dengan jelas diberi nilai 2, bila tidak jelas informasi yang disampaikan oleh informan diberi nilai 1. b. Kejelasan informasi manajemen usaha. Penilaian kejelasan peternak menerima informasi manajemen usaha mencakup: tujuan usaha dan penyusunan prioritas pengembangan usaha diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila informan menyampaikan informasi sangat jelas diberi nilai 3, bila sebagian informasi dapat diterima peternak dengan jelas nilai 2, bila tidak jelas informasi yang disampaikan oleh informan diberi nilai Konteks disampaikan informasi di tempat yang mendukung dan tepat waktu. a. Konteks yang disampaikan mengenai informasi di tempat yang mendukung. Penilaian informasi mengenai manajemen pemeliharaan dan manajemen usaha diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak menerima informasi di tempat yang mendukung diberi nilai 3, bila peternak menerima informasi di tempat yang cukup mendukung diberi nilai 2, bila peternak menerima informasi ditempat yang kurang mendukung diberi nilai 1. b. Konteks yang disampaikan mengenai ketepatan dilakukannya komunikasi. Bila peternak menerima informasi tepat waktu diberi nilai 3, bila peternak menerima informasi cukup tepat waktu diberi nilai 2, bila peternak menerima informasi kurang tepat waktu diberi nilai 1.
6 24 Berpedoman pada variabel perilaku komunikasi interpersonal peternak maka diperoleh nilai komunikasi interpersonal (Xi) dari nilai total seluruh jawaban responden atas pertanyaan yang dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang terdiri dari 3 buah pilihan berskala ordinal yang terdiri dari 3, 2, 1. Batas bawah kelas interval adalah nilai terendah ± 0,5 dan batas atas kelas interval adalah nilai tertinggi ± 0,5 (Sudjana, 2005). Panjang Interval = = Jumlah Jangkauan Banyaknya interval kelas (10 x 3 + 0,5) (10 x 1 0,5) 3 = 30, 5 9, 5 = 7 3 Banyak interval kelas adalah tiga kategori kelas. Kategori kelas untuk perilaku komunikasi interpersonal peternak adalah : 10, 00-16, 00 : komunikasi interpersonal peternak rendah 17, 00-23, 00 : komunikasi interpersonal peternak sedang 24, 00 30, 00 : komunikasi interpersonal peternak tinggi
7 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat pemenuhan kebutuhan infromasi peternak dalam beternak sapi perah. Yaitu tingkat pengetahuan dan pelaksanaan peternak terhadap manajemen pemeliharaan dan manajemen usaha. Pemberian skor berdasarkan skala likert (ordinal), berjenjang dari satu sampai tiga. Dimensi atau frekuensi variabel yang di ukur dalam hal ini adalah 1. Tingkat pemenuhan informasi manajemen pemeliharaan Tingkat pengetahuan manajemen pemeliharaan Bibit dan Reproduksi a. Tingkat pengetahuan mengenai bibit sapi yang baik berdasarkan: Silsilah, produksi susu induknya dan penampilan eksteriornya. Penilaian cara pemilihan atau seleksi bibit diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui dengan baik memilih bibit sapi diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui diberi nilai 1. b. Cici-ciri estrus/birahi adalah gelisah, nafsu makan tidak menentu, ingin menaiki atau membiarkan dinaiki oleh sapi lain, vaginanya lebih merah, bengkak, mengeluarkan lendir jernih yang menggantung dan produksi susunya akan berkurang secara tiba-tiba. Penilaian pada ciri-ciri birahi diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui semua ciri-ciri sapi birahi diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian cici-ciri sapi birahi diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui ciri-ciri sapi birahi diberi nilai 1.
8 26 c. Waktu perkawinan Penilaian waktu perkawinan sapi perah yang pertama biasa dilakukan ketika sapi sudah berumur 18 bulan, sehingga sapi beranak pertama kali berumur 27 bulan diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui diberi nilai 3, bila peternak kurang mengetahui diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui diberi nilai Makanan Ternak a. Pemberian Pakan Pemberian pakan kepada ternak, berdasarkan: berdasarkan umur, berdasarkan produksi susu, berdasarkan bobot badan. Penilaian pada pemberian pakan diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui semua diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui diberi nilai 1. b. Pemberian hijauan makanan ternak Cara pemberian hijauan makanan ternak yang tergolong baik, dengan cara: dipotong-potong, mengetahui jumlah hijauan yang diberikan (konstan) dan mengetahui hijauan yang baik (hijauan yang muda dan basah yang akan mengakibatkan bloat). Penilaian pada cara pemberian hijauan diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui diberi nilai 1. c. Pemberian konsentrat Cara pemberian konsentrat yang tergolong baik, dengan cara: mengetahui jumlah konsentrat yang diberikan (konstan) dan mengetahui campuran didalam konsentrat. Penilaian pemberian konsentrat yang diberikan diberi
9 27 nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui diberi nilai Tatalaksana pemeliharaan a. Memandikan sapi Memandikan sapi yang tergolong baik, yaitu: 2 kali sehari setiap sebelum sapi mulai diperah. Penilaian memandikan sapi diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak memandikan 2 kali sehari setiap sebelum sapi mulai diperah diberi nilai 3, bila peternak memandikan 1 kali sehari setiap sebelum sapi mulai diperah diberi nilai 2, bila peternak tidak tiap hari memandikan ternaknya diberi nilai 1. b. Membersihkan kandang Membersihkan kandang sapi yang tergolong baik, yaitu: 3 kali sehari (2 kali sebelum pemerahan, 1 kali saat siang hari). Penilaian pada membersihkan kandang diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak membersihkan kandang 3 kali sehari (2 kali sebelum pemerahan, 1 kali saat siang hari) diberi nilai 3, bila peternak melaksanakan hanya pada saat sebelum pemerahan diberi nilai 2, bila peternak kadang-kadang membersihkan kandang ternaknya diberi nilai 1. c. Pencatatan/Recording Penilaian pada pencatatan diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak rutin melakukan pencatatan mengenai data kelahiran anak sapi diberi nilai 3, bila kadang-kadang melakukan pencatatan diberi nilai 2, bila peternak tidak melakukan pencatatan diberi nilai 1.
10 Kandang, yaitu kemampuan dan pengetahuan peternak dalam hal perkandangan. a. Drainase kandang Drainase kandang sapi yang baik, yaitu: memiliki saluran khusus untuk pembuangan air dan kotoran. Penilaian drainase kandang diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui drainase kandang sapi yang baik diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian drainase kandang sapi yang baik diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui drainase kandang sapi yang baik diberi nilai 1. b. Kontruksi kandang Adapun kontruksi kandang yang perlu diperhatikan adalah: ventilasi yang baik, arah kandang memanjang Utara-Selatan, permanen atau tidak permanen tapi kokoh, sinar matahari yang masuk, lantai kandang lebih tinggi cm dari tanah dan terdapat tempat kotoran. Penilaian pada kontruksi kandang diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui jelas diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian diberi nilai 2 dan bila peternak tidak mengetahui diberi nilai 1. c. Peralatan kandang Peralatan kandang yang tergolong lengkap, yaitu memiliki milk can, lap, saringan, ember, sapu lidi, sikat, tali, sekop. Penilaian pada peralatan kandang diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui diberi nilai 1.
11 Kesehatan, yaitu kemampuan dan pengetahuan peternak dalam hal hal kesehatan dan penyakit. a. Pencegahan penyakit Pencegahan penyakit sapi diantaranya menjaga kebersihan kandang dan peralatan, memandikan sapi, memotong kuku, pembersihan puting sapi sebelum dan setelah pemerahan. Penilaian pada pencegahan penyakit sapi diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui diberi nilai Tingkat pelaksanaan manajemen pemeliharaan Bibit dan Reproduksi a. Pelaksanaan memilih bibit sapi yang baik. Penilaian kriteria yang dipilih peternak saat memilih bibit sapi yang baik diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak selalu memilih bibit berdasarkan silsilah, produksi susu induknya dan penampilan eksteriornya diberi nilai 3, bila peternak memilih berdasarkan sebagian dari silsilah, produksi susu induknya dan kondisi fisik diberi nilai 2, bila peternak tidak pernah memilih bibit berdasarkan silsilah dan kondisi fisik diberi nilai 1. b. Pelaksanaan peternak mengawinkan sapi tepat terjadi tanda-tanda birahi. Penilaian cara pelaksanaan mengawinkan sapi tepat pada saat terjadi tanda-tanda birahi diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak selalu mengawinkan sapi tepat pada saat terjadi tanda-tanda birahi pagi ini-hari ini diberi nilai 3, bila peternak mengawinkan sapi besok hari sebelum jam 12 siang diberi nilai 2, bila peternak mengawinkan sapi besok hari melewati jam 12 siang setelah birahi diberi nilai 1.
12 Makanan ternak a. Pelaksanaan pemberian pakan kepada ternak. Penilaian cara pemberian pakan kepada ternak diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak memberikan berdasarkan berdasarkan umur, produksi susu dan bobot badan diberi nilai 3, bila peternak memberikan berdasarkan salah satu dari kualitas susu, produksi susu dan bobot badan diberi nilai 2, bila peternak memberikan berdasarkan kesedian pakan diberi nilai 1. b. Cara pemberian hijauan manakan ternak. Penilaian cara pemberian hijauan makanan ternak diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak memberikan secara dipotong-potong dan hijauannya sudah tidak basah diberi nilai 3, bila peternak memberikan dipotong-potong tetapi kondisi hijauan masih muda diberi nilai 2, bila peternak memberikan tidak dipotong-potong dan kondisi hijauan muda diberi nilai 1. c. Frekuensi pemberian hijauan makanan ternak. Penilaian pada frekuensi pemberian hijauan diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak memberikan lebih dari 2 kali perharinya diberi nilai 3, bila peternak memberikan 2 kali perharinya diberi nilai 2, bila peternak memberikan kurang dari 2 kali perharinya diberi nilai 1. d. Cara pemberian konsentrat. Penilaian pada cara pemberian konsentrat diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak memberikan takaran konsentrat sesuai produksi susu dan secara teratur diberi nilai 3, bila peternak memberikan takaran konsentrat sesuai produksi susu tetapi pemberian tidak teratur diberi nilai 2, bila peternak
13 31 memberikan takaran konsentrat tidak sesuai produksi susu dan pemberian tidak teratur diberi nilai Tatalaksana kandang dan peralatan. a. Lokasi kandang sapi Penilaian lokasi kandang sapi yaitu: tidak berdekatan dengan bangunan umum, letak kandang terpisah dengan rumah, dan mendapat persetujuan dari warga sekitar diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak membangun kandang berdasarkan dengan 3 hal tersebut diberi nilai 3, bila peternak membangun kandang berdasarkan sebagian dari 3 hal tersebut diberi nilai 2, bila peternak membangun kandang berdasarkan salah satu dari 3 hal tersebut diberi nilai 1. b. Kontruksi kandang Kontruksi kandang yang perlu diperhatikan diantaranya diantaranya: Ventilasi yang baik, arah kandang memanjang Utara-Selatan, permanen atau tidak permanen tapi kokoh, sinar matahari yang masuk, lantai kandang lebih tinggi cm dari tanah dan terdapat tempat kotoran. Penilaian pada kontruksi kandang diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak membangun kandang sesuai dengan kontruksi kandang yang baik diberi nilai 3, bila peternak membangun kandang kurang sesuai diberi nilai 2, bila peternak membangun tidak sesuai diberi nilai Tingkat pemenuhan kebutuhan informasi manajemen pengelolaan usaha. A. Tingkat pengetahuan manajemen pengelolaan usaha. a. Meningkatkan efisiensi usaha Penilaian cara peternak meningkatkan efisiensi usaha diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui (sapi yang sudah tidak berproduksi di afkir,
14 32 hijauan menanam sendiri) diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian diberi nilai 2, bila peternak tidak mengetahui diberi nilai 1. b. Meningkatkan pendapatan usaha Penilaian upaya cara untuk meningkatkan pendapatan usaha diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak mengetahui (menambah jumlah sapi, meningkatkan produktivitas, dan mengolah limbah kotoran) diberi nilai 3, bila peternak mengetahui sebagian diberi nilai 2, dan bila peternak tidak mengetahui diberi nilai 1 B. Tingkat pelaksanaan manajemen usaha. a. Meningkatkan efisiensi usaha Penilaian cara peternak meningkatkan efisiensi usaha diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak melakukan (sapi yang sudah tidak berproduksi di afkir, hijauan menanam sendiri) diberi nilai 3, bila peternak tidak sepenuhnya menerapkan diberi nilai 2, bila peternak tidak menerapkan diberi nilai 1 b. Meningkatkan pendapatan usaha Penilaian upaya cara untuk meningkatkan pendapatan usaha diberi nilai 3, 2, dan 1. Bila peternak selalu melakukan (menambah jumlah sapi, meningkatkan produktivitas, dan mengolah limbah kotoran) diberi nilai 3, bila peternak tidak sepenuhnya menerapkan diberi nilai 2, bila peternak tidak menerapkan diberi nilai 1. Berpedoman pada variabel tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak dalam beternak sapi perah maka didapat kebutuhan informasi peternak (Yi), diperoleh dari nilai total seluruh jawaban responden atas pernyataan yang dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang terdiri dari tiga buah pilihan yang berskala ordinal yang terdiri dari 3, 2, 1. Batas bawah kelas interval adalah nilai
15 33 terendah ± 0,5 dan batas atas kelas interval adalah nilai tertinggi ± 0,5 (Sudjana, 2005). Panjang Interval = = Jumlah Jangkauan Banyaknya interval kelas (25 x 3 + 0,5) (25 x 1 0,5) 3 = 75, 5 24, 5 = 17 3 Banyak interval kelas adalah tiga kategori kelas. Kategori tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak adalah : 25,00 41,00 : kebutuhan informasi peternak rendah 42,00 58,00 : kebutuhan informasi peternak sedang 59,00 75,00 : kebutuhan informasi peternak tinggi 3.4 Teknik Analisis (1) Koefisien Korelasi Pengukuran untuk masing-masing indikator variabel dilakukan dengan skala ordinal. Teknik análisis yang digunakan untuk mengukur hubungan antar variabel adalah análisis korelasi peringkat Rank Spearman menggunakan SPSS STATISTICS 21.
16 34 (2) Pengujian Hipotesis Dalam pengujian hipótesis ini digunakan uji hipótesis satu arah, untuk melihat hubungan variabel X dan variabel Y, dengan pernyataan hipótesis apabila: H0: ρ = 0, Tidak terdapat hubungan yang sangat tinggi antara komunikasi interpersonal dengan pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah. H1: ρ 0, Terdapat hubungan yang sangat tinggi antara komunikasi interpersonal dengan pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah. Interpretasi terhadap koefisien korelasi tersebut menggunakan aturan Guilford (1956) yang dikutip oleh Rakhmat (1998), seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Derajat Hubungan dan Penafsiran Nilai Koefisien Hubungan rs 0,20 hubungan rendah sekali, lemah sekali 0,20 < rs 0,40 hubungan rendah tapi pasti 0,40 < rs 0,70 hubungan cukup berarti 0,70 < rs 0,90 hubungan kuat 0,90 < rs 1,00 hubungan sangat kuat, dapat diandalkan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah,
35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat
Lebih terperinci1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program
18 1 III METODE PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program pembinaan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan
25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak yang tergabung dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan
Lebih terperinciHubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi
HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.
35 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah Kelompok Pamegatan wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS. 2.2.
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif.
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang tergabung dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif. 3.2. Metode
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. ciri skala usahanya yang kecil dan tidak ekonomis serta dilakukan dengan cara
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha peternakan rakyat sebagian besar masih bersifat subsisten dengan ciri skala usahanya yang kecil dan tidak ekonomis serta dilakukan dengan cara tradisional dengan
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak
16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. 3.2 Metode Penelitian
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian (Arikunto, 2006). Objek pada penelitian ini adalah hubungan karakteristik
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah sejak zaman Hindia Belanda. Usaha
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Administratif Daerah
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Administratif Daerah Desa Cilembu merupakan desa yang terletak di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang yang memiliki luas wilayah sebesar
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000-
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Wilayah Kerja KPBS Pangalengan Wilayah kerja KPBS dikelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu Gunung Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak yang mengikuti program Hilirisasi
26 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak yang mengikuti program Hilirisasi Domba Padjadjaran di Desa Buminagara Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu
25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pegawai di UPT BBIB Singosari yang berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu gaya kepemimpinan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode Penelitian
17 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian pada bulan Juni 2011 sampai Januari 2012 bertempat di Kabupaten Sukabumi. Metode Penelitian Populasi studi Populasi studi dalam penelitian ini
Lebih terperinciOBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini
21 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang diamati adalah persepsi dan keterampilan istri peternak sapi perah dalam pemanfaatan biogas di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:
Lebih terperinciJurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP INSEMINASI BUATAN PADA SAPI POTONG KELURAHAN TUAN-TUAN KECAMATAN
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain kelompok kontrol non-ekivalen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak (Ruseffendi, 1994). Desain penelitian ini
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI Bab Halaman KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... v vii viii ix xii xiii xiv I II III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciRespon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS
RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS Dwi Sulistia Anggarani*, Marina Sulistyati, dan Hermawan Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun
Lebih terperinciDewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin
HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) Dewi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 2 April 2014 sampai 5 Mei 2014, di Kecamatan Jati
21 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 2 April 2014 sampai 5 Mei 2014, di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. B. Bahan Penelitian Ternak yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Kondisi Geografis Kecamatan Cigugur merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kuningan. Kecamatan Cigugur memiliki potensi curah hujan antara 1.000-3.500
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai Perbedaan Intensitas Berahi pada Generasi Pertama
17 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai Perbedaan Intensitas Berahi pada Generasi Pertama (F1) dan Generasi Kedua (F2) Sapi Hasil Persilangan SimPO ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Menurut Kerlinger & Lee (2000: 599), survei digunakan pada populasi besar maupun
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku
8 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku pelaksana dan penyedia jasa di Kelurahan Cipageran dan tingkat kepercayaan peternak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Kriteria aspek higiene dan sanitasi terdiri dari 7 pernyataan. Total nilai aspek ini berjumlah 7. Penilaian mengenai aspek higiene dan sanitasi yaitu: Aspek dinilai buruk jika nilai < 3 Aspek dinilai cukup
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi.
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian analisis kondisi biosekuriti pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi. Menurut Sugiyono (2016) metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, kenyataannya bahwa banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, kenyataannya bahwa banyak perusahaan-perusahaan menghadapi persaingan semakin ketat dalam menjual produk atau jasa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel
III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani
III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah yang berada di wilayah kerja Koperasi Susu Bandung Utara (KPSBU) yang menerapkan mekanisasi pemerahan.
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang hubungan antara paritas, lingkar dada dan umur
9 BAB III MATERI DAN METODE 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tentang hubungan antara paritas, lingkar dada dan umur kebuntingan dengan produksi susu sapi Friesian Holstein dilaksanakan pada tanggal
Lebih terperinciTERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT
TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,
Lebih terperinciHubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W
HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENYAJIAN RUMPUT PADA PETERNAKAN SAPI PERAH ( Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah Pamegatan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh keragaman tenaga kerja (workforce diversity) terhadap kinerja karyawan bagian pemeliharaan (maintenance section)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
47 III. METODE PEELITIA A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory (penjelasan), sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik
Lebih terperinciII KAJIAN KEPUSTAKAAN
II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Komunikasi Interpersonal Secara umum komunikasi interpersonal atau antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH)
TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Perah Usaha peternakan sapi perah di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan skala usahanya yaitu perusahaan peternakan sapi perah dan peternakan sapi perah rakyat (Sudono,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Pada tanggal 7 Mei 999 kawasan Cagar Alam Pancoran Mas Depok diubah fungsinya menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dan dikelola oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara
Lebih terperinciV. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar
V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi
Lebih terperinciPeran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 216 : Hal. 157-169 ISSN 232-1713 Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah deskriptif korelasional yaitu suatu metode penelitian yang mempunyai tujuan memberikan deskripsi tentang suatu fenomena. Penelitian ini
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner karakteristik peternak I. KARAKTERISTIK PETERNAK 1. Umur (ke ulang tahun terdekat) : tahun 2. Jenis kelamin (pilih salah satu) :
LAMPIRAN 46 47 Lampiran 1. Kuesioner karakteristik peternak I. KARAKTERISTIK PETERNAK 1. Umur (ke ulang tahun terdekat) : tahun 2. Jenis kelamin (pilih salah satu) : Laki-laki Perempuan 3. Pendidikan formal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i i iii iv v i iv vii ix BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendeskripsikan dan memaparkan fakta-fakta
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor
Lampiran 1 Kuesioner Tatalaksana Kesehatan Peternakan Sapi Perah Rakyat di KTTSP Baru Sireum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor 19 No. Kuesioner : Enumerator : Tanggal : Waktu : PERNYATAAN PERSETUJUAN Nama
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada
Lebih terperinciHubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan
27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango selama 3 bulan yaitu dari bulan April sampai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Gorontalo.Adapun lokasi dari LPMP yaitu di desa Tunggulo Kecamatan Tilongkabila
Lebih terperinciBAB III. Objek dan Metode Penelitian
46 BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......
LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan
37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Perah Baturraden, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
43 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Zainal Arifin (2011:29) mengemukakan, Penelitian kuantitatif
Lebih terperinci4. METODE PENELITIAN
66 4. METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, dengan menjelaskan fakta-fakta yang ada yang bertujuan untuk memahami
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada penelitian ini, desain penelitian yang digunakan adalah survei dengan cara membagikan kuesioner kepada responden. Penelitian survei merupakan penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
8 Tabel 1 Panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p, dan arah korelasi (Dahlan 2001) No. Parameter Nilai Interpretasi 1. Kekuatan Korelasi (r) 2. Nilai p 3. Arah korelasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dari sapi betina yang telah melahirkan. Produksi susu merupakan salah satu aspek
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber kebutuhan protein hewani yang berasal dari sapi betina yang telah melahirkan. Produksi susu merupakan salah satu aspek penting dalam usaha
Lebih terperinciTEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG
TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG Oleh : Ir. BERTI PELATIHAN PETANI DAN PELAKU AGRIBISNIS BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BONE TA. 2014 1. Sapi Bali 2. Sapi Madura 3.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel
31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam memilih calon induk sapi perah, meliputi atribut harga dan non harga.
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah faktor-faktor yang dipertimbangkan peternak dalam memilih calon induk sapi perah, meliputi atribut harga dan non harga.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi
Lebih terperinci20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan Ruminansia Menerapkan Tingkah laku Ternak Ruminansia Menerapkan Penanganan Ternak ruminansia
2 Profesional 20. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung 20.1. Mengembangkan Potensi Peternakan 20.1.1. Menganalisis potensi ternak 20.1.2. Menganalisis kontribusi ternak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian survei, dimana data diperoleh secara kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitis yaitu studi yang bertujuan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitis yaitu studi yang bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai konsep diri, dan motivasi kerja
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT.
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan di Daerah Operasional II PT. Kereta Api (Persero) Daop II Bandung Adapun Variabel-variabel yang akan diteliti
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (1) Sebelah Utara: Kabupaten Purwakarta dan Subang. (2) Sebelah Timur: Kabupaten Sumedang dan Garut
24 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.2.1. Keadaan Geografi dan Topografi Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) terletak di Kecamatan Lembang, 15 km sebelah utara Kota
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yang bertujuan menganalisis untuk mencari hubungan antar variabel melalui pengamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Pengaruh Peer Group Terhadap Timbulnya Perilaku Menyimpang Remaja akan dilakukan di Kota Bandung,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan
Lebih terperinciBab 3 METODE PENELITIAN
Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku
Lebih terperinciEVALUASI KONDISI PERKANDANGAN DAN TATALAKSANA PEMERAHAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KPSBU LEMBANG
EVALUASI KONDISI PERKANDANGAN DAN TATALAKSANA PEMERAHAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KPSBU LEMBANG EVALUATION OF HOUSING CONDITION AND MILKING PROCEDURES ON DAIRY FARMER GROUP IN KPSBU LEMBANG
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT
HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) SKRIPSI
Lebih terperincipenampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat
Problem utama pada sub sektor peternakan saat ini adalah ketidakmampuan secara optimal menyediakan produk-produk peternakan, seperti daging, telur, dan susu untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen. Pengertian motode quasi eksperimen menurut Sugiyono (2012, hlm. 77) adalah bentuk quasi eksperimen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang digunakan akan dianalisis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. statistik untuk membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh dari
BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan oleh penulis adalah berbentuk korelasional dan dilakukan analisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik untuk
Lebih terperinciLampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar
LAMPIRAN 47 Lampiran 1 Kuisioner Peternak Pemasok Susu Segar KUISIONER PETERNAK SAPI PERAH Wilayah Kabupaten : Kecamatan : Tanggal Wawancara : Nama Enumerator : I.Identitas Peternak 1. Nama Pemilik : 2.
Lebih terperinciHubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni
HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D (2014). Penelitian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari 2011 sampai dengan Maret 2011. Penelitian dilakukan di lima lokasi peternakan rakyat yang memelihara kambing PE di wilayah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek penelitian dalam hal ini adalah Mahasiswa, Dosen, dan Operator SIAT Universitas
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara dua variabel atau lebih. dengan alamat Jl. Putri Hijau No.2 A Medan.
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisa data kuantitatif. Menurut Sugiyono
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak
24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian
Lebih terperinci